TENTANG
TENTANG
d. bahwa . . . . .
2
MEMUTUSKAN :
BAB I . . . . .
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
9. Izin Khusus Senjata Api ( IKHSA ) adalah izin yang diberikan secara khusus bagi
pemilik senjata api peluru tajam perorangan untuk beladiri.
10. Senjata . . . . .
4
10. Senjata Api adalah senjata yang mampu melepaskan keluar, satu atau sejumlah
proyektil dengan bantuan bahan peledak.
11. Senjata Api Non Organik TNI/ Polri adalah senjata api milik pribadi/ instansi
pemerintah/ provit yang bukan organik TNI/ Polri.
Pasal 2
Pasal 3
a. profesional, yaitu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Direktorat
Intelkam Polda kaltim sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki;
b. prosedural, yaitu hubungan kerja dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan mekanisme, tata
cara, kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku di lingkungan Direktorat Intelkam Polda
Kaltim;
c. akuntabel, yaitu dalam pelaksanaan penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api
organik TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dapat dipertanggungjawabkan sesuai
perundang undangan;
d. transparan, yaitu proses penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api organik
TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dilaksanakan secara terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti; dan
e. efektif dan efisien, yaitu proses penerbitan Surat ijin dan Surat Rekomendasi senjata api
organik TNI/Polri dan Bahan peledak komersial dilakukan secara cepat, tepat dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
BAB II . . . . .
5
BAB II
Bagian Kesatu
Senjata Api Instansi Pemerintah, Proyek Vital,
Perusahaan swasta Nasional dan
Kantor Kedubes Asing tertentu di Indonesia
Paragraf 1
Senjata Api untuk Satpam
(Satuan Pengamanan)
Pasal 4
Instansi Pemerintah, Proyek Vital, Perusahaan Nasional dan Kantor Kedubes Asing
tertentu di wilayah RI yang dapat memiliki dan menggunakan senjata api dan amunisi
untuk kepentingan Satpam adalah yang mempunyai sifat dan lingkup tugas serta
resiko dari gangguan keamanan di lingkungan/kawasan kerjanya yang vital/penting.
Paragraf 2
Senjata Api untuk Polsus
(Kepolisian Khusus)
Pasal 5
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang oleh atau atas kuasa Undang-Undang
diberi wewenang Kepolisian terbatas dapat memiliki dan menggunakan senjata api
dan amunisi untuk melaksanakan dan menegakan suatu ketentuan perundang-
undangan khusus.
Bagian Kedua
Senjata Api Perorangan
Paragraf 1
Senjata Api untuk Keperluan Beladiri
Pasal 6
Perorangan/Pejabat dapat diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api untuk
kepentingan beladiri, senjata api yang diizinkan meliputi :
Pasal 7 . . . . .
6
Pasal 7
Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru tajam sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf a adalah :
b. pejabat swasta :
1. Presiden Komisaris;
2. Komisaris;
3. Presiden Direktur;
4. Direktur/Direktur Utama; dan
5. Direktur Keuangan.
c. anggota TNI/Polri :
1. Perwira Tinggi; dan
2. Pamen serendah-rendahnya berpangkat Mayor/Kompol.
d. profesi :
1. Pengacara senior dengan Skep Menteri Kehakiman / Pengadilan; dan
2. Dokter praktek dengan Skep dari Menteri Kesehatan atau Departemen
Kesehatan.
Pasal 8
Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru karet sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf b adalah :
b. pejabat swasta :
1) Presiden Komisaris;
2) Komisaris;
3) Direktur Utama;
4) Direktur Keuangan;
5) Direktur Bank/PT/CV/PD;
6) Pimpinan perusahaan / organisasi / pedagang emas (sebagai pemilik ); dan
7) Manager dengan SIUP Tbk / Akte pendirian Perusahaan PT, CV, PD.
c. anggota . . . . .
