Anda di halaman 1dari 6

PRODUKTIFITAS KERJA DITINJAU DARI

BURNOUT DAN SELF EFFICACY


Lukman Hakim,
email: kanglukmanov@gmail.com
Windijarto,

Program Pengembangan Sumberdaya Manusia


Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya

Abstrak- Suatu proses produksi dapat diketahui sebagai aktifitas yang dapat menghasilkan
kegunaan (utility atau output), dan dalam menghasilkan aktifitas produksi berguna dibutuhkan
input-input produksi yang tidak hanya digunakan/dinilai berdasarkan input fisik (material)
saja, begitu juga dengan output yang dihasilkan dapat berupa barang maupun jasa. Faktor-
faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja karyawan antara lain tingkat burnout dan self
efficacy. Populasi penelitian adalah karyawan bagian produksi di PT Semen Indonesia. Jumlah
subjek penelitian adalah 300 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode skala, dan analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hipotesis yang diajukan
adalah burnout dan self efficacy mempengaruhi produktifitas kerja. Hasil analisis regresi
berganda menunjukkan nilai FMtunj sebesar 673.253>0,389 dengan tingkat (sig) 0.000<0,05, dan
nilai signifikansi untuk uji t adalah 0,000<0,005. hal tersebut membuktikan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara self efficacy dan burnout
terhadap produktifitas kerja karyawan PT Semen Indonesia.

Keyword: Produktifitas kerfa, Burnout, Self efficacy

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2016 Pusat Penelitan dan Layanan
Psikologi. Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016

PENDAHULUANyang berupaya mengolah input menjadi output.


Proses produksi di sebuah perusahaan meropakanPerusahaan merupakan unit teknis yang mengolah
segala aktivitas yang dapat membuat kegunaankomoditas, dan pengusaha (pemilik dan manajer)
(utility) saat ini menjadi kegunaan masa datangyan? menentukan berapa besar komoditas yang akan
(Frank, 1997). Selain itu, diketahui bahwa prosesdiproduksi. oieh karenanya, secara matematis fungsi
produksi merupakan aktifitas yang tidak hanyaproduksi merupakan hubungan antara kombinasi
membentuk barang secara material (materialinPut VanS digunakan dalam menghasilkan output,
goods) (Ferguson, 1975). Dengan demikian, suatuTuJuan utama sekaligus permasalahan yang dikelola
proses produksi dapat diketahui sebagai aktifitaspengusaha (entrepreneur) adalah memaksimalkan
yang dapat menghasilkan kegunaan (utility atauProfit Pada kondisi tekonologi yang telah ditentukan
output), dan dalam menghasilkan aktifitas produksi(given).
berguna dibutuhkan input-input produksi yang tidakOutput atau produk yang dihasilkan perusahaan
hanya digunakan/dinilai berdasarkan input fisiktentunya tidak lepas dari campur tangan sumber
(material) saja, begitu juga dengan output yangdaya manusia di dalamnya. Sumber daya manusia
dihasilkan dapat berupa barang maupun jasa.ini akan berperan penting terhadap produk suatu
Pemahaman terhadap proses produksi akan lebihperusahaan dan disebut produktivitas kerja.
mudah dipahami pada suatu perusahaan atau industriProduktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan

Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 201623


suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran Beberapa penelitian mengenai self efficacy
biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981). terhadap kinerja juga pemah dilakukan oleh beberapa
Produktivitas kerja merupakan salah satu factor peneliti dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
yang sangat diperhatikan oleh perusahaan, bahkan Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan Lestari
pemecatan karyawan salah satunya karena faktor (2010) menunjukkan hasil bahwa self efficacy
produktivitas kerja karyawan. memiliki pemgaruh yang signifikan positif terhadap
Produktivitas kerja ini sangat diperhatikan kinerja UKM. Selanjutnya penelitian Engko (2006)
terutama oleh perusahaan-perusahaan besar, dan Chasanah (2008) menunjukkan bahwa adanya
seperti PT. Semen Indonesia. PT. Semen Indonesia pengaruh positif self efficacy terhadap kinerja.
yang bergerak dalam produksi semen sangat Penelitian dengan hasil berbeda dilakukan oleh
memperhatikan kualitas produktivitas kerja Gunawan dan Sutanto (2013) dan Prasetya dkk.
karyawan-karyawannya. (2013) menunjukkan hasil bahwa se(/ efficacy
Laporan KPI Transaction Departemen of tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan
Cement Production 2016 menunjukkan bahwa kinerja individual.
terdapat persoalan yang terjadi saat ini juga Berdasarkan uraian maka peneliti tertarik
tentang produktivitas kerja karyawan di PT Semen untuk meneliti pengaruh burnout dan self efficacy
Indonesia. Karyawan bagian produksi kurang terhadap produktifitas kerja karyawan dengan
memenuhi target produksi. Faktor burnout dan self cara mencari tahu tingkat masing-masing variabel.
efficacy diprediksi merupakan salah satu faktor yang Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh
mempengaruhi terjadinya penurunan produktifitas burnout dan self efficacy terhadap produktifitas
kerja karyawan. kerja pada karyawan PT Semen Indonesia
Produktivitas kerja adalah kemampuan
menghasilkan barang dan jasa dari berbagai METODE
sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan Variabel yang digunakan dalam penelitian
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan ini antara lain burnout dan se(/ efficacy sebagai
yang dihasilkan dalam suatu perusahaan (Kusnendi, variabel bebas, dan produktifitas kerja sebagai
2003., Sinungan 2005., Hasibuan, 2005). Burnout variabel terikat. Subyek penelitian terdiri dari
adalah suatu bentuk kelelahan yang disebabkan 300 responden yang menjadi karyawan bagian
karena seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi produksi di PT Semen Indonesia. Pengumpulan data
dan berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu menggunakan instrumen skala likert yang terdiri
lama serta memandang kebutuhan dan keinginan atas skala produktifitas kerja yang terdiri dari 7
mereka sebagai hal kedua (Bernardin dalam Rosyid, aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar
1996., Chemiss dalam Sutjipto, 2001., Freudenberger 0,610, kemudian skala burnout yang terdiri dari 13
dalam Farber, 1991., Gehmeyr, 2000). Self efficacy aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar
adalah keyakinan khusus yang berkenaan dengan 0,756, dan skala self efficacy yang terdiri dari 5
pelaksanaan suatu tugas dan melibatkan kepercayaan aitem dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar
seseorang bahwa ia mampu untuk melakukan suatu 0,560. Teknik analisis data yang digunakan adalah
tindakan tertentu pada suatu situasi tertentu analisis regresi linear berganda.
(Bandura, 1986., Schunk, 1983).
HASIL
Golembiewsky, dkk (1983) mengatakan bahwa
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-
akibat dari burnout dapat muncul dalam bentuk
rata karyawan PT Semen Indonesia memiliki tingkat
berkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja,
burnout, self efficacy dan produktifitas kerja
dan produktivitas rendah. Apapun penyebabnya,
menengah sebagaimana tabel dibawah ini :
munculnya burnout berakibat kerugian di pihak
karyawan maupun organisasi. Berdasarkan penelitian
Tabel 1: Kategori Se(/ efficacy
Mohammad bagher Gorji tahun 2011 tentang Status
Kejenuhan Kerja (Burnout) Dengan Kinerja (Job Kategori Interval F Prosentase
Performance) Pada Pegawai Bank menunjukkan Tinggi X> 15 77 26%
bahwa 30,75% pegawai rata-rata mengalami
Sedang 11 -15 173 58%
kejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhan
Rendah X< 11 50 16%
Total 300 100%
kerja (Burnout) ini dirasakan oleh pegawai yang
sudah bekerja antara 3 - 5 tahun.

