Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gamma Maulana Akbar

NPM : 2006587171
Mata Kuliah : Film Hollywood dan Industri Kreatif di Amerika
Dosen Mata Kuliah : Iswahyudi, S.S., M.A.

REPRESENTASI MUSUH AMERIKA SERIKAT DALAM FILM


TRUE LIES (1994) DAN IRON MAN 2 (2010)
Gamma Maulana Akbar (2006587171)

Amerika Serikat (AS) adalah salah satu negara dengan kekuatan ekonomi, politik, dan
militer terkuat di dunia. Mereka bisa dengan mudahnya menggiring negara lain untuk
mengikuti kemauan-kemauan AS. Maka dari itu, negara ini dijuluki sebagai negara
superpower atau adidaya. Kekuatan serta kekayaan ekonomi yang dimiliki oleh AS berasal
dari berbagai sektor dan salah satunya adalah industri film. Hollywood merupakan akar dari
industri film AS yang memiliki banyak studio besar yang sudah memproduksi banyak film-
film terkenal yang mungkin kita sudah pernah menontonnya. Sebut saja Disney, Fox,
Paramount, Universal, Warner Bros, dan Columbia merupakan the big 6 studi besar di
Hollywood yang mampu menghasilkan $22, 4 miliar dari total box office global yang
diambil sebesar $38, 6 miliar (Moody, 2017).

Industri film AS sangatlah besar terlihat dari pendapatan yang dihasilkan oleh mereka.
Tak heran angka tersebut dapat dicapai karena film-film mereka tersebar luas ke seluruh
penjuru dunia. Berdasarkan hal ini, AS dapat dengan mudah menjadikan film-film
Hollywood mereka sebagai alat proganda, penyebaran ideologi, dan pemahaman. Film
Hollywood yang sangat mudah menyebar dan diterima oleh masyarakat luas menjadi senjata
yang ampuh untuk menyebarkan ideologi atau pemahaman. Film-film Hollywood sering kali
menunjukkan cerita yang berbau politik luar negeri dengan menampilkan musuh-musuhnya
dan menggiring penonton menjadi sahabat setia yang membela rakyat AS melawan musuh-
musuh.

Film-film Hollywood dengan rapi menggambarkan keamanan nasional. Terlihat pada


era perang dingin, film-film yang diproduksi adalah fiksi ideologis antara yang baik dan yang
jahat, sehingga Hollywood sebagai instrumen propaganda melayani Gedung Putih untuk
membuat publik percaya pada kebijakan Amerika. Maka dari itu, dalam tulisan ini penulis
ingin membahas mengenai representasi musuh atau rival Amerika Serikat dalam film
produksi Hollywood, yaitu True Lies (1994) dan Iron Man 2 (2010). Keduanya sama-sama
membahas tentang bagaimana AS dapat memberantas kriminalitas yang ditimbulkan oleh
negara asing, terumata dalam hal ini berkaitan dengan negara yang dianggap AS sebagai
musuh.

True Lies

True Lies (1994) fokus pada kehidupan ganda yang dimiliki oleh Harry Tasker
(Arnold Schwarzenegger) dimana dia bekerja sebagai mata-mata, tetapi dimata keluarganya
termasuk sang istri, Helen Tasker (Jamie Lee Curtis), dia hanyalah seorang salesman
komputer biasa. Harry mendapat misi untuk melawan sebuah organisasi teroris yang
menamakan dirinya "The Crimson Jihad" dengan pemimpinnya bernama Salim Abu Aziz
(Art Malik). Dalam film True Lies (1994), musuh AS digambarkan sebagai organisasi teroris
dari Timur Tengah atau negeri Arab. Sangat jelas ditampilkan penggambaran orang Arab
sebagai dalang dari kegiatan terorisme ini dengan penamaan nama organisasi berupa
“Crimson Jihad”. Jihad merupakan kata bahasa Arab yang memiliki arti “perjuangan”. Kata
Jihad memang sering kali digunakan oleh organisasi terlarang, terutama terorisme sebagai
kata pamungkas mereka tujuan utama dari tindak kriminalitas tersebut. Mereka percaya
bahwa jika melakukan Jihad, maka akan masuk ke dalam surga tanpa melihat perbuatan apa
yang dilakukannya. Aktor-aktor yang dipilih juga menisyaratkan dengan jelas bahwa
organisasi dalam film ini merupakan berasal dari Timur Tengah karena mereka memilih aktor
yang memiliki penampilan layaknya masyarakat Arab.

True Lies tentu juga turut menampilkan AS sebagai negara yang kuat. Terlihat dari
bagaimana mereka menampilkan betapa canggihnya teknologi yang digunakan pada markas
badan penanggulangan terorisme serta agen-agennya. Kehidupan yang serba berkecukupan
para agen rahasia mereka seperti memiliki mobil yang bagus dan rumah yang besar juga
ditampilkan dalam film ini. Berbanding terbalik dengan apa yang mereka suguhkan kepada
penonton terhadap penggambaran orang Arab dalam film ini. Mereka dibuat berpenampilan
lusuh dan kotor serta memiliki keterampilan yang minim. Kehidupan mereka sangatlah suram
dengan harus tinggal disebuah tempat yang berantakan serta bodoh dalam melakukan segala
hal.
Tampak dengan jelas bahwa film True Lies dengan sengaja menampilkan kecerdasan
tokoh dari AS dan kebodohan tokoh dari organisasi terorisme Arab tersebut. Sangat mudah
AS mengalahkan Crimson Jihad dengan segala kepiawaian dan teknologi canggih yang
dimiliki mereka. Adegan sadis juga ikut ditampilkan dalam film ini saat Harry membantai
habis organisasi Crimson Jihad. Cerita ini sejalan dengan hubungan yang memburuk antara
AS dan negara Timur Tengah, khususnya peperangan dalam rangka perebutan wilayah
penghasil minyak bumi. AS dianggap sebagai penyelamat dunia dari apa yang dilakukannya
terhadap teroris tersebut.

Iron Man 2 (2010)

Siapa yang tidak mengetahui eksistensi Marvel Universe dalam ranah perfilman
dunia. Tentu saja Sebagian besar orang sudah mengetahui sosok manusia besi alias Iron Man.
Iron Man 2 adalah bagian kedua dari trilogi Iron Man, yang dibuat berdasarkan karakter
komik Amerika populer, dan digarap oleh sutradara Jon Favreau. Pada film Iron Man
pertama yang telah dirilis terlebih dahulu pada tahun 2008, menceritakan tentang perseteruan
antara AS yang diwakili oleh Iron Man dengan kejahatan terorisme Timur Tengah. Berbeda
dengan film Iron Man 2, film ini menceritakan tentang tindak kejahatan yang dilakukan oleh
seorang ahli fisika asal Rusia bernama Ivan Vanko.

Sebagaimana kita ketahui bahwa AS dan Rusia merupakan musuh bubuyutan sejak
dahulu kala. Banyak sekali perselisihan antara kedua negara ini dan salah satunya adalah
ketidaksepahaman pada urusan konflik Suriah. Ketidaksepahaman ini mempengaruhi
keberlangsungan konflik dan menunjukkan bahwa keduanya enggan bekerjasama ke
arah kesepakatan dalam penyelesaian konflik di Suriah. Kembali pada pembahasan
mengenai film Iron Man 2 di mana Hollywood mencoba menampilkan kekuatan dari AS dan
kelemahan dari Rusia. Tony Stark alias Iron Man di film ini ditampilkan pria kaya raya dan
cerdas sehingga berhasil menciptakan teknologi mutakhir berupa kostum Iron Man. Ini
menunjukkan bagaimana Hollywood mencoba memberi penonton pemahaman bahwa AS
mampu menciptakan hal seperti ini karena memiliki bantuan teknologi yang canggih. Di sisi
lain, tokoh Ivan Vanko hanya bisa meniru teknologi yang diciptakan oleh Tony dan memiliki
ketidaksempurnaan. Ivan digambarkan sebagai orang Rusia yang berasal dari kalangan
bawah yang mencoba melawan Iron Man karena kebenciannya. Ivan Vanko memiliki aksen
Inggris-Rusia yang kental sehingga penonton akan yakin bahwa ia berasal dari Rusia. Tony
dapat mengalahkan Vanko walau harus berjuangan mati-matian.

Penjelasan di atas memberi kita gambaran bahwa Hollywood bukan hanya menyerang
bangsa Arab tetapi rival terdekat mereka yaitu Rusia juga ingin mereka ciptakan seakan-akan
lemah pada film-film ciptaannya. Secanggih apa pun kemampuan teknologi yang dimiliki
oleh Rusia dianggap hanya meniru AS dan tidak akan bisa sekuat AS nantinya. Perselisihan
antara dua negara ini sudah tidak relevan jika harus melakukan peperangan senjata pada
zaman ini, maka AS mencoba untuk menyerangnya secara perlahan melalui ideologi yang
disebarnya.

Representasi Hollywood terhadap Negara di Jazirah Arab dan Rusia

Setelah menonton kedua film yang dibahas pada tulisan kali ini yaitu True Lies (1994)
karya James Cameron dan Iron Man 2 (2010) karya Jon Favreau, kita mengetahui bagaimana
Hollywood memandang negara lain dan dalam hal ini adalah musuh AS yaitu negara-negara
di Timur Tengan dan Rusia. True Lies mampu mencetak keuntungan sebesar $378,9 million
serta Iron Man 2 sebesar $623,9 million yang membuktikan bahwa film mereka sangat laris
dipasaran. Kekuatan Hollywood dalam mengemas sebuah film dengan jalan cerita,
sinematografi, dan akting yang baik berbuah hasil menjadi film-film yang laris manis
dipasaran. Film-film mereka mampu bertahan lebih dari tiga minggu di bioskop karena
antusias penonton yang luar biasa.

Keberhasilan meraih penonton yang begitu besar sejalan dengan tujuan politik luar
negeri mereka. Peran Hollywood di sini pun dimainkan. Film Hollywood yang sangat mudah
menyebar dan diterima oleh masyarakat luas menjadi senjata yang ampuh untuk
menyebarkan ideologi atau pemahaman. Film-film Hollywood dengan rapi menggambarkan
keamanan, teknologo, dan sumber daya nasional. Kedua film ini secara halus memberikan
citra buruk terhadap negara Arab dan juga Rusia. Mereka digambarkan sebagai negara yang
lemah karena memiliki tokoh yang bodoh serta tidak berkompeten dan tidak akan mampu
mengalahkan Amerika Serikat.

True Lies juga membentuk persepsi bahwa umat muslim pasti berpartisipasi kepada
teroris. Pria berjenggot tebal dan memiliki paras wajah khas masyarakat Arab menjadi ikon
utama Hollywood dalam menampakkan sosok teroris dalam film True Lies. Hasil dari
pembetukkan persepsi ini adalah pada zaman sekarang, AS sangat skeptis terhadap umat
muslim, terutama yang memiliki penampilan yang sebelumnya penulis sudah sebutkan.
Pandangan ini rasanya sangat gemar Hollywood gunakan pada film-film saat ingin
memperlihatkan sosok penjahat Internasional. Mereka akan mencari aktor yang memiliki
penampilan sesuai dengan kemauan Hollywood. Tokoh Salim Abu Aziz dan Ivan Vanko
menjadi contoh yang jelas bagaimana AS menggambarkan bagaimana buruknya negara-
negara lawannya.

Tujuan Utama Hollywood

Hollywood melihat melalui kaca matanya bahwa orang Arab terlihat berbeda dan
mengancam. Film Hollywood bertema terorisme adalah sebuah hiburan yang mendebarkan
dan mengasyikan. Secara umum, film True Lies merupakan gambaran umum bagaimana
Hollywood digunakan oleh Amerika Serikat sebagai alat mereka untuk menyebarkan ideologi
dan pemahaman. Terlebih lagi peminat yang semakin banyak terhadap genre film-film
tersebut membuat mereka semakin giat untuk memproduksi film bertemakan terorisme. Hal
ini semata-mata untuk mencapai tujuan mereka, yaitu meninggikan citra Amerika Serikat dan
membuat negara mereka dianggap sebagai negara adidaya atau superpower.

Sama halnya dengan film Iron Man 2, Amerika Serikat berusaha merusak citra Rusia
yang nota bene merupakan salah satu rival terkuat AS dikancah internasional. Mereka ingin
memenangkan hati penonton dan menginginkan mereka untuk lebih condong mendukung AS
dari pada Rusia tanpa melihat dan memahami dasar dari masalah yang ada.

Hollywood juga memiliki peran secara tidak langsung membentuk gambaran mental
pada target audiens dengan persepsi dasar serta perasaan objektif. Hollywood adalah perang
propagansi yang kuat yang digunakan Amerika Serikat untuk menguasai dunia. Hollywood
bukan lagi hanya menjadi industri film belaka, melainkan berevolusi menjadi strategi politik
luar negeri Amerika Serikat yang membentuk kepercayaan dan opini dominan pada
masyarakat demi untuk mengangkat citra Amerika Serikat.
Daftar Referensi

Aydemir, Emrah. (2017). The Use of Hollywood as a Soft Power Tool in Strategy United
States Foreign Policy. International Journal of Humanities and Social Science Invention, 6
(11), 79-83.

Ayu Rokhmah, Yudith. (2020). The United States Assistance to the Hollywood Movie
Industry: The Political Economy Perspective. Universitas Jember. Diakses pada 14 Desember
2022 dalam https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/103948/YUDITH
%20AYU%20ROKHMAH%20-%20160910101033.pdf-.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Secker, Tom, dan Matthew Alford. (2017). National Security Cinema: The Shocking New
Evidence of Government Control in Hollywood. Dalam National Security Cinema: The
Shocking New Evidence of Government Control in Hollywood, oleh Tom Secker and
Mathew Alford, 59-60.

Winseck, Dwayne. (2008) Blowback Operasi Informasi: Komunikasi, Propaganda dan


Pengawasan dalam Perang Global Melawan Terorisme. International Communication
Gazette, 70 (6), 419-441.

Anda mungkin juga menyukai