Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afsana Noor Maulida Zahro

Analisis Teks Berdasarkan Teori Beaugrande and Dressler (1981)

Sepuluh tahun lalu hutan bakau di babat habis-habisan. Lahan bekas hutan bakau itu disulap
menjadi tambah-tambak udang windu. Memang pada waktu itu pengusaha udang windu
memperoleh keuntungan sangat besar karena harganya sangat mahal di luar negeri.

Akan tetapi, setelah barang dagangan itu tidak laku di pasaran internasional, para
pengusaha kembali ke kota meninggalkan kerusakan lingkungan. Laut tercemar karena
hutan bakau yang menyaring limbah yang mau ke laut tidak ada lagi. Sekarang, puluhan ribu
nelayan sulit mencukupi keluarganya karena tidak ada ikan yang dapat ditangkap di tepi
pantai.

Adapun analisis Kohesi dan Koheensi adalah sebagai berikut.

1. Kohesi
Pertama disebut kohesi dan berkaitan dengan cara di mana komponen-komponen teks
permukaan, yaitu kata-kata sebenarnya yang kita dengar atau lihat, saling terhubung
dalam suatu urutan.
a. Pengulangan (repetisi) terdapat pada kata hutan bakau yang diulang tiga kali.

Sepuluh tahun lalu hutan bakau di babat habis-habisan. Lahan bekas hutan bakau itu
disulap menjadi tambah-tambak udang windu. Memang pada waktu itu pengusaha
udang windu memperoleh keuntungan sangat besar karena harganya sangat mahal di
luar negeri.

Akan tetapi, setelah barang dagangan itu tidak laku di pasaran internasional, para
pengusaha kembali ke kota meninggalkan kerusakan lingkungan. Laut tercemar karena
hutan bakau yang menyaring limbah yang mau ke laut tidak ada lagi. Sekarang,
puluhan ribu nelayan sulit mencukupi keluarganya karena tidak ada ikan yang dapat
ditangkap di tepi pantai.

b. Pengulangan sebagian adalah penggunaan kata dasar yang sama tetapi berubah
menjadi kelas kata yang berbeda seperti menggeser kata dari kata sifat ke kata
keterangan.
c. Parafrase pengulangan kata terhadap hal yang sama tetapi infomsi dari isinya yang
berbeda.
d. Proform adalah pengulangan kata benda yang isinya sama dengn menggunakan kata
ganti.
Lahan bekas hutan bakau itu disulap menjadi tambah-tambak udang windu.
Memang pada waktu itu pengusaha udang windu memperoleh keuntungan sangat
besar.
e. Konjungsi atau kata hubung
Sepuluh tahun lalu yang hutan bakau di babat habis-habisan. Lahan bekas hutan
bakau itu disulap menjadi tambah-tambak udang windu. Memang pada waktu itu
pengusaha udang windu memperoleh keuntungan sangat besar karena harganya
sangat mahal di luar negeri.
f. Subordinasi

2. Koherensi
Beaugrande dan Dressler (1981) menjelaskan koherensi tersebut mengacu pada
serangkaian hubungan konseptual di bawah permukaan teks, yang serupa dengan
kohesi dalam cara rangkaian bahasa menghubungkan satu sama lain. Kohesi mengacu
pada permukaan teks, sedangkan koherensi mengacu pada semantik atau makna teks.

Analisis koherensi: kedua paragraf tesebut mempunyai pokok pikiran yang berbeda.
Paragraf pertama, berbicara mengenai hutan bakau yang dibabat habis sedangkan
paragraf kedua, membahas mengenai dampak dai pembabatan hutan bakau.
Keduanya dikatakan koheren karena keterpaduan paragraf yang saling mendukung.
Paragraf pertama menjelaskan mengenai sebab pembabatan hutan bakau kemudian
paragraf kedua membahas dampak dari pembabatan hutan bakau.

Adapun alasan lain yang membuat paragraf itu padu karena terdapat kata itu pada
“Lahan bekas hutan bakau itu disulap”yang merujuk pada hutan bakau yang dibabat
habis-habisan. Kata itu pada “Memang pada waktu itu” merujuk pada sepuluh tahun.
3. Intensionalitas
De Beaugrande dan Dressler (1981) membagi intensionalitas menjadi dua kategori:
sikap produser teks dan serangkaian tujuan yang sangat dikonfirmasi oleh produser
teks. Setiap teks ditulis untuk mengungkapkan maksud pembuat teks kepada penerima
teks sasaran.
4. Acceptability
Standar ini menyangkut sikap penerima teks dalam menilai apakah teks tersebut benar
dapat diterima atau tidak dapat diterima berdasarkan enam atribut tekstualitas lainnya.
Setiap elemen teks harus berhubungan satu sama lain dan berjalan bersama dengan
baik.
5. Informatifitas
Standar tekstualitas kelima disebut informatifitas dan berkaitan dengan sejauh mana
kemunculan teks yang disajikan diharapkan tidak terduga atau diketahui, tidak
diketahui/pasti.
- Informatifitas pertama
- Informatifitas kedua
- Informatifitas ketiga
6. Situasionalitas
merupakan standar keenam dari tekstualitas, yang menjadikan sebuah teks relevan
dengan situasi kejadian (de Beaugrande & Dressler, 1981: 9). Umumnya, orang-orang
dalam situasi yang berbeda dapat memperoleh arti berbeda dari teks yang sama karena
pengalaman mereka yang berbeda.
Maka dari itu situasionalitas dari teks ini adalah kita diminta untuk menjaga
lingkungan.
7. Intertekstualitas
Menurut de Beaugrande dan Dressler (1981), intertekstualitas mengacu pada
hubungan antara teks sasaran dengan latar belakang pengetahuan pembaca terhadap
suatu teks yang disisipkan di dalamnya.
Maka dari itu intertektualitas dari teks ini adalah nelayan yang kesulitan mncari ikan
karena laut yang tercemar .

Anda mungkin juga menyukai