t ri F o t o g r a m e t ri & V i s u a li s a s i D a t a D i g it a l A r k e o l o g i
KELO M P O K B
A N G G O T A
Jessica Theresia Lautan Renee Yasmin Ramadini
(2006585765) (2006531900)
Margareta Pamus
(2006469891)
LO
LI
AP
GI
Terdapat 3 jalur utama penyelidikan dalam tinjauan
umum literatur GIS arkeologi:
Model lokasi situs
Studi terkait prosedur GIS
Studi yang berkaitan dengan isu-isu teoritis yang lebih
besar dalam arkeologi lanskap
Tingkat penggunaan
Tingkat penggunaan Tingkat penggunaan
GIS yang berada satu
GIS terendah GIS tertinggi
tingkat di atas visualisasi
DATA SPASIAL
Dua jenis utama data spasial dalam
arkeologi:
Data titik, mencakup hal-hal seperti
lokasi tempat untuk artefak, fitur, dan unit
penggalian arkeologi.
Data areal, mencakup hal-hal seperti
permukaan, lanskap, situs, atau wilayah.
PROSEDUR PROSEDUR
POIN/TITIK AREAL
Terdapat dua tipe prosedur titik
Fokus prosedur ini adalah pada lanskap
Pemetaan kepadatan: peta ciptaan
atau wilayah dan pada interpretasi situs
untuk menunjukkan distribusi variabel
dalam konteks tersebut, bukan pada
yang diinginkan di seluruh permukaan
lokasi titik itu sendiri. Unit analisis dalam
Interpolasi: terdiri dari sejumlah
prosedur ini ialah area atau bidang
prosedur matematika untuk
tanah tertentu dan umumnya diwakili
mengubah distribusi titik menjadi
oleh sel grid dalam GIS.
permukaan kontinu.
E D U R A R E A L
O S B E
P R R B
S I A S
A
IS
K
LI
GI
AP
S
APLIKASI PROSEDUR WILAYAH
BERBASIS GIS Penggunaan GIS pada areal
prosedur terbagi lagi menjadi
empat tahapan, yaitu :
Predictive modeling
Catchment analysis
Viewshed analysis
Simulation
PERMODELAN
PREDIKTIF
Tahapan ini merupakan upaya dalam memprediksi lokasi situs atau
material arkeologi dalam suatu wilayah berdasarkan sampel situs
atau teori perilaku manusia. Semua model prediktif terdiri dari tiga
elemen: 1) pengetahuan yang tersedia atau kumpulan informasi dari
model diturunkan; 2) mengubah informasi ini menjadi prediksi, dan 3)
prediksi itu sendiri. Terdapat dua pendekatan umum untuk
pemodelan prediktif yaitu deduktif dan induktif
TERDAPAT DUA PENDEKATAN UMUM UNTUK MODEL
PREDIKTIF, YAITU :
PERMODELAN PERMODELAN
DEDUKTIF INDUKTIF
Dasar dari deductive modeling sendiri adalah Inductive models merupakan alat yang
prioritas ilmu pengetahuan arkeologi atau memanfaatkan pengetahuan yang ada
antropologi. Dalam deductive modeling untuk meramalkan pola spasial. Variabel
terdapat beberapa syarat yang harus prediktif yang digunakan antara lain
dipenuhi yaitu adalah jarak berulang antara suatu
Menguasai mekanisme membuat
keadaan alam seperti lereng dan jarak
keputusan pada suatu lokasi serta hasil
menuju perairan.
dari keputusan tersebut.
Variabel tertentu yang mempengaruhi
keputusan lokasional.
Mampu untuk dioperasionalkan.
PENGUJIAN MODEL INDUKTIF
Salah satu cara untuk meningkatkan analisis daerah tangkapan lokasi adalah melalui
pengenalan permukaan biaya. Untuk membuat permukaan biaya, peta biaya diproduksi
untuk mewakili impedansi pergerakan yang disebabkan oleh lingkungan alam, seperti
kemiringan, tutupan vegetasi, hambatan alami, atau faktor lainnya
Viewshed Analysis
Methodological Problems with Viewsheds
DAVID CLARKE
MEMPERKENALKAN SIMULASI
KOMPUTER SEBAGAI ALAT
UNTUK PENELITIAN ARKEOLOGI
DALAM BUKUNYA TAHUN 1968,
ANALYTICAL ARCHAEOLOGY
(ALDENDERFER 1991:
208).MODEL SIMULASI ADALAH
REPRESENTASI REALITAS YANG
DISEDERHANAKAN (CHADWICK
1979: 237).
A A N G I S D I
U N K A
G G N A
N
DA
PE
PENGGUNAAN GIS DALAM BIDANG ARKEOLOGI DI KANADA INI,
LEBIH BANYAK DIGUNAKAN DALAM RANAH CRM DAN
PEMERINTAHAN DARIPADA DALAM RANAH AKADEMIK.
PROYEK GIS
ARKEOLOGI
DI KANADA
H A N K Y O U
T !
Ebert, D. (2004). Applications of archaeological GIS. Canadian Journal
of Archaeology/Journal Canadien d'Archéologie, 319-341.