Anda di halaman 1dari 27

Senang menjadi diri sendiri

Sebelum pencerahan ikan ingin terbang ,burung ingin menyelam kedalam


air.sesudah pencerahan awan berarak riang di angkasa biru,bunga bahagia didalam
vas..jika menjadi landasan besi,anda harus diam tak bergerak,jika menjadi palu besi
anda harus memukul sekuat tenaga..jika menjadi ikan bersenang senanglah
berenang di air.jika menjadi burung,terbang bebaslah di angkasa yang luas..
Perjalanan Ayah dan anak serta seekor keledai dan perkataan orang2
yang melihatnya
4 orang yang sholat berjamaah
Cerita gentong yang retak
Cerita raja yang mencari penggantinya dengan membagi biji tanaman
Keberuntungan dan kemalangan.kuda hilang,kuda ketemu..naik kuda
jatuh..ga ikut wajib militer
Telaga dan garam..
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang
anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air
muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak ba
hagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang
bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam
garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam
itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. Coba, minum ini, dan katakan
bagaimana rasanya.., ujar Pak tua itu.
Pahit. Pahit sekali, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi
telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan
berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air,
mengusik ketenangan telaga itu. Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.
Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, Bagaimana rasanya?.
Segar., sahut tamunya.
Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?, tanya Pak Tua lagi.
Tidak, jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. Anak muda,

dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan
tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita
miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan
segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan
kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung
setiap kepahitan itu.
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung
segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga
yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran
dan kebahagiaan.
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si
orang bijak itu, kembali menyimpan segenggam garam, untuk anak muda yang
lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.
Bersyukurlah..
Ada seekor siput selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yg
kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput:
"Tuan siput, apakah saya telah melakukan kesalahan, sehingga Anda begitu
membenci saya?"
Siput menjawab: "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki & bisa melompat ke
sana ke mari,
Tapi saya mesti membawa cangkang yg berat ini, merangkak di tanah, jadi saya
merasa sangat sedih."
Katak menjawab: "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing, hanya saja
kamu cuma melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan kami
(katak)."
Dan seketika, ada seekor elang besar yg terbang ke arah mereka, siput dg cepat
memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang...
Akhirnya siput baru sadar... ternyata cangkang yg di milikinya bukan merupakan
suatu beban... tetapi adalah kelebihannya...
Nikmatilah kehidupanmu, tidak perlu dibandingkan dg orang lain. Keirian hati kita
terhadap orang lain akan membawa lebih banyak penderitaan...
Rejeki tidak selalu berupa emas, permata atau uang yg banyak bukan pula saat kita
di rumah mewah & pergi bermobil.

Karena bukan kebahagiaan yg menjadikan kita berSYUKUR tetapi berSYUKURlah yg


menjadikan kita berbahagia...
Ada sebuah pohon yg sedang berbuah lebat, buahnya terlihat kuning keemasan
sangat menggiurkan.
Seekor burung jalak terbang ke pohon tersebut, dengan suara keras berteriak
memuji pohon tersebut.
"Pohon yg subur, engkau terlihat indah dgn buah pohon ini."
Pohon setelah mendengar pujian tersebut berkata kepada burung jalak, "Teman,
tinggallah ditempat saya!."
Kemudian, seekor burung kenari terbang ke pohon ini, menghadap pohon ini sambil
bernyanyi, "Pohon ini sgt hijau, buahnya sgt wangi, sgt bagus."
Pohon berkata kepada burung kenari ini, "Jika engkau ingin memakan buah, silahkan
ambil saja!"
Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia mematuk-matuk di sana-sini di
badan pohon buah, membuat pohon buah sangat kesakitan, sambil menjerit
kesakitan berteriak kepada burung pelatuk. Burung pelatuk berkata, "Saya melihat
di dalam tubuh Anda ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak,
maka Anda akan sakit dimakan ulat..."
Si pohon dengan marah berkata, "Omong kosong, engkau mematuk saya, sengaja
ingin membunuh saya, cepat pergi dari sini!" Burung pelatuk akhirnya terbang
pergi.
Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning
kemudian gugur.
Akhirnya dahannya juga layu, tdk bisa berbuah lagi.
Burung jalak terbang meninggalkannya.., burung kenari juga tdk datang bernyanyi
lagi..
Pada saat ini burung pelatuk datang lagi, walau bagaimanapun pohon menjerit
kesakitan, dia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon
terpatuk habis.
Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun hijau mulai terlihat,
kemudian berbuah lagi.
Pada saat ini, pohon dengan perasaan terharu berkata, "Yg bernyanyi & memuji

Anda belum tentu adalah seorang teman, tetapi yg bersedia menunjukkan


kekurangan Anda, juga bisa membantu Anda, inilah teman sejati."
Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mengelus
untuk memanipulasi.
Sumber : www,fastabiq,com
Hikmah:
Orang yang berbuat baik pada kita saat kita sedang dalam kejayaan belum tentu
akan terus ada disaat kita dalam penderitaan. Marilah kita belajar melihat mana yg
bener-benar teman dan mana yg sekedar memanfaatkan..
Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit lilin tersebut habis meleleh
dan suasana terasa begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata : " Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu
menjagaku :
maka lebih baik aku mematikan diriku saja !"
Demikianlah sedikit demi sedikit sang Lilin padam.

Yang kedua berkata : "Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia
tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran ketiga berbicara :" Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi
aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku
berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mecintainya, membenci
keluarganya. " Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga....seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat
ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata :
" Ekh, apa yang terjadi ? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan !"
Lalu ia menangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata : " Jangan takut, janganlah menangis,
selama aku masih ada dan tetap menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan
ketiga Lilin lainnya : " Akulah HARAPAN "
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan
kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN. Harapan yang ada dalam hati
kita.
Dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat seperti anak tersebut, yang
dalam
situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, dan Cinta dengan
Harapan
yang masih ada diri kita.

Berdosa Dan Tidak Beriman, Tapi Malah Kaya


Banyak kita yang heran melihat orang yang bergelimang dalam
kemaksiatan kepada Allah malah dibukakan pintu rezeki seluas-luasnya
serta dimudahkan segala urusan hidupnya. Boleh jadi Allah memberikan
kekayaan dalam rangka istidroj, yaitu agar semakin membuat seseorang
terlena dalam maksiat dan kekufuran. Artinya disebabkan maksiat atau
kesyirikan yang ia perbuat, Allah beri ia kekayaan, akhirnya ia pun
semakin larut dalam kekayaan tersebut dan membuat ia semakin kufur
pada Allah. Ia memang pantas diberi kekayaan, namun karena ia adalah
orang yang durhaka. Kekayaan ini diberikan hanya untuk membuat ia
semakin terlena dan bukan karena dirinya mulia.
Berdosa Dan Tidak Beriman, Tapi Malah Kaya
Berdosa Dan Tidak Beriman, Tapi Malah Kaya
Ilustrasi
Allah SWT Berfirman artinya : "Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan
semua PINTU-PINTU KESENANGAN untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami SIKSA mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa." (Al Anam : 44)
Allah SWT Berfirman artinya: "Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak
terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang
mempunyai KEMEWAHAN dan beri tangguhlah ( Ditunda ) mereka barang
sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu
yang berat dan NERAKA yang menyala-nyala." (Al Muzammil : 11-12)
Terkadang didalam dakwah, karena seruan materialisme menyebar
kemana-mana, seruan Ulama dan Saudara seiman seringkali dilihat dari
kedudukan, nama dan kekayaan bukan isi seruannya, dan sebaliknya
seorang muslim atau para penyeru Agama Allah tidak jarang yang merasa
rikuh menyampaikan bagian yang pahit didalam Al Qur'an dan Sunnah,
bila dakwah mereka kepada para pembesar dan pemilik harta banyak,
benarlah firman Allah SWT.
Allah SWT Berfirman artinya: "Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan
sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya
dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa
tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan KEKAYAAN atau datang
bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu
hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala
sesuatu. (Huud : 12)
Ini dikuatkan dari pelajaran sejarah para Nabi-Nabi, dimana tidak ada
diantara mereka yang lebih kuat, lebih kaya, lebih terkenal dari pada rajaraja dan pembesar semisal Fir'aun, Pembesar Quraisy Abu Jahal, Abu
Lahab, Raja Namrudz, waspada dengan tipuan dan bisikan syetan yang
menyerang ilmu yang menuntun hidayah teramat dahsyat, karena

sedikitnya mereka yang kritis dengan ilmu agama Allah ini dan merasa
benar karena kedudukannya.
Dalam Islam kesabaran dan ketaatan sangat terkait, bila kita memiliki
harta kekayaan, kita disuruh taat bersedekah dan bersabar dengan
mengeluarkan harta, terlebih mereka yang memberikan sedekah terbaik,
begitupun dalam shalat kita disuruh sabar dari bisikan kemalasan,
begitupula ibadah-ibadah lainnya yang ada didalam Quran dan Sunnah.
Janganlah memilah dan memilih padahal ia surat dinas kita sebagai
manusia menjadi khalifah dimuka bumi ini.
Imam Ahmad mengatakan, "Sabar disebutkan di dalam Al-Quran
sebanyak lebih dari 70 ayat. Kaitan sabar dan iman seperti halnya
kedudukan kepala dan jasad. Seseorang yang tidak sabar dalam
melaksaknakan ketaatan, dalam menjauhi kemaksiatan serta ketika
tertimpa musibah maka ia sudah kehilangan sebagian besar dari imannya.
(Kitab At-Tamhid: 391).
Allah SWT Berfirman artinya: "Katakanlah: 'jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik." (At Taubah : 24)
Allah SWT Berfirman artinya: "Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar
firman yang memisahkan antara yang HAK dan yang bathil." ( At Thariq :
13 )
Allah SWT Berfirman artinya: "Dan janganlah kamu campur adukkan yang
hak dengan yang bathil dan janganlah kamu SEMBUNYIKAN yang hak itu,
sedang kamu mengetahui." (Al Baqarah :42)
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup darimenjual asongan dari pintu
ke pintu,
menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapasen uangnya, dan dia
sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanandari rumah berikutnya.

Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka
pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya beranimeminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah
lapar,
oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.

Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,


"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susuini ?"
Wanita itu menjawab:
"Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaranuntuk kebaikan" kata wanita
itu menambahkan.

Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku
aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalamisakit yang sangat kritis.
Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimanater dapat dokter spesialis yang
mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar
nama kota asal siwanita tersebut,
terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.

Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si
wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui siwanita itu.

Ia langsung mengenali wanita itu pada sekalipandang.Ia kemudian kembali ke ruang


konsultasi dan memutuskanuntuk melakukan upaya terbaik
untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu,Ia selalu memberikan
perhatian khusus pada kasuswanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.. .


Wanita itu sembuh !!.

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan
biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan
kemudian mengirimkannyake kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak
akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu
yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut.
Ia membaca tulisan yang berbunyi..

"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."

tertanda, DR Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya.

Ia berdoa :"Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi
melalui hati dan tangan manusia"
Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya,
kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka
bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan
ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini
disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang
satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu
murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia
menjelaskan, "Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun
dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu
kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang
perunggu." Sang adik tersenyum dan berkata, "Baiklah, ambil saja yang emas, aku
ambil yang perunggu." Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing
dan berpisah. Sang adik merenung, "Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin
berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan
ini?" Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu:
INI PUN AKAN BERLALU. "Oh, rupanya ini mantra ayah," gumamnya sembari
kembali mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen


berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika
panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini.
Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan
keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang.
Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang
membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia
teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi
sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN
AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naikturun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa
tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah
kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup
bahagia.
Kita dilahirkan dengan dua MATA di depan, karena seharusnya kita melihat yang
ada di depan dan bukan yg sudah berlalu.

Kita lahir dengan dua TELINGA, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat
mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan, Dan
mendengar mana yang salah dan mana yang benar.

Kita dilahirkan dengan OTAK tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun


miskinnya kita, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita.
Yang lebih berharga dari segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu MULUT.
Karena MULUT tadi adalah senjata yang tajam, Yang dapat melukai, memfitnah,
bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.

Kita dilahirkan dengan satu HATI, yang mengingatkan kita. Untuk menghargai dan
memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan
menikmati untuk dicintai, tetapi Jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai
anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan.

Berikanlah CINTA tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan


bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah
Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dua orang anak
laki-laki (sebut saja si-Sulung dan si-Bungsu). Pada suatu hari, sang Ayah mendadak
sakit keras dan diprediksi sudah mendekati ajalnya. Menyadari akan hal ini, sang
Ayah pun segera memanggil kedua anak laki-lakinya si-Sulung dan si-Bungsu.

Sesudah mereka berdua bersimpuh didekat Ayah berbaring, sang Ayah pun
menyatakan permintaannya kepada mereka : Kalian berdua harus berjanji kepada
Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal dunia nanti, kalian berdua harus menepati
2 pesan terakhir Ayah. Sambil terisak tangis dan suasana hati yang tidak karuan,
Sulung dan Bungsu pun hanya dapat manggut-manggut melihat kondisi Ayahnya
yang semakin kritis.

Begini kira-kira kedua pesan Ayahnya itu:


PERTAMA, kalian harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal
nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH MENAGIH PIUTANG kepada siapapun. Tidak
ada tindakan lain dari Sulung maupun Bungsu dalam menanggapi pesan PERTAMA
Ayahnya itu selain mengatakan IYA KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala
meski perasaan bingung menghinggapi kedua Anak tersebut.

KEDUA, kalian berdua harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal
nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH TERKENA SINAR MATAHARI SECARA
LANGSUNG. Semakin bingung-lah mereka terhadap permintaan Ayahnya. Tetapi
sekali lagi keadaan lah yang memaksa mereka berdua untuk mengatakan IYA
KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala.

Akhirnya, sesuai dengan rencana sang Ayah pun meninggal dunia dengan tenang
karena telah menyatakan pesannya kepada kedua Anaknya. Prosesi pemakaman

pun berlangsung dan kehidupan harus terus berjalan, karena baik Sulung maupun
Bungsu memiliki Wirausaha yang harus dijalankan sebagai sandaran hidup.

Hari berganti hari, Minggu berganti minggu, Bulan dan Tahun. Tidak terasa 5 tahun
telah berlalu sejak kematian sang Ayah. Disinilah mulai tampak perbedaan yang
sangat mencolok antara Sulung dan Bungsu. Sang Ibu sebagai orang di Tengah
pun tanggap akan hal ini. Perbedaan yang paling nyata adalah soal EKONOMI /
KEUANGAN. Sang Ibu merasa iba kepada nasib si-Bungsu yang ekonominya sangat
amburadul dan boleh dikatakan mulai Gulung Tikar. Sebaliknya, sang Ibu pun
bangga kepada nasih si-Sulung yang boleh dibilang sangat sukses dalam bidang
ekonomi.

Tergelitik rasa penasaran, iba dan bangga yang bercampur jadi satu, sang Ibu pun
mengunjungi si-Bungsu untuk menanyakan perihal nasibnya:

Wahai Bungsu, mengapa nasib mu sedemikian malangnya anakku ???.


Si Bungsu pun menjawab:
Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah. PERTAMA, SAYA DILARANG
MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN. Sedangkan teman, kolega, client, dll
tidak berniat untuk mengembalikan hutang mereka jika tidak ditagih, sehingga
lama-kelamaan habislah modal saya Ibu. KEDUA, Ayah melarang saya untuk KENA
SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, itulah sebabnya pergi dan pulang dari
Toko, saya selalu menggunakan jasa Taxi, karena saya hanya memiliki sepeda
motor, sehingga modal saya lama-kelamaan habis Ibu.

Melihat malangnya nasih Bungsu, sang Ibu pun menghibur dengan mengatakan :
ENGKAU MEMANG ANAK YANG BERBAKTI, KARENA ENGKAU MENJAGA
JANJIMU KEPADA AYAH.

Kemudian berkunjunglah sang Ibu ke kediaman Sulung. Kali ini suasana berubah
180 derajat. Si Sulung adalah orang yang kaya raya dan sangat makmur
ekonominya. Penasaran, sang Ibu pun menanyakan perihal nasibnya :

Wahai Sulung, mengapa nasibmu sedemikian beruntung anakku ???.

Si Sulung pun menjawab: Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah.
Sang Ibu pun keheranan akan jawaban Sulung dan menanyakan dengan rasa
penasaran yang tinggi,
kok bisa begitu ???.
Sulung pun menjawab :
PERTAMA, SAYA DILARANG MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN, oleh
karena itu SAYA TIDAK PERNAH MEMBERIKAN HUTANG KEPADA PARA
PELANGGAN SAYA, sehingga modal saya tetap. KEDUA, SAYA DILARANG KENA
SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, karena saya hanya memiliki sepeda
motor, maka saya berangkat ke Toko pagi-pagi benar sebelum matahari terbit, dan
pulang dari Toko malam benar setelah matahari terbenam, sehingga SEMUA
CUSTOMER SAYA TAHU BAHWA TOKO SAYA BUKA PALING PAGI & TUTUP
PALING MALAM, sehingga Toko saya diserbu banyak pelanggan.

Sang Ibu pun keheranan penuh kekaguman akan jawaban dari si-Sulung.
Selama ini anda selalu memerankan karakter Sulung / Bungsu ???
Semoga bermanfaat untuk menghadapi persoalan hidup apapun.

Anda hanya tinggal memilih Sulung .. atau ..Bungsu?


Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada
suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang
dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain
sedang berdebat.

Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?

"Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah
diperdebatkan lagi".

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta
pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau
salah Confusius yang berhak mengatakan".

Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"


Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu.
Kalau kamu yang salah, bagaimana?"

Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".


Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius
tahu duduk persoalannya, Confusius berkata
kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan
jabatanmu kepada dia." Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui
menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius
sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti
dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti
padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat
kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan
lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.


Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau
turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat
Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia
meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu
hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam
dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk
membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada
seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan
mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat
lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata
yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru,
bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan
petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu
kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu
agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."
Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.
Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang
3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru
bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan
hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa
yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih
utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.


Cerita ini mengingatkan kita:
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu,
apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah
kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk
prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang
didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.


Bersikeras melawan atasan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga

Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan


terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.
Tahukah anda pembaca yang budiman Amal yang disukai Alloh ada Amal Berbakti
kepada orang tua.jangan sampai kita suka,senang dan bahagia sama keluarga
.cinta sama istri / suami dan anak kita tapi jangan sampai lupa sama orang
tua.perlu ditekankan lagi jangan sampai lupa sama orang tua.
Perlu diingat bahwa

istri / suami itu ada suratnya


tapi orang tua tidak ada suratnya
istri / suami bisa bercerai tapi hubungan anak dengan orang tua tidak akan pernah
bisa bercerai/memutuskan hubungan antara orang tua dan anak.
Alangkah mulianya kita bila kita mampu memuliakan orang tua kita sendiri.

Tapi zaman sekarang banyak banget anak yang berani atau durhaka sama orang
tua.tolong perlu diingat para kaula muda atau anak ABG .untuk mencium tangan
kedua orang tua saja tidak mau,tapi kalau bertemu dengan pacarnya dicium
tangannya sampai lama...kepada kedua orang tua tidak ada yang sopan dalam
bertutur kata itulah potret ABG zaman sekarang Masya ALLOH..

Pembaca yang budiman perlu saya ingatkan sekali lagi


Selamanya anak tidak akan bisa membalas budi kebaikan orang tua.mari kita
renungkan bersama:
*Tidak ada anak tanpa orang tua karena orang tua itu jadi perantara lahirnya anak
*Orang tua(ibu) pernah mengandung anak,tapi anak tidak pernah mengandung
orang tua
*Orang tua (ibu) pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkan anak,tapi anak
tidak pernah melahirkan orang tua.
*Orang tua merawat anak itu lama ,bertahun tahun tapi anak merawat orang tua
hanya sebentar
*Orang tua merawat anak yang diharapkan hanya hidupnya anak,sakit binggung
mencarikan obat dll,tp kalau anak merawat orang tua hanya menanti matinya saja.
*Orang tua sering bahkan tak terhitung jumlahnya bersihkan pipis,kotoran anak,tapi
anak bersihkan pipis
dan kotoran orang tua hanya sebelum mati
*Orang tua merawat anak itu ikhlas tanpa meminta bayaran..
*Tapi anak mau merawat orang tua mengharapkan warisan...

Apakah itu semuanya benar?memang benar itulah kenyataannya.

Kata orang jawa hubungan antara orang tua dan anak itu ibarat mata dan paha....
Mata itu ibarat orang tua dan
Paha itu ibarat anak
Kalau paha tergores atau terluka mata ikut menangis atau mengeluarkaan air mata
Tapi kalau mata sakit atau kelilipan, paha tidak akan merasakan apa apa

Kalau anak sakit pasti orang tua ikut merasakan sakit, merawatnya supaya cepat
sembuh,tapi kalau orang tua sakit, jarang ada anak yang mau merawatnya. Kita
bisa lihat di sekeliling kita bahwa zaman sekarang ini banyak anak yang tidak
berbakti kepada orang tua bahkan ada yang tega menelantarkannya

Sebesar besarnya rasa sayang anak kepada orang tua,tidak bisa mengalahkan
besarnya rasa sayang orang tua kepada anak,karena rasa sayang orang tua kepada
anak itu ibarat sebesar kelapa.tapi besarnya rasa sayang anak kepada orang tua itu
sebesar sebutir nasi putih (dalam bahasa jawa sak UPO). sebesar besarnya UPO
tidak bisa mengalahkan kelapa meskipun kelapa itu kecentet.

Ada orang tua yang mempunyai anak delapan tapi mampu untuk merawatnya
sampai tumbuh dewasabahkan bisa jadi sukses tanpa mengeluh, terkadang ada
anak merawat orang tua 2 saja tidak bisa.
Orang tua yang tidak sekolah pun bisa menjadikan anaknya sarjana. jadi bodohnya
orang tua jadi ukuran pintarnya anak....Masya ALLOH.....!!!

Kalau anak pintar dan sukses orang tua hanya bisa nelangsa,bangga dan hanya
bisa cerita kepada tetangga atau sanak family bahwa anaknya disana ada yang jadi
dokter,ada yang jadi guru dan ada jadi dosen.ada yang jadi polisi ,jadi anggota
DPR/MPR dll....

Tapi, Yang paling senang atau bahagia adalah istri atau suaminya. bukan orang
tua...!!!

Anak paling hanya berkunjung ke orang tua setahun sekali pada saat lebaran idul
fitri.
itu pun paling keren bapaknya dibeliin baju koko (busana muslim) dan sarung cap
gajah duduk/atlas
ibu hanya dikasih uang paling besar 200 rb itupun cucunya buuuuuanyak
...selanjutnya uang tadi dikasih lagi ke semua cucunya, habis lah uang tsb.
Pada saat anak pulang kerumahnya semuanya dibawa, beras satu
karung,singkong,buah,dll.
Disaat rumah sudah sepi orang tua duduk di teras sambil berkata "Alhamdulillah,
rampoknya sudah pulang pak....!" Hehe...

Maka
Muliakanlah orang tua kita ..karena orang tua ibarat Al-Qur'an
Kalau kita memuliakan nasib orang tua kita ,ALLOH pasti akan memuliakan nasib
kita. percayalah!

Sejelek jeleknya ataupun menjengkelkannya sikap orang tua / mertua, kita harus
tetap wajib menghormati
Junjung atau letakkan orang tua/mertua di tempat yang paling mulia di hati dan
kehidupan kita

Karna meskipun anak itu pintar sangat luar biasa, titlenya banyak berderet dari
pundak sampai kaki, berpangkat tinggi bahkan bisa membelah langit sekalipun,
kalau tidak mengormati / memuliakan orang tua maka hidupnya tidak mendapat
barokah dunia akhirat.