7
c. anggota TNI/Polri serendah rendahnya berpangkat Letnan Dua (Letda) / Inspektur
Polisi Dua ( Ipda ).
d. profesi :
Pasal 9
Perorangan atau Pejabat yang diberikan izin untuk memiliki dan menggunakan senjata api
peluru gas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 huruf c adalah :
a. pejabat pemerintah :
1) lurah; dan
2) Instansi Pemerintah serendah-rendahnya golongan III-A.
b. pejabat Swasta :
1) bendaharawan / kasir; dan
2) tokoh masyarakat.
d. profesi :
1) Pengacara dengan Skep Menteri Kehakiman / Pengadilan; dan
2) Dokter praktek dengan Skep dari Menteri Kesehatan atau Departemen
Kesehatan.
Paragraf 2
Senjata Api Koleksi
Pasal 10
Perorangan pribadi yang dapat diberikan izin senjata api untuk kepentingan koleksi, yaitu
pejabat tinggi Negara/swasta tertentu karena fungsi dan tugasnya menyangkut kegiatan
demi negara dan bangsa dan atau demi kepentingan masyarakat banyak.
Paragraf 3
Senjata Api untuk Keperluan Olahraga
Pasal 11
olahragawan/atlet penembak dapat diberikan izin senjata api dan amunisi untuk keperluan
olahraga, sebelum diberikan izin kepada yang bersangkutan diwajibkan menjadi anggota
Perbakin.
Pasal 12 . . . . .
8
Pasal 12
Paragraf 4
Senjata Api untuk Keperluan Kapal Patroli
Pasal 13
Kapal-Kapal laut dari Ditjen Perhubungan Laut c.q. KPLP dan Ditjen Bea Cukai c.q. P2
dapat diberikan izin untuk menguasai atau menggunakan senjata api dalam rangka
menunjang pelaksanaan penegakan suatu perundang-undangan khusus.
Pasal 14
Senjata api dan amunisi sebagaimana dimaksud pada pasal 13 merupakan perlengkapan
kapal-kapal yang dipertanggungjawabkan kepada Nahkoda.
Paragraf 5
Senjata Api untuk Kepentingan Penelitian Ilmiah
Pasal 15
Paragraf 6
Peralatan Keamanan yang Digolongkan
Sebagai Senjata Api
Pasal 16
Pasal 17 . . . . .
9
Pasal 17
BAB III
Pasal 18
Jenis perizinan Senjata api untuk Satuan Pengamanan (Satpam) dan Polsus
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 dan 5 antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran;
c. izin pembelian;
d. izin pemilikan;
e. izin pemindahan/mutasi/pengangkutan;
f. izin hibah;
g. izin pemusnahan;
h. izin Satpam khusus bagi Kedutaan;
i. izin penguasaan pinjam pakai dan penggunaan; dan
j. izin pengangkutan.
Paragraf 2 . . . . .
10
Paragraf 2
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Beladiri
Pasal 19
Jenis perizinan Senjata api Perorangan peluru tajam untuk Beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf a antara lain :
Pasal 20
Jenis perizinan senjata api perorangan peluru karet untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf b antara lain :
Pasal 21
Jenis perizinan senjata api perorangan peluru gas untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf c antara lain :
Paragraf 3
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Koleksi
Pasal 22
Jenis perizinan senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 10 antara lain :
a. izin pemilikan;
b. izin penyimpanan;
c. izin pengangkutan (mutasi);
d. izin penghibahan; dan
e. izin pemusnahan.
Paragraf 4 . . . . . .
11
Paragraf 4
Perizinan Senjata Api Perorangan
untuk Keperluan Olahraga
Pasal 23
Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 11
antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran/ekspor;
c. izin pembelian;
d. izin pemilikan;
e. izin penyimpanan;
f. izin pemindahan/mutasi;
g. izin Penghibahan; dan
h. izin penggunaan.
Paragraf 5
Perizinan Senjata Api
untuk Kelengkapan Kapal patroli
Pasal 24
Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 13
antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pembelian;
c. izin penguasaan pinjam pakai;
d. izin pemilikan;
e. izin pemindahan;
f. izin Penghibahan;
g. izin penyimpanan; dan
h. izin pemusnahan.
Paragraf 6
Perizinan Senjata Api
untuk Kepentingan Penelitian Ilmiah
Pasal 25
Jenis perizinan senjata api untuk keperluan olahraga sebagaimana dimaksud pada pasal 15
antara lain :
a. izin pemasukan;
b. izin pengeluaran;
c. izin pemilikan;
d. izin pemusnahan; dan
e. izin penggunaan.
Paragraf 7 . . . . .
12
Paragraf 7
Perizinan Peralatan Keamanan
yang Digolongkan Senjata Api
Pasal 26
Jenis perizinan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api sebagaimana dimaksud
pada pasal 16 antara lain :
a. izin import/pengadaan; dan
b. izin pemilikan dan penggunaan.
Bagian Kedua
Prosedur dan Proses Perizinan
Paragraf 1
Senjata Api untuk Satpam dan Polsus
Pasal 27
izin senjata api dan amunisi untuk Satpam dan Polsus sebagaimana dimaksud pada pasal
18 huruf a,b,c,d,e,f,g dan h melalui proses :
4. dalam . . . . .
13
4. dalam hal izin pemilikan ( Model S-03 PR)
2. dalam . . . . .
14
2. dalam hal izin pengeluaran ( Model S-01 AP)
a) rekomendasi dari Kapolda; dan
b) kelengkapan lain sebagaimana permohonan rekomendasi ke Kapolda.
Pasal 28
Permohonan izin senjata api dan amunisi untuk Satpam dan Polsus sebagaimana dimaksud
pada pasal 18 huruf i dan j ditujukan kepada Kapolda Kaltim, tembusan Kapolres setempat
dengan dilengkapi :
a. dalam hal izin Penguasaan pinjam pakai dan penggunaan (Model S-09 APR)
1. surat perintah tugas dari pimpinan Satpam/Polsus;
2. foto copy buku pas senjata api;
3. foto copy kartu tanda anggota Satpam/Polsus;
4. foto copy surat keterangan mahir menggunakan senjata api dari Lemdik Polri;
5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
6. surat keterangan tes psikologi dari Polri; dan
7. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 lembar dan
ukuran 2 X 3cm sebanyak 2 lembar.
b. dalam . . . . .
15
b. dalam hal izin pengangkutan (Model S-04 PR)
1. surat perintah tugas dari pimpinan Instansinya;
2. Data senjata api yang digunakan;
3. foto copy kartu penguasaan pinjam pakai dan penggunaan senjata api; dan
4. foto copy buku pas senjata api.
Paragraf 2
Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Bela Diri
Pasal 29
Permohonan izin senjata api perorangan peluru tajam untuk beladiri sebagaimana dimaksud
pada pasal 19 huruf a,b,c,d dan e melalui proses :
5. dalam . . . . .
16
5. dalam hal izin pemusnahan ( Model S-07 PR)
a) data senjata api yang dimusnahkan dan alasan pemusnahan;
b) asal usul pemilikan senjata api; dan
c) surat pernyataan dari pemilik senjata api.
Pasal 30
Permohonan izin khusus senjata api (IKHSA) bagi para pemilik senjata api untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 19 huruf f melalui proses :
a. pemohon mengajukan permohonan Rekomendasi ditujukan kepada Kapolda Kaltim
U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat dengan melampirkan :
1. foto copy surat izin pemilikan senjata api (buku pas);
2. foto copy KTP;
3. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK); beserta kelengkapannya :
-isian/jawaban data quisioner
-sidik jari
4. surat keterangan Dokter;
5. pas photo berwarna dasar merah ukuran 4 X 6 sebanyak 4 lembar dan ukuran
2 X 3 sebanyak 4 lembar;
6. daftar riwayat hidup; dan
7. Skep jabatan/SIUP Besar/Akte pendirian Perusahaan PT,CV, PD ( bagi CV
dan PD sebagai pemilik Perusahaan/Ketua organisasi ).
b. pemohon . . . . .
17
b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri
dengan melampirkan :
Pasal 31
Pasal 32
Permohonan izin pemilikan dan penggunaan senjata peluru Karet untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 20 huruf b melalui proses :
1. surat keterangan lulus psikotest (Dinas Psikologi Polda atau Mabes Polri);
2. surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK);
3. SIUP bagi pengusaha swasta;
4. foto copy Skep jabatan bagi pejabat Pemerintah/Anggota TNI/Polri;
5. foto copy KTP/KTA; dan
6. pas photo berwarna dasar merah ukuran 2 X 3 sebanyak 6 lembar.
Pasal 33 . . . . .
18
Pasal 33
Permohonan izin hibah senjata peluru Karet untuk beladiri sebagaimana dimaksud pada
pasal 20 huruf c melalui proses :
Pasal 34
Pasal 35 . . . . .
19
Pasal 35
Permohonan izin pemilikan dan penggunaan senjata peluru Gas untuk beladiri
sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf b melalui proses :
Pasal 36
Permohonan izin hibah senjata peluru gas untuk beladiri sebagaimana dimaksud pada
pasal 21 huruf c melalui proses :
Paragraf 3 . . . . .
20
Paragraf 3
Senjata Api Perorangan
untuk Kepentingan Koleksi
Pasal 37
Permohonan izin senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 22 huruf a melalui proses :
Pasal 38
Permohonan izin senjata api perorangan untuk kepentingan koleksi sebagaimana dimaksud
pada pasal 22 huruf b,c,d dan e melalui proses :
4. dalam . . . . .
21
4. dalam hal izin penyimpanan ( Model S-05 PR)
a) foto copy izinm pemilikan (buku pas);
b) foto copy KTP; dan
c) surat pernyataan bahwa senjata api yang akan disimpan sudah tidak
berfungsi lagi dan tidak akan dilakukan modifikasi.
Paragraf 4
Senjata Api perorangan
untuk kepentingan olahraga
Pasal 39
2. dalam . . . . .
22
2. dalam hal izin pengeluaran/Eksport/Re-Eksport (pertandingan di/dari luar
Negeri) ( Model 01 PR)
a) data nama peserta serta senjata api yang dimohonkan;
b) jadwal/acara pertandingan serta jenis-jenis yang dipertandingkan;dan
c) berita acara pengeluaran senjata api yang diketahui oleh kepala
gudang dan Polri setempat.
b. pemohon . . . . .
23
b. pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri
dengan melampirkan :
Pasal 40 . . . . .
24
Pasal 40
Permohonan izin penggunaan senjata api bagi anggota Perbakin untuk kepentingan
olahraga menembak sasaran, menembak reaksi dan olahraga berburu sebagaimana
dimaksud pada pasal 23 huruf h meliputi :
Pasal 41
Permohonan izin penggunaan senjata api untuk berburu dalam satu wilayah Hukum Polda
dan beberapa wilayah hukum Polda sebagaimana dimaksud pada pasal 40 huruf a dan b
dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut :
Pasal 42
Permohonan izin penggunaan senjata api untuk safari berburu sebagaimana dimaksud
pada pasal 40 huruf c dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut :
a. rekomendasi PB Perbakin;
b. surat undangan dari Pemda lokasi berburu;
c. data senjata api yang digunakan dan daftar peserta;
d. surat izin berburu dari Karo Polsus PPNS Bimmas Polri; dan
e. foto copy buku Pas yang masih berlaku/telah didaftarkan ulang di Polda setempat.
Paragraf 6 . . . . .
25
Paragraf 6
Senjata Api untuk kelengkapan Kapal
Patroli KPLP dan Bea Cukai
Pasal 43
Proses izin senjata api, amunisi untuk kelengkapan Kapal Patroli KPLP dan Bea Cukai
disamakan dengan proses izin senjata api, amunisi untuk kepentingan Satpam dan Polsus
sebagaimana dimaksud pada pasal 27 dan 28.
Paragraf 7
Senjata Api untuk kepentingan penelitian Ilmiah
Pasal 44
Permohonan izin senjata api dan amunisi untuk kepentingan penelitian ilmiah sebagaimana
dimaksud pada pasal 25 huruf a, b, c, dan d melalui proses :
b. mengajukan . . . . .
26
b. mengajukan permohonan izin kepada Kapolri U.p Kabaintelkam Polri dengan
melampirkan :
Pasal 45
Permohonan izin penggunaan senjata api dan amunisi untuk kepentingan penelitian ilmiah
sebagaimana dimaksud pada pasal 25 huruf e pemohon diwajibkan mengajukan
permohonan kepada Kapolda Kaltim U.p Direktur Intelkam, tembusan Kapolres setempat
dengan melampirkan :
Paragraf 8
Peralatan Keamanan
yang digolongkan Senjata Api
Pasal 46
Perizinan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api sebagaimana dimaksud pada
pasal 16 dan 17 meliputi :
b. untuk . . . . .
27
BAB IV
KEWENANGAN PENGELUARAN IZIN,
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Paragraf 1
Kesatuan dan Pejabat yang Berwenang
Mengeluarkan Izin, Rekomendasi dan Surat Keterangan
Untuk Senjata Api Non Organik TNI/Polri
Pasal 47
Izin untuk senjata api / amunisi yang dikeluarkan Mabes Polri meliputi :
a. izin pemasukan, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
b. izin pengeluaran, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
c. izin penggunaan Senjata Api baru untuk bela diri (IKHSA) ditanda tangani oleh
Kapolri dan tidak didelegasikan;
d. izin penyimpanan untuk koleksi, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama
Kapolri;
e. izin pemusnahan, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
f. izin pembuatan/produksi, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri;
g. izin . . . . .
28
g. izin penggunaan Senjata Api untuk bela diri (IKHSA) perpanjangan ditanda tangani
oleh Kabaintelkam Polri;
h. izin penghibahan Senjata Api untuk bela diri (IKHSA) ditanda tangani oleh Kapolri
dan tidak didelegasikan;
i. izin penghibahan Senjata Api untuk olahraga ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri
atas nama Kapolri;
j. izin kepemilikan buku Pas senjata api, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri atas
nama Kapolri;
k. izin pembaharuan buku Pas senjata api, ditanda tangani oleh Kabaintelkam Polri;
l. izin penggunaan senjata peluru karet (SIPSPK) baru, ditanda tangani oleh
Kabaintelkam Polri;
m. izin penggunaan senjata peluru karet (SIPSPK) perpanjangan, ditanda tangani oleh
Kabaintelkam Polri;
n. izin penghibahan senjata peluru karet (SIPSPK), ditanda tangani oleh Kabaintelkam
Polri;
o. izin penggunaan senjata peluru Gas (SIPSPG) baru , ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
p. izin penggunaan senjata peluru Gas (SIPSPG) perpanjangan, ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
q. izin penghibahan senjata peluru Gas (SIPSPG), ditanda tangani oleh
Wakabaintelkam Polri;
r. izin kepemilikan dan penggunaan semprotan gas, pistol angin, alat kejut listrik dan
senjata mainan/menyerupai senjata api ditandatangani oleh Kabid Yanmin
Baintelkam Polri;
s. izin penggunaan Senjata Api utnuk olahraga safari berburu / berburu antar Polda
ditandatangani oleh Kabaintelkam Polri atasnama Kapolri; dan
t. izin Penggunaan / membawa keluar wilayah dalam 2 (dua) wilayah Hukum Polda
ditandatangani Kabaintelkam Polri.
Pasal 48
a. izin penguasaan pinjam pakai dan penggunaan senjata api ( Kartu Kuning) untuk
Satpam/Polsus ditandatangani oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda;
b. izin angkut / penggunaan senjata api, amunisi dalam satu wilayah Polda
ditandatangani oleh oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda;
c. izin penyimpanan senjata api di rumah tanpa amunisi untuk latihan tembak kering
bagi anggota Perbakin berprestasi, surat izinnya ditandatangani Direktur Intelkam
atas nama Kapolda;
d. izin penggunaan dan pemilikan untuk senapan angin peruntukan olahraga diterbitkan
oleh Direktur Intelkam atas nama Kapolda.
Pasal 49 . . . . .
29
Pasal 49
Izin senapan angin kaliber 4,5 mm yang dikeluarkan oleh Polres meliputi :
a. izin penjualan senapan angin kaliber 4,5 mm ditanda tangani oleh Kapolres; dan
b. surat keterangan penggunaan dan pemilikan diterbitkan oleh Kapolsek.
Pasal 50
Surat Rekomendasi dikeluarkan oleh Polda dari hasil penelitian permohonan dan
memperhatikan surat saran dari Polres, kecuali untuk izin penguasaan pinjam pakai dan
penggunaan, izin angkut dalam satu wilayah Polda dan izin penyimpanan di rumah
rekomendasinya dikeluarkan oleh Polres.
Pasal 51
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Polda ditanda tangani oleh Kapolda/Wakapolda dan
dalam keadaan tertentu kewenangan penandatanganan dapat dilimpahkan kepada Direktur
Intelkam Polda dan Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Polres ditanda tangani oleh
Kapolres.
Pasal 52
Paragraf 2
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 54
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pelayanan senjata api Non Organik TNI/Polri
di tingkat Polda, Polres dan Polsek jajaran Polda Kaltim dilakukan sebagai berikut:
a. Sebelum dan sesudah diterbitkan izin senjata api Polda Kaltim dan jajarannya
melaksanakan pendataan, penelitian, pengecekan dilapangan, pengamanan,
penyelidikan dan apabila ada pelanggaran atau penyalahgunaan izin dilaksanakan
penyidikan.
b. Direktur Intelijen Keamanan Polda Kaltim melaksanakan pengawasan dan
pengendalian terhadap Kasi Yanmin selaku unsur pelayanan administrasi senjata
api non Organik TNI/Polri dan secara berjenjang Kasi Yanmin mengawasi dan
mengendalikan seluruh unsur-unsur pelaksanaan tugas yang berada dibawah tugas
dan tanggung jawabnya.
c. Direktur Intelijen Keamanan Polda Kaltim melaksanakan pengawasan, pengendalian
dan pengamanan senjata api non organik TNI/Polri di lapangan melalui unit-unit
Operasional Intelijen.
d.Kapolres/Ta . . . . .
30
d. Kapolres/Ta jajaran Polda Kaltim melaksanakan pengawasan dan pengendalian
terhadap Kasat Intelkam dan para Kapolsek dijajarannya dan secara berjenjang
Kasat Intekam dan para Kapolsek mengawasi dan mengendalikan seluruh unsur-
unsur pelaksanaan tugas yang berada dibawah tugas dan tanggung jawabnya.
e. Direktur Intelkam Polda Kaltim selaku pembina fungsi Intelkam di jajaran Polda
Kaltim dapat melakukan supervisi, analisis dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan dan penerbitan izin senjata api non organik TNI/Polri di jajaran Polda
Kaltim.
f. Pengawasan dan pengendalian dilakukan secara periodik dan insidentil disesuaikan
dengan kebutuhan masingmasing Kesatuan.
BAB V
PELAPORAN
Pasal 55
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Peraturan Direktur Intelkam Polda Kaltim ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.