Anda di halaman 1dari 85

Nomor :

Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 198510032014122001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan Raja Bobihoe
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM MENINGKATKAN MUTU KLINIS


DAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien di Puskesmas, pimpinan puskesmas dan
petugas di puskesmas harus berkewajiban dalam meningkatkan mutu klinis dan
keselamatan pasien.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan kewajiban tenaga klinis di
puskesmas mangaran dalam meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien dengan
keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
7. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1998 tentangRumah Sakit
10. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n R e p u b i k I n d o n e s i a
N o m o r 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang kewajiban tenaga
klinis di puskesmas Tabongo dalam meningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien .
Kedua : Keputusan tentang kewajiban tenaga klinis sebagaimana DIKTUM adalah
1. Dokter / IDI
2. Dokter gigi /PDGI
3. Perawat / PPNI
4. Bidan/IBI
5. Apoteker/IAI
6. Tenaga kesehatan lain

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

Keterangan: Untuk tata naskah tanpa Titel dan NIP, tetapi apabila dipemerintah daerah memakai titel dan NIP. Ikuti
sesuai dengan pemerintah daerah setempat.
9.1.1 EP2

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 198510032014122001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan
BAB 9.1.1 EP2
INDIKATOR DAN STANDAR MUTU PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS TABONGO
KECAMATAN TABONGO KAB GORONTALO
A. Latar Belakang
Sistem Pengembangan Manajemen pelayanan Klinik di puskesmas, merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada pemberi pelayanan klinis di puskesmas. Sistem ini ditetapkan untuk mendorong
petugas pemberi pelayanan klinis di puskesmas dalam meningkatkan tanggung jawab secara profesional.

B. Pengertian
Indikator mutu pelayanan klinis adalah suatu standar pelayanan klinis untuk mengukur suatu pelaksanaan pelayanan klinis di
puskesmas.

C. Tujuan
a. Sebagai acuan untuk memberikan pelayanan klinis.
b. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan klinik yang dilakukan petugas kesehatan di
puskesmas tabongo.

D. JENIS – JENIS INDIKATOR PELAYANAN KLINIK


1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) : 83,5%.
2. Cakupan Pelayanan Maternal Komplikasi yang ditangani : 89,14 %
3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh tenaga kesehatan yang kompeten : 88,32%.
4. Cakupan Pelayanan Nifas : 85,16%
5. Cakupan Pelayanan Neonatal Komplikasi yang ditangani : 75,93%
6. Cakupan Pelayanan Kunjungan Neonatal lengkap : 94,92%
7. Cakupan Imunisasi dasar Lengkap/ desa UCI : 90%
8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita : 82,23%
9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada anak usia 6-24 bulan gakin: 70,98 %
10. Cakupan Perawatan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan : 100%
11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat : 100%
12. Cakupan Peserta KB aktif : 65 %
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate Per 100.000 penduduk <15 tahun : 2%
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita : 57,01%
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif : 81,67%
d. Penderita DBD Yang Ditangani :100%
e. Penemuan Penderita Diare : 100%
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin : 100%

II. Pelayanan Kesehatan Rujukan

15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin : 6%


16. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota :
100%

III. Penyelidikan

17. Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam :
100%
IV. Promosi

18. Cakupan Desa Siaga Aktif : 66,66%

V. Penanganan Kusta dan HIV

19. Penemuan Penderita Kusta Baru : 29,46%


20. Penanganan ODHA : 100%
9.1.1 EP3

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

HASIL PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU KLINIS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 198510032014122001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan
9.11EP.3 a hasil pengumpulan data

HASIL PENGUMPULAN DATA


Tujuan

Hasil pengumpulan data digunakan puskesmas untuk melakukan identifikasi perbaikan atau mengurangi (atau
mencegah KTD). Pelaporan data secara rutin atau data yang diperoleh dari hasil asesmen secara intensif akan dapat
menjadi dasar perbaikan apa yang perlu direncanakan termasuk prioritasnya. Secara khusus perbaikan direncanakan
sesuai area perbaikan yang ditetapkan pimpinan.

Penetapan target Puskesmas

 besarnya masalah
 keberhasilan tahun lalu

 kendala dan masalah

 ketersediaan sumberdaya

 lingkungan fisik & non fisik

Pengumpulan data

Sumber data : SP2TP dan Tingkat kepatuhan

Jenis data : Pencapaian hasil kegiatan dan manajemen Jenis data yang dikumpulkan

Contoh hasil pengumpulan data :

TARGET PENCAPIAN CAKUPAN

JENIS KEGIATAN SATUAN SUB VARIABEL


SASARAN (H) VAR
( SV ) (V
UPAYA KESEHATAN WAJIB
PROMOSI KESEHATAN 82.,
Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada : X x X X 53,1
1.Institusi Pendidikan Sekolah 4x/thn 2 50
2.Institusi sarana Kesehatan Pustu,Polindes,BP,R
S 100% 4 50
3.Institusi Rumah Tangga RT 60% 160 38
4.Institusi TTU TTU 100% 4 67
5.Institusi Tempat kerja Kantor 100% 5 63
6.PHBS Puskesmas dan Rumah Staf Puskesmas Rumah 100% 17 51

Bayi Mendapat Asi Eksklusif Bayi 80% 86 78 78%

Tingkat Kemandirian Posyandu X x X X 99


……… ……
1.Posyandu Pratama Posyandu …… ……… …………… ……
……… ……
2.Posyandu Madya Posyandu …… ……… …………… ……

3.Posyandu Purnama Posyandu 100% 30 100 ……


……
4. Posyandu Mandiri Posyandu 50% ……… …………… ……

5.Keaktifan Kader Kader 100% 147 98% ……


enyuluhan Kelompok Rentan sesuai masalah yang ada Kelompok 100% 5 100 100

1. Data pencapaian program

-Program kes dasar

-Program kesehatan pengembangan

2. Data mutu pelayanan program

-kepuasan pasien

-Kepatuhan petugas

KESIMPULAN

Puskesmas menetapkan seberapa sering data dikumpulkan dan di analisis. Frekuensi ini tergantung dari
kegiatan dari area yang dikaji, prioritas yang ditetapkan oleh puskesmas telaga. Sebagai contoh, pengendalian mutu
laboratorium klinik dapat di analisisi setiap minggu untuk memenuhi ketentuan undang-undang yang ada atau data
pasien di analisis setiap bulan. Jadi, pengumpulan data setiap waktu tertentu dapat menjadikan puskesmas telaga
mampu menilai stabilitas dari proses dan prediksi dari outcome dibandingkan dengan harapannya.

puskesmas menggunakan sumber daya dan individu, kelompok disiplin ilmu dan departemen yang terkait
dengan proses atau kegiatan di area perbaikan. Tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan perbaikan dibebankan
pada individu atau tim, pelatihan diberikan jika dibutuhkan, manajemen informasi dan sumber daya lain juga
disediakan. Begitu rencana ditetapkan, data dikumpulkan dalam masa percobaan untuk mengetahui apakah
perubahan yang direncanakan betul terjadi. Untuk memastikan bahwa perbaikan dapat dipertahankan, data
dikumpulkan untuk digunakan sebagai alat ukur. Secara efektif, perubahan yang terjadi ditetapkan dalam prosedur
standar dan pelatihan staf diadakan jika dibutuhkan. Rumah sakit membuat dokumen tentang hal-hal yang diperbaiki
berikut pencapaiannya sebagai bagian dari manajemen mutu dan program peningkatan
9.1.1 EP4

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

BUKTI MONITORING KESELAMATAN PASIEN

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 198510032014122001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan
9.1 1. EP4 a bukti monev

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI MUTU PELAYANAN KLINIS


LATAR BELAKANG

Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini suatu proses bantuan
kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan akan bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat tergantung pada kualitas kinerja
yang ditampilkan oleh staf yang berada di lingkungan Puskesmas Tabongo dan jajarannya. Oleh sebab itu salah satu bagian yang
penting dalam proses manajemen adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana Suatu puskesmas memberikan
pelayanan klinis

PENGERTIAN MONOTORING.

