Anda di halaman 1dari 61

-1-

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG


NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN RESOR SEMARANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,

Menimbang : a. bahwa untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya


ancaman, gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat, Kepolisian Resor Semarang, serta dalam
rangka terselenggaranya tugas dan fungsi Satuan
Intelijen Keamanan Kepolisian Resor sebagai ujung
tombak operasional di kewilayahan;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13, Pasal
14 ayat (1) huruf a, huruf e, dan huruf I Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002, dalam rangka menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat guna terciptanya
keamanan dan ketertiban masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Resor
Semarang tentang Standar Operasional Prosedur
Pelaksanaan Tugas Satuan Intelijen Keamanan
Kepolisian Resor Semarang.
Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

MEMUTUSKAN:
-2-

Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG


TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN TUGAS SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Resor Semarang ini,
yang dimaksud dengan:
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
2. Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut Polda adalah
pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah provinsi
yang berada di bawah Kapolri.
3. Kepala Polda yang selanjutnya disebut Kapolda adalah
pimpinan Polri di daerah dan bertanggung jawab kepada
Kapolri.
4. Kepolisian Resor Semarang yang selanjutnya disebut
Polres Semarang adalah pelaksana tugas dan wewenang
Polri di wilayah Kabupaten Semarang yang berada
dibawah Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
5. Kepala Polres Semarang yang selanjutnya disebut
Kapolres Semarang adalah pimpinan Polri di wilayah
daerah Kabupaten Semarang dan bertanggungjawab
kepada Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
6. Satuan Intelijen Keamanan Polres Semarang yang
selanjutnya disebut Satintelkam Polres Semarang
adalah unsur pelaksana tugas pokok dalam bidang
intelijen keamanan pada tingkat Polres Semarang yang
berada di bawah Kapolres Semarang.
-3-

7. Personel Kepolisian Resor Semarang adalah Pegawai


Negeri pada Polri di Kepolisian Resor Semarang.
8. Peraturan Kapolres adalah Peraturan Kepolisian yang
dibuat oleh Kapolres.
9. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat
SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
10. Catatan Kepolisian adalah catatan tertulis yang
diselenggarakan oleh Polri terhadap seorang yang
pernah melakukan perbuatan melawan hukum atau
melanggar atau sedang dalam proses peradilan atas
perbuatan yang dia lakukan.
11. Pemohon adalah seorang WNI atau WNA yang
berada/tinggal di dalam atau di luar negeri yang
mengajukan permohonan SKCK.
9. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK/Police
Record) sebagai pengganti Surat Keterangan Kelakuan
Baik (SKKB) yang diberikan Polri kepada masyarakat
merupakan salah satu sarana pelaksanaan tugas
pokok Polri dalam memberikan perlindungan,
pengayoman pelayanan kepada masyarakat.
10. Surat Keterangan Catatan Kepolisian Online
(SKCK/Police Record) sebagai pengganti Surat
Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) yang diberikan Polri
kepada masyarakat yang dibuat secara Online.
11. Perijinan kegiatan masyarakat adalah izin keramaian
dimaksudkan untuk menjaga suasana yang kondusif
bagi semua pihak di wilayah hukum Polri, serta
menjamin kelancaran suatu kegiatanyang didukung
dengan persiapan pengamanan, mempertimbangkan
resikoyang mungkin timbul, kesiapan personel, sarana
dan prasarana Polri untuk antisipasinya.
12. Penyelidikan intelijen adalah segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
terarah dalam rangka mencari dan mengumpulkan
-4-

bahan keterangan di bidang ideologi, politik, ekonomi,


sosial, budaya dan keamanan (IPOLEKSOSBUDKAM),
selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan guna
menentukan kebijakan.
13. Pengamanan Intelijen Kepolisian adalah pengamanan
yang dilakukan secara tertutup oleh organ intelijen
kepolisian.
14. Penggalangan Intelijen adalah semua usaha, pekerjaan
dan kegiatan yang dilakukan secara berencana, terarah
oleh sarana intelijen untuk membuat, menciptakan,
mengubah suatu kondisi dalam masyarakat sehingga
mencapai keadaan yang menguntungkan terhadap
pelaksanaan tugas pokok Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
15. Pembentukan jaringan adalah segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh anggota
Intelijen untuk mencari, menyeleksi dan memilih
orang-orang yang dapat dijadikan sumber untuk
memberikan keterangan guna mendukung tugas-tugas
Intelijen.

16. Pembinaan jaringan adalah segala usaha, pekerjaan


dan kegiatan yang Intelijen secara berencana, terarah,
terprogram dan berlanjut dalam rangka
pembentukan, pembinaan kemampuan,
pendayagunaan, pemisahaan serta pengawasan dan
pengendalian jaringan Intelijen

Pasal 2
Prinsip pelayanan SKCK/Police Record dalam peraturan
ini,meliputi:
a. mudah,cepat dengan pelayanan yang ramah,
senyum, sapa, salam;
b. transparansi, yaitu dalam pemberian pelayanan
pembuatan SKCK/Police Record dilaksanakan
secara jelas/transparan dan terbuka dan tidak
mempersulit;
-5-

c. akuntabel, yaitu setiap kegiatan dalam pelayanan


pembuatan SKCK/Police Record harus dapat
dipertanggungjawabkan; dan
d. proporsionalitas, yaitu setiap kegiatan dalam
pemberian pelayanan SKCK/Police Record harus
memperhatikan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.

Pasal 3
Maksud dan tujuan penyusunan Standar Operasional
Prosedur pelaksanaan tugas Satuan Intelijen Keamanan
Kepolisian Resor Semarang ini, agar sistem kerja di
lingkungan Satuan Intelkam Kepolisian Resor Semarang
memiliki standar kerja yang terukur dan terdokumentasi
secara baik, sehingga memudahkan dalam pengendalian
dan menjamin proses yang dilaksanakan sesuai dengan
SOP yang telah disahkan.

BAB II
JENIS DAN MUATAN
Bagian Kesatu
Jenis

Pasal 4
(1) Jenis SOP dalam Peraturan Kepolisian Resor
Semarang ini, meliputi:
a. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Online;
c. penyelidikan;
d. pengamanan;
e. penggalangan; dan
f. perijinan kegiatan masyarakat;
(2) Peraturan Kepolisian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan aturan teknis dalam
bentuk SOP sebagaimana lampiran berupa:
a. narasi; dan/atau
-6-

b. alur kegiatan dalam bentuk flowchart.


(3) Paraturan Kepolisian sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) disusun sesuai dengan teknis penyusunan
peraturan kepolisian tercantum dalam lampiran SOP
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.

Bagian Kedua
Materi Muatan

Pasal 5
Materi muatan yang diatur dalam Peraturan Kapolres
Semarang ini, berisi SOP yang bersifat administrasi yang
berbentuk alur kegiatan pelaksanaan tugas bidang masing-
masing/mekanisme hubungan tata kerja di lingkungan
Kepolisian Resor Semarang dengan menggunakan
flowchart.

Pasal 6
Materi muatan yang diatur dalam Peraturan Kepolisian
Resor Semarang ini, berisi:
a. peraturan pelaksanaan dari Peraturan Kepolisian
Resor; dan
b. kepentingan pelaksanaan tugas pokok satuan fungsi
di kewilayahan sesuai kewenangannya yang bersifat:
1. pelaksanaan/SOP berkaitan dengan
pelaksanaan tugas satuan fungsi/satuan kerja;
2. mekanisme hubungan tata kerja internal dan
antar satuan fungsi;
3. pengoptimalan kinerja satuan fungsi; dan
4. petunjuk pelaksanaan operasional untuk
mengantisipasi perkembangan situasi tertentu di
kewilayahan.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
-7-

Bagian Kesatu
Surat Keterangan Catatan Kepolisian

Pasal 7

Prosedur Pelayanan SKCK

Dalam Pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian,


sebagai berikut:
a. pemohon datang sendiri ke Polres dengan membawa
persyaratan yang telah ditentukan;
b. pengambilan dan pengisian daftar pertanyaan;
c. pengisian kartu TIK;
d. pemohon sidik jari di unit sidik jari Sat reskrim untuk
pengambilan sidik jari dan dirumus;
e. penelitian keabsahan berkas, dan agenda SKCK oleh
petugas;
f. pengetikan SKCK/Police Record; dan
g. pengarsipan.

Pasal 8
Persyaratan permohonan SKCK, sebagai berikut:
a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan
menunjukkan KTP asli;
b. fotocopy Kartu Keluarga (KK);
c. fotocopy akte lahir atau kenal lahir;
d. fotocopy kartu identitas lain bagi yang belum
memenuhi syarat untuk mendapatkan KTP; dan
e. pas foto berwarna background warna merah dengan
ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar, dan 3x4 cm
sebanyak 1 (satu) lembar.

Pasal 9
Apabila pemohon SKCK/Police Record ada catatan pada
sistem catatan kriminal online dan khusus dari
rekomendasi Polsek, maka fungsi Intelkam koordinasi
dengan fungsi Reskrim dengan membuat nota dinas
-8-

tentang catatan kriminalitas dari pemohon SKCK


dimaksud.

Pasal 10

Penggolongan

Polsek merupakan pelaksana proses penerbitan


SKCK/Police Record untuk keperluan:
a. sebagai persyaratan masuk bekerja pada perusahaan,
lembaga dan badan swasta; dan
b. sebagai persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam lingkup
wilayah Polsek antara lain ;
1. pencalonan kepala desa;
2. pencalonan sekretaris desa;
3. pindah alamat atau;
4. melanjutkan sekolah

Pasal 11
Polres merupakan pelaksana proses penerbitan
SKCK/Police Record untuk keperluan:
a. pencalonan menjadi anggota legislative dan pimpinan
kepala daerah di tingkat kabupaten / kota
b. sebagai persyaratan menjadi calon pegawai, anggota
lembaga, badan, instansi, dinas pemerintahan dan
perusahaannya, serta perusahaan vital yang
ditetapkan oleh pemerintahan;
c. sebagai persyaratan pendaftaran masuk pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah guna menjadi
PNS, pegawai negeripada Polri dan TNI;
d. sebagai persyaratan nikah dengan anggota TNI, atau
Polri; dan
e. sebagai persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu kegiatan lainnya dalam
lingkungan wilayah Polres Semarang.
-9-

Pasal 12
Biaya dalam mengurus SKCK disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang jenis
dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah ).

