Anda di halaman 1dari 317

TIM PENYUSUN

Cahaya di Langit Rawa Kidang


Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 di Desa Rawa
Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.
©SIAP 862018_Kelompok KKN086
Tim Penyusun
Editor : Hidayatulloh, M.H.
Penulis Utama : Handan Siswaningrum dan Amalia Wisa Sabila
Penata Letak : Handan Siswaningrum
Design Cover : Muhammad Syarifudin
Pemeriksa Teknis : Amalia Wisa Sabila
Penulisan
Pemeriksa : Handan Siswaningrum
Kesesuaian Isi
Penyedia Bahan : Muhammad Nur Fadillah, Endah Nuryana, Atikah Rahma,
Pustaka dan Gambar Selly Safariyah Fatimah, Rizka Amalia, Aji Fauzan Aulia, M.
Furqan Haqqy, Aditiya Bestari, Dian Nur Aini, Rizky
Darmawan, Arsyilla Destriana, Muhammad Syarifudin, Farhan
Febrian, Ratna Sari, Ahmad Misbahul Munir, Handan
Siswaningrum, Risma Ramjani, dan Amalia Wisa Sabila
Kontributor : Seluruh Anggota TIM KKN SIAP 86, Dosen Pembimbing KKN
SIAP 86 Bapak Hidayatulloh, M.H. dan Kepala Desa Rawa
Kidang Bapak Muhammad Tajudin

Diterbitkan atas kerja sama Pusat Pengabdian kepada


Masyarakat (PPM) – LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan Kelompok KKN SIAP 86
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada


Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 086 di Desa Rawa
Kidang yang berjudul: Cahaya di Langit Rawa Kidang telah diperiksa sesuai
dengan panduan yang berlaku pada tanggal, 13 November 2018

Dosen Pembimbing

(Hidayatulloh, M.H.)
NIP. 19870830 201801 1 002

Menyetujui,
Koord.Program KKN-PpMM

Dr. Eva Nugraha, M.Ag


NIP. 19710217 199803 1 002

Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Djaka Badranaya, ME
NIP. 19770530 200701 1 008

iii
“Kunci hidup bahagia, Jalani, Nikmati dan Syukuri“
-Muhammad Nur Fadillah-

iv| Cahaya di Langit Rawa Kidang


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu


waTa’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan Hidayah-Nya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan Buku Laporan hasil Kuliah Kerja Nyata KKN-
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2018 dengan sebaik-
baiknya, yang dilaksanakan di Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada tanggal 20 Juli – 20 Agustus
2018, yang kami beri judul Cahaya Di Langit Rawa Kidang.
Tujuan laporan ini dibuat adalah sebagai pertanggung jawaban kami
selama kegiatan KKN berlangsung. Penyusunan Buku Laporan hasil KKN ini
terdiri dari berbagai macam observasi yang telah kami lakukan langsung
dengan masyarakat setempat. Setelah melakukan observasi kami
menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul di lapangan agar
kami dapat memberdayakan masyarakat di sana dengan tepat.
Semua ini tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya kerja
sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya selaku
perwakilan dari teman-teman kelompok KKN SIAP 86 menyampaikan rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah merealisasikan Tridarma
Perguruan Tinggi dengan adanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
2. Bapak Dr. Djaka Badranaya, M.E selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat (PPM) yang telah memberikan kami saran dan
masukan pada saat pembekalan KKN-PpMM 2018.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN–
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyusun buku
laporan KKN 201, sehingga buku laporan KKN yang kami jalani dapat
dikerjakan sesuai dengan rencana.
4. Bapak Hidayatulloh M.A selaku Dosen Pembimbing Kelompok KKN
SIAP 86 yang telah membimbing kami dengan sangat baik. Atas
bimbingan dari beliau kami dapat melaksanakan program KKN dengan
baik dan lancar sampai berakhirnya kegiatan KKN.
5. Bapak Muhammad Syarif, SH.I selaku penyunting Buku Laporan
Kelompok KKN SIAP 86 dari pihak PpMM UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membimbing kami.

v
6. Bapak Muhammad Tajudin selaku Kepala Desa Rawa Kidang yang telah
mengizinkan, menerima dan mendukung segala kegiatan yang diadakan
KKN SIAP 86.
7. Bang Fahmi selaku Sekretaris Desa yang memberikan saran dan
masukan kepada kami untuk mendekati masyarakat.
8. Bapak Muchtar selaku Kepala Sekolah SDN Rawa Kidang yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan kegiatan di SDN Rawa Kidang.
9. Ketua RW, ketua RT, Ibu PKK, dan tokoh masyarakat Desa Rawa
Kidang yang telah menerima kami serta turut berpartisipasi dalam
berbagai macam pelaksanaan program kerja kami.
10. Bapak Gojali selaku Ketua LPM dan juga selaku keluarga baru bagi
Kelompok KKN SIAP 86 di Desa Rawa Kidang yang telah memfasilitasi
kami tempat tinggal selama KKN berlangsung.
11. Dan untuk seluruh anggota KKN SIAP 86, Terima kasih banyak atas
kerja sama dan kerja keras kalian dalam menjalankan berbagai macam
program, meskipun ada sedikit perbedaan namun perbedaan itu
menjadi warna yang indah jika kita dapat memahami satu sama lain.
Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) untuk tahun-tahun berikutnya dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran guna meningkatkan mutu dan
efektivitas pembelajaran dalam penelitian.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan ini kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran, masukan, dan nasihat yang membangun untuk menyempurnakan
Buku Laporan ini. Besar harapan kami, Laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Ciputat, 13 September 2018


Tim Penyusun KKN-PpMM Kelompok 086
Ttd,

Tim Penyusun

vi| Cahaya di Langit Rawa Kidang


DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ............................................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xi
TABEL IDENTITAS KELOMPOK ......................................................................... xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................xv
CAHAYA DI LANGIT RAWA KIDANG ........................................................... xvii
BAGIAN I: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ........................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 23
A. Dasar Pemikiran............................................................................................ 23
B. Kondisi Umum Desa Rawa Kidang ....................................................... 24
C. Permasalahan Desa ......................................................................................25
D. Profil Kelompok KKN-PpMM SIAP 86 ................................................. 27
E. Fokus dan Prioritas Program .................................................................... 30
F. Sasaran dan Target ........................................................................................31
G. Jadwal Pelaksanaan ..................................................................................... 38
H. Pendanaan ...................................................................................................... 39
I. Sistematika Penyusunan ........................................................................... 40
BAB II METODE PENGABDIAN .............................................................................43
A. Pendekatan .....................................................................................................43
B. Pemetaan Wilayah dan Sosial Masyarakat...........................................45
C. Penyusunan Program. ................................................................................. 47
D. Strategi Implementasi Program .............................................................. 49
BAB III KONDISI DESA RAWA KIDANG ........................................................... 53
A. Sejarah Singkat Desa Rawa Kidang ........................................................ 53
B. Letak Geografis ............................................................................................. 53
C. Struktur Penduduk ...................................................................................... 57
D. Sarana Dan Prasarana ..................................................................................59
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PENGABDIAN .................. 63
A. Basis Pelaksanaan Program ....................................................................... 63
B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat ............................71
C. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan .......................................... 88
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ............................................................. 104

vii
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 106
A. Kesimpulan................................................................................................... 106
B. Rekomendasi ............................................................................................... 107
BAGIAN II: REFLEKSI HASIL KEGIATAN ....................................................... 110
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF .......................................................112
BAB VII KESAN WARGA ATAS KEGIATAN KKN ......................................277
A. Tokoh Masyarakat .....................................................................................277
B. Warga Desa Rawa Kidang .......................................................................277
C. Remaja Dan Anak-anak ............................................................................277
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 279
SHORT BIO .................................................................................................................. 281
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 291
Lampiran 1. Form Verifikasi Mandiri ................................................................... 293
Lampiran 2. Sertifikat ................................................................................................ 301
Lampiran 3. Banner .................................................................................................... 307
Lampiran 4. Dokumentasi ........................................................................................ 315

viii| Cahaya di Langit Rawa Kidang


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Tabel Prioritas Program dan Kegiatan .................................................. 30


Tabel 1.2: Tabel Sasaran dan Target ..........................................................................31
Tabel 1.3: Pra-KKN PpMM ......................................................................................... 38
Tabel 1.4: Pelaksanaan Program KKN ..................................................................... 38
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program ............................................................... 39
Tabel 1.6: Pendanaan .................................................................................................... 39
Tabel 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin .....................................57
Tabel 3.2: Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .................................. 57
Tabel 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..........................58
Tabel 3.4: Sarana dan Prasarana Desa Rawa Kidang ......................................... 59
Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan …………………………………………....... 63
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi .........................................................66
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Sosial Kemasyarakatan .............................. 67
Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan ....................................................69
Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan....................................................... 70
Tabel 4.6: Mengajar PAUD dan SDN Rawa Kidang ........................................... 72
Tabel 4.7: Lomba 17 Agustus ...................................................................................... 73
Tabel 4.8: Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni .............................................. 74
Tabel 4.9: Pengecatan Tembok Desa ....................................................................... 76
Tabel 4.10: Pengajian .................................................................................................... 77
Tabel 4.11: Pemberian Alat Ibadah............................................................................ 79
Tabel 4.12: Mengajar Ngaji .........................................................................................80
Tabel 4.13: Pembuatan Papan Masjid dan Mushola ............................................ 81
Tabel 4.14: Jum'at Bersih .............................................................................................82
Tabel 4.15: Jalan Sehat................................................................................................. 84
Tabel 4.16: Senam Ceria ............................................................................................... 85
Tabel 4.17: POSYANDU .............................................................................................. 87
Tabel 4. 18 Memberikan Motivasi Belajar Untuk Anak ..................................... 88
Tabel 4.19: Kursus .........................................................................................................90
Tabel 4.20: Active Learning........................................................................................ 91
Tabel 4.21: Praktikum Sains ...................................................................................... 94
Tabel 4.22: Pembuatan Keset dari Kain Bekas .....................................................95
Tabel 4.23: Kegiatan Pembuatan Terarium ........................................................... 97
Tabel 4.24: Pelatihan Sablon ......................................................................................99
Tabel 4.25: Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga ................................101

ix
Tabel 4.26: Penyuluhan Narkoba............................................................................ 102

x| Cahaya di Langit Rawa Kidang


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Logo KKN SIAP 86................................................................................. 27


Gambar 3.1: Peta Perjalanan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa
Rawa Kidang …………………………………………………………………………………………….............. 55
Gambar 3.2: Peta Desa Rawa Kidang secara keseluruhan................................. 55
Gambar 3.3: Denah Letak Posko KKN SIAP 86 ....................................................56
Gambar 3.4: Kantor Desa Rawa Kidang .................................................................60
Gambar 3.5: SDN Rawa Kidang ................................................................................60
Gambar 3.6: Mushola di Rawa Kidang .................................................................. 61
Gambar 3.7: Masjid di Rawa Kidang ....................................................................... 61
Gambar 3.8: Lapangan di Rawa Kidang .................................................................62
Gambar 3. 9: PAUD Salsabila Desa Rawa Kidang ...............................................62
Gambar 4.1: Mengajar PAUD dan SDN Rawa Kidang ……………………………....... 73
Gambar 4.2: Lomba 17 Agustus ................................................................................. 74
Gambar 4.3: Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni ......................................... 76
Gambar 4.4: Pengecatan Tembok Desa .................................................................. 77
Gambar 4. 5 Pengajian ................................................................................................. 78
Gambar 4.6: Pemberian Alat Ibadah ........................................................................80
Gambar 4.7: Mengajar Ngaji ...................................................................................... 81
Gambar 4.8: Pembuat Papan Nama Masjid dan Musholah ..............................82
Gambar 4.9: Jum'at Bersih ......................................................................................... 84
Gambar 4.10: Jalan Sehat ............................................................................................. 85
Gambar 4.11: Senam Ceria ...........................................................................................86
Gambar 4.12: POSYANDU ......................................................................................... 88
Gambar 4.13: Memberikan Motivasi Belajar Untuk Anak ................................90
Gambar 4.14: Kursus .................................................................................................... 91
Gambar 4.15: Active Learning ................................................................................... 94
Gambar 4.16: Praktikum Sains ..................................................................................95
Gambar 4.17: Pembuatan Keser dari Kain Bekas.................................................. 97
Gambar 4.18: Praktikum Terrarium .........................................................................99
Gambar 4.19: Pelatihan Sablon ................................................................................ 100
Gambar 4.20: Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga .......................... 102
Gambar 4.21: Penyuluhan Narkoba ....................................................................... 103

xi
“Hidup hanya sekali dan sebentar. Mari menikmati perjuangan
mendesainnya menjadi lebih baik”
-Selly Safariyah Fatimah-

xii| Cahaya di Langit Rawa Kidang


TABEL IDENTITAS KELOMPOK

Kode 02/Tangerang/Sukadiri/086
Desa Rawa Kidang
Kelompok
Dana
SIAP 86
Rp24.250.000,- (dua puluh
02.09.
empat juta dua ratus lima
puluh ribu rupiah) 086
J. Mahasiswa 18 (delapan belas) orang
J. Kegiatan 21 (dua puluh satu) kegiatan
J. Pembangunan 4 (empat) kegiatan
fisik (Pengecatan tembok untuk
HUT RI, pengadaan alat
ibadah, pengadaan alat
sablon, pengadaan papan
nama untuk 2 mushalla dan 2
masjid)

xiii
“Jalani, semua pasti ada jalannya“
-Aji Fauzan Aulia-

xiv| Cahaya di Langit Rawa Kidang


RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa


Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang selama 32 hari
terhitung sejak tanggal 20 Juli hingga 20 Agustus 2018. Terdapat 18 (delapan
belas) mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang berasal dari 9 fakultas
yang berbeda. Kami menamakan kelompok ini dengan nama SIAP 86, dengan
nomor kelompok 86 (delapan puluh enam). Kelompok KKN SIAP 86 kami
dibimbing oleh Bapak Hidayatulloh, M.H, beliau adalah dosen di Fakultas
Syariah dan Hukum. Tidak kurang dari 19 kegiatan non-fisik dan 4 kegiatan
pembangunan fisik yang kami lakukan di desa tersebut. Kegiatan tersebut
terdiri dari kegiatan pelayanan dan pemberdayaan kepada masyarakat.
Fokus kerja kelompok kami pada RW 01 dan 03 di desa ini. Kegiatan-
kegiatan yang kami lakukan mengeluarkan dana sekitar Rp24.250.000,-.
Dana tersebut berasal dari iuran anggota kelompok KKN sebesar
Rp1.000.000,-/orang dan dana penyertaan Program Pengabdian kepada
Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar
Rp6.0.000,-.
Dari kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang
telah kami raih yaitu:
1. Meningkatnya motivasi belajar menuju ke jenjang yang lebih tinggi
kepada anak-anak SDN Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri,
Kabupaten Tangerang;
2. Bertambahnya pengetahuan dan pelajaran baik secara formal
maupun informal kepada anak-anak di lingkungan Desa Rawa
Kidang;
3. Bertambahnya pembangunan fisik berupa Papan Nama Masjid dan
Alat Ibadah di 3 Masjid dan 2 mushalla;
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan,
kenyamanan, dan keindahan lingkungan Desa Rawa Kidang;
5. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan tersebut, terdapat
sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain:
1. Kurangnya waktu untuk melakukan koordinasi dengan berbagai
pihak, baik internal anggota kelompok, dosen pembimbing,
maupun aparatur desa.

xv
2. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan
rencana kegiatan yang telah disusun.
Namun, meskipun demikian, pada akhirnya kami mampu
menyelesaikan sebagian besar rencana kegiatan kami.

xvi| Cahaya di Langit Rawa Kidang


CAHAYA DI LANGIT RAWA KIDANG
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh: Hidayatulloh, M.H.

