Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN KEBIJAKAN

PUPUK BERSUBSIDI

Ir. Ali Jamil, MP, Ph.D


Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Disampaikan pada : Workshop Pengelolaan Pupuk Bersubsidi


Bogor, 8-10 November 2023

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


1. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi TA. 2023

Kepmentan 734/2022 Data e-Alokasi 2023 Add Kontrak 2023 Peta Realisasi Pupuk Bersubsidi TA. 2023
(HPP Audited BPK 2021 (Ditetapkan Bupati/Walkota) (HPP Audited BPK 2022)
SUBSIDI 2023

efisiensi 14,8%) 114.0


3.23
2.37
211. 3.100.
215 33
2.304 43.74 Realisasi 66,59% (II)
003 .291 0
85,75% (III)
25,277 T

3 Nasional

9 7,8 6,05
Juta Ton Juta Ton Juta Ton

5.57 4.642.
0.33 3.710
703 .210
0
(I) (II) (III) Data Per 7 November 2023

Per 7 November 2023


REALISASI SISA ALOKASI
% TERHADAP
ALOKASI e-ALOKASI
NO JENIS PUPUK KONTRAK TERHADAP TERHADAP E- TERHADAP
KEPMENTAN SETAHUN VOLUME (TON) TERHADAP E- TERHADAP ALOKASI
ALOKASI ALOKASI KONTRAK
ALOKASI KONTRAK KEPMENTAN
KEPMENTAN
1 UREA 5.570.330 4.642.703 3.710.210 3.086.294 55,4 66,5 83,2 2.484.036 1.556.410 623.916
2 NPK 15 10 12 3.232.273 3.100.215 2.304.291 2.115.992 65,5 68,3 91,8 1.116.281 984.223 188.299
3 NPK FORMULA KHUSUS 211.003 114.033 43.740 29.656 14,1 26,0 67,8 181.347 84.377 14.084
JUMLAH 9.013.606 7.856.951 6.058.241 5.231.942 58,0 66,6 86,4 3.781.664 2.625.009 826.299

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


2
2. Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi TA. 2023
(Per Propinsi per 7 November 2023)
UREA NPK NPK FORMULA KHUSUS TOTAL
NO PROPINSI
e-ALOKASI REALISASI (%) e-ALOKASI REALISASI (%) e-ALOKASI REALISASI (%) e-ALOKASI REALISASI (%)