Pasal 13
Ketentuan masa berlakunya SKCK/Police Record
didasarkan kepada maksud keperluan pemohon dengan
ketentuan paling lambat 6 ( enam ) bulan.

Bagian Kedua
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Online

Pasal 14
Permohonan untuk memperoleh SKCK secara Online
dilakukan dengan cara:
a. pemohon mendaftar secara online melalui webs
skck.polri.go.id selanjutnya membawa bukti
pendaftaran online ke loket yang telah disediakan atau
dikirim ke email yanmin_ressemarang@yahoo.co.id
atau nomor wa 081216158822 ; dan
b. pemohon online menyerahkan persyaratan pada loket
yang telah disediakan dengan menunjukkan dokumen
asli atau dikirim secara online melalui email
yanmin_ressemarang@yahoo.co.id atau nomor wa
081216158822 .

Pasal 15
Sebagaimana dalam Pasal 9 dilampiran beserta bukti
pendaftaran secara online sebagai persyaratan permohonan
SKCK Online atau dikirimkan ke email
yanmin_ressemarang@yahoo.co.id atau nomor wa
081216158822

Pasal 16
- 10 -

Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 13 tidak


berlaku, apabila sudah melakukan pembayaran secara
online dengan dibuktikan print out bukti pembayaran
secara online yang dikirim kepada pemohon melalui email.

Bagian Ketiga
Penyelidikan Intelijen

Pasal 17
Dalam pelaksanaan tugas penyelidikan intelijen sesuai
tugas pokok dan fungsi Sat Intelkam Polres Semarang
melakukan prinsip sebagai berikut:
a. kerahasiaan/landestine, yaitu penyelidikan dilakukan
secara tertutup dan hanya diketahui oleh orang
tertentu dan/atau yang bersangkutan saja;
b. ketelitian, yaitu penyelidikan dilakukan secara cermat
dan seksama;
c. kedisiplinan,yaitu penyelidikan dilakukan dengan
dilandasi oleh kesadaran terhadap semua peraturan
dan tata tertib yang telah ditetapkan;
d. keamanan,yaitu penyelidikan dilakukan secara
berhati-hati;
e. keberanian, yaitu penyelidikan dilakukan dengan hati
yang mantap dan rasa percaya diri dalam menghadapi
kesulitan; dan
f. mengutamakan sumber informasi di sasaran utama
(primer) secara langsung dan hindari sumber
informasi kedua (sekunder).

Pasal 18
Sasaran penyelidikan, yaitu potensi gangguan, ambang
gangguan dan gangguan nyata dalam bentuk fenomena,
gejala dan kejadian dibidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan keamanan yang diperkirakan akan dapat
mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat
serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
- 11 -

Pasal 19
Hasil penyelidikan Intelijen digunakan untuk:
a. kegiatan intelijen;
b. operasi intelijen;
c. operasi kepolisian;
d. kepentingan penyidikan; dan
e. pengambilan kebijakan pimpinan.

Pasal 20
Proses kegiatan penyelidikan Intelijen, meliputi:
a. perencanaan;
b. pengumpulan;
c. pengolahan; dan
d. penyajian penggunaan.

Pasal 21
(1) Bentuk taktik penyelidikan dalam rangka
pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan
melalui:
a. penyamaran (cover name, cover job, cover story,
dan lain-lain); dan
b. penyesatan (desepsi kata, desepsi gerak).
(2) Bentuk teknik penyelidikan dalam rangka
pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan
melalui:
a. penyelidikan terbuka:
1. penelitian;
2. wawancara terbuka; dan
3. interogasi.
b. penyelidikan tertutup:
1. wawancara terselubung (eliciting);
2. pengamatan;
3. penggambaran;
4. penjejakan;
5. pembuntutan;
6. penyusupan;
7. penyadapan; dan
- 12 -

8. penyurupan.
(3) Taktik dan teknik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan (2) dapat dilakukan dengan menggunakan
personil intelijen (human intelligence) dan/atau
meggunakan teknologi intelijen (intelligence
technology).

Pasal 22
Penyelidikan Intelijen bersifat:
a. terbuka adalah penyelidikan yang dilakukan oleh
anggota intelijen yang keberadaannya diketahui oleh
sasaran, akan tetapi tujuan/misi tertutup/tidak
diketahui oleh sasaran; dan
b. tertutup adalah penyelidikan yang dilakukan oleh
anggota intelijen secara rahasia/clandestine tanpa
diketahui oleh sasaran dan/atau pihak lain guna
mendapatkan bahan-bahan keterangan.

Pasal 23
Pengawasan terhadap penyelenggaraan penyelidikan
operasi intelijen (mission type of operation) dilkukan oleh
pejabat yang ditunjuk dalam struktur organisasi operasi.

Bagian Keempat
Pengamanan Intelijen

Pasal 24
Sasaran pengamanan Intelijenmeliputi:
a. orang/personil;
b. benda/material/instalasi/tempat/lokasi;
c. kegiatan; dan
d. bahan keterangan/informasi.

Pasal 25
Bentuk ancaman terhadap sasaran pengamanan Intelijen
meliputi:
a. potensi gangguan;
- 13 -

b. ambang gangguan; dan


c. gangguan nyata dibidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan keamanan.

Pasal 26
Pengamanan Intelijen dilakukan melalui:
a. pengamanan administrasi; dan
b. pengamananoperasional.

Pasal 27
(1) Tahapan persiapan pengamanan Intelijen meliputi:
a. menerima unsur-unsur utama (UUK);
b. pengarahan awal (briefing);
c. perencanaan pengamanan (renpam);
d. penjabaran tugas (bargas);
e. melakukan pengumpulan data melalui
administrasi, pengamatan sepintas (casing)
dengan menggunakan samaran (cover);
f. membuat data pengamatan sepintas
(datacassing);
g. membuat perkiraan keadaan khusus (kirsus); dan
h. melakukan koordinasi dengan instansi terkait
(khusus VVIP)
(2) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan 1 (satu) hari dan/atau beberapa hari
sebelum hari H jam J.

Pasal 28
(1) Tahap pelaksanaan pengamanan Intelijen meliputi:
a. melakukan biodata investigasi dan taktik
penjejakan (surveillance);
b. melakukan ploting anggota ditempat yang
dianggap rawan;
c. melakukan pengelabuan (desepsi) dan
penyusupan (infiltrasi) dan melakukan kontra
Intelijen dengan metode mengontrol (monitoring);
- 14 -

d. mendatakan (dokumentasi) terhadap orang-orang


yang terkait dengan sasaran secara pengawasan
(censorship);
e. koordinasi dengan komuniti intelijen; dan
f. membuat perkiraan cepat (kirpat) apabila
diperlukan.
(2) pelaksanaan pengamanan dilakukan sesuai jadwal
kegiatan dan rencana pengamanan.

Pasal 29
Dalam tahap pengakhiran pengamanan Intelijen meliputi:
a. melakukan kegiatan deteksi (detection) dengan
samaran (cover) untuk mengetahui kisaran suara
masyarakat pasca pengamanan;
b. membuat laporan informasi dan tentang penilaian
(assesment) masyarakat terhadap kegiatan tersebut;
c. unit melakukan pengarahan setelah pelaksanaan
pengamanan (debriefing) dan membuat laporan
penugasan (lapgas); dan
d. melakukan analisadan evaluasi.

Bagian Kelima
Penggalangan Intelijen

Pasal 30
Tujuan dari penggalangan Intelijen, yaitu untuk
mempengaruhi atau mengubah sikap, tingkah laku,
pendapat, emosi dari sasaran tertentu yang dilakukan
secara tertutup agar tercipta kondisi yang
mendukungpelaksanaan tugas pokok Polri dalam rangka
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pasal 31
Dalam sasaran penggalangan Intelijen keamanan meliputi:
a. individu; dan
b. masyarakat.
- 15 -

Pasal 32
Individu yang dimaksud sebagaimana pada Pasal 31huruf
a, meliputi:
a. individu selaku tokoh informal yaitu orang yang
mempunyai pengaruh dan peranan tertentu dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu di daerah
tertentu yang dalam kegiatannya berpengaruh
terhadap stabilitas kamtibmas; dan
b. individu selaku tokoh formal yaitu perorangan yang
dilihat dari segi kedudukan fungsi dan peranan
mempunyai potensi dan pengaruh yang dominan
dalam kehidupan di bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan negara baik formal maupun
informal.

Pasal 33
Masyarakat yang dimaksud sebagaimana pada Pasal 31
huruf b, meliputi:
a. masyarakat umum terdiri dari:
1. masyarakat yang kooperatif dalam rangka
mewujudkan dan mendukung terciptanya
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat
yang kondusif; dan
2. masyarakat yang non kooperatifdan diragukan
dalam mendukung terciptanya stabilitas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang
kondusif.
b. masyarakat tertentu yaitu golongan atau kelompok
tertentu yang dilihat dari kegiatan, status, profesi
maupun pengaruhnya dapat diidentifikasi sebagai
golongan atau kelompok tertentu dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan keamanan negara, yang
memiliki potensi terhadap terciptanya gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat.
- 16 -

Pasal 34
Pola kegiatan penggalangan Intelijen sesuai dengan sifatnya
sebagai operasi intelijen terdiri dari:
a. pola konstruktif persuasif; dan
b. pola destruktif persuasif/let them fight

Pasal 35
Tahap penggalangan intelijen terdiri dari:
a. persiapan; dan
b. pelaksanaan.

Pasal 36
Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 huruf a, merupakan kegiatan dalam rangka
mempersiapkan pelaksanaan dalam bentuk penjajakan
(casing).

Pasal 37
Tahap pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 huruf b, merupakan kegiatan pelaksanaan
penggalangan yang terdiri dari:
a. individu; dan
b. kelompok.

