Format Laporan Triwulan II
Format Laporan Triwulan II
1
KATA PENGANTAR
…………………………………….
…………………………………………….
…………………………………..
Jaksa………… NIP…………….
2
DAFTAR ISI
COVER 1
Kata Pengantar 2
PERNYATAAN TELAH DIREVIU OLEH BIDANG PENGAWASAN 4
Ikhtisar Eksekutif 5
BAB I Pendahuluan 6
1.1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI 6
1.2. KONDISI SDM KEJAKSAAN …………… PER …………… 2023 11
1.3. ISU STRATEGIS 12
1.4. SISTEMATIKA LAPORAN 14
BAB II 15
PERENCANAAN KINERJA 15
2.1 RENCANA STRATEGIS KEJAKSAAN …………… TAHUN 2020-2024 15
2.2. SASARAN STRATEGIS KEJAKSAAN ………….. 18
2.3 PERJANJIAN KINERJA DAN PAGU ANGGARAN KEJAKSAAN ……… TAHUN 2023 21
BAB III 24
AKUNTABILITAS KINERJA 24
3.1 REALISASI ANGGARAN KEJAKSAAN ……….. TRIWULAN ….. TAHUN 2023 24
3.2 CAPAIAN KINERJA KEJAKSAAN …………… TRIWULAN …… TAHUN 2023 25
3.1.1 Persentase Nilai SAKIP Kejaksaan ……… 25
3.1.2 Persentase Nilai Maturitas SPIP Kejaksaan ………….. 26
3.1.3 Persentase Berkurangnya Pengaduan Masyarakat terhadap Aparatur Kejaksaan RI 28
4.2.1 Persentase Kegiatan yang Mendukung Upaya Pencegahan Korupsi 29
3.3.1 Persentase Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap
dan Dieksekusi 32
3.3.2 Persentase Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Khusus yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap
dan Dieksekusi 36
3.4.1 Persentase Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur Pidana 44
3.4.2 Persentase Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur Perdata 46
3.4 REALISASI ANGGARAN TRIWULAN………. TAHUN 2023 51
BAB IV 52
PENUTUP 52
Lampiran 1. 53
REALISASI ANGGARAN PER PROGRAM 53
Lampiran 2. 54
PERJANJIAN KINERJA KEPALA KEJAKSAAN ……………….. 54
3
PERNYATAAN TELAH DIREVIU OLEH BIDANG PENGAWASAN
…………………………….
4
IKHTISAR EKSEKUTIF
Kinerja sebagai keluaran/hasil dari kegiatan/program yang telah atau hendak dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas, kualitas terukur, dan akuntabel. Sebagai
akuntabilitas kinerja tersebut, Laporan Kinerja Triwulan II Kejaksaan Negeri Ambon Tahun 2023 keluar
sebagai gambaran dari keluaran/hasil dari kegiatan/program Kejaksaan Negeri Ambon dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pemerintahan di bidang penuntutan serta
realisasi penggunaan anggarannya. Laporan Kinerja juga merupakan wujud dari pelaksanaan pencapaian
visi dan misi Kejaksaan Republik Indonesia, yang mana telah dijabarkan dalam Rencana Strategis, Rencana
Kerja, serta Program Kegiatan yang telah ditentukan dan menjadi landasan dalam Sistem Akuntabilitas
Kinerja Kejaksaan Negeri Ambon.
Penilaian terhadap keberhasilan atau seberapa besar pencapaian kinerja/sasaran strategis diukur
dengan berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) atau target capaian kinerja. Pencapaian IKU
atau target kinerja ini ditunjukkan dari hasil persentase kinerja (pengukuran secara kuantitatif), bahwa
semakin tinggi persentase yang diperoleh menunjukkan kinerja semakin efektif dan efisien, begitu juga
sebaliknya. Keberhasilan tersebut akan banyak dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal di
lingkup Kejaksaan Negeri Ambon, baik yang telah ditetapkan maupun yang belum ditetapkan dalam
mitigasi risiko. Adanya kebijakan fiskal pemerintah yaitu refocusing anggaran atau pengaturan ulang
anggaran berbasis kinerja dan alokasi dana dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), sistem dan
organisasi yang terus dalam penyempurnaan, sarana dan prasarana teknologi informasi yang terus
dikembangkan, serta sumber daya yang terbatas merupakan bagian dari faktor internal capaian kinerja.
Bahwa untuk melaksanakan kinerja yang maksimal dan berkelanjutan, maka Kejaksaan Negeri
Ambon pada Tahun 2023 memperoleh anggaran melalui DIPA Tahun 2023 total sebesar Rp
12.813.091.000,- (dua belas miltar delapan ratus tiga belas juta Sembilan puluh satu ribu rupiah).
5
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), serta Peraturan Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja, maka setiap Instansi Pemerintahan berkewajiban untuk
menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian tujuan/sasaran strategis
instansi.
Tujuan/sasaran strategis instansi Kejaksaan Negeri Ambon termuat dalam Rencana Kerja
Kejaksaan Negeri Ambon yang penyusunannya sebagaimana ketentuan Pasal 8 ayat (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga dan Pasal 15 ayat (1) tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Nasional dimana Pimpinan Kementerian/Lembaga menyusun rancangan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga dengan mengacu pada Rencana Strategis Pemerintah dan Pagu Indikatif
Kementerian/Lembaga. Rencana Kerja Kejaksaan memuat arah kebijakan Kejaksaan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan berdasarkan kerangka perencanaan, kerangka pendanaan, kerangka kelembagaan,
dan kerangka regulasi dalam pelaksanaan kinerja dan anggaran selama kurun waktu satu tahun anggaran
secara berkesinambungan.
Sebagai bentuk pelaksanaan akuntabilitas dan transparansi kinerja, diperlukan suatu Laporan
Kinerja berisi uraian tentang keluaran kegiatan/output, hasil kegiatan/outcome, dan indikator kinerja
utama masing-masing program/kegiatan. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2021
bahwa “Kementerian/Lembaga menyusun laporan per triwulan atas pelaksanaan rencana program dan
kegiatan berdasarkan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga”, Pejabat yang berwenang wajib membuat
laporan kinerja dan anggaran secara bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan atas pelaksanaan
Rencana Kerja tersebut. Maka Laporan Triwulan II Kejaksaan Negeri Ambon Tahun 2023 disusun sebagai
bentuk akuntabilitas atas pelaporan rencana program dan kegiatan yang telah termuat dalam Rencana
Kerja Kejaksaan Tahun 2023. Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan nasional Indonesia yang
mengacu pada Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, dengan tema pembangunan:
“Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Kejaksaan RI pada awal tahun 2023 melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kejaksaan RI Tahun
2023, menjadikan tema “Melalui Kejaksaan yang Andal, Penegakan Hukum Humanis, serta Transformasi
Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai wujud nyata dalam perancangan dan perumusan setiap
program kerja Kejaksaan. Adapun di dalam Rakernas Kejaksaan RI Tahun 2023 ini menghasilkan beberapa
rekomendasi yang diharapkan setiap insan Adhyaksa dapat secara amanah dalam memegang peranan
6
sentral pada penegakan hukum selalu cermat dalam menyerap nilai-nilai keadilan yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat guna menunjang peningkatan perekonomian negara, rekomendasi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan laporan tahunan Kejaksaan RI Tahun 2022 yang terdiri dari Buku I, Buku II, Buku
III, dan Buku IV sebagai capaian kinerja yang rinci dan dapat dijadikan acuan dalam membuat
laporan tahunan berikutnya;
2. Menetapkan dokumen usulan nilai kebutuhan riil Kejaksaan RI Tahun 2024 sebesar Rp
39.934.648.229.000,-. Nilai tersebut harus diperjuangkan dalam upaya memperoleh nilai pagu
indikatif tahun 2024 sehingga dapat mengakomodir pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang
dalam pelaksanaan penegakan hukum;
3. Mengakselerasi langkah-langkah strategis organisasi untuk finalisasi pengembangan organisasi
serta pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan pasca pengesahan Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan RI;
4. Mengevaluasi pelaksanaan Corporate Value Kejaksaan RI, yaitu “Trapsila Adhyaksa” di setiap
satuan kerja guna memastikan kesamaan pandang dalam penerapan nilai-nilai yang terkandung
dalam corporate value tersebut.
Adanya Rakernas Kejaksaan RI salah satunya telah mencerminkan perumusan program kerja
terus mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran dalam rangka program kerja yang dilakukan
mendapatkan dukungan fiskal yang memadai. Melalui 7 Program Kerja Prioritas Kejaksaan RI Tahun 2023,
sebagai bentuk pengingatan, persiapan, dan penyusunan gerak, langkah serta kebijakan seluruh aparatur
Kejaksaan dalam mendukung dan menyukseskan program Pemerintah yang mana tidak lain bertujuan
untuk mewujudkan manajemen ASN Kejaksaan yang prima, maka diharapkan dapat dipedomani dan
dilaksanakan secara segera, tepat, dan sungguh-sungguh, serta melaporkan progres pelaksanaan
rekomendasi tersebut secara berkala. Adapun ketujuh Program Kerja Prioritas Kejaksaan RI Tahun 2023,
yaitu:
1. Jaga netralitas personal dalam menyongsong tahun politik serta jaga stabilitas politik dalam
pelaksanaan tugas dan kewenangan;
2. Wujudkan pola penegakan hukum yang berkepastian, berkeadilan dan berkemanfaatan demi
memperkuat ketahanan ekonomi nasional;
3. Hadirkan penegakan hukum yang humanis berlandaskan hati nurani serta nilai-nilai keadilan
yang hidup dan berkembang di masyarakat;
4. Percepat penyelesaian pengembangan organisasi serta tugas fungsi institusi yang menjadi
amanat dari Undang-Undang Kejaksaan;
5. Bentuk kesatuan pola analisis yuridis yang terstruktur dan terukur dalam setiap penyelesaian
penanganan perkara;
6. Kaji dan susun langkah-langkah strategis pasca perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
maupun Undang-Undang baru lainnya yang berdampak pada tugas dan fungsi institusi;
7
7. Memperkuat pengelolaan aset hasil tindak pidana guna optimalisasi pendapatan keuangan
negara.
Dalam rangka mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Kejaksaan
telah melakukan berbagai kegiatan, diantaranya pendampingan serapan anggaran dalam rangka
menanggulangi atau menekan inflasi daerah, pendampingan dan pengamanan proyek strategis nasional
dan daerah, serta menjaga iklim investasi yang kondusif dengan melakukan reorientasi dan tata kelola
proses investasi yang mudah, cepat, dan tidak berbiaya.
Berbagai kegiatan Kejaksaan diatas yang dalam rangka mendukung transformasi ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan tidak lain bertujuan untuk mewujudkan visi misi, rencana strategis, rencana
kerja, serta program prioritas nasional, diantaranya:
(1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan;
(2) Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin kemerataan;
(3) Meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
(4) Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan;
(5) Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar;
(6) Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim;
(7) Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.
Hal ini menunjukkan bahwa Kejaksaan RI terus berbenah dalam meningkatkan kinerja dan
peningkatan kualitas kinerja meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, tata kelola,
kelembagaan, regulasi, dan pemberdayaan hukum masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia, Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-
Undang.
Tugas dan wewenang Kejaksaan berdasarkan pasal 30 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pidana
− Melalukan penuntutan;
− Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
8
− Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk
dan atas nama Negara atau Pemerintah
Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor PER-006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan Republik Indonesia menyebutkan pelaksanaan kekuasaan negara tersebut diselenggarakan
oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri:
1. Kejaksaan Agung, berkedudukan di ibukota negara Indonesia dan daerah hukumnya meliputi
wilayah kekuasaan negara Indonesia. Kejaksaan Agung dipimpin oleh seorang Jaksa Agung yang
merupakan pejabat negara, pimpinan dan penanggung jawab tertinggi Kejaksaan yang memimpin,
mengendalikan pelaksanaan tugas, dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia. Jaksa Agung
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
2. Kejaksaan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah
provinsi. Kejaksaan Tinggi dipimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan Tinggi yang merupakan
pimpinan dan penanggung jawab Kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas,
dan wewenang kejaksaan di daerah hukumnya.
9
tertentu terdapat juga Cabang Kejaksaan Negeri yang dipimpin oleh Kepala Cabang Kejaksaan
Negeri.
STRUKTUR ORGANISASI
KASUBAG/KAUR PEMBINAAN
KASI INTELIJEN
Kasi intelijen adalah unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kejaksaan
dalam Bidang Intelijen di daerah hukumnya.
10
c. Ekonomi dan Keuangan C;
d. Pengamanan Pembangunan Strategis (D);
e. Teknologi Informasi dan Produksi Intelijen E;
f. Penerangan Hukum.
Kasi Bidang tindak pidana umum mempunyai tugas melaksanakan dan mengendalikan penanganan
perkara tahap prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, eksaminasi serta pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat dan kebijakan serta tindakan hukum lainnya.
Adapun bidang tindak pidana khusus mempunyai tugas melakukan pengelolaan laporan dan
pengaduan masyarakat, penyelidikan, penyidikan, pelecakan aset dan pengelolaan barang bukti,
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, praperadilan, penuntutan dan persidangan, perlawanan, upaya
hukum, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, pengawasan terhadap pelaksanaan pemindaan bersyarat, putusan pidana pengawasan, keputusan
lepas bersyarat, eksaminasi dalam penanganan perkara tindak pidana khusus di wilayah hukum Kejaksaan
Negeri Ambon.
a. Penyidikan;
b. Penuntutan;
c. Upaya Hukum Luar Biasa, Eksekusi, dan Eksaminasi.
Kasi bidang perdata dan tata usaha Negara adalah unsur pembantu pimpinan yang mempunyai
tugas dan fungsi Kejaksaan dalam bidang perdata dan tata usaha Negara di daerah hukumnya;
a. Perdata;
b. Tata Usaha Negara;
11
c. Pertimbangan Hukum.
Menciptakan organisasi berorientasi pada hasil adalah sebuah kebutuhan bagi setiap instansi
pemerintahan untuk mempercepat pembangunan nasional. Organisasi berorientasi pada hasil adalah
organisasi yang berfokus pada pencapaian tujuan sasaran organisasi dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa sumber daya manusia
maupun anggaran. Adapun sumber daya manusia merupakan komponen utama dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya dari instansi pemerintah khususnya di Kejaksaan Negeri Ambon.
Secara garis besar, pegawai Kejaksaan terdiri dari Jaksa dan Non-Jaksa (Tata Usaha). Menurut
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021, Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan Undang-Undang. Untuk dapat
diangkat menjadi Jaksa, maka Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 mensyaratkan harus lulus
Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ). Disamping itu jabatan fungsional tertentu yang
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kejaksaan, antara lain Fungsional Peneliti, Fungsional
Pustakawan, Fungsional Perencana, Fungsional Sandiman, Fungsional Pranata Komputer, Fungsional
Pranata Humas, dan Fungsional Widyaiswara, serta Jabatan Fungsional Umum lainnya.
Adapun kuantitas pegawai yang ada di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi Maluku adalah sebagai
berikut:
Jaksa 7 7 14
Tata Usaha 30 18 49
Jumlah 37 25 62
12
Diagram 1
Jumlah Pegawai Wilayah Kejaksaan Negeri Ambon
Jumlah pegawai yang ada di Kejaksaan ………….. secara keseluruhan sebanyak ……. pegawai, jumlah
ini menunjukkan penurunan/peningkatan dari jumlah pegawai pada tahun sebelumnya yaitu sebanyak
……. pegawai, hal ini disebabkan karena adanya pegawai yang berpindah tugas dan satuan kerja, serta
pegawai yang melaksanakan PPPJ. Sehingga jumlah ini masih perlu ditambahkan/dioptimalkan mengingat
hasil yang diperlukan berdasarkan analisis peta jabatan dan permintaan penambahan pegawai dari
satuan kerja serta dapat dijabarkan pada Isu Strategis di bawah ini.
Pelaksanaan kinerja dan anggaran Kejaksaan ………… berdasarkan Rencana Kerja menunjukkan hasil
yang cukup baik dilihat dari hasil evaluasi penyerapan anggaran secara berkala (Laporan Bulanan, e-
monev, dan SAKTI). Namun demikian, hasil tersebut masih menunjukkan beberapa hal yang perlu
memperoleh perhatian dalam upaya mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan kinerja dan anggaran
di triwulan selanjutnya, sebagai berikut:
a. Dukungan operasional masih kurang, yaitu kurangnya ketersediaan meubelair (seperti kursi dan
meja) juga dikarenakan banyaknya meubelair yang sudah rusak berat, jaringan internet masih
sering bermasalah (juga dikarenakan faktor geografis Maluku, cuaca ekstrem, dan arus listrik
bergilir), kurangnya fasilitas pendukung IT, serta moda transportasi yang digunakan di daerah
masih terbatas juga ditambah dengan karakteristik geografis kepulauan yang sulit ditempuh serta
memerlukan biaya tidak sedikit, dan lain-lain;
b. Kurangnya kuantitas SDM, baik Jaksa maupun TU;
c. Digitalisasi yang diterapkan masih kurang, salah satunya disebabkan oleh jaringan internet yang
kurang stabil, fasilitas pendukung kurang memadai, serta dibutuhkan tenaga operator khusus.
Selanjutnya, upaya dan langkah strategis untuk menindaklanjuti kendala dan hambatan kinerja
diatas dalam mencapai tujuan organisasi telah disusun dan implementasinya senantiasa dievaluasi, tidak
lain adalah guna mewujudkan visi misi Kejaksaan RI. Visi Misi Kejaksaan RI, meliputi:
Maka, berikut upaya strategis dalam menindaklanjuti hambatan pencapaian sasaran strategis dan
telah dijabarkan dalam strategi pencapaian sasaran strategis Kejaksaan …………, antara lain:
1. Meningkatkan optimalisasi penyerapan anggaran;
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi hubungan antar bidang guna mengoptimalkan kinerja;
3. Mengevaluasi kinerja secara berkala guna mengetahui sejauh mana strategi yang dilakukan
telah memberikan dampak positif bagi organisasi serta menjadi bahan evaluasi dan
pengembangan strategi kedepannya;
4. Mengusulkan rencana kebutuhan pegawai serta rencana usulan sarana prasarana;
5. Menyelesaikan kendala jaringan internet dengan cara memberikan solusi penambahan jaringan
yang digunakan dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait;
6. Mengusulkan penambahan anggaran pemeliharaan untuk mengatasi dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan pada gedung bangunan kantor dan inventaris kantor lainnya;
7. Melakukan optimalisasi pegawai sesuai SDM yang ada, baik melalui mutasi lokal untuk mengisi
jabatan berdasarkan keahlian yang dimiliki maupun pendelegasian tugas terhadap pegawai
yang sudah ada;
8. Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya (stakeholders) dalam rangka kerja
sama meningkatkan kinerja penanganan perkara.
Sejalan dengan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025, juga
sebagai wujud dan sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing tinggi serta
melaksanakan 7 (tujuh) agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program Prioritas, Kegiatan
Prioritas, dan Proyek Prioritas khususnya dalam hal Memperkuat Stabilitas Polhukhankam (Politik,
Hukum, Pertahanan, dan Keamanan) dan Transformasi Pelayanan Publik.
Jaksa Agung Republik Indonesia memberikan 7 (tujuh) arahan yang menjadi pedoman seluruh
aparatur Kejaksaan RI dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya, yaitu:
14
1. Penegakan hukum tidak lagi menitikberatkan kepada seberapa banyak perkara korupsi yang
ditangani, namun lebih kepada upaya untuk menjamin satu wilayah bebas dari korupsi;
2. Penegakan hukum guna mendukung investasi baik di pusat maupun di daerah;
3. Melakukan pendataan dan pengalihan fasilitas umum, fasilitas sosial, maupun aset-aset lainnya
milik pemerintah yang terbengkalai, tidak terurus atau dikuasai oleh pihak lain dengan
melibatkan instansi terkait;
4. Pemanfaatan IT untuk mendukung keberhasilan tugas-tugas Kejaksaan;
5. Menciptakan mekanisme pengawasan yang ketat untuk menjaga konsistensi peaksanaan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM);
6. Diperlukan System Complain and Handling Management yang mampu meningkatkan pelayanan
hukum terhadap masyarakat;
7. Inovasi yang telah diterapkan selama ini di satuan kerja dan terbukti dapat mengoptimalkan
kinerja secara efektif dan efisien, harus dapat diimplementasikan dalam skala nasional.
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan gambaran umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis
organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapai oleh organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Bab ini menyajikan ikhtisar perjanjian kinerja tahun bersangkutan, Rencana Kerja (Renja) serta
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Bab ini menyajikan tentang capaian kinerja organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen perjanjian kinerja, serta bentuk kinerja lainnya meliputi inovasi, penghargaan, pemberantasan
korupsi, penyelamatan aset, dan capaian lainnya.
BAB IV Penutup
Bab ini berisi simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang
yang akan dilakukan Kejaksaan …………. dalam optimalisasi kinerja.
15
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Rencana Strategis atau Renstra di bentuk berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program dan
Kegiatan yang telah ditentukan, berorientasi pada apa yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu
sehubungan dengan tugas pokok dan fungsi Intansi/Lembaga. Renstra disusun dengan
mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis (eksternal maupun internal), didalamnya
dijabarkan kegiatan pembangunan yang berbentuk rumusan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program dalam
mencapai tujuan pembangunan.
Sebagai acuan bagi arah kebijakan Kejaksaan Republik Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun, telah
ditetapkan Rencana Strategis Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2020-2024 berdasarkan Peraturan
Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020. Dalam Renstra tersebut, Kejaksaan RI menetapkan
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, yang juga menjadi visi, misi, tujuan dan sasaran setiap Kejaksaan
Tinggi, Kejaksaan Negeri, dan Cabang Kejaksaan Negeri, sebagai berikut:
− VISI:
Kejaksaan Republik Indonesia yang Andal, Profesional, Inovatif dan Berintegritas dalam Pelayanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”.
− MISI:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Kejaksaan RI; (Misi Presiden dan
Wakil Presiden Nomor 1)
2. Meningkatkan Akuntabilitas Kejaksaan RI dan Integritas Aparatur Kejaksaan RI; (Misi Presiden
dan Wakil Presiden Nomor 8)
3. Meningkatkan Peran Kejaksaan RI dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi; (Misi
Presiden dan Wakil Presiden Nomor 6);
4. Meningkatkan Optimalisasi Kinerja Aparatur Kejaksaan RI dalam Penanganan Perkara Tindak
Pidana; (Misi Presiden dan Wakil Presiden Nomor 6 dan 7);
5. Meningkatkan Upaya Penyelamatan dan Pemulihan Aset Negara; (Misi Presiden dan Wakil
Presiden Nomor 6, 7 dan 8)
6. Meningkatkan Kualitas Kinerja Kejaksaan RI Berbasis Teknologi Informasi (TI). (Misi Presiden
dan Wakil Presiden Nomor 1 dan 8)
16
RENCANA STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN KEJAKSAAN …………
TAHUN 2020-2024
2 Meningkatnya
Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan
Sarana Dan Prasarana di Kejaksaan ……...
17
inspeksi umum/pemantauan
9 4 9 10 12
18
IK.6.1 Jumlah penyelesaian perkara pidana 200 250 250 300 300
umum dalam tahap pra penuntutan
IK.8.3 Jumlah kegiatan layanan hukum 100 100 100 120 150
gratis
Sasaran Strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh Kementerian/Lembaga yang
mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil satu atau beberapa program. Sasaran
strategis yang dirumuskan akan menjadi tolak ukur yang jelas dalam penyusunan pencapaian Sasaran
Strategi, Program dan Kegiatan, beserta Indikator Keberhasilannya.
19
Untuk tahun 2020-2024 Kejaksaan RI menetapkan sasaran strategis sebagai berikut.
Adapun untuk mewujudkan visi misi dan mencapai sasaran strategisnya, Kejaksaan ……….
menetapkan Indikator Kinerja Sasaran (IKS), sebagai berikut.
Sasaran Strategis:
Meningkatnya Akuntabilitas dan Integritas Aparat Kejaksaan RI
Sasaran Program
Meningkatnya Integritas Aparatur Kejaksaan RI
(Asisten Pengawasan)
20
Sasaran Strategis:
Terwujudnnya Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
Sasaran Strategis:
Meningkatnya Keberhasilan Penyelesaian Perkara Tindak Pidana
Indikator Kinerja Strategis:
21
Indikator Indikator Indikator Indikator Kinerja Indikator Kinerja
Kinerja Kinerja Kinerja Program Program
Program Program Program Persentase Perkara Persentase Penanganan
Persentase Persentase Tipikor dan TPPU yang Perkara Pidsus Lainnya
Persentase
Berhasil Diselesaikan (Kepabeanan, Cukai,
Perkara yang Perkara Penanganan pada Tahap:
Diselesaikan Pidum yang Pajak) yang Berhasil
Lapdu Tipikor
Penyelidikan Diselesaikan pada
dengan Inkracht pada dan TPPU
Penyidikan Tahap:
Keadilan Peradilan
Restoratif Tingkat Pra Tut Pra Tut
Pertama dan Penuntutan Penuntutan
Dieksekusi Eksekusi
Sasaran Strategis:
Meningkatnya Pengembalian Aset dan Kerugian Negara
Indikator Kinerja Strategis:
1.3 PERJANJIAN KINERJA DAN PAGU ANGGARAN KEJAKSAAN ……… TAHUN 2023
Sesuai dengan Rencana Kerja Kejaksaan ………… Tahun 2023, yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020, Tema Rencana Kerja Kejaksaan Negeri Tual
Tahun 2023 adalah “…………………………..”. Hal ini menunjukan bahwa sejalan dengan pemerintah,
Kejaksaan mampu secara terus menerus berbenah dalam meningkatkan kinerja untuk memberikan
kepastian hukum yang berkualitas. Sehingga diyakini akan dapat memberikan rasa nyaman dan aman
untuk menciptakan kondisi yang mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk
22
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
Untuk dapat mewujudkan tujuan diatas, serta memastikan kinerja Kejaksaan terlaksana secara
akuntabel, maka suatu perencanaan dan pengimplementasian sasaran kinerja termuat dalam Perjanjian
Kinerja harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan penganggaran berbasis money-follow program
serta pendekatan perencanaan berbasis Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS). Perjanjian Kinerja
merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) yang
termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Menurut Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Instansi
Pemerintah yang termuat dalam PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014, Perjanjian Kinerja merupakan
lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Pimpinan sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan
Struktural di bawahnya sebagai penerima amanah untuk melaksanakan Program/Kegiatan yang disertai
dengan Indikator Kinerja. Melalui perjanjian ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara
Pimpinan sebagai pemberi amanah dan Pimpinan Struktural di bawahnya sebagai penerima amanah atas
kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja (outcome dan output) yang dihasilkan atas
kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja yang seharusnya terwujud dari kegiatan tahun-
tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan mencakup outcome dan output
yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Kejaksaan ………….. telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2023 sebagai komitmen pimpinan
untuk melaksanakan kinerja secara baik dan terukur sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan.
Perjanjian kinerja Kejaksaan Tinggi Maluku ditetapkan dan ditandatangani oleh Jaksa Agung RI, dengan
indikator kinerja sebagai berikut:
23
1 Meningkatnya dukungan manajamen Jumlah layanan gaji dan tunjangan para pegawai
dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di
Jumlah layanan operasional dan pemeliharaan
Kejaksaan…………..
kantor
4. Meningkatnya dukungan fungsi intelijen Jumlah buron tindak pidana/DPO yang ditangkap
terhadap tugas dan fungsi di Kejaksaan
Jumlah laporan hasil operasi intelijen
……..
(lid/pam/gal)
24
Jumlah kegiatan Jaksa Menyapa
Untuk melaksanakan target yang terdapat pada perjanjian kinerja Kejaksaan ………. tersebut
didukung oleh 2 program dengqn alokasi anggaran per Program Tahun 2023 berdasarkan Perjanjian
Kinerja sebesar Rp………………..,-, yaitu sebagai berikut:
1. Penanganan Rp 609.016.000,-
Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan di
Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang
Kejaksaan Negeri
25
Kejaksaan Negeri
26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Kejaksaan ………. telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2023 sebagai komitmen pimpinan
untuk melaksanakan kinerja secara baik dan terukur sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan
dengan sasaran strategi dan program yang sama dengan yang dijabarkan pada Bab 2 sebelumnya.
Kemudian, pelaksanaan target yang terdapat pada perjanjian kinerja pada satuan kerja di seluruh wilayah
hukum Kejaksaan ……….. di Triwulan …..(sebelumnya) Tahun 2023 beralokasi anggaran per Program
sebesar Rp 000,- dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Dukungan Anggaran Kejaksaan ……….. pada Triwulan ….(sebelumnya) Tahun 2023
27
Berdasarkan capaian realisasi kinerja keseluruhan pada Triwulan …..(sebelumnya) Tahun 2023
diatas adalah sebagai acuan dalam peningkatan kinerja pada Triwulan berikutnya. Laporan Kinerja
Triwulan …..(selanjutnya) Tahun 2023 ini akan menunjukkan hasil nilai capaian kinerja yang akan
dibandingkan dengan realisasi kinerja Triwulan ….(sebelumnya) Tahun 2023.
Sesuai dengan pohon kinerja Kejaksaan RI, maka Sasaran Strategis Meningkatnya Akuntabilitas dan
Integritas Aparatur Kejaksaan RI diukur dari indikator kinerja sasaran strategis, antara lain:
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis Prosentase Nilai SAKIP Kejaksaan pada
tingkat Kejaksaan …………… diuraikan dalam Indikator Program sebagai berikut.
Pengelolaan keuangan yang optimal dinilai atau ditunjukkan dari tingkat penyerapan
anggarannya. Dalam hal ini, pada Triwulan ……. Tahun 2023, Satker yang melaksanakan
Penyerapan Anggaran diatas 75% memiliki nilai SAKIP yang baik dan menunjukkan penyerapan
anggaran sudah optimal. Persentase satker yang melakukan pengelolaan keuangan diukur dengan
menggunakan formulasi:
4
x 100 = 28,57 %
14
Capaian Kinerja Riil terhadap Indikator Satker yang Melakukan Pengelolaan Keuangan
Secara Optimal adalah 28,57%, apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 90%
maka tercapai sebesar
90 28 ,57
28,57 x 100 = 31,75%
90
28
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja pengelolaan
keuangan secara optimal pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas pelaporan keuangan yang akuntabel dan tepat waktu;
2. Monitor dan evaluasi terhadap komponen-komponen penilaian keuangan;
3. Optimalisasi penggunaan anggaran serta penyerapan anggarannya;
4. Strategi dalam mengoptimalkan penyerapan anggaran agar menghasilkan kinerja yang
berkesinambungan.
Tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah tingkat
kematangan/kesempurnaan penyelenggaraan sistem pengendalian internal pemerintah dalam mencapai
tujuan pengendalian internal sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah. Kerangka maturitas SPIP terpola dalam enam tingkatan yaitu: Belum
Ada, Rintisan, Berkembang, Terdefinisi, Terkelola dan Terukur, serta Optimum. Tingkatan dimaksud setara
masing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5.
Setiap tingkat maturitas mempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan peran atau kapabilitas
penyelenggaraan SPIP dalam mendukung pencapaian tujuan instansi pemerintah, yaitu sebagai berikut:
4 Terkelola Dan Terukur 4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 ≤ skor< 4,5)
29
4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 ≤ skor< 4,5) 90
Berdasarkan penilaian maturitas SPIP yang dilakukan oleh Tim Penilai Mandiri Kejaksaan …………..
maka nilai maturitas SPIP Kejaksaan ……….adalah sebesar 3,2057 dengan kategori Terdefinisi. Adapun
nilainya dapat ditunjukkan pada Diagram 2 berikut.
Diagram 2
Tingkat Maturitas SPIP Kejaksaan ………….. Tahun 2023
Penilaian tersebut dilakukan dengan cara pengujian melalui entry meeting, validasi data dukung,
wawancara, dan diskusi dengan Tim Assesor. Kegiatan penjaminan mutu/kualitas hasil penilaian
Maturitas SPIP yang dilakukan di Kejaksaan ……… menunjukkan bahwa Tingkat Maturitas SPIP berada di
Level 3 dengan kategori Terdefinisi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Kejaksaan ……… telah
melaksanakan praktik pengendalian internal dan sudah terdokumentasikan, namun evaluasi atas
pengendalian yang dilakukan belum terdokumentasi secara optimal.
Dalam rangka penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, awal Tahun 2023 telah
dilakukan sejumlah langkah baik terkait penyusunan peraturan internal maupun kebijakannya, antara
lain:
30
- Peraturan Kejaksaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanganan Laporan dan Perlindungan
Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum (Whistle-Blowing System) di Kejaksaan RI yang
ditetapkan pada tanggal 21 Februari 2020.
b. Meningkatkan tingkat kepatuhan penyampaian LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara) di instansi Kejaksaan ……... Berdasarkan data pada Aplikasi e-LHKPN pertanggal 5 Juli 2023
dengan jumlah wajib LHKPN di satuan kerja seluruh Kejaksaan …….. total sebanyak 175 orang
dengan tingkat kepatuhan sebanyak 170 atau 97,14% (Pegawai yang sudah memenuhi kewajiban
LHKPN sebanyak 170, belum memenuhi sebanyak 5 orang).
c. Pengembangan Inovasi Aplikasi Satu Data Pengawasan (SaDaP);
Melalui Aplikasi SaDaP, laporan bulanan Inspektorat dan Asisten Bidang Pengawasan dilakukan
pengisian secara elektronik, yang secara otomatis menghasilkan data kinerja Inspektorat, Asisten
Bidang Pengawasan, dan Bidang Pengawasan secara keseluruhan, serta penilaian kinerja bulanan
Inspektorat dan Asisten Bidang Pengawasan. Data kinerja tersebut dipergunakan dalam
penyusunan program, laporan kinerja, monev (monitoring dan evaluasi) serta pemenuhan
permintaan data dari internal maupun eksternal Kejaksaan………..
Adapun rencana strategi dalam meningkatkan capaian kinerja terkait Tingkat Maturitas SPIP
Kejaksaan …………. di tahun mendatang, antara lain:
1. SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan perlu dilaksanakan secara konsisten
oleh setiap personil dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta keseharian;
2. Meningkatkan optimalisasi dokumentasi pelaksanaan kebijakan dan SOP dalam pelaksanaan
secara rutin;
3. Meningkatkan pemantauan secara periodik pelaksanaan kebijakan dan SOP serta penggunaan
hasilnya untuk perbaikan sistem pengendalian internal secara berkelanjutan (continuous
improvement);
4. Memasukkan aspek risiko (internal maupun eksternal) sebagai pertimbangan dan kriteria utama
dalam semua pengambilan keputusan;
5. Meningkatkan kepatuhan seluruh Kepala Satuan Kerja dalam melaporkan penyelenggaraan SPIP
secara berkala.
31
Sehingga diperoleh capaian kinerja Triwulan ……… Tahun 2023 berdasarkan formulasi
diatas sebagai berikut.
5
x 100 = 100 %
5
Capaian Kinerja Riil terhadap Indikator Prosentase Penyelesaian Lapdu Masyarakat adalah
100% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar:
85 100
100 x 100 = 117,65%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
0%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja persentase
penyelesaian lapdu masyarakat pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam pengelolaan anggaran dan laporan keuangan;
2. Kualitas dan kuantitas kegiatan Inspeksi Umum dan Pemantauan satuan kerja;
3. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di setiap satuan kerja;
4. Adanya tindak lanjut lembar kerja evaluasi serta penanganan risiko;
5. Strategi optimalisasi dan berkelanjutan atas hubungan dengan stakeholders.
Persentase pencapaian Sasaran Strategis 2 “Terwujudnya Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi”
diukur dari Indikator Kinerja berikut.
Keberhasilan terhadap capaian Indikator Sasaran Strategis Persentase Kegiatan yang Mendukung
Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi diuraikan dalam indikator program sebagai berikut.
● Persentase Pelaksanaan Operasi Intelijen yang Berkaitan dengan Bidang Ideologi, Politik, Sosial,
Budaya dan Kemasyarakatan, Ekonomi dan Keuangan, Ketahanan dan Keamanan, Teknologi
Informasi dan Produksi Intelijen
Persentase pelaksanaan operasi intelijen yang berkaitan dengan bidang ideologi, politik,
sosial, budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan keuangan, ketahanan dan keamanan, teknologi
informasi dan produksi intelijen diukur dengan formulasi:
32
Jumla h Laporan KegiatanOperasi Intelijen
x 100 = %
Sprint Kegiatan Operasi Intelijen
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas, dapat dihitung
sebagai berikut.
50
x 100 = 108,7 %
46
Capaian Kinerja Riil terhadap Indikator Persentase pelaksanaan operasi intelijen yang
berkaitan dengan bidang ideologi, politik, sosial, budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan
keuangan, ketahanan dan keamanan, teknologi informasi dan produksi intelijen adalah 108,7%
apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar:
85 108 ,7
108,7 x 100 = 127,88 %
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
91%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja prosentase
pelaksanaan operasi intelijen yang berkaitan dengan bidang ideologi, politik, sosial, budaya dan
kemasyarakatan, ekonomi dan keuangan, ketahanan dan keamanan, teknologi informasi dan
produksi intelijen pada tahun 2023 di Kejaksaan ……………., sebagai berikut.
1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dengan pemerintah provinsi terkait adanya Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN);
2. Pembentukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, baik Kejaksaan Negeri maupun
pemerintah lainnya;
3. Identifikasi pencegahan dan penanganan risiko pelaksanaan operasi intelijen;
4. Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi intelijen, serta optimalisasi anggaran yang ada.
33
Jumla h Lembaga yang Diberi Penerangan Hukum
x 100 = %
Target Lembaga yang Diberi Penerangan Hukum
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 Kejaksaan ……… berdasarkan formulasi diatas,
dapat diperoleh hasil sebagai berikut.
43
Penyuluhan Hukum: x 100 = 66,15%
65
11
Penerangan Hukum: x 100 = 57,89%
19
66 , 15+57 , 89
x 100 = 62,02%
2
Capaian Kinerja Riil terhadap Indikator Persentase Lembaga/pihak yang diberi penyuluhan
dan penerangan hukum adalah 62,02% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023
yaitu 50% maka tercapai sebesar:
50 62 ,02
62,02 x 100 = 102,32%
50
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
51,16%), maka capaian kinerja Triwulan … (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja persentase
Lembaga/pihak yang diberi penyuluhan dan penerangan hukum pada tahun 2023 sebagai berikut.
● Jumlah Kegiatan Pertimbangan Hukum, Pelayanan Hukum, dan Tindakan Hukum Lainnya
Jumlah kegiatan pertimbangan hukum, pelayanan hukum, dan Tindakan hukum lainnya
diukur dengan menggunakan formulasi:
Jumla h Kegiatan Pertimbangan Hukum , Pelayanan Hukum ,dan Tindakan Hukum Lain
x 100 = %
Target Kegiatan Pertimbangan Hukum , Pelayanan Hukum , dan Tindakan Hukum Lain
34
Sehingga diperoleh hasil Capaian Kinerja Triwulan …. Tahun 2023 pada Kejaksaan …….
berdasarkan formulasi diatas sebagai berikut.
94
x 100 = 65%
144
65
85 65 x 100 = 77%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
41,13%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Jumlah kegiatan
pertimbangan hukum, pelayanan hukum, dan Tindakan hukum lainnya pada tahun 2023 sebagai
berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Peningkatan koordinasi dengan berbagai pihak terkait;
3. Peningkatan kualitas pelayanan dan reformasi birokrasi.
Berdasarkan Capaian Indikator Kinerja Program tersebut diatas, maka capaian target terhadap
Renstra untuk Indikator Sasaran Strategis Persentase Kegiatan yang Mendukung Upaya Pencegahan
Korupsi, yaitu:
35
Persentase Lembaga/pihak yang diberi
102,32
penyuluhan dan penerangan hukum
102, 33
x 100 = 120,39 %
85
Pencapaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya Keberhasilan Penyelesaian Tindak Pidana” diukur dari
indikator kinerja berikut.
3.3.1 Persentase Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum yang Memperoleh Kekuatan Hukum
Tetap dan Dieksekusi
Capaian Kinerja Triwulan….. Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
21 Perkara
x 100 = 100 %
21 Perkara
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara yang Diselesaikan Berdasarkan
Keadilan Restoratif adalah 100% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu
85% maka tercapai sebesar 117,65% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut.
85 100
100 x 100 = 117,65 %
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
100%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang
sama. Namun, dari segi jumlah perkara mengalami peningkatan dari 13 perkara (Triwulan ….
(sebelumnya)) menjadi 21 perkara pada Triwulan … (selanjutnya).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja persentase
Perkara yang Diselesaikan Berdasarkan Keadilan Restoratif pada tahun 2023 sebagai berikut.
- Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
- Ketelitian serta kepekaan hati nurari JPU dalam proses penanganan perkara;
- Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan perkara.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum tetap (Inkracht Van
2. Pra Penuntutan
Jumla h Perkara di Tah ap Pra Penuntutan yang Diselesaikan
x 100 = %
Jumla h Perkara di Tah ap Pra Penuntutan yang Ditangani
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas dapat dihitung sebagai
berikut.
328 Perkara
x 100 = 80,20%
409 Perkara
3. Penuntutan
37
Jumla h Perkara di Tah ap Penuntutan yang Diselesaikan
x 100 = %
Jumla h Perkara di Tah ap Penuntutan yang Ditangani
Capaian Kinerja Triwulan …….. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas dapat dihitung
sebagai berikut.
373 Perkara
x 100 = 90,53 %
412 Perkara
Jumla h Terpidana Berdasarkan Putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Ber h asil Dieksekusi
Jumla hTerpidana Berdasarkan Putusan yang Berke k uatan Hukum Tetap
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan …….. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas dapat dihitung
sebagai berikut.
412 Perkara
x 100 = 103,26 %
399 Perkara
Jumla h Barang Bukti Berdasarkan Putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Ber h asil Dieksekusi
Jumla h Barang Bukti Be rdasarkan Putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas dapat dihitung sebagai
berikut.
32 Perkara
x 100 = 52,46 %
61 Perkara
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka keberhasilan indikator kinerja terkait dengan
Persentase Perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht Van
Gewisjdezaak) pada Peradilan Tingkat Pertama dan Telah Dieksekusi pada Triwulan…… Tahun
2023 dapat dihitung dari rata-rata persentase keberhasilan penanganan perkara mulai tahap
SPDP, Pra Penuntutan, Penuntutan sampai dengan pelaksanaan putusan yang berkekuatan hukum
tetap sebagai berikut.
4 Pelaksanaan Eksekusi
399 412 103,26
terhadap Terpidana
5 Pelaksanaan Eksekusi
61 32 52,46
terhadap Barang Bukti
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Umum yang
Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht Van Gewisjdezaak) pada Peradilan Tingkat Pertama dan Telah
Dieksekusi adalah 78,86% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85%
maka tercapai sebesar 92,78% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut.
85 78 ,86
78,86 x 100 = 92,78 %
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
88,04%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan peningkatan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Umum yang Berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht Van Gewisjdezaak) pada
Peradilan Tingkat Pertama dan Telah Dieksekusi pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian serta kepekaan hati nurari JPU dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan perkara.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka capaian indikator strategis Persentase Penyelesaian
Perkara Tindak Pidana Umum yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap dan Dieksekusi dapat dihitung
dari Rata-Rata Capaian Indikator Kinerja berikut.
Capaian Capaian
39
Target
Renstra
3.3.2 Persentase Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Khusus yang Memperoleh Kekuatan Hukum
Tetap dan Dieksekusi
Jumla h Penyelesaian Laporan Pengaduan Masyarakat terkait DugaanTindak Pidana Korupsi dan TPPU
Jumla h Laporan Pengaduan Masyarakat terkai t DugaanTindak Pidana Korupsi dan TPPU
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 berdasarkan formulasi diatas, dapat dihitung
sebagai berikut.
21
x 100 = 91,3%
23
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Tindak Lanjut Laporan Pengaduan
Masyarakat adalah 91,3% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85%
maka tercapai sebesar 102,42 % dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut.
