MEMUTUSKAN:
-2-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Resor Semarang ini,
yang dimaksud dengan:
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
2. Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda adalah
pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi
yang berada di bawah Kapolri.
3. Kepala Polda yang selanjutnya disebut Kapolda adalah
pimpinan Polri di daerah dan bertanggung jawab kepada
Kapolri.
4. Kepolisian Resor Semarang yang selanjutnya disebut
Polres Semarang adalah pelaksana tugas dan wewenang
Polri di wilayah Kabupaten Semarang yang berada
dibawah Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
5. Kepala Polres Semarang yang selanjutnya disebut
Kapolres Semarang adalah pimpinan Polri di wilayah
daerah Kabupaten Semarang dan bertanggungjawab
kepada Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
6. Satuan Intelijen Keamanan Polres Semarang yang
selanjutnya disebut Satintelkam Polres Semarang
adalah unsur pelaksana tugas pokok dalam bidang
intelijen keamanan pada tingkat Polres Semarang yang
berada di bawah Kapolres Semarang.
-3-
Pasal 2
Prinsip pelayanan SKCK/Police Record dalam peraturan
ini,meliputi:
a. mudah,cepat dengan pelayanan yang ramah,
senyum, sapa, salam;
b. transparansi, yaitu dalam pemberian pelayanan
pembuatan SKCK/Police Record dilaksanakan
secara jelas/transparan dan terbuka dan tidak
mempersulit;
-5-
Pasal 3
Maksud dan tujuan penyusunan Standar Operasional
Prosedur pelaksanaan tugas Satuan Intelijen Keamanan
Kepolisian Resor Semarang ini, agar sistem kerja di
lingkungan Satuan Intelkam Kepolisian Resor Semarang
memiliki standar kerja yang terukur dan terdokumentasi
secara baik, sehingga memudahkan dalam pengendalian
dan menjamin proses yang dilaksanakan sesuai dengan
SOP yang telah disahkan.
BAB II
JENIS DAN MUATAN
Bagian Kesatu
Jenis
Pasal 4
(1) Jenis SOP dalam Peraturan Kepolisian Resor
Semarang ini, meliputi:
a. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Online;
c. penyelidikan;
d. pengamanan;
e. penggalangan; dan
f. perijinan kegiatan masyarakat;
(2) Peraturan Kepolisian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan aturan teknis dalam
bentuk SOP sebagaimana lampiran berupa:
a. narasi; dan/atau
-6-
Bagian Kedua
Materi Muatan
Pasal 5
Materi muatan yang diatur dalam Peraturan Kapolres
Semarang ini, berisi SOP yang bersifat administrasi yang
berbentuk alur kegiatan pelaksanaan tugas bidang masing-
masing/mekanisme hubungan tata kerja di lingkungan
Kepolisian Resor Semarang dengan menggunakan
flowchart.
Pasal 6
Materi muatan yang diatur dalam Peraturan Kepolisian
Resor Semarang ini, berisi:
a. peraturan pelaksanaan dari Peraturan Kepolisian
Resor; dan
b. kepentingan pelaksanaan tugas pokok satuan fungsi
di kewilayahan sesuai kewenangannya yang bersifat:
1. pelaksanaan/SOP berkaitan dengan
pelaksanaan tugas satuan fungsi/satuan kerja;
2. mekanisme hubungan tata kerja internal dan
antar satuan fungsi;
3. pengoptimalan kinerja satuan fungsi; dan
4. petunjuk pelaksanaan operasional untuk
mengantisipasi perkembangan situasi tertentu di
kewilayahan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
-7-
Bagian Kesatu
Surat Keterangan Catatan Kepolisian
Pasal 7
Pasal 8
Persyaratan permohonan SKCK, sebagai berikut:
a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan
menunjukkan KTP asli;
b. fotocopy Kartu Keluarga (KK);
c. fotocopy akte lahir atau kenal lahir;
d. fotocopy kartu identitas lain bagi yang belum
memenuhi syarat untuk mendapatkan KTP; dan
e. pas foto berwarna background warna merah dengan
ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar, dan 3x4 cm
sebanyak 1 (satu) lembar.
Pasal 9
Apabila pemohon SKCK/Police Record ada catatan pada
sistem catatan kriminal online dan khusus dari
rekomendasi Polsek, maka fungsi Intelkam koordinasi
dengan fungsi Reskrim dengan membuat nota dinas
-8-
Pasal 10
Penggolongan
Pasal 11
Polres merupakan pelaksana proses penerbitan
SKCK/Police Record untuk keperluan:
a. pencalonan menjadi anggota legislative dan pimpinan
kepala daerah di tingkat kabupaten / kota
b. sebagai persyaratan menjadi calon pegawai, anggota
lembaga, badan, instansi, dinas pemerintahan dan
perusahaannya, serta perusahaan vital yang
ditetapkan oleh pemerintahan;
c. sebagai persyaratan pendaftaran masuk pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah guna menjadi
PNS, pegawai negeripada Polri dan TNI;
d. sebagai persyaratan nikah dengan anggota TNI, atau
Polri; dan
e. sebagai persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu kegiatan lainnya dalam
lingkungan wilayah Polres Semarang.
-9-
Pasal 12
Biaya dalam mengurus SKCK disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang jenis
dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah ).
Pasal 13
Ketentuan masa berlakunya SKCK/Police Record
didasarkan kepada maksud keperluan pemohon dengan
ketentuan paling lambat 6 ( enam ) bulan.
Bagian Kedua
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Online
Pasal 14
Permohonan untuk memperoleh SKCK secara Online
dilakukan dengan cara:
a. pemohon mendaftar secara online melalui webs
skck.polri.go.id selanjutnya membawa bukti
pendaftaran online ke loket yang telah disediakan atau
dikirim ke email yanmin_ressemarang@yahoo.co.id
atau nomor wa 081216158822 ; dan
b. pemohon online menyerahkan persyaratan pada loket
yang telah disediakan dengan menunjukkan dokumen
asli atau dikirim secara online melalui email
yanmin_ressemarang@yahoo.co.id atau nomor wa
081216158822 .
Pasal 15
Sebagaimana dalam Pasal 9 dilampiran beserta bukti
pendaftaran secara online sebagai persyaratan permohonan
SKCK Online atau dikirimkan ke email
yanmin_ressemarang@yahoo.co.id atau nomor wa
081216158822
Pasal 16
- 10 -
Bagian Ketiga
Penyelidikan Intelijen
Pasal 17
Dalam pelaksanaan tugas penyelidikan intelijen sesuai
tugas pokok dan fungsi Sat Intelkam Polres Semarang
melakukan prinsip sebagai berikut:
a. kerahasiaan/landestine, yaitu penyelidikan dilakukan
secara tertutup dan hanya diketahui oleh orang
tertentu dan/atau yang bersangkutan saja;
b. ketelitian, yaitu penyelidikan dilakukan secara cermat
dan seksama;
c. kedisiplinan,yaitu penyelidikan dilakukan dengan
dilandasi oleh kesadaran terhadap semua peraturan
dan tata tertib yang telah ditetapkan;
d. keamanan,yaitu penyelidikan dilakukan secara
berhati-hati;
e. keberanian, yaitu penyelidikan dilakukan dengan hati
yang mantap dan rasa percaya diri dalam menghadapi
kesulitan; dan
f. mengutamakan sumber informasi di sasaran utama
(primer) secara langsung dan hindari sumber
informasi kedua (sekunder).
Pasal 18
Sasaran penyelidikan, yaitu potensi gangguan, ambang
gangguan dan gangguan nyata dalam bentuk fenomena,
gejala dan kejadian dibidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan keamanan yang diperkirakan akan dapat
mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat
serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
- 11 -
Pasal 19
Hasil penyelidikan Intelijen digunakan untuk:
a. kegiatan intelijen;
b. operasi intelijen;
c. operasi kepolisian;
d. kepentingan penyidikan; dan
e. pengambilan kebijakan pimpinan.
Pasal 20
Proses kegiatan penyelidikan Intelijen, meliputi:
a. perencanaan;
b. pengumpulan;
c. pengolahan; dan
d. penyajian penggunaan.
Pasal 21
(1) Bentuk taktik penyelidikan dalam rangka
pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan
melalui:
a. penyamaran (cover name, cover job, cover story,
dan lain-lain); dan
b. penyesatan (desepsi kata, desepsi gerak).
(2) Bentuk teknik penyelidikan dalam rangka
pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan
melalui:
a. penyelidikan terbuka:
1. penelitian;
2. wawancara terbuka; dan
3. interogasi.
b. penyelidikan tertutup:
1. wawancara terselubung (eliciting);
2. pengamatan;
3. penggambaran;
4. penjejakan;
5. pembuntutan;
6. penyusupan;
7. penyadapan; dan
- 12 -
8. penyurupan.
(3) Taktik dan teknik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) dapat dilakukan dengan menggunakan
personil intelijen (human intelligence) dan/atau
meggunakan teknologi intelijen (intelligence
technology).
Pasal 22
Penyelidikan Intelijen bersifat:
a. terbuka adalah penyelidikan yang dilakukan oleh
anggota intelijen yang keberadaannya diketahui oleh
sasaran, akan tetapi tujuan/misi tertutup/tidak
diketahui oleh sasaran; dan
b. tertutup adalah penyelidikan yang dilakukan oleh
anggota intelijen secara rahasia/clandestine tanpa
diketahui oleh sasaran dan/atau pihak lain guna
mendapatkan bahan-bahan keterangan.
Pasal 23
Pengawasan terhadap penyelenggaraan penyelidikan
operasi intelijen (mission type of operation) dilkukan oleh
pejabat yang ditunjuk dalam struktur organisasi operasi.
Bagian Keempat
Pengamanan Intelijen
Pasal 24
Sasaran pengamanan Intelijenmeliputi:
a. orang/personil;
b. benda/material/instalasi/tempat/lokasi;
c. kegiatan; dan
d. bahan keterangan/informasi.
Pasal 25
Bentuk ancaman terhadap sasaran pengamanan Intelijen
meliputi:
a. potensi gangguan;
- 13 -
Pasal 26
Pengamanan Intelijen dilakukan melalui:
a. pengamanan administrasi; dan
b. pengamananoperasional.
Pasal 27
(1) Tahapan persiapan pengamanan Intelijen meliputi:
a. menerima unsur-unsur utama (UUK);
b. pengarahan awal (briefing);
c. perencanaan pengamanan (renpam);
d. penjabaran tugas (bargas);
e. melakukan pengumpulan data melalui
administrasi, pengamatan sepintas (casing)
dengan menggunakan samaran (cover);
f. membuat data pengamatan sepintas
(datacassing);
g. membuat perkiraan keadaan khusus (kirsus); dan
h. melakukan koordinasi dengan instansi terkait
(khusus VVIP)
(2) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan 1 (satu) hari dan/atau beberapa hari
sebelum hari H jam J.
Pasal 28
(1) Tahap pelaksanaan pengamanan Intelijen meliputi:
a. melakukan biodata investigasi dan taktik
penjejakan (surveillance);
b. melakukan ploting anggota ditempat yang
dianggap rawan;
c. melakukan pengelabuan (desepsi) dan
penyusupan (infiltrasi) dan melakukan kontra
Intelijen dengan metode mengontrol (monitoring);
- 14 -
Pasal 29
Dalam tahap pengakhiran pengamanan Intelijen meliputi:
a. melakukan kegiatan deteksi (detection) dengan
samaran (cover) untuk mengetahui kisaran suara
masyarakat pasca pengamanan;
b. membuat laporan informasi dan tentang penilaian
(assesment) masyarakat terhadap kegiatan tersebut;
c. unit melakukan pengarahan setelah pelaksanaan
pengamanan (debriefing) dan membuat laporan
penugasan (lapgas); dan
d. melakukan analisadan evaluasi.
Bagian Kelima
Penggalangan Intelijen
Pasal 30
Tujuan dari penggalangan Intelijen, yaitu untuk
mempengaruhi atau mengubah sikap, tingkah laku,
pendapat, emosi dari sasaran tertentu yang dilakukan
secara tertutup agar tercipta kondisi yang
mendukungpelaksanaan tugas pokok Polri dalam rangka
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pasal 31
Dalam sasaran penggalangan Intelijen keamanan meliputi:
a. individu; dan
b. masyarakat.
- 15 -
Pasal 32
Individu yang dimaksud sebagaimana pada Pasal 31huruf
a, meliputi:
a. individu selaku tokoh informal yaitu orang yang
mempunyai pengaruh dan peranan tertentu dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu di daerah
tertentu yang dalam kegiatannya berpengaruh
terhadap stabilitas kamtibmas; dan
b. individu selaku tokoh formal yaitu perorangan yang
dilihat dari segi kedudukan fungsi dan peranan
mempunyai potensi dan pengaruh yang dominan
dalam kehidupan di bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan negara baik formal maupun
informal.
Pasal 33
Masyarakat yang dimaksud sebagaimana pada Pasal 31
huruf b, meliputi:
a. masyarakat umum terdiri dari:
1. masyarakat yang kooperatif dalam rangka
mewujudkan dan mendukung terciptanya
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat
yang kondusif; dan
2. masyarakat yang non kooperatifdan diragukan
dalam mendukung terciptanya stabilitas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang
kondusif.
b. masyarakat tertentu yaitu golongan atau kelompok
tertentu yang dilihat dari kegiatan, status, profesi
maupun pengaruhnya dapat diidentifikasi sebagai
golongan atau kelompok tertentu dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan keamanan negara, yang
memiliki potensi terhadap terciptanya gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat.
- 16 -
Pasal 34
Pola kegiatan penggalangan Intelijen sesuai dengan sifatnya
sebagai operasi intelijen terdiri dari:
a. pola konstruktif persuasif; dan
b. pola destruktif persuasif/let them fight
Pasal 35
Tahap penggalangan intelijen terdiri dari:
a. persiapan; dan
b. pelaksanaan.
Pasal 36
Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf a, merupakan kegiatan dalam rangka
mempersiapkan pelaksanaan dalam bentuk penjajakan
(casing).
Pasal 37
Tahap pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 huruf b, merupakan kegiatan pelaksanaan
penggalangan yang terdiri dari:
a. individu; dan
b. kelompok.
Pasal 38
Penggalangan individu sebagaimana dimaksud pada Pasal
37 huruf a, dilakukan melalui beberapa tahap :
a. tahap penyusupan yaitu pendekatan kedalam
individu untuk mendapatkan kepercayaan dari
sasaran melalui ide-ide sesuai dengan kegiatan
sasaran;
b. tahap mempengaruhi yaitu mempengaruhi sasaran
dengan memiliki pengetahuan tentang titik lemah dan
kekuatan sasaran;
c. tahap pengarahan dan pengendalian yaitu sasaran
dikendalikan kepada tujuan yang ingin dicapai serta
- 17 -
Pasal 39
Penggalangan kelompok masyarakat tertentu dan/atau
masyarakat luas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf b, dilakukan secara tertutup melalui tahap:
a. penyusupan;
b. penceraiberaian;
c. pengingkaran;
d. pengarahan;
e. pengusut kesetiaan;
f. penggeseran; dan
g. penggabungan.
Pasal 40
Taktik penggalangan Intelijen terdiri dari:
a. gerakan menarik sasaran meliputi:
1. pemberian bantuan;
2. hadiah; dan
3. bujukan.
b. gerakan menekan sasaran yaitu mempengaruhi agar
objek menerima kehendak penggalang;
c. gerakan menekan sasaran yaitu mempengaruhi agar
objek menerima kehendak penggalang;
d. gerakan penyesatan untuk mengalihkan perhatian
sasaran;
e. gerakan memecah belah dimana sasaran dirangsang
untuk meragukan kepentingan kelompoknya sehingga
bersedia mengingkari kepatuhan kepada
kelompoknya; dan
f. gerakan mendorong dan dirangsang berpikir persuasif
yakni mengutamakan golongan intelektual sebagai
sasaran dengan menyajikan fakta dan tata ilmiah
- 18 -
Pasal 41
Teknik penggalangan Intelijen terdiri dari:
a. perang urat saraf (PUS) atau operasi penggalangan
psikologi;
b. propaganda melalui penyebaran pernyataan atau
gagasan-gagasan;
c. kampanye berbisik untuk melawan isu negatif;
d. penyebaran rumor kedalam lingkungan kelompok
masyarakat tertentu untuk menimbulkan keraguan
terhadap loyalitas kelompok;
e. penggunaan isu;
f. penggunaan gosip untuk menciptakan pengingkaran
kelompok terhadap integritas pimpinan kelompok;
g. mempengaruhi pikiran oknum atau kelompok yang
menentang penegak hukum;
h. memanfaatkan kelemahan atau kerawanan ekonomi
untuk mempengarui sasaran; dan
i. melakukan kegiatan untuk menimbukan
ketidakstabilan atau tindakan melawan aturan atau
hukum di kalangan kelompok-kelompok sasaran.
Pasal 42
Kegiatan penggalangan Intelijen meliputi:
a. menyelenggarakan pengumpulan bahan keterangan
terhadap sasaran kegiatan penggalangan intelijen,
menyangkut individu dan masyarakat kecil baik
organisasi, metode, taktik, dan teknik maupun
kemampuan serta kelemahannya;
b. membuat rencana penggalangan intelijen;
c. mempersiapkan personil yang profesional dan terlatih
khusus untuk tugas penggalangan serta
mempersiapkan saran dan prasarana pendukung dan
pengarahan pelaksanaan penggalangan intelijen;
- 19 -
Pasal 43
(1) Pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan penggalangan Intelijen secara
struktural dilakukan oleh pejabat Intelkam Polres
Semarang.
(2) Pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan penggalangan Intelijen secara
fungsional dilakukan mulai dari sponsor (SP), Agen
Pengendali/Agent Handler (AH), Agen Utama/
Principal Agent (PA), Agen Pendukung/Support Agent
(SA), dan Agen Pelaksana/Agen Action (AA).
Bagian Keenam
Pembentukan dan Pembinaan Jaringan Intelijen
Pasal 44
Prinsup-prinsip pelaksanaan pembentukan dan pembinaan
jaringan meliputi :
Pasal 45
Pasal 46
Taktik pembentukan jaringan dilakukan dengan ;
- 22 -
Pasal 47
Sasaran pembentukan jaringan meliputi :
a. stratifikasi social meliputi masyarakat golongan
atas,menengah dan bawah
b. sifat ;
1. massa dan Teritorial pusat,provinsi,kabupaten
dan kecamatan, kelurahan/desa, rukun warga,
rukun tetangga
2. Sektoral golongan meliputi bangsa / warga
Negara, agama/aliran, kepercayaan dan
kelompok meliputi organisasi politik,organisasi
perekumpulan social
Pasal 48
Persyaratan bagi calon jaringan minimal :
a. Memiliki intelktual, kecakapan , ketrampilan,
pengetahuan dan pengalaman serta memiliki akses
terhadap sasaran
b. Memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
tertutup
c. Memiliki motivasi;
d. Mmemiliki kelayakan;
e. Mempunyai loyalitas serta dedikasi tinggi;
- 23 -
f. Ulet; dan
g. Teguh memegang rahasia
Pasal 49
Pasal 49
Pasal 50
Metode pembinaan jaringan
a. Mengaruskan jaringan intelijen membuat laporan
lisan maupun tulis dari setiap kegiatan;
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan secara rutin
maupun insidentil untk mengetahui kesiapan dan
kesitiaan seorang jaringan, serta tanggung jawabnya
atas apa yang sudah ditugaskan;dan
c. Ditunjuk secara khusus seorang personil intelijen
untuk melakukan pengawasan terhadap tingkah laku
serta kegiatan seorang jaringan dilingkungan tempat
tinggal, lingkungan pekerjaan maupun dsalam
pergaulan di tengah-tengah masyarakat
Pasal 51
Pengawasan terhadap jaringan dilakukan dengan
menggunakan metode :
a. Melalui sumber lain ;
b. Membandingkan bahan keterangan yang diterima
dengan sumber lain;
c. Melalui debriefing;
d. Pengecekan berulang-ulang untuk melihat kesetiaan
dan keamanan jaringan dan;
e. Melalui penjejakan fisik dan teknik ( alat khusus)
Pasal 52
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembinaan
jaringan :
a. Data identitas jaringan hanya dipegang oleh pembina
/ agen yang bersangkutan dan tidak boleh diketahui
oleh orang lain kecuali pimpinan ( user )
b. Dalam memberikan penghargaan baik materiil
maupun non materiil agar tidak diketahui oleh
siapapun termasuk kelurga dari jaringan
c. Permintaan dan penghargaan terhadap jaringan
hanya dilakukan secara lisan dan hindari
penyampaian melalui telpon;
- 25 -
Pasal 53
Jaringan yang telah dibentuk dan dibina dalam suatu
kesatuan, dapat digunakan untuk mengumpulkan bahan
keterangan yang berkaiatan dengan ;
a. bidang Politik
b. bidang ekonomi
c. bidang social budaya
d. bidang keamanan
Pasal 54
Langkah –langkah dalam penentuan kebutuhan jaringan
intelijen ;
a. pedomani bahan keterangan selektif prioritas yang
dibutuhkan;
b. tentukan kemungkinan tempat / zona keberadaan
bahan keterangan yang dibutuhkan berada;
c. tentukan stratifikasi social seorang calon jaringan,
yang dimungkinkan mempunyai akses atau
kemampuan membentuk akses terhadap sasaran
masyarakat dari golongan atas,menengah atau
bawah dabn;
d. tentukan sector seorang calon jaringan yang
dimungkinkan dari golongan,kelompok,profesi atau
instansi.
Pasal 55
Sistem komunikasi dilakukan dengan ;
a. jaringan harus membuat laporan secara tertulis
kepada pereekrut berisi seluruh bahan keterangan
yang didapat;
- 26 -
Pasal 56
Kegiatan pembentukan dan pembinaan didokumentasikan
melalui ;
a. dokumentasi buku jaringan informasi yang
diklasifikasikan RAHASIA hanya diketahui oleh
Pembina intelijen disuatu kesatuan dan anggota
intelijen yang melaksanakan pembentukan dan
pembinaan jaringan
b. buku jaringan informasi memuat ;
1. nomor urut
2. identitas
3. zona / wilayah
4. sector
5. baket
6. keterangan
Pasal 57
Jaringan intelijen yang tidak dapat digunakan lagi
dilakukan pengakhiran dengan syarat ;
a. jaringan membelot pada pihak lain sehingga tidak
setia lagi terhadap pihak sendiri dan sangat
membahayakan;
b. jaringan menjadi agen ganda yakni bekerja pada
pihak sendiri dan pihak lain;
- 27 -
Bagian keenam
Penerbitan Surat Ijin Kegiatan Masyarakat
Pasal 58
Untuk mengajukan permohonan perijinan dalam kegiatan
masyarakat meliputi:
a. bentuk kegiatan;
b. pemohon;
c. persyaratan;
d. alamat surat permohonan surat ijin/surat
pemberitahuan;
e. tata cara pengajuan ijin; dan
f. penerbitan perijinan.
Pasal 59
Bentuk kegiatan masyarakat sebagaimana pada Pasal 44
huruf a,berupa keramaian umum yang memerlukan surat
ijin keramaian umum dari Polri meliputi:
a. pesta, dalam kegiatanya meliputi:
1. pekan raya;
2. festival;
3. bazar; dan
4. kegiatan sejenis
b. keramaian, dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut
meliputi:
1. pasar malam;
2. pameran;
3. pekan raya;
4. festival;
5. bazar;
6. pertunjukkan ketangkasan/atraksi; dan
- 28 -
7. kegiatan sejenis.
c. pawai, dalam kegiatan tersebut antara lain:
1. pawai Alegoris;
2. karnaval;
3. pertunjukan ketangkasan/atraksi; dan
4. kegiatan sejenis.
Pasal 60
Pemohon sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 huruf b,
yaitu ijin kegiatan bisa perorangan, organisasi politik,
organisasi bukan politik (ormas), lembaga keilmuan dan
badan hukum.
Pasal 61
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 huruf c,
meliputi:
a. surat permohonan ijin tertulis yang memuat:
1. tujuan dan sifat kegiatan
2. tempat kegiatan;
3. waktu kegiatan;
4. penanggung jawab; dan
5. perkiraan jumlah peserta.
b. jadwal acara;
c. daftar susunan panitia/pengurus organisasi;
d. nama peserta/undangan/pembicara;
e. AD/ART dan akte organisasi/badan hukum;
f. proposal kegiatan; dan
g. surat ijin tempat kegiatan.
Pasal 62
Alamat surat permohonan ijin sebagaimana dimaksud pada
Pasal 44 huruf d, meliputi:
a. kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Polsek dan
sebagian/seluruh peserta berasal dari beberapa desa
dalam daerah hukum Polsek, maka alamat surat
permohonan ijin ditujukan kepada Kapolsek;
- 29 -
Pasal 63
Tata cara pengajuan ijin sebagaimana dimaksud pada
Pasal 44 huruf e, sebagai berikut:
a. surat permohonan ijin diajukan secara langsung oleh
penyelenggara/wakilnya yang sah; dan
b. diterima oleh petugas Polri 7 (tujuh) hari sebelum
kegiatan dimulai. Apabila surat permohonan ijin
diajukan kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum
kegiatan, maka pejabat Polri dapat menolak surat
permohonan yang dimaksud.
Pasal 64
Penerbitan surat perijinan kegiatan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada Pasal 60 huruf f, sebagai
berikut:
a. melakukan penelitian terhadap persyaratan yang
diajukan oleh masyarakat serta melaksanakan cek
kesiapan dilapangan seperti situasi lokasi/tempat
kegiatan/kapasitas daya tampung, jalur
masuk/keluar dan evakuasi, kelengkapan fasilitas
gedung/tempat apabila dilaksanakan dalam
ruangan/gedung;
b. melaksanakan koordinasi berkesinambungan secara
internal (lintas fungsi dan satuan bawah) dan
eksternal (instansi terkait seperti Pemda, TNI, tim
SAR, petugas medis, Dinas Perhubungan, panitia
penyelenggara serta unsur Pengamanan potensi
masyarakat lainya);
c. mengadakan kesepakatan/surat pernyataan dengan
pihak penyelenggara untuk bertanggung jawab
terhadap jalannya acara apabila terjadi kerusakan
- 30 -
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA KEP0LISIAN
RESOR SEMARANG NOMOR 2 TAHUN
2020 TENTANG STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN TUGAS SATUAN
INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
7
Menyerahkan dokumen
SKCK, kepada pomohon Dokumen
Dokumen SKCK 1 menit
SKCK
Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......
3. Kabidkum :........
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG NOMOR 2 TAHUN
2020 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
Apabila SOP tidak dilaksanakan akan a. SKCK diajukan kepada Kasat untuk dilakukan
menimbulkan complain dan pengaduan penandatanganan;
dari masyarakat/pemohon SKCK.
b. Rekap data/laporan soft copy pada file di computer.
- 36 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
KANIT KASAT
BAMIN KAURMIN KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
IDENTIFIKASI INTELKAM
5 - Melakukan penelitian Berkas
berkas pemohon SKCK ATK 5 menit permoho
- Melakukan nan
penandatanganan SKCK
berkas SKCK
Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......
3. Kabidkum :........
LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan a. Transportasi
penyelenggaraan tugas Penyelidikan b. Dana/sarana kontak
Intelijen Kepolisian secara optimal, maka c. Peralatan IT
perlu didukung oleh personel yang d. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
profesional, sarana dan prasarana serta laporan evaluasi
dukungan anggaran yang memadai,
aspek legalitas serta ketentuan-
ketentuan/petunjuk yang menyangkut
sistem, metode dan teknik yang berlaku
bagi penyelenggaraan kegiatan
Penyelidikan Intelijen Kepolisian.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam penyelidikan Dicatat pada register/buku agenda dan di file kan.
dan dapat menibulkan complain apabila
ada kesalahan.
- 39 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM KAPOLRES
4 Laporan hasil Laporan Hasil
penyelidikan diajukan Penyelidikan 15 menit disposisi
kepada Kanit
6 Laporan hasil
penyelidikan siap Laporan Hasil 15 menit disposisi
diajukan kepada Kapolres Penyelidikan,
guna menentukan Nota Dinas
kebijakan selanjutnya
dengan disertai Nota
Dinas penerusan laporan
- 41 -
NO KET
PELAKSANA MUTU BAKU
KEGIATAN
BAMIN KANIT KASAT
UNIT INTELKAM KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
7. Laporan hasil
penyelidikan telah dibaca Laporan Hasil 5 menit Tindak lanjut
dan didisposisi oleh Penyelidikan, pengarsipan
Kapolres guna Nota Dinas
dilaksanakan langkah
selanjutnya dan di file
kan
Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......
3. Kabidkum :........
LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
3.
Perkiraan intelijen singkat ATK, komputer, 30 menit Disposisi
diajukan kepada buku agenda, , nota
Kasatintelkam untuk blangko dinas
diketahui, dikoreksi dan penerusa
diteruskan kepada n Kirkat
pimpinan
- 44 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
Perkiraan Intelijen singkat
4. diajukan kepada pimpinan ATK, komputer, 30 menit Disposisi,
Kapolres untuk buku agenda, arahan
pertimbangan dalam blangko
mengambil kebijakan dan
didisposisi (misal disposisi
bagops untuk pengerahan
personil pam terbuka)
Pimpinan telah
5. mendisposisi Kirkat a. Transportasi 15 menit Ploting
kepada Kasatintelkam b. ATK anggota
untuk melakukan ploting c. Dana/sarana
anggota pam Intelijen di kontak
tempat yang dianggap d. Peralatan IT
rawan (daerah ambang
gangguan dan daerah
potensi gangguan)
6. Anggota menempati posisi a. Transportasi
ploting sesuai dengan b. ATK Sesuai Pengama
arahan Kasatintelkam c. Dana/sarana Target nan
serta melaksanakan tugas kontak pengama berjalan
Pengamanan d. Peralatan IT nan dengan
lancar
7. Pengamanan telah selesai,
unit membuat laporan a. ATK, 30 menit Laporan
Informasi tentang jalannya komputer, Informasi
kegiatan pengamanan buku agenda,
orang/benda/tempat/kegi blangko
atan untuk dilaporkan b. Peralatan IT
kepada pimpinan serta
melaksanakan pencatatan
dan pengarsipan data.
- 45 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
8. Kasat melaksanakan ATK, komputer,
analisa dan evaluasi buku agenda, 30 menit Hasil
kepada anggota, blangko Anev
Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......
3. Kabidkum :........
LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
2. Kanit dan Banit menyusun:
a. Surat perintah tugas; a. ATK, Buku 1 hari - Springas
b. Rencana penggalangan agenda, (sesuai - Rencana
dan menentukan Target blangko, Jadwal situasi Penggalangan
Operasi; petugas, - UUK
dan
c. Membuat UUK dan Rencana - Perkiraan
kondisi)
konsep Penggalangan pelaksanaan Intelijen
Intelijen Penggalangan - Renbut
d. Perkiraan Inteilijen;
b. Perangkat Anggaran
e. Rencana kebutuhan
Komputer Penggalangan
dukungan anggaran
serta pagu giat
c. Transportasi - Rengas
penggalangan dukungan d. Dana/sarana -Bargas
anggaran sesuai kontak - Rengiat
petunjuk lidik giat e. Peralatan IT - Hasil Giat
penggalangan;
f. Rencana distribusi
nominal uang
saku,uang makan, uang
komunikasi;
g. Kanit menyusun
perencanaan tugas dan
penjabaran tugas unit
dan sub unit sesuai TO;
h. Kanit beserta Banit
wajib membuat laporan
kegiatan harian
perorangan atas
kegiatan yang
dilaksanakan selama
tugas.
- 49 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
3. Persiapan
a. Kanit beserta banit a. ATK, Buku 1 hari - Data
melaksanakan Casing agenda, Cassing
yaitu penyelidikan dan blangko, Jadwal
pengumpulan petugas,
keterangan awal Rencana
terhadap sasaran pelaksanaan
b. Data hasil kegiatan Penggalangan
cassing tersebut di atas b. Perangkat
selanjutnya dituangkan Komputer
dalam data casing c. Transportasi
sasaran sebagai dasar d. Dana/sarana
untuk penyusunan kontak
Perencanaan e. Peralatan IT
Penggalangan dan
menentukan TO (Target
Oprasi)
- 50 -
KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
4. Tahap Perencanaan a. ATK, Buku
a. Melakukan analisa agenda, 1 hari Pengumpulan
sasaran berdasarkan blangko, Jadwal (sesuai bahan
data cassing dengan petugas, situasi dan keterangan
maksimal untuk Rencana kondisi)
dijadikan sasaran pelaksanaan
yang dilanjutkan Penggalangan
dengan menyusun b. Perangkat
rencana Komputer
penggalangan. c. Transportasi
b. Menentukan cover d. Dana/sarana
name, caver job dan kontak
cover story bagi e. Peralatan IT
semua personel
pelaksana
penggalangan/Spring
as
c. Penentuan Pola
Penggalangan
d. Penentuan Taktik
Penggalangan.
e. Menentukan Tema
penggalangan
f. Menentukan Media
Penggalangan
- 51 -
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal Agustus 2020
2. Wakapolres : ....... KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
3. Kabidkum :........
4. Kasetum :........
GATOT HENDRO HARTONO
- 53 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
Paraf:
5. Konseptor/Kasat Intelkam : ........
Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal Agustus 2020
6. Wakapolres : .......
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
7. Kabidkum :........
8. Kasetum :........
GATOT HENDRO HARTONO
- 56 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
11. Kab
idkum :........ GATOT HENDRO HARTONO
- 59 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR
SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN TUGAS SATUAN INTELIJEN
KEAMANAN KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.
Peringatan Pencatatan/pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan akan a. Berkas perijinan diajukan kepada Kasat untuk dilakukan
menimbulkan complaindan pengaduan penandatanganan;
dari masyarakat/pemohon
b. Rekap data/laporan soft copy pada file di computer.
- 60 -
4. Memproses berkas
permohonan dengan - Komputer 15 menit Surat
membuat : - Printer Perijinan
- Membuat Kirka - ATK
- Membuat Surat
Perijinan
- Melakukan koordinasi
pengamanan dengan
Bagops.
5. - Melakukan penelitian 1. Berkas
berkas peemohonan ATK 5 menit permohon
- Melakukan an SKCK
penandatanganan 2. Surat
berkas SKCK Perijinan
- 61 -
Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......
3. Kabidkum :........