Anda di halaman 1dari 2

HOAX VAKSIN COVID-19 menyebabkan Syndrome Ramsay Hunt

Hoaks seputar vaksin menjadi salah satu masalah tersendiri selama pandemi.
Padahal vaksin merupakan salah satu senjata untuk melawan penyebaran Covid-19.
Sebagai masyarakat yang kritis, penting untuk mengetahui fakta terkait informasi yang
didapat, termasuk informasi tentang vaksin.

Beredar informasi yang menyatakan Ramsay Hunt Syndrome yang diderita Justin
Bieber disebebkan oleh vaksin Covid-19. Cuitan tersebut menyebutkan bahwa Ramsay Hunt
Syndrome termasuk salah satu kategori kejadian ikutan pasca-imunisasi atau kipi vaksin
Covid-19. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Profesor Dokter Zubairi
Djoerban menjelaskan Ramsey Hunt Syndrome yang diderita Justin Bieber adalah suatu
kondisi yang disebabkan reaktivasi virus. Sindrom ini bertanggung jawab atas 12 persen
kasus kelumpuhan wajah dengan prognosis yang lebih buruk ketimbang bell’s palsy atau
kelumpuhan salah satu sisi otot wajah sehingga wajah tampak melorot. Virus yang
menyebabkan penyakit ini adalah Varicella Xoster (Virus VZV) ini adalah virus yang sama
yang menyebabkan anak-anak terkena cacar air dan cacar ular pada dewasa. Belum ada
bukti terkait Ramsay Hunt Syndrome yang dialami Justin Bieber disebabkan vaksin Covid-
19. Sindrome ini juga sudah ada obatnya dan tersedia di apotek-apotek.

Link youtoube : (4544) Hoax Syndrome Ramsay Hunt Disebabkan Vaksin Covid 19 - NEWS OR HOAX -
YouTube

Beredarnya hoaks seputar vaksin pastinya berpotensi memengaruhi persepsi publik.


Beragam hoaks seputar vaksin ini tersebar luas lewat media sosial mulai dari pesan singkat
WhatsApp hingga postingan Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube. Hoaks ini bisa
menimbulkan ketakutan masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Semakin majunya teknologi,
membuat hampir setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari media
manapun. Namun tak semua berita yang didapat itu jelas kebenarannya. Oleh karena itu,
tentu ada penyebab mengapa masyarakat banyak yang tertipu dengan pemberitaan
media.beberapa point pemicu terjadinya pemberitaan hoax, yaitu

1. Revolusi media sosial: keterbukaan informasi dan tingginya konsumsi media


sosial
2. Literasi media: minim, kurang kritis terhadap informasi
3. Pengguna media sosial menjadi pengedar informasi tanpa mampu melacak
kebenarannya
4. Era "Post-Truth" : yang diunggulkan bujan kebenaran, tetapi kedekatan emosi
dan keyakinan pribadi dengan informasi yang diedarkan.
5. Konflik horisontal, penajaman perbedaan, peredaran pesan kebencian, dan
kecenderungan pada "bullying" sosial.

Untuk menangani kasus hoax tentang vaksin Covid-19 dibutuhkan kerjasama dari
semua pihak tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, termasuk dalam mengejar
cakupan vaksinasi hingga 70% populasi agar tercapai herd immunity. Dengan semangat
gotong royong bersama media, pakar, dunia usaha dan terutama komunitas untuk terus dan
berperan menyebarkan info yang baik dan benar kepada masyarakat mengenai vaksin covid
-19, agar hoax tentang vaksin covid-19 bisa ditekan dan masyarakat bersemangat untuk
divaksin. Mengajak masyarakat mengembangkan rasa penasaran mengenai berita vaksin
covid-19 setiap saat, jangan langsung menyebarkan suatu berita tanpa mengecek
kebenarannya. Dan memberitahu kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan judul yang
provokatif mengenai vaksin covid-19.

Anda mungkin juga menyukai