Anda di halaman 1dari 84

SEKRIPSI

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN


KARAKTER ANAK BERBASIS POTENSI DIRI
DI DESA CANDRA MUKTI TULANG BAWANG BARAT

Oleh:

LAILA KUMALASARI
NPM. 1801050029

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO


1444 H / 2022 M

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN


KARAKTER ANAK BERBASIS POTENSI DIRI DI DESA CANDRA
MUKTI TULANG BAWANG BARAT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Laila Kumalasari
NPM. 1801050029

Pembimbing: Nurul Afifah, M.Pd

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1444 H / 2022 M
NOTA DINAS
Nomor :-
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Pengajuan Permohonan untuk di Munaqosyah

Kepada Yth.,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Metro
Di-
Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Setelah kami mengadakan pemeriksaan dan bimbingan seperlunya maka
skripsi penelitian yang telah disusun oleh :
Nama : Laila Kumalasari
NPM : 1801050029
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERBASIS POTENSI
DIRI DI DESA CANDRA MUKTI TULANG BAWANG
BARAT

Sudah kami setujui dan dapat diajukan ke Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Metro untuk dimunaqosyahkan.

Demikian harapan kami dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Metro, Desember 2022


Mengetahui,
Ketua Prodi PGMI Dosen Pembimbing

H. Nindia Yuliwulandana, M.Pd Nurul Afifah, M.Pd.I


NIP. 19700721 199903 1 003 NIP. 19781222 201101 2 007
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK


PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERBASIS
POTENSI DIRI DI DESA CANDRA MUKTI
TULANG BAWANG BARAT
Nama : Laila Kumalasari
NPM : 1801050029
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

DISETUJUI

Untuk diajukan dalam sidang Munaqosah Fakultas Tarbiyah dan


Ilmu Keguruan IAIN Metro.

Metro, Desember 2022

Dosen Pembimbing

Nurul Afifah, M.Pd.I


NIP. 19781222 201101 2 007
ABSTRAK

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN


KARAKTER ANAK BERBASIS POTENSI DIRI
DI DESA CANDRA MUKTI TULANG BAWANG BARAT

Oleh:
LAILA KUMALASARI
NPM. 1801050029
Terbentuknya karakter dalam diri seorang anak ketika anak berada dalam
didikan orang tua dirumah, tempat pendidikan pertama dalam kehidupan seorang
manusia. Pendidikan karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak
dini. Faktor yang berpengaruh bagi kenakalan anak yaitu rusaknya akhlak dan
hilangnya kepribadian keteledoran kedua orang tua dalam memperbaiki diri,
mengarahkan dan mendidiknya. Potensi diri merupakan kemampuan dasar yang
dimiliki oleh setiap manusia yang masih terpendam di dalam dirinya, yang
menunggu mewujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri
manusia. Potensi yang lain berkaitan dengan kemampuan individu untuk
memotivasi diri dan memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap dari
kebiasaan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam
membentuk pendidikan karakter anak berbasis potensi diri di Desa Candra Mukti
Tulang Bawang Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan
mengambil lokasi penelitian di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat. Subjek
penelitian ditunjukkan kepada orang tua. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang
dilakukan menggunakan tiga cara yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa peran orang tua dalam
membentuk pendidikan karakter anak berbasis potensi diri terdapat beberapa hal
penting. Pertama orang tua sebagai pendidik yaitu mengajarkan bertutur kata yang
sopan dan santun. Kedua orang tua sebagai pembimbing yaitu mengajarkan moral,
bertanggung jawab, sabar dan mengembangkan potensi diri anak yang
dimilikinya, memberikan pengertian bahwa tidak boleh mengambil barang yang
bukan miliknya. Ketiga orang tua sebagai motivator yaitu memberikan semangat
saat belajar, memotivasi, tidak menunjukkan hal buruk dihadapan anak dan orang
tua meluangkan waktu dan perhatian kepada anak agar anak semangat. Keempat
orang tua sebagai pelayanan yaitu orang tua harus siap siaga dalam segala hal
apapun seperti kebutuhannya, minatnya dan keperluannya, bmengembangkan
minat yang dimiliki anak, memberikan arahan, dan memantau perkembangan
potensi diri anak.
Kata Kunci: Orang Tua, Pendidikan Karakter Anak, Potensi Diri

vi
ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Laila Kumalasari

Npm : 1801050029

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Metro Desember 2022


Yang menyatakan,

Laila Kumalasari
NPM1801050029

vii
MOTTO

‫ِض‬ ‫ِم ِف‬


‫َو ْلَيْخ َش اَّلَنْي َلْو َتَر ُك ْو ا ْن َخ ْل ِه ْم ُذِّر َّيًة ٰع فًا َخ اُفْو َعَلْيِه َفْلَيَّتُقوااَهلل‬
‫ْۖم‬
‫۝‬٩‫َو ْلَيُقْو ُلْو اَقْو ًالَس ِد ْيًد ا‬
“Dan hendaklah takut (takut Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang bener”1

1
QS.An-Nisa:9

viii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah


SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya, untuk terus
mengiringi langkah ini dalam menggapai cita-cita, penulisan tugas akhir ini
penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Alif Sumarsono dan Ibu Suji Purwati yang senantiasa memberikan
semangat terbaik dalam hidupku dan tidak pernah lelah untuk selalu
mendo’akan setiap langkah dan usahaku.
2. Dosen pembimbing skripsi saya Ibu Nurul Afifah yang telah banyak
mengarahkan dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Untuk keluargaku, yang telah memberikan dukungan serta doa dan
semangat untuk keberhasilanku.
4. Untuk sahabat-sahabatku seperjuangan, Khoir, Vatih, Lilis, Kak Tiara,
Umi, Ari, yang sudah memberikan semangat, bantuan, dukungan, motivasi
dan menemaniku, terimakasih atas keperdulian, kekeluargaan dan saling
mengingatkan satu sama lain.
5. Orang-orang terdekat saya yang selalu memberikan dorongan dan motivasi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga besar PGMI Angkatan 2018 yang tidak bosan
mengarahkan dan memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Almamater tercinta IAIN Metro Lampung

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi
adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan menyelesaikan pendidikan
program strata satu (SI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan (FTIK) Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI) IAIN Metro Lampung.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Hj. Siti Nurjanah,M.Ag
Selaku Rektor IAIN Metro Lampung, Dr. Zuhairi, M.Pd selaku Dekan FTIK
IAIN Metro Lampung, H. Nindia Yuliwulandana, M.Pd selaku ketua jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Ibu Nurul Afifah M.Pd selaku
pembimbing yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam
mengarahkan dan memberi motivasi bagi peneliti, dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Kepala Tiyuh Candra Mukti Tulang Bawang Barat.
Peneliti menyadari masih banyak sekali kesalahan dalam pembuatan skripsi ini.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik terhadap skripsi ini yang bersifat
membangaun agar skripsi ini lebih baik.
Masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan
menerima dengan lapang dada semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin. Akhir kata peneliti ucapkan terimakasih.

Metro, Desember 2022


Peneliti

Laila Kumalasari
NPM. 1801050029

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
NOTA DINAS.................................................................................................. iii
PERSETUJUAN.............................................................................................. iv
PENGESAHAN............................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINIL PENELITIAN........................................................ vii
HALAMAN MOTTO..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 7
D. Penelitian Relevan................................................................................. 8

BAB II LAANDASAN TEORI


A. Peran Orang Tua .................................................................................. 12
1. Pengertian Peran ............................................................................ 12
2. Pengertian Orang Tua..................................................................... 13
3. Indikator Peran Orang Tua.............................................................. 13
4. Kewajiban Orang Tua .................................................................... 17
B. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri........................................... 17
1. Pengertian Pendidikan Karakter...................................................... 17
2. Tujuan Pendidikan Karakter........................................................... 22
3. Macam-macam Pendidikan Karakter.............................................. 24

xi
4. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri..................................... 25
C. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter...................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Dan Sifat Penelitian..................................................................... 32
B. Sumber Data.......................................................................................... 35
C. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 35
D. Teknik Penyesuaian Keabsahan Data................................................... 38
E. Teknik Analisis Data............................................................................. 40

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat................................. 42


1. Sejarah Singkat Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat........... 42
2. Keadaan Penduduk Desa Candra Mukti......................................... 44
3. Sarana Dan Prasaranan Desa Candra Mukti................................... 45
4. Keadaan Pendidikan Masyarakat Desa Candra Mukti.................... 46
5. Visi Dan Misi Candra Mukti........................................................... 47
B. Peran Orang Tua Dalam Membentuk Pendidikan Karakter Anak Berbasis
Potensi Diri Di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat.................. 48
1. Peran Orang Tua Sebagai Pendidik................................................ 48
2. Peran Orang Tua Sebagai Pembimbing.......................................... 52
3. Peran Orang Tua Sebagai Motivator............................................... 55
4. Peran Orang Tua Sebagai Pelayanan ............................................. 58
C. Pembahasan .......................................................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 68
B. Saran................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat disebut dengan proses pembelajaran, baik pendidikan

maupun peserta didikC. Pendidikan juga dapat dikatakan proses pengkajian

ilmiah untuk mengembangkan potensi dan kepribadian peserta didik.

Pendidikan dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah, sampai sejauhmana

pendidikan dapat memberikan pengaruh positif dalam menumbuhkembangkan

seluruh potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang komprehensif,

memiliki keimanan, ketakwaan, serta akhlak yang mulia. Pendidikan

merupakan bagian terpenting dalam proses kehidupan manusia yang

membedakannya dengan makhluk lainnya. Sebab, hanya manusia yang bisa

dan dapat diberikan pembelajaran (pendidikan) untuk mampu menjalankan

tugas serta fungsinya.2

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan

manusia, karena di mana pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada

hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu

sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia serta untuk memuliakan

kemanusiaan manusia. Untuk terlaksananya pendidikan dengan baik dan tepat,

diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana harusnya

pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang menjadi dasar tersebut haruslah yang

telah teruji kebenaran dan keampuhannya, ilmu tersebut adalah ilmu


2
Suswanto, Tafsir Tarbawi Suatu Konsep Teori Sebagai Bekal Guru Prefesional,
(Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021), h, 2-3.
2

pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan akan menimbulkan kecelakaan

pendidikan.3

Orang tua merupakan pendidikan utama bagi anak. Pada umumnya

pendidikan dalam keluarga tidak lahir secara terstruktur dan kesadaran

mendidik melainkan karena secara kodrati memberikan secara alami

membangun situasi pendidikan. Ibu merupakan orang dan sekaligus teman

pertama yang didapatkan anak, oleh sebab itu anak akan meniru apa saja yang

dilakukan oleh ibu. Pendidikan kewajiban bagi anak dimaksudkan untuk

mendidik anak semenjak mulai mengerti supaya bersikap berani, terbuka,

mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan amarah dan senang kepada

seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.

Tujuan dari pendidikan ini yaitu membentuk, membina dan

menyeimbangkan kepribadian anak. Sehingga ketika anak sudah mencapai

usia aktif (dewasa), ia dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang

dibebankan pada dirinya secara baik dan sempurna.

Sejak anak dilahirkan, Islam telah memerintahkan kepada para

pendidik untuk mengajari dasar-dasar kesehatan jiwa yang memungkinkan ia

dapat menjadi seorang manusia yang berakal, berpikir sehat, bertindak penuh

pertimbangan dan berkemauan tinggi.4

Orang tua di dalam keluarga dan lingkungan sosial masyarakat

merupakan tempat belajar seorang anak untuk pertama kalinya. Oleh karena
3
Syafril, Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), h, 25.
4
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,
2007), h,363.
3

itu, seorang anak membutuhkan stimulasi yang tepat agar anak dapat tumbuh

dan berkembang dengan optimal. Jika orang tua memahami arti pentingnya

pengetahuan tersebut, maka sudah selayaknya orangtua mengimbanginya

dengan memberikan stimulasi penguatan pendidikan karakter yanag baik

khususnya pada anak.

Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga sangatalah

penting karena dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula memperoleh

bimbingan dan pendidikan dari orangtuanya. Tugas orang tua yaitu sebagai

guru atau pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya dalam

menumbuhkan dan mengembangkan karakter bagi anak.5

Berbicara mengenai pembangunan karakter, maka tidak terlepas dari

cara membentuk karakter anak sejak dini yang dimulai dari lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Namun, dari tiga unsur tersebut yang

sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak yaitu keluarga. Bagi

orang tua yang sadar mengenai pentingnya pendidikan anak dalam rumaha

tangga, akan memandang anak itu sebagai makhluk berakal yanag sedang

tumbuh, bergairah, dan ingin menyelidiki segala sesuatu yang ada

disekitarnya. Seperti itulah sebabnya mengapa orang tua perlu merasa

terpanggil untuk mendidik anak-anaknya sejak kecil demi mengembangkan

segala potensi yang masih terpendam dalam diri mereka. Kenyataan

menunjukkan bahwa banyak orang tua yang lalai, lupa, dan belum tahu cara

melaksanakan tugas mendidik dan membentuk karakter anak. Kebanyakan

ibu atau bapak beranggapan jika anak-anak sudah diserahkan kepada guru
5
Zakiya Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h, 36.
4

disekolah, maka selesailah tugas mereka dalam mendidik anak. Tugas orang

tua sekarang hanayalah mencari uang untuk membiyai sekolah anak-anak

mereka. Padahal awal terbentuknya karakter dalam diri seorang anak ketika

anak berada dalam didikan orang tua dirumah, tempat pendidikan pertama

dalam kehidupan seorang manusia.