24 Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016


Tabel 2: Kategori Burnout terhadap produktifitas kerja secara parsial.
Kategori 1 nterval F Prosentase
X>41 63 21%
DISKUSI
Tinggi
Sedang 30-41 183 61% Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
Rendah X<30 54 18% produktifitas kerja karyawan dapat ditentukan oleh
Total 300 100% burnout karyawan, dan self efficacy karyawan itu
sendiri. Hal ini menguatkan kembali pada berbagai
Tabel 3:Kategori Produktifitas Kerja hasil penelitian terdahulu yang menemukan bahwa
Kategori Interval F Prosentase semakin tinggi tingkat self efficacy, maka semakin
Tinggi X>21 55 18% tinggi pula produktifitas kerja pada diri seseorang.
Sedang 15-21 204 68% Produktifitas kerja merupakan motivasi yang terjadi
Rendah X< 15 41 14% pada situasi dan lingkungan kerja yang terdapat
Total 300 100% pada suatu organisasi atau lembaga. Keberhasilan
dan kegagalan perusahaan memang sering dikaitkan
Untuk melihat hubungan antar variabel maka dengan produktifitas kerja karyawan. Pada dasarnya
ditakukan analisis regresi, Hasil analisis regresi manusia selalu menginginkan hal yang baik-baik
sebagai berikut,: saja, sehingga daya pendorong atau penggerak
yang memotivasi semangat kerjanya tergantung
Tabel 4: Hasil Analisis Regresi, Pengaruh Burnout, dan harapan yang akan diperoleh mendatang, jika
Self efficacy terhadap Produktifitas Kerja harapan itu menjadi kenyataan maka seseorang akan
Sum of Mean cenderung meningkatkan produktifitas kerjanya.
Model Df F Sig.
Squares Square Seorang karyawan pada dasarnya memiliki
Re produktifitas kerja yang dinamis, hal yang
3254.805 2 1627.403 673.253 .000"
gression mempengaruhi produktifitas kerja ada banyak
Residual 717.915 297 2.417 faktor, selain faktor burnout dan self efficacy
Total 3972.720 299 sebetulnya masih banyak faktor-faktor lain yang
ikut mempengaruhi produktifitas kerja seorang
karyawan. Namun, karena keterbatasan dari penulis,
Nilai F tabel pada penelitian ini adalah 0.389
penelitian ini hanya mengupas tentang pengaruh dua
untuk tarafsignifikansi 0,05. Uji F menunjukan bahwa
variabel tersebut tersebut terhadap produktifitas
nilai FMtuni sebesar 673.253>0,389 dengan tingkat
kerja. Burnout yang dirasakan seorang karyawan
(sig) 0.000<0,05. Berdasarkan tabel diatas bahwa
berpengaruh negatif terhadap produktifitas kerja,
terdapat pengaruh se(/ efficacy dan burnout secara
hal ini bermakna semakin tinggi tingkat burnout
simultan terhadap produktifitas kerja karyawan.
karyawan, maka semakin rendah pula produktifitas
Peneliti melakukan analisa pengaruh secara
kerja yang ia miliki. Demikian pula se(/ efficacy
parsial untuk melihat pengaruh variabel bebas
yang dimiliki seorang karyawan berpengaruh positif
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
terhadap produktifitas kerja, hal ini bermakna
dependen. Hasil analisis menunjukkan seperti tabel
semakin besar tingkat se(/ efficacy yang dimiliki
di bawah ini :
seorang karyawan, maka semakin besar pula
produktifitas kerja yang ia miliki. Meyer dan alien
Tabel 5: Analisis parsial antar variable
(dalam meyer, dkk, 1993 ).
Unstandardize Standardize t. sig
Hasil penelitian menunjukkan bahwa self
S td .
efficacy berpengaruh signifikan terhadap produktifitas
B Error Beta
1 (Constant) 33.113 1.030 32.138 .000
kerja karyawan PT Semen Indonesia. Self efficacy
selfefficacy .209 .038 .165 5.554 .000 pada karyawan seperti bekerja menyelesaikan
burnout -.481 .018 -.803 -27.041 .000 pekerjaannya tepat waktu, dapat mengatur
waktu menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan,
menetapkan tujuan pekerjaan, mempersiapkan hal-
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai hal terlebih dahulu dalam bekerja, selalu berusaha
signifikansi self efficacy 0,0O0< 0,05 dan signifikansi menyelesaikan pekerjaan, kreatif dalam berbagai
burnout 0,000<0,05. Hal tersebut menunjukkan hal, belajar dari masa lalu baik dari pengalaman
bahwa terdapat pengaruh self efficacy d^n burnout sendiri maupun orang lain, memotivasi dirinya agar

Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016 25


selalu lebih baik dan tidak mudah diserang stress. negatif burnout terhadap produktifitas kerja
Perilaku tersebut mempunyai dampak positf dapat karyawan.

meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa adanya Schultz (1994) mengemukakan, seringkali burnout
self efficacy yang baik maka kinerja yang dimiliki diderita oleh karyawan yang mempunyai dedikasi
karyawan kurang optimal dan akan menurun. Hal dan komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya.
ini ditunjang oleh pernyataan Bandura (2000), Schaufelli dan Buunk (1996) mengatakan bahwa
bahwa pentingnya self efficacy akan berpengaruh burnout berkembang ketika individu sangat percaya
terhadap usaha yang diperlukan dan pada akhirnya bayangan ideal mereka, bahwa mereka adalah
terlihat dari kinerja. Penelitian ini juga mendukung orang yang kharismatik, dinamis, tidak bisa lelah
penelitian yang dilakukan oleh Nurchasanah (2008) dan sangat kompeten. Hal itu mengakibatkan
yang menemukan bahwa se(/ efficacy, berpengaruh mereka berusaha mempertahankan kesan idealnya
terhadap kinerja karyawan. dengan menggunakan cara-cara yang suatu saat
Kepercayaan terhadap kemampuan diri, akan menghabiskan cadangan energinya sehingga
keyakinan terhadap keberhasilan yang selalu dicapai terjadilah burnout.
membuat seseorang bekerja lebih giat dan selalu Teori di atas menjelaskan secara tidak langsung
menghasilkan yang terbaik. Menurut Philip dan bahwa saat karyawan mengalami burnout (kelelahan
Gully (1997) dalam Sapariyah (2011), self efficacy kerja) maka motivasi berprestasi dalam rangka
dapat dikatakan sebagai factor personal yang optimalisasi produktivitas kerja dirinya akan
membedakan setiap individu dan perubahan se(/ mengalami penurunan.
efficacy dapat menyebabkan terjadinya perubahan Golembiewsky, dkk (1983) mengatakan bahwa
perilaku terutama dalam penyelesaian tugas dan akibat dari burnout dapat muncul dalam bentuk
tujuan. Penelitiannya menemukan self efficacy berkurangnya kepuasan kerja, memburuknya kinerja,
berhubungan positif dengan tingkat penetapan dan produktivitas rendah. Apapun penyebabnya,
tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa munculnya burnout berakibat kerugian di pihak
se(/ efficacy dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan maupun organisasi.
karyawan. Akibat burnout bagi organisasi menurut Jackson
Meta analisis yang dilakukan oleh Judge dan (dalam Jewell dan Siegall, 1998) adalah pemberian
Bono (2001) dalam Engko (2006) menemukan ada pelayanan yang berkualitas rendah bagi pelanggan
hubungan positif antara self efficacy dan kinerja (klien, pasien), merendahnya keterlibatan kerja
individual. Penelitian yang dilakukan oleh Erez dan pada bagian yang terkena dan meningkatnya orang
Judge (2001) dalam Engko (2006) juga menyatakan yang pindah kerja. Orang-orang yang menderita
ada hubungan yang positif dan signif ikan antara self burnout boleh jadi mencari peran administratif
efficacy dan kinerja individual. Hasil penelitian di mana mereka dapat berlindung pada pekerjaan
yang dilakukan Sapariyah (2011) menunjukkan se(/ diantara tumpukan surat-surat dan dokumen (Rosyid,
efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap 1996). Selain itu menurut Maslach dan Jackson
kinerja karyawan. Pada penelitian yang dilakukan (1981) burnout dapat menimbulkan kemerosotan
Engko (2006) menunjukkan adanya hubungan positif kualitas ketelitian terhadap .tugas yang diberikan
antara self efficacy dengan kinerja individual. oleh staff.
Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ada Terdapat suatu kenyataan yang mengejutkan,
pengaruh self efficacy terhadap produktifitas kerja bahwa penderita burn out adalah orang-orang yang
karyawan secara signifikan. Artinya bahwa semakin bersemangat, energik, ambisius, dan memiliki prinsip
tinggi tingkat se(/ efficacy karyawan maka semakin yang kuat untuk tidak menjadi gagal dan merupakan
tinggi pula tingkat produktifitas kerjanya. figur pekerja keras (Freudenberger & Richelson,
Penelitian ini juga memperkuat apa yang dalam Feri Farhati a Haryanto FR, 1996).
telah disampaikan oleh beberapa ahli dan hasil
penelitian sebelumnya, diantaranya Sahak (2014) KESIMPULAN
serta Maulidia & Dhania (2011) yang menyebutkan Berdasarka n hasil analisa data yang telah
adanya hubungan positif antara self efficacy dan dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan
produktifitas kerja. bahwa terdapat pengaruh antara self efficacy
Lain halnya dengan pengaruh burnout terhadap dan burnout terhadap produktifitas kerja. Secara
produktifitas kerja karyawan pada penelitian ini. simultan maupun secara parsial self efficacy
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan burnout memiliki pengaruh yang signifikan

26 Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016


terhadap produktifitas kerja karyawan PT Semen pihak-pihak yang berkesempatan menggunakan
Indonesia. penelitian ini.
Pengaruh self efficacy terhadap produktifitas Saran untuk peneliti selanjutnya agar
kerja bernilai positif atau searah, yang berarti bahwa menyempurnakan beberapa bagian yang belum
semakin besar self efficacy seorang karyawan maka sempurna dalam penelitian ini, diantaranya
semakin besar pula keyakinan akan kemampuan pengambilan indikator dan penulisan aitem dari teori
produktifitas kerjanya. Pengaruh burnout terhadap utama. Selain itu juga diperlukan teori yang sesuai
produktifitas kerja bernilai negatif, yang berarti dan mungkin bukan teori yang penulis gunakan.
bahwa semakin besar burnout seseorang karyawan Sedangkan saran untuk perusahaan agar pihak
maka semakin rendah produktifitas kerjanya. perusahaan mengetahui bahwa produktifitas kerja,
Selanjutnya, self efficacy dan burnout secara burnout dan self efficacy merupakan hal pokok
bersama-sama juga memiliki pengaruh yang yang harus diperhatikan bagi karyawan, untuk itu
signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan diperlukan peran serta baik dari pihak perusahaan
PT Semen Indonesia. maupun pihak karyawan sendiri agarselalu melakukan
evaluasi terhadap kinerja karyawan dan selalu
SARAN memberikan masukan-masukan dan motivasi agar
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti ingin se!/ efficacy karyawan semakin meningkat dan
memberikan saran kepada beberapa pihak agar burnout karyawan semakin rendah.
penelitian dapat memberikan manfaat kepada

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian (Satu Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan
Pendekatan Praktek) Edisi Revisi II. Jakarta: Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta
Rineka Cipta : Pustaka Pelajar
Arnita. Nurjayanti. 2011. Hubungan antara self Dale Timple. 2011. Memotivasi Pegawai, Seri
efficacy dengan produktivitas kerja pegawai Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
batik. Tidak diterbitkan. Skripsi. Surakarta. Elex Media Komputindo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Engko, Cecilia. 2006. Pengaruh Kepuasan Kerja
Azwar, S. 2005. Sikc^Manusia. Teoridanpengukurannya. Terhadap Kinerja Individual Dengan Self
Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Esteem dan Self efficacy Sebagai Variabel
Bandura, A. 1977. Self-efficacy: Toward a unifying Intervening, Vol.10 No.1,hal 1-12
theory of behavioral change. Psychological Farber, B. A. 1991. Crisis in education ; Stress
Review, 84, 191-215 management (7th.ed). New York :
Bandura, A. 1986. The explanatory and predictive America.
scope of self-efficacy theory. Journal of Ferguson C. E., and J. P. Gould. 1975. Microeconomic
Clinical and Social Psychology, 4, 359-373 Theory, 4th Edition
Bandura, A. 1997. Self-efficacy and health behaviour. Firdaus, H. 2005. Pengaruh Shift Kerja Terhadap
In A. Baum, S. Newman, J. Wienman, R. West,
Kejadian Stres Kerja Pada Tenaga Kerja di
a C. McManus (Eds.), Cambridge handbook of
Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN
psychology, health and medicine (pp. 160-162).
4 Kebun Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005.
Cambridge: Cambridge University Press. Skripsi, FKM-USU. Medan
Caputo, J. S. 1991. Stress and Burnout in Library Frank, Robert H. 1997. Microeconomic Behavior,
Service. Canada : The Oryx Press 3th Edition, McGraw-Hill Comp
Chasanah, Nur. 2008. Analisis Pengaruh Furnham, Adrian. 2002. The Psychology of Behaviour
Empowerment, Self efficacydan Budaya at Work. Hove: Psychologist Press
Organisasi terhadapKepuasan Kerja datam
Gehmeyr, Andreas, 2000. The Word Wide Web http: /
Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Empiris
www.fmi.uni passu.de/worter klaerungen/
pada Karyawan PT. Mayora Tbk Regional
6urnout.html, Worterklaerungen-Burnout
Jateng dan DIY). Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Manajamen Universitas Diponegoro Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron. 1999.
Semarang (tidak dipublikasikan) Behaviour in Organizations, Understanding

Jurnal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2Tahun 2016


and Managing The Human Side of Work. Schaufelli, B, Wilmar. 19%. Work and Stress: Burnout
Third Edition. Allin and Bacon. A Division of and reciprocity, toward a dual-level social
Schuster. Massachuscets exchange model. Vol 10, no 3: 225-237
Hadi, S. 2002. Aietode/ogi Research. Yogyakarta: Schaufelli, B, Wilmar. 2001. Professional Burnout:
Andi Offset Recent Developments in Theory and research.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Washington DC: Taylor & Francis. 52:397-
Manusia Edisi Revisi. Jakarta : PT. Bumi 422
Aksara. Schultz, D., a Schultz, S.E. 1994. Theories of
Hawaii, Dadang. 1997. Alquran llmu Kedokteran Personality 5th Edition. California : Brooks/
Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta: Dana Cole
Bhakti Yasa Schunk,D. H. 1983. Ability versus effort attributional
Judiari, Josina. 2003. Kumpuian Handout. Tidak feedback: Differential effects on self-efficacy
Diterbitkan and achievement. Journal of Educational
Kusnendi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Psychology, 75, 848 -856
Jakarta: PPUT Sinungan, Anogara. 2000. Manajemen Sumber Daya
Muchdarsyah Sinungan. 2005. ProduktMtas: Apa Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Dan Bagaimana. Jakarta. Bumi Aksara. The Liang Gie, 1981. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan
Nazir. 1999. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Negara, Jakarta: PT. Gunung Agung
Jakarta, Ghalia Indonesia Wibowo. 2013. perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
Rosyid, H.F. 19%. Burnout: PenghambatProduktMtas PT Raja Grafindo persada

yang Perlu Dicermati. Buletin Psikologi, IV Yeti Indrawati. 2014. Pengaruh Self Esteem, Self
(1): 19-24 efficacy Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Sapariyah, Rina Ani.2011. Pengaruh Self Esteem, Kinerja Karyawan. Tidak diterbitkan. Thesis.
Self efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Universitas Sam Ratulangi
Kinerja Karyawan Dalam Perspektif Balance Zimmerman, Barry, J. 1989. A Social Cognitive
Scorecard Pada Perum Pegadaian Boyolali. View of Self-Regulated Academic Learning.
Vol.19 No.18. STIEAUB. Journal of Educational Psychology. Vol. 81,
No. 3, 329-339.

28 Jumal Psikoislamika I Volume 13 Nomor 2 Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai