Anda di halaman 1dari 98

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA


KECAMATAN PURWOKERTO UTARA
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2013

Oleh:
EKO SUGIARTO
NIM : P17433110071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2013
KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA


KECAMATAN PURWOKERTO UTARA
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2013

Oleh:
EKO SUGIARTO
NIM : P17433110071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2013

i
Kementerian Kesehatan republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak

Eko Sugiarto (Eko_eko@yahoo.com)


TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA KECAMATAN PURWOKERTO
UTARA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
Xiii + 60 halaman : lampiran, tabel, gambar

Masjid merupakan tempat umum dimana tempat berkumpulnya masyarakat


umum beragama Islam, selain untuk beribadah, masjid juga dijadikan sebagai
tempat berkumpul dan berlangsungnya acara yang resmi maupun tak resmi. Kondisi
yang kurang baik dengan sanitasi masjid yang kurang memenuhi syarat berpotensi
menjadi media penularan penyakit dan dapat menimbulkan masalah baru di
lingkungan sekitarnya yang akan merugikan pengunjung maupun masyarakat
disekitar masjid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan
sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas
tahun 2013.
Metode penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif yang berarti
menggambarkan secara langsung keadaan sanitasi masjid dengan cara observasi
dan wawancara.
hasil penelitian menunjukkan keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra
Purwokerto pada tahun 2013 termasuk dalam kategori baik dengan hasil penilaian
menggunakan formulir inspeksi sanitasi masjid dari Dinas Kesehatan Propinsi dati I
Jawa Tengah dengan nilai 820, tetapi masih ada beberapa permasalahan sanitasi
yang harus diperhatikan.
Kesimpulan dari penelitian adalah keadaan sanitasi masjid Fatimatuzzahra
Purwokerto secara umum baik namun pada bagian halaman masjid masih timbul
genangan, begitu juga pada saluran drainase dan kolam penampung sisa air wudlu,
begitu juga pad ataman bermain anak yang kurang terawat dengan tumpukan
sampah daun dapat menimbulkan vector penyakit. Keadaan tersebut menjadikan
perlunya penanganan seperti perapatan batu susunan halaman masjid,
pembersihan rutin drainase dan pengalihan titik henti sisa air wudlu, selain itu
perawatan pad ataman bermain anak dan pemanfaatan sampah daun akan menjadi
lebih bermanfaat.

Daftar bacaan : 17 (1986-2013)


Kata kunci : Sanitasi masjid
Klasifikasi :

ii
Health Ministry of Indonesian Republic
Health Polytechnic Kemenkes of Semarang
Majors Health of Environtment
Program Study Diploma of III Health of Environtment
Scientific Research, Juni 2013

Abstract

Eko Sugiarto (Eko_eko@yahoo.com)


SANITATION REVIEW OF THE FATIMATUZZAHRA MOSQUE DISTRICT OF
NORTH PURWOKERTO SUB PROVINCE OF BANYUMAS YEARS 2013
Xiii + 60 pages : enclosure, table, pictures

The mosque is a public place where the public gathering place for Muslims,
in addition to worship, the mosque is also used as a gathering place for the event
and the official and unofficial. Unfavorable conditions with less mosque sanitation
qualified potential disease transmission media and can create new problems in the
neighborhood, that would be detrimental to visitors and the community around the
mosque. The purpose of this study was to determine the sanitary state of the
Fatimatuzzahra Mosque in 2013.
This research method using meaningful descriptive method describes the
state of mosque sanitation directly by observation and interview.
Results showed the state of Fatimatuzzahra Mosque sanitation Navan in
2013 are included in both categories with the assessment using the mosque of
sanitary inspection forms Provincial Health Office of Central Java with a value of
820, but there are still some issues to be aware of sanitation.
The conclusion of the study is the state of sanitation in general Purwokerto
Fatimatuzzahra mosque is good, but at the courtyard of the mosque still arise
inundation, as well as the drainage and water storage ponds wudlu rest, as well as
kindergaten who are less manicured leaf litter piles can cause disease vector .
These circumstances make the need for handling such stone sealing the mosque
courtyard arrangement, routine cleaning of drainage and water diversion point wudlu
rest stop, in addition to the care of kindergaten utilization of leaf litter and would be
more useful.

Reading list : 17 (1986-2013)


Key word : mosque sanitation
Classification :

iii
KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA


KECAMATAN PURWOKERTO UTARA
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan


Untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Oleh:
EKO SUGIARTO
NIM : P17433110071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2013

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah atas :

Nama : Eko Sugiarto

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 02 Novemver 1991

NIM : P17433110071

Judul Karya Tulis Ilmiah : Tinjauan Sanitasai Masjid Fatimatuzzahra


Kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Kami setujui untuk diseminarkan pada tanggal

Purwokerto, 11 Juli 2013

Pembimbing

Khomsatun, S.Pd., M.Kes


NIP : 19620804 198802 1 001

v
KARYA TULIS ILMIAH

Tinjauan Sanitasi Masjid Fatimatuzzahra


Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Disusun oleh :
EKO SUGIARTO
NIM : P17433110071

Telah diujikan dengan penguji Karya Tulis Ilmiah


Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Pada Tanggal 11 Juli 2013 , dan dinyatakan

LULUS
Ketua Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Pembimbing

Khomsatun, S.Pd, M.Kes Khomsatun, S.Pd, M.Kes


NIP : 19620804 198802 1 001 NIP : 19620804 198802 1 001

Anggota

Asep Tata Gunawan, SKM, M.Kes


NIP : 19651116 198902 1 001
Anggota

Budi Utomo, SKM, M.Kes


NIP : 19671028 199003 1 001

Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan


Untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

Mengetahui :
Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Tri Cahyono, SKM, M.Si.


NIP. 196408211989031002

vi
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eko sugiarto

NIM : P17433110071

Judul Karya Tulis Ilmiah : Tinjauan Sanitasai Masjid Fatimatuzzahra


Kecamatan Purwokerto Utara
Kabupaten Banyumas
Tahun 2013

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah betul-

betul hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam

penelitian ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 28 Mei 2013


Yang Menyatakan

Eko Sugiarto

vii
BIODATA

Nama : Eko sugiarto

Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 02 November 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat : Jl. Merbabu R t 0 4 / R w 0 3 Wero, Kecamatan

Gombong Kabupaten Kebumen 5 4 4 1 6

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1998, lulus TK Putera 8 Gombong.

2. Tahun 2004, lulus SD Negeri 2 Gombong.

3. Tahun 2007, lulus SLTP Pius Gombong.

4. Tahun 2010, lulus SMA Negeri 1 Karanganyar.

6. Tahun 2010, diterima di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan

Lingkungan Program Study D-III Kesehatan

Lingkungan Purwokerto

viii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan hidayah

dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan dengan judul ” Tinjauan Sanitasi Masjid

Fatimatuzzahra Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas Tahun

2013 ”. Berkat bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.App.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Semarang.

2. Bapak Sugeng Abdullah, SST., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

3. Bapak Tri Cahyono, SKM., M.Si., selaku Ketua Program Studi D III Kesehatan

Lingkungan Purwokerto.

4. Bapak Khomsatun, S.Pd., M.Kes., selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan sehingga selesainya pembuatan karya tulis ilmiah ini.

5. Bapak Sujoto Hernady, M. Sc, Bapak Budi Utomo, SKM, M.Kes dan Bapak

Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes selaku penguji yang tlah memberikan

koreksi dan masukan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

6. Keluarga dirumah, Ibu dan adik - adik yang tidak henti-hentinya memberikan do’a

yang tulus sehingga selesainya pembuatan karya tulis ilmiah ini.

ix
7. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

Mudah-mudahan segala bentuk bantuan yang telah diberikan dalam

penyusunan ini menjadi amal kebaikan untuk kita semuan dan semoga karya tulis

ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Semoga Allah SWT memberikan berkah kepadaa kita semua. Amiin

Purwokerto, 28 Mei 2013

Eko Sugiarto
NIM : P17433110071

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................... i

ABSTRAK..................................................................................... ii

ABSTRACK .................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... vi

BIODATA...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR....................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1

A. Latar Belakang…………………………………………. .. 1

B. Perumusan Masalah………………………………….. ... 4

C. Tujuan Penelitian……………………………………… ... 4

D. Manfaat Penelitian…………………………………….. .. 5

E. Keaslian Penelitian…………………………………….... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................

A. Pengertian - pengertian .............................................. 7

B. Persyaratan Minimal Sanitasi Masjid…………………... 12

xi
C. Kerangka Teori……….……………………………… 17

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………..

A. Kerangka Pikir………………………………………….... 18

B. Jenis Penelitian .......................................................... 23

C. Ruang Lingkup ........................................................... 23

D. Subjek Penelitian........................................................ 24

E. Pengumpulan Data..................................................... 24

F. Pengolahan Data........................................................ 27

G. Analisis Data .............................................................. 27

H. Etika Penelitian........................................................... 28

BAB IV HASIL………………………………….. ........................

A. Gambaran Umum………………………………………….. 29

B. Gambaran Khusus...................................................... 33

BAB V PEMBAHASAN………………………………….. ............

A. Gambaran Khusus...................................................... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………… ..

A. Kesimpulan ………………………………………… ....... 58

B. Saran.......................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................... 68

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian ................................................................. 6

3.1 Definisi Operasional................................................................ 20

4.1 Distribusi halaman masjid Fatimatuzzahra purwokerto ........... 33

4.2 Distribusi pembuangan sampah masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto…………………………………………………………. 34

4.3 Distribusi pembuangan air limbah masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto………………………………………………………….. 35

4.4 Distribusi sarana pembuangan tinja masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto………………………………………………………….. 36

4.5 Distribusi sarana penyediaan air wudlu masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto………………………………………………………….. 38

4.6 Hasil pengukuran pencahayaan………………………………….. 41

4.7 Hasil pengukuran kelembaban……………………………………. 43

4.8 Hasil pengukuran suhu……………………………………………... 44

4.9 Distribusi penyediaan air wudlu masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto…………………………………………………………… 45

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 17

3.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 20

4.1 Struktur Organisasi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto.......... 31

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Prosedur Pengukuran Pencahayaan ...................................... 63

2. Prosedur Pengukuran Kelembaban ........................................ 64

3. Prosedur Pengukuran Suhu.................................................... 65

4. Kuesioner ............................................................................... 66

6. Checklist ................................................................................. 72

7. Foto foto Bagian bagian Masjid............................................... 79

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan menyebutkan bahwa pemerintah,- pemerintah daerah dan masyarakat

menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk

bagi kesehatan. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud mencakup lingkungan

permukiman, tempat kerja,tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum atau

Tempat-Tempat Umum.

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat

umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan

kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah

yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Masjid merupakan tempat-tempat

umum, dimana tempat berkumpulnya masyarakat umum beragama Islam. Selain

untuk beribadah, masjid juga dijadikan sebagai tempat berkumpulnya warga

dalam berbagai acara,yang resmi maupun tidak resmi,

Hasil pengamatan yang dilaksanakan khususnya di Jawa Tengah

menurut Laporan Data Pembangunan Kanwil Departemen Agama Propinsi

Jateng (Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen,2007,h,15), kebersihan

lingkungan masjid di banyak tempat masih kurang memenuhi syarat. Hasil

pemantauan Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan Jawa Tengah Tahun

1990/1991 diketahui bahwa 65,50% dari jumlah masjid yang diperiksa

1
2

mempunyai masalah dalam hal kebersihan lingkungannya. Ajaran islam

memberikan petunjuk tentang kebersihan dan kesehatan sebagai bagian yang

tidak lepas dari kegiatan ibadah. Secara garis besar kebersihan lingkungan

Masjid dan persyaratan minimal sanitasi masjid telah ditetapkan

pengaturannya.

Kondisi yang kurang baik dengan sanitasi masjid yang kurang

memenuhi syarat berpotensi menjadi media penularan penyakit dan dapat

menimbulkan masalah baru di lingkungan sekitarnya yang akan merugikan

masyarakat disekitar masjid. Seperti halnya penyakit influenza maupun TBC

dapat menular melalui lantai, alas shalat dan perlengkapan shalat seperti rukuh

jika tidak dibersihkan secara teratur, selain itu pada bagian luar masjid seperti

halaman masjid perlu diperhatikan karena masjid tak lepas dari air yang

digunakan untuk keperluan ibadah seperti berwudlu dapat mengakibatkan

genangan yang dapat menjadikanya tempat berkembang biaknya nyamuk yang

tentunya akan berisiko untuk penularan penyakit Demam berdarah,

Untuk meminimalisir kemungkinan buruk tersebut maka penulis akan

melakukan langsung inspeksi sanitasi di masjid tersebut. Masjid yang penulis

pilih sebegai obyek penilitian adalah Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto

utara di Kabupaten Banyumas. Masjid ini cukup besar dan letaknya yang dekat

dengan salah satu universitas negeri di Purwokerto membuat masjid ini terlihat

dominan sebagai masjid yang besar karena mampu digunakan oleh banyak

orang yang kebanyakan pengunjungnya adalah mahasiswa mahasiswi

perkuliahan. Masjid Fatimatuzzahra mempunyai banyak kegiatan rutin

diantaranya Kajian Ba’da Maghrib yang dilaksanakan setiap hari setelah magrib
3

kecuali hari Rabu dan Sabtu, Kajian Study Islam Intensif dan Kajian Bina

Keluarga Fatimatuzzahra, selain itu pengunjung / jamaah masjid di masjid

Fatimatuzzahra tergolong cukup banyak dengan jumlah rata – rata 150 hingga

200 jamaah per waktu shalat. Dengan kapasitas total hingga 2500 orang maka

penting untuk menjaga keadaan dan kebersihan masjid. Untuk itu agar di

dalam atau disekitar Masjid Fatimatuzzahra tidak menjadi tempat penyebaran

maupun penularan penyakit maka diperlukan upaya pengelolaan sanitasi.

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto memiliki fasilitas antara lain: ruang

sholat, alas sholat, ventilasi / penghawaan, tempat sandal dan sepatu (bagian

dalam masjid) adapun bagian luar masjid adalah halaman masjid, pembuangan

sampah, pembuanan air limbah, penyediaan air bersih, pembuangan tinja,

pembuagan air hujan, peturasan, dan tempat wudlu. Dari fasilitas fasilitas

tersebut terlihat beberapa tempat yang kurang diperhatikan seperti pada tempat

pembuangan air wudlu yang menggenang dan dapat menjadi sarang vector

maupun tempat perindukan nyamuk, selain itu keberadaan tempat sampah yang

masih kurang seperti pada halaman masjid hanya terlihat 2 tempat sampah kecil.

Fasilitas fasilitas tersebut seharusnya dikelola dengan baik agar tidak

menimbulkan dampak negatif terhadap pengguna / pengunjung masjid.

Dari uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui keadaan

sanitasi Masjid Fatimatuzzahra yang berada di Purwokerto. Selanjutnya penulis

tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Tinjauan Sanitasi

Masjid Fatimatuzzahra kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas

Tahun 2013"
4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut: “Bagaimanakah keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan

Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun 2013 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan

Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan keadaan sanitasi bagian luar masjid Fatimatuzzahra

yang meliputi : halaman masjid, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah, penyediaan air bersih, sarana pembuangan tinja, saluran

pembuangan air hujan, peturasan, dan penyediaan air wudlu, yang ada di

Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten

Banyumas tahun 2013.

b. Mendeskripsikan keadaan sanitasi bagian dalam masjid Fatimatuzzahra

yang meliputi : Ruang Sholat, alas sholat, lubang penghawaan / ventilasi,

PPPK perlengkapan sholat, pencahayaan, kelembaban, suhu serta

tempat sandal dan sepatu yang ada di Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan

Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun 2013.

c. Mengetahui bagaimana petugas kebersihan masjid serta pengawasan

serangga dan vektor penyakit yang ada di Masjid Fatimatuzzahra

Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun 2013.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengelola Masjid Fatimatuzzahra

Agar pengelola masjid dapat mengetahui kekurangan atau kelemahan

yang masih ada di masjdi Fatimatuzzahra supaya dapat menjadi bahan

pertimbangan dan dan sumbangan pemikiran dalam usaha memperbaiki dan

meningkatkan keadaan sanitasi serta mengatasi masalah sanitasi Masjid

Fatimatuzzahra Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun

2013.

2. Bagi institusi

Penulisan ini akan memberi sumbangan untuk perbendaharan ilmu

pengetahuan khususnya Sanitasi Tempat-tempat Umum di perpustakaan

terpadu Poltekkes Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan

Purwokerto.

3. Bagi penulis

Secara langsung penulis dapat mempraktekkan ilmunya atau teori

yang telah diterima selama di bangku kuliah serta dapat menambah

pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan ketrampilan sebagai bekal

dalam melaksanakan tugas di masyarakat khususnya dalam pengawasan

dan pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum yaitu sanitasi masjid.


6

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Metode dan variabel


No Judul Hasil penelitian
Peneliti penelitian
1. Ranto Tinjauan Sanitasi - Penelitian Kriteria baik.
Masjid Agung Deskriptif
Baitussalam di
Purwokerto Tahun
1994
2. Yunita Tinjauan Sanitasi - Penelitian Diperoleh hasil
Nurtri Masjid Agung Deskriptif penilaian 790.
Lusiani P Baitussalam - Kerangka pikir kriteria baik.
Purwokerto Tahun dengan
2009 komponen
penyusun terdiri
dari input, proses
dan output

3.. Dwi Tinjauan Sanitasi - Penelitian Diperoleh hasil


Priyanto Masjid Agung Deskriptif penilaian 680.
Darusallam di - Kerangka pikir kriteria cukup.
Kabupaten dengan
Temanggung tahun komponen
2001 penyusun terdiri
dari input, proses
dan output

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah

1. Lokasi

Lokasi penelitian di Masjid Fatimatuzzahra, Kecamatan Purwokerto

Utara, Kabupaten Banyumas.

2. Tahun penelitian yaitu dilaksanakan pada tahun 2013.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tempat tempat umum

!. Tempat-tempat umum

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Nurtri

Lusiani, Yunita, 2009,h.2) mendefinisikan tempat-tempat umum sebagai

berikut:

"Tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum


yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah perorangan
yang langsung digunakan oleh masyarakat. Mempunyai
tempat /kegiatantetapserta memiliki fasilitas".

Definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa suatu tempat dikategorikan

sebagai tempat umum apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum

Dalam hal ini masyarakat baik laki-laki maupun perempuan,

tua maupun muda, kaya atau miskin, besar atau kecil. Boleh keluar

masuk ruangan tempat-tempat tersebut dengan membayar maupun

tanpa membayar.

b. Harus ada gedung atau tempat yang permanen

Yaitu harus ada gedung atau tempat tertentu yang tetap dimana

masyarakat dapat mengadakan kegiatan tertentu. Tempat bukan berarti

harus gedung tetapi tempat selain gedung yang dapat untuk

melaksanakan kegiatan.

7
8

c. Harus ada aktifitas atau kegiatan

Aktifitas disini adalah baik kegiatan yang dilakukan oleh

pengelola atau dilakukan pengusaha beserta pegawai atau

karyawan maupun kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung tempat-

tempat umum. Aktifitas pada tiap-tiap tempat umum ada yang sama

dan juga dapat berbeda tergantung pada jenis tempat-tempat

umumnya.

d. Harus ada fasilitas

Tempat-tempat umum sesuai dengan macam atau jenisnya, harus

memiliki fasilitas tertentu yang mutlak harus ada, Disyaratkan sesuai

dengan peraturan yang berlaku, namun demikian semua fasilitas atau

segala sesuatu yang digunakan tempat- tempat umum tersebut harus

ada.

2. Sanitasi tempat-tempat umum

Menurut Suparlan (1981, h.4 ), sanitasi tempat-tempat umum adalah

“ Suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian dari


tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbul atau menularnya suatu penyakit”

B. Masjid

1. Masjid

Menurut Dinas Kesehatan Kebumen (2007, h.10), Masjid adalah suatu

tempat termasuk fasilitasnya, dimana masyarakat umum pada waktu-

waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam.


9

2. Bagian - Bagian Masjid

Untuk menjadikan masjid menjadi masjid Paripurna sesuai dengan

program pemerintah yang secara harfiah diartikan harus memiliki fasilitas-

fasilitas sebagai berikut.

a. Bagian utama masjid terdiri dari

1) Bagian dalam masjid.

a) Ruang Imam, yaitu ruang dimana Imam memimpin shalat berjamaah

(Mihrab), juga sebagai tempat Imam berceramah (Mimbar).

b) Ruang jamaah, yaitu ruang dimana jamaah masjd melakukan shalat.

c) Tempat sandal dan sepatu, yaitu tempat jamaah masjid meletakkan

alas kaki.

2) Bagian luar masjid

a) Tempat mengambil air wudhu

b) Kamar mandi

c) Peturasan

d) Jamban atau kakus

b. Bagian sarana pendukung masjid

1) Kantor masjid

2) Balai kesehatan

3) Balai pertemuan

4) Ruang perpustakaan

5) Taman pendidikan AlQuran

6) Madrasah

7) Ruang koperasi
10

3. Fungsi masjid

Menurut Majelis Ulama Indonesia (1993,h,91) terdapat 4 pokok fungsi

Masjid sebagai berikut :

a. Masjid sebagai tempat ibadah

Fungsi masjid yang pertama adalah sebagai tempat melaksanakan

shalat. Masyarakat di sekeliling masjid setiap hari datang ke masjid untuk

melaksanakan shalat lima waktu. Pada hari jumat maupun hari raya

lainnya, jumlah jamaah jauh lebih banyak, bahkan pada bulan ramadhan

jamaah melaksanakan shalat terawih di masjid setiap malam.

b. Masjid sebagai pusat informasi dan pendidikan

Masjid juga dipakai sebagai pusat pengumuman hal hal penting yang

berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Biasanya pengumuman

disampaikan secara tertulis yang ditempel di papan pengumuman atau

diumumkan langsung setelah shalat Jumat ataupun melalui pengeras

suara, isi pengumumannya meliputi berita kematian,kerja bakti dan lain –

lain. Selain itu masjid juga dipakai sebagai tempat mengaji / baca tulis Al-

Quran.

c. Masjid sebagai pusat kebudayaan

Peringatan hari hari besar Islam seperti Isra’mi’raj,Nuzulul Quran,

Maulid Nabi SAW senantiasa dilaksanakan di masjid. Dalam memperingati

hari hari besar tersebut biasanya dilaksanakan berbagai macam kegiatan

seperti lomba kaligrafi, adzan, tilawatil Quran, peragaan busana muslim dan

berbagai lomba kreatifitas anak anak.


11

d. Masjid sebagai pusat kegiatan sosial

Masjid digunakan sebagai tempat tempat dilaksanakannya akad nikah,

sebagai tempat pembagian zakat dan sebagai tempat rapat atau

pertemuan masyarakat.

Fungsi Masjid tersebut menjadikan perlunya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1). Adanya ancaman penyakit menular

Mengingat bahwa masjid adalah tempat berkumpulnya orang banyak

dan masyarakat sekelilingnya banyak memanfaatkan fasilitas sanitasi

masjid, maka tempat yang demikian itu merupakan daerah potensial

penularan ataupun berjangkitnya berbagai penyakit,seperti kolera, diare,

TBC, ispa dan scabbies.

2). Pentingnya sanitasi masjid

Banyak masjid yang belum memperhatikan aspek sanitasinya

3). Pengelolaan masjid

Perlu aktifnya badan pengelola masjid untuk mengurusi berbagai

kegiatan pemeliharaan sehari hari masjid.

C. Sanitasi Masjid

1. Sanitasi

Menurut Azwar Azrul (Syaiful Romadlon, 1986, h.7) didefinisi sanitasi

sebagai berikut:

"Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang


menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai factor
lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi
derajat kesehatan manusia"
12

3. Sanitasi Masjid

Berdasarkan pengertian dari sanitasi tempat-tempat umum dan

pengertian masjid seperti yang tersebut diatas maka sanitasi masjid dapat

didefinisikan yaitu suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian

dari suatu masjid termasuk fasilitasnya terutama yang erat hubungannya

dengan timbul atau menularnya penyakit.

D. Persyaratan minimal Sanitasi Masjid

Selain dari segi konstruksi, secara garis besar persyaratan sanitasi masjid

dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu bagian luar masjid

(exterior) dan bagian dalam masjid (interior). Menurut Dinkes Prop. Dati 1 Jawa

Tengah (Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen,2007,h,19) persyaratan minimal

sanitasi masjid adalah sebagai berikut:

1. Bagian Luar Masjid (Exterior)

a. Halaman masjid

1) Halaman yang bersih di wujudkan dengan tidak adanya sampah

atau benda lain yang berserakan.

2) Tidak diperbolehkan adanya genangan air comberan

b. Pembuangan sampah

1) Harus ada dan tersedia tempat sampah yang tertutup dan kedap

air serta mudah dibersihkan.

2) Jumlah tempat pembuangan sampah dan kapasitas

disesuaikan dengan kebutuhan,


13

c. Pembuangan air limbah

1) Air limbah atau air bekas yang berasal dari tempat wudhu dapat

dibuang atau disalurkan ke seluruh ke pembuangan air kotor umum

yang kedap air atau dibuat lubang resapan.

2) Air hujan juga harus disalurkan sehingga tidak menimbulkan

genangan air di lingkungan masjid.

d. Penyediaan air bersih

1) Penyediaan air bersih sebaiknya diperoleh dari sumber

Perusahaan Air Minum (PAM).

2) Bila sumber air berupa sumur gali atau sumur pompa tangan amaka

jarak antar sumur ke septik tank minimal 11 meter.

3) Jika dari mata air maka mata air tersebut harus dilindungi dari

kemungkinan timbulnya pencemaran baik dari manusia maupun

binatang

4) Jika dari sumur gali maka harus diperhatikan agar sumur gali tidak

tercemari yaitu dengan membuat dinding sumur minimal 3 meter

yang kedap air beserta bibir sumur lantainya.

5) Apabila ada sumur gali menggunakan timba atau timba tersebut

sudah tidak terpakai maka harus tergantung jangan sampai

diletakkan pada tanah atau lantai.

6) Harus tersedia cukup antara pria dan wanita

e. Sarana pembuangan tinja

1) Jamban yang digunakan hendaknya berbentuk leher angsa agar

tidak berbau dan tidak dihinggapi serangga.


14

2) Air harus tersedia setiap saat baik melalui kran,bak kecil atau

ember.

3) Jamban harus selalu terawat dan bersih, serta harus di

perhatikan agar bahan-bahan seperti kreolin, lysol, atau deterjen

tidak masuk ke lubang jamban.

4) Pembuangan akhir hendaknya ke septik tank dan jarak ke sumber

air bersih minimal 11 meter.

5) Jumlah jamban harus tersedia cukup dan tersedia terpisah antara

dan wanita dengan

6) Ketentuan setiap 150 pengunjung wanita di sediakan 1 jamban, dan

untuk 200 pengunjung pria disediakan 1 jamban.

7) Pembuangan akhir sebaiknya ke septictank.

f. Saluran pembuangan air hujan

1) Mengalir secara gravitasi

2) Tidak timbul genangan

g. Sarana peturasan

1) Peturasan harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau.

2) Harus tersedia cukup air untuk setiap saat.

3) Pembuangan akhir sebaiknya ke septik tank atau ke lubang

peresapan.

4) Harus tersedia cukup,untuk setiap 150 orang pria / 1 buah

peturasan.

h. Penyediaan air wudlu

1) Tempat berwudlu terpisah dengan masjid yang di hubungkan


15

oleh lantai yang kedap air (plesteran atau ubin).

2) Berwudlu melalui air memancar (pancuran,kran) dan bukan

bersama- sama dalam bak/kolam. (tiap kran 50 orang)

3) Bila air wudlu ditampung dalam bak, maka bak tersebut harus

tertutup kemudian baru dipasang kran-kran.

4) Apabila bak sudah keliatan kotor, harus segera di bersikan dan

dikuras.

5) Hendaknya dibuat terpisah antara tempat wudlu pria dan wanita.

2. Bagian Dalam Masjid (Interior ).

a. Ruang shalat

1) Lantai tidak lembab dan mudah dibersihkan.

2) Keadaan lantai, dinding dan langit-langit selalu dalam keadaan

bersih.

3) Peralatan seperti mimbar, buku Al-Quran, tikar, serta peralatan

lainnya harus dijaga kebersihannya.

b. Alas shalat

1) Sebaiknya masjid disediakan tikar-tikar sholat

2) Tikar sholat harus selalu bersih dan bebas dari kutu busuk

3) Tikar harus sesering mungkin dijemur.

4) Sepanjang bagian depan setiap shaff sebaiknya dipasang kain putih

dengan lebar kurang lebih 30 cm karena selain berfungsi sebagai

tempat sujud juga berfungsi sebagai pelurus barisan.

c. Penghawaan atau ventilasi

1) Untuk menjaga supaya ruangan di masjid selalu mendapat udara


16

yang segar harus dibuat ventilasi di bagian atas atau dengan

membuat jendela yang cukup lebar dan menggunakan kipas angin.

Luas penghawaan minimal 10% dari luas lantai.

d. Fasilitas PPPK

1) Ada

2) Berada ditempat yang mudah dijangkau

3) Berfungsi

e. Perlengkapan shalat

1) Dalam keadaan bersih dan tidak berbau

f. Pencahayaan

1) Untuk kegiatan ibadah yang diadakan pada malam hari seperti

pengajian, wirid maupun kegiatan lainnya, harus diperhatikan

cahaya / penerangan harus cukup minimal 100 lux

g. Tempat sandal dan sepatu

1) Sebaiknya disediakan tempat khusus dan terlindung dari hujan

h. Karyawan dan petugas masjid

1) Tidak sakit mata atau kulit saat bekerja

i. Pengawasan serangga dan vector

1) Bebas jentik, lalat dan kecoa


17

D. Kerangka Teori

1. Bagian luar 1. Petugas Kebersihan


a) Halaman masjid 2. Frekwensi Pembersihan
b) Pembuangan sampah
c) Pembuang air limbah
d) Penyediaan air bersih
e) Sarana pembuangan tinja Sanitasi Masjid
f) Saluran pembuangan air hujan Fatimatuzzahra Purwokerto
g) Sarana peturasan
h) Penyediaan air wudlu

2. Bagian dalam masjid


a) Ruang sholat Kondisi masjid yang saniter
b) Alas sholat
c) Penghawaan atau ventilasi
d) Fasilitas PPPK
e) Perlengkapan shalat
f) Pencahayaan Kesehatan Jamaah
g) Kelembaban
h) Suhu udara
i) Tempat sandal dan sepatu
j)
3. Karyawan dan petugas masjid serta
pengawasan serangga dan vektor
k) Karyawan dan petugas masjid
l) Pengawasan serangga dan vektor

Gambar 2.1 Kerangka Teori Santiasi Masjid


Sumber : modifikasi teori dari H.L. BLUM
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pikir

1. Komponen Penyusun.

a. Input

1) Petugas kebersihan

2) Frekwensi pembersihan

3) Dana

4) Alat pembersih

5) Jumlah pengunjung

b. Proses

Sanitasi bagian luar dan dalam masjid

1) Bagian luar

a) Halaman masjid

b) Pembuangan sampah

c) Pembuang air limbah

d) Penyediaan air bersih

e) Sarana pembuangan tinja

f) Saluran pembuangan air hujan

g) Sarana peturasan

h) Penyediaan air wudlu

18
19

2) Bagian dalam masjid

a) Ruang sholat

b) Alas sholat

c) Penghawaan atau ventilasi

d) Fasilitas PPPK

e) Perlengkapan shalat

f) Pencahayaan

g) Kelembaban

h) Suhu udara

i) Tempat sandal dan sepatu

3) Karyawan dan petugas masjid serta pengawasan serangga dan vektor

a) Karyawan dan petugas masjid

b) Pengawasan serangga dan vektor

c. Output

Kondisi sanitasi masjid yang saniter atau tidak.


20

2. Gambar kerangka Pikir

Sanitasi masjid baik diluar maupun di


dalam masjid :
1) Petugas kebersihan 1. Bagian luar
2) Frekwensi pembersihan a) Halaman masjid
3) Dana b) Pembuangan sampah
4) Alat pembersih c) Pembuang air limbah
5) Jumlah pengunjung d) Penyediaan air bersih
______________________ e) Sarana pembuangan tinja
INPUT f) Saluran pembuangan air hujan
g) Sarana peturasan
h) Penyediaan air wudlu

2. Bagian dalam masjid


a) Ruang sholat
b) Alas sholat
c) Penghawaan atau ventilasi
Kondisi sanitasi masjid d) Fasilitas PPPK
e) Perlengkapan shalat
OUTPUT f) Pencahayaan
g) Kelembaban
h) Suhu udara
i) Tempat sandal dan sepatu

3. Karyawan dan petugas masjid serta


pengawasan serangga dan vektor
a) Karyawan dan petugas masjid
b) Pengawasan serangga dan vektor
PROSES

Gambar. 3.1. Gambar Kerangka Pikir

3. Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat ukur Kriteria Skala data
1. Halaman Lahan kosong di Observasi - Memenuhi Ordinal
masjid depan ,sisi kiri, dengan syarat
kanan maupun checklist dan - Tidak
belakang masjid wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
21

No Variabel Definisi Alat ukur Kriteria Skala data


2. Pembu- Tempat untuk Observasi - Memenuhi Ordinal
angan pembuangan dengan syarat
sampah sampah sementara checklist dan - Tidak
wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
3. Pembu- Saluran dan Observasi - Memenuhi Ordinal
angan tempat yang dengan syarat
air digunakan untuk checklist dan - Tidak
limbah membuang air wawanvaca memenuhi
hujan dan air kotor dengan syarat
kuesioner
4. Penyed- Tempat asal dan Observasi - Memenuhi Ordinal
iaan air penyimpanan air dengan syarat
bersih untuk digunakan checklist dan - Tidak
wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
4. Sarana Tempat buang air Observasi - Memenuhi Ordinal
pembua besar dengan syarat
ngan checklist dan - Tidak
tinja wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
5. Saluran Saluran yang Observasi - Memenuhi Ordinal
pembua digunakan untuk dengan syarat
ngan air mengalirkan air checklist dan - Tidak
hujan hujan wawanvaca memenuhi
(Drainas dengan syarat
e) kuesioner
6. Peturasan Tempat buang air Observasi - Memenuhi Ordinal
kecil untuk pria dengan syarat
checklist
- Tidak
memenuhi
syarat
7. Penyedi Tempat untuk Observasi - Memenuhi Ordinal
aan air pengunjung masjid dengan syarat
wudlu berwudlu checklist dan - Tidak
wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
22

No Variabel Definisi Alat ukur Kriteria Skala data


8. Ruang Tempat para Observasi - Memenuhi Ordinal
sholat pengunjung masjid dengan syarat
melakukan ibadah checklist dan - Tidak
shalat wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
9. Alas Alas yang Observasi - Memenuhi Ordinal
sholat digunakan untuk dengan syarat
alas jamaah shalat checklist dan - Tidak
wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
10. Pengha Tempat masuk dan Observasi - Memenuhi Ordinal
waan / keluarnya udara di dengan syarat
Ventilasi ruang shalat cheklis - Tidak
memenuhi
syarat
11. Fasilitas Sarana untuk Observasi - Memenuhi Ordinal
PPPK pertolongan dengan syarat
pertama pada cheklis - Tidak
kecelakaan memenuhi
syarat
12. Perlengk Alat yang Observasi - Memenuhi Ordinal
apan digunakan untuk dengan syarat
shalat shalat checklist dan - Tidak
wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
13. Pencaha Kondisi pengukuran - Memenuhi Interval
yaan pencahayaan menggunakan syarat
lux meter - Tidak
memenuhi
syarat
14. Kelemba Tingkat Pengukuran - Nyaman Interval
ban kelembaban menggunakan - Tidak
Hygrometer nyaman
15. Suhu Derajat suhu udara Pengukuran - Nyaman Interval
udara menggunakan - Tidak
Thermometer nyaman
16. Tempat Tempat Observasi - Memenuhi Ordinal
sandal pengunjung dengan syarat
dan menempatkan alas cheklis - Tidak
sepatu kaki memenuhi
syarat
23

No Variabel Definisi Alat ukur Kriteria Skala data


17. Karyawan Orang yang Observasi - Memenuhi Ordinal
dan bekerja mengurus dengan syarat
petugas masjid checklist dan - Tidak
masjid wawanvaca memenuhi
dengan syarat
kuesioner
18. Pengawa Kegiatan wawanvaca - Memenuhi Ordinal
san mengawasi dengan syarat
serangga serangga dan kuesioner - Tidak
dan vector memenuhi
vektor syarat

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian deskriptif yang

artinya akan mengetahui secara nyata keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra

Kecamatan Purwokerto kabupaten Banyumas,

C. Ruang lingkup

1. Waktu

Waktu penelitian terbagi dalam tiga tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan, dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 sampai bulan

Februari 2013.

b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan mulai bulan awal Maret 2013 sampai

akhir bulan Mei 2013.

c. Tahap penyelesaian, dilaksanakan mulai bulan Juni 2013 sampai bulan Juli

2013.
24

2. Lokasi

Penelitian dilakukan di Masjid Fatimatuzzahra purwokerto yang

beralamat di jalan gunugn muria,Grendeng,Purwokerto,

3. Materi

Ruang lingkup penelitian ini adalah sanitasi di masjid Fatimatuzzahra

Purwokerto yang meliputi:

1. Sanitasi masjid bagian luar yang meliputi : halaman/ tempat parkir,

pembuangan sampah, pembuangan air limbah dan air hujan, penyediaan

air bersih, jamban atau kakus, peturasan, tempat pengambilan air wudhu.

2. Sanitasi masjid bagian dalam masjid meliputi : ruang sholat, alas

sholat, tata cahaya atau penerangan, penghawaan ventilasi,dan tempat

sandal dan sepatu.

D. Subyek Penelitaian

Penelitian ini dilaksanakan di Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto dengan

alamat di Jalan Gunung muria,Grendeng,Purwokerto utara.

E. Pengumpulan data

1. Jenis data

a. Data umum

Gambaran umum masjid Fatimatuzzahra purwokerto diantaranya

letak geografis,luar wilayah,jumlah pekerja,rata rata pengunjng per hari dan

sarana sanitasinya.
25

b. Data khusus

Data khusus meliputi pengelolaan sanitasi diluar maupun di dalam

masjid.

2. Sumber data

a. Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung dan

terhadap keadaan sanitasi bagian luar maupun bagian dalam masjid

Fatimatuzzahra Purwokerto.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya, tetapi penulis memperolehnya melalui hasil wawancara dan

mengutip dan pengurus Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto, yang meliputi .

1). Keadaan umum masjid

2). Susunan Pengurus dan denah masjid

3). Kapasitas masjid dan rata-rata jumlah pengunjung.

3. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Pengamatan ( Observasi)

Cara pengumpulan data khusus dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto

dengan menggunakan formulir inspeksi sanitasi masjid. Formulir

Inspeksi Sanitasi sudah terlampir.

Penilaian dengan menggunakan formulir inspeksi sanitasi ini

ada tiga kriteria yaitu : kriteria baik, cukup dan kurang. Dikatakan baik
26

apabila jumlah nilai antara 700-1000, dikatakan cukup apabila

jumlah nilai antara 500 - 699, dikatakan kurang apabila jumlah nilai

antara 5 – 499. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melihat

secara langsung obyek yang diteliti,

b. Wawancara

Cara pengumpulan data umum mapun data khusus dengan

wawancara yaitu : melakukan serangkaian tanya jawab dengan pengurus

masjid dan langsung menangani masalah kebersihan atau kesehatan

lingkungan masjid. Dalam wawancara ini penulis menggunakan

kuesioner.

c. Pengukuran

Cara pengumpulan data dengan pengukuran meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1) Intensitas cahaya diukur menggunakan Lux meter dengan

satuan Lux.

2) Temperatur udara diukur menggunakan Thermometer dengan

menggunakan satuan °C.

3) Kelembaban udara diukur menggunakan Hygrometer dengan

satuan (% ).

4) Dimensi panjang diukur menggunakan Rolling meter dengan

satuan meter.

4. Instrument pengumpulan data

a. Checklist, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti pada saat

observasi.
27

b. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti kepada

responden pada saat wawancara.

c. Alat ukur, yaitu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran.Disini

peneliti menggunakan ulat ukur suhu ruangan, kelembaban ruangan, dan

pencahayaan.

F. Pengolahan Data

Cara pengolahan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Editing

Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap semua data yang telah

diperoleh.

2. Coding

Coding yaitu mengklasifikasikan data yang ada menurut macamnya.

Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing data dengan

kode tertentu.

3. Tabulating

Tabulating yaitu memasukkan data yang telah diklasifikasikan ke dalam

bentuk tabel.

4. Entry

Entry yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif yaitu dengan

cara mendeskripsikan keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan


28

Purwokerto Kabupaten Banyumas dengan membandingkan persyaratan sanitasi

masjid sesuai dengan aturan yang berlaku dan untuk mengambil kesimpulan

secara umum tentang keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan

Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.

H. Etika Penelitian

Tujuan etika penelitian menurut Aziz Alimul Hidayat (2007, h.94-95) yaitu:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini di berikan kepada responden yang akan

diteliti disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subyek menolak

maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-

hak subyek.

2. Confidentiality

Kerahasiaan hasil penelitian ini akan dijamin oleh peneliti baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

3. Anonimity

Tidak disertakannya nama pribadi atau sesuatu untuk menjaga privasi

keseorangan, atau hal lain yang bersangkutan didalamnya


BAB IV

HASIL

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto dibangun melalui 2 tahap,

dibangun diatas tanah seluas 9600 m2. Pembangunan. Masjid

Fatimatuzzahra sebagai bangunan induk dimulai tahun 1992. Pada tahapan

pertama yang diperuntukkan untuk Masjid sebagai bangunan induk selesai

pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 3 Desember 1994 dengan

luas bangunan 1.800 m2 berkapasitas 2.500 orang dengan 2 lantai. Lantai I

dengan luas bangunan 1.089 m2 dengan ukuran 33 x 33 m sedangkan untuk

lantai II berukuran 711 m2, sedangkan pembangunan tahap II difokuskan

pada bangunan pendukung, yaitu Gedung Serba Guna. Bangunan serba

guna ini terletak disebelah barat laut Masjid Fatimatuzzahra yang selesai

dibangun pada tahun 2000 dengan luas 640 m2 dan memiliki 2 lantai.

Masjid Fatimatuzzahra berlokasi di Jl. Gunung Muria Grendeng –

Purwokerto Utara, Lingkungan sekitar masjid merupakan pemukiman warga

dan rumah kos, untuk sebelah selatan masjid merupakan areal persawahan.

Pada dibagian bangunan penunjang memiliki dua lantai, di lantai satu

terdapat poliklinik dengan empat kamar rawat, satu buah mini market,

pemancar radio, dan ruang tamu. Sementara di lantai dua terdapat satu

buah ruang sekretariat, satu ruang auditorium, satu ruang perpustakaan, dan

29
30

gudang. Selain itu di bagian bangunan lain terdapat rumah imam, perumahan

Ustadz, Pesantren mahasiswa, dan tempat tinggal untuk pegawai masjid,

Dibagian lain terdapat tempat parkir yang cukup luas, lapangan volley, dan

arena taman bermain anak.

2. Kondisi Demografi

Lokasi yang berada dikomplek salah satu universitas negri di

Purwokerto dan berada di lingkungan pemukiman dan rumah kos membuat

masjid ini ramai dengan pengunjung dengan kepentingan beribadah maupun

kegiatan lain, di Masjid Fatimatuzzahra juga dilaksanakan kajian kajian rutin

yang dilaksanakan setiap harinya, Selain itu juga sering dilaksanakannya

event event besar berbasis Islam. Masjid ini berkapasitas 2500 orang, untuk

rata rata pengunjung hsrian kurang lebih 500 orang, sedangkan untuk shalat

jumat bisa mencapai 3000 pengunjung. Rata rata pengunjung Masjid adalah

dari kalangan mahasiswa

Adapun susunan takmir atau susunan kepengurusan Masjid

Fatimatuzzahra Purwokerto yang meliputi dewan Pembina, ketua umum,

auditor, ketua harian, bendahara, sekretaris, dan seksi kepengurusan lainnya

yang memegang tugas masingmasing. Di luar susunan tersebut juga

terdapat petugas kebersihan yang berjumlah 3 orang dengan masing-masing

tugasnya 1 orang mengurusi kebersihan bagian dalam masjid termasuk

kamar mandi dan tempat wudlu, 1 orang mengurusi kebersihan bagian luar

masjid, dan 1 orang mengurusi kebersihan bagian gedung penunjang.


31

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto

adalah sebagai berikut :

GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto


32

3. Kondisi Sanitasi

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto memiliki dua lantai tempat sholat

dengan 45 kran wudlu dan 10 wc untuk laki laki dan 8 kran wudlu dan 5 wc

untuk perempuan, terdapat pula 2 kamar mandi pada bagian belakang masjid

Hasil dari observasi yang dilakukan didapatkan hasil sanitasi bagian dalam

dan bagian luar yang meliputi : ruang sholat, alas sholat, pencahayaan,

ventilasi, suhu, kelembaban, pengawasan serangga dan vektor penyakit,

tempat sandal dan sepatu, tempat PPPK, sanitasi karyawan petugas atau

pengurus masjid, halaman masjid, pembuangan sampah, pembuangan air

limbah, penyediaan air bersih, sarana pembuangan tinja, saluran

pembuangan air hujan, sarana peturasan dan, penyediaan air wudlu, dengan

skor nilai sebesar 820 yang berarti bahwa sanitasi Masjid Fatimatuzzahra

Purwokerto dinyatakan baik.

4. Keluhan Pengunjung Masjid

Keadaan Sanitasi masjid masuk dalam kategori baik, namun pada

kenyataanya masih terdapat beberapa masalah yang membuat pengunjung

atau jamaah merasa kurang nyaman. Berdasarkan survey pendahuluan yang

tealh saya lakukan, diketahui beberapa hal yang dikeluhkan pengunjung /

jamaah diantaranya banyaknya nyamuk yang cukup mengganggu disaat

shalat, terutama jika telah masuk musim hujan, kotoran burung pada lantai,

lantai ruang shalat yang basah terutama pada saat ramai, masuknya daun

daun kering disaatterjadi angin, begitu pula pada saat hujan, daun gugur dan

air hujan pun membasahi ruang shalat.


33

B. Gambaran Khusus

1. Bagian Luar Masjid (Exterior)

a. Halaman masjid

Majid Fatimatuzzahra masuk dalam kategori tidak memenuhi

syarat dikarenakan pada saat hujan timbul genangan (Lampiran 6

Gambar b dan c), mempunyai 4 halaman, depan, samping kanan,

samping kiri, dan belakang masjid. Berikut adalah table distribusi

halaman masjid Fatimatuzzahra Purwokerto :

TABEL 4.1 Tabel Distribusi Halaman Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto


Tahun 2013

FREKWENSI
TEMPAT KEADAAN
PEMBERSIHAN
- Bersih
Halaman depan - Becek dengan genangan 2 kali sehari pagi dan sore
air disaat hujan
- Bersih
Halaman samping
- Becek dengan genangan 2 kali sehari pagi dan sore
Selatan
air disaat hujan
- Bersih
Halaman samping
- Tak ada genangan saat 2 kali sehari pagi dan sore
utara
hujan
-Bersih
Halaman belakang - Tak ada genangan saat 2 kali sehari pagi dan sore
hujan

Halaman depann dan samping selatan berih namun cenderung becek

saat hujan. Halaman samping utara dan halaman belakang tidak terjadi

genangan. Frewkensi pembersihan 2 kali sehari, pagi dan sore. Halaman

dikelilingi tembok batu dan tanaman dan dengan pintu gerbang masuk

dari jeruji besi.


34

b. Pembuangan sampah

Berikut ini adalah table distribusi penempatan tempat sampah

pada bangunan Masjid Fatimatuzzahra :

TABEL 4.2 Tabel Distribusi Pembuangan Sampah Masjid


Fatimatuzzahra Purwokerto Tahun 2013
VOLUME
JUMLAH
PER FREKWENSI
TEMPAT TEMPAT KEADAAN
TEMPAT PEMBERSIHAN
SAMPAH
SAMPAH
Depan 3 buah 45 liter Berbahan Setiap hari
masjid plastic,
kedap air
dan tertutup
Belakang 1 buah 45 liter Berbahan Setiap hari
masjid plastic,
kedap air
dan tertutup
Kamar 5 buah 15 liter Berbahan Setiap hari
mandi laki – plastic,
laki kedap air
dan tertutup
Kamar 5 buah 15 liter Berbahan Setiap hari
mandi plastic,
perempuan kedap air
dan tertutup
Tempat 2 buah 15 liter Berbahan Setiap hari
wudlu laki- plastic,
laki kedap air
dan tertutup
Jumlah 16 buah

Jumlah semua tempat sampah pada bangunan masjid adalah

16 buah dengan volume total 360 liter .Bangunan masjid Fatimatuzzahra

memiliki 2 lantai, tempat sampah hanya disediakan di lantai 1 ruang

sholat dan berjumlah empat buah tempat sampah plastik berkapasitas

45 liter dan berada di empat titik yaitu di bagian depan masjid terdapat
35

tiga tempat sampah dan satu tempat sampah di belakang masjid.

Tempat sampah untuk kamar mandi laki laki terdapat lima buah tempat

sampah plastic tertutup (Lampiran 6, Gambar e) dan di dekat tempat

berwudlu terdapat 2 tempat sampah, masing masing berkapasitas 15

liter, untuk kamar mandi perempuan terdapat 5 buah tempat sampah

plastic tertutup dan masing masing berkapasitas 15 liter. Setiap hari

sampah diambil oleh petugas kebersihan dan dibuang ke TPS yang

berjarak kurang lebih 50 meter dari komplek masjid untuk selanjutnya

diangkut oleh Dinas Kebersihan kabupaten dengan menggunakan truk.

c. Pembuangan air limbah

Berikut adalah table distribusi pembuangan air limbah :

TABEL 4.3 Tabel Distribusi Pembuangan Air Limbah Masjid


Fatimatuzzahra Purwokerto Tahun 2013
ASAL LIMBAH TITIK TUJU KETERANGAN
Wc dan kamar Septitank dengan bak Saluran pembuangan
mandi resapan tertutup dan kedap air
Tempat wudlu Kolam ikan Kedap air, terjadi
genangan
Air hujan -Kolam dengan lubang Terbuka, kedap air
resapan
-Saluran pembuangan
air kotor umum

Pembuangan air limbah dari Wc dan kamar mandi baik kamar

mandi laki laki dan perempuan dialirkan ke septic tank, sedangkan air

bekas wudlu baik tempat wudlu perempuan maupun laki laki disalurkan

ke kolam disamping tempat wudlu dan kolam tersebut berisi ikan di

bagian barat, begitu juga di kolam bagian selatan terdapat ikan ikan

kecil, namun genangan air di kolam bagian selatan tidaklah merata dan
36

dapat menjadi tempat bertelur nyamuk (Lampiran 6, Gambar g) . Saluran

pembuangan dalam keadaan tertutup, permanen dan mengalir secara

gravitasi.

d. Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih di Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto ini

tidak hanya digunakan untuk kepentingan beribadah saja namun juga

untuk mandi warga warga sekitar masjid. Air bersih bersumber dari

sumur yang disedot dengan pompa dan ditampung di bak tamping yamg

berada di dalam menara masjid mafaza. Bak tamping berdiameter

kurang lebih 2,5 meter dengan kedalaman 5 meter dengan volume

tamping total hingga 8000 liter. Secara kualitas fisik air bersih yang

disediakan memenuhi syarat, dan secara kuantitaspun memenuhi syarat

karena memenuhi kebutuhan jamaah bahkan untuk MCK warga sekitar

bahkan pada musim kemarau.

e. Sarana pembuangan tinja

Sarana pembuangan tinja atau jamban berjumlah 17 jamban

dan semua menyatu dengan kamar mandi. Berikut adalah distribusi

sarana pembuangan tinja di masjid Fatimatuzzahra Purwokerto :

TABEL 4.4 Tabel Distribusi Sarana Pembuangan Tinja Masjid


Fatimatuzzahra Purwokerto Tahun 2013
Frekwensi
Tempat Jumlah Keterangan
pembersihan
Kamar mandi 10 buah Setiap hari Leher angsa,bersih, tak
Pria berbau
Kamar mandi 5 buah Setiap hari Leher angsa,bersih, tak
Wanita berbau
Kamar mandi 2 buah Setiap hari Leher angsa,bersih, tak
pengurus berbau
37

Jamban berbentuk leher angsa, untuk pria berjumlah 10 buah dan untuk

wanita berjumlah lima buah dan dalam keadaan bersih dan tidak berbau,

lantai terbuat dari petakan tehel berbahan batu dan tembok semua

dilapisi dengan keramik. Tinggi tembok kamar mandi 2,5 meter dan tak

tertutup pada bagian atasnya sehingga cukup untuk sirkulasi udara.

Sedangkan untuk wanita terdapat 5 jamban dan 2 laninya terdapat di

belakang masjid. Air disediakan dalam bak permanen melalui kran.

Pembersihan dilakukan setiap hari dengan sasaran bak, lantai, dinding,

wc, air, sawang dan sampah.

f. Saluran pembuangan air hujan (drainase)

Saluran pembuangan air hujan di Masjid Fatimatuzzahra

Purwokerto terdiri dari dua saluran, saluran pertama yang berada di

sekitaran bangunan pendukung dan halaman masjid bagian Timur

mengalir ke saluran umum atau selokan. Bekerja secara gravitasi namun

masih terdapat genangan. Sedangkan untuk bagian bangunan masjid

diisalurkan ke bak resapan air hujan dan bekerja secara gravitasi tetapi

di beberapa titik masih dijumpai genangan (Lampiran 6, Gambar h).

g. Sarana peturasan

Peturasan pada Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto tidak

diadakan dikarenakan dianggap kurang sopan. Keputusan tersebut

diambil melalui rapat dan diskusi bersama pengurus masjid yang

menghasilkan kesimpulan baha penggunaan peturasan dinilai kurang


38

sopan dan pengalihan untuk tempat buang air kecil ditujukan

menggunakan kamar mandi / wc.

h. Penyediaan air wudlu

Berikut adalah table distribusi penyediaan air wudlu :

TABEL 4.5 Tabel Distribusi Sarana Penyediaan Air Wudlu Masjid


Fatimatuzzahra Purwokerto Tahun 2013
Tempat Jumlah Keterangan

Tempat wudlu pria 45 buah Bersih, air lancar

Tempat wudlu wanita 8 buah Bersih, air lancar

Jumlah 53 buah

Penyediaan air wudlu antara pria dan wanita dipisah, Untuk

tempat wudlu pria terletak di bagian samping utara masjid dengan jumlah

kran 45 buah (Lampiran 6, Gambar f).

Tempat wudlu terpisah dengan kamar mandi, terdapat dua tempat

sampah dengan volume masing masing 45 liter. Lantai menggunakan

bahan batu petak yang kedap air dan tidak licin. Sedangkan untuk

tempat wudlu wanita terletak disamping tempat wudlu pria dengan

ruangan tertutup tersendiri, kran berjumlah 8 buah dengan 1 kran dalam

keadaan rusak. Semua tempat wudlu berdindingkan keramik berwarna

putih dan dalam keadaan bersih. Air dialirkan dari bak tampung menara

dan mengalir secara lancer dengan kualitas fisik air memenuhi syarat

yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.


39

2. Bagian Dalam Masjid (Interior)

a. Ruang shalat

Bangunan masjid memiliki dua lantai ruang shalat dimana

lantai bawah (Lampiran 6, Gambar k) untuk jamaah pria dan atas

(Lampiran 6, Gambar l). untuk jamaah wanita. Luas lantai jamaah pria

adalah 1089 m2 dengan lantai dan tiang berlapiskan marmer sehingga

mudah dibersihkan serta kedap air. Ruang sholat tidak berdinding.

Sedangkan pada lantai dua memiliki luas lantai 711 m2 dengan dinding

yang berlubang lubang mengelilingi stiap sisi lantai dua. Langit langit

berternit dan dalam keadaan bersih, diruang shalat terdapat pula

perlengkapan alat shalat, mimbar dan ayat suci Al Quran yang tertata

rapi. Frekwensi pembersihan ruang shalat dilakukan setiap hari dengan

dipel serta pembersihan pada tiang tiang masjid dan langit langit

dilakukan tiga hari sekali. Kelembaban pada ruang shalat berkisar antara

82 – 93 % dengan suhu antara 24 -29 oC.

b. Alas shalat

Alas shalat pada ruang shalat berupa karpet (Lampiran 6,

Gambar k,l,m). Pada lantai satu menggunakan tiga lajur karpet dengan

panjang per lajur kurang lebih 30 meter. Sedangkan untuk lantai dua

menggunakan dua lajur pada bagian belakang dan dua lajur pada

samping kiri dan dua lajur pada samping kanan. Pembersihan karpet

menggunakan penyedot debu. Frekwensi pembersihan dilakukan satu


40

minggu sekali untuk penggunaan penyedot debu, sedangkan untuk

penyapuan dilakukan setiap hari.

c. Penghawaan atau ventilasi

Penghawaan diruang shalat hanya menggunakan

penghawaan alami, yaitu dengan tidak adanya dinding pembatas

(Lampiran 6, Gambar l,k) membuat sirkulasi udara sangat cukup. Begitu

pula untuk lantai dua, dengan menggunakan dinding yang berlubang

lubang serta posisi ruang yang menggantung dan terhubung dengan

ruang dibawahnya membuat sirkulasi udara lebih dari cukup.

d. Fasilitas PPPK

Masjdi Fatimatuzzahra Purwokerto tidak memiliki fasilitas

PPPK, namun Masjid memiliki klinik sendiri yang menjamin kesehatan

pengelola masjid,jamaah, maupun masyarakat umum dengan gratis.

e. Perlengkapan shalat

Perlengkapan shalat yang dipinjamkan pada jamaah yaitu

rukuh dan sarung dan terletak ditempak berbeda. Untuk rukuh dan

perlengkapan shalat wanita berada di almari pada lantai dua ruang

shalat, perlengkapan shalat dalam keadaan bersih dan wangi, namun

penataanya kurang rapih (Lampiran 6, Gambar o). Sementara itu untuk

sarung berada di lantai pertama dengan keadaan bersih dan rapih.

f. Pencahayaan

Majid Fatimatuzzahra Purwokerto menggunakan

pencahayaan campuran yaitu buatan dan alami. Pencahayaan buatan


41

menggunakan lampu bohlam berwarna kuning keorenan yang tersebar

merata pada bagian masjid. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel

(4.6)

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Pencahayaan di Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto


Tahun 2013
Waktu Intensitas cahaya (lux)
Ruangan
Titik lokasi 15.00 19.00 22.00 04.00 12.00
Kanan depan 178 33 37 41 381
Kanan belakang 264 42 52 47 434
Ruang shalat
Tengah 172 27 33 30 244
lantai 1
Kiri depan 281 47 40 43 379
Kiri belakang 314 50 56 55 526
Ruang imam 134 47 51 48 175
Kanan depan 112 29 33 33 148
Kanan belakang 77 40 42 41 192
Ruang shalat
Tengah belakang 84 36 34 38 96
lantai 2
Kiri depan 81 26 27 21 122
Kiri belakang 102 35 33 32 123
Kamar rawat 1 22 64 - - 25
Kamar rawat 2 34 52 - - 32
Klinik Kamar rawat 3 24 81 - - 34
Pendaftaran dan obat 41 77 - - 54
Ruang tengah 22 67 - - 19
Tempat baca 284 78 - - 360
Perpustakaan Tengah 152 54 - - 163
Rak buku 164 63 - - 211
Kanan depan 52 39 - - 41
Kanan belakang 38 29 - - 48
Ruang pertemuan
Tengah 41 19 - - 30
Kiri depan 55 32 - - 43
Kiri belakang 52 27 - - 54
Kantor sekretariat Tengah 82 22 - - 77
Kanan depan 48 40 - - 32
Ruang belajar selatan
Kanan belakang 19 47 - - 15
Tengah 37 34 - - 27
42

Waktu Intensitas cahaya (lux)


Ruangan
Titik lokasi 15.00 19.00 22.00 04.00 12.00
Kiri depan 56 57 - - 41
Kiri belakang 17 62 - - 9
Kanan depan 27 68 - - 34
Kanan belakang 26 46 - - 13
Ruang belajar utara
Tengah 19 72 - - 21
Kiri depan 54 55 - - 42
Kiri belakang 33 41 - - 29
Ruang radio Tengah 297 - - - 274
Mini market Tengah 174 158 - - 216
Kanan depan 121 104 - - 112
Kanan belakang 162 210 - - 157
Ruang belajar bahasa
Tengah 102 186 - - 98
asing
Kiri depan 74 104 - - 105
Kiri belakang 90 88 - - 98

Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan, diketahui

insensitas cahaya terendah pada ruang shalat lantai 1 adalah dibagian

tengah pada waktu pengukuran malam hari yaitu 27 lux dan tertinggi

pada bagian kiri belakang pada saat pengukuran siang hari yaitu 526 lux.

Pada ruang shalat lantai 2 terendah pada bagian kiri depan yaitu 21 lux

pada saat pengukuran dini hari dan tertinggi pada bagian kanan

belakang pada saat pengukuran siang hari yaitu 192 lux. Klinik terendah

yaitu berada di bagian tengah dengan 19 lux pada pengukuran siang hari

dan tertinggi 81 lux dikamar rawat 3 pada saat pengukuran malam hari.,

diperpustakaan tertinggi yaitu 360 lux pada tempat baca saat siang hari

dan terendah pada ruang tengah saat malam hari yaitu 54 lux. Pada

ruang pertemuan nilai terendah adalah 19 lux pada bagian tengah saat

pengukuran malam hari dan tertinggi adalah 55 lux dibagian kiri depan
43

pada saat pengukuran sore hari. Kantor sekretarian tertinggi yaitu 82 lux

pada pengukuran siang hari dan terendah 22 lux pada saat pengukuran

malam hari. Ruang belajar selatan tertinggi yaitu pada bagian kiri

belakang yaitu 62 lux pada saat pengukuran siang hari dan terendah 9

lux pada kiri belakang saat malam hari. Ruang belajar utara tertinggi

yaitu pada bagian tengah 72 lux saat pengukuran malam hari dan

terendah 13 lux pada bagian kanan belakang saat siang hari. Ruang

radio dengan insensitas tertinggi pada sore hari yaitu 297 lux dan

terendah pada siang hari yaitu 274 lux. Pada mini market tertinggi yaitu

216 lux pada siang hari dan terendah 158 lux pada malam hari, dan

pada ruang belajar bahasa asing tertinggi pada bagian tengah yaitu 186

lux pada malam hari dan terendah pada bagian kiri belakang yaitu 88 lux

pada saat pengukuran yang sama yaitu malam hari.

g. Kelembaban

Hasil pengukuran kelembaban di Masjid Fatimatuzzahra

Purwokerto berkisar antara 82 – 93 %. Hasil pengukuran kelembaban

dapat dilihat pada table (4.7)

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kelembaban di Masjid Fatimatuzzahra


Purwokerto Tahun 2013
Waktu Kelembaban (%)
Titik lokasi 15.00 19.00 22.00 04.00 12.00
Ruang shalat lantai 1 91 82 90 92 84
Ruang shalat lantai 2 83 90 91 93 83
Klinik 90 85 - - 83
Perpustakaan 90 85 - - 83
Ruang pertemuan 89 87 - - 83
Kantor secretariat 89 85 - - 83
44

Waktu Kelembaban (%)


Titik lokasi 15.00 19.00 22.00 04.00 12.00
Ruang belajar selatan 91 82 - - 84
Ruang belajar utara 91 82 - - 84
Ruang radio 91 82 - - 83
Toko 88 85 - - 83
Ruang belajar bahasa asing 88 85 - - 83

Dari hasil pengukuran kelembaban, diketahui kelembaban

tertinggi terdpat pada ruang shalat pada dini hari yaitu 92 – 93 %, dan

kelembaban terendah pada saat siang hari deengan kisaran 83 – 84 %.

h. Suhu udara

Setelah dilakukan pengukuran suhu didapatkan hasil antara

24 – 29 0C. Hasil pengukuran suhu dapat dilihat pada table (4.8)

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran SuhuDi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto


Tahun 2013
Waktu Suhu (0C)
Titik lokasi 15.00 19.00 22.00 04.00 12.00
Ruang shalat lantai 1 28 27 26 24 29
Ruang shalat lantai 2 28 26 26 24 29
Klinik 28 28 - - 29
Perpustakaan 28 28 - - 29
Ruang pertemuan 28 27 - - 29
Kantor secretariat 27 27 - - 28
Ruang belajar selatan 28 27 - - 29
Ruang belajar utara 28 27 - - 29
Toko 29 28 - - 28
Ruang belajar bahasa asing 29 28 - - 28

Dari hasil pengukuran kelembaban, diketahui suhu tertinggi

terjadi pada saat siang hari pada ruang shalat yaitu 290C dan suhu

terendah pada saat dini hari dengan suhu 240C.


45

i. tempat sandal dan sepatu

Berikut adalah table distribusi tempat andal dan sepatu di

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto :

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Sarana Penyediaan Air Wudlu Masjid


Fatimatuzzahra Purwokerto Tahun 2013
Tempat Jumlah Keterangan
Kiri belakang masjid 1 rak Masing – masing rak
Kanan belakang masjid 1 rak berjumlah 7 lajur depan
Kiri depan masjid 2 rak panjang per lajur 2,5
Kanan depan masjid 1 rak (dengan meter , rak terbuat dari
12 kotak) kayu
Tengah belakang masjid 3 rak
Tempat wudlu pria 2 rak

Tempat sandal dan sepatu berada pada samping belakang

bagian kiri dan kanan masing masing sebanyak satu rak, pada samping

kiri depan masjid terdapat dua rak. Pada samping kanan depan terdapat

rak khusus untuk jamaah wanita berjumlah 12 kotak,.Dibagan belakang

masjid terdapat 3 rak dan di bagian tempat wudlu pria disediakan juga 2

rak didekat pintu masuk tempat wudlu samping. Masing masing rak

(kecuali pada rak khusus wanita) berjumlah 7 lajut, dan setiap lajurnya

sepanjang 2,5 meter.

3. Karyawan dan petugas masjid serta pengawasan serangga dan vektor

a. Karyawan dan petugas Masjid.

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto memiliki tiga orang

petugas kebersihan dengan masing masing tugasnya, Satu orang untuk

mengurusi bagian bangunan masjid, satu orang ditempatkan pada


46

lingkungan taman dan halaman masjid dan satu lainya ditempatkan pada

kamar mandi masjid. Petugas secara fisik berpenampilan bersih dan

berseragam saat bekerja namun tidak menggunakan APD. Tidak ada

pemeriksaan kesehatan rutin pada pekerja, namun pekerja sudah

dijamin kesehatanya oleh klinik masjid, Adapun jika klinik masjdi tidak

mampu menangani maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat dan

semua biaya ditanggung oleh manajemen masjid.

b. Pengawasan serangga dan vektor

Keberadaan burung (Lampiran 6, Gambar n), tokek, cicak dan

kelelawar adalah hal pengganggu utama pada ruang shalat. Banyak

kotoran burung maupun kotoran sia makanan kelelawar yang mengotori

lantai ruang shalat. Pengendalian dilakukan dengan cara pemusnahan

sarang burung dan pembersihan rutin. Pada bangunan pendukung

sangat jarang dijumpai tikus.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Gambaran Khusus

1. Bagian Luar Masjid (Exterior)

a. Halaman masjid

Halaman masjd cukup luas dengan beberapa tempat

menggunakan batako dan beberapa tempat dengan susunan batu, dan

pada lapangan hanya tanah saja, pada saat hujan terjadi genangan di

banyak tempat. Kondisi tersebut tidak memenuhi persyaratan minimal

menurut dinkes Prop Dati 1 Jawa tengah yaitu keadaan bersih dan tanpa

genangan air. Keadaan tersebut tidaklah baik karena akan

memngganggu kenyamanan pengunjung dan dapat mengundang vektor.

Karena itu seharusnya dapat diperbaiki dengan pemerataan lahan dan

penambahan susunan batu untuk menutup tanah sehingga tidak becek

terutama dibagian selain lapangan, penambahan bidang resap serta

saluran drainase pada bagian tertentu ke bagian selatan masjid yang

lebih rendah akan mengalirkan air yang tergenang, Selain itu halaman

masjid sudah cukup bersih dari sampah, namun pada bagian taman

bermain anak cenderung tidak terawat dan menjadi tempat pembuangan

sampah daun (Lampiran 6, Gambar I,j), ditemukan pula objek yang

dapat menmpung air seperti ban bekas. Kondisi itu membuat lembab

yang mengakibatkan banyak nyamuk, harusnya taman bermain juga

47
48

harus dirawat walau jarang digunakan serta tidak untuk membuang

sampah daun, akan lebih baik jika sampah daun dimanfaatkan untuk

kompos.

Usaha kebersihan yang dilakukan untuk halaman masjid

dilakukan satu hari sekali yaitu pada pagi hari. Pagar pada lingkungan

masjid menggunakan bahan batu dan semen setinggi 1 meter dari tanah

masjid dan ditanami pula pohon teh - tehan setinggi kurang lebih dua

meter. Pintu masuk lingkungan masjid menggunakan pagar besi. Pagar

batu dan pepohonan membuat lingkungan teduh dan sedikit menghalau

kebisingan dari arah jalan, dengan penggunaan halaman sebagai tempat

parkir akan timbul resiko pencurian, akan lebih baik jika hanya

menggunakan pintu masuk tunggal dan diadakannya petugas tiket parkir

untuk gerbang masuk.

b. Pembuangan sampah

Dengan kapasitas masjid hingga 2500 orang, untuk memenuhi

persyaratan dari Dinas Kesehatan Propinsi Dati 1 Jawa tengah yang

mensyaratkan tempat sampah harus tertutup dan kedap air serta

berkapasitas 20 liter untuk 100 orangnya maka diperlukan tempat

sampah dengan total volume minimal 500 liter dan terbagi menjadi 25

buah tempat sampah yang tersebar merata, sementara di masjid

Fatimatuzzahra memiliki volume total tempat sampah portable 360 liter

dan permanen 800 liter, yang artinya jika volume dijumlahkan akan

mencukupi yaitu 1160 liter, namun demikian total jumlah tempat sampah
49

portable hanya 16 buah dan permanen 1 buah, yang artinya tidaklah

tersebar merata yang seharusnya untuk 20 liter / 100 orangnya, dengan

kapasitas masjid 2500 orang maka akan membutuhkan 25 buah tempat

sampah dan tersebar merata, terutama di lokasi yang dimungkinkan

menjadi tempat timbulnya sampah seperti pada sisi sisi ruang shalat,

kamar mandi wanita, kamar mandi pria, dan di titik titik halaman masjid

seperti pada tempat parkir dan sisi pinggir lapangan serta tempat

bermain anak. Untuk keadaan tempat sampah sudah memenuhi syarat

yaitu tertutup, kedap air dan mudah dibersihkan. Namunn untuk tempat

sampah di bagian halaman sebaiknya disesuaikan bahan tempat

sampahnya seperti dari besi atau karet.

c. Pembuangan air limbah

Pembuangan air limbah sudah bagus, untuk buangan dari wc

semua dialirkan ke septic tank dengan resapan, namun untuk air sisa

wudlu hanya dibuang ke kolam tanpa air, sehingga menimbulkan

genangan genangan pada kolam tersebut, hal tersebut dapat

mengundang vektor dan dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk

pembawa penyakit demam berdarah yaitu Aedes aegepty, seharusnya

bekas air wudlu dibuang juga ke septictank atau ke saluran riol kota

sehingga tidak beresiko menimbulkan vektor penyakit.

d. Penyediaan air bersih

Sumber air bersih menggunakan sumur, posisi sumur jauh

dari sumber pencemar. Air disedot menggunakan pompa listrik untuk


50

ditampung di bak berdiameter kurang lebih 2,5 meter dengan kedalaman

5 meter dengan volume tamping total hingga 8000 liter. Secara kualitas

fisik air bersih yang disediakan memenuhi syarat, dan secara

kuantitaspun memenuhi syarat karena memenuhi kebutuhan jamaah

bahkan untuk MCK warga sekitar walaupun pada musim kemarau.

e. Sarana pembuangan tinja

Sarana pembuangan tinja atau jamban berjumlah 17 jamban,

jumlah tersebut menurut persyaratan Dinas Kesehatan Propinsi Dati 1

Jawa Tengah telah memenuhi syarat untuk 200 orang per jamban.

Jamban berbentuk leher angsa, untuk pria berjumlah 10 buah dan untuk

wanita berjumlah 5 buah dan dalam keadaan bersih dan tidak berbau,

lantai terbuat dari petakan tehel berbahan batu dan tembok semua

dilapisi dengan keramik. Tinggi tembok kamar mandi 2,5 meter dan tak

tertutup pada bagian atasnya sehingga cukup untuk sirkulasi udara.

Sedangkan untuk wanita terdapat 5 jamban dan 2 laninya terdapat di

belakang masjid. Air disediakan dalam bak permanen melalui kran.

Pembersihan dilakukan setiap hari dengan sasaran bak, lantai, dinding,

wc, air, sawang dan sampah.

f. Saluran pembuangan air hujan (drainase)

Pada bagian bangunan masjid saluran air hujan bekerja

secara gravitasi dan berakhir di kolam resapan air hujan, namun masih

dijumpai genangan di beberapa titik. Hal ini dikarenakan pada saluran

drainase terdapat lapisan tanah yang cukup tebal, seharusnya dilakukan


51

pembersihan rutin pada jalan drainase sehingga endapan tanah tidak

menghambat laju air hujan dan tidak beresiko menimbulkan vector

penyakit seperti jentik nyamuk Aedes aegepty sebagai pembawa virus

DHF .

g. Sarana peturasan

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto tidak menggunakan

peturasan karena dianggap kurang sopan. Hal ini akan mendorong

perilaku jamaah untuk setiap buang air akan ke kamar mandi. Keadaan

tersebut bertentangan dengan persyaratan dari Dinas Kesehatan

Propinsi Dati 1 Jawa tengah. Tetapi melihat keadaan dengan banyaknya

kamar mandi yang disediakan telah mencukupi kebutuhan pengunjung.

h. Penyediaan air wudlu

Kuantitas air wudlu mencukupi dan kualitas secara fisikpun

bagus, jumlah kran wudlu yaitu 53 kran, jumlah ini telah memenuhi

persyaratan Dinas Kesehatan Propinsi Dati 1 Jawa tengah untuk 50

orang per kran wudlu. Jumlah tersebut terbagi untuk wudlu pria 45 kran

dan wanita 8 kran. Lantai tempat wudlu terbuat dari petak petak

berbahan batu sekaligus untuk menghubungkan dengan masjid,kondisi

lantai tidak licin dan bersih dengan frekwensi pembersihan setiap hari,

namun masalah ditemukan pada saat akan memasuki ruang shalat,

keberadaan keset/ lap kaki dirasa kurang, karena jika saat ramai

pengunjung terutama jika pada saat hari jumat membuat lantai masjid

basah dan dapat menimbulkan kecelakaan serta rasa kurang nyaman.


52

Oleh karena demikian seharusnya keberadaan lap kaki harus

diperbanyak.

2. Bagian Dalam Masjid (Interior)

a. Ruang shalat

Bangunan masjid memiliki dua lantai ruang shalat dimana

lantai bawah untuk jamaah pria dan atas untuk jamaah wanita. Lantai

dan tiang penyangga menggunakan batu marmer . Ruang sholat tidak

berdinding sehingga membuat dapat masuknya dedaunan kering pada

saat angin cukup kencang. Pada saat hujan pun air hujan masuk ke

dalam ruang shalat lantai 1 sehingga membasahi lantai sholat (Lampiran

6, Gambar k). Sedangkan pada lantai dua berdinding dengan motif

lubang lubang. Langit langit berternit dan dalam keadaan bersih, diruang

shalat terdapat pula perlengkapan alat shalat, mimbar dan ayat suci Al

Quran yang tertata rapi. Frekwensi pembersihan ruang shalat dilakukan

setiap hari dengan dipel serta pembersihan pada tiang tiang masjid dan

langit langit dilakukan tiga hari sekali. Pembersihan yang sering dan

menggunakan antiseptic akan meminimalisir resiko penularan penyakit

yang dapat terjadi diantaranya influenza dan TBC.

Kelembaban pada ruang shalat berkisar antara 82 – 93 %

dengan suhu antara 24 -29 oC. Pada saat terjadi hujan kelembaban

meningkat dikarenakan kondisi masjid yang tak terlindung tembok, selain

itu, lantai ruang shalat akan basah karena air hujan sehingga beresiko

dapat menimbulkan kecelakaan. Seharusnya dilakun penambahan atap


53

disekeliling masjid, disetiap sisi luar masjid sehingga akan mengurangi

masuknya air hujan karena angin atau cipratan.

b. Alas shalat

Alas shalat pada ruang shalat berupa karpet. Pada lantai satu

menggunakan tiga lajur karpet dengan panjang per lajur kurang lebih 30

meter. Sedangkan untuk lantai dua menggunakan dua lajur pada bagian

belakang dan dua lajur pada samping kiri dan dua lajur pada samping

kanan. Pembersihan karpet menggunakan penyedot debu. Frekwensi

pembersihan dilakukan satu minggu sekali untuk penggunaan penyedot

debu dirasa kurang karena melihat kondisi masjid yang tak berdinding

memungkinkan banyaknya debu yang beterbangan dan terendap pada

karpet. Debu tersebut dapat terhisap jamaah pada saat posisi sujud, dan

untuk jangka panjang dapat menimbulkan penyakit pernapasan akibat

debu. Dilain itu semua kondisi karpet dalam keadaan bersih.

c. Penghawaan atau ventilasi

Keadaan dimana masjid tidak berdinding untuk lantai satu

membuat sirkulasi udara lebih dari cukup, begitu juga pada lantai dua,

walaupun berdinding tetapi keadaan dinding berlubang lubang

memungkinkan sirkulasi yang lancar. Keadaan lubang penghawaan

alami maupun buatan dapat mepengaruhi suhu dan kelembaban.

Menurut Djasio sanropie, dkk (1991, h15), bahwa suhu ruangan pada

daerah tropis adalah suhu antara 220C – 260C, sementara suhu ruang

shalat Masjid Fatimatuzzahra pada siang hari adalah 29oC dan pada
54

malam hari adalah 24oC yang artinya tidak terlalu sejuk pada siang hari

namun pada malam hari cukup sejuk bahkan cendurung dingin dengan

terpaan angin secara langsung.

d. Fasilitas PPPK

Masjdi Fatimatuzzahra Purwokerto tidak memiliki fasilitas

PPPK, namun Masjid memiliki klinik sendiri yang menjamin kesehatan

pengelola masjid,jamaah, maupun masyarakat umum dengan gratis.

e. Perlengkapan shalat

Perlengkapan shalat yang dipinjamkan pada jamaah yaitu

rukuh dan sarung dan terletak ditempak berbeda. Untuk rukuh dan

perlengkapan shalat wanita berada di almari pada lantai dua ruang

shalat, perlengkapan shalat dalam keadaan bersih dan wangi, namun

penataanya kurang rapih. Sementara itu untuk sarung berada di lantai

pertama dengan keadaan bersih dan rapih.

f. Pencahayaan

Majid Fatimatuzzahra Purwokerto menggunakan

pencahayaan campuran yaitu buatan dan alami. Pencahayaan buatan

menggunakan lampu bohlam berwarna kuning keorenan yang tersebar

merata pada bagian masjid. Pada umumnya saat siang hari

pencahayaan telah mencukupi sesuai dengan persyaratan Dinas

Kesehatan Propinsai Dati 1 Jawa tengah yaitu pencahayaan minimal

adalah 10 fc atau 100 lux, namun dibeberapa tempat seperti klinik, ruang

pertemuan dan ruang belajar pencahayaan dirasa kurang karena masih


55

dibawah 100 lux dan jika digunakan untuk kegiatan membaca terasa

kurang nyaman, Untuk ruang belajar pada saat digunakan tetap

menggunakan lampu walau pada siang hari tetapi menurut pengukuran

yang tlah dilakukan masih dibawah 100 lux,. Sementara itu pada malam

hari hampir semua ruangan peneranganya kurang dari 100 lux, kecuali

pada ruang belajar bahasa asing dan mini market. Seharusnya untuk

kegiatan membaca atau melakukan hal teliti seperti ruang belajar, klinik

dan ruang imam menggunakan lampu yang lebih terang namun tidak

menyilaukan.

g. Kelembaban

Hasil pengukuran kelembaban di Masjid Fatimatuzzahra

Purwokerto berkisar antara 82 – 93 %. Klembaban cenderung tinggi

pada ruang shalat disaat hujan. Menurut Suma’mur (1986, h.90) orang

Indonesia dapat beraklimitasi atau menyesuaikan diri pada kelembaban

antara 85% - 95%, sedangkan menurut Djasio sanropie, dkk (1991,

h.15), kelembaban ruangan nyaman adalah 60%, sehingga kelembaban

pada ruang shalat masjid dikategorikan kurang nyaman.

h. Suhu udara

Setelah dilakukan pengukuran suhu didapatkan hasil antara

24oC – 29 0C. menurut Djasio sanropie, dkk (1991, h.15) suhu udara

segar berkisar pada suhu 220C - 300C, yang artinya suhu udara di masjid

cukup segar
56

i. tempat sandal dan sepatu

Tempat sandal dan sepatu terbuat dari kayu, berada pada

samping depan bagian kiri kanan masing masing sebanyak satu rak,

pada samping kiri belakang masjid terdapat dua rak. Pada samping

kanan terdapat rak khusus untuk jamaah wanita berjumlah 12

kotak,.Dibagan belakang masjid terdapat 3 rak dan di bagian tempat

wudlu pria disediakan juga 2 rak didekat pintu masuk tempat wudlu

samping. Masing masing rak (kecuali pada rak khusus wanita) berjumlah

7 lajur, dan setiap lajurnya sepanjang 2,5 meter.

Posisi penempatan tempat sandal sudah cukup bagus di

bagian tangga tangga masuk dan terlindung dari hujan, namun untuk

penempatan sandal maupun sepatu di tangga masuk depan tidak

terlindungi dari hujan. Hal ini sebenarnya bisa diperbaiki dengan

penambahan atap disekeliling masjid.

3. Karyawan dan petugas masjid serta pengawasan serangga dan vektor

a. Karyawan dan petugas Masjid.

Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto memiliki tiga orang

petugas kebersihan dengan masing masing tugasnya, Satu orang untuk

mengurusi bagian bangunan masjid, satu orang ditempatkan pada

lingkungan taman dan halaman masjid dan satu lainya ditempatkan pada

kamar mandi masjid. Petugas secara fisik berpenampilan bersih dan

berseragam saat bekerja namun tidak menggunakan APD. Tidak ada


57

pemeriksaan kesehatan rutin pada pekerja, namun pekerja sudah

dijamin kesehatanya oleh klinik masjid, Adapun jika klinik masjdi tidak

mampu menangani maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat dan

semua biaya ditanggung oleh manajemen masjid.

b. Pengawasan serangga dan vektor

Nyamuk, burung, kelalawar, cicak dan tokek adalah binatang

yang mengganggu di kawasan masjid, banyaknya nyamuk kurang

ditanggapi serius, sebab dari banyaknya nyamuk dimungkinkan kerena

beberapa tempat seperti taman yang cenerung lembab dengan

tumpukan dedaunan dan rumput yang kurang terawat, sementara untuk

burung,tokek, dan kelelawar yang meninggalkan kotoran di masjid,

petugas kebersihan rutin membersihkan sarang sarang dan tempat yang

dimungkinkan untk bernaung binatang tersebut.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, secara umum keadaan

sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto pada tahun 2013 termasuk dalam

kategori baik dengan hasil penilaian menggunakan formulir inspeksi sanitasi

masjid dari Dinas Kesehatan Propinsi dati I Jawa Tengah dengan nilai 895,

tetapi masih ada beberapa permasalahan sanitasi yang harus diperhatikan.

2. Dari hasil pengamatan dan pengukuran di lingkungan masjid di Masjid

Fatimatuzzahra sebagai berikut :dapat disimpulkan bahwa

a. Bagian luar

1) Halaman masjid tidak memenuh syarat dikarenakan timbulnya

genangan pada saat dan setelah hujan, selain itu juga terdapat

tumpukan sampah daun yang tidak perlu.

2) Pembuangan sampah secara kualitas telah memenuhi syarat,

namun secara kwantitas tidak, dengan volume total yang cukup

namun jumlah tempat sampah tidak memenuhi persyaratan 20 liter

volume per tempat sampah untuk 100 orangnya sehingga tidak bisa

tersebar merata.

3) Pembuang air limbah tidak memenuhi syarat dikarenakan terdapat

genangan pada kolam tampung bekas air wudlu sehingga dapat

menjadi tempat perindukan nyamuk,

58
59

4) Penyediaan air bersih secara fisik telah memenuhi syarat, yaitu tidak

berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.

5) Sarana pembuangan tinja secara kuantitas maupun kualitas

memenuhi syarat, yaitu 1 jamban untuk 200 orang serta type jamban

leher angsa, bersih dan tidak berbau.

6) Saluran pembuangan air hujan tidak memenuhi syarat karena

terjadi genangan dikarenakan endapan tanah yang terbawa oleh air

hujan.

7) Sarana peturasan menurut persyaratan minimal dari Dinas

Kesehatan Dati 1 Jawa Tengah tidaklah memenuhi syarat

dikarenakan memang tidak disediakan oleh pihak masjid, namun hal

itu juga berdampak positif karena akan mendorong perilaku untuk

buang air kecil dikamar mandi.

8) Penyediaan air wudlu secara kualitas dan kuantitas telah memenuhi

syarat yaitu 1 kran untuk 50 orang.

b. Bagian dalam masjid

1) Ruang sholat secara umum memenuhi syarat yaitu bersih dan tidak

lembab, namun dikarenakan pada bangunan masjid terutama lantai

1 tidak berdinding sehingga kotoran daun maupun percikan air hujan

dapat masuk dan membasahi lantai ruang shalat.

2) Alas sholat secara umum memenuhi syarat yaitu bersih dan tidak

ditemukan kutu, namun pembersihan karpet dengan frekwensi 1 kali


60

per minggu dirasa kurang karena ruang shalat tak berdinding

sehingga dimungkinkan volume debu yang berterbangan dan

mengendap pada karpet akan lebih banyak.

3) Penghawaan atau ventilasi memenuhi syarat 10% dari luas lantai,

karena ruang shalat tak berdinding sehingga dirasa cukup walau

hanya dengan penghawaan alami.

4) Fasilitas PPPK yang disediakan di Masjid Fatimatuzzahra adalah

klinik.lebih baik, bagus dan lebih ungguk daripada hanya kotak

PPPK, serta didukung oleh tenaga dibidangnya.

5) Perlengkapan shalat secara umum memenuhi syarat yaitu bersih,

dan tak berkutu, hanya saja penataan setelah pakai yang kurang

rapi.

6) Pencahayaan pada siang hari rata rata telah memenuhi syarat

minimal 100 lux, namun pada malam hari hampir semua tidak

memenuhi syarat, begitu juga pada tempat untuk membaca maupun

untuk aktifitas teliti seperti runag belajar dan klinik.

7) Kelembaban berkisar antara 82 – 93 %, menurut Djasio sanropie, dkk

(1991, h.15), kelembaban ruangan nyaman adalah 60%, sehingga

kelembaban pada ruang shalat masjid dikategorikan kurang nyaman.

8) Suhu udara antara 24oC – 29 0C. menurut Djasio sanropie, dkk (1991,

h.15) suhu udara segar berkisar pada suhu 220C - 300C, yang artinya

suhu udara di masjid cukup segar


61

9) Tempat sandal dan sepatu dengan disediakanya tempat khusus

maka teah memenuhi syarat minimal sanitasi masjid,

c. Karyawan atau petugas masjid dan pengawasan serangga dan vektor

10) Karyawan dan petugas masjid secara umum memenuhi syarat yaitu

tidak sakit saat bekerja, namun tidak ber APD saat bekerja.

11) Pengawasan serangga dan vector dilakukan secara rutin.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas. Dapat disarankan sebagai berikut :

1. Bagi pengelola masjid

a. Bagian luar

1) Dilakukan perataan tanah / dibuatkan drainase kearah selatan

masjid karena posisi tanah yang lebih rendah. Tumpukan sampah

daun dapat dijadikan kompos dengan pengolahan sederhana, yaitu

dengan menggali tanah 1 atau 2 meter persegi di tanah untuk

menaruh sampah daun, lalu setelah penuh dapat ditutup dengan

tanah, selain untuk composting, galian lubang tersebut juga dapat

berfungsi sebagai serapan air hujan, maka dari itu akan lebih baik

jika posisi lubang galian terletak di bagian selatan masjid karena

disitulah titik ketinggian tanah terendah.

2) Pembuangan sampah ditambah jumlah tempat sampahnya dan

ditaruh merata di tempat tempat yang dimungkinkan menjadi tempat

timbulnya sampah seperti pada sisi sisi masjid,kamar mandi wanita,

tempat parkir, pinggir lapangan dan pintu masuk.


62

3) Pembuang air limbah yang terjadi genangan pada kolam tampung

sisa air wudlu dapat diberikan ikan seperji jenis gupi, walaupun

bukan ikan predator namun jenis ikan tersebut akan memakan jentik

nyamuk yang suatu saat dapat timbul.

4) Penyediaan air bersih sudah memenuhi syarat, sumber air bersih

yaitu sumur perlu dijaga dari cemaran seperti pembuatan spitank

baru yang berdekatan atau air sampah (lindi) dari tempat sampah

agar kebersihan air tetap terjaga.

5) Sarana pembuangan tinja secara kualitas dan kuantitas memenuhi

syarat, perawatan rutin akan menjaga kebersihan dan kualitasnya.

6) Saluran pembuangan air hujan seharusnya dilakukan pengerukan

juga untuk pembersihanya sehingga bebas dari endapan tanah.

7) Sarana peturasan menurut persyaratan minimal dari Dinas

Kesehatan Dati 1 Jawa Tengah tidaklah memenuhi syarat

dikarenakan memang tidak disediakan oleh pihak masjid, namun hal

itu juga berdampak positif karena akan mendorong perilaku untuk

buang air kecil dikamar mandi.

8) Penyediaan air wudlu secara kualitas dan kuantitas telah memenuhi

syarat yaitu 1 kran untuk 50 orang. Perawatan kran wudlu seperti

pembersihan dan penggantian pada kran yang rusak akan menjaga

kualitas dan estetika dari pengunjung masjid..

b. Bagian dalam masjid

1) Ruang sholat dengan kondisi tak berdinding sebenarnya bagus,


63

seperti desain desain masjid di Saudi Arabia, namun demikian

setting masjid yang demikian kurang cocok di Indonesia karena

bercurah hujan tinggi sehingga air hujan dapat masuk ke dalam

ruang shalat, untuk mengantisipasinya dapat dilakukan penamahan

atap pada sisi sisi masjid. Penambahan atap tersebut dapat

mengurangi volume air hujan yang masuk. Selain itu pembersihan

lantai rutin, karena akan meminimalisir kemungkinan penularan

penyakit pernapasan seperti TBC dan influenza.

2) Alas sholat, dengan kondisi masjid tak berdinding memungkinkan

volume debu yang masuk dan terendap pada karpet akan lebih

banyak, maka dari itu frekwensi pembersihan dengan penyedot

debu akan lebih baik jika ditambah, Hal itu akan mengurangi resiko

penyakit akibat debu pada saluran pernapasan pada jamaah yang

didapat pada saat bersujud.

3) Penghawaan atau ventilasi memenuhi syarat 10% dari luas lantai,

karena ruang shalat tak berdinding sehingga dirasa cukup walau

hanya dengan penghawaan alami.

4) Fasilitas PPPK yang disediakan di Masjid Fatimatuzzahra adalah

klinik.lebih baik, bagus dan lebih ungguk daripada hanya kotak

PPPK, serta didukung oleh tenaga dibidangnya.

5) Perlengkapan shalat secara umum memenuhi syarat yaitu bersih

dan tak berkutu, hanya saja penataan setelah pakai yang kurang

rapi. Pembersihan berupa pencucian dan penjemuran secara rutin


64

akan mengurangi resiko penularan penyakit seperti penyakit kulit

dan penyakit pernapasan seperti influenza dan TBC.

6) Pencahayaan tidak memenuhi syarat pada tempat membaca dan

aktifitas teliti harusnya waat lampu ditambah dan tetap dinyalakan

walaupun pada siang hari, hal itu dikarenakan pada ruang belajar

dan klinik kurang cahaya matahari pada siang hari.

7) Kelembaban berkisar antara 82 – 93 %, menurut Djasio sanropie, dkk

(1991, h.15), kelembaban ruangan nyaman adalah 60%, sehingga

kelembaban pada ruang shalat masjid dikategorikan kurang nyaman.

8) Suhu udara antara 24oC – 29 0C. menurut Djasio sanropie, dkk (1991,

h.15) suhu udara segar berkisar pada suhu 220C - 300C, yang artinya

suhu udara di masjid cukup segar

9) Tempat sandal dan sepatu untuk bagian tangga depan jika

diatasnya ditambah atap akan sedikit melindungi.

c. Karyawan atau petugas masjid dan pengawasan serangga dan vektor

1) Petugas kebersihan masjid minimal menggunakan APD sarung

tangan, sepatu Booth dan masker untuk melindungi dari kotoran,

benda tajam dan debu.

2) Pengawasan serangga dan vektor dapat dilakukan dengan

penyemprotan pestisida pada tempat binatang pengganggu biasa

singgah sehingga binatang tersebut enggang untuk bersarang.


65

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, 2007, Buku Pemeriksaan Tempat ibadah,


Kebumen: Dinas Kesehatan Prop. DATI I jawa Tengah

Djasio, Sanropie (et.al), 1989, Pedomoan Bidang Studi Pengawasan Kesehatan


Lingkungan dan Pemukiman untuk Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi dan
Kesehatan Lingkungan, Depkes RI Pusdiknakes, Jakarta.

Dwi Priyanto, 2001, Tinjauan Sanitasi Masjid Agung Darussalam di Kabupaten


Temanggung Tahun 2001, Departemen Kesehatan RI Politeknik Kesehatan
Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

Edi Pramudya, 2002, Tinjauan Sanitasi Masjid Agung Baitussalam kota Purbalingga
Tahun 2002, Departemen Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

http://eprints.undip.ac.id/view/subjects/RA0421.html, Diakses 20.46 wib, tanggal 28


Januari 2013

http://environmentalsanitation.blogspot.com/sanitasi-tempat-ibadah.html, Diakses
21.49 wib, tanggal 13 Februari 2013

http://mafazaif.wordpress.com/, Diakses 21.46 wib, tanggal 13 Februari 2013

http://patriotmoslem.blogspot.com/2009/09/sarana-prasarana-masjid
fatimatuzzahra.html, Diakses 12.49 wib, tanggal 13 Februari 2013

http:// pojokpradna.files.wordpress.com/2011/09/fatima_depan1.jpg/, Diakses 16.19


wib, tanggal 11 Februari 2013

Majelis Ulama Indonesia, 2002, Air,Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Menurut


Ajaran Islam, Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Moh. S Tri Putera, 2002, Tinjauan Sanitasi Masjid Agung Kota Tegal Tahun 2002,
Departemen Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

Ranto, 1994, Tinjauan Sanitasi Masjid Agung Baitussalam PurwokertoTahun 1994:


Departemen Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

S. Purwanto, dkk, 1997, Buku Pedoman Praktek, Purwokerto: Departemen Kesehatan


RI Akademik Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
66

Stalker, peter, 2008, Millennium Development Goals, Jakarta : Badan Pusat Statistik

Suma’mur P.K, 1986, Hygine Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung,
Jakarta.

Tri Cahyono, 2012, Pedoman Penulisan Proposal Penelitian Dan Karya Tulis
Ilmiah/Skripsi Edisi Revisi Kedua, Purwokerto: Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

Yunita Nurtri , 2009, Tinjauan Sanitasi Masjid Agung Baitussalam


PurwokertoTahun 2009 , Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan
Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Lampiran 1 : Prosedur pengukuran pencahayaan.
67

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA

TAHUN 2013

PROSEDUR PENGUKURAN PENCAHAYAAN

A. Alat

1. Lux meter

2. Alat tulis

B. Cara kerja

1. Siapkan alat yang akan digunakan yaitu Lux meter

2. Jarak antara pengukuran denagn alat 60-90 cm

3. Tinggi alat dari permukaan lantai 80 cm

4. Pakaian pengukuran berwarna gelap, untuk menghindariadanya pantulan

5. Hidupkan Lux meter dengan menggeser tombol ON

6. Kalibrasikan Lux meter pada angka 0 atau pada angka yang stabil

7. Arahkan sensor pada sumber cahaya yang akan diukur

8. Lihat layar pada Lux meter hingga angka yang muncul stabil

9. Angka tersebut menunjukkan besarnya intensitas cahaya yang diukur

10. Catat hasil dari pengukuran

11. Masukkan hasil pengukuran kedalam rumus kemudian dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan hasil yang merupakan angka kuat

lemahnya penerangan di tempat tersebut

AI = A1 + A2 + A3 + A4

12. Matikan Lux meter dengan menggeser tombol OFF.


68

Lampiran 2 : Prosedur pengukuran kelembaban

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA

TAHUN 2013

PROSEDUR PENGUKURAN KELEMBABAN

A. Alat

1. Hygrometer

2. Alat tulis

B. Cara Kerja

1. Persiapan alat

Siapkan alat dan baca petunjuk penggunaan alat sebelum alat

dioperasikan.

2. Pengoperasian alat

a. Letakkan alat pada dinding ruang atau dapat menggunakan tripod

b. Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil

3. Cara pembacaan hasil

Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung.


69

Lampiran 3 : Prosedur pengukuran suhu

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA

TAHUN 2013

PROSEDUR PENGUKURAN SUHU

A. Alat

1. Termometer

2. Alat tulis

B. Cara kerja

1. Persiapan alat

a. Siapkan alat, lakukan kalibrasi dan uji fungsi

b. Dibaca petunjuk penggunaan alat sebelum alat dioperasikan

2. Pengoperasian alat

a. Termometer diletakkan pada dinding ruang atau dapat menggunakan

tripot

b. Hindarkan alat dari panas sinar matahari langsung

c. Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil

3. Cara pembacaan hasil

Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung.


70

Lampiran 4 : Kuesioner

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA

TAHUN 2013

KUESIONER

(Ditujukan untuk pengurus Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto)

A. Data Umum

1. Nama Lokasi : Masjid Fatimatuzzahra

2. Alamat : Jl Gunung Muria Desa Grendeng

Kecamatan Purwokerto Utara

3. Tahun berdiri : 1994

4. Kapasitas masjid : 2500 orang

5. Jumlah pengelola masjid : 36

B. Data Khusus

1. Bagian Luar Masjid (Exterior)

a. Halaman masjid

1) Apakah halaman masjid dibersihkan setiap hari?

a. Ya , b. Tidak

b. Pembuangan sampah

1) Apakah sampah ditempat sampah diangkut setiap hari?

a. Ya , b. Tidak
71

c. Pembuangan air limbah dan air hujan

1) Apakah saluran pembuangan rutin dibersihkan?

a. Ya , b. Tidak

d. Penyediaan air bersih

1) Apakah jarak sumber air dari sumber pencemar minimal 11 meter?

a. Ya , b. Tidak

e. Jamban atau Kakus

1) Apakah jamban / kakus dibersihkan setiap hari?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah jamban atau kakus berfungsi dengan baik?

a. Ya , b. Tidak

3) Apakah air tersedia dengan baik?

a. Ya , b. Tidak

4) Apakah pembuangan akhirnya ke septictank?

a. Ya , b. Tidak

5) Apakah jamban terpisah antara laki laki dan perempuan?

a. Ya , b. Tidak

f. Tempat mengambil air wudhu

1) Apakah tempat wudlu terpisah dari masjid?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah jalan penghubung ke masjid berlantai kedap air?

a. Ya , b. Tidak
72

3) Apakah tempat wudlu dibersihkan rutin?

a. Ya , b. Tidak

4) Apakah air tersedia dengan baik?

a. Ya , b. Tidak

5) Apakah tempat wudlu pria dan wanita terpisah?

a. Ya , b. Tidak

6) Apakah disediakan keset di tempat masuk masjid?

a. Ya , b. Tidak

7) Apakah jumlah keset mencukupi?

a. Ya , b. Tidak

2. Bagian Dalam Masjid (Interior ).

a. Ruang sholat

1) Apakah ruang shalat rutin dibersihkan?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah pembersihannya dengan cara dipel?

a. Ya , b. Tidak

3) Apakah pembersihannya dengan cara disapu?

a. Ya , b. Tidak

b. Alas sholat

1) Apakah alas sholat dibersihkan secara rutin?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah pembersihan dengan cara disapu?

a. Ya , b. Tidak
73

3) Apakah pembersihan dengan cara dicuci?

a. Ya , b. Tidak

4) Apakah pembersihan dengan cara dijemur saja?

a. Ya , b. Tidak

5) Apakah tidak terdapat kutu/ vector pengganggu?

a. Ya , b. Tidak

c. Tata cahaya atau penerangan

1) Apakah tersedia cukup cahaya pada siang hari?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah lampu lampu berfungsi baik pada malam hari?

a. Ya , b. Tidak

d. Tempat sandal dan sepatu

1) Apakah tempat sandal terlindung dari air hujan?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah tempat sepatu terlindung dari air hujan?

a. Ya , b. Tidak

3) Apakah tempat sandal dan sepatu mencukupi ?

a. Ya , b. Tidak

e. Perlengkapan shalat

1) Apakah perlengkapan sholat tersebut rutin dibersihkan?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah pembersihan perlengkapan sholat dengan cara pencucian?

a. Ya , b. Tidak
74

f. Pengendalian vektor

1) Apakah di masjid sering di jumpai vektor atau serangga pengganggu?

a. Ya , b. Tidak

2) Apakah ada usaha penanggulangannya ?

a. Ya , b. Tidak

Keterangan :
Nilai = Jumlah memenuhi syarat atau jawaban Ya X 100 %
Jumlah keseluruhan item

Dengan tingkat katergori menurut Suharsimi Arikunto sebagi berikut :


76 – 100 % = Baik.
56 – 75 % = Cukup.
45 – 55 % = Kurang baik.
< 40 % = Tidak baik.

Baik dan cukup adalah memenuhi syarat.


Kurang baik dan Tidak baik adalah tidak memenuhi syarat.
Kuesioner digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

Purwokerto, 2013

Petugas
75

Lampiran 5 : Checklist inspeksi sanitasi masjid

TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA

TAHUN 2013

CHECKLIST INSPEKSI SANITASI MASJID

Nama Masjid : Fatimatuzzahra

Alamat : Jl Gunung Muria, Desa Grendeng Kecamatan

Purwokerto Utara

Tanggal pemeriksaan : 21 Maret 2013

No. MATERI BOBOT KRITERIA NILAI KETERANGAN

1. HALAMAN 40
MASJID
b. Kualitas 45 Baik a. Bersih
b. Tidak ada genangan
30 Cukup 30 a. Bersih
b. Ada genangan
15 Kurang a. kotor
b. Ada genangan
2. PEMBUANGAN 50
SAMPAH
a. Kuantitas 25 Baik Bila satu tong sampah vol 20 liter untuk 100
jemaah
15 Cukup 15 Bila satu tong sampah vol 20
liter untuk 200 jemaah
10 Kurang Bila satu tong sampah vol 20 liter
untuk > 200 jemaah
b. Kualitas 25 Baik 25 Non permanen, tertutup, mudah
dibersihkan dan kedap air
15 Cukup Non permanen ,terbuka
10 Kurang Permanen, tidak ada tong sampah
3. SPAL 60
Kualiatas 60 Baik 60 a. Tersedia saluran pembawa
permanen dan kedap air
b. Tersedia bak kontrol
c. Mengalir secara gravitasi
sehingga tak tergenang
d.Saluran pembawa dalam keadaan bersih.
76

No. MATERI BOBOT KRITERIA NILAI KETERANGAN


40 Cukup a. Tersedia saluran pembawa
permanen dan kedap air
b. Mengalir secara gravitasi sehingga tak
tergenang
c.Saluran pembawa dalam keadaan kotor.
20 Kurang Tidak tersedia saluran pembawa
permanen dan kedap air.
4. PAB 200
a. Kuantitas 100 Baik Bila jml tersedia melebihi kebutuhan
berwuduh para jemaah walaupun dimusim
kemarau
60 Cukup 60 Bila jml tersedia sebanding kebutuhan
berwuduh para Jemaah walaupun dimusim
kemarau
25 Kurang Bila jml tersedia tidak dapat memenuhi
kebutuhan berwudu para jemaah
b. Kualitas 100 Baik 100 Bila secara fisik tidak berbau,berwarna,
berasa, jernih dan suhu suhu udara
60 Cukup Tidak berbau dan memenuhi 2 syarat yang
lain.
25 Kurang Berbau & atau lebih dari 2 syarat
tidak dapat dipenuhi
5. SARANA 90
PEMBUANGAN
TINJA
a. Kuantitas 30 Baik 30 Bila jamban yang tersedia 1 jamban
untuk 200 Jemaah
20 Cukup Bila jamban yang tersedia 1 jamban
untuk 200-250 jemaah
10 Kurang Bila jamban yang tersedia 1
jamban digunakan lebih dari 250 jemaah
b. Kualitas 30 Baik 30 dan
a. Leher
atau angsa
tidak ada Jamban
b. Bebas serangga lalat/ kecoak
20 Cukup a. Leher angsa
b. Bebas serangga lalat/ kecoak
15 Kurang a. Tidak Leher angsa
b. Tidak bebas serangga lalat/kecoak
c.Perawatan 30 Baik 30 a. Tidak ada ceceran tinja/kotoran lain
b. Tersedia air penggelontoran dalam
20 Cukup a. jumlah
Tidak ada
cukup
ceceran tinja/kotoran lain
b. Tersedia
c. Tidak berbauair penggelontoran
10 Kurang a.
d. Ada
Tidak ceceran
dalam licin tinja/kotoran lain
jumlah cukup
b.
e. Tidak Tersedia
tersedia air penggelontoran
sabun
6. SALURAN 30 dalam jumlah cukup
PEMBUANGAN
AIR HUJAN
Kualitas 30 Baik a. Bila tersedia saluran khusus ke saluran
umum kota/eresapan yang permanent
b. Airmengalir dengan gravitasi sehingga
tidak timbul genangan air
77

No. MATERI BOBOT KRITERIA NILAI KETERANGAN

20 Cukup 20 a.Bila tersedia saluran khususke


saluran umum kota/peresapan permanen
b. Tidak gravitasi sehingga tidak timbul
genangan air
10 Kurang a. Tidak tersedia saluran khusus ke
saluran umum kota/peresapan
yang permanent
7. PENYEDIAAN 80
AIR WUDLU
a. Kuantitas 20 Baik 20 Jumlah kran berbanding kapasitasJemaah
masjid I : 50 Jemaah
10 Cukup Jumlah kran berbanding
kapasitas jemaah masjid 1 : 75 jemaah
5 Kurang Jumlah kran berbanding
kapasitas jemaah masjid 1 : 75 jemaah
b. Kualitas 20 Baik 20 Jemaah
Menggunakan kran, ada tempat pembilas,
sebelum menuju tempat wudlu, tandon.bak
air tert utup tidak ada perubahan warna
fisik bangunan.
10 Cukup Menggunakan kran, ada tempat pembilas,
sebelum menuju tempat wudlu, tandon/bak
air terbuka ada perubahan warna fisik
bangunan
5 Kurang Tandon terbuka
tidak menggunakan kran.
c. Penempatan 20 Baik 20 Terpisah dengan masjid,WC/KM
peturasan, tidak tercemar bau
10 Cukup Tidak terpisah dengan masjid,WC/KM
peturasan, tidak tercemar bau
5 Kurang Tercemar bau
d. Perawatan 20 Baik 20 Tandon/ bak air lantai dan dinding
tidak berlumut dan tidak ada endapan.
10 Cukup Tandon/ bak air lantai dan
dinding tidak berlumut tapi ada endapan.

5 Kurang Tandon/ bak air lantai dan


dinding berlumut dan ada endapan.
8. RUANG SHALAT 80
a. Kualitas 80 Baik 80 a. Lantai tidak lembab,mudahdibersihkan.
b. Keadaan lantai, dinding dan langit-langit
selalu dalam keadaan bersih.
3. peralatan dan perlengkapan bersih

60 Cukup a. Lantai tidak lembab, mudahdibersihkan.


2. Keadaan lantai, dinding dan langit-langit
selalu dalam keadaan kotor
3. peralatan dan perlengkapan kotor

30 Kurang 1. Lantai lembab


2. Keadaan lantai, dinding dan langit-langit
selalu dalam keadaan kotor
3. peralatan dan perlengkapan kotor
78

No. MATERI BOBOT KRITERIA NILAI KETERANGAN


9. ALAS SHALAT 80
80 Baik 80 Tersedia, bersih, tak berbau
50 Cukup Tersedia, kotor , berbau
20 Kurang Tidak tersedia
10. PENGHAWAAN 20
Kualitas 20 Baik 20 Bila luas penghawaan min 20%
10 Cukup dari
Bila luas
luaslantai bangunan 10-20%
penghawaan
5 Kurang dari luas
Bila luaslantai bangunan kurang
penghawaan
11. FASILITAS PPPK 20 dari 20% luas lantai bangunan.

Kualitas 20 Baik Ada, lengkap, berfungsi


10 Cukup Ada, tidak lengkap, berfungsi
5 Kurang 5 Tidak ada
13. PERLENGKAPAN80
SHALAT
Kualitas 80 Baik 80 Tidak berbau, tidak kotor Tidak berdebu dan
masih utuh
60 Cukup Tidak berbau, tidak kotor Tidak
berdebu dan bahan tidak utuh
10 Kurang Berbau, berwama kotor, dan berdebu.
14. PENCAHAYAAN 20
Kualitas 20 Baik Minimal 100 lux atau masih dapat uhtuk
. membaca dengan jelas pada tempat yang
tergelap
10 Cukup 10 50-100 lux. Kurang jelas untuk
membaca pada tempat yang tergelap.
5 Kurang Lebih kecil untuk membaca
dengan jelas di tempat tergelap.
15. TEMPA SANDAL 30
DAN SEPATU 30 Baik 30 Ada tempat khusus dan terlindung dari hujan
10 Cukup Ada tempat khusus, tak terlindung dari hujan
5 Kurang Tidak ada tempat khusus, tdak terlindung
16. KARAYAWAN 80 hujan
1.KEBERSIHA
PETUGAS/PENG 40
NKualitas
-URUS MASJID 40 Baik a. Tidak sedang sakit mata/kulit
b.Bersih secara fisik(penampilan)
PERORANGA 20 Cukup 20 Tidak sedang sakit mata dan kulit.

N 10 Kurang Sakit mata dan kulit saat bekerja.


2.PEMERIKS 40
Kuantitas
AAN 40 Baik Pemeriksaan dilakukan secara berkala tiap 6
bulan 1 x dengan kartu status.
20 Cukup Pemeriksaan dilakukan secara
KESEHATAN berkala tiap 1 tahun 1 x dengan kartu status
10 Kurang 10 Pemeriksaan dilakukan secara berkala tiap
6 bulan 1 x dengan kartu status/tidak ada
pemeriksaan.
17. PENGAWASAN 80
Kualitas
SERANGGA / 80 Baik 80 Bila bebas jentik, lalat kecoa,
50 Cukup Tikus
Bila bebas jentik
VECTOR
20 Kurang Bika ada jentik
Jumlah 1000 895
79

Dari hasil observasi menggunakan checklist didapatkan nilai 895 yang berarti sanitasi

masjid masuk dalam kriteria Baik.

Dengan tingkat katergori menurut Suharsimi Arikunto sebagi berikut :


Kriteria penilaian inspeksi :

1. Baik : 700 – 1000


2. Cukup : 500 – 699
3. Kurang : 5 – 499

Baik dan cukup adalah memenuhi syarat.


Kurang baik adalah tidak memenuhi syarat.
80

Lampiran 6 : Foto foto bagian masjid

LAMPIRAN GAMBAR

Masjid Bagian Luar

Gambar a : Masjid tampak depan Gambar b : Genangan pada halaman


depan masjid

Gambar c Genangan pada halaman Gambar d : Tempat pembuangan sampah


samping masjid
81

Gambar e : Kamar mandi pria Gambar f : Tempat wudlu pria

Gambar g : Kolam tampung sisa air wudlu Gambar h : saluran drainase

Gambar i : Tempat bermain anak Gambar j :Tumpukan sampah daun


82

Masjid bagian dalam

Gambar k : Ruang shalat lantai 1 Gambar l : Ruang shalat lantai 2

Gambar m : Ruang shalat lantai 2 Gambar n : sarang burung

Gambar o : Perlengkapan shalat Gambar k : Sampah daun pada ruang shalat

Anda mungkin juga menyukai