net/publication/343229098
CITATIONS READS
0 27,745
1 author:
Suprayitno Suprayitno
Universitas Palangka Raya
15 PUBLICATIONS 37 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN (Studi Terhadap
Pedagang Kreatif Lapangan Dalam Pelaksanaan Car Free Day di Bundaran Besar Kota Palangka Raya) View project
All content following this page was uploaded by Suprayitno Suprayitno on 27 July 2020.
JUDUL KEGIATAN
Oleh:
KELOMPOK G-20
Dosen Pembimbing:
Suprayitno, S.AN.,M.A.P
NIP. 19900101 201803 1 001
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok
Mengetahui :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UPR
Ketua,
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Yang Maha Kuasa, Tuhan
yang menciptakan kita tanpa perbedaan. Karena atas berkat dan rahmatnya maka
kami kelompok KKN G20 dapat melaksanakan kegiatan KKN-T 2020 ini dan
memberikan laporan serta menyelesaikanya sebaik mungkin dengan kurun waktu
yang di tentukan.
Berikut kami mempersembahkan sebuah karya laporan ilmiah KKN-T
2020, dengan mengangkat judul “Strategi dan kesiapan dalam menghadapi
kebakaran hutan dan lahan dambut dimusim kemarau dengan tehnik
pembashan lahan/reweeting”. Yang mana menurut hemat kami karya ini bisa
bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat dan menjadi sumbangsih pemikiran
yang membantu pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang lebih efektif.
Dalam karya ini membahas bagaimana pentingnya lahan gambut serta
dampak yang ditimbulkan dari rusaknya lahan gambut, maka karya ini
memberikan solusi dalam bentuk restorasi lahan gambut dengan system
pembasahan guna menegah bahaya kebakaran hutan dan lahan gambut di Desa
Tumbang Nusa.
Demikian yang kami sampaikan dan kami persembahkan karya ini,
semoga bermanfaat dan menjadi dasar kesadaran kolektif untuk melestarikah
hutan lahan gambut. Demikian yang kami sampaikan dan kami persembahkan
karya ini, semoga bermanfaat dan menjadi dasar kesadaran kolektif untuk
melestarikan hutan lahan gambut. oleh karena itu, kami ingin meyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan akhir ini terutama kepada :
1. Semua anggota KKN-T kelompok G-20 yang sudah meluangkan
waktu,tenaga dan moril maupun materil untuk menyelesaikan program
kerja yang telah di susun.
2. LPPM/Universitas Palangkaraya yang telah menyelenggarakan KKN-T
iv
Periode I Tahun 2020 serta dukungan yang diberikan kepada mahasiswa
dalam bentuk materil.
3. Bapak Suprayitno,S.AN.,M.A.P, selaku dosen pembimbing lapangan
( DPL ) yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
kelompok G-20.
4. Pengurus Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten
Pulang Pisau atas Kerjasama nya dan dukungan yang telah di berikan
sehingga terselenggarannya kegiatan KKN-T Periode I Tahun 2020.
5. Masyarakat Desa atas partisipasi dalam kegiatan KKN-T Kelompok G-20.
6. Serta siapa saja yang terlibat baik secara aktif maupuan pasif dengan
caranya masing-masing.
v
RINGKASAN
vi
terlaksananya program tersebut dalam bentuk pemasangan spanduk di titik titik
jantung desa serta dipusat keramaian Desa Tumbang Nusa. Hal lain yang
membuktikan program ini berhasil adanya keterlibatan masyarakat secara aktif
dalam proses pemasangan sampai pada perawatan spanduk spanduk yang sudah
kami pasang.
Dalam program diskusi dengan aliansi masyarakat peduli api (MPA).