85 100
91,3
x 100 = 102,42%
85
40
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
100%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Persentase Tindak Lanjut Laporan
Pengaduan Masyarakat tingkat capaian kinerja pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan masyarakat.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penyelidikan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Ber h asil Diselesaikan pada Tah ap Penyelidikan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU pada Tah ap Penyelidikan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan …… Tahun 2023 pada wilayah hukum Kejaksaan …… berdasarkan
formulasi diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
18
x 100 = 56,25 42,86 %
32
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU
yang Diselesaikan pada Tahap Penyelidikan adalah 56,25% apabila dibandingkan dengan target
Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 66,18% dari target yang ditetapkan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 56 ,25
56,25 x 100 = 66,18%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
50,42%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penyelidikan pada tahun
2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
41
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penyidikan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Ber h asil Diselesaikan pada Tah ap Penyidikan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU pada Tah ap Penyidikan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 pada Kejaksaan ……….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
8
x 100 = 26,67%
30
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU
yang Diselesaikan pada Tahap Penyidikan adalah 26,67% apabila dibandingkan dengan target
Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 31,37% dari target yang ditetapkan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 26 , 67
26,67 x 100 = 31,37%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
23,53%), maka capaian kinerja Triwulan …… (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penyidikan pada tahun
2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Pra
Penuntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Ber h asil Diselesaikan pada Tah ap Pra Penuntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU pada Tah ap Pra Penuntutan
x 100 = %
42
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 pada Kejaksaan ……….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
5
x 100 = 27,78%
18
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU
yang Diselesaikan pada Tahap Pra Penuntutan adalah 27,78% apabila dibandingkan dengan target
Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 32,68% dari target yang ditetapkan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 27 ,78
27,78 x 100 = 32,68%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
58,82%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Pra Penuntutan pada
tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penuntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Ber h asil Diselesaikan pada Tah ap Penuntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPP U pada Tah ap Penuntutan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan …… Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
7
x 100 = 24,14 12,5%
29
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU
yang Diselesaikan pada Tahap Penuntutan adalah 24,14% apabila dibandingkan dengan target
43
Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 28,4% dari target yang ditetapkan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 24 , 14
24,14 x 100 = 28,4%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
14,71%), maka capaian kinerja Triwulan ….(selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penuntutan pada tahun
2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Telah Dieksekusi
Jumla h Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Ber h asil Dieksekusi
Jumla h Terpidana Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Perkaranya Tela h Berkekuatan Hukum Tetap
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan …. Tahun 2023 pada Kejaksaan …………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
17
x 100 = 85%
20
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU
yang Berhasil Dieksekusi adalah 85% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023
yaitu 85% maka tercapai sebesar 100% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan
sebagai berikut.
44
Triwulan ……. Tahun 2023
85 85
85 x 100 = 100%
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
92,44%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Korupsi dan TPPU yang Telah Dieksekusi pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang
Jumla h Perkara Tindak Pidana K h usus danTPPU yang Ber h asil Diselesaikan PadaTa h ap Penunntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana K h usus dan TPPU pada Tah ap Penuntutan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 pada Kejaksaan …….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
0
x 100 = 0 %
0
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus
(Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Pra Penuntutan adalah
0% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 0%
dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 0
0 x 100 = 0 %
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
0%), maka capaian kinerja Triwulan…. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang sama.
45
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Pra Penuntutan pada tahun 2023 sebagai berikut.
● Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang
Jumla h Perkara Tindak Pidana K h usus danTPPU yang Ber h asil Diselesaikan PadaTa h ap Penunntutan
Jumla h Perkara Tindak Pidana K h usus dan TPPU pada Tah ap Penuntutan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan…… Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
0
x 100 = 0 %
0
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus
(Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Diselesaikan pada Tahap Penuntutan adalah 0%
apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 0% dari
target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 0
0 x 100 = 0 %
85
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan…. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
0%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang sama.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Diselesaikan pada
Tahap Penuntutan pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM dalam penanganan perkara;
2. Ketelitian dalam proses penanganan perkara;
3. Sinergis dan berintegritas dalam melakukan penanganan pengaduan perkara.
46
● Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus (Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Telah
Dieksekusi
Jumla h terpidana Tindak Pidana K h usus Lainnya dan TPPU yang Ber h asil Dieksekusi
Jumla h terpidana Tindak Pidana K h usus Lainnya dan TPPU yang P erkaranya Tela h Berkekuatan Hukum Tet
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan …… Tahun 2023 pada Kejaksaan …….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
0
x 100 = 0 %
0
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Tindak Pidana Khusus
(Kepabeanan, Cukai, dan Pajak) dan TPPU yang Telah Dieksekusi adalah 0% apabila dibandingkan
dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 85% maka tercapai sebesar 0% dari target yang
ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
85 0
0 x 100 = 0 %
85
Berdasarkan uraian tersebut, maka capaian indikator kinerja Persentase Penyelesaian Perkara
Tindak Pidana Khusus yang Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap dan Dieksekusi dapat dihitung dari rata-
rata prosentase capaian program berikut.
Persentase Perkara
Tindak Pidana Korupsi
dan TPPU yang
27,78 32,68
Diselesaikan pada
Tahap Pra Penuntutan
Persentase Perkara
Tindak Pidana Korupsi
dan TPPU yang 24,14 28,4
Diselesaikan pada
Tahap Penuntutan
Persentase Perkara
Tindak Pidana Korupsi
dan TPPU yang 85 100
Diselesaikan pada yang
Telah Dieksekusi
48
Perkara Tahap Pra Penuntutan
Tindak Pidana
Prosentase Perkara
Khusus
Tindak Pidana Khusus
(Kepabeanan,
dan TPPU yang 0 0
Cukai, dan
Diselesaikan pada
Pajak dan
Tahap Penuntutan
TPPU secara
Transparan, Prosentase Perkara
Akuntabel Tindak Pidana Khusus
0 0
dan dan TPPU yang Telah
Profesional Dieksekusi
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur dari indikator kinerja sebagai berikut.
3.4.1 Persentase Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur Pidana
Jumla h Penyelesaian Benda Sitaan dan Barang Rampasanmelalui Lelang , Penetapan Status Penggunaan ( PS
Jumla h Benda Sitaan dan Barang Rampasan melalui Lelang , Penetapan Status Penggunaan ( PSP ) ,h iba h , dan
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
Rp0
x 100 = 0 %
Rp 44.000.000
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Penyelamatan Aset Negara adalah 0%
apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 92% maka tercapai sebesar 0% dari
target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
49
Capaian Kinerja Capaian Kinerja terhadap
Target Renstra 2023
Triwulan ……Tahun 2023 Target Renstra
0
92 0 x 100 = 0 %
92
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan…. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
0%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang sama.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Penyelesaian Penyelamatan Aset Negara pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kelengkapan proses lelang;
2. Keakuratan proses identifikasi dan input data;
3. Kualitas SDM operator BMN.
Jumla h Aset Hasil Pemuli h an Aset dalam rangka Pemenuh an Uang Penggant i , Denda, Pidana Tamba
Uang Pengganti , Denda , Pidana Tamba h an Lainnya Berdasarkan Putusan Pengadilan yang Berkekuatan Huk
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ….. Tahun 2023 pada Kejaksaan ……… berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
Rp 0
x 100 = 0 %
Rp 0
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Pemulihan Aset Negara adalah 0%
apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 92% maka tercapai sebesar 0% dari
target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
0
92 0 x 100 = 0 %
92
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
0%), maka capaian kinerja Triwulan….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang sama.
50
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Penyelesaian Penyelamatan Aset Negara pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kelengkapan proses lelang;
2. Keakuratan proses identifikasi dan input data;
3. Kualitas SDM operator BMN.
Jumla h Kerugian Keuangan Negara yang Ber h asil Dikembal i kan( Barang Rampasan, Uang Sitaan , Denda
Jumla h Berdasarkan Putusan Pengadilan Berkekuatan Hukum Tetap( Barang Rampasan, Uang Sitaan , Denda
x 100 = %
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 pada Kejaksaan ……….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Pengembalian Kerugian Negara adalah
63,51% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 82% maka tercapai sebesar
77,45% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
82 63 ,51
63,51 x 100 = 77,45 %
82
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
77,45%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selnajutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang
sama.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kelengkapan pelaporan keuangan;
2. Ketepatan data laporan keuangan dan teknis.
Berdasarkan uraian diatas, maka capaian indikator kinerja Prosentase Penyelamatan dan
Pengembalian Kerugian Negara melalui jalur Pidana dapat dihitung berdasarkan rata-rata prosentase
capaian program-program berikut.
51
Triwulan ……
Indikator
Tahun 2023
Kinerja Sasaran
Indikator Program
Sasaran Program Capaian
Strategis Capaian Target
Renstra
Meningkatny Persentase
a Penyelesaian
0 0
Penyelesaian Penyelamatan Aset
Penyelamata Negara
n dan
Pemulihan Persentase
Aset Penyelesaian 0 0
Persentase
Pemulihan Aset
Penyelamata
n dan Meningkatny Persentase
Pengembalia a Pengembalian
n Kerugian Penyelesaian Kerugian Keuangan
Negara Penanganan Negara melalui Jalur
melalui jalur Perkara Pidana Khusus
Pidana Tindak Pidana
63,51 77,45
Korupsi dan
TPPU secara
Transparan,
Akuntabel
dan
Profesional
3.4.2 Persentase Penyelamatan dan Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur Perdata
Persentase Perkara Perdata yang Ditangani melalui Jalur Litigasi diukur dengan
menggunakan formulasi:
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Litigasi yang Ber h asil Diselesaikan
x 100 = %
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Litigasi
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
52
5
x 100 = 20 16,67 %
1
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Perdata yang Ditangani melalui
Jalur Litigasi adalah 20 % apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 90% maka
tercapai sebesar 22,22% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
20
90 20 x 100 = 22,22%
90
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan…. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
18,52%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan
peningkatan/penurunan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Perdata yang Diselesaikan melalui Jalur Litigasi pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM penanganan perkara;
2. Perhatian terhadap koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait, baik hubungan dengan
instansi pemerintah, BUMN, BUMD, maupun dari segi kelengkapan administrasi/dokumen dan
sosialisasi JPN dengan stakeholders;
3. Penerapan kinerja berdasarkan reformasi birokrasi dan ASN BerAKHLAK.
Persentase Perkara Perdata yang Ditangani melalui Jalur Non Litigasi diukur dengan
menggunakan formulasi:
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Non Litigasi yang Ber h asil Diselesaikan
x 100 = %
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Non Litigasi
Capaian Kinerja Triwulan ……. Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
49
x 100 = 13,07%
375
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara Perdata yang Ditangani melalui
Jalur Non Litigasi adalah 13,07% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu
90% maka tercapai sebesar 14,52% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut.
53
Capaian Kinerja Capaian Kinerja terhadap
Target Renstra 2023
Triwulan …….Tahun 2023 Target Renstra
13 ,07
90 13,07 x 100 = 14,52%
90
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
5,24%), maka capaian kinerja Triwulan …. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan peningkatan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara Perdata yang Ditangani melalui Jalur Non Litigasi pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM penanganan perkara;
2. Perhatian terhadap koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait, baik hubungan dengan
instansi pemerintah, BUMN, BUMD, maupun dari segi kelengkapan administrasi/dokumen dan
sosialisasi JPN dengan stakeholders;
3. Penerapan kinerja berdasarkan reformasi birokrasi dan ASN BerAKHLAK.
Persentase Perkara TUN yang Ditangani melalui Jalur Litigasi diukur dengan menggunakan
formulasi:
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Litigasi yang Ber h asil Diselesaikan
x 100 = %
Jumla h Perkara Perdata melalui Jalur Litigasi
Capaian Kinerja Triwulan …… Tahun 2023 pada Kejaksaan ………. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
2
x 100 = 50 %
4
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Perkara TUN yang Ditangani melalui
Jalur Litigasi adalah 50% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 90% maka
tercapai sebesar 55,56% dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut.
90 50
50 x 100 = 55,56 %
90
54
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Triwulan …. (sebelumnya) Tahun 2023 (yaitu
55,56%), maka capaian kinerja Triwulan ….. (selanjutnya) Tahun 2023 menunjukkan tingkat yang
sama.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat capaian kinerja Persentase
Perkara TUN yang Ditangani melalui Jalur Litigasi pada tahun 2023 sebagai berikut.
1. Kualitas SDM penanganan perkara;
2. Perhatian terhadap koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait;
3. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan ASN BerAKHLAK.
Capaian kinerja Triwulan ……..Tahun 2023 pada Kejaksaan ……….. berdasarkan formulasi
diatas, dapat dihitung sebagai berikut.
Jumlah
Jumlah Ditangani Prosentase
Diselesaikan
Penyelamatan
Rp 7.960.000.000 Rp 0 0%
Keuangan Negara
Pemulihan
Kerugian Keuangan Rp 1.738.652.938 Rp 148.188.993 8,52 %
Negara
Capaian Kinerja Riil terhadap indikator Persentase Pengembalian Kerugian Negara melalui
Jalur Perdata adalah 4,26% apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2023 yaitu 79%
maka tercapai sebesar 5,39 % dari target yang ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut.
55
Capaian Kinerja Capaian Kinerja terhadap
Target Renstra 2023
Triwulan …… Tahun 2023 Target Renstra
79 4 ,26
4,26 x 100 = 5,39 %
79
Berdasarkan uraian diatas, maka capaian indikator kinerja Persentase Penyelamatan dan
Pengembalian Kerugian Negara melalui Jalur Perdata dapat dihitung berdasarkan rata-rata persentase
capaian program-program berikut.
Triwulan …..
Tahun 2023
Indikator Kinerja
Sasaran Program Indikator Program
Sasaran Strategis Capaian
Capaian Target
Renstra
Persentase Perkara
TUN yang Ditangani 50 55,56
melalui Jalur Litigasi
57
3.4 REALISASI ANGGARAN TRIWULAN………. TAHUN 2023
Realisasi Anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja satuan kerja, sebagai berikut.
Tabel 2. Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan ………
Kejaksaan …………. Tahun 2023
51 –
Belanja Rp76.190.954.880
Pegawai 58.192.838.340 76,38 17.998.116.540
52 –
Belanja Rp37.498.844.000
Barang 23.368.111.827 62,32 14.130.732.173
53 –
Belanja Rp1.862.180.000
Modal 1.712.208.000 91,95 149.972.000
Rp83.273.158.16
JUMLAH Rp115.551.978.880
7 72,07 Rp32.278.820.713
58
BAB IV
PENUTUP
Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan ketepatan dalam melaporkan pencapaian visi,
misi, tujuan dan sasaran sebagai ikhtisar hasil pelaksanaan program, kegiatan, kinerja, dan anggaran dalam
penjabaran tugas dan fungsi Kejaksaan RI, perlu suatu ukuran keberhasilan berupa Indikator Kinerja
Utama, yang pertanggungjawabannya selama tahun berjalan. Adapun hasil dari pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran strategis yang dilaporkan di dalam Laporan Triwulan……. Kejaksaan ………… Tahun
2023 memiliki nilai yang Baik sehingga berindikasi pada hasil kinerja sasaran maupun program yang baik
pula.
Berbagai hambatan dan kendala selama melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dibahas
menghasilkan beberapa Strategi Pencapaian Sasaran Strategis, diantaranya:
Pada akhirnya, penguatan akuntabilitas pada Kejaksaan ………… tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak, pemangku kepentingan (stakeholders) serta masyarakat dalam memberikan masukan,
tanggapan dan kritik dalam membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.
59
LAMPIRAN 1.
REALISASI ANGGARAN PER PROGRAM
KEJAKSAAN ………. TRIWULAN ………. TAHUN 2023
60
LAMPIRAN 2.
PERJANJIAN KINERJA KEPALA KEJAKSAAN ………………..
61