KALANGAN REMAJA
Karya Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Penilaian Bahasa Indonesia.
Oleh:
Klement Marcello Limantara
11.2
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah memberi
kesempatan penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Teknologi
kepada Masyarakat Remaja”tepat pada waktunya
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lidiwaty, Sianturi, S.S. atas
bimbingan dalam mengerjakan karya ilmiah ini dan mengajarkan cara merangkai karya ilmiah
sebagai guru Bahasa Indonesia. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang sudah memberi dukungan dalam merangkai karya tulis.
Karya tulis ini bertujuan untuk menggali dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan
teknologi pada segmen masyarakat yang penuh potensi ini. Dalam perjalanan pembacaan,
diharapkan kita dapat memahami peran teknologi dalam membentuk pola pikir, perilaku, dan
hubungan sosial remaja. Penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis terbuka untuk setiap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah
ini.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
mendorong refleksi lebih lanjut terkait dinamika antara teknologi dan masyarakat remaja. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
Kekurangan dsn kelebihah, contoh kasus terbanyak di teknologi, ditulis untuk edukasi
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk:
1. Mengetahui sejarah perkembangan teknologi Indonesia
2. Mengetahui pengaruh perkembangan teknologi dalam aspek kehidupan remaja.
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Pentingnya literasi digital dan kesadaran diri dalam menggunakan teknologi, termasuk
sosial media, menjadi kunci. Orang tua dan pendidik perlu memberikan panduan untuk
memahami risiko, mengelola waktu online, dan mempromosikan pola pikir yang sehat terkait
dengan interaksi online.
Perkembangan teknologi ini turut berperan dalam membentuk kondisi kesehatan fisik
remaja secara signifikan. Seiring dengan kemajuan perangkat elektronik dan aplikasi digital,
remaja cenderung mengalami perubahan dalam gaya hidup, dengan lebih banyak waktu
dihabiskan di depan layar daripada terlibat dalam aktivitas fisik. Fenomena ini dapat
menyebabkan penurunan tingkat aktivitas fisik dan kecenderungan adopsi gaya hidup kurang
aktif. Salah satu contohnya adalah akses kepada makanan yang sangat mudah. Hal seperti Grab
Food, Shoppee Food, GoFood dan masih banyak lain bisa menyebabkan kelebihan konsumsi
makanan dan berkurangnya aktifitas fisik. Masalah postur tubuh juga semakin muncul akibat
penggunaan perangkat elektronik dalam durasi yang lama, menyebabkan ketidaknyamanan dan
risiko cedera pada bagian punggung dan leher.
Selain itu, remaja yang terlalu terpaku pada teknologi cenderung kurang berminat untuk
berpartisipasi dalam olahraga atau kegiatan luar ruangan, yang dapat berdampak pada kesehatan
fisik mereka, termasuk risiko kelebihan berat badan atau obesitas. Gangguan tidur juga menjadi
perhatian, karena penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur
remaja. Meskipun terdapat dampak negatif, perlu diakui bahwa teknologi juga dapat memberikan
manfaat positif dalam mendukung gaya hidup sehat, seperti aplikasi kebugaran dan akses mudah
ke informasi kesehatan.
Ada juga dampak positif signifikan pada kesehatan fisik mereka. Ketersediaan berbagai
aplikasi dan perangkat pintar telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan aktivitas
fisik di kalangan remaja. Aplikasi pelacakan kebugaran dan permainan video interaktif
mendorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan olahraga, menciptakan lingkungan yang
mendukung pengembangan kesehatan jantung, kekuatan otot, dan fleksibilitas. Selain itu, akses
mudah terhadap informasi kesehatan melalui internet membantu remaja memahami pentingnya
gaya hidup sehat dan nutrisi. Adanya aplikasi kesehatan mental juga memberikan solusi untuk
tantangan kesehatan mental, memberikan dukungan dalam mengatasi stres dan kecemasan.
Pemantauan kesehatan melalui perangkat pintar, seperti gelang kebugaran dan jam tangan
pintar, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi fisik dan membantu remaja
mengambil tindakan yang tepat. Pendidikan kesehatan online dan kemudahan akses ke
perawatan kesehatan melalui telemedicine menjadi tambahan nilai dalam upaya meningkatkan
kesehatan remaja. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknologi perlu diatur dengan bijak
agar manfaatnya dapat diperoleh tanpa mengorbankan aspek kesehatan dan keseimbangan hidup.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang penggunaan yang sehat dan bertanggung
jawab terhadap teknologi menjadi esensial bagi remaja guna memaksimalkan dampak positifnya
pada kesehatan fisik.
Selain itu, teknologi juga telah memperkenalkan metode pembelajaran yang lebih
inovatif. Penggunaan platform pembelajaran daring, aplikasi edukasi, dan simulasi interaktif
menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan menarik. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi remaja untuk belajar, karena mereka dapat menyesuaikan tempo dan
gaya belajar sesuai dengan preferensi masing-masing.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan juga membuka pintu bagi pembelajaran jarak
jauh atau e-learning. Remaja dapat mengikuti kelas-kelas online, kursus, atau pelatihan tambahan
tanpa harus hadir fisik di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Hal ini memberikan
fleksibilitas yang lebih besar, memungkinkan mereka untuk mengelola waktu belajar mereka
sendiri dan mengejar minat atau bakat khusus.
Namun, sementara ada banyak keuntungan, perlu diakui bahwa adopsi teknologi dalam
pendidikan juga membawa sejumlah tantangan. Salah satunya adalah risiko terpapar pada
informasi yang tidak akurat atau konten yang tidak sesuai. Oleh karena itu, remaja perlu dilatih
untuk mengembangkan literasi digital agar mampu menilai keandalan dan kualitas informasi
yang mereka temui di dunia maya.
Selain itu, adopsi teknologi juga dapat meningkatkan kesenjangan akses pendidikan.
Meskipun banyak remaja yang dapat mengakses teknologi dengan mudah, masih ada yang tidak
memiliki akses yang sama karena faktor ekonomi atau geografis. Oleh karena itu, upaya perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi dalam pendidikan dapat diakses
secara merata oleh semua lapisan masyarakat.
Aplikasi seperti Tinder atau Bumble telah menimbulkan budaya hubungan yang tidak
sehat. Remaja dengan sangat mudah memiliki akses untuk bertemu dengan banyak orang hanya
dengan suatu aplikasi. Hal ini bisa menyebabkan budaya ganti-ganti pacar ataupun
mempermudah perselingkuhan.
Paparan terhadap konten seksual melalui internet memainkan peran dalam membentuk
persepsi remaja terhadap seksualitas dan hubungan. Sementara teknologi membuka pintu untuk
edukasi seksual yang lebih mudah diakses, perlu diakui bahwa risiko paparan yang tidak
terkontrol dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial mereka.
Dampak teknologi terhadap agama dapat bersifat kompleks dan bervariasi. Di satu sisi,
teknologi memberikan kemudahan akses terhadap informasi keagamaan, memfasilitasi
komunikasi antarumat beragama, dan memungkinkan penyiaran acara keagamaan secara global.
Namun, di sisi lain, ada potensi dampak negatif seperti penyebaran informasi yang tidak akurat
atau tidak sesuai dengan nilai agama, serta tantangan terhadap tradisi keagamaan dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang cepat.
Dalam beberapa kasus, teknologi juga dapat menciptakan forum diskusi dan pertukaran
pandangan yang membantu memperkuat keyakinan keagamaan. Namun, perlu diingat bahwa
dampak teknologi terhadap agama dapat sangat bervariasi tergantung pada interpretasi dan
penerapan nilai-nilai keagamaan masing-masing individu atau komunitas.
Teknologi memberikan dampak yang kompleks terhadap tingkah laku remaja dalam
beberapa aspek. Salah satu aspek positifnya adalah kemudahan akses informasi. Remaja dapat
mengakses pengetahuan melalui internet, memperluas wawasan mereka dan meningkatkan
keterampilan akademis. Selain itu, media sosial menjadi platform untuk membangun dan
memelihara hubungan sosial, menguatkan koneksi dengan teman sebaya, serta memungkinkan
mereka berpartisipasi dalam aktivitas sosial secara virtual.
Namun, sisi negatifnya juga muncul. Adanya tekanan sosial yang diperoleh melalui
media sosial dapat mempengaruhi tingkah laku remaja. Mereka mungkin merasa tertekan untuk
menyesuaikan diri dengan standar kecantikan atau gaya hidup yang seringkali tidak realistis.
Selain itu, penggunaan berlebihan perangkat teknologi, terutama pada malam hari, dapat
mengganggu pola tidur remaja, berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Media sosial juga bisa berdampak buruk kepada tingkah laku remaja karena remaja bisa
mengikuti suatu karakter fiksi yang mereka pikir keren tetapi sebenarnya tidak baik. Trend
‘Literally me’ di TikTok adalah salah satu contohnya. Walaupun trend ini hanya ada sebagai
bahan bercanda, beberapa orang menganggapnya serius dan benar-benar mengikuti karakternya
yang kebanyakan sedih dan depresi. Hal ini bisa merubah karakter suatu remaja menjadi lebih
buruk.
BAB III
PEBNUTUP
3.1 Simpulan
Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan dari karya ilmiah ‘Teknologi dan
dampaknya di kalangan remaja’ yaitu teknologi memiliki dampak yang baik dan buruk kepada
aspek kehidupan remaja tergantung kebijakan pemakaian. Teknologi bisa sangat membantu
dalam banyak hal seperti berkomunikasi dan menempuh ilmu baru, tetapi huga bisa memiliki
dampak buruk seperti menurunnya kesehatan mental dan fisik karena media sosial dan gaya
hidup yang malas.
3.2 Saran
Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maa penulis bermaksud untuk
memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun peneliti
selanjutnya dan pihak-pihak lain seperti:
1) Remaja
Sangat butuh diperhatikan oleh remaja cara penggunaan teknologi di zaman
modern ini untuk mencegah dampak-dampak negatif yang terdapat dalam perkembangan
dan penggunaan teknologi seperti pornografi, penyakit mental, dan kemalasan.
2) Orang tua
Orang tua memiliki peran yang penting dalam penggunaan teknologi oleh remaja.
Kebijakan dalam penggunaan teknologi oleh remaja harus dipantau dan diarahi supaya
tidak memberi dampak negatif yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Septiana, N. Z. (2021). The Impact of the Use of Social Media On Mental Health and Teens
Social Welfare In The Pandemic Covid-19. Nusantara of Research : Jurnal Hasil-Hasil Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri, 8(1), 1-13. https://doi.org/10.29407/nor.v8i1.15632
More Citation Formats
Abadi TW, Sukmawan F, Utari DA. 2013. Media sosial dan pengembangan hubungan
interpersonal remaja di Sidoarjo. Kanal, 2 (1), 1-106
Ajike. 2016. The impact of social networking sites on teenagers in Negeria. International Journal
of Public Policy and Administrative Studies, 11(1), 35-64
Annisa. 2016. Intensitas komunikasi melalui jejaring sosial pada remaja dengan tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert. Psikoborneo, 4 (4), 763-772
WHO (2020) WHO report on health behaviours of 11–15-year-olds in Europe reveals more adolescents are
reporting mental health concerns. Copenhagen, Denmark. Available at:
https://www.euro.who.int/en/media-centre/sections/press-releases/2020/who-report-on-health-behaviours-of-11
15-year-olds-in-europe-reveals-more-adolescents-are-reporting-mental-health-concerns.