Pada saat akan meninggal, dalam keadaan kritis, Raja terkenal dari Macedonia,
yaitu Alexander the Great atau Iskandar Agung... berkata pada para dokter yg
merawatnya spt ini :

"Ambillah 1/2 dari kekayaanku, jika kamu dapat mengantarkan aku utk menemui
ibuku sebentar saja "

Dokter menjawab :
"Jangankan separuh, bahkan seluruh kekayaan Baginda diberikan kpd hamba
semuanya, hamba pun tidak akan mampu menambah 1 tarikan nafas"

Mendengar jawaban tsb, air mata pun berlinang di pipi sang Raja, dia berkata :
" Seandainya saya tahu begitu berharganya 1 tarikan nafas, maka saya tdk akan
pernah menyia2kan waktu hanya untuk mengejar kekuasaan "

Kemudian sang Raja pun berpesan, spy nanti sewaktu diarak dlm peti mati menuju
peristirahatannya yg terakhir, ia minta agar kedua tangannya dikeluarkan,
supaya setiap rakyatnya dapat melihat bahwa Alexander Agung yg hebat dan
mampu menguasai wilayah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia ini
ternyata harus berpulang dgn tangan kosong...

Tidak memiliki apa" dan tidak membawa apa" ........

Kelahiran & kematian adalah awal & akhir, yg terpenting dari hidup ini adalah
bagaimana kita mengisi kehidupan yg ada diantara ke duanya.

Untuk itu :
Jangan lupa selalu mengutamakan Tuhan sang pemberi kehidupan kekal.
Selalu bersyukur di saat senang maupun menghadapi kesusahan.

Sisihkanlah waktu utk orang2 yg terdekat di hati Anda, karena sebenarnya waktu
adalah hadiah paling berharga yg dapat Anda berikan utk orang2 yg anda kasihi.
Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke
Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Segala
persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah
masuk ke kota
suci tempat Rasulullah tinggal itu.

Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis


Rasulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala
Tsumamah datang, Umar bin Khattab ra. yang melihat gelagat buruk pada
penampilannya
menghadang.

Umar bertanya, Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang


musyrik?

Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, Aku datang ke negeri ini hanya


untuk membunuh Muhammad!.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah


tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan.
Umar
berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke
masjid. Setelah
mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid Umar segera melaporkan kejadian
ini pada
Rasulullah.

Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.


Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik,
kemudian
berkata pada para sahabatnya, Apakah ada di antara kalian yang sudah
memberinya
makan?.

Para shahabat Rasul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Nabi.
Umar
yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan
tidak
percaya dengan apa yang didengarnya dari Rasulullah.

Maka Umar memberanikan diri


bertanya, Makanan apa yang anda maksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke
sini ingin
membunuh bukan ingin masuk Islam!

Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan


Umar. Beliau berkata, Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali
pengikat orang itu.

Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah. Setelah memberi


minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya,

Ucapkanlah Laa ilaha illaLlah (Tiada ilah selain Allah).

Si musyrik itu menjawab dengan ketus, Aku tidak akan


mengucapkannya!.

Rasulullah membujuk lagi, Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain


Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.

Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras,


Aku tidak akan mengucapkannya!

Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap
orang
yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya
pergi.

Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi
belum
berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah
berseri. Ia
berkata,

Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.

Rasulullah tersenyum dan bertanya, Mengapa engkau tidak mengucapkannya


ketika
aku memerintahkan kepadamu?

Tsumamah menjawab, Aku tidak mengucapkannya ketika


masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk
Islam karena
takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata
karena
mengharap keredhaan Allah Robbul Alamin.

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, Ketika aku memasuki kota
Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku
meninggalkan kota
itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad
Rasulullah.

Sahabat..

Apakah kita pengikut ajaran beliau?

Tetapi sejauh mana kita bisa memaafkan kesalahan orang? Seberapa besar kita
mencintai sesama? kalau tidak, kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang
pernah
kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut beliau

Sungguh, beliau adalah contoh yang sempurna sebagai seorang manusia biasa.
beliau
adalah Nabi terbesar, beliau juga adalah Suami yang sempurna, Bapak yang
sempurna,
pimpinan yang sempurna, teman dan sahabat yang sempurna, tetangga yang
sempurna. maka tidak salah kalau Allah mengatakan bahwa Beliau adalah teladan
yang sempurna.

Semoga Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, junjungan dan
teladan
kita yang oleh Allah telah diciptakan sebagai contoh manusia yang sempurna.

Salam alaika ya Rasulullah

Anda mungkin juga menyukai