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui
dapat diatasi(WHO)

PENGERTIAN EVALUASI

World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan dan analisis informasi
mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji
pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu
proses pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar.

TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI


1. Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan
balik
2. Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
3. Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan program/kegiatan dan tindak lanjut monitoring.
4. Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik
diantara pegawai .
MANFAAT MONITORING EVALUASI
1. Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.
2. Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya.
3. Mengukur pencapaian sasaran/target.
4. Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasen/masyarakat yang mendapat pelayanan.
MONITORING DAN PELAPORAN KEGIATAN EVALUASI

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Skedul pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagaimana dibawah ini.
a. Waktu Pelaksanaan.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama Januari s/d Desember
b. Tempat Pelaksanaan.
Tempat pelaksanaan di Puskesmas Tabongo
c. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan.
Metodologi dalam pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing pelayanan adalah melalui aplikasi langsung dilapangan dengan
berinteraksi kepada pasien/masyarakat, transfer informasi antar personal di lintas unit pelayanan.

Monitoring pelayanan medis


1. Mewujudkan Sarana-prasana yang terpadu.
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang berkualitas
2. Mewujudkan Sistem Pengelolaan Yang Efektif dan Efisien
3. Mengutamakan Keselamatan Pasien dengan Layanan Prima
2. Pencapaian :
1.UGD menjadi pelayanan mandiri dan terpusat sebagai pelayanan UGD terpisah dari poli dan menjadikan
pelayanan UIGD lebih berfokus kepada pelayanan kegawat daruratan bagi pasien dengan standardisasi
pengelolaan tsecara optimal selama 24 jam
2.. Pelayan pasien di rawat inap dan poli
3. Pelatihan komunikasi efektif bagi petugas medis untuk memberikan keramahan dan kemudahan transfer
komunikasi dokter dan pasien dalam pelaksanaan pelayanan bersangkutan.
4. Pendidikan dan pelatihan bagi staff medis..
5. Program pelayanan mutu keselamatan pasien dan pelayanan medis lainnya dilakukan dan diobservasi secara
berkala yaitu:

1. Pelayanan Non Bedah, terdiri dari:


a. Angka Pasien dengan Dekubitus;
b. Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus.
2. Ibu Bersalin dan Bayi, terdiri dari
a. Angka Kematian Ibu karena keterlambatan pelayanan kelahiran
b. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan .
3. Mutu Pelayanan Medis
a. Angka infeksi nosokomial
b. Kematian ibu melahirkan ( Maternal Death Rate-MDR)
c. Kematian bayi baru lahir (Infant Death Rate-IDR)
4. Unit cost untuk rawat jalan
a. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien
b. Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya
5. Mutu pelanan klinik masyarakat
a. Pencegahan dan pengobatan penyakit menular
b. penemuan dan penanganan kasus jiwa
9.1.1 EP5

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

IDENTIFIKASI, DOKUMENTASI DAN PELAPORAN


KASUS KTD,KPC, KNC

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 198510032014122001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

KEHARUSAN MELAKUKAN IDENTIFIKASI,DOKUMENTASI DAN


PELAPORAN KASUS KTD,KPC, KNC

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien di Puskesmas, maka jajaran petugas
klinis dipuskesmas harus melakukan identifikasi, dokumentasi dan pelaporan pada kasus
KTD,KPC,dan KNC.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan harus melakukan identifikasi,
dokumentasi dan pelaporan pada kasus KTD,KPC,dan KNC dengan keputusan kepala
puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
6. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
8. PERMENKES. NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medik

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Telaga tentang keharusan bagi petugas pelayanan klinis
( dokter, dokter gigi, perawat, bidan dan apoteker) untuk melakukan identifikasi, dokumentasi
dan pelaporan pada kasus KTD,KPC,dan KNC yang terjadi di puskesmas Tabongo .
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
9.1.1 EP 6

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

PENANGANAN KTD,KPC,DAN KPC

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

SK SPO PENANGANAN KASUS KTD,KPC, KNC

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan yang optimal dan bermutu pada pasien di
Puskesmas, maka kepala dipuskesmas harus menetapkan SPO penanganan
KTD,KPC,dan KNC.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan SPO penanganan kasus
KTD,KPC,dan KNC dengan keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
6. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
8. PERMENKES. NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medik.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Telaga tentang penatapan SPO penanganan KTD,KPC,dan
KNC yang terjadi di puskesmas Telaga .
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
PENANGANAN KTD, KPC, KNC

No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas


Tabongo
Terbitan :

SPO No. Revisi :0


Puskesmas Tgl. Mulai Berlaku :
Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini
NIP: 19851003 201412 2 001
Tabongo
Halaman : 1-2

1.Pengertian Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
2.Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas

2. Menurunnya KTD di puskesmas

3. Terlaksananya program-program pencegahan


3.Kebijakan Langkah- langkah didalam melaksanakan penanganan KTD, KPC dan KNC dengan melaksanakan 7
langkah- langkah keselamatan pasien.
4.Referensi Peraturan MenKesRI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011

5.Prosedur A. Hak pasien

1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan

2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada
pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya KTD

B. Mendidik pasien dan keluarga

1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur

2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab

3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti

4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan


5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan PKM

6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

C. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

1) koordinasi pelayanan secara menyeluruh

2) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya

3) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

D. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien

1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, sesuai dengan
”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien ”.

2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja

3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

E. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien1) Pimpinan dorong & jamin
implementasi progr KP melalui penerapan “7 Langkah Menuju KP

2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP & program


mengurangi KTD.

3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang KP

4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur, mengkaji, & meningkatkan
kinerja RS serta tingkatkan KP.

5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS & KP.

F. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

1) Proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan
dengan KP secara jelas.

2) Pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

G. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhan


informasi internal & eksternal.

2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.


6.Unit Terkait 1. Koor dinator pelayanan klinis
2. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas,

3. sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden

4. standar keselamatan pasien dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan


pasien

7. Distribusi  Koor dinator pelayanan klinis puskesmas,


 Tim Keselamatan Pasien Puskesmas,
 Koordinator pelayanan klinis,
 sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden
 Koordinator upaya Puskesmas,
 Kepala Puskesmas,

8. Rekaman Historis

N Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakuka


o n Tgl.
9.1.1 EP7

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

BUKTI ANALISIS DAN TINDAK LANJUT KTD, KPC DAN KNC

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
9.1.1 EP7 bukti

ANALISIS DAN TINDAK LANJUT KTD,KPC,DAN KNC


Maksud dan tujuan

Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilakukan berdasarkan tersedianya data. Penggunaan data secara efektif
dapat dilakukan berdasarkan evidence-based praktek klinik dan evidence-based praktek manajemen.
Berhubung sebagian besar puskesmas mempunyai sumber daya terbatas, maka puskesmas tidak dapat mengumpulkan
data untuk menilai semua hal yang diinginkan. Jadi, puskesmas harus memilih proses dan hasil (outcome) praktek klinik
dan manajemen yang harus dinilai (diukur) dengan mengacu pada misi puskesmas telaga , kebutuhan pasien dan jenis
pelayanan. Penilaian sering terfokus pada proses yang berimplikasi risiko tinggi, diberikan dalam volume besar atau
cenderung menimbulkan masalah. Pimpinan puskesmas bertanggung jawab menentukan pilihan terakhir dari indikator
kunci yang digunakan dalam kegiatan penanganan KTD,KPCdan KNC.

