Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Ada banyak agama dan budaya yang menjadikan puasa sebagai ritual dalam agama

maupun budaya tersebut. Puasa banyak digunakan sebagai salah satu cara menurunkan berat

badan dengan cepat, serta pencegahan ataupun terapi dari suatu penyakit. Banyak diketahui

bahwa puasa jangka panjang intermittent dan periodik membantu menjaga kesehatan dan

mengurangi resiko berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit neurodegeneratif,

sindrom metabolik, hipertensi, dan inflamasi. Sayangnya, pengaruh puasa jangka pendek

terhadap respon fisiologis dan psikologis masih belum banyak diketahui.

Puasa yaitu orang yang menahan nafsu makan, minum dan syahwat dalam jarak waktu

yang telah ditentukan. Disamping itu, juga harus menahan diri dan tingkah laku. Agar puasa

kita tidak hanya sekedar menahan makan dan minum dan pembatal-pembatal puasa yang

bersifat lahiriah lainnya, Imam Al- Ghazali menguraikan bahwa kita harus menjaga tubuh

dengan berpuasa, seperti menjaga pandangan mata, menjaga lisan, menjaga pendengaran dan

menjaga anggota gerak badan dari hal-hal yang menyakitkan. Beberapa manfaat puasa bagi

kesehatan seperti (1) Membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah (2)

Menurunkan kadar kolesterol (3) Mengontrol berat badan (4) Menyehatkan ginjal (5)

Mencegah diabetes (6) Meningkatkan kemampuan otak. Puasa dapat meningkatkan

neurotropik yang diturunkan dari otak, yang membantu tubuh untuk memproduksi lebih

banyak selsel otak, dan pada akhirnya dapat meningkatkan fungsi otak.

Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberikan rasional, termasuk proses

mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Gangguan kognitif erat

kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berfikir akan dipengaruhi
oleh keadaan otak. Tiga unsur tingkah laku manusia terhadap alam sekelilingnya yaitu,

pengamatan, pikiran dan tindakan. Dalam bidang neurologi tiga unsur tersebut tertuang

kedalam fungsi sensorik, luhur dan motorik. Sedangkan yang dimaksud dengan fungsi luhur

atau fungsi kognitif meliputi, bahasa, persepsi, memori dan emosi.

Berdasarkan uraian diatas referat ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh puasa

terhadap fungsi kognitif


BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. PUASA n
1. Pengertian Puasa

Menurut bahasa puasa berarti “menahan diri”.Menurut syara’ ialah menahan diri dari segala

sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah

Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.1 (1DRS. H. Mo. Rifa’i, Fikih

Islam Lengkap, (Semarang: Pt. Karya Toha Putra,1978), h. 322. 2Ibid.)

Puasa diartikan sebagai ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum dan egala hal

yang membatalkannya, dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.2(cdk 230)

2. Manfaat puasa

a. Dengan puasa, tubuh akan mampu menghancurkan zat-zat yang berlebihan dalam tubuh

dan juga melarutkan endapan-endapan yang terdapaShelton dalam bukunya tentang

puasa, “Le Jeunu”, dan riset yang dilakukan oleh Lutzner H. dalam bukunya yang

berjudul “Kembali Hidup Sehat dengan Puasa” yang diterjemahkan oleh dokter Thahir

Ismail. Berikut ini adalah beberapa manfaat puasa, yaitu

● Puasa adalah bentuk relaksasi agar dapat melakukan perbaikan terhadap

kerusakan yang terjadi dalam anggota tubuh.

● Puasa dapat menghentikan proses penyerapan sisa-sisa makanan di dalam usus

lalu membuangnya. Karena tanpa adanya proses pembuangan sisa-sisa sari

makanan ini, maka akan mengakibatkan pt dalam jaringan tubuh manusia.


● Puasa adalah tehnik pengobatan yang manjur dan paling sedikit resikonya

dalam mengobati berbagai macam penyakit yang terus berkembang. Puasa

meringankan beban dalam sistem sirkulasi, begitu juga dapat menurunkan

kadar lemak dan asam urat dalam darah.

b. Seorang peneliti dari Hai’atul I ’jaazil Ilmi fil Qur’an was Sunnah (Lembaga Pengkajian

Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an dan As-sunnah ), yaitu Dr. ‘Abdul Jawwad As-Shawi

mengatakan ketika berpuasa, maka akan terjadi dua peristiwa penting dalam tubuh.

Pertama, rekonstruski (penyusunan) sel-sel tubuh, bahwa zat asam amino membentuk

infra struktur sel-sel tubuh. Pada saat berpuasa, asam-asam yang baru terbentuk dari

makanan ini berkumpul dengan asam-asam hasil proses pencernaan. Pada saat puasa,

pembentukan sel-sel dilakukan kembali setelah proses-proses percernaan, kemudian

didistribusikan sesuai dengan kebutuhan sel-sel tubuh. Dengan demikian, terbentuklah

gugus-gugus baru untuk sel-sel, yang merenovasi strukturnya dan meningkatkan

kemampuan fungsionalnya, sehingga menghasilkan kesehatan, pertumbuhan, dan

kenyamanan bagi tubuh manusia.

Pada saat berpuasa, tubuh manusia akan mendapatkan energi dari simpana zat

gula dalam bentuk glikogen yang tersimpan di hati dan otot. Stok zat gula ini akan

dimanfaatkan pada hari-hari awal puasa. Setelah itu tubuh akan memanfaatkan simpanan

zat lemak, akan tetapi zat lemak ini tidak dipergunakan untuk membentuk sel-sel esensial

sama sekali berapapun lamanya waktu puasa. Kemudian tubuh mengumpulkan semua zat

yang dihasilkan oleh proses diatas dan memanfaatkannya untuk menghasilkan energi bagi

tubuh dan untuk menjaga fungsi kerja organ tubuhdan jaringan lainnya saat berpuasa.
Pada puasa yang dilakukan berkepanjangan, setelah memanfaatkan simpanan

glikogen dan lemak, tubuh akan mengoksidasi zat-zat protein dan mengubahnya menjadi

gula untuk tetap mempertahankan suplai energi yang dibutuhkan. Ini berarti tubuh

menghancurkan jaringan protein yang dimiliki oleh otot sehingga akan menimbulkan rasa

sakit pada bagian otot yang proteinnya dihancurkan. Para ilmuwan menyebut proses

pencairan atau penghancuran simpanan lemak dan protein tubuh ini dengan nama

"Autolyze". Berlebihan dalam menahan masuknya makanan ke dalam tubuh, akan

mengakibatkan munculnya gangguan pada kelancaran. Proses penyerapan berakhir yaitu

pada sore hari, konsentrasi glukosa dan Insulin yang ada di dalam pembuluh vena porta

(vena besar yang membawa darah kaya nutrisi dari usus dan limpa ke hati) akan

berkurang. Ini akan membuat berkurangnya proses produksi glukosa yang akan

dimanfaatkan oleh sel-sel hati dan jaringan tepi seperti sel-sel otot dan sel saraf. Pada saat

itu juga, seluruh simpanan glikogen yang ada di hati pun sudah habis terpakai. Sehingga

jaringan tubuh pun akhirnya akan memanfaatkan dari oksidasi asam lemak dan oksidasi

glukosa yang diproduksi dalam hati berupa asam amino dan gliserol (cairan kental yang

tidak bewarna dan tidak berbau) untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Oleh sebab

itu jika tubuh diberikan glukosa dengan cepat pada saat berbuka puasa, maka manfaat

yang akan muncul sangatlah besar. Karena saat itu konsentrasi glukosa dalam darah akan

kembali meningkat dengan cepat pada pembuluh vena porta setelah diserap. Kemudian

glukosa ini pertama kali akan masuk ke dalam hati, disusul lagi ke otak, darah, saraf, otot,

dan jaringan tubuh yang lainnya. Semua organ tubuh ini Allah Sw. telah tentukan zat gula

sebagai nutrisinya yang paling tepat dan paling mudah untuk dijadikan energi.
B. KOGNITIF

1. Pengertian

Beberapa pengertian kognitif menurut para ahli diantaranya; Menurut Drever yang dikutip oleh

Yuliana Nurani dan Sujiono disebutkan bahwa “kognitif adalah istilah umum yang mencakup

segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan

penalaran”. Sedangkan menurut Piaget, menyebutkan bahwa “kognitif adalah bagaimana

anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya”. Piaget

memandang bahwa anak memainkan peranan aktif didalam menyusun pengetahuannya

mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak. Ada faktor yang

mempengaruhi perkembangan tersebut. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

menurut Piaget dalam Siti Partini (2003: 4) bahwa “pengalaman yang berasal dari lingkungan

dan kematangan, keduanya mempengaruhi perkembangan kognitif anak”. Sedangkan

menurut Soemiarti dan Patmonodewo (2003: 20) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh

pertumbuhan sel otak dan perkembangan hubungan antar sel otak. Kondisi kesehatan dan

gizi anak walaupun masih dalam kandungan ibu akan 13 mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Menurut Piaget dalam Asri Budiningsih (2005: 35) makin

bertambahnya umur seseorang maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin

meningkat pada kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan akan

mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya

perubahan-perubahan kualitatif di dalam sruktur kognitifnya. Ada pendapat lain yang

menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif.


Menurut Ahmad Susanto (2011: 59- 60) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan kognitif antara lain:

a. Faktor Hereditas/Keturunan Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang

ahli filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah membawa

potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Taraf intelegensi sudah

ditentukan sejak lahir.

b. Faktor Lingkungan John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan

suci seperti kertas putih yang belum ternoda, dikenal dengan teori tabula rasa. Taraf

intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari

lingkungan hidupnya.

c. Faktor Kematangan Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah

mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini berhubungan

dengan usia kronologis.

d. Faktor Pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi. Ada dua pembentukan yaitu pembentukan

sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

e. Faktor Minat dan Bakat Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan

dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi

tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan

cepat mempelajarinya.

f. Faktor Kebebasan Keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti

manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih

masalah sesuai kebutuhan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan


bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah faktor

kematangan dan pengalaman yang berasal dari interaksi anak dengan lingkungan. Dari

interaksi dengan lingkungan, anak akan memperoleh pengalaman dengan menggunakan

asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan 15 oleh prinsip keseimbangan.

3. Neurosains kognitif

Neurosains Kognitif adalah suatu ilmu pendekatan dalam psikologi kognitif yang

memusatkankajiannya pada otak yang terlahir dari perkembangan psikologi dengan

neurosains.Perkembangan zaman menggerakkan perhatian para filsuf kepada pembahasan

mengenaidualisme pikiran dan fisik meski pada mulanya terdapat pertentangan antara

pendapat yang menganggapdunia nyata adalah fisik dengan pendapat bahwa dunia nyata

adalah pikiran, pendapat ilmuwan yangmendukung eksistensi dualisme pikiran dan tubuh,

bahwa keduanya dapat bekerja bersamaan, justrumengantarkan manusia pada peradaban

yang semakin logis.Ide mengenai dualism pikiran dan fisik melahirkan pertanyaan-

pertanyaan fundamentalmengenai hubungan antara keduanya

SISTEM SARAF PUSAT

Dalam mempelajari kondisi otak, pikiran hingga kaitannya dengan perilaku, kajian

mengenaineurosains kognitif erat kaitannya dengan sistem saraf pusat yang berperan sebagai

penghantar stimulusyang bertransformasi menjadi perilaku. Sistem saraf pusat tersusun atas

neuron-neuron yang berfungsi sebagai unsur dasar. Berikut adalah bagian-bagian utama dalam

neuron:

1. Dendrit : berfungsi sebagai penerima impuls neural dari neuron lain.

2. Badan Sel : berperan dalam menjaga kondisi dasar neuron


3. Akson : penghubung tubuh sel dengan sel-sel lain melalui semacam persimpangan yang

disebut sinaps. Akson berakhir pada terminal prasinaptik yang terletak dekat permukaan

dendrit pada neuron lain yang bersifat reseptif.Setiap perilaku yang kita lakukan adalah

hasil dari proses kognitif yang memainkan fungsi saraf-saraf penghantar impuls kepada

reseptor dengan objek neurotransmitter sebagai pesan yangdihantarkan.

4. Neurotransmitter adalah pesan kimiawi yang diaktifkan pada dendrit di neuron

reseptor.Proses penghantaran pesan impuls hingga reseptor dinamakan transmisi sinaptik.

Prosesnya dimulai dari neurotransmitter dalam akson dari sebuah neuron yang dilepaskan ke

celah sinaptik melalui perantaraanimpuls neural, kemudian neurotransmitter-neurotransmitter

dalam bentuk tegangan listrik inimenstimulasi molekul-molekul reseptor yang terdapat di neuron

pascasinaptik. Dari proses tersebut akanmenghasilkan informasi-informasi yang kita dapat serta

gerakan-gerakan yang kita lakukan.Setelah pembahasan neuron, sebuah sel khusus yang

mengirimkan informasi sepanjang sistemsaraf, kita akan beralih pada pembahasan seputar otak,

benda berukuran kecil yang strukturnya sepertilunak seperti tahu, yang akan dikerucutkan

pembahasannya mengenai struktur dan proses-proses yangberlangsung didalamnya.Berikut

adalah unsur-unsur penyusun otak serta peranannya:

1. Hemisfer Serebral (kiri dan kanan), selaput tipis yang tersusun atas sel-sel neuron dan

aksonpendek tanpa selubung myelin yang berwarna abu-abu dan melapisi otak.

2. Sulci, fisura/ retakan (galus-galus pada otak)

3. Gyri/ Gyrus, lipatan-lipatan yang Nampak pada otak

4. Korteks Serebral, pusat berpikir dan kognisi yang berstruktur atas lapisan halus dan tipis

yang dipadati oleh kelompok-kelompok sel)

5. Lobus-lobus pada Korteks Serebral, empat bagian utama yang ditandai oleh fisura utama;
a) Lobus Frontal, berfungsi dalam pengendalian impuls, pertimbangan (judgement),pemecahan

masalah, pengendalian dan pelaksanaan perilaku, dan pengorganisasian yang kompleks

b) Lobus Temporal, perannya adalah memproses sinyal-sinyal auditori, pendengaran,

pemrosesan auditori tingkat tinggi (bicara), pengenalan wajah

c) Lobus Parietal, berfungsi sebagai pengintegrasian informasi sensoris dari pancaindera,

pemanipulasian objek, pemrosesan visual-spasial

d) Lobus Oksipital, terlibat dalam pemrosesan visual, yakni menerima informasi visualdari

retina, hingga memroses informasi tersebut dan mengirimkannya ke area-area yang relevan.

PSIKOLOGI KOGNITIF DAN NEUROSAINS KOGNITIF

Kajian neurosains kognitif dilatar belakangi oleh beberapa alasan yang memunculkan hubungan

antara psikologi kogntif dan neurosains pada perjalanannya. Berikut adalah beberapa

diantaranya:

- Untuk menemukan bukti-bukti fisik yang mampu menunjang karakteristik-karakteristik

teoritispikiran

- Kebutuhan para ilmuwan neurosains untuk menghubungkan penemuan-penemuan

mereka denganmodel-model fungsi otak dan kognisi yang lebih komperhensif

- Kebutuhan untuk menemukan hubungan antara patologi otak perilaku

- Penggunaan model-model neural yang semakin meningkat dalam ilmu kognitif

- Penggunaan computer yang semakin meningkat dalam membuat model fungsi-fungsi

neurologis

- Penemuan teknik-teknik yang meningkatkan kemampuan menggambarkan struktur otak

secara lebih detail


Puasa dapat meningkatkan fungsi kognitif dengan meningkatkan ketebalan sel pyramidal

hipokampus dan drebrin yang merupakan protein dendritik. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Liao Liao Li et al pada tikus jantan dewasa, bahwa didapatkan peningkatan

ketebalan sel pyramidal hipokampus dan drebrin pada daerah korteks serebri dan

hipokampus pada tikus yang dipuasakan secara intermittent dibanding kontrol. Penelitian ini

juga mendapatkan adanya penurunan kadar 4-hidroksi-2-nonenal (HNE) dan nitrotyrosin

containing protein yang merupakan indikator dari stress oksidatif pada korteks serebri.

Penelitian Mattson et al tentang puasa intermitten pada tikus didapatkan peningkatan

brain derived neurotrophic factor yang merupakan protein yang memperpanjang usia dan

merangsang pertumbuhan sel saraf, serta meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan.

Mattson et al menjelaskan bahwa ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi dalam 10 sampai 14

jam, maka badan akan berhenti menggunakan cadangan energi dari hati dan mulai

menggunakan cadangan lemak sebagai penggantinya. Ketika tubuh menggunakan lemak

sebagai sumber energi, maka lemak akan diubah menjadi keton. Keton yang bertambah akan

berdampak langsung dalam peningkatan produksi brain derived neurotrophic factor.


Referat

PENGARUH PUASA TERHADAP KOGNITIF

Oleh :

Hardiyanti Ruslan , S.Ked 1830912320077

Rafael Bisma Bratajaya T, S.Ked 1830912310094

Hardiyanti Ruslan , S.Ked 1830912320037

Pembimbing

dr. Syaiful Fadilah, Sp.KJ

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
RSJ SAMBANG LIHUM BANJARMASIN
MEI, 2019
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
DAFTAR PUSTAKA

1. Al Husain, Ahmad Bin Muhammad. Ruh Puasa dan maknanya, Surabaya : Elba, 2018

2. Endang Syaifullah Anshari. M.A. Filsafat dan agama. Penerbit bina ilmu tahun 1979

3. Ash-Shawi, A.J. Terapi puasa , manfaat puasa itinjau dari perspektif sains modere,

Penerjemah Aan wahyudin.Jakarta. 2006

4. Arifin Shokhibul, Perkembangan kognitif manusia dalam perspektif psikologi dan islam.

Bnadung, 2012.

5. Ibda Fatimah. Perkembangan kognitif, Terori jean piagem: intelektualita, 2015 3:2

6. Firmansyah M. A. Pengaruh puasa ramadhan terhadap beberapa kondis kesehatan. 2015,

hal 223. Vol 42 (7).

7. Shojaei M, Ghanbari F, Shojae N, Intermittent fasting could ameliorate cognitive

function against distress by regulation of inflammatory response pathway.

Journal of Advanced Research 8; 2017 697-701.

8. Li .L, Whang Z, Zuo z. Chronic Intermittent Fasting Improves Cognitive Functions

and Brain Structures in Mice. Department of Anesthesiology, University of Virginia,

Charlottesville, Virginia, United States of America, 2 Department of Anesthesiology, Sun

Yat-Sen Memory Hospital, Sun Yat-Sen University, Guangzhou, Guangdong, China.:

2013. 6(8)

9. Solianik. R, Sujeta .A, Terenjevience .A, Sykuridas .AEffect of 48 h Fasting on

Autonomic Function, Brain Activity, Cognition, and Mood in Amateur Weight Lifters.

Institute of Sports Science and Innovations, Lithuanian Sports University, Sporto Str. 6,

Kaunas, Lithuania:2016

Anda mungkin juga menyukai