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang berlimpah kepada manusia sebagai khalifah di muka
bumi. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang pandai memaksimalkan al-
quwwah al-jasadiyah (kekuatan fisik) dan al-quwwah al-nazhariyyah (kekuatan
berpikir) dalam belajar, bekerja dan berkarya dalam kehidupan.
Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallah’Alayhi waSallam,
manusia paling agung yang menjadi penutup para nabi di akhir zaman.
Semoga kita selalu dapat menjadikannya sebagai teladan dan sumber
inspirasi dalam membangun peradaban manusia.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejatinya adalah salah satu pendukung
Tridarma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara
berkelompok dengan cara hidup dan berkegiatan di masyarakat dengan
bekal pengetahuan yang dimilikinya. Didampingi dan dibimbing oleh dosen,
kelompok mahasiswa melaksanakan berbagai macam kegiatan dengan
masyarakat di lokasi tujuan KKN.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengamanatkan
kami terlibat dalam kegiatan KKN kelompok 086 berlokasi di Desa Rawa
Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini secara
tertulis dimulai pada 20 Juli hingga 20 Agustus 2018. Meskipun faktanya,
banyak aktivitas pra dan pasca KKN yang banyak dikerjakan bersama-sama
dengan kelompok mahasiswa. Dan ternyata, aktivitas di luar KKN lebih
melelahkan dan membutuhkan konsentrasi pikiran dan tenaga.
Kelompok KKN ini memiliki nama SIAP 86 yang merupakan singkatan
dari Smart, Integrity, Active dan Productive. Angka 86 menunjukkan urutan
kelompok berdasarkan penomoran yang diatur oleh PPM UIN Syarif
Hidayatullah. Kata “Smart” bermakna anggota KKN adalah anak-anak muda
cerdas dengan tingkat intelektual yang tinggi sesuai dengan bidang ilmu
masing-masing. “Integrity” artinya integritas atau kejujuran merupakan sifat
yang melekat pada anggota kelompok. “Active” merupakan sikap dan
perilaku yang selalu menjadi inisiator kebaikan dengan ide-ide kreatif dan
inovatif. “Productive” bermakna setiap anggota kelompok bekerja sama dalam

xvii
menyukseskan setiap kegiatan agar menghasilkan manfaat kepada
masyarakat.
Logo kelompok ini menggunakan beberapa gambar yang memiliki
makna. Bunga teratai merupakan lambang yang bermakna menjaga dan
menambah keindahan bagi lingkungan sekitar. Jumlah bintang
menunjukkan jumlah asal fakultas mahasiswa yang menjadi anggota KKN.
Padi memiliki makna tenteram, damai dan sejahtera. Warna hijau pada logo
bermakna kesuburan, kesegaran, kedamaian dan keseimbangan. Gambar
perisai sebagai makna kekukuhan dan ketangguhan. Tulisan KKN SIAP 86
adalah nama kelompok
Pengalaman berharga kelompok KKN SIAP 86 dituangkan dalam buku
kecil ini. Buku ini berjudul Cahaya di Langit Rawa Kidang dengan alasan bahwa
Desa Rawa Kidang merupakan desa yang sebenarnya penuh dengan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusianya, namun tidak
begitu terlihat jika tidak ada yang mengeksplorasi dan menggali potensi
yang ada, maka kata cahaya pada judul buku ini memiliki filosofi sebagai
potensi unggul yang ada di Desa Rawa Kidang.
Bukan hanya kewajiban laporan, tetapi upaya mengenalkan lokasi
kegiatan KKN kepada para pembaca. Buku ini terdiri dari tujuh bagian:
Bagian 1 adalah Prolog, yang berisi tentang penjelasan umum KKN,
kelompok KKN yang melaksanakan pengabdian di Desa Rawa Kidang,
Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang tema yang diusung serta
sistematika penyusunan laporan.
Bagian 2 adalah Bab I Pendahuluan. Isi dari bab ini adalah dasar
pemikiran, kondisi desa, permasalahan desa, profil anggota kelompok, fokus
atau prioritas program, sasaran dan target, jadwal pelaksanaan dan
pendanaan.
Bagian 3 adalah Bab II Metode Pengabdian. Bab ini berisi pendekatan,
pemetaan wilayah sosial masyarakat, penyusunan dan strategi implementasi
program.
Bagian 4 adalah Bab III Kondisi Desa Rawa Kidang. Bab ini berisi
penjelasan rinci mengenai kondisi Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri
Kabupaten Tangerang, baik dari sisi sejarah, letak geografis, struktur
penduduk, sarana dan prasarana.
Bagian 5 adalah Bab IV Deskripsi Hasil Pelayanan Dan Pemberdayaan.
Bab ini merupakan penjelasan inti dari hasil kegiatan KKN. Diawali dengan
kerangka pemecahan masalah yang berupa SWOT dari Desa Rawa Kidang,

xviii| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, kemudian deskripsi hasil
pelayanan dan pemberdayaan, terakhir dijelaskan sejumlah data orang
mendukung dan menghambat pelaksanaan program.
Bagian 6 adalah BAB V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan
rekomendasi.
Bagian 7 adalah BAB VI Kisah Inspiratif. Isi dari bab ini adalah kisah
yang disampaikan setiap mahasiswa atas makna dan manfaat kegiatan KKN
bagi mereka.
Bagian 8 adalah BAB VII Penutup. Bagian ini menjelaskan sejumlah
kesan yang diterima kelompok dari masyarakat Desa Rawa Kidang,
Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang terhadap keberadaan kelompok
KKN SIAP 86.
Dengan tema “Mengabdi untuk pemberdayaan demi mewujudkan desa
yang mandiri dan produktif”. Kelompok KKN SIAP 86 telah berusaha
memaksimalkan potensi Sumber Daya Manusia anggota kelompok. Asal
fakultas dan program studi setiap anggota kelompok yang berbeda
merupakan anugerah tersendiri bagi setiap anggota karena dapat berperan
dengan kemahiran dan aksi nyata yang bervariasi. Sehingga Kelompok KKN
SIAP 86 dapat mewujudkan program-program unggulan yang bermanfaat
bagi masyarakat antara lain:
1. EduAction Rawa Kidang
2. Rawa Kidang Berkreasi
3. Rawa Kidang Bersosial
4. Rawa Kidang Mengaji
5. Gerakan sehat ceria Rawa Kidang
Semua program yang telah dilaksanakan mendapat dukungan penuh
dari masyarakat Desa Rawa Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten
Tangerang. Kami berhasil membangun hubungan dan komunikasi yang baik
dengan Lurah, Aparatur Kelurahan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan
warga desa. Hubungan yang baik dengan mereka adalah salah satu kunci
kesuksesan program-program kami.
Atas terlaksananya kegiatan KKN dengan sangat baik di Desa Rawa
Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, kami
ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada berbagai pihak yang
terlibat terutama kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ajang dan arahan bagi kegiatan ini, kepada Kepala Desa,
Sekretaris Desa, Ketua LPM beserta seluruh jajarannya yang telah dengan

xix
sangat baik menyambut dan menerima kami untuk mengabdi di wilayah
yang dipimpinnya. Tak lupa juga kepada seluruh masyarakat Desa Rawa
Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang yang dengan
keramahannya dan antusiasmenya terhadap semua kegiatan-kegiatan KKN
yang kami laksanakan dan terutama kepada semua kawan-kawan
mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa ini yang telah menyumbangkan
dana, ide, amal saleh serta mengabdikan diri dengan tulus dan ikhlas seluruh
pemikiran dan tenaganya bagi pengembangan potensi dan sumber dayanya.
Semoga semua pengabdian ini bermanfaat bagi semua masyarakat Desa
Rawa Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang khususnya dan
bagi penguatan keilmuan kawan-kawan mahasiswa KKN pada umumnya.

Jakarta, 30 September 2018


Dosen Pembimbing KKN SIAP 86

Hidayatulloh, M.H.
NIP. 19870830 201801 1 002

xx| Cahaya di Langit Rawa Kidang


BAGIAN I:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN

xxi
“Usaha yang kita lakukan tidak pernah membohongi hasil“
-Endah Nuryana-

xxii| Cahaya di Langit Rawa Kidang


BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Indonesia merupakan Negara berkembang. Pada dasarnya Indonesia
memiliki banyak sekali potensi untuk menjadikan Negaranya maju. Banyak
sekali sumber daya alam maupun manusia yang dapat dijadikan penunjang
untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang lebih baik. Akan tetapi,
masih banyak sekali hambatan bermunculan dalam berbagai faktor,
khususnya di daerah pedesaan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
belum dimaksimalkan dan fasilitas yang belum dimanfaatkan dengan baik,
merupakan salah satu hambatan yang dapat memperlambat kemajuan dari
Negara kita. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya kerja sama dan
bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah, pihak swasta, maupun
masyarakat itu sendiri. Sebagai generasi muda, dalam hal ini mahasiswa
harus memiliki kapasitas intelektual dan memiliki moral yang baik sehingga
mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat. Oleh karena itu,
kontribusi mahasiswa sangat diperlukan dalam rangka membangun bangsa
dan Negara.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berperan
aktif dalam mengintegrasikan keilmuan melalui praktik lapangan. Hal ini
bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dibekali kepada
mahasiswa agar berguna dalam mengatasi masalah-maslah yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Desa Rawa Kidang merupakan desa yang berada di Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Banten. Desa Rawa Kidang memiliki
beragam potensi di berbagai aspek kehidupan. Daerah yang dikelilingi oleh
hamparan sawah yang luas menjadi latar belakang mayoritas penduduknya
bekerja sebagai petani. Meskipun mayoritas warga bertani, tetapi sebagian
lahan pertaniannya telah dimiliki oleh orang Cina atau industri sehingga
mereka bekerja hanya sebagai buruh tani.1 Dan masih banyak sekali warga
yang kurang peduli akan pentingnya kebersihan. Masih banyak sekali
sampah yang berserakan dimana-mana. Akses informasi dan kemampuan
teknologi pun masih sangat terbatas, sehingga menyebabkan berbagai

1 Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Rawa Kidang, Bapak Tajudin, 28 Juni
2018

23
macam permasalahan dalam berbagai sandi kehidupan. Permasalahan-
permasalahan tersebut meliputi bidang pendidikan, ekonomi, keagamaan,
kesehatan dan kebersihan serta permasalahan sosial kemasyarakatan.
Adanya permasalahan-permasalahan di atas, membuat program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) menjadi penting untuk dilaksanakan, sebagai jembatan
penghubung untuk mengantarkan Desa Rawa Kidang tersebut menjadi
bagian yang dapat mengubah kehidupan bangsa.
Buku ini memiliki judul “Cahaya di Langit Rawa Kidang” merupakan
refleksi dari Desa Rawa Kidang sendiri yang memiliki anak-anak penerus
bangsa yang dapat bersinar dari Desa Rawa Kidang dengan berbagai macam
bakat dan kemampuan seperti pada bidang olahraga, bela diri dan agama.

B. Kondisi Umum Desa Rawa Kidang


Berdasarkan hasil pemetaan partisipasi Badan Pusat Statistik, luas
wilayah Desa Rawa Kidang adalah seluas 2.185 km2 dengan persentase
14.84% dari luas Kecamatan Sukadiri. Di mana 2.113 Ha adalah tanah
persawahan. Desa Rawa Kidang terdiri dari 18 RT dan 4 RW. Desa Rawa
Kidang memiliki ketinggian 4 Mdpl. Tercatat jumlah penduduk Rawa
Kidang sebanyak 2.471 laki-laki dan 2.273 perempuan dengan total
keseluruhan 4.744 jiwa. Di mana sebagian besar penduduk Rawa Kidang
memeluk agama Islam.2
Pola pikir masyarakat Desa Rawa Kidang yang kurang mandiri yaitu
ketika mempunyai lahan kosong mereka lebih mementingkan lahan kosong
tersebut untuk dijual kepada warga asing bukan malah memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya, karna kita tahu tanah itu dari tahun ke tahun pasti
akan naik harganya dan para warga malah menjualnya dengan harga yang
relatif lebih murah.3 Masyarakat Rawa Kidang memiliki kondisi ekonomi
yang tidak terlalu beragam. Di mana mayoritas masyarakat adalah petani, di
mana para petani itu memiliki hasil panennya setiap 6 bulan sekali dan
keuntungan mereka itu selalu berputar yang tidak memiliki hasil yang
berkembang atau lebih maju. Untuk keadaan air di Desa Rawa Kidang masih
di bilang cukup memadai. Masyarakat Rawa Kidang memiliki kebiasaan

2 Kecamatan Sukadiri Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang,
diakses pada 9 September 2018, dari: https://tangerangkab.bps.go.id/publication/2017/09-
/20/c90afb02feef16386047c0ae/kecamatan-sukadiri-dalam-angka-2017.html
3 Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Rawa Kidang, Bapak Tajudin, 1 Mei

2018.

24| Cahaya di Langit Rawa Kidang


mencuci di kali Rawa Kidang yang jauh dari kata bersih. Masyarakat juga
sangat minim akan kesadaran mengurangi atau mengelola sampah rumah
tangga. Sampah-sampah tersebut bahkan tidak jarang dibuang ke kali.
Di desa ini hanya terdapat 7 fasilitas kesehatan yang meliputi 2 praktik
bidan dan 5 Posyandu, fasilitas kesehatan ini hanya memiliki 4 tenaga medis
yang tinggal di desa tersebut. Selain itu, terdapat 4 instansi pendidikan
yaitu SD Negri Rawa Kidang, Madrasah Diniyah, TPA AL-Barkah, dan
PAUD Salsabila.4 Dari segi keaktifan perangkat desa, sosok Kepala Desa
bersifat terbuka dan turut aktif mendukung setiap program kerja. Namun,
dari segi kesekretariatan dirasa masih kurang. Mengingat kesulitan kami
dalam mendapatkan akses data statistik tentang desa atau masalah apa pun
itu mengenai data-data Desa Rawa Kidang.

C. Permasalahan Desa
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi selama survei KKN, telah
ditemukan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa
Rawa Kidang. Permasalahan tersebut terdiri dari masalah ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan kebersihan, keagamaan, serta sosial
kemasyarakatan. Permasalahan-permasalahan tersebut kami identifikasi
dengan pendekatan problem solving. Permasalahan di berbagai bidang tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bidang Ekonomi
Masalah utama dari permasalahan ekonomi ini adalah masih
banyaknya pemuda usia produktif yang masih menjadi pengangguran.
Fenomena ini terjadi karena banyak masyarakat yang mengesampingkan
tingkat pendidikan mereka sehingga tidak memenuhi kualifikasi untuk
bekerja di perusahaan. Mayoritas warga Desa Rawa Kidang bekerja sebagai
buruh tani dan buruh pabrik. Wilayah Desa Rawa Kidang dikelilingi oleh
sawah yang membentang luas, namun sawah-sawah tersebut sudah banyak
yang dimiliki oleh pihak swasta sehingga masyarakat yang bekerja di sawah
menggunakan sistem bagi hasil panen antara pemilik lahan dengan
penggarap lahan. Sebagian lainnya bekerja sebagai buruh pabrik di mana
penghasilan yang didapatkan terbilang lebih baik daripada sebagai buruh
tani.

4 Kecamatan Sukadiri Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang,

diakses pada 9 September 2018, dari: https://tangerangkab.bps.go.id/publication/2017/09-


/20/c90afb02feef16386047c0ae/kecamatan-sukadiri-dalam-angka-2017.html

Cahaya di Langit Rawa Kidang |25


2. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan tonggak utama dalam melakukan perubahan
pada tatanan kehidupan. Desa Rawa Kidang hanya memiliki 1 SD, 1
pesantren, dan 2 PAUD. Selain 4 lembaga pendidikan tersebut, terdapat 3
TPA yang di dirikan secara sukarela oleh warga setempat dengan tenaga
pengajar seadanya. 1 TPA berlokasi di RW 03, sedangkan 2 TPA lainnya
berlokasi di RW 04. Warga Desa Rawa Kidang sebagian besar hanya
menempuh pendidikan hingga tingkat SD, sangat sedikit yang melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Terlebih lagi bahwa mayoritas
masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani dan buruh pabrik masih bisa
dikatakan kurang peduli dengan pendidikan bagi anak-anak mereka. Kami
katakan demikian karena berdasarkan hasil dialog kami dengan warga
masyarakat yang mengatakan bahwa pendidikan tidak perlu terlalu tinggi,
karena ujung-ujungnya akan jadi pekerja juga. Oleh karena itu, perspektif
masyarakat tentang pendidikan perlu dibenahi agar masyarakat peduli
dengan pendidikan sebagai langkah untuk menuju perubahan yang lebih
baik di masa depan.

3. Bidang Kesehatan dan Kebersihan


Masyarakat Desa Rawa Kidang masih kurang perhatian terhadap
kesehatannya. Hal ini dapat disebabkan karena minimnya sarana dan
prasarana kesehatan yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Desa Rawa
Kidang hanya memiliki 4 tenaga medis yang memiliki wilayah kerja untuk 4
RW. Kurangnya tenaga medis ini juga menjadi penyebab tidak semua warga
bisa dilayani dengan baik. Selain faktor-faktor tersebut Kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih pun masih rendah. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang masih menggunakan air kali
untuk kegiatan Mandi, Cuci, Kakus (MCK), selain itu kali pun digunakan
sebagai sarana tempat pembuangan sampah.

4. Bidang Keagamaan
Mayoritas penduduk desa adalah pemeluk agama Islam, terbukti
dengan banyaknya acara pengajian rutin dan beberapa pengajian untuk
anak-anak serta remaja di berbagai sudut desa. Akan tetapi di kalangan
mereka terdapat beberapa perbedaan cara pandang terkait dengan
pelaksanaan ibadah. Contohnya di RW 03 azan tidak boleh

26| Cahaya di Langit Rawa Kidang


dikumandangkan dengan bantuan pengeras suara. Sementara di RW 04
diperbolehkan menggunakan pengeras suara. Meskipun banyak terdapat
mushalla di setiap sudut desa, namun antusiasme warga untuk melakukan
shalat berjamaah masih sangat kurang.

5. Bidang Sosial Kemasyarakatan


Permasalahan yang dihadapi oleh warga Desa Rawa Kidang adalah
adanya gap antara orang yang memiliki kehidupan lebih baik (mampu) dan
orang yang dalam keterbatasan hidup (kurang mampu). Kesenjangan ini
disebabkan karena masing-masing pihak memiliki cara pandang negatif
terhadap pihak lain, sehingga pihak yang lebih kuat cenderung underestimate
terhadap yang lemah, dan yang lemah menganggap bahwa yang kuat tidak
akan mau membantu mereka.

D. Profil Kelompok KKN-PpMM SIAP 86

Gambar 1.1: Logo KKN SIAP 86

Kelompok KKN SIAP 86 merupakan singkatan dari Smart, Integrity,


Active dan Productive. Sesuai dengan namanya, KKN SIAP mempunyai misi
yaitu Kelompok 086 yang akan selalu memberikan semangat kepada semua
orang dan mengabdi pada masyarakat Desa Rawa Kidang, Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Adapun logo dari KKN SIAP merupakan
suatu kesatuan yang tentunya memiliki arti dan makna. Gambar bunga
teratai merupakan lambang dari KKN SIAP yang berarti menjaga keindahan
dengan baik dan menambah keindahan bagi lingkungan sekitar. Gambar
bintang yang melambangkan jumlah fakultas yang ikut andil dalam

Cahaya di Langit Rawa Kidang |27


kelompok KKN SIAP 86. Gambar padi yang mempunyai arti tenteram, damai
dan sejahtera. Warna hijau pada gambar di sini mempunyai arti kesuburan,
kesegaran, kedamaian dan keseimbangan. Gambar perisai yang mempunyai
arti kekukuhan dan ketangguhan. Dan terakhir nama KKN SIAP 86
merupakan nama dari kelompok kami yaitu Kelompok 086.
Peserta KKN SIAP 86 di Desa Rawa Kidang terdiri dari 18 orang dari
berbagai Fakultas dan Jurusan yang berbeda-beda, yang memiliki keahlian
masing-masing yang dapat mendukung kegiatan KKN di Desa Rawa Kidang
Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang.
Rizky Darmawan adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,
tepatnya pada Jurusan Ilmu Hukum. Ia memiliki potensi akademik dalam
bidang Hukum, tentang konflik sosial yang ada dimasyarakat dan berbagai
macam perjanjian formal ataupun kontrak kerja. Serta potensi non-
akademiknya berupa pencak silat. Rizki merupakan ketua kelompok KKN
SIAP 86.
Handan Siswaningrum adalah mahasiswi Fakultas Sains dan
Teknologi, tepatnya pada Jurusan Teknik Informatika. Ia memiliki potensi
akademik dalam bidang Ilmu Komputer, dan ia memiliki potensi non-
akademik yaitu memasak. Handan merupakan sekretaris 1 di kelompok
KKN SIAP 86.
Amalia Wisa Sabila biasa dipanggil Amel, merupakan mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, tepatnya pada Jurusan Sosiologi. Ia
memiliki potensi akademik pada bidang Ilmu Sosial, dan ia memiliki potensi
non-akademik yaitu memasak, dan aktif pada kegiatan sosial di kampusnya.
Amel merupakan sekretaris 2 di kelompok KKN SIAP 86.
Aditiya Bestari adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,
tepatnya pada Jurusan Perbandingan Mazhab. Ia memiliki potensi akademik
pada bidang Perbandingan Mazhab, dan ia memiliki potensi non-akademik
yaitu bermain game, olahraga sepak bola, dan sangat ahli dalam mengelola
keuangan. Adit merupakan bendahara 1 di kelompok KKN Siap 86.
Dian Nur Aini adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum,
tepatnya pada Jurusan Perbandingan Mazhab. Ia memiliki potensi akademik
pada bidang Perbandingan Mazhab, dan ia memiliki potensi non-akademik
yaitu memasak, dan mengelola keuangan. Dian merupakan bendahara 2 di
kelompok KKN Siap 86.
Arsyilla Destriana adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum,
tepatnya pada Jurusan Ilmu Hukum. Ia memiliki potensi akademik pada

28| Cahaya di Langit Rawa Kidang


bidang Hukum, selain itu ia memiliki potensi non-akademik yaitu pada
bidang seni pertunjukan, aktif di beberapa organisasi kepemudaan seperti
ikatan abang nona Tangerang Selatan, dan aktif di dunia hiburan dalam seni
pertunjukan.
Ratna Sari biasa dipanggil Nana, merupakan mahasiswi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, tepatnya pada Jurusan Manajemen. Ia memiliki potensi
akademik pada bidang Manajemen, selain itu ia memiliki potensi non-
akademik yaitu memasak dan pernah mengikuti perlombaan kreativitas
koran se-Jakarta Barat.
Muhamad Syarifudin adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, tepatnya pada Jurusan Komunikasi dan Penyiar Islam. Ia
memiliki potensi akademik pada bidang Broadcasting, selain itu ia memiliki
potensi non-akademik dalam hal fotografi, dan video grafi.
M. Furqan Haqqi biasa dipanggil Ucin, merupakan mahasiswa
Fakultas Ushuluddin, tepatnya pada Jurusan Agama-agama. Ia memiliki
potensi akademik pada bidang Studi Islam dan Bahasa Inggris, serta potensi
non-akademik berupa bermain musik.
Rizka Amalia yang biasa dipanggil Ika, merupakan mahasiswi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, tepatnya pada Jurusan Manajemen
Pendidikan. Ia memiliki potensi akademik pada bidang Manajemen, dan
Bahasa Arab, selain itu ia memiliki potensi non-akademik dalam hal pencak
silat, nasyid, bisnis dan bermain badminton.
Atikah Rahmah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, tepatnya pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Ia memiliki
potensi akademik pada bidang Bahasa Inggris dan Matematika, selain itu ia
juga memiliki potensi non-akademik dalam hal memasak, aktif dalam bidang
perpustakaan, dan membaca buku.
Aji Fauzan Aulia adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora,
tepatnya pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Ia memiliki potensi
akademik pada bidang Sejarah, selain itu ia memiliki potensi non-akademik
dalam hal fotografi dan memasak.
Farhan Febrian adalah mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah,
tepatnya pada Jurusan Dirasat Islamiyah. Ia memiliki potensi akademik pada
bidang Keagamaan, selain itu ia juga memiliki potensi non-akademik dalam
hal memasak, bermain futsal dan marawis.
Selly Safariyah Fatimah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, tepatnya pada Jurusan Pendidikan Biologi. Ia memiliki potensi

Cahaya di Langit Rawa Kidang |29


akademik pada bidang Biologi, Matematika dan Bahasa Inggris, selain itu ia
memiliki potensi non-akademik yaitu dalam bidang kreativitas membuat
terarium dari stoples kaca, keset dari kain bekas dan memasak.
Endah Nuryana adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, tepatnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Ia memiliki
potensi akademik pada bidang Keagamaan, selain itu ia juga memiliki
potensi non-akademik yaitu memasak.
Risma Ramjani adalah mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi,
tepatnya pada Program Studi Kimia. Ia memiliki potensi akademik pada
bidang Kimia, selain itu ia juga memiliki potensi non-akademik yaitu
memasak, bernyanyi dan menari.
Ahmad Misbahul Munir adalah mahasiswa Fakultas Sains dan
Teknologi, tepatnya pada Jurusan Teknik Informatika. Ia memiliki potensi
akademik pada bidang Komputer, ia juga pandai dalam bermain game dan
futsal.
Muhammad Nur Fadillah adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, tepatnya pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Ia memiliki potensi akademik pada bidang Bahasa dan Sastra
Indonesia, selain itu ia juga pandai dalam hal menulis, pencak silat, dan futsal.

E. Fokus dan Prioritas Program


Berdasarkan sub bab permasalahan terdapat 5 (lima) bidang
permasalahan: 1) Bidang Ekonomi, 2) Bidang Pendidikan, 3) Bidang
Kesehatan dan Kebersihan, 4) Bidang Keagamaan dan 5) Sosial
Kemasyarakatan. Adapun rincian prioritas programnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1: Prioritas Program dan Kegiatan
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Pendidikan EduAction Rawa Kidang
Memberikan Motivasi Belajar
Pengembangan Kognitif dan Psikomotorik
Anak
Kursus
Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN
Rawa Kidang
Active Learning

30| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Fun Science
Bidang Ekonomi Rawa Kidang Berkreasi
Pembuatan Keset
Pembuatan Terarium
Pelatihan Sablon
Penyuluhan Pengelolaan Keuangan
Keluarga
Bidang Sosial Rawa Kidang Bersosial
Kemasyarakatan Penyuluhan Narkoba
Perayaan Peringatan HUT RI ke-73
Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni
Pengecatan Tembok Desa
Bidang Keagamaan Rawa Kidang Mengaji
Pengajian
Pemberian Alat Ibadah
Pembuatan Papan Nama Masjid
Mengajar di Majelis
Bidang Kesehatan Gerakan sehat ceria Rawa Kidang
Jalan Sehat
Jumat Bersih
Posyandu
Senam Ceria

F. Sasaran dan Target


Adapun sasaran dan target Kegiatan Kerja Nyata (KKN) SIAP 86, yaitu:
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No. Kegiatan Sasaran Target
1. Motivasi Belajar Siswa-siswi SDN 20 siswa-siswi
Pengembangan Desa Rawa Kidang menerima
Kognitif dan motivasi agar
Psikomotorik terus belajar dan
Anak dapat
mengembangkan
kemampuan
non-
akademiknya

Cahaya di Langit Rawa Kidang |31


2. Kursus Anak-anak Desa 50 anak Desa
Rawa Kidang tingkat SD-SMA
tingkat SD-SMA mendapatkan
pembelajaran
tambahan
Matematika,
Bahasa Inggris
dan IPA
3. Mengajar di Guru-guru PAUD 20 guru PAUD
PAUD dan SDN Salsabila dan SDN Salsabila dan
Rawa Kidang Rawa Kidang SDN Rawa
Kidang terbantu
di dalam
kegiatan belajar
mengajar
4. Active Learning Guru-guru Desa 30 guru Desa
Rawa Kidang Rawa Kidang
mendapatkan
pembelajaran
dalam
keterampilan
mengajar tenaga
pendidik di Desa
Rawa Kidang
dengan
menggunakan
metode-metode
pembelajaran
yang dapat
membawa anak-
anak aktif di
dalam kelas
dengan
mengembangkan
literasi sains dan
kemampuan
berpikir kritis

32| Cahaya di Langit Rawa Kidang


5. Fun Science Siswa-siswi kelas 6 60 siswa-siswi
SDN Rawa Kidang kelas 6 SDN
mendapatkan
pengalaman
belajar sains
yang
menyenangkan
kepada siswa,
menumbuhkan
rasa ingin tahu
yang tinggi serta
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis
siswa mengenai
sains
6. Pembuatan Keset Ibu-ibu PKK Desa 20 Ibu-ibu PKK
Rawa Kidang mendapatkan
pelatihan
pembuatan keset
dengan kain
bekas dan
menyampaikan
motivasi untuk
dapat berkreasi
menciptakan
produk bernilai
ekonomi
7. Pembuatan Ibu-ibu PKK Desa 20 Ibu-ibu PKK
Terarium Rawa Kidang mendapatkan
pelatihan
pembuatan
terarium sebagai
ladang berbisnis
hasil dari hobi
bercocok tanam
tanaman hias

Cahaya di Langit Rawa Kidang |33


dan menerima
motivasi untuk
lebih peduli
terhadap
lingkungan
8. Pelatihan Sablon Warga Desa Rawa 50 orang warga
Kidang usia Desa Rawa
dewasa Kidang usia
dewasa
mendapat
pelatihan
menyablon dan
dapat menerima
motivasi untuk
membuka usaha
dari pelatihan ini
9. Penyuluhan Bapak-bapak dan 30 Bapak-bapak
Pengelolaan Ibu-ibu Desa Rawa dan Ibu-ibu Desa
Keuangan Kidang Rawa Kidang
Keluarga menerima
informasi
tentang cara
mengelola
keuangan
keluarga dengan
baik dan benar
10. Penyuluhan Warga Desa Rawa 50 warga Desa
Narkoba Kidang Rawa Kidang
mendapatkan
informasi
mengenai
dampak negatif
dari narkoba
11. Perayaan Perlombaan 10 perlombaan
Peringatan HUT terselenggara
RI ke-73 untuk

34| Cahaya di Langit Rawa Kidang


memperingati
HUT RI ke-73
12. Pelatihan dan Anak-anak usia 05- 30 anak desa
Pertunjukan 12 tahun Desa Rawa Kidang
Pentas Seni Rawa Kidang dan mendapatkan
Warga Desa Rawa pelatihan drama,
Kidang nasyid, puisi dan
marawis serta
100 warga
terhibur saat
pertunjukan
pentas seni
sebagai
persembahan
terakhir dari
mahasiswa KKN
SIAP 86
13. Pengecatan Warga Desa Rawa 50 warga Desa
Tembok Desa Kidang Rawa Kidang
berpartisipasi
/terbantu dalam
memeriahkan
HUT RI ke 73
dengan
mengecat
tembok merah
putih
14. Pengajian Warga Desa Rawa 20 warga Desa
Kidang RW 002 Rawa Kidang
RW 002
berpartisipasi
dalam pengajian
rutin di Desa
Rawa Kidang
15. Pemberian Alat Masjid dan 3 Masjid dan 2
Ibadah mushalla di Desa mushalla di Desa
Rawa Kidang Rawa Kidang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |35


mendapatkan
alat ibadah
berupa mukena
16. Pembuatan Papan Papan nama 5 papan nama
Nama Masjid dan Masjid dan terpasang di 3
mushalla mushalla Masjid dan 2
mushalla di Desa
Rawa Kidang
17. Mengajar di Guru-guru 2 guru Pesantren
Majelis Pesantren Raudhatul
Raudhatul Hasanah
Hasanah terbantu dalam
kegiatan belajar
mengajar Iqra’
dan al-Quran
18. Jalan Sehat Warga Desa Rawa 100 warga Desa
Kidang Rawa Kidang
berpartisipasi
untuk
melakukan
kegiatan jalan
sehat dan
mendapatkan
doorprize bagi
warga yang
beruntung
19. Jumat bersih Warga Desa Rawa 10 warga Desa
Kidang Rawa Kidang
berpartisipasi
dalam
melakukan
kegiatan
membersihkan
Masjid dan
mushalla

36| Cahaya di Langit Rawa Kidang


20. Posyandu Ibu-ibu PKK Desa 4 Ibu-ibu PKK
Rawa Kidang dan dan 1 petugas
petugas kesehatan kesehatan
terbantu dalam
melaksanakan
program desa
21. Senam Ceria Warga Desa Rawa 20 warga Desa
Kidang Rawa Kidang
berpartisipasi
melakukan
senam bersama
untuk pola
hidup sehat

Cahaya di Langit Rawa Kidang |37


G. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan program dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Pra
KKN-PpMM 2018, (2) Implementasi Program di Lokasi KKN, (3)
Penyusunan Laporan dan Evaluasi Program. Penjelasan agenda pelaksanaan
program KKN dijelaskan dalam tabel berikut:

1. Pra-KKN PpMM 2018 (April-Juli 2018)


Jadwal kegiatan pra KKN-PpMM KKN SIAP 86 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3: Jadwal Pra-KKN PpMM
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Pembentukan Kelompok 10 April 2018
2. Penyusunan Proposal 18 Juni-6 Juli 2018
3. Pembekalan 25 April 2018
4. Survei 19 Mei 2018
07 Juni 2018
03 Juli 2018
5. Pelepasan 17 Juli 2018

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (20 Juli-20 Agustus 2018)


Jadwal kegiatan pelaksanaan program KKN-PpMM SIAP 86 adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program KKN
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Pembukaan di lokasi KKN 20 Juli 2018
2. Pengenalan lokasi dan masyarakat 23 Juli 2018
3. Implementasi Program 26 Juli – 17
Agustus 2018
4. Penutupan 18 Agustus 2018
5. Kunjungan Dosen 20 Juli 2018
10 Agustus 2018
17 Agustus 2018
18 Agustus 2018

38| Cahaya di Langit Rawa Kidang


3. Laporan dan Evaluasi Program (September- 2018)
Jadwal kegiatan pelaporan dan evaluasi program KKN SIAP 86 adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN- September-
PpMM Desember 2018
2. Verifikasi dan Penyuntingan oleh Oktober-
Kelompok dan Dosen Pembimbing November 2018
3. Penyelesaian dan Pengunggahan Film September-
Dokumenter Januari 2019
4. Pengesahan Buku Laporan September-
Januari 2019
5. Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN-
PpMM
6. Penilaian Hasil Kegiatan Januari 2019

H. Pendanaan
Berikut adalah rincian pendanaan yang telah kami himpun untuk
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN):
Tabel 1.6: Pendanaan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1. Kontribusi Mahasiswa Anggota Rp18.000.000,-
Kelompok @18 Orang X Rp1.000.000,-
2. Dana penyertaan Program Pengabdian Rp 6.250.000,-
Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2018)
Total Rp24.250.000,-

Cahaya di Langit Rawa Kidang |39


I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil
Kegiatan yang berisi 5 bab, dengan perincian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, bagian ini berisi gambaran umum tentang
pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 86 yang bertujuan untuk
menggambarkan dan memaparkan dasar pemikiran dari program-program
yang akan kami lakukan, kondisi umum tempat KKN-PpMM,
permasalahan, profil kelompok KKN-PpMM, fokus dan prioritas program,
sasaran dan target, jadwal pelaksanaan program, pendanaan serta
sistematika penyusunan.
BAB II Metode Pelaksanaan Program, pada bab ini penulis menjelaskan
tentang teori-teori metode intervensi sosial dan pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan dalam menjalankan
program di Desa Rawa Kidang selama KKN.
BAB III Kondisi Desa Rawa Kidang, pada bab ini penulis menjelaskan
tentang sejarah singkat Desa Rawa Kidang, letak geografis, struktur
penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, serta sarana dan
prasarana di Desa Rawa Kidang. Dalam bab ini, membantu penulis
mengetahui demografi keadaan Desa Rawa Kidang agar lebih mudah
mencari permasalahan dan cara menyelesaikannya.
BAB IV Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan, pada bab ini
penulis menjelaskan tentang deskripsi hasil pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat, bentuk dan hasil kegiatan pelayanan pada masyarakat, bentuk
dan hasil kegiatan pemberdayaan pada masyarakat serta faktor-faktor
pencapaian hasil.
BAB V Penutupan, Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan
rekomendasi terhadap kegiatan KKN di Desa Rawa Kidang.
Bagian 2, Refleksi Hasil Kegiatan. Yang terdiri dari 2 bab, dengan
perincian sebagai berikut:
Bab VI, Kisah Inspiratif selama KKN-PpMM 2018. Dalam bab ini
disampaikan refleksi mahasiswa atas program KKN, sisi positif teman-
teman kelompok, kisah desa yang menginspirasi.
Bab VII, Bagian ini berisi tentang kesan dan pesan masyarakat sekitar
atas pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Rawa Kidang.

40| Cahaya di Langit Rawa Kidang


“ Menghargai dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri adalah cara terbaik
untuk bertahan dalam hidup “
-Atikah Rahmah-

Cahaya di Langit Rawa Kidang |41


BAB II
METODE PENGABDIAN

A. Pendekatan
Berdasarkan kondisi Rawa Kidang dan permasalahan yang terjadi,
maka pendekatan yang digunakan KKN SIAP 86 adalah problem solving adalah
suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat
diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Berdasarkan konsep di atas,
dapat dimaknai bahwa problem solving yaitu suatu pendekatan di mana
langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat
kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai
dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.5
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program serta perumusan strategi pemberdayaan masyarakat
dan pemecahan masalah, maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT
terdiri dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(Peluang), Threats (hambatan). SWOT mengidentifikasi situasi internal dan
eksternal berupa faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan
faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Identifikasi situasi ini
merupakan basis informasi untuk analisis matriks SWOT, dengan tahapan
a) membuat daftar kekuatan internal, b) membuat daftar kelemahan
internal, c) membuat daftar peluang eksternal, dan d) membuat daftar
ancaman eksternal, pada program pemberdayaan.6
Ini berarti orientasi pembelajaran problem solving merupakan investigasi
dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah. Apabila pemecahan
yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah
terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap pembuat program harus

5 Widodo, Winarso. Problem Solving, Creativity dan Decision Making Dalam Pembelajaran
Matematika. (Cirebon: Jurnal EduMa Vol.3 No.1, 2014) diakses pada 16 Januari 2018, dari:
https://media.neliti.com/media/publications/69316-ID-problem-solving-creativity-dan-
decision.pdf
6 Ronald, Tambelangi. Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Desa Koloray Kecamatan

Morotai Selatan. Diakses pada 16 Januari 2018, dari


https://journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera27-Dbs-NaXKw5lEGY36yLJ73l9Cu.pdf

43
mulai kembali berpikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.7
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru
adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain.
Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak
masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau
kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-
gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itulah yang
mencakup problem solving.
Dalam penerapan metode ini untuk memecahkan masalah yang ada di
Desa Rawa Kidang, yaitu dengan melakukan langkah-langkah seperti:8
1. Engagement yakni melakukan kontak dan pendekatan awal dengan
beragam individu, kelompok, dan lembaga yang ada di Desa Rawa
Kidang. Hal ini kami lakukan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam mengidentifikasi masalah yang ada.
2. Assessment yakni memahami dan menganalisis masalah serta mencari
apa yang dibutuhkan di Desa Rawa Kidang tersebut.
3. Penelitian yakni kami melakukan pengumpulan dan identifikasi data
yang telah kami dapatkan sehingga menjadi informasi yang dapat
dijadikan dasar dalam merencanakan pemecahan masalah. Hal ini
dilakukan agar kami bisa merancang cara atau program apa yang tepat
dalam memecahkan masalah tersebut. Kami juga melakukan penelitian
terlebih dahulu dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan Threats) dalam menentukan program atau
kegiatan apa yang tepat untuk diterapkan nantinya.
4. Communicationand Group Work yaitu melakukan komunikasi dan bekerja
sama dengan kelompok atau lembaga yang dapat dijadikan sarana
pemecahan masalah dan memberi dukungan atas program yang akan
kami buat.
5. Manajemen sumber yakni memobilisasi sumber-sumber yang ada di
masyarakat, termasuk juga mencari dukungan dari masyarakat untuk

7 Widodo, Winarso. Problem Solving, Creativity dan Decision Making Dalam Pembelajaran
Matematika. (Cirebon: Jurnal EduMa Vol.3 No.1, 2014) diakses pada 16 Januari 2018, dari:
https://media.neliti.com/media/publications/69316-ID-problem-solving-creativity-dan-
decision.pdf
8 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: Refika Aditama,

2005).h. 46.

44| Cahaya di Langit Rawa Kidang


melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat serta pemecahan
masalah yang ada di lingkungan mereka.
6. Konseling dan implementasi program di mana dilakukan bimbingan
dan penyuluhan terhadap masyarakat atas masalah yang mereka
hadapi. Pada tahap ini kami telah melaksanakan program dan kegiatan
yang dinilai tepat dalam mengatasi permasalahan yang ada di
masyarakat.
7. Evaluation, hal ini juga kami lakukan untuk mencatat dan melaporkan
terkait pelaksanaan dan monitoring program yang kami jalankan.

B. Pemetaan Wilayah dan Sosial Masyarakat


1. Teknik Pemetaan Wilayah
Desa Rawa Kidang merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Dalam teknik pemetaan wilayah Desa
Rawa Kidang, kelompok KKN SIAP 86 menggunakan teknik observasi dan
wawancara langsung untuk mengetahui wilayah dan lingkungan desa.
Teknik observasi merupakan teknik pengamatan dengan menggunakan
indra penglihatan, merasakan dan memahami keadaan suatu fenomena
untuk mendapatkan informasi. Pada awalnya, kelompok KKN SIAP 86
melakukan observasi sebelum terlaksananya kegiatan KKN, melihat kondisi
wilayah dan lingkungan Desa Rawa Kidang dan kemudian kelompok KKN
SIAP 86 melakukan tahap wawancara dengan para petinggi desa dan warga
desa. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden untuk menggali
sebuah informasi.9
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa Desa
Rawa Kidang berbatasan dengan Desa Mekar Kondang, Buaran Mangga, dan
Desa Kramat. Desa Rawa Kidang memiliki tiga kampung, yaitu Kampung
Rawa Kidang, Kampung Pabuaran, dan Kampung Jamblang. Kemudian Desa
Rawa Kidang memiliki 4 RW (Rukun Warga) atau kejaroan dan memiliki
18 RT (Rukun Tetangga). Kantor Desa Rawa Kidang terletak di Kampung
Rawa Kidang dan termasuk dalam RT 01/03. Kelompok KKN SIAP 86
melaksanakan pengabdian masyarakat mencakup wilayah RW 01 dan 03.

9 Soehartono, Irawan. Metode Peneitian Sosial. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2011)

Cahaya di Langit Rawa Kidang |45


2. Teknik Pemetaan Masyarakat
Pemetaan masyarakat atau pemetaan sosial merupakan proses
penggambaran masyarakat yang sistematik dan melibatkan pengumpulan
data serta informasi mengenai masyarakat yang di dalamnya berupa profil
dan masalah sosial yang ada pada masyarakat. Menurut Netting, Kettner dan
McMurtry (1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling
atau pembuatan profil suatu masyarakat. Pada teknik Pemetaan sosial
masyarakat Desa Rawa Kidang, KKN SIAP menggunakan teknik atau
metode Partisipatory Rural Apprasial (PRA) yang merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok
untuk mendapat informasi suatu wilayah yang masyarakat dilibatkan secara
aktif dan diposisikan sebagai subjek. Pada teori ini, masyarakat diharapkan
untuk terlibat dan juga berpartisipasi dalam menyukseskan program-
program dan acara yang dibuat mahasiswa ataupun birokrat. 10
Pada dasarnya teori ini bersifat top-down tetapi dalam proses
pelaksanaan program mulai melibatkan masyarakat sebagai sasaran
sehingga teori ini mengarah pada upaya pemberdayaan meskipun belum
secara menyeluruh.11 Kelompok KKN SIAP 86 menggunakan metode ini
dengan cara wawancara, observasi, dan melakukan strategi SWOT (strength,
weakness, opportunities, thread). SWOT digunakan menilai kekuatan dan
kelemahan dari potensi Desa Rawa Kidang. Menurut David (2008),
kekuatan ataupun kelemahan internal digabungkan dengan peluang atau
ancaman dari eksternal menjadi dasar dalam penetapan tujuan dan strategi.
Penetapan tujuan dan strategi adalah untuk memanfaatkan kekuatan dan
mengatasi ancaman yang ada.12 Kelompok KKN SIAP 86 menggunakan
format pemetaan sosial yang diberikan pihak PPM sebelum berlangsungnya
KKN sehingga memudahkan untuk menggali informasi.
Berdasarkan hasil observasi dan teknik pemetaan sosial yang
dilakukan saat survei terlihat bahwa desa ini memiliki kondisi lingkungan

10 Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat (Bandung: Humaniora Utama,


2001)
11 Eva Nugraha, Pedoman Pengabdian Masyarakat. (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat, 2018), h. 84.
12 Permana, Dian. Jurnal Analisis Pengelolaan Desa Pajabon Kecamatan Karyamulya

Kabupaten Kuningan sebagai Desa Ekowisata. (Jakarta: ProBiology Education Conference, Vol 13,
2016) diakses pada 16 Januari 2018, dari :
https://www.neliti.com/publications/175575/analisis-pengelolaan-desa-pajambon-
kecamatan-karyamulya-kabupaten-kuningan-sebag

46| Cahaya di Langit Rawa Kidang


yang kurang terjaga, terlihat bahwa di sepanjang kali terdapat banyak
sampah dan kali tersebut digunakan untuk mencuci pakaian. Kemudian
kondisi sosial masyarakat desa tergolong baik karena solidaritas antar
warganya kuat, berdasarkan wawancara dengan Pak Jaro Arif selaku warga
dan sosok yang di segani di desa ini sering melaksanakan gotong royong
setiap hari Jumat, ketika ada warga yang sedang mengadakan hajatan atau
membangun rumah, warga lainnya turut serta membantu. Selanjutnya pada
kondisi keagamaan di Desa Rawa Kidang hampir seluruh warganya
beragama Islam dan terbilang religius, setiap minggu ada beberapa pengajian
di setiap malam maupun siang.
Pada bidang pendidikan, di desa ini hanya memiliki dua sekolah dasar,
dan tidak memiliki SMP ataupun SMA. Pendidikan rata-rata didesa ini
adalah SMA. Anak-anak di desa ini terutama anak SD memiliki semangat
belajar yang bagus namun ada salah satu sekolah yang masih kekurangan
tenaga pengajar yaitu SDN Rawa Kidang. Kemudian pada bidang ekonomi,
rata-rata penduduk Desa Rawa Kidang bermata pencaharian seorang petani,
pedagang, karyawan, dan buruh pabrik. Pengangguran juga terbilang cukup
banyak di desa ini.

C. Penyusunan Program.
Di dalam penyusunan Program kegiatan KKN ini kami buat atas dasar
apa yang sudah kami lihat di saat survei sebelum kegiatan KKN ini dimulai.
Kami sudah melihat keadaan desa dan kami mengadakan rapat kelompok
untuk membahas program. Keterlibatan anggota di sini sangat dominan
mengenai program yang dibuat selama KKN. Dari tiap orang di dalam
anggota menyumbang satu program kegiatan untuk dilaksanakan di desa,
akan tetapi program tersebut kami pilih untuk di adakan di Desa Rawa
Kidang. Dari rapat tersebut kami mendapatkan beberapa gambaran program
kerja yang akan kami adakan di desa seperti Pelatihan Pembuatan Keset,
Penyuluhan Narkoba, Senam Ceria, Kursus untuk anak Sekolah Dasar,
Pelatihan Terarium, Pelatihan dan Pemberian Alat-alat Sablon, Active
Learning, Pelatihan Musik dan Pembuatan Film, Ternak Lele, Kampung 3D,
Pentas Seni, Pemberian Alat Ibadah, Jalan Sehat beserta Cek Kesehatan.
Akan tetapi, dari setiap perencanaan program ada beberapa yang kami
hapus dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengadakan
program tersebut, seperti Kampung 3D, kami membatalkan karena dananya
yang lumayan besar dan tidak ada tempat yang cocok untuk dijadikan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |47


Kampung 3D. Begitu pun, program Ternak Lele juga kami batalkan
dikarenakan kondisi desa yang tidak memungkinkan untuk beternak lele
dan pengetahuan kami yang minim akan ternak lele. Dan untuk program Cek
Kesehatan juga kami batalkan dikarenakan adanya kesalahan informasi
terkait proposal yang kami berikan kepada Dinas Kesehatan. Dinas
Kesehatan memberikan surat kepada Puskesmas mengenai program Seminar
Kesehatan akan tetapi maksud kelompok kami adalah program Cek
Kesehatan, maka dari situ kami batalkan untuk mengadakan program Cek
Kesehatan.
Keterlibatan Dosen Pembimbing dalam merencanakan program kami
juga cukup besar. Dosen Pembimbing kami memberikan arahan mengenai
program kami, seperti dalam program Seminar Penyuluhan Narkoba, beliau
memberikan masukan untuk mengajak kerja sama dengan pihak Badan
Narkotika Nasional (BNN) agar warga di desa lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatannya. Contoh program lain yang diberikan masuk oleh
dosen adalah program Cek Kesehatan, dosen kami memberikan arahan
untuk memberikan proposal kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan
Cek Kesehatan di desa. Dosen pembimbing di sini juga memberikan ide
program berupa jualan Online, Penyuluhan Media Sosial Mengenai Berita
Hoax dan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga. Dari semua ide yang
berikan dosen pembimbing kami hanya merealisasikan 1 program yaitu
Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga, karena kami menganggap
program itu yang paling pas untuk desa dan mengapa kami tidak memakai
program yang lain karena anak-anak sampai orang tua di sini sudah memakai
handphone yang bisa dikategorikan canggih dan sudah mengerti mengenai
jualan Online dan mengapa kami tidak memilih Penyuluhan Media Sosial
Mengenai Berita Hoax, karena kami lebih memprioritaskan mengenai
ekonomi didesa agar para keluarga tidak menghabiskan uangnya ke hal yang
tidak penting.
Adapun keterlibatan masyarakat dalam program kerja yang kami akan
buat untuk desa yaitu berupa masukan berupa program Senam Ceria yang
dilakukan mengenai waktu, tempat dan irama senam. Masukan berupa
adanya doorprize di program Jalan Sehat, masukan berupa perlombaan HUT
RI ke-37 mengenai waktu, tempat dan lomba-lomba yang akan diadakan.

48| Cahaya di Langit Rawa Kidang


D. Strategi Implementasi Program
Setiap program akan berjalan dengan lancar apabila terdapat strategi
dalam pelaksanaannya. Dalam menjalankan program, Kelompok KKN SIAP
86 memaksimalkan aset kelompok dan juga individu yang kami miliki.
Berbekal dari kemampuan kelompok, terlaksanalah program-program kami
mulai dari bidang pendidikan, dalam bidang ini setiap kegiatan kami
mempersiapkan segala sesuatunya bersama. Bidang pendidikan yang
meliputi Bimbingan Belajar di rumah KKN, Active Learning, Menonton Film
Edukasi, dan kegiatan Praktikum Sains di SDN Rawa Kidang. Semua
kegiatan tersebut kami lakukan berdasarkan kemampuan kami, kecuali
pada kegiatan Active Learning, dikarenakan kegiatan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kualitas guru pengajar di beberapa sekolah, maka
dibutuhkannya pembicara dengan keahlian khusus di bidangnya, oleh
karena itu kami menggunakan aset individu yaitu dengan mengundang salah
seorang Dosen Tarbiyah Universitas Islam Negerri (UIN) Jakarta yaitu
Bapak Taneji, M.A. menjadi pembicara pada kegiatan tersebut.
Begitu juga di Bidang Keagamaan, kami mengajar mengaji setiap
Minggu di pesantren sebelah rumah kami. Di bidang keagamaan ini, kami
memaksimalkan aset kelompok dan individu, ilmu agama yang kami miliki
dari setiap orangnya dimaksimalkan untuk mengajar mengaji untuk anak-
anak di Desa Rawa Kidang. Selanjutnya di bidang ekonomi yaitu penyuluhan
pengelolaan keuangan keluarga yang juga menggunakan aset kelompok dan
individu. Di sini kami menjadi penyedia tempat dan acara, materi ini
diberikan oleh Dosen Pembimbing kami yaitu Bapak Hidayatullah, M.H dan
pembicara dari Koperasi BMI Syariah.
Lalu dalam bidang sosial kemasyarakatan, kami menyelenggarakan
perlombaan 17 Agustus di daerah tempat tinggal kami. Di sini kami yang
berperan sebagai panitia dan memaksimalkan tenaga serta ide dari setiap
anggota kelompok. Dilanjutkan dengan penutupan serta pentas seni yang
dilakukan oleh anak-anak Desa Rawa Kidang. Konsep dari pentas seni di
kegiatan ini adalah memaksimalkan potensi anak-anak Desa Rawa Kidang
untuk menampilkan minat bakat mereka di bidang kesenian seperti
menyanyi, berpidato, berpuisi, serta berseni peran. Anak-anak ini dilatih
sesuai dengan kemampuan dari setiap anggota kelompok. Sehingga dalam
aspek sosial masyarakat kami menggunakan aset kelompok dan individu.
Begitu juga sumbangan baju bekas, kami mengumpulkan secara kolektif baju
bekas milik individu masing-masing dalam kelompok.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |49


Pada bidang kesehatan kami juga memaksimalkan aset individu
kelompok, yaitu kami menjadi panitia gerak jalan dalam rangka
memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Kemudian dalam aspek
lingkungan kami juga memaksimalkan aset individu kelompok yaitu dengan
mengadakan Jumat bersih dan membuat Papan Nama Masjid dan mushalla
untuk Desa Rawa Kidang sebagai peninggalan kami agar dapat dikenang di
kemudian hari kelak bahwa KKN SIAP 86 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah meninggalkan beribu kebaikan di Rawa Kidang.

50| Cahaya di Langit Rawa Kidang


“Hidup ini seperti bola basket. Semakin kuat dibenturkan,
semakin tinggi pula bola itu memantul ke atas. Begitu pula
dengan kehidupan. Jika hidup tak ada benturan dan cobaan, tak
mungkin pula melambung menuju kesuksesan“
- M. Furqan Haqqy -

Cahaya di Langit Rawa Kidang |51


BAB III
KONDISI DESA RAWA KIDANG

A. Sejarah Singkat Desa Rawa Kidang


Rawa kidang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Asal nama dari desa ini yaitu berasal dari
kata rawa dan kidang. Rawa yang berarti rawa-rawa. Dahulu sebagian besar
wilayah desa ini hanya dipenuhi rawa dengan rumput yang tinggi. Kemudian
kidang yang diambil dari nama hewan yaitu kijang, yang pada awalnya
terdapat populasi kijang di daerah Desa Rawa Kidang.13
Desa Rawa Kidang mulai ditetapkan secara resmi oleh pemerintah
dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10
Tahun 2000 tentang resminya Kecamatan Jayanti, Kemiri, Sukadiri, Cisauk,
dan Jambe di wilayah Kabupaten Tangerang.14
Wilayah Kecamatan Sukadiri terdiri dari beberapa desa, yaitu sebagai
berikut:
1. Desa Sukadiri 5. Desa Karang Serang
2. Desa Buaran Jati 6. Desa Kosambi
3. Desa Rawa Kidang 7. Desa Mekar Kondang
4. Desa Pekayon 8. Desa Gintung.

B. Letak Geografis
Berdasarkan hasil pemetaan, luas wilayah Desa Rawa Kidang adalah
2.185 km2 dengan persentase 14.84% dari luas Kecamatan Sukadiri. Menurut
penggunaan luas wilayah, Desa Rawa Kidang di Kecamatan Sukadiri adalah
1.113 Ha merupakan tanah persawahan sedangkan 1.072 Ha merupakan lahan
non-pertanian. Batas administrasi Desa Rawa Kidang berbatasan dengan
Desa Karang Serang dan Surya Bahari di sebelah Utara, Desa Mekar Kondang
dan Buaran Jati di sebelah Selatan, Desa Sukadiri di sebelah Barat dan Desa
Kramat Kecamatan Paku Haji di sebelah Timur.15 Secara administratif Desa
Rawa Kidang terdiri dari 3 kampung yaitu kampung Rawa Kidang, kampung

13 Wawancara pribadi Staff Desa Rawa Kidang, Bapak Jaro Arif, 28 Juni 2018
14 Nadhifah, Imatun, ed., “BAB III Kondisi Desa Rawa Kidang” dalam Memoar Sang
Juara Rawa Kidang. (Ciputat: Psuat Pengabdian kepada Mayarakat, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017)
15 Kecamatan Sukadiri Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang,

diakses pada 11 September 2018, dari: https://tangerangkab.bps.go.id/publication/2017/09-


/20/c90afb02feef16386047c0ae/kecamatan-sukadiri-dalam-angka-2017.html

53
Jamblang dan kampung Pabuaran, secara keseluruhan Desa Rawa Kidang
memiliki 18 RT dan 4 RW. Berdasarkan observasi kami, Desa Rawa Kidang
paling berdekatan dengan Desa Mekar Kondang dan juga Desa Kosambi.
Sebagian wilayah desa banyak lahan persawahan karena sebagian besar
warga desa ada yang bekerja sebagai petani. Letak desa terbilang cukup
strategis, namun masih jauh dari sarana seperti yang biasa ada di perkotaan,
misalnya letak mini market, mesin ATM, dan toko perlengkapan, yang sangat
jauh dari desa.16

Data Monografi Desa


1. Nama Desa : Rawa Kidang
2. Kecamatan : Sukadiri
3. Kabupaten : Tangerang
4. Provinsi : Banten

Berdasarkan Google Maps, keberangkatan dari kampus UIN Syarif


Hidayatullah ke Desa Rawa Kidang menempuh perjalanan paling lama
selama 1 jam 22 menit dengan jarak tempuh 47,3 km dan perjalanan paling
cepat selama 1 jam 19 menit dengan jarak tempuh 48,2 km. Namun, selama
survei yang kami lakukan, perjalanan ke Desa Rawa Kidang menempuh lama
perjalanan kurang lebih 2 jam. Jika menggunakan transportasi KRL commuter
line (kereta) menghabiskan waktu lebih lama yaitu kurang lebih 2 jam 30
menit dengan awal keberangkatan dari stasiun Pondok Ranji menuju stasiun
Tangerang dan dilanjutkan dengan naik angkutan umum selama setengah
jam perjalanan.

16 Catatan Observasi Lapangan, tanggal 28 Juni 2018

54| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Gambar 3.1: Peta Perjalanan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke
Desa Rawa Kidang

Gambar 3.2: Peta Desa Rawa Kidang secara keseluruhan

Adapun batas wilayah desa adalah sebagai berikut:


1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rawa Kidang dan Surya Bahari
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mekar Kondang dan Buaran
Mangga
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukadiri
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kramat

Cahaya di Langit Rawa Kidang |55


Gambar 3.3: Denah Letak Posko KKN SIAP 86

Keterangan :
1. Posko KKN SIAP 7. KUA Rawa Kidang
2. Mushalla Nurussalam 8. SDN Rawa Kidang
3. Pesantren Raudhatul Hasanah 9. Posyandu
4. Kantor Desa Rawa Kidang 10. Kecamatan Sukadiri
5. Mushalla Al-Islah 11. PAUD Salsabila
6. Masjid Jami Al-Amanah 12. Rumah Kepala Desa

Gambar di atas adalah peta posko KKN SIAP 86. Dari gambar di atas
bisa dilihat posko KKN SIAP 86 bisa dibilang strategis dalam pengabdiannya
di Desa Rawa Kidang. Dari gambar tersebut bisa kita lihat letak pesantren
bersebelahan dengan posko KKN SIAP 86 pesantren tersebut bernama
Rodatul Hasanah yang merupakan sasaran bagi kami untuk bertemu anak-
anak. Depan posko KKN SIAP terdapat mushalla yang memudahkan kami
bertemu warga karena sering mengadakan pengajian. Dapat di lihat juga
letak Kantor Desa/Balai desa sangat dekat dengan posko KKN SIAP 86.
Adapun SDN Rawa Kidang yang letaknya tidak begitu jauh dari posko KKN
SIAP 86.. Bisa dilihat juga gambar masjid di sini ada dua dan ini adalah letak
masjid yang terdekat dari posko KKN SIAP 86 yang memudahkan sosialisasi
dengan para warga. Letak Posyandu di sini juga tidak begitu jauh bisa
ditempuh jalan kaki sekitar 5 menit. Letak pasar dari posko KKN SIAP 86
adalah yang terjauh yang harus ditempuh oleh kendaraan sekitar kurang

56| Cahaya di Langit Rawa Kidang


lebih 20 menit. Namun, letak rumah Pak Kepala Desa lumayan jauh dari
posko yaitu di Kampung Pabuaran, sehingga koordinasi terkadang
terhambat. KKN SIAP 86 bisa dibilang mudah untuk melakukan kegiatan-
kegiatan karena letaknya yang strategis.

C. Struktur Penduduk
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan kelompok umur
Tabel 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah total
1. Laki-laki 2.471 jiwa
2. Perempuan 2.273 jiwa
Jumlah penduduk 4.744 jiwa

Berdasarkan data dari Badan pusat statistik Kabupaten Tangerang


2017 tercatat jumlah penduduk Rawa Kidang sebanyak 3.542 laki-laki dan
3731 perempuan. Dengan total keseluruhan 7.273 jiwa.

Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur


No. Kelompok Umur Penduduk Jumlah
1. 0-4 tahun 391
2. 5-9 tahun 319
3. 10-14 tahun 397
4. 15-19 tahun 469
5. 20-24 tahun 498
6. 25-29 tahun 411
7. 30-34 tahun 379
8. 35-39 tahun 339
9. 40-44 tahun 335
10. 45-49 tahun 330
11. 50-54 tahun 266
12. 55-59 tahun 229
13. 60-64 tahun 155
14. 65 tahun ke atas 226

Cahaya di Langit Rawa Kidang |57


2. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa dan Staf Desa,
seluruh penduduk Desa Rawa Kidang menganut agama Islam. Namun
berdasarkan data BPS tahun 2017 mencatat bahwa sebanyak 5.192 penduduk
Rawa Kidang menganut agama Islam. Sedangkan ada 2 masyarakat yang
menganut agama Protestan. Sedangkan Katolik, Hindu, Budha tidak ada
yang menganut agama ini.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Tabel 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk
1. Taman kanak-kanak (TK) 135
2. Tamat SD/Sederajat 1408
3. Tamat SMP/Sederajat 2346
4. Tamat SMA/Sederajat 1010
5. Tamat D3 29
7. Tamat S1 75

Dari sumber profil data desa bisa dilihat bahwa sebagian masyarakat
hanya menempuh pendidikan hingga jejang menengah hanya sedikit yang
meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Hal tersebut membuat mayoritas
profesi yang mereka geluti adalah Petani dan Karyawan Pabrik.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian.


Desa Rawa Kidang memiliki lahan pertanian yang luas dan irigasi yang
berjalan cukup baik. Kondisi alam yang mendukung di sektor pertanian
membuat sebagian besar mata pencaharian mayoritas warga adalah bertani.
Di luar dari petani dan buruh tani masyarakat sisanya berprofesi seperti
Pedagang, Guru, Karyawan Pabrik, dan lain-lain.

58| Cahaya di Langit Rawa Kidang


D. Sarana Dan Prasarana
Desa Rawa Kidang memiliki beberapa sarana yang menunjang
kegiatan sehari-hari sebagai berikut:
Tabel 3.4: Sarana dan Prasarana Desa Rawa Kidang
Jenis Sarana Sarana dan Prasarana Jumlah
Sarana Pemerintahan Kantor Desa 1
Aula Serbaguna
Kantor Urusan Agama
Sarana Pendidikan TK dan PAUD
TPA 1
Pesantren 2
SDN 1
Sarana Kesehatan Posyandu 5
Bidan Desa 2
Sarana Olahraga Lapangan 1
Sarana Peribadatan Masjid 4
Mushalla 15
Sarana Umum Jalan Aspal
Jembatan
Bak Sampah
Pasar 1

Cahaya di Langit Rawa Kidang |59


Gambar 3.4: Kantor Desa Rawa Kidang

Gambar 3.5: SDN Rawa Kidang

60| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Gambar 3.6: Mushalla di Desa Rawa Kidang

Gambar 3.7: Masjid di Desa Rawa Kidang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |61


Gambar 3.8: Lapangan di Desa Rawa Kidang

Gambar 3. 9: PAUD Salsabila Desa Rawa Kidang

62| Cahaya di Langit Rawa Kidang


BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN

A. Basis Pelaksanaan Program


Kelompok SIAP 86 melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kami menjalani survei selama 3 kali sebelum dimulainya KKN tujuannya
untuk mengidentifikasi dan mengobservasi desa. Kami melakukan observasi
secara langsung untuk mengetahui keadaan desa dan masyarakat desa
tersebut. Kami juga melakukan wawancara kepada kepala desa, aparatur
desa, dan penduduk setempat. Kemudian, berdasarkan identifikasi dan
observasi yang kami lakukan kami menemukan masalah, kebutuhan, dan
kekurangan yang ada di desa tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang kami identifikasi, kami
mengumpulkan masalah tersebut dalam berbagai bidang, meliputi Bidang
Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Kemasyarakatan, Bidang
Keagamaan, dan Bidang Kesehatan. Setelah membaginya menjadi beberapa
bidang, kemudian kami menyusun program kegiatan yang sesuai dengan
masing-masing bidang. Kami menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities, dan Threats) sebagai kerangka pemecahan masalah.

Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan


Matriks SWOT 01.GBidang Pendidikan
INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
 Lokasi sekolah  Tidak
(SD, PAUD, tersedianya
pesantren) sekolah tingkat
strategis dari SMP dan SMP
perumahan. di Desa.
 Sarana dan  Keadaan
prasarana (seperti sekolah tidak
bangku, kursi, kondusif
proyektor, sound karena adanya
system, koperasi pembangunan.
sekolah, toilet)  Kurangnya
kegiatan untuk

Cahaya di Langit Rawa Kidang |63


sudah cukup pengembangan
lengkap. aspek
 Adanya semangat psikomotorik
belajar yang tinggi siswa.
dari anak-anak.  Kurangnya
 Adanya dukungan kompetensi
dari Kepala Desa tenaga pengajar
Rawa Kidang. untuk
 Adanya kerja sama menerapkan
dan dukungan dari kurikulum 2013
pihak sekolah yang menuntut
pembelajaran
aktif di kelas.
 Sedikitnya
prestasi siswa
dalam bidang
EKSTERNAL kognitif .
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(O)
 Keberadaan  Membangun kerja  Mengadakan
mahasiswa dapat sama dengan pihak tambahan
memberikan sekolah dan desa pembelajaran
manfaat untuk untuk dengan
membantu melaksanakan mengadakan
meningkatkan program-program bimbingan
SDM di sekolah kerja belajar.
melalui berbagai  Melakukan  Memberikan
program pendekatan motivasi
dengan siswa kepada siswa
secara intens. untuk
 Membangun kerja mengembangka
sama dengan pihak n skill dan
kampus supaya prestasi.
mau membagi ilmu  Membangun
mengenai kerja sama
pengajaran kepada dengan guru-

64| Cahaya di Langit Rawa Kidang


guru-guru di Desa guru di Desa
Rawa Kidang. Rawa Kidang
 Mengadakan
pembelajaran
dengan
pendekatan
saintifik
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Banyaknya  Memanfaatkan  Memperbanyak
pengaruh buruk media informatika kegiatan anak
untuk anak dari untuk yang lebih
media seperti pembelajaran bermanfaat
televisi, internet dengan seperti
dan sosial media. mengarahkan mengadakan
 Banyaknya tontonan film tambahan
pengaruh buruk edukasi yang lebih belajar, pidato,
dari pergaulan mendidik. pelatihan seni
bebas.  Membuat sebuah dsb.
 Adanya peraturan cerita drama untuk
dalam UU pentas seni
Pendidikan mengenai bahaya
Nasional No.2 penggunaan
tahun 1989 yang smartphone yang
mengharuskan berlebihan
wajib belajar 9
tahun
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok SIAP 86 menyusun
program-program sebagai berikut:
 Memberikan Motivasi Belajar Pengembangan Kognitif dan
Psikomotorik Anak
 Kursus
 Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN Rawa Kidang
 Active Learning
 Fun Science

Cahaya di Langit Rawa Kidang |65


Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi
Matriks SWOT 02. Bidang Ekonomi
INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
 Tingginya minat  Keterbatasan
masyarakat untuk akan modal.
mengubah  Sifat
keadaan ekonomi individualisme
keluarganya. yang masih
 Banyaknya waktu tinggi
EKSTERNAL luang
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(O)
 Adanya mahasiswa  Memberikan  Mahasiswa
KKN yang memiliki edukasi mengenai KKN menjadi
keterampilan pemanfaatan motivator
 Tersedianya alat barang yang sudah untuk
dan bahan untuk tidak terpakai dan meningkatkan
praktik ekonomi memiliki nilai jual keadaan
kreatif. yang tinggi. ekonomi
 Memberikan masyarakat
edukasi mengenai Rawa Kidang.
pemanasan global  Adanya
dan dampaknya program
terhadap ekonomi kreatif
lingkungan. yang
memanfaatkan
barang yang
sudah tidak
terpakai.
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Terbatasnya  Mengajak warga  Memberikan
mahasiswa KKN Rawa Kidang pelatihan
yang memilik khususnya Ibu pembuatan
keterampilan. PKK untuk keset.
mengikuti  Memberikan
pelatihan

66| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kegiatan ekonomi pembuatan
kreatif. terarium.
 Mengajak warga  Memberikan
Rawa Kidang penyuluhan
mengikuti pengelolaan
penyuluhan keuangan
pengelolaan keluarga.
keuangan
keluarga.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
 Pembuatan Keset
 Pembuatan Terarium
 Pelatihan Sablon
 Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga

Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Sosial Kemasyarakatan


Matriks SWOT 03. Bidang Sosial Kemasyarakatan
INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
 Adanya dukungan  Kurangnya
dari pihak Kepala semangat dan
Desa dan jajaran ketertarikan
staf Desa warga untuk
 Tersedianya sarana berpartisipasi
dan prasarana dari dalam acara
Desa yang  Adanya gap
mendukung antar lokasi
program kerja rumah warga
seperti proyektor, tingkat RW
sound system dan  Kurangnya
sebagainya. pemberdayaan
 Sikap ramah warga pemuda Desa
ketika diajak  Sedikitnya
berkomunikasi. kegiatan
 Kuatnya sikap hiburan yang
gotong royong dan bersifat
peduli antar warga edukatif
dilingkungan
EKSTERNAL masyarakat
Cahaya di Langit Rawa Kidang |67
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(O)
 Adanya mahasiswa  Membangun kerja  Mengadakan
KKN yang dapat sama dengan pihak rewards dalam
berkomunikasi Desa untuk setiap acara
dengan baik kepada membangun untuk menarik
warga program-program partisipasi
 Adanya bantuan kerja warga
dari BNN untuk  Melakukan  Mengadakan
mengadakan pendekatan secara kegiatan yang
penyuluhan intens dengan dapat
pemuda-pemudi menghilangkan
Desa gap lokasi
 Membangun kerja antar-warga
sama dengan  Menciptakan
warga Desa untuk suasana baru di
menyambut HUT Desa untuk
RI meningkatkan
semangat
warga
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Banyaknya  Memberikan  Memperbanyak
pergaulan bebas edukasi tentang kegiatan-
pemuda-pemudi pergaulan bebas kegiatan yang
Desa  Mempertunjukkan bermanfaat
 Banyaknya sebuah drama bagi pemuda-
tontonan di televisi dalam pentas seni pemudi Desa
yang tidak edukatif mengenai bahaya
 Banyaknya penggunaan
penggunaan smartphone yang
smartphone yang berlebihan tanpa
berlebihan tanpa pengawasan
pengawasan
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok SIAP 86 menyusun
program-program sebagai berikut:
 Penyuluhan Narkoba
 Perayaan Peringatan HUT RI ke-73
 Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni
 Pengecatan Tembok Desa

68| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan
Matriks SWOT 04. Bidang Keagamaan
INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
 Tersedianya  Keterbatasan
tempat ibadah akan tenaga
seperti Masjid dan pengajar.
mushalla yang  Kebersihan dari
dekat dari masjid dan
pemukiman mushalla kurang
warga. di perhatikan.
 Adanya pengajian  Suara Azan
rutin. kurang
 Tingginya minat terdengar.
anak-anak untuk
mengaji saat pagi,
siang dan sore
EKSTERNAL hari.
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(O)
 Adanya mahasiswa 
Memberikan  Mahasiswa
KKN yang edukasi tentang KKN
memiliki Agama Islam. membantu
pengetahuan  Mahasiswa KKN membersihkan
tentang Agama membantu tenaga Masjid dan
Islam. pengajar di TPA mushalla.
setempat.
 Mahasiswa KKN
mengikuti
kegiatan pengajian
di mushalla.
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Terbatasnya  Memberikan  Mengajak
mahasiswa KKN edukasi warga untuk
yang memiliki keagamaan membersihkan
pengetahuan agama khususnya anak- Masjid dan
Islam. mushalla.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |69


anak Rawa
Kidang.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
 Pemberian Alat Ibadah
 Pembuatan Papan Nama Masjid
 Mengajar di Majelis

Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan


Matriks SWOT 05. Bidang Kesehatan
INTERNAL STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
 Adanya semangat  Kurangnya
warga untuk pengetahuan
hidup sehat warga akan
 Dukungan dari hidup sehat.
aparatur desa dan  Pemikiran
ibu-ibu PKK warga yang
 Adanya hanya
sumbangsih menginginkan
Kepala Desa untuk adanya doorprize
EKSTERNAL menyemangatkan
warganya
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(O)
 Adanya Mahasiswa 
Mengajak  Adanya
KKN SIAP 86 yang masyarakat untuk doorprize
bersemangat mengikuti
mengajak warga kegiatan
untuk hidup sehat
 Melakukan kerja
 Adanya kerja sama sama dengan
dengan Program aparatur desa dan
ibu-ibu PKK
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Banyak anak muda  Mengajak warga  Melakukan cek
yang masih malas untuk melakukan kesehatan dan
untuk bangun pagi gaya hidup sehat imunisasi.

70| Cahaya di Langit Rawa Kidang


 Banyaknya tugas dengan melakukan  Ikut serta
rumah tangga yang Senam dalam kegiatan
dilakukan di  Mengajak warga Posyandu.
Minggu Pagi desa di setiap
kegiatan
 Melakukan jalan
sehat melewati
rumah-rumah desa
sambal mengajak
warga untuk
berolahraga.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut :
 Jumat Bersih
 Jalan Sehat
 Posyandu
 Senam Ceria

B. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pelayanan Masyarakat


Bentuk dan hasil pelayanan pada masyarakat yang dapat kami
lakukan adalah sebagai berikut:
A. Bidang Pendidikan:
1. Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN Rawa Kidang.
B. Bidang Sosial Kemasyarakatan:
1. Perayaan Peringatan HUT RI ke-73
2. Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni
3. Pengecatan Tembok Desa
C. Bidang Keagamaan:
1. Pengajian
2. Pemberian Alat Ibadah
3. Mengajar di Majelis
4. Pembuatan Papan Nama Masjid dan mushalla
D. Bidang Kesehatan:
1. Jumat Bersih
2. Jalan Sehat
3. Senam Ceria
4. Posyandu

Cahaya di Langit Rawa Kidang |71


1. Kegiatan Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN Rawa Kidang
Tabel 4.6: Kegiatan Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN Rawa Kidang
Bidang Pendidikan
Program EduAction Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 001
Nama Kegiatan Mengajar di PAUD Salsabila dan
SDN Rawa Kidang
Tempat dan Tanggal PAUD Salsabila dan SDN Rawa
Kidang
07 Juli 2018-01 Agustus 2018
Setiap hari Rabu dan Jumat
Lama Pelaksana 30 Hari
Tim Pelaksana Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Membantu guru di PAUD Salsabila
dan SDN Rawa Kidang dalam
kegiatan belajar mengajar
Sasaran Guru-guru PAUD Salsabila dan
SDN Rawa Kidang
Target 20 guru PAUD Salsabila dan SDN
Rawa Kidang terbantu di dalam
kegiatan belajar mengajar
Deskripsi Kegiatan Kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan di PAUD Salsabila
dan SDN Rawa Kidang. Dalam
kegiatan ini 4 guru terbantu dalam
kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar PAUD
Salsabila pada Hari Senin sampai
Sabtu mulai pada pukul 07.00-
10.00 WIB. Terdapat dua kelas di
PAUD Salsabila, yaitu kelas A dan
kelas B. kegiatan belajar juga
dilakukan di SDN Rawa Kidang.
Terlihat antusias murid dalam
belajar dengan semangat dan
sungguh-sungguh saat mahasiswa

72| Cahaya di Langit Rawa Kidang


KKN memberikan materi
pelajaran.
Hasil Pelayanan 5 guru PAUD Salsabila dan 10 guru
SDN Rawa Kidang terbantu di
dalam kegiatan belajar mengajar
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar di PAUD Salsabila dan SDN Rawa


Kidang

2. Kegiatan Perayaan Peringatan HUT RI ke-73


Tabel 4.7: Kegiatan Perayaan Peringatan HUT RI ke-73
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Program Rawa Kidang Bersosial
Nomor Kegiatan 002
Nama Kegiatan Perayaan Peringatan HUT RI ke-73
Tempat dan Tanggal Halaman Rumah Pak Gozali
17 Agustus 2018
Lama Pelaksana 21 Hari
Tim Pelaksana Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Menyelenggarakan perlombaan
untuk memperingati HUT RI ke-73
Sasaran Perlombaan
Target 10 perlombaan terselenggara untuk
memperingati HUT RI ke-73
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Lomba ini diadakan untuk
memeriahkan HUT RI ke 73. Dengan
diadakan berbagai macam lomba,
seperti Tarik tambang dari kalangan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |73


anak-anak hingga dewasa, balap
karung, lomba kelereng, kursi panas
dan joget balon.
Hasil Pelayanan 8 perlombaan di RW 002 Desa Rawa
Kidang terselenggara untuk
memperingati HUT RI ke-73
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.2: Kegiatan Perayaan Peringatan HUT RI ke-73

3. Kegiatan Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni


Tabel 4.8: Kegiatan Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Program Rawa Kidang Bersosial
Nomor Kegiatan 003
Nama Kegiatan Pelatihan dan Pertunjukan Seni.
Tempat dan Tanggal Halaman Rumah Jaro Rais
18 Agustus 2018
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Seluruh anggota KKN SIAP 86

74| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Tujuan Memberikan pelatihan drama, nasyid,
puisi dan marawis untuk menghibur
warga saat pertunjukan pentas seni
sebagai persembahan terakhir dari
mahasiswa KKN SIAP 86
Sasaran Anak-anak usia 05-12 tahun Desa
Rawa Kidang dan Warga Desa Rawa
Kidang
Target 30 anak desa Rawa Kidang
mendapatkan pelatihan drama, nasyid,
puisi dan marawis serta 100 warga
terhibur saat pertunjukan pentas seni
sebagai persembahan terakhir dari
mahasiswa KKN SIAP 86
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Pertunjukan Seni ini
diadakan sebagai rasa terima kasih
kami terhadap seluruh warga Rawa
Kidang yang telah menerima kami
untuk menjadi bagian dari desa ini.
Dengan pertunjukan dari anak-anak
SD Rawa Kidang, seperti marawis,
nasyid, pembacaan puisi dan drama,
kami berharap para orang tua dapat
sadar atas kemampuan dan bakat
mereka. Acara ini pun adalah acara
terakhir yang dapat kami
persembahkan untuk Desa ini.
Hasil Pelayanan 25 anak desa Rawa Kidang
mendapatkan pelatihan drama, nasyid,
puisi dan marawis serta 150 warga
terhibur saat pertunjukan pentas seni
sebagai persembahan terakhir dari
mahasiswa KKN SIAP 86
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Cahaya di Langit Rawa Kidang |75


Gambar 4.3: Kegiatan Pelatihan dan Pertunjukan Pentas Seni

4. Kegiatan Pengecatan Tembok Desa


Tabel 4.9: Kegiatan Pengecatan Tembok Desa
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Program Rawa Kidang Besosial
Nomor Kegiatan 004
Nama Kegiatan Pengecatan Tembok Desa
Tempat dan Tanggal Desa Rawa Kidang
09 Agustus 2018-10 Agustus 2018
Lama Pelaksana 7 hari
Tim Pelaksana Kepala Desa beserta staf dan jajarannya.
Tujuan Membantu warga untuk memeriahkan
HUT RI ke 73 dengan mengecat tembok
merah putih
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang
Target 50 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi /terbantu dalam
memeriahkan HUT RI ke 73 dengan
mengecat tembok merah putih

76| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Deskripsi Kegiatan Kegiatan mengecat tembok diadakan
untuk menyambut hari kemerdekaan
Republik Indonesia ke 73, dengan
mengecat warna merah putih di
sepanjang jalan Desa Rawa Kidang, serta
bekerja sama dengan kepala desa dan
jajarannya.
Hasil Pelayanan 50 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi /terbantu dalam
memeriahkan HUT RI ke 73 dengan
mengecat tembok merah putih
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.4: Kegiatan Pengecatan Tembok Desa

5. Pengajian
Tabel 4.10: Kegiatan Pengajian
Bidang Keagamaan
Program Rawa Kidang Mengaji
Nomor Kegiatan 005
Nama Kegiatan Pengajian
Tempat dan Tanggal Mushalla Nurissalam
23 Juli – 13 Agustus 2018
Setiap hari Selasa ba’da Isya
Lama Pelaksana 7 Hari
Tim Pelaksana Warga Desa Rawa Kidang RW002 dan
Mahasiswa KKN SIAP 86

Cahaya di Langit Rawa Kidang |77


Tujuan Mengajak warga untuk mengikuti
pengajian rutin di Desa Rawa Kidang
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang RW 002
Target 20 warga Desa Rawa Kidang RW 002
berpartisipasi dalam pengajian rutin di
Desa Rawa Kidang
Deskripsi Kegiatan Pengajian rutin diadakan setiap hari
Selasa ba’da isya di Mushalla Nurissalam.
Sebelum pengajian dimulai, mahasiswi
KKN membantu para ibu-ibu
menyiapkan makanan untuk pengajian.
Sedangkan para mahasiswanya
membantu bapak-bapak untuk mengelar
karpet untuk pengajian. Di setiap
minggunya pengajian berbeda-beda
ustaz. Mahasiswa KKN rutin mengikuti
pengajian di setiap malamnya. Setelah
pengajian selesai para mahasiswa KKN
ikut membantu membereskan segala
keperluan.
Hasil Pelayanan 20 warga Desa Rawa Kidang RW 002
berpartisipasi dalam pengajian rutin di
Desa Rawa Kidang
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.5: Kegiatan Pengajian

78| Cahaya di Langit Rawa Kidang


6. Pemberian Alat Ibadah
Tabel 4.11: Kegiatan Pemberian Alat Ibadah
Bidang Keagamaan
Program Rawa Kidang Mengaji
Nomor Kegiatan 006
Nama Kegiatan Pemberian Alat Ibadah
Tempat Dan Tanggal Masjid dan mushalla Desa Rawa Kidang
15 Agustus 2018
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan alat ibadah berupa mukena
untuk Masjid dan mushalla
Sasaran Masjid dan mushalla di Desa Rawa Kidang
Target 3 Masjid dan 2 mushalla di Desa Rawa
Kidang mendapatkan alat ibadah berupa
mukena
Deskripsi Kegiatan Kegiatan pemberian alat ibadah di 3
mushalla dan 2 masjid yang berada di Desa
Rawa Kidang. Hal tersebut dapat
membantu warga desa atau orang-orang
yang ingin menunaikan ibadah shalat
tetapi tidak membawa perlengkapan
shalat. Kegiatan ini dimulai dari pukul
09.00 sampai dengan pukul 15.00.
tampak antusias pengurus mushalla dan
masjid dengan adanya kegiatan ini
Hasil Pelayanan 3 Masjid dan 2 mushalla di Desa Rawa
Kidang mendapatkan alat ibadah berupa
mukena
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Cahaya di Langit Rawa Kidang |79


Gambar 4.6: Kegiatan Pemberian Alat Ibadah

7. Mengajar di Majelis
Tabel 4.12: Kegiatan Mengajar di Majelis
Bidang Keagamaan
Program Rawa Kidang Mengaji
Nomor Kegiatan 007
Nama Kegiatan Kegiatan mengajarkan iqra di pesantren
Tempat dan Tanggal Pesantren Raudotul Hasanah
23 Juli-11 Agustus 2018
Setiap habis Magrib
Lama Pelaksana 25 Hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Membantu guru Pesantren dalam
kegiatan belajar mengajar Iqra’ dan al-
Quran
Sasaran Guru-guru Pesantren Raudhatul
Hasanah
Target 2 guru Pesantren Raudhatul Hasanah
terbantu dalam kegiatan belajar
mengajar Iqra’ dan al-Quran
Deskripsi Kegiatan Kegiatan mengajar diadakan di
Pesantren Raudotul Hasanah Rawa
Kidang. Hal tersebut dapat membantu 4
orang guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan ini dimulai dari
setelah shalat magrib sampai dengan
waktu isya mulai dari santri putri
maupun laki-laki. Dari awal mulai

80| Cahaya di Langit Rawa Kidang


mengajar sampai penutupan, pelajaran
yang di ajakkan hannyalah belajar
membaca Al-Quran dengan
menggunakan Iqra.
Hasil Pelayanan 2 guru Pesantren Raudhatul Hasanah
terbantu dalam kegiatan belajar
mengajar Iqra’ dan al-Quran
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.7: Kegiatan Mengajar di Majelis

8. Pembuatan Papan Masjid dan mushalla


Tabel 4.13: Kegiatan Pembuatan Papan Masjid dan mushalla
Bidang Keagamaan
Program Rawa Kidang Mengaji
Nomor Kegiatan 008
Nama Kegiatan Pembuatan Papan Masjid dan mushalla
Tempat dan Tanggal Rumah KKN Desa Rawa Kidang
23 Juli-12 Agustus 2018
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Mengadakan papan nama di beberapa
Masjid dan mushalla di Desa Rawa
Kidang
Sasaran Papan nama Masjid dan mushalla
Target 5 papan nama terpasang di 3 Masjid dan
2 mushalla di Desa Rawa Kidang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |81


Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan selama masa
Kuliah Kerja Nyata. Para mahasiswa
membuat Papan nama untuk Masjid dan
mushalla di rumah tempat tinggal KKN.
Para mahasiswa membuatnya ketika
waktu kosong. Pemberian papan nama
dilakukan bersamaan dengan pemberian
alat ibadah. Pemberian dilaksanakan 1
minggu sebelum para mahasiswa pulang.
Para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ikut
membantu memasang papan nama pada
masing-masing mushalla dan Masjid
Hasil Pelayanan 5 papan nama terpasang di 3 Masjid dan
2 mushalla di Desa Rawa Kidang
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.8: Kegiatan Pembuat Papan Nama Masjid dan mushalla

9. Jumat Bersih
Tabel 4.14: Kegiatan Jumat Bersih
Bidang Kesehatan
Program Gerakan Sehat Ceria Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 009
Nama Kegiatan Kegiatan Jumat Bersih
Tempat dan Tanggal Desa Rawa Kidang
27 Juli 2018
03 Agustus 2018
10 Agustus 2018

82| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Lama Pelaksana 25 hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Mengajak warga desa untuk
melakukan kegiatan
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang
Target 10 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi dalam melakukan
kegiatan membersihkan Masjid dan
mushalla
Deskripsi Kegiatan Kegiatan dilakukan setiap hari Jumat.
Mahasiswa KKN membantu untuk
membersihkan masjid, mushalla, jalan,
dan halaman rumah yang ada di Desa
Rawa Kidang wilayah RW 002.
Kegiatan dilaksanakan rutin setiap
hari Jumat dengan waktu dari Pagi
hari hingga sebelum waktu shalat
Jumat. Banyak warga ikut
memberikan dukungan kepada
mahasiswa seperti memberikan
makanan sebagai tanda rasa terima
kasih kepada kami dan memberikan
tenaganya untuk ikut membantu
membersihkan
Hasil Pelayanan 10 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi dalam melakukan
kegiatan membersihkan Masjid dan
mushalla
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Cahaya di Langit Rawa Kidang |83


Gambar 4.9:Kegiatan Jumat Bersih

10. Jalan Sehat


Tabel 4.15: Kegiatan Jalan Sehat
Bidang Kesehatan
Program Gerakan Sehat Ceria Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 010
Nama Kegiatan Jalan Sehat
Tempat dan Tanggal Desa Rawa Kidang
12 Agustus 2018
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Mengajak warga untuk melakukan
kegiatan jalan sehat dan memberikan
doorprize bagi warga yang beruntung
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang
Target 100 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi untuk melakukan
kegiatan jalan sehat dan mendapatkan
doorprize bagi warga yang beruntung
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan di hari
Minggu pagi. Warga berkumpul di
pagi hari di Kantor Balai Desa.
Adanya doorprize dalam kegiatan
tersebut membuat warga semakin
bersemangat. Kepala Desa ikut
berpartisipasi memberikan

84| Cahaya di Langit Rawa Kidang


pembukaan dan ikut mengikuti jalan
sehat. Rute perjalanan dimulai dari
Kantor Balai Desa. Setelah melakukan
perjalanan para mahasiswa
memberikan doorprize.
Hasil Pelayanan 200 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi untuk melakukan
kegiatan jalan sehat dan
mendapatkan doorprize bagi warga
yang beruntung
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.10: Kegiatan Jalan Sehat

11. Senam Ceria


Tabel 4.16: Kegiatan Senam Ceria
Bidang Kesehatan
Program Gerakan Sehat Ceria Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 011
Nama Kegiatan Senam Ceria
Tempat dan Tanggal Desa Rawa Kidang
29 Juli 2018

Cahaya di Langit Rawa Kidang |85


05 Agustus 2018
12 Agustus 2018
Lama Pelaksana 30 Hari
Tim Pelaksana Seluruh Anggota KKN SIAP 86
Tujuan Mengajak warga melakukan kegiatan
senam bersama untuk pola hidup
sehat
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang
Target 20 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi melakukan senam
bersama untuk pola hidup sehat
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan setiap hari
Minggu. Dimulai dari jam 06.00-
08.00. Mahasiswa mengajak warga
untuk mengikuti senam dengan
mengelilingi rumah warga. Senam
dilakukan di dua tempat yaitu Kantor
Balai Desa dan lapangan Gabah.
Mahasiswa ikut serta menjadi
pemandu untuk senam. Setelah
senam para mahasiswa juga mengajak
anak desa bermain sepak bola.
Hasil Pelayanan 70 warga Desa Rawa Kidang
berpartisipasi melakukan senam
bersama untuk pola hidup sehat
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut

Gambar 4.11: Senam Ceria

86| Cahaya di Langit Rawa Kidang


12. Posyandu
Tabel 4.17: Kegiatan Posyandu
Bidang Kesehatan
Program Gerakan Sehat Ceria Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 012
Nama Kegiatan POSYANDU
Tempat dan Tanggal Kantor Desa Rawa Kidang
05 Agustus 2018
Lama Pelaksana 1 hari
Tim Pelaksana Seluruh anggota KKN SIAP 86 dan
Ibu-ibu PKK Desa Rawa Kidang
Tujuan Membantu ibu-ibu PKK dan petugas
kesehatan dalam melaksanakan
program Posyandu
Sasaran Ibu-ibu PKK Desa Rawa Kidang dan
petugas kesehatan
Target 4 Ibu-ibu PKK dan 1 petugas kesehatan
terbantu dalam melaksanakan program
desa
Deskripsi Kegiatan Program Posyandu diadakan rutin
setiap bulan. Bertempat di Kantor Balai
Desa. Dalam hal ini mahasiswa KKN
berkesempatan membantu petugas
kesehatan untuk mengurus program
Posyandu yang diadakan desa.
Hasil Pelayanan 4 Ibu-ibu PKK dan 1 petugas kesehatan
terbantu dalam melaksanakan program
Posyandu
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |87


Gambar 4.12: Kegiatan Posyandu

C. Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan


Bentuk dan hasil pelayanan pada masyarakat yang dapat kami
lakukan adalah sebagai berikut:
A. Bidang Pendidikan:
1. Memberikan Motivasi Belajar Pengembangan Kognitif dan
Psikomotorik Anak
2. Kursus
3. Active Learning
4. Fun Science
B. Bidang Ekonomi
1. Pembuatan Keset
2. Pembuatan Terarium
3. Pelatihan Sablon
4. Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga
C. Bidang Sosial Kemasyarakatan
1. Penyuluhan Narkoba

1. Memberikan Motivasi Belajar Pengembangan Kognitif dan


Psikomotorik Anak
Tabel 4. 18: Kegiatan Memberikan Motivasi Belajar Pengembangan
Kognitif dan Psikomotorik Anak
Bidang Pendidikan
Program EduAction Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 013
Nama Kegiatan Motivasi Belajar Pengembangan Kognitif dan
Psikomotorik Anak

88| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Tempat dan Tanggal SDN Rawa Kidang
23 Juli 2018
Lama Pelaksana 25 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Rizka Amalia dan
Muhammad Nur Fadillah
Tim: Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Menyampaikan motivasi kepada siswa-siswi
SDN Rawa Kidang agar terus semangat
belajar dan dapat mengembangkan
kemampuan non-akademiknya
Sasaran Siswa-siswi SDN Desa Rawa Kidang
Target 20 siswa-siswi menerima motivasi agar terus
belajar dan dapat mengembangkan
kemampuan non-akademiknya
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilatar belakangi karena
kurangnya ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan non-akademik
atau ranah psikomorik siswa yang ada di SDN
Rawa Kidang sehingga semangat siswa untuk
belajar dan memperdalam bakatnya dibidang
non-akademik menjadi kurang. Dengan ini,
maksud dari kegiatan ini adalah merangsang
semangat siswa untuk belajar dan mengasah
kemampuan non-akademik nya dalam rangka
menyambut hari anak nasional. Selain itu
maksud dari kegiatan ini adalah untuk
sosialisasi bimbel dan pelatihan pentas seni
yang menjadi salah satu program untuk
mendukung pengembangan bakat non-
akademik maupun akademik. Kegiatan
pemberian motivasi ini dilaksanakan di SDN
Rawa Kidang mulai dari pukul 08.00 sampai
dengan pukul 10.00 WIB. Narasumber dari
kegiatan ini adalah mahasiswa KKN
kelompok SIAP 86.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |89


Hasil Pemberdayaan 50 siswa-siswi menerima motivasi agar terus
belajar dan dapat mengembangkan
kemampuan non-akademiknya
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan tidak berlanjut.

Gambar 4.13: Kegiatan Memberikan Motivasi Belajar Pengembangan


Kognitif dan Psikomotorik Anak

2. Bimbingan Belajar (Kursus)


Tabel 4.19: Kegiatan Kursus
Bidang Pendidikan
Program EduAction Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 014
Nama Kegiatan Kursus
Tempat dan Tanggal Rumah Bapak Rois
22 Juli-17 Agustus 2018
Setiap hari Senin-Kamis
Lama Pelaksana 90 Hari
Tim Pelaksana Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan pembelajaran tambahan
Matematika, Bahasa Inggris dan IPA
Sasaran Anak-anak Desa Rawa Kidang tingkat SD-
SMA
Target 50 anak Desa tingkat SD-SMA mendapatkan
pembelajaran tambahan Matematika, Bahasa
Inggris dan IPA
Deskripsi Kegiatan Kegiatan bimbingan belajar awalnya di
rencanakan hanya untuk anak SD saja.

90| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Melihat ternyata ada juga anak SMP dan SMA
yang berminat untuk mengikuti bimbingan
belajar, akhirnya bimbingan belajar dibuka
untuk SMP dan SMA juga. Antusias dari
anak-anak cukup tinggi hal ini terjadi karena
tidak ada tempat bimbel yang dekat dengan
rumah mereka. Kegiatan bimbingan belajar
dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu.
Terdapat 2 sesi yaitu sesi pertama di mulai
dari pukul 09.00 -11.00 dan sesi kedua di
mulai pukul 14.00-16.00 .
Hasil Pemberdayaan Sekitar 20 anak tingkat SD, 5 anak tingkat
SMP, dan 4 anak tingkat SMA mendapatkan
pembelajaran tambahan Matematika, Bahasa
Inggris dan IPA
Keberlanjutan Kegiatan Kegiatan program tidak berlanjut

Gambar 4.14: Kegiatan Kursus

3. Active Learning
Tabel 4.20: Kegiatan Active Learning
Bidang Pendidikan
Program EduAction Rawa Kidang
Nomor kegiatan 015
Nama kegiatan Active Learning
Tempat dan tanggal SDN Rawa Kidang
06 Agustus 2018
Lama pelaksana 61 Hari

Cahaya di Langit Rawa Kidang |91


Tim pelaksana Penanggung Jawab: Endah Nuryanah
Tim: Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan pembelajaran dalam
keterampilan mengajar tenaga pendidik
di Desa Rawa Kidang dengan
menggunakan metode-metode
pembelajaran yang dapat membawa
anak-anak aktif di dalam kelas dengan
mengembangkan literasi sains dan
kemampuan berpikir kritis
Sasaran Guru-guru Desa Rawa Kidang
Target 30 guru Desa Rawa Kidang mendapatkan
pembelajaran dalam keterampilan
mengajar tenaga pendidik di Desa Rawa
Kidang dengan menggunakan metode-
metode pembelajaran yang dapat
membawa anak-anak aktif di dalam kelas
dengan mengembangkan literasi sains dan
kemampuan berpikir kritis
Deskripsi kegiatan Kegiatan ini dilatar belakangi oleh
pengaplikasian kurikulum 2013 di
seluruh sekolah negeri yang ada di
Indonesia termasuk di Desa Rawa
Kidang. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, pembelajaran kurikulum
2013 menuntut standar proses dibanding
hasil. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas keaktifan harus
melibatkan dua arah, bukan hanya guru
namun peserta didik harus aktif dalam
pembelajaran di kelas. untuk
mewujudkan tujuan dari kurikulum 2013
maka perlu diadakannya pelatihan bagi
para tenaga pendidik agar memiliki bekal
dan lebih profesional dalam mengajar.
Kegiatan pelatihan pembelajaran active

92| Cahaya di Langit Rawa Kidang


learning ini dilaksanakan dari pukul 09.00
sampai pada pukul 15.00 WIB dengan
narasumber dari dosen kampus UIN
Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Bpk. Tanenji,
MA. Ketika kegiatan berlangsung
peserta melebihi batas minimal sebanyak
23 Guru. Proses pelatihan dari pagi yakni
pembukaan, perkenalan, kontrak belajar,
komunikasi efektif dalam pembelajaran,
pelatihan pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran aktif, pelatihan
penulisan jurnal, dan penutupan.
Kegiatan dari awal sampai akhir
dilakukan dengan antusias dari
partisipan seminar
Hasil Pemberdayaan 11 guru SDN Rawa Kidang, 6 guru SDN
Kosambi, 2 guru SDN Mekar Kondang
dan 2 guru SDN Tuis 2 mendapatkan
pembelajaran dalam keterampilan
mengajar tenaga pendidik di Desa Rawa
Kidang dengan menggunakan metode-
metode pembelajaran yang dapat
membawa anak-anak aktif di dalam kelas
dengan mengembangkan literasi sains dan
kemampuan berpikir kritis
Keberlanjutan kegiatan Kegiatan tidak berlanjut.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |93


Gambar 4.15: Kegiatan Active Learning

4. Fun Science
Tabel 4.21: Kegiatan Fun Science
Bidang Pendidikan
Program EduAction Rawa Kidang
Nomor Kegiatan 016
Nama Kegiatan Fun Science
Tempat dan Tanggal SDN Rawa Kidang
15 Agustus 2018
Lama Pelaksana 30 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Risma Ramjani, Selly
Safariyah Fatimah, dan Handan Siswaningrum
Tim: Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan pengalaman belajar sains yang
menyenangkan kepada siswa, menumbuhkan rasa
ingin tahu yang tinggi serta meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa mengenai sains
Sasaran Siswa-siswi kelas 6 SDN Rawa Kidang
Target 60 siswa-siswi kelas 6 SDN mendapatkan
pengalaman belajar sains yang menyenangkan
kepada siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu yang
tinggi serta meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa mengenai sains
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilatar belakangi oleh kurang nya
pembelajaran dengan metode yang mendorong
siswa untuk aktif di kelas. Pendekatan yang
digunakan oleh guru kebanyakan hanya
menggunakan pendekatan tekstural. Oleh karena

94| Cahaya di Langit Rawa Kidang


itu dengan kegiatan ini kami mencoba untuk
menerapkan pendekatan saintifik sebagai salah
satu pendekatan yang digunakan dalam
kurikulum 2013 dengan penerapan metode
eksperimen dan demonstrasi melalui praktikum.
Dalam pendekatan ini anak-anak dituntut untuk
aktif bertanya, mencoba, dan berpikir kritis.
Praktikum yang dilakukan antara lain erupsi
gunung merapi, pasta gigi gajah, pembuatan lilin
menggunakan prinsip perbedaan massa jenis,
penjernihan air menggunakan kaporit dan
penyaringan dengan alat sederhana. Kegiatan
dilakukan mulai pada pukul 13.00 sampai dengan
pukul 15.00 WIB dengan narasumber dari
mahasiswa peserta KKN SIAP 86.
Hasil Pemberdayaan 60 siswa-siswi kelas 6 SDN mendapatkan
pengalaman belajar sains yang menyenangkan
kepada siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu yang
tinggi serta meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa mengenai sains
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
Kegiatan

Gambar 4.16: Kegiatan Fun Science

5. Pembuatan Keset
Tabel 4.22: Kegiatan Pembuatan Keset
Bidang Ekonomi
Program Rawa Kidang Berkreasi

Cahaya di Langit Rawa Kidang |95


Nomor Kegiatan 017
Nama Kegiatan Pembuatan Keset
Tempat dan Tanggal Kantor Desa Rawa Kidang,
26 Juli 2018
Rumah Bpk. RT Hasan di Jamblang, 11 Agustus
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Selly Safariyah Fatimah dan
Amalia Wisa Sabila
Tim: Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan pelatihan pembuatan keset dengan
kain bekas dan menyampaikan motivasi untuk
dapat berkreasi menciptakan produk bernilai
ekonomi
Sasaran Ibu-ibu PKK Desa Rawa Kidang
Target 20 Ibu-ibu PKK mendapatkan pelatihan
pembuatan keset dengan kain bekas dan
menyampaikan motivasi untuk dapat berkreasi
menciptakan produk bernilai ekonomi
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilatar belakangi oleh banyaknya ibu-
ibu di Desa Rawa Kidang yang kurang produktif,
kurang dapat memanfaatkan waktu luangnya jika
di luar musim cocok tanam pagi. Program ini tidak
membutuhkan perencanaan yang terlalu sulit.
Bahan yang digunakan hanya membutuhkan kain
bekas yang menggunung di gudang dan lemari
serta sedikit benang jahit, dan jarum. Kegiatan ini
dimulai dengan pendahuluan berupa pemberian
motivasi kepada ibu-ibu agar dapat
memanfaatkan waktu luangnya supaya lebih
produktif dengan berbisnis memanfaatkan kain
bekas. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
pelatihan dalam menganyam kain bekas menjadi
keset. Narasumber untuk pemberian motivasi dan
pelatihan merupakan mahasiswa peserta KKN
dari kelompok SIAP 86 sendiri dengan estimasi
waktu yang dihabiskan dimulai dari pukul 14.00
sampai dengan 17.00 WIB.

96| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Hasil Pemberdayaan 6 Ibu-ibu PKK mendapatkan pelatihan
pembuatan keset dengan kain bekas dan
menyampaikan motivasi untuk berkreasi
menciptakan produk bernilai ekonomi
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
Kegiatan

Gambar 4.17: Kegiatan Pembuatan Keset

6. Pembuatan Terarium
Tabel 4.23: Kegiatan Pembuatan Terarium
Bidang Ekonomi
Program Rawa Kidang Berkreasi
Nomor Kegiatan 018
Nama Kegiatan Pembuatan Terarium
Tempat dan Tanggal Kantor Desa Rawa Kidang,
02 Agustus 2018
Lama Pelaksana 61 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Selly Safariyah Fatimah

Cahaya di Langit Rawa Kidang |97


Tim: Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan pelatihan pembuatan terarium
sebagai ladang berbisnis hasil dari hobi bercocok
tanam tanaman hias dan menyampaikan motivasi
untuk lebih peduli terhadap lingkungan
Sasaran Ibu-ibu PKK Desa Rawa Kidang
Target 20 Ibu-ibu PKK mendapatkan pelatihan
pembuatan terarium sebagai ladang berbisnis
hasil dari hobi bercocok tanam tanaman hias dan
menerima motivasi untuk lebih peduli terhadap
lingkungan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilatar belakangi oleh kurang
produktifnya ibu-ibu yang ada di Desa Rawa
Kidang serta kurang nya minat ibu-ibu bercocok
tanaman hias di pekarangan rumahnya. Terarium
merupakan sebuah seni yang sedang booming
dalam dunia pertanaman hias. Persiapan untuk
kegiatan ini tidak terlalu sulit dikarenakan bahan-
bahan seperti botol bekas, tanah, pasir hias, batu
hias yang mudah didapatkan di Desa Rawa
Kidang. Untuk tanaman yang digunakan sendiri
hanya menggunakan tanaman sukulen seperti
kaktus yang perawatannya mudah karena
membutuhkan sedikit air. Kegiatan ini dimulai
pada pukul 14.00 sampai dengan 17.00 WIB.
Kegiatan yang dilakukan dimulai dengan acara
pendahuluan berupa perkenalan mengenai apa itu
seni terarium serta acara motivasi supaya ibu-ibu
di Desa Rawa Kidang lebih peduli dengan
lingkungan dan lebih aware mengenai ancaman
global warming. Setelah itu kegiatan dilakukan
dengan pemberian pelatihan pembuatan terarium.
Kegiatan ini diharapkan agar ibu-ibu di Desa

98| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Rawa Kidang dapat menanamkan hobi bertanam
di rumah dan dengan hobi ini dapat dijadikan
sebagai ladang bisnis melalui terarium untuk
menambah produktivitas ibu rumah tangga di
Desa Rawa Kidang. Narasumber kegiatan ini
merupakan mahasiswa peserta KKN kelompok
SIAP 86 sendiri.
Hasil Pemberdayaan 10 Ibu-ibu PKK mendapatkan pelatihan
pembuatan terarium sebagai ladang berbisnis
hasil dari hobi bercocok tanam tanaman hias dan
menerima motivasi untuk lebih peduli terhadap
lingkungan
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
Kegiatan

Gambar 4.18: Kegiatan Pembuatan Terarium

7. Pelatihan Sablon
Tabel 4.24: Kegiatan Pelatihan Sablon
Bidang Ekonomi
Program Rawa Kidang Berkreasi
Nomor Kegiatan 019
Nama Kegiatan Pelatihan Sablon
Tempat dan Tanggal Balai Desa Rawa Kidang
4 Agustus 2018
Lama Pelaksana 30 Hari
Tim Pelaksana Laku Sablon

Cahaya di Langit Rawa Kidang |99


Tujuan Memberikan pelatihan menyablon dan
menyampaikan motivasi untuk membuka usaha
dari pelatihan ini
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang usia dewasa
Target 50 orang warga Desa Rawa Kidang usia dewasa
mendapat pelatihan menyablon dan dapat
menerima motivasi untuk membuka usaha dari
pelatihan ini
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berbentuk
fisik dan memberikan pelatihan cara menyablon
kepada warga desa. Kegiatan ini membantu warga
desa untuk membuka peluang usaha sablon.
Kegiatan pelatihan berlangsung selama empat
jam. Pelatihan sablon di sampaikan oleh Ahmad
Amrullah, Munzir Farisi, Eric dan Melby Subhan
mereka adalah pembicara dari Laku Sablon yang
akan mengisi acara kami. Kegiatan dimulai dari
diberitahukan terlebih dahulu peluang-peluang
dalam usaha sablon seperti keuntungan dan
kerugiannya dan lokasi-lokasi yang cocok jika
ingin memulai usaha sablon.
Hasil Pemberdayaan 25 orang warga Desa Rawa Kidang usia dewasa
mendapat pelatihan menyablon dan dapat
menerima motivasi untuk membuka usaha dari
pelatihan ini
Keberlanjutan Tidak ada kelanjutan
Kegiatan

Gambar 4.19: Pelatihan Sablon

100| Cahaya di Langit Rawa Kidang


8. Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga
Tabel 4.25: Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga
Bidang Ekonomi
Program Rawa Kidang Berkreasi
Nomor Kegiatan 020
Nama Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga
Tempat dan Tanggal Balai Desa Rawa Kidang
10 Agustus 2018
Lama Pelaksana 10 Hari
Tim Pelaksana Bapak Hidayatulloh, M.H
Tujuan Menyampaikan informasi tentang cara mengelola
keuangan keluarga dengan baik dan benar
Sasaran Bapak-bapak dan Ibu-ibu Desa Rawa Kidang
Target 30 Bapak-bapak dan Ibu-ibu Desa Rawa Kidang
menerima informasi tentang cara mengelola
keuangan keluarga dengan baik dan benar
Deskripsi Kegiatan Kegiatan seminar penyuluhan pengelolaan
keuangan keluarga ini merupakan kegiatan yang
diadakan oleh dosen pembimbing kami, seperti
biasanya sebelum acara diadakan kami mengadakan
sosialisasi kepada warga-warga agar dapat
menghadiri seminar ini yang dibantu oleh sekretaris
desa. Pembicara dalam seminar ini adalah dosen
pembimbing kami sendiri yaitu Bapak Hidayatulloh,
M.H dan perwakilan dari Koperasi BNI Syariah
Bapak Sudrajat. Ketika kegiatan berlangsung para
pemateri memberi seminar bagaimana cara
mengelola keuangan keluarga dengan baik dan
benar melalui beberapa metode. warga yang hadir
mayoritas adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang
sudah memiliki keluarga. Kegiatan seminar ini
berjalan dengan lancar dan para peserta antusias
dengan diadakannya kegiatan ini.
Hasil Pemberdayaan 8 Bapak-bapak dan 10 Ibu-ibu Desa Rawa Kidang
menerima informasi tentang cara mengelola
keuangan keluarga dengan baik dan benar

Cahaya di Langit Rawa Kidang |101


Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut
Kegiatan

Gambar 4.20: Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga

9. Penyuluhan Narkoba
Tabel 4.26: Kegiatan Penyuluhan Narkoba
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Program Rawa Kidang Bersosial
Nomor kegiatan 021
Nama kegiatan Penyuluhan Narkoba
Tempat dan tanggal Kantor Desa
28 Juli 2018
Lama pelaksana 30 Hari
Tim pelaksana Narasumber : BNN Kabupaten Tangerang
Tim : Seluruh anggota KKN SIAP 86
Tujuan Memberikan informasi mengenai dampak negatif
dari narkoba
Sasaran Warga Desa Rawa Kidang
Target 50 warga Desa Rawa Kidang mendapatkan
informasi mengenai dampak negatif dari narkoba

102| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Deskripsi kegiatan Kegiatan penyuluhan narkoba ini diadakan untuk
memberikan informasi terkait narkoba dan obat-
obat terlarang. Serta memberikan dampak negatif
setelah menggunakannya, memberikan motivasi
terhadap warga sekitar untuk melakukan hal-hal
positif.
Hasil Pemberdayaan 50 warga Desa Rawa Kidang mendapatkan
informasi mengenai dampak negatif dari narkoba
Keberlanjutan Kegiatan tidak berlanjut.
kegiatan

Gambar 4.21: Penyuluhan Narkoba

Cahaya di Langit Rawa Kidang |103


D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat kami dalam
melakukan kegiatan KKN di Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri,
Kabupaten Tangerang. Berikut beberapa faktor pendukung dan
penghambat selama kami menjalani KKN :
A. Faktor Pendukung
1. Kemampuan dan keahlian serta kerja sama tim yang baik dari
masing-masing anggota KKN SIAP 86 sehingga dapat
memberikan bantuan dalam setiap kegiatan.
2. Adanya Dosen Pembimbing yang selalu memberikan pelajaran
untuk kami dalam menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN).
3. Bantuan dana dari pihak PPM sehingga kami dapat
merealisasikan setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
4. Mendapatkan sambutan baik dari masyarakat, aparatur desa,
dan jajaran perangkat desa lainnya
5. Tersedianya tempat untuk merealisasikan beberapa program
kerja.
6. Dukungan dan partisipasi masyarakat yang membantu
menyukseskan kegiatan-kegiatan kami selama di Desa Rawa
Kidang.

B. Faktor Penghambat
1. Partisipasi masyarakat yang kurang, sehingga yang ikut
menjalankan kegiatan hanya sedikit.
2. Datangnya musim tandur17, sehingga warga lebih banyak waktu
di sawah.
3. Anak-anak remaja yang tidak punya waktu untuk mengikuti
kegiatan di pagi dan siang harinya.

17 Musim waktu padi sedang panen atau tumbuh

104| Cahaya di Langit Rawa Kidang


“Pelajaran dapat kita temui di mana saja, tidak hanya di dalam
kelas ataupun tempat belajar lainya. Pembelajaran ini sering
disebut dengan kehidupan“
- Arsyilla Destriana-

Cahaya di Langit Rawa Kidang |105


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah 30 hari berlalu, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Rawa Kidang, kecamatan Sukadiri, kabupaten Tangerang, provinsi Banten
yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli s.d 20 Agustus telah selesai
dilaksanakan sebagai salah satu bukti Nyata dari perwujudan Tridarma
Perguruan Tinggi.
Melihat dari berbagai permasalahan yang telah kami temukan selama
berada di Desa Rawa Kidang secara keseluruhan, program kerja yang telah
kami laksanakan mengindikasikan keberhasilan, dan program kerja yang
dilaksanakan pun telah mampu menjadi tindakan solusi untuk masyarakat
di Desa Rawa Kidang.
Dari pelaksanaan program kerja yang telah kami realisasikan selama
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), kelompok KKN SIAP 86 menghasilkan
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Program kerja pemberdayaan masyarakat kelompok KKN SIAP 86
di Desa Rawa Kidang dapat berjalan dengan baik atas dukungan
dari berbagai pihak baik itu aparatur desa, tokoh masyarakat, tokoh
agama, hingga dosen pembimbing kami.
2. Program kerja yang terlaksana dimulai dari sosialisasi dengan
warga, Memberikan Motivasi untuk hasil belajar, Pelatihan Active
Learning untuk meng-Upgrading para guru menjadi interaktif dan
menyenangkan dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Fun Science
untuk menambah wawasan anak-anak SDN Rawa Kidang,
Pelatihan pemanfaatan pakaian bekas menjadi keset yang bernilai
jual tinggi, agar masyarakat Desa dapat memiliki penghasilan yang
bervariasi, Mengadakan kegiatan pembuatan Terarium bersama ibu
PKK yang bertujuan untuk menambah kreativitas dan penghasilan
ibu-ibu PKK di Desa Rawa Kidang, Nonton Bareng (NOBAR) Film
Edukasi untuk anak-anak Desa Rawa Kidang, Kursus, Mengajar di
PAUD dan SD, Pelatihan sablon bersama para remaja Desa Rawa
Kidang, seminar Penyuluhan Pengelolaan Keuangan Keluarga
(PPKK), penyuluhan tentang Pencegahan KDRT, Penyuluhan
Narkoba, Jalan sehat, Lomba 17 Agustus, Pelatihan dan pertunjukan
Pentas Seni Anak-anak Desa Rawa Kidang, Gotong Royong

106| Cahaya di Langit Rawa Kidang


bersama warga untuk memperingati HUT RI, pengajian, Pengadaan
alat ibadah, Pembuatan Papan Nama Masjid dan mushalla, Mengajar
di Pesantren, Kampung KB, Posyandu, Jumat Bersih, Senam Ceria
dan Jalan Sehat bersama Seluruh warga Desa Rawa Kidang.
3. Faktor pendorong terlaksananya setiap program yang ada adalah
karena kekompakan dan kerja sama dari setiap anggota kelompok
KKN SIAP 86. Selain itu, antusias dan semangat dari masyarakat
setempat pun menjadi salah satu kunci kesuksesan bagi setiap
program kerja kami.
Hasil dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi dan
dapat menumbuhkan semangat warga dan para remaja untuk memajukan
Desa Rawa Kidang menuju perubahan yang lebih baik lagi, serta menjadi
desa yang berkembang, mandiri dan sejahtera.

B. Rekomendasi
1. Rekomendasi kepada pemerintah setempat
a. Pemerintah desa harus lebih memperhatikan pemberdayaan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat seperti Karang
Taruna, PKK, dan lain sebagainya. Pemberdayaan dapat dilakukan
dengan memberikan arahan dan program kerja yang dapat
memajukan desa.
b. Pemerintah desa diharapkan dapat memberdayakan masyarakat
Rawa Kidang agar bisa menjaga kebersihan terutama kebersihan
sungai yang sering digunakan oleh masyarakat Desa Rawa Kidang.
c. Membimbing mahasiswa/i yang akan melakukan kegiatan KKN di
Desa Rawa Kidang agar bisa melanjutkan program kerja yang telah
dilaksanakan sebelumnya olek KKN SIAP 86.
d. Pemerintah desa agar memperhatikan sarana dan prasarana yang
ada agar bisa diberdayakan kembali.

2. Rekomendasi kepada Pusat Pengabdian kepada Masyarakat


(PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Pihak PPM agar memberikan pembekalan yang cukup dan
mempersiapkan KKN sebaik mungkin, seperti modul atau buku
pegangan KKN yang ter-update, informasi yang masif, dan kejelasan
dana KKN yang hendaknya telah diberitahukan pada saat
pembekalan.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |107


b. Pihak PPM agar memperhatikan masalah dana KKN yang akan
disalurkan agar merata ke setiap kelompok KKN dan akan lebih
baik jika diberikan pada minggu pertama KKN.
c. Pihak PPM sebaiknya mengkonfirmasi ke kecamatan terkait
kegiatan KKN yang akan dilaksanakan di lokasi tempat KKN.
Tidak hanya pihak desa yang di konfirmasi seperti di Desa Rawa
Kidang.

3. Rekomendasi kepada pemangku kebijakan di tingkat Kecamatan


dan Kabupaten.
a. Memberikan bantuan material dan non-material pada program
sablon agar dapat diperdayakan dengan baik ke depannya.
b. Memperhatikan kondisi sarana dan prasarana Desa Rawa Kidang.
Baik dengan pengadaan maupun perbaikan sarana dan prasarana.
Seperti halnya menambahkan institusi pendidikan dll.

4. Rekomendasi kepada tim KKN PpMM


a. Berperan aktif dalam seluruh aktivitas kegiatan KKN di masyarakat
dan menjaga nama baik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Menjaga hubungan baik dengan pihak perangkat desa, tokoh
masyarakat, PKK, Karang Taruna, dll.
c. Melanjutkan program-program yang telah kita laksanakan KKN
PpMM .

108| Cahaya di Langit Rawa Kidang


“ Jika mimpimu ditertawakan biarkanlah. Karena pada
hakikatnya mimpi itu haruslah setinggi langit jika kamu jatuh
percayalah kamu jatuh di antara bintang-bintang berkat
usahamu “
- Aditiya Bestari-

Cahaya di Langit Rawa Kidang |109


BAGIAN II:
REFLEKSI HASIL KEGIATAN

110| Cahaya di Langit Rawa Kidang


“ Orang yang bersyukur adalah orang yang tahu caranya
menikmati hidup”
-Rizka Amalia-

111
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF

A
“Lika-liku Kehidupan di Desa Rawa Kidang”
-Aditiya Bestari-

Rencana Terindah
Assalamualaikum.wr.wb,
Aditiya Bestari, adalah nama panjang saya yang diberikan oleh kedua
orangtua saya yang selama ini telah membesarkan saya dengan sepenuh hati
dan rasa kasih sayang yang tiada duanya di dunia. Adit adalah sebuah nama
panggil yang biasa dipakai oleh keluarga saya di rumah, maupun teman-
teman saya yang ada diluar. Saya lahir pada tanggal 12 Desember, 1996. Saya
sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah subhana wa Ta’ala
Karena-Nya saya masih bisa merasakan kehidupan dan menghirup udara
yang begitu berharga, hingga pada usia saya saat ini yang telah mencapai 21
tahun. Saya bangga dengan kedua orangtua saya, karena selama 21 tahun saya
hidup di dunia, orangtua saya tidak pernah menelantarkan saya, entah itu
dari sisi kehidupan maupun pendidikan. Ayahku bernama Syukri dan ibuku
bernama Lainar. Alhamdulillah hingga saat ini kedua orangtu aku masih diberi
kesehatan oleh Allah, sehingga masih bisa menjadi panutanku yang luar
biasa hebat dalam hidup saya. Entah apa jadinya saya tanpa arahan dan
bimbingan kedua orangtua selama saya hidup. Menurutku kedua orangtua
ku adalah sosok orangtua yang sangat hebat. Karena berkat doa, usaha dan
kerja keras mereka, saya bersama kedua saudara kandung saya yang
bernama, Caesar Pratama dan Muhammad Fahrel, kami bisa mendapatkan
hidup yang sekiranya dapat dikatakan layak walaupun sederhana.
Saya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Syariah dan Hukum, Program Studi Perbandingan Madzhab Hukum
(PMH). Saat ini saya memasuki semester 7. Saya berharap semoga pada
semester saya yang ketujuh ini, diberikan kemudahan serta kelancaran oleh
Allah S.W.T sehingga saya bisa menjalankan studi saya dengan baik. Saya
juga berharap atas kemudahan dan kelancaran yang diberikan Allah, bisa
membantu dan membimbing saya hingga pada saat proses penggarapan
skripsi berlangsung, sampai pada akhirnya saya bisa ketahap yang

112
selanjutnya, yang kemudian diakhiri oleh kelulusan saya yang semoga saja
mendapatkan hasil yang memuaskan, aamiin Ya rabbal aalamiin..
Puji dan syukur atas berkat rahmat-Nya saya masih diberikan
kesehatan yang luar biasa penting dan mahal ini dari Allah S.W.T. berkat-
Nya saya bisa mengikuti serangkaian kegiatan yang sangat berarti dalam
hidup saya, selama saya menjalankan pendidikan di tingkat universitas ini.
Kegiatan tersebut adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan
oleh pihak kampus saya khususnya Pusat Pengabdian pada Masyarakat
(PPM) pada tahun 2018.
Sebenarnya, bukan tanpa alasan hingga saya sampai mau mengikuti
serangkaian acara maupun kegiatan yang diadakan oleh kampus saya.
Selama 32 hari bukanlah waktu yang singkat, apalagi saya diharuskan untuk
melakukan pengabdian pada masyarakat. Alasan saya mengikuti KKN tahun
ini adalah memang saya baru mendapat giliran KKN di penghujung semester
6, kemudian untuk melepas kewajiban saya sebagai mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Karena sesungguhnya KKN adalah syarat wajib yang
diadakan oleh kampus saya tercinta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar
saya bisa melaksanakan serangkaian tahap untuk lulus dari kampus dan
segera mendapatkan gelar sarjana yang saya inginkan. Tentunya bukan
sekedar gelar saja yang hanya saya kejar, namun ilmu juga pengetahuan
adalah investasi terbesar dalam hidup saya yang ingin saya dapatkan.
Motivasi saya mengikuti KKN adalah sebenarnya saya ingin mencari
sebuah pengalaman baru saya yang nantinya akan saya temui di tempat
KKN. Yang di mana pengalaman-pengalaman baru yang akan saya jumpai
dan temui nanti di tempat yang baru pula bagi hidup saya, semoga nantinya
akan menjadi sebuah acuan diri saya agar lebih bemanfaat dan berguna di
masa muda dan tua saya kelak. Tujuan saya mengikuti KKN adalah saya
ingin mendapatkan pengalaman yang benar-benar tidak saya dapatkan di
kampus, di sebuah matakuliah yang ada di kampus, di mana saya harus
langsung turun kelapangan, saya harus langsung berinteraksi di masyarakat.
Mencari sebuah solusi terhadap masalah yang ada di desa tersebut, dan
tujuan lainnya agar saya bisa cepat menyelesaikan kuliah saya menjadi
sarjana karena KKN ini adalah suatu kewajiban saya sebelum bisa menjadi
sarjana. Kompetensi yang saya punya untuk KKN , saya mempunyai ilmu
yang sudah saya dapat dalam perkulihan, seperti prenstasi dengan baik di
depan umum, caranya bekerja sama dengan kelompok yang baru, caranya
menghargai waktu, dan saya juga mempunyai kompetensi dalam berdagang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |113


bumbu dan mengerti sedikit mengenai cara meracik bumbu masak yang
enak. Mengerti cara berdagang yang baik dan benar dan cara begaimana
dagangan kita bisa laris atau laku, nah kompetensi – kompetensi itulah yang
bisa saya berikan kepada masyarakat desa yang insyaallah berguna bagi
masyarakat desa.
Rencana yang akan saya lakukan di tempat KKN adalah saya bisa
menyampaikan ilmu yang saya punya seperti ilmu -ilmu yang saya dapat di
perkuliahan, berbuat baik kepada semua orang terutama kelompok sendiri
agar bisa bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan KKN ini dan tidak
kalah penting untuk berbuat baik kepada warga desa agar warga desa
terkesan dengan KKN ini dan bisa menjalin silaturahmi dengan erat. Saya
juga berencana di sini membagikan ilmu dan pengalaman saya dalam
berdagang, di mana dari susah senangnya dalam berdagang dan modal,
kerugian, dan keuntungan yang bisa di dapat dalam berdagang, sebelum
mulai membagi pengalaman dan pengetahuan saya, terlebih dahulu saya
mecari apa kemampuannya yang bisa dijadikan usaha.
Awal saya mengetahui KKN adalah cerita-cerita dari senior saya,
senior saya menceritakan bawasan KKN itu di mana saya akan dipersatukan
dalam satu kelompok yang isi anggota dalam kelompok itu belum kenal satu
sama lain dan kelompok tersebut harus bisa kompak dan bekerja sama dalam
membatu warga membagun desanya. Selain itu, harus memberikan ilmu
kepada masyarakat di sana, memberikan kebaikan-kebaikan di masyarakat.
Jadi pandangan saya mengenai KKN adalah saya akan mengabdi kepada
masyarakat sebulan full di desa mereka dan pandangan saya yang lain adalah
KKN akan sangat melelahkan dan merepotkan dan akan menguras tenaga
dan pikiran karena akan adanya rapat sampai larut malam untuk kelangsung
kegiatan yang akan diadakan di sana, perdebatan antara anggota kelompok
yang berbeda pendapat, suasana masayarakat di sana yang kita belum tahu
apakah akan sangat baik penyambutan saya dan teman –teman di sana atau
tidak disambut sama sekali kedatangan saya dan anggota KKN, dan saya
akan bekerja keras bagaimana caranya menyelesaikan masalah yang memang
bisa diselesaikan.
Akhirnya tiba pada tanggal 20 juli 2018 yaitu tanggal dimulainya
KKN. Saya berangkat menuju Desa Rawa Kidang untuk menuntaskan
kegiatan KKN selama sebulan. Hari demi hari, minggu demi minggu saya
lewatkan di Desa Rawa Kidang dan sampailah pada tanggal 20 Agustus 2018
yaitu tanggal berakhir kegiatan KKN. Setelah sebulan saya mengikuti

114| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kegiatan KKN ternyata pandangan saya mengenai KKN yang melelahkan
dan merepotkan tidak benar 100%, karena saya melakukannya dengan
semangat dan mendapat teman-teman yang baik jadi tidak begitu terasa
melelahkan dan merepotkan. Alhamdulillah warga di sini menyambut saya
juga dengan baik, jadi pandangan saya mengenai KKN lakukanlah terlebih
dahulu jangan takut terlebih dahulu.

Persahabatan Bagai Kepompong


32 hari saya dan teman-teman kelompok bersama-sama, yang pada
awalnya sangat asing masih malu-malu karena memang saya dan teman-
teman berasal dari jurusan yang berbeda-beda dan dipertemukan dalam satu
kelompok dalam kegiatan KKN ini. Sampai pada akhirnya mau tidak mau,
suka tidak suka, saya mulai beradaptasi dengan kelompok ini karena
memang kita harus kompak karena akan hidup bersama selama sebulan
kedepan. Perespsi saya mengenai teman-teman yang baru saya kenal
pastinya banyak pendapat-pendapat dan argumen dari tiap orang untuk
merencanakan kegiatan selama KKN. Akan tetapi saya dengan kelompok
saya ini walaupun berbeda pendapat satu sama lain tapi saya tetap menerima
keputusan dari rapat-rapat kita karena itu sudah hasil mufakat yang kita
dapat. Walaupun kita berbeda-beda pendapat akan tetapi kita tetap
mempunyai tujuan yang sama dalam KKN ini dan alhamdulilah teman-teman
saya juga menerima dengan lapang dada hasil rapat-rapat untuk kegiatan
yang akan dilaksanakan di Desa Rawa Kidang.
Berbicara mengenai keberagaman aset yang dimiliki oleh teman-
teman saya, di sini yang saya mengerti akan keberagaman aset adalah
keunggulan apa yang dimiliki setiap teman-teman saya, yang menojol dari
tiap-tiap teman saya dan menurut saya dari tiap teman –teman saya
mempunyai keunggulannya masing masing ada yang bisa memipin doa
pengajian jadi di kelompok kita ada yang bisa memimpin dalam berdoa dan
mengaji. Ada yang bisa bermain musik yang bisa membuat kelompok ini
benyanyi bersama dan membuat kebersamaan semakin erat ada yang