Kegiatan ini sudah terlaksanakan hanya saja dengan indikator keberhasilan kurang
berhasil. Ini terlihat dari sudah terlaksananya agenda penyerahan mesin DAP air
kepada sekretaris umum MPA. Sementara kurang berhasilnya dilihat dari tidak
terlaksananya agenda diskusi secara formal dengan masyarakat peduli api (MPA)
dikarenakan tidak adanya waktu untuk melaksanakan kegiatan secara formal,
yang terjadi hanyalah agenda semi formal atau secara lisan dalam bentuk
percakapan singkat dengan sekretaris MPA.
Dalam program aksi peduli COVID-19 di Desa Tumbang Nusa. Dalam
program ini berjalan dengan baik dengan indikator berhasil atau baik. Hal ini
dibuktikan dengan telah terlaksananya agenda tersebut dalam bentuk pemasangan
ember kran beserta sabun cuci tangan anti bakteri, serta diletakan di fasilitas
umum (Mesjid, Sekolah, Balai Pertemuan, dan lainnya)
Dalam program aksi peduli lahan gambut yang sudah rusak. Agenda ini
telah terlaksana dengan indikator tidak berhasil hal ini dibuktikan dengan telah
ditinjaunya lokasi lahan gambut yang telah rusak pasca kebakaran hutan,
sementara faktor kegagalan nya adalah tidak terlaksananya kegiatan penanaman
pohon yang sudah direncanakan dalam program kelompok, hal tersebut
dikarenakan tidak adanya waktu yang tepat untuk menjalankan agenda tersebut.
vii
DAFTAR ISI
Halaman Depan ................................................................................................ 1
Halaman Pengesahan` ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Ringkasan ........................................................................................................ vi
Daftar isi ........................................................................................................ viii
Daftar Tabel ...................................................................................................... x
Daftar Gambar.................................................................................................. ix
Daftar Lampiran .............................................................................................. xii
BAB I.
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan ......................................................... 1
1.2. Tujuan Penyelenggaraan KKN-T ........................................................ 11
1.3. Kegunaan ........................................................................................... 12
BAB II. TINJAUAN TEORITIS.............................................................. 14
2.1. Tinjauan mengenai lahan dan Restorasi Gambut ................................ 14
2.2. Hasil-hasil Penelitian Pendukung ....................................................... 25
BAB III. METODOLOGI PELAKSANAAN
KKN TEMATIK .............................................................................. 31
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................ 31
3.2. Metode Dasar Pelaksanaan ................................................................ 31
3.3. Alat dan Bahan yang Digunakan ........................................................ 32
3.4. Pihak yang Terlibat............................................................................ 33
3.5. Cara Pengumpulan Data .................................................................... 33
3.6. Bentuk Partisipasi Masyarakat ........................................................... 34
3.7. Output yang Dapat Dicapai ................................................................ 34
3.8. Tindak Lanjut Kegiatan ..................................................................... 35
3.9. Analisis Data ..................................................................................... 35
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI................................................... 37
4.1. Letak Administratif dan Geografis ..................................................... 37
4.2. Struktur Pemerintahan ....................................................................... 38
4.3. Batas Wilayah ................................................................................... 38
4.4. Tata Guna Lahan ............................................................................... 39
4.5. Keadaan Penduduk (Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan,
Agama, Tenaga Kerja) ...................................................................... 42
4.6. Keadaan Infrastruktur (Kelembagaan Sosial, Jalan, Jembatan,
Perdagang-an, Angkutan) ................................................................. 44
viii
BAB V. HASIL PENYELENGGARAAN
KKN TEMATIK ......................................................................... 47
5.1. Laporan Kemajuan............................................................................... 47
Rencana Program dan Pembagian Tim ....................................... 47
5.1.1.
Kondisi Awal Lokasi dengan Foto-foto Kegiatan ....................... 50
5.1.2.
Permasalahan yang Ditemukan................................................... 51
5.1.3.
Hubungan Tema dengan Judul yang Dipilih ............................... 53
5.1.4.
5.2. Laporan Akhir .................................................................................... 55
5.2.1. Pelaksanaan Kegiatan................................................................. 55
5.2.2. Peran Dan Fungsi Masyarakat .................................................... 63
5.2.3. Faktor Pendukung Dan Penghambat ........................................... 64
5.2.4. Upaya Mengatasi Hambatan ....................................................... 68
5.2.5. Keberhasilan Program ................................................................ 71
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. Penelitian Terdahulu........................................................................................ 26
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Foto-foto pada saat peninjauan laangan dan perkenalan kelompok guna menjalin
koordinasi lanjutan
Foto-foto pada saat turun ke lapangan jilid II, dan melaksanakan program
unggulan
Foto-foto pelaksanaan paparan laporan kelompok bersama Masyrakat dan
Pengurus Desa Tumbang Nusa
xii
1
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik
yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses
dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya
yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai.
Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu pembentukan tanah
2
yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berbeda dengan proses
pembentukan tanah mineral yang pada umumnya merupakan proses pedogenik
(Hardjowigeno, 1986).
• Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan
bahan asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam, dan
bila diremas kandungan seratnya < 15%.
• gambut pantai adalah gambut yang terbentuk dekat pantai laut dan
mendapat pengayaan mineral dari air laut
Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta hektare atau sekitar
10,8 persen dari luas daratan Indonesia (Subagjo, 1998; Wibowo dan Suyatno,
1998 dalam Wahyunto et al, 2004; Herman, 2016).
1.1.2 Permasalahan
Beberapa permasalahan lahan gambut yang paling banyak terjadi adalah
bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut kurang memperhatikan
prinsip-prinsip ekologi dan karakteristik ekosistem gambut, sehingga
mengakibatkan timbulnya berbagai masalah (kebakaran, gambut rusak);
peraturan mengharuskan pengelolaan ekosistem gambut berbasis Kesatuan
Hidrologis Gambut (KHG), Namun sampai saat ini belum terlaksana, dengan
baik; kebijakan RT/RW belum mempertimbangkan sifat dan karakteristik
gambut; dalam pengelolaan air pada setiap KHG, ditetapkan fungsi kawasan
lindung gambut yang terletak disekitar puncak kubah gambut dan fungsi
kawasan budidaya gambut memerlukan koordinasi yang kuat antar instansi
belum terwujud (Kuliah Umum Daring: Tata Air Di Lahan Gambut Prof. Dr. Ir
Indramo Soekarno, M.Sc. 2020 ).
Permasalahan kerusakan gambut di Kalimantan Tengah secara historis
dimulai dari pembukaan lahan pasang surut, pembukaan lahan transmigrasi,
penebangan kayu hutan. Perusakan itu dilakukan secara formal oleh pemerintah
dan informal oleh masyarakat setempat. Salah satu contoh yang paling besar dari
sisi luasan maupun kegagalannya adalah kegiatan Pengembangan Lahan Gambut
(PLG) yang bertujuan mengkonversi 1 juta haktare menjadi lahan sawah yang
telah dilakukan sekitar 25 tahun yang lalu. Produksi padi nampaknya hanya
cocok dilakukan pada sebagian kecil dari seluruh areal. Meskipun demikian,
sebagian besar tumbuhan kayu diatasnya telah ditebangi. Kegagalan PLG telah
menyebabkan banyak penduduk yang kemudian pindah kembali ke daerah
asalnya. Sementara itu masyarakat yang memutuskan untuk tetap tinggal
9
1.3. Kegunaan
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
dan studi literatur ini mempunyai manfaat dalam dunia pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dan studi literatur ini diharapkan dapat
bermanfaat yaitu :
• Memberikan sumbangan pemikiran bagi Universitas Palangka Raya
untuk menerbitkan kurikulum baru terkait pentingnya pelestarian
kawasan lahan gambut.
• Memberikan sumbangan yang imliah bagi dunia pendidikan terhadap
inovasi restorasi gabut untuk menanggulangi bahaya kebakaran hutan.
• Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan restorasi gambut (reweetig) dalam upaya
menanggulangi kebakaran lahan.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian dan studi literatur ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
• Bagi Kelompok KKN G20
Dapat memberikan tambahan wawasan dan pengalaman langsung
tentang bagaimana cara melalukan restorasi dengan sistem pembasahan
(reweeting) yang lebih efektif terhadap pelestarian lahan gambut.
• Bagi Tenaga Pengajar di Univeristas
Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan sumbangan pemikiran
tentang bagaimana teknik restorasi gambut dalam upaya menanggulangi
bahaya kebakaran lahan dan hutan gambut.
• Bagi Pemerintah Atau Lembaga
Sebagai bahan pertimbangan untuk menyususun kebijakan serta
menentukan sistem yang lebih efektif dalam upaya pelestarian gambut.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
gambut secara megaskopis adalah berdasarkan ciri sifat fisiknya yang sangat
lunak menyerupai tanah, lumpur atau humus yang berasal dari gabungan bagian
tumbuhan yang sudah membusuk seperti daun, batang, ranting dan akar. Tingkat
pembusukan tumbuhan umumnya ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan biotik maupun abiotik. Faktor biotik seperti mikroba tanah yang
bersifat aerob maupun anaerob yang berguna untuk mendekomposisi bahan-bahan
organik (lignin, selulosa, kitin, asam humik dan lain-lain) menjadi mineral tanah
(Yuleli, 2009).
Secara umum keasaman tanah gambut berkisar antara 3-5 dan semakin tebal
bahan organik maka keasaman gambut meningkat. Gambut pantai memiliki
keasaman lebih rendah dari gambut pedalaman. Kondisi tanah gambut yang
sangat asam menyebabkan kahat hara N, P, K, Ca, Mg, B, dan Mo (Yuleli, 2009).
Keasaman tanah gambut disebabkan oleh kandungan asam amino organik
yang terdapat pada koloid gambut. Dekomposisi bahan organik pada kondisi
anaerob menyebabkan terbentuknya senyawa fenolat dan karboksilat yang
mengakibatkan keasaman gambut meningkat. Selain itu terbentuknya senyawa
fenolat dan karboksilat dapat meracuni tanaman pertanian. Jika tanah lapisan
bawah mengandung pirit, pembuatan parit drainase dengan kedalaman mencapai
lapisan pirit akan menyebabkan pirit teroksidasi dan menyebabkan meningkatnya
keasaman gambut (Sabiham, 1993 dalam Yuleli, 2009). Secara alamiah lahan
gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya
rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat
17
racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif
dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara.
Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut
(Agus dan Subiksa, 2008).
• Gambut Ombrogen
Gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh
air hujan (Agus dan Subiksa, 2008).
• Gambut Topogen
Gambut yang terbentuk di lingkungan yang mendapat pengayaan air
pasang. Dengan demikian gambut topogen akan lebih kaya mineral
dan lebih subur dibandingkan dengan gambut ombrogen (Agus dan
Subiksa, 2008).
Selain itu, Carter (Rahman, 2016) membagi mitigasi menjadi dua cara,
yaitu mitigasi fisik dan mitigasi nonfisik. Mitigasi fisik (Structure Mitigation)
merupakan keseluruhan upaya yang bertujuan meminimalisir risiko bencana dan
dampaknya melalui pembangunan infrastruktur. Mitigasi nonfisik (Nonstructure
Mitigation) merupakan keseluruhan upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko
bencana dan dampaknya dengan cara meningkatkan kemampuan baik fisik
maupun teknik melalui kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas pemerintah
dan masyarakat dalam menghadapi bencana.
jauh dari dalam hutan atau semakin ketepi hutan maka akan semakin rendah nilai
keanekaragaman jenis pohon, jumlah jenis dan ketetapan vegetasi semakin
rendah. Kerusakan hutan rawa gambut juga menyebabkan sebaran kelas diameter
vegetasi yang tidak ideal dan dominasi jenis hanya terpusat pada sedikit jenis.
Krakterstik hutan rawa gambut yang telah terdegradasi tersebut akan membawa
implikasi manajemen dalam pengelolaan dan pemulihan lahan terdegradasi.”
24
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu dilaksanakanya KKN Tematik Periode 1 tahun 2020 yaitu di mulai
pada tanggal 28 mei 2020 sampai dengan tanggal 7 Juli 2019 dan tempat lokasi di
desa Tumbang Nusa kecamatan Jabiren Raya kabupaten Pulang Pisau Provinsi
Kalimantan Tengah.
terhadap sesama manusia dengan dipenuhi rasa ikhlas tanpa pamrih dengan
cara protocol kesehatan ( dengan meyediakan tempat cuci tangan,hand
wash,masker dll.
5. Aksi peduli lahan gambut yang sudah rusak ( penanaman pohon)
Aksi peduli lahan gambut yaitu dengan cara menanam pohon yang cocok
dilahan gambut dengan SOP restorasi gambut
3. studi pustaka
Tehnik pengumpulan data yang juga banyak dilakukan dengan cara
relevan dari buku,artikel ilmiah,berita,maupun sumber kribel lainnya yang
sesuai dengan topik penelitian.
4. snowball sampling
Adalah suatu metode untuk mengidentifikasi,memilih dan mengambil
sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus.
yang paling utama adalah bagaiman keadaan lokasi Pasca kebakran hutan dan
lahan dan melihat kebijakan apa yang di terapkan oleh Pemerintah Provensi
Kalimantan tengah lalu memberikan analisa faktor penghambat dan pendukung
dar fenomena tersebut.
BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI
Secara umum letak Geografis dan letak Administatif Desa Tumbang Nusa
merupakan salah satu dari 95 Desa di Kabupaten Pulang Pisau, yang memiliki
luas wilayah 200 Km Persegi atau seluas 20.000 Haktare. Secara astronomis Desa
Tumbang Nusa terletak di 21º Lintang Selatan dan 114º Bujur Timur. Secara
geografis Desa Tumbang Nusa dilalui oleh Sungai Kahayan yang merupakan
bagian dari DAS Kahayan, dan jalan Trans Kalimantan.
Posisi Desa Tumbang Nusa yang terletak pada bagian Kecamatan Jabiren
Raya sebelah utara berbatasan dengan Desa Katunjung sebelah Barat dengan Desa
Tanjung Taruna, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pilang dan sebelah
Selatan dengan Desa Sebangau. Lahan di Desa sebagian besar merupakan Tanah
Basah yang memiliki luas 13.700 Haktare dari luas wilayah desa.
4.3. Wilayah
Desa Tumbang Nusa berbatasan langsung dengan desa-desa tetangga, yang terdiri
dari :
Utara : Desa Katunjung-Kabupaten Kapuas
Barat : Desa Tanjung Taruna
Selatan : Kecamatan Sebangau
Timur : Desa Pilang
Desa Tumbang Nusa memiliki 5 RT yang letaknya terbagi menjadi dua:
pemukiman yang dekat dengan sungai dan pemukiman yang berada di pinggir
jalan. RT 1, 2 dan 3 berada dipinggiran sungai Kahayan atau biasa warga
menyebutnya dengan ngiwa (Tumbang Nusa bagian bawah), sedangkan RT 4
dan RT 5 berada disepanjang jalan trans Kalimantan KM 35, yaitu daerah
yang biasa disebut dengan ngambu atau Tumbang Nusa bagian atas.
31
ur
˃ 60
o
Nelayan (KK)
… Pedagang
(KK)
PNS (KK)
104
0
101
102 5
0
100
0
98
0
96 94
0 93 94 7
9 1
94
0
92
0
90
0
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun
2017
36
sarana dan prasarana fasilitas sosial di Desa Tumbang Nusa sudah sangat
lengkap. Kondisi beberapa fasilitas sosial juga masih sangat bagus dan terawat,
walau ada beberapa sarana yang kondisinya sudah cukup tua dan perlu
direhabilitasi, seperti balai desa. Berikut fasilitas sosial yang ada di Desa
Tumbang Nusa:
BAB V
HASIL PENYELENGGARAAN KKN TEMATIK
1. Memfokuskan
kearah
pelestarian
lingkunagn
Strategi dan dan keamanan
Desk Study kesiapan dalam kehidupan
Pengelolaan Bio menghadapi sosial
Fisik Dan kebakaran hutan
Humaniora dan lahan dambut 2. Memberikan
01 Kesatuan Hidrologi dimusim kemarau perhatian
Gambut (KHG) dengan tehnik khusus dengan
Kalimantan Tengah pembashan keadaan lahan
lahan/reweeting hutan gambut
3. Berorientasi
pada usaha
pelestarian
melalui
edukasi dan
kerjasama di
semua lapisan
masyarakat
4. Memiliki visi
dan misi
merujuk pada
system
restorasi lahan
gambut dengan
konsep
pelestarian
46
masyarakat
dan
penurunan
perekonomia
n akibat
sedang
terjadinya
wadah virus
Covid-19
hkan berada di
mesih Desa, sebab
dap Air beliau ada
atau agenda diluar
hitaci, desa
dalam (menurut
upaya informasi
menduku dari
ng penduduk
adanya Desa).
program
menolak
kebakara
n hutan
dan
lahan.
Adanya faktor internal dan eksternal Adapun upaya yang bisa kami
yang mengacu pada kurang bujaknya lakukan melihat dari beberapa
perilaku tersebut sehingga kebakaran hambatan yang menonjol adalah
01 hutan dan lahan terus terjadi. sbb.
Faktor internal : • Melakukan pemasangan
• kelalaian Masyarakat ketika spanduk dalam bentuk
melakukan pembakaran pasca himbauan tentang
memancing dan membuang pelestarian hutan dan
puntung rokok dengan kondisi lahan gambut serta
menyala dan hidup. menolak terjadinya
• Dipicu juga aktivitas dari ladang bahaya kebakaran hutan.
berpindah dan pembukaan
perkebunan atau kegiatan lainya
yang memerlukan pembakaran
Faktor eksternal :
• Adanya aktivitas alam pada saat
musim kemarau, yang membuat
potensi lahan gambut yang
mengering ditambah suhu panas
yang cukup tinggi, fenomena
tersebut berdampak pada
terbakarnya lahan gambut
Dengan melihat adanya
Adanya kegagalan pada program permasalah dilapangan tersebut
pemerintah yang diterapkan pada Desa upaya yang kami lakukan adalah
Tumbang Nusa (Program Pengembangan :
Masyarakat). • Diskusi dan sosialisasi
Jenis kegagalan adalah pada kelompok serta mendengarkan
02 masyrakat berbasis perkebunan , dan permasalahan dengan
peternakan, yang dipicu oleh kurangnya bertukar pikiran untuk
pemahaman masyarakat dalam sistem masalah tersebut
perawata • Memasukan kedalam
jurnal publikas untuk
61
bahan pertimbangan
kebijakan Pemerintah
terhadap kondidisi dan
permasalahan tersebut
Hal yang bisa kami lakukan
Sumur bor yang telah dipasang masih adalah : berdiskusi dan memberi
belum cukup untuk enjadi operator guna pandangan yang lain sebaai
03 menanggulangi kebakaran hutan dan alternatif. Juga memberikan
lahan, dengan banyaknya faktor mulai mesin dap air atau hitaci kepada
dari maslah teknis sampai pada operator masyrakat MPA.
Dari kondidisi ini kami
membagikan masker serta
Berkenaan dengan musim pendemi meletakan ember keran dan
04 masyrakat perlu perhatian khusus terkait sabun cuci tangan, dalam upaya
pr otokol kesehatan yang seimbang dan menanggulangi dan melawan
memadai penyebaran virus COVID-19
Tabel 13. Upaya Mengatasi Hambatan:
62
• Dibantunya kelompok
KKN-T dalam memperoleh
informasi dasar dan data
63
kebakaran
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan kepada progra KKN-T yang sudah kami lakukan dan
laksanakan sebaik mungkin di Desa Tumbang Nusa. Sebelumnya kegiatan KKN-
T yang kami lakukan mengambil objek penelitian di Desa Tumbang Nusa,
Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, kegiatan tersebut telah
terlaksana dengan cukup baik, begitu juga dengan program-program unggulan
yang menjadi subtansi dari kegiatan KKN-T kelompok kami. Olehkarenya kami
sampaikan beberpa kesimpulan yang subtantif dari kegiatan dan program
kelompok kami.
1. Dalam program mufakat dan bermusyawarah dengan masyrakat Desa
serta pengurus Desa Tumbang Nusa. Kegiatan tersebut berjalan cukup
baik dan cukup behasil karena terlaksanya agenda diskusi terkait
program yang akan kami jalan dan terjalinya komunikasi yang baik
dan interaksi yang berjalan aktif selama kegiatan.
2. Dalam program sosialisasi dengan media reklame. Kegiatan tersebut
berjalan dengan cukup baik dengan kategori berhasil. Ini dilihat dari
telah terlaksananya program tersebut dalam bentuk pemasangan
spanduk di titik titik jantung desa serta dipusat keramaian Desa
Tumbang Nusa. Hal lain yang membuktikan program ini berhasil
adanya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pemasangan
66
6.2. Rekomendasi
Melihat dari permasalahan yang ada di Desa Tumbang Nusa yang mana
menjadi salah satu kendala untuk keberhasilan program-program yang
dilaksanakan dan diterima oleh masyarakat Desa, maka perlu adanya analisa yang
lebih menyentuh budaya dan sudut pandang kehidupan sosial masyarakat,
misalnya dalam penerapan pengembangan kehidupan masyarakat yang berbasis
pada filosofis Huma Betang. Filosofis Huma Betang merupakan sebuah kesadaran
67
DAFTAR PUSTAKA
Badan Restorasi Gambut (BRG) 2019 Frofil Desa Peduli Gambut, Desa
Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang
Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. http://brg.go.id/wp-
content/uploads/2019/03/FIX-Kalteng-Pulang-Pisau-Jabiren-
Raya-Desa-Tumbang-Nusa.pdf
Firmansyah, H., Mariani. 2018. Strategi pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan
pertanian bergambut di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar
Nasional Lingkungan Lahan Basah. 3(2). 471-475.
Kapita, F., Johannis, E.K., Johny, P,L. 2017. Peran Kepala Desa Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Wayafli Kecamatan Maba
Kabupaten Halmahera Timur. Jurnal Eksekutif. 1(1). 1-14.
Kuliah umum daring “Karakteristik Lahan Gambut”. Oleh Prof. Dr. Ir.
Azwar Maas, M.Sc. https://youtu.be/Y7Jl-Lpun6c
Suprayitno, S., Putri, F.P.P., Triyani, T. (2019). Strategy on the National
Unity and Politics Agency (KESBANGPOL) in Maintaining
Ethnicity and Religious Relations Based on Huma Betang
Philosophy in Central Kalimantan. Budapest Internasional
Research And Critics InstituteJournal (Birci-Journal. 2(3). 229-
238. DOI : https://doi.org/10.33258/birci.v2i4.629
Suprayitno, S., Riamona, S.T., Ira, Z. (2018). The Strategy to Increase
the Regional Revenue (PAD) of the Government of Central
Kalimantan through the Governor Regulation No. 16/2018.
Policy & Governance Review . 2(3). 245-260. DOI:
https://doi.org/10.30589/pgr.v2i3.100
LAMPIRAN
• Foto-foto pada saat peninjauan lapangan dan perkenalan kelompok
guna menjalin koordinasi lanjutan
71