Anda di halaman 1dari 11

Uji Hipotesis Distribusi Binomial

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki


beberapa karakteristik yang sama.

Secara umum misalnya, populasi yang terdiri atas


semua siswa SMA di Indonesia atau populasi yang
terdiri atas semua produk susu yang dihasilkan oleh
suatu pabrik.

Suatu populasi bisa berbentuk kriteria (kualitatif) atau


berbentuk angka ( kuantitatif ). Misalnya, pendapatan
rumah tangga penduduk di Indonesia , berat badan
kelasXII dsb.

Untuk mengukur karakteristik dari suatu populasi


secara tepat, harus dilakukan Observasi atau
pengukuran terhadap semua unsur populasi, tanpa
pengecualian. Obsevasi ini dikenal dengan istilah
sensus. Namun kendala dari sensus adalah besarnya
biaya dan lamanya waktu yang diperlukan. Oleh
sebab itu , digunakan metode sampling dalam
statistika.

Pada dasarnya , salah satu tujuan statistika adalah


menaksir karakteristik suatu sampel. Sampel sendiri
adalah bagian dari populasi yang idealnya diambil
secara acak. Acak dalam arti bahwa semua unsur
dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai anggota sampel. Namun
bisa juga suatu sampel dipilih secara sistematis, yaitu
dengan menggunakan prinsip keterwakilan.

1
Sampel sistematis ini sering digunakan untuk
keperluan kendali mutu ( quality control )

Berikut contoh Populasi dan Sampel


No. Populasi Sampel
1. Semua siswa Kls. XII sekota Siswa Kls. XII dari
Jakarta beberapa atau sebagian
SMA di Kota Jakarta
2. Satu keranjang buah jeruk 10 buah jeruk dari
keranjang tersebut
3. Air pada suatu Danau Satu galon air dari
danau itu
4. Penduduk Jakarta Beberapa orang
yang mewakili dari
setiap Kota Madya
5. Satu dus air mineral dalam Beberapa gelas air
kemasan gelas dari dus tersebut
Sampel merupakan sebagian objek dari populasi yang
diambil untuk dijadikan objek penelitian.
Pengukuran karakteristik suatu sampel jauh lebih
murah, mudah, dan cepat untuk dilakukan. Dengan
menggunakan metode statistika yang benar , hasil
penelitian terhadap suatu sampel dapat menaksir
karakteristik dari populasi.
Sebagai contoh , pada saat dilaksanakan PEMILU ,
sering ditayangkan hasil penghitungan dengan
menggunakan metode hitung cepat ( quick count ).

Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau merupakan dugaan sementara mengenai
sesuatu yang masih perlu diuji. Ada beberapa macam hipotesis , yaitu
hipotesis penelitian , dan hipotesis statistik
Jika hipotesis tersebut tentang nilai-nilai parameter maka
hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

2
a. Hipotesis Penelitian
Adalah suatu pernyataan logis terkait populasi yang dibuat
berdasarkan suatu kejadian atau teori-teori. Hipotesis ini
dianggap benar dan bisa diterima secara logika , tetapi hanya bisa
dipandang sebagai dugaan sementara yang masih memerlukan
pengujian.

b. Hipotesis Statistik
Adalah pernyataan mengenai parameter dari populasi yang
didasarkan pada statistik dari sampel. Bentuk pernyataannya bisa
didasarkan atas kesamaan, perbedaan , atau ada tidaknya
hubungan antar variable .

Hipotesis statistik merupakan hipotesis yang dinyatakan dalam Ho


dan H1 serta dilakukan pengujian secara statistik terhadap
hipotesis tersebut.

Hipotesis nol ( H0 ) adalah hipotesis yang diarahkan


untuk diuji kebenarannya dan merupakan pernyataan
tentang parameter yang bertentangan dengan
keyakinan peneliti.

Sedangkan hipotesis alternatif ( H1 ) adalah hipotesis yang


dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan
menggunakan teori-teori sesuai dengan masalah penelitian
dan belum berdasarkan data dan fakta di lapangan.

3
Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis
a. Menentukan parameter yang akan diuji
Parameter yang diuji biasanya proporsi,rata-rata, atau
ukuran parameter yang lainnya.
b. Terjemahkan dugaan peneliti ke dalam pasangan hipotesis
statistik Ho dan H1
No. Hipotesis Penelitian Hipotesis Statistik Keterangan
1. Rata-rata jumlah Ho : 𝝁 = 50% 𝝁 menyatakan
sekolah dasar negeri rata-rata jumlah
H1 : 𝝁 = 50% sekolah
yang mendapat
bantuan dana 50% dari
total sekolah
2. Tingkat kelulusan Ho : 𝒑 ≤ 0,85 P menyatakan
siswa SMA pada UN H1 : 𝒑 > 0,85 peluang atau
tahun ini lebih dari tingkat kelulusan
85%
3. Jumlah barang yang Ho : 𝒑 ≥ 0,1 P menyatakan
gagal dalam satu kali H1 : 𝒑 < 0,1 peluang barang
produksi kurang dari hasil produksi
10% dari total jumlah gagal
produksi
c. Tentukan taraf nyata atau 𝜶 yang akan digunakan.
Penentuan taraf nyata bisa bervariasi , namun taraf nyata yang
umum dipakai adalah
𝜶 = 𝟎, 𝟎𝟓 ( 𝟓% ) 𝒅𝒂𝒏 𝜶 = 𝟎, 𝟎𝟏 (𝟏%)
Bilangan-bilangan ini menunjukkan peluang untuk melakukan
kekeliruan menolak Ho yang seharusnya diterima atau kekeliruan
dalam menerima Ho yang seharusnya ditolak.
Sehingga jika 𝜶 = 𝟓% artinya adalah bahwa peluang terjadinya
kekeliruan dalam penarikan kesimpulan adalah sebesar 5%, dan
nilai kepercayaan atau keyakinan bahwa kesimpulan yang dibuat (
hipotesis awal ) benar adalah 95%.
d. Kumpulkan data melalui sampel acak n
e. Pilih uji statistik yang tepat
4
f. Tentukan daerah dan titik kritis pengujian.
Daerah dan titik kritis ditentukan oleh nilai 𝜶 .
Daerah kritis merupakan wilayah untuk menolak Ho ,
sedangkan titik kritis merupakan batas yang memisahkan
wilayah untuk menolak atau menerima Ho .

Posisi titik kritis tergantung pada hipotesis penelitian (H1) .


Jika H1 tidak menunjukkan dugaan tentang adanya perbedaan ,
daerah kritis dan titik kritis berada di dua sisi, maka dikenal dengan
pengujian dua pihak ( two way, two side, two tailed test).
Jika H1 menunjukkan dugaan tentang adanya perbedaan , daerah
kritis dan titik kritis berada di satu pihak , maka dikenal dengan
pengujian satu pihak ( one way, one side, one tailed test).
1
Jika H1 memiliki tanda (≠), luasnya daerah kritis = 2 𝛼 dan
posisinya berada di dua sisi, yaitu ujung kanan dan ujung kiri ,
seperti pada gambar berikut :
daerah kritis daerah kritis
𝟏 𝟏
𝜶 Daerah peneriman Ho 𝜶
𝟐 𝟐

Jika H1 memiliki tanda ( > ) , daerah kritis ada di pihak kanan,


seperti pada gambar berikut .
daerah kritis

Daerah peneriman Ho
𝜶

titik kritis

Jika H1 memiliki tanda ( < ) , daerah kritis ada di pihak kiri, seperti
pada gambar berikut .
daerah kritis
𝜶 Daerah peneriman Ho

titik kritis

5
g. Lakukan pengujian untuk menolak atau menerima Ho
Pengujian untuk menolak atau menerima Ho , dengan cara
mencari nilai peluang kekeliruan untuk Ho. Jika uji statistik
menghasilkan nilai peluang yang berada di daerah kritis
maka tolak Ho. Jika uji statistik menghasilkan nilai peluang
yang berada di luar daerah kritis atau berada di daerah
penerimaan maka terima Ho.

h. Ambil kesimpulan statistik


Kesimpulan statistik yang menolak Ho pada 𝛼 = 0,05
dikatakan sebagai pengujian yang signifikan , dan jika pada
𝛼 = 0,01
hasil pengujian dikatakan sangat signifikan.

6
Menentukan Hipotesis
Ada tiga cara dalam menentukan uji hipotesis binomial
yaitu :
1. Uji satu pihak ( kanan )
Ho : p ≤ po
H1 : p > po
Karena H1 memiliki tanda ( > ) , daerah kritis ada di pihak kanan,
seperti pada gambar berikut .
daerah kritis
Daerah peneriman Ho 𝜶
titik kritis
Contoh :
Seorang pedagang menjual pakaian jenis kaos dan kemeja. Jika
diambil 10 sampel secara acak, maka terdapat 6 pembeli yang
memilih membeli kaos dan sisanya memilih membeli kemeja. Jika
taraf signifikansi / taraf nyata yang digunakan adalah 5% , ujilah
pernyataan bahwa peluang konsumen yang memilih kaos, lebih
dari 30%.

Penyelesaian:
p = 30% = 0,3 maka q = 1 – 0,3 = 0,7
Kejadian yang diharapkan sebanyak k = 6
Hipotesisnya :
Ho : p ≤ 0,3 uji satu pihak kanan
H1 : p > 0,3
Taraf nyata yang digunakan adalah 𝛼 = 5% = 0,05
Distribusi Binomial
𝒙

∑ 𝑪𝒏𝒌 𝒑𝒌 𝒒𝒏−𝒌
𝒌=𝟎
Untuk peluang sampel lebih dari p = 0,3 maka gunakan perhitungan
untuk b(x > 6) = b(x=7) + b(x=8) + b(x=9) + b(x=10)
= 0,0090017 + 0,0014467 + 0,0001378 + 0,0000059
= 0,0105921
7
Karena H1 memiliki tanda ( > ) , daerah kritis ada di pihak kanan,
seperti pada gambar berikut .
daerah kritis
Daerah peneriman Ho 𝜶 = 0,05
titik kritis = 1 – 0,05 = 0,95
b(x > 6) = 0,0105921 berarti tidak berada di daerah kritis , maka Ho
diterima.
Kesimpulannya : pernyataan bahwa peluang konsumen yang
memilih kaos lebih dari 30% tidak benar.

2. Uji satu pihak ( kiri )


Ho : p ≥ po
H1 : p < po
Karena H1 memiliki tanda ( < ) , daerah kritis ada di pihak kiri,
seperti pada gambar berikut .
daerah kritis
𝜶 Daerah peneriman Ho

titik kritis

Contoh :
Dari 10 sampel yang dipilih secara acak , ternyata 5 orang memilih
berbelanja di pasar modern dan sisanya di pasar tradisional. Jika
taraf nyata yang digunakan adalah 5% , ujilah peluang populasi
memilih pasar modern tersebut kurang dari 70%.

Penyelesaian :
p = 70% = 0,7 maka q = 1 – 0,7 = 0,3
Kejadian yang diharapkan sebanyak k = 5
Hipotesisnya :
Ho : p ≥ 0,7 uji satu pihak kiri
H1 : p < 0,7

Taraf nyata yang digunakan adalah 𝛼 = 5% = 0,05

Distribusi Binomial

8
𝒙

∑ 𝑪𝒏𝒌 𝒑𝒌 𝒒𝒏−𝒌
𝒌=𝟎
Untuk peluang sampel kurang dari p = 0,7 maka gunakan
perhitungan untuk b(x < 5) = b(x=0) + b(x=1) + b(x=2) + b(x=3) +
b(x=4)
= 0,000006 + 0,000138 + 0,001447 + 0,009002 + 0,036756
= 0,047349
Karena H1 memiliki tanda ( < ) , daerah kritis ada di pihak kiri,
seperti pada gambar berikut .
daerah kritis
𝜶 Daerah peneriman Ho

titik kritis = 0,05


b(x < 5) = 0,047349 berada di daerah kritis , berarti Ho ditolak

Kesimpulannya :
Pernyataan bahwa “peluang populasi memilih pasar modern
tersebut kurang dari 70%” diterima / benar.

3. Uji dua pihak


Ho : p = po
H1 : p ≠ po
Karena H1 bertanda (≠ ) , daerah kritis ada di dua sisi yaitu
di ujung kiri dan kanan , seperti pada gambar berikut :
daerah kritis daerah kritis
𝟏 𝟏
𝜶 Daerah peneriman Ho 𝜶
𝟐 𝟐

Contoh :
Menurut pengelola sebuah bioskop , terdapat 50% dari
pengunjung , yang memilih untuk menonton film Indonesia.
Diambil sampel acak 15 pengunjung dan 6 diantaranya
menonton film Indonesia. Jika taraf nyata yang digunakan
adalah 5% , ujilah pernyataan pengelola bioskop tersebut !

Penyelesaian :
p = 50% = 0,5 maka q = 1 – 0,5 = 0,5
9
Kejadian yang diharapkan sebanyak k = 6
Hipotesisnya :
Ho : p = 0,5 uji dua pihak
H1 : p ≠ 0,5
Taraf nyata yang digunakan adalah 𝛼 = 5% = 0,05
Distribusi Binomial
𝒙

∑ 𝑪𝒏𝒌 𝒑𝒌 𝒒𝒏−𝒌
𝒌=𝟎
Untuk peluang sampel kurang dari p = 0,7 maka gunakan
perhitungan untuk b(x = 6) =
𝟏𝟓!
𝑪𝟏𝟓 𝟔 𝟗
𝟔 𝒑 𝒒 = (𝟎, 𝟓)𝟔 (𝟎, 𝟓)𝟗 = 𝟓𝟎𝟎𝟓 ( 𝟎, 𝟎𝟏𝟓𝟔𝟐𝟓)(𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟗𝟓𝟑𝟏𝟐𝟓)
𝟗! 𝟔!
= 0,1527
1
Untuk uji dua pihak dengan n ≤ 25 dengan p = q = = 0,5 , maka
2
b(x) dikali 2 , sehingga b(x=6) = 0,1527 ( 2 ) = 0,3054
𝟏
Jika H1 memiliki tanda (≠), luasnya daerah kritis = 𝟐 𝜶
dan posisinya berada di dua sisi, yaitu ujung kanan dan
ujung kiri , seperti pada gambar berikut :
daerah kritis daerah kritis
𝟏 𝟏
𝜶 Daerah peneriman Ho 𝜶
𝟐 𝟐

titik kritis = 0,025 titik kritis = 1- 0,025 = 0,975

untuk b(x = 6) = 0,3054 berada pada daerah Ho , jadi Ho diterima

Kesimpulannya :
Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa jumlah
pengunjung bioskop yang menonton film Indonesia sama
dengan 50%

10
Selanjutnya silakan kerjakan soal Uji kompetensi 5.2 Buku paket
matematika edisi revisi 2016 ( Grafindo ) halaman 138
no. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 berikut :

1. Saat ini rata-rata 60 guru dari 100 guru di SMA Harum Sari memilih
mengendarai sepeda motor untuk pergi ke sekolah daripada kendaraan
lainnya. Kemudian diambil sampel acak 15 guru, dan ternyata 12
diantaranya memilih mengendarai sepeda motor. Jika taraf nyata yang
digunakan adalah 5% , maka ujilah peluang populasi guru lebih banyak
menggunakan sepeda motor.

2. Sebuah restoran menyajikan beberapa menu dari bahan dasar ikan dan
daging ayam. Diambil sampel 15 pengunjung , ternyata 3 pengunjung
memilih ikan dan 12 lainnya memilih daging ayam. Jika taraf nyata yang
digunakan adalah 5% , tentukan apakah peluang populasi pengunjung yang
memesan ikan kurang dari 40% ?

3. Terdapat populasi yang bepergian menggunakan sepatu dan sandal.


Berdasarkan 8 sampel yang dipilih secara acak, ternyata 6 orang memilih
sepatu saat bepergian dan sisanya menggunakan sandal. Jika taraf nyata
yang digunakan 5% , tentukan apakah peluang populasi yang menggunakan
sepatu kurang dari 50% ?

4. Seorang pedagang menjual makanan dan minuman. Berdasarkan 5 sampel


yang dipilih secara acak, ternyata 4 konsumen memilih membeli makanan
dan sisanya memilih membeli minuman. Jika taraf nyata yang digunakan
adalah 10% , tentukan apakah peluang penjualan makanan lebih kecil dari
50% ?

5. Terdapat populasi siswa SMA yang berangkat ke sekolah menggunakan


kendaraan dan berjalan kaki. Berdasarkan 12 sampel yang dipilih secara
acak, terdapat 8 siswa yang pergi ke sekolah menggunakan kendaraan dan
sisanya berjalan kaki. Jika taraf nyata yang digunakan 1% , tentukan
apakah peluang siswa yang berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan
lebih besar dari 30% ?

11

Anda mungkin juga menyukai