Anda di halaman 1dari 8

Review film “The Bridge of Spies”

Ujian Akhir Semester Ganjil


Mata Kuliah Teori Politik Internasional
Oleh Aqshoya Sheikina Widodo
3A-Hubungan Internasional
2010631260021
Nama Film : The Bridge of Spies
Tahun Rilis : 2015
Genre Film : Drama Biografi

Film The Bridge of Spies menceritakan kejadian yang berlatar belakang di kota New
York, Amerika Serikat pada tahun 1957 pada saat terjadinya Perang Dingin. Seorang
pria dituduh menjadi mata-mata Amerika Serikat untuk Uni Soviet. Pada saat itu
masing-masing negara sedang mempelajari dan menyiapkan nuklir. Laki-laki ini
bernama Rudolph Abel. James B. Donovan, seorang pengacara asuransi di Amerika
Serikat diminta untuk menjadi pengacara dari Abel. Awalnya James menolak, namun
akhirnya ia menyetujuinya. James sempat mendapatkan kecaman dari masyarakat dan
keluarganya karena dikira membela penyusup, namun dengan memegang erat prinsip
bahwa klien berhak mendapatkan perlindungan penuh, James berhasil meringankan
hukuman mati bagi Abel menjadi 30 tahun penjara. Hal ini dilakukan James dengan
berdasarkan banding yang dilakukannya kepada hakim, dengan mengatakan bahwa
Abel bisa menjadi senjata dan kunci bagi Amerika Serikat apabila suatu hari
membutuhkan tahanan untuk ditukar. Hal ini terbukti ketika pada tahun 1960 ketika
Francis Gary Powers, seorang pilot yang mengikuti program mata-mata CIA ditembak
jatuh di wilayah Uni Soviet. Ia dijatuhi hukuman percobaan sampai sepuluh tahun
kurungan, termasuk tiga tahun penjara. Kemudian James menerima surat dari istri Abel
yang mengucapkan terimakasih kepada James dan meminta James untuk menemui
pengacaranya. CIA menganggap hal ini sebagai pesan balasan yang mengisyaratkan
bahwa Uni Soviet bersedia untuk melakukan pertukaran antara Francis Gary dengan
Rudolf. Secara tidak resmi, mereka meminta James pergi ke Berlin untuk
menegosiasikan pertukaran. James tiba tepat saat Tembok Berlin telah dibangun.
Setelah menyeberang ke Berlin Timur, ia bertemu dengan perwira KGB di Kedutaan
Soviet dan kemudian diarahkan ke Wolfgang, yang mewakili Jaksa Agung Jerman
Timur. Jaksa Agung berusaha untuk menukar Rudolf dengan seorang mahasiswa
pascasarjana Amerika Serikat bernama Frederic Pryor (Will Rogers), yang telah
ditangkap di Jerman Timur tidak lama sebelumnya. Dalam prosesnya, Jerman Timur
berharap mendapat pengakuan resmi oleh Amerika Serikat, karena pada saat itu
Jerman Timur belum berdaulat. Namun ide ini tidak disetujui oleh CIA. CIA ingin James
mengabaikan Frederic, tetapi ia tetap menegaskan bahwa Frederic dan Francis Gary
harus ditukar dengan Rudolf, atau tidak sama sekali. Dalam sebuah pesan kepada
Jaksa Agung, ia mengancam bahwa mereka akan melepaskan Frederic dan Francis
Gary atau tidak akan ada kesepakatan. Ancaman itu sukses. Saat Rudolf dan Francis
Gary berada di ujung Jembatan Glienicke, ada penundaan yang menegangkan sampai
dipastikan bahwa Frederic telah dibebaskan di Checkpoint Charlie, Rudolf dan Francis
Gary ditukar dan kembali ke tempat asalnya. Keesokan harinya, di Amerika Serikat,
pemerintah secara terbuka mengakui James telah menegosiasikan kesepakatan yang
memulihkan citra publiknya.

