Anda di halaman 1dari 1

Nama/NIM : Rafki Sahasika Riyuda/09011182227007

Kelas : SK1A

Disintegrasi Bangsa : Sengketa Empat pulau di Kecamatan Singkil Utara,


Kabupaten Aceh Singkil, Juni 2022.

Keempat pulau, yaitu Pulau Mangkir Besar, Pulau Mangkir Kecil, Pulau Lipan, dan
Pulau Panjang yang seharusnya berada di Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil
kini beralih menjadi milik Sumatera Utara. Kondisi itu membuat masyarakat Aceh Singkil
memanas lantaran perpindahan administrasi wilayah tersebut dinilai menjatuhkan kehormatan
dan harga diri Aceh. Hal tersebut dikarenakan oleh keputusan Menteri Dalam Negeri
(Kepmendagri) Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode,
Data Wilayah Administrasi Pemerintah dan Pulau Tahun 2021 tanggal 14 Februari 2022.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah Aceh bersama tim dari
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemkab Aceh Singkil, dan Pemprov Sumatera
Utara (Sumut), mengunjungi empat pulau di Aceh Singkil yang kini sedang dalam sengketa.
Dengan penyerahan dokumen oleh Pemkab Aceh Singkil yang jadi bukti bahwa empat pulau
tersebut masuk wilayah Aceh kepada tim Kemendagri, dengan diperkuat oleh bukti seperti
Dermaga Kayu Milik Masyarakat Aceh Singkil, bangunan setengah permanen, tugu
monumen koordinat yang telah dibuat pada tahun 2012 oleh Pemerintah Aceh, satu rumah
singgah para nelayan, satu mushalla, hingga kuburan masyarakat yang diperkirakan milik
keluarga orang Aceh. Dokumen tersebut berupa surat tanah yang dikeluarkan tahun 1965,
kemudian bukti-bukti bangunan fisik yang dibuat oleh Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh
Singkil. Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri berkata bahwa sudah ada kesepakatan
berupa tanda tangan antara Aceh dan Sumut terkait jatuhnya 4 pulau di Aceh Singkil ke
Wilayah Sumatera Utara, jika ada aspirasi yang ingin meninjau ulang kesepakatan tersebut
maka ia siap melakukan rapat kembali dan memanggil semua pihak yang terlibat.
Terkait penetapan empat pulau tersebut melihat dari segi hukum juga undang-undang
Nomor 30 tahun 2014, disebut di sebuah kebijakan itu harus ada kewenangan dan harus sesuai
dengan prosedur dan administrasinya. Dan Tentunya dalam penetapan empat pulau harus
mengkaji kewenangannya, prosedurnya tentang substansinya. Seperti kata Kepala Biro
Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Aceh M. Syakir "Ini dapat dibuktikan dari aspek
hukum, aspek administrasi, aspek pemetaan, pengelolaan pulau, aspek tuponimi serta hasil
verifikasi faktual di lapangan ditemukan objek layan publik yg dibangun oleh pemerintah
Aceh dan kabupaten Aceh Singkil,”.

Anda mungkin juga menyukai