Perkembangan jaman pada saat ini telah memunculkan berbagai isu etik
yang mencakup etika umum dan etika profesi Kesehatan. Tenaga kesehatan tetap
harus berbuat kebaikan secara umum sebagai profesi luhur/mulia. Pemicu isu etik
tersebut berhubungan dengan isu (kelabilan) hukum sehingga menimbulkan opini
baru. Dengan kata lain hal tersebut menjadi pemicu etikolegal perkembangan ilmu
pengetahuan kedokteran dan kesehatan, kehendak sosial masyarakat dan dinamika
modal/aset ekonomi. Hal tersebut berhubungan dengan mitos keabadian tentang
hal-hal baik. Dokter sebagai salah satu profesi tertua dan matang serta jadi trend
setter bagi profesi lain dalam etika dan profesionalisme.
Jaminan agar dokter atau tenaga kesehatan lain harus ihsan (baik) antara lain
adalah agamis/personal value (imtak, ahlak baik sejati, fokus tunggal ke ridho dari
Tuhan YME). Jatidiri Tangguh sebagai panutan/role model/professional value
(tulus, ikhlas, sabar, mandiri penuh, tahu batas kemampuan diri menimbulkan
Dokter dan pasien bisa mengalami pengaruh persepsi diri antara lain
identitas ideal baru, ketergantungan situs jarkngan terhubung, budaya celetukan
yang berpotensi jahat karena cenderung impulsif dan pendangkalan otentisitas
pribadi. Hal-hal tersebut menimbulkan penurunan daya kritis dan etis profesi
berupa arrogance, greed, abuse of power, misrepresentation, impairment, conflict
of interest, non-concientiousness. Beberapa hal yang menjadi faktor dokter
bermasalah antara lain adalah sakit, usia uzur, kelebihan beban kerja, disorganisasi,
materialistikm dan kriminal. Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, ada pula
yang dinamakan fraud medis. Beberapa hal yang termasuk dalam fraud medis
antara lain penipuan, penyesatan, penyembunyian fakta, manipulasi, pelanggaran
kepercayaan, akal-akalan, dan kejahatan tanpa kekerasan.
Terdapat 2 macam etika, yaitu etika deskriptif dan etika normatif. etika
deskriptif mempelajari perilaku moral sekelompok orang dari sudut pandang tradisi
tertentu, tidak ada judgement terhadap perilaku moral yang diyakini,
pembelajarannya bersumber dari tradisi, adat istiadat, agama, budaya. Contohnya
kebiasaan orang di kaki gunung Fuji membuang orang tua ke hutan karena sudah
tidak produktif lagi, untuk mengoptimalkan biaya hidup. Sedangkan etika normatif
menilai perilaku moral sekelompok orang dari sudut pandang rasionalitas moral
tertentu, mengklasifikasikan perilaku berdasarkan kesesuaian dengan martabat
manusia, dan memiliki Batasan penilaian yang sejalan atau bertentangan dengan
martabat manusia. Contoh dari etika normatif adalah menghapus kebiasaan
membuang orang tua, orang tua harus dihormati.
Peranan etika dan moral antara lain adalah sebagai alat penilaian, moral
adalah kompas. Justifikasi moral berupa perpaduan suara hati/hati nurani sesuai
ajaran agama dan pemikiran manusia dalam upaya mencari tindakan dengan nilai
terbaik dalam situasi tertentu. Nilai-nilai yang dimaksud adalah menunjukkan
human qualities/character, interaksi teori etika (deontology-teleologi), kaidah dasar
bioetika sebagai middle range principles, pengendali “necessity” terhadap segala
“feasibility”dari teknologi, bisnis dan kehendak masyarakat.