Banyak faktor yang berpengaruh bagi kenakalan anak, rusaknya akhlak

dan hilangnya kepribadian anak yaitu keteledoran kedua orang tua dalam

memperbaiki diri anak, mengarah dan mendidiknya. Kita tidak boleh

melupakan peran seorang ibu daalam memikul amanat dan tanggung jawab

terhadap anak-anak yang berada di bawah pengawasaannya. Kedua orang

tualah yang mendidik, mempersiapkan dan mengarahkan mereka.

Tanggung jawab seorang ibu sama besarnya dengan seorang bapak.

Bahkan bagi seorang ibu tanggung jawab itu lebih berat, lantaran ibulah yang

selalu berdampingan dengan anaknya setiap saat semenjak ia dilahirkan

hingga tumbuh besar dan mencapai usia yang layak untuk memikul tanggung

jawabnya sendiri.

Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.

Usia dini adalah masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak

pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak

usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak.

Selain itu, menanamkan moral pada generasi muda yaitu usaha yang strategis.

Jadi, orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan dan

pembentunkan kepribadian, karakter seorang anak sejak usia dini.6


6
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Supramu Santoso, 2004), h, 23.
5

Potensi diri manusia yaitu kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap

manusia yang masih terpendam di dalam dirinya, yang menunggu

mewujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.

Jadi, potensi diri manusia yaitu suatu kekuatan atau kemampuan dasar

manusia yang telah berada dalam dirinya, yang siap untuk direalisasikan

menjadi kekuatan dan manfaat nyata dalam kehidupan manusia di muka bumi,

sesuai dengan tujuan penciptaan manusia oleh sang Maha Pencipta, Allah

SWT.

Potensi diri memiliki beragam jenis dan penting untuk diketahui dan

dikenali sehingga memudaahkan dalam mengelolanya. R agam jenis potensi

diri dimaksud seperti potensi yang berhubungan dengan kekuatan fisik. Fisik

yang kuat dan sehat tentu merupakan harapan dan dambaan semua individu.

Selain itu, ada potensi diri yang berhubungan dengan kemampuan berpikir

logis dan sistematis. Individu dengan kemampuan berpikir logis, kritis dan

sistematis mampu menyelesaikan persoalan hidupnya tanpa banyak

membuang-buang waktu dan tanpa menimbulkan konflik internal dan

eksternsl. Potensi yang lain berkaitan dengan kemampuan individu untuk

memotivasi diri dan memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap

sesuatu dari kebiasaan diri, memiliki kepekaan yang tinggi dan mampu

menghadapi tekanan dan permasalahan kehidupan tanpa merugikan orang

lain.7

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Tiyuh Candra Mukti

Tulang Bawang Barat yaitu Marsudi Hasan dan orang tua anak, diperoleh
7
Wayan Kantun, Pengembangan Jati Diri, (Bogor: Taman Kenca, 2022), h, 15.
6

untuk mengetahui lebih jauh bagaimana tumbuhnya pendidikan karakter di

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Serta, bagaimana

mengetahui potensi diri anak-anak mampu dan berkembang. Penelitian ini

dilakukan terhadap orangtua dan kepala Tiyuh Candra Mukti, Kecamatan

Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penelitian ini

diharapkan mampu menggambarkan pendidikan karakter anak di lingkungan

keluarga dan lingkungan sekitar, khususnya untuk siswa Sekolah Dasar di

Candra Mukti, Tulang Bawang Barat.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang tua, peran orang tua

di Candra Mukti Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mengembangkan

karakter anak belum begitu maksimal. Hal ini dibuktikan dengan tingkah laku

anak-anak yang kurang baik. Masih ada anak-anak yang memiliki akhlak yang

kurang baik, tingkah laku dan juga tutur kata yang kurang sopan dan malas

belajar. Dari situlah, orang tua merasa kewalahan dalam mengatasi anak-anak

yang malas belajar, ketika disuruh belajar mereka membantah daan banyak

alasan. Itu semua terjadi karena kurangnya kepedulian orang tua dalam

membimbing dan membentuk karakter yang kuat dalam diri anak sejak kecil,

sehingga anak mudah terpengaruh oleh teman sebayanya. Ketika karakter

anak sudah terbentuk sejak usia dini, maka ketika dewasa anak tidak akan

mudah berubah meski godaan atau rayuan dating begitu menggiurkan. Ketika

anak sedang berada diluar rumah dia akan terbiasa dengan karakternya yang

sudah dibentuk sejak dini oleh orang tuanya di rumah.

B. Pertanyaan Penelitian
7

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian

adalah “Bagaimana peran orang tua dalam menumbuhkan pendidikan karakter

anak di Tulang Bawang Barat”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peran orang tua dalam menumbuhkan

pendidikan karakter anak didesa Candra Mukti.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat peneliti yang diharapkan dari penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai apa saja peran orang tua dalam menumbuhkan pendidikan

karakter anak di Tulang Bawang Barat.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi orang tua, yaitu dapat mengetahui perkembangan belajar anak

ketika dirumah.

2) Bagi siswa, yaitu menambah wawasan terkait pendidikan karakter

anak dalam mewujudkan perkembangan pendidikan dan karakter

anak.

3) Bagi peneliti, yaitu sebagai bahan proses peningkatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan.


8

4) Bagi kepala tiyuh, yaitu mendapatkan gambaran umum mengenai

sejauh mana perkembangan pendidikan karakter anak di

lingkungan keluarga dan masyarakat.

D. Penelitian Relevan

Beberapa peneliti yang relevan terkait peran orang tua dalam

pendidikan karakter anak dimasa pandemic COVID-19 di Tulang Bawang

Barat, berikut ini adalah:

1. Penelitian oleh Atika Ulfah Adawiyah, dengan judul:”Peranan Orang Tua

Dalam Pendidikan Karakter Anak Masa Kini”. Hasil penelitian ini adalah

tentang peranan orang tua dalam pendidikan karakter masa kini adalah

baik. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara kepada 20 orang warga RT

014 RW 005 bahwa, 15 dari 20 orang menyatakan bahwa peranan orang

tua dalam pendidikan karakter anak masa kini adalah baik dan memiliki

peranan penting salah satunya yaitu dengan cara menamkan nilai-nilai

karakter sejak dini kepada anak terlihat ketika penulis melihat langsung

kehidupan sehari-hari kepada masyarakat, walaupun masih ada beberapa

orang tua yang tidak memberikan pendidikan karakter yang baik kepada

anak mereka. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian dengan penulis

adalah sebagai berikut:

a. Persamaan

Berdasarkan penelitian Atika Ulfah Adawiyah yang berjudul

“Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak Masa Kini”

terdapat persamaan bahwa penulis sama-sama membahas peranan


9

orang tua dalam pendidikan karakter anak. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut disimpulkan bahwa peran orang tua dalam

pendidikan karakter anak masa kini adalah semakin menurunnya

tatakrama kehidupan sosial dan etika anak dalam praktik kehidupan,

baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya mengakibatkan

timbulnya sejumlah efek negatif di masyarakat yang akhir-akhir ini

merisaukan.

b. Perbedaan

Berdasarkan penelitian Atika Ulfah Adawiyah yang berjudul

“Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak Masa Kini”

terdapat perbedaan dengan penulis yaitu dari aspek waktu penyelesaian

penelitian, lokasi penelitian dan objek penelitian. Penulis lebih

menekankan bagaimana peran orang tua dalam menumbuhkan

pendidikan karakter anak.

2. Penelitian oleh Reiza Nuary Asih Hartono yang berjudul “Peran Orang

Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Prasejahtera” hasil

penelitian dapat dibuktikan bahwa karakter anak dibentuk dan ditempa di

lingkungan tempat anak berada melalui pendidikan nilai. Tugas dan peran

orang tua adalah membesarkan dan mengasuh anak dengan penuh kasih

sayang pada anak, maka akan merasa dibutuhkan dan diperhatikan dalam

keluarga dan komunikasi antara orangtua anak akan terjalin dengan baik.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian dengan penulis adalah

sebagai berikut:
10

a. Persamaan

Berdasarkan penelitian Reiza Nuary Asih Hartono yang

berjudul “Peran OrangTua D alam Pendidikan Karakter Anak Pada

Keluarga Prasejahtera” terdapat persamaan bahwa penulis sama-sama

membahas peranan orang tua dalam pendidikan karakter anak.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa orang tua

memiliki andil yang sangat besar dalam kemampuan anak dalam

lingkup pendidikan. Peran orang tua dalam menentukan prestasi

belajar siswa sangatlah besar, tetapi pendidikan anaknya dapat

menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam

belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang selalu memberi perhatian pada

anaknya perihal kegiatan belajar mereka dirumah, akan membuat anak

lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar.

b. Perbedaan

Berdasarkan penelitian Reiza Nuary Asih Hartono yang

berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter Anak Pada

Keluarga Prasejahtera” terdapat perbedaan bahwa penulis yaitu dari

aspek waktu penyelesaian penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian

dan lingkungan sekitar. Penulis lebih menekankan bagaimana peran

orang tua dalam menumbuhkan pendidikan karakter anak.

Seperti dalam penelitian di atas, peneliti akan melakukan

penelitian tentang pendidikan karakter, namun dengan fokus yang

berbeda. Dalam penelitian di atas tentang pendidikan karakter melalui


11

pembelajaran, sedangkan dalam peneliti akan fokus tentang pendidikan

karakter berbasis potensi diri.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peran Orang Tua

1. Pengertian Peran

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan adalah

tindakan yang dilakaukan oleh seorang dalam suatu peristiwa yang teradi.

Apabila seseorang dikatakan telah menjalankan suatu peran yang telah

dilaksanakan suatu hak dan kewajiban dalam suatu masyarakat.8

Menurut Hamalik peran merupakan pola tingkah laku tertentu yang

merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan

tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran

yaitu suatu pola tingkah laku yang merupakan ciri khas dimiliki seseorang

sebagai pekerjaan atau jabatan yang berkedudukan di masyarakat.9

Peran orang tua sangat penting dalam menentukan keberhasilan

pendidikan anak-anak mereka. Induk peran dan tangguang jawab antara

lain dapat diwujudkan dengan membimbing kelangsungan anak belajar di

rumah sesuai dengan program yang telah dipelajari oleh anak-anak di

sekolah.

8
Nur Laela Lutfiana, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada
Siswa MI Ma’arif NU 02 Babakan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, Skripsi Tida
di Terbitkan (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto, 2016), h.6.
9
Selfia S Rumbewas, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Saribi, Jurnal EduMatSains 2, No.2 (Januari 2018), h.202.
13

Peran orang tua sangatlah penting dalam segala hal kehidupan,

termasuk dalam hal pendidikan bagi anaknya. karena orang tua sekolah

pertama bagi anaknya dan secara kodrati suasana dan strukturnya

memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan kepada

setiap orang tua.

2. Pengertian Orang Tua

Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dapat

mendidik anaknya dengan baik, namun umunnya masyarakat pengertian

orang tua itu adalah orang yang telah melhirkan kita ke dunia ini, selain

yang telah melahirkan kita ke dunia ini ibu dan bapak juga yang mengasuh

dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh

yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu juga orang tua

memperkenalkan anaknya ke dalam hal-hal yang terdapat di bumi ini dan

menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak mengerti oleh anak,

maka pengetahuan pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya

karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani sianak dan sebagai

penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak

dan pemikirannya di kemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap

orang tuanya.10

Berdasarkan pengertian etimologi, pengertian orang tua yang

dimaksud ialah seseorang tyang telah melahirkan dan mempunyai

10
Alsi Rizka Valeza, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Anak Di Perum
Tanjung Raya Permai Kelurahan Pematang Wangi Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung,
(Skripsi S1 Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung, 2017), h. 17.
14

tanggung jawab terhadap anak-anak baik anak sendiri maupun anak yang

diperoleh dari jalan adopsi. Sebenernya dalam berbagai hal yang

menyangkut seluruh indikator kehidupan baik lahiriyah maupun batiniyah,

orang tua dalam hal ini yaitu suami istri, adalah figure utama dalam

keluarga, tidak ada orang yang lebih utama bagi anaknya selain dari pada

orang tuanya sendiri, apalagi adat bagi ketimuran, orang tua bagi para anak

merupakan tumpuan segalanya.

Istilah orang tua atau keluarga dalam sosialisasi menjadi salah satu

bagian ikon yang mendapatkan perhatian khusus, keluarga dianggap

penting sebagai bagian bagi masyarakat secara umum. Individu terbentuk

karena adanya orang tua dan keluarga pada akhirnya akan membentuk

masyarakat, sedemikian penting orang tua atau posisi keluarga dalam

pembentukan masyarakat.

Orang tua dapat dikatakan sebagai orang yang paling dekat dengan

anak-anaknya. orang tua terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu

memiliki peranan yang sangat penting untuk anak-anaknya.

Adapun bentuk peran ibu adalah seperti:

a. Sebagai sumber dan pemberi kasih sayang

b. Pengasuh dan pemelihara

c. Tempat mencurahkan isi hati

d. Mengatur kehidupan dalam rumah tangga

e. Pembimbing hubungan pribadi


15

f. Pendidik dalam segi-segi emosi.11

Disamping ibu, ayah juga memegang peranan sangat penting untuk

anaknya. kegiatan ayah terhadap pekerjaan sehari-harinya sangatlah besar

kepada anaknya.

Adapun bentuk-bentuk peran orang tua yaitu memberikan

pengetahuan agama yang baik, memberikan wawasan yang luas, berjiwa

pemimpin, memberikan rasa cinta, kasih sayang, perhatian serta

pendidikan.12

3. Indikator Peran Orang Tua

Didalam sebuah keluarga, orang tua memegang peranan penting

dikarenakan mereka yaitu penanggung jawab utama terselenggaranya

pendidikan di dalamnya. peran orang tua di dalam keluarga dijelaskan oleh

Ki Hajar Dewantara sebagai indikator terlaksananya peran orang tua dan

utama bagi anak: a. Pendidik; b. Pelindung; c. Motivator; d. Pelayanan; e.

Tempat curahan hati.13

Desika menjelaskan indikator peran orang tua sebagai berikut:

a. Pemberian Perhatian

Perhatian orang tua terhadap anak meliputi pemenuhan

kebutuhan biologis maupun psikis anak.

b. Mengenali Kesulitan Belajar Anak


11
M. Ngaliman Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Rosdakarya,
2014), h, 82.
12
Arhjayati Rahim,” Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter Remaja Putri
Menurut Islam”, Al-Ulum13, No. 01 (2013): h, 96.
13
K.H Dewantara, Asas-asas dan Dasar-dasar Taman Siswa, (Yogyakarta: Majlis Luhur
Tamansiswa, 1961), h, 72.
16

Dengan mengenali kesulitan belajar anak, orang tua mampu

mengidentifikasi dan menemukan strategi agar memotivasi belajar

anak meningkat.

c. Menyedeiakan Fasilitas Belajar Anak

Penyediaan fasilitas belajar mampu mendukung proses belajar

anak, sehinggaa memotivasi prestasi belajar anak menjadi satu

kesatuan yang tidak akan terpisahkan.

Orang tua sebagai penanggung jawab terhadap pendidikan

anak, sehingga perlu memperhatikan dan melakukan beberapa hal

seperti:

1) Menyediakan waktu untuk mengontrol perkembangan belajar anak;

2) Menyampaikan harapan yang realistis terhadap anak;

3) Menanamkan pondasi agama untuk memotivasi anak;

4) Mendorong anak agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri;

5) Merangsang anak untuk menyampaikan cita-citanya dan

mengarahkan untuk mewujudkannya;

6) Hasil evaluasi belajar anak digunakan untuk menumbuhkan

motivasi belajar anak berikutnya.14

4. Kewajiban Orang Tua


14
Desika Putri Mardiani, “Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Motivasi Dan
Kedisiplinan Belajar Anak Sebagai Dampak Wabah COVID 19” Jurnal Paradigma, 11 (April),
2021, h, 118. Tersedia di: https://ejournal.staimmgt.ac.id/index.php/paradigma/article/view/87/88.
Diakses pada tanggal 12 September 2022.
17

Orang tua atau keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama

yang paling utama bagi anak-anaknya, pendidikan orang tua lebih

menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian dari pada

pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan, dasar dan tujuan

penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual, sesuai denagn

pandangan hidup orang tua masing-masing, sekalipun secara nasional bagi

keluarga-keluarga Indonesia memiliki dasar yang sama, yaitu Pancasila.

Orang tua merupakan satu kesatuan hidup dan orang tua atau

keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai kesatuan hidup bersama.

Ikatan kekeluargaan membantu anak dapat mengembangkan sifat

persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin,

tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.15

B. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut bahasa (etimologis) istilah karakter dari bahasa Latin

kharakter, kharassaein, dan kharax, dalam bahasa Yunani character dari

kata charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam.

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata karakter

berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dengan yang lain, atau bermakna bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,

15
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.
87.
18

watak. Maka istilah berkarakter artinya memiliki karakter, memiliki

kepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.16

Pendidikan karakter berasal dari kata pendidikan dan karakter,

pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok

orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain agar

menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih

tinggi dalam arti mantap.17

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 Ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan belajar dan

proses pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yanag

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan

usaha untuk membantu manusia mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya (olahrasa, raga dan rasio) untuk mencapai kesuksesan dalam

kehidupan dunia dan akhirat.18

Istilah karakter digunakan secara khusus dalam konteks pendidikan

baru muncul pada akhir abad 18, terminology karakter mengacu pada

pendekatan idealis spiritual yang juga dikenal dengan teori pendidikan

normative, dimana yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai transeden yang

16
Heri Hunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h, 1-2.
17
Sudirman N, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h, 4.
18
UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisddiknas, h. 74
19

dipercaya sebagai motivator dan dominisator sejarah baik bagi indiividu

maupun bagi perubahan nasional.

Pendidikan Karakter adalah proses kegiatan yang dilakukan

dengan segala daya dan upaya secara sadar dan terencana untuk

mengarahkan anak didik. Pendidikan karakter juga merupakan proses

kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan dan

pengembangan budi pekerti yang selalu mengajarkan, membimbing, dan

membina setiap semua orang untuk memiliki kompetensi intelektual,

karakter, dan keterampilan menarik.19

Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai upaya yang

terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, daan

menginternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik menjadi baik.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai suatu system penanaman

nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesame, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang

sempurna.

Penanaman nilai pada warga sekolah maknanya bahwa pendidikan

karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga para guru,

kepala sekolah dan tenaga non-pendidik disekolah harus terlibat dalam

pendidikan karakter.

19
Albertus, Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 5.
20

Pendidikan karakter adalah proses menanamkan karakter tertentu

sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan

karakter khasnya pada saat menjalankan kehidupan kehidupan dengan kata

lain, peserta didik tidak hanya memahami pendidikan sebagai bentuk

pengetahuan, namun juga menjadikan sebagai bagian dari hidup dan

secara sadar hidup berdasarkan pada nilai tersebut.

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daaripada

pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan

dengan masalah benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan

tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan sehingga anak atau peserta

didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian

dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, karakter selanjutnya merupakan sifat alami seseorang

dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam

tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat

terhadap orang lain, dan nilai-nila i karakter lainnya. Dalam konteks

pemikiran islam, karakter berkaitan dengan iman dan ikhsan.20

Menurut Lickona, mendifinisikan tiga komponen dalam

membentuk karakter pada anak yang baik, yaitu:

a. Moral Knowing (pengetahuan moral); Kesadaran moral, mengetahui

nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral,

pengambilan keputusan, self-pengetahuan.

20
Ersis Warmansyah Abbas, Pendidikan Karakter, (Bandung: FKIP_ Unlam Press, 2013),
h, 7
21

b. Moral Feeling (perasaan moral); hati nurani, harga diri, empati,

mencintai baik, pengendalian diri, kerendahan hati.

c. Moral Action (tindakan moral); kompetensi, kemauan, kebiasaan.21

Setiap individu masyarakat memiliki karekter yang berbeda-beda

yang dibawa dan terbentuk sejak ia lahir. Karakter seseorang dapat

terbentuk dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan masyarakat

dimana individu tersebut tinggal. Karakter seseorang yang baik akan

menampilkan perilaku yang baik dan karakter yang buruk akan

menampilkan perilaku yang buruk pula. Karakter barasal dari bahasa latin

yakni character yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi

pekerti, kepribadian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia karakter

adalah sifat-sifat kewajiban, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dari yang lain. Sedangkan menurut Ditjen Mandikdasmen-

Kementerian Pendidikan Nasional karakter adalah cara berpikir dan

berprilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan

bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan

Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa

membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari

keputusan yang ia buat. Karakter juga sering disamakan dengan akhlak.22

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter

identik dengan akhlak, etika, dan moral, sehingga karakter merupakan

nilai-nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas


21
Ibid., Ersis Warmansyah Abbas, h, 37.
22
Fadilah, Rabi’ah, dkk. Pendidikan Karakter, (Jawa Timur: CV. Agrapana Media, 2021),
h. 12.
22

manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, dengan dirinya.

Dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan sekitarnya, yang

terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya, serta adat

istiadat.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pada dasarnya pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan

mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada

rencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui

pendidikan karaakter diharapkan peserta didik maupun secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud

dalam perilaku sehari-hari.

Melalui pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas,

tidak hanya otak namun juga cerdas secara emosi. Kecerdasan emosi

adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak untuk masa depan.

Dengan kecerdasan emosi, seseorang akan dapat berhasil dalam

menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil

secara akademis.

Sedangkan dari segi pendidikan, pendidikan karakter bertujuan

untuk meningkatkan mutu penyelenggarakan dan hasil pendidikan yang


23

mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk

bangsa yang tangguh, kompetetif, berakhlak mulia, bertoleran, bergotong

royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.23

Dengan demikian, tujuan pendidikan karakter memiliki focus pada

pengembangan potensi peserta didik secara keseluruhan, agar dapat

menjadi anak yang siap menghadapi masa depan dan mampu survive

mengatasi tantangan zaman yang dinamis dengan perilaku-perilaku yang

terpuji.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, peran keluarga, sekolah dan

komunitas sangat menentukan pembangunan karakter anak-anak untuk

kehidupan yang lebih baik di masa mandating. Dengan menciptakan

lingkungan yang kondusif, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang

berkarakter sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat

berkembang secara optimal.24

Oleh karena itu diperlukan cara yang baik dalam membangun

karakter seseorang. Salah satu cara yang sangat baik adalah dengan

menciptakan lingkungan yang kondusif. Untuk itu peran keluarga, sekolah

23
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:
Alfabeta,2012),30.
24
Zainul Miftah, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Bimbingan dan Konseling,
(Surabaya: Gena Pratama Pustaka, 2011),37.
24

dan komunitas sangat menentukan pembangunan karakter anak-anak

untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

3. Macam-macam Pendidikan Karakter

Ada empat macam karakter yang selama ini dikenal dan

dilaksanakan dalam proses pendidikan. Berkut keempat macam karakter

tersebut:

a. Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yaitu merupakan kebenaran

wahyu Tuhan (konservasi, moral).

b. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, berupa budi pekerti,

Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan

para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan).

c. Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).

d. Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil

proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).

Pendidikan karakter berbasis potensi diri merupakan proses

kegiatan yang dilakukan dengan segala daya upaya secara sadar dan

terencana untuk mengarahkan anak didik agar mereka mampu mengatasi

diri melalui kebebasan dan penalaran serta mengembangkan segala potensi

diri yang dimiliki anak didik. Pendidikan karakter berbasis potensi diri

memiliki beberapa kelebihan.

Proses kegiatan pendidikan karakter berbasis potensi diri dilakukan

dengan segala daya upaya. Artinya, dalam proses pendidikan karakter


25

berbasis potensi diri, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar yang

menyampaikan materi pengajaran, tetapi ia juga bertindak sebagai

inspiratory, inisiatir, fasilitator, mediator, supervisor, evaluator, teman

(friend) sekaligus pembimbing (counselor), lebih matang (older), otoritas

akademik (authority in field), pengasuh (nurturer), dan sepenuh hati

dengan cinta dan kasih sayang (devoted).

Anak didik mampu mengatasi diri, artinya ia mampu bersikap

mandiri, mampu mengatasi semua segala problem keuangan, perkuliahan,

kesehatan, pribadi (emosi), keluarga, pengisian waktu senggang, agama

dan akhlak, perkembangan pribadi dan sosial, memilih pekerjaan, serta

persiapan untuk keluarga melalui kebebasan dan penalaran.25

4. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri

a. Pengertian Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri

Potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan

yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Potensi diri merupakan suatu kekuatan yang terpendam baik yang

berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang

terkandung dalam diri namun belum diolah dan dimanfaatkan secara

optimal.

