PENDAHULUAN
Ada banyak agama dan budaya yang menjadikan puasa sebagai ritual dalam agama
maupun budaya tersebut. Puasa banyak digunakan sebagai salah satu cara menurunkan berat
badan dengan cepat, serta pencegahan ataupun terapi dari suatu penyakit. Banyak diketahui
bahwa puasa jangka panjang intermittent dan periodik membantu menjaga kesehatan dan
sindrom metabolik, hipertensi, dan inflamasi. Sayangnya, pengaruh puasa jangka pendek
Puasa yaitu orang yang menahan nafsu makan, minum dan syahwat dalam jarak waktu
yang telah ditentukan. Disamping itu, juga harus menahan diri dan tingkah laku. Agar puasa
kita tidak hanya sekedar menahan makan dan minum dan pembatal-pembatal puasa yang
bersifat lahiriah lainnya, Imam Al- Ghazali menguraikan bahwa kita harus menjaga tubuh
dengan berpuasa, seperti menjaga pandangan mata, menjaga lisan, menjaga pendengaran dan
menjaga anggota gerak badan dari hal-hal yang menyakitkan. Beberapa manfaat puasa bagi
kesehatan seperti (1) Membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah (2)
Menurunkan kadar kolesterol (3) Mengontrol berat badan (4) Menyehatkan ginjal (5)
neurotropik yang diturunkan dari otak, yang membantu tubuh untuk memproduksi lebih
banyak selsel otak, dan pada akhirnya dapat meningkatkan fungsi otak.
kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berfikir akan dipengaruhi
oleh keadaan otak. Tiga unsur tingkah laku manusia terhadap alam sekelilingnya yaitu,
pengamatan, pikiran dan tindakan. Dalam bidang neurologi tiga unsur tersebut tertuang
kedalam fungsi sensorik, luhur dan motorik. Sedangkan yang dimaksud dengan fungsi luhur
Berdasarkan uraian diatas referat ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh puasa
A. PUASA n
1. Pengertian Puasa
Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah
Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.1 (1DRS. H. Mo. Rifa’i, Fikih
Puasa diartikan sebagai ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum dan egala hal
yang membatalkannya, dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.2(cdk 230)
2. Manfaat puasa
a. Dengan puasa, tubuh akan mampu menghancurkan zat-zat yang berlebihan dalam tubuh
puasa, “Le Jeunu”, dan riset yang dilakukan oleh Lutzner H. dalam bukunya yang
berjudul “Kembali Hidup Sehat dengan Puasa” yang diterjemahkan oleh dokter Thahir
b. Seorang peneliti dari Hai’atul I ’jaazil Ilmi fil Qur’an was Sunnah (Lembaga Pengkajian
Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an dan As-sunnah ), yaitu Dr. ‘Abdul Jawwad As-Shawi
mengatakan ketika berpuasa, maka akan terjadi dua peristiwa penting dalam tubuh.
Pertama, rekonstruski (penyusunan) sel-sel tubuh, bahwa zat asam amino membentuk
infra struktur sel-sel tubuh. Pada saat berpuasa, asam-asam yang baru terbentuk dari
makanan ini berkumpul dengan asam-asam hasil proses pencernaan. Pada saat puasa,
Pada saat berpuasa, tubuh manusia akan mendapatkan energi dari simpana zat
gula dalam bentuk glikogen yang tersimpan di hati dan otot. Stok zat gula ini akan
dimanfaatkan pada hari-hari awal puasa. Setelah itu tubuh akan memanfaatkan simpanan
zat lemak, akan tetapi zat lemak ini tidak dipergunakan untuk membentuk sel-sel esensial
sama sekali berapapun lamanya waktu puasa. Kemudian tubuh mengumpulkan semua zat
yang dihasilkan oleh proses diatas dan memanfaatkannya untuk menghasilkan energi bagi
tubuh dan untuk menjaga fungsi kerja organ tubuhdan jaringan lainnya saat berpuasa.
Pada puasa yang dilakukan berkepanjangan, setelah memanfaatkan simpanan
glikogen dan lemak, tubuh akan mengoksidasi zat-zat protein dan mengubahnya menjadi
gula untuk tetap mempertahankan suplai energi yang dibutuhkan. Ini berarti tubuh
menghancurkan jaringan protein yang dimiliki oleh otot sehingga akan menimbulkan rasa
sakit pada bagian otot yang proteinnya dihancurkan. Para ilmuwan menyebut proses
pencairan atau penghancuran simpanan lemak dan protein tubuh ini dengan nama
pada sore hari, konsentrasi glukosa dan Insulin yang ada di dalam pembuluh vena porta
(vena besar yang membawa darah kaya nutrisi dari usus dan limpa ke hati) akan
berkurang. Ini akan membuat berkurangnya proses produksi glukosa yang akan
dimanfaatkan oleh sel-sel hati dan jaringan tepi seperti sel-sel otot dan sel saraf. Pada saat
itu juga, seluruh simpanan glikogen yang ada di hati pun sudah habis terpakai. Sehingga
jaringan tubuh pun akhirnya akan memanfaatkan dari oksidasi asam lemak dan oksidasi
glukosa yang diproduksi dalam hati berupa asam amino dan gliserol (cairan kental yang
tidak bewarna dan tidak berbau) untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Oleh sebab
itu jika tubuh diberikan glukosa dengan cepat pada saat berbuka puasa, maka manfaat
yang akan muncul sangatlah besar. Karena saat itu konsentrasi glukosa dalam darah akan
kembali meningkat dengan cepat pada pembuluh vena porta setelah diserap. Kemudian
glukosa ini pertama kali akan masuk ke dalam hati, disusul lagi ke otak, darah, saraf, otot,
dan jaringan tubuh yang lainnya. Semua organ tubuh ini Allah Sw. telah tentukan zat gula
sebagai nutrisinya yang paling tepat dan paling mudah untuk dijadikan energi.
B. KOGNITIF
1. Pengertian
Beberapa pengertian kognitif menurut para ahli diantaranya; Menurut Drever yang dikutip oleh
Yuliana Nurani dan Sujiono disebutkan bahwa “kognitif adalah istilah umum yang mencakup
segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan
Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak. Ada faktor yang
menurut Piaget dalam Siti Partini (2003: 4) bahwa “pengalaman yang berasal dari lingkungan
menurut Soemiarti dan Patmonodewo (2003: 20) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh
pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan
gizi anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan 13 mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih (2005: 35) makin
bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin
a. Faktor Hereditas/Keturunan Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang
ahli filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa
potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah
b. Faktor Lingkungan John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan
suci seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Taraf
lingkungan hidupnya.
c. Faktor Kematangan Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah
d. Faktor Pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
e. Faktor Minat dan Bakat Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi
tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan
cepat mempelajarinya.
f. Faktor Kebebasan Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih
kematangan dan pengalaman yang berasal dari interaksi anak dengan lingkungan. Dari
3. Neurosains kognitif
Neurosains Kognitif adalah suatu ilmu pendekatan dalam psikologi kognitif yang
mengenaidualisme pikiran dan fisik meski pada mulanya terdapat pertentangan antara
pendapat yang menganggapdunia nyata adalah fisik dengan pendapat bahwa dunia nyata
adalah pikiran, pendapat ilmuwan yangmendukung eksistensi dualisme pikiran dan tubuh,
yang semakin logis.Ide mengenai dualism pikiran dan fisik melahirkan pertanyaan-
Dalam mempelajari kondisi otak, pikiran hingga kaitannya dengan perilaku, kajian
mengenaineurosains kognitif erat kaitannya dengan sistem saraf pusat yang berperan sebagai
penghantar stimulusyang bertransformasi menjadi perilaku. Sistem saraf pusat tersusun atas
neuron-neuron yang berfungsi sebagai unsur dasar. Berikut adalah bagian-bagian utama dalam
neuron:
disebut sinaps. Akson berakhir pada terminal prasinaptik yang terletak dekat permukaan
dendrit pada neuron lain yang bersifat reseptif.Setiap perilaku yang kita lakukan adalah
hasil dari proses kognitif yang memainkan fungsi saraf-saraf penghantar impuls kepada
Prosesnya dimulai dari neurotransmitter dalam akson dari sebuah neuron yang dilepaskan ke
dalam bentuk tegangan listrik inimenstimulasi molekul-molekul reseptor yang terdapat di neuron
pascasinaptik. Dari proses tersebut akanmenghasilkan informasi-informasi yang kita dapat serta
gerakan-gerakan yang kita lakukan.Setelah pembahasan neuron, sebuah sel khusus yang
mengirimkan informasi sepanjang sistemsaraf, kita akan beralih pada pembahasan seputar otak,
benda berukuran kecil yang strukturnya sepertilunak seperti tahu, yang akan dikerucutkan
1. Hemisfer Serebral (kiri dan kanan), selaput tipis yang tersusun atas sel-sel neuron dan
aksonpendek tanpa selubung myelin yang berwarna abu-abu dan melapisi otak.
4. Korteks Serebral, pusat berpikir dan kognisi yang berstruktur atas lapisan halus dan tipis
5. Lobus-lobus pada Korteks Serebral, empat bagian utama yang ditandai oleh fisura utama;
a) Lobus Frontal, berfungsi dalam pengendalian impuls, pertimbangan (judgement),pemecahan
d) Lobus Oksipital, terlibat dalam pemrosesan visual, yakni menerima informasi visualdari
retina, hingga memroses informasi tersebut dan mengirimkannya ke area-area yang relevan.
Kajian neurosains kognitif dilatar belakangi oleh beberapa alasan yang memunculkan hubungan
antara psikologi kogntif dan neurosains pada perjalanannya. Berikut adalah beberapa
diantaranya:
teoritispikiran
neurologis
hipokampus dan drebrin yang merupakan protein dendritik. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Liao Liao Li et al pada tikus jantan dewasa, bahwa didapatkan peningkatan
ketebalan sel pyramidal hipokampus dan drebrin pada daerah korteks serebri dan
hipokampus pada tikus yang dipuasakan secara intermittent dibanding kontrol. Penelitian ini
containing protein yang merupakan indikator dari stress oksidatif pada korteks serebri.
brain derived neurotrophic factor yang merupakan protein yang memperpanjang usia dan
merangsang pertumbuhan sel saraf, serta meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan.
Mattson et al menjelaskan bahwa ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi dalam 10 sampai 14
jam, maka badan akan berhenti menggunakan cadangan energi dari hati dan mulai
sebagai sumber energi, maka lemak akan diubah menjadi keton. Keton yang bertambah akan
Oleh :
Pembimbing
1. Al Husain, Ahmad Bin Muhammad. Ruh Puasa dan maknanya, Surabaya : Elba, 2018
2. Endang Syaifullah Anshari. M.A. Filsafat dan agama. Penerbit bina ilmu tahun 1979
3. Ash-Shawi, A.J. Terapi puasa , manfaat puasa itinjau dari perspektif sains modere,
4. Arifin Shokhibul, Perkembangan kognitif manusia dalam perspektif psikologi dan islam.
Bnadung, 2012.
5. Ibda Fatimah. Perkembangan kognitif, Terori jean piagem: intelektualita, 2015 3:2
2013. 6(8)
Autonomic Function, Brain Activity, Cognition, and Mood in Amateur Weight Lifters.
Institute of Sports Science and Innovations, Lithuanian Sports University, Sporto Str. 6,
Kaunas, Lithuania:2016