Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“TRANSISI DARI MAHASISWA KE OTONOM, BIDAN YANG


AKUNTABEL DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
BERKELANJUTAN, RENCANA BELAJAR SEPANJANG
HAYAT, DAN KETERAMPILAN BELAJAR MANDIRI”

DOSEN

Kiki Yusika, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb

KELOMPOK III :
Dian Angely B Kawenggo (42324039)

Eria Puspita Sari (42324003)

Verri Dwi Masnaini (42324045)

Winda Nursiyami (42324053)

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa karena atas berkat
dan tuntunan-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Transisi Dari Mahasiswa
Ke Otonom, Bidan Yang Akuntabel Dan Pengembangan Profesional
Berkelanjutan, Rencana Belajar Sepanjang Hayat, Dan Keterampilan Belajar
Mandiri”
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pemb uatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang “Transisi Dari
Mahasiswa Ke Otonom, Bidan Yang Akuntabel Dan Pengembangan Profesional
Berkelanjutan, Rencana Belajar Sepanjang Hayat, Dan Keterampilan Belajar
Mandiri” ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 04 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………1

DARTAR ISI……………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 3

A. .Latar Belakang……………………………………………………4

B. Rumusan masalah……………………………………………… .. 5

C. Tujuan masalah……………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..……..6

A. Transisi dari Mahasiswa ke Otonom…………………..………….6

B. Bidan yang Akuntabel dan Pengembangan Profesional

Berkelanjutan……………………………………….…………….9

C. Rencana Belajar Sepanjang Hayat………………….…………...12

D. Keterampilan Belajar Mandiri…………………….……………..16

BAB III PENUTUP…………………………………………………….19

A. Kesimpulan………………………………………………………. 19

B. Saran……………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

The Internasional confederation of medwives ( ICM ) merupakan profesi

bidan dunia.Pada saat ini ICM telah memiliki lebih dari 1000 organisasi

profesi bidan dari berbagai negara di dunia ini. Misi ICM berusaha

memperkuat asosiasi anggota dan untuk memajukan profesi kebidanan secara

global dengan mempermosikan bidan otonom sebagai pengasuh yang paling

tepat untuk melahirkan anak perempuan dan dalam menjaga persalinan

normal, dalam rangka meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan

kesehatan bayi dan keluarga (Ronza, S.M. 2021).

Akuntabilitas bidan dalam praktek kebidanan merupakan suatu hal yang

penting dan dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan

dengan keselamatan jiwa manusia adalah pertanggung jawaban dan tanggung

gugat ( accuantability ) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga

semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan

didasari suatu evidence based. Accuantability diperkuat dengan suatu landasan

hukum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.

Dengan adanya legitimasi kesewenangan bidan yang lebih luas, bidan

memiliki hak otonom mandiri dan untuk bertindak secara profesional yang di

landasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar

profesi dan etika profesi. Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai

kegiatan bidan dalam penyelenggaraanupaya kesehatan yang harus terus

4
menerus ditingkatkan mutunya melalui Pendidikan pelatihan berkelanjutan,

Penelitian dalam bidang kebidanan, Pengembangan ilmu dan teknologi dalam

kebidanan, Akreditasi, Sertifikasi, Registrasi dan Uji kompetensi (Endah,

E.W. 2016)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana transisi dari mahasiswa ke otonom?

2. Apa yang dimaksud bidan yang akuntabel dan pengembangan profesional

berkelanjutan?

3. Apa yang dimaksud rencana belajar sepanjang hayat?

4. Apa yang dimaksud keterampilan belajar mandiri?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui transisi dari mahasiswa ke otonom

2. Untuk mengetahui bidan yang akuntabel dan pengembangan profesional

berkelanjutan

3. Untuk mengetahui rencana belajar sepanjang hayat

4. Untuk mengetahui keterampilan belajar mandiri

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Transisi Dari Mahasiswa Ke Otonom

1. Pengertian otonomi

Secara etimologi otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang

artinya sendiri dan nomos yang berarti hukuman atau aturan jadi

pengertian otonomi adalah pengundangan sendiri.

a. Menurut Koesoemahatdja (1979), Otonomi adalah perundangan

sendiri lebih lanjut Mengemukakan bahwa menurut perkembangan

sejarahnya di Indonesia otonomi selain memiliki pengertian sebagai

perundangan sendiri juga mengandung pengertian pemerintahan atau

Bestuur.

b. Menurut Wayong (1963), menjabarkan pengertian otonomi sebagai

kebebasan untuk memelihara dan memajukan kepentingan khusus

daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hukuman sendiri, dan

pemerintahan sendiri.

c. Menurut Syarif Saleh (1963), menjelaskan bahwa otonomi ialah hak

mengatur dan memerintah sendiri, hak mana diperoleh dari

pemerintah pusat.

d. Menurut Ateng Syafruddin (1985), adalah kebebasan dan

kemandirian, tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas

atau kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan yang harus

dipertanggung jawabkan.

6
Jika dilihat dari pengertian di atas maka pengertian otonomi

kebidanan kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan fungsi

bidan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki

seorang bidan (Suatu bentuk mandiri dalam memberikan pelayanan).

Otonomi pelayanan kesehatan meliputi pembangunan kesehatan,

meningkatkan kesadaran, kematian dan kemampuan hidup sehat

dalam upaya promotif preventif, kualitatif, rehabilitatif untuk

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Alib, I. dkk.

2022).

2. Otonomi bidan dalam pelayanan kesehatan

Professi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,

Adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accuantability) Atas

semua tindakan yang dilakukan nya. Dengan adanya Letimigasi

kewenangan bidan yang lebih luas, Bidan memiliki hak otonomi dan

mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan

berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar professi dan

etika professi.

Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus Ditingkatkan mutunya

melalui :

a. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

b. Penelitian dalam bidang kebidanan

c. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan

7
d. Akreditasi

e. Sertifikasi

f. Registrasi

g. Uji kompetensi

h. Lisensi. (Alib, I. dkk. 2022)

3. Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait

dengan pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut :

a. Kapmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang

registrasi dan praktik bidan

b. Standar pelayanan kebidanan 2001

c. Kemenkes Republik Indonesia nomor 369/Menkes/SK/III/2007

Tentang standar professi bidan

d. UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan

e. PP Nomor 32 tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan

f. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang

organisasi dan tata kerja sama Depkes

g. UU no 22/1999 tentang otonomi daerah

h. UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

i. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

j. KUHAP, dan KUHP, 1981

k. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor

585/Menkes/Per/IX/ 1989 tentang persetujuan tindakan medik

l. UU Yang terkait dengan hak reproduksi dan keluarga berencana :

8
m. Undang undang nomor 10/1992 Tentang pengembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

n. UU No.23/2003Tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan

di dalam rumah tangga (Endah, W. A. 2016).

4. Bentuk-bentuk otonom bidan dalam praktik kebidanan

Bentuk bentuk otonomi bidan dalam praktik kebidanan :

a. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan

b. Menyusun rencana Asuhan kebidanan

c. Melaksanakan Asuhan kebidanan

d. Melaksanakan dokumentasi kebidanan

e. Mengelola keperawatan pasien dalam lingkup tanggung jawab (Alib, I.

dkk. 2022).

B. Transisi Dari Mahasiswa Ke Otonom Bidan Yang Akuntabel Dan

Pengembangan Profesional Yang Berkelanjutan

1. Transisi dari mahasiswa ke otonom bidan yang akuntabel

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba

ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada suatu

bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, Politeknik, Sekolah

tinggi, institut dan universitas. Secara Umum mahasiswa merupakan

seseorang yang belajar di bangku perkuliahan dengan mengambil jurusan

yang disenangi sekaligus jurusan yang didalamnya ada kemungkinan besar

untuk mengembangkan bakatnya. Tentunya semakin tinggi masiswa dalam

9
menuntut ilmu di perguruan tinggi akan semakin linier dan spesifik

terhadap ilmu pengetahuan yang digelutinya.

Mahasiswa kebidanan merupakan orang yang sedang menempuh

pendidikan tinggi dalam fakultas kesehatan dengan ilmu kebidanan atau

profesi bidan. Dalam pendidikannya mahasiswa kebidanan memang

diputuskan belajar tentang kehamilan, persalinan, Pelayanan setelah

persalinan, Bahkan perencanaan kehamilan. Sama seperti jurusan jurusan

kesehatan lain, jurusan kebidanan Mendidik calon calon pekerja kesehatan

profesional yang dapat membantu masyarakat sejarah setelah masa kuliah

usai (Helena, S. dkk. 2022)

2. Transisi dari mahasiswa ke otonom bidan dengan perkembangan

profesional berkelanjutan

Perkembangan profesional berkelanjutan atau CPD (continuimg

professional develoment) adalah perkembangan usaha secara sistematis

bagi bidan yang bertujuan untuk memelihara, Meningkatkan kompetensi

baik pengetahuan, Keterampilan serta mengembangkan sikap

professionalisme. Pengembangan keprofesian wajib diikuti oleh setiap

bidan sebagai bagian dari pembinaan, Melalui mekanisme sertifikasi,

Registrasi dan lisensi.

Perkembangan profesi bidan merupakan kondisi yang menunjukkan

adanya peningkatan jenjang bagi seorang bidan baik pengetahuan dan

keterampilan serta jabatan. Peningkatan tersebut bisa melalui pendidikan,

Pelatihan berkelanjutan baik formal maupun nonformal yang hasil

10
akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam

melaksanakan fungsinya (Helena, S. dkk. 2022)

Pengembangan karir (carter development) terdiri dari :

a. Perencanaan karir (career planning) Yaitu suatu proses di mana

individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah langkah untuk

mencapai tujuan tujuan karirnya.

b. Manajemen karir (career management) Proses di mana organisasi

memilih, menilai, menugaskan Dan mengembangkan para pegawai nya

guna menyediakan suatu kumpulan orang orang yang Berbobot untuk

memenuhi kebutuhan kebutuhan di masa yang akan datang

Berikut ini beberapa yang menjadi prinsip pengembangan profesional

bidan :

1) Pendidikan lanjut.

Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kemampuan teknis hubungan antara manusia dan

Murabbi dan sesuai dengan kebutuhan atau pelayanan dan standar

yang telah ditentukan oleh hasil melalui pendidikan formal dan non

formal.

2) Job fungsional.

Job Fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas,

kewajiban, hak serta wewenang pegawai sipil dalam melaksanakan

tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya

menggunakan angka kredit. (Endah, W. A. 2016).

11
C. Rencana Belajar Sepanjang Hayat

Belajar sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem

pendidikan yang dilakukan oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi.

Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia selalu belajar melalui peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang

telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia.

Semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi

peserta didik karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan di mana

pun, kapan pun, dan oleh siapa pun.

Belajar sepanjang hayat dapat didefinisikan sebagai, “...the habit of

continuously learning throughout life, a made of behavior.” Dengan

demikian, bila pendidikan sepanjang hayat lebih terfokus pada faktor

ekstrinsik, maka belajar sepanjang hayat lebih bertumpu pada faktor-faktor

intrinsik, yakni faktor yang ada pada diri pembelajar sehingga mampu

menjadikan belajar sebagai cara berperilaku.

Belajar sepanjang hayat yang lebih melihat kegiatan pembelajaran dari

sisi permintaan pembelajar, motivasi belajar dan kemampuan belajar yang

semuanya bersifat intrinsik. Oleh sebab itu, belajar sepanjang hayat lebih

bersifat individual dibandingkan bersifat sosial. Namun, kumpulan individu-

individu pembelajar sepanjang hayat itu, pada gilirannya akan membentuk

12
masyarakat belajar yang merupakan tujuan pendidikan sepanjang hayat untuk

mencapai sosok manusia yang berkualitas.

Terkait dengan pendidikan sepanjang hayat, Sudjana (2001: 217—218)

menjelaskan bahwa pendidikan sepanjang hayat harus didasarkan atas prinsip-

prinsip pendidikan di bawah ini.

a. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.

b. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta

didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara

terorganisasi dan sistematis.

c. Kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh, memperbarui, dan

meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dimiliki.

d. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkat dalam memenuhi kebutuhan

belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang

melakukan kegiatan belajar.

e. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan

kehidupan manusia, yaitu untuk meningkatkan kemampuannya agar

manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan

hidupnya. (Hamid, L & Yakob, N. 2020).

3. Dasar pikiran pendidikan sepanjang Hayat

a. Tinjauan ideologis.

Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama

khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan nya

13
b. Tinjauan ekonomis.

Salah satu cara keluar dari lingkaran lingkaran antara kebodohan

kemelaratan atau kemiskinan iyalah dengan pendidikan seumur

hidup.

c. Tinjauan Sosiologis.

Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah

pemborosan pendidikan yang disebabkan oleh sebagian orang tua

menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah, Bahkan tidak

sekolah sama sekali. Hal itu yang mengakibatkan bertambahnya

jumlah buta huruf, Terutama orang tua yang lahir pada zaman yang

belum berkembang pesat seperti sekarang ini.

d. Tinjauan politis.

Negara kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga

negara wajib menyadari hak dan kewajiban disamping memahami

fungsi pemerintah. Agar politik dan demokrasi pada suatu negara

dapat berkembang dengan baik dan tidak ketinggalan oleh zaman.

e. Tinjauan teknologi.

Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, Para pemimpin

teknis, Guru dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa

menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menambah

cakrawala pengetahuan disamping keterampilan.

f. Tinjauan psikologis dan pedagogis.

14
Tidak ada lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya konsep

dan teknik penyampaian. Oleh karena perkembangan ilmu dan

teknologi semakin luas dan kompleks maka tidak mungkin segalanya

itu dapat dianjurkan (Hani, N. dkk. 2017).

4. Karakteristik pendidikan sepanjang Hayat

Adapun beberapa karakteristik pendidikan sepanjang Hayat yaitu :

a. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah tetapi

merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup

b. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang

dewasa tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan

semua tahap pendidikan (Pendidikan dasar, Pendidikan menengah

dan sebagainya)

c. Pendidikan sepanjang Hayat mampu menghilangkan tembok pemisah

antara sekolah dengan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.

5. Tujuan pendidikan sepanjang Hayat

a. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat

dan hakikatnya yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal

mungkin

b. Sebagai pembelajaran mandiri yaitu menyesuaikan diri dengan

perubahan positif yang terus menerus dan berkembang dalam

sepanjang kehidupan manusia dan masyarakat serta menyiapkan diri

guna mencapai kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang

15
c. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan keterampilan

yang dimilikinya

D. Keterampilan Belajar Mandiri

Belajar mandiri di definisikan sebagai usaha individu mahasiswa yang

otonom untuk mencapai suatu kompetensi guna mengatasi masalah dan

dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.

Keterampilan belajar mandiri pada dasarnya dijelaskan dalam dua perspektif

yaitu belajar mandiri sebagai sebuah proses pembelajaran yang menjadikan

pembelajaran bertanggung jawab penuh dalam merencanakan, Melaksanakan,

Memiliki kebebasan penuh untuk mengontrol materi pembelajaran yang

penting serta mengevaluasinya dan strategi belajar mandiri merupakan strategi

pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu,

Kemandirian dan peningkatan diri.

Belajar mandiri memberikan kesempatan untuk menentukan tujuan

belajarnya, Merencanakan proses belajarnya, Menggunakan sumber sumber

yang Dipilihnya, Membuat keputusan akademis, Melakukan kegiatan kegiatan

yang dipilihnya untuk mencapai tujuan belajarnya (Anita, T. 2014).