Potensi diri merupakan kemampuan dan kekuatan yang

dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai

25
Andi Suprayitno & Wahid aWahyudi, Pendidikan Karakter Di Era Milenial, (Sleman:
CV Budi Utama, 2020), h, 56-58.
26

kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan

sarana yang baik.26

Pendidikan karakter berbasis potensi diri merupakan proses

kegiatan yang dilakukan dengan segala daya upaya secara sadar dan

terencana untuk mengarahkan anak agar mereka mampu mengatasi diri

melalui kebebasan dan penalaran serta mengembangkan segala potensi

diri yang dimiliki anak.27

Segala potensi anak didik artinya, setiap anak didik bersifat

unik. Mereka memiliki potensi terpendam. Dalam proses pendidikan

karakter, semua potensi yang dimiliki anak didik digali dan

diberdayakan untuk bekal hidup mereka. Potensi diri sangat banyak

antara lain etos belajar, idealism pendidikan, mind mapping (penataan

informasi agar mudah diakses), multiple intelligence (kecerdasan

ganda), public speaking (keterampilan berbicara di depan umum),

effective thinking (pola berpikir efektif), editing (penyunting

karangan), brainstorming, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe komprehensif (MPKTK), sinergi pemberdayaan potensi anak,

lesson study (pengamatan pembelajaran di kelas), serta information

and communication technology (ICT).28

Pendidikan karakter berbasis potensi diri adalah proses

kegiatan yang dilakukan dengan segala daya upaya, secara sadar dan
26
M. Boy Singgih Gitayuda, dkk, Pelangi 2021 Pengenalan Kehidupan KAAampus Bagi
Mahasiswa Baru (PKKMB), (Bandung: CV. Med ia Sains Indonesia, 2021), h, 233.
27
Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, (Yogyakarta: Pelangi
Publising, 2010), h, 2.
28
Andi Suprayitno & Wahid aWahyudi, Pendidikan Karakter Di Era Milenial, (Sleman:
CV Budi Utama, 2020), h, 56-58.
27

terencana untuk mengarahkan anak didik agar mereka mampu

mengatasi diri, melalui kebebasan dan penalaran, serta

mengembangkan segala potensi diri yang dimiliki anak didik.

Pembentukan sikap melalui pendidikan karakter berbasis

potensi diri merupakan daya upaya untuk mengembangkan budaya

harmoni. Ketidak seimbangan sering terjadi antara harapan dan mimpi

anak didik yang tinggi tetapi kurang disertai dengan sikap dan daya

juang yang tinggi. Contoh lain adalah ketidak seimbangan yang terjadi

antara sinerji pendidik yang tinggi sedangkan anak didik bersifat pasif.

Budaya harmoni perlu dan penting untuk diselaraskan di dalam

pendidikan. Budaya harmoni yaitu keseimbangan antara mimpi dan

perbuatan, dan pendidik dan anak didik sama-sama aktif.29

b. Indikator Potensi Diri

1) Suka belajar dan mau melihat kekurangan dirinya,

2) Memiliki sikap yang luwes

3) Berani melakukan perubahan untuk perbaikan

4) Tidak mau menyalahkan orang lain maupun keadaan

5) Memiliki sikap yang tulus bukan kelicikan30

C. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Karakter

29
Ibid,. Yahya Khan, h, 118.
30
Rani Dewi Yulyani, “Pengaruh Potensi Diri, Motivasi Belajar, Lingkungan Sosial, Dan
Prospek Kerja Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Kuliah Di Prodi Bahasa Arab UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten” Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan, 2(1) 2021, h, 20. Tersedia
di: https://journal.al-matani.com/index.php/jkip/index. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2022.
28

Peran serta orang tua dalam mendidik anak yaitu kunci keberhasilan

orang tua dalam membentuk kepribadian anak. Anak cenderung meniru setiap

hal yang dilihat dari orang tuanya. Anak mengikuti perintah dari yang

dianjurkan oleh orang tuanya. Peran serta orang tua dipandang sebagai peran

dalam peningkatan pembelajaran anak di sekolah. Orang tua tidak hanya

bertugas untuk membiayai pendidik anak, namun harus berperan serta dalam

memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar anak di sekolah. Di luar

pembelajarannya di sekolah, ketika di rumah anak membutuhkan peran orang

tua untuk memberikan motivasi belajar bagi anaknya. dalam hal ini orang tua

harus berperan aktif.

Keluarga merupakan kelompok inti seorang anak karena keluarga

sebagai pendidik pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga anak

dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangannya sebagai

bekal ketika memasuki dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat, dan seluruh

isi kebudayaan, yang seharusnya menjadi tugas keluarga. 31 Selain keluarga

menjadi tempat untuk mendidik anak agar pandai, berpengalam,

berpengetahuan, dan berperilaku dengan baik. Kedua orang tua harus

memahami dengan baik kewajiban dan tanggung jawab sebagai orang tua.

Kedua orang tua tidak hanya sekedar membangun silaturahmi dan melakukan

berbagai tujuan berkeluarga, seperti meneruskan keturunan, menjalin kasih

sayang, mencari nafkah terhadap keluarga agar mereka bisa tercukupi

memberikan perkembangan terhadap anak tersebut.


31
M. Syahran Jailani, Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Islam, 2 (Oktober) 2014, h, 92. Tersedia di :
https://garuda.kemdikbud.go.id/dokuments/detail/2337737, Diakses pada tanggal 1 juli 2022.
29

Keluarga mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi

kehidupan dan perilaku anak. Kedudukan dan fungsi fundamental, karena

keluarga adalah wadah pembentukan watak dan akhlak yang pertama bagi

anak. Karena orang tua merupakan pusat kehidupan rohani anak, maka setiap

emosi anak dan pemikirannya dikemudian sebagai hasil dari ajaran orang

tuanya tersebut. Sehingga orang tua memegang peranan yang sangat penting

dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak.

Peran orang tua dalam pendidikan keluarga sangat mempengaruhi

proses belajar anak. Hal ini dikarenakan keluarga sebagai tempat terbaik

dalam setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangannya, maka kebutuhan

dasar belajar anak perlu dipenuhi oleh orang tua.32

Peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga merupakan

ketentraman dan kedamaian hidup, bahkan dalam perspektif islam keluarga

bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan sampai pada

lingkungan yang lebih besar dalam arti masyarakat secara luas, yang darinya

memberi peluang untuk hidup bahagia atau celaka.

Tanggung jawab yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang

tua kepada anak yaitu sebagai berikut: memelihara dan membesarkannya,

melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmani atau rohani dari

berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya, mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang berguna bagi hidupnya, membahagiakan anak untuk dunia

dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan


32
Desika Putri Mardiani, “Pengaruh Peran Orang Tua.,120.
30

Allah SWT sebagai akhir hidup sebagai umat muslim, karena dengan

pendidikan agama juga akan memberi kedisiplinan hidup sehingga akan

berhati-hati dalam melangkah kehidupannya yang selalu merasa dipantau oleh

Tuhan.

Dengan demikian, orang tua sebagai pendidik pertama dan terakhir

pada hakikatnya memiliki tanggung jawab yang penting di dalam kehidupan

anaknya, baik pendidikan jasmani maupun pendidikan rohani dan tanggung

jawab tersebut dimanifestasikan melalui pendidikan umum, aqidah, ibadah,

akhlak, intelektual, dan kematangan pisikis untuk menuju kedewasaan hidup

masa depan.

Selama proses pendidikan karakter dijalankan oleh orang tua di rumah,

maka orang tua tetap berkewajiban memantau perkembangan anak secara

terus-menerus. Pemantauan secara kontinyu adalah wujud dari pelaksanaan

pembangunan karakter. Beberapa hal yang perlu dipantau antara lain:

kedisiplinan mulai dari bangun tidur di pagi hari, pembiasaan jam berangkat

ke sekolah (jika anak sudah memasuki usia prasekolah), pembiasaan berdoa

sebelum makan, pembiasaan dalam berbicara (sopan santun berbicara),

maupun etika bertemu dengan orang lain. Jika anak sudah melakukan

pembiasaan berbuat baik, maka perlu diberikan muatan reward misalnya

pujian, orang tua memenuhi janji kepada anak, memberikan apresiasi dan

penghargaan kepada anak.

Orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam membangun

karakter anak. Waktu anak di rumah lebih banyak dibandingkan di sekolah.


31

Apalagi, sekolah merupakan lingkungan yang dikendalikan. Anak bisa saja

hanya takut pada aturan yang dibuat. Sementara, rumah adalah lingkungan

sebenarnya yang dihadapi anak.

Hambatan lain yang dialami oleh orang tua yaitu kebiasaan berperilaku

sopan santun yang sudah mulai luntur. Kebiasaan ini sudah tergantikan

dengan kebiasaan yang konon katanya disebut “modern”. Bahasa yang

digunakan pun sudah jauh dari definisi sopan dan santun. Anak lebih mudah

menirukan kebiasaan seperti ini dari lingkungan sekitar.33

33
Edi Widianto, “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia
Dini Dalam Keluarga” Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, 2, 1 (April), 2015, h, 35-36. Tersedia di:
https://journal.trunojoyo.ac.id/pgpaudtrunojoyo/article/download/1817/1500, Diakses pada tanggal
20 Oktober 2022.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan cara, langkah, dan prosedur

yang lebih melibatkan data dan informasi yang diperoleh melalui

responden sebagai subjek yang dapat mencurahkan jawaban dan

perasaannya sendiri untuk mendapatkan gambaran umum yang hilistik

mengenai suatu hal yang diteliti.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan

pada objek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran

peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif

mencari makna, pemahaman, pengertian tentang suatu fenomena, kejadian

maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan atau tidak


33

langsung dalam hal yang diteliti menyeluruh.34 Penelitian kualitatif yaitu

sebuah penelitian yang deskriptif atau penelitian yang sedang

menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. Dalam proses penelitian

cenderung memakai analisis dengan pendekatan induktif.

Menurut Lexy J. Meleong, penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.

Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. 35 Dan pada penelitian ini dapat

diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat

alamiah dan data yang dihasilkan berupa deskriptif. Penelitian ini

memusatka secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya

sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak

yang bersangkuatan. Subjek penelitian merupakan sumber data yang dapat

memberikan informasi terkait dengan permasalahan penelitian yang

diteliti. Bogda dan taylor mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis dan lisan dari perilaku yang dapat diamati. Metodologi penelitian

merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoritik berbagai

metode, kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan

34
Yuri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2017), h, 328.
35
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), h, 155.
34

dengan pemelihan metode yang akan digunakan. Dalam hal ini metode

lebih bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan meteodologi lebih

pada filosofis dan teoritisnya.36 Berdasarkan penjelasan di atas,

penelitian merupakan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk

dapat memahami tindakan pada subjek dan objek yang diteliti melalui

teknik penelitian kualitatif yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Karena untuk mendapatkan hasil dari peneitian peran orang tua dalam

pendidikan karakter anak akan lebih baik jika dilakukan melalui metode

kualitatif.

2. Sifat penelitian

Sifat yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. tujuan utama dilakukannya penelitian deskriptif adalah

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat. Peneliti tidak memberikan perlakuan-perlakuan

tertentu terhadap variable atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi

pada variable, tetapi seluruh kegiatan, keadaan, kejadian, aspek,

komponen, atau variable berjalan sebagaimana adanya. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan

menggambarkan penerapan orang tua dalam pendidikan karakter anak

yang di bantu oleh pak lurah atau tiyuh dan orang tua di Tulang Bawang

Barat.

B. Sumber Data
36
Mamik, Meteodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2014), h, 4-5.
35

Penetapan sumber data pada penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Pada

penelitian ini, sumber data dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data atau keterangan yang diperoleh seorang

peneliti secara langsung dari sumbernya. 37 Adapun sumber primer dalam

penelitian ini adalah kepala desa atau kepala tiyuh dan orang tua peserta

didik.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang sudah dikumpulkan oleh

pihak lain. Data sekunder berguna untuk digunakan sebagai dokumentasi

pendukung, artinya dapat melengkapi data asli yang dihimpun oleh

peneliti dan juga digunakan untuk menguji temuan sebelumnya.38

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu dokumen-dokumen, dan

foto-foto serta buku yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian

yang diperoleh dari Kepala Desa dan Orang Tua peserta didik di Tulang

Bawang Barat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling mendasar

dalam proses penelitian karena fokus utama dalam penelitian adalah

mendapatkan seduah data. Jika peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan

37
Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Social Di Masyarakat (Bandung: PT
Setia Invest, 2007), h, 79.
38
Harien Puspitawati & Tin Herawati, Metode Penelitian Keluarga (Bogor: IPB Press,
2018), h, 172.
36

data maka peneliti tidak bisa mendapatkan data untuk memenuhi standar data

yang telah ditentukan.39

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yakni:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengumpulkan data melalui

pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan

masalah penelitian.40 Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila,

penelitian berkenan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam. Dari segi proses pelaksanaanya observasi dibagi menjadi observasi

berperan serta, dan observasi non partisipan. Didalam observasi non

partisipan terdapat dua golongan yaitu terstruktur dan observasi tidak

terstruktur.

Dari penjelasan di atas dapat di pahami bahwa metode observasi

merupakan pengamatan tentang fenomena atau peristiwa yang sedang

terjadi digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia dan

diselidiki secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan,

karena dalam berlangsungnya penelitian peneliti tidak terlihat dan hanya

sebagai pengamat indenpenden. Observasi dalam penelitian ini dilakukan

untuk mendapatkan data seperti catatan kegiatan dan untuk mengamati

39
Hardian., Dkk, Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2020),
h, 121.
40
Musfiquon, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h,
120.
37

bagaimana orang tua dalam menumbuhkan pendidikan karakter anak di

Tulang Bawang Barat.

2. Wawancara

Wawancara yaitu Tanya jawab yang dilakukan antar dua orang

atau lebih secara langsung atau percakapan dengan tujuan tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh pihak, yaitu pewawancara (yang

mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai atau responden (yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu).

Ditinjau dari jenisnya, wawancara terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah Tanya jawab yang terarah dapat

ditujukan untuk mengumpulkan data-data yang relevan. Kelemahan

teknik ini yaitu kesan-kesan seperti kuisioner tang diucapkan, suasana

menjadi kaku dan formal. Sedangkan kelebihan dari teknik ini adlah

pertanyaan yang sistematis sehingga dapat mudah diolah kembali.

Pemecahan masalah yang lebih mudah memungkinkan dilakukannya

analisis kuantitatif dan kualitatif, dan kesimpulan yang diperoleh lebih

dapat diandalkan.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak

terarah. Kelemahannya yaitu tidak efesiennya waktu, biaya, dan

tenaga. Kelebihannya yaitu cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak


38

memerlukan keterampilan bertanya dan dapat menjaga suasana yang

wajar.

Peneliti menggunakan teknik wawancara denagn terstruktur,

dimana wawancara ditujukan untuk Kepala Desa dan beberapa Orang

Tua peserta didik di Tulang Bawang Barat untuk mendapatkan data

dan informasi.

3. Dokumentasi

Sebagai pendukung metode wawancara maka penulis

menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik

mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen berasal dari sumber

terpercaya baik dan bisa berupa teks tulisan, notulen rapat, foto, video, dan

lainnya.41 Adapun dokumentasi pada penelitian ini berupa profil sekolah,

visi-misi sekolah, foto-foto kegiatan saat penelitian, menjadi gambaran

umum lainnya yang menyangkut Kepala Desa dan Orangtua peserta didik

di Tulang Bawang Barat.

D. Teknik Penyesuaian Keabsahan Data

Keabsahana data diperlukan agar hasil penelitian mendapat

kepercayaan dari pihak pembaca hasil penelitian. Seperti yang sudah diuraikan

dalam bagian sebelumnya salah satu penentu kualitas dari hasil penelitian

kualitatif yaitu kualitas pengumpulan data.42

41
Nurhadi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2021), h,
133.
42
Hamidah, “Kritik Dan Adopsi Ifrs: Persefektif Ekologi Akutansi”, (Malang: Peneleh,
2020), h, 42.
39

Keabsahan data ini dapat mengetahui apakah penelitian benar-benar

sesuai fakta dan memiliki kualitas yang baik. Agar keabsahan data peneliti

menggunakan teknik keabsahan data teknik triangulasi teknik merupakan

suatu pengecekan keabsahan data dapat dari berbagai sumber.

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

data atau membandingkan data.

Triangulasi ini digunakan untuk menguji keaakuratan suatu data,

karena data yang didapatkan belum terjamin kebenarannya. Tujuan triangulasi

yaitu untuk membandingkan informasi atau data yang diperoleh berasal dari

sumber kenyataan dari pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung di

lokasi penelitian atau membandingkan informasi dari sumber lainnya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber (Data)

Teknik ini adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengecek

data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, agar

penelitian sesuai dengan tujuan mengenai analisis kesulitan belajar siswa

pada masa pembelajaran daring, maka pengumpulan dan pengujian data

yang diperoleh dilakukan melalui wawancara berbagai sumber adalah

kepala desa, orang tua dan beberapa murid.

2. Tringulasi Teknik

Teknik ini merupakan pengecekan data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang
40

berbeda. Peneliti mendapatkan data dari kegiatan wawancara lalu dicek

denagan dokumentasi dan angket.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data-data yang

diperoleh secara sistematis dari hasil wawancara, ddokumentasi, catatan

lapangan, serta cara menyusun data kedalam lingkup kategori,

menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilah data yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan yang

terakhir membuat kesimpulan agar lebih mudah dipahami baik oleh diri

sendiri maupun orang lain.43

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis

data model Miles dan Hubermen, dimana melalui beberapa proses diantaranya

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses merangkum, memilih poin-poin utama,

memfokuskan pada hal yang penting, menemukan pola dan tema, serta

menghasilkan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam

mencari dan mengumpulkan data tambahan jika diperlukan. Data-data

yang direduksi yaitu data-dat yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil

studi lapangan dan kajian literature yang dibuat menjadi sebuah ringkasan.

2. Penyajian Data
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Rnd (Bandung: Alfabeta,
2013), h, 240.
41

Penyajian data yaitu proses mengumpulkan informasi yang

kemudian disajikan secara terstruktur dengan tujuan untuk memudahkan

dalam memahami apa yang terjadi sehingga dapat merencanakan tindakan

selanjutnya dari apa yang telah dipahami. Jika data disajikan maka data

dapat diatur sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan data dapat

dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti yaitu tentang “Peran Orang Tua

Dalam Menumbuhkan Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Covid 19

Di Tulang Bawang Barat”. Artinya data yang sebelumnya dipilih dab

diringkas, jika diperlukan maka akan ditulis dan terpapar dalam laporan

penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam analisis data. Kesimpulan ini

digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Hasil

yang diperoleh dari seluruh proses analisis selanjutnya disimpulkan secara

deskriptif dengan melihat data yang ditemukan seperti jenis kesulitan

siswa belajar dari rumah pada saat pandemi, penyebab kesulitan yang

dialami.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat

1. Sejarah Singkat Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat

Tiyuh atau disebut juga Desa. tiyuh Candra Mukti adalah Tiyuh

hasil pemekaran Kampung Candra Kencana yang disahkan oleh Bupati

Tulang Bawang Barat pada tanggal pada tanggal 1 Oktober 2013, dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 08 tahun 2013

tentang Pembentukan dan Penggabungan/Pemekaran Kampung Candra

Mukti, Kampung Candra Jaya dan Kampung Tirta Makmur di Kecamatan

Tulang Bawang Tengah.

Tiyuh Candra Mukti merupakan wilayah bagian Barat dari

Kampung induk Candra Kencana asal usulnya dari Desa penempatan

Transmigrasi umum dan sebagian dari Purnawirawan ABRI (Transad)

tahun 1973/1975 yang berasal dari pulau Jawa yang terdiri dari berbagai

daerah asal seperti : Kabupaten Wonogiri, Magelang, Blora, Pati,

Kebumen, Brebes, Purwodadi, Semarang, Solo, Banyumas, Tegal, dan

Cilacap. Pada awal penempatan jumlah penduduk terdiri dari 589 dan

berjumlah 2.994 jiwa dengan luas wilayah 2000 Ha.44

Penjabat Kepalo Tiyuh Candra Mukti pertama adalah MARSUDI

HASAN dengan masa jabatan dari Oktober 2013 sampai dengan desember

2015. Karena Penjabat Kepalo Tiyuh mengambil cuti, maka ditunjuk


44
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Bawang Barat, diperoleh
tanggal 9 November 2022
43

Pelaksana Harian (Plh) Penjabat Kepalo Tiyuh Candra Mukti dari bulan

November sampai dengan Desember 2015 adalah FATKHUR ROHMAN.

Pada 3 November 2015 di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang

Barat dilaksanakan Pemelihan Kepalo Tiyuh secara serentak. Tiyuh

Candra Mukti untuk pertama kali menggelar peserta demokrasi suksesi

kepemimpinan Pemilihan Kepalo Tiyuh atau Kepala Desa, yang diikuti 2

(dua) calon, yaitu calon Nomor 1 JAHRI dan calon Nomer 2 MARSUDI

HASAN, dari hasil rekapitulasi penghitungan suara terbanyak adalah

MARSUDI HASAN ditetapkan sebagai Calon Terpilih dan berdasarkan

Surat Keputasan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor

B/240/1.0.1/HK/TBB/2015 tanggal 2 Desember 2015 ditetapkan dan

dilantik sebagai Kepalo Tiyuh Candra Mukti periode 2015-2021.

Pada tahun 2021 bulan Desember dilaksanakan Pemilihan Kepalo

Tiyuh lagi secara serentak yaitu sebanyak 69 Tiyuh di Kabupaten Tulang

Bawang Barat telah melaksanakan pesta demokrasi secara serentak pada

tanggal 9 Desember 2021. Pemilihan Kepalo Tiyuh Candra Mukti diikuti

oleh 5 (Lima) Calon, yaitu 01 MARSUDI HASAN, calon Nomor 02

NASORI, calon nomer 03 HADI MARGONO, calon nomor 04 TEGUH

MULYONO, dan calon nomor 05 FATKHUR ROHMAN. Dari hasil

rekapitulasi penghitungan suara terbanyak pada MARSUDI HASAN

ditetapkan sebagai Calon Terpilih, dan berdasarkan Surat Keputusan

Bupati Tulang Bawang Barat Nomor B/285/II.13/HK/TUBABA/2021

tanggal 17 Desember 2021 tentang Pengesahan data Pengangkatan Kepalo


44

Tiyuh Hasil Pemilihan Serentak Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

2021 Masa Jabatan 2021-2027.

Berikut adalah silsilah Kepemimpinan Tiyuh Candra Mukti:

a. MARSUDI HASAN Pejabat Kepalo Tiyuh Tahun 2015-2021

b. FATKHUR ROHMAN (Plh) Penjabat Kepalo Tiyuh Tahun 2015

(November s/d Desember)

c. MARSUDI HASAN, S.Pd, Kepalo Tiyuh Tahun 2015-2021

d. EDY MASKURY, A.Md, (Plh) Kepalo Tiyuh Tahun 2021 (November

s/d Desember)

e. MARSUDI HASAN, S.Pd, Kepalo Tiyuh Tahun 2021-202745

2. Keadaan Penduduk Desa Candra Mukti

Keadaan penduduk di Tiyuh Candra Mukti terdiri dari 2.680 jiwa

dengan penduduk usia produktif 1.967 jiwa dan keluarga yang

dikategorikan miskin 252 keluarga. Mata pencarian sebagai penduduk

yaitu Pertanian, Perkebunan dan Perdagangan sedangkan hasil produksi

ekonomis Tiyuh yang menonjol adalah karet dan singkong.

Table 1.1
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin46

NO Penduduk Jumlah
1. Jumlah Laki-laki 1.414 orang
2. Jumlah Perempuan 1.266 orang

Table 1.2

45
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 9
November 2022
46
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 9
November 2022
45

Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama47

NO Jenis Penduduk Jumlah


1. Islam 2.7784
2. Kristen 82
3. Katholik 57
Table 1.3
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan48

N Jenis Pekerjaan Jumlah


O
1. PNS 55
2. Pensiunan 10
3. TNI/Polri 8
4. Perdagangan/pedagang 77
5. Petani/Kebun 432
6. Karyawan Swasta/ Karyawan BUMN/ 50
Karyawan Honorer
7. Buruh Tani/ Tukang Kayu/ Tukang 54
Las/ Mekanik
8. Dosen/Guru 15
9. Perangkat desa 8
10. Wiraswasta 459

3. Sarana Dan Prasaranan Desa Candra Mukti

a. Gedung Balai Desa

b. Gedung Sekretariat Desa

c. Ruang Sekretariat Desa dan Pelayanan

d. Gedung Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

e. Ruang untuk Dapur

f. Kamar mandi dan toilet

g. Gedung Desa

h. Puskesmas
47
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 9
November 2022
48
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 9
November 2022
46

i. Posyandu49

Sarana Pendukung Pelayanan Pemerintah Desa

a. Meja

b. Kursi Rapat

c. Kursi Kerja

d. Rak Arsip

e. Proyektor LCD, Leptop, Komputer, Scaccer dan Printer

f. Lemari Arsip

g. Papan Pengumuman Desa.50

4. Keadaan Pendidikan Masyarakat Desa Candra Mukti

Keadaan lembaga pendidikan masyarakat yang ada didesa atau

tiyuh Candra Mukti Tulang Bawang Barat terdiri dari PAUD Permata

berjumlah 1 dengan pendidik 4 dan peserta didik 62 siswa, RA Matholi’ul

Falah berjumlah 1 dengan pendidik berjumlah 4 dan peserta didik 50,

Sekolah Dasar berjumlah 2 dengan pendidik berjumlah 24 dan peserta

didik 250 siswa, SDIT berjumlah 1 dengan pendidik berjumlah 20 dan

peserta didik 320 siswa, TPQ berjumlah 2 dengan pendidik berjumlah 14

dan peserta didik 60 siswa. Dari keterangan tersebut dapat diketahui

bahwa tingkat lembaga pendidik di Tiyuh Candra Mukti Kurang memadai,

karena di Tiyuh Candra Mukti belum ada SMP/MTS, SMA/MA. Dengan

49
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 10
November 2022
50
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 10
November 2022
47

demikian untuk melanjutkannya berada di luar Tiyuh atau Desa Candra

Mukti.

5. Visi Dan Misi Candra Mukti

a. VISI

Terwujudnya masyarakat Tuyuh Candra Mukti yang Religi,

Mandiri, Berkembang dan Berkelanjutan.

1) Religi tersebut mengandung makna bahwa semua warga


masyarakat Tiyuh Candra Mukti mempunyai Kepercayaan dan
Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (SWT), TPA, TPQ
dan Pendidikan Dasar di usia dini.
2) Mandiri mengandung makna bahwa masyarakat Tiyuh Candra
Mukti mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat
dengan mengendalkan kemampuan dan sumber daya manusia yang
ada.
3) Berkembang artinya mampu bersaing dengan perkembangan jaman
sehingga kedepannya mampu berkembang dan mengikuti
perubahan jaman.
4) Berkelanjutan berarti, bahwa saya apabila diberikan kepercayaan
dari masyarakat Tiyuh Candra Mukti dan Ridho ALLAH SWT
akan melanjutkan program-program terdahulu yang masih tertunda
dikarenakan adanya wabah COVID-19 di wilayah kita.51

b. MISI

Untuk meraih Visi yang sudah dijabarkan di atas dan dengan

mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun

eksternal maka disusunlah misi sebagai berikut:

1) Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk


menambah keimanan dan ketaqwaan kepada ALLAH SWT.
2) Mewujudkan dan mendorong usaha-usaha untuk terjalinnya
kerukunan umat beragama.
3) Menata pemerintahan yang kompak, loyalis dan bertanggung
jawab atas pekerjaan yang telah diamanahkan oleh warga
masyarakat.
51
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 10
November 2022
48

4) Meningkatkan pelayanan masyarakat terpadu dan terus menerus.


5) Menumbuhkan gairah individu-individu untuk menjadi insan yang
tangguh.
6) Mengembangkan potensi masyarakat yang berdaya guna dan
berhasil guna,
7) Memberikan bekal kepada masyarakat dengan teknologi tepat guna
mensejahterakan masyarakat agar terhindar dari kemiskinan.52

B. Peran Orang Tua Dalam Membentuk Pendidikan Karakter Anak


Berbasis Potensi Diri Di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Candra Mukti Tulang Bawang

Barat yang peneliti lakukan di lapangan tentang peran orang tua dalam

membentuk karakter anak berbasis potensi diri dengan melakukan wawancara

dengan sumber data berupa 8 orang tua yang dilakukan dari tanggal 9-16

November 2022, dan melakukan observasi dan dokumentasi maka peneliti

akan memaparkan gambaran umum mengenai peran orang tua dalam

membentuk pendidikan karakter anak berbasis potensi diri sebagai berikut:

1. Peran Orang Tua Sebagai Pendidik

Peran orang tua sangat penting bagi anak untuk membentuk

pendidikan karakternya dan dapat mengembangkan potensi diri yang

masing-masing anak karena setiap anak perlu dididik dan mengajarkan

anak-anaknya untuk bertutur kata yang sopan, berakhlak yang baik, tidak

berbicara dengan nada yang tinggi.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 8 orang

tua, 5 dari 8 orang tua diantaranya yaitu Ibu Purwati, Ibu Soimah, Ibu

Yanti, Ibu Siti Romlah, Ibu Sri Hartati sudah berhasil menjalankan

perannya sebagai pendidik yaitu membelajari anak bertutur yang baik,


52
Dokumentasi Profil Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, diperoleh tanggal 10
November 2022
49

mencontohkan akhlak yang baik seperti berjalan di depan orang yang lebih

tua harus menunduk, tidak boleh berbicara dengan nada yang tinggi dan

memotong pembicaraan orang lain, sedangkan 3 orang tua dari mereka

yaitu Ibu Siti Alfiah, Mbak Mia dan Ibu Rina masih kurang dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik yaitu belum bisa mencontohkan

yang baik, membiarkan anak berbicara dengan intonasi yang tinggi dan

kurangnya orang tua dalam mengajarkan kewajibannya.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan orang tua di Desa

Candra Mukti Tulang Bawang Barat mengenai peran orang tua sebagai

pendidik sebagai berikut:

“Purwati (Orang Tua) beliau mengatakan saya sudah


mengajarkan bertutur kata yang sopan dan baik, bahkan saya
menegur jika anakku berbicara dengan menggunakan nada tinggi
kepada orang lain” 53

Dari hasil wawancara di atas mendidik melalui contoh prilaku yang

sudah diterapkan. Dengan mengajarkan kesopanan dan menegur ketika

salah. Namun anak semakin besar mulai berani dengan orang yang lebih

tua, kemudian jika keinginannya tidak terpenuhi maka anak akan marah

atau ngambek. Membentuk pendidikan karakter anak untuk kejujuran,

saling menghormati, sopan santun, baik hati, ramah, dan menaati peraturan

agama anak usia 6-12 tahun memang sangat bagus melalui contoh prilaku,

dan sudah diajarkan seperti bertutur kata sopan, tidak meninggikan suara

dan menjaga sikap yang baik. Karena menurut orang tua di Desa Candra

Mukti anak usia 6-12 tahun masih sangat polos dan mudah di bentuk
53
Wawancara dengan Ibu Purwati (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang
Barat RK 03, Tanggal 11 November 2022
50

ataupun diarahkan. Dengan begitu orang tua harus berusaha menjaga sikap

dan tutur kata di depan anak supaya anak dapat mencohtohnya. Karena

anak sangat mudah mencontoh atau meniru prilaku yang dilihatnya. Orang

tua juga harus memiliki ketegasan atau kebijakan agar anak semakin patuh

kepada yang lebih tua dan mau menghormatinya. Selalu memberikan

contoh-contoh prilaku yang baik misalnya kejujuran, sopan santun, ramah

dan menaati peraturan. Karna anak akan lebih meniru dan mempraktekkan

apa yang dilihatnya disbanding yang didengar. Dalam rangka

meningkatkan pendidikan karakter anak berbasis potensi diri, sangat perlu

contoh-contoh prilaku yang memungkinkan untuk tumbuh dan

berkembang pembentukan pendidikan karakter anak. Untuk itu orang tua

harus selalu mengajarkan kepada anak untuk tidak bermalas-malasan dan

mengajarkan kedisiplinan. Karna kedisiplinan seorang anak akan

menumbuhkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Selain wawancara dengan orang tua di atas peneliti juga

melakukan wawancara dengan Abdillia (anak) menyatakan bahwa:

“iya, ibu saya selalu mengajarkan saya bertutur kata yang


sopan santun dan mencontohkannya, misalnya menyapa seseorang
ketika bertemu dijalan dan berbicara dengan nada rendah terhadap
orang lain”.54

Dari hasil wawancara kepada anak, bahwa orang tua perlu sekali

mengajarkan kepada anak dengan mencontohkannya terlebih dahulu.

Karna pada sekarang ini karakter anak sangat menurun, sikap anak

terhadap orang tua dan orang lain sangatlah tidak pantas dilakukan. Oleh
54
Wawancara dengan Abdillia Wibisono (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang
Barat RK 03, 11 November 2022
51

karna itu, sebagai orang tua harus sabar untuk mengajarkan pendidikan

karakter yang baik kepada anaknya.

“Kemudian wawancara dengan Ibu Soimah (orang tua)


beliau, mengatakan saya sudah memberikan contoh untuk
mematuhi perintah yang sudah dibuat misalnya membangunkan
anak untuk sholat subuh, ketika saya suruh untuk sholat dan
anaknya malas-malasan, saya memberikan pengertian bahwa
sholat lima waktu itu penting”.55

Dari hasil wawancara tersebut mendidik anak untuk mematuhi

peraturan yang sudah ditetapkan. Dengan mengajarkan dan menuntunnya

agar mau melakukan peraturan tersebut. Orang tua harus sabar dalam

mengajarkan kepada anaknya hal-hal yang baik seperti mengajarkan

sholat, menyuci piring ketika selesai makan dan merapihkan tempat tidur

ketika bangun tidur. Dari hal yang paling kecil dan anak diajarkan

kedisiplinan maka anak akan terbiasa dengan perlakuan itu sampai dia

besar akan tetap melakukannya jika diajarkan dari usia dini.

Dari data di atas para orang tua di Desa Candra Mukti Tulang

Bawang Barat nampaknya sudah mengajarkan kepada anaknya untuk

mematuhi peraturan sesuai dengan apa yang sudah dicontohkan. Dalam

kehidupan sehari-hari orang tua, juga harus memperbaiki tutur kata yang

sopan dan mengajarkan kepada anaknya peraturan yang telah dibuat dalam

keluarga. Melatih dirinya sekaligus memberikan contoh terhadap anaknya

untuk kejujuran, sopan santun, ramah dan menaati peraturan sesuai dengan

ajaran islam.

55
Wawancara dengan Soimah (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat
RK 03, Tanggal 11 November 2022
52

Wawancara kepada Sihabudin (anak) menyatakan bahwa:

“iya, ibu saya selalu mengajarkan kepada saya untuk


mematuhi peraturan yang sudah dibuat, orang tua selalu
membangunkan saya untuk melaksanakan sholat lima waktu dan
mengajarkan mencuci piring ketika selesai makan.”56

Dengan demikian orang tua dalam membentuk pendidikan karakter

anak berbasis potensi diri dapat dilakukan dengan cara mendidik melalui

contoh prilaku. Memiliki prilaku disiplin sehingga dapat dicontoh oleh

anak-anaknya. mendidik anak dengan mematuhi peraturan yang ada

dirumah sangat efektif dalam membentuk pendidikan karakter anak.

2. Peran Orang Tua Sebagai Pembimbing

Peran orang tua sebagai pembimbing sangatlah penting untuk

anak-anak. Hal ini sangatlah membutuhkan bimbingan dari orang tua

terlebih apabila anak merasa kesulitan dalam hal belajar.

Dilingkungan Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat

memberikan bimbingan dan melatih sehingga anak-anak dapat

bertumbuhkembang dan dapat mengembangkan kreativitasnya. Seperti

wawancara yang dilakukan kepada 8 orang tua di Desa Candra Mukti

Tulang Bawang Barat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 8 orang tua

mengenai perannya sebagai pembimbing untuk anak-anaknya bisa

dikatakan cukup baik. 6 dari mereka yaitu Ibu Purwati, Ibu Soimah, Ibu

Yanti, Ibu Siti Romlah, Ibu Siti Alfiyah dan Ibu Risa untuk membimbing

anaknya yaitu dengan cara memberikan bimbingan anak-anaknya dengan


56
Wawancara dengan Sihabuddin (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK
3, Tanggal 11 November 2022
53

sabar, mengembangkan potensi diri, moral yang baik dan berfikir positif,

dan 2 diantara mereka masih kurang dalam membimbing anak yaitu

sibuknya orang tua, orang tua yang sering memarahi dan kurangnya kasih

sayang orang tua akan membuat anak menjadi nakal.

Setelah peneliti melakukan wawancara tentang peran orang tua

sebagai pembimbing untuk membentuk pendidikan karakter yang lebih

baik lagi sebagai berikut:

Wawancara dengan Romlah (orang tua) mengatakan bahwa:

“cara saya membimbing anak-anak dengan sabar supaya

mereka mau berfikir dan berprilaku yang baik dan

mengembangkan potensi diri, agar moral dan tata krama menjadi

lebih baik lagi”.57

Orang tua masa kini harus meneruh perhatian yang besar dan mau

membimbing untuk membentuk anak-anaknya menjadi anak yang pandai,

cerdas, dan berkarakter. Akan tetapi dalam kenyataan, harapan orang tua

masih jauh dari realisasinya. Karakter terdiri dari kebiasaan-kebiasaan

yang dilakukan. Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan

remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi

pembentukkan kebiasaan anak, dalam hal yang baik maupun yang buruk.

Wawancara dengan Bilal (anak) mengatakan bahwa:

57
Wawancara dengan Ibu Romlah (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang
Barat RK 03, Tanggal 12 November 2022
54

“iya, ibu saya selalu sabar dalam membimbing untuk

menjaga moral dan mengembangkan potensi diri yang saya

punya”58

Wawancara dengan ibu Sri (orang tua) mengatakan bahwa:

“cara mendidik karakter anak sejak dini sudah saya terapkan


seperti mengajarkan kepada anak bagaimana memiliki rasa
tanggung jawab dan berkata jujur. Misalnya saya selalu
mengatakan belajar untuk pelajaran besok dan jangan mengambil
barang yang bukan milik kita”.59

Orang tua berperan penting dalam membentuk pendidikan karakter

anak sejak dini. Bagi anak, orang tua sebagai pendidik utama yang dikenal

sebelum lingkungan, orang tua harus mengajarkan tanggung jawab,

bersikap jujur, tidak mengambil barang yang bukan miliknya dan

mengembangkan sesuatu yang diinginkan agar terwujud.

Wawancara dengan Mishel (anak) mengatakan bahwa:

“iya, ibu saya mengajarkan harus berkata jujur, memiliki

sikap bertanggung jawab dan tidak boleh mengambil barang yang

bukan miliknya”.60

Dari hal kecil seperti membiasakan berkata jujur dan tidak

mengambil barang yang bukan miliknya itu adalah salah satu contoh

menumbuhkan pendidikan karakter anak yang baik. Jika anak tidak

diajarkan dari kecil berkata jujur maka ketika dewasa akan selalu
58
Wawancara dengan Bilal (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 12 November 2022
59
Wawancara dengan Ibu Sri (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat
RK 03, Tanggal 12 November 2022
60
Wawancara dengan Mishel (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 12 November 2022
55

berbohong seperti nilai ulangannya jelek dia tidak mau berbicara kepada

orang tuanya dan mengambil barang yang bukan miliknya. Maka dari itu,

orang tua harus tegas dalam mendidik anaknya supaya tumbuh dan

berkembang dengan baik dan menjadi generasi yang tidak salah arah.

3. Peran Orang Tua Sebagai Motivator

Berkaitan dengan orang tua dalam membentuk pendidikan karakter

anak berbasis potensi diri seperti memotivasi anaknya ketika malas belajar

atau mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan harapannya. Supaya anak

terus belajar dan berusaha agar apa yang diharapkannya tercapai.

Dari hasil wawancara yang yang dilakukan oleh peneliti dengan 8

orang tua, 7 dari 8 orang tua yaitu Ibu Purwati, Ibu Soimah, Ibu Yanti, Ibu

Siti Romlah, Ibu Sri Hartati, Ibu Siti Alfiah dan Ibu Rina dalam

memberikan perannya sebagai motivator sudah cukup baik, mereka

memberikan semangat dan hadiah apabila mendapatkan prestasi,

memberikan ucapan dan pujian jika anak jika mendapatkan nilai yang

besar. 1 diantara mereka yaitu Mbak Mia, kurang memberikan motivasi

kepada anaknya, karena mbak Mia belum bisa memotivasi anaknya untuk

giat belajar, tidak memberikan semangat belajar, sering memarahinya hal

ini akan berdampak tidak baik bagi anaknya.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan orang tua anak di

Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat mengenai peran orang tua

sebagai motivator yaitu sebagai berikut:


56

Wawancara dengan Siti Alfiah (orang tua) mengatakan bahwa:

“Terkadang anak saya merasa bosan dan malas ketika


belajar, apalagi kalau pelajaran yang tidak ia sukai pasti susah
sekali. Sebagai orang tua saya harus mengingatkan supaya anak
tidak malas-malasan terus ketika disuruh belajar”.61

Wawancara dengan Putri (anak) mengatakan bahwa:

“Ibu saya sering memarahi bila saya malas belajar. Jadi saya

harus rajin belajar agar tidak dimarahi dan membuat saya semangat

belajar”.62

Memberikan semangat atau motivasi dari orang tua sangatlah

berpengaruh kepada anak, setidaknya anak merasa diperhatikan walaupun

pelajaran itu tidak disukainya. Sebagai orang tua memang harus telaten

dalam mengingatkan kepada anaknya untuk belajar supaya tidak merasa

kesusahan apabila disekolah diadakan ulangan harian dadakan.

Wawancara dengan Mbak Mia (orang tua) mengatakan bahwa”

“Adik saya sering sekali membantah atau tidak


mendengarkan perkataan orang tua ataupun saya, karena dia
merasa kurangnya rasa kasih sayang dari orang tuanya, sering
dimarahi, itulah salah satu faktornya”.63

Wawancara dengan Wildan (anak) mengatakan bahwa:

61
Wawancara dengan Ibu Siti Alfiah (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang
Barat RK 03, Tanggal 13 November 2022
62
Wawancara dengan Putri (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 13 November 2022
63
Wawancara dengan Mbak Mia (Kakak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK
03, Tanggal 13 November 2022
57

“orang tua saya sering sekali memarahi sampai saya

menangis jika saya tidak mau belajar dan melakukan apa yang

disuruhnya”.64

Sebagai orang tua harus mencontohkan hal yang baik, inilah salah

satu faktor penghambat pembentukan pendidikan karakter anak. Karena

anak merasa kurang kasih sayang, orang tua yang sibuk sampai tidak

sempat mengurus anak, tidak ada contoh teladan yang baik. Jadi, seperti

inilah anak selalu membantah perkataan orang lain, semuanya disebabkan

dari orang tuanya yang tidak memberikan contoh atau teladan yang baik

jadi anak mengikuti tingkah laku yang buruk. Seharusnya orang tua

memberikan waktu untuk sekedar bertanya atau menanyakan pelajaran

disekolah agar anak itu tidak nakal.

Dari data di atas peran orang tua di Desa Candra Mukti Tulang

Bawang Barat berusaha memperbaiki sikap dan mencontohkan yang baik

supaya anak itu bisa berubah menjadi lebih baik dan tidak nakal lagi. Jika

orang tua sudah menanamkan sifat buruk dari dini maka besarnya anak

akan semakin nakal dan membantah terus ketika diberi nasihat. Orang tua

sudah membiasakan seorang anak dalam menumbuhkan pendidikan

karakter, tetapi ada faktor yang dapat menghambat membentuknya

pendidikan karakter anak seperti, orang tua yang tidak memiliki waktu

luang, mencontohkan sikap yang buruk dari perbuatan maupun perkataan.

Ada faktor lain juga seperti teman sebayanya yang terkadang membuat
64
Wawancara dengan Wildan (Adik) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 13 November 2022
58

anak menjadi nakal juga. Hal seperti itu harus dirubah sebelum anak

beranjak dewasa supaya mau berubah menjadi seseorang yang lebih baik

lagi.

4. Peran Orang Tua Sebagai Pelayanan

Sebagai orang tua dalam membentuk pendidikan karakter berbasis

potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat sebagai

pelayanan untuk anaknya. Memberikan pengertian, fasilitas dan juga

waktu untuk anaknya agar anak dapat bertumbuhkembang dengan baik

dan apa yang diinginkan anak tercapai.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 8 orang tua,

4 dari 8 orang tua yaitu Ibu Purwati, Ibu Soimah, Mbak Mia, dan Ibu Sri

Hartati dalam menjalankan perannya sebagai pelayanan bagi anaknya

dikatakan kurang, dalam segi perekonomian itulah yang dapat

menghambat belajar anak, fasilitas yang belum terpenuhi, kurangnya

waktu luang karena orang tua yang sibuk dan perhatian yang kurang dapat

menghambat proses belajar dan menumbuhkan potensi diri yang dimiliki

anak. Sedangkan 4 orang tua yang lain yaitu Ibu Siti Romlah, Ibu Siti

Alfiyah, Ibu Yanti dan Ibu Rina dalam menjalankan perannya sebagai

pelayanan anaknya mereka yang bisa memenuhi kebutuhan dan fasilitas

anaknya, menyediakan buku bacaan dan buku cerita, menyediakan tempat

belajar yang nyaman dan mengikutkan anak kedalam bimbingan belajar.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan orang tua anak di

Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat sebagai berikut:


59

Wawancara dengan Ibu Yanti (orang tua) mengatakan bahwa:

“Saya berusaha yang terbaik untuk anak saya, berusaha

menjadi teman sekaligus ibu, memberikan pengertian

kepadanya”.65

Sebagai orang tua harus siap siaga dalam segala apapun termasuk

harus memperhatikan pendidikan anaknya. Orang tua harus bisa membagi

waktu untuk memberikan perhatian seperti mengontrol waktu belajar dan

cara belajar anak, memantau perkembangan potensi diri anak,

perkembangannya serta efektivitas kegiatan dan jam belajarnya. Dari hal

ini, perhatian orang tua pada pendidikan anak terutama perkembangan dan

kegiatan belajar anak. Begitu juga orang tua harus menunjukkan

kerjasamanya dalam mengarahkan cara belajar anak di rumah, membuat

pekerjaan rumahnya dan tidak disita waktunya untuk mengerjakan rumah

tangga.

Wawancara kepada Hafis (anak) mengatakan bahwa:

“iya kak, orang tua saya telah memberikan waktu luang

untuk menemani saya belajar dan berusaha memberikan hal yang

positif”.66

Memberikan waktu yang luang dan perhatian yang cukup akan

membentuk pendidikan karakter anak yang baik serta potensi diri yang ada

65
Wawancara dengan Ibu Yanti (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat
RK 03, Tanggal 14 November 2022
66
Wawancara dengan Hafis (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 14 November 2022
60

akan berkembang dengan sendirinya asalkan orang tua selalu

memperhatikan kegiatan supaya tidak mengganggu aktivitas belajarnya.

Wawancara dengan ibu Rina (orang tua) mengatakan bahwa:

“Saya berusaha mengajarinya apabila sudah mengeluh

dengan pelajaran yang tidak dipahaminya waktu di sekolah. Saya

berusaha mendekatinya dan mendengarkan keluh kesahnya”.67

Wawancara dengan Ghozali (anak) mengatakan bahwa:

“Ibu saya selalu mendengarkan keluh kesah ketika saya

merasa kesusah dala pelajaran atau ketika saya mempunya masalah

terhadap teman saya”.68

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa peran orang

tua sebagai pelayanan itu sangatlah penting untuk membentuk pendidikan

karakter anak berbasis potensi diri. Ketika anak mengalami kesusahan

dalam hal belajar sebaiknya orang tua memberikan arahan sampai anak

memahami pelajaran tersebut. Karena dengan orang tua memberikan

arahan kepada anak, jika anak tidak diberikan arahan maka anak malas

belajar dan ketika di sekolahan ada tugas maka anak akan semakin

kesulitan dan pada akhirnya akan menyontek temannya di kelas.

Table 2.1
observasi penilaian terhadap potensi diri yang dimiliki anak69
67
Wawancara dengan Ibu Rina (Orang Tua) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat
RK 03, Tanggal 14 November 2022
68
Wawancara dengan Ghozali (Anak) di Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat RK 03,
Tanggal 14 November 2022
69
Observasi Desa Candra Mukti Tulang Bawang Barat, Tanggal 14 November 2022
61

NO. Nama Indikator Potensi Diri Skor


1 2 3 4 5
1. Abdillia 3 1 2 0 2 8
2. Sihabudin 2 0 1 0 3 6
3. Bilal 2 0 1 2 0 5
4. Mishel 2 1 0 1 1 5
5. Putri 3 1 2 1 1 8
6. Wildan 0 1 1 1 2 5
7. Hafis 2 1 3 0 1 7
8. Ghozali 3 0 2 2 1 8

Petunjuk:

Perhatikan kriteria berikut selama mengobservasi. Berikanlah angka sesuai

dengan pengamatan peneliti: 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 =

Kurang Baik, 0 = Tidak Sesuai.

Indikator Potensi Diri

1. Anak suka belajar dan melihat kekurangan diri

2. Anak mempunyai sikap yang luwes

3. Anak berani melakukan perubahan dan perbaikan

4. Anak tidak mau menyalahkan orang lain

5. Anak memiliki sikap yang tulus

Berdasarkan hasil observasi pada tabel 2.1 di atas, dapat diketahui

aktivitas perkembangan potensi diri yang dimiliki anak berbeda-beda

sebagai berikut:

1. Dilihat dari aktivitasnya Abdillia merupakan anak yang sangat baik

dalam belajar dan mau melihat dari kekurangan dirinya, memiliki sikap
62

yang kurang luwes, cukup berani melakukan perubahan dan perbaikan

dalan suatu hal, memiliki sikap yang kurang baik yaitu mau

menyalahkan orang lain walaupun itu kesalahannya, memiliki sikap

yang cukup tulus dalam menolong orang lain dan membantunya. 70

2. Dilihat dari aktivitasnya sihabudin merupakan anak yang cukup

memiliki sikap dalam belajar dan mau melihat kekurangan dirinya,

tidak memiliki sikap yang luwes kepada orang lain, kurang berani

dalam melakukan perubahan dan perbaikan, sering menyalahkan orang

lain meskipun itu keslahannya sendiri, tetapi dia juga memiliki sikap

yang tulus kepada orang lain.71

3. Dilihat dari aktivitasnya Bilal merupakan anak yang suka belajar dan

cukup melihat kekurangan dirinya, tidak mempunyai sikap yang luwes

anaknya gampang tersinggung, kurang memiliki keberanian dalam

melakukan perubahan dan perbaikan, cukup baik dan masih

mempertimbangkan dalam hal mau menyalahkan orang lain, tidak

memiliki sikap yang tulus dalam membantu temannya.72

4. Dilihat dari aktivitasnya Mishel merupakan anak yang suka belajar dan

cukup melihat kekurangan pada dirinya, kurang mempunyai sikap yang

luwes, belum memiliki perubahan dan perbaikan dalam dirinya masih

70
Abdillia, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
71
Sihabudin, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
72
Bilal, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
63

suka menyalahkan orang lain dalam masalahnya kurang memiliki sikap

yang tulus.73

5. Dilihat dari aktivitasnya Putri merupakan anak yang semangat dalam

hal belajar dan baik dalam melihat kekurangan dirinya, masih kurang

dalam sikap luwes, anak yang cukup berani melakukan perubahan dan

perbaikan serta mengajak teman-temannya untuk tidak belajar disiplin

dan tidak boleh menyalahkan orang lain sebelum mengoreksi dirinya,

dan putri memiliki sifat yang tulus membantu teman-temannya yang

sedang kesulitan.74

6. Dilihat dari aktivitasnya Wildan merupakan anak yang sulit dalam

belajar dan belum bisa melihat kekurangan dirinya, masih belum

memiliki sikap luwes terhadap orang lain, anak yang cukup berani

melakukan perubahan dan perbaikan, wildan anak yang kurang kasih

sayang dari orang tuanya sehingga masih sering menyalahkan orang

lain, dan cukup memiliki sikap yang tulus mau membantu kepada

teman-temannya.75

7. Dilihat dari aktivitasnya Hafis merupakan anak yang cukup memahami

dalam belajar dan mau melihat kekurangan dirinya, kurang memiliki

sikap luwes, kurang berani dalam melakukan perubahan dan perbaikan

73
Mishel,hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
74
Putri, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
75
Wildan, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
64

dalam dirinya, sering menyalahkan orang lain dan tidak melihat

kekurangan dari dirinya dan masih kurang dalam sikap yang tulus.76

8. Dilihat dari aktivitasnya Ghozali merupakan anak baik dalam hal

belajar dan mau melihat kekurangan dirinya, tetapi dia belum memiliki

sikap luwes terhadap orang lain, cukup berani melakukan perubahan

dan perbaikan untuk dirinya, melihat terlebih dahulu dirinya sebelum

menyalahkan orang lain, dan memiliki hati yang tulus.77

Berdasarkan dari hasil observasi penilaian terhadap potensi diri

anak. Setiap anak memiliki kriteria yang berbeda-beda, ada yang

semangat belajarnya hal ini orang tuanya sudah berhasil mendidik dan

memberikan perhatian sehingga anak-anaknya dapat

bertumbuhkembang dengan baik. Dan ada yang kurang kasih sayang

dalam lingkup keluarganya sehingga anak merasa tidak diperhatikan

dan pada akhirnya potensi diri yang dimilikinya tidak dapat

dikembangkan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi di lakukan peneliti di Desa Candra Mukti

Tulang Bawang Barat, menjelaskan dan menjawab apa yang sudah peneliti

temukan dengan beberapa data yang sudah ditemukan, baik dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti mencoba mendiskripsikan

data-data yang telah peneliti temukan berdasarkan dari logika dan diperkuat

76
Hafis, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
77
Ghozali, hasil observasi penilaian terhadap potensi diri di Desa Candra Mukti Tulang
Bawang Barat, Tanggal 15 November 2022
65

dengan teori-teori yang sudah ada dan kemudian diharapkan bisa menemukan

sesuatu yang baru.

Data yang peneliti sajikan berdasarkan wawancara dengan orang tua

dan anak. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

penulis rumuskan, maka dalam penyajian ini dapat peneliti klarifikasikan

tentang Peran Orang Tua Dalam Membentuk Pendidikan Karakter Anak

Berbasis Potensi Diri di Candra Mukti Tulang Bawang Barat.

Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam segala hal salah satunya

pendidikan karakter anak berbasis potensi diri karena orang tua adalah sekolah

pertama bagi anaknya. Pembentukan pendidikan karakter anak ini diberikan

oleh orang tua kepada anak ketika anak masih kecil sehingga nantinya akan

menjadi kebiasaan yang baik bagi anak ketika dewasa. Peran yang dilakukan

oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang hangat dan tentram dalam

keluarga, meningkatkan dan menanamkan sikap yang baik pada anak,

mengusahakan kebahagiaan anak, menuntun anak mematuhi perintah dan

mengembangkan potensi diri anak, memberikan pengawasan, pelayanan serta

perlindungan bagi anaknya.

Untuk mengetahui kedisiplinan pada anak dilihat dari prilaku mereka

dalam melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab dan tepat

waktu. Orang tua merupakan contoh yang akan selalu ditiru oleh anak. Untuk

itu, orang tua harus memberikan contoh dan pengasuhan yang benar serta

mencukupi dan mampu membantu mengembang potensi diri yang dimiliki

oleh anaknya. Dalam membangun pendidikan karakter pada anak harus


66

diarahkan agar anak memiliki jiwa mandiri, bertanggung jawab dan mengenal

sejak dini untuk dapat membedakan hal yang baik dan buruk. Orang tua juga

harus mengajarkan akhlak dan tutur kata yang baik kepada anak supaya ketika

dewasa anak sudah terbiasa dengan hal-hal yang baik.

Pendidikan yang berhasil sering dikaitkan dengan seberapa besar orang

tua dalam memahami anaknya sebagai seseorang yang unik. Setiap anak pasti

memiliki potensi yang berbeda-beda. Munculnya potensi diri anak memang

tergantung pada rangsangan yang diberikan orang tua. Karena itu, wajib bagi

orang tua untuk menggali sekaligus mengembangkan potensi diri anak sejak

kecil. Dalam mengarahkan kemampuan anak bisa dilakukan dengan

memberikan suatu hal yang dia sukai dan mengajak anak untuk

memainkannya. Orang tua juga harus memberikan arahan agar anak tidak lupa

dengan kewajibannya, supaya anak bisa mengimbangi antara sesuatu yang dia

sukai dengan belajar.

Potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu yang

mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam prestasi atas

kemampuan yang terpendam pada diri seseorang. Anak berbakat adalah yang

berbeda dengan anak biasa pada umumnya. Dalam bidang pendidikan, mereka

membutuhkan layanan khusus untuk mengasah potensinya.

Orang tua juga harus bisa menjaga dan merawatnya agar anak dapat

bertumbuhkembang dengan baik. Jika anak sering dimarahi dan kurangnya

rasa kasih sayang maka anak akan memiliki sikap yang nakal, susah dinasehati

dan melawan perkataan orang tuanya.


67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam

membentuk pendidikan karakter anak berbasis potensi diri di Desa Candra

Mukti Tulang Bawang Barat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran

orang tua dalam membentuk pendidikan karakter anak berbasis potensi diri.

Menciptakan suasana yang nyaman dan tentram, meningkatkan dan

menanamkan sikap pada anak, mengusahakan kebahagiaan dan

menggembangkan potensi anak, memberikan bimbingan dan pelayanan bagi

anak.

Pertama, orang tua sebagai pendidik. Cara orang tua mendidik anaknya

berbagai macam seperti mengajarkan bertutur kata yang baik dan sopan,

mematuhi perintah orang tua, melaksanakan sholat dan memberikan contoh

akhlak yang baik.

Kedua, orang tua sebagai pembimbing yaitu dengan mendampingi

anaknya belajar, menjaga moral dan mengembangkan potensi diri yang

dimiliki anak dan mengajarkan berkata jujur. Orang tua mau membimbing dan

mendampingi anak dalam proses belajarnya.

Ketiga, orang tua sebagai motivator. Orang tua mau memberi

semangat dan dorongan agar anaknya merasa diperhatikan dan merasa senang.

Apabila orang tua tidak memberikan motivasi dan dorongan maka anak akan
69

merasa diabaikan dan pendidikan karakternya menjadi rusak dan potensi yang

dimilikinya akan hilang.

Keempat, orang tua sebagai pelayanan. Orang tua harus memiliki

waktu yang luang untuk memberikan perhatian kepada anak dan memberikan

pengertian jika anak merasa kesulitan dalam sesuatu hal.

Keempat peran tersebut sangat penting dilakukan oleh orang tua demi

keberlangsungan pendidikan karakter anak dan potensi diri anak. Peran yang

paling menonjol dilakukan oleh orang tua adalah peran sebagai pendidik dan

peran sebagai pelayanan karena dalam hal ini orang tua berperan penuh dan

sebagai contoh di dalam rumah.

Peran orang tua dalam membentuk pendidikan karakter anak berbasis

potensi diri ini telah berjalan lancar dengan cukup bagus meski masih terdapat

beberapa kendala seperti malas, bosan dan terkadang membantah perkataan

orang tua dalam belajar, mengerjakan sholat, membersihkan rumah dan lain

sebagainya. Dalam hal ini, orang tua lah yang harus memberikan contoh dan

mengarahkannya supaya anak bisa tumbuh kembang dengan baik ketika sudah

dewasa.

Tujuan paling utama dari pendidikan anak yaitu mengembangkan dan

mematangkan seluruh potensinya, sehingga potensinya dapat dijadikan alat

atau sarana meraih prestasi dan masa depannya. Anak perlu diperlakukan

istimewa, tetapi bukan suatu perlakuan yang berlebihan, tetapi khusus.


70

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, maka peneliti

dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Orang Tua

a. Hendaknya selalu memberikan perhatian dan mendampingi anak

dalam proses tumbuh kembangnya dan membutuhkan arahan dari

orang tua.

b. Luangkan waktu dan perhatian untuk anak walaupun sangat sibuk.

c. Hendaknya mengarahkan suatu kegiatan yang positif.

d. Menjadikan contoh yang teladan bagi anaknya.

2. Untuk Anak

a. Hendaknya harus bisa mengatur antara waktu belajar dengan waktu

bermain.

b. Jangan pantang mundur dan menyerah ketika dalam kesulitan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani,
2007.

Albertus, Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di


Zaman Global, Jakarta: PT. Grasindo, 2010.

Alsi Rizka Valeza, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Anak Di
Perum Tanjung Raya Permai Kelurahan Pematang Wangi Kecamatan
Tanjung Senang Bandar Lampung, Skripsi S1 Fakultas Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, 2017.

Andi Suprayitno & Wahid aWahyudi, Pendidikan Karakter Di Era Milenial,


Sleman: CV Budi Utama, 2020.

Arhjayati Rahim,” Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter Remaja


Putri Menurut Islam”, Al-Ulum13, No. 01, 2013.

Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Social Di Masyarakat, Bandung:


PT Setia Invest, 2007.

Desika Putri Mardiani, “Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap Motivasi


Dan Kedisiplinan Belajar Anak Sebagai Dampak Wabah COVID 19”
Jurnal Paradigma, 11 (April), 2021, h, 118. Tersedia di:
https://ejournal.staimmgt.ac.id/index.php/paradigma/article/view/87/88.
Diakses pada tanggal 12 September 2022.

Desika Putri Mardiani, “Pengaruh Peran Orang Tua.

Edi Widianto, “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter


Anak Usia Dini Dalam Keluarga” Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, 2, 1
(April), 2015, h, 35-36. Tersedia di:
https://journal.trunojoyo.ac.id/pgpaudtrunojoyo/article/download/1817/15
00, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2022.

Ersis Warmansyah Abbas, Pendidikan Karakter, Bandung: FKIP_ Unlam Press,


2013.

Fadilah, Rabi’ah, dkk. Pendidikan Karakter, Jawa Timur: CV. Agrapana Media,
2021.

Hamidah, “Kritik Dan Adopsi Ifrs: Persefektif Ekologi Akutansi”, Malang:


Peneleh, 2020.
Hardian., Dkk, Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020.

Harien Puspitawati & Tin Herawati, Metode Penelitian Keluarga, Bogor: IPB
Press, 2018.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2010.

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:


Alfabeta,2012.

Heri Hunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung:


Alfabeta, 2012.

K.H Dewantara, Asas-asas dan Dasar-dasar Taman Siswa, Yogyakarta: Majlis


Luhur Tamansiswa, 1961.

Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2005.

M. Boy Singgih Gitayuda, dkk, Pelangi 2021 Pengenalan Kehidupan KAAampus


Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Bandung: CV. Med ia Sains Indonesia,
2021.

M. Ngaliman Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung:


Rosdakarya, 2014.

M. Syahran Jailani, Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang Tua
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Islam, 2 (Oktober)
2014, h, 92. Tersedia di :
https://garuda.kemdikbud.go.id/dokuments/detail/2337737, Diakses pada
tanggal 1 juli 2022.

Mamik, Meteodologi Kualitatif, Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2014.

Musfiquon, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Prestasi Pustaka,


2012.

Nur Laela Lutfiana, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Pada Siswa MI Ma’arif NU 02 Babakan Kecamatan Karanglewas
Kabupaten Banyumas, Skripsi Tida di Terbitkan, Skripsi S1 Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto,
2016.
Nurhadi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Bandung: Media Sains Indonesia,
2021.

Rani Dewi Yulyani, “Pengaruh Potensi Diri, Motivasi Belajar, Lingkungan


Sosial, Dan Prospek Kerja Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih
Kuliah Di Prodi Bahasa Arab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten”
Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan, 2(1) 2021, h, 20. Tersedia di:
https://journal.al-matani.com/index.php/jkip/index. Diakses pada tanggal
13 Oktober 2022.

Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter, Jakarta: Supramu Santoso, 2004.

Selfia S Rumbewas, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar


Peserta Didik di SD Negeri Saribi, Jurnal EduMatSains 2, No.2, Januari
2018.

Sudirman N, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.


Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Rnd, Bandung:
Alfabeta,
2013.

Suswanto, Tafsir Tarbawi Suatu Konsep Teori Sebagai Bekal Guru Prefesional,
Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021.

Syafril, Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Depok: Kencana, 2017.

UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisddiknas.

Wayan Kantun, Pengembangan Jati Diri, Bogor: Taman Kenca, 2022.

Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, (Yogyakarta: Pelangi


Publising, 2010), h, 2.

Yuri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan


Jakarta: Kencana, 2017.

Zainul Miftah, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Bimbingan dan


Konseling, Surabaya: Gena Pratama Pustaka, 2011.

Zakiya Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Anda mungkin juga menyukai