Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH KECANDUAN INTERNET DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SMAN 1 BULULAWANG

Karya Tulis

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir

Oleh:

FELICIA SALSABIL IFFAT

No. Induk :3634

Kelas : XII-IPA2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KAB. MALANG

SMA NEGERI 1 BULULAWANG

Jl. Raya Bululawang Telp. (0341) 804010 Kode Pos 65171

Email : smanbululawanginfo@yahoo.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : FELICIA SALSABIL IFFAT

Kelas : XII IPA 2

Judul Karya Tulis : Pengaruh kecanduan internet dengan prestasi

belajar siswa SMAN 1 Bululawang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis sebagai

tugas akhir dan benar-benar saya kerjakan sendiri. Karya tulis ini bukan

merupakan hasil plagiat pencurian hasil karya milik orang lain atau hasil

kerja orang lain untuk kepentingan saya karena hubungan material

maupun non-material, ataupun segala kemungkinan lain pada hakekatnya

bukan merupakan karya tulis tugas akhir saya secara orisinil dan otentik.

Bila kemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara fakta

dengan kenyataan ini, saya bersedia diproses oleh tim yang dibentuk

sekolah untuk melakukan verifikasi, dengan sanksi terberat berupa tidak

mendapat legalisasi dokumen sekolah yang diajukan oleh siswa yang

bersangkutan. Ataupun permintaan surat keterangan dari sekolah.

i
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak atas

tekanan ataupun paksaan dari pihak maupun demi menegakkan integritas

akademik di SMA NEGERI 1 BULULAWANG.

BULULAWANG, 29 MARET 2023

FELICIA SALSABIL IFFAT

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Guru pembimbing

SRI SUNDARI, S.Pd

NIP.196905051998022005

Tanggal :

Kepala Sekolah

Hari Kusrini, S.Pd,. M.M

NIP. 197009101995032004

Tanggal :

Nama : Felicia Salsabil Iffat

No. Induk : 3634

Angkatan : 2022/2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah yang berjudul “Pengaruh Kecanduan Internet Dengan Prestasi

Belajar Siswa SMAN 1 BULULAWANG” ini dengan tepat waktu.

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir dalam menempuh

jenjang pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas. Dalam penyusunan,

penulis menerima banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Maka dari itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada : Ibu Hari Kusrini, S.Pd., M.M, selaku Kepala SMAN 1 Bululawang

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan kepada

penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini. Ibu Sri Sundari, S.Pd.,

selaku guru pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta

dukungan terkait terkait penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan

banyak kesalahan.

Oleh karena itu penulis mohon maaf atas ketidaksempurnaan yang

pembaca temukan dalam karya tulis ini. Penulis juga mengharapkan kritik

dan saran membangun dari pembaca.

iv
BULULAWANG, 29 MARET 2023

FELICIA SALSABIL IFFAT

v
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...............................................i


LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................vi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................vii
BAB I..........................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................2
1.1 Latar Belakang......................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................3
BAB II.........................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1 Kecanduan internet...............................................................................4
2.2 Prestasi Belajar...................................................................................14
BAB III......................................................................................................20
METODE PENELITIAN............................................................................20
3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian........................................................20
3.2 Data dan Sumber Data.......................................................................21
3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................21
3.4 Metode Analisis Data..........................................................................22
3.5 Instrumen Penelitian...........................................................................26
3.6 Prosedur Penelitian............................................................................26
BAB IV......................................................................................................31
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................31
4.1 Hasil Penelitian...................................................................................31
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................46
BAB V.......................................................................................................47
KESIMPULAN..........................................................................................47
5.1 Kesimpulan.........................................................................................47
5.2 Saran..................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................49
LAMPIRAN...............................................................................................50

vi
DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM 4.1...........................................................................................32
DIAGRAM 4.2...........................................................................................34
DIAGRAM 4.3...........................................................................................35
DIAGRAM 4.4...........................................................................................37
DIAGRAM 4.5...........................................................................................38
DIAGRAM 4.6...........................................................................................40
DIAGRAM 4.7...........................................................................................41
DIAGRAM 4.8...........................................................................................43
DIAGRAM 4.9...........................................................................................44
DIAGRAM 4.10.........................................................................................45

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seyogyanya internet digunakan dalam kehidupan sehari-

hari.Dalam dunia Pendidikan adalah hal yang tidak asing lagi di negeri

ini,hampir semua sekolah-sekolah mulai dari SD,SMP,SMA, dan

Perguruan tinggi sudah mendapatkan fasilitas untuk mengakses

internet.Pengajaran berbasis multimedia dan internet atau yang sering

kita dengar basic ITC dan penggunaan e-learning adalah salah satu

manfaat internet di bidang pendidikan.Hal lain manfaat internet bagi

dunia pendidikan ini adalah membantu transformasi ilmu pengetahuan

kepada anak didik karena kemudahan akses informasi dalam bidang

pendidikan.

Pengguna internet di Indonesia menembus 210 juta jiwa pada awal

2022 dan mayoritas pengguna mengakses internet lewat smartphone

untuk membuka media social.Hal itu diungkapkan dalam laporan

terbaru bertajuk “Profil internet Indonesia 2022” yang dirilis oleh

Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII).APJII

viii
mengungkapkan pengguna internet di Indonesia mayoritas atau

sebanyak 89,03 persen mengakses internet lewat smartphone atau

tablet.Masyarakat Indonesia mengakses internet lewat komputer atau

laptop hanya 0,73 persen.Fakta lainnya,ada sebanyak 77,64 persen

pengguna yang menggunakan mobile data dari operator seluler ketika

terhubung ke internet.Sisanya terhubung ke internet melalui koneksi

WiFi rumah (20,61 persen).WiFi ruang public (0,96 persen) ,dan WiFi

kantor/sekolah (0,61 persen).

Cara berikutnya adlah memberikan pengertian pada siswa terkait

alasan pembatasan penggunaan gadget dan internet.Berikan

penjelasan terkait dampak negatif yang didapat ketika kecanduan

internet seperti munculnya masalah kesehatan mata,saraf,bahkan

depresi.Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memberikan siswa

kegiatan alternatif selain internet.Misalnya dengan memfasilitasi

kegiatan sesuai dengan hobi atau kesukaan siswa yang tidak

menggunakan internet.

1.2 Perumusan Masalah

1.Apakah ada pengaruh kontrol diri dengan kecanduan internet?

2.Apakah ada pengaruh keterampilan sosial dengan kecanduan

internet?

ix
1.3 Tujuan Penelitian

1.Mengetahui pengaruh kontrol diri dengan kecanduan internet pada

siswa SMAN 1 BULULAWANG.

2.Mengetahui pengaruh keterampilan sosial dengan kecanduan media

sosial pada siswa SMAN 1 BULULAWANG.

1.4 Manfaat Penelitian

1).Subjek atau siswa tentang pentingnya kontrol diri dan keterampilan

sosial terhadap kecanduan media sisal bagi siswa SMAN 1

BULULAWANG sehingga dapat mencegah terjadianya kecanduan

internet.

2).Bagi guru dan sekolah,diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan referensi terkait kecanduan internet sehingga dapat dijadikan

acuan untuk membimbing siswa dalam mengendalikan kecanduan

internet.

3).Bagi orang tua,diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

refrensi terkait kecanduan internet pada anaknya sehingga dapat

dijadikan acuab untuk membimbing anak dalam mengendalikan

kecanduan internet.

4).Bagi peneliti selanjutnya,dapat digunakan sebagai acuan untuk

membuat penelitian.

x
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kecanduan internet

2.1.1 Pengertian kecanduan internet

Kecanduan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia edisi V

adalah kejangkitan suatu kegemaran hingga lupa hal-hal yang lain atau

ketagihan akan sesuatu hingga menjadi ketergantungan pada obat-

obatan, minuman, dan sebagainya. Peele (1985) mengemukakan bahwa

adiksi/kecanduan didefinisikan sebagai kebiasaan yang harus dilakukan

dalam kegiatan tertentu atau penggunaan suatu zat, terlepas dari

konsekuensinya yang merusak kesejahteraan fisik, sosial, spiritual,

mental, dan finansial. Menurut perspektif psikologi, Sarafino (1990: 37)

kecanduan adalah keadaan individu yang merasa terdorong untuk

menggunakan atau melakukan sesuatu agar mendapatkan atau

memperoleh efek menyenangkan dari yang dihasilkannya oleh sesuatu

yang dilakukan.

Menurut Young (1998) kecanduan internet adalah sebuah sindrom

yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak

xi
dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol

penggunaannya saat online. Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini

akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online di internet.

Definisi berbeda dikemukakan Davis (2001) PIU (pathological internet

use) penggunaan internet patologis/kecanduan internet adalah

penyalahgunaan multidimensional internet itu sendiri yang menghasilkan

konsekuensi personal maupun professional negatif. Pendapat lain

dikemukakan Caplan (2002) kecandun internet adalah kebiasaan

menggunakan internet sebagai cara untuk lari dari perasaan yang

meresahkan, mengembangkan toleransi dengan penggunaan internet

untuk mencapai kepuasan, mengalami withdrawal “sakau” ketika

mengurangi penggunaan internet, mengalami peningkatan konflik dengan

orang lain akibat kegiatan itu, dan kambuh ingin menggunakan internet.

Perkembangan selanjutnya, Tao, Huang, Wang, Zhang dan Li

(2010) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan salah satu

bentuk kecanduan perilaku yang memengaruhi sebagian besar kehidupan

individu. Kecanduan perilaku terjadi ketika individu tidak mampu

mengendalikan frekuensi jumlah perilaku yang pada awalnya bukan

perilaku yang berbahaya,seperti cinta, seks, internet, kerja atau belanja.

Sedangkan menurut Kuss dan Griffiths (2014: 52) Kecanduan internet

merupakan perilaku kecanduan pada individu yang berhubungan dengan

xii
penggunaan berlebihan aplikasi online yang memberi efek merugikan bagi

kehidupan seseorang. Dari perspektif neurologis menurut Perdew (2014:

28), dasar dari kecanduan apa pun itu adalah segala sesuatu yang

diterima otak. Selama kegiatan yang dilakukan menyenangkan, orang

mendapatkan neurotransmiter dopamin hal ini mengaktifkan pusat

kesenangan pada otak. Dopamin adalah hadiah untuk tubuh dari otak

setelah terlibat dalam kegiatan tertentu. Ketika aktivitas diulangi dengan

hasil yang sama menyenangkan, orang akan melakukan perilaku itu

kembali. Ini berarti otak menginginkannya untuk melakukannya lagi dan

lagi, dan kecanduan dapat terbentuk.

American Psychological Assosiation Dictionary of Clinica

Psychology (2013) menyatakan bahwa internet addiction atau kecanduan

internet merupakan pola perilaku yang memiliki karakteristik penggunaan

internet secara online yang berlebihan atau obsesif. Sehingga membuat

distress dan gangguan. Kecanduan internet masih kontroversial dan

menjadi perhatian bagi kalangan media popular dan professional

kesehatan.

Berdasarkan definisi kecanduan internet yang dijelaskan para ahli

di atas, definisi kecanduan internet pada penelitian ini disimpulkan bahwa

kecanduan internet adalah sebuah sindrom yang ditandai dengan

menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan

xiii
internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online.

Orangorang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi,

atau hampa saat tidak online di internet.

2.1.2 Aspek-aspek kecanduan internet

 Menurut Young dan Abreu (2011) aspek-aspek kecanduan internet

meliputi beberapa hal berikut ini:

1) Penggunaan berlebihan yaitu dengan karakteristik sering

dikaitkan dengan kurang menyadari waktu yang telah dihabiskan

selama menggunakan internet atau mengabaikan kebutuhan

primer.

2) Gejala Withdrawl yaitu gejala penarikan diri yang terjadi jika

seseorang yang tidak menggunakan internet seperti biasanya akan

ditandai dengan ketakutan, kecemasan, dan depresi.

3) Toleransi terhadap internet yaitu ditandai dengan keinginan

seseorang untuk mendapatkan alat yang dapat digunakan untuk

mengakses internet. Pada kondisi ini seseorang akan merasa ingin

mendapatkan jaringan internet yang lebih baik, ingin menambah

jejaring sosial yang lebih banyak dan menarik, dan membiarkan

kondisi diri yang menggunakan internet secara berlebihan.

4) Dampak negatif yang ditandai dengan respon yang muncul

ketika menggunakan internet. Respon tersebut terlihat dari

xiv
argument untuk berbohong atas penggunaan internet berlebih.

Prestasi buruk pada hasil belajar, dan kelelahan karena terlalu

lama menggunakan internet. Berdasarkan pemaparan dari China

Youth Association for Network

 Development (CYAND),(2005) menjelaskan aspek-aspek seorang

individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet selama ia

memenuhi salah satu di antara ketiga kondisi berikut:

1) Merasa bahwa lebih mudah untuk mencapai aktualisasi diri

online dibanding di dalam kehidupan nyata.

2) Mengalami disforia atau depresi bilamana akses ke internet

terputus atau berhenti berfungsi.

3) Menyembunyikan waktu penggunaan internet sebenarnya dari

anggota keluarga.

 Pendapat lain dari Tao et al. (2010) mengenai aspek-aspek

kecanduan internet adalah sebagai berikut:

1) Keasyikan, sebuah keinginan yang kuat pada internet. Berpikir

tentang aktivitas dengan internet sebelumnya atau mengantisipasi

penggunaan internet selanjutnya. Penggunaan internet merupakan

aktivitas dominan dalam kehidupan sehari-hari.

xv
2) Withdrawal: dimanifestasi oleh mood disporik, kecemasan,

mudah marah dan rasa bosan setelah beberapa hari tanpa aktivitas

internet.

3) Toleransi yaitu meningkatkan kebutuhan menggunakan internet

untuk mencapai kepuasan.

4) Kesulitan dalam mengendalikan yaitu keinginan yang terus-

menerus dan tidak berhasil dalam usaha mengontrol atau tidak

melanjutkan menggunakan internet.

5) Tidak peduli pada konsekuensi berbahaya dalam artian terus-

menerus menggunakan internet secara berlebihan meskipun

memiliki pengetahuan terkait masalah fisik dan psikologis

dikarenakan penggunaan internet.

6) Komunikasi dan ketertarikan sosial hilang: berkurangnya

ketertarikan pada hobi, kurang menyukai hiburan-hiburan yang

secara umum disukai lingkungan sosialnya, ketertarikan itu muncul

pada penggunaan internet, dan pengurangan emosi negatif dengan

menggunakan internet.

7) Untuk menghindari atau mengurangi mood disporik yaitu

suasana hati yang biasanya diungkapkan dengan perasaan putus

asa, bersalah dan cemas.

xvi
Berdasarkan beberapa aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat kesamaan pendapat mengenai aspek kecanduan internet

antara pendapat dari Young dan Abreu dengan pendapat dari Tao.

Kesamaan ini terjadi karena Tao mengambil aspek yang dikemukakan

Young yang terdahulu kemudian ditambahkan. Sedangkan, pendapat dari

Young dan Abreu hanya menambahkan pendapat Young yang

sebelumnya. Aspek yang memiliki kesamaan yaitu pada keasyikan,

Withdrawl, dan Toleransi. Kondisi tersebut menjadikan peneliti lebih

memilih aspek yang dikemukakan Tao karena lebih lengkap

menggambarkan kecanduan internet khususnya pada remaja.

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi kecanduan internet

 Kecanduan internet terjadi karena beberapa faktor antara lain

sebagai berikut:

1. Kontrol diri yang dimiliki orang tersebut lemah. Ketika

seseorang kurang dalam mengontrol dirinya dalam penggunaan

internet. Meggunakan internet untuk hal-hal yang tidak

produktif. Hal itu menyebabkan seseorang mudah untuk

mengalami kecanduan internet (Davis, 2001; Özdemir, Kuzucu,

dan Ak, 2014; Young dan Rogers, 1998).

2. Depresi dan kesepian menunjukkan hubungan-hubungan yang

besar dengan kecanduan internet. ketika seseorang merasakan

xvii
depresi akan beban hidup yang dijalani. Kesepian karena

merasa kurang mendapatkan peran di dalam hidupnya atau

kurang terlihat eksistensi dirinya dalam masyarkat maka

seseorang akan mengalihkannya dengan internet dan berakibat

pada kecanduan internet (Bozoglan, Demirer, dan Sahin, 2013;

Caplan, 2003; Casale dan Fioravanti, 2011; Moody, 2001;

Özdemir et al., 2014).

3. Harga diri yang rendah memengaruhi kecanduan internet yaitu

ketika seseorang tidak memiliki harga diri yang kuat maka ia

akan mengalihkannya pada internet. Ketika orang mengalihkan

pada internet, maka ia akan merasa nyaman dan mengabaikan

perasaan harga dirinya yang rendah (Kim dan Davis, 2009;

Senol-Durak dan Durak, 2011).

4. Kepuasan hidup yang kurang yaitu ketika seseorang merasa

sudah mencapai segala hal atau mungkin tidak mampu

mencapai sega hal yang ia inginkan. Maka ia cenderung

mencari sesuatu yang baru, dimana ada internet yang

menawarkan sesuatu yang menarik dan tidak ada habisnya. Hal

ini dapat membuat individu mencari kepuasan yang lain melalui

internet dan akhirnya mengalami kecanduan internet (Bozoglan

et al., 2013; Serin, 2011).

xviii
5. Seseorang yang melakukan interaksi sosial online berlebihan

yaitu ketika seseorang sangat tertarik dengan interaksi sosial

online, tertarik dengan kemudahan berkomunikasi dengan

orang lain yang jauh, yang baru, maupun orang yang memiliki

ketertarikan hobi yang sama. Hal ini akan menjadikan

seseorang mengalami kecanduan internet (Greenfield, 2011;

Klimkiewicz, 2007; Kraut dan Kiesler, 2003; Eijnden, Meerkerk,

Vermulst, Spijkerman, dan Engels, 2008).

 Faktor-faktor lain dikemukakan oleh Young dan Abreu (2011: 229)

menyebutkan faktor-faktor penyebab kecanduan internet:

1. Faktor konten/isi Konten-konten yang paling lazim dikonsumsi

termasuk musik, informasi, olahraga, belanja, berita keuangan,

judi, gim, konten seksual, dsb. Ketika mengakses konten-konten

ini secara sinergis akan berpotensi adiktif secara signifikan. Kita

tahu bahwa medium internet itu sendiri memiliki sifat yang

meningkatkan kecanduan dan konten yang dikonsumsi di

internet biasanya menyenangkan dan diinginkan.

2. Faktor proses dan akses/ketersediaan Internet tersedia dengan

akses yang tanpa putus dan tak terbatas selama 24 jam sehari,

tujuh hari seminggu. Kemudahan akses dan ketersediaan

xix
meningkat dengan tersedianya banyak perangkat untuk akses

dari komputer, laptop, notebook, smartphone, gim portabel dan

perangkat mp3.

3. Faktor reinforcement/reward Tiap kali menggunakan internet

untuk bermain game, mengakses situs-situs internet,

memeriksa email, mengirim pesan instan, mengobrol, atau

melakukan apapun dengan intenet akan memunculkan prinsip

penguatan reinforcement yang kuat.

4. Faktor Sosial Internet secara sosial menghubungkan dan

sekaligus mengisolasi, hal itu menjadikan kecanduan internet.

Pernyataan ini menjelaskan pengguna dapat menyesuaikan

derajat interaksi sosialnya dengan cara memaksimalkan

kenyamanan dan mengatur hubungan, sekaligus meminimalkan

kecemasan sosial dan membatasi isyarat-isyarat konteks sosial

yang dibutuhkan.

5. Faktor Gen-D Ketika menyangkut teknologi internet dan digital,

anak-anak dan remaja masa kini sudah dibesarkan oleh

teknologi ini. Mereka adalah Generasi Digital atau Gen-D.

Mereka sangat familiar dengan komputer, internet, dan

kebanyakan perangkat digital lain dan mereka sering percaya

dengan teknologi ini dibandingkan dengan orang tuanya.

xx
Dilihat dari berbagai macam faktor yang dipaparkan tersebut

dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan internet seseorang

harus mampu mengontrol dirinya. Hal ini berkaitan dengan

seseorang yang tidak mampu berhenti atau memutuskan untuk

terus menggunakan internet yang tidak produktif. Selain itu adanya

konten/isi yang menarik, ketersediaan internet, kecemasan sosial

akan memengaruhi seseorang untuk mendapatkan kepuasan hidup

yang berujung kecanduan internet. Kondisi ini berlanjut dengan

hubungan melalui interaksi sosial online dalam jejaring sosial yang

juga berakibat pada kecanduan internet.

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada dasarnya berasal dari dua suku kata yaitu

prestasi dan belajar. Prestasi belajar sendiri mempunyai arti standart test

untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam

satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Sedangkan

menurut kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai

(Purwodarminto, 1979 : 251). Kemudian pengertian dari belajar menurut

Winkel adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

xxi
interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengelolaan pemahaman.Menurut Hilgard dalam

(Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang

dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang

keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Menurut Ahmadi menjelaskan bahwa pengertian dari prestasi belajar

adalah sebagai berikut: secara teori bila sesuatu kegiatan dapat

memuaskan suatu kebutuhan maka ada kecenderungan besar untuk

mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai,

pengakuan, penghargaan) dan dapat secara intrinsik (kegairahan untuk

menyelidiki, mengartikan situasi). Slameto (2003 : 10) menyatakan bahwa

prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai seseorang

setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi perubahan

tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan

pengetahuan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian

dari prestasi belajar ialah hasil usaha, bekerja atau belajar yang

menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.

2.2.2 Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2003:155), “prestasi belajar merupakan

masalah yang bersifat perennial (abadi) dalam sejarah manusia karena

xxii
rentang kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan

bidang dan kemampuan masing-masing”.

Kemudian masih menurut Purwanto (2003:155), fungsi prestasi

belajar yaitu:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan anak didik. Prestasi belajar yang dicapai oleh

siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu memahami dan

menguasai bahan ajar atau materi yang telah disampaikan oleh

guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka dapat

segera dievaluasi hal-hal yang menyebabkan siswa kurang

memahami atau menguasai bahan ajar atau materi pelajaran.

2. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu.

Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai

tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum

manusia, termasuk didalamnya adalah seorang siswa yang

ingin mencapai kepuasan dengan cara memperoleh prestasi

belajar yang baik.

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi

pendidikan. Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan

xxiii
dan teknologi serta berperan sebagai bahan evaluasi dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern sebagai

indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih daopat

digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi

pendidikan. Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan

siswa dalam masyarakat.

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa yang kurang baik tidak selalu dikarenakan

siswa itu bodoh atau mempunyai IQ yang rendah. Prestasi belajar siswa

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Guru dan orangtua merupakan

pendidik disekolah maupun dirumah harus dapat mengetahui dan

mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi siswa. Adapun menurut

Syah (2006:144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

setidaknya tiga faktor yakni:

1. Faktor Internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

faktor intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

xxiv
b. Faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan.

b. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat,

teman terpaut, dan bentuk kehidupan masyarakat

3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pembelajaran.

xxv
Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi siswa berasal dari dalam siswa itu sendiri dan

dapat berasal dari luar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut

guru dan orang tua harus dapat memahami dan membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa agar prestasi belajar

yang mereka peroleh dapat optimal. Guru dan orang tua tidak

boleh beranggapan bahwa prestasi kurang baik diakibatkan karena

siswa bodoh, sebagai pendidik dirumah maupun sekolah guru dan

orang tua harus mengerti bahwa kemampuan setiap siswa dan

lingkungan kehidupan mereka tidaklah sama.

xxvi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

deskriptif. Menurut Sugiyono (2018,hlm.86) Metode penelitian deskriptif

adalah suatu penelitian yang mandiri, baik satu varia dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri,baik satu variable atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

dengan variable lain.Artinya penelitian ini hanya fokus untuk mengetahui

tentang variable itu sendiri tanpa melakukan perbandingan atau

menghubungkan dengan variable lain seperti penelitian eksperimen.Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.Menurut

Perreault dan Mc Carthy (2006;176) penelitian kualitatif merupakan jenis

penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi secara dalam dan

terbuka pada berbagai tanggapan.

Penelitian ini memberikan kesempatan kepada orang untuk

memberikan pendapat dari pikiran mereka tentang suatu topik tanpa

memberikan banyak pedoman kepada mereka.Hal yang dideskripsikan

xxvii
dalam penelitian ini adalaho Pengaruh Kecanduan Internet Dengan

Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 BULULAWANG.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif dapat berupa kejadian atau peristiwa yang kemudian

dianalisis. Data dalam penelitian ini berupa Pengaruh Kecanduan Internet

Dengan Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 BULULAWANG. Sumber data

yang digunakan pada penelitian ini berasal dari angket atau google form

yang diberikan kepada beberapa siswa untuk dijadikan sample penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data,

dimana satu samalain memiliki fungsi masing masing yang saling

berhubungan yang hendaknya digunakan dengan tepat sesuai dengan

tujuan penelitian dan jenis data yang akan digali. Dalam penelitian ini

menggunakan beberapa metode yaitu penyebaran angket atau google

form dan pengamatan.

• Angket atau Google Form

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi/data dari sumbernya secara langsung. Kuesioner

xxviii
dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis karena isi kuesioner

merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responden dan diisi sendiri oleh responden.

Data yang dicari melalui angket atau google form ini berkaitan

dengan pendapat atau keterangan dari responden. Sesuai dengan

pengertian angket atau google form diatas, peneliti sebagai surveyor akan

memberikan pertanyaan terkait dengan masalah yang diteliti, lalu

beberapa siswa SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi sample penelitian

sebagai responden akan menjawab pertanyaan tersebut keadaan yang

ada.

Jenis angket atau google form yang digunakan adalah kuesioner

Isian. Sementara yang dimaksud dengan kuesioner isian adalah

kuesioner yang memberikan kebebasan kepada responden untuk

menjawab. Bentuk jawaban responden lebih terbuka dan lebih kaya

makna. Karena responden bisa mengungkap pikiran dan perasaannya

tanpa ada batasan dalam bentuk pilihan ganda. Nah, kuesioner isian ini

juga termasuk angket terbuka.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan bagian dari proses analisis

dimana data primer atau data sekunder yang dikumpulkan lalu diproses

xxix
untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Menurut

Sugiyono (2010:335) menyatakan bahwa analisis data kualitatif ialah

proses mencari dan menyusun secara sistematis datayang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam pola, memilih nama yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian ini analisis data pada peneitian kualitatif dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data

periode tertentu. Menurut miles dan hiberman, 1984 dalam buku

sugiyono,2012:337) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara terus menerus sampai tuntas dan dilakukan secara interaktif,

langkahlangkah yang dilalui atau dilakukan ialah data reduction (reduksi

data), data display (penyajian data), conclusion drawing/ verifications

(menarik kesimpulan /verifikasi).Jadi, pada metode ini terdapat tiga

langkah yangdilakukan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

• Reduksi Data

Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif.

Reduksi data merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan

membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data tersebut

xxx
dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan memudahkan dalam

penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data dan kompleksnya data,

diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan

untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan akhir.

Menurut Sugiyono, reduksi data adalah data yang diperoleh dari

lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.

Data yang direduksi di dalam proses reduksi data ini akan

memberikan gambaran yang lebih spesifik dan juga akan lebih dalam

mempermudah penelitian yang dilakukan seorang peneliti saat melakukan

pengumpulan data yang selanjutnya digunakan untuk mencari data

tambahan jika diperlukan.

Langkah langkah yang dilakukan dalam reduksi data antara lain

mengumpulkan data, pengelompokan data, dan mereduksi data. Dalam

tahap mereduksi data ini, ada beberapa hal yang juga harus perlu

dilakukan adalah melakukan seleksi, meringkas, dan menggolongkan.

xxxi
• Display Data atau Penyajian Data

Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari teknik

analisis data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan saat

sekumpulan data disusun secara sistematis dan mudah dipahami,

sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan.

Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif (berbentuk

catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui

penyajian data tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

• Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir

dalam teknik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi

data tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini

bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari

hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai

jawaban dari permasalahan yang ada.

Tahap akhir yang dilakukan dalam metode ini adalah penarikan

kesimpulan. Setelah semua tahapan dan langkahlangkah dilakukan

sampailah pada tahap terakhir yaitu penarikan kesimpulan dari data-data

tersebut. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan tujuan untuk menjawab

xxxii
rumusan masalah yang ditemukan peneliti. Apabila semua rumusan

masalah yang ditemukan peneliti telah terjawab, artinya penelitian telah

mencapai tujuan

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen menurut Suharsimi adalah alat bantu yang digunakan

oleh peneliti ketika mengumpulkan data. Tujuannya agar penelitian

sistematis dan mudah. Instrumen penelitian kuantitatif dan instrumen

penelitian kualitatif tidak sama. Dalam penelitian kualitatif, instrumen

pengumpulan data adalah peneliti itu sendiri. Artinya, peneliti yang

mengamati, menanyakan, mendengar, dan mengambil data penelitian.

Berikut ini adalah beberapa instrumen penelitian:

• Kuesioner atau Google form

Kuesioner adalah instrumen yang berisi daftar pertanyaan.

Biasanya digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari responden.

Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dibuat secara terstruktur

dan tidak.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah deret aktivitas yang dilakukan oleh

ilmuwan atau untuk mencapai hasil, tujuan dan kesimpulan secara

xxxiii
sistematis dan baku. Bisa dikatakan bahwa prosedur merupakan langkah

atau metode kegiatan untuk merampungkan suatu aktivitas, lebih tepatnya

metode yang pasti untuk mendapatkan solusi dari sebuah masalah

(penelitian). Prosedur atau alur penelitian yang dilakukan pada penelitian

ini terdapat tiga tahapan yakni persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.

Prosedur Masing-masing tahapan diuraikan sebagai berikut.

• Tahap persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal atau sebuah pemanasan

sebelum dimulainyapenelitian sesungguhnyaa.

a. Observasi awal Peneliti melakukan observasi atau pengamatan

untuk mengetahui apa yang akan diteliti dalam penelitian ini.

Setelah mendapatkan ide tentang apa yang harus diteliti,

peneliti akan mengembangkannya dan mencari lebih lanjut

mengenai informasi yang diteliti tersebut. Dalam penelitian ini,

masalah yang diteliti adalah Pengaruh Kecanduan Internet

Dengan Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 BULULAWANG.

b. Pemilihan dan pemantapan judul Peneliti mengajukan judul

yang telah dipilih kepada guru pembimbingnya.Beberapa judul

ditolak, setelah itu guru pembimbing akan memberikan arahan

xxxiv
judul yang benar. Setelah judul sudah disetujui, barulah

melakukan tahapan selanjutnya.

c. Menentukan topik dan masalah penelitian Peneliti menentukan

topik yang akan dibahas dan memberi batasan variabel-

variabel (ruang lingkup) yang akan dibahas dalam penelitian ini

supaya tidak keluar dari topik pembahasan. Peneliti juga akan

mencari dan menentukan permasalahan apa yang akan diteliti

dalam penelitian ini.

d. Menyusun pendahuluan Peneliti akan mulai menyusun bab 1

yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

• Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti turun kelapangan untuk

melakukan penelitian yang sesungguhnya. Dalam tahap

pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan seperti mengumpulkan

data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.

a. Pengumpulan data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang

digunakan adalah penyebab angket atau google form.

Penyebaran angket atau google form dilakukan dengan tujuan

xxxv
untuk mengumpulkan informasi tentang Pengaruh Kecanduan

Internet Dengan Prestasi Belajar Siswa SMAN 1

BULULAWANG.

b. Analisis data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis data model

interaktif. Pada model interaktif ini, langkah yang dilakukan

adalah mereduksi data, menyajikan data, memverifikasi dan

menarik kesimpulan.

c. Menyimpulkan hasil Penelitian menyimpulkan hasil penelitian

merupakan tahap akhir pada proses penyusunan penelitian ini.

Pada nantinya kesimpulan akan menjawab rumusan masalah

yang disajikan oleh peneliti.

• Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari proses

penelitian. Berikut adalah hal yang dilakukan pada tahap

penyelesaian.

1. Penyusunan laporan penelitian

Penyusunan laporan dilakukan untuk memaparkan

hasil penelitian secara sistematis, lengkap, dan urut.

2. Revisi laporan penelitian

xxxvi
Revisi laporan penelitian dilakukan untuk memperbaiki

kesalahan penulisan dalam laporan penelitian seperti

struktur kebahasaan, urutan dalam laporan, dan lain

sebagainya.

xxxvii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan, Pengaruh Kecanduan Internet Dengan Prestasi Belajar

Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG. Penelitian ini

menggunakan Google form yang berisi pertanyaan tentang waktu belajar

yang terdiri dari 10 pertanyaan lalu disebarkan kepada siswa kelas XII IPA

2 SMAN 1 BULULAWANG untuk dijadikan sampel penelitian. Yang terdiri

dari 30 sampel penelitian. Berikut ini hasil dan pembahasan penelitian :

Tabel 4.1

Responden berpotensi lupa waktu ketika sedang bermain internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 18 57,6%

Tidak 12 42,4%

Jumlah 30 100%

xxxviii
Data pada tabel 4.1 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.1 tentang responden berpotensi lupa waktu ketika

sedang bermain internet.Responden yang menjawab Ya sebanyak 18

orang dengan Presentasi 57,6%,menjawab Tidak sebanyak 12 orang

dengan presentase 42,4%.Maka hal ini menjadi menunjukkan Ya bahwa

siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden

berpotensi lupa waktu ketika sedang bermain internet.

xxxix
Tabel 4.2

Responden berpotensi sudah berusaha membatasi waktu untuk bermain

internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 28 93,9%

Tidak 2 6,1%

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.2 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.2 tentang responden berpotensi sudah berusaha

membatasi waktu untuk bermain internet.Responden yang menjawab Ya

sebanyak 28 orang dengan Presentase 93,9%,menjawab Tidak sebanyak

2 orang dengan Presentasi 6,1%.Maka hal ini menunjukkan Ya bahwa

siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden

berpotensi sudah berusaha membatasi waktu untuk bermain internet.

xl
Tabel 4.3

Responden berpotensi hidup terasa lebih nyaman saat sedang bermain

internet daripada tidak bermain internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 20 60,6%

Tidak 10 39,4%

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.3 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

xli
Berdasarkan tabel 4.3 tentang responden berpotensi hidup lebih nyaman

bermain internet daripada tidak bermain internet.Responden yang

menjawab Ya sebanyak 20 orang dengan Presentase 60,6%,menjawab

Tidak sebanyak 10 orang dengan Presentase 39,4%.Maka hal ini

menunjukkan Ya bahwa siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG

yang menjadi responden berpotensi hidup terasa lebih nyaman saat

sedang bermain internet

xlii
Tabel 4.4

Responden berpotensi waktu tidur tidak berkurang karena bermain

internet

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 9 30,3%

Tidak 21 69,7%

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.4 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.4 tentang responden berpotensi waktu tidur tidak

berkurang karena bermain internet.Responden yang menjawab Ya

sebanyak 9 orang dengan Presentase 30,3%,menjawab Tidak sebanyak

21 orang dengan Presentase 69,7%.Maka hal ini menunjukkan Tidak

bahwa siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi

responden berpotensi waktu tidur tidak berkurang karena bermain

internet.

xliii
Tabel 4.5

Responden berpotensi tidak merasa cemas jika sedang tidak bermain

internet.
Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 5 15,2%

Tidak 25 84,8%

Jumlah 30 100%

xliv
Data pada tabel 4.5 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.5 tentang responden berpotensi tidak merasa cemas

jika sedang tidak bermain internet.Responden yang menjawab Ya

sebanyak 5 orang dengan Presentase 15,2%,menjawab Tidak sebanyak

25 orang dengan Presentase 84,8%.Maka hal ini menunjukkan Tidak

bahwa siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi

responden berpotensi tidak merasa cemas jika sedang tidak bermain

internet.

xlv
Tabel 4.6

Responden berpotensi tidak kurang berkomunikasi dengan keluarga

ketika sering bermain internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 7 24,2%

Tidak 23 75,8%

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.6 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.6 tentang responden berpotensi tidak kurang

berkomunikasi dengan keluarga ketika sering bermain internet.Responden

yang menjawab Ya sebanyak 7 orang dengan Presentase

24,2%,menjawab Tidak sebanyak 23 orang dengan Presentase

75,8%.Maka hal ini menunjukkan Tidak bahwa siswa kelas XII IPA 2

SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden berpotensi tidak kurang

berkomunikasi dengan keluarga ketika sering bermain internet.

xlvi
Tabel 4.7

Responden berpotensi tidak merasa kesal jika berhenti bermain internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 7 18,2%

Tidak 23 81,8%

Jumlah 30 100%

xlvii
Data pada tabel 4.7 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.7 tentang responden berpotensi tidak merasa kesal

jika berhenti bermain internet.Responden yang menjawab Ya sebanyak 7

orang dengan Presentase 18,2%,menjawab Tidak sebanyak 23 orang

dengan Presentase 81,8%.Maka hal ini menunjukkan Tidak bahwa siswa

kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden

berpotensi tidak merasa kesal jika berhenti bermain internet.

xlviii
Tabel 4.8

Responden berpotensi tidak mengabaikan tugas sekolah agar dapat

menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain internet.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 5 18,2%

Tidak 25 81,85

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.8 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.8 tentang responden berpotensi tidak mengabaikan

tugas sekolah agar dapat menghabiskan waktu lebih banyak bermain

internet.Responden yang menjawab Ya sebanyak 5 orang dengan

Presentase 18,2%,menjawab Tidak sebanyak 25 orang dengan

Presentase 81,85%.Maka hal ini menunjukkan Tidak bahwa siswa kelas

XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden berpotensi

tidak mengabaikan tugas sekolah agar dapat menghabiskan lebih banyak

waktu untuk bermain internet.

xlix
Tabel 4.9

Responden berpotensi tugas tidak terlantar akibat menghabiskan terlalu

banyak waktu untuk bermain internet

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 7 24,2%

Tidak 23 75,8%

Jumlah 30 100%

Data pada tabel 4.9 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.9 tentang responden berpotensi tugas tidak terlantar

akibat menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain

internet.Responden yang menjawab Ya sebanyak 7 orang dengan

l
Presentase 24,2%,menjawab Tidak sebanyak 23 orang dengan

Presentase 75,8%.Maka hal ini menunjukkan Tidak bahwa siswa kelas XII

IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden berpotensu tugas

tidak terlantar akibat menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain

internet.

Tabel 4.10

Responden berpotensi konsentrasi tidak hilang saat melakukan tugas lain

karena memikirkan untuk online.

Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Ya 8 27,3%

Tidak 24 72,7%

Jumlah 30 100%

li
Data pada tabel 4.10 jika dituangkan dalam bentuk diagram lingkaran

adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.10 tentang responden berpotensi konsentrasi tidak

hilang saat melakukan tugas lain karena memikirkan untuk

online.Responden yang menjawab Ya sebanyak 8 orang dengan

Presentase sebanyak 27,3%,menjawab Tidak sebanyak 24 orang

dengan Presentase 72,7%.Maka hal ini menunjukkan Tidak bahwa siswa

kelas XII IPA 2 SMAN 1 BULULAWANG yang menjadi responden

berpotensi konsentrasi tidak hilang saat melakukan tugas lain karena

memikirkan untuk online.

lii
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari kegiatan penelitian atau dari berbagai pendapat siswa kelas

XII IPA 2 diperoleh hasil bahwa TIDAK terjadi kecanduan internet

terhadap prestasi belajar siswa.Meskipun mereka lupa waktu saat

menghabiskan waktu untuk internet,tetapi mereka juga membatasi

penggunaan internet.Mereka juga merasa nyaman saat bermain

internet,tetapi juga tidak mengurangi waktu tidur.Mereka tidak merasa

cemas saat berhenti menggunakan internet.Mereka tidak mengabaikan

tugas di sekolah dan mengerjakan tugas sekolah dengan tepat waktu

sehingga tidak menganggu prestasi belajar mereka.Mereka juga tidak

kehilangan konsentrasi saat mengerjakan tugas sekolah.Yang demikian

disimpulkan bahwa kecanduan internet dapat dibatasi sehingga tidak

menggangu prestasi belajar siswa.

liii
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Setiap siswa/siswi memiliki prestasi dalam belajar sehingga,para

siswa/siswi harus bisa menyesuaikan waktu bermain internet dengan

waktu belajar dengan tepat agar tidak terjadi kecanduan internet.

2. Pengaruh kecanduan internet dengan prestasi belajar siswa adalah

apabila siswa tidak membatasi penggunaan internet,siswa/siswi akan

mangalami kecanduan internet dan akan kesulitan dalam memahami

suatu pelajaran.Para siswa/siswoi harus bisa membatasi penggunaan

internet agar tidak mengganggu prestasi belajarnya.

3. Dari data yang diberikan dalam bab sebelumnya lebih banyak

siswa/siswi yang lupa waktu ketika sedang bermain

internet.Jadi,dapat disimpulkan bahwa penggunaan internet dapat

menyebabkan siswa/siswi sampai lupa waktu.

liv
5.2 Saran

1. Bagi para guru

Bagi guru,sebaiknya dapat memberikan layanan informasi tentang

penggunaan internet.Layanan ini bisa diberikan pada siswa/siswi saat

kelas X,dan XI,sehingga pada jenjang kelas yang lebih tinggi mereka

sudah tidak mengalami kecanduan internet dan mampu mengatur waktu

saat belajar agar memperoleh hasil yang maksimal

2. Bagi para siswa

Bagi siswa,sebaiknya mengenali penggunaan internet agar tidak

kecanduan itu penting.Siswa sebaiknya membatasi waktu bermain

internet.Selain membatasi penggunaan internet,siswa juga harus

mengenal waktu ketika belajar dan waktu ketika bermain

internet.Sehingga siswa dapat mengambil kelebihan/kekurangan internet

serta meningkatkan prestasi belajarnya.

lv
DAFTAR PUSTAKA

lvi
LAMPIRAN

lvii

Anda mungkin juga menyukai