Anda di halaman 1dari 4

Jumat, 20 Januari 2012

SKETSA DAN PORTER (by:Edwar Kennedy)

A. SKETSA

1. Pengertian Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian
pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru
yang baik haruslah dapat menuangkan ide-ide nya kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan,
harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.[1]

Seorang guru bisa saja menerangkan proses perkembangbiakan kupu-kupu secara


lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya menunjukkan benda-benda sebenarnya, kupu-
kupu, telur, ulat, kepompong serta proses itu sendiri. Kalau itu tidak mungkin, guru bisa
menunjukkan gambar/fotonya. Tetapi itu memerlukan waktu dan biaya. Sketsa dapat dibuat
secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.[2]

Seorang guru bisa saja menerangkan cara rukuk atau sujud yang baik secara lisan/verbal. Kalau
mau jelas tentu saja sebaiknya dengan langsung praktek, tetapi terlebih dahulu boleh ditunjukkan
sketsa orang sedang rukuk atau sujud. Mengapa tidak gambar ? Hal ini antara lain karena factor
kemampuan guru PAI yang mungkin kesulitan untuk membuat gambar orang yang rukuk atau
sujud. Contoh lain penggunaan media sketsa ini dalam pembelajaran PAI adalah dalam
pembelajaran Fiqh Ibadah dengan materi bahasan tentang pemeliharaan jenazah, terkait dengan
tata cara mengafani jenazah, menyolatkan dan menguburkan. Ketika guru menjelaskan tata cara
mengkafani jenazah guru bisa menggunakan media sketsa ini, demikian juga ketika menjelaskan
tentang tatacara menyolatkan, dan menguburkan jenazah.

Contoh lain adalah ketika guru PAI menjelaskan tentang posisi rukun Islam digambarkan dengan
sketsa rumah. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, sholat dengan tiang, puasa sebagai dinding,
zakat dengan pintu, dan haji dengan atap.
Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan
tersebut.

2. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Sketsa

Kelebihan dari media pembelajaran sketsa ini antara lain :

1. Sifatnya kongkrit.

2. Dapat mengatasi ruang dan waktu.

3. Dapat mengatasi pengamatan mata.

4. Dapat menjelaskan masalah.

5. Murah dan mudah.

6. Dapat menarik perhatian murid


7. Menghindari verbalitas

8. Memperjelas penyampaian pesan

Kekurangan dari media pembelajaran sketsa adalah :

1. Hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Jika bendanya / gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran.

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Manfaat dari media sketsa adalah :

1. Menarik perhatian pembelajaran.

2. Menghindari banyak verbalisme.

3. Memperjelas sajian pesan kepada pembelajar.


3. Penggunaan Sketsa Dalam Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran, pengajar dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal.
Apabila pengajar ingin penjelasannya lebih jelas dan dapat menarik perhatian pembelajar,
sebaiknya pengajar menunjukkan benda-benda sebenarnya. Tetapi apabila pengajar tidak dapat
menunjukkan benda-benda sebenarnya, dapat menunjukkan gambar atau foto dari benda-benda
sebenarnya, tetapi langkah ini memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak, maka pilihan
menggunakan sketsa, adalah merupakan alternative yang menguntungkan dalam proses
pembelajaran, sebab selain dapat dibuat pengajar sendiri secara langsung dan cepat. Pengajar
juga sambil membuat dan kemudian menjelaskan pelajaran.[3]

Gambar skesta merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke
dalam gambar disain. Merangkum aspek-aspek disain gambar awal yang memerlukan olahan
lebih lanjut. Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal untuk perancang (yang
menggambar) maupun orang lain. Menggambar sketsa pada dasarnya adalah menarik garis
dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar atau penggaris. Dengan demikian kualitas garis harus
diperhatikan sesuai dengan karakter dan jenis gambar yang akan disajikan. Kualitas garis yang
dibuat oleh pinsil akan ditentukan oleh tingkat kehitaman (ketebalan) garis dan lebar garis. Pada
gambar sketsa, semua garis harus dimulai dan diakhiri dengan tegas dan harus mempunyai kaitan
yang logis dengan garis lainnya dari awal sampai akhir. Bila dua garis membentuk sudut atau
perpotongan, kedua ujungnya harus bertemu, tidak boleh kurang atau lebih.

Langkah-langkah untuk membuat garis lurus vertical maupun horizontal dalam gambar sketsa,
sebagai berikut :

Tandai titik awal dan titik akhir. Buat beberapa gerakan percobaan antara kedua titik
tersebut untuk menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang akan dibuat. Buat sketsa garis
yang sangat tipis. Mulai dari titik awal sampai titik akhir. Tujukan mata ke titik akhir. Buat garis
sketsa jadi dengan menghitamkan garis percobaan yang tipis tadi. Pada saat ini mata ditujukan
pada ujung pensil digaris percobaan. Apabila ingin membuat garis lengkung yang bertemu
dengan garis lurus, mulai dari ujung garis lengkung tadi, untuk menghindari titik pertemuan yang
tidak tepat.
Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal maupun
lengkung secara tipis-tipis. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kotak /
kubus dalam keadaan tipis. Menebalkan garis-garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai
dengan karakter jenis garis yang diinginkan. Dalam menggambar sketsa teknik kamu akan
belajar menggambar dengan arah pandang isometris. Biasanya gambar dengan pandangan secara
isometris dilihat pada posisi miring sehingga arah pandangan yang kelihatan bisa terlihat dari
beberapa bidang yaitu bidang atas, bidang depan, dan bidang samping atau biasa disebut
pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping.
Prinsip dasar menggambar sketsa proyeksi isometris (proyeksi miring) adalah sebagai berikut.
Semua garis vertikal tetap kelihatan vertikal. Semua garis horizontal tetap kelihatan horizontal.
Semua garis yang sejajar sumbu X, Y, Z dapat digambarkan berdasarkan skala atau proporsi
tertentu. Dalam proyeksi isometric ketiga permukaan yang tampak mendapat perhatian yang
sama. Pada proyeksi miring tampak sebuah bidang vertikal tetap sejajar dengan permukaan
bidang gambar dan terlihat seperti keadaan sebenarnya.
Di bawah ini contoh arah pandangan isometris (proyeksi miring) yang terlihat beberapa sudut
pandangannya. Untuk dapat menggambar sebuah benda dengan proyeksi miring (isometris) ada
beberapa ketentuan. Sebuah garis vertikal akan tetap vertikal.
Semua garis yang miring ke bawah membentuk sudut 30 derajat terhadap horizontal atau
cakrawala.
Semua garis digambar sesuai dengan ukuran sebenarnya atau pada skala yang sama.
Sisi yang tidak tampak digambar dengan garis putus-putus, sedangkan sisi yang nampak
digambar dengan garis yang utuh. Ketebalan garis utuh digambar dua kali ketebalan garis putus-
putus. Sisi yang tidak tampak dapat juga digambar dengan garis tipis dengan ketebalan kira-kira
seperempat garis.[4]

http://lisayulista.blogspot.com/2012/01/sketsa-dan-porter-byedwar-kennedy.html

Anda mungkin juga menyukai