Pertimbangan dalam memilih indikator yang prioritas untuk menilai kinerja pelayanan

 Diwajibkan/dipersyaratkan oleh peraturan perundangan

 Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung jawaban)

 Ketersediaan data

 High risk, high cost, high volume, problem prone

 Konsensus

 Dipersyaratkan oleh customer

Cara menyusun indikator

 Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator, mengapa indikator tersebut penting dan dapat menunjukkan
tingkat kinerja organisasi/bagian/unit kerja

 Kejelasan terminologi yang digunakan

 Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di update), kapan harus dianalisis, cara analisis, dan interpertasinya

 Target

 Dari mana data diperoleh (sistem informasi untuk mendukung perolehan data)

Contoh :
Pelayanan Indikator Target
minimal

Medik: Pemberian injeksi IM,IV,SC,IC

Pemasangan infus

Pemberian oksigen menit

Pemasangan kateter Dll


Penunjang Pemeriksaan darah Jam

Pemeriksaan urine menit

Pemeriksaan BTA

Apotik Penerimaan resep

Pemberian obat
Keperawatan ALOS hari

Gakin Jumlah gakin dirawat dipoli dan dirawat inap orang


9.1.1 EP8

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

PENERAPAN MENEJEMEN RESIKO KLINIS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

PENERAPAN MENEJEMEN RESIKO KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan yang optimal dan bermutu pada pasien dalam
penanganan kasus di Puskesmas, maka seluruh tenaga medis yang berada
dipuskesmas harus menerapkan menejemen resiko klinis.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan SPO penanganan kasus
KTD,KPC,dan KNC dengan keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
6. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n Negara Tahun 2004 Nomor 116,
T a m b a h a n L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara3637)
8. PERMENKES. NO.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medik.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang penerapan menejemen resiko klinis kepada
pasien di puskesmas Tabongo
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
9.1.1 EP 9

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

BUKTI ANALISIS UPAYA MEMINIMALKAN RESIKO

Ditetapkan

Kepala Puskesmas
Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
9.1.1.ep9 bukti

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Puskesmas
Jalan Raja Bobihoe
TABONGO

Notulen Nama Pertemuan minilokarya puskesmas tabongo


Pertemuan Tanggal: Pukul: 09.00 WIB

Susunan Acara Rapat tentang penerapan menejemen resiko klinis dan penanganan pada kasus
KTD,KPC dan knc

Notulen Sebelumnya

Pembahasan 1. Penerapan menejemen resiko klinis harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran
petugas klinis di puskesmas telaga
2. Jika terjadi kasus KTD, KPC dan KNC harus dilakukan identifikasi, analisis ,dan
tindak lanjut.

Kesimpulan Harus ada pelaksanaan atau penerapan menejemen resiko klinis bagi seluruh
pelayanan medis di masing masing ruangan di puskesmas tabongo.

Rekomendasi Kepala puskesmas tabongo merekomendasikan untuk pelaksanaan pada pembahasan


diatas kepada seluruh jajaran petugas klinis di puskesmas tabongo.

Daftar Hadir

No Nama Tanda- tangan.

1 Kepala puskesmas Tabongo

2 KTU

3. Dokter puskesmas Tabongo

4. Koordinator perawat

5. Koordinator bidan

6. Seluruh staf puskesmas tabongo


Mengetahui Tanggal…… 2018
Kepala Puskesmas Tabongo Notulen

Dr.Jeinfer Rivian Lestyorini ……………………………


Nip.19851003 2014 2 001 NIP:
9.1.1 EP10

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
9.1.1 EP10

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN


PELAYANAN KESELAMATAN PASIEN
LATAR BELAKANG KESELAMATAN PASIEN

Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien
dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).rut Institute
of Medicine (1999), Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan
(yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).

2. PENGERTIAN

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.

3. TUJUAN

Tujuan “Patient safety” adalah

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;

3. Menurunnya KTD di puskesmas.

4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD.

4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY

Pelaksanaan “Patient safety” meliputi

1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:

1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip

2) Pastikan identifikasi pasien

3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

5) Kendalikan cairan elektrolit pekat

6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang

8) Gunakan alat injeksi sekali pakai


9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “ Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on
Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:

1. Hak pasien

Standarnya adalah

Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan
terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).

Kriterianya adalah

a) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan

b) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

c) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KT

2. Mendidik pasien dan keluarga

Standarnya adalah

RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Kriterianya adalah:

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, di RS harus ada system dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat:

1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur

2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab

3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti

4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS

6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

Standarnya adalah

RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

Kriterianya adalah:

1) koordinasi pelayanan secara menyeluruh

2) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya


3) koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi

4) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

Standarnya adalah

RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.

Kriterianya adalah

1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.

2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja

3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

Standarnya adalah

1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.

2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP & program mengurangi KTD.

3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
KP

4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk menguk

ur, mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.

5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS & KP.

Kriterianya adalah

1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.

2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden,

3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi

4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko
pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.

5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden,

6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden

7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan

8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan


9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan
kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standarnya adalah

1) RS / puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan
KP secara jelas.

2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriterianya adalah

1) memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien

2) mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.

3) menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif
dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Standarnya adalah

1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.

2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.

Kriterianya adalah

1) disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang
hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.

2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada

3. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka dan adil”

Bagi Rumah sakit:

 Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf, pasien, keluarga
 Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden

 Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden

 Lakukan asesmen dg menggunakan survei penilaian KP

Bagi Tim:

 Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
 Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yg tepat

2. Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas tentang KP di RS anda”

Bagi Rumah Sakit:


 Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
 Di bagian-2 ada orang yg dpt menjadi “Penggerak” (champion) KP

 Prioritaskan KP dlm agenda rapat Direksi/Manajemen

 Masukkan KP dlm semua program latihan staf

Bagi Tim:

 Ada “penggerak” dlm tim utk memimpin Gerakan KP


 Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP

 Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen
hal yg potensial brmasalah”

Bagi Rumah Sakit:

 Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
 Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko

 Gunakan informasi dr sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian thdp pasien

Bagi Tim:

 Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait
 Penilaian risiko pd individu pasien

 Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil risiko tsb

4. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dg mudah dpt melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur
pelaporan kpd KKP-RS”

Bagi Rumah sakit:

 Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dlm maupun ke luar yg hrs dilaporkan ke KKPRS – PERSI

Bagi Tim:

 Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg
penting

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dengan pasien”

Bagi Rumah Sakit

 Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dg pasien & keluarga


 Pasien & keluarga mendpt informasi bila terjadi insiden

 Dukungan,pelatihan & dorongan semangat kpd staf agar selalu terbuka kpd pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien

Bagi Tim:

 Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila tlh terjadi insiden
 Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden

 Segera stlh kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & keluarga.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah utk
belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”
Bagi Rumah Sakit:

 Staf terlatih mengkaji insiden scr tepat, mengidentifikasi sebab


 Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis
(FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 x per tahun utk proses risiko tinggi

Bagi Tim:

 Diskusikan dlm tim pengalaman dari hasil analisis insiden


 Identifikasi bgn lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut

7. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk
melakukan perubahan pd sistem pelayanan”

Bagi Rumah Sakit:

 Tentukan solusi dg informasi dr sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, audit serta analisis
 Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin
KP

 Asesmen risiko utk setiap perubahan

 Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI

 Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden

Bagi Tim:

 Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman


 Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya

 Umpan balik atas setiap tindak lanjut ttg insiden yg dilaporkan


9.1.2 EP1

Nomor :
Revisi Ke :

Berlaku Tgl:

EVALUASI DAN PERBAIKAN PRILAKU PELAYANAN KLINIS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

EVALUASI DAN PERBAIKAN PRILAKU PELAYANAN KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien di Puskesmas, maka jajaran petugas
klinis dipuskesmas di haruskan untuk selalu evaluasi dan
perbaikan prilaku pelayanan klinis..
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan evaluasi dan perbaikan prilaku
pelayanan klinis dengan keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/ tentang Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan
primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor128/MENKES/SK/II/2004
Tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
9. KepnenkesRI No,836/MENKES/SK/2005 tentang pedoman pengembangan menejemen
kinirja perawat dan bidan

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang keharusan bagi petugas pelayanan klinis
( dokter, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker dan analis) untuk melakukan evaluasi dan
perbaikan prilaku pelayanan klinis
.
Kedua Keputusan tentang kewajiban tenaga klinis sebagaimana DIKTUM PERTAMA terlampir dalam
lampiran surat keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN EVALUASI PETUGAS


DALAM PELAYANAN KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien di Puskesmas, jajaran petugas klinis
dipuskesmas yang di haruskan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan prilaku pelayanan
klinis dievaluasi oleh penenggung jawab pelaksanaan evaluasi prilaku petugas dalam
pelayanana klinis.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan penanggungjawab
pelaksanaan evaluasi prilaku petugas pelayanan klinis dengan keputusan kepala
puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/ tentang Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan
primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal
10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
10.KepnenkesRI No,836/MENKES/SK/2005 tentang pedoman pengembangan menejemen
kinirja perawat dan bidan
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Telaga tentang penanggung jawab evaluasi prilaku petugas
dalam pelayanan klinis.
.
Kedua Keputusan tentang penangun jawab pelaksanaan evaluasi prilaku tenaga dalam pelayanan
klinis sebagaimana DIKTUM PERTAMA adalah dokter puskesmas yang dipertangung
jawabkan kepada kepala pusksmas .

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
9.1.2 EP2

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

BUDAYA MUTU DAN KESELAMATN PASIEN DALAM


PELAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

BUDAYA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan klinis di pusksmas terhadap tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu perlu di budayakan
tentang mutu peningkatan pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan tentang budaya mutu dan
keselamatan pasiendalam pelayanan klinis dengan keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/ tentang Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan
primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal
10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
9. KepnenkesRI No,836/MENKES/SK/2005 tentang pedoman pengembangan menejemen
kinirja perawat dan bid
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang penerapan budaya mutu dan keselamatan
pasien dalam pelayanan klinis di puskesmas Tabongo.
.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
9.1.2 EP 3

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DI PUSKESMAS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

SPO PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR PEMBERI LAYANAN KLINIS

Menimbang : 1. Bahwa bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan klinis di pusksmas harus ada tim
penyusun SPO indikator klinis dan SPO indikator pemberi layanan klinis .
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan tentang SPO penyusunan
indikator klinis dan indikator pemberi layanan klinis di puskesmas Tabongo dengan
keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/ tentang Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan
primer.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 Tanggal 25 April 2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Puskesmas.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor128/MENKES/SK/II/2004 Tanggal
10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. KepnenkesRI No,836/MENKES/SK/2005 tentang pedoman pengembangan menejemen
kinirja perawat dan bidan

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang SPO penyusunan indikator klinis dan
indikator prilaku pemberi layanan klinism di puskesmas tabongo.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
9.1.2.EP3

PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS


No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Tabongo

Terbitan :
SPO No. Revisi :
Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini
NIP : 19851003 201412 2 001
Puskesmas
Tabongo Tgl. Mulai Berlaku :

Halaman :1–2

1.Pengertian Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan
insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk
dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan,
operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar
yang kompetitif (Wiyono, 1999).

Indikator klinis lain seperti: Angka Kesembuhan Penyakit, Angka Kematian 48 jam, Angka Infeksi
Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan sebagainya.

Indikator mutu puskesmas akan mencerminkan mutu pelayanan dari puskesmas tersebut.
2.Tujuan
Agar tersusun indikator klinis tersebut sebagai acuan ntuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
3.Kebijakan Langkah-langkah dalam menyusun indikator mutu pelayanan
4.Referensi
5.Prosedur Menciptakan lingkungan yang menyadari perlunya mengukur kinerja (klinis):

– Memahami konteks/latar belakang penyusunan indikator (apa yang ingin dikerjakan,


mengapa, bagaimana, sebaik apa, dan problem apa yang mungkin dijumpai)

– Kejelasan tujuan penyusunan indikator

– Identifikasi pendukung dan penghambat dan bagaimana mengatasinya

– Membentuk tim penyusun

– Pelajari sistem mutu yang ada

– Tentukan sumber informasi yang dibutuhkan untuk menyusun indikator

Penyusunan indikator:

– Review indikator-indikator yang ada dari literatur maupun dari DepKes

– Review indikator-indikator yang selama ini digunakan

– Susun indikator

– Tetapkan metoda pengumpulan data dan sumber informasi

– Tentukan metoda analisis

– Sosialisasi
– Tetapkan cara pelaporan indikator

Penerapan indikator:

– Monitor proses pengumpulan data

– Monitor analisis terhadap indikator dan pelaporannya

– Monitor penggunaan hasil analisis indikator

– Hitung biaya implementasi

Review:

– Kaji ulang terhadap indikator, cara pengumpulan data, analisis dan hasil analisis,
pemanfaatan indikator untuk perbaikan, tindak lanjut perbaikan

– Perbaikan/penambahan/pengurangan indikator

Evaluasi dan monitoring


6.Unit Terkait 1. Poli umum

2. UGD

3. KIA

4. Poli gigi

5. Apotek

7. Distribusi 1. Poli umum

2. UGD

3. KIA

4. Poli gigi

5. Apotek

6. Kepala puskesmas

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.


9.1.3 EP1

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

RENCANA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN


PASIEN PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

RENCANA KEGIATAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU PAYANANAN KLINIS


PUSKESMAS TABONGO

No URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA/ WAKTU


PENANGGUNG JAWAB
I PERSIAPAN
a. Membentuk Tim/ panitia Terbentuk penanggungjawab Staf Ketua Tim/ panitia
pengendalian Mutu Puskesmas pengendalian mutu di Puskesmas pengendalian mutu
tabongo Puskesmas tabongo tabongo Puskesmas tabongo
b. Pelatihan tetang peningkatan Mendapatkan pengetahuan Pelayanan Kepala puskesmas dan Tiap
mutu bagi team dan staf pkm dan ketrampilan dalam upaya puskesmas Dokter puskesmas Triwulan
peningkatan mutu

c. Identifikasi masalah/ kegiatan Mendapatkan kegiatan Tim, staf dan Ketua Tim/ panitia
yang akan dilaksanakan prioritas peningkatan mutu di seluruh unit pengendalian mutu
untuk peningkatan mutu Puskesmas tabongo pelayanan
d. Menyusun rencana kegiatan Tersusunnya kegiatan Tim Ketua Tim/ panitia
upaya peningkatan mutu pengendalian mutu di pengendalian pengendalian mutu
Puskesmas tabongo mutu di Puskesmas tabongo
Puskesmas
tabongo
1. Mengukur kepuasan pasien
rawat jalan,rawat inap,dan
pelayanan klinik lain
2. Mengevaluasi indikator klinis
3. Mutu SDM
II PELAKSANAAN
a. Mengukur kepuasan pasien Diketahui tingkat kepuasan Pasien/ Tim/ Panitia 6 bulan
rawat jalan, rawat inap, pasien/ keluarga/ masyarakat keluarga pengendalian mutu sekali dan
pelayanan kesehatan lainnya terhadap pelayanan rawat pengunjung puskesmas tabongo akhir tahun
jalan/ rawat inap/ pelayanan rumah sakit
kesehatan lainnya
b. Mengevaluasi indikator klinis Diketahui indikator hasil Hasil Tim/ Panitia Setiap bulan/
pelayanan melalui indikator pelayanan / pengendalian mutu triwulan dan
klinis laporan rutin puskesmas tabongo akhir tahun
pelayanan
c. Mutu SDM Diketahui masalah dan upaya Hasil Tim/ Panitia Peningkatan Setiap
perbaikan dalam rangka pelayanan Mutu SDM triwulan,
peningkatan mutu SDM semester

II. EVALUASI
Presentasi hasil kegiatan Diketahui pelaksanaan Jajaran Tim/ panitia Setiap 3
peningkatan mutu yang telah kegiatan upaya peningkatan manajerial, pengendalian mutu bulan sekali
dilaksanakan (kepuasan pasien, mutu dan hasil/ dampaknya staf dan puskesmas tabongo dan akhir
evaluasi indikator klinis dan seluruh unit tahun
audit medis) pelayanan

9.1.3 EP2

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

9.1.3 EP2

KAK PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS

PUSKESMAS TABONGO
a. PENDAHULUAN

Semakin meningkatanya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi
masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat mulai menuntut pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu
dengan semakin meningkatya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, maka fungsi
puskesmassebagai pemberi pelayanan kesehatan secara bertahap terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien
serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal itu, maka peningkatan mutu pelayanan
kesehatan puskesmas perlu dilakukan.

LATAR BELA KANG

Puskesmas adalah salah satu institusi dibawah Pemerintah Daerah yang memberikan pelayan an lang sung khus usnya
pelayanan kesehatan. Dal am upaya memberikan pelayanannya, puskesmas dituntut memberikan pelayanansebaik-baiknya sebagai
public servis.. Hal tersebut didasarkan bahwa tuntutanmasyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutuseiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi. .Meningkatnya tuntutan dapat dilihat dengan munculnya kritik-kritik baik
secaralangsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan yang diberikan. Berkenaan dengan hal tersebut maka puskesmas tabongo perlu menjawab tantangan dan
tuntutan masyarakat terhadap peningkaan pelayana secara bertahap melalui upaya program peningkatan pelayanan puskesmas.

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rumah sakit melalui program peningkatan mutu pelayanan
2. Tujuan Khusus
Tercapainya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui :
a. Evaluasi indikator klinis pelayanan di puskesmas tabongo
b. Evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan di puskesmas tabongo
c. Pelaksanaan Audit Medik
d. Peningkatan mutu SDM

II. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Evaluasi indikator klinis pelayanan puskesmas tabongo
a. Pengumpulan/ pencatatandan Pelaporan Indikator Pelayanan/ Klinis
b. Pengolahan Data Indikator Pelayanan/ Klinis
c. Analisis Data Data Indikator Pelayanan/ Klinis
d. Tindak Lanjut (Penyebarluasan informasi Kebijakan dan Perbaikan)

2. Evaluasi kepuasan pasien terhadap pe;ayanan di puskesmas tabongo


a. Survey Kepuasan Pasien Rawat Jalan
b. Survey Kepuasan Pasien Rawat Inap
c. Survey Kepuasan Pasien Gaway Darurat

3. Peningkatan Mutu SDM


a. Orientasi Pegawai Baru
b. Pelatihan tentang kesehatan
c. Pendidikan berkelanjutan

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membentuk Tim Pengendalian Mutu Puskesmas Tabongo
2. Rapat Tim/ Panitia Pengendalian Mutu Puskesmas Tabongo untuk membahas rencana kerja dan penentuan
penanggungjawab kegiatan pokok program peningkatan mutu Puskesmas Tabongo
3. Pelaksanaan Evaluasi Indikator Klinis Pelayanan Puskesmas Tabongo
a. Rapat Tim pengendalian mutu / penanggungjawab khusus evaluasi indikator klinis
b. Membuat formulir pencatatan dan pelaporan indikator pelayanan/ klinis
c. Melaksanakan pengumpulan dan pelaporan indikator klinis
d. Pengolahan data Indikator Pelayanan/ Klinis
e. Melakukan analisis data Indikator Pelayanan/ Klinis setiap bulan/ triwulan
f. Melaksanakan perbaikan.
4. Evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas
a. Rapat Tim pengendalian mutu puskesmas / penanggungjawab khusus evaluasi kepuasan pasien Puskesmas
Tabongo
b. Membuat proporsal evaluasi/ pengukuran kepuasan pasien termasuk membuat kuisioner evaluasi kepuasan pasien
rawat jalan, rawat inap dan pelayan kesehatan lainnnya .
c. Menyebarkan kuisioner pengukuran evaluasi kepuasan pasien rawat jalan, rawat inap dan pelayan kesehatan
lainnnya .
d. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil pengkuran evaluasi kepuasan pasien rawat jalan, rawat inap dan
pelayan kesehatan lainnnya , serta kepuasan secara keseluruhan
e. Membuat laporan hasil pengukuran evaluasi kepuasan pasien rawat jalan, rawat inap dan pelayan kesehatan
lainnnya , termasuk rekomendasi untuk tindak lanjut.

5. Peningkatan Mutu SDM


a. Rapat Tim Peningkatan Mutu SDM untuk membahas rencana kerja
b. Melakukan analisis ketenagaan, kuantitas, kualifikasi.
c. Melakukan pelatihan internal ( orientasi pegawai baru di setiap unti kerja)
d. Mendorong pelatihan eksternal sesuai kebutuhan mayarakat dan atau puskesmas

IV. SASARAN
1. Tercapainya pencatatan dan pelaporan indikator klinis
2. Tercapainya pengolahan data indikator klinis setiap bulan
3. Tercapainya analisis data indikator klinis setiap bulan
4. Terlaksananya penngukuran kepuasan pasien rawat jalan, rawat inap dan pelayanan kesehatan lainnya setiap 6 (enam)
bulan sekali
V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
N Kegiatan Tahun
o Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Membentuk Tim Mutu x
2. Rapat Tim Mutux x x X X x
3. Evaluasi Indikator Klinis
a. Pengumpulan/ pencatatan x x X x X x X X x X x X
dan pelaporan indikator
pelayanan/ klinis
b. Pengolahan data indikator x x X x X x X X x X X x
pelayanan/ klinis
c. Analisis data indikator x x X x X x X X x X x x
pelayanan/ klinis
4. Pengukuran kepuasan
Pelayanan/ Rumah Sakit
a. Pengukuran kepuasan x
pasien rawat jalan
b. Pengukuran kepuasan X
pasien rawat inap
c. Pengukuran kepuasan X
pasien pelayanan kesehatan
lain
5. Peningkatan Mutu SDM
a. Orientasi pegawai baru x x
b. Pelatihan eksternal x x

LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY ADALAH

1. Membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter,
dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.

2. Puskesmas agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden

3. Puskesmas agar memenuhi standar keselamatan pasiendi puskesmast dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan
pasien .
9.1.3 EP3

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

BUKTI MONEV PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

9.1 3. EP3 a bukti monev

MONEV PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS


LATAR BELAKANG

Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini suatu proses bantuan
kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan akan bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil tersebut sangat tergantung pada kualitas kinerja
yang ditampilkan oleh staf yang berada di lingkungan Puskesmas mangaran dan jajarannya. Oleh sebab itu salah satu bagian yang
penting dalam proses manajemen adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana Suatu puskesmas memberikan
pelayanan klinis

PENGERTIAN MONOTORING.

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui
dapat diatasi(WHO)

PENGERTIAN EVALUASI

World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan dan analisis informasi
mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji
pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah
suatu proses pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar.

TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI


1 Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan
balik
2 Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
3 Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan program/kegiatan dan tindak lanjut monitoring.
4 Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara
pegawai .
MANFAAT MONITORING EVALUASI
1. Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.
2. Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya.
3. Mengukur pencapaian sasaran/target.
4. Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasen/masyarakat yang mendapat pelayanan.
MONITORING DAN PELAPORAN KEGIATAN EVALUASI

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Skedul pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagaimana dibawah ini.


a. Waktu Pelaksanaan.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama Januari s/d Desember
b. Tempat Pelaksanaan.
Tempat pelaksanaan di Puskesmas tabongo.
c. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan.
Metodologi dalam pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing pelayanan adalah melalui aplikasi langsung dilapangan dengan
berinteraksi kepada pasien/masyarakat, transfer informasi antar personal di lintas unit pelayan
9.4.1 EP1
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

PIHAK YANG TERLIBAT DALAM UPAYA PENINGKTAN


MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG
PETUGAS YANG TERLIBAT DALAM UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu, perlu disusun petugas yang terlibat dalam peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan petugas yang terlibat dalam
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan keputusan kepala
puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara 3637) .
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit .
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Telaga tentang petugas yang terlibat dalam peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien .

Kedua : Keputusan tentang kewajiban tenaga klinis sebagaimana DIKTUM PERTAMA terlampir dalam
lampiran surat keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Mengetahui
Pada tanggal: 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

LAMPIRAN SK

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TABONGO

NOMOR :

TANGGAL :

UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN


Pelayanan Prima sebagai visi yang ingin dicapai oleh rumah sakit ini pada tahun 2010 mendatang mengharuskan seluruh
stakeholder-nya untuk segera memperbaiki pelayanan mereka. Salah satu aspek penting dalam pelayanan puskesmas
adalah pelayanan klinis. Itulah sebabnya,upaya peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien perlu
mendapat perhatian yang memadai dari pihak puskesmas

TEMA
Pemenuhan akreditasi pelayanan klinis akan meningkatkan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.

TUJUAN

1. Terlaksananya kegiatan pemantauan terhadap indicator klinis dan keselamatan pasi


2. Terlaksananya kegiatan survey kepuasaan pasien
SASARAN
1. Dokter / IDI
2. Dokter gigi /PDGI
3. Perawat / PPNI
4. Bidan/IBI
5. Apoteker/IAI
6. Tenaga kesehatan lain

BENTUK KEGIATAN

Pemantauan Indikator Klinis


1. Kepala puskesmas membentuk tim penilai indikator klinis puskesmas
2. Tim penilai melakukan pemantauan terhadap indikator-indikator sebagai berikut:
a. Keefektifan klinis /tingkat pasien yang pernah dirawat masuk kembali setelah x hari
b. Berpusat pada pasien/Hak-hak pasien
3. Hasil pemantauan indicator klinis disusun dalam bentuk laporan.
4. Laporan hasil pemantauan indicator klinis disampaikan kepada seluruh stakeholder rumah sakit
5. Membuat surat tindak lanjut dari hasil evaluasi

Keselamatan Pasien
1. Kepala puskesmas membentuk tim keselamatan pasien di puskesmas
2. Tim menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yaitu:
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Pimpin dan dukung staf anda
c. Integrasikan aktivitas resiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keamanan pasien
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keamanan pasien

Mengetahui
Pda tanggal : 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN MUTU LAYANAN


KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

9.4.1 EP2

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG
PETUGAS YANG TERLIBAT DALAM UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu disusun petugas yang terlibat dalam
peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan petugas yang terlibat
dalam peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan keputusan
kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara 3637) .
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit .
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang petugas yang terlibat dalam peningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien .

Kedua : Keputusan tentang kewajiban tenaga klinis sebagaimana DIKTUM PERTAMA terlampir
dalam lampiran surat keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Mengetahui
Pada tanggal: 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

LAMPIRAN SK

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO

NOMOR :

TANGGAL :

TIM PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

1. PENANGGUNG JAWAB
KEPALA PUSKESMAS
2. KETUA TIM
DOKTER PUSKESMAS
3. ANGGOTA TIM
Petugas Poli umum
Petugas Poli gigi
Petugas Poli KIA
Petugas Apotek
Petugas UGD
Petugas Laborat
Petugas Ambulan
Petugas Gizi

Mengetahui
Pada tangga: 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

9.4.1 EP3

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MASING – MASING


ANGGOTA TIM MUTU PELAYANAN KLINIS
DI PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS
9 TABONGO

TUGAS DAN FUNGSI TIM MUTU PENINGKATAN LAYANAN KLINIS

DAN KESELAMATAN PASIEN


LANDASAN HUKUM

1. Undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan


2. Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 1596/Men.Kes/Per II/1998.Tentang Rumah Sakit.

3. Peraturan menteri kesehatan RI No.1239/Men.Kes/XI/RI/2001 tentang Praktek Perawat.

PERAN TIM

 Mengupayakan standar – standar untuk kelancaran pelayanan klinis.


 Mengupayaka standar ketenagaan ,jenjang karier dan pengembangan staf.

 Membina etika professional mengaturb kewenangan fungsional profesi keperawatan.

FUNGSI TIM

 Menyediakan standar-standar yang mencakup pengembangan praktek dan sumber daya Manusia.
o Menyediakan jenjang karir dalam bentuk peringkat fungsi dan prosedur pelaksanaannya.

o Menyediakan alat ukur evaluasi baik untuk asuhan maupun untuk standar penilaian kerja pelayanan
klinis.
BIDANG KERJA

 KLINIS :

- Sistem pemberian asuhan, Model praktek asuhan pelayanan klinis.

- Sistem peringkat fungsional

- Sistem dokumentasi

- Sistem pelaporan

TUGAS TIM

1. Menyusun rencana kegiatan tim dalam rangka penetapan kebijakan (strategis) puskesmas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Memutuskan standar pelayanan asuhan keperawatan, standar pelayanan asuhan
kebidanan,standar peralatan,standar tenaga medis dan standar-standar lainnya yang sesuai
dengan kode etik profesi,standar profesi berdasarkan referensi ke ilmuan yang mutahir serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mendistribusikan tugas dan sumber daya kepada para anggota,,agar tugas-tugas terbagi habis
dan dapat berjalan dengan lancar.
4. Memimpin para anggota agar dapat melaksanakan dan mengimplementasikan tugasnya masing-
masing,sesuai dengan standar/ rencana kerja yang telah di tetapkan serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Mengkoordinasikan para anggota tim dan staf agar dapat melaksanakan tugasnya dalam
menjalin kerjasama yang sinergis dan harmonis.
2. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada para anggota dan staf paramedic
fungsional agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku.
3. Mengwasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas anggota tim, agar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Melaksanakan evaluasi kompetensi tenaga klinis sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan karier.
5. Melaksanakan penelitian dan pengembangan mutu pelayanan klinis.
6. Membuat standar kebutuhan sumber daya berupa sarana , prasarana, tenaga, peralatan,
bahan dan kebutuhan lainnya.
7. Mengevaluasi hasil kegiatan tim secara keseluruhan.
8. Membuat laporan hasil kegiatan di bidang tugasnya, sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada penanggung jawab yaitu kepala puskesmas.
9. Melaksanakan tuga-tugas lain yang di berikan oleh kepala puskesmas.
10. Tim dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala puskesmas Tabongo.

PEMBAGIAN TUGAS TIM


 Tim bertugas dalam manajemen asuhan dan dalam operasional (man, money material, & machine)
 Pengurus harus diisi oleh medis dan para medis yang masih fungsional.

URAIAN TUGAS:

 KETUA TIM

1. Mengkoordinasikan seluruh fungsi, peran tim dan anggota


2. Mengusulkan dan mengajukan pengesahan kepada kepala puskesmas
3. Menjalin kerjasama yang baik dengan aggota tim.

 WAKIL KETUA

1. Membantu tugas-tugas komite keperawatan


2. Mewakili ketua tim pada waktu berhalangan
3. Menggantikan peran ketua tim pada saat ketua berhalangan tetap atau pada saat ketua tim tidak/kurang
aktif

 SEKRETARIS

Memfasilitasi seluruh administrasi tim mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien

 BENDAHARA

Mengelola keuangan dan mempertanggung jawabkan keluar masuk kas setiap rapat akhir tahun

 URAIAN TUGAS UNTUK PENINGKATAN MUTU

- Menyusun standar asuhan keperawatan , standar asuhan kebidanan, standar kebutuhan tenaga, standar
pelayanan apotik,standar kebutuhan sarana / fasilitas pelayanan, prosedur tetap, dan standar lainnya dalam
lingkup pelayanan klinis.

- Menyusun format asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

- Menganalisa model /metode asuhan yang cocok untuk diberlakuakan.

- Membuat konsep pengembangan profesionalisme baik melalui jenjang pendidikan, pelatihan, dan promosi
jabatan.

- Mensosialisasikan etika profesi.

- Melakukan pembinaan kepada anggota dan staf klinis yang melanggar etika profesi.

- Melakukan pemantauan pelaksanaan etika profesi.

- Mengkoordinasi pengurusan SIP, SIK, SIPP, SIB, Dan SIPB.

- Menotoring tingkat kelengkapan dokumentasi .

- Melakukan penilaian terhadap penerapan standar pelayanan klinis.


9.4.1 EP4

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

RENCANA PROGRAM TIM PENINGKATAN


LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS TABONGO
Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan

9.4.1 EP4

RENCANA PROGRAM PENINGKATAN MUTU


DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS TABONGO

1. PENDAHULUAN

Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang


berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan
masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis
medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya ,
karena muara dari pelayanan di puskesmas adalah pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk
memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S,
1989).

1. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang berada di tingkat dasar, yang
kompleks, Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di puskesmas menyangkut berbagai fungsi
pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin.
Maka puskesmas harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu,puskesmas harus
mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua
tingkatan.

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di puskesmas diawali dengan penilaian akreditasi


yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini
puskesmas harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.Puskesmas
dipicu untuk dapat menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang
lain, yaitu instrumen mutu pelayanan puskesmas yang menilai dan memecahkan masalah pada
hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja puskesmas tidak dapat dikertahui apakah input dan
proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator puskesmas disusun bertujuan
mengukur kinerja puskesmas serta nyata sesuai standar yang ditetapkan.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar
pelayanan, keselamatan pasien dan memeberikan kepuasan kepada pasien.

b. Tujuan Khusus:
1) Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan
medis dan keperawatan
2) Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medik,
keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3) Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui
peningkatan kemampuan pemberian pelayanan kesehatan.
4) Tersusunnya sistem monitoring pelayanan puskesmas mangaran

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Tim Peningkatan Mutu pelayanan puskesmas Tabongo dilakukan melalui
Pemantauan dan Peningkatan Indikator Klinis dan keselamatan pasien.
a. Pemantauan Indikator Klinis
Pemantauan indikator klinis adalah kegiatan pencatatan output suatu pelayanan.
Metode pengukuran ini lebih mencerminkan mutu hasil pelayanan. Indikator klinis yang
dipantau untuk menilai mutu pelayanan antara lain :
1) Asesment terhadap area klinik
2) Pelayanan laboratorium
3) Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
4) Kesalahan medis (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
5) Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medis
6) Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan pelaporan
Lokasi pemantauan indikator klinis adalah sebagai berikut :
NO. INDIKATOR KLINIS UNIT
PELAYANAN
Asesment terhadap area klinik Ruang puli
Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan pelaporan Ruang rawat
Kesalahan medis (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) inap
Pelayanan laboratorium Laboratorium
Penggunaan antibiotika dan obat lainnya Apotik
Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis Rekam Medik
b. Pemantauan Patient Safety
Untuk mengetahui tingkat keselamatan pasien dilakukan pemantauan langsung dan
survey untuk menggali lebih dalam mengenai penilaian tingkat keselamatan pasien melalui
pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP).
9.4.2 EP1

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

LAPORAN HASIL MONITORING PROGRAM TIM


PENINGKATAN LAYANAN KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN GORONTALO

Puskesmas PUSKESMAS TABONGO


TABONGO
Jalan Raja Bobihoe

Notulen Nama Pertemuan minilokarya puskesmas tabongo


Pertemuan Tanggal: Pukul: 09.00 WIB

Susunan Acara Rapat tentang laporan hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
yang disusun secara periodik.
Notulen Sebelumnya

Pembahasan Pelaporan hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang disusun
secara periodik oleh tim kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab
puskesmas tabongo.

Kesimpulan Sistim pelaporan hasil monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang
disusun oleh tim harus selalu dilaporkan kepada kepala puskesmas sebagai
penanggung jawab puskesmas tabongo secara periodik dalam rapat tim mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.

Rekomendasi Kepala puskesmas telaga merekomendasikan untuk pelaksanaan Pelaporan hasil


monitoring mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang disusun secara periodik
oleh tim kepada kepala puskesmas tabongo.

Daftar Hadir

No Nama Tanda- tangan.

1 Kepala puskesmas Tabongo

2 Tim mutu klinis dan keselamatan pasien

Mengetahui Tanggal…… 2018


Kepala Puskesmas Tabongo Notulen

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini ……………………………


NIP: 19851003 201412 2 001 NIP:

9.4.2 EP2

Nomor :

Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

HASIL ANALISIS, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


HASIL MONITORING MUTU LAYANAN KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS TABONGO
Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Puskesmas
Jalan Raja Bobihoe
TABONGO

Notulen Nama Pertemuan minilokarya puskesmas tabongo


Pertemuan Tanggal: Pukul: 09.00 WIB

Susunan Acara Rapat tentang laporan hasil analisis, kesimpulan dan rekomendasi hasil monitoring
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
Notulen Sebelumnya

Pembahasan Pelaporan hasil analisis, kesimpulan dan rekomendasi hasil monitoring mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien .

Kesimpulan Pelaporan hasil analisis, kesimpulan dan rekomendasi hasil monitoring mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien yang disusun oleh tim harus dilaksanakan dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab puskesmas
Tabongo dalam rapat tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.

Rekomendasi Kepala puskesmas telaga merekomendasikan untuk melaksanakan sistim pelaporan


hasil analisis, kesimpulan dan rekomendasi hasil monitoring mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien yang disusun k oleh tim kepada kepala puskesmas tabongo.

Daftar Hadir

No Nama Tanda- tangan.

1 Kepala puskesmas Tabongo

2 Tim mutu klinis dan keselamatan pasien

Mengetahui Tanggal……............ 2018


Kepala Puskesmas Tabongo Notulen

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini ……………………………

9.4.2 EP3

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

RENCANA PROGRAM PERBAIKAN MUTU


LAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS TABONGO
Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO
Jalan raya Trebungan

RENCANA PROGRAM PENINGKATAN MUTU PAYANANAN KLINIS


DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS TABONGO

LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Sedangkan
Mutu pelayanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan
di puskesmas untuk mengurangi resikoklinis.
Kualitas jasa adalah bagian terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan.pasien/klien sebagai
pelanggan merupakan alat promosi yang paling efektif dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya
dengan cara memberi informasi kepada orang lain.

B . TUJUAN

Tujuan umum program menjaga mutu pelayanan adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan di unit
pelayanan puskesmas .

Dalam dewasa ini misalnya, Angka Kematian baik Ibu atau Bayi di Indonesia cukup tinggi . untuk
menurunkan AKB dan AKI tersebut perlu meningkatkan standart dalam meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan . yang sangat berperan dalam hal tersebut adalah petugas kesehatan khusus nya adalah bidan. Untuk
itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan memberi pelayanan sesuai standar yang
mengacu pada semua persyaratan kualitas pelayanan dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya AKI masih terus menjadi perhatian yang sangat
besar dari pemerintah karena salah satu indikator pembangunan sebuah bangsa AKI dan AKB.
Tingginya AKI dan AKB di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan masih kurang memahami
Masalah masalah kesehatan seperti
 Minim nya kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan hidup sehat
 Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
 Kesehatan reproduksi
 Peran serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan yang minim
 Gaya hidup yang cenderung berubah dan sulit untuk menerima perubahan
2. Tenaga Kesehatan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam pelayanan kebidanan dan kurangnya
keterampilan dan pengetahuan bidan dan menyebabkan hal yang sangat fatal dalam penyelamatan nyawa
seorang ibu karena bidan adalah tenaga kesehatan yang paling dekat pada masyarakat yang secara khusus
memberi pelayanan kebidanan kepada ibu dan sebagai pengambil keputusan terhadap seorang yang telah
memercayakan dirinya berada dalam asuhan dan penanganan bidan.
Kurangnya keterampilan bidan tentu dapat menyebabkan berbagai macam masalah dalam memberi asuhan ,
sementra tujuan bidan didik dan ditempatkan ditengah masyarakat adalah menurunkan AKI . kurangnya
keterampilan dapat menyebabkan hal-hal yang sering kali menjadi penyebab kematian ibu, seperti terlambat
mendapat pertolongan , terlambat merujuk,terlambat mengambil keputusan , terlambat mengenali risiko tinggi
pada klien sehingga penanganan kehamilan dan persalinan dengan risiko tinggi terlambat dilakukan.
Kurangnya keterampilan bidan berkomunikasi juga dapat mengakibatkan penggerakan peran serta aktif
masyarakat untuk pembangunan kesehatan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan diri dan keluarganya
kurang maksimal.
3. Pemerintah
Perhatian pemerintah pada pelayanan kebidanan masih berfokus pada kuantitas tenaga kesehatan itu sendiri dan
berorientasi pada distribusi atau penyebaran tenaga kesehatan tersebut guna memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan di tiap wilayah dan meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Dibutuhkan kebijakan pemerintah yang tegas terhadap penyebaran tenaga kesehatan agar bidan mau
ditempatkan di pedesaan dan daerah terpencil.

Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterima ,dalam hal ini asfek komunikasi
memegang peranan penting
1. Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh petugas kesehatan .
2. Biaya (cost) , tingginya biaya pelayanan kesehatan dapat dianggap sebagai sumber moral pasien dan
keluarganya
3. Penampilan fisik ( kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan.
4. Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh petugas kesehatan.
5. Keandalan dan keterampilan( reabiliti ) petugas kesehatan dalam memberikan perawatan
6. Kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan pasien.

No URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSANA/ WAKTU


PENANGGUNG JAWAB
I PERSIAPAN
a. Membentuk Tim/ panitia Terbentuk penanggungjawab Staf Ketua Tim/ panitia
pengendalian Mutu Puskesmas pengendalian mutu di Puskesmas pengendalian mutu
tabongo Puskesmas tabongo tabongo Puskesmas tabongo
b. Pelatihan tetang peningkatan Mendapatkan pengetahuan Pelayanan Kepala puskesmas dan Tiap
mutu bagi team dan staf pkm dan ketrampilan dalam upaya puskesmas Dokter puskesmas Triwulan
peningkatan mutu

c. Identifikasi masalah/ kegiatan Mendapatkan kegiatan Tim, staf dan Ketua Tim/ panitia
yang akan dilaksanakan untuk prioritas peningkatan mutu di seluruh unit pengendalian mutu
peningkatan mutu Puskesmas tabongo pelayanan
d. Menyusun rencana kegiatan Tersusunnya kegiatan Tim Ketua Tim/ panitia
upaya peningkatan mutu pengendalian mutu di pengendalian pengendalian mutu
Puskesmas tabongo mutu di Puskesmas tabongo
Puskesmas
tabongo
1. Mengukur kepuasan
pasien rawat jalan,rawat
inap,dan pelayanan klinik
lain
2. Mengevaluasi indikator
klinis
3. Mutu SDM
II PELAKSANAAN
a. Mengukur kepuasan pasien rawat Diketahui tingkat kepuasan Pasien/ Tim/ Panitia 6 bulan
jalan, rawat inap, pelayanan pasien/ keluarga/ masyarakat keluarga pengendalian mutu sekali dan
kesehatan lainnya terhadap pelayanan rawat pengunjung puskesmas tabongo akhir tahun
jalan/ rawat inap/ pelayanan rumah sakit
kesehatan lainnya
b. Mengevaluasi indikator klinis Diketahui indikator hasil
Hasil Tim/ Panitia Setiap bulan/
pelayanan melalui indikator
pelayanan / pengendalian mutu triwulan dan
klinis laporan rutin puskesmas tabongo akhir tahun
pelayanan
c. Mutu SDM Diketahui masalah dan upaya Hasil Tim/ Panitia Peningkatan Setiap
perbaikan dalam rangka pelayanan Mutu SDM triwulan,
peningkatan mutu SDM semester

II. EVALUASI
Presentasi hasil kegiatan Diketahui pelaksanaan Jajaran Tim/ panitia Setiap 3
peningkatan mutu yang telah kegiatan upaya peningkatan manajerial, pengendalian mutu bulan sekali
dilaksanakan (kepuasan pasien, mutu dan hasil/ dampaknya staf dan puskesmas tabongo dan akhir
evaluasi indikator klinis dan seluruh unit tahun
audit medis) pelayanan

Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:

SK DAN SPO PENYAMPAIAN INFORMASINPENINGKATAN MUTU LAYANAN


KLINIS DANKESELAMATAN PASIEN
DIPUSKESMAS TABONGO

Ditetapkan Kepala
Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


GORONTALO

PUSKESMAS TABONGO

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO

Jl. Raja Bobihoe No. Telp


KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO
NOMOR:

TENTANG

PENYAMPAIAN INFORMASI

Menimbang : 1.Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien di Puskesmas, pimpinan puskesmas dan
petugas di puskesmas harus selalu siap dalam memberikan informasi tentang peningkatkan
mutu klinis dan keselamatan pasien .
2.Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan kesiapan petugas dalam
memberikan informasi tentang peningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien dengan
keputusan kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
6. U n d a n g - u n d a n g Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1998 tentangRumah Sakit
9. K e p u t u s a n Menteri Kesehatan Repubik Indonesia
N o m o r 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang kesiapan petugas dalam memberikan
informasi tentang peningkatkan mutu klinis dan keselamatan pasien.
Kedua : Keputusan tentang kesiapan petugas dalam memberikan informasi tentang peningkatkan mutu
klinis dan keselamatan pasien dalam diktum DIKTUM diatas adalah
Dokter / IDI
Dokter gigi /PDGI
Perawat / PPNI
Bidan/IBI
Apoteker/IAI
Tenaga kesehatan lain

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo
Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini
NIP: 197512281996021003

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO


Jl. Raja Bobihoe No. Telp

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TABONGO


NOMOR:

TENTANG

KETETAPAN PETUGAS YANG BERTANGGUNG JAWAB


UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN

Menimbang : 1. Bahwa untuk memberikan pelayanan pada pasien secara optimal dan bermutu maka
kepala puskesmas menetapkan petugas yang bertangggung jawab untuk pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan.
2. Bahwa sehubungan dengan butir tersebut diatas ditetapkan petugas yang
bertangggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan yang direncanakan dengan keputusan
kepala puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-UnSdang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28.


2. Undang-Undang No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan.
3. Permenkes/No.5.th.2014/Panduan praktek klinis dokter di fasilitas pelayanan primer.
4. PERMENKES. NO.1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
6. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 1 1 6 , T a m b a h a n
L e m b a r a n Negara Nomor 4431)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara3637)
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/1998 tentangRumah Sakit
9. Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia
N o m o r 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Tabongo tentang petugas yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan .
Kedua : Keputusan tentang petugas yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan DIKTUM adalah
Dokter / IDI
Dokter gigi /PDGI
Perawat / PPNI
Bidan/IBI
Apoteker/IAI
Tenaga kesehatan lain

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dengan ketentuan bila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tabongo
Pada tanggal, 2018
Kepala Puskesmas Tabongo

Dr. Jeinfer Rivian Lestyorini


NIP: 19851003 201412 2 001

Anda mungkin juga menyukai