Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

PENYALAHGUNAAN INTERNET DIKALANGAN SISWA


KELAS 11 SMA NEGERI 1 CILEUNGSI

Disusun oleh:

KELOMPOK 2 XI IPS 2
1. Antasena Januar
2. Nessakyara Emmelina Alviyanto
3. Nethanya Dicya Putri
4. Rionaldo

SMAN 01 CILEUNGSI
Jl. Pasar Lama No.66, Cileungsi, Kec. Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16820. Desa
Cileungsi. Telp,
(021) 832236 Email:
sman1cileungsi@yahoo.co.id
2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian yang berjudul “Penyalahgunaan Internet Dikalangan Siswa Kelas 11


SMAN 1 CILEUNGSI” telah disahkan dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh:

Guru Sosiologi Guru B.Indonesia

FITRI NUR KHOTIMAH, S.Pd SHANDY FAHRI AZMIE, S. Pd


NIP. 199304182022212014 NIP. 198708042022211013

Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Cileungsi

Drs. AGUS PURWANTO


196308171987031012

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penyalahgunaan Internet Dikalangan Siswa Kelas
11 SMA Negeri 1 Cileungsi” ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru mata
pelajaran Sosiologi yang telah memberikan tugas ini sebagai salah satu syarat mendapatkan nilai
untuk kenaikan kelas. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan penelitian ini.

Penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuannya, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan semoga penelitian ini dapat berguna
bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Cileungsi, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
1.3. Tujuan Masalah .......................................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................................6
2.1 Definisi ......................................................................................................................6
2.1.1 Internet .............................................................................................................6
2.1.2 Penyalahgunaan Internet ..................................................................................8
2.1.3 Siswa ................................................................................................................11
2.2 Teori ..........................................................................................................................11
2.2.1 Penyalahgunaan Internet ..................................................................................11
2.2.2 Siswa ................................................................................................................14
2.3 Ilmu Sosiologi ...........................................................................................................14
2.4 Hipotesis ...................................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................18
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................................18
3.2 Populasi Sampel ........................................................................................................18
3.3 Metodologi Penelitian................................................................................................18
3.4 Pengumpulan Data ....................................................................................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................21
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................21
4.2 Saran .........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................25

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan era globalisasi saat ini membuat penyebaran informasi melalui
internet sangat cepat, semua kalangan dapat mengakses internet dengan sangat mudah mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Dengan teknologi internet yang semakin maju ini dapat mendorong
dan memungkinkan penggunanya untuk saling berkomunikasi atau pun bertukar informasi
dengan orang terdekatnya. Informasi yang dapat diakses sangat beragam, mulai dari berita
terkini, hiburan maupun informasi yang bersifat pribadi seperti foto, video dan data diri. Melalui
kasus yang sederhana, Davidson (2011) dalam (Kurnia et al., 2017) juga menunjukkan bahwa
untuk bisa menggunakan internet dengan positif, anak-anak membutuhkan bimbingan orangtua
dan untuk dapat melakukan pembimbingan orang tua dituntut mempunyai kecakapan baik teknis,
pengetahuan, maupun emosi dalam mengakses berbagai informasi maupun hiburan melalui
internet. Namun, dampak negatif lebih dirasakan daripada dampak positif, khususnya anak dan
remaja yang sudah semakin candu dengan penggunaan media sosial. Dilihat dari kondisi saat ini
yang ada di masyarakat, banyak orang tua yang sudah memberikan akses handphone secara
bebas kepada anaknya tanpa pengawasan yang ketat dan tidak mengenal usia. Hal tersebut dapat
memudahkan anak untuk menerima informasi dari internet tanpa dapat memilih dan menyaring
terlebih dahulu.

Pada saat ini, dikalangan remaja internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Namun, tidak
semua remaja dalam memanfaatkannya dengan benar dan baik. Tidak sedikit remaja yang
menyalahgunakan dalam menggunakan internet sehingga berdampak buruk bagi dirinya dan
lingkungan disekitarnya. Masa remaja sendiri merupakan masa terpenting dalam rentang hidup
seseorang karena disaat saat tersebut sang anak mulai mencari jati diri, mencari banyak perhatian
dan juga mencari teman. Saat ini seringkali bagi mereka yang tidak aktif dalam bersosial media
akan dianggap tidak gaul dan ketunggalan jaman begitupun sebaliknya banyak remaja yang

1
menganggap semakin aktif dalam bersosial media maka akan dianggap keren dan gaul. Hal itu
menjadi akibat kalangan remaja menjadi sangat hiperaktif di media sosial.

Kecanduan akan internet di kalangan remaja menjadi masalah serius di Indonesia hal itu
dapat memberikan sejumlah dampak negatif, seperti menurunkan minat belajar, perubahan
mental dan perilaku, ketidakseimbangan emosi, halusinasi, hingga gangguan jiwa berat. Menurut
hasil penelitian Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Prof. Suryani,
S.Kp.,M.HSc.,Phd., menyebutkan 45 persen dari remaja yang ia teliti menggunakan internet
lebih dari enam jam sehari. Penggunaan internet yang lama tersebut adalah untuk kesenangan,
bukan untuk kepentingan belajar. Alasan remaja yang merasa kecanduan internet biasanya
disebabkan tidak adanya mendapat kepuasan diri ketika melakukan hubungan sosial secara
langsung atau face to face, maka dari itu mereka yang kecanduan internet harus bergantung pada
komunikasi Online untuk memenuhi kebutuhannya dalam berinteraksi dengan masyarakat lain
secara sosial.

Penggunaan Internet di Indonesia termasuk kalangan remaja tidak berfokus untuk


pencarian informasi. Data menunjukkan, dengan jumlah pengguna aktif internet sekitar 88,1 juta,
berbanding lurus dengan jumlah pengguna media sosial saat ini. Berdasarkan data APJII (2015),
ada sekitar 79 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Bila dibandingkan dengan
keseluruhan jumlah penduduk, ada sekitar 30 persen penduduk Indonesia yang menjadi
pengguna aktif media sosial. Menurut data terbaru dari riset Kemenkominfo dan UNICEF
mengenai “Perilaku Anak dan Remaja dalam Menggunakan Internet” menemukan bahwa 98
persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5 persen
diantaranya adalah pengguna Internet (Kemenkominfo, 2014). Di samping pengguna yang terus
meningkat, akses internet juga lebih mudah. Para pengguna internet di Indonesia cenderung
menggunakan perangkat mobile, dengan jumlah pengguna yang mengakses internet untuk media
sosial melalui perangkat mobile ada sekitar 66 juta orang.

Dengan terus berkembangnya internet semakin banyak sisi positif yang ditimbulkan dan
juga berbarengan dengan sisi negatif biasanya selalu ditandai dengan aksi penyebaran judi,
pornografi, narkoba harus dikenali dan harus dihindari oleh kalangan remaja dan orang tua yang

2
ikut dalam mengawasi karena jika tidak dikenali maka akan memberi dampak buruk bagi
kalangan masyarakat termasuk kalangan remaja. Bahaya internet bagi remaja dalam penyebaran
berita yang tidak pantas dilihat, misalnya pornografi, perjudian, ujaran kebencian, cyber bullying,
dan sebagainya. Dalam penyebaran tersebut menjadi candu bagi para pengguna internet yang
lainnya, dalam artian ini menjadi dampak negatif bagi kalangan remaja di era globalisasi masa
ini. Selain itu, kecanduan internet juga dapat menyebabkan munculnya masalah dengan keluarga,
hubungan antara orang tua dengan anak, hubungan dengan teman sebaya.

Hasil penelitian yang dilakukan Putri (2013) juga mengatakan dampak negatif dari
kecanduan internet yaitu menjadi boros, mengalami masalah fisik (mata lelah, pusing dan
mengantuk), menjadi acuh pada dunia nyata, tidak mengerjakan tugas hingga meninggalkan
pekerjaan. Young (dalam Kuss & Griffiths, 2011) mengungkapkan terdapat 5 tipe kecanduan
internet yaitu computer addiction (komputer game), information overload (web surfing), net
compulsion (online gambling dan online shopping 5 addiction), cybersexual addiction (online
pornography atau online sex), dan cyber relationship (seperti kecanduan terhadap status
hubungan online).

Kecanduan internet yang terjadi dikalangan anak-anak hingga usia remaja ini dapat
dicegah melalui dengan adanya pengawasan dari orang tua, hal ini dapat diterapkan dari anak
tersebut mendapat akses handphone. Pengawasan dari orang tua dapat dilakukan dengan cara
melakukan setting “parental controls” pada handphone yang digunakan sang anak. Parental
controls merupakan akses yang memungkinkan orang tua untuk membatasi penggunaan aplikasi
harian anak-anak, memblokir aplikasi tertentu, memblokir waktu seharian, menyetujui unduhan
aplikasi, dan lain sebagainya. Parental controls dapat mencegah masuknya berita-berita negatif
dan tidak pantas untuk dilihat seperti berita hoax, pornografi, judi online, dan sebagainya.
Edukasi ke siswa-siswi mengenai bahaya dari kecanduan internet juga diperlukan, dapat
dilakukan dengan cara sosialisasi. Antisipasi berinternet secara sehat yaitu dengan mewaspadai
virus baik Malware, Adware, Spyware dengan tidak sembarang mengunduh file dan
membiasakan diri untuk membaca petunjuk instalasi aplikasi/software. Kedua, tidak
menggunakan username dan password yang sama pada setiap media sosial yang dimiliki. Ketiga,
pastikan foto/video yang diposting tidak akan merugikan diri sendiri atau orang lain seperti

3
mengandung unsur intimidasi/mengancam pihak tertentu (SARA). Keempat, tidak merespon
email dari pengirim yang tidak dikenal (spam) dan tidak membuka link yang diberikannya
(Phishing). Kelima, tidak mempublikasikan hal pribadi di halaman terbuka seperti memposting
barang-barang berharga beserta kunci pengamannya. Keenam, tidak tergoda tawaran
penambahan teman, like, dan follower secara instan dan cepat karena berakibat dimanfaatkannya
akun pribadi oleh pihak yang mem-follow (Instagram). Serta yang terakhir jangan mengakses
konten ilegal, seperti pornografi, perjudian, rasisme, pelecehan SARA.

Remaja yang menggunakan internet dan juga media sosial perlu mendapat perhatian
khusus. Hal ini berpotensi bagi remaja untuk melakukan tindak kekerasan yang akibat terpaan
media sosial. Kontrol diri remaja yang masih labil membuat mereka mudah terpengaruh oleh
konten yang disajikan oleh media sosial.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Penyalahgunaan Internet Dikalangan Siswa Kelas 11 SMA Negeri 1 Cileungsi”

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan
berbagai masalah yang berkaitan dengan penyalahgunaan internet dikalangan remaja,
diantaranya sebagai berikut:
1. Apa dampak dari penyalahgunaan internet pada siswa kelas 11?
2. Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan?
3. Kenapa penggunaan internet dapat menyebabkan dampak negatif bagi siswa?

I.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan internet pada dikalangan siswa
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan yang dapat dilakukan

4
3. Untuk mengetahui alasan penggunaan internet dapat menyebabkan dampak negatif
dikalangan siswa

I.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat mengurangi kasus penyalahgunaan internet dikalangan


remaja dan dapat membuka kesadaran bagi berbagai kalangan khususnya bagi orang tua. Melalui
penelitian ini akan diperoleh informasi mendalam tentang dampak dari penggunaan internet
terutama bagi remaja. Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat diberikan, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kajian yang menjadi
pembahasan dalam penelitian ini
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti yang akan datang
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini mampu menjadi sumbangan bagi sekolah untuk mengembangkan
edukasi dan sosialisasi untuk menciptakan pengguna internet yang bijak bagi para
siswa
b. Penelitian ini mampu meningkatkan kesadaran siswa secara khusus sehingga
dapat menekan pengaruh buruk internet
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pembaca terkait tentang masalah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
internet dikalangan siswa.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi
2.1.1 Internet

Internet adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain untuk
keperluan komunikasi dan informasi. Internet juga dapat diartikan sebagai jaringan komunikasi
global yang terbuka dan menghubungkan jutaan atau milyaran jaringan komputer dengan
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi misalnya telepon, satelit, dan
sebagainya.

Menurut Purbo, pada dasarnya, internet merupakan berbagai jaringan atau sistem aplikasi
didalam sebuah wadah untuk menghubungkan beberapa nirkabel tertentu, seperti Website, VoIP.
Dan E-mail yang hingga kini masih dijadikan sebagai konsumsi publik,sekaligus masih dijadikan
sebagai acuan pokok oleh sebagian besar masyarakat saat menggunakan internet dan media
sosial (dalam Prihatna, 2005). Sedangkan, pengertian internet menurut segi ilmu pengetahuan
adalah sebuah perpustakaan besar yang di dalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran informasi
atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio, maupun animasi, dan lain lain dalam bentuk
media elektronik.

Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja.
Jika dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang sangat efektif dan efisien untuk
melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti di dalam lingkungan
perkantoran, tempat pendidikan, ataupun instansi terkait.

Peran internet dalam penyelenggaraan pendidikan makin menunjukkan kepentingannya.


Dalam beberapa tahun terakhir jumlah siswa yang terintegrasi pada jaringan internet semakin
meningkat. Murahnya internet dengan tumbuhnya gadget baru seperti wireless berbasis jaringan
melalui kartu prabayar dan luasnya penggunaan jaringan hot spot di sekolah-sekolah telah

6
memberikan harapan baru bahwa penggunaan internet sebagai sumber belajar akan terus
meningkat.
Adapun pengaruh Internet terhadap pelajar yaitu:

A. Perkembangan Fisik
Remaja pada usianya sedang mengalami pertumbuhan mulai dari bentuk tubuh, otak,
hormon dan lain-lain menuju fisik orang dewasa. Internet dapat merangsang
pertumbuhan seks seorang remaja. Situs pornografi yang berisikan konten berbahaya
secara tidak langsung merangsang pertumbuhan seksualitas remaja yang buruk. Upaya
pencegahan harus segera dilakukan. Kecanduan dalam menggunakan internet juga
mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh.

B. Perkembangan Sosial
Remaja adalah saat dimana mereka mulai dituntut bersikap mandiri dan harus dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Internet membantu remaja untuk melakukan
proses berkomunikasi dan bersosialisasi. Siapapun itu, berapa jauh jaraknya, kapanpun
dan dimanapun itu bukanlah halangan untuk bersosialisasi. Akan tetapi menurut berbagai
penelitian mengungkapkan bahwa seseorang yang kecanduan internet akan memiliki sifat
yang kurang peduli terhadap lingkungan, dan tidak mau bertatap muka langsung.

C. Perkembangan Kognitif
Remaja sudah mulai dapat menentukan berbagai aspek kognitifnya dan berkembang pola
berpikirnya seperti bagaimana ketika mereka menyelesaikan masalah, membuat rencana,
menuangkan ide-ide, dan menyikapi sebuah pilihan. Mereka mulai mempertimbangkan
dan mempertanyakan segala sesuatu yang akan dan sudah dilakukan. Internet dapat
membantu remaja dalam memperoleh informasi dan jawaban menghadapi suatu masalah.
Tetapi apabila seorang remaja telah kecanduan internet, maka internet akan dijadikan
satu-satunya sumber yang benar dalam menentukan segala hal. Seorang remaja tidak bisa
membedakan mana sesuatu yang nyata dan mana sesuatu yang maya.

7
D. Perkembangan Emosional
“Masa muda masa yang berapi-api” sepenggal lirik dari lagu bang haji Rhoma Irama
yang menjelaskan remaja memiliki tingkat emosi yang tinggi atau labil pada masanya.
Remaja sedang mencari tahu identitas dirinya. Internet terkadang menjadi pelampiasan
perasaan remaja seperti Facebook dan Twitter. Remaja dapat mencurahkan berbagai isi
perasaan tanpa dilarang sesuai dengan keinginannya. Adapun dampak yang dapat
mengganggu emosi remaja diantaranya dapat mengakibatkan gangguan mental.

2.1.2 Penyalahgunaan Internet

Internet memiliki beberapa dampak negatif yang cukup mengganggu kehidupan sehari-
hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan karena penyalahgunaan dari informasi dan
komunikasi ataupun disebabkan kurangnya pemahaman bagi pengguna dalam etika penggunaan
handphone dengan baik dan benar.

Teknologi informasi membutuhkan tanggung jawab agar tidak merugikan orang lain
secara langsung maupun secara tidak langsung. Namun pada kenyataanya penyalahgunaan
teknologi meningkat sehingga menyebabkan banyak insiden seperti aksi dan tindakan
mengancam, melecehkan, mempermalukan serta menghina. Teknologi mobile telah menarik
perhatian orang tua, psikologis sosial, dan lembaga-lembaga sekolah.

Berikut adalah beberapa bentuk dari penyalahgunaan internet di kalangan siswa/remaja


menurut para ahli:

A. Penyebaran Hoax
Berita hoax adalah berita bohong yang kebenaranya tidak dapat dipertanggungjawabkan
oleh siapapun bahkan oleh pembuatnya sendiri. Hoax dibuat seseorang atau sekelompok
orang dengan beragam tujuan, mulai dari sekedar main-main, hingga tujuan penipuan dan
politik berupa membuat propaganda atau pembentukan opini publik dan hasutan. Berita
bohong biasanya muncul ketika sebuah isu mencuat ke permukaan, namun banyak hal
yang belum terungkap

8
B. Cyberbullying
Cyberbullying merupakan suatu bentuk perilaku opresif terhadap orang lain dengan
karakteristik dan akibat yang sama. Cyberbullying adalah tindakan melukai dan
menyakiti orang lain atau melakukan kejahatan di internet dan teknologi lainnya.
Cyberbullying terjadi ketika seseorang menyakiti, melecehkan, menghina, dan mengejek
orang lain menggunakan media sosial di internet melalui ponsel atau perangkat elektronik
lainnya. Contohnya, termasuk mengunggah gambar tidak senonoh di media sosial,
mengirim pesan teks yang tidak penting berulang kali, dan menggunakan akun palsu
untuk melecehkan orang lain.
Cyberbullying tidak hanya satu jenis saja, terbagi menjadi 6 jenis sebagai berikut:
1. Flaming (Terbakar)
Tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata frontal dan
penuh amarah. Secara umum, tindakan flaming berupa provokasi, penghinaan,
mengejek, sehingga menyinggung orang lain.
2. Harassment (Gangguan)
Tindakan seseorang mengirim pesan-pesan berisi gangguan melalui sms, e-mail,
teks jejaring sosial dengan intensitas terus-menerus. Pelaku harassment biasanya
sering menulis komentar terhadap dengan tujuan menimbulkan kegelisahan.
Selain itu, harassment juga mengandung kata-kata hasutan agar orang lain
melakukan hal yang sama. Harassment merupakan hasil dari tindakan flaming
dalam jangka panjang.
3. Denigration (Pencemaran Nama Baik)
Tindakan dilakukan sengaja dan sadar mengumbar keburukan orang lain melalui
internet. Hingga akhirnya merusak nama baik dan reputasi orang yang
dibicarakan pada jejaring sosial tersebut.
4. Cyberstalking
Tindakan memata-matai, mengganggu, dan pencemaran nama baik terhadap
seseorang yang dilakukan secara intens. Dampaknya, orang yang menjadi korban
merasakan ketakutan besar dan depresi.

9
5. Impersonation (Peniruan)
Tindakan berpura-pura atau menyamar menjadi orang lain untuk melancarkan
aksinya mengirimkan pesan-pesan dan status tidak baik. Biasanya terjadi pada
jejaring sosial seperti instagram dan twitter menggunakan akun palsu.
6. Outing and Trickery
Outing merupakan tindakan menyebarkan rahasia orang lain. Outing berupa foto-
foto pribadi seseorang yang setelah disebarkan menimbulkan rasa malu atau
depresi. Sementara itu, trickery berupa tipu daya yang dilakukan dengan
membujuk orang lain untuk memperoleh rahasia maupun foto pribadi dari calon
korban. Dalam banyak kasus, pelaku outing biasanya juga melakukan trickery.

C. Pornografi
Saat ini istilah pornografi digunakan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang bersifat
seksual, khususnya yang dianggap berselera rendah atau tidak bermoral, apabila
pembuatan, penyajian atau konsumsi bahan tersebut dimaksudkan hanya untuk
membangkitkan rangsangan seksual. Pengertian pornografi dalam Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,
suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk
pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka
umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma
kesusilaan dalam masyarakat.

Dengan tidak terkendalinya penggunaan handphone dapat menyebabkan remaja-remaja


mengakses situs pornografi, hal ini bisa terjadi dikarenakan begitu banyak situs-situs
pornografi yang ada di internet berupa foto-foto maupun video, sehingga dapat
meresahkan berbagai pihak terutama keluarga.

Pornografi sering terjadi pada kalangan anak-anak dan remaja. Kemungkinan sifat anak-
anak dan remaja yang cukup lugu atau polos yang belum begitu tahu mana yang benar
dan salahmenjadikan mereka sebagai target dalam kejahatan ini. Disamping juga pelaku
ingin merusak moralitas generasi muda. Sangat memprihatinkan sekali karena pada usia

10
ini, anak-anak dan remaja sedang mengalami perkembangan pada bagian otak depan.
Sedangkan otak depan adalah pusat untuk melakukan perencanaan dan penilaian yang
akan memerintahkan tubuh melakukan sesuatu.

2.1.3 Siswa

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) secara umum berusia enam belas tahun sampai
dengan sembilan belas tahun dan berapa pada tahap perkembangan remaja. Masa remaja
merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang
mengandung perubahan besar pada kondisi fisik, kognitif dan psikososial. Pada penelitian ini
yang dimaksud siswa adalah individu yang berada pada kisaran usia 16-18 tahun yang berada di
kelas 11 pada tingkat sekolah menengah atas, lebih spesifiknya pada SMA Negeri 1 Cileungsi.

2.2 Teori

2.2.1 Penyalahgunaan Internet


Berikut ini beberapa dampak negatif dari Internet:
A. Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik.
B. Meningkatnya penipuan dan kejahatan cyber.
C. Konten negatif yang berkembang pesat.
D. Fitnah dan pencemaran nama baik secara luas.
E. Mengabaikan tugas dan pekerjaan.
F. Membuang-buang waktu untuk hal yang tak berguna.
G. Menurunnya prestasi belajar dan kemampuan bekerja seseorang.

Alo Liliweri juga mengemukakan terkait dampak penggunaan teknologi informasi ini.
Mengemukakan bahwa dalam banyak hal teknologi dapat menyederhanakan hidup manusia
selain itu juga dapat memperumit kehidupan manusia. Seperti, bentuk hiburan baru misalnya,
video game online dan akses internet dapat memungkinkan peluang efek sosial, peningkatan
peluang beberapa penyakit, pemisah sosial, dan kurangnya interaksi tatap muka.

11
Beberapa bentuk dari penyalahgunaan internet di kalangan siswa/remaja menurut para
ahli berupa:
A. Penyebaran Hoax
Beberapa poin teori berdasarkan analisa M. Khoirul Amin SH. S.Kom M. Kom tentang
mengapa berita hoax gampang sekali tersebar:
1. Hoax dibuat dengan provokatif dan menarik, sehingga orang yg membaca akan
merasa kebencian atau memiliki keinginan untuk berkomentar.
2. Setiap kita komentar pada link tersebut akan secara otomatis membuat search
engine media sosial meng-crawling dan merekam data tersebut.
3. Hoax tersebut diarahkan dengan emosi kita untuk menyebar kebenaran yang
sesungguhnya tentang hoax tersebut.
4. Dengan tindakan seperti itu, malah akan menaikkan rating postingan hoax
tersebut, karena Core Mesin Pencari pada semua media sosial secara otomatis
akan menaikkan rating berita yg paling banyak dilihat dan dikomentari oleh
pengguna.
5. Teori Auto Spamming (penyebaran link menggunakan postingan otomatis).
6. Tim SEO yang sengaja disewa atau dibayar untuk menaikkan rating pada link
hoax tersebut.

B. Cyberbullying
Menurut Gonzales, media sosial menyebabkan terjadinya cyberbullying. Media sosial
sebagai sebuah alat yang dirancang untuk tujuan komunikasi, kemudian digunakan secara
salah untuk merugikan orang lain. Menurut Fisher, penyalahgunaan teknologi mobile dan
jaringan media sosial menjadi permasalahan hampir diseluruh dunia. Teknologi mobile
memungkinkan manusia berkomunikasi kapanpun dan dimanapun. Hal yang paling terasa
pada anak-anak dan remaja yang memiliki telepon seluler dan komputer pribadi adalah
tersedianya akses informasi yang tidak terbatas dan memungkinkan mereka untuk
bertukar informasi.

12
Menurut Heirman Wannes, dan Walrave, Michele (2008), kejahatan cyber bullying dapat
digambarkan sebagai efek kokpit. Efek kokpit merupakan gambaran kurangnya
komunikasi antara pilot pesawat tempur dengan target pada peristiwa Perang Dunia II.
Pilot pesawat tempur membunuh ratusan orang, menghancurkan desa, dan menjatuhkan
bom. Pilot di kokpit tidak mengetahui penderitaan korban, sehingga pilot bisa membunuh
mereka tanpa mempengaruhi kondisi psikologisnya. Sangat mirip dengan kejahatan
cyber bullying, pelaku melakukan berbagai hinaan dan pelecehan tanpa berkomunikasi
langsung dengan korban sehingga tidak merasakan apa-apa.

C. Pornografi
Media internet memang sangat membantu manusia dalam kegiatan berkomunikasi dan
informasi. Akan tetapi jika disalahgunakan maka internet akan bertolak belakang atau
merusak. Berdasarkan hasil survey, Indonesia berada pada urutan ke tujuh (7) pengunduh
film porno terbesar di dunia. Pengunduh situs porno di Indonesia, didominasi oleh
pemuda, remaja bahkan anak dibawah umur. Kebanyakan situs porno di unduh melalui
warnet (warung internet), karena mereka takut ketahuan oleh orang tua jika mereka
melakukannya di rumah. Maraknya kasus-kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh
anak-anak dan remaja sepertiseks bebas, hamil diluar nikah, aborsi, pelecehan, dan
penyakit kelamin sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Berbagai dampak buruk dari
pornografi telah merusak moral generasi penerus bangsa terutama pelajar.

Menurut Galih Haidar dan Nurliana Cipta Apsari dalam “Pornografi Pada Kalangan
Remaja”, Ada banyak faktor yang menjadi penyebab bagi remaja untuk menonton video
porno, tetapi ada beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai faktor yang dominan.
Diantaranya adalah:
1. Kurangnya perhatian dan Pendidikan agama oleh keluarga.
2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik.
3. Tekanan psikologi yang dialami remaja.
4. Peranan media massa.
5. Gagal dalam studi/Pendidikan.
6. Perkembangan teknologi modern

13
2.2.2 Siswa

Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam
proses belajar mengajar dimana di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa
akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan belajarnya. Piaget menyatakan bahwa siswa sekolah menengah atas
berada pada tahap perkembangan kognitif operasional formal (Papalia Dkk, 2008:534).

Pengertian siswa dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah orang/anak yang sedang berguru
(belajar, bersekolah). Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005) pengertian siswa adalah orang
yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.
Sedangkan menurut Daradjat (1995) siswa adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi
dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu siswa membutuhkan bantuan
yang sifat dan contohnya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu
kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.

Dari beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan siswa adalah salah satu faktor yang
paling penting dalam dunia pendidikan dan untuk berjalanya sistem belajar-mengajar. Siswa
adalah orang yang datang kesekolah untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe
pendidikan.

2.3 Ilmu Sosiologi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sosiologi mempunyai arti sebagai
“pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang
struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.” Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi juga
termasuk ilmu abstrak atau tidak konkrit. Artinya, dia memperhatikan bentuk serta pola peristiwa
yang ada di masyarakat.

14
Penyalahgunaan internet dapat berupa hasil dari sifat adiksi. Kecanduan internet
merupakan keinginan yang tidak bisa terkendali untuk online, disertai dengan waktu yang
dihabiskan dalam jaringan, kegugupan dan agresi dalam situasi di mana Internet tidak dapat
diakses, dan gangguan progresif keluarga dan kehidupan sosial. Menurut American Psychiatric
Association (APA), definisi adiksi internet adalah ketidakmampuan untuk mengendalikan
penggunaan internet yang menyebabkan konsekuensi negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa aspek sosiologi yang dapat terkait dengan penyalahgunaan internet terhadap
siswa diantaranya dapat meliputi:
1. Mengabaikan kehidupan sosial
Individu mengabaikan kehidupan sosialnya, yaitu sengaja mengurangi kegiatan
sosial atau rekreasi demi mengakses internet. Individu yang banyak menggunakan
waktunya untuk melakukan aktivitas yang ada kaitannya dengan internet, akan
mengurangi aktivitasnya di luar aktivitas yang berkaitan dengan internet.

2. Konflik
Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan
lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya
(pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi), konflik yang terjadi dalam dirinya
sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan
karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet, dan juga bisa
menyebabkan konflik antar-individu atau kelompok karena dampak dari
penyalahgunaan internet pada remaja bisa menimbulkan konflik dengan orang
lain, contohnya dengan orang tua, dengan teman sebaya, atau pun dengan orang
yang tidak kita kenal di internet misalnya dengan ujaran kebencian, cyberbullying,
dll.

Menurut Salicetia (2015), kecanduan internet dapat diklasifikasikan dalam beberapa


jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Cybersexual Addiction

15
Termasuk ke dalam cybersexual addiction antara lain adalah individu yang secara
kompulsif mengunjungi situs-situs khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang
berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam
pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.

2. Cyber-Relationship Addiction
Cyber-relationship addiction mengacu pada individu yang senang mencari teman
atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam
layanan chat room dan sering kali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan
pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.

3. Net compulsions
Yang termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja
online, dan perdagangan online.

4. Information Overload
Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif juga
dikenal sebagai kecanduan informasi yang berlebihan. Banyaknya informasi di
internet menciptakan perilaku kompulsif baru yang terkait dengan berselancar
web atau pencarian basis data. Orang kecanduan menggunakan lebih banyak
waktu untuk mencari dan mengatur data. Kecenderungan obsesif-kompulsif dan
pengurangan produktivitas kerja yang terkait dengan jenis kecanduan.

5. Computer Addiction
Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang
bersifat obsesif. Di tahun 80-an, permainan komputer seperti Solitaire dan
Minesweeper yang diprogram ke dalam komputer dan peneliti menemukan bahwa
perilaku obsesif permainan komputer menjadi bermasalah dalam organisasi.

2.4 Hipotesis

16
1. Diduga adanya dampak dari penyalahgunaan internet pada siswa kelas 11 di SMA Negeri
1 Cileungsi.
2. Diduga adanya upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyalahgunaan internet
pada siswa kelas 11 di SMA Negeri 1 Cileungsi.
3. Diduga bahwa penggunaan internet dapat menyebabkan dampak negatif bagi siswa kelas
11 di SMA Negeri 1 Cileungsi.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulai mei 2023, dan lokasi yang digunakan
untuk penelitian ini yaitu di Cileungsi, tepatnya di lingkungan SMAN 1 Cileungsi. Kami
memilih SMAN 1 Cileungsi sebagai lokasi penelitian dikarenakan lokasinya yang sangat dekat.

3.2 Populasi Sampel

Menurut Sugiyono (2010:115) mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dalam
proposal ini adalah siswa kelas 11 di SMAN 1 Cileungsi yang menggunakan internet. Menurut
Sugiyono, (2017:81) sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam
penelitian, dimana populasi merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.

3.3 Metodologi Penelitian

Proposal ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara dan secara
langsung. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data
yang bersifat deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan
sebagainya. Metodologi penelitian dengan metode kualitatif terpilih karena dengan metode ini,
dapat mengetahui cara pandang objek penelitian lebih mendalam, yang tidak bisa diwakili
dengan angka-angka statistik. Jika subyek kita ubah menjadi angka-angka statistik, maka akan
kehilangan sifat subjektif dari perilaku manusia.

18
3.4 Pengumpulan Data

Salah satu rangkaian penting dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data, yang
merupakan unsur penting dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk
itu, keberhasilan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung kepada ketelitian, kelengkapan
catatan lapangan dan keterbukaan antara peneliti dengan responden. Untuk itu, sejalan dengan
pendapat Nasution (1988:56-89) menyebutkan bahwa catatan lapangan tersebut disusun melalui
teknik observasi dan wawancara.

Menurut Sugiyono (2017: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam rangka
mengumpulkan data-data dan informasi yang berkenaan dengan penelitian tentang
“Penyalahgunaan Internet Dikalangan Siswa Kelas 11 SMA Negeri 1 Cileungsi”, maka peneliti
menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, dan wawancara.
1. Observasi
Menurut Nana Sudjana (1989) observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014:204)
observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Dalam
penelitian observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, maksudnya
peneliti mengamati sekaligus berperan serta dalam kegiatan yang dilakukan
responden. Peneliti berpartisipasi dalam kegiatan responden tidak sepenuhnya
artinya dalam batas tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan
antara kedudukan peneliti sebagai orang luar (pengamat) dan sebagai orang yang
ikut berpartisipasi dalam lingkungan pendidikan responden. Peneliti
menggunakan metode ini untuk mengamati baik secara partisipasi maupun non
partisipasi untuk mengetahui perilaku secara konkret, terutama tentang
penyalahgunaan internet.

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang

19
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara menurut
Abdurrahman Fatoni. (Op-Cit, 105). Dengan melakukan wawancara secara
langsung ini, kami jadi lebih mudah dan lebih jelas mengenai informasi yang
didapatkan dari narasumber. Karena kami mewawancarai narasumber secara
langsung atau turun langsung ke lapangan tanpa adanya perantara

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data data diatas bahwa konflik sosial tidak hanya disebabkan oleh manusia yang
bertemu langsung, penyalahgunaan internet juga bisa menyebabkan konflik contohnya
berkomentar dengan kata kata kasar dan rasis.

Bisa kita simpulkan bahwa penyalahgunaan internet bisa Pengaruh media internet
terhadap perilaku siswa memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif khususnya dalam
menambah ilmu pengetahuan seperti dalam mengerjakan tugas sekolah, media internet bisa
digunakan untuk mencari jawaban dari soal-soal yang sukar dan tidak diketahui, penambah relasi
atau teman dalam penggunaan facebook atau jejaring sosial, dan siswa juga bisa belajar menulis
suatu artikel atau karya tulis. Dampak negatifnya, siswa lupa akan waktu jika bermain media
internet seperti game online dan siswa juga dengan mudahnya membuka situs-situs pornografi.

Berikut ini dampak-dampak penyalahgunaan internet:


1. Pornografi dan Pornoaksi
Hal yang paling buruk dari semua dampak negatif internet bagi kaum pelajar yang
masih SMP dan SMA adalah konten dewasa. Terlebih lagi masa mereka adalah
masa pubertas yaitu masa dimana terjadi pematangan fisik, psikis dan fungsi
seksual. Sudah pasti jika melihat hal tersebut akan membuat mereka penasaran
dan lama-lama akan kecanduan.

2. Kecanduan game online


Kami percaya bahwa game tidak sepenuhnya buruk. Karena game juga bisa
merangsang nalar dan otak untuk berkembang. Namun game akan berdampak
buruk jika sudah memberikan candunya. Membuat kita bermain seharian tanpa
kenal waktu.

21
Kecanduan game akan membuat kita tidak mempedulikan kesehatan, rela
begadang sampai larut malam hanya untuk push rank, malas belajar, dan lebih
parahnya melakukan segala hal demi untuk bisa bermain game

3. Kemauan membaca dan belajar menurun


Ini adalah dampak negatif internet yang terjadi secara tidak langsung. Para pelajar
secara perlahan akan kehilangan minat untuk belajar maupun membacanya.
Mereka lebih suka menonton daripada membaca karena lebih keren dan
menyenangkan.

Contoh konkritnya adalah pelajar yang sudah diberikan HP. Banyak orang tua
mengeluh peringkat anaknya di sekolah menurun karena hal ini. Ini membuktikan
bahwa internet berdampak buruk jika tanpa pengawasan dan arahan.

4. Perilaku sosial menyimpang dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar


Perilaku menyimpang ini berupa pelajar tersebut kurang atau malas bergaul
dengan teman maupun lingkungan disekitarnya. Mereka cenderung menyendiri,
lebih asik berselancar di dunia maya. Kurang peduli terhadap orang lain maupun
lingkungan disekitarnya.

Contoh faktualnya adalah banyak remaja sekarang yang nongkrong bareng tapi
semua nya asik bermain hp. Kebanyakan justru tidak berinteraksi dengan teman
yang ada didekatnya. Mereka asyik bermain gadgetnya masing-masing. Selain itu
kebanyakan pelajar sekarang kurang PD jika tidak membawa hp. Mereka merasa
bahwa separuh hidupnya tidak lengkap tanpa adanya HP.

5. Belajar istilah kata-kata kasar


Pelajar adalah generasi yang mudah mengikuti tren. Sedangkan dunia maya
adalah dunia yang penuh cacian. Jangan sampai pelajar tersebut ikut arus dan
mulai belajar untuk mencaci orang lain. Sehingga perilaku ini terbawa ke dunia

22
nyata. Bahkan ironisnya terkadang ada pelajar remaja yang tanpa rasa bersalah
memaki orang tuanya sendiri

5.2 Saran

Sebaiknya kita dari sekarang mengurangi menggunakan internet dan lebih


mengutamakan bersosialisasi dengan orang lain secara langsung

Berikut ini cara agar mengurangi penggunaan internet sebagai berikut:


1. Menekuni minat dan hobi yang tidak menggunakan internet
Kamu dapat melakukan kegiatan lain seperti berolahraga, menyanyi, memasak, menari,
bermain musik, mengikuti kegiatan organisasi di tempat ibadah atau di lingkungan
rumah, dan lainnya.

2. Bicarakan kondisi kecanduanmu


Bicarakan kondisimu pada orang tua, guru, atau seorang profesional (misal psikiater dan
psikolog) yang dapat membantu kamu mengatasi kecanduan internet.

3. Batasi penggunaan waktu internetmu


Penggunaan internet kurang dari 3 jam/hari untuk bermain daring atau media sosial dapat
membantu mengurangi kecanduan internet.

4. Menghapus Aplikasi yang Kurang Berguna


Untuk mengurangi waktumu bermain internet, kamu dapat menghapus aplikasi-aplikasi
yang kurang berguna

5. Menonaktifkan Pemberitahuan (Notifikasi)


Untuk mengurangi keinginan terus-menerus bermain internet dan membuka akun, kamu
dapat menonaktifkan pemberitahuan dari games, email atau media sosial yang masuk ke
gawaimu.

23
6. Membuat Perjanjian Penggunaan Internet Orang Tua dan Remaja
Untuk meningkatkan tanggung jawab remaja maka orang tua dan remaja dapat membuat
perjanjian penggunaan internet yang disepakati bersama.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi Iceu. (26 September 2019). Antisipasi Cyber Crime Kalangan Pelajar, Diskominfo
Banten Beri 7 Tips Jitu (https://diskominfo.bantenprov.go.id/post/antisipasi-cyber-crime-
kalangan-pelajar-diskominfo-banten-beri-7-tips-jitu)
2. Dudi Iskandar dan Muhamad Isnaeni. (Tahun 2017) Penggunaan Internet Dikalangan
Remaja di Jakarta
(https://journal.lspr.edu/index.php/communicare/article/download/59/42/167)
3. Najwa Fitrati Laila Sodiq. (30 Desember 2021) Internet Berbahaya bagi Kalangan
Remaja (https://www.kompasiana.com/najwasodiq6286/61cdc5ff9bdc4056651d5786/
internet-berbahaya-bagi-kalangan-remaja)
4. Siti zulaiha, Sagiman, Mutia. (Tahun 2019) Edukasi Literasi Informasi bagi Anak dan
Remaja Untuk Meminimalisir Penyalahgunaan Media Jejaring Sosial
(http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1514689&val=4978&title=EDUKASI%20LITERASI%20INFORMASI
%20BAGI%20ANAK%20DAN%20REMAJA%20UNTUK%20MEMINIMALISIR
%20PENYALAHGUNAAN%20MEDIA%20JEJARING%20SOSIAL)
5. Artanti Hendriyana. (26 Januari 2023) Remaja Beresiko Kecanduan Internet, Perlu Sadari
Dampak Negatifnya (https://www.unpad.ac.id/2023/01/remaja-berisiko-kecanduan-
internet-perlu-sadari-dampak-negatifnya/)
6. Royatul Aminah. (20 Oktober 2021) Bahaya Internet bagi Remaja
(https://jurnalpost.com/bahaya-internet-bagi-remaja/26806/)
7. M Khoirul Amin. (11 September 2017) Beberapa Analisa dan Teori Penyebaran Hoaks
(https://www.kompasiana.com/bloggerpolri/59b66c702d622c4ea22e2d12/beberapa-
analisa-dan-teori-penyebaran-hoax)
8. Gandys Ajeng. (15 Juni 2022) Dampak Berita Hoax Pada Masyarakat
(https://www.kompasiana.com/gandysajeng1847/62aa0798fdcdb459ce1f3106/dampak-
berita-hoaks-pada-masyarakat)
9. Maryam Alvin Azzulfa. (15 Januari 2021) Analisis Hubungan Ketergantungan Gadget
Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat

25
(https://www.kompasiana.com/maryamalvinazzulfa/6000cff08ede484d2428f6a3/analisis-
hubungan-ketergantungan-gadget-terhadap-perubahan-perilaku-sosial-masyarakat)
10. Muchlisin Riadi (28 Januari 2021) Kecanduan internet
(https://www.kajianpustaka.com/2021/01/kecanduan-internet.html?m=1#:~:text=Menurut
%20Young%20%282010%29%2C%20aspek-aspek%20kecanduan%20internet
%20adalah%20sebagai,Mengabaikan%20kehidupan%20sosial%20%28neglect%20to
%20social%20life%29.%20)
11. Dea Fitriyani. (27 Desember 2021) Bahaya Internet bagi Remaja
(http://news.upmk.ac.id/home/post/bahaya.internet.bagi.remaja..html)

26

Anda mungkin juga menyukai