1 Aceh 118.224 69.066 58,42 97.477 62.374 63,99 5.621 366 6,51 221.322 131.805 59,55

2 Sumatera Utara 214.617 145.875 67,97 144.779 108.885 75,21 4.016 798 19,86 363.412 255.557 70,32

3 Sumatera Barat 119.214 76.939 64,54 76.289 60.381 79,15 3.465 470 13,57 198.968 137.790 69,25

4 Jambi 20.712 13.416 64,78 23.420 17.113 73,07 104 - - 44.236 30.529 69,01

5 Riau 6.326 4.121 65,14 5.995 4.386 73,15 - - - 12.321 8.507 69,04

6 Bengkulu 27.494 17.031 61,95 36.436 26.436 72,55 379 - - 64.309 43.467 67,59

7 Sumatera Selatan 150.545 100.003 66,43 170.454 102.603 60,19 4 - - 321.003 202.607 63,12

8 Bangka Belitung 2.068 1.430 69,16 3.763 2.670 70,93 40 - - 5.871 4.100 69,82

9 Lampung 304.076 233.104 76,66 222.473 172.839 77,69 10.646 1.677 15,75 537.195 407.619 75,88

10 Kepulauan Riau 87 76 86,60 468 399 85,27 - - - 555 475 85,48

11 DKI Jakarta 84 49 58,43 81 30 36,73 - - - 165 79 47,81

12 Banten 104.525 37.537 35,91 55.833 22.667 40,60 41 - - 160.399 60.204 37,53

13 Jawa Barat 600.546 403.371 67,17 338.686 239.511 70,72 663 - - 939.895 642.881 68,40

14 DI Yogyakarta 54.375 26.688 49,08 34.752 20.044 57,68 346 - - 89.473 46.731 52,23

15 Jawa Tengah 732.742 498.445 68,02 420.099 292.699 69,67 597 105 17,62 1.153.438 791.249 68,60

16 Jawa Timur 976.735 767.372 78,56 608.602 467.868 76,88 3.200 584 18,25 1.588.537 1.235.823 77,80

17 Bali 45.205 21.750 48,11 32.044 16.761 52,31 1.026 230 22,37 78.275 38.741 49,49

18 Kalimantan Barat 51.800 30.096 58,10 42.058 32.339 76,89 19 - - 93.876 62.435 66,51

19 Kalimantan Tengah 18.124 7.554 41,68 17.029 9.292 54,57 79 9 11,31 35.231 16.855 47,84

20 Kalimantan Selatan 58.600 19.296 32,93 52.744 28.885 54,76 21 2 9,52 111.366 48.184 43,27

21 Kalimantan Timur 15.269 7.309 47,87 12.367 7.408 59,90 264 91 34,45 27.900 14.807 53,07

22 Kalimantan Utara 2.253 1.137 50,47 3.017 1.909 63,26 283 92 32,60 5.554 3.138 56,51

23 Sulawesi Utara 68.563 13.123 19,14 61.772 15.226 24,65 384 11 2,73 130.720 28.360 21,69

24 Gorontalo 96.379 33.786 35,06 59.849 28.105 46,96 3 - - 156.232 61.891 39,61

25 Sulawesi Tengah 65.466 36.330 55,49 51.996 35.349 67,98 18.427 7.448 40,42 135.889 79.126 58,23

26 Sulawesi Tenggara 33.520 19.780 59,01 31.544 21.152 67,06 19.606 4.606 23,49 84.670 45.537 53,78

27 Sulawesi Selatan 420.521 273.007 64,92 243.309 162.181 66,66 22.884 8.641 37,76 686.714 443.829 64,63

28 Sulawesi Barat 47.038 26.539 56,42 31.877 19.696 61,79 17.492 3.871 22,13 96.407 50.106 51,97

29 Nusa Tenggara Barat 177.021 148.488 83,88 106.836 86.514 80,98 1.067 343 32,15 284.924 235.345 82,60

30 Nusa Tenggara Timur 82.857 22.660 27,35 89.845 24.591 27,37 2.293 4 0,18 174.995 47.255 27,00

31 Maluku 5.180 1.764 34,05 5.731 2.311 40,33 228 - - 11.139 4.075 36,58

32 Papua 17.634 5.401 30,63 12.564 6.513 51,84 422 - - 30.620 11.914 38,91

33 Maluku Utara 3.387 510 15,04 4.740 1.480 31,21 269 - - 8.396 1.989 23,69

34 Papua Barat 1.516 846 55,82 1.282 1.040 81,09 145 - - 2.943 1.886 64,07

TOTAL 4.642.703 3.063.894 65,99 3.100.215 2.101.652 67,79 114.033 29.346 25,73 7.856.951 5.194.893 66,12

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


3
3. Upaya Perbaikan Tata Kelola Pupuk Bersubsidi

1. Perencanaan 2. Penyaluran 3. Verifikasi dan Validasi 4. Pengawasan Penyaluran


Penyaluran

1. Integrasi dengan 1. PT PIHC mengembangan 1. Percepatan implementasi 1. Pengawalan oleh Tim


SIMLUHTAN terintegrasi aplikasi DIMAS untuk Kartu Tani
Satgasus Pencegahan
Dukcapil penetapan Distributor/Kios 2. Pengembangan system
eVerval (menghimpun
Korupsi, POLRI
2. Filterisasi usulan lahan >2Ha lebih transparan dan
dan NIK ganda berkinerja data penebusan secara 2. Peningkatan Koordinasi
3. Rasionalisasi 2. Pengembangan aplikasi manual/eKTP) untuk Tim KP3
dosisrekomendasi WCM dan APG oleh PT PIHC memverifikasi dan validasi 3. Perampingan Tim KP3
pemupukan spesisifik lokasi untuk pengawalan dan penyaluran oleh Tim Verval agar lebih fokus
4. Pengembangan aplikasi pengendalian penyaluran Kecamatan secara 4. mengusulkan anggaran
alokasi by name by NIK tersistem mulai Produksi, berjenjang s.d Tim Verval operasional Tim KP3
5. Pengesahan data penerima Lini I-IV sd Petani Pusat
oleh Bupati/Walikota 3. Revisi Permendag No
04/2023

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


4
4. Rencana Kebijakan Pupuk Bersubsidi TA 2024

No Komponen Eksisting Rencana 2024

1 Kriteria Petani  Petani yang mengusahakan komoditas padi,


 Eksisting
jagung, kedele, cabai, bawang merah, bawang
 Sumber data : Data Regsosek, BAPPENAS/DTKS
putih, kopi, tebu, kakao dengan luas lahan yang
Kemensos (masih dalam pembahasan, untuk
diusahakan maksimal 2 Ha
penanggulangan kemiskinan dan meminimalkan
 Tergabung dalam Kelompok Tani terdaftar dalam
bantuan kepada petani yang mampu)
SIMLUHTAN
2 Meknisme pendataan petani, Melalui aplikasi eRDKK/eAlokasi terintegrasi  Integrasi data Regsosek, BAPPENAS/DTKS
kebutuhan/alokasi per petani SIMLUHTAN untuk padupadan data Dukcapil Kemensos (masih dalam pembahasan)
3 Jenis Pupuk Urea, NPK, Organik (Dalam proses Revisi Permentan Urea, NPK, Organik
10/2022)

4 Skema Subsidi/Bantuan Subsidi harga pupuk (+ 70% harga pasar)  Eksisting


 Bantuan langsung melalui eWallet petani
(Besaran bantuan masih dalam pembahasan)
5 Aplikasi Penebusan  Kartu Tani melalui Mesin EDC KTP (sebagai Kartu Tani Digital) melalui aplikasi
 KTP melalui aplikasi T-Pubers/Rekan/iPubers iPubers (masih menunggu persetujuan OJK)
6 Area Implementasi  Propinsi selain wilayah ujicoba BLP Kepastian lokasi masih dalam pembahasan

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


5
5. Perubahan Penginputan Data

No Pro/Kons eAlokasi (Eksisting) eRDKK (Usulan)


1 Pro Alokasi per petani ditetapkan bupati/walikota Kebutuhan pupuk/luas tanam per petani yang
ditetapkan Bupati/Walikota terdata
Kios lebih mudah mengalokasikan Kios menyalurkan sesuai kebutuhan petani
Petugas Dinas lebih mudah mengontrol Petani berasumsi seluruh kebutuhan difasilitasi subsidi
pupuk
Potensi penyimpangan lebih rendah karena alokasi/jatah Realokasi antar kecamatan/kabupaten/propinsi lebih
per NIK bukan kebutuhan mudah
2 Kontra Penetapan alokasi per petani perlu waktu, data dukung yang Potensi penggelembungan data kebutuham
komprehensif, cenderung subjektif
Seringkali terjadi lebih salur per petani karena error Petani yang kurang mampu kehabisan stok sesuai
aplikasi/pindah kios alokasi
Sulit melakukan realokasi karena eksekusi harus per NIK Potensi penyaluran lebih mudah diakses oleh petani
petani yang mampu
Alokasi pupuk yang tidak diserap petani tidak mudah Potensi penyimpangan lebih besar karena volume per
direalokasi (penyaluran tidak optimal) petani lebih besar

Petani berasumsi alokasinya turun/tidak sesuai dosis


rekomendasi
kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id
6
Terima Kasih

7
Perkembangan Program BLP

1. rapat-rapat Pokja Pupuk Bersubsidi, Rapat Koordinasi oleh KanHasil 1. Beberapa hal yang perlu diputuskan adalah
kesepakatan tor Staf Presiden dan Kementerian Keuangan adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
a. Kepastian regulasi implementasi BLP
a. Skema subsidi harga (eksisting) menjadi Bantuan Langsung Pupuk
b. Beban biaya biometrik/liveness
(BLP) dengan konsep 1 (satu) harga pasar
b. Ditetapkan Provinsi Bangka Belitung sebagai wilayah ujicoba dan tanggungjawab siapa
rencana implementasi pada bulan Januari 2024 c. Besaran anggaran yang akan diberikan per
c. Sesuai penugasan Menteri BUMN, pelaksana penyedia pupuk PT petani
PIHC dan pelaksana transaksi keuangan adalah BRI dan BSI d. Konsep satu harga pupuk di pasaran
(khusus propinsi Aceh) e. Data Regsosek menjadi data dasar atau
d. Kriteria petani yang diusulkan Kementan masih mengacu UU No
alat validasi data eksisting
19/2013 yaitu petani yang mengusahakan lahan kurang dari 2 Ha
untuk 9 komoditas strategis (padi, jagung, kedele, cabai, bawang
merah, bawang putih, kopi, tebu, kakao) dan instansi lain
mengusulkan integrasi dengan Data Regsosek desil kurang dari 7
untuk mengurangi angka kemiskinan, namun belum ada dasar
hukum penggunaan data Regsosek
e. Mekanisme penebusan pupuk menggunakan aplikasi iPubers
dengan alat transaksi eKTP dan transaksi pencairan menggunakan
aplikasi Bank

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id


8
Konsep Mekanisme Bantuan Langsung
6 Konsep Mekanisme Penebusan, Pencairan Dana Petani ke Kios dan Pelaporan
4. Pencairan dan
Pelaporan
1. eBilling sebagai dasar
Bank transfer dana dari
3. Transaksi Penebusan Rekening Petani ke Kios
Pupuk 2. Bukti transaksi secara
realtime sebagai
1. Petani datang ke kios pelaporan di Dashboard
2. Aktivasi Wallet & membawa KTP aplikasi iPuber dan
Registrasi PIN Digital 2. Transaksi di i-Pubers & terlaporkan secara
Pembayaran melalui otomatis pada aplikasi
1. Pembukaan Wallet & 1. Petani datang ke kios Aplikasi Bank eVerval
Rekening /kantor bank 3. Transaksi sukses, data sisa
2. Verifikasi biometric & stok & saldo e-wallet
1. Penyampaian data
Liveness check petani terupdate secara realtime
BNBA Kementan ke
3. Petani membuat PIN 4. Terbit eBilling
Bank Pelaksana
2. Cleansing dan
pembukaan rekening e- Perlu biaya Biometrik Transaksi melalui
wallet oleh Bank Rp3000/aktivasi aplikasi iPuber perlu
3. Proses OM-SPAN dan persetujuan OJK
pengisian wallet petani (POJK No 12/2018)

kementerianpertanian kementan kementanri Kementerian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id Kementerian Pertanian RI 5 9

Anda mungkin juga menyukai