Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH INTERNET DI ERA DIGITAL TERHADAP

PEMBENTUKAN POLA PIKIR GENERASI MUDA DI INDONESIA

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia


yang diampu oleh Rika Widawati, S.S, M.Pd.

disusun oleh:
Ibnu Fadhilah NIM 2300613
Julian Dwi Satrio NIM 2300484
Naufal Fakhri Al-Najieb NIM 2309648
Nuansa Bening Aura J. NIM 2301410
Qalam Noer Fazrian NIM 2304746

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas segala
rahmat dan nikmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengaruh Internet di Era Digital Terhadap Pembentukan Pola Pikir
Generasi Muda di Indonesia”. Dalam penyusunannya, kami mendapatkan banyak
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Rika Widawati, S.S, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah


Pendidikan Bahasa Indonesia yang rela membagi waktu untuk bimbingan.
2. Ibu dan Ayah yang selalu mendoakan dan memberi semangat dengan
tulus.
3. Teman-teman kelas KOM-1C2 yang hebat, terima kasih sudah saling
membantu dan mendukung.
4. Yang terbaik, teman-teman angkatan 23 yang senantiasa membantu untuk
menjadi responden.

Makalah ini membahas bagaimana internet mempengaruhi pemikiran, nilai-nilai


dan perilaku generasi muda di Indonesia. Kami juga akan menyoroti dampak
positif dan negatif yang dapat timbul dari paparan mereka terhadap berbagai
konten di dunia maya.

Kami jauh dari kata sempurna, sebagai penulis kami menyadari banyak
kekurangan pada makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik dari pembaca sangat
diharapkan agar menjadi makalah yang terbaik. Kami juga berharap semoga
makalah ini mampu memberikan pengetahuan serta acuan tentang pengaruh
internet terhadap generasi muda.

Bandung, 20 Oktober 2023

Kelompok 7
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian......................................................................................3
E. Metodologi Penelitian..................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................5
A. Kajian Teoritis.............................................................................................5
1. Pengertian Internet.................................................................................5
2. Cara Kerja Internet................................................................................6
3. Sejarah Internet dan Perkembangannya di Indonesia......................10
4. Peran Internet secara Global...............................................................11
5. Pengertian Era Digital..........................................................................13
6. Digital Mindset......................................................................................14
7. Pengertian Generasi Muda...................................................................16
8. Perbandingan Generasi Muda Sekarang dengan Generasi
Sebelumnya...................................................................................................19
9. Pengaruh Internet di Era Digital Terhadap Pembentukan Pola Pikir
Generasi Muda di Indonesia........................................................................21
10. Perbandingan Pengaruh Internet Pada Pembentukan Pola Pikir
Generasi Muda di Indonesia dengan Negara-Negara Lain......................22
11. Tantangan dan Solusi yang Dihadapi Generasi Muda Akibat
Pengaruh Internet dan Era Digital.............................................................24
B. Pembahasan...............................................................................................25
BAB III PENUTUP.............................................................................................46
A. Simpulan....................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................47
Daftar Pustaka......................................................................................................48
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah mengalami perubahan
drastis dengan masuknya era digital. Salah satu revolusi yang paling
signifikan adalah perkembangan teknologi internet. Internet telah
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara kita
berkomunikasi, bekerja, berbelanja, dan mengakses informasi. Di
Indonesia, perkembangan teknologi internet juga telah mengubah
paradigma masyarakat dalam berbagai hal. Generasi muda di Indonesia
adalah kelompok yang pertama kali tumbuh dewasa di tengah-tengah
kemajuan teknologi digital dan internet. Mereka telah tumbuh dengan
akses tak terbatas ke informasi, jejaring sosial, konten multimedia, dan
berbagai aplikasi teknologi. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memahami bagaimana pengaruh internet di era digital telah membentuk
pola pikir generasi muda di Indonesia.
Pengaruh internet pada generasi muda Indonesia mencakup
berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, budaya, komunikasi,
perilaku sosial, dan pandangan dunia. Generasi muda tidak hanya menjadi
konsumen internet, tetapi juga menciptakan konten, berkolaborasi secara
daring, dan bahkan terlibat dalam gerakan sosial yang didorong oleh
teknologi. Internet telah memberi mereka akses kepada informasi global,
memungkinkan mereka berpartisipasi dalam diskusi global, dan membuka
peluang baru dalam berbagai bidang, mulai dari kewirausahaan hingga
aktivisme sosial.
Namun, internet juga membawa tantangan dan potensi dampak
negatif, seperti penyebaran informasi palsu, cyberbullying, dan
ketidakamanan dalam dunia maya. Oleh karena itu, penting untuk
mengkaji secara lebih mendalam pengaruh internet di era digital terhadap
pembentukan pola pikir generasi muda di Indonesia untuk dapat

1
mengidentifikasi potensi dampak positif dan negatifnya serta upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan yang positif.
Melalui penelitian ini, diharapkan akan dapat lebih memahami
bagaimana internet telah membentuk pola pikir generasi muda di
Indonesia, sehingga dapat memberikan dasar bagi perbaikan kebijakan,
pengembangan pendidikan, dan inisiatif lainnya yang bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan positif dan pembentukan karakter generasi muda
dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital ini.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam masalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah internet di era digital mempengaruhi pembentukan
pola pikir generasi muda di Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh internet
terhadap pembentukan pola pikir generasi muda di Indonesia?
3. Apa dampak positif dan negatif pengaruh internet terhadap
pembentukan pola pikir generasi muda di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dalam
penelitian ini untuk
1. memahami bagaimana cara internet mempengaruhi pola pikir pada
generasi muda di Indonesia.
2. menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan internet
dapat mempengaruhi pembentukan pola pikir pada generasi muda
di Indonesia.
3. mengetahui dampak penggunaan internet pada generasi muda di
Indonesia.

2
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penilitian ini diharapkan dapat memilki manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan tentang pengaruh dari penggunaan
internet pada pembentukan pola pikir generasi muda di
Indonesia kepada khalayak.
b. Memberikan pandangan baru mengenai kecanduan internet
dan hal-hal yang mempengaruhinya.
c. Data yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam
mengakses internet.

2. Manfaat Praktisi
a. Dapat digunakan sebagai bahan pengkajian dan referensi
belajar lebih dalam bagi mahasiswa mengenai Pengaruh
Internet di Era Digital Terhadap Pembentukan Pola Pikir
Generasi Muda di Indonesia.
b. Dapat digunakan sebagai panduan bagi orang tua, guru, dan
masyarakat dalam memahami perubahan perilaku dan pola
pikir generasi muda di Indonesia yang disebabkan oleh
internet. Hal ini dapat membantu mereka dalam
membimbing generasi penerusnya agar dapat
memanfaatkan internet dengan sebaik-baiknya dan
terhindar dari risiko-risiko buruk yang disebabkan oleh
internet.
c. Membantu generasi muda untuk memanfaatkan internet
secara positif dan menghindari dampak negatifnya.
d. Memberikan dasar bagi perbaikan kebijakan,
pengembangan pendidikan, dan inisiatif lainnya yang

3
bertujuan untuk mendukung pertumbuhan positif dan
pembentukan karakter generasi muda dalam menghadapi
tantangan dan peluang di era digital ini.

E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami
bagaimana internet mempengaruhi pembentukan pola pikir generasi muda
di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
jumlah responden sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang
merupakan mahasiswa UPI angkatan 2023 dari berbagai jurusan untuk
memperoleh hasil yang representatif. Data yang diperoleh akan diolah dan
dianalisis menggunakan teknik statistik dengan menggunakan metode
deskriptif untuk menjelaskan pengaruh Internet terhadap pembentukan
pola pikir generasi muda di Indonesia. Hasil penelitian nantinya akan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk memudahkan pemahaman
dan interpretasi data.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Internet
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), internet
didefinisikan sebagai jaringan komunikasi elektronik yang
menghubungkan berbagai fasilitas komputer di seluruh dunia.
Jaringan ini terstruktur dan terorganisir melalui saluran telepon
atau satelit.
Internet memungkinkan akses ke berbagai layanan dan
sumber daya, seperti situs web, email, obrolan online, media sosial,
streaming video, dan banyak lagi. Lebih dari sekadar alat, internet
telah menjadi fondasi bagi pertukaran informasi global, penelitian,
belanja online, pendidikan jarak jauh, dan beragam aspek
kehidupan sehari-hari. Melalui internet, orang dapat terhubung
dengan sesama di seluruh dunia, memfasilitasi pertukaran
informasi dan komunikasi global.
Menurut Strauss, El-Ansary, dan Frost (2003: 8), internet
merupakan seluruh jaringan yang saling terhubung, di mana
beberapa komputer menyimpan file seperti halaman web yang
dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer. O'Brien (2003: 10)
mendeskripsikan internet sebagai jaringan komputer yang pesat
berkembang, menghubungkan bisnis, pendidikan, dan jaringan
pemerintahan dari lebih dari 200 negara.
Allan (2005: 12) dalam buku mengartikan internet sebagai
sekumpulan jaringan komputer yang terhubung fisik dan memiliki
kemampuan membaca dan menguraikan protokol komunikasi
tertentu, yaitu Internet Protocol (IP) dan Transmission Control
Protocol (TCP). Protokol tersebut adalah spesifikasi sederhana
tentang cara komputer bertukar informasi.

5
Ahmadi dan Hermawan (2013: 68) menyatakan bahwa
internet adalah jaringan komunikasi global yang menghubungkan
semua komputer di dunia, meskipun dengan sistem operasi dan
mesin yang berbeda. Sarwono (2012: 17) menambahkan, "Internet
merupakan sekumpulan jaringan global tanpa satu pun individu,
kelompok, atau organisasi yang bertanggung jawab untuk
menjalankannya."

2. Cara Kerja Internet


Cara kerja internet melibatkan pengiriman data dalam
bentuk paket-paket ke berbagai alamat IP (Internet Protocol)
melalui jaringan komputer yang sangat kompleks. Sejak menjadi
inti dari revolusi teknologi informasi, internet telah mengubah
paradigma cara orang bekerja, berkomunikasi, berinteraksi, dan
mengakses informasi di seluruh dunia.
Secara umum, ada dua komponen utama yang mendukung
fungsionalitas Internet, yaitu Paket dan Protokol. Dalam jaringan,
data yang ditransmisikan melalui internet dikirim melalui
segmen/potongan kecil yang kemudian diterjemahkan menjadi bit,
dan paket-paket tersebut dialihkan ke titik akhir (tujuan) melalui
perangkat jaringan yang berbeda seperti router atau switch.
Kemudian, setelah paket tiba di pihak penerima, potongan kecil
data tersebut dikumpulkan kembali untuk menggunakan atau
memeriksa data yang dimintanya. Itu sebabnya mereka digunakan
untuk mendorong kemudahan dalam jaringan dan data besar dapat
dengan mudah dikirim dengan mengirimkan unit kecil dan seluruh
proses pengiriman/penerimaan bit kecil ini dikenal sebagai Packet
Switching.
Protokol adalah metode standar untuk melakukan tugas-
tugas tertentu dan memformat data sehingga dua atau lebih
perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain. penjelasan lebih
rincinya sebagai berikut:

6
a. Ethernet – Jika kedua sistem terhubung melalui jaringan
yang sama
b. IP (Internet Protocol) – untuk menerima dan mengirim
paket dari jaringan ke jaringan
c. TCP (Transmission Control Protocol) – Untuk memastikan
bahwa paket-paket tersebut berhasil tiba dalam urutan yang
sama.
d. HTTP (HyperText Transfer Protocol) – untuk memformat
data melalui situs web dan aplikasi
Ketika pengguna mengetik kata “Google” dari sebuah web
browser dari membuka browser web hingga mengunjungi situs
web, semuanya terjadi dengan metode khusus yang akan kita
periksa dalam 5 langkah mudah ini.
a. Pertama, pengguna harus menghubungkan sistem atau PC
dengan router atau modem apa pun untuk membuat
koneksi. Koneksi ini merupakan basis dari koneksi internet.
b. Saat pengguna membuka browser dan mulai mengetik
sesuatu seperti “www.google.com”, sistem akan
mengirimkan perintah kueri ke ISP (Penyedia Layanan
Internet) pengguna yang terhubung dengan server lain yang
menyimpan dan memproses data.
c. Sekarang, browser web akan mulai mengindeks URL yang
pengguna masukkan dan akan mengambil detailnya dalam
format numerik (dalam bahasanya sendiri untuk
mengidentifikasi alamat (unik) yang ingin pengguna
hubungi.
d. Selanjutnya, sekarang browser pengguna akan mulai
mengirimkan permintaan HTTP ke tempat pengguna
mencoba menjangkau dan mengirimkan salinan situs web
ke sistem pengguna. Catatan: Server akan mengirimkan
data dalam bentuk paket kecil (dari website ke browser)

7
e. Setelah semua data (paket kecil) diterima di sisi pengguna
(PC/Laptop), browser akan mulai mengatur semua paket
kecil tersebut dan kemudian akan membentuk file kolektif
(di sini, browser akan mengumpulkan semua paket kecil
dan atur ulang seperti puzzle) dan kemudian pengguna akan
dapat melihat konten situs web tersebut.
Terdapat beberapa mode untuk terhubung ke internet
diantaranya sebagai berikut:
a. DSL: Teknologi ini (Digital Subscriber Line) menggunakan
koneksi Broadband yang sedang tren beberapa tahun
terakhir. ISP pengguna akan menghubungkan lokasi
pengguna dengan bantuan kabel telepon meskipun
pengguna memiliki telepon.
b. Dial-Up: Orang-orang biasa menghubungkan sistem
mereka dengan bantuan koneksi dial-up, dan ini adalah
salah satu jenis koneksi Internet paling lambat. Ini
digunakan untuk mengaktifkan konektivitas internet dengan
bantuan koneksi telepon dan pengguna harus memiliki
banyak koneksi barulah mereka dapat menggunakan
koneksi Dial-up.
c. Koneksi TV Kabel: Ini digunakan untuk menghubungkan
sistem pengguna ke Internet, dan untuk itu, pengguna, ISP
akan menghubungkannya melalui kabel TV kabel. Ini juga
menggunakan teknologi Broadband dan pengguna tidak
perlu memiliki koneksi Kabel untuk itu. Kabel dianggap
paling mudah diakses dan lebih cepat dibandingkan dial-up
dan DSL yang kita miliki untuk koneksi.
d. Satelit: Ia juga menggunakan teknologi broadband tetapi
tanpa berinteraksi dengan koneksi kabel apa pun. Oleh
karena itu, ia terhubung secara nirkabel dengan bantuan
satelit dan ini memungkinkan ketersediaannya di mana saja

8
di dunia. Oleh karena itu, karena mewah dan mudah
diakses, ia memiliki beberapa kelemahan:
 Dapat terjadi gangguan jaringan jika cuaca tidak
stabil karena terhubung melalui satelit.
 Konektivitasnya tidak stabil dan dianggap lebih
lambat dibandingkan dengan DSL atau koneksi
kabel.
e. 3G/4G/5G: Ini adalah teknologi zaman baru di seluruh
dunia. Ini terhubung secara nirkabel melalui ISP yang
berbeda dan banyak digunakan di telepon seluler. Tapi
mereka tidak dianggap stabil seperti DSL atau kabel dan
yang paling penting mereka datang dengan batasan Batasan
data untuk setiap bulannya.
Cara situs web dan beberapa aplikasi terhubung dengan internet:
a. Permintaan DNS: Mereka bertindak sebagai direktori di
browser web. Saat pengguna mencari domain tertentu,
browser pengguna tidak mengetahui alamat tersebut, dan
untuk itu browser akan mulai mencari validasi dan
permintaan akan dikirim ke server. Setelah identitas
dikonfirmasi dari database, pengguna akan melihat hasilnya
di sistem pengguna.
b. Handshaking (TCP & TLS): Ketika dua sistem terhubung
melalui router, proses penentuan protokol, kecepatan,
kompresi, dan koreksi kesalahan selama sesi tertentu
disebut jabat tangan antar perangkat jaringan. Dalam hal
ini, membuat koneksi dengan IP tersebut disebut dengan
TCP handshaking, sedangkan hal ini juga diwajibkan untuk
menjaga keamanan sistem pengguna sehingga tidak ada
penyerang yang dapat membaca paket data tersebut dan
untuk itu, dibuatlah enkripsi yang dikenal sebagai TLS
handshake.

9
c. HTTP (Permintaan & Respons): Saat pengguna meminta
halaman dari browser apapun server akan mendorong
konten ke dalam bentuk CSS, HTML, dan JavaScript dan
hal yang sama akan didistribusikan dalam paket data kecil.
Saat sistem pengguna menerima paket tersebut, browser
pengguna akan mulai menafsirkan paket tersebut, dan
seluruh bagian dari halaman akan muncul di layar
pengguna.

3. Sejarah Internet dan Perkembangannya di Indonesia


Rangkaian pusat yang membentuk Internet diawali pada
tahun 1969 sebagai ARPANET, yang dibangun oleh ARPA
(United States Department of Defense Advanced Research Projects
Agency). Jaringan ini menghubungkan empat buah komputer,
masing-masing di UCLA, di Stanford Research Institute (SRI), di
Universitas California Santa Barbara (UCSB), dan di Universitas
Utah Charley Kline, dengan bandwidth sebesar 50 kbps, yang
disediakan perusahaan AT&T (American Telephone and
Telegraph). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh
ARPANET termasuk kaedah rangkaian tanpa-pusat (decentralised
network), teori queueing, dan kaedah pertukaran paket (packet
switching). Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol
rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari
Internet yang kita kenal hari ini.
Di Indonesia pada mulanya internet lebih dikenal dengan
nama "Paguyuban Network" yang erat kaitannya dengan semangat
kerjasama, kekeluargaan dan gotong royong para penggunanya.
Namun, saat ini suasana internet di Indonesia terasa lebih
komersial dan individualistis, terutama dalam aktivitas
perdagangan. Pada tahun 1994, muncul Internet Service Provider
(ISP) komersial pertama Indonesia yang bernama IndoNet, dan
kemudian internet secara umum semakin dikenal di Indonesia

10
sehingga muncul berbagai ISP komersial lain di Indonesia. Bahkan
karena perkembangan tersebut Karena perkembangan tersebut,
pada 1998 lahirlah sebuah organisasi ISP di Indonesia bernama
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Berdasarkan data dan statistik terkait penggunaan Internet


di Indonesia, terdapat beberapa fakta penting. Menurut
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada tahun
2023, penetrasi internet di Indonesia sebesar 34,9% dan jumlah
pengguna internet mencapai 88,1 juta orang. Pengguna internet
terbagi di beberapa wilayah, dengan jumlah pengguna terbesar
berada di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 52 juta orang, disusul
Sumatera sebanyak 18,6 juta orang, Sulawesi sebanyak 7,3 juta
orang, serta Nusa Tenggara-Papua dan Maluku sebanyak 5,9 juta
orang.
Seiring dengan perkembangan teknologi juga, internet telah
menjadi referensi utama untuk mengakses berita dan informasi di
Indonesia. Media konvensional seperti koran, majalah, dan tabloid
menjadi referensi paling akhir bagi para pencari informasi. Fakta
seputar internet dan media sosial menunjukkan bahwa 1 dari 3
keluarga dan relasi di Indonesia adalah pengguna internet,
sementara 8 dari 10 menggunakan perangkat mobile/gadget untuk
mencari informasi melalui internet.
Selain itu, meskipun tidak ada data spesifik terkait jenis
konten yang paling populer di Indonesia, namun berdasarkan tren
global, konten-konten yang populer di internet termasuk media
sosial, video, musik, berita, dan e-commerce. Generasi muda
cenderung menggunakan internet untuk mengakses konten-konten
tersebut, yang dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka.

