Anda di halaman 1dari 2

DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA GAUL BAGI EKSISTENSI BAHASA INDONESIA

Oleh : Avinda Fajar Agustina

Perkembangan zaman mengakibatkan eksistensi penggunaan bahasa Indonesia


semakin menurun. Ini diakibatkan karena zaman sekarang banyak anak-anak remaja
yang memodifikasi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang hanya dapat dimengerti oleh
kalangan remaja saja. Kemunculan bahasa gaul ini menyebabkan adanya dampak
negatif bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Maraknya penggunaan media sosial menjadi faktor utama yang menyebabkan


penurunan eksistensi penggunaan bahasa Indonesia. Terlihat dari beberapa postingan
anak-anak remaja di media sosial yang penggunaan bahasanya tidak sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama pada media sosial Facebook,
Twitter, Instagram, Tiktok, Whatsapp, dll. Sehingga sangat mudah dilihat dan ditiru oleh
anak remaja yang lainnya.

Postingan media sosial dari negara luar sangat mempengaruhi perkembangan


penggunaan bahasa Indonesia, seolah bahasa negara luar tersebut seenaknya masuk
dengan bahasa aslinya tanpa adanya penyesuaian dengan bahasa nasional. Akibat dari
pengaruh globalisasi, pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruh dari negara-
negara dengan ekonomi yang kuat seperti Amerika, Cina, Jepang, dan Korea, bahasa
Indonesia menjadi tersingkirkan.

Contoh dari penggunaan bahasa gaul yaitu yang pertama adalah kata “Kepo”
yang merupakan akronim dari kalimat Knowing Every Particular Object, yang berarti atau
ditujukan kepada orang yang serba ingin tahu. Kedua yaitu “Nolep” merupakan plesetan
dari kata No Life. Kata ini merujuk pada seseorang yang lebih suka berdiam diri di rumah
dan tidak suka bergaul. Ketiga yaitu “Japri” Singkatan gaul ini tentu sudah sering kita
dengar. Japri sendiri bisa diartikan sebagai jalur pribadi atau jaringan pribadi.

Dari beberapa contoh bahasa gaul diatas, sebenarnya masih banyak lagi bahasa
gaul yang digunakan oleh kalangan remaja sehingga berdampak bagi eksistensi bahasa
Indonesia. Penyimpangan tentunya ini dapat menghambat perkembangan Bahasa
Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran bangsa Indonesia itu sendiri,
harusnya kita sebagai bangsa Indonesia menumbuhkan rasa cinta terhadap Bahasa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai