Stakeholder Mapping & Development Plan - Binanga
Stakeholder Mapping & Development Plan - Binanga
Stakeholder Relation Mapping & Development Plan as a part of KPI 2016 – External Affairs Department
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Austindo Nusantara Jaya Agri sudah berdiri sejak tahun 2000 yang saat itu berada di Kabupaten
Tapanuli Selatan dengan areal konsesi HGU seluas 9.411,95 HA. Namun sejak 2007, terjadi pemekaran
wilayah sehingga konsensi perusahaan berada di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Padang Lawas dan
Kabupaten Padang Lawas Utara. Akibat pemekaran wilayah tentunya berdampak terhadap perubahan
situasi social, ekonomi dan kemasyarakatan atau stakeholder pada umumnya.
Menjalin komunikasi dengan para stakeholder merupakan hal yang penting karena kesalahan dalam
mengelola komunikasi dengan para stakeholders dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Dampak yang
mungkin terjadi adalah para stakeholder sangat mungkin bereaksi cepat menanggapi apa yang terjadi,
bahkan bukan tidak mungkin reaksi negative yang ditimbulkan. Dampak ini bisa bertambah dengan
terbukanya sumber informasi saat ini melalui media massa dan media sosial, memungkinkan para
stakeholder dapat mengakses dengan cepat informasi yang sedang berkembang terhadap perusahaan.
Namun dalam penyusunan stakeholder development plan tersebut perlu diidentifikasi terlebih dahulu
siapa dan bagaimana karakteristik stakeholder melalui pemetaan stakeholder yang biasa dikenal dengan
stakeholder mapping. Pemetaan dan analisa stakeholder merupakan cara untuk memperoleh pemahaman
mengenai siapa saja para stakeholder yang terlibat dalam aktivitas komunikasi perusahaan atau
organisasi. Dengan pemahaman melalui pemetaan tersebut akan diketahui peran dan kontribusi potensial
mereka yang menjadi dasar dari keberhasilan dalam komunikasi. Pemetaan stakeholder diawali dengan
mengidentifikasi siapa saja pihak yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap perusahaan,
berikutnya ialah mengembangkan pemahaman secara komprehensif tentang stakeholder agar kita
mengetahui bagaimana respon mereka sehingga kita bisa mengetahui bagaimana strategi yang tepat
untuk menyampaikan pesan secara baik kepada stakeholder terkait.
Setelah kita melakukan analisis dengan menggunakan metode stakeholder mapping ini, selanjutnya
disusunlah perencanaan untuk menentukan strategi dengan melibatkan para stakeholders yang disebut
stakeholder development plan. Jika para stakeholders merespon positif terhadap kegiatan kita, hal ini
tentu akan menghasilkan dampak positif bagi perusahaan/organisasi kita.
Stakeholder mapping dibuat untuk mendapatkan gambaran tentang stakeholder terkait dengan
keberadaan perusahan dengan tujuan kegiatan sebagai berikut :
Hasil stakeholder mapping selanjutnya dijadikan dasar dalam penyusunan stakeholder development plan
yang bertujuan sebagai berikut :
Sesuai geografis Kebun Binanga, maka kegiatan stakeholder mapping melingkupi wilayah yang
berada 11 desa di Kecamatan Simangambat - Kabupaten Padang Lawas Utara dan 8 desa di
Kecamatan Huristak – Kabupaten Padang Lawas.
Dalam kondisi apapun perusahaan/organisasi, menjalin komunikasi dengan para stakeholder memegang
peranan yang sangat penting. Kesalahan dalam mengelola komunikasi dengan mereka akan berakibat
buruk pada perusahaan/organisasi. Demikian juga jika suatu krisis terjadi pada suatu perusahaan/
organisasi. Apalagi dengan terbukanya informasi melalui berbagai media mainstream maupun new
media, memungkinkan stakeholder dengan cepat memperoleh informasi. Jika komunikasi tidak dikelola
dengan baik, para stakeholder yang terkena dampak sangat mungkin bereaksi cepat sebagai hasil dari
apa yang terjadi.
1. Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu, maka stakeholder
dapat dibagi atas beberapa bagian sebagai berikut (sumber : Wikipedia) :
1) Stakeholder Utama (Primer) : merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara
langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu
utama dalam proses pengambilan keputusan.
2) Stakeholder Pendukung (Sekunder) : stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara
langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan
keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan
keputusan legal pemerintah.
a) Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab
langsung.
b) Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung
dalam pengambilan keputusan.
c) Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai
dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki “concern” (termasuk organisasi
massa yang terkait).
d) Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan
keputusan pemerintah.
e) Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
3) Stakeholder Kunci : merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya,
legisltif, dan instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level
daerah kabupaten.
a) Pemerintah Kabupaten
b) DPRD Kabupaten
c) Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
2. Stakeholder Mapping
Stakeholder mapping adalah proses kolaboratif dari penelitian, perdebatan dan diskusi yang menarik
dari bermacam pandangan untuk menentukan daftar kunci stakeholder di seluruh lintas stakeholder.
Dapat juga dimaknai proses penggambaran para stakeholder yang sistematik serta melibatkan
pengumpulan data dan informasi mengenai stakeholder termasuk di dalamnya profile dan issue-issue
yang melibatkan stakeholder tersebut.
1) Identifikasi : membuat daftar stakeholder yang berisi identifikasi secara individual atau
kelompok/group/organisasi yang relevan terkait dengan operasional perusahaan pada masa kini atau
Proses Stakeholder Mapping sama pentingnya dengan Hasil, dan kualitas proses sangat tergantung
seberapa dalam pengetahuan orang-orang yang berpartisipasi.
a) Identifikasi
Langkah pertama dalam analisis stakeholder kita adalah untuk bertukar pikiran yang
stakeholder kita. Sebagai bagian dari ini, memikirkan semua orang yang terpengaruh oleh pekerjaan
kita, yang memiliki pengaruh atau kekuasaan di atasnya, atau memiliki kepentingan dalam
kesimpulannya sukses atau gagal. Dalam membangun setiap peta stakeholder dengan
mengembangkan daftar katagori dari orang, organisasi, lembaga atau pihak lainnya yang memiliki
bekepentingan terhadap organisasi atau tujuan kita . Setelah daftar adalah cukup lengkap itu
kemudian memungkinkan untuk menetapkan prioritas dalam beberapa cara, kemudian
menerjemahkan stakeholder ‘prioritas tertinggi’ ke tabel atau gambar.
b) Analisa
Secara umum praktek pemetaan stakeholder di awali dengan mengidentifikasi siapa saja orang atau
pihak yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap organisasi atau proyek yang diusulkan.
Langkah berikutnya bekerja di luar kekuasaan mereka, pengaruh dan kepentingan, sehingga kita tahu
kepada siapa harus fokus. Langkah terakhir mengembangkan pemahaman secara komprehensif
tentang stakeholder yang paling penting agar kita tahu bagaimana mereka akan merespon, dan
sehingga kita bisa mengetahui bagaimana untuk memenangkan dukungan mereka – kita dapat
merekam analisis ini pada peta stakeholder. Setelah kita melakukan analisis dengan menggunakan
alat bantu ini masukkanlah dalam perencanaan untuk menentukan strategi pelibatan mereka dan
menentukan cara yang paling tepat bagaimana kita akan berkomunikasi dengan masing-
masing stakeholder yang telah teridentifikasi.
c) Mapping
Lakukan pemetaan secara mendalam terhadap stakeholder tentang kekuatan/kepentingan dalam
sebuah geradi atau kisi-kisi seperti pada gambar, dan mengklasifikasikan para stakeholder dengan
peran dan kontribusi mereka atas tujuan organisasi serta ketertarikan pada pekerjaan yang Kita
lakukan. Lakukan pengujian dengan meletakkan masing-masingstakeholder berdasakan pengaruh
dan kekuatan. Misalnya, atasan Kita cenderung memiliki kekuatan yang tinggi dan pengaruh dan
harapan yang tinggi terhadap pekerjaan Kita. Keluarga Kita juga mungkin memiliki harapan yang
tinggi, tetapi tidak mungkin memiliki kekuatan atas pekerjaan Kita.
I n t e r e s t
Pada tahapan ini kita telah memiliki daftar panjang organisasi/lembaga atau orang-orang yang
dipengaruhi oleh organisasi atau pekerjaan Kita. Beberapa mungkin memiliki kekuatan baik untuk
menghambat atau mendorong kinerja organiasasi. Beberapa mungkin tertarik dengan apa yang
direncanakan atau dilaksanakan oleh organisasi atau apa yang Kita lakukan, sebagian lainnya
mungkin tidak peduli.
Stakeholder development plan dapat diartikan sebagai proses perencanaan kebijakan pola interaksi
strategis untuk mengembangkan dan melibatkan para stakeholder agar mendapatkan respon yang positif
atas kegiatan perusahaan. Stakeholder development plan dapat disusun bila sudah dilakukan stakeholder
mapping sebelumnya, selain itu proses ini dilakukan suatu organisasi untuk melibatkan orang-orang
yang mungkin akan terpengaruh oleh keputusan yang dibuat atau dapat mempengaruhi pelaksanaan
keputusan-keputusan tersebut. Salain itu stakeholder development plan dapat juga dijadikan sebagai alat
pendukung organisasi untuk mencapai tujuan bisnis dengan meng-intepretasikan dan mempengaruhi
pihak lingkungan internal dan eksternal, dengan menciptakan hubungan yang kuat
antar stakeholder sesuai dengan objective & ekspektasi yang disetujui oleh masing-masing stakeholder.
Low High
Engagement Engagement
1. Partnership : Bersama akuntabilitas dan tanggung jawab. Dua arah keterlibatan belajar bersama,
pengambilan keputusan dan tindakan,
2. Participation: Bersama akuntabilitas dan tanggung jawab. Dua arah keterlibatan belajar bersama,
pengambilan keputusan dan tindakan.
3. Consultation : Terlibat, tapi tidak bertanggung jawab dan tidak selalu mampu mempengaruhi luar
batas konsultasi. Terbatas dua arah keterlibatan: organisasi mengajukan pertanyaan
4. Push communications : Satu-cara keterlibatan. Organisasi dapat menyiarkan informasi kepada semua
pemangku kepentingan atau menargetkan kelompok pemangku kepentingan tertentu menggunakan
berbagai saluran mis email, surat, webcast, podcast, video, leaflet..
5. Pull communications : keterlibatan satu arah. Informasi dibuat tersedia, dan pemangku kepentingan
memilih apakah untuk terlibat dengan itu misalnya web-halaman, atau konstruksi hoardings.
Kegiatan stakeholder mapping untuk Kebun Binanga sudah dilaksanakan dan didiskusikan oleh Team
External Affairs bersama GM-Operation dan GM-External Affair sejak Juli 2016 hingga Oktober 2016
dengan hasil sebagai berikut :
A. Pada proses Identifikasi, kriteria stakeholder berdasar jaringan komunikasi yang telah dibangun
selama ini dibagi atas 8 jenis masing-masing :
Tokoh
Masyarakat & Pemkab Palas
Lain 11%
15%
Kepolisian/TNI
Tokoh 7%
Masyarakat
& Lain
15% DPRD
Paluta/Palas
10%
NGO/LSM
12%
Kades
Kades Huristak Simangambat
10% 15%
1) Kontribusi (Contribution) : apakah stakeholder memiliki informasi atau kemampuan yang dapat
membantu perusahaan dalam mengatasi issue
2) Legitimasi (Legitimacy) : bagaimana keabsahan stakeholder untuk dilibatkan,
3) Kesediaan untuk terlibat (Willingness to engage) : bagaimana kemauan/kesediaan stakeholder
untuk terlibat,
4) Pengaruh (Influence) ; berapa besar pengaruh stakeholder di lingkungannya,
5) Kebutuhan untuk terlibat (Necessity of involvement) : apakah stakeholder dapat membatalkan
atau menghentikan operasional perusahaan jika tidak dilibatkan.
Bobot penilian masing-masing criteria diatur menjadi 3 yaitu : 1=Rendah, 3=Sedang, 5=Tinggi.
High
Low
Engagement
Engagement
C. Pada proses Mapping, hasil identifikasi selanjutnya dibuat chart hubungan antara para stakeholder
serta perannya terhadap perusahaan aktivitas operasional, dibagi atas 3 kelompok besar: Pendukung
dengan warna “biru”, Netral dengan warna“putih”, Kritikus dengan warna“merah” dan hasil
identifikasi terhadap 82 stakehoder dengan hasil sebagai berikut :
D. Pada proses Prioritizing/Prioritas, seluruh informasi terkait stakeholder yang telah dianalisa dalam
bentuk bobot nilai dengan mempertimbangkan banyak aspek, baik melalui diskusi, wawancara
maupun berdasar pengalaman dari anggota team selanjutnya dibuat urutan berdasar total bobot dari 5
kriterian penilaian sebagaimana penjelasan item B.
Hasil Prioritas dari seluruh kriteria dengan 3 orang bobot nilai tertinggi sebagai berikut :
1) Roni Samtana Tarigan - Kapolres Tapanuli Selatan,
2) Maralobi Siregar, S.Sos, MM - Kepala BPPT dan Penanaman Modal Kab. Paluta,
3) Zakir Daulay - Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Paluta,
Hasil Prioritas dengan 3 orang bobot nilai tertinggi untuk masing-masing kriteria sebagai berikut :
4. Kepolisian/TNI :
a. Roni Samtana Tarigan, Kapolres Tapsel
b. Sahnur Siregar, Kapolsek Padang Bolak
c. Asmon Bufitra, Kapolsek Barumen Tengah
9. Media/Wartawan 6 orang,
a. Hairul Iman Hasibuan, Ketua PWI Tabagsel/Wartawan Analisa
b. Manaon Lubis, Pemred Sumatera Tenggara Pos
c. Tohong Harahap, Wartawan Analisa Paluta
10. Supplier/Kontraktor :
a. SJ / Akan, Supplier TBS Simangambat
b. H Sati Rambe/HSR, Supplier TBS Simangambat
c. Siti Aman Siregar/STR, Supplier TBS Simangambat
1) High Impact
No Stakeholder Action Plan PIC
Komunikasi rutin efektif, sinergi dan koordinasi, pelaporan dan
GM EA, Manager EA, Government
1. Kapolres Tapanuli Selatan partisipasi dalam kegiatan yang diinisiasi Polres. Prioritas
Relation Officer
Kapolres terciptanya situasi aman & tidak ada gejolak sosial.
Komunikasi rutin dan koordinasi yang efektif, pemenuhan
GM EA, Manager EA, Government
2. Dishutbun Paluta perizinan, penyelesaian areal dalam kawasan serta pelaporan
Relation Officer
Kegiatan Usaha Perkebunan berkala
2) Some Impact
No Stakeholder Action Plan PIC
Bupati Padang Lawas
1 Komunikasi dan koordinasi berkala GM EA, EA Manager
Utara
Security Advisor, GM EA EA
2 Komandan Kodim 0212/TS Komunikasi berkala
Manager, Security Provider
3 Disnakertrans Paluta Komunikasi berkala, laporan ketenagakerjaan berkala EA Manager, HR Assitant Manager
4
Camat Simangambat Komunikasi berkala, program community engagement EA Manager, CID
5 Kapolsek Padang Bolak Komunikasi dan koordinasi berkala EA Manager, Security Provider
Membangun dan membina hubungan baik , Community
6 Kades Simangambat Julu Engagement Program, penyiraman jalan rutin pada saat EA Manager, CID, CWT
kemarau
Membangun dan membina hubungan baik , Community
7 Kades Langkimat Engagement Program, Pendekatan ke tokoh masyakat CID, EA Manager
berpengaruh
Membangun dan membina hubungan baik , Community
8 Kades Janji Matogu CID, EA Manager
Engagement Program
Membangun dan membina hubungan baik , Community
9 Kades Mandasip CID, EA Manager
Engagement Program
10 Kades Huta Pasir Membangun dan membina hubungan baik , Community CID, EA Manager
3) Little Impact
No Stakeholder Action Plan PIC
1 DPRD Kab. Paluta Komunikasi kondisional EA Manager
2 Dinas Pendidikan Komunikasi kondisional EA Manager, Kepala Sekolah, CID
3 Danramil Padang Bolak Komunikasi kondisional EA Manager, Security Provider
Membina hubungan baik yang telah terbina, Community
4 Kades Simangambat Jae CID, EA Manager
engagement
Membina hubungan baik yang telah terbina, Community
5 Kades Jabi-jabi CID, EA Manager
engagement
Membina hubungan baik yang telah terbina, Community
6 Kades Paran Padang CID, EA Manager
engagement
Membina hubungan baik yang telah terbina, Community
7 Kades Aek Raru CID, EA Manager
engagement
Membina hubungan baik yang telah terbina, Community
8 Kades Huta Baru CID, EA Manager
engagement
1) High Impact
No Stakeholder Action Plan PIC
Komunikasi yang efektif dan sinergi dalam fungsi koordinasi,
pelaporan dan keterlibatan dan partisipasi dalam kegiatan yang
GM EA, Manager EA, Government
1 Kapolres Tapanuli Selatan diinisiasi Polres.
Relation Officer
Prioritas Kapolres adalah terciptanya situasi aman tentram dan
tidak ada gejolak sosial.
Bupati Padang Lawas Komunikasi dan fungsi koordinasi yang efektif, daya dukung GM EA, Manager EA, Government
2
perusahaan dalam program pemerintah Kabupaten Palas Relation Officer
Dishutbun Palas Komuniakasi dan koordinasi yang baik, pelaporan berkala. Manager EA, Government Relation
3
Officer
2) Some Impact
3) Little Impact
1) Some Impact
2) Little Impact
Demikian laporan ini dibuat untuk mendapatkan gambaran stakeholder yang ada di Kebun Binanga.
Mohon masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas laporan ini.
Terima kasih.