4. Peran Internet secara Global

11
Internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan
sehari-hari masyarakat modern dan memainkan peran penting
dalam banyak aspek kehidupan. Pengaruhnya yang luas dapat
dilihat dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hiburan, dan hubungan
sosial.

a. Bidang pendidikan:
Internet telah merevolusi cara pendidikan
disampaikan dan diakses. Guru dan siswa memiliki akses
terhadap sumber belajar online, materi pembelajaran
interaktif, dan platform pembelajaran online. Hal ini
memberi akses ke pengetahuan yang lebih luas dan
memungkinkan belajar melintasi batas geografis. Video
pembelajaran, forum diskusi online, dan kursus online
membuka pintu menuju pembelajaran seumur hidup.
b. Bidang Pekerjaan:
Internet mengubah lanskap dunia kerja dengan
menciptakan konektivitas global dan meningkatkan
efisiensi. Pencarian pekerjaan, rekrutmen, dan kolaborasi
antar tim dapat dilakukan secara online. Bekerja dari rumah
(remote work) kini semakin umum dan memberikan
fleksibilitas bagi karyawan. Selain itu, platform online
seperti LinkedIn memfasilitasi jaringan profesional dan
pertukaran informasi serta peluang bisnis.
c. Bidang Hiburan:
Internet menyediakan akses hiburan tanpa batas.
Layanan streaming musik dan video memungkinkan Anda
menikmati konten kapan saja, di mana saja. Situs web
berbagi konten seperti YouTube memungkinkan individu
membuat dan berbagi karya mereka sendiri. Game online
dan aplikasi hiburan digital lainnya menjadi semakin

12
populer, menciptakan bentuk hiburan yang dinamis dan
interaktif.
d. Hubungan sosial:
Internet memainkan peran penting dalam
membangun dan memelihara hubungan sosial. Media sosial
memungkinkan orang terhubung dengan teman, keluarga,
dan bahkan orang asing di seluruh dunia. Berkomunikasi
melalui pesan instan, panggilan video, dan rapat online
membuat orang tetap terhubung tanpa memandang jarak.
Selain itu, forum online dan komunitas virtual menciptakan
ruang interaksi antara orang-orang yang memiliki minat
dan tujuan yang sama.
e. Dengan banyaknya aspek kehidupan sehari-hari yang
dipengaruhi oleh Internet, masyarakat modern mengalami
perubahan besar dalam cara kita berpikir, belajar, bekerja,
dan bersosialisasi. Kemampuan Internet untuk
menyediakan informasi, konektivitas, dan akses terhadap
berbagai layanan telah membuka pintu bagi inovasi dan
perubahan positif dalam masyarakat global.

5. Pengertian Era Digital


Era digital, sebagai periode yang mencirikan pindahnya
masyarakat dari teknologi analog ke digital, telah mengalami
transformasi mendalam dalam seluruh lapisan kehidupan. Seperti
yang diuraikan oleh Manuel Castells dalam "The Rise of the
Network Society," peralihan ini tidak hanya mencakup perubahan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga
menciptakan fondasi baru dalam pemrosesan informasi dan
interaksi manusia. Bisnis, sebagaimana digambarkan oleh
Westerman, Bonnet, dan McAfee dalam "Leading Digital,"
mengalami perubahan besar dengan memanfaatkan teknologi untuk

13
mencapai efisiensi operasional, menganalisis data, dan menggagas
inovasi baru.
Pada tingkat sosial, pengaruh era digital, sebagaimana
dicatat oleh Jan van Dijk dalam "The Network Society,"
menciptakan transformasi dalam cara masyarakat berinteraksi,
mengonsumsi informasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan
online. Di sektor pendidikan, revolusi digital merubah metode
pengajaran dan interaksi siswa, sesuai dengan konsep yang diusung
oleh Marc Prensky dalam "21st Century Skills: Learning for Life in
Our Times."
Namun, seperti yang diungkapkan oleh Roger Clarke dalam
"The Digital Persona and Its Application to Data Surveillance,"
peningkatan penggunaan teknologi digital juga memunculkan
tantangan baru terkait keamanan dan privasi data individu. Selain
itu, era digital membuka peluang baru dalam kewirausahaan,
sebagaimana ditekankan oleh Henry Chesbrough dalam "Business
Model Innovation: Opportunities and Barriers," dengan
mendorong munculnya bisnis dan model kewirausahaan yang
didukung oleh teknologi.
Dalam arena politik, teknologi digital memiliki peran
sentral dalam mengubah dinamika politik, mencakup akses
informasi, kampanye online, dan partisipasi publik, sebagaimana
dibahas oleh Philip N. Howard dan Muzammil M. Hussain dalam
"Democracy's Fourth Wave? Digital Media and the Arab Spring."
Sebagai era digital terus berkembang, pemahaman
mendalam tentang implikasinya memerlukan penelitian dan
refleksi yang berkelanjutan. Dinamika yang terus berubah dalam
teknologi dan pemanfaatannya dalam berbagai aspek kehidupan
menegaskan pentingnya terus menjaga keterbukaan terhadap
perubahan serta inovasi yang dapat membentuk masa depan yang
lebih terhubung dan dinamis.

14
6. Digital Mindset
Digital Mindset mengacu pada pola pikir, sikap, dan
orientasi mental seseorang terhadap teknologi digital serta
perubahan yang menyertainya. Hal ini mencakup kemampuan dan
kemauan seseorang untuk beradaptasi, memahami dan
menggunakan teknologi digital dalam berbagai bidang kehidupan,
baik secara pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa
elemen utama dari digital mindset:
a. Keterbukaan terhadap Teknologi:
 Penerimaan Perubahan: Orang dengan digital
mindset terbuka terhadap perubahan teknologi dan
tidak takut mengadopsi perkembangan baru.
 Kemauan Belajar: Mereka cenderung memiliki
kemauan dan motivasi untuk terus belajar tentang
teknologi baru.
b. Kreativitas dan inovasi:
 Berpikir kreatif: Digital mindset mendorong
pemikiran kreatif dengan menggunakan teknologi
untuk memecahkan masalah atau menciptakan
solusi baru.
 Inovasi: Orang dengan digital mindset dapat melihat
peluang baru dalam konteks digital dan
menghasilkan ide-ide inovatif.
c. Kemampuan Beradaptasi:
 Fleksibilitas: Digital mindset melibatkan
fleksibilitas untuk beradaptasi dengan teknologi
yang berubah dengan cepat dan keadaan terkait.
 Antisipasi: Kemampuan untuk meramalkan
perkembangan teknologi mendatang dan bersiap diri
untuk menghadapi perubahan tersebut.
d. Keterampilan Teknis:

15
 Literasi Digital: Kemampuan untuk memahami,
mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari
berbagai sumber digital.
 Keterampilan Teknis: Pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan perangkat keras,
perangkat lunak, dan aplikasi digital.

e. Memahami Ekosistem Digital:


 Kesadaran Ekosistem: Pemahaman tentang
bagaimana berbagai teknologi, platform, dan
aplikasi digital berinteraksi dalam ekosistem digital.
 Konsep Internet of Things (IoT): kesadaran akan
keterhubungan perangkat dan objek di dunia digital.
f. Penggunaan yang bertanggung jawab:
 Etika Digital: Memahami dan mengikuti norma-
norma etika digital dalam penggunaan teknologi.
 Keamanan dan Privasi: Kesadaran akan pentingnya
keamanan dan privasi dalam interaksi digital.
Digital mindset sangat penting dalam era digital ini,
terutama karena teknologi terus berkembang dengan cepat. Orang
yang memiliki digital mindset yang kuat cenderung lebih siap
menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di dunia digital.
Hal ini juga mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan
informasi, pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan kita sehari-hari
secara umum.

7. Pengertian Generasi Muda


Generasi muda terdiri dari dua kata yaitu generasi dan
muda. Generasi adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan
tahun lahir, umur, lokasi, dan juga pengalaman historis atau

16
kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang
memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka.
Sedangkan Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang
mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda
merupakan sumber daya manusia Pembangunan baik saat ini
maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu bangsa
merupakan "Young Citizen". Pengertian generasi muda erat
hubungannya dengan arti generasi muda sebagai generasi penerus.
Yang dimaksud "Generasi Muda" secara pasti tidak terdapat satu
definisi yang dianggap paling tepat, tetapi banyak pandangan yang
mengartikannya tergantung dari sudut mana masyarakat
melihatnya. Namun dalam rangka untuk pelaksanaan suatu
program pembinaan bahwa "Generasi Muda" ialah bagian suatu
generasi yang berusia 0 – 30 tahun. Untuk lebih dapat
mengidentifikasi pengertian, ciri, dan aspek yang terkandung
dalam Generasi Muda yaitu:
a. Dilihat dari segi biologis, ada istilah bayi, anak, remaja,
pemuda, dan dewasa.
 anak 1- 12 tahun
 remaja 12 - 15 tahun
 pemuda 15- 30 tahun
 dewasa 30 tahun ke atas
b. Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal istilah
anak, remaja, dan dewasa.
 anak 0-12 tahun
 remaja 13-18 tahun
 dewasa 18-21 tahun ke atas
 usia 18 tahun sudah dianggap dewasa, usia ini
dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang
mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa.

17
Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka
pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.
c. Jika dilihat dari angkatan kerja ditemukan istilah tenaga
muda disamping tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-
calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang
diambil antara 18 sampai 22 tahun.
d. Untuk kepentingan perencanaan modern digunakan istilah
sumber-sumber daya manusia muda (Young human
resources) sebagai salah satu dari 3 sumber-sumber
pembangunan yaitu:
 sumber-sumber alam (natural resources)
 sumber-sumber dana (financial resources)
 sumber-sumber daya manusia (human resources)
 Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya
manusia muda adalah dari 0 – 18 tahun.
e. Dilihat dari sudut ideologis-politis, maka generasi muda
adalah calon pengganti generasi terdahulu dalam hal ini
berumur antara 18 sampai 30 tahun, dan kadang-kadang
sampai umur 40 tahun.
f. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta
ruang lingkup tempat pemuda berada. Diperoleh 3 kategori:
 Siswa usia antara 6 – 18 tahun, yang masih ada di
bangku sekolah.
 Mahasiswa di Universitas atau perguruan tinggi,
yang berusia antara 18-21 tahun.
 Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun
perguruan tinggi yang berusia antara 15-30 tahun.
Karena yang dimaksud dengan pembinaan dan
pengembangan generasi muda dalam usaha ini mencakup semua
aspek yang disebutkan di atas, maka generasi muda dalam hal ini
adalah manusia yang berumur antara 0 sampai 30 tahun.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang

18
berumur antara 15-30 tahun. Masa transisi dewasa dikenal
kemudian dengan generasi peralihan (transisi) yakni mereka yang
berumur 30-40 tahun.
Peran generasi muda atau pemuda dalam konteks
perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan
Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral, baik
perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi,
perjuangan melalui organisasi sosial dan politik serta melalui
kegiatan-kegiatan intelektual. Masa revolusi fisik dalam merebut
dan mempertahankan kemerdekaan adalah ladang bagi tumbuh
suburnya heroisme pemuda atau generasi muda yang melahirkan
semangat patriotisme dan nasionalisme.
Pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa dan
suasana pergolakan kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung
memiliki kreativitas tinggi dan keunggulan untuk melakukan
perubahan atas berbagai kerumitan dan masalah yang dihadapi,
akan tetapi bagi para pemuda atau generasi muda yang hidup
dalam nuansa nyaman, aman, dan tentram seperti kondisi sekarang,
cenderung apatis, tidak banyak berbuat, dan hanya berusaha
mempertahankan situasi yang ada tanpa usaha dan kerja keras
melakukan perubahan yang lebih baik dan produktif atau bahkan
cenderung tidak kreatif sama sekali.
Generasi muda memiliki posisi yang penting dan strategis
karena menjadi poros bagi punah atau tidaknya sebuah negara,
Benjamine Fine dalam bukunya 1.000.000 Deliquents, mengatakan
"a generation who will one day become our national leader".
Generasi muda adalah pelurus dan pewaris bangsa dan negara ini,
baik buruknya bangsa kedepan tergantung kepada bagaimana
generasi mudanya, apakah generasi mudanya memiliki kepribadian
yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme dan karakter yang
kuat untuk membangun bangsa dan negaranya (nation and
character), apakah generasi mudanya memiliki dan menguasai

19
pengetahuan dan teknologi untuk bersaing dengan bangsa lain
dalam tataran global dan tergantung pula kepada apakah generasi
mudanya berfikir positif untuk berkreasi yang akan melahirkan
karya - karya nyata yang monumentaldan membawa pengaruh dan
perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa dan negaranya.

8. Perbandingan Generasi Muda Sekarang dengan Generasi


Sebelumnya
Pola pikir generasi muda saat ini telah berubah secara
signifikan dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dengan
diperkenalkannya teknologi digital dan internet. Pola pikir generasi
muda saat ini telah berubah secara signifikan dibandingkan
generasi sebelumnya, terutama dengan diperkenalkannya teknologi
digital dan internet.
a. Akses terhadap informasi:
 Generasi sebelumnya: Informasi terutama diperoleh
melalui buku, surat kabar, dan media tradisional.
Mencari informasi dapat memakan waktu lama dan
bergantung pada sumber cetak.
 Generasi Muda Masa Kini: Akses mudah ke
Internet memberikan generasi muda informasi yang
cepat dan global. Mesin pencari, situs berbagi video,
dan platform berita online menjadi sumber
pengetahuan yang penting.
b. Komunikasi:
 Generasi Sebelumnya: Komunikasi primer
mencakup surat, telepon rumah, atau pertemuan
tatap muka. Proses ini seringkali lambat.
 Generasi Muda Masa Kini: Komunikasi instan
melalui pesan teks, email, dan media sosial telah
mengubah cara generasi muda berinteraksi. Menjadi
lebih terhubung secara online dan dapat

20
berkomunikasi dengan siapa pun di dunia secara
real time.
c. Pembelajaran:
 Generasi Sebelumnya: Pembelajaran difokuskan
pada buku teks dan pengajaran langsung di kelas.
 Generasi Muda Masa Kini: Pemanfaatan teknologi
dalam pendidikan, seperti e-learning, platform
pembelajaran online, dan sumber daya digital,
memungkinkan generasi muda belajar secara
fleksibel dan mandiri.
d. Interaksi Sosial:
 Generasi Sebelumnya: Interaksi sosial sering kali
mencakup pertemuan tatap muka dan aktivitas
kelompok di luar rumah.
 Generasi muda masa kini: Media sosial berperan
besar dalam interaksi sosial mereka. Meski banyak
dari mereka yang memiliki jaringan pertemanan
online yang luas, namun interaksi tatap muka masih
tetap terjadi.

9. Pengaruh Internet di Era Digital Terhadap Pembentukan Pola


Pikir Generasi Muda di Indonesia
Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah
perubahan dalam Masyarakat, terutama di kalangan anak muda.
Lahirnya internet menjadikan pola perilaku anak muda mengalami
perubahan baik budaya, etika, dan norma yang ada. Indonesia
dengan jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku,
ras, dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak sekali
potensi perubahan sosial. Hampir tidak mungkin anak muda zaman
sekarang tidak menggunakan internet untuk berkomunikasi,
mencari informasi, menyebarkan informasi, dan lain-lain yang
berkaitan dengan internet dengan menggunakan media sosial.

21
Internet memiliki beberapa pengaruh baik dan buruk:
peningkatan akses informasi, kesehatan mental, kesempatan karir
dan kewirausahaan, hubungan sosial dan identitas diri, dan
pendidikan.
Internet telah mengubah cara generasi muda mengakses
informasi. Mereka dapat mencari ilmu, mempelajari keterampilan
baru, dan mengumpulkan informasi tentang berbagai topik dengan
cepat dan mudah melalui mesin pencari dan website pendidikan
(Livingstone, 2008: 393-411).
Penggunaan internet yang berlebihan dapat menyebabkan
kecanduan, terutama pada jejaring sosial, game online, dan konten
hiburan. Hal ini terkait dengan masalah kesehatan mental seperti
depresi, kecemasan dan kurang tidur (Twenge & Campbell, 2018:
1018-1024).
Internet telah membuka peluang bagi generasi muda dalam
hal karir dan kewirausahaan. Mereka dapat menggunakan platform
online untuk memulai bisnis mereka sendiri, memasarkan produk
atau layanan, dan menciptakan peluang ekonomi (Koh & Rees,
2017: 560-568).
Internet memungkinkan generasi muda untuk
berkomunikasi dengan teman-temannya, namun juga dapat
mempengaruhi pembentukan identitas sosial dan citra diri mereka.
Media sosial dan platform online dapat memengaruhi cara mereka
memandang diri sendiri dan orang lain (Valkenburg & Peter, 2009:
1-5).
Internet telah menjadi sumber pembelajaran yang penting
bagi generasi muda. Mereka dapat mengakses kursus online, video
instruksional, dan platform pembelajaran jarak jauh. Namun,
tantangannya mencakup pemantauan dan pemilihan konten yang
tepat (Hrastinski, 2016: 108-115).

22
10. Perbandingan Pengaruh Internet Pada Pembentukan Pola
Pikir Generasi Muda di Indonesia dengan Negara-Negara Lain
Pembandingan pengaruh internet pada pembentukan pola
pikir generasi muda di Indonesia dengan negara-negara lain
membuka peluang untuk memahami keragaman pengalaman
digital di tingkat global. Di Indonesia, pertumbuhan akses internet
yang pesat, terutama melalui perangkat seluler, telah memberikan
kontribusi signifikan terhadap transformasi budaya dan sosial
generasi muda. Namun, perlu dicatat bahwa setiap negara memiliki
konteks budaya, ekonomi, dan regulasi yang unik, yang dapat
mempengaruhi bagaimana internet membentuk pola pikir generasi
muda.
Perbedaan yang mencolok dapat terlihat dalam tingkat
aksesibilitas internet dan teknologi. Negara-negara maju mungkin
memiliki akses internet yang lebih cepat dan luas, memberikan
generasi muda mereka lebih banyak peluang dalam pengembangan
keterampilan digital dan eksplorasi sumber daya online. Di sisi
lain, di negara berkembang seperti Indonesia, mungkin masih ada
disparitas aksesibilitas internet di berbagai wilayah, yang dapat
memengaruhi sejauh mana generasi muda dapat memanfaatkan
potensi internet.
Perbedaan budaya juga memainkan peran penting. Generasi
muda di negara-negara Barat mungkin lebih terbuka terhadap
ekspresi diri online, partisipasi dalam gerakan sosial, dan berbagi
opini secara daring. Di Indonesia, nilai-nilai budaya, norma, dan
agama mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap cara
generasi muda berinteraksi dengan internet, dengan potensi untuk
lebih memperkuat identitas lokal.
Tren penggunaan media sosial juga dapat menjadi
perbandingan yang menarik. Mencerminkan perubahan pola pikir
politik generasi muda, beberapa negara mungkin mengalami
peningkatan keterlibatan politik melalui media sosial, sementara

23
negara lain mungkin lebih fokus pada aspek hiburan dan gaya
hidup. Di Indonesia, dinamika ini dapat tercermin dari cara
generasi muda menggunakan platform seperti Instagram, Twitter,
dan TikTok.
Dampak yang ditimbulkan juga bermacam-macam.
Meskipun ada potensi dampak positif seperti akses cepat terhadap
informasi dan peluang pendidikan online, negara-negara tertentu
mungkin mengalami dampak negatif seperti peningkatan tingkat
kecanduan internet, cyberbullying, dan risiko keamanan digital.
Perbandingan ini memungkinkan kita untuk belajar dari
keberhasilan dan tantangan negara-negara lain dan
mengembangkan strategi yang lebih baik untuk memaksimalkan
dampak positif Internet dan mengatasi dampak negatifnya terhadap
pembentukan pola pikir generasi muda Indonesia.

11. Tantangan dan Solusi yang Dihadapi Generasi Muda Akibat


Pengaruh Internet dan Era Digital
Tantangan yang dihadapi generasi muda akibat pengaruh
internet dan era digital mencakup beberapa aspek yang
memerlukan pertimbangan serius. Salah satu tantangan terbesarnya
adalah kecanduan internet. Kecanduan internet cenderung
digunakan secara berlebihan oleh kaum muda dan dapat
berdampak negatif terhadap produktivitas, kesehatan mental, dan
interaksi sosial.
Selain itu, risiko paparan informasi palsu, konten
berbahaya, dan disinformasi menjadi ancaman yang signifikan,
mempengaruhi pemahaman dan pandangan mereka terhadap dunia.
Tidak hanya itu, penggunaan internet yang tidak terkontrol juga
dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti
kecemasan, depresi, dan isolasi sosial, memberikan dampak jangka
panjang pada kesejahteraan generasi muda.

24
Selanjutnya, tingkat produktivitas yang menurun menjadi
tantangan lainnya, di mana terlalu banyak waktu yang dihabiskan
di internet, terutama pada media sosial, dapat menghambat
kemampuan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
sehari-hari.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solusi atau
pendekatan yang holistik. Pertama, perlu dilakukan implementasi
program pendidikan digital untuk meningkatkan literasi digital
generasi muda, membantu mereka memahami cara menggunakan
internet secara bijaksana dan mengenali informasi palsu.
Selanjutnya, peran orang tua dalam mengontrol dan
memantau aktivitas online anak-anak mereka menjadi sangat
penting untuk mencegah kecanduan dan melindungi mereka dari
konten yang tidak pantas. Selain itu, diperlukan pendekatan yang
mengedepankan keseimbangan waktu, mendorong generasi muda
untuk menciptakan keseimbangan antara kehidupan online dan
offline. Kampanye kesadaran online juga diperlukan untuk
memberikan edukasi tentang risiko keamanan dan dampak negatif
dari perilaku online yang tidak sehat. Selain itu, dukungan
kesehatan mental yang mudah diakses dan kampanye literasi media
yang sehat dapat membantu generasi muda mengatasi tantangan
yang terkait dengan kesehatan mental dan pemahaman informasi.
Melalui kolaborasi antara industri, pendidikan, dan
pemerintah, kita dapat mengembangkan kebijakan dan inisiatif
yang mendukung penggunaan internet yang aman dan bijaksana
serta memungkinkan generasi muda mencapai potensi positif
mereka sepenuhnya.

B. Pembahasan
Untuk memperoleh data yang diperlukan, kami menggunakan
teknik pengumpulan data berupa angket yang melibatkan 30 responden
dari mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan angket

25
yang telah dibagikan kepada responden pada tanggal 9 November 2023
kami mendapatkan data berupa:

No Nama Prodi
1. Abi Yasid Al'Majid Pendidikan Ilmu Komputer
2. Taufiq Nurrohman Pendidikan Ilmu Komputer
3. Fajari Arkan Fadlurrahman Pendidikan Ilmu Komputer
4. Armelia Zahrah Mumtaz Ilmu Komputer
5. Yattaqi Ahmad Faza Ilmu Komputer
6. Shizuka Maulia Putri Ilmu Komputer
7. Meisya Amalia Ilmu Komputer
8. Muhammad Akhtar Rizki Ilmu Komputer
Ramadha
9. Syahraini Revita Puri Ilmu Komputer
10. Ahmad Rayki Pahlevi Ilmu Komputer
11. Muhammad Igin Adigholib Ilmu Komputer
12. Klara Ollivviera Augustine Ilmu Komputer
Gunawan
13. Natasha Adinda Cantika Ilmu Komputer
14. Safira Aliyah Azmi Ilmu Komputer
15. Fhauziah Sri Ayuning Putri Pendidikan Sejarah
16. Muhammad Feisha Faldiansyah Pendidikan Sejarah
17. Hikmaludin Abror Pendidikan Sejarah
18. Salma Putri Amesa Biologi
19. Bagas Gebyar Samudera Pendidikan Teknik Arsitektur
20. Carin Aqiilah Martiansyah Pendidikan Bahasa Korea
21. Nida Dhiya Ulhak Pendidikan Sosiologi
22. Chairiya Pendidikan Sosiologi
23. Fadhil Kholid Al-Munadi Pendidikan Sosiologi
24. Zerin Anjani Putri Pendidikan Teknik Bangunan
25. Andika Rekayasa Perangkat Lunak
26. Iqlima Rahma Khairunnisa Bimbingan dan Konseling

26
27. Lintang Nayla C Bimbingan dan Konseling
28. Syara Eria Puspita Jaya Manajemen Industri Katering
29. Siti Nur Alip Pendidikan Tata Busana
30. Agil abdul Matin Seni Rupa

Tabel data pribadi responden

Metode pengambilan data menggunakan kuesioner untuk


menganalisis data yang telah terkumpul, maka digunakan analisis statistik
deskriptif, karena tipe penelitian yang dicoba ialah deskriptif kuantitatif,
maka hasil pengumpulan data yang diperoleh akan mendeskripsikan
ataupun menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya.
dengan menggunakan rumus:
P = F /N × 100 %
Penjelasan:
 P = Persentase jawaban
 F = Frekuensi jawaban
 N = Banyaknya responden

gambar 2.1, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.1

27
Berdasarkan diagram pada gambar 2.1, dengan pertanyaan “Apakah Anda
merupakan pengguna internet aktif?” mendapatkan jawaban “Ya” sebesar
100%, hal ini menunjukan bahwa seluruh responden dari penelitian ini
merupakan pengguna internet aktif. dari data ini dapat disimpulkan bahwa
internet merupakan hal yang sangat esensial bagi generasi muda saat ini,
para generasi muda sekarang ini memiliki akses terhadap internet yang
mudah dan juga murah, sehingga hampir seluruh generasi muda
merupakan pengguna internet yang aktif.

gambar 2.2, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.2

28
Berdasarkan diagram pada gambar 2.2, dengan pertanyaan “Jika
Anda jawab Ya (dari pertanyaan sebelumnya), apakah penggunaan
internet secara aktif membuat anda ketergantungan?” mendapatkan
jawaban “Ya” sebesar 70%, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari
responden penelitian ini merasa yakin dirinya mempunyai ketergantungan
terhadap internet karena aktif dalam menggunakan internet. mendapatkan
jawaban “mungkin” sebesar 26.7% hal ini menunjukan bahwa sebagian
dari responden penelitian ini merasa kurang yakin dirinya mempunyai
ketergantungan terhadap internet karena aktif dalam menggunakan
internet. mendapatkan jawaban “tidak” sebesar 3,3% hal ini menunjukan
bahwa sebagian kecil dari responden penelitian ini merasa dirinya tidak
mempunyai ketergantungan terhadap internet karena aktif dalam
menggunakan internet. dari data ini dapat diperoleh hasil bahwa sebagian
besar dari generasi muda memiliki ketergantungan terhadap internet,
bahkan ada yang sampai harus meminta hotspot kepada temannya untuk
membeli paketan internet agar tetap dapat memiliki akses terhadap
internet, hal ini membuktikan teori “Penggunaan internet yang berlebihan
dapat menyebabkan kecanduan, terutama pada jejaring sosial, game
online, dan konten hiburan. Hal ini terkait dengan masalah kesehatan
mental seperti depresi, kecemasan dan kurang tidur (Twenge & Campbell,
2018: 1018-1024)”. dan untuk sebagian kecil dari responden yang
memberikan jawaban “Mungkin” memiliki jam penggunaan internet yang
lebih sedikit dari yang menjawab “Ya”, sehingga efek ketergantungan
tidak terlalu dirasakan oleh mereka, begitu pula yang menjawab “Tidak”,
mereka menggunakan internet seperlunya saja, sehingga walaupun mereka
menggunakan internet secara aktif, mereka tetap tidak merasa
ketergantungan.

29
gambar 2.3, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.3

Brdasarkan diagram pada gambar 2.3 dengan mendapatkan hasil


dengan rincian sebagai berikut:
pertanyaan “Apa saja yang Anda akses dengan menggunakan
internet?”
a. untuk pilihan jawaban “Media Sosial seperti Facebook, Instagram,
Twitter, dll.”, mendapatkan persentase sebesar 93.3% yang artinya
hampir keseluruhan dari responden menggunakan internet untuk
mengakses media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan
lain sebagainya untuk mencari hiburan dari para content creator di
platform media sosial itu sendiri atau juga dapat digunakan untuk
mengikuti perkembangan informasi yang sedang beredar.
b. lalu untuk pilihan jawaban “Chat dan Pesan seperti WhatsApp,
Telegram, dll.”, mendapatkan persentase sebesar 93.3% yang
artinya hampir keseluruhan dari responden menggunakan internet
untuk mengakses layanan perpesanan atau chat seperti WhatsApp,
Telegram, dan lain sebagainya untuk melakukan interaksi sosial
dengan orang lain, dikarenakan manusia adalah makhluk sosial
sehingga kehadiran internet ini dapat lebih memperluas jangkauan
interaksi sosial bagi manusia. aplikasi chat juga dapat dijadikan
media koordinasi dari sebuah komunitas, seperti grup kelas yang
tentu memiliki esensi dalam kegiatan perkuliahan itu sendiri.

30
c. kemudian untuk pilihan jawaban “Streaming Video seperti
YouTube, Netflix, Disney+, dll.”, mendapatkan persentase sebesar
70% yang artinya sebagian besar dari responden menggunakan
internet untuk mengakses hiburan berupa streaming video seperti
YouTube, Netflix, Disney+, dan lain sebagainya untuk belajar
melalui video ataupun menghibur diri dengan film ataupun konten
- konten lainnya seperti film pendek dan parodi.
d. lalu untuk pilihan jawaban “Game Online seperti Mobile Legends,
PUBG Mobile, Garena Free Fire, Genshin Impact, dll.”,
mendapatkan persentase sebesar 50% yang artinya sebagian dari
responden menggunakan internet untuk mengakses hiburan game
online seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Garena Free Fire,
Genshin Impact, dan lain sebagainya untuk menghibur diri dengan
permainan yang santai ataupun dengan permainan berbau
kompetitif dan meningkatkan adrenalin.
e. untuk pilihan jawaban “Musik dan Streaming Audio seperti
Spotify, Apple Music, dll.”, mendapatkan persentase sebesar
76.7% yang artinya sebagian besar dari responden menggunakan
internet untuk mengakses hiburan berupa musik dan streaming
audio seperti Spotify, Apple Music, dan lain sebagainya untuk
merelaksasikan diri dengan mendengarkan alunan musik yang
mereka suka.
f. untuk pilihan jawaban “Menjelajah Web seperti situs web, blog,
atau platform”, mendapatkan persentase sebesar 80% yang artinya
sebagian besar dari responden menggunakan internet untuk
mengakses web seperti situs web, blog, atau platform, dan lain
sebagainya untuk mencari sumber-sumber yang valid untuk proses
perkuliahan ataupun pembelajaran yang mereka butuhkan atau
sekedar mencari informasi yang yang ingin mereka ketahui.
g. untuk pilihan jawaban “Layanan AI seperti Chat GPT”,
mendapatkan persentase sebesar 80% yang artinya sebagian besar
dari responden menggunakan internet untuk mengakses layanan AI

31
seperti Chat GPT, Bard AI, dan lain sebagainya untuk
memudahkan pekerjaan mereka seperti meminta penjelasan dari
materi yang dipelajari sehingga dapat lebih memahami materi yang
telah diajarkan.
Dari rincian yang sudah dipaparkan, didapati media sosial seperti
Facebook, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya dan layanan perpesanan
atau chat seperti WhatsApp, Telegram, dan lain sebagainya memiliki
persentase terbesar yaitu sebesar 93.3% lalu diikuti dengan mengakses
web seperti situs web, blog, atau platform, dan lain sebagainya dengan
persentase sebesar 80% dari keseluruhan responden. dapat disimpulkan
bahwa internet merupakan sarana yang sangat penting bagi masyarakat
modern, terutama bagi generasi muda yang dalam hal ini merupakan
mahasiswa. Hal ini dikarenakan internet dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, mulai dari hiburan, interaksi sosial, pembelajaran, hingga
pekerjaan.
Berdasarkan hasil survei, penggunaan internet oleh mahasiswa di
Indonesia didominasi oleh media sosial, chat dan pesan, streaming video,
dan musik dan streaming audio. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan
berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, mahasiswa juga menggunakan internet untuk
pembelajaran dan pekerjaan. Hal ini ditunjukkan oleh persentase yang
cukup tinggi untuk pilihan jawaban streaming video, game online,
menjelajah web, dan layanan AI.
Berikut adalah ringkasan secara garis besar dari masing-masing
pilihan jawaban survei:
a. Media sosial: Mahasiswa menggunakan media sosial untuk
mencari hiburan, mengikuti perkembangan informasi, dan
berinteraksi dengan orang lain.
b. Chat dan pesan: Mahasiswa menggunakan chat dan pesan
untuk melakukan interaksi sosial dengan orang lain, baik
secara personal maupun kelompok.

32
c. Streaming video: Mahasiswa menggunakan streaming
video untuk belajar, menonton film, dan menghibur diri.
d. Game online: Mahasiswa menggunakan game online untuk
menghibur diri dan meningkatkan adrenalin.
e. Musik dan streaming audio: Mahasiswa menggunakan
musik dan streaming audio untuk merelaksasi diri dan
mendengarkan musik yang mereka suka.
f. Menjelajah web: Mahasiswa menggunakan web untuk
mencari sumber-sumber pembelajaran, informasi, dan
hiburan.
g. Layanan AI: Mahasiswa menggunakan layanan AI untuk
memudahkan pekerjaan, seperti meminta penjelasan dari
materi yang dipelajari.
Secara umum, internet telah menjadi bagian penting dari
kehidupan mahasiswa atau generasi muda. Internet tidak hanya digunakan
untuk hiburan, tetapi juga untuk pembelajaran dan pekerjaan.

gambar 2.4, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.4

Berdasarkan diagram pada gambar 2.4, dengan pertanyaan


“Apakah penggunaan internet memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memperluas wawasan?” mendapatkan jawaban “Ya” sebesar 100%, hal ini
menunjukan bahwa seluruh responden penelitian ini merasa yakin dirinya
mendapatkan kemudahan bagi mereka dalam memperluas wawasan
dengan penggunaan internet. Dari data ini menunjukan bahwa internet
merupakan media yang sangat efektif untuk memperluas wawasan. Hal ini

33
terlihat dari jawaban responden yang semuanya menyatakan bahwa
internet memberikan kemudahan bagi mereka dalam memperluas
wawasan.

gambar 2.5, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.5

berdasarkan diagram pada gambar 2.5, dengan pertanyaan “Apakah


penggunaan internet dapat meningkatkan prestasi belajar Anda?”
mendapatkan jawaban “Ya” sebesar 83.3%, hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar responden penelitian ini merasa yakin dirinya mendapatkan
peningkatan prestasi belajar mereka dengan penggunaan internet lalu
mendapatkan jawaban “Mungkin” sebesar 16.7% ini menunjukan bahwa
sebagian kecil dari responden merasa ragu-ragu apakah penggunaan
internet benar-benar meningkatkan prestasi belajar mereka. Untuk
mencapai hasil yang optimal, generasi muda hendaknya menggunakan
Internet dengan hati-hati dan bertanggung jawab. kita harus memilih
sumber informasi yang dapat dipercaya dan akurat. Selain itu, ita juga
perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan selektif ketika
menerima informasi dari internet.

34
gambar 2.6, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.6

Berdasarkan diagram pada gambar 2.6, dengan pertanyaan


“Apakah penggunaan internet dapat mempengaruhi perilaku Anda?”
mendapatkan jawaban “Ya” sebesar 56.7%, hal ini menunjukan bahwa
sebagian responden penelitian ini merasa yakin dirinya merasa
penggunaan internet dapat mempengaruhi perilaku mereka. lalu
mendapatkan jawaban “Mungkin” sebesar 10%, hal ini menunjukan
bahwa sebagian kecil responden penelitian ini merasa ragu-ragu apakah
penggunaan internet dapat benar-benar mempengaruhi perilaku mereka
atau tidak, Hal ini mungkin dikarenakan mereka belum menyadari
pengaruh penggunaan internet terhadap perilaku mereka. Dan
mendapatkan jawaban “Tidak” sebesar 33.3%, hal ini menunjukan bahwa
sebagian responden penelitian ini merasa yakin dirinya merasa
penggunaan internet tidak mempengaruhi perilaku mereka, Hal ini
mungkin dikarenakan mereka menggunakan internet secara bijak dan
bertanggung jawab.
Melanjuti pertanyaan di atas yaitu dengan pertanyaan “Jika iya,
sebutkan perubahan perilaku yang terjadi” secara garis besar berikut
jawaban dari responden:
a. Pengaruh Media Sosial terhadap Keterbukaan dan Waktu yang
Dihabiskan:
Responden mengindikasikan bahwa penggunaan media
sosial berpotensi mengurangi keterbukaan mereka di kehidupan
nyata. Banyaknya waktu yang dihabiskan di platform sosial media

35
dapat membatasi interaksi langsung, sehingga merubah dinamika
hubungan sosial dengan sesama.
b. Perubahan pemikiran dan pilihan kata:
Adanya kecenderungan mengikuti dan menggunakan kata-
kata serta karakteristik selebriti media sosial, hal ini mencerminkan
pengaruh signifikan platform tersebut dalam membentuk pola pikir
dan bahasa sehari-hari responden.
c. Motivasi Belajar dari Konten Pendek:
Ketertarikan responden terhadap pembelajaran melalui
platform seperti TikTok menunjukkan bahwa media sosial dapat
menjadi sumber motivasi untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan, meskipun dengan format yang singkat.
d. Perubahan kebiasaan tidur dan konsentrasi:
Penggunaan media sosial, terutama pada malam hari, dapat
menyebabkan kebiasaan tidur yang berkepanjangan. Selain itu,
paparan konten yang berubah dengan cepat di platform dengan
menggunakan internet dapat membuat sulit berkonsentrasi.
e. Kesadaran dan kewaspadaan etis:
Terkait kesadaran etis di media sosial, responden semakin
waspada dan berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
mencerminkan bahwa media sosial dapat memberikan dampak
positif terhadap pembentukan sikap dan nilai.
f. Pandangan dunia yang lebih luas:
Kemampuan media sosial dalam menyajikan berbagai
perspektif memungkinkan responden melihat dunia secara lebih
luas. Pengaruh ini mempengaruhi perilaku mereka dan caramereka
berinteraksi dengan orang lain.
g. Ketergantungan pada AI dalam Pekerjaan:
Terakhir, kebiasaan bergantung pada kecerdasan buatan
(AI) untuk membantu pekerjaan menyoroti peran besar teknologi
dalam kehidupan sehari-hari. Platform yang menyajikan konten AI,

36
seperti pengalgoritmanya di media sosial, dapat membentuk
kebiasaan ini.

gambar 2.7, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.8

berdasarkan diagram pada gambar 2.7, dengan pertanyaan “Apakah


Anda berpendapat bahwa generasi muda mungkin cenderung lebih terbuka
terhadap berbagai sudut pandang berkat akses internet?” mendapatkan
jawaban “Ya” sebesar 86,7%, hal ini meyakini bahwa generasi muda
mungkin cenderung lebih terbuka terhadap berbagai sudut pandang berkat
akses internet. Tingginya angka ini mencerminkan pemahaman dan
apresiasi terhadap peran Internet dalam memperluas wawasan generasi
muda dan mendorong keberagaman pendapat. Berikutnya, 10% menjawab
“mungkin,” yang menunjukkan bahwa sebagian kecil responden tidak
yakin mengenai sejauh mana Internet akan memberikan dampak positif
terhadap keterbukaan di kalangan generasi muda. Faktor-faktor seperti
pengalaman pribadi atau pandangan yang beragam mungkin
mempengaruhi ketidakpastian ini. Selain itu, 3,3% menjawab "tidak",
yang menunjukkan bahwa responden menolak gagasan bahwa generasi
muda menjadi lebih terbuka karena akses internet. Pandangan ini mungkin
disebabkan oleh pengalaman dan persepsi pribadi yang tidak sejalan
dengan pandangan umum mengenai manfaat Internet bagi keterbukaan di
kalangan generasi muda.

37
gambar 2.8, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.9

Berdasarkan grafik pada Gambar 2.8, terdapat 53,3% jawaban "ya"


untuk pertanyaan “Apakah penggunaan Internet mempengaruhi interaksi
sosial Anda dengan teman dan keluarga?” Artinya, responden mengakui
bahwa penggunaan internet berdampak pada interaksi sosial mereka
dengan teman dan keluarga. Hal ini mungkin mencerminkan perubahan
dinamika interaksi sosial yang mungkin disebabkan oleh aktivitas online
seperti media sosial, game online, dan konsumsi konten digital. Hal ini
sejalan dengan perkembangan teknologi dan peran internet dalam
membentuk cara kita berkomunikasi dan bersosialisasi. Berikutnya, 26,7%
menjawab “mungkin,” yang menunjukkan adanya ketidakpastian atau
kekhawatiran mengenai dampak penggunaan internet terhadap interaksi
sosial. Para responden ini mungkin merasakan perubahan namun tidak
yakin seberapa besar dampaknya. Pertimbangan seperti jenis konten yang
Anda akses dan aktivitas online Anda dapat memengaruhi keraguan ini.
Selain itu, 20% menjawab "tidak", yang menunjukkan bahwa responden
menyangkal bahwa penggunaan Internet mempengaruhi interaksi sosial.
Pandangan ini bisa disebabkan oleh pengaturan batas waktu penggunaan
internet, kesadaran akan keseimbangan, atau jenis interaksi yang tetap
berlangsung secara tradisional tanpa banyak pengaruh digital.

38
Melanjuti pertanyaan di atas yaitu dengan pertanyaan “Jika iya,
sejauh mana internet memengaruhi interaksi sosial Anda?” secara garis
besar berikut jawaban dari responden:
a. Fokus Pada Ponsel Saat Berkumpul:
Responden mengatakan bahwa terkadang mereka fokus
pada ponsel saat berkumpul dibandingkan berkomunikasi satu
sama lain. Fenomena ini mencerminkan tantangan dalam
mempertahankan interaksi sosial langsung di era digital. Diskusi
terbuka mengenai penggunaan ponsel selama pertemuan dapat
menjadi langkah awal untuk menciptakan kesadaran dan
kesepakatan bersama mengenai etika interaksi.
b. Lebih Banyak Interaksi di WhatsApp Daripada Komunikasi
Langsung:
Dengan lebih banyak interaksi di WhatsApp dibandingkan
komunikasi langsung dalam kehidupan sehari-hari, jelas bahwa
media sosial dan platform pesan menjadi sarana komunikasi utama.
Hal ini mencerminkan perubahan preferensi komunikasi karena
meningkatnya kenyamanan dan aksesibilitas pesan teks dan media
digital.
c. Mempermudah Silaturahmi dan Hubungan Antar Daerah:
Responden menyatakan bahwa internet mempermudah
silaturahmi dan memungkinkan mereka menghubungi teman dan
keluarga kapanpun selama terhubung dengan internet. Ini
menunjukkan bagaimana teknologi memainkan peran positif dalam
mempertahankan hubungan dan menjaga keterhubungan
antarindividu, terutama dalam situasi geografis yang berjauhan.
d. Dapat Teman di Berbagai Daerah dan Berkabar dengan Sanak
Saudara:
Keterhubungan antar daerah melalui platform media sosial
memungkinkan responden untuk memiliki teman dari berbagai
daerah dan berkabar dengan sanak saudara. Ini menciptakan

39
lingkungan sosial yang lebih luas dan mendukung keberagaman
pengalaman dan perspektif.
e. Kemudahan Berkenalan dengan Orang:
Internet memberikan kemudahan untuk berkenalan dengan
orang baru. Platform sosial media dan aplikasi kencan online
memfasilitasi pertemuan dengan individu yang memiliki minat
atau latar belakang serupa, memberikan ruang bagi pengalaman
sosial yang lebih bervariasi.
f. Lebih Sering Main HP di Kost Daripada Berinteraksi dengan
Banyak Manusia:
Adanya preferensi untuk bermain ponsel di kos daripada
berinteraksi secara langsung dengan banyak orang menggambarkan
adanya perubahan dalam pola perilaku. Ini bisa mencerminkan
ketergantungan pada dunia digital, yang memerlukan
keseimbangan agar interaksi sosial tatap muka tidak terabaikan.
g. Pengaruh Buruk dan Perubahan Menjadi Introvert:
Responden melaporkan perubahan dalam perilaku pribadi,
dari yang sebelumnya aktif dan suka berbicara menjadi lebih
introvert. Hal ini mengindikasikan adanya dampak negatif dari
kecanduan internet. Diskusi lebih lanjut dapat fokus pada upaya
untuk menemukan keseimbangan antara kehidupan online dan
offline guna menjaga kesehatan mental dan sosial.
h. Lebih Dekat dengan Orang Lain Melalui Chat:
Meskipun adanya perubahan perilaku, responden
menyatakan bahwa mereka menjadi lebih dekat dengan orang lain
melalui chat. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun bentuk
interaksi yang berbeda, teknologi juga dapat memfasilitasi
pembentukan hubungan dekat.

40
gambar 2.9, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.11

Berdasarkan diagram pada gambar 2.9, dengan pertanyaan


“Apakah Anda merasa bahwa generasi muda di Indonesia mungkin lebih
kritis terhadap informasi yang mereka temui di internet?” mendapatkan
jawaban “Ya” sebesar 66.7%, hal ini menunjukan bahwa mereka merasa
generasi muda di Indonesia mungkin lebih kritis terhadap informasi yang
mereka temui di internet. Angka yang tinggi ini mencerminkan keyakinan
bahwa generasi muda telah mengembangkan keterampilan kritis dalam
menyaring dan mengevaluasi informasi yang ditemui secara online. lalu
sebanyak 30%, memberikan jawaban "Mungkin." Hal ini menunjukkan
adanya tingkat ketidakpastian di kalangan sejumlah responden terkait
sejauh mana generasi muda dapat dianggap kritis terhadap informasi di
internet. Faktor-faktor seperti pengalaman pribadi atau keraguan terhadap
literasi digital mungkin memainkan peran dalam pandangan ini. Selain
itu, hanya 3,3% responden yang menolak anggapan bahwa generasi muda
lebih kritis terhadap informasi di internet. Pandangan ini mungkin
mencerminkan kurangnya rasa percaya diri atau pengamatan pribadi yang
membuat orang menyimpulkan bahwa sikap kritis tidak lazim di kalangan
generasi muda.

41
gambar 2.10, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.12

Berdasarkan diagram pada gambar 2.10, dengan pertanyaan


“Apakah penggunaan internet memberikan dampak positif bagi Anda?”
mendapatkan jawaban “Ya” sebesar 90%, hal ini menyatakan bahwa
penggunaan internet memberikan dampak positif bagi mereka. Angka
yang tinggi ini mencerminkan pandangan optimis dan penerimaan
terhadap manfaat yang diberikan oleh internet dalam berbagai aspek
kehidupan. lalu sebanyak 10%, memberikan jawaban "Mungkin."
Meskipun jumlahnya minoritas, pandangan ini mungkin mencerminkan
keraguan atau kompleksitas terhadap dampak internet. Faktor seperti
pengalaman pribadi atau mungkin pengamatan terhadap dampak negatif
tertentu mungkin mempengaruhi pandangan ini. Selain itu, poin yang
menarik adalah bahwa tidak ada responden yang menolak bahwa
penggunaan internet memberikan dampak positif bagi mereka. Hal ini
menunjukkan tidak adanya penolakan yang kuat terhadap manfaat Internet
pada sampel responden.
Melanjuti pertanyaan di atas yaitu dengan pertanyaan “Jika iya
sebutkan salah satu dampak poitifnya” secara garis besar berikut jawaban
dari responden:
a. Informasi Tersampaikan Lebih Cepat:
Penggunaan internet memungkinkan akses instan terhadap
informasi. Faktor kecepatan dan real-time menjadi dampak positif
yang signifikan, memungkinkan individu mendapatkan berita
terkini dan perkembangan informasi secara cepat.

42
b. Pengetahuan Lebih Mudah Dicari, Bermanfaat untuk Tugas:
Internet menjadi sumber informasi yang sangat efisien.
Kemudahan mencari pengetahuan mendukung responden dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan mereka, meningkatkan efisiensi
belajar dan produktivitas.
c. Kenal dengan Perkembangan Zaman:
Penggunaan internet membantu individu tetap terhubung
dengan perkembangan zaman. Ini membantu mereka beradaptasi
dengan perubahan, tren, dan teknologi baru yang terus
berkembang.
d. Menambah Wawasan dan Mengetahui Peristiwa di Dalam dan
Luar Negeri:
Internet memperluas cakupan informasi, memberikan
wawasan yang lebih luas tentang peristiwa di dalam dan luar
negeri. Ini memperkaya pengetahuan responden tentang dunia yang
terus berubah.
e. Menambah Teman Meskipun Belum Pernah Bertemu:
Kemampuan untuk berinteraksi secara online
memungkinkan responden menambah teman, bahkan dengan orang
yang belum pernah mereka temui secara fisik. Ini menciptakan
konektivitas sosial yang melintasi batas geografis.
f. Menjadi lebih ekstrovert dan mengetahui lebih banyak:
Responden mengatakan bahwa penggunaan Internet
membuat mereka menjadi lebih ekstrovert dan lebih
berpengetahuan tentang berbagai hal. Hal ini menunjukkan bahwa
Internet dapat berperan dalam pengembangan karakter dan
membuka pikiran.
g. Lebih Update Tentang Berita Politik dan Kabar Lainnya:
Internet memberikan akses instan ke berita dan informasi
seputar politik, kabar buruk, dan kabar baik. Responden merasakan
manfaat ini dengan menjadi lebih update dan terinformasi.

43
h. Mempermudah Segala Macam Pekerjaan:
Internet memainkan peran krusial dalam mempermudah
segala macam pekerjaan. Mulai dari pekerjaan akademis hingga
pekerjaan sehari-hari, akses cepat dan efisien melalui internet
sehingga meningkatkan produktivitas.
i. Memfasilitasi komunikasi yang cepat dan efisien:
Internet memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang
lain dengan cepat dan efisien. Responden pun mengatakan bahwa
mereka dapat berkomunikasi melalui platform pesan, email, dan
media sosial tanpa hambatan ruang dan waktu.

gambar 2.11, diagram persentase jawaban dari pertanyaan no.14

Berdasarkan diagram pada gambar 2.11, dengan pertanyaan


“Apakah penggunaan internet memberikan dampak negatif bagi Anda?”
mendapatkan jawaban “Ya” sebesar 66,7%, hal ini menyatakan bahwa
mereka mereka pernah merasakan dampak negatif dari penggunaan
Internet. Angka-angka ini mencerminkan bahwa banyak orang mengalami
dampak negatif dari aktivitas online mereka. Lalu, sebagian kecil
responden, yakni 26,7%, memberikan jawaban "Mungkin." Hal ini
menunjukkan bahwa ada sebagian responden yang tidak sepenuhnya yakin
apakah penggunaan internet memberikan dampak negatif atau tidak.
Mengingat dampak penggunaan Internet bisa jadi rumit atau ambigu.
Selanjutnya, meskipun minoritas ternyata ada sebanyak 6,7% responden
menolak pandangan bahwa penggunaan internet memberikan dampak

44
negatif bagi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada sekelompok kecil
individu yang merasa bahwa penggunaan internet tidak memiliki dampak
buruk terhadap kehidupan mereka.
Melanjuti pertanyaan di atas yaitu dengan pertanyaan “Jika iya
sebutkan salah satu dampak negatifnya” secara garis besar berikut jawaban
dari responden:
a. Ketergantungan dan Penggunaan Berlebihan:
Responden mengatakan sulit bagi mereka untuk
menghindari kecanduan menggunakan ponsel. Hal Ini
mencerminkan dampak negatif dari kecanduan digital yang dapat
mengganggu kehidupan sehari-hari dan keseimbangan antara
online dan offline.
b. Rentan Terhadap Berita Hoaks:
Dampak negatif lainnya adalah rentan terhadap berita
hoaks. Penggunaan Internet yang tidak tepat dapat membuat kita
lebih rentan terhadap informasi palsu dan tidak akurat, yang dapat
berdampak negatif terhadap pemahaman dan persepsi kita terhadap
dunia.
c. Kehilangan manajemen waktu:
Responden mengatakan bahwa mereka kesulitan mengatur
waktu dan sering lupa waktu karena terlalu banyak menghabiskan
waktu bermain ponsel. Hal ini dapat mengarah pada penundaan
dan kehilangan kontrol terhadap jadwal kegiatan sehari-hari.
d. Westernisasi dan Pengaruh Kultural:
Penggunaan internet dapat membawa dampak westernisasi,
yaitu adopsi unsur-unsur budaya Barat dalam gaya hidup dan nilai-
nilai. Ini dapat mempengaruhi identitas budaya dan tradisional,
memberikan tantangan dalam mempertahankan keberagaman
kultural.
e. Kurang Produktif karena Kehadiran AI:
Responden mengakui bahwa penggunaan AI dapat
mengakibatkan kekurangan dalam motivasi untuk belajar.

45
Kehadiran teknologi yang canggih dapat menggeser fokus dan
mengurangi inisiatif untuk belajar secara mandiri.

f. Cyberbullying:
Salah satu dampak negatif yang signifikan adalah adanya
risiko cyberbullying. Penggunaan internet, khususnya interaksi
sosial online meningkatkan kemungkinan pengalaman negatif
seperti pelecehan dan penindasan.
g. Prokrastinasi Pekerjaan:
Responden juga mengakui kecenderungan untuk menunda-
nunda pekerjaan sebagai dampak negatif dari penggunaan Internet.
Kemudahan akses dan distraksi online dapat menjadi faktor yang
berkontribusi pada penundaan tugas-tugas yang seharusnya
dilakukan.

46
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Internet merupakan sesuatu yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi
dengan kehidupan generasi muda di Indonesia, berdasarkan kuisioner yang
sudah kami lakukan maka dapat disimpulkan beberapa poin penting:
a. Akses Informasi dan Pengetahuan:
Internet memberikan akses tak terbatas terhadap informasi dan
pengetahuan. Generasi muda Indonesia dapat dengan mudah
mengakses berbagai sumber informasi, yang berdampak positif
pada peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap
berbagai topik.
b. Pengaruh Media Sosial:
Media sosial menjadi platform utama di mana generasi
muda berinteraksi, berbagi pendapat, dan mendapatkan informasi.
Meskipun memberikan peluang untuk ekspresi diri dan
konektivitas sosial, penggunaan media sosial juga dapat
memengaruhi pola pikir mereka melalui eksposur terhadap
berbagai pandangan, tren, dan opini yang dapat membentuk
persepsi mereka terhadap dunia.
c. Tantangan Etika dan Keamanan:
Penggunaan internet juga membawa tantangan terkait etika
dan keamanan. Generasi muda perlu memahami konsekuensi dari
tindakan online mereka, seperti penyebaran informasi palsu,
privasi, dan cyberbullying, yang dapat memengaruhi pola pikir
mereka terhadap nilai-nilai dan norma sosial.
d. Pengaruh Terhadap Pendidikan:

47
Internet telah membuka akses baru terhadap metode
pembelajaran dan pendidikan. Generasi muda dapat memanfaatkan
sumber daya online untuk mendukung perkembangan akademis
mereka, namun perlu diingat bahwa internet juga dapat menjadi
sumber distraksi jika tidak digunakan dengan bijak.
e. Penggunaan Internet yang Berlebihan
Internet membawa manfaat yang sangat besar, namun
kesadaran akan potensi dampak negatif dari penggunaan internet
secara berlebihan masih sangat minim. Diperlukannya kesadaran
dari setiap individu yang menggunakan internet agar mampu
mengelola penggunaan internet dengan bijak demi kesejahteraan
mereka sendiri.
f. Gangguan Produktivitas
Penggunaan internet yang berlebihan dapat menjadi
distraksi utama, menghambat produktivitas dan kinerja. Terutama
di lingkungan kerja atau pendidikan, kecenderungan untuk
berselancar secara tak terkendali dapat menghambat kemajuan dan
pencapaian tujuan. Juga dengan adanya alat bantu yang bisa
dengan sangat praktis digunakan seperti AI dapat menjadikan
seorang individu mengurangi inisiatif dirinya untuk
belajar secara mandiri.

B. Saran
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Internet
berperan penting dalam membentuk pola pikir generasi muda di Indonesia.
Akses tanpa batas terhadap pengetahuan dan keahlian melalui internet
secara positif meningkatkan pemahaman mereka terhadap berbagai aspek
kehidupan. Namun harus diakui bahwa kehadiran media sosial juga secara
signifikan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dan membentuk
pandangan terhadap realitas. Tantangan etika dan keamanan perlu diatasi
melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap konsekuensi dari
aktivitas online. Selain itu, meskipun Internet membuka pintu baru bagi

48
pendidikan, kami menyadari dampak negatif yang mungkin timbul dan
perlunya mengarahkan penggunaan Internet secara bijak agar generasi
muda tetap produktif dan berkembang secara seimbang. Oleh karena itu,
penggunaan Internet secara bijaksana diperlukan untuk mengoptimalkan
manfaatnya tanpa merugikan nilai-nilai, etika, dan kesejahteraan generasi
muda di Indonesia.
Daftar Pustaka

Sumber dari buku

Ackermann, E. C., & Hartman, K. A. (2000). Internet and Web Essentials: What
You Need to Know. Prentice Hall.

Castells, M. (2010). The Rise of the Network Society. Wiley.

Chesbrough, H. (2010). Business Model Innovation: Opportunities and Barriers.


Long Range Planning, 43(2-3), 354-363.

Clarke, R. (2014). The Digital Persona and Its Application to Data Surveillance.
The Information Society, 30(3), 164-176.

Howard, P. N., & Hussain, M. M. (2013). Democracy's Fourth Wave? Digital


Media and the Arab Spring. Oxford University Press.

Hrastinski, S. (2016). A theory of online learning as online participation.


Computers & Education, 78, 108-115.

Koh, S., & Rees, C. S. (2017). How digital technology shapes e-commerce
entrepreneurs: An exploration of the career experiences of young Chinese
e-commerce entrepreneurs. International Journal of Information
Management, 37(6), 560-568.

Livingstone, S. (2008). Taking Risky Opportunities in Youthful Content Creation:


Teenagers’ Use of Social Networking Sites for Intimacy, Privacy and Self-
Expression. New Media & Society, 10, 393-411.

Oblinger, D., & Oblinger, J. (2005). Educating the Net Generation. Educause.

49
O'Brien, J. A. (2003). Introduction to Information Systems: Essentials for the
Internetworked E-Business Enterprise.

Prensky, M. (2008). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times.
Association for Supervision and Curriculum Development.

Prensky, M. (2001). Digital Natives, Digital Immigrants. On the Horizon, 9(5), 1–


6.

Strauss, J., El-Ansary, A., & Frost, R. (2003). Marketing: An Introduction. New
Jersey: Prentice Hall

Tapscott, D. (2009). Grown Up Digital: How the Net Generation is Changing


Your World. McGraw-Hill.

Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2018). Associations between screen time and
lower psychological well-being among children and adolescents: Evidence
from a population-based study. JAMA Pediatrics, 172(11), 1018-1024.

Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2009). Social consequences of the Internet for
adolescents: A decade of research. Current Directions in Psychological
Science, 18(1), 1-5.

Van Dijk, J. (2012). The Network Society. Sage.

Westerman, G., Bonnet, D., & McAfee, A. (2014). Leading Digital: Turning
Technology into Business Transformation. Harvard Business Review
Press.

Sumber dari Internet (artikel jurnal, makalah, skripsi, tesis, dsb.)

Direktorat SMP. Jejak Sejarah Perkembangan Internet: Dunia dan Indonesia.


Tersedia: https://ditsmp.kemdikbud.go.id/jejak-sejarah-perkembangan-
internet-dunia-dan-indonesia/
[diakses 30 Oktober 2023].

50
GeeksforGeeks. How Does the Internet Work?.
Tersedia: https://www.geeksforgeeks.org/how-does-the-internet-work/.
[diakses 30 Oktober 2023].

Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kemkominfo: Internet Jadi Referensi


Utama Mengakses Berita dan Informasi.
Tersedia:
https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/5421/Kemkominfo
%3A+Internet+Jadi+Referensi+Utama+Mengakses+Berita+dan+Informasi/
0/berita_satker
[diakses 30 Oktober 2023].

Ngabito, Yenny AL. Definisi Dan Pengertian Internet Menurut para Ahli.
Tersedia: https://www.scribd.com/doc/142145086/Definisi-Dan-Pengertian-
Internet-Menurut-Para-Ahli
[diakses 30 Oktober 2023].

Perpustakaan UB. Sejarah Internet di Indonesia.


Tersedia: https://lib.ub.ac.id/news/sejarah-internet-di-indonesia/
[diakses 30 Oktober 2023].

Setiana, Rani. (2019). Dampak pemanfaatan Perangkat Telekomunikasi, Internet,


dan Teknologi Nirkabel.
Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/334029403_KARYA_TULIS_IL
MIAH_Dampak_pemanfaatan_Perangkat_Telekomunikasi_Internet_dan_T
eknologi_Nirkabel
[diakses 30 Oktober 2023].

51
52

Anda mungkin juga menyukai