Pasal 38
Penggalangan individu sebagaimana dimaksud pada Pasal
37 huruf a, dilakukan melalui beberapa tahap :
a. tahap penyusupan yaitu pendekatan kedalam
individu untuk mendapatkan kepercayaan dari
sasaran melalui ide-ide sesuai dengan kegiatan
sasaran;
b. tahap mempengaruhi yaitu mempengaruhi sasaran
dengan memiliki pengetahuan tentang titik lemah dan
kekuatan sasaran;
c. tahap pengarahan dan pengendalian yaitu sasaran
dikendalikan kepada tujuan yang ingin dicapai serta
- 17 -

tidak menyimpang dengan pengendalian yang terus


menerus; dan
d. tahap pemanfaatan yaitu sasaran sudah dapat
menerima konsepsi pihak penggalang serta digerakan
sesuai dengan kehendak pihak penggalang.

Pasal 39
Penggalangan kelompok masyarakat tertentu dan/atau
masyarakat luas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
huruf b, dilakukan secara tertutup melalui tahap:
a. penyusupan;
b. penceraiberaian;
c. pengingkaran;
d. pengarahan;
e. pengusut kesetiaan;
f. penggeseran; dan
g. penggabungan.

Pasal 40
Taktik penggalangan Intelijen terdiri dari:
a. gerakan menarik sasaran meliputi:
1. pemberian bantuan;
2. hadiah; dan
3. bujukan.
b. gerakan menekan sasaran yaitu mempengaruhi agar
objek menerima kehendak penggalang;
c. gerakan menekan sasaran yaitu mempengaruhi agar
objek menerima kehendak penggalang;
d. gerakan penyesatan untuk mengalihkan perhatian
sasaran;
e. gerakan memecah belah dimana sasaran dirangsang
untuk meragukan kepentingan kelompoknya sehingga
bersedia mengingkari kepatuhan kepada
kelompoknya; dan
f. gerakan mendorong dan dirangsang berpikir persuasif
yakni mengutamakan golongan intelektual sebagai
sasaran dengan menyajikan fakta dan tata ilmiah
- 18 -

yang telah disusun sehingga sasaran lebih mudah


diarahkan.

Pasal 41
Teknik penggalangan Intelijen terdiri dari:
a. perang urat saraf (PUS) atau operasi penggalangan
psikologi;
b. propaganda melalui penyebaran pernyataan atau
gagasan-gagasan;
c. kampanye berbisik untuk melawan isu negatif;
d. penyebaran rumor kedalam lingkungan kelompok
masyarakat tertentu untuk menimbulkan keraguan
terhadap loyalitas kelompok;
e. penggunaan isu;
f. penggunaan gosip untuk menciptakan pengingkaran
kelompok terhadap integritas pimpinan kelompok;
g. mempengaruhi pikiran oknum atau kelompok yang
menentang penegak hukum;
h. memanfaatkan kelemahan atau kerawanan ekonomi
untuk mempengarui sasaran; dan
i. melakukan kegiatan untuk menimbukan
ketidakstabilan atau tindakan melawan aturan atau
hukum di kalangan kelompok-kelompok sasaran.

Pasal 42
Kegiatan penggalangan Intelijen meliputi:
a. menyelenggarakan pengumpulan bahan keterangan
terhadap sasaran kegiatan penggalangan intelijen,
menyangkut individu dan masyarakat kecil baik
organisasi, metode, taktik, dan teknik maupun
kemampuan serta kelemahannya;
b. membuat rencana penggalangan intelijen;
c. mempersiapkan personil yang profesional dan terlatih
khusus untuk tugas penggalangan serta
mempersiapkan saran dan prasarana pendukung dan
pengarahan pelaksanaan penggalangan intelijen;
- 19 -

d. melaksanakan penggalangan intelijen sesuai dengan


rencana dengan rencana yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan pengawasan dan pengendalian mulai
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan;
f. melaksanakan analisa evaluasi terhadap pelaksanaan
Penggalangan Intelijen terdiri dari:
1. pelaporan; dan
2. metode.
g. memanfaatkan teknologi intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan penggalangan dan sasaran
penggalangan.

Pasal 43
(1) Pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan penggalangan Intelijen secara
struktural dilakukan oleh pejabat Intelkam Polres
Semarang.
(2) Pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan penggalangan Intelijen secara
fungsional dilakukan mulai dari sponsor (SP), Agen
Pengendali/Agent Handler (AH), Agen Utama/
Principal Agent (PA), Agen Pendukung/Support Agent
(SA), dan Agen Pelaksana/Agen Action (AA).

Bagian Keenam
Pembentukan dan Pembinaan Jaringan Intelijen

Pasal 44
Prinsup-prinsip pelaksanaan pembentukan dan pembinaan
jaringan meliputi :

a. Kerahasiaan yaitu kegiatan yang dilakukan secara


tertutup

b. Kebutuhan yaitu sesuai dengan kepentingan untuk


mendukung pelaksanaan tugas

c. Keamanan yaitu kegiatan pembentukan dan


pembinaan jaringan intelijen memiliki sikap
- 20 -

keamanan tinggi untuk mencegah adanya kegiatan


pihak laian ( agen ganda berkhianat )

d. Memegang teguh yaitu kegiatan pembentukan dan


pembinaan jaringan intelijen harus selalu
diorentasikan kepada tujuan yang hendak dicapai
atau diwujudkan ; dan

e. Bertahap yaitu kegiatan pembentukan dan


pembinaan jaringan intelijen berdasarkan
pentahapan yang ditentukan.

Pasal 45

Teknik pembentukan jaringan dilakukan melalui tahap ;

a. Persiapan adalah mengadakan pengamatan analis


serta menentukan sasaran pembentukan jaringan
bertujuan untuk memperoleh bahan keterangan yang
dibutuhkan oleh suatu satuan yang kemudian akan
dapat menentukan kuantitas dan kualitas

b. Pemilihanh ( spotting ) pencarian calon jaringan


dilakukan oleh spotter ( personel intelijen yang diberi
tugas untuk spotting ) dengan melakukan penelitian
secara umum terhadap akses, kelebihan dan
kekurangan, intelektualitas, kualitas, karakter, latar
belakang dan motif-motif jaringan, yang disesuaikan
dengan jenis dan kebutuhan bahan keterangan suatu
satuan;

c. Ivestigasi melakukan pengusutan dan penelitikan


pendalamanan terhadap hasil pencariaan (spotting )
dari beberapa sumber minimal tentang motif-motiof
utama yang membuat calon setuju untuk bekerja
sama;

d. Penilaian ( assesment )terhadap semua data yang ada


untuk menentukan apakah calon tersebut dapat
dijadikan jaringan atau tidak berdasarkan kreteria
persyaratan yang obyektif untuk menentukan apakah
calon jaringan memiliki kemampuan dan persyaratan
- 21 -

yang telah ditetapkan serta motif-motif pada saat


spotting;

e. Perekrutan ( recruitment ) penentuan calon jaringan


dengan memperhitungkan resiko yang mungkin
dapat terjadi karena kurang ketajaman analisa dan
penilaian pada tahap sebelumya dalam perekrutan
harus menjelaskan secara jelas tentang tugas dan
misi secara umum yang harus dilakukan oleh
seorang calon, latar belakang kegiatan tersebut dan
sebab-sebab yang bersangkutan dipilih sebagai
jaringan dengan tidak membuka organisasi perekrut;

f. Pelatihan agen meliputi teknik mencari dan


mendapatkan bahan keterangan, taktik-taktik yang
harus digunakan, sistem komnikasi dalam kegiatan
tersebut, sistem pengamanan bahan
keterangan,resiko-resiko yang akan dihadapi dan
cara-cara menghindari resiko, dan alternatif yang
harus diambil dalam menghadapi permasalahan
dengan menyesuaikan situasi dan kondisi
dilapangan.

g. Uji coba calon jaringan dilakukan beberapa kali


untuk mengetahui kemampuan pada sasaran
sebenarnya atau sasaran yang sama sekali tidak ada
hubungan dengan calon jaringan dan
penyusupannya ( penetrasi ) ke sasaran untuk
mengetahui kemampuan membuat akses terhadap
sasaran .

h. Tindakan kegiatan / penggunaan jaringan untuk


mendapatkan bahan keterangan yang dibutuhkan
sebagai bahan pembuatan produk dan kemudian
diserahkan kepada pimpinan intelijen dengan terus
melakukan pengawasan dan pengendalian oleh
perekrut

Pasal 46
Taktik pembentukan jaringan dilakukan dengan ;
- 22 -

a. Desepsi, taktik untuk dapat melakukan pendekatan


terhadap sasaran yang sudah ditetapkan dengan cara
mengalihkan perhatian;
b. Samaran, meliputi :
1. Penggunaan nama samaran ( cover name )
2. Menggunakan pekerjaan samaran ( cover job )
3. Menggunakan cerita samaran ( cover story )

Pasal 47
Sasaran pembentukan jaringan meliputi :
a. stratifikasi social meliputi masyarakat golongan
atas,menengah dan bawah
b. sifat ;
1. massa dan Teritorial pusat,provinsi,kabupaten
dan kecamatan, kelurahan/desa, rukun warga,
rukun tetangga
2. Sektoral golongan meliputi bangsa / warga
Negara, agama/aliran, kepercayaan dan
kelompok meliputi organisasi politik,organisasi
perekumpulan social

c. profesi meliputi sector pemerintah, swasta,


wirausaha dan perorangan
d. instansi meliputi lembaga, jawatan,kantor
pemerintah dan lembaga / kantor swasta

Pasal 48
Persyaratan bagi calon jaringan minimal :
a. Memiliki intelktual, kecakapan , ketrampilan,
pengetahuan dan pengalaman serta memiliki akses
terhadap sasaran
b. Memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
tertutup
c. Memiliki motivasi;
d. Mmemiliki kelayakan;
e. Mempunyai loyalitas serta dedikasi tinggi;
- 23 -

f. Ulet; dan
g. Teguh memegang rahasia

Pasal 49

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan


jaringan ;
a. Setiap pelaksana / personil yang membentuk
jaringan harus melakukan persiapan-persiapan,
serta mengusai benar teknik dan taktik
pelaksanannya;
b. Antara jaringan yang satu dengan yang lain tidak
saling mengenal ( sitem cut out)
c. Harus mengetahui dengan benar apa motif –motif
calon jaringan mau bekerja sama untuk
mengumpulkan bahan keterangan; dan
d. Penggunaan atau pemanfaatan jaringan harus tepat
waktu, tepat sasaran dan tepat guna disesuaikan
dengan kemampuan jaringan;

