Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bayu Risqi

NIM : 09011282227089
Kelas : Sistem Komputer A

Pemakaian Bahasa Indonesia Generasi Z dalam Industri Kreatif


Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia memegang peran penting
dalam menyatukan identitas masyarakat Indonesia. Namun, dengan hadirnya
Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, penggunaan bahasa Indonesia
mengalami perubahan yang signifikan terutama dalam industri kreatif. Bagaimana
generasi ini memengaruhi pemakaian bahasa Indonesia dalam industri kreatif
menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Dalam tulisan ini, akan diulas bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia Generasi Z memengaruhi industri kreatif, seperti
dalam musik, film, game, fashion, dan lainnya. Hal ini merupakan wujud dari
perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia dan perlu untuk dipahami
agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan Generasi Z juga berubah secara
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Lahir di era digital ini, Generasi Z lebih
akrab dengan bahasa yang santai dan informal seperti bahasa gaul dan campuran
bahasa Inggris. Namun perlu diingat bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar tetaplah penting, terutama dalam konteks profesional dan bisnis.
Penggunaan bahasa Indonesia pada Generasi Z juga berperan penting dalam
industri kreatif. Kreativitas dan inovasi Generasi Z dapat menghasilkan produk
yang unik dan menarik pasar. Namun, perlu diingat bahwa bahasa yang pantas dan
sopan dalam konteks bisnis dan profesional tetap harus dipertahankan. Oleh karena
itu, pendidikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus terus
ditingkatkan agar Generasi Z dapat berkomunikasi dengan baik dan
mengembangkan potensinya dalam bidang kreatif.
Dalam kaitannya dengan Generasi Z, fenomena kebahasaan seperti
pemendekan bahasa Indonesia juga menjadi semakin umum terlihat dalam
penggunaan bahasa sehari-hari. Generasi Z lebih cenderung menggunakan bahasa
yang lebih praktis, cepat, dan mudah dipahami untuk berkomunikasi dengan teman-
teman mereka di era digital. Mereka sering menggunakan kata-kata singkat seperti
"gimana", "gatau", "nanya", dan lain-lain sebagai pengganti kata-kata yang lebih
panjang dan formal.
Terkait dengan industri kreatif, fenomena pemendekan bahasa ini juga semakin
sering muncul dalam konten-konten kreatif di platform digital seperti YouTube,
TikTok, dan Instagram. Para konten kreator sering menggunakan bahasa yang lebih
santai, informal, dan cenderung mengikuti tren bahasa yang sedang populer di
kalangan Generasi Z. Hal ini menjadi salah satu strategi mereka untuk menarik
perhatian audiens muda dan menjadikan konten mereka lebih akrab dan mudah
dipahami oleh target market yang mereka bidik.
Namun, walaupun fenomena pemendekan bahasa ini terlihat semakin populer
di kalangan Generasi Z dan industri kreatif, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kreativitas dalam penggunaan bahasa tidak
boleh mengesampingkan kebahasaan yang baik dan benar, karena bahasa adalah
identitas bangsa dan merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya yang harus
dijaga dan dilestarikan.
Selain itu, di era Industri 4.0, industri musik juga mengalami perubahan
signifikan dalam distribusi dan promosi musik. Salah satu aspek penting yang
berubah adalah bahasa yang digunakan dalam industri musik. Sebagai konsumen
utama musik di era digital, Generasi Z memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
bahasa yang digunakan dalam industri musik. Menurut sebuah studi yang dilakukan
Spotify, dalam lirik lagu-lagu populer di Indonesia, orang Indonesia biasanya
menggunakan bahasa Inggris sebagai bagian dari liriknya. Hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk menarik perhatian dan menciptakan keunikan dalam musik mereka.
Selain itu, bahasa gaul Generasi Z juga sering digunakan dalam lirik-lirik
populer di Indonesia. Bahasa gaul Generasi Z ditandai dengan singkatan kata yang
sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan penggunaan singkatan. Dengan
cara ini, pendengar musik dapat lebih mudah mengingat kata-kata dan menikmati
musik secara keseluruhan. Penggunaan bahasa Indonesia oleh Generasi Z dalam
industri musik mencerminkan kreativitas musisi dan juga sebagai respon terhadap
perubahan sosial dan budaya masyarakat Indonesia.
Sebagai Generasi Z yang lahir di era digital dan teknologi, tentu saja familiar
dengan penggunaan media sosial dan teknologi multimedia. Satu hal yang menarik
dari penggunaan media sosial Generasi Z adalah penggunaan bahasa Indonesia
yang seringkali berbeda dengan bahasa resmi yang diajarkan di sekolah. Ini
mengacu pada "gaul" atau bahasa gaul, bahasa informal yang berkembang di
kalangan generasi muda.
Penggunaan bahasa gaul yang diposting di media sosial seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, menunjukkan bagaimana Generasi Z menggunakan bahasa
Indonesia di bidang kreatif. Bahasa gaul yang digunakan Generasi Z membuat
pengguna media sosial terus mengikuti konten yang mereka buat. Hal ini membuka
peluang bagi pembuat konten untuk terus berinovasi membuat konten yang dibuat
menggunakan bahasa gaul. Oleh karena itu, media sosial broadcast menjadi alat
yang memudahkan Generasi Z untuk mengekspresikan diri dan kreativitasnya
melalui bahasa gaul yang terus berkembang.
Penelitian sosiolinguistik terhadap variasi bahasa para konten kreator di
YouTube menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia oleh Generasi Z di
industri kreatif terus berkembang dan menunjukkan ragam bahasa yang berbeda.
Beberapa di antaranya adalah penggunaan bahasa gaul, kata serapan dari bahasa
Inggris, penggunaan bahasa daerah bahkan bahasa isyarat. Fenomena ini
menunjukkan kreativitas dan inovasi Generasi Z dalam membuat konten yang
menarik bagi audiensnya.
Penggunaan varian bahasa Generasi Z di YouTube juga menunjukkan bahwa
bahasa Indonesia masih menjadi cara yang kekinian dan efektif untuk menciptakan
identitas budaya di tengah arus globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa Generasi
Z tidak hanya mampu menguasai bahasa asing, tetapi juga memperkaya Indonesia
dengan ragam-ragam baru yang kreatif dan inovatif. Pemahaman dan penggunaan
bahasa Indonesia dengan variasi yang tepat di era ekonomi kreatif digital dapat
menjadi keuntungan penting bagi Generasi Z dalam pengembangan karir dan
menciptakan nilai tambah bagi ekonomi kreatif Indonesia.
Penggunaan YouTube yang kreatif dan inovatif oleh Generasi Z Indonesia tidak
hanya menciptakan identitas budaya yang kuat, tetapi juga berpotensi
meningkatkan pertumbuhan industri kreatif Indonesia. Saat ini, industri kreatif
merupakan salah satu sektor yang paling menjanjikan di Indonesia dan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan
kemampuan bahasa Indonesia yang tepat, Generasi Z bisa menjadi produser konten
yang sukses dan menghasilkan karya yang memenuhi permintaan pasar. Hal ini
dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia dengan variasi yang tepat juga dapat
membuka peluang bagi Generasi Z untuk mengembangkan karir di berbagai bidang
industri kreatif seperti musik, seni, film, dan desain. Kemampuan berbahasa yang
baik di era digital dan globalisasi menjadi prasyarat penting untuk menjangkau
pasar industri kreatif yang lebih luas. Generasi Z memiliki semangat kerja yang
kuat dalam meniti karirnya dan akan berupaya untuk memastikan bahwa mereka
berkontribusi dengan baik untuk organisasi (Bucovetchi, et al, 2019). Oleh karena
itu, Generasi Z yang mengenal bahasa Indonesia dengan baik dan kreatif akan
memiliki peluang yang lebih baik untuk mengembangkan karir di bidang kreatif
dan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi kreatif Indonesia.
Berbagai penelitian dan kajian tentang penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan Generasi Z dan bidang kreatif menunjukkan bahwa penggunaan bahasa
Indonesia dalam konteks ini sangat erat kaitannya dengan perubahan zaman dan
teknologi. Tumbuh di era digital, Generasi Z cenderung menggunakan bahasa yang
lebih longgar dan pendek yang sering mengandung unsur bahasa asing, terutama
dalam konteks media sosial dan industri kreatif.
Namun demikian, bukan berarti penggunaan bahasa Indonesia mati atau tidak
relevan lagi bagi generasi ini. Bahasa Indonesia terus menjadi media komunikasi
terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan industri kreatif. Selain itu, penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap dianggap penting, terutama dalam
konteks formal seperti media dan bisnis. Secara keseluruhan, perubahan
penggunaan bahasa Indonesia antara Generasi Z dan industri kreatif mencerminkan
perubahan zaman dan teknologi. Namun, penting untuk mempertahankan nilai dan
standar bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memahami konteks penggunaan
bahasa yang benar dalam situasi formal dan informal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, A. (2000). Fenomena Kebahasaan Bentuk-Bentuk Pemendekan Bahasa


Indonesia. Padang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.

Aida, V. N. (2022). Variasi Bahasa dalam Konten YouTube Gokil Abis Bajindul Vlog “Tuku
Wedang Kentir Malah diajak Padu”. Kajian Sosiolinguistik Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Surabaya, 6-18.

Amanda, R. (2022). Music Streaming dalam Industri Musik Era Industri 4.0. Jurnal Studi
Komunikasi, 6(1), 358-382.

Prayitno, E. H., Karomah, N. G., & Badriyah, B. (2021). Media Sosial Broadcast sebagai
Multimedia Terintegrasi Industri Kreatif bagi Digital Native Generasi Z. Jurnal
Lentera Bisnis, 10(1), 25-35.

Suwiryawati, N. K. D., Aprianingsih, N. K. D., Putri, N. L. G. D. E., & Pradnyawati, S. O.


(2022). Peran Generasi Z dalam Pengembangan Industri Kreatif sebagai Upaya
Penanggulangan Kesenjangan Ekonomi Bali di Era Society 5.0. Prosiding Pekan
Ilmiah Pelajar (PILAR), 176-201.

Anda mungkin juga menyukai