1. Tujuan belajar mandiri

Adapun tujuan akhir belajar mandiri adalah pengembangan

kompetensi intelektual yang dapat membantu untuk tujuan :

a. Seorang Terampil dalam memecahkan masalah

b. Pengelola waktu yang Unggul

16
c. Seorang yang Terampil belajar

2. Pelaksana belajar mandiri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

a. Faktor karakteristik peserta didik yang meliputi pengalaman dalam

melakukan pembelajaran mandiri sehingga membentuk faktor

pisikologis, Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang mendukung

pembelajaran dan mengetahui gaya belajar yang tepat untuk dirinya

sendiri

b. Faktor kemampuan self monitoring, self management Dan motivasi

dari peserta didik dalam belajar mandiri

c. Faktor keterampilan juga perlu dimiliki oleh peserta didik

diantaranya keterampilan menggunakan sumber informasi misalnya

mencari materi terbaru agar dapat menggabungkan antara informasi

yang baru serta informasi tersebut dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan

d. Faktor yang menghambat belajar mandiri misalnya yaitu mutu

peserta didik yang tidak stabil kemudian kurangnya motivasi akan

pentingnya belajar mandiri, Fasilitas kampus yang tidak memadai

sehingga peserta didik sulit untuk melakukan belajar mandiri.

3. Indikator kemandirian belajar

a. Pengembangan dan peningkatan keterampilan dan kemampuan tidak

tergantung faktor faktor dosen, kelas, teman dan lain-lain

b. Peran utama dosen dalam belajar mandiri adalah sebagai konsultan

dan fasilitator, Bukan sebagai otoritas dan satu-satunya

17
c. Keinginan untuk belajar, Pengendalian diri dan pengelolaan diri

meliputi : Pengelolaan waktu, kedisiplinan dan percaya diri.

Sesuai dengan tujuan proses belajar mandiri perlu

dipertimbangkan kriteria untuk mengevaluasi proses belajar. Evaluasi

harus berfokus pada pencapaian perilaku belajar mandiri yang dapat

diukur termasuk, Menentukan tujuan belajarnya, Memilih sumber

belajar, Menganalisis dan mengevaluasi masalah, memecahkan

masalah (Anita, T. 2014).

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Profesi kebidanan menyangkut dengan keselamatan jiwa manusia

yang menjadi tanggung jawab dan tanggung gugat atas semua tindakan

kebidanan yang dilakukan. Praktik kebidanan merupakan sesuatu yang

sangat penting dan dituntut dalam professi kebidanan. Tindakan yang

dilakukan oleh professi kebidanan ini didasari oleh kompetensi dan

Evidance base Dan diperkuat oleh landasan hukum yang mengatur

professi yang bersangkutan. Seorang bidan memiliki kewenangan atas

hak otonomi dan kemandirian untuk bertindak secara profesional yang

memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan standar

profesi kebidanan.

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan agar para pembaca

mampu mendapatkan ilmu pengetahuan tentang atribut bidan

profesional, Otonomi bidan yang akun tabel dan pengembangan professi

berkelanjutan, Dan rencana belajar sepanjang Hayat, serta Keterampilan

belajar mandiri. Dan diharapkan para pembaca dapat mengambil

19
manfaat dalam makalah ini untuk dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alib, I. dkk. 2022. Otonomi Bidan Dalam Pelayanan Kebidanan


Anita, T. 2014. Optimalisasi Belajar Mandiri Tata Pamong (Tinjauan Kritis dan
Pengembangan Terhadap Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Yang Berkarakter.
Endah, W. A. dkk. 2016. Konsep Kebidanan dan Etiologi dalam Praktek
Kebidanan. Modul bahan ajar cetak kebidanan. Desember : 2016
Hani. N. dkk. 2017. Pendidikan Sepanjang Hayat
Hamid, L & Yakob, N. 2020. Pendidikan Sepanjang Hayat. Gorontalo : Ideas
Publishing
Helena, S. dkk. 2022. Atribut Bidan Yang Profesional, Transisi Dari Mahasiswa
ke Otonom Bidang Yang Akuntabel Dan Pengembangan Profesional
Berkelanjutan Dan Belajar Sepanjang Hayat, Keterampilan Belajar
Mandiri.

20

Anda mungkin juga menyukai