ANTARA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
CABANG SERANG
DENGAN
KLINIK AL-BAROKAH (JST)
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMABAGI PESERTA
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
________________________________________________________________
Nomor : 699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
Perjanjian Kerja Sama ini, dibuat dan ditandatangani di Serang, pada hari Selasa tanggal
Satu Bulan Desember tahun dua ribu dua puluh oleh dan antara :
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk
menandatangani Perjanjian Kerjasama tentangPelayanan Kesehatan Tingkat
1
Pihak I Pihak II
PertamaBagi PesertaProgram Jaminan Kesehatan (yang selanjutnya disebut
“Perjanjian”), dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini
memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut :
1. Apotekadalahsaranapelayanankefarmasiantempatdilakukanpraktekkefarmasian oleh
Apoteker.
4. Auditor Internal PIHAK KESATU adalah pegawai tetap PIHAK KESATU yang diberi
tugas (dengan melampirkan surat tugas),tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan audit.
5. Auditor Eksternal adalah lembaga pengawas independen, kantor akuntan publik dan
atau lembaga pemeriksa lain.
2
Pihak I Pihak II
9. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Faskes adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
10. Home
VisitadalahkegiatanpelayanankunjungankerumahPesertauntukpemberianinformasi/
edukasikesehatandiri dan lingkunganbagiPeserta dan keluarga.
12. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
Iuran Jaminan Kesehatan atau Iuran Jaminan Kesehatannya dibayar oleh Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah.
3
Pihak I Pihak II
19. Monitoring dan
Evaluasiadalahkegiatansecaraterusmenerusuntukmemantauperkembangandalampelak
sanaantugas dan menilaihasil yang telahdicapaisertakendala yang dihadapi.
20. Norma
penetapanbesaranKapitasiadalahkriteriamengenaitingkatkelengkapansumberdaya dan
pelayananPIHAK KEDUA yang digunakanuntukpenetapanbesarankapitasibagiPIHAK
KEDUA.
23. PelayananObatadalahpemberianobat-
obatansesuaikebutuhanmedisbagiPesertabaikpelayananobat RJTP dan RITP.
24. PelayananKontakTidakLangsungadalahpemberianpelayanankesehatanmelaluisisteminf
ormasi yang digunakan oleh FKTP dan Pesertasebagaisaranakomunikasi,
ataumelaluisisteminformasi yang disediakan oleh BPJS Kesehatan.
25. Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja, yang selanjutnya disebut dengan Pembayaran
KBK, adalah penyesuaian besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian
indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa hasil kinerja
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertamadalam rangka peningkatan mutu pelayanan.
26. Pesertaadalahsetiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telahmembayarIuranJaminan Kesehatan.
27. Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang selanjutnya disebut Prolanis adalah suatu
sistem yang memadukan antara penatalaksanaan pelayanan kesehatan dan
komunikasi bagi sekelompok Peserta dengan kondisi penyakit tertentu melalui upaya
penanganan penyakit secara mandiri.
28. Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada penderita
penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih membutuhkan pengobatan atau
asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di PIHAK KEDUA atas
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub-spesialis yang merawat.
4
Pihak I Pihak II
30. Rawat Jalan Tingkat Pertama (untuk selanjutnya disebut RJTP) adalah pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik yang dilaksanakan pada PIHAK
KEDUA untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan
kesehatan lainnya.
31. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA berdasarkan jumlah Peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
32. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh PIHAK KESATU kepada
PIHAK KEDUA berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
34. Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (selanjutnya disebut TKMKB) adalah tim yang
dibentuk oleh PIHAK KESATU dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan
kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi dan pakar klinis.
35. Tim Pencegahan Kecurangan Jaminan Kesehatan Nasional PIHAK KESATU atau
selanjutnya disebut Tim PK-JKN PIHAK KESATU adalah Tim yang dibentuk PIHAK
KESATU dalam rangka pencegahan kecurangan Jaminan Kesehatan Nasional yang
berasal dari unit kerja yang melaksanakan fungsi pencegahan kecurangan di Kantor
Cabang, termasuk melakukan audit berupa verifikasi paska klaim.
PASAL 2
(1) MaksudPerjajianiniadalahPARA
PIHAKsepakatuntuk melakukankerjasamadalampenyediaanlayanankesehatantingkatp
ertamabagiPesertaJaminan Kesehatan.
PASAL 3
(1) Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemberian Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
berupa pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi
pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
(2) Uraian Ruang lingkup dan Prosedur Pelayanan Kesehatan bagi Peserta sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Perjanjian ini.
5
Pihak I Pihak II
PASAL 4
1. HakPIHAK KESATU
a. Menentukan besaran kapitasi berdasarkan norma penetapan besaran tarif kapitasi
dan capaian kinerja pelayanan PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia, sarana
prasaranaPIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan kepada Peserta;
c. Melakukan evaluasi atas capaian kinerja pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada Pesertaoleh PIHAK KEDUA, termasuk audit terhadap klaim yang dilakukan
oleh PIHAK KESATUdan/atau PIHAK lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Menerima pemberitahuan dari PIHAK KEDUAapabila terdapat perubahan yang
meliputi Sumber Daya Manusia (termasuk dokter pengganti sementara yang memiliki
SIP yang setara), kelengkapan sarana prasarana, lingkup pelayanan, kinerja
pelayanan, waktu dan tempat praktik pada aplikasi HFIS dan/atau secara tertulis
paling lambatakhirbulanberjalan;
e. Menerima Pakta Integritasjumlahtenagamedisyang diajukan oleh PIHAK
KEDUAmelalui aplikasi HFIS paling lambat setiap tanggal 4 bulanberikutnya
sebagai dasar penetapan norma kapitasi, dikecualikan untuk FKTP non
jarkomdatPaktaIntegritasditerima melalui dokumen tertulis;
g. Menerima data pelayanan kontak langsung dan kontak tidak langsung segera
setelah melakukan pelayanan melalui aplikasi pencatatan pelayanan tingkat
pertama yang dikembangkan oleh PIHAK KESATU dan/atau laporan lainnya yang
berkaitan dengan Program JKN dari PIHAK KEDUA dan Jejaring Faskesnya.
Dikecualikan untuk FKTP yang berada diwilayah tidak tersedia jaringan komunikasi,
data pelayanan dilaporkan dalam bentuk manual sebagaimana tercantum pada
Lampiran IV dalam Perjanjian ini;
h. Menerima pakta integritas single login dan memberikan hak akses sistem informasi
PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA;
i. Menerima berkas tagihan Klaim Non Kapitasi secara periodik dan lengkap;
6
Pihak I Pihak II
j. Memperhitungkan kompensasi pembayaran kepada PIHAK KEDUA jika terjadi
kelebihan pembayaran;
k. MenerimapemberitahuandariPIHAK
KEDUAapabilaterdapatperubahaninformasimengenaikeuanganmeliputiperubahanno
morrekening, nama bank, namarekening, dan NomorPokokWajibPajaksecaratertulis
dan melaluisistem pada aplikasi HFIS;
l. Mendapatkan informasi terkait dengan penyediaan fungsi pelayanan informasi dan
penanganan pengaduan di PIHAK KEDUA.
m. Menerima informasi Peserta yang dirujuk oleh PIHAK KEDUA melalui systemP-Care
milikPIHAK KESATU.
2. KewajibanPIHAK KESATU
a. Menyediakan data nama dan alamat Peserta terdaftar secara berkala setiap bulan
melalui aplikasi PIHAK KESATU;
b. Melakukan pembayaran pelayanan kesehatan kepada PIHAK KEDUA sebagai
berikut:
1) kapitasi sesuainormapenetapanbesarantarifkapitasi dan berbasiskinerja.
2) Klaimnonkapitasisesuaidenganketentuantarif yang berlaku
c. Melakukan pembayaran biaya kapitasi kepada PIHAK KEDUApaling lambat tanggal
15 (lima belas) pada bulan berjalan, dalam hal pembayaran kapitasi jatuh pada hari
libur maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya;
d. Melakukan pembayaran Klaim non kapitasi kepada PIHAK KEDUA atau Jejaringnya
berdasarkan klaim yang diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja sejak berkas Klaim dinyatakan lengkap, dalam hal pembayaran klaim non
kapitasi jatuh pada hari libur maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya;
e. Melakukan pembayaran denda kepada PIHAK KEDUA dalam hal keterlambatan
pembayaran non kapitasi sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus
dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan;
f. Menyediakan sistem informasi data pelayanan Peserta dan daftar FKRTL di PIHAK
KEDUA;
g. Memberikan informasi standar minimal perangkat keras (hardware) dan jaringan
komunikasi data kepada PIHAK KEDUA;
h. Memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pelayanan, pembayaran dan
proses kerja sama kepadaPIHAK KEDUA;
i. Melakukan pembayaran kompensasi kepada PIHAK KEDUA dalam hal terjadinya
kekurangan bayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
j. Menyampaikan hasil evaluasi kinerja pelayanan kepada PIHAK KEDUA;
k. Menyampaikan evaluasi hasil survey kepuasan Peserta, Walk Through Audit,
Utilization Review kepada PIHAK KEDUA;
7
Pihak I Pihak II
l. Menyediakan sarana / unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan informasi
dan penanganan pengaduan bagi Peserta yang dikelola secara bersama-sama atau
sendiri-sendiri oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
m. Menyediakan Mapping Fasilitas Kesehatan rujukan horizontal tingkat pertama dan
rujukan vertical tingkat rujukan melalui aplikasi PIHAK KESATU;
3. HakPIHAK KEDUA
b. MenerimapembayaranpelayanankesehatandariPIHAK KESATUsebagaiberikut:
c. Menerima pembayaran Klaim non kapitasi atas pelayanan yang diberikan kepada
Peserta sejak berkas klaim diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima
belas) hari kerja sejak berkas dinyatakan lengkap oleh PIHAK KESATU;
e. Mendapatkan sistem informasi data pelayanan Peserta dan daftar FKRTL dari
PIHAK KESATU;
8
Pihak I Pihak II
j. Memperolehsistemantreanpendaftaranpelayanankesehatansecara online yang
terkoneksidengan Mobile JKN dariPIHAK KESATU.
h. Mencantumkan jadwal dan jam pelayanan dokter yang terdaftar sesuai dengan SIP
di PIHAK KEDUA sebagaimana tercantum dalam lampiran IX pada Perjanjian ini;
i. Menjamin Peserta mendapatkan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis;
j. Memastikan pelayanan yang diberikan oleh Jejaring Faskes PIHAK KEDUA kepada
Peserta sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangan, melakukan
sosialisasi terkait isi pada Perjanjian dan pembinaan berkelanjutan kepada Jejaring
Faskes;
k. Memberikan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia, sarana prasarana
dan data rekening pembayaran PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATUmelalui
aplikasi HFI dan/atau secara tertulis;
r. Mengajukan berkas tagihan Klaim non kapitasi secara periodik dan lengkap;
t. MemberitahukankepadaPIHAK
KESATUapabilaterdapatperubahaninformasimengenaikeuanganmeliputiperubahann
omorrekening, nama bank, namarekening, dan NomorPokokWajibPajaksecaratertulis
dan melaluisistem pada aplikasi HFIS.
y. Memastikan seluruh jajaran Sumber Daya Manusia yang dimiliki berkomitmen untuk
tunduk dan taat pada aturan terkait dengan anti gratifikasi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
PASAL 5
(1) PARA PIHAK menyediakan fungsi pemberian informasi dan penanganan pengaduan
sesuai ketentuan perundang-undangan.
(2) Dalam hal Peserta JKN-KIS atau PIHAK KEDUA membutuhkan pelayanan pemberian
informasi dan penanganan pengaduan, maka mekanisme dilakukan sebagai berikut:
a. Peserta JKN-KIS menyampaikan permintaan informasi dan penanganan pengaduan
kepada petugas yang telah ditentukan oleh PIHAK KESATU maupun PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan fungsi pemberian informasi dan penanganan
pengaduan.
b. PIHAK KESATU maupun PIHAK KEDUA melalui petugas yang telah ditunjuk
sebagai pemberian informasi dan penanganan pengaduan, menyampaikan
permintaan informasi dan penanganan pengaduan kepada PIHAK LAINNYA melalui
staf yang telah diberikan kewenangan, baik melalui tatap muka langsung ataupun
melalui media komunikasi lainnya (telepon; handphone; atau aplikasi yang berlaku).
c. Dalam hal diperlukan eskalasi dan atau tindak lanjut, maka PARA PIHAK saling
berkoordinasi melalui petugas yang telah diberikan kewenangan.
d. Penyelesaian penanganan pengaduan dilaksanakan mengacu pada ketentuan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran XI.
PASAL 6
JEJARING FASKES
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memiliki sarana penunjang, wajib membangun jejaring
dengan Fasilitas Kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan obat, bahan
medis habis pakai, dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan;
[(2)] PIHAK KEDUA dapat bekerjasama dengan Jejaring Faskes antara lain Instalasi
Farmasi atau Apotek dan/atau atau Laboratorium dan/atau atau bidan;
11
Pihak I Pihak II
(2)[(3)] PIHAK KEDUA dapat bekerjasama dengan Jejaring Faskes antara lain Instalasi
Farmasi/Apotek/Laboratorium yang telahmenjalinkerja sama dengan PIHAK KESATU;
(3)[(4)] JejaringFaskesberhakmengajukanKlaim non kapitasikepada PIHAK KESATU
melalui PIHAK KEDUA;
[(5)] JejaringFaskesJejaring Faskes wajib membuat dan menyampaikan laporan bulanan
dan laporan lainnya yang berkaitan dengan Program Jaminan Kesehatan kepada
PIHAK KESATUmelalui PIHAK KEDUA;
(4)[(6)] Biaya dan tata carapembayaranKlaim non kapitasisebagaimanadimaksud pada
ayat(4) diuraikansebagaimana pada Lampiran II Perjanjian;
(5)[(7)] JejaringFaskes yang bekerjasamadengan PIHAK KEDUAsebagaimanadimaksud
pada ayat (1),tercantum pada Lampiran VI Perjanjian;
(6)[(8)] JejaringFaskessebagaimana dimaksud pada ayat (7),menundukkan diri pada
Perjanjian ini dengan menandatangani pernyataan persetujuan yang tercantum pada
Lampiran VII Perjanjian;
(7)[(9)] Salinan PerjanjianantaraPIHAK KEDUAdenganJejaringFaskesmenjadilampiranyang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 7
KADALUARSA KLAIM NON KAPITASI
PASAL 8
KERAHASIAAN INFORMASI
Para Pihak dilarang, tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya untuk memberitahukan,
membuka atau memberikan informasi, keterangan atau hal yang sejenisnya yang
menyangkut isi atau yang berhubungan dengan Perjanjian ini, selama berlakunya dan
sesudah berakhirnya Perjanjian ini, kepada PIHAK ketiga lainnya baik yang berupa badan
hukum, perorangan, kecuali :
a. Kepada instansi pemerintah yang berwenang mengatur atau mengeluarkan izin tentang
hal-hal yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini;
b. Informasi tersebut yang saat ini atau sewaktu-waktu di kemudian hari dapat menjadi atau
tersedia untuk masyarakat umum;
c. Diperintahkan oleh badan peradilan atau instansi pemerintah lainnya secara tertulis dan
resmi, berkaitan dengan proses penegakan hukum atas suatu perkara yang terkait
dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini;
12
Pihak I Pihak II
d. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, informasi tersebut
harus disampaikan kepada PIHAK lain yang disebut secara jelas dalam peraturan
perundang-undangan tersebut.
e. BagijejaringfaskesPIHAK KEDUA.
PASAL 9
PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 10
(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 1 ( satu)
Januari 2021 ( dua ribu dua puluh satu) dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember 2021( dua ribu dua puluh satu).
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulansebelumberakhirnyaJangkaWaktuPerjanjian, PARA
PIHAKsepakatuntuksalingmemberitahukanmaksudnya apabila
hendakmemperpanjangPerjanjianini.
(3) Pada jangkawaktusebagaimanadimaksuddalamayat (2) PasaliniPIHAK
KESATUakanmelakukanpenilaiankembaliterhadapPIHAK KEDUAatas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan selama jangka waktu Perjanjian;
c. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.
(4) Keputusan untuk memperpanjang Perjanjian ini atau tidak, merupakan kewenangan
masing-masing PIHAK.
PASAL 11
PASAL 12
14
Pihak I Pihak II
b. Audit administrasiklaimadalah proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkanbuktisecarasistematisterkaitketentuanadministrasiklaimsecararutinsek
urang-kurangnya 2 (dua) kali dalamsetahun.
PASAL 13
SANKSI
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak melayani Peserta sesuai dengan isi perjanjian ini;
b. tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada Peserta sesuai
dengan ketentuan;
c. MenarikbiayapelayanankesehatankepadaPesertaselamaPesertamendapatkanman
faatpelayanankesehatansesuaidenganhaknyasebagaimana yang tercantumdalam
Lampiran I dalamPerjanjianini;
d. tidak melaksanakan kewajibansertaketentuan lain sebagaimana diatur dalam
perjanjian ini namun tidak terbatas pada pasal 4 ayat (4).
makaPIHAK KESATUberhakmemberikan teguran lisan, teguran lisan tertulis, surat
peringatan kepada PIHAK KEDUA.
(2) Apabila PIHAK KESATU telah 3 (tiga) kali memberikan surat peringatan kepada PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KESATU berhak melakukan pengakhiran perjanjian ini
sebagaimana diatur pada Pasal 15 ayat (1) setelah berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten dan/atau Asosiasi Faskes dan/atau Organisasi Profesi.
(3) Dalamhaldokter yang melakukanpraktek di PIHAK KEDUAsudahmemiliki SIP
DokterSpesialis, makatidakdihitungdalam norma kapitasi.
(4) Dalamhalsalahsatupihakdiketahuimenyalahgunakanwewenangdenganmelakukankegiat
anmoral hazardataufraudnamun tidak terbatas pada:
a. membuatKlaimfiktif;
b. tidak memberitahukan adanya perubahan ketersediaan sumber daya manusia
khususnya tenaga kesehatan yaitu tenaga medis, kelengkapan sarana prasarana
dan lingkup pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan dan besaran
kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Dokter dan/ataudoktergigi yang tidakmelakukanpraktiksesuaiwaktu yang
tercantumdalam Lampiran IX yang mempengaruhipenetapanbesarantarifkapitasi.
d. PemindahanpesertaantarFaskes yang tidaksesuaidenganketentuan.
15
Pihak I Pihak II
e. Memberikanrujukankepadapeserta JKN keFKRTLdengankondisi (TACC)
dan/diagnosa yang tidaksesuaidenganketentuanyang
dibuktikandarihasilpemeriksaan Tim PemeriksaInternalmaupunEksternalyang
merugikanpihaklainnya, makapihak yang terbuktimenyalahgunakan wewenang
tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang terjadi.
f. Dengansengajatidakmemenuhikewajibansebagaimanadimaksud di dalampasal 4
ayat (2) dan (4).
(5) Pihak yang dirugikanakibat penyalahgunaan wewenang sebagaimana ayat (4) di
atasdapatmengakhiriPerjanjianini secara sepihak.
(6) Pemulihan kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. Apabila kerugian diketahui selama masa perjanjian, maka pemulihan kerugian
dilakukan dengan memperhitungkan pembayaran kapitasi dan/atau non kapitasi
dan/atau mekanisme lain yang disepakati dan dituangkan dalam berita acara
pemulihan kerugian;
b. Apabila kerugian diketahui setelah masa perjanjian berakhir, maka pemulihan
kerugian dilakukan dengan pembayaran langsung ke rekening pihak yang
dirugikan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemulihan Kerugian.
c. DalamhalBerita Acara PemulihanKerugiantidakditandatangani oleh pihak yang
menyalahgunakanwewenangmakapemulihankerugiandiperhitungkan pada
pembayarankapitasi dan/atau non kapitasi pada bulanberikutnya.
(7) Dalam hal PIHAK KEDUA maupun JejaringFaskesPIHAK KEDUA, tidak melakukan
kewajiban sebagaimana dimaksuddalampasal 4 ayat (4),namuntidakterbatas pada :
a. Melakukankesalahandalamtindakanmedis, sepertikekeliruandiagnosa,
interpretasihasilpemeriksaanpenunjang, indikasitindakan,
tindakantidaksesuaidenganstandarpelayanan, kesalahanpemberianobat dan
kesalahanlainnya;
b. Tidakmelakukanhal-hal yang seharusnyadilakukanmenurutasas-asas dan
standarpraktikkedokteran yang baiksehinggamengakibatkanterjadinyacedera
pada pasien, berupacederafisik, psikologis, mental, cacattetapataumeninggal,
maka PIHAK KESATU tidak bertanggungjawab atas akibat dari tindakan tersebut.
16
Pihak I Pihak II
aimanatertuang pada Pasal10 Perjanjianini dan tidakmembebaskanPARA PIHAK
dalammenyelesaikankewajibanmasing-masing yang masihadakepadapihaklainnya.
(9) DalamhalPIHAK KESATU tidakmelakukanpembayarankepadaPIHAK KEDUA
sesuaidenganwaktu yang telahdisepakatidalamPerjanjianiniPIHAK
KEDUAberhakmemberikanteguranlisan, teguranlisantertulis dan surat peringatan
kepadaPIHAK KESATU.
(10) Dalamhalteguran lisan, teguran lisan tertulis dan surat peringatanPIHAK
KEDUAsebagaimanadimaksud pada ayat (9) PasalinitidakditanggapiolehPIHAK
KESATU, makaPIHAK KEDUAdapatmenyampaikanpengaduansesuaiketentuan yang
berlaku.
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
PASAL 15
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) PerjanjianinidapatdiakhiriolehsalahsatuPIHAKsebelumberakhirnyaJangkaWaktuPerjanji
an, berdasarkanhal-halsebagaiberikut:
a. telahmenerimasuratperingatan secara tertulissebanyak 3 (tiga) kali;
b. menyalahgunakanwewenangsebagaimana diatur pada pasal 13 ayat (4);
c. IzinOperasional PIHAK KEDUA berakhir (tidakberlaku). Pengakhiranberlakuefektif
pada masa habis masa berlakunya dan/atau pada
saatpencabutanizinoperasionalolehpemerintah. Pada kondisiijinoperasional PIHAK
KEDUA berakhir, dikecualikan pada masa DaruratBencana Covid-19, Surat
IzinOperasionaltetapdapatdigunakanuntukmelanjutkankerja sama
denganmembuatpernyataankomitmenpenyelenggaraan/operasional;
17
Pihak I Pihak II
d. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan bangkrut atau pailit oleh
Pengadilan;
e. Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berlaku
efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan telah dinyatakan dilikuidasi secara sah
menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian dan disetujui oleh PIHAK KESATU,
PIHAK KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis mengenai maksudnya
tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak bekerjasama lagi dengan PIHAK KESATU sebelum
masa kerjasama berakhir sebagaimana diatur dalam ayat (2) pada Pasal ini, maka
Peserta yang terdaftar di PIHAK KEDUA akan dipindahkan ke FKTP lain oleh PIHAK
KESATU setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat, asosiasi fasilitas
kesehatan, dan/atau pemangku kepentingan lain.
(4) Apabila terjadi sengketa diantara PARA PIHAK berkaitan denga Perjanjian ini, dimana
salahsatuPIHAKmenerimarelaasgugatanperdata, makaPerjanjianinidinyatakanberakhir
pada tanggalterakhirbulansaatrelaasgugatantersebutditerima. Terkait dengan terjadinya
pemindahan Peserta menjadi kewenangan dari PIHAK KESATU.
(5) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan
dalam Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang
mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih
dahulu untuk membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.
(6) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul
dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 16
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure) adalah
suatu keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA
PIHAK dan yang menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan
atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini.
(2) Force Majeure tersebut meliputi bencana alam (gempa bumi, tsunami, banjir bandang,
angin topan, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, ledakan benda-benda
angkasa), wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan),
18
Pihak I Pihak II
pemberontakan, huru-hara, pemogokkan umum, kebakaran dan kebijaksanaan
Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(3) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena
Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada
Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat
yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeuretersebut.
(4) Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk
tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini segera
setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
(5) Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga
oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu
Perjanjian ini.
(6) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya
peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak yang lain.
PASAL 17
PEMBERITAHUAN
19
Pihak I Pihak II
PIHAK KEDUA: KLINIK AL-BAROKAH (JST)
Jl. Raya Pipitan-Petir Km.3 Walantaka
Up. : Klinik Al-Barokah (Jst)
PIC :Susi Susanti
Faksimili: 0254284338
E-mail: albarokah1004@gmail.com
Whatsapp/HP: 0813-1969-9731
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh PARA PIHAK,
satu kepada yang lain, secara tertulis.
PASAL 18
LAIN-LAIN
20
Pihak I Pihak II
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang
berlaku, maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan menyatakan bahwa keabsahan,
dapat berlakunya, dan dapat dilaksanakannya ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini
tidak akan terpengaruh olehnya.
(3) Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah,
termasukdalamhalterdapatperubahanatasinformasikeuangansebagaimana yang
tercantum pada Pasal 4 dalamPerjanjianinikecuali dibuat dengan suatu Perjanjian
perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Kecuali dalam hal terdapat perubahan besaran Tarif kapitasi, PARA PIHAK sepakat
untuk menuangkannya dalam Berita Acara Perubahan Tarif Kapitasi dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli masing-masing sama
bunyinya di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama
setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.
CABANG SERANG
DASRIAL,S.E.AK.MSI ARGANDI
22
Pihak I Pihak II
Lampiran I Perjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
PELAYANAN KESEHATAN
I. RUANG LINGKUP
23
Pihak I Pihak II
3. Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan medis non
spesialistik, baik operatif maupun non operatif, pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai serta pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
yang dilakukan diPIHAK KEDUAsesuai dengan Panduan Praktik Klinis (PPK)
bagi Dokter di Fasilitas pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang berlaku.
4. Kuratif-Rehabilitatif
a. PelayananPenunjangRujukBalikbagiPesertaPenyandangPenyakitKronis yang
terdaftarsebagaiPeserta Program PengelolaanPenyakitKronis (Prolanis),
meliputi:
1) pemeriksaanguladarahpuasa (GDP);
2) pemeriksaan HbA1c; dan
3) pemeriksaankimiadarah, meliputi:
a) microalbuminuria;
b) ureum;
c) kreatinin;
d) kolesterol total;
e) kolesterol LDL;
f) kolesterol HDL; dan
g) trigliserida
b. PelayanankegiatankelompokbagipesertaProlanis, meliputi:
1) AktifitasfisikProlanis
2) EdukasikesehatanProlanis
5. Promotif Preventif
Pelayanan skrining kesehatan, meliputi:
1) pemeriksaanguladarahpuasa (GDP); dan pemeriksaanguladarah post
prandial (GDPP)
2) pemeriksaan IVA atauPapsmear
3) pemeriksaantekanandarah
4) pemeriksaanpayudarasecaraklinis (Sadanis)
5) terapi Krio
6. Pelayanan gigi
a. administrasipelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran Peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke FKRTL untuk penyakit
yang tidak dapat ditangani di PIHAK KEDUA
b. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasimedis
c. premedikasi
d. kegawatdaruratanoro-dental
e. pencabutangigisulung (topikal, infiltrasi)
f. pencabutangigipermanentanpapenyulit
g. obatpascaekstraksi
h. tumpatankomposit/GIC
i. Skeling Gigi atasindikasimedis
24
Pihak I Pihak II
B. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) ** bagiKlinikdenganfasilitasrawatinap
25
Pihak I Pihak II
f. Setelah mendapatkan pelayanan yang termasukdalam non kapitasi, Peserta
menandatangani bukti pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti
pelayanan disediakan oleh masing-masing Faskessesuailampiran VIII.
g. Faskes melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan
pada rekammedispesertasertawajib menginputke dalamaplikasi BPJS
Kesehatan.
h. ApabilaPesertamembutuhkanpelayanan KB, pemeriksaankehamilan dan
pascamelahirkan, imunisasirutin, makapelayanandapatdilakukan oleh
bidanataudokterumum.
i. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ternyata Peserta memerlukan
pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai dengan indikasi
medis, maka FKTP akan memberikan surat rujukan ke FKRTL yang bekerjasama
dengan PIHAK KESATU sesuai dengan sistem rujukan yang berlaku.
j. Surat rujukan merupakanluaranaplikasisesuaiketentuan PIHAK KESATU
2. Kuratif -Rehabilitatif
a. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik:
1) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital
Mobile JKN yang ditetapkanPIHAK KESATU.
2) Faskes melakukan pengecekan keabsahaneligibilitaspesertamelaluiaplikasi
BPJS Kesehatan.
3) DalamhalterdapatkeraguanterhadappemanfaatanKartuPeserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, FaskesdapatmelakukanverifikasiKartuPeserta/ KIS
Digitaldenganmembandingkankesesuaian data KartuPeserta/ KIS
Digitaldenganidentitaspendukungpesertaberupa NIK yang
akanmengaksespelayanankesehatan.
4) Petugas FKTP melakukanverifikasipelayananpenunjangrujukbalik.
5) Peserta mendapatkan pelayanan penunjang rujuk balik.
6) Peserta harus menandatangani
buktihasilpemeriksaanlaboratoriumpenunjangrujukbalik.
7) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalamaplikasi BPJS Kesehatan.
8) Faskeswajibmenyimpanbuktihasilpemeriksaanlaboratoriumsebagai salah
satukelengkapanberkaspenagihankepadaPIHAK KESATU.
b. Pelayanan kegiatan kelompok bagi peserta Prolanis:
1) Kegiatan kelompok ini merupakan kegiatan penunjang yang tidak wajib
dilaksanakan oleh FKTP atau Peserta Prolanis. Kegiatan ini dilakukan dalam
bentuk Klub Prolanis dan dilaksanakan secara periodik oleh FKTP.
2) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN yang ditetapkanPIHAK KESATU.
26
Pihak I Pihak II
3) Faskes melakukan pengecekan keabsahaneligibilitaspesertamelaluiaplikasi
BPJS Kesehatan.
4) DalamhalterdapatkeraguanterhadappemanfaatanKartuPeserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, FaskesdapatmelakukanverifikasiKartuPeserta/ KIS
Digitaldenganmembandingkankesesuaian data KartuPeserta/ KIS
Digitaldenganidentitaspendukungpesertaberupa NIK yang
akanmengaksespelayanankesehatan.
5) Peserta bersama dengan petugas FKTP melakukan kegiatan kelompok
Prolanis.
6) Peserta harus menandatangani daftar hadir kegiatan kelompok Prolanis.
7) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalam aplikasi BPJS Kesehatan.
8) Faskes wajib menyimpan daftar hadir kegiatan kelompok sebagai salah satu
kelengkapan berkas penagihan kepada PIHAK KESATU.
c. Promotif Preventif melalui Pelayanan Skrining Kesehatan:
1) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital
Mobile JKN yang ditetapkanPIHAK KESATU.
2) Faskes melakukan pengecekan keabsahaneligibilitaspesertamelaluiaplikasi
BPJS Kesehatan.
3) DalamhalterdapatkeraguanterhadappemanfaatanKartuPeserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, FaskesdapatmelakukanverifikasiKartuPeserta/ KIS
Digitaldenganmembandingkankesesuaian data KartuPeserta/ KIS
Digitaldenganidentitaspendukungpesertaberupa NIK yang
akanmengaksespelayanankesehatan.
4) FKTP melakukan Skrining Riwayat Kesehatan melalui anamnesis riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik.
5) Peserta yang telah melakukan skrining riwayat kesehatan oleh FKTP dan
hasilnya berisiko Diabetes Mellitus akan memperoleh nomor legalisasi untuk
mendapatkan pelayanan skrining kesehatan dengan pemeriksaan gula darah
puasa (GDP) dan pemeriksaan gula darah post prandial (GDPP).
6) Bagi Peserta yang akan memperoleh pelayanan Skrining DM (Pemeriksaan
GDP dan GDPP) dan IVA, harus mengisi Surat Pernyataan Belum Skrining
terlebih dahulu.
7) Pesertamendapatkanpelayananskriningkesehatan.
8) Pesertaharusmenandatanganibuktihasilpemeriksaanskriningkesehatan.
9) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalamaplikasi BPJS Kesehatan.
10) Faskeswajibmenyimpanbuktihasilskriningkesehatan dan Surat Pernyataan
Belum Skrining yang telahditandatanganiPeserta, serta Surat
PengantarSkrining (apabilapeserta yang dilayanibukanpesertaterdaftar)
sebagai salah satukelengkapanberkaspenagihankepadaPIHAK KESATU.
27
Pihak I Pihak II
11) BagiPIHAK KEDUA yang memberikanpelayananSkrining Kesehatan yang
melaluipengerahanmassa yang
terorganisirataupenjaringantidakdapatditagihkankepadaPIHAK KESATU.
12) Bagi FKTP yang tidakmampumelakukanpelayananSkrining Kesehatan,
makadapatmemberikan Surat PengantarSkriningkepada FKTP lain
atauLaboratorium yang ditunjuk.
3. Pelayanan Kontak Tidak Langsung
a. Pelayanankontaktidaklangsungdiprioritaskanuntukdigunakansebagaibentukpela
yanankesehatan di FKTP kepadapesertadalam masa Pandemi Covid-19.
b. Bentuk media komunikasitidaklangsungantara lain:
1) Aplikasi Mobile JKN dan Aplikasi Mobile JKN Faskes;
2) Media komunikasi yang dimilikidokter dan pesertaantara lain telepon,
layananpesansingkat (Short Message Service/SMS), aplikasipesanlintas
platform atau media sosial lain;
c. JenisPelayanankontaktidaklangsung:
1) Pelayanankontaktidaklangsungsehat (kontaksehat) adalahkontak yang
dilakukansecara 2 (dua) arahantara FKTP dan
pesertadalampemberianinformasi dan
disertaidengankonsultasitentangpromotifpreventif.
Penyampaianpesansecaramasif/broadcast dan/atautidakterdapatkomunikasi
2 (dua) arahantara FKTP dan peserta,
makatidaktermasukkedalamkategoriKontaktidaklangsung.
2) Pelayanankontaktidaklangsungsakit (kontaksakit) merupakankontak antara
FKTP dan Peserta untuk konsultasiataskondisikeluhansakitPeserta.
d. PelayananKontakTidakLangsungadalahsebagaiberikut:
1) Pelayanankonsultasiupayapromotif dan preventif individual kepadapeserta
program JKN.
2) Pelayanankonsultasiupayapromotifpreventifuntukpencegahanpenyebaran
Covid-19, seperti:
a) 3 Disiplin Plus!, yaitu:
(1) Disiplinpakai masker yang benar
(2) Disiplinmenjagajarak yang benar
(3) Disiplinmencucitangandengansabun yang benar, Plus
(4) Menjagapolahidupbersih dan sehat
b) membiasakandirimakanmakanansehatsepertibuah dan sayuran, minum
air putih, olah raga dan istirahatcukup, dan lainnya
3) Pelayanankonsultasimediskepadapesertasesuaiindikasimedis,
denganfokuspesertayang memilikiriwayatpenyakitkronis, sepertipeserta PRB
dan Prolanis (baikkontaksehatmaupunsakit).
28
Pihak I Pihak II
4. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) ** bagiKlinikdenganfasilitasrawatinap
CABANG SERANG
DASRIAL,S.E.AK.MSI ARGANDI
Lampiran IIPerjanjian
29
Pihak I Pihak II
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
c. Norma penetapan besaran tarif kapitasi berdasarkan data jumlah dokter dan
dokter gigi sesuai dengan Surat Izin Praktik Dokter yang berlaku.
d. Pembayaran kapitasi per bulan berdasarkan masa berlaku SIP Dokter dan/atau
Dokter Gigi yang berlaku selama 1 (satu) bulan penuh dan
doktermelakukanpraktek, apabila masa berlaku SIP Dokter dan/atau Dokter
Gigi kurang dari 1 (satu) bulan maka tidak diperhitungkan dalam penetapan
tarif kapitasi bulan tersebut.
Tarif Kapitasi
Praktik RS D
Puskesmas Klinik Pratama
No Norma Kapitasi Dokter Pratama
3,000 3,500 4,500 5,000 5,500 6,000 8,000 9,000 10,000 10,000
Ketersediaan
1 Dokter Umum
a. tidak ada √ √
b.1 Orang √ √ √
c. minimal 2 orang √ √ √ √ √
2 Dokter Gigi
a. tidak ada √ √ √ √
b. ada √ √ √ √ √
3 Bidan/perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Laboratorium Pratama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Apotek/Pelayanan Obat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bagi Klinik Pratama yang belum memenuhi persyaratan SDM sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-undangan, dengan ketersediaan 1 (satu) dokter, besaran
kapitasinya ditetapkan sebesar Rp 8000,00 (delapan ribu rupiah).
30
Pihak I Pihak II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan
Rp. 120.000,-.
Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(seratus dua puluh ribu
Microalbuminuria bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
Rp. 30.000,-
Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
Kreatinin (tiga puluh ribu rupiah) bagi seluruh peserta
Prolanis
Rp. 45.000,-
Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(empat puluh lima ribu
Kolesterol Total bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
Rp. 60.000,-
Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(enam puluh ribu
Kolesterol LDL bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
Rp. 45.000,-
Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(empat puluh lima ribu
Kolesterol HDL bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
31
Pihak I Pihak II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan
Penanganan Rp 125.000,-
komplikasi KB
(seratus dua puluh
lima ribu)
3) Masing-masing
rahang maksimal
Rp. 500.000,-
5 Ambulance Sesuai dengan tarif 1) Penggantian biaya
Perda pelayanan
ambulan diberikan
pada pelayanan
ambulan darat dan
ambulan air
2) Dalam hal belum
terdapat tarif Perda
maka mengacu
pada standar yang
berlaku pada
daerah dengan
karakteristik
geografis yang
setara pada satu
wilayah
2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) ** Klinik dengan fasilitas rawat inap
DibayarkanberdasarkanTarif Non Kapitasi
Rp. 200.000
1 Paket Rawat Inap per hari
(duaratusribu rupiah)
34
Pihak I Pihak II
NO Je nis Pelayanan Tarif (Rp)
1 Paket Persalinan pervaginam normal ole h Bidan Rp 700,000
2 Paket Persalinan pervaginam normal ole h Dokter Rp 800,000
Pe layanan pra rujukan pada komplikasi ke bidanan dan
3 Rp 125,000
atau neonatal
a. Penilaiancapaiankinerja dan
penyesuaiankapitasidilakukansetiapbulanberdasarkan data
luaransisteminformasi BPJS Kesehatan.
b. Penyesuaiankapitasiberdasarkancapaiankinerjadiberlakukan pada FKTP
yang menerapakanPembayaran KBK dan memenuhikriteriasebagaiberikut:
1) telahbekerjasamadengan BPJS Kesehatan minimal 1 (satu) tahun;
dan/atau
2) minimal Pesertaterdaftar 5.000 (lima ribu) Peserta.
c. PenilaianCapaian Kinerja
1) Indikator Kinerja
a) Angka Kontak (AK)
(1) IndikatorAngkaKontak
(AK)dihitungdenganformulasiperhitungansebagaiberikut:
35
Pihak I Pihak II
memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam 1
(satu) bulan.
(3) Jumlahpesertaterdaftaradalahjumlahpeserta JKN yang
terdaftar di suatu FKTP per bulan.
(4) BentukKontak yang menjadicatatanpenilaianadalah:
(a) Tempatkontak
(b) JenisPelayanan
i. KunjunganSakit
ii. KunjunganSehat
(c) PelayananKontakLangsung
(d) PelayananKontakTidakLangsung
(5) Sumber data yang
digunakandalamindikatoriniadalahhasilpencatatankontak
FKTP dengankondisi di tempat dan
jenispelayanansebagaimanahuruf d) yang dicatatkan pada
aplikasipencatatanpelayanantingkatpertama yang
dikembangkan oleh BPJS Kesehatan.
b) RasioRujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
(1) IndikatorRasioRujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik
(RRNS) dihitungdenganformulasi
perhitungansebagaiberikut:
36
Pihak I Pihak II
tidakdiperhitungkandalamjumlahrujukanrawatjalankasus non
spesialistik.
(4) Jumlahrujukan FKTP adalah total jumlahrujukan FKTP ke
FKRTL.
(5) Sumber data yang
digunakandalamindikatoriniadalahhasilpencatatanrujukanpeser
take FKRTL pada SistemInformasi BPJS Kesehatan.
c) RasioPesertaProlanisTerkendali (RPPT)
(1) IndikatorRasioPesertaProlanisTerkendalidihitungdenganformul
asiperhitungansebagaiberikut:
Rasio Prolanis DM terkendali+ Rasio Prolanis HT terkendali
RPPT =
2
PerhitunganRasioPesertaProlanisTerkendalimerupakancapaia
nRasioPesertaProlanis DM
TerkendaliditambahcapaianRasioPesertaProlanis HT
Terkendalidibagi 2.
PerhitunganRasioPesertaProlanis DM
Terkendalimerupakanperbandinganantarajumlahpasien DM
yang
terdaftarsebagaipesertaProlanisdengankadarguladarahpuasat
erkendalidenganjumlahpesertaterdaftar di FKTP
dengandiagnosa DM dikali 100% (seratuspersen).
jumlah peserta Prolanis HT terkendali
RPPT HT = x 100 %
jumlah peserta terdaftar di FKTP dengan diagnosa HT
PerhitunganRasioPesertaProlanis HT
Terkendalimerupakanperbandinganantarajumlahpasien HT
yang
terdaftarsebagaipesertaProlanisdengantekanandarahterkendal
37
Pihak I Pihak II
idenganjumlahpesertaterdaftar di FKTP dengandiagnosa HT
dikali 100% (seratuspersen).
(2) JumlahPesertaProlanisterkendaliadalahpesertadengandiagnos
apenyakit DM atau HT yang
terdaftarsebagaipesertaProlanisdengankadarguladarahpuasab
agipasien DM atautekanandarahbagipasien HT terkendali.
(3) Jumlahpesertaterdaftar di FKTP dengandiagnosa DM atau HT
adalahpesertaterdaftar di FKTP yang
telahditegakkandiagnosapenyakit DM atau HT.
(4) Kriteriaterkendaliadalah:
1) pasien DM dengancapaiankadarguladarahpuasa; dan
2) pasien HT dengancapaiantekanandarah
sesuaidenganstandar yang telahditetapkan oleh
OrganisasiProfesi.
(5) Penjaminanpelayananpemeriksaankadarguladarahpuasasesu
aidenganketentuan yang berlaku.
(6) KetentuanmengenaipengelolaanPesertaProlanismengacu
pada Pedoman Program PengelolaanPenyakitKronis yang
berlaku.
(7) Sumber data yang
digunakandalamindikatoriniadalahhasilpencatatanpemantauan
kadarguladarahpuasa dan tekanandarahpasien pada
SistemInformasi BPJS Kesehatan.
2) PerhitungancapaianPembayaran KBK
a) BobotindikatorkinerjaPembayaran KBK adalahsebagaiberikut:
(1)Indikatorangkakontakadalahsebesar 40% (empatpuluhpersen)
(2)IndikatorRasioRujukan Rawat Jalan Kasus Non
Spesialistikadalahsebesar 50% (lima puluhpersen)
(3)IndikatorRasioPesertaProlanisTerkendaliadalahsebesar 10%
(sepuluhpersen)
b) Target Indikator Kinerja
Target indikator kinerja adalah nilai dari perhitungan pencapaian
indikator Pembayaran KBK dengan ketentuan sebagai berikut:
38
Pihak I Pihak II
(3) Target indikatorRasioPesertaProlanisTerkendaliadalah paling
sedikit 5% (lima persen).
c) Kriteriapenilaian
KriteriapenilaianPembayaran KBK dibagidalam 4 kriteria rating
berdasarkan target indikatorkinerja, denganketentuansebagaiberikut:
(1) Kriteriapenilaianangkakontak:
(a) Kriteria rating 1 apabilacapaianangkakontak ≤140‰
(b) Kriteria rating 2 apabilacapaianangkakontak>140‰ -145‰
(c) Kriteria rating 3 apabilacapaianangkakontak>145‰ - <150‰
(d) Kriteria rating 4 apabilacapaianangkakontak ≥150‰
(2) KriteriapenilaianRasioRujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik
(a) Kriteria rating 1 apabilacapaian RRNS >3%
(b) Kriteria rating 2 apabilacapaian RRNS >2,5% - 3%
(c) Kriteria rating 3 apabilacapaian RRNS >2% - 2,5%
(d) Kriteria rating 4 apabilacapaian RRNS ≤ 2%
(3) KriteriapenilaianRasioPesertaProlanisTerkendali
(a) Kriteria rating 1 apabilacapaian RPPT <3%
(b) Kriteria rating 2 apabilacapaian RPPT 3% - <4%
(c) Kriteria rating 3 apabilacapaian RPPT 4% - <5%
(d) Kriteria rating 4 apabilacapaianRPPT ≥ 5%
d) PenilaiancapaianPembayaran KBK
(1) PenilaiancapaianPembayaran KBK
dilakukanatasperhitunganantarabobotindikatorkinerjadikalikandeng
an rating darikriteriapenilaiancapaiankinerja.
(2) Besaranpembayarankapitasi per FKTP
berdasarkanpenjumlahannilaicapaianPembayaran KBK per
masing-masingindikator, denganketentuansebagaiberikut:
FKTP KlinikPratama
(a) Apabila total nilaicapaianPembayaran KBK 4 (empat),
maka FKTP menerimapembayarankapitasisebesar100%
(seratuspersen) darinormakapitasi yang ditetapkan.
(b) Apabila total nilaicapaianPembayaran KBK 3-<4, maka
FKTP menerimapembayarankapitasisebesar 97%
(sembilanpuluhtujuhpersen) darinormakapitasi yang
ditetapkan.
(c) Apabila total nilaicapaianPembayaran KBK 2-<3, maka
FKTP menerimapembayarankapitasisebesar 96%
(sembilanpuluhenampersen) darinormakapitasi yang
ditetapkan.
(d) Apabila total nilaicapaianPembayaran KBK 1-<2, maka
FKTP menerimapembayarankapitasisebesar95%
(sembilanpuluh lima persen) darinormakapitasi yang
ditetapkan.
39
Pihak I Pihak II
e) Dalamhalpemenuhan target
capaiankinerjamenyebabkanbesarantarifkapitasilebihrendahdaristandar
tarifkapitasi minimal yang telahditetapkan oleh menteri,
makabesarankapitasi yang dibayarkanadalahsebesartarifkapitasi
minimal.
Tabel 1
Penilaian PKBK
Kriteria Penilaian
Indikator Kinerja Bobot Target Nilai Capaian
No Rating Deskripsi
a b c d e f=bxd
1 Angka Kontak 40% ≥ 150 ‰ 4 ≥ 150 ‰ 1.6
3 > 145 - < 150 ‰ 1.2
2 > 140 - 145 ‰ 0.8
1 ≤ 140 ‰ 0.4
2 Rasio Rujukan Non 50% ≤2% 4 ≤ 2% 2
Spesialistik 3 > 2 - 2,5 % 1.5
2 > 2,5 - 3% 1
1 >3% 0.5
3 Rasio Peserta 10% ≥5 % 4 ≥ 5% 0.4
Prolanis Terkendali 3 < 5 - 4% 0.3
2 < 4 - 3% 0.2
1 <3% 0.1
Tabel 2
% Pembayaran Kapitasi
Nilai Capaian
Klinik Pratama
4 100%
3-<4 97%
2-<3 96%
1-<2 95%
40
Pihak I Pihak II
b. PerhitunganPelayananKontakTidakLangsungsebagaicapaianindikator Angka
Kontak pada KBK berakhir pada saatditetapkannyaKeputusan
PresidententangPenetapanBerakhirnya Status BencanaNonalamCorona
Virus Disease 2019 (Covid-19) SebagaiBencana Nasional
atauadanyakebijakan lain yang
mengaturtentangPembayaranKapitasiBerbasis Kinerja.
c. KetentuanperhitunganPelayananKontakTidakLangsungdalamcapaianindikato
r Angka Kontak pada KBK, adalahsebagaiberikut:
1) PelayananKontakTidakLangsung yang diperhitungkansebagai Angka
Kontak pada KBK adalahPelayananKontakTidakLangsung yang telahter-
input pada aplikasipencatatanpelayanantingkatpertama yang
dikembangkan oleh BPJS Kesehatan.
2) Jenis Pelayanan Kontak Tidak Langsung meliputi:
(a) Kontaksehatmerupakankontak antara FKTP dan Peserta
dalampemberianinformasidisertaidengankonsultasitentangpromotifpr
eventif.
(b) Kontaksakitmerupakankontak antara FKTP dan Peserta untuk
konsultasiataskondisikeluhansakitPeserta.
3) Penentuan Jenis Pelayanan Kontak Tidak Langsung dilakukan oleh
Dokter atau tenaga kesehatan di FKTP berdasarkan hasil konsultasi yang
dilakukan.
4) PIHAK KEDUA wajib melakukan input Pelayanan Kontak Tidak Langsung
pada aplikasi pencatatan pelayanan tingkat pertama yang dikembangkan
oleh PIHAK KESATU.
5) Selain melakukan input pada aplikasi pencatatan pelayanan tingkat
pertamasebagaimanadimaksud pada huruf d, PIHAK KEDUA melakukan:
a) pencatatandalamdokumenpendukung (log book), yang paling
sedikitberisiinformasi:
(1) namaPeserta;
(2) nomor kartu JKN;
(3) sistem informasi yang digunakanuntukPelayanan Kontak Tidak
Langsung;
(4) nomor telepon/kontak Peserta; dan
(5) jenis layanan (kontak sehat/kontak sakit).
41
Pihak I Pihak II
b) pencatatandalamrekammediksesuaiketentuanperaturanperundangan
.
c) pendokumentasianbentukPelayananKontakTidakLangsung pada
media penyimpanan yang dimiliki oleh FKTP.
d) Sumber data yang digunakandalamperhitungancapaianindikator
Angka Kontakadalahhasil input data pelayananKontakLangsung dan
KontakTidakLangsung pada
aplikasipencatatanpelayanantingkatpertama yang dikembangkan
oleh PIHAK KESATU.
e) Dalampelaksanaan monitoring evaluasipembayaran KBK
khususnyaindikator Angka Kontak, PIHAK KESATU bersama Tim
Monev KBK dapatmelakukan sampling
kesesuaiankontakberdasarkandokumenpendukungsesuaipoin e.
1. Biaya pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dibayar dengan kapitasi,
yaitu berdasarkan tarif kapitasi dan jumlah Peserta terdaftar di PIHAK KEDUA
sesuai ketentuan pendaftaran Peserta di PIHAK KEDUAyang berlaku
b. Peserta baru
42
Pihak I Pihak II
4. Pembayarankapitasi kepadaPIHAK KEDUAdilaksanakansetiapbulanselambat-
lambatnyatanggal 15 (lima belas) bulanberjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Jika pembuatan dan persetujuan Pakta Integritas belum dilakukan oleh PIHAK
KEDUA maka tarif kapitasi belum bisa ditetapkan sehingga besaran jumlah
kapitasi tidak bisa terbentuk dan pembayaran kapitasi belum bisa dilakukan.
12. Kompensasi kelebihan atau kekurangan pembayaran kapitasi dan non kapitasi
dituangkan dalam berita acara yang disepakati oleh para pihak.
43
Pihak I Pihak II
14. DalamhalPIHAK KESATUterlambatdalammelakukanpembayaranklaim non
kapitasi, makaPIHAK KESATUakanmelakukanpembayarandendakepada PIHAK
KEDUA sebesar 1 % (satupersen) darijumlahpembayaranklaim non kapitasi yang
harusdibayarkanuntuksetiap 1 (satu)
bulanketerlambatandenganmekanismesebagaiberikut:
a. Dendaketerlambatanpembayaran non kapitasidihitung secara proporsional
secara harianmenggunakanharikalender.
b. Perhitunganbesaranjumlahdendauntukketerlambatansebagaiberikut:
= Jumlahhariketerlambatanx (1% x 12 Bulan) x jumlah yang harusdibayarkan
365 Hari
Keterangan:
1. Besarannilaidendauntuk 1 (satu) bulanketerlambatan = 1% (satupersen)
2. Jumlahharidalam 1 (satu) tahun = 365 hari
3. Jumlahbulandalam 1 (satu) tahun = 12 bulan
B. PIHAK
KEDUAtidakdiperkenankanmenarikbiayaapapunterhadapPesertasepanjangpelayana
nkesehatan yang diberikanmasihtercakupdalamruanglingkupPerjanjianini;
C. Pembayarandanakapitasi dan non
kapitasitermasukpromotifpreventifuntukkegiatankelompokProlanisdariPIHAK
KESATUmelaluirekening yang
telahditetapkandalamperjanjiankerjasamasesuaidenganketentuan yang berlaku;
D. Nomorrekeningpembayaran dana kapitasi JKN dan tagihan non
kapitasitermasukpromotifpreventifdariPIHAK KESATU kepadaPIHAK KEDUA,
sebagaiberikut:
Rekening Atas Nama :CV. Megah Utama Gandi
44
Pihak I Pihak II
KEPALA BPJS KESEHATAN KLINIK AL-BAROKAH (JST)
CABANG SERANG
DASRIAL,S.E.AK.MSI ARGANDI
Lampiran IIIPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
Denganinisayamenyatakanbahwa:
Setuju resume medik saya digunakan untuk kepentingan audit administrasi klaim
Demikianlahpernyataanpersetujuandibuatdenganpenuhkesadarantanpaadanyapaksaand
aripihakmanapun.
…………………., ……………………20…..
Yang Membuat Pernyataan
45
Pihak I Pihak II
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
............................ …………………..
LampiranIV Perjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
LAPORAN PELAYANAN
RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP)
BULAN ......... TAHUN ......
Nama Faskes :
Alamat :
TANDA
N NO KARTU DIAGNOS DI
TANGGAL NAMA PESERTA TANGAN
O PESERTA A RUJUK
PESERTA
46
Pihak I Pihak II
Lampiran V Perjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
LAPORAN PELAYANAN
Nama Faskes :
Alamat :
TANDA
NO KARTU DI
NO TANGGAL NAMA PESERTA DIAGNOSA LOS TANGAN
PESERTA RUJUK
PESERTA
47
Pihak I Pihak II
48
Pihak I Pihak II
Lampiran VIPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
a. Laboratorium Diagnost
Nomortelepon :0254200526
Nomorrekening :1630008889985
NPWP :02.485.914.2-401.000a.nPT.DIAGNOST
49
Pihak I Pihak II
Lampiran VIIPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
ANTARA
TENTANG
i. Pasal 4 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan PadaJaminan Kesehatan
NasionalsebagaimanadiubahdenganPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun
2015TentangPerubahan Atas Peraturan Menteri KesehatanNomor 71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan PadaJaminan Kesehatan Nasional, mengatur sebagai
berikut:
”Dalam hal perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan antara
BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan yang membentuk jejaring harus
ditandatangani oleh unsur Fasilitas Kesehatan dan semua jejaringnya.”
ii. Pasal 32A Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan PadaJaminan Kesehatan
NasionalsebagaimanadiubahdenganPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun
2015TentangPerubahan Atas Peraturan Menteri KesehatanNomor 71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan PadaJaminan Kesehatan Nasional, mengatur sebagai
berikut:
50
Pihak I Pihak II
“Terhadap pelayanan nonkapitasi yang diberikan olehjejaring Fasilitas Kesehatan,
BPJS Kesehatanmembayarkan langsung klaim pembiayaan pelayanantersebut
kepada jejaring Fasilitas Kesehatan.”
2. Setuju dan Sepakat serta menundukkan diri terhadap seluruh isi perjanjian;
3. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap hak dan kewajiban sebagai jejaring
PIHAK KEDUA sebagaimana diatur dalam perjanjian; dan
4. Pernyataan ini tidak dapat dicabut atau diubah tanpa adanya persetujuan dari PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA.
Serang, 01 Desember2020
LABORATORIUM
51
Pihak I Pihak II
Lampiran VIIIPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
Pelayanan :
Pelayanan RJTP**) Pelayanan RITP **)
1. Pelayanan KB 1. RITP
a. Suntik 2. Komplikasi KB Pasca Persalinan
b. Pasang/cabut implant*) 3. Pelayanan Persalinan Normal
c. Vasektomi/MOP 4. Pelayanan Persalinan Normal dengan Emergensi Dasar
2. Pelayanan ANC 5. Pelayanan Tindakan Pasca Persalinan
3. Pelayanan Pra Rujukan
Pelayanan Promprev**)
4. Pelayanan PNC
5. Pelayanan Ambulance
Pelayanan Promprev**)
1. GDP 6. Kimia Darah 6. Kimia Darah
52
Pihak I Pihak II
53
Pihak I Pihak II
Lampiran IXPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
54
Lampiran XPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
PAKTA INTEGRITAS
USER LOGIN APLIKASI P-CARE/LUPIS
Materai
Rp6.000
(ARGANDI) 55
Lampiran XIPerjanjian
Nomor :699/KTR/XIII-01/1220
Nomor :10/PKS/K-AB/2021
1. PengaduanLangsung
Peserta menyampaikan Peserta Kuning a. Responawal: 1 (satu) Pengaduan dari peserta yang membutuhkan
pengaduan secara mendapat harikerja (maksimal penanganan agar tidak berpotensi pada
langsung (lisan) di FKTP jawaban 30 menit) terganggunya proses pelayanan yang mungkin
b. Penyelesaian: Maks akan dibutuhkan peserta
5 (lima) harikerja
Peserta menyampaikan Peserta Hijau a. Responawal: 1 (satu) Pengaduan dari peserta yang membutuhkan
pengaduan secara mendapat harikerja (maksimal penanganan tidak segera namun tetap harus
langsung (lisan) di FKTP jawaban 30 menit) diselesaikan karena mengganggu kenyamanan
b. Penyelesaian: peserta
maksimal 10
(sepuluh) harikerja
56
Pihak I Pihak II
2. SecaraTidakLangsung
Level
Sampai
Sejak Pengadu Waktu Penanganan Pengaduan Keterangan
dengan
an
Pengaduan dari peserta
yang membutuhkan
Peserta a. Responawal: 1 (satu) harikerja (maksimal 30 menit)
Pengaduan secara penanganan agar tidak
mendap b. Penyelesaian: Maks 5 (lima)
tertulis diterima di Kuning berpotensi pada
at harikerjaterhitungsejaksuratditerimasampaidenganjawab
FKTP terganggunya proses
jawaban andikirimkepadaPeserta. pelayanan yang mungkin
akan dibutuhkan peserta
Pengaduan dari peserta
yang membutuhkan
Peserta a. Responawal: 1 (satu) harikerja (maksimal 30 menit) penanganan tidak segera
Pengaduan secara
mendap b. Penyelesaian: maksimal 10 (sepuluh) namun tetap harus
tertulis diterima di Hijau
at harikerjaterhitungsejaksuratditerimasampaidenganjawab diselesaikan karena
FKTP
jawaban andikirimkepadaPeserta. mengganggu kenyamanan
peserta
57
Pihak I Pihak II
58
Pihak I Pihak II