1298 3562 1 PB
1298 3562 1 PB
—————————— ——————————
34
M. Okta Dwi Sastra, Pribadi Orang Sasak…35
Kemidi Rudat banyak mempresentasikan tentang nilai kearifan lokal yang menyangkut pribadi orang
keimanan, hormat kepada pemimpin, dan lain-lain yang sasak yang keluar dalam sistem tanda teater tersebut. (2)
merupakan ajaran atau perintah dalam agama. Hal Penyajian data dilakukan setelah melakukan tahap
tersebut merupakan gambaran masyarakat suku Sasak reduksi data. Data akan dimasukkan dalam penyusunan
yang memiliki komitmen akan kebenaran dan kebaikan yang tersedia pada tabel instrumen penelitian.
yang bersumber dari keimanan. Memasukkan data sesuai dengan tanda yang
dikeluarkannya, baik makna denotatif, maupun makna
B. METODE PENELITIAN konotatif dari 13 sistem tanda yang menggambarkan
Jenis penelitian kali ini merupakan jenis penelitian nilai kearifan lokal tersebut. (3) Penarikan kesimpulan
kualitatif dengan menggunakan metode analisis dilakukan setelah melalui tahap penyajian data, dan
semiotika Roland Barthes dengan mengacu pada tahap ini dilakukan berulang-ulang. Tahap ini akan
semiotika teater 13 (tiga belas sistem tanda) Tedeusz mencoba menyimpulkan makna yang memiliki
Kowzan. keterkaitan dengan nilai kearifan lokal yang menyangkut
Penelitian ini dilakukan pada kelompok Rudat Setia pribadi orang sasak dalam teater tradisional Kemidi
Budi, Dusun Terengan, Kecamatan Pemenang, Rudat. Penarikan kesimpulan akan dilakukan jika sudah
Kabupaten Lombok Utara. Kelompok Rudat Setia Budi, tidak ada lagi data yang memberikan tanda dan simbol
Dusun Terengan. keluarnya nilai kearifan lokal yang menyangkut pribadi
Adapun target/subjek dalam penelitian ini berfokus orang sasak baik dalam segi denotatif maupun konotatif
pada tempat pementasan Kemidi Rudat oleh kelompok pada 13 sistem tanda semiotika dalam teater tradisional
Rudat Setia Budi dalam rangka trauma healing pada Kemidi Rudat.
tanggal 1 Desember 2018 pukul 20.00 Wita sampai
dengan pukul 02.00 Wita. Lokasi ini menjadi tempat C. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk melakukan penelitian, observasi, wawancara dan 1. Pribadi Orang Sasak dalam Teater
dokumentasi yang berkaitan dengan pementasan teater Tradisional Kemidi Rudat Lombok
tradisional Kemidi Rudat. Dalam buku “Kosmologi Sasak” pribadi orang Sasak
Data pada penelitian ini adalah makna pementasan yang utuh disimbolkan dengan satu nilai dasar, yaitu
kemidi rudat dan nilai-nilai kearifan lokal yang tindih dan 2 (dua) nilai sebagai penyangga nilai dasar
menyangkut pribadi orang sasak dalam pementasan untuk membentengi diri dan masyarakat dari degradasi
teater tradisional Kemidi Rudat. Data berupa tanda- kemanusiaan. Kedua nilai penyangga tersebut adalah
tanda dan simbol-simbol yang terdapat pada maliq dan merang. Kemudian dalam buku “Studi
keseluruhan elemen pementasan yang mengacu pada 13 Sejarah dan Budaya Lombok” melanjutkan nilai-nilai
(tiga belas) sistem tanda pada semiotika teater yang yang mengiringi ketiga nilai tersebut yang terdiri dari
terdapat dalam pementasan teater Kemidi Rudat tatas, tuhu, tresna, reme, patut-paut, patuh, dan pacu-
tersebut. Data tersebut didapatkan melalui pengamatan pasu.
langsung dan hasil rekaman. a. Tindih
Sumber data dalam penelitian ini, yaitu 1) hasil Tindih merupakan sistem nilai dasar dari
observasi keseluruhan elemen pementasan Kemidi kepribadian orang Sasak yang memiliki komitmen,
Rudat. Kemudian, 2) hasil wawancara informan, 3) hasil konsistensi, kesungguhan untuk mempertahankan suatu
dokumentasi naskah baku atau literatur-literatur yang kebenaran, kebaikan, keindahan, dan keluhuran yang
berkaitan dengan nilai kearifan lokal dan teater bersumber dari keimanan (Fathurrahman, 2017: 121).
tradisional Kemidi Rudat di kampung Terengan. Tindih juga dapat diartikan sebagai sebagai sikap kehati-
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa hatian dalam bertutur kata dan berbuat (Bahri, 2012:
teknik yang mengacu pada penelitian kualitatif, yaitu: (1) 414). Nilai dasar tindih tergambar dari lirik lagu dalam
Tahap Observasi, (2) Tahap wawancara, (3) Tahap tari Selamat datang yang dinyanyikan oleh para pemain
dokumentasi, Rudat untuk menyambut penonton yang hadir
Tahap analisis data penelitian yang dijelaskan Miles menyaksikan pementasan mereka. Lirik lagu tepatnya
dan Huberman dengan mengacu pada semiotika Roland pada dua baris terakhir yang berbunyi “Wahai ibu bapak
Barthes dan semiotika teater, maka tahapan analisis saudaraku yang serumpun, Akhirulkalamu
data dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Reduksi data assalamu’alaikum” mencerminkan keimanan seseorang
dilakukan dengan pengamatan terhadap tanda semiotika terhadap Rasulullah SAW dengan menjalankan
Roland Barthes dengan memperhatikan 13 sistem tanda anjurannya, yaitu mengucapkan salam terhadap orang
semiotika teater yang meliputi; kata, nada, mimik, yang lebih tua dan orang banyak seperti yang tertera
gesture, gerak, make up, gaya rambut, kostum, properti, dalam hadist Rasulullah SAW yang artinya sebagai
setting, lighting, musik, dan efek suara atau bunyi dalam berikut:
pementasan Kemidi Rudat. Kemudian mengambil
keseluruhan data yang berupa tanda dan simbol yang “Hendaklah yang kecil memberi salam pada
memiliki makna denotatif maupun konotatif tentang yang lebih tua, hendaklah yang berjalan
memberi salam pada yang sedang duduk,
36 | Jurnal Elementary | Vol. 2, No. 2, Juni 2019, hal. 34-38
hendaklah yang sedikit memberi salam pada nilai merang dalam pribadi orang Sasak yang memiliki
yang banyak.” [HR. Bukhari, no. 3231, 3234] nilai solidaritas sosial yang tinggi dengan
membangkitkan semangat kepada saudara atau
Hal tersebut merupakan wujud dari nilai tindih
kerabatnya yang tertimpa musibah untuk segera bangkit
dalam pribadi orang Sasak yang mempertahankan
dan berkarya.
pengucapan salam sebagai bentuk nilai kebenaran dalam
setiap pertemuan dengan orang yang lebih tua dan d. Tatas
Tatas memiliki arti memahami dan juga menguasai
pertemuan dengan orang banyak.
seluk beluk kehidupan dengan segala aspeknya untuk
b. Maliq
membangun kesejahteraan dan mengemban tugas
Maliq sebagai 36ystem nilai penyangga memiliki arti
sebagai khalifah di muka bumi. Nilai tatas ini tergambar
bahwa orang Sasak pantang untuk melakukan hal yang
dari gerakan tari Komdam Rudat yang menarikan
tidak pantas dan tidak bermanfaat (Fathurrahman, 2017:
ketangkasan pedang seperti gambar di bawah ini.
121). Nilai maliq tergambar dari gerak tari pemain Rudat
yang tidak pernah mengangkat lengan terlalu tinggi
sampai terlihat ketiak seperti gambar di bawah ini
peluang di tempat-tempat yang berbeda. Perjuangan tersebut juga merupakan wujud dari nilai reme dalam
dalam mencari nafkah tersebut juga diiringi kejujuran pribadi orang Sasak yang mengekpresikan gotong
untuk selalu meminta izin kepada pemiliki negeri. royong dalam menjalankan sebuah perintah atau
Meminta izin merupakan suatu nilai kebenaran dalam pekerjaan tanpa adanya saling iri di antara para pekerja
melaksanakan sesuatu apaun. Hal tersebut merupakan dan juga tidak saling menonton (tidak membantu) ketika
wujud dari nilai tuhu dalam pribadi orang Sasak yang sedang bekerja.
bersungguh-sungguh bekerja, tekun dalam mencari h. Paut/patut
peluang dan benar sesuai hukum dalam menjalani Paut/patut merupakan sistem nilai yang diterapkan
pekerjaannya. oleh masyarakat suku Sasak yang berupa sikap realistis,
f. Trasne dapat diterima oleh semua kalangan, tidak bertentangan
Trasne bermakna mengembangkan cinta dan kasih dengan norma dan aturan, tidak menyinggung perasaan
dalam membangun interaksi sosial dalam masyarakat. orang lain yang pada intinya patut untuk diteladani.
Nilai trasne tergambar dari lirik lagu dalam tari selamat Dengan kata lain sikap patut-paut ini memiliki arti
datang. Lirik lagu tersebut, khusunya pada baris ke 7 pantas atau sesuai dengan nilai agama dan adat istiadat.
dan 8, yaitu “permainan kami ini dalam pementasan, Nilai paut-patut ini tergambar dari dialog Komdam
permainan kami sekedar jadi hiburan” mencerminkan Rudat kepada para penonton sebelum melakukan tarian
rasa cinta dan kasih seseorang yang tulus menghibur dalam tari pembuka seperti berikut ini:
orang-orang yang ada di sekitarnya yang mungkin
sedang mengalami kesedihan, terkena musibah, dan Komdam : Tabe’ si kanjag tuan dan tabe’ si
lain-lain. Hal tersebut merupakan wujud dari nilai kanjang nona yang ada suka hadir menyaksikan
kami punya permainan di mana ini tempat. Jika
trasne dalam pribadi orang Sasak yang selalu ada tersalah kami punya bahasa, dan lagi kami
mengembangkan cinta dan kasih kepada sesamanya punya permainan kami mohon maaf beribu-ribu
yang dibangun melalui kegiatan hiburan untuk maaf kepada si kanjang tuan dan si kanjang nona.
Sekian.
mempererat interaksi sosial.
g. Reme Dialog tersebut merupakan gambaran seseorang
Reme dapat diartikan sebagai sikap yang yang menghormati tamu (penonton) yang hadir untuk
mengekspresikan gotong royong dalam bekerja. Segala menyaksikan pementasan. Menghormati tamu
bentuk pekerjaan yang dikerjakan dengan cara bersama merupakan anjuran dalam setiap agama dan juga
tanpa ada sifat saling iri hati, tidak saling menonton merupakan anjuran dalam adat suku Sasak. Salah satu
(tidak membantu), saling asah, saling asih, saling asuh tata cara menerima tamu dalam adat Sasak yaitu jangan
(mengingatkan, mengasihi, dan membimbing). Nilai membeda-bedakan terhadap tamu, seperti membeda-
reme ini tergambar dari sikap Perdana Menteri dan bedakan yang kaya dengan yang miskin. Menghormati
Hulu Balang serta Wazir dan Pahlawan yang selalu tamu hendaknya ditunjukkan dalam sikap, penampilan,
bekerja bersama dalam mengerjakan perintah dari peyanan, maaupun percakapan (Bahri, 2014: 419). Hal
rajanya. Hal tersebut tergambar dari gerakan langkah tersebut merupakan wujud dari nilai patut-paut pribadi
keduanya ketika datang berhadapan dengan raja mereka orang Sasak yang merupakan sikap realistis dalam
masing-masing seperti gambar di bawah ini. menghormati tamu dan patut untuk diteladani.
i. Patuh
Patuh memiliki makna seiring seirama, senasib
seperjuangan, seiya sekata, tidak suka bertentangan dan
berselisih paham. Nilai patuh tergambar dari dialog
Jongos dengan Raja Indra Bumaya, berikut dialognya:
dari nilai patuh pribadi orang Sasak yang seiring [4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
seirama, seiya sekata dan tidak suka bertentangan dan Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
berselisih dengan pemimpinnya. Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
[5] Murahim (2010). Ekspresi nilai-nilai budaya Sasak Kemidi
j. Pacu-pasu
Rudat Lombok: Perspektif hermeneutika. (Tesis
Pacu-pasu merupakan sikap yang mencerminkan Pascasarjana) Malang: Universitas Negeri Malang.
ketulusan, ketekunan, kesabaran, ketabahan dalam [6] Sumaryadi, Seni drama dan pendidikan karakter. Karya
bekerja. Dengan kata lain tidak pemalas, mudah disuruh, Ilmiah disajikan sebagai makalah pendamping pada
dan bekerja tanpa pamrih. Nilai pacu-pasu tergambar Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Sendratasik Se-
dari sikap Jongos yang setia menemani dan menjaga Indonesia, 12 November 2011 di FBS UNY.
Putri Indra Dewi untuk pergi bermain-main ke Taman
Sari. Walaupun hanya seorang diri tanpa ditemani
Perdana Menteri dan Hulu Balang yang beristirahat di
istana Ginter Baya, Jongos tidak pernah takut dan
mengeluh bahkan wajahnya terlihat sangat sumringah
dan bahagia ketika menemani Putri Indra Dewi jalan-
jalan ke Taman Sari. Kesetiaan tersebut merupakan
gambaran sikap seseorang yang tulus dan sabar dalam
bekerja. Hal tersebut merupakan wujud dari nilai Pacu-
pasu pribadi orang Sasak yang senang dengan
pekerjaanya sehingga dapat bekerja dengan tulus, sabar
dan tanpa pamrih.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Bahri, H. S. (2014). Studi sejarah dan budaya Lombok.
Lombok Timur: Puskanda
[2] Fathurrahman, L. A. (2017). Kosmologi Sasak; Risalah Inen
Paer. Mataram: Genius
[3] Sahid, N. (2016) Semiotika untuk teater, tari, wayang purwa,
dan film. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri