Anda di halaman 1dari 31

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KALIMANTAN TIMUR


DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN


KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR

NOMOR TAHUN 2012

TENTANG

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


PELAYANAN ADMINISTRASI SENJATA API NON ORGANIK TNI/POLRI
DILINGKUNGAN DIT INTELKAM POLDA KALTIM

Balikpapan, April 2012


PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR

NOMOR TAHUN 2012

TENTANG

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


PELAYANAN ADMINISTRASI SENJATA API NON ORGANIK TNI/POLRI
DILINGKUNGAN DIT INTELKAM POLDA KALTIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR,

Menimbang : a. bahwa Direktorat Intelijen Keamanan Polda Kalimantan Timur adalah


unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda yang
bertugas membina dan menyelenggarakan kegiatan Intelijen dalam
bidang keamanan, termasuk persandian dan produk Intelijen,
pembentukan dan pembinaan jaringan Intelijen Kepolisian baik sebagai
bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan
masukan penyusunan rencana kegiatan operasional dan peringatan dini
(early warning), memberikan pelayanan administrasi dan pengawasan
senjata api, bahan peledak dan orang asing dan kegiatan sosial politik
masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan dan mengumpulkan
dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi
kegiatan Dit Intelkam;

b. bahwa dalam rangka menyelenggarakan tugas, fungsi dan peran


Direktorat Intelijen Keamanan Polda Kalimantan Timur khususnya
pemberian pelayanan administrasi Senjata Api Non Organik TNI/Polri
dan bahan peledak komersial dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan piranti lunak
yang mengatur tentang Standar Operasional Prosedur administrasi
Senjata Api Non Organik TNI/Polri dan bahan peledak komersial
dilingkungan Direktorat Intelkam Polda Kaltim;

c. bahwa Peraturan Direktur Intelkam Polda Kaltim tentang Standar


Operasional Prosedur pelayanan administrasi Senjata Api Non Organik
TNI/Polri dan bahan peledak komersial di lingkungan Direktorat Intelijen
Keamanan Polda Kaltim diharapkan dapat melancarkan pelaksanaan
tugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
pemberian Surat ijin dan Surat Rekomendasi Senjata Api Non Organik
TNI/Polri dan bahan peledak komersial sehingga terlaksana pelayanan
yang profesional, efektif, efisien, transparan dan akuntabel;

d. bahwa . . . . .
2

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf


a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Direktur Intelijen
Keamanan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur tentang Standar
Operasional Prosedur pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK) di lingkungan Direktorat Intelkam Polda Kaltim dan pengemban
fungsi Intelkam jajaran Polda Kaltim;

Mengingat : 1. Undang - Undang No. 2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia ( Lembaran Negara tahun 2002, No.2, tambahan
Lembaran Negara No. 4168 );

2. Undang-Undang No. 20 Prp Tahun 1960 tentang Kewenangan Perijinan


yang diberikan menurut perundang-undangan mengenai senjata api;

3. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010


tentang Tarif atas Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku
dilingkungan Polri;

4. Peraturan Kapolri nomor : 22 tahun 2010 tanggal 28 september 2010


tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian
Daerah;

5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 26


Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan kepolisian;

6. Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/82/II/2004 tanggal 16 Februari


2004 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan
Pengendalian Senjata Api Non Organik TNI/ Polri;

7. Peraturan Kapolri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 3 Oktober 2006


tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Non Organik TNI
atau Polri untuk Kepentingan Olah Raga;

8. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 29 April 2008 tentang


Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak
Komersial.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN


DAERAH KALIMANTAN TIMUR TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAYANAN ADMINISTRASI SENJATA API NON ORGANIK
TNI/POLRI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN
KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR

BAB I . . . . .
3

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Daerah Kalimantan Timur yang selanjutnya disingkat Polda adalah


pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah administrasi Provinsi Kalimantan
Timur yang dipimpin oleh Kapolda Kaltim.
2. Direktorat Intelijen Keamanan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur yang selanjutnya
disingkat Dit Intelkam Polda Kaltim adalah unsur pelaksana tugas pokok pada tingkat
Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.
3. Pelayanan Publik (public Service) adalah pelayanan oleh instansi atau badan
pemerintah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Pengamanan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh Polri
dalam rangka menciptakan situasi yang aman dan kondusif terkait dengan senjata
api non organik TNI/ Polri serta bahan peledak komersial.
5. Pengawasan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh Polri
dalam rangka penegakan hukum di bidang pelayanan administrasi yaitu senjata api
non organik TNI/ Polri dan bahan peledak komersial.
6. Perijinan adalah rangkaian kegiatan, upaya dan pekerjaan yang berkaitan dengan
langkah-langkah atau proses pemberian dan atau tidak diberikannya surat ijin, surat
keterangan dan surat rekomendasi terhadap kegiatan yang dimohonkan/
diberitahukan penyelengaraannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Surat ijin (SI) adalah surat resmi tentang diperbolehkannya seseorang / badan
hukum/ organisasi melakukan sutau hal, upaya atau kegiatan bagi yang
bersangkutan atas permohonan tertulis peminta ijin.
8. Surat Rekomendasi adalah surat resmi yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan atau secara fungsional diberikan oleh Polri atas permintaan dari
masyarakat dan atau instansi pemerintah/ badan/ lembaga/ lembaga tinggi Negara
atau instansi/ badan/ lembaga non pemerintah dan atau diberikan oleh instansi
pemerintah/ badan/ lembaga/ lembaga tinggi Negara atas permintaan Polri, sebagai
tanda persetujuan/ keberatan untuk dilaksanakannya suatu kegiatan.

9. Izin Khusus Senjata Api ( IKHSA ) adalah izin yang diberikan secara khusus bagi
pemilik senjata api peluru tajam perorangan untuk beladiri.

10. Senjata . . . . .
4

10. Senjata Api adalah senjata yang mampu melepaskan keluar, satu atau sejumlah
proyektil dengan bantuan bahan peledak.

11. Senjata Api Non Organik TNI/ Polri adalah senjata api milik pribadi/ instansi
pemerintah/ provit yang bukan organik TNI/ Polri.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini :

a. Sebagai pedoman bagi pejabat/personil di lingkungan Direktorat Intelijen Keamanan


Kepolisian Daerah Kalimantan Timur dalam menyelenggarakan negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan Direktorat Intelijen
Kemanan Kepolisian Daerah Kalimatan Timur.

b. Terwujudnya integritas pengelola dan penyelenggara negara di lingkungan Direktorat


Intelijen Keamanan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Pasal 3

Prinsip-prinsip peraturan ini :

a. profesional, yaitu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Direktorat
Intelkam Polda kaltim sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki;

b. prosedural, yaitu hubungan kerja dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan mekanisme, tata
cara, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku di lingkungan Direktorat Intelkam Polda
Kaltim;

c. akuntabel, yaitu dalam pelaksanaan penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api
organik TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dapat dipertanggungjawabkan sesuai
perundang undangan;

d. transparan, yaitu proses penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api organik
TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dilaksanakan secara terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti; dan

e. efektif dan efisien, yaitu proses penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api
organik TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dilakukan secara cepat, tepat dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

BAB II . . . . .

5
BAB II

PENGGOLONGAN DAN PERUNTUKAN


SENJATA API NON ORGANIK TNI/POLRI

Bagian Kesatu
Senjata Api Instansi Pemerintah, Proyek Vital,
Perusahaan swasta Nasional dan
Kantor Kedubes Asing tertentu di Indonesia

Paragraf 1
Senjata Api untuk Satpam
(Satuan Pengamanan)

Pasal 4

Instansi Pemerintah, Proyek Vital, Perusahaan Nasional dan Kantor Kedubes Asing
tertentu di wilayah RI yang dapat memiliki dan menggunakan senjata api dan amunisi
untuk kepentingan Satpam adalah yang mempunyai sifat dan lingkup tugas serta
resiko dari gangguan keamanan di lingkungan/kawasan kerjanya yang vital/penting.

Paragraf 2
Senjata Api untuk Polsus
(Kepolisian Khusus)

Pasal 5

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang oleh atau atas kuasa Undang-Undang
diberi wewenang Kepolisian terbatas dapat memiliki dan menggunakan senjata api
dan amunisi untuk melaksanakan dan menegakan suatu ketentuan perundang-
undangan khusus.

Bagian Kedua
Senjata Api Perorangan

Paragraf 1
Senjata Api untuk Keperluan Beladiri

Pasal 6

Perorangan/Pejabat dapat diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api untuk
kepentingan beladiri, senjata api yang diizinkan meliputi :

a. senjata api peluru tajam;


b. senjata peluru karet; dan
c. senjata peluru gas.

Pasal 7 . . . . .

6
Pasal 7

Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru tajam sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf a adalah :

a. pejabat pemerintah antara lain :


1. Menteri / DPRD / MPR RI;
2. Sekjen, Irjen/Dirjen/Sekretaris Kabinet;
3. Gubernur/Wagub/Sekwilda/Irwilprop/DPRD Propinsi;
4. Walikota/Bupati; dan
5. Instansi Pemerintah Golongan IV-B.

b. pejabat swasta :
1. Presiden Komisaris;
2. Komisaris;
3. Presiden Direktur;
4. Direktur/Direktur Utama; dan
5. Direktur Keuangan.

c. anggota TNI/Polri :
1. Perwira Tinggi; dan
2. Pamen serendah-rendahnya berpangkat Mayor/Kompol.

d. profesi :
1. Pengacara senior dengan Skep Menteri Kehakiman / Pengadilan; dan
2. Dokter praktek dengan Skep dari Menteri Kesehatan atau Departemen
Kesehatan.

Pasal 8

Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru karet sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf b adalah :

a. pejabat pemerintah antara lain :


1) Anggota DPRD Kota / Kabupaten;
2) Camat, ditingkat Kotamadya / Kota Administratif; dan
3) Instansi Pemerintah serendah rendahnya golongan III-D.

b. pejabat swasta :
1) Presiden Komisaris;
2) Komisaris;
3) Direktur Utama;
4) Direktur Keuangan;
5) Direktur Bank/PT/CV/PD;
6) Pimpinan perusahaan / organisasi / pedagang emas (sebagai pemilik ); dan
7) Manager dengan SIUP Tbk / Akte pendirian Perusahaan PT, CV, PD.

c. anggota . . . . .

7
c. anggota TNI/Polri serendah rendahnya berpangkat Letnan Dua (Letda) / Inspektur
Polisi Dua ( Ipda ).

d. profesi :

1) Pengacara dengan Skep Menteri Kehakiman / Pengadilan; dan


2) Dokter praktek dengan Skep dari Menteri Kesehatan atau Departemen
Kesehatan;

Pasal 9

Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru gas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf c adalah :

a. pejabat pemerintah :
1) lurah; dan
2) Instansi Pemerintah serendah-rendahnya golongan III-A.

b. pejabat Swasta :
1) bendaharawan / kasir; dan
2) tokoh masyarakat.

c. anggota TNI/Polri termasuk purnawirawan minimal berpangkat Bintara.

d. profesi :
1) Pengacara dengan Skep Menteri Kehakiman / Pengadilan; dan
2) Dokter praktek dengan Skep dari Menteri Kesehatan atau Departemen
Kesehatan.

Paragraf 2
Senjata Api Koleksi

Pasal 10

Perorangan pribadi yang dapat diberikan izin senjata api untuk kepentingan koleksi, yaitu
pejabat tinggi Negara/swasta tertentu karena fungsi dan tugasnya menyangkut kegiatan
demi negara dan bangsa dan atau demi kepentingan masyarakat banyak.

Paragraf 3
Senjata Api untuk Keperluan Olahraga

Pasal 11

olahragawan/atlet penembak dapat diberikan izin senjata api dan amunisi untuk keperluan
olahraga, sebelum diberikan izin kepada yang bersangkutan diwajibkan menjadi anggota
Perbakin.

Pasal 12 . . . . .
8
Pasal 12

Kegiatan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 11 terdiri dari :

a. menembak sasaran / target;


b. berburu; dan
c. menembak reaksi

Paragraf 4
Senjata Api untuk Keperluan Kapal Patroli

Pasal 13

Kapal-Kapal laut dari Ditjen Perhubungan Laut c.q. KPLP dan Ditjen Bea Cukai c.q. P2
dapat diberikan izin untuk menguasai atau menggunakan senjata api dalam rangka
menunjang pelaksanaan penegakan suatu perundang-undangan khusus.

Pasal 14

Senjata api dan amunisi sebagaimana dimaksud pada pasal 13 merupakan perlengkapan
kapal-kapal yang dipertanggungjawabkan kepada Nahkoda.

Paragraf 5
Senjata Api untuk Kepentingan Penelitian Ilmiah

Pasal 15

Izin diberikan kepada perorangan/instansi yang benar-benar memerlukan senjata api,


amunisi dengan maksud dan tujuan untuk kepentingan penelitian ilmiah.

Paragraf 6
Peralatan Keamanan yang Digolongkan
Sebagai Senjata Api

Pasal 16

Peralatan Keamanan adalah peralatan yang belum diatur dalam perundang-undangan


senjata api atau ketentuan lainnya, yang untuk pemilikan dan penggunaannya digolongkan
sebagai senjata api, dalam rangka pengawasan dan pengendalian maka dalam proses
pemasukannya harus melalui izin impor.

Pasal 17 . . . . .

9
Pasal 17

Peralatan Keamanan sebagaimana dimaksud pada pasal 16 meliputi :


a. stick (pentungan) gas :
1. lampu senter multiguna dengan menggunakan gas;
2. gantungan kunci yang dilengkapi dengan gas air mata;
3. spray (semprotan) gas; dan
4. gas genggam (pistol/revolver gas).
b. senjata dengan kejutan listrik :
1. air Taser;
2. stick (pentungan) listrik;
3. personal protector; dan
4. petrolite (senter serbaguna) dengan menggunakan kegiatan listrik.
c. alat pemancang paku beton;
d. senjata Signal (senjata isyarat);
e. fire Exitinguishing Gun (alat pemadam api ringan);
f. senjata Panah (Cross Bow);
g. senjata Replika (senjata tiruan);
h. senjata Angin kaliber 4,5 mm dengan tekanan udara/ pegas/Gas CO2;
i. senjata mainan/menyerupai senjata api;
j. metal Detector;
k. explosive Detector; dan
l. rompi anti peluru.

BAB III

JENIS, PROSEDUR DAN PROSES PERIZINAN


Bagian Kesatu
Jenis Perizinan Senjata Api
Paragraf 1
Perizinan Senjata Api untuk Satpam dan Polsus

Pasal 18

Jenis perizinan Senjata api untuk Satuan Pengamanan (Satpam) dan Polsus
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 dan 5 antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran;
c. izin pembelian;
d. izin pemilikan;
e. izin pemindahan/mutasi/pengangkutan;
f. izin hibah;
g. izin pemusnahan;
h. izin Satpam khusus bagi Kedutaan;
i. izin penguasaan pinjam pakai dan penggunaan; dan
j. izin pengangkutan.

Paragraf 2 . . . . .
10
Paragraf 2
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Beladiri

Pasal 19

Jenis perizinan Senjata api Perorangan peluru tajam untuk Beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf a antara lain :

a. izin pemasukan (import);


b. izin pembelian;
c. izin pemilikan;
d. izin penghibahan;
e. izin pemusnahan; dan
f. izin khusus senjata api (IKHSA) untuk beladiri.

Pasal 20

Jenis perizinan senjata api perorangan peluru karet untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf b antara lain :

a. izin Pengadaan / Pemasukan;


b. izin pemilikan dan penggunaan; dan
c. izin hibah.

Pasal 21

Jenis perizinan senjata api perorangan peluru gas untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf c antara lain :

a. izin pengadaan / pemasukan;


b. izin pemilikan dan penggunaan; dan
c. izin hibah.

Paragraf 3
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Koleksi

Pasal 22

Jenis perizinan senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 10 antara lain :

a. izin pemilikan;
b. izin penyimpanan;
c. izin pengangkutan (mutasi);
d. izin penghibahan; dan
e. izin pemusnahan.

Paragraf 4 . . . . . .
11
Paragraf 4
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Keperluan Olahraga

Pasal 23
Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 11
antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran/ekspor;
c. izin pembelian;
d. izin pemilikan;
e. izin penyimpanan;
f. izin pemindahan/mutasi;
g. izin Penghibahan; dan
h. izin penggunaan.

Paragraf 5
Perizinan Senjata Api
untuk Kelengkapan Kapal patroli

Pasal 24

Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 13
antara lain :

a. izin pemasukan;
b. izin pembelian;
c. izin penguasaan pinjam pakai;
d. izin pemilikan;
e. izin pemindahan;
f. izin Penghibahan;
g. izin penyimpanan; dan
h. izin pemusnahan.

Paragraf 6
Perizinan Senjata Api
untuk Kepentingan Penelitian Ilmiah

Pasal 25

Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 15
antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran;
c. izin pemilikan;
d. izin pemusnahan; dan
e. izin penggunaan.

Paragraf 7 . . . . .
12
Paragraf 7
Perizinan Peralatan Keamanan
yang Digolongkan Senjata Api

Pasal 26

Jenis perizinan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api sebagaimana dimaksud
pada pasal 16 antara lain :
a. izin import/pengadaan; dan
b. izin pemilikan dan penggunaan.

Bagian Kedua
Prosedur dan Proses Perizinan

Paragraf 1
Senjata Api untuk Satpam dan Polsus

Pasal 27

izin senjata api dan amunisi untuk Satpam dan Polsus sebagaimana dimaksud pada pasal
18 huruf a,b,c,d,e,f,g dan h melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 APR)


a) data senjata api yang dimohon;
b) data kekuatan Satpam/Polsus;
c) data lokasi proyek yang dikelola dengan menyebutkan hakekat
ancaman yang dihadapi;
d) data senjata api yang sudah dimiliki;
e) rencana pendistribusian; dan
f) rekomendasi Instansi pusat atasannya setingkat Dirjen.

2. dalam hal izin pengeluaran (Model S-01 APR)


a) menyebutkan alasan permohonan;
b) data senjata api/asal usul senjata api; dan
c) sasaran/alamat pengeluaran.

3. dalam izin pembelian (Model S-02 PR)


a) data senjata api yang dimohon;
b) data kekuatan Satpam/Polsus;
c) data lokasi proyek yang dikelola dengan menyebutkan resiko gangguan
keamanan yang dihadapi;
d) data senjata api yang sudah dimiliki;
e) rencana pendistribusian; dan
f) rekomendasi Instansi pusat atasannya setingkat Dirjen.

4. dalam . . . . .
13
4. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 PR)

a) fotocopy asal ususl senjata api;


b) surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); dan
c) pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 lembar.

5. dalam hal izin pemindahan/mutasi, pengangkutan/mutasi (model S-04 PR)

a) alasan mutasi/surat perintah pindah dari atasan/pimpinan/penanggung


jawab Instansi Pemerintah dan proyek vital; dan
b) fotocopy buku pas.

6. dalam hal izin hibah (model S-06 PR)

a) data identitas lengkap penerima hibah dan pemberi hibah;


b) data/identitas senjata api dan asal usul senjata api yang dihibahkan;
c) surat persetujuan dari pimpinan instansi Pemerintah dan proyek vital;
dan
d) foto copy buku pas.

7. dalam hal izin pemusnahan (model S-07 PR)

a) data senjata api/amunisi yang akan dimusnahkan dan alasan


pemusnahan;
b) foto copy izin senjata api/amunisi yang akan dimusnahkan,
rekomendasi dari instansi pimpinannya yang berwenang;
c) tempat lokasi pemusnahan;
d) tim pemusnahan; dan
e) surat pernyataan pemilik senjata api.

8. dalam hal izin Satpam khusus bagi Kedutaan (Model 08-PR)

a) permohonan dari pihak Kedutaan kepada pihak Deplu sekaligus


sebagai penanggungjawab;
b) permohonan clearing dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler
Direktur Fasilitas Diplomatik Deplu;
c) data senjata api yang akan diimport; dan
d) data kekuatan Satpam sebagai pemegang senjata api.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan (Model S-01 AP)

a) rekomendasi dari Kapolda; dan


b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

2. dalam . . . . .

14
2. dalam hal izin pengeluaran ( Model S-01 AP)
a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

3. dalam hal izin pembelian ( Model S-02 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

4. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

5. dalam hal izin pemindahan/mutasi ( Model S-06 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

6. dalam hal izin hibah ( Model S-06 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

7. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

8. dalam hal izin Satpam Kedutaan ( Model S-08 )

a) rekomendasi dari Kapolda; dan


b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Pasal 28

Permohonan izin senjata api dan amunisi untuk Satpam dan Polsus sebagaimana dimaksud
pada pasal 18 huruf i dan j ditujukan kepada Kapolda Kaltim, tembusan Kapolres setempat
dengan dilengkapi :

a. dalam hal izin Penguasaan pinjam pakai dan penggunaan (Model S-09 APR)
1. surat perintah tugas dari pimpinan Satpam/Polsus;
2. foto copy buku pas senjata api;
3. foto copy kartu tanda anggota Satpam/Polsus;
4. foto copy surat keterangan mahir menggunakan senjata api dari Lemdik Polri;
5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
6. surat keterangan tes psikologi dari Polri; dan
7. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 lembar dan
ukuran 2 X 3cm sebanyak 2 lembar.

b. dalam . . . . .
15
b. dalam hal izin pengangkutan (Model S-04 PR)
1. surat perintah tugas dari pimpinan Instansinya;
2. Data senjata api yang digunakan;
3. foto copy kartu penguasaan pinjam pakai dan penggunaan senjata api; dan
4. foto copy buku pas senjata api.

Paragraf 2
Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Bela Diri

Pasal 29

Permohonan izin senjata api perorangan peluru tajam untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 19 huruf a,b,c,d dan e melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan (Model S-01 PR)


a) identitas senjata api , amunisi yang dimohon;
b) asal Negara;
c) foto copy KTP;
d) surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); dan
e) surat keterangan Dokter.

2. dalam hal izin pembelian (Model S-02 PR)


a) data senjata api yang dimohon;
b) asal usul senjata api;
c) foto copy KTP;
d) surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); dan
e) surat keterangan Dokter.

3. dalam hal izin pemilikan (Model S-03 PR)


a) foto copy asal usul senjata api yang dimiliki;
b) identitas pemilik dan senjata api yang akan dimiliki;
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); dan
d) pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 2 lembar dan
ukuran 2 X 3 sebanyak 2 lembar.

4. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 PR)


a) data lengkap penerima dan pemberi hibah;
b) data senjata api yang dihibahkan;
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); dan
d) foto copy buku pas senjata api yang dihibahkan.

5. dalam . . . . .

16
5. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 PR)
a) data senjata api yang dimusnahkan dan alasan pemusnahan;
b) asal usul pemilikan senjata api; dan
c) surat pernyataan dari pemilik senjata api.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :
1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 P)
a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

2. dalam hal izin pembelian ( Model S-02 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

3. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

4. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

5. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Pasal 30

Permohonan izin khusus senjata api (IKHSA) bagi para pemilik senjata api untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 19 huruf f melalui proses :
a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim
U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :
1. foto copy surat izin pemilikan senjata api (buku pas);
2. foto copy KTP;
3. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); beserta kelengkapannya :
-isian/jawaban data quisioner
-sidik jari
4. surat keterangan Dokter;
5. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar dan ukuran
2 X 3 sebanyak 4 lembar;
6. daftar riwayat hidup; dan
7. Skep jabatan/SIUP Besar/Akte pendirian Perusahaan PT,CV, PD ( bagi CV
dan PD sebagai pemilik Perusahaan/Ketua organisasi ).

b. pemohon . . . . .
17
b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri
dengan melampirkan :

1. daftar riwayat hidup;


2. foto copy SIUP besar PT,CV;
3. foto copy Skep jabatan bagi pejabat Pemerintah/TNI/Polri;
4. foto copy KTP/KTA;
5. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar dan ukuran
2 X 3 sebanyak 4 lembar;
6. rekomendasi dari Kapolda; dan
7. foto copy sertifikat menembak, hasil psikotest dan test kesehatan.

Pasal 31

Permohonan izin pengadaan/pemasukan senjata peluru karet untuk beladiri sebagaimana


dimaksud pada pasal 20 huruf a Distributor mengajukan permohonan izin kepada Kapolri
U.p Kabaintelkam Polri dengan melampirkan :

a. data identitas calon pemohon / pengguna senjata peluru karet;


b. sertifikat hasil uji coba yang diterbitkan oleh Litbang Polri;
c. surat izin usaha pengadaan, penyediaan dan pendistribusian;
d. tanda keagenan/Surat keterangan dari pabrik pembuat;
e. sertifikat registrasi Pabean (SRP);
f. laporan realisasi penjualan dan sisa stock yang ada di gudang;
g. surat izin usaha perdagangan (SIUP); dan
h. angka pengenal importir umum ( API-U)

Pasal 32

Permohonan izin pemilikan dan penggunaan senjata peluru Karet untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 20 huruf b melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. surat keterangan lulus psikotest (Dinas Psikologi Polda atau Mabes Polri);
2. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
3. SIUP bagi pengusaha swasta;
4. foto copy Skep jabatan bagi pejabat Pemerintah/Anggota TNI/Polri;
5. foto copy KTP/KTA; dan
6. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 6 lembar.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :

1. rekomendasi dari Kapolda; dan


2. persyaratan lainnya sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Pasal 33 . . . . .
18
Pasal 33

Permohonan izin hibah senjata peluru Karet untuk beladiri sebagaimana dimaksud pada
pasal 20 huruf c melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, dengan melampirkan :

1. foto copy surat izin penggunaan senjata peluru karet;


2. foto copy KTP;
3. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 3 lembar;
4. surat keterangan hasil cek phisik senjata peluru karet;
5. buku Pas yang telah dilegalisir; dan
6. surat keterangan hasil psikotest.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :

1. rekomendasi dari Kapolda;


2. surat keterangan hasil Psikotest;
3. SKCK;
4. surat pernyataan hibah;
5. foto copi SIUP bagi pengusaha swasta;
6. foto copy Skep jabatan bagi pejabat pemerintah/TNI/Polri;
7. foto copy KTP/KTA; dan
8. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 4 lembar.

Pasal 34

Permohonan izin pengadaan/pemasukan Senjata peluru Gas untuk beladiri sebagaimana


dimaksud pada pasal 21 huruf a distributor mengajukan permohonan izin kepada Kapolri
U.p Kabaintelkam Polri dengan melampirkan :

a. data identitas calon pemohon / pengguna senjata peluru gas;


b. sertifikat hasil uji coba yang diterbitkan oleh Litbang Polri;
c. surat izin usaha pengadaan, penyediaan dan pendistribusian;
d. tanda keagenan/surat keterangan dari pabrik pembuat;
e. sertifikat registrasi pabean (SRP);
f. laporan realisasi penjualan dan sisa stock yang ada di gudang;
g. surat izin usaha perdagangan (SIUP); dan
h. angka pengenal importir umum ( API-U).

Pasal 35 . . . . .

19
Pasal 35

Permohonan izin pemilikan dan penggunaan senjata peluru Gas untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf b melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. foto copy KTP;


2. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
3. foto copy SIUP / surat keterangan jabatan bagi pemohon pejabat swasta;
4. foto copy Skep jabatan bagi pemohon pejabat pemerintah/anggota TNI/Polri;
dan
5. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 6 lembar.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :

1. rekomendasi dari Kapolda; dan


2. persyaratan lainnya sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Pasal 36

Permohonan izin hibah senjata peluru gas untuk beladiri sebagaimana dimaksud pada
pasal 21 huruf c melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, dengan melampirkan :

1. foto copy KTP;


2. SKCK;
3. cek phisik senjata peluru gas;
4. foto copy buku Pas yang telah dilegalisir;
5. foto copy kartu SIPPG; dan
6. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 3 lembar.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri


dengan melampirkan :

1. rekomendasi dari Kapolda; dan


2. kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Paragraf 3 . . . . .

20
Paragraf 3
Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Koleksi

Pasal 37

Permohonan izin senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 22 huruf a melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. foto copy asal usul senjata api yang dimiliki;


2. Identitas pemilik dan senjata api yang dimiliki;
3. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); dan
4. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 2 lembar dan ukuran
2 X 3 sebanyak 2 lembar.

b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri.


1. rekomendasi dari Kapolda; dan
2. kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

Pasal 38

Permohonan izin senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 22 huruf b,c,d dan e melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemindahan/mutasi ( Model S-04 PR)


a) foto copy buku pas; dan
b) persyaratan alasan kepindahan.

2. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 PR)


a) data/identitas senjata api dan asal usul senjata api yang dihibahkan;
b) data lengkap pemberi/penerima hibah; dan
c) foto copy buku pas.

3. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 PR)


a) data/identitas senjata api yang akan dimusnahkan dan asal usul senjata
api; dan
b) surat pernyataan pemilik senjata api.

4. dalam . . . . .

21
4. dalam hal izin penyimpanan ( Model S-05 PR)
a) foto copy izinm pemilikan (buku pas);
b) foto copy KTP; dan
c) surat pernyataan bahwa senjata api yang akan disimpan sudah tidak
berfungsi lagi dan tidak akan dilakukan modifikasi.

b. mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri dengan


melampirkan :

1. dalam hal izin pemindahan/mutasi ( Model S-04 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

2. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

3. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 P)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

4. dalam hal izin penyimpanan ( Model S-05 P)

a) rekomendasi dari Kapolda;


b) foto copy izin pemilikan (buku pas);dan
c) foto copy KTP.

Paragraf 4
Senjata Api perorangan
untuk kepentingan olahraga

Pasal 39

Permohonan izin senjata api perorangan untuk olahraga (menembak sasaran/target,


menembak reaksi dan olahraga berburu) sebagaimana dimaksud pada pasal 23 huruf
a,b,c,d,e,f dan g pemohon diwajibkan :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 PR)


a) data/Identitas senjata api , amunisi yang dimohon;
b) rencana pendistribusian;
c) maksud dan tujuan penggunaan senjata api/amunisi; dan
d) data/identitas senjata api/amunisi yang telah dimiliki oleh pemohon.

2. dalam . . . . .

22
2. dalam hal izin pengeluaran/Eksport/Re-Eksport (pertandingan di/dari luar
Negeri) ( Model 01 PR)
a) data nama peserta serta senjata api yang dimohonkan;
b) jadwal/acara pertandingan serta jenis-jenis yang dipertandingkan;dan
c) berita acara pengeluaran senjata api yang diketahui oleh kepala
gudang dan Polri setempat.

3. dalam hal izin pembelian ( Model S-02 PR)


a) rekomendasi PB Perbakin;
b) surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
c) rencana penggunaan;
d) data/identitas senjata api/amunisi yang telah dimiliki oleh pemohon;
e) surat keterangan dokter;
f) foto copy tanda anggota Perbakin; dan
g) foto copy KTP.

4. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 PR)


a) data senjata api dan amunisi yang akan dimusnahkan;
b) foto copy izin senjata api dan amunisi yang akan dimusnahkan;
c) tempat/lokasi pemusnahan; dan
d) surat pernyataan dari pemilik senjata api.

5. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 PR)


a) foto copy asal usul senjata api;
b) surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
c) pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 2 lembar dan
ukuran 2 X 3 sebanyak 2 lembar; dan
d) foto copy KTP pemohon.

6. dalam hal izin pemindahan/mutasi ( Model S-06 PR)


a) foto copy buku pas;
b) tanda bukti penyerahan/penitipan dari Polda/Kodam setempat;
c) pernyataan alasan pindah/identitas pemohon; dan
d) asal usul senjata api dan latar belakang pemilikan senjata api.

7. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 PR)


a) data lengkap penerima dan pemberi hibah;
b) data/identitas senjata api dan asal usul senjata api yang dihibahkan;
c) surat persetujuan dari Pengda Perbakin yang menyatakan bahwa
senjata tersebut peruntukannya untuk olahraga;
d) data/identitas senjata api yang telah dimiliki oleh pemohon;
e) tanda kemahiran menembak penerima hibah dari Pengda perbakin/KTA
perbakin; dan
f) foto copy buku pas.

b. pemohon . . . . .

23
b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri
dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 AP)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

2. dalam hal izin pengeluaran/pertandingan ( Model S-01 AP)


a) rekomendasi dari Kapolda;
b) rekomendasi Ketua Pengda Perbakin setempat (pertandingan dalam
Negeri);
c) rekomendasi Ketua Koni Pusat/PB Perbakin (pertandingan di luar
Negeri); dan
d) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

3. dalam hal izin pembelian ( Model S-02 P )


a) rekomendasi Kapolda dan Ketua Pengda Perbakin setempat; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

4. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 PR)


a) rekomendsi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

5. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 PR)


a) rekomendasi dari Kapolda dan Ketua Pengda Perbakin setempat;
b) izin pemilikan (buku Pas) yang sudah diproses di Polda; dan
c) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

6. dalam hal izin pemindahan/mutasi ( Model S-06 PR)


a) rekomendasi dari Kapolda dan Ketua Pengda Perbakin setempat; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

7. dalam hal izin penghibahan ( Model S-06 PR)


a) rekomendasi dari Kapolda dan Ketua Pengda Perbakin setempat; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.

8. dalam hal izin penyimpanan ( Model S-06 P)


a) permohonan dari pemilik senjata api;
b) rekomendasi dari Pengda Perbakin;
c) identitas senjata api yang akan disimpan;
d) diberikan kepada atlet yang berprestasi; dan
e) surat izin penggunaan yang diterbitkan oleh Polda.

Pasal 40 . . . . .
24

Pasal 40

Permohonan izin penggunaan senjata api bagi anggota Perbakin untuk kepentingan
olahraga menembak sasaran, menembak reaksi dan olahraga berburu sebagaimana
dimaksud pada pasal 23 huruf h meliputi :

a. pelaksanaan berburu dalam satu wilayah Polda


1. permohonan izin ditujukan kepada Kapolda; dan
2. surat izin yang dikeluarkan sudah melekat didalamnya izin pengangkutan.

b. pelaksanaan berburu di beberapa wilayah Polda


1. Permohonan diajukan kepada Kapolda c.q Direktur Intelkam apabila
memenuhi syarat dikeluarkan Rekomendasi
2. izin penggunaan senjata api diterbitkan oleh Baintelkam Polri.
3. surat izin yang dikeluarkan sudah melekat didalamnya izin pengangkutan

c. pelaksanaan safari berburu


1. Permohonan diajukan kepada Kapolri u.p Kabaintelkam Polri.
2. izin penggunaan senjata api diterbitkan oleh Baintelkam Polri.
3. surat izin yang dikeluarkan sudah melekat didalamnya izin pengangkutan.

Pasal 41

Permohonan izin penggunaan senjata api untuk berburu dalam satu wilayah Hukum Polda
dan beberapa wilayah hukum Polda sebagaimana dimaksud pada pasal 40 huruf a dan b
dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut :

a. rekomendasi Ketua Pengda Perbakin;


b. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
c. foto copy buku Pas yang masih berlaku/telah didaftarkan ulang di Polda setempat;
d. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm = 2 lembar;
e. data senjata api yang digunakan;
f. khusus untuk olahraga menembak sasaran/target/tembak reaksi (combat)
melampirkan jadwal latihan/pertandingan; dan
g. khusus untuk berburu melampirkan surat undangan dari Pemda lokasi berburu.

Pasal 42

Permohonan izin penggunaan senjata api untuk safari berburu sebagaimana dimaksud
pada pasal 40 huruf c dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut :

a. rekomendasi PB Perbakin;
b. surat undangan dari Pemda lokasi berburu;
c. data senjata api yang digunakan dan daftar peserta;
d. surat izin berburu dari Karo Polsus PPNS Bimmas Polri; dan
e. foto copy buku Pas yang masih berlaku/telah didaftarkan ulang di Polda setempat.

Paragraf 6 . . . . .
25

Paragraf 6
Senjata Api untuk kelengkapan Kapal
Patroli KPLP dan Bea Cukai

Pasal 43

Proses izin senjata api, amunisi untuk kelengkapan Kapal Patroli KPLP dan Bea Cukai
disamakan dengan proses izin senjata api, amunisi untuk kepentingan Satpam dan Polsus
sebagaimana dimaksud pada pasal 27 dan 28.

Paragraf 7
Senjata Api untuk kepentingan penelitian Ilmiah

Pasal 44

Permohonan izin senjata api dan amunisi untuk kepentingan penelitian ilmiah sebagaimana
dimaksud pada pasal 25 huruf a, b, c, dan d melalui proses :

a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim


U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 APR)


a) identitas senjata api, amunisi yang dimohon;
b) asal negara; dan
c) rekomendasi dari Pimpinan Instansi.

2. dalam hal izin pengeluaran (Model S-01 APR)


a) data/identitas senjata api;
b) asal usul senjata api;
c) foto copy surat izin senjata api; dan
d) alasan/maksud pengeluaran.

3. dalam hal izin pemilikan ( Model S-04 PR)


a) fotocopy asal ususl senjata api;
b) identitas pemilik dan senjata api yang akan dimiliki;
c) pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 lembar
dan ukuran 2 X 3 sebanyak 2 lembar; dan
d) foto copy KTP pemohon.

4. dalam hal izin pemusnahan (model S-07 PR)


a) data senjata api/amunisi yang akan dimusnahkan; dan
b) surat pernyataan pemilik senjata api.

b. mengajukan . . . . .
26
b. mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri dengan
melampirkan :

1. dalam hal izin pemasukan ( Model S-01 AP)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke Kapolda.

2. dalam hal izin pengeluaran (Model S-01 AP)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke
Kapolda.

3. dalam hal izin pemilikan ( Model S-04 PR)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke
Kapolda.

4. dalam hal izin pemusnahan (model S-07 PR)


a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan Rekomendasi ke
Kapolda.

Pasal 45

Permohonan izin penggunaan senjata api dan amunisi untuk kepentingan penelitian ilmiah
sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf e pemohon diwajibkan mengajukan
permohonan kepada Kapolda Kaltim U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat
dengan melampirkan :

a. foto copy buku pas;


b. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 lembar; dan
b. data senjata api yang digunakan.

Paragraf 8
Peralatan Keamanan
yang digolongkan Senjata Api

Pasal 46

Perizinan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api sebagaimana dimaksud pada
pasal 16 dan 17 meliputi :

a. untuk impor/pengadaan peralatan keamanan hanya dilaksanakan oleh badan usaha


yang telah ditunjuk oleh Kapolri.

b. untuk . . . . .
27

b. untuk pemilikan dan penggunaan hanya diizinkan kepada pejabat


pemerintah/swasta, TNI/Polri dan Purnawirawan TNI/Polri tertentu secara selektif.
c. untuk senjata Kejutan Listrik dan semprotan Gas dilengkapi SIPPSG (Surat Izin
Pemilikan dan Penggunaan Semprotan Gas) dan untuk Air Tasser dilengkapi SIPPA
(Surat Izin Pemilikan dan Penggunaan Air Tasser) dan izin dikeluarkan oleh
Baintelkam Polri.
d. izin pemilikan dan penggunaan senjata panah bukan untuk olahraga dikeluarkan oleh
Baintelkam Polri dan Rekomendasi dari Kapolda.
e. izin pemilikan dan penggunaan senjata angin genggam kaliber 4,5 mm jenis
Revolver/pistol hanya diberikan kepada anggota Perbakin/Petembak pemula, izin
dikeluarkan oleh Baintelkam Polri dan Rekomendasi dari Kapolda.
f. bagi perorangan yang saat ini memiliki senapan angin kaliber 4,5 mm yang belum
dilengkapi izin dari Kapolsek harus mendaftarkan senapan anginnya ke Kapolsek
setempat dan Kapolsek mengeluarkan Surat Keterangan.
g. bagi perorangan yang akan membeli senapan angin kaliber 4,5 mm harus
mengajukan permohonan izin untuk membeli dan menggunakan senapan angin
kepada Kapolsek setempat dan bila memenuhi syarat Kapolsek mengeluarkan Surat
Keterangan.
h. penjual senapan angin kaliber 4,5 mm harus ada izin dari Kapolres setempat.
i. senjata mainan/menyerupai senjata api hanya diperuntukan olahraga menembak
target, izin penggunaan dan pemilikannya dikeluarkan oleh Kabid Yanmin Baintelkam
Polri dan dapat disimpan dirumah dengan surat izin penyimpanan dari Polda
setempat.

BAB IV
KEWENANGAN PENGELUARAN IZIN,
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Paragraf 1
Kesatuan dan Pejabat yang Berwenang
Mengeluarkan Izin, Rekomendasi dan Surat Keterangan
Untuk Senjata Api Non Organik TNI/Polri

Pasal 47

Izin untuk senjata api / amunisi yang dikeluarkan Mabes Polri meliputi :

a. izin pemasukan, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
b. izin pengeluaran, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
c. izin penggunaan Senjata Api baru untuk bela diri (IKHSA) ditanda tangani oleh
Kapolri dan tidak didelegasikan;
d. izin penyimpanan untuk koleksi, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama
Kapolri;
e. izin pemusnahan, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
f. izin pembuatan/produksi, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;

g. izin . . . . .
28

g. izin penggunaan Senjata Api untuk bela diri (IKHSA) perpanjangan ditanda tangani
oleh Kabaintelkam Polri;
h. izin penghibahan Senjata Api untuk bela diri (IKHSA) ditanda tangani oleh Kapolri
dan tidak didelegasikan;
i. izin penghibahan Senjata Api untuk olahraga ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri
atas nama Kapolri;
j. izin kepemilikan buku Pas senjata api, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas
nama Kapolri;
k. izin pembaharuan buku Pas senjata api, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri;
l. izin penggunaan senjata peluru karet (SIPSPK) baru, ditanda tangani oleh
Kabaintelkam Polri;
m. izin penggunaan senjata peluru karet (SIPSPK) perpanjangan, ditanda tangani oleh
Kabaintelkam Polri;
n. izin penghibahan senjata peluru karet (SIPSPK), ditanda tangani oleh Kabaintelkam
Polri;
o. izin penggunaan senjata peluru Gas (SIPSPG) baru , ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
p. izin penggunaan senjata peluru Gas (SIPSPG) perpanjangan, ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
q. izin penghibahan senjata peluru Gas (SIPSPG), ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
r. izin kepemilikan dan penggunaan semprotan gas, pistol angin, alat kejut listrik dan
senjata mainan/menyerupai senjata api ditandatangani oleh Kabid Yanmin
Baintelkam Polri;
s. izin penggunaan Senjata Api utnuk olahraga safari berburu / berburu antar Polda
ditandatangani oleh Kabaintelkam Polri atasnama Kapolri; dan
t. izin Penggunaan / membawa keluar wilayah dalam 2 (dua) wilayah Hukum Polda
ditandatangani Kabaintelkam Polri.

Pasal 48

Izin untuk senjata api / amunisi yang dikeluarkan Polda meliputi :

a. izin penguasaan pinjam pakai dan penggunaan senjata api ( Kartu Kuning) untuk
Satpam/Polsus ditandatangani oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda;
b. izin angkut / penggunaan senjata api, amunisi dalam satu wilayah Polda
ditandatangani oleh oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda;
c. izin penyimpanan senjata api di rumah tanpa amunisi untuk latihan tembak kering
bagi anggota Perbakin berprestasi, surat izinnya ditandatangani Direktur Intelkam
atas nama Kapolda;
d. izin penggunaan dan pemilikan untuk senapan angin peruntukan olahraga diterbitkan
oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda.

Pasal 49 . . . . .

29
Pasal 49
Izin senapan angin kaliber 4,5 mm yang dikeluarkan oleh Polres meliputi :
a. izin penjualan senapan angin kaliber 4,5 mm ditanda tangani oleh Kapolres; dan
b. surat keterangan penggunaan dan pemilikan diterbitkan oleh Kapolsek.
Pasal 50
Surat Rekomendasi dikeluarkan oleh Polda dari hasil penelitian permohonan dan
memperhatikan surat saran dari Polres, kecuali untuk izin penguasaan pinjam pakai dan
penggunaan, izin angkut dalam satu wilayah Polda dan izin penyimpanan di rumah
rekomendasinya dikeluarkan oleh Polres.

Pasal 51
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Polda ditanda tangani oleh Kapolda/Wakapolda dan
dalam keadaan tertentu kewenangan penandatanganan dapat dilimpahkan kepada Direktur
Intelkam Polda dan Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Polres ditanda tangani oleh
Kapolres.
Pasal 52

Polres mengeluarkan surat saran berdasarkan surat keterangan/laporan hasil pengecekan


di lapangan oleh Polsek setempat dan surat saran ditandatangani oleh Kapolres.
Pasal 53

Polsek mengeluarkan surat keterangan berdasarkan hasil pengecekan dilapangan dan


Surat Keterangan ditandatangani oleh Kapolsek.

Paragraf 2
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 54

pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pelayanan senjata api Non Organik TNI/Polri
di tingkat Polda, Polres dan Polsek jajaran Polda Kaltim dilakukan sebagai berikut:
a. Sebelum dan sesudah diterbitkan izin senjata api Polda Kaltim dan jajarannya
melaksanakan pendataan, penelitian, pengecekan dilapangan, pengamanan,
penyelidikan dan apabila ada pelanggaran atau penyalahgunaan izin dilaksanakan
penyidikan.
b. Direktur Intelijen Keamanan Polda Kaltim melaksanakan pengawasan dan
pengendalian terhadap Kasi Yanmin selaku unsur pelayanan administrasi senjata
api non Organik TNI/Polri dan secara berjenjang Kasi Yanmin mengawasi dan
mengendalikan seluruh unsur-unsur pelaksanaan tugas yang berada dibawah tugas
dan tanggung jawabnya.
c. Direktur Intelijen Keamanan Polda Kaltim melaksanakan pengawasan, pengendalian
dan pengamanan senjata api non organik TNI/Polri di lapangan melalui unit-unit
Operasional Intelijen.

d.Kapolres/Ta . . . . .
30
d. Kapolres/Ta jajaran Polda Kaltim melaksanakan pengawasan dan pengendalian
terhadap Kasat Intelkam dan para Kapolsek dijajarannya dan secara berjenjang
Kasat Intekam dan para Kapolsek mengawasi dan mengendalikan seluruh unsur-
unsur pelaksanaan tugas yang berada dibawah tugas dan tanggung jawabnya.
e. Direktur Intelkam Polda Kaltim selaku pembina fungsi Intelkam di jajaran Polda
Kaltim dapat melakukan supervisi, analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan dan penerbitan izin senjata api non organik TNI/Polri di jajaran Polda
Kaltim.
f. Pengawasan dan pengendalian dilakukan secara periodik dan insidentil disesuaikan
dengan kebutuhan masingmasing Kesatuan.

BAB V
PELAPORAN
Pasal 55

Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pengendalian dan pengamanan senjata api non


organik TNI/Polri dilaporkan secara periodik dan insidentil ( apabila terdapat
penyalahgunaan atau pelanggaran atau temuan ) secara berjenjang kepada Kesatuan Polri
atasan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Peraturan Direktur Intelkam Polda Kaltim ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Paraf : Ditetapkan di Balikpapan


1. Kabidkum : pada tanggal April 2012
2. Kasetum :
DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN POLDA KALTIM,
3. Wakapolda :

Drs. JUHARTANA, M.Si


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 62010947
Disahkan di Balikpapan
pada tanggal April 2012
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR,
{{{
BERITA, ........

Drs. BAMBANG WIDARYATMO


INSPEKTUR JENDERAL POLISI

REGISTRASI SETUM POLDA KALTIM NOMOR : TAHUN 2012

Anda mungkin juga menyukai