2
Indonesia sebagai negara kepulauan
berada pada posisi geografis, geologis,
hidrologis, dan demografis yang rawan
terjadinya bencana. Posisi geografis
Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempengan bumi, yaitu Eurasia, Pasifik,
dan Indo-Australia
PEMERINTAHAN
ABSOLUT KONKUREN UMUM
6
Ketepatan Sasaran : pemenuhan barang/jasa kebutuhan dasar oleh pemerintah daerah harus ditujukan
kepada warga Negara yang berhak
Jenis Pelayanan Dasar Penerima
Mutu Pelayanan Dasar
pada SPM Tramtibumlinmas Pelayanan Dasar
❑ Pelayanan informasi rawan Ditetapkan dengan Standar Teknis, Warga Negara dengan ketentuan:
dan sekurang2nya memuat: yang berada di kawasan rawan bencana
bencana; dan yang menjadi korban bencana untuk
❑ Standar jumlah & kualitas barang/jasa;
❑ Pelayanan pencegahan dan ❑ Standar jumlah & kualitas personil/SDM, dan Jenis Pelayanan Dasar pelayanan
❑ Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan informasi rawan bencana, pelayanan
kesiapsiagaan terhadap standar. pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana; Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis diatur dgn
bencana, dan pelayanan penyelamatan dan
Peraturan Menteri yg menyelenggarakan urusan
❑ Pelayanan penyelamatan dan pemerintahan dalam negeri yang ditetapkan setelah evakuasi korban bencana.
dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga
evakuasi korban bencana pemerintah nonkementerian terkait.
Dasar Pemikiran:
Informasi rawan bencana sangat penting diberikan kepada Warga Negara agar diketahui ancaman bencana dapat terjadi dan dapat
membahayakan keselamatan manusia dan lingkungan pada suatu wilayah.
Dasar Hukum/Rujukan:
1) UU 12/2006 ttg Kewarganegaraan RI; 2) UU 23/2006 ttg Administrasi Kepndudukan sebagaimana telah diubah dengan UU 24/2013; 3) UU 18/2009 ttg
Peternakan & Kesehatan Hewan; 4) UU 41/2014 ttg Perubahan atas UU 18/2009 ttg Peternakan & Kesehatan Hewan; 5) UU 24/2007 ttg Penanggulangan
Bencana; 6) UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah; 7) PP 40/1991 ttg Penanggulangan Penyakit Menular; 8) PP 21/2008 ttg Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana, 9) PP 47/2014 ttg Pengendalian & Penanggulangan Penyakit Hewan, 10) PP 3/2017 ttg Otoritas Veterier, 11) PP 2/2018 ttg SPM;
12) Permenkes 1501/2010 ttg Penyakit Berpotensi Wabah, 13) PerKa BNPB 2/2012 ttg Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
1
5. Tatalaksana/ a. Biaya operasional (a*n1)+(b*n1)+(c*n2)+ Perangkat daerah yang n1= frekuensi kegiatan
pengobatan dan b. Biaya perjalanan (d*n3 membidangi kesehatan n2= jumlah paket yang
vaksinasi c. Belanja bahan dan alat pendukung manusia dan kesehatan diperlukan
d. Pelatihan SDM aparat/ petugas pelaksana hewan n3= jumlah petugas
6. Penyediaan peralatan a. Pengadaan peralatan keadaan darurat (a*n1)+(b*n1)+(c*n2) Perangkat daerah yang n1= frekuensi kegiatan
kesehatan b. Pengadaan APD Petugas membidangi kesehatan n2= jumlah petugas
c. Pelatihan Penggunaan Alat manusia dan kesehatan
hewan
2
2. Penetapan status keadaan darurat a. ATK ((a+b+c)*n1)+(d*n2)+ Kepala daerah kabupaten/ n1=jumlah alat bantu
termasuk epidemi /wabah (zoonosis b. Papan informasi (e*f*n3)+(g*n4) kota n2= frekuensi
prioritas) c. Komunikasi pelaksanaan
d. Transportasi n3= frekuensi (per orang
e. Jumlah personil perkegiatan)
f. Honor personil n4=jumlah dokumen
g. Laporan
3