Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Wr Wb.

Perkenalkan Nama Saya Abdillah Wildan disini saya sebagai Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan Nomor induk mahasiswa ( 11230490000069 ) Fakultas Syariah dan Hukum
Prodi Hukum Ekonomi Syariah Semester 1.

Sebelumnya saya mohon izin untuk mereview skripsi kaka tingkat saya terdahulu dengan judul skripsi
PROBLEMATIKA REGULASI PINJAM MEMINJAM SECARA ONLINE BERBASIS SYARIAH DI INDONESIA
(FINTECH P2P LENDING SYARIAH). yang ditulis pada tahun 2020 oleh RIZAL HABIBUNNAJAR.

Setelah saya membaca skripsi ini, Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui beberapa problematika
regulasi pinjam meminjam online berbasis syariah di Indonesia (fintech peer to peer lending syariah).
Secara khusus, skripsi ini mencoba mendalami permasalahanpermasalahan apa saja yang terdapat
dalam regulasi fintech syariah, khususnya dalam POJK Nomor 77 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Di samping itu, skripsi ini juga mencoba mengupas
urgensi apa saja yang melatarbelakangi pembntukan regulasi fintech syariah serta menggagas beberapa
materi muatan yang perlu dimasukan kedalam regulasi khusus fintech Syariah

TUJUAN PENULIS MENELITI penelitian ini adalah


1. Untuk menjelaskan tinjauan hukum dan konsep financial technology syariah di Indonesia.
2. Untuk menjelaskan konsep dan regulasi financial technology syariah yang cocok untuk
diterapkan di Indonesia

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah ; Jenis dan pendekatan penelitian, Data SUmber
data dan pengumpulan data, Metode analisis data , Teknik penulisan

1) Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif.

Objek penelitian yang dikaji penulis terfokus pada peraturan perundang-undangan, putusan hakim, teori
hukum, dokumendokumen, baik dokumen cetak maupun elektronik serta berbagai hasil penelitian
terdahulu yang membahas persoalan terkait financial technology syariah di Indonesia.

Sedangkan pendekatan yang digunakan meliputi:

a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach)


b. Pendekatan Konseptual (Conceptual approach), mengingat penulis akan berusaha menemukan
konsep dan model regulasi fintech syariah yang sesuai diterapkan di Indonesia.
2) Data, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa informasi baik online maupun cetak mengenai
perkembangan fintech syariah di Indonesia. Kemudian penulis akan mengumpulkan data-data terkait
apa saja problematika dari regulasi fintech syariah, urgensi apa saja yang mendasari perlu dibentuknya
regulasi khusus fintech syariah, dan dasardasar mengapa model regulasi fintech di indonesia harus
dibuat
Penelitian ini menggunakan sumber penelitian yang berkaitan dengan regulasi fintech syariah di
Indonesia. Informasi tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 2 (dua) sumber sebagai berikut:

a. Sumber primer Sumber primer dalam penelitian ini yakni sejumlah undang-undang yang berlaku
di Indonesia, dan undang-undang yang berlaku di negara yang sudah menerapkan fintech
syariah.
b. Sumber Sekunder Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yakni sejumlah
peraturan pelaksana (PP) yang berisi mekanisme pelaksanaan undang-undang, seperti
Perarturan Otiritas Jasa Keuangan dan Peraturan Bank Indonesia.

Selanjutnya, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa studi pustaka. Melalui studi
pustaka penulis mengumpulkan berbagai referensi terkait, baik dalam bentuk buku-buku, dokumen,
media cetak maupun elektrnik yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang sedang di teliti.

3) Metode Analisis Data

4) Teknik Penulisan

Teknik penyusunan dan penulisan ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2017.

Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dengan sistematika yang terbagi ke dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri
atas beberapa sub-bab guna memperjelas ruanglingkup dan cakupan permasalahan yang dibahas.

Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang berisi uraian latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review)
kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab Kedua, merupakan bab yang membahas tentang konsep dasar Financial Technologi, baik
konvensional maupun syariah. Pembahasan pada bab ini merupakan kajian kepustakaan yang mengkaji
teori-teori dasar yang menjadi kerangka konsep awal dalam memahami financial technologi syariah.

Bab Ketiga, Bab ini membahas mengenai konsep umum atau arti dari sebuah regulasi dan diikuti dengan
bahasan regulasi financial technology syariah di Indonesia.

Bab Keempat, Bab ini memuat analisis penulis terhadap keberlakuan POJK Nomor 77 tahun 2016 dan
peraturan lainnnya yang saat ini masih dijadikan payung hukum untuk fintech syariah, di bab ini juga
penulis akan menganalisis problematika apa saja yang terjadi ketika fintech syariah dan konvensional
masih menggunakan regulasi yang sama, dan kemudian penulis juga akan membahas mengenai urgensi
untuk pembentukan regulasi khusus fintech syaria. Dan terakhir, penulis akan berusaha mencoba
menawarkan model regulasi fintech syariah yang cocok diterapkan di Indonesia.
Bab kelima, Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran sebagai rekomendasi atas
temuan yang diperoleh peneliti dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Dan kesimpulan dari isi skripsi yang ditullis oleh penulis adalah
1. Sisi kepastian hukum fintech peer to peer lending syariah yang sekarang berkembang di
Indonesia masih memunculkan problematika dari sisi aturan, karena setidaknya terdapat
beberapa masalah hukum dalam aturan fintech peer to peer lending syariah di Indonesia, yakni
Pertama, POJK Nomor: 77/POJK.01/2016 tersebut lebih berkonotasi ke arah fintech
konvensional, karena aturan tersebut masih general dan justru berdampak pada kerancuan
pemisahan antara fintech syariah dan fintech konvensional, Kedua, muncul ketidakpastian
hukum karena fintech syariah saat ini harus tunduk pada Peraturan OJK Nomor:
77/POJK.01/2016, dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Fatwa DSNMUI)
Nomor: 117/DSN-MUI/II/2018. Padahal sejatinya Fatwa MUI tidak termasuk ke dalam hierarki
Peraturan Perundangundangan di Indonesia sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Ketiga,
peraturan fintech syariah di Indonesia juga dinilai bermasalah karena belum mengatur perihal
aspek pengawasan syariah atau kepatuhan syariah, padahal aspek pengawasan erat kaitannya
dengan perlindungan konsumen yang harus dijunjung tinggi dalam segala proses yang
melibatkan masyarakat sebagai konsumen. Dan Keempat, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 77 Tahun 2016 juga tidak secara tegas mengatur mengenai mekanisme penyelesaian
sengketa dan sanksi pidana sebagai upaya preventif dan represif untuk penyelenggara fintech.
2. Terdapat beberapa urgensi untuk menciptakan regulasi khusus fintech syariah di Indonesia,
yakni urgensi dari sisi ekonomi, urgensi dari sisi hukum, dan urgensi dari sisi politik dan sosial.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu untuk dimasukan dalam regulasi khusus fintech
syariah, yakni. Pertama, memperjelas sisi peristilahan yang berkaitan dengan fintech syariah.
Kedua, Asas, tujuan dan fungsi. Ketiga, Bentuk Badan Hukum, Kepemilikan, dan permodalan.
Keempat, Jenis dan kegiatan usaha. Kelima, Perizinan. Keenam, Perjanjian atau Dokumen
elektronik. Ketujuh, Tata Kelola, Prinsip Kehati-hatian dan pengelolaan resiko fintech syariah.
Kedelapan, Pengawasan Kesyariahan, dan terakhir, Aspek penyelesaian sengketa.

Mungkin hanya sekian dari saya untuk reviewnya jikalau ada kesalahan mohon dimaafkan dan jika ada
yang kurang baik mohon dikoreksi jangan pergi mnghilang mencari yang lebih baik

Terima kasih

Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai