Anda di halaman 1dari 26

Foto gra m e

t ri F o t o g r a m e t ri & V i s u a li s a s i D a t a D i g it a l A r k e o l o g i
KELO M P O K B
A N G G O T A
Jessica Theresia Lautan Renee Yasmin Ramadini
(2006585765) (2006531900)
Margareta Pamus
(2006469891)

Shafira Sarah Saffa Viko Esa Bintang Alfarrel


(2006524201) (2006526075)
PEMBAHASAN
Tentang GIS

Aplikasi GIS dalam Arkeologi

Aplikasi Prosedur Wilayah Berbasis GIS

Penggunaan GIS Arkeologi di Kanada


N D A H U L U A
P E N
APA YANG DIBAHAS
DALAM ARTIKEL
INI?
Kerangka kerja konseptual mengenai perincian
dan pendeskripsian dari prosedur GIS spesifik
dalam berbagai konteks arkeologi.
Tinjauan terhadap jenis proyek GIS arkeologi
(archaeological GIS) di Kanada dengan
penekanan pada aplikasi akademis dan CRM
dari GIS.
Mengkaji potensi dari GIS arkeologi di masa
depan.
Geographic Information System (GIS)

TENTANG GIS merupakan alat-alat yang digabungkan


dalam jenis perangkat lunak yang
memiliki fungsi fungsi pengumpulan,
penyimpanan, pengambilan, manipulasi,
dan tampilan data spasial dari dunia
nyata.

Data spasial yang termuat dalam GIS


mendeskripsikan objek dalam hal:
1. Posisi dalam beberapa sistem
koordinat
2. Atribut non spasial
3. Hubungan spasial antar objek
I S D A L A M A
I G R K
A S E O
K

LO
LI
AP

GI
Terdapat 3 jalur utama penyelidikan dalam tinjauan
umum literatur GIS arkeologi:
Model lokasi situs
Studi terkait prosedur GIS
Studi yang berkaitan dengan isu-isu teoritis yang lebih
besar dalam arkeologi lanskap

GIS dapat digambarkan dengan mengenali hierarki tiga


tingkat aplikasi dalam arkeologi, yaitu visualisasi,
manajemen, dan analisis.
VISUALISASI MANAJEMEN ANALISIS

Tingkat penggunaan
Tingkat penggunaan Tingkat penggunaan
GIS yang berada satu
GIS terendah GIS tertinggi
tingkat di atas visualisasi
DATA SPASIAL
Dua jenis utama data spasial dalam
arkeologi:
Data titik, mencakup hal-hal seperti
lokasi tempat untuk artefak, fitur, dan unit
penggalian arkeologi.
Data areal, mencakup hal-hal seperti
permukaan, lanskap, situs, atau wilayah.
PROSEDUR PROSEDUR
POIN/TITIK AREAL
Terdapat dua tipe prosedur titik
Fokus prosedur ini adalah pada lanskap
Pemetaan kepadatan: peta ciptaan
atau wilayah dan pada interpretasi situs
untuk menunjukkan distribusi variabel
dalam konteks tersebut, bukan pada
yang diinginkan di seluruh permukaan
lokasi titik itu sendiri. Unit analisis dalam
Interpolasi: terdiri dari sejumlah
prosedur ini ialah area atau bidang
prosedur matematika untuk
tanah tertentu dan umumnya diwakili
mengubah distribusi titik menjadi
oleh sel grid dalam GIS.
permukaan kontinu.
E D U R A R E A L
O S B E
P R R B
S I A S
A

IS
K
LI

GI
AP

S
APLIKASI PROSEDUR WILAYAH
BERBASIS GIS Penggunaan GIS pada areal
prosedur terbagi lagi menjadi
empat tahapan, yaitu :
Predictive modeling
Catchment analysis
Viewshed analysis
Simulation
PERMODELAN
PREDIKTIF
Tahapan ini merupakan upaya dalam memprediksi lokasi situs atau
material arkeologi dalam suatu wilayah berdasarkan sampel situs
atau teori perilaku manusia. Semua model prediktif terdiri dari tiga
elemen: 1) pengetahuan yang tersedia atau kumpulan informasi dari
model diturunkan; 2) mengubah informasi ini menjadi prediksi, dan 3)
prediksi itu sendiri. Terdapat dua pendekatan umum untuk
pemodelan prediktif yaitu deduktif dan induktif
TERDAPAT DUA PENDEKATAN UMUM UNTUK MODEL
PREDIKTIF, YAITU :

PERMODELAN PERMODELAN
DEDUKTIF INDUKTIF
Dasar dari deductive modeling sendiri adalah Inductive models merupakan alat yang
prioritas ilmu pengetahuan arkeologi atau memanfaatkan pengetahuan yang ada
antropologi. Dalam deductive modeling untuk meramalkan pola spasial. Variabel
terdapat beberapa syarat yang harus prediktif yang digunakan antara lain
dipenuhi yaitu adalah jarak berulang antara suatu
Menguasai mekanisme membuat
keadaan alam seperti lereng dan jarak
keputusan pada suatu lokasi serta hasil
menuju perairan.
dari keputusan tersebut.
Variabel tertentu yang mempengaruhi
keputusan lokasional.
Mampu untuk dioperasionalkan.
PENGUJIAN MODEL INDUKTIF

Pengujian model adalah yang langkah terpenting setelah model


dibuat. Hal ini dapat dilakukan melalui metode laboratorium, seperti
pemodelan bendera merah/red flag modeling, atau melalui evaluasi
statistik, seperti statistik gain.
MEMPERLUAS
PEMODELAN PREDIKTIF
INDUKTIF
KRITIK MODEL INDUKTIF

