Anda di halaman 1dari 7

TANTANGAN BAHASA INDONESIA DALAM

MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0

NAMA PESERTA LOMBA:

NI KOMANG SUSILAWATI

SMA NEGERI 1 AMLPURA

TAHUN PELAJARAN

2023/2024
TANTANGAN BAHASA INDONESIA DALAM

MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0


NI KOMANG SUSILAWATI

PENDAHULUAN

Era Society 5.0 merupakan sebuah konsep di mana kehidupan manusia


dipermudah dengan adanya teknologi, dan teknologi merupakan bagian dari
manusia itu sendiri. Tumbuh di Era Society 5.0 menjadikan generasi Z sebagai
pecandu teknologi dan cenderung anti sosial.

Saat ini hadirnya generasi Z disebabkan karena kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada tahun
1980-an dan 1990-an atau awal 2000-an dengan kepribadian yang kreatif, ide dan
gagasan yang jernih, percaya diri, dan berani mengemukakan pendapat publik
melalui media sosial.

Generasi Z memiliki karakteristik seperti yang kita ketahui yaitu menyukai


hal simpel, selalu ingin bebas, melek terhadap teknologi informasi, dan gaya
bicaranya biasa diisi dengan singkatan. Generasi Z jarang sekali menggunakan
bahasa Indonesia yang baku karena dianggap tidak gaul dan tidak modern.

Era Society 5.0 ini berasal dari perkembangan Era Society 4.0 yang
memiliki jangkauan informasi sangat luas dan tanpa batas membuat generasi Z
berlomba-lomba untuk menampilkan tren terkini. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap kalangan terpelajar bahwa eksistensi bahasa Indonesia pada generasi Z di
Era Society 5.0 sudah memasuki peningkatan yang signifikan.

Di Era Society 5.0, teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah


ekonomi, budaya, dan bahasa secara mendasar. Indonesia sebagai negara yang kaya
akan budaya dan bahasa, dihadapkan pada tantangan penting dalam menjaga dan
mengembangkan bahasa Indonesia dalam konteks revolusi digital ini.

1
PEMBAHASAN

Eksistensi Bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin lama semakin
terancam di Era Society 5.0. Banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak paham
akan bahasa baku terutama pada generasi Z yang hidup di Era Society 5.0 yang
membuat berbagai kebudayaan masuk. Sejak dulu sudah jarang masyarakat
Indonesia yang menggunakan bahasa baku karena akulturasi dengan bahasa lokal,
namun bahasa baku semakin bergeser dengan masuknya budaya asing.

Di Indonesia, secara populasi generasi Z adalah yang terbanyak. Jumlahnya


mencapai 72,8 juta (27 persen) dari 267 juta penduduk Indonesia pada 2019.
Sedangkan milenial mencapai 66,7 juta (25 persen), dan gen-X jumlahnya
mencapai 21 persen dari total populasi.1

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang setiap hari digunakan dalam percakapan sehari hari. Meskipun
bahasa Indonesia di setiap daerah berkembang berdasarkan kebiasaan masyarakat
serta berakulturasi dengan bahasa daerah di masing masing wilayah.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam kehidupan sehari-hari


sudah lama tidak dilakukan oleh masyarakat. Terutama pada generasi Z di Era
Society 5.0 ini dapat dibilang lebih suka menggunakan bahasa gaul. Namun,
bahasa Indonesia yang baku masih diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan
formal, seperti proses belajar mengajar di sekolah, rapat, acara debat, dan
sebagainya. Hanya sebagian pemuda dan pemudi dari generasi Z yang masih
menggunakan bahasa Indonesia yang baku dalam berkarya menulis. Mulai dari
menulis novel, puisi, atau hanya kalimat-kalimat mutiara. Selain hal itu, generasi Z
biasanya menggunakan bahasa nonformal dalam percakapan sehari-hari.

1
Wikipedia.(2020).Generasi Z,Diakses pada 19 Januari 2021 ,dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z#:~:text=Generasi%20Z%20merupakan
%20generasi%20setelah,tahun%20kelahiran%201998%20sampai%202010

2
Kemajuan zaman juga menjadi penyebab kurangnya penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar oleh generasi Z. Saat ini di Era Society 5.0
penggunaan bahasa gaul dan asing lebih sering digunakan dalam komunikasi
sehari-hari dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Hal ini
dikarenakan jika dalam percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia
yang baku maka kesan yang ditimbulkan dalam percakapan tersebut adalah kesan
yang formal dan kaku. Oleh karena itu generasi Z lebih suka menggunakan bahasa
gaul.

Di Era Society 5.0 banyak muncul berbagai kosakata baru nonformal yang
dikategorikan sebagai bahasa prokem. Selain itu, ada beberapa orang yang berpikir
bahwa di Era Society 5.0 dengan memperdalam bahasa Indonesia itu tidak penting
dan lebih memilih mempelajari bahasa asing karena dianggap untuk berhubungan
dengan orang luar negeri harus menggunakan bahasa asing. Kedua hal tersebut
merupakan ancaman bagi eksistensi bahasa Indonesia .

Bahasa prokem sudah berkembang jauh sebelum generasi Z lahir. Kosakata


yang populer pada masa generasi sebelumnya pun masih sering dipakai oleh
generasi sekarang. Contohnya, ‘bokap’ yang berarti bapak. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan bahasa nonformal sudah menjadi kebiasaan yang turun-
menurun. Bahasa baku sudah dianggap kaku sejak lama, masyarakat lebih suka
menggunakan bahasa prokem karena terkesan santai. Mereka pun sering
menciptakan kosakata-kosakata sendiri yang menurut mereka keren. Tujuan
mereka mengadaptasikan bahasa prokem adalah untuk mengikuti tren zaman
sehingga dapat terbilang anak gaul.

Interaksi generasi Z di Era Society 5.0 ini tidak terlepas dari pengunaan
istilah-istilah asing yang berakibat terhadap hilangnya wujud asli dari bahasa
Indonesia. Kaidah berbahasa yang baik dan benar kini sudah terpengaruh oleh
budaya luar, yang disebut sebagai “Bahasa gaul”. Contoh penggunaan bahasa gaul
dikalangan remaja adalah sebagai berikut ‘Santai’ menjadi ‘Santuy’, ‘Enak menjadi
‘Kane’, ‘Yuk’ menjadi ‘Kuy’. Seperti salah satu karakteristiknya Generasi Z suka
berkomunikasi dengan keasyikannya dalam menggunakan berbagai macam
kosakata nonformal yang memiliki keunikan tersendiri.

3
KESIMPULAN

Era Society 5.0 membawa perubahan yang signifikan dalam cara


berinteraksi dan berkomunikasi. Bahasa Indonesia menghadapi berbagai tantangan
di era ini, mulai dari pengaruh teknologi dan cara berkomunikasi.

Eeksistensi bahasa Indonesia pada generasi Z di Era Society 5.0 terancam


karena mereka cenderung menggunakan bahasa nonformal dalam kesehariannya.
Hanya sebagian dari generasi Z yang paham akan bahasa Indonesia yang baku.
Generasi Z gemar menggunakan kosakata bahasa kekinian dalam pergaulan sehari-
hari. Generasi Z juga banyak yang menguasai bahasa asing yang akan mengancam
eksistensi bahasa Indonesia jika tidak di utamakan, namun disamping hal itu bahasa
asing memang dapat membuat anak Indonesia berkualitas saat bersaing di dunia
luar. Jadi, bahasa Indonesia maupun bahasa asing adalah sama-sama penting dalam
kehidupan kita di Era Society 5.0.

Generasi Z sering menggunakan bahasa prokem dalam percakapan sehari-


hari. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku bukan merupakan kebiasaan generasi
Z. Generasi Z dalam kesehariannya berbicara dengan bahasa nonformal. Saat
berbicara kepada orang yang lebih dewasa, generasi Z tidak menggunakan bahasa
yang formal, tetapi tetap berbahasa yang sopan. Sedangkan saat berbicara dengan
teman sebaya atau orang satu generasinya, mereka biasanya menggunakan bahasa
nonformal dengan menyelipkan bahasa prokem agar terkesan lebih rileks. Tujuan
mereka mengadaptasikan bahasa prokem adalah mengikuti tren zaman sehingga
dapat terbilang anak gaul.

4
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedi.(2020). Generasi Z, diakses pada 19 Januari 2021 dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z#:~:text=Generasi%20Z%
20merupakan%20generasi%20setelah,tahun%20kelahiran%20199
8%20sampai%202010

Farisa Lutfiyanti. Generasi Milenial dan Bahasa Indoensia, diakses pada 26


November 2022 dari https://bidikmisi.iainkediri.ac.id/perspektif-
generasi-z-terhadap-eksistensi-bahasa-indonesia-di-abad-ke-21/

Debora Danisa (2020). Society 5.0, diakses pada 14 Desember 2022 dari
https://www.detik.com/bali/berita/d-6461103/society-50-adalah-
pengertian-dan-penerapannya

5
BIODATA PESERTA LOMBA

Nama Lengkap : NI Komang Susilawati

Tempat, Tanggal Lahir : Subagan, 29 Oktober 2007

Kelas : X.8

Alamat Tempat Tinggal : Lingkungan Desa Subagan

Nomor WhatsApp : 085738925514

E-Mail : mgsusilw@gmail.com

Motto Hidup : Jika orang lain bisa maka aku juga harus bisa

Amlapura, 20 Oktober 2023

Peserta Lomba,

Ni Komang Susilawati

Anda mungkin juga menyukai