Pasal 49

Sasaran Pembinaan jaringan


a. Aspek fisk, memberikan dukungan fisik pada
jaringan untuk melakukan kegiatannya ;
1. Sasaran transportasi;
2. Sasaran alat komunikasi dan pendukungnya;
3. Sarana safe house, meeting palce, safe port ;
4. Imbalan yanhg wajar berupa materiil
b. Aspek psikis
1. Menanamkan rasa kesadaran dan tanggung
jawab dalam rangka pelaksanaan tugas;
2. Memberikan petunjuk-petunjuk teiknik dan
taktik secara terbatas terkait dengan sasaran
yang dihadapi;
3. Memberikan penghargaan secara moral atas
pelaksanaan tugas.
- 24 -

Pasal 50
Metode pembinaan jaringan
a. Mengaruskan jaringan intelijen membuat laporan
lisan maupun tulis dari setiap kegiatan;
b. Mengadakan pertemuan-pertemuan secara rutin
maupun insidentil untk mengetahui kesiapan dan
kesitiaan seorang jaringan, serta tanggung jawabnya
atas apa yang sudah ditugaskan;dan
c. Ditunjuk secara khusus seorang personil intelijen
untuk melakukan pengawasan terhadap tingkah laku
serta kegiatan seorang jaringan dilingkungan tempat
tinggal, lingkungan pekerjaan maupun dsalam
pergaulan di tengah-tengah masyarakat

Pasal 51
Pengawasan terhadap jaringan dilakukan dengan
menggunakan metode :
a. Melalui sumber lain ;
b. Membandingkan bahan keterangan yang diterima
dengan sumber lain;
c. Melalui debriefing;
d. Pengecekan berulang-ulang untuk melihat kesetiaan
dan keamanan jaringan dan;
e. Melalui penjejakan fisik dan teknik ( alat khusus)

Pasal 52
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembinaan
jaringan :
a. Data identitas jaringan hanya dipegang oleh pembina
/ agen yang bersangkutan dan tidak boleh diketahui
oleh orang lain kecuali pimpinan ( user )
b. Dalam memberikan penghargaan baik materiil
maupun non materiil agar tidak diketahui oleh
siapapun termasuk kelurga dari jaringan
c. Permintaan dan penghargaan terhadap jaringan
hanya dilakukan secara lisan dan hindari
penyampaian melalui telpon;
- 25 -

d. Semua janji harus benar-benar dipenuhi oleh kedua


belah pihak;
e. Pengawasan negative ( menceritakan kelemahannya,
mengancam keluarganya dan lain-lain

Pasal 53
Jaringan yang telah dibentuk dan dibina dalam suatu
kesatuan, dapat digunakan untuk mengumpulkan bahan
keterangan yang berkaiatan dengan ;
a. bidang Politik
b. bidang ekonomi
c. bidang social budaya
d. bidang keamanan

Pasal 54
Langkah –langkah dalam penentuan kebutuhan jaringan
intelijen ;
a. pedomani bahan keterangan selektif prioritas yang
dibutuhkan;
b. tentukan kemungkinan tempat / zona keberadaan
bahan keterangan yang dibutuhkan berada;
c. tentukan stratifikasi social seorang calon jaringan,
yang dimungkinkan mempunyai akses atau
kemampuan membentuk akses terhadap sasaran
masyarakat dari golongan atas,menengah atau
bawah dabn;
d. tentukan sector seorang calon jaringan yang
dimungkinkan dari golongan,kelompok,profesi atau
instansi.

Pasal 55
Sistem komunikasi dilakukan dengan ;
a. jaringan harus membuat laporan secara tertulis
kepada pereekrut berisi seluruh bahan keterangan
yang didapat;
- 26 -

b. penyampaian bahan keterangan dari jaringan kepada


perekrut dapat dilakukan dengan ;
1. kontak langsung ( tatap muka )
2. sandi dengan menggunakan sarana telepon,
WA,email dan media telekonikasi lainnya
3. kurir, dan
4. live drop dan dead drop
c. pengujian bahan keterangan dilakukan dengan ;
1. cek kebenaran dilapangan
2. cross cek dengan sumber baket lainnya;
3. bahan produk intelijen.

Pasal 56
Kegiatan pembentukan dan pembinaan didokumentasikan
melalui ;
a. dokumentasi buku jaringan informasi yang
diklasifikasikan RAHASIA hanya diketahui oleh
Pembina intelijen disuatu kesatuan dan anggota
intelijen yang melaksanakan pembentukan dan
pembinaan jaringan
b. buku jaringan informasi memuat ;
1. nomor urut
2. identitas
3. zona / wilayah
4. sector
5. baket
6. keterangan

Pasal 57
Jaringan intelijen yang tidak dapat digunakan lagi
dilakukan pengakhiran dengan syarat ;
a. jaringan membelot pada pihak lain sehingga tidak
setia lagi terhadap pihak sendiri dan sangat
membahayakan;
b. jaringan menjadi agen ganda yakni bekerja pada
pihak sendiri dan pihak lain;
- 27 -

c. jaringan menolak / menarik diri untuk tidak mau


bekerja sama lagi dengan perekrut;
d. kualitas bahan keterangan berkurang atau alasan
keamanan; dan
e. berakhirnya masa perjanjian.

Bagian keenam
Penerbitan Surat Ijin Kegiatan Masyarakat

Pasal 58
Untuk mengajukan permohonan perijinan dalam kegiatan
masyarakat meliputi:
a. bentuk kegiatan;
b. pemohon;
c. persyaratan;
d. alamat surat permohonan surat ijin/surat
pemberitahuan;
e. tata cara pengajuan ijin; dan
f. penerbitan perijinan.

Pasal 59
Bentuk kegiatan masyarakat sebagaimana pada Pasal 44
huruf a,berupa keramaian umum yang memerlukan surat
ijin keramaian umum dari Polri meliputi:
a. pesta, dalam kegiatanya meliputi:
1. pekan raya;
2. festival;
3. bazar; dan
4. kegiatan sejenis
b. keramaian, dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut
meliputi:
1. pasar malam;
2. pameran;
3. pekan raya;
4. festival;
5. bazar;
6. pertunjukkan ketangkasan/atraksi; dan
- 28 -

7. kegiatan sejenis.
c. pawai, dalam kegiatan tersebut antara lain:
1. pawai Alegoris;
2. karnaval;
3. pertunjukan ketangkasan/atraksi; dan
4. kegiatan sejenis.

Pasal 60
Pemohon sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 huruf b,
yaitu ijin kegiatan bisa perorangan, organisasi politik,
organisasi bukan politik (ormas), lembaga keilmuan dan
badan hukum.

Pasal 61
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 huruf c,
meliputi:
a. surat permohonan ijin tertulis yang memuat:
1. tujuan dan sifat kegiatan
2. tempat kegiatan;
3. waktu kegiatan;
4. penanggung jawab; dan
5. perkiraan jumlah peserta.
b. jadwal acara;
c. daftar susunan panitia/pengurus organisasi;
d. nama peserta/undangan/pembicara;
e. AD/ART dan akte organisasi/badan hukum;
f. proposal kegiatan; dan
g. surat ijin tempat kegiatan.

Pasal 62
Alamat surat permohonan ijin sebagaimana dimaksud pada
Pasal 44 huruf d, meliputi:
a. kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Polsek dan
sebagian/seluruh peserta berasal dari beberapa desa
dalam daerah hukum Polsek, maka alamat surat
permohonan ijin ditujukan kepada Kapolsek;
- 29 -

b. kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Polres dan


sebagian/seluruh peserta berasal dari beberapa
wilayah kecamatan dalam daerah hukum Polres,
maka alamat surat permohonan ijin ditujukan
kepada Kapolres u.p. Kasat Intelkam.

Pasal 63
Tata cara pengajuan ijin sebagaimana dimaksud pada
Pasal 44 huruf e, sebagai berikut:
a. surat permohonan ijin diajukan secara langsung oleh
penyelenggara/wakilnya yang sah; dan
b. diterima oleh petugas Polri 7 (tujuh) hari sebelum
kegiatan dimulai. Apabila surat permohonan ijin
diajukan kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum
kegiatan, maka pejabat Polri dapat menolak surat
permohonan yang dimaksud.

Pasal 64
Penerbitan surat perijinan kegiatan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada Pasal 60 huruf f, sebagai
berikut:
a. melakukan penelitian terhadap persyaratan yang
diajukan oleh masyarakat serta melaksanakan cek
kesiapan dilapangan seperti situasi lokasi/tempat
kegiatan/kapasitas daya tampung, jalur
masuk/keluar dan evakuasi, kelengkapan fasilitas
gedung/tempat apabila dilaksanakan dalam
ruangan/gedung;
b. melaksanakan koordinasi berkesinambungan secara
internal (lintas fungsi dan satuan bawah) dan
eksternal (instansi terkait seperti Pemda, TNI, tim
SAR, petugas medis, Dinas Perhubungan, panitia
penyelenggara serta unsur Pengamanan potensi
masyarakat lainya);
c. mengadakan kesepakatan/surat pernyataan dengan
pihak penyelenggara untuk bertanggung jawab
terhadap jalannya acara apabila terjadi kerusakan
- 30 -

materiil atau timbulnya korban dan di dukung


dengan surat pernyataan dari tokoh agama, tokoh
masyarakat, Kepala Desa setempat dan Kepala Desa
tetangga untuk ikut menjaga keamanan selama
kegiatan berlangsung;
d. menyampaikan kepada penyelenggara untuk tidak
menyanyikan/musik yang dilarang resmi oleh
pemerintah sehingga menimbulkan potensi gangguan
Kamtibmas/Sara;
e. dalam hal perizinan dan pemberitahuan kegiatan
masyarakat yang diterbitkan satuan atas/lebih tinggi
wajib dilengkapi dengan rekomendasidari satuan
bawahnya dan didukung persyaratan administrasi
yang diperlukan;
f. khusus kegiatan masyarakat yang berpotensi
menimbulkan kerawanan/kecelakaan seperti
sepakbola, konser musik, sedekah bumi/sedekah
laut, grebek kraton agar dilengkapi dengan perkiraan
intelkam, rencana pengamanan fungsi Bag ops, saran
pendapat, rekomendasi dari fungsi teknis Polri,
rekomendasi/dukungan persetujuan dari instansi
terkait sesuai subtansi kegiatannya; dan
g. tidak melakukan diskriminasi dalam memberikan
pelayanan perijinan keramaian/aksi panggung
kepada masyarakat baik berupa hiburan maupun
sejenisnya bagi yang telah memenuhi persyaratan,
dan dalam penerbitan ijin keramaian, showdan lain
lain kepada masyarakat/penyelenggara agar tetap
memperhatikan situasi keamanan.
- 31 -
- 32 -

LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA KEP0LISIAN
RESOR SEMARANG NOMOR 2 TAHUN
2020 TENTANG STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN TUGAS SATUAN
INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG.

SOP SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK)


Nomor SOP :SOP/11/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)


Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1. Memahami tentang Penyusunan Pembentukan Peraturan
2002 tentang Kepolisian Negara Kepolisian;
Republik Indonesia; 2. Memahami petunjuk pelaksanaan penerbitan SKCK
2. Peraturan Kapolri Nomor: 18 3. Memahami dan mengerti standart pelayanan penerbitan
Tahun 2014 tentang Tata Cara SKCK.
Penerbitan SKCK.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2016 tentang Jenis dan
Tarif atas jenis PNBP yang berlaku
pada Polri;
4. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun
2018 tentang Pembentukan
Peraturan Kepolisian.

Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan

1. SOP SKCK Online; 1. Komputer/Printer/Jaringan internet/ATK;


2. Berkas Permohonan dari 2. Buku Peraturan Perundang-Undangan/Pilun.
masyarakat/Pemohon SKCK;
3. Rumus sidik jari dari Identifikasi.
Peringatan Nama SOP: Pencatatan/Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan akan a. SKCK diajukan kepada Kasat untuk dilakukan
menimbulkan komplain dan pengaduan penandatanganan;
dari masyarakat/pemohon SKCK b. Rekap data/laporan soft copy pada file di computer.
- 33 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
KANIT KASAT
BAMIN PAURMIN KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
IDENTIFIKASI INTELKAM
1 Menyiapkan formulir
daftar pertanyakan dan Formulir dan Formulir
2 menit
kelengkapan pelayanan ATK SKCK
SKCK kepada pemohon.
2 Mengisi formulir daftar ATK
Berkas
pertanyaan dan Berkas
15 menit permohon
melengkapi berkas kelengkapan
an SKCK
persyaratan SKCK SKCK
3 Melakukan pengambilan
sidik jari Formulir sidik Rumus
10 menit
jari sidik jari

4 - Menerima dan meneliti


berkas pemohon SKCK;
- Melakukan registrasi
berkas pemohon SKCK;
- Komputer
- Mencatat dan meneliti
- Printer Berkas
catatan kepolisian 10 menit
- ATK SKCK
pemohon SKCK;
- Blangko SKCK
- Melakukan entry data,
mencetak dan
menyelesaikan proses
penerbitan SKCK
5 - Melakukan penelitian
berkas pemohon SKCK
Dokumen
- Melakukan ATK 5 menit
SKCK
penandatanganan
berkas SKCK
- 34 -

PELAKSANA MUTU BAKU KET


NO KEGIATAN
KANIT KASAT
PAURMIN KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
BAMIN IDENTIFIKASI INTELKAM
Melakukan pengesahan
6 SKCK yang sudah ditanda
tangani dan meyerahkan Dokumen
ATK 1 menit
kepada pemohon SKCK

7
Menyerahkan dokumen
SKCK, kepada pomohon Dokumen
Dokumen SKCK 1 menit
SKCK

Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......

3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........ GATOT HENDRO HARTONO


- 35 -

LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG NOMOR 2 TAHUN
2020 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK) ONLINE


Nomor SOP : SOP/12/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) Online.

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1. Memahami tentang Penyusunan Pembentukan Peraturan
2002 tentang Kepolisian Negara Kepolisian;
Republik Indonesia; 2. Memahami petunjuk pelaksanaan penerbitan SKCK
2. Peraturan Kapolri Nomor : 18 3. Memahami dan mengerti standart pelayanan penerbitan
Tahun 2014 tentang Tata Cara SKCK.
Penerbitan SKCK.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif
atas jenis PNBP yang berlaku pada
Polri;
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2018 tentang Pembentukan
Peraturan Kepolisian;
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan

1. SOP SKCK Online; 1. Komputer/Printer Jaringan internet/ATK;


2. Berkas Permohonan dari 2. Buku Peraturan Perundang-Undangan Pilun.
masyarakat/Pemohon SKCK;
3. Rumus sidik jari dari Identifikasi.

Peringatan Pencatatan/ Pendataan

Apabila SOP tidak dilaksanakan akan a. SKCK diajukan kepada Kasat untuk dilakukan
menimbulkan complain dan pengaduan penandatanganan;
dari masyarakat/pemohon SKCK.
b. Rekap data/laporan soft copy pada file di computer.
- 36 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
KANIT KASAT
BAMIN KAURMIN KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
IDENTIFIKASI INTELKAM
1. Komputer
1 Menyiapkan perangkat
2. Printer Perangkat
SKCK Online
3. Modem 5 menit SKCK
4. Jaringan Online
internet
2 - Mengisi formulir 1. ATK
Pendaftaran melalui 2. Bukti Berkas
Website SKCK Online Pendaftaran permoho
skck.polri.go.id. 15 menit
Onlne nan
- Mencetak hasil SKCK
pendaftaran secara
Online
3 Melakukan pengambilan
rumus sidik jari Rumus
Formulir sidik jari 10 menit
sidik jari

4 - Menerima dan meneliti


bukti pendaftaran
secara online dan
persyaratannya. - Komputer
- Melakukan registrasi - Printer
Pendaftaran - ATK
Berkas
- Mencatat dan meneliti - Blangko SKCK 5 menit
SKCK
Catatan Kepolisian - Modem
Pemohon SKCK - Jaringan
- Melaksanakan entry internet
data, mencetak dan
menyelesaikan proses
penerbitan SKCK
- 37 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
KANIT KASAT
BAMIN KAURMIN KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
IDENTIFIKASI INTELKAM
5 - Melakukan penelitian Berkas
berkas pemohon SKCK ATK 5 menit permoho
- Melakukan nan
penandatanganan SKCK
berkas SKCK

6 Melakukan pengesahan Berkas


SKCK yang sudah ditanda ATK 5 menit permoho
tangani dan meyerahkan nan
kepada pemohon SKCK

7 Menerima dokumen Surat Berkas


Keterangan Catatan Dokumen SKCK 1 menit permoho
Kepolisian (SKCK) nan
SKCK

Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......

3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........ GATOT HENDRO HARTONO


- 38 -

LAMPIRAN III
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP TATA CARA PENYELIDIKAN


Nomor SOP : SOP/13/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: TATA CARA PENYELIDIKAN

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun a. Memahami dasar Hukum, mekanisme dan tata
2002 tentang Kepolisian Negara caraPenyelidikan sesuai ketentuan yang berlaku.
Republik Indonesia b. Mampu menyelenggarakan pengumpulan bahan keterangan
terhadap sasaran kegiatan Penyelidikan Intelijen,
2. Peraturan Kabaintelkam Polri
c. Mampumembuat rencana Penyelidikan dan TO (Target
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Oprasi) Intelijen;
Penyelidikan Intelijen Polri. d. Personel memiliki kemampuan yang profesional dan dilatih
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara khusus untuk tugas Penyelidikan, seperti kemampuan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun untuk mengamati sasaran, berkomunikasi dengan sasaran
2018 tentang Pembentukan serta mempersiapkan sarana pendukung.
Peraturan Kepolisian. e. Mampu melaksanakan Penyelidikan Intelijen sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan;
f. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian mulai
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan;
g. mampu melaksanakan analisa evaluasi terhadap
pelaksanaan Penyelidikan Intelijen terdiri dari pelaporan
dan metode;
h. Mampu Memanfaatkan Teknologi Intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan dan sasaran Penyelidikan.
i. Memiliki kemampuan untuk desepsi.

Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan a. Transportasi
penyelenggaraan tugas Penyelidikan b. Dana/sarana kontak
Intelijen Kepolisian secara optimal, maka c. Peralatan IT
perlu didukung oleh personel yang d. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
profesional, sarana dan prasarana serta laporan evaluasi
dukungan anggaran yang memadai,
aspek legalitas serta ketentuan-
ketentuan/petunjuk yang menyangkut
sistem, metode dan teknik yang berlaku
bagi penyelenggaraan kegiatan
Penyelidikan Intelijen Kepolisian.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam penyelidikan Dicatat pada register/buku agenda dan di file kan.
dan dapat menibulkan complain apabila
ada kesalahan.
- 39 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
1 Perencanaan Penyelidikan
- Merumuskan masalah ATK, buku 60 menit Rengiat
- Analisa sasaran agenda, blangko, Penyelidika
- Analisa tugas Jadwal petugas, n, Sprin
- Menyusun rencana Rencana pelaksanaa
penyelidikan pelaksanaan n Tugas
- pengawasan dan penyelidikan
pengendalian kegiatan

2 Pengumpulan bahan a. Transportasi


keterangan b. Dana/sarana (sesuai Bahan
- lidik terbuka/tertutup kontak situasi Keterangan
- penyamaran/ c. Peralatan IT dan
penyesatan (desepsi) kondisi)
3 Pencatatan dan ATK, Komputer, Laporan
Pengolahan bahan buku agenda, 60 menit Hasil
keterangan blangko, laporan Penyelidika
- bahan keterangan yang hasil n
telah didapat segera di pelaksanaan (LI/Infosus
catat dan di olah menjadi penyelidikan /Kir)
suatu laporan hasil
penyelidikan (LI/ Infosus/
Kir)
- 40 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM KAPOLRES
4 Laporan hasil Laporan Hasil
penyelidikan diajukan Penyelidikan 15 menit disposisi
kepada Kanit

5 Laporan hasil Laporan Hasil


penyelidikan diajukan Penyelidikan 15 menit disposisi
kepada Kasatintelkam
untuk diketahui dan
dikoreksi serta di
disposisi

6 Laporan hasil
penyelidikan siap Laporan Hasil 15 menit disposisi
diajukan kepada Kapolres Penyelidikan,
guna menentukan Nota Dinas
kebijakan selanjutnya
dengan disertai Nota
Dinas penerusan laporan
- 41 -

NO KET
PELAKSANA MUTU BAKU
KEGIATAN
BAMIN KANIT KASAT
UNIT INTELKAM KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT

7. Laporan hasil
penyelidikan telah dibaca Laporan Hasil 5 menit Tindak lanjut
dan didisposisi oleh Penyelidikan, pengarsipan
Kapolres guna Nota Dinas
dilaksanakan langkah
selanjutnya dan di file
kan

Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......

3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........ GATOT HENDRO HARTONO


- 42 -

LAMPIRAN IV
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP TATA CARA PENGAMANAN INTELIJEN


Nomor SOP : SOP/14/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: TATA CARA PENGAMANAN INTELIJEN

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun a. Memahami dasar Hukum, mekanisme dan tata
2002 tentang Kepolisian Negara caraPengamanan sesuai ketentuan yang berlaku.
Republik Indonesia; b. Mampu menyelenggarakan pengumpulan bahan keterangan
terhadap sasaran kegiatan Pengamanan Intelijen,
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara
c. Mampumembuat rencana Pengamanan dan TO ( Target
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Oprasi) Intelijen VIP/ VVIP (Orang, Benda, Tempat,
2018 tentang Pembentukan Kegiatan);
Peraturan Kepolisian; d. Personel memiliki kemampuan yang profesional dan dilatih
3. Peraturan Kabaintelkam Polri khusus untuk tugas Pengamanan, seperti kemampuan
Nomor 2 Tahun 2013 Tanggal 24 untuk mengamati sasaran, berkomunikasi dengan sasaran
Mei 2013 tentang Pengamanan serta mempersiapkan sarana prasarana pendukung.
e. Mampu melaksanakan Pengamanan Intelijen sesuai dengan
Intelijen Polri.
rencana yang telah ditetapkan;
f. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian mulai
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan;
g. mampu melaksanakan analisa evaluasi terhadap
pelaksanaan Pengamanan Intelijen terdiri dari pelaporan
dan metode;
h. Mampu Memanfaatkan Teknologi Intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan dan sasaran Pengamanan.
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan a. Transportasi
penyelenggaraan tugas Pengamanan b. Dana/sarana kontak
Intelijen Kepolisian secara optimal, maka c. Peralatan IT
perlu didukung oleh personel yang d. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
profesional, sarana dan prasarana serta laporan evaluasi
dukungan anggaran yang memadai,
aspek legalitas serta ketentuan-
ketentuan/petunjuk yang menyangkut
sistem, metode dan teknik yang berlaku
bagi penyelenggaraan kegiatan
Pengamanan Intelijen Kepolisian.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam pengamanan Di catat pada register/ buku agenda dan di file kan.
intelijen dan dapat menibulkan
complain apabila ada kesalahan.
- 43 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
1. Tahap persiapan
pengamanan (Orang, ATK, buku 60 menit Rengiat
Benda,Tempat, Kegiatan) agenda, blangko, Pengama
- Menerima UUK Jadwal petugas, nan,
- Pengarahan awal Rencana Sprin
-Perencanaan Pengamanan pengamanan pelaksan
- Penjabaran Tugas aan
Tugas
2. -pengumpulan data
administrasi pengamatan a. Transportasi 120 Data
sepintas (data cassing) b. ATK menit Cassing
- melaksanakan koordinasi c. Dana/sarana Kirkat
dengan kontak
panitia/paspampres/pihak d. Peralatan IT
terkait
-membuat perkiraan
Intelijen singkat

3.
Perkiraan intelijen singkat ATK, komputer, 30 menit Disposisi
diajukan kepada buku agenda, , nota
Kasatintelkam untuk blangko dinas
diketahui, dikoreksi dan penerusa
diteruskan kepada n Kirkat
pimpinan
- 44 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
Perkiraan Intelijen singkat
4. diajukan kepada pimpinan ATK, komputer, 30 menit Disposisi,
Kapolres untuk buku agenda, arahan
pertimbangan dalam blangko
mengambil kebijakan dan
didisposisi (misal disposisi
bagops untuk pengerahan
personil pam terbuka)

Pimpinan telah
5. mendisposisi Kirkat a. Transportasi 15 menit Ploting
kepada Kasatintelkam b. ATK anggota
untuk melakukan ploting c. Dana/sarana
anggota pam Intelijen di kontak
tempat yang dianggap d. Peralatan IT
rawan (daerah ambang
gangguan dan daerah
potensi gangguan)
6. Anggota menempati posisi a. Transportasi
ploting sesuai dengan b. ATK Sesuai Pengama
arahan Kasatintelkam c. Dana/sarana Target nan
serta melaksanakan tugas kontak pengama berjalan
Pengamanan d. Peralatan IT nan dengan
lancar
7. Pengamanan telah selesai,
unit membuat laporan a. ATK, 30 menit Laporan
Informasi tentang jalannya komputer, Informasi
kegiatan pengamanan buku agenda,
orang/benda/tempat/kegi blangko
atan untuk dilaporkan b. Peralatan IT
kepada pimpinan serta
melaksanakan pencatatan
dan pengarsipan data.
- 45 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
8. Kasat melaksanakan ATK, komputer,
analisa dan evaluasi buku agenda, 30 menit Hasil
kepada anggota, blangko Anev

Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......

3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........ GATOT HENDRO HARTONO


- 46 -

LAMPIRAN V
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP TATA CARA PENGGALANGAN INTELIJEN


Nomor SOP : SOP/15/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: TATA CARA PENGGALANGAN INTELIJEN

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun a. Memahami dasar Hukum, mekanisme dan tata
2002 tentang Kepolisian Negara caraPenggalanganperorangan/ kelompok sesuai ketentuan
Republik Indonesia; yang berlaku.
b. Mampu menyelenggarakan pengumpulan bahan keterangan
2. Peraturan Kabaintelkam Polri
terhadap sasaran kegiatan Penggalangan Intelijen,
Nomor 3 Tahun 2013 Tanggal 24 c. Mampumembuat rencana Penggalangan dan TO (Target
Mei 2013 tentang Penggalangan Oprasi) Intelijen;
Intelijen Polri. d. Personel memiliki kemampuan yang profesional dan dilatih
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara khusus untuk tugas Penggalangan, seperti kemampuan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun untuk mengamati sasaran, berkomunikasi dengan sasaran
2018 tentang Pembentukan serta mempersiapkan sarana prasarana pendukung.
e. Mampu melaksanakan Penggalangan Intelijen sesuai
Peraturan Kepolisian;
dengan rencana yang telah ditetapkan;
f. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian mulai
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan;
g. mampu melaksanakan analisa evaluasi terhadap
pelaksanaan Penggalangan Intelijen terdiri dari pelaporan
dan metode;
h. Mampu Memanfaatkan Teknologi Intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan dan sasaran Penggalangan.
i. Memiliki kemampuan untuk desepsi.
Keterkaitan Kelengkapan/ Peralatan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan a. Transportasi
penyelenggaraan tugas Penggalangan b. Dana/sarana kontak
Intelijen Kepolisian secara optimal, maka c. Peralatan IT
perlu didukung oleh personel yang d. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
profesional, sarana dan prasarana serta laporan evaluasi
dukungan anggaran yang memadai,
aspek legalitas serta ketentuan-
ketentuan/petunjuk yang menyangkut
sistem, metode dan teknik yang berlaku
bagi penyelenggaraan kegiatan
Penggalangan Intelijen Kepolisian.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam penggalangan Dicatat pada register/ buku agenda dan di file kan.
intelijen dan dapat menibulkan
complain apabila ada kesalahan.
- 47 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
BAMIN
KANIT KASAT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT
INTELKAM
1. Pra Persiapan
a. Kanit mengidentifikasi ATK, Buku 1 hari Rumusan
permasalahan dari agenda, blangko, (sesuai masalah, TO
potensi konflik untuk Jadwal petugas, situasi Penggalangan
menentukan akar Rencana dan
permasalahan, pelaksanaan kondisi)
aktor/Truble maker Penggalangan
konflik, aktor yang
berpengaruh dan
kelompok/organisasi
yang akan menjadi
sasaran penggalangan;
b. Melaporkan kepada
Kasatintelkam sasaran
perorangan maupun
kelompok yang akan
dilaksanakan
penggalangan
perorangan atau
kelompok;
c. Kanit berdasarkan
jukrah dari Kasat
menyusun Target
Operasi penggalangan
perorangan atau
kelompok.
- 48 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
2. Kanit dan Banit menyusun:
a. Surat perintah tugas; a. ATK, Buku 1 hari - Springas
b. Rencana penggalangan agenda, (sesuai - Rencana
dan menentukan Target blangko, Jadwal situasi Penggalangan
Operasi; petugas, - UUK
dan
c. Membuat UUK dan Rencana - Perkiraan
kondisi)
konsep Penggalangan pelaksanaan Intelijen
Intelijen Penggalangan - Renbut
d. Perkiraan Inteilijen;
b. Perangkat Anggaran
e. Rencana kebutuhan
Komputer Penggalangan
dukungan anggaran
serta pagu giat
c. Transportasi - Rengas
penggalangan dukungan d. Dana/sarana -Bargas
anggaran sesuai kontak - Rengiat
petunjuk lidik giat e. Peralatan IT - Hasil Giat
penggalangan;
f. Rencana distribusi
nominal uang
saku,uang makan, uang
komunikasi;
g. Kanit menyusun
perencanaan tugas dan
penjabaran tugas unit
dan sub unit sesuai TO;
h. Kanit beserta Banit
wajib membuat laporan
kegiatan harian
perorangan atas
kegiatan yang
dilaksanakan selama
tugas.
- 49 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
3. Persiapan
a. Kanit beserta banit a. ATK, Buku 1 hari - Data
melaksanakan Casing agenda, Cassing
yaitu penyelidikan dan blangko, Jadwal
pengumpulan petugas,
keterangan awal Rencana
terhadap sasaran pelaksanaan
b. Data hasil kegiatan Penggalangan
cassing tersebut di atas b. Perangkat
selanjutnya dituangkan Komputer
dalam data casing c. Transportasi
sasaran sebagai dasar d. Dana/sarana
untuk penyusunan kontak
Perencanaan e. Peralatan IT
Penggalangan dan
menentukan TO (Target
Oprasi)
- 50 -

KET
PELAKSANA MUTU BAKU
NO KEGIATAN
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
4. Tahap Perencanaan a. ATK, Buku
a. Melakukan analisa agenda, 1 hari Pengumpulan
sasaran berdasarkan blangko, Jadwal (sesuai bahan
data cassing dengan petugas, situasi dan keterangan
maksimal untuk Rencana kondisi)
dijadikan sasaran pelaksanaan
yang dilanjutkan Penggalangan
dengan menyusun b. Perangkat
rencana Komputer
penggalangan. c. Transportasi
b. Menentukan cover d. Dana/sarana
name, caver job dan kontak
cover story bagi e. Peralatan IT
semua personel
pelaksana
penggalangan/Spring
as
c. Penentuan Pola
Penggalangan
d. Penentuan Taktik
Penggalangan.
e. Menentukan Tema
penggalangan
f. Menentukan Media
Penggalangan
- 51 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
BAMIN KASAT
KANIT KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM
5. Pelaksanaan a. ATK, buku
penggalangan agenda, 3 hari - pelaksanaan
a. Kanit membagi blangko, Jadwal (sesuai penggalangan
anggota unit menjadi petugas, situasi - pembuatan
sub unit untuk Rencana dan Laporan
melaksanakan tugas di pelaksanaan kondisi) penugasan
lapangan dengan pola Penggalangan - laporan
bodysistem sesuai b. Perangkat pertanggungja
rengiat; Komputer waban
b. Kanit memberi brefing c. Transportasi anggaran
tentang Perencanaan d. Dana/sarana penggalangan
Penggalangan kepada kontak
anggota unit sebelum e. Peralatan IT
melaksanakan
kegiatan
c. Pendasaran
(penyusupan);
d. Mempengaruhi/eksploi
tasi;
e. Intensifikasi;
f. Evaluasi/konsolidasi.
g. Pelaporan hasil
pelaksanaan
tugasdisusun selama 3
hari setelah
berakhirnya kegiatan
penggalngan;
h. Pembuatan laporan
pertanggungjawaban
keuangan atas
anggaran yg telah di
pergunakan selama
kegiatan penggalangan
- 52 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
BAMIN KASAT
KANIT KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
UNIT INTELKAM KAPOLRES
6. Koordinasi, administrasi, a. Transportasi (sesuai
Pengawasan dan b. Dana/sarana situasi Anev
Pengendalian kontak dan
c. Peralatan IT kondisi)

7. Penyusunan laporan a. ATK, Buku - laporan


tugas dan Perwabkeu agenda, Penugasan
selesai, blangko, Jadwal - laporan
30 menit
dilaporkan kepada petugas, pertanggung
pimpinan Rencana jawaban
pelaksanaan Keuangan
Penggalangan
b. Perangkat
Komputer
8. Laporan hasil penugasan ATK, Buku agenda,
telah dibaca dan blangko, Arsip
10 menit
didisposisi oleh Kapolres
guna dilaksanakan
langkah selanjutnya dan
di file kan

Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal Agustus 2020
2. Wakapolres : ....... KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........
GATOT HENDRO HARTONO
- 53 -

LAMPIRAN VI
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP TATA CARA PEMBENTUKAN JARINGAN INTELIJEN


Nomor SOP : SOP/16/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: TATA CARA PEMBENTUKAN JARINGAN INTELIJEN

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun a. Memahami dasar Hukum, mekanisme dan tata cara
2002 tentang Kepolisian Negara Pembentukan Jaringan Intelijen sesuai ketentuan yang
Republik Indonesia; berlaku.
b. Mampu menyelenggarakan pembentukan Jaringan Intelijen
5. Peraturan Kabaintelkam Polri
dengan menggunakan tehnik dan tahapan dalam
Nomor 5 Tahun 2013 Tanggal 24 pembentukan jaringan Intelijen,
Mei 2013 tentang Pembentukan dan c. Mampu membuat rencana , UUK ( Unsure Utama
pembinaan Jaringan Intelijen. keterangan ) dan TO ( Target Operasi ) Pembentukan
6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Jaringan Intelijen;
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun d. Personel memiliki kemampuan yang profesional dan dilatih
2018 tentang Pembentukan khusus untuk tugas Pembentukan Jaringan , seperti
kemampuan untuk mengamati sasaran, Spotting,
Peraturan Kepolisian;
penelitian, investigasi, assessment , perekrutan,pelatihan
agen, uji coba jaringan dan penggunaan jaringan;
e. Mampu melaksanakan Pembentukan Jaringan Intelijen
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan menjawab
UUK;
f. Mampu melaksanakan pengawasan dan pengendalian mulai
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan
Pengakhiran jaringan Intelijen ;
g. mampu melaksanakan pengahanalisa evaluasi terhadap
pelaksanaan Pembentukan Jaringan Intelijen terdiri dari
pelaporan , metode dan membukukan dalam buku jaringan;
h. Mampu Memanfaatkan Teknologi Intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan dan sasaran Pembentukan Jaringan
Intelijen.
i. Memiliki kemampuan untuk merahasikan identitas jaringan
dan perekrut.
Keterkaitan Kelengkapan/ Peralatan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan e. Transportasi
penyelenggaraan tugas Pembentukan f. Dana/sarana kontak
Jaringan Intelijen dalm memberikan g. Peralatan IT
Informasi secara optimal dan akurat h. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
kebenaraanya , maka perlu didukung laporan evaluasi
oleh personel yang profesional, sarana
dan prasarana serta dukungan anggaran
yang memadai, aspek legalitas serta
ketentuan-ketentuan/petunjuk yang
menyangkut sistem, metode dan teknik
yang berlaku bagi penyelenggaraan
kegiatan Pembentukan Jaringan
Intelijen.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam pembentukan Dicatat pada register/ buku agenda dan di file kan.
jaringan intelijen dan dapat
menimbulkan minimnya informasi
- 54 -

PELAKSANA MUTU BAKU KET


NO URAIAN KEGIATAN
KANIT KASAT KAPOLRES Kelengkapan Waktu Output

1 Melakukan pencarian, menyeleksi dan memilih Biodata 1 Hari adanya


orang-orang yang dapat dijadikan sumber untuk Calon biodata
memberikan bahan keterangan guna mendukung Jaringan calon
tugas-tugas Intelijen dalam bidang jaringan
Ipoleksosbudkam dan keamanan Negra yang
memiliki potensi terhadap terciptanya gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat
2 Menyajikan baket terhadap sasaran yang akan Laporan 1 hari Adanya
dilakukan pembentukan Jaringan inteljen dalam Informasi perintah
bidang Ipoleksosbudkam meliputi Stratifikasi dan Lembar pembentuk
social, Profesi dan Instansi dalam bentuk Lap Info disposisi an jaringan
ke Usser ( Kasat Intelkam dan
Kapolres )
3 Menyiapkan rencana pembinaan jaringan ATK 1 Hari Tersusunnya
Intelijen meliputi Rencana Kebutuhan, UUK, Anggaran administrasi
rencana penjabaran tugas, pengambaran tugas , sesuai dokumen
menunjuk personil dengan surat perintah dan dalam DIPA pelaksanaan
menyiapkan sarana prasarana pendukung. penggalanga
n
4 Melaksanakan pembentukan jaringan dengan 1. Cover Sesuai Pelaksanaan
menggunakan teknik dan taktik : 2. Alsus/al waktu pembentuka
1. Teknik pembentukan jaringan melalui tahapan ut pelaksana n jaringan
: Persiapan,Pemilihan,Investigasi, penilaian, 3. Sarana an
perekrutan, pelatihan agen,uji coba calon trasport penggalang
jaringan dan tindakan asi an Intelijen
2. Taktik pembentukan jaringan dilakukan 4. ATK
dengan : Desepsi, Samaran
5 Melakukan penyeleksian calon jaringan minimal Adanya 2 Hari Calon
memiliki : Calon Jaringan
Intelektual/kecakapan , ketrampilan , Jaringan hasil
pengetahuan dan pengalaman dan memiliki yang sudah pembentuk
akses terhadap sasaran, kemampuan disleksi an
komunikasi , motivasi , kelayakan , Loyalitas /
dedikasi tinggi , . Ulet , teguh memegang rahasia
- 55 -

NO URAIAN KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU KET


6 Laporan Hasil pelaksanaan pembentukan ATK 1 hari Bertambahn
Jaringan dismpaikan kepada Kasat / Kapolres. ya jaringan
Informasi

7 Memasukan dalam buku Jaringan informasi yang 1. Komputer 2 Jam Buku


memuat nomor urut, Identitas, wilayah yang 2. ATK Jaringan
dikuasai jaringan, sector( kelompok,pofesi, Informasi
instansi jaringan) Baket dan keterangan , buku
jaringan informasi diklasifikasikan rahasia hanya
diketahui oleh Kasat dan anggota yang
melakukan pembentukan jaringan

Paraf:
5. Konseptor/Kasat Intelkam : ........
Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal Agustus 2020
6. Wakapolres : .......
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
7. Kabidkum :........

8. Kasetum :........
GATOT HENDRO HARTONO
- 56 -

LAMPIRAN VII
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN
RESOR SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS
SATUAN INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP TATA CARA PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN


Nomor SOP : SOP/17/VI/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: TATA CARA PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 1. Memahami dasar Hukum, mekanisme dan tata cara
tentang Kepolisian Negara Republik Pembinaan Jaringan Intelijen sesuai ketentuan yang berlaku.
Indonesia; 2. Mampu menyelenggarakan pembinaan Jaringan Intelijen
sesuai dengan sasaran pembinaan jaringan intelijen dari
2. Peraturan Kabaintelkam Polri Nomor
aspek fisik dan psikis;
5 Tahun 2013 Tanggal 24 Mei 2013 3. Mampu membuat rencana , UUK ( Unsure Utama keterangan
tentang Pembentukan dan pembinaan ) dan TO ( Target Operasi ) Pembinaan Jaringan Intelijen;
Jaringan Intelijen. 4. Personel memiliki kemampuan yang profesional dan dilatih
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara khusus untuk tugas Pembinaan Jaringan sehingga jaringan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun mau membuat laporan lisan /tertulis setia , jaringan siap
2018 tentang Pembentukan Peraturan setiap saat dan tanggung jawab;
5. Mampu melaksanakan Pembinaan Jaringan Intelijen sesuai
Kepolisian;
dengan sasaran pembinaan jaringan ;
6. Mampu melaksanakan pengawasan dengan menggunakan
metiode melalui sumber lain, debrieng, kesetiaan dan
keamanan jaringan melalui jaksik ;
7. mampu melaksanakan pengarahan dan pemberiaan
penghargaan tidak diketahui oleh siapapun;
8. Mampu Memanfaatkan Teknologi Intelijen yang disesuaikan
dengan kegiatan dan sasaran Pembinaan Jaringan Intelijen.
9. Memiliki kemampuan untuk merahasikan identitas jaringan
dan perekrut.
Keterkaitan Kelengkapan/ Peralatan
Bahwa untuk mencapai keberhasilan i. Transportasi
penyelenggaraan tugas Pembentukan j. Dana/sarana kontak
Jaringan Intelijen dalm memberikan k. Peralatan IT
Informasi secara optimal dan akurat l. Buku agenda, blangko, surat perintah, jadwal petugas,
kebenaraanya , maka perlu didukung laporan evaluasi
oleh personel yang profesional, sarana
dan prasarana serta dukungan anggaran
yang memadai, aspek legalitas serta
ketentuan-ketentuan/petunjuk yang
menyangkut sistem, metode dan teknik
yang berlaku bagi penyelenggaraan
kegiatan Pembentukan Jaringan
Intelijen.
Peringatan Pencatatan/ Pendataan
Apabila SOP tidak dilaksanakan dapat
terjadi kegagalan dalam pembinaan Dicatat pada register/ buku agenda dan di file kan.
jaringan intelijen sehingga jaringan akan
membelot berdampak pada kurangnya
jumlah jaringan yang dibina dan
minimnya informasi yang dibutuhkan
- 57 -

PELAKSANA MUTU BAKU KET


NO URAIAN KEGIATAN
KANIT KASAT KAPOLRES Kelengkapan Waktu Output

1 Menentukan sasaran pembinaan jaringan yang Biodata 1 Hari Adanya


akan dilakukan pembinaan untuk memberikan Jaringan yang biodata
bahan keterangan guna mendukung tugas-tugas akan dibina jaringan yang
Intelijen dalam bidang Ipoleksosbudkam dan dibina
keamanan Negara
2 Menyajikan baket terhadap sasaran yang akan Laporan 1 hari Adanya
dilakukan pembinaan Jaringan inteljen dalam Informasi dan perintah
bidang Ipoleksosbudkam meliputi Stratifikasi Lembar Binjar
social, Profesi dan Instansi dalam bentuk Lap Info disposisi
ke Usser ( Kasat Intelkam dan
Kapolres )
3 Menyiapkan rencana pembinaan jaringan Intelijen ATK 1 Hari Tersusunnya
meliputi Rencana Kebutuhan, UUK, rencana Anggaran administrasi
penjabaran tugas, pengambaran tugas , menunjuk sesuai dalam dokumen
personil dengan surat perintah dan menyiapkan DIPA pelaksanaan
sarana prasarana pendukung. Bin Jar
4 Melaksanakan pembinaan jaringan dengan 1. Cover Sesuai Pelaksanaan
menggunakan aspek : 2. Alsus/alut waktu pembentukan
a. Fisik memberikan dukungan pada jaringan 3. Sarana pelaksana jaringan
berupa sarana transportasi,komunikasi dan trasportasi an
imbalan yang wajar berupa materiil 4. ATK penggalanga
b. Psikis dengan menanamkan rasa kesadaran n Intelijen
dan tanggung jawab,dalam pelaksanaan tugas,
memberikan petunjuk teknik dan taktik
terbatas dengan sasaran yang dihadapi dan
memberikan penghargaan secara moral atas
pelaksanaan tugas.
5 Melakukan pembinaan jaringan dengan Adanya 2 Hari Adanya
mengharuskan jaringan membuat laporan lisan Jaringan yang Informasi dari
atau tertulis dan mengadakan pertemuan untuk sudah dibina jaringan
mengetahui kesiapan dan kesetiaan jaringan
serta tanggng jawabnya atas apa yang sudah
ditugaskan.
- 58 -

PELAKSANA MUTU BAKU KET


NO URAIAN KEGIATAN
KASAT KAPOLRES Kelengkapan Waktu Output
KANIT
6 Pengawasan terhadap jaringan dengan Baket 1 hari Jaringan
menggunakan metode melalui simber lain, pembanding masih aktif
membandingkan baket dengan sumber memberikan
lain,debriefing, pengecekan setiaan dan jaksik Info

7 Laporan Hasil pelaksanaan pembinaan Jaringan ATK 1 hari Data


dismpaikan kepada Kasat / Kapolres. Jaringan

8 Mendokumentasikan dalam buku jaringan 1. Komputer 5 Jam Buku


informasi diklasifikasikan rahasia hanya diketahui 2. ATK Jaringan
oleh Kasat dan anggota yang melakukan Informasi
pembentukan jaringan

9 Pengakhiran jaringan dibuatkan berita acara 1. Komputer 2 Jam Buku


karena jaringan : 2. ATK Jaringan
1. Jaringan membelot pada pihak lain Informasi
2. Jaringan menjadi agen ganda
3. Jaringan menolak/menarik diri
4. Kualitas baket berkurang /kemanan
5. Berakhirnya masa perjanjian

Paraf: Ditetapkan di Ungaran


9. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020

10. Wa KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,


kapolres : .......

11. Kab
idkum :........ GATOT HENDRO HARTONO
- 59 -

LAMPIRAN VIII
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR
SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN TUGAS SATUAN INTELIJEN
KEAMANAN KEPOLISIAN RESOR SEMARANG.

SOP PERIJINAN KEGIATAN MASYARAKAT


Nomor SOP : SOP/16/IV/HUK.7.1./2020/RES SMG
Tanggal Pembuatan : Agustus 2020
Tanggal Revisi : -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Tanggal Pengesahan: Agustus 2020
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR SEMARANG
Disahkan oleh : KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG

GATOT HENDRO HARTONO, S.E., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77020796

Nama SOP: Perijinan Kegiatan Masyarakat

Dasar Hukum Klasifikasi Pelaksana


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1. Memahami tentang Penyusunan Pembentukan Peraturan
2002 tentang Kepolisian Negara Kepolisian;
Republik Indonesia; 2. Memahami petunjuk pelaksanaan penerbitan perijinan dan
2. Pasal 510 KUHP tentang Keramaian pemberitahuan kegiatan masyarakat;
Umum; 3. Memahami dan mengerti standart pelayanan penerbitan
3. Juklap KAPOLRI Nomor: perijinan dan pemberitahuan kegiatan masyarakat.
JUKLAP/02/XII/1995 tentang
Perijinan dan Pemberitahuan
Kegiatan Masyarakat;
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan

1. Berkas Permohonan dari masyarakat 1. Komputer / Printer/ ATK;


/ Pemohon SKCK; 2. Buku Peraturan Perundang-Undangan / Pilun.
2. Surat pengantar dari instansi terkait;
3. Surat rekomendasi dari Polsek

Peringatan Pencatatan/pendataan

Apabila SOP tidak dilaksanakan akan a. Berkas perijinan diajukan kepada Kasat untuk dilakukan
menimbulkan complaindan pengaduan penandatanganan;
dari masyarakat/pemohon
b. Rekap data/laporan soft copy pada file di computer.
- 60 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
KASAT KAPOLRE KELENGKAPA
BAMIN KAURMIN WAKTU OUTPUT
INTELKAM S N
1. Mengajukan permohonan Persyaratan
kegiatan masyarakat permohonan 5 menit Berkas
perijinan Permohonan

2. Menerima dan meneliti 1. ATK Berkas


persyaratan berkas 2. Persyaratan 15 menit Permohonan
permohonan permohonan
perijinan

3. Mengajukan kepada Disposisi


Kapolres Berkas 10 menit Berkas
Permohonan Permohonan

4. Memproses berkas
permohonan dengan - Komputer 15 menit Surat
membuat : - Printer Perijinan
- Membuat Kirka - ATK
- Membuat Surat
Perijinan
- Melakukan koordinasi
pengamanan dengan
Bagops.
5. - Melakukan penelitian 1. Berkas
berkas peemohonan ATK 5 menit permohon
- Melakukan an SKCK
penandatanganan 2. Surat
berkas SKCK Perijinan
- 61 -

PELAKSANA MUTU BAKU


NO KEGIATAN KET
KASAT
BAMIN KAURMIN KAPOLRES KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
INTELKAM
6. - Melakukan penelitian
berkas peemohonan 5 menit 1. Berkas
- Melakukan ATK permoho
penandatanganan nan
2. Surat
Perijinan

7. Melakukan registrasi dan


pengesahan berkas 1. Berkas 5 menit Berkas
permohonan permohonan Surat
2. Surat Perijinan
Perijinan
8. Menerima dokumen surat
perijinan Berkas Surat 1 menit Surat
Perijinan Perijinan

Ditetapkan di Ungaran
Paraf:
1. Konseptor/Kasat Intelkam : ........ pada tanggal Agustus 2020
KEPALA KEPOLISIAN RESOR SEMARANG,
2. Wakapolres : .......

3. Kabidkum :........

4. Kasetum :........ GATOT HENDRO HARTONO

Anda mungkin juga menyukai