Fokus pemodelan prediktif adalah korelasi variabel


Dalam analisis situs, ada pertanyaan penting menyangkut lingkungan, sebagai proxy yang siap dipetakan, dengan
berapa banyak sumbu data yang dapat dibagi untuk lokasi situs arkeologi. Namun, peran faktor sosial, ideologi,
memeriksa perbedaan temporal, fungsional, dan spasial, dan politik kurang mendapat perhatian dalam prediksi
mengingat bahwa berbagai jenis situs dapat dikaitkan lokasi situs.
dengan set variabel yang berbeda. Jenis pendekatan ini
diilustrasikan oleh studi Robert Hasenstab tentang desa- Model prediksi yang hanya didasarkan pada
desa Iroquoian. Klasifikasi situsnya didasarkan pada tiga pertimbangan lingkungan tampaknya memprediksi pola
pemukiman pemburu-pengumpul dengan cukup baik.
jenis:
Namun ketika fokusnya adalah pada bentuk sosial atau
politik yang lebih "kompleks", prediksi tersebut tampaknya
1) fungsional (desa versus tempat perkemahan);
tidak berhasil dengan baik. Fenomena ini kemungkinan
2) temporal (lima periode pendudukan); dan,
disebabkan oleh fakta bahwa dalam sistem sosial yang
3) spasial (zona fisiografis/budaya).
kompleks, keputusan politik lebih berdampak daripada
adaptasi terhadap lingkungan.
CATCHMENT ANALYSIS
Aplikasi kedua dari prosedur areal dalam GIS arkeologi adalah analisis daerah tangkapan.
Analisis daerah tangkapan lokasi seperti yang awalnya dirumuskan memiliki dua
keterbatasan utama yaitu, kurangnya kerumitan dan kurangnya akurasi. Penangkapan
lokasi dilakukan melalui penggunaan poligon Thiessen.

Salah satu cara untuk meningkatkan analisis daerah tangkapan lokasi adalah melalui
pengenalan permukaan biaya. Untuk membuat permukaan biaya, peta biaya diproduksi
untuk mewakili impedansi pergerakan yang disebabkan oleh lingkungan alam, seperti
kemiringan, tutupan vegetasi, hambatan alami, atau faktor lainnya
Viewshed Analysis
Methodological Problems with Viewsheds

1. Perbedaan antara jarak pandang yang


dihitung dengan apa yang sebenarnya
dilihat pengamat.
2. Masalah efek tepi.
3. Permasalahan Signifikansi
4. Penurunan dampak visual terhadap jarak
5. Jarak pandang juga mengalami kesalahan
teknis dan kualitas data tertentu.
Simulation

DAVID CLARKE
MEMPERKENALKAN SIMULASI
KOMPUTER SEBAGAI ALAT
UNTUK PENELITIAN ARKEOLOGI
DALAM BUKUNYA TAHUN 1968,
ANALYTICAL ARCHAEOLOGY
(ALDENDERFER 1991:
208).MODEL SIMULASI ADALAH
REPRESENTASI REALITAS YANG
DISEDERHANAKAN (CHADWICK
1979: 237).
A A N G I S D I
U N K A
G G N A
N

DA
PE
PENGGUNAAN GIS DALAM BIDANG ARKEOLOGI DI KANADA INI,
LEBIH BANYAK DIGUNAKAN DALAM RANAH CRM DAN
PEMERINTAHAN DARIPADA DALAM RANAH AKADEMIK.
PROYEK GIS
ARKEOLOGI
DI KANADA

Proyek GIS di Kanada


sampai tahun 2004 hanya ada dua
proyek GIS akademis utama di Kanada,
keduanya berkaitan dengan pemodelan
prediktif dan kehutanan.
KESIMPULAN
GIS MENYEDIAKAN PARA ARKEOLOG SERANGKAIAN METODE
YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK BERBAGAI JALUR
PENELITIAN DENGAN DATA ARKEOLOGI DALAM LINGKUNGAN
DIGITAL TUNGGAL.
(LOCK DAN HARRIS 1996: 216)

GIS JELAS MENYEDIAKAN SEPERANGKAT ALAT YANG KUAT


UNTUK ANALISIS DAN EKSPLORASI POLA PEMUKIMAN
MASYARAKAT MASA LALU. GIS JUGA BANYAK MEMBANTU
BERBAGAI BIDANG DENGAN PERANGKAT KERAS YANG KUAT
DAN TERJANGKAU SERTA MEMILIKI PERANGKAT LUNAK LEBIH
CANGGIH DAN RAMAH PENGGUNA, SERTA LEBIH BANYAK
KUMPULAN DATA DIGITAL ONLINE. MASA DEPAN GIS DALAM
ARKEOLOGI AKAN SEMAKIN BERKEMBANG KARENA BANYAK
AKADEMISI MENGADOPSINYA UNTUK PENELITIAN DAN LEBIH
BANYAK DEPARTEMEN-DEPARTMEN YANG MEMBERIKAN
PELATIHAN, SERTA BANYAK PERUSAHAAN CRM MENGGALI
LEBIH DALAM APLIKASI GIS.

H A N K Y O U
T !
Ebert, D. (2004). Applications of archaeological GIS. Canadian Journal
of Archaeology/Journal Canadien d'Archéologie, 319-341.

Anda mungkin juga menyukai