Anda di halaman 1dari 4

Literasi 2 Kelas X

SEBOTOL AIR
DI GURUN
Anonim

Kadang kita meragukan aturan sekolah, orang tua,


masyarakat, dan agama.

Melalui kisah ini, marilah kita menemukan


pelajaran berharga tentang arti sebuah keyakinan,
ketaatan, dan pengorbanan.

Pondok-harmoni.com – Dikisahkan seorang


pe-ngembara tengah tersesat di padang
gurun. Panas terik mentari dan perbekalan
air yang telah habis membuatnya lemas dan
hampir mati kehausan.

Dengan sejumput semangat yang tersisa,


tibalah ia di sebuah gubuk tua di tengah
gurun. Secercah harapan muncul di hati
sang pemuda, berharap terdapat penghuni
atau sumber air yang dapat membantunya
memulihkan tenaga. Ternyata Gubuk
tersebut kosong, tak seorang pun di sana,
yang ada hanyalah sebuah pompa air. Sang
Pengembara bergegas menuju pompa dan
mulai memompa sekuat tenaga. Nihil,
setelah beberapa saat memompa, tak
setetes pun air yang keluar.

Lemas dan hampir hilang semangat, Sang


pengembara melihat sebotol penuh air yang
terletak di dekat pompa. Botol air tersebut
masih tertutup rapat dengan tertempel
secarik kertas bertulis di sisinya. ”Kawan,
pompa ini masih berfungsi dengan baik, dan
Anda dapat menggunakan sesuai
kebutuhan, namun untuk
menggunakannya, pompa harus dipancing
dengan air dulu. Gunakan air dalam botol
ini, setelah mendapatkan airnya, mohon isi
kembali botol ini untuk digunakan orang lain
yang membutuhkan pompa ini.”

Setelah membacanya, Pria tersebut


mengambil botol penuh air tersebut dengan
penuh tanda tanya, “Apakah air ini akan
dipakai untuk memancing pompa atau ia
langsung minum? Bagaimana kalau pompa
tidak bekerja? Tidak ada air lagi. Bukankah
lebih aman jika diminum airnya dulu
daripada nanti mati kehausan jika ternyata
pompanya tidak bekerja? Benarkah tulisan
tersebut dapat dipercaya? Bukankah
pompanya sudah terlihat tua dan berkarat?
Mungkinkah instruksi tersebut dibuat untuk
sekedar spekulasi saja??” pikirannya terus
berkecamuk.

Untunglah pikiran jernih dan suara hati


dapat meredam gejolak ragu yang
menghinggapi sang pengembara, bahwa ia
harus menjalankan instruksi di kertas itu,
sekali pun berisiko. Dengan penuh
keyakinan dan iringan doa, ia menangkan
air di botol ke dalam pompa dan memompa
air dan sekuat tenaga memompanya.
Wow, benar saja!! Air membuncah keluar
dari pompa dengan melimpah. Pria itu
minum sepuasnya, dan mengisi kantong air
yang ia bawa untuk bekal meneruskan
perjalanan.

Setelah istirahat sejenak memulihkan


tenaga, ia mengisi kembali botol tersebut
penuh, menutupnya kembali. Sebelum
pergi beranjak, sang Pengembara pesan
bagi di botol: “Saya sempat ragu, namun
pikiran jernih dan kata hati saya telah
mendorong saya melakukan instruksi di
botol ini, dan BERHASIL. KITA harus
BERKORBAN DAHULU sebelum
MENDAPATKAN HASIL secara melimpah.
PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum
alam.”

Evaluasi
Demikian literasi hari ini. Jangan lupa,
Setelah membaca kisah di atas, silakan
menjawab kuis di bawah ini!
https://forms.gle/ehn5vP141kJYETTn9

Anda mungkin juga menyukai