Review:

Menurut pendapat saya, untuk sebuah film yang berlatar belakang saat Perang Dingin
di tahun 50-an, film ini adalah sebuah gambaran yang nyata dan luar biasa dengan
kesan vintagenya yang kental, setting background dan bahkan property lainnya. Cerita
yang disampaikan betul-betul murni mengingat bahwa film ini adalah sebuah film ber-
genre drama biografi. Tidak ada plot twist yang disiapkan, namun konflik yang semakin
meruncing seiring berjalannya film saya rasa sangat menghibur. Film ini mengandung
‘peperangan’ yang tidak melibatkan senjata, melebihkan mengenai strategi. Film ini
juga mengandung banyak teori dari aliran-aliran utama hubungan internasional seperti
realisme, neo-liberalisme, dan konstruktivisme.
Analisa adegan:

a) Adegan pertama, adalah saat James berangkat menuju persidangan dengan


menaiki kereta, hampir semua orang didalam sana sedang melihat koran pada
hari itu dan berita utamanya adalah mengenai James yang menjadi pengacara
terduga mata-mata Uni Soviet sehingga semua orang menatap dengan tatapan
yang sinis. Ketika persidangan dimulai pun juri menyetujui semua tuduhan yang
bahkan tanpa bukti yang jelas dan hakim juga sepakat akan hal itu. Rudolph
Abel sebagai terduga akhirnya terancam hukuman mati. Hal ini dikarenakan
masyarakat AS juga pemerintahan nya menganggap bahwa Abel Rudolph
sebagai mata-mata Uni Soviet yang jika dibiarkan suatu saat akan mengirimkan
bom dan mengancam negara.

Teori HI yang terkandung adalah Teori Konstruktivisme dimana Alexander Wendt


(1999) menyatakan bahwa Teori Konstruktivis memandang bahwa konsep
keamanan sebagaimana halnya konsep-konsep politik internasional lainnya
adalah hasil dari proses konstruksi sosial buatan manusia. Dalam teori
konstruktivisme ada hal yang dikenal sebagai konsep keamanan dan lazim
dikenal sebagai sekuritisasi (securitization) yang berasal dari pernyataan
(speech act) oleh agen-agen tertentu (pejabat pemerintah, tokoh masyarakat,
dan aktivis NGO) bahwa suatu hal yang menjadi rujukan (referent object)
berwujud hal-hal yang dianggap berpotensi mendatangkan bencana adalah
merupakan ancaman bagi keamanan individu maupun keamanan nasional dan
disampaikan kepada publik sebagai target agar menjadi tanggap dan kemudian
mendukung upaya penyelesaian secara darurat di luar kebijakan normal
(outside normal policies).Hal ini sejalan dengan pandangan masyarakat dan
pemerintah AS terhadap Rudolph Abel dalam film ini yang dicurigai sebagai
mata-mata Uni Soviet. Dimana mereka menyimpulkan bahwa Rudolph bisa
menjadi ancaman bagi keamanan individu maupun nasional.

b) Adegan kedua, ketika Francis Gary Powers tertangkap oleh pemerintah Uni
Soviet karena terbukti memata-matai Uni Soviet untuk Amerika Serikat dibawah
naungan CIA dan bertugas mengambil gambar dari ketinggian 70.000
kilometers diatas langit dengan pesawat tempur. Setiap malam dia diinterogasi
dipenjara dengan pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa susunan unit penghancur
nya?", "Bagaimana unit itu beroperasi?", "Dialiri dengan apa peledaknya, dan
seberapa besar daya ledaknya?", dan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah
kepada bagaimana pesawat itu bekerja, agar mereka juga dapat memperkuat
sistem pertahanan dan penyerangan nya.

Teori HI yang terkandung adalah Security Dilemma yang merupakan turunan


dari teori Neo-liberalisme dengan tokohnya John H. Herz dan bukunya yang
berjudul Political Realism and Political liberalism (1951). Menurut John setiap
negara merespon security dilemma sesuai dengan kekuatan ekonomi dan
persepsi ancaman yang dirasakan. Dimana dalam situasi perang Dingin yang
dirasakan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet terlihat bahwa mereka sama-
sama ingin mengukur seberapa hebat kekuatan musuh dan kemudian taktis apa
yang akan mereka lakukan selanjutnya. Hal ini terbukti dengan CIA yang
merupakan agen dari Amerika Serikat mengirim pengintai ke Uni Soviet dan Uni
Soviet yang menangkapnya serta menanyakan seberapa kuat pesawat tempur
yang dibuat oleh Amerika Serikat itu. Situasi ini sesuai dengan Security dilemma
dimana mengacu pada situasi dilematis yang dihadapi suatu negara dimana
penembahan kekuatan militer untuk meningkatkan postur pertahanannya
mendorong negara lain yang merasa terancam untuk ikut meningkatkan
kekuatan militernya yang dapat bermuara ke perlombaan sanjata (arms race).

c) Adegan ketiga, ketika James B. Donovan tiba di Berlin untuk melakukan


negosiasi dengan pihak Soviet dan Jerman Timur. Terlihat bahwa ia melewati
tembok yang memisahkan antara Jerman Barat dan Timur yang dikuasai oleh
militer Rusia. Pada adegan ini juga terjadi penangkapan terhadap mahasiswa
Amerika yang sedang belajar disana, Frederic Pryor. Terlihat sekali perbedaan
di kedua sisi tembok. Dimana Mr. Vogel yang menjadi pengacara dari istri
Rudolph Abel yang juga perwakilan dari negara Jerman sempat mengatakan
bahwa kondisi yang terjadi di Jerman Timur ini adalah bentuk intervensi dari
Rusia. Saat itu, Jerman Timur belum berdaulat.

Teori HI yang terkandung adalah intervensi wilayah. Dimana menurut


Morgenthau (1967), sejarah campur tangan negara lain dengan melibatkan
kekuatan militer sudah berlangsung sejak lama. Intervensi merupakan instrumen
kebijakan luar negeri yang umurnya sama tuanya dengan instrumen lain seperti
tekanan diplomatik, negosiasi dan perang. Apa yang membedakan hanyalah
tujuan-nya, sedangkan cara-nya tetap sama yakni dengan instrumen militer.
Tujuan atau kepentingan ini sungguh terkait erat dengan konsepsi negara.
Konsepsi inilah yang seringkali mengalami perubahan alih-alih kontinyuitas.
Itulah sebabnya kenapa konsep kepentingan yang terkandung dalam intervensi
militer berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini juga mengacu pada dua perspektif
utama dalam teori Hubungan Internasional yaitu realisme dan kontruktivisme.
Dimana realisme, memandang bahwa intervensi kemanusiaan tak lebih dari
instrumen diplomasi untuk mengejar kepentingan nasional. Mengingat realisme
tidak menaruh kepercayaan terhadap prinsip-prinsip abstrak dalam memandu
kebijakan luar negeri, mereka bersikukuh bahwa intervensi kemanusiaan murni
tindakan politis. Di sisi lain, konstruktivisme memandang sebaliknya bahwa
intervensi kemanusiaan berhubungan erat dengan sifat negara yang mematuhi
peraturan dan norma internasional. Konstruktivisme percaya bahwa terlepas
dari adanya kepentingan nasional di balik tindakan negara, intervensi
kemanusiaan merupakan upaya komunitas internasional untuk menegakkan
norma kemanusiaan. Alhasil, berbeda dengan realis yang menganggap negara
adalah aktor yang mementingkan diri sendiri konstruktivis menganggap negara
adalah aktor altruis yang memiliki kepedulian terhadap warga negara lain.

d) Adegan keempat, ketika di wilayah Jerman Timur, salah satu mahasiswa


Amerika yang sedang belajar disana yaitu Frederic Pryor ditangkap karena
dianggap berbahaya dan akhirnya James juga meminta untuk melakukan
pertemuan untuk menyepakati pertukaran Frederic dengan Rudolph Abel yang
merupakan mata-mata Uni Soviet. Walaupun setelah mereka mengetahui
bahwa Frederic hanyalah seorang pelajar yang terjebak diwaktu yang salah,
mereka menginginkan pertukaran itu terjadi. Bahkan dengan tegas perwakilan
untuk mengurus hal tersebut yaitu Mr. Vogel mengatakan bahwa Jerman Timur
ingin berurusan dengan negara berdaulat lain secara setara.

Teori HI yang terkandung adalah Neo-realisme dengan tokohnya Gary Becker.


Dimana Neo-realisme lebih berkonsentrasi pada 'keamanan regional dan/atau
internasional'. Neo-realisme juga lebih meyakini bahwa sistem internasional/
regional menentukan perilaku Unit/Negara dan menawarkan analisis "dari luar
ke dalam" (Outside In). Sejalan dengan Rational Choice Theory yang merupakan
turunan dari teori neo-realisme bahwa para penmbuat keputusan cenderung
melakukan pilihan rasional setelah menimbang-nimbang secara cermat
keuntungan maksimal yang akan diperoleh dari sejumlah kemungkinan yang
ada. Hal yang sama juga dilakukan oleh Republik Jerman Timur dimana karena
mereka merupakan negara baru pada saat itu, jadi mereka ingin mendapatkan
pengakuan bahwa mereka melakukan hubungan bilateral dengan negara
berdaulat lain yang setara yaitu Amerika Serikat. Ketika Republik Jerman Timur
menjadi jalan pertukaran tahanan bagi Amerika Serikat dan Uni Soviet, Jerman
Timur juga menawarkan hal yang sama menahan terduga mata-mata kepada
Amerika Serikat.

e) Adegan kelima, ketika James melakukan negosiasi pertukaran dengan pihak


Soviet dan Jerman, sempat terjadi konflik dimana muncul keraguan dari Jerman
yang saat itu sedang dijajah oleh Soviet dimana Mr. Vogel sempat
membatalkan pertukaran ini dan menganggap AS bersekongkol dengan Soviet.
James menemui jalan buntu, namun ia tetap bersikeras harus membawa pulang
keduanya, atau tidak sama sekali.

Teori HI yang terdapat dalam adegan ini adalah teori realisme yang
berpedoman pada ‘Tiga S’, yaitu statism, survival, dan self-help. Yang dimana
dapat diartikan bahwa pengertian self-help adalah ketidak percayaan dan
prasangka buruk selalu akan ada terhadap negara lain, sehingga tidak akan
terbentuk persahabatan, dan penghormatan terhadap negara lain. Namun,
hubungan internasional akan tetap dijalankan dalam langkah survive.

f) Adegan keenam, yaitu di akhir film saat pertukaran tahanan Amerika Serikat,
Rudolph abel yang dicurigai sebagai mata-mata yang melakukan spionase dan
tahanan Uni Soviet yang merupakan seorang pilot yang ditugaskan memata-
matai Uni Soviet yaitu Gary Powers yang dilakukan di jembatan Glienicke.
Donovan sebagai pengacara Rudolph Abel juga sekaligus mengusahakan
penukaran dengan mahasiswa Amerika serikat Pryor yang ditahan oleh pihak
Jerman yang dilakukan di perbatasan Charlie.

Teori HI yang terkandung dalam adegan ini adalah Liberalisme yang dicetuskan
oleh John Locke, liberalisme adalah sebuah filosofi mengenai nilai dasar
kebebasan individu, rasionalitas, moral, hak asasi manusia, kesempatan dan
kesetaraan hak bagi semua individu. Liberalisme yang memiliki pemikiran
optimistis mengenai mengenai kelangsungan bernegara dalam konteks
Hubungan Internasional. Dan dalam film tersebut Rudolph Abel yang dicurigai
oleh pemerintah Amerika sebagai seorang mata-mata yang diutus oleh Uni
Soviet ditahan dan hampir dijatuhi hukuman mati. namun pada saat sudah
kembali ke Uni Soviet dan bertemu keluarganya, Abel tidak membuktikan dan
tidak diakui sebagai seorang mata-mata oleh Uni Soviet. Begitu juga dengan
mahasiswa asal Amerika yang dibebaskan setelah ditahan oleh pihak Jerman
akibat melewati batas dinding dan dianggap sebagai mata-mata. Donovan
seseorang pengacara asuransi menjadi ultimatum bagi pertukaran tahanan
tersebut untuk mencapai kebebasan individu yang tidak bersalah dan
mendapatkan hak asasi manusia seperti yang disebutkan oleh teori liberalisme.

Anda mungkin juga menyukai