3.1 Materi 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini, antara lain: a. EDTA b. Hemoglobinometer (hemometer) c. Hemolet/Lanset d. Kaca penutup e. Kamar hitung improved neubauer f. KH Improved Neubauer dan kaca penutup g. Micro hematocrit reader h. Mikropipet i. Mikroskop j. Pipet eritrosit atau clinipet 20 ul k. Pipet leukosit atau clinipet 20 ul l. Pipet Pasteur m. Pipet Pasteur Mikroskop n. Pipet volumetrik 0,5 ml o. Sentrifuge p. Tabung ukuran 75 x 10 mm 3.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan antara lain: a. Aquades b. Darah kucing 5 ml c. HCL 0.1 N d. Larutan hayem e. Larutan pengencer turk f. Plastisin 3.2 Metode 3.2.1 Hematokrit a. Darah dihisap dengan tabung kapiler, dengan menyentuhkan ujung tabung pada darah dan menggoyang- goyang atau mengetuk-ngetuk ujung lainnya dengan telunjuk dimana posisi tabung hampir mendatar. Bagian ujung tabung dikosongkan (tak diisi) kira-kira 1 cm b. Bagian ujung tabung disumbat dengan plastisin c. Kemudian tabung diletakkan pada alat sentrifuge dengan bagian tak tersumbat mengarah ke pusat sentrifuge d. Sentrifugasi dilakukan selama 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm e. Hasil sentrifugasi dibaca dengan menggunakan alat khusus (Skala Hematokrit) 3.2.2 Hemoglobin a. Masukkan HC1 0.1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 10 b. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul c. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet d. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. e. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi pipet ke dalam tabung, lakukan hal ini 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa darah terbilas ke dalam tabung. f. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai diperoleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang ada di komparator. Setelah darah tercampur dengan HCI, warna larutan dibaca pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan disamakan dengan warna gelas standar. Tinggi larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb dalam g% (lihat pada dasar meniskus). Laporkan nilainya dalam gr% (-gr/100 ml - gr/dl). 3.2.3 Total Leukosit 1) Tahap pertama a. Pipet pengencer yang baik dan bersih diambil b. Darah dihisap sampai batas 0.5 c. Ujung pipet dibersihkan dari noda-noda darah yang menempel dengan menggunakan kertas saring atau tisu d. Ujung pipet dicelupkan ke dalam cairan pengencer dan cairan tersebut dihisap sampai batas 11 e. Pipet diangkat, lalu ditutup ujungnya dengan jempol dan pangkalnya ditutup dengan jari tengah, Posisi pipet mendatar f. Campuran larutan dengan darah diratakan dengan cara membuat gerakan bolak balik seperempat lingkaran atau membuat gerakan angka delapan mendatar g. Setelah homogen, sebagian larutan enceran dibuang kira-kita 3-5 tetes h. Kamar hitung (Burker) diambil dari kaca penutupnya. Kamar hitung maupun penutup harus bersih dari kotoran serta bebas lemak atau minyak i. Kaca penutup diletakkan di atas tanggul kamar hitung, dan selalu diperhatikan terbentuknya cincin Newton j. Larutan enceran diisikan ke dalam kamar hitung dengan cara hati-hati menyentuhkan ujung pipet pada tepi antara dataran kaca penutup, sehingga permukaan dataran terisi merata. Kelebihan cairan diatas kaca penutup dapat dihilangkan dengan menyentuhkan kertas saring/tisu dengan hati-hati sehingga larutan yang telah masuk kamar hitung tidak ikut terserap Kembali k. Kamar hitung yang telah diisi dengan larutan enceran didiamkan selama beberapa menit dalam posisi mendatar agar sel-sel darah mengendap dengan baik 2) Tahap kedua a. Mikroskop yang baik disiapkan dan dibersihkan bagian-bagian optiknya b. Kamar hitung yang telah disiapkan diletakkan di meja mikroskop. Bagian dataranyang terisi diposisikan tepat di bawah lensa obyektif c. Penyebaran sel diperhatikan dengan pembesaran rendah, dilihat apakah merata atau berkelompok. d. Jika tidak merata, harus membuat lagi preparat yang baru e. Jika sudah merata, lensa obyektif diganti dengan pembesaran lebih tinggi. Sel leukosit dihitung berdasarkan jumlah sel yang terlihat dalam empat kotak besar di pojok f. Hasil perhitungan akhir (jumlah total leukosit) g. Total leukosit n x 50 (n jumlah dari ke-empat kotak yang dihitung) 3.2.4 Total Eritrosit 1) Tahap pertama a. Pipet pengencer yang baik dan bersih diambil b. Darah dihisap sampai batas 0.5 c. Ujung pipet dibersihkan dari noda-noda darah yang menempel dengan menggunakan kertas saring atau tisu d. Ujung pipet dicelupkan ke dalam cairan pengencer dan cairan tersebut dihisap sampai batas 11 e. Pipet diangkat, lalu ditutup ujungnya dengan jempol dan pangkalnya ditutup dengan jari tengah. Posisi pipet mendatar f. Campuran larutan dengan darah diratakan dengan cara membuat gerakan bolak balik seperempat lingkaran atau membuat gerakan angka delapan mendatar g. Setelah homogen, sebagian larutan enceran dibuang kira-kita 3-5 tetes h. Kamar hitung (Burker) diambil dari kaca penutupnya. Kamar hitung maupun penutup harus bersih dari kotoran serta bebas lemak atau minyak i. Kaca penutup diletakkan di atas tanggul kamar hitung, dan selalu diperhatikan terbentuknya cincin Newton j. Larutan enceran diisikan ke dalam kamar hitung dengan cara hati-hati menyentuhkan ujung pipet pada tepi antara dataran kaca penutup, sehingga permukaan dataran terisi merata. Kelebihan cairan diatas kaca penutup dapat dihilangkan dengan menyentuh kan kertas saring/tisu dengan hati- hati sehingga larutan yang telah masuk kamar hitung tidak ikut terserap Kembali k. Kamar hitung yang telah diisi dengan larutan enceran didiamkan selama beberapa meniti dalam posisi mendatar agar sel-sel darah mengendap dengan baik 2) Tahap kedua a. Mikroskop yang baik disiapkan dan dibersihkan bagian-bagian optiknya b. Kamar hitung yang telah disiapkan diletakkan di meja mikroskop. Bagian dataran yang terisi diposisikan tepat di bawah lensa obyektif c. Penyebaran sel diperhatikan dengan pembesaran rendah, dilihat apakah merata atau berkelompok. d. Jika tidak merata, harus membuat lagi preparat yang baru e. Jika sudah merata, lensa obyektif diganti dengan pembesaran lebih tinggi. Hitung sel-sel dalam lima kotak yang terletak di daerah sentral dengan ketentuan sebagai berikut: sel-sel yang menyentuh garis batas atas dan kiri kotak termasuk dalam hitungan, sedangkan sel-sel yang menyentuh garis batas kedua sisi lainnya (kanan dan bawah) tidak masuk hitungan. Lima kotak yang biasa dihitung ialah empat kotak pojok dan satu kotak tengah. f. Hasil perhitungan akhir (jumlah total eritrosit) Total eritrosit = n x 10.000 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Nilai Hematokrit
Gambar I. Nilai hematokrit pada kucing
4.1.2 Nilai Hemoglobin
Gambar 2. Nilai hemoglobin pada darah kucing
4.1.3 Jumlah Eritrosit Gambar 3. Jumlah eritrosit pada kucing 4.1.4 Jumlah leukosit
Gambar 4. Jumlah eritrosit pada kucing
4.2 Pembahasan 4.2.1 Nilai Hematokrit 4.2.2 Nilai Hemoglobin 4.2.3 Jumlah Eritrosit 4.2.4 Jumlah Leukosit