Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344228453

Pemetaan Geologi 3D dan Karakterisasinya sebagai Pengetahuan Era Digital

Preprint · September 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.27635.35366

CITATIONS READS

0 23

2 authors:

Maslichatus Sholichah Stevanus Nalendra


Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    416 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Literatur Review View project

Literature Riview : Analisis Fasies dan Lingkungan Deposisi Formasi Madzaringwe yang mengandung Batubara Paleozoikum Akhir di Cekungan Tshipise-Pafuri, Afrika
Selatan View project

All content following this page was uploaded by Maslichatus Sholichah on 13 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Scientific Article

Pemetaan Geologi 3D dan Karakterisasinya sebagai Pengetahuan Era Digital

Maslichatus Sholichah 1*, Stevanus Nalendra Jati1


1 Program Studi Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang

*03071181823069@student.unsri.ac.id

SARI

Pemetaan geologi umumnya dilakukan untuk mendeskripsikan suatu data analisa pada daerah peta
penelitian yang biasanya terdapat suatu ilustrasi berupa bentuk topografi yang menandakan
bentuk kondisi geologi dengan skala yang telah diterapkan. Sedangkan, lain halnya dengan
pemetaan geologi secara digital yang terdapat macam bentuk seperti pemetaan geologi 2D&3D
merupakan bentuk langkah suatu proses pengolahan data yang telah dianalisa dan dapat
ditampilkan secara realtime dilayar monitor komputer beserta laptop. Metode penelitian dilakukan
dengan studi pustaka menggunakan penelitian – penelitian terdahulu yang berkaitan. Hasil
penelitian yaitu interpretasi dan model pemetaan 3D geologi yang terbentuk dari data yang telah
diidentifikasi serta dianalisis sebelumnya dan mengetahui ketidakpastian pada metode penerapan
pemetaan digital tersebut.

Pemetaan geologi digital memiliki suatu nilai positif pada fitur – fitur geologinya yang dapat
dianalisa, diamati serta kemudian bisa direkam pada saat dilapangan yang sebelumnya dilakukan
tahapan penelitian. Selanjutnya menghasilkan sebuah data peta keadaan geologi yang bisa
digunakan dalam pelaksanaan pengeksplorasian lapangan dengan sumber referensi data spasial.
Dalam pengerjaan pemetaan secara digital dapat ditemukan bahwa menampilkan banyak jenis
bentuk warna dan gambar maupun bentuk karakteristik suatu fisik yang berbeda dari
litologi dengan litologi lainnya.
Kata kunci: Pemetaan geologi 2D 3D, model pemetaan digital, ketidakpastian metode.

PENDAHULUAN sehingga dapat memudahkan efisiensi


waktu.
Secara umumnya, pemetaan geologi Pemetaan geologi digital 2D & 3D
digital dilakukan untuk mengefisiensi merupakan suatu proses penelitian yang
waktu dalam proses pengerjaan penelitian memiliki kemampuan yang dengan
di lapangan. Kemudian meningkatkan adanya berupa kemudahan untuk
metode kemajuan dalam menginterpretasi membuat gambaran analisa dengan model
keadaan geologi yang mampu dipahami medan fotorealistik yang beresolusi
secara signifikan. Hal lainnya yang dapat tinggi. Hal lainnya yang terdapat pada
ditemukan dan dihasilkan dari pemetaan pemetaan digital ini ialah adanya suatu
geologi skala tetap kemudian menjadi sistem informasi geologi bawah
sebuah database kemudian berubah permukaan.
menjadi data peta yang dinamis dan sangat Dalam melakukan sebuah tahapan
lengkap. Pemetaan digital dapat berguna menginterpretasikan dan membuat suatu
untuk area dengan skala yang besar model gambaran bentuk digital biasanya
terlebih dahulu mengumpulkan data geologi

1
Scientific Article

pada lingkungan yang akan diteliti dalam sumber data model elevasi digital (DEM)
jumlah yang banyak. Selanjutnya yang kemudian pengolahan data
melakukan pengecekan pada area yang menggunakan perangkat lunak seperti GIS,
memiliki potensi data secara logistik yang GlobelMapper, GoogleEarth dan terbaru
mudah diakses untuk digunakan nantinya. Nasa Worldwind.
Selama pemrosesan pengolahan data akan Sementara itu, dalam
dapat menimbulkan sebuah ketidakpastian pengaplikasiannya terdapat bentuk
dimana akan ditemukannya atau bahkan beberapa macam model Google Eath di area
muncul kesalahan dalam melakukan yang sama dapat dilihat di gambar 1.
pemrosesan pengolahan data – data
mentah.
Dalam penerapannya untuk bisa
mendapatkan suatu ilustrasi model bentuk
keadaan geologi maka melakukan
pengumpulan data yang telah dilakukan
telitian pada daerah tersebut. Selanjutnya
dapat menggambarkan struktur dan tekstur
batuan serta diproyeksikan kedalam bentuk
3D.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan data-data sekunder yang
Gbr 1. Aktivitasi tampilan GoogleEarth
telah dikumpulkan dari penelitian-
visualisasi yang berhasil dari sinklin
penelitian sebelumnya. Selanjunya berupa
terbalik di sebuah rentang nopah dekat
referensi yang sesuai dengan penelitian
Pah-rump, Nevada, AS.
yang juga digunakan dalam penelitian ini.
Pada gambar diatas merupakan
bentuk suatu kemiringan lereng yang
HASIL PENELITIAN
mengarah kebawah dan membentuk suatu
pola serta menciptakan efek hukum V
Berdasarkan data penelitian yang
meskipun begitu aplikasi GoogleEarth
dilakukan sebelumnya, pemetaan dua
mempunyai sedikit ketidaksesuaian dalam
dimensi sebelumnya telah dilakukan pada
pengaplikasiannya.
beberapa tahun silam dan telah menjadi
praktel – praktek yang berkaitan dengan
pemrograman aplikasi prangkat lunak
pemetaan geologi lapangan. Pada
pemrogaman tersebut mengolah data dalam
peningkatan akurasi pemetaan dengan
menggunakan data GPS, data lapisan
batuan dan permukaan yang kemudian
dapat dimodelkan oleh peta digital serta hal
itu dapat memungkinkan penyelesaian
pemetaan lapangan bisa terselesaikan
dibandingkan dengan peta kertas D
sebelumnya.
Pertama kali terciptanya pemetaan Gbr 2.(D) dan (E) mengilustrasikan metode
digital dengan metode 3D berawal dari 2D dan menghasilkan kesalahan besar
dalam sebuah interpretasi geologi. (F)

2
Scientific Article

memperlihatkan bentuk visualisasi struktur Gbr 3. Posisi dua lokasi pada platform
yang terdapat dalam penampakan warna pemotongan gelombang di Cullercoats, NE
biru tua tersebut. England.
Pada umunya peta geologi 2D
mempunyai cakupan resolusi yang tinggi Pada gambar diatas terdapat sebuah
hampir semua bentuk standar karena posisi lingkaran biru yang menggambarkan bahwa
GPS. Di gambar 2 terdapat lipatan yang ketepatan 4-m di area sekitar lokasi GPS.
terlentang serta adanya kontrol struktur Selain itu, pada daerah penelitian dapat
baik dengan metode penelitian sebagian dianalisa untuk aksesibilitasnya di
atau menyeluruh. kelengkapan peralatan survey digital dan
Pemodelan digital tiga dimensi sumber listrik. Biasanya pengumpulan data
memberikan manfaat yang lebih efisien dilakukan dengan pencarian sistematis di
untuk pemetaan geologi generasi area tersebut yang kemudian mendapatkan
berikutnya, bukan hanya itu tetapi titik cloud informasi.
pemetaan digital ini dapat mengeksplor Umumnya ketidaksesuain atau
pemikiran ahli geologi yang nantinya akan kesalahan dalam pemrosesan data bisa
lebih memungkinkan untuk dapat terjadi di suatu pengumpulan bentuk data
melakukan pemetaan yang hampir tidak secara tradisional maupun digital. Gambar
terlihat dalam peta konvensional. 4, dibawah ini merupakan suatu profil sesar
Untuk memaksimalkan pemodelan yang dibuat dengan memperbandingkan
pemetaan digital ini diperlukannya akuisisi suatu bentuk ketinggian lapisan di seluruh
data digital, pemrosesan pengetahuan dan permukaan – permukaan sesar.
pemahaman teknologi serta manajemen
data. Kemudian menggabungkan sebuah
macam bentuk sumber data dan interpretasi
data didunia digital.
Pada perolehan informasi letak data
digital meniimbulkan sebuah peningkatan
kualitas data dan presisi eksperimental. Hal
yang terpenting dalam penelitian geologi
lapangan ialah bentuk informasi data
digital spasial berupa ketinggian model
lereng dan data struktural guna untuk
menggambakan sebuah model kumpulan
data 3D.

Gbr 4. (A) Gambaran sketsa geometri sesar


pada dinding permukaan sedimen. (B)
Konsep suatu hubungan sesar alternatif
yang diterapkan pada zona sesar.

Pada ilustrasi bidang merah


tersebut merupakan suatu permukaan
strike/slip sesar dan disamping bidang
tersebut terdapat garis hijau merupakan
garis cabang sesar serta mempunyai
geometri yang lebih sulit. Untuk dapat
memodelkan digital sesar tersebut maka
harus membuat fasilitas data yang

3
Scientific Article

mendukukung dalam memproyeksikan


kedalam volume yang digambarkan
tersebut. Setelah itu, model digital ini
dapat melakukan pengujian dengan scan
suatu singkapan dari dinding – dinding
sedimen yang menunjukkan irisan bidang
sesar.

Gbr 6. Gambar zona sesar aschemastic, inti


sesar dan zona kerusakan dalam tiga jenis
geosains hipotesis.

Pada gambar diatas menjelaskan


bahwa perlebaran zona-zona slip sesar yang
aktif pada saat gempa. Akhirnya sejumlah
data-data yang diperlukan untuk membuat
gambaran analisa prekdisi yang valid secara
bentuk statistik. Pembuatan model tersebut
harus menggunakan pengukuran kriteria
dengan membuat data dan menghubungkan
Gbr 5. [A] Model Geologi 3D situs (Nirex) di
SellaField. [B] Model Geologi 3D dengan dengan suatu interpretasi serta sumber
posisi sumur sebagai fungsi probabilitas. data.
Hal yang terpenting pada perbedaan
Pada model digital geologi [B] interpretasi zona sesar aschmatic model
terdapar garis putih subvertikal yang gambar digital tersebut memperlihatkan
merupakan posisi data sumur. Untuk model bahwa adanya potensi kesalahan dalam
digital [A] ini ialah suatu data – data dari menggabungkan himpunan data yang
volume seismik yang dipergunakan dalam bersumber dari berbagai kriteria umunya
dunia industri lebih tepatnya visualisasi pada pengukuran sebelumnya.
ketidaksesuaian model geologi 3D.
Selanjutnya data–data tersebut akan diolah
dengan menggunakan sistem aplikasi
analog stratigrafi cekungan untuk
menghubungkan suatu titik–titik
perselingan sumur.
Sedangkan pada gambar [B]
menggambarkan bahwa untuk posisi sumur
mengalami ketidaksesuaian yang
disebabkan kepadatan probabilitas. Model
yang dihubungkan pada sumur dalam
bentuk geometris yang berbeda dengan
model yang ditampilkan.

4
Scientific Article

Gbr 7. Siklus kerja mempelajari deteksi Berikutnya data-data yang berasal


bidang otomatis pada data singkapan dari karakteristik singkapan serta suatu
menggunakan point cloud 3D. langkah proses segmentasi yang berupa
algoritma dari karakteristik singkapan 3D.
Sementara itu, pengolahan data Dengan hal tersebut bidang yang diperoleh
yang dilakukan menggunakan RISCANPRO dimodelkan pada gambar berikut ini,
(2015) langkah kegiatan pengolahan data
dilakukan tahap awalnya ialah registrasi
dan revisi pembersihan manual pada
dataset. Agar dapat meningkatkan suatu
pengregistrasian bersama dari titik cloud
yang telah mempunyai georeferensi dari
tiga posisi pemindahan, maka penyesuaian
digital RISCANPRO akan dilakukan suatu
deviasi standar ICP akhir dari
ketidaksesuaian tersebut.
Dalam pengaplikasian data hal yang
harus dilakukan dalam validasi yakni
dengan menghimpun nilai strike/dip dari
berbagai set bidang seperti banyaknya
permukaan planar. Kemudian ditentukan
dengan secara manual pada lokasi
penelitian. Hal itu mengidentifikasi bahwa Gbr 9. Gambaran model hasil segmentasi
orientasi planar yang berasal dari data-data bidang menurut basis data studi.
point cloud yang awalnya diperoleh dari
TLS serta memiliki akurasi yang cukup Pada tahapan ini data telah
tinggi dari pada nilai orientasi yang telah tervalidasi untuk segmen bidang yang
kemudian dihitung menggunakan sistem
ditentukan oleh pengukuran lapangan
algoritma segmentasi bidang terhadap
pemetaan secara manual.
bidang referensi. Nilai data validitas
menampakkan bahwa sistem algoritma
tidak bekerja secara signifikan oleh keadaan
pengurangan resolusi spasial dengan nilai
yang dicapai. Kemudian diperoleh hasil dari
proses segmentasi point cloud yang hanya
bernilai 10% dari data awal rata-rata
resolusi tinggi yang ditunjukkan
padagambar berikut ini,

Gbr 8. Bentuk contoh dari referensi untuk


ekstrak data-data.

5
Scientific Article

Gbr 10. Bentuk presentase volume data. yang semakin berkembang. Kegiatan
pengolahan data tersebut didukung oleh
Membahas mengenai unsur aplikasi yang telah memiliki sertifikasi
karakteristik yang ada di singkapan pada dalam pengoperasiannya.
pengolahan data ini menggunakan Pada visualisasi bentuk model
pemrosesan data ditra digital dan mengeksplor pemikiran ahligeologi yang
pengaplikasian telah terukur. Terdapat awalnya hanya dari peta kertas biasa saja.
berbagai metode untuk suatu klasifikasi Dengan adanya pemodelan digital 3D maka
data berupa clustering data, analisis generasi baru dapat mengrevitalisasi pada
segmentasi, analisis taksonomi ini semua geologi lapanga.
adalah sebuah metode pembuatan
himpunan objek yang awalnya melakukan
pengelompokkan dalam cluster yang sama.
Dalam penghimpunan data terdapat PUSTAKA
teknik pengelompokan yang cukup sulit
untuk pengklasifikasian, dimana suatu Allsop, C., Stevens, R., dan Walter, S., 2002,
bentuk jenis algoritma berbasis cluster yang Perbandingan data magnetik udara dan
sangat efisien untuk pengklasifikasian laut di Donegal Basin, Irlandia: The
database cukup besar. Leading Edge, v. 21, hal. 652–654, doi:
10.1190 / 1.1497318.
Brush, JA, 2015, Mengevaluasi metode
berbasis lapangan Visualisasi 3D dan
aplikasinya untuk memetakan terrane
KESIMPULAN metamorf: Contoh dari Pegunungan
Panamint, California [MS Thesis]:
Perkembangan teknologi digital Koleksi ETD untuk The University of
telah memberikan dampak yang besar bagi Texas, El Paso, makalah AAI1592882.
perkembangan pemahaman geosains. Tetapi Buckley, B., Naumann, SJ, Kurz, NK, dan
Eide, CH, 2016, Konferensi Geosains
bakat yang kita miliki terhadap ilmu
Virtual ke-2, Volume Prosiding: Bergen,
pengetahuan data spasial analisis harus
Norwegia, Uni Research CIPR,
lebih ditingkatkan dan dilatih secara http://virtualoutcrop.com/assets/gambar
mandiri serta terus-menerus. Dengan begitu / konferensi / unduh /
tujuan yang paling utama ialah menjadikan VGC2016_ProceedingsVolume.pdf
teknologi data-data lapangan yang akan (terakhir diakses 16 Feb.
dijadikan model pemetaan digital. 2017),212hal.
Adanya pemodelan singkapan
digital merupakan perkembangan teknologi

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai