Anda di halaman 1dari 3

Mapping: A Critical Introduction to Cartography and GIS

Nama : Risma Fitriyanti

NPM : 2006579554

Fakultas / Jurusan : Teknik / Arsitektur

Sitasi (format APA)

Crampton, Jeremy W. 2013. Mapping: A Critical Introduction to Cartography and GIS. United
Kingdom: Wiley-Blackwell.

Kata Kunci : peta, mapping, pemetaan, kartografi, GIS

Quotable Sentences : 1. I define “mapping” deliberately


loosely as a human activity that
seeks to make sense of the
geographic world, it is a way in
which we “find our way in the world”

2. Geographic information systems


and geographic information science
appear to be benign technologies,
but some of their applications have
been questioned; as is true of any
technology, GIS, though neutral in
and of itself, can be used for
pernicious ends.

3. The task of critical cartography and


GIS is elucidate the nature of these
circumstances of map practices, to
challenge unexamined assumptions,
and to question in what ways maps
have thought out space

Bibliografi Beranotasi & Diskusi Kritis

Buku Mapping: A Critical Introduction to Cartography and GIS merupakan bacaan


pengantar yang secara kritis mengulik tentang kartografi dan GIS, yang berisi bahasan
mengenai aspek teori dan praktik pemetaan hingga ke praktik pemetaan terbaru seperti
map hacking and the geospatial web. Crampton mengawali tulisannya dengan
menyatakan tujuannya dalam menulis buku ini, yaitu untuk mendorong ruang diskusi
terutama tentang aspek teori dan praktik mapping dalam konteks kartografi dan GIS. Hal
utama yang menjadi basis bahasan Crampton adalah terkait kemampuan atau kapabilitas
teknik mapping untuk dilibatkan dalam diskusi ranah ilmu sosial. Tulisan ini juga turut
memaparkan tentang sejarah perkembangan kartografi yang juga penting sebagai field of
knowledge untuk memberikan pemahaman kritis tentang bagaimana mapmaking terus
berkembang bagi kartografer dan juga pembaca buku ini.

Penulis berupaya menjelaskan perkembangan mapmaking melalui esai pengantarnya,


dimana ia memaparkan bahwa kartografi pada mulanya didefinisikan sebagai map-
making activity, sehingga kartografer di era itu terkenal karena kemampuannya membuat
peta. Seiring waktu berjalan, ilmu ini justru beralih menjadi map-studying dimana
kartografer hanya mempelajari ilmu membuat peta. Hal ini menyebabkan terkikisnya
kegiatan sosial dan praktik pembelajaran dan pemahaman ruang sebagai tempat
terjadinya kegiatan sosial. Kemudian ilmu pemetaan semakin lama kian berkembang
hingga melahirkan teknik mapping yang didukung oleh teknologi GIS.

Kartografi menjadi ilmu yang ‘baru’ setelah Perang Dunia II, dimana pada titik ini
kartografi memiliki dua aspek basis perkembangan. Pertama, sudah menghilangkan
aspek seni dan subjektivitas karena seni dianggap kerap bertentangan dengan sains.
Kedua, membuang isu propaganda ataupun pemetaan ideologis yang berkaitan dengan
politik dan kekuasaan seperti yang umumnya digunakan selama perang. Kemudian di
tahun 1990-an, ilmu pemetaan mulai berkembang melalui kolaborasi antara sejumlah ahli
geografi, kartografer, dan praktisi GIS untuk memanfaatkan ilmu multi-disiplin untuk dapat
mengkritisi teknik pemetaan yang lebih baik. Oleh karenanya, penulis juga menerangkan
alasan utama penulisan buku ini yaitu menunjukkan relevansi produksi pengetahuan
spasial dalam GIS dan kartografi sebagai hal yang penting bagi ahli geografi, antropolog,
sosiolog, sejarawan, filsuf, dan ilmuwan lingkungan,

Sebagai salah satu buku yang menceritakan perkembangan kartografi dan GIS secara
kritis, penulis memaparkan dalam tulisannya mengenai “mengapa kritis itu diperlukan?”.
Pendekatan kritis terhadap GIS dan kartografi menjadi penting dan relevan untuk
memeriksa rasionalitas yang menjiwai pemetaan dan GIS saat ini. Seperti yang kita
ketahui, pemetaan merupakan cara yang berguna dalam mengatur dan menghasilkan
pengetahuan tentang dunia, namun pada realitanya, pengetahuan pemetaan ini terkadang
juga dapat memasukkan asumsi yang tidak teruji sehingga dapat dikatakan bahwa peta
dan GIS ini adalah teknologi yang dapat digunakan untuk tujuan baik dan buruk. Oleh
karenanya, kita perlu kritis untuk dapat memeriksa essential nature of mapping dan
menentukan apakah mapping itu netral atau tidak. Pendekatan kritis ini juga akan
memeriksa cara peta dan GIS berada di waktu dan tempat tertentu, pengetahuan apa
yang mereka hasilkan, dan dengan efek apa.

Pendekatan kritis dan kolaborasi multidisiplin dalam andil perkembangan pemetaan


dan kartografi ini telah menghasilkan pemahaman-pemahaman baru yang
menyempurnakan pengetahuan terkait pemetaan. Dimulai dari peta, dimana peta harus
digunakan untuk menunjukkan hal yang sebenarnya sejelas mungkin serta dengan
batasan-batasan yang jelas dan tidak hanya memperhatikan desain peta, namun juga
bagaimana peta itu digunakan oleh orang-orang. Pertanyaan tentang apakah GIS
‘membunuh’ kartografi atau pemetaan juga dijelaskan, bahwa pemetaan lah yang
‘mengubah dirinya sendiri’ dengan menekankan dirinya sebagai visualisasi geografis pada
tahun 1990-an, dan melalui perannya dalam peretasan web dan web geospasial. Bahkan,
GIS kini paling sering digunakan untuk membuat peta dengan jauh lebih sedikit kuantitatif
dan lebih kualitatif daripada yang dipikirkan beberapa orang awam. GIS terus berkembang
seiring era teknologi, dimana produknya kini banyak digunakan oleh publik seperti Google
Earth.
Dari diskusi dan bacaan ini saya menyimpulkan bahwa kartografi dan GIS ini berperan
penting untuk menjelaskan sifat dari keadaan praktik peta, untuk menentang asumsi yang
belum diteliti dan untuk mempertanyakan dengan cara apa peta telah menggambarkan
dan memikirkan ruang. Tidak hanya menambah pemahaman tentang kartografi dan GIS,
tulisan ini juga telah mengajarkan pentingnya untuk bersikap kritis dalam menghadapi isu
apapun, dan perlunya kecermatan untuk melihat esensi dari sesuatu. Saya berharap
bahwa pemahaman dari bacaan ini dapat membantu saya kedepannya dalam memetakan
suatu informasi sejelas mungkin, sesuai dengan realitanya, dan benar-benar efektif
menunjukkan esensi informasi yang ingin disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai