Anda di halaman 1dari 4

Puasa Merupakan Penyembuh

Rasa lapar telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai sarana untuk menyembuhkan
aneka penyakit. Para dokter Yunani pada masa lalu menjadikan puasa sebagai cara untuk
menyembuhkan ragam penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh obat atau teknik
penyembuhan lain. Pada abad ke-15, Ludipipo Latino menjadikan puasa sebagai media untuk
mengobati berbagai penyakit. Ia sendiri sering berpuasa untuk melatih dirinya sehingga
usianya mencapai seratus tahun dan tubuhnya tetap dalam keadaan sehat, padahal
sebelumnya iya menderita gangguan pencernaan akut. Pada masa-masa terakhir hidupnya ia
menulis sebuah risalah yang berjudul, “panjang umur dengan sedikit makan”.

Puasa telah dipraktikkan oleh manusia sebagai metode penyembuhan sejak awal
sejarah manusia. Naskah-naskah kuno, misalnya yang berasal dari zaman Mesir kuno,
menunjukkan bahwa mereka pada saat itu telah membiasakan diri berpuasa, begitu pula para
penganut agama Hindu dan Budha, yang dalam ajaran mereka terkandung perintah untuk
berpuasa. Pada abad ke-5 sebelum Masehi, Abu Qirath menulis sebuah buku tentang cara-
cara berpuasa dan nilai pentingnya bagi kesehatan. Pada periode Bathalisah, para dokter
Iskandar ia menganjurkan puasa kepada pasien mereka untuk mempercepat penyembuhan
penyakit.

Faedah puasa sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit tubuh dimungkinkan


karena secara alami metabolisme tubuh manusia dan makhluk hidup lain membutuhkan
masa-masa istirahat dari tugas rutinnya sehari-hari. Para ilmuwan melihat bahwa puasa
merupakan fenomena kehidupan yang penting dan dialami oleh banyak makhluk hidup titik
puasa memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Mereka juga
mendapati bahwa ketika makhluk-makhluk hidup itu selesai menjalankan periode puasa,
mereka memiliki energi hidup yang lebih besar. Salah satu contohnya adalah periode
kepompong yang dialami serangga. Sebagaimana kita saksikan, ulat memasuki periode
kepompong selama beberapa hari titik binatang itu seakan-akan bertanya dalam rumah yang
dibuatnya sendiri dan setelah melewati masa kepompong, ia akan keluar dari rumahnya itu
dalam bentuk baru yang lebih indah. Ada banyak binatang lain yang juga memiliki siklus
puasa dalam hidup mereka. Selama beberapa hari atau bahkan beberapa bulan mereka diam
di dalam sarang, tidak makan dan tidak bergerak, termasuk di antaranya beberapa burung,
ikan, katak, dan serangga.
Dalam Ensiklopedi Britanica disebutkan, “ Banyak agama yang mewajibkan puasa
kepada umatnya. Puasa dijalankan untuk melatih jiwa, termasuk di laur waktu yang
ditetapkan agama. Sebagian orang melakukan puasa semata-mata untuk memenuhi tuntutan
alami agar tubuh lebih sehat.”

Bagi umat Islam, puasa dilakukan tidak hanya untuk memenuhi tuntutan metabolisme
tubuh, tetapi yang lebih penting adalah memenuhi perintah Allah SWT. Dan sebagai bentuk
ibadah kepada-Nya.

Pengaruh Puasa terhadap Kekuatan Tubuh dan Pikiran

Penelitian ilmiah telah menetapkan bahwa puasa sama sekali tidak melemahkan
jaringan otot atau mengurangi kekuatan tubuh. Sebaliknya, menurut penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qodhi dan memperbarui energi sehingga tubuh menjadi lebih
segar dan lebih bersemangat titik kekuatan jaringan otot bertambah 20% Pada 30% responden
dalam penelitian itu, dan bertambah 7% pada 40% responden lain titik denyut jantung juga
mengalami perbaikan sebanyak 6%, begitu pula tekanan darah menjadi lebih baik sebanyak
12%. 9% responden menyatakan bahwa gangguan pernapasan mereka hilang, sementara 11%
lainnya mengaku sembuh dari gangguan varises yang mereka derita. Fakta ini menolak
pandangan banyak orang yang menyatakan bahwa puasa melemahkan tubuh dan menurunkan
semangat sehingga banyak kaum muslimin yang memilih tidur sepanjang siang karena
kehilangan semangat dan energi.1

Sementara mengenai pengaruh puasa terhadap kekuatan pikiran, Dr. Ibrahim al-Rawi
menyatakan bahwa puasa mempengaruhi fungsi sel-sel otak. Sumber energi bagi sel-sel otak
itu bertambah lebih banyak seiring dengan meningkatnya aktivitas sistem sekresi sehingga
darah mengalir lancar ke semua bagian otak yang pada gilirannya memberi cadangan
makanan yang memadai untuk menjamin kelancaran fungsi sel-sel otak.

Para peneliti lain bersepakat mengenai nilai penting puasa bagi peningkatan kekuatan
tubuh, karena cadangan berbagai materi yang penting bagi tubuh berupa vitamin dan asam
amino tidak boleh dibiarkan terlalu lama disimpan titik kandungan penting vitamin dan asam
amino itu akan hilang jika disimpan terlalu lama. Karena itulah zat-zat cadangan itu harus
segera dikeluarkan dari “lemari” penyimpanannya kemudian dipergunakan oleh tubuh
sebelum kandungan zat itu rusak. Begitulah, tubuh membutuhkan masa-masa istirahat

1
Dr. Muhammad Nazzar al-Daqar, Fawa’id al-Shiyam al-Shihhiyyah, Mausu’ah al-I’jaz al-‘Ilmi fi Al-
Qur’an wa Al-Sumnah.
sehingga metabolisme dapat mengeluarkan zat-zat cadangan dari tempat penyimpanannya.
Cara paling baik untuk mengeluarkan cadangan materi itu adalah puasa. Ketika berbuka,
tubuh bisa kembali menyimpan zat dan materi cadangan.2

Alan Saury menjelaskan manfaat puasa untuk memperbarui kebugaran dan kesehatan
tubuh meskipun seseorang dalam keadaan sakit. Iya mengungkapkan bahwa beberapa orang
yang telah berusia lanjut yang diantaranya telah berusia lebih dari 70 tahun tetap sehat dan
bugar karena puasa. Kesehatan mereka tetap terjaga baik fisik maupun mental. Bahkan,
sebagian diantara mereka dapat kembali melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan di saat
masih muda arti bekerja di pabrik atau di kebun. Di sini muncul pertanyaan penting, apakah
seorang yang berpuasa harus tetap menjalankan aktivitas sehari-hari ataukah memilih tidur,
jalan-jalan, dan bermalas-malasan?

Pertanyaan ini dijawab oleh dr. Abdul Basith Muhammad al-Sayyid. Ia mengatakan,
“saya ingat beberapa rujukan medis yang menyebutkan bahwa pergerakan otot ketika
makanan diserap oleh tubuh-dalam keadaan puasa-akan mengoksidasi sejumlah materi
terutama yang berasal dari jenis asam amino (lisin, iolisin, dan polina)-yang disebut zat zat
asam dengan sumber yang berbeda-beda (BRCAAS). Setelah sel-sel otot mendapatkan
sumber energinya melalui proses oksidasi tersebut, di dalam sel-sel itu terbentuk 2 asam
amino yaitu asam elanin dan asam glutamine. Asam jenis pertama merupakan bahan baku
utama untuk memproduksi glukosa baru dalam liver. Asam jenis kedua merupakan bahan
baku untuk memproduksi asam asam nukleat, yang kelak sebagiannya akan berubah kembali
menjadi asam jenis pertama. Ketika terjadi pergerakan otot dan jaringan tubuh lain, tubuh
membentuk asam piruvic dan laktat melalui oksidasi glukosa dalam sel-sel otot. Keduanya
merupakan asam yang juga dianggap sebagai bahan baku utama untuk memproduksi glukosa
dalam liver.3

Asam-asam yang berasal dari berbagai sumber itu mengalami oksidasi di dalam
jaringan otot4 yang memproduksi enzim khusus melalui perubahan kelompok asam amino
(amino trans-fuse) yang banyak terdapat di mitokondria dan sitosol dalam sel otot. Oksidasi
ini bertambah sering dengan pergerakan tubuh titik Dengan demikian, proses produksi

2
Ibid
3
Najib al-Kailani, al-Shawm wa al Shihhah -, Muassasah al-Risalah, Beirut, hal. 1, 1987.
4
William F. Fanong, Review of Medical Physiology, Los Altis, Appletom & Lange, California, edisi ke-15, 1991.
glukosa baru dalam liver akan bertambah sesuai dengan pergerakan otot. Keadaannya akan
jauh berbeda jika tubuh tidak bergerak untuk jangka waktu yang lama.5

Asam melanin dianggap sebagai asam amino paling penting yang terbentuk dalam
jaringan otot selama seseorang berpuasa, yang kadarnya bisa mencapai 30%, dan semua itu
dihasilkan melalui gerak titik asam ini terbentuk melalui oksidasi asam asam amino dan asam
piruvic. Sebaliknya, asam itu pun dapat berubah menjadi asam piruvic melalui proses
oksidasi glukosa di dalam liver.6

Otot akan mempergunakan cadangan glukosa dari dalam liver untuk menghasilkan
energi titik jika tubuh lebih banyak

5
M.Y. Sukkar, H.A. El-Munshid dan M.S. M. Ardawi, Concise Human Phsiology, Blockwell Scientific Publication,
Oxford, 1993, hal. 175-181
6
William F. Fanong, Ibid

Anda mungkin juga menyukai