Anda di halaman 1dari 12

TERAPI SUFI HEALING

DENGAN BERPUASA

SUFI HEALING
KELOMPOK 5

ANDIKA PRASETIAWAN (200911004)


IWAN JUANDA
STANDAR KESEHATAN PARA SUFI

Definisi dari tasawuf memang beragam, tapi intisari dari berbagai


definisi ini dengan baik sekali ditampilkan dalam sebuah definisi
yang dirumuskan Shaykh Zakariyā Anṣārī: yakni, tasawuf
mengajarkan cara untuk menyucikan diri, meningkatkan moral,
serta membangun kehidupan jasmani dan rohani guna mencapai
kebahagiaan abadi. Definisi semacam ini senada dengan yang
diungkapkan Abū al-Qāsim al-Qushayrī. Ia menganggap tasawuf
sebagai suatu kesucian (ṣafā), yaitu kesucian kehidupan jasmani
dan rohani.
STANDAR KESEHATAN PARA SUFI

Unsur utama tasawuf adalah penyucian jiwa dan tujuan akhirnya


ialah tercapainya kebahagiaan dan keselamatan abadi. Tentu saja
dalam hal ini kita bisa menggolongkan tasawuf sebagai bagian
psikologi Islam, atau juga psikologi spiritual. Kebahagiaan hidup
bagi para sufi adalah dekatnya diri dengan Allâh SWT. Al-Ghazālī
mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan cerminan dari
kesehatan rohani seseorang. Kebahagiaan manusia sangat
bergantung pada keadaan rohaninya. Dalam arti lain, bahagia
tidaknya seseorang disebabkan oleh kebersihan batinnya.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Salah seorang pakar kesehatan terkemuka, Mac Fadone, pernah


mengatakan, “Semua orang sebenarnya perlu berpuasa walaupun
dirinya tidak sakit, karena racun-racun yang bersumber dari makanan
dan obat-obatan yang dikonsumsi berkumpul di dalam tubuh,
sehingga membuat tubuhnya seakan-akan sakit, tidak energik, dan
staminanya berkurang. Jika ia berpuasa, maka berat badannya akan
menurun dan racun-racun yang sebelumnya bersarang dalam tubuh
akan hilang. Alhasil, tubuh orang tersebut benar-benar menjadi steril.”
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Puasa bukan sekadar peribadatan dalam dogma agama semata,


melainkan juga telah diberikan posisi yang tegas sebagai
pelanggengan atas kesehatan atau terapi penyembuhan atas
penyakit. Ada yang menyatakan bahwa para pendeta Kristen pada
masa skolastik menjadikan puasa sebagai langkah pengobatan
yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai penyakit saraf. Ibn
Sīnā dalam banyak kasus penyakit yang ditanganinya,
mengharuskan pasiennya berpuasa selama tiga minggu.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Pertama, puasa dapat memperkecil sirkulasi darah sebagai


perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui
pori-pori kulit dan saluran kencing tanpa perlu menggantinya.
Menurunnya curah jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh
pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun, dan ini
memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah
bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi
kesempatan otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan
kekuatan sel-selnya.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Kedua, puasa memberi kesempatan pada alat-alat pencernaan untuk


beristirahat, setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus
beristirahat beberapa jam dari kegiatannya. Sekaligus memberi kesempatan
menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat.
Proses penyerapan makanan juga berhenti, sehingga asam amonia, glukosa,
dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian, sel-sel usus tidak mampu
lagi membuat komposisi glikogen, protein, kolestrol.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Menurut seorang peneliti, Patricia Chang, seorang ahli jantung, mengatakan bahwa
cepat naik darah memiliki resiko jantung menjadi rapuh. Penelitiannya menyatakan
bahwa orang yang terkena serangan jantung di bawah usia 55 tahun adalah orang-
orang yang gampang tersinggung, pendendam, dan emosional. Menurut Chang,
saat seseorang marah, tubuh memproduksi senyawa yang disebut catecholamines.

Senyawa itu membuat pembuluh darah tegang, jantung berdetak cepat, dan
tekanan darah meninggi. Akibatnya kualitas jantung merosot atau menjadi rapuh.
Oleh karena itu, puasa juga bertindak secara preventif terhadap psikis seseorang.
Melalui puasa, maka bermacam-macam perilaku mental dapat diredam. Seperti
kecemasan, gampang marah, tidak sabaran, dan emosi yang eksplosif. Hal itu
terjadi karena puasa dapat menundukkan penyakit-penyakit semacam itudengan
cara meningkatkan kesabaran.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Robert Bartole, seorang dokter berkebangsaan Amerika, pernah


menyatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa puasa termasuk media yang efektif
untuk membersihkan tubuh dari berbagai macam virus penyakit, salah
satunya virus syphilis, karena puasa dapat mengatasi kerusakan sel tubuh
dan membangunnya kembali.” Bahkan dr. Arlan berhasil menggunakan
puasa untuk mengobati penyakit gula (diabetes) dan penyakit encok atau
sengal. Saking telah popularnya media penyembuhan melalui puasa,
hingga ada ungkapan terkenal, “Puasa dapat menyembuhkan semua
penyakit yang tidak berhasil disembuhkan oleh media-media lain.”

Setidaknya, bila tidak berpuasa, maka yang diperlukan adalah menjaga


atau mengontrol makan dan minum agar tidak berlebihan.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Bahkan, persoalan-persoalan di luar keadaan puasa pun, Rasulullah


menyerukan kepada umatnya untuk menahan diri dari mengonsumsi
makanan dan minuman secara berlebihan. Rasulullah bersabda, “Yang
paling buruk bagi manusia adalah memenuhi bejana perutnya. Dengan
memakan makanan sehingga tegak tulang rusuknya, meskipun ada tempat
lagi bagi makanan. Hendaklah memberikan 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk
minuman dan 1/3 untuk dirinya.”

Orang yang berlebih-lebihan adalah orang yang melampaui batas atas apa
yang telah ditetapkan Allâh. Oleh karena itu, makan sedikit merupakan
salah satu dari akhlak yang mulia; sedangkan banyak makan merupakan
akhlak yang tercela.
TERAPI SUFI HEALING DENGAN BERPUASA

Berkenaan dengan hal ini, Alī b. Abī Ṭalib pernah berkata pada putranya,
Ḥasan. “Maukah kau kuajarkan empat prinsip dasar agar engkau tidak
sampai menggunakan obat-obatan?” / Ḥasan menjawab,  “Tentu.” / Lalu
Alī menasehati, “Jangan makan kecuali lapar, berhentilah makan sebelum
kenyang, kunyah makananmu dengan baik, dan setelah bangun dari tidur,
geliatkanlah badanmu. Jika kau terapkan semua ini, inshā Allāh kau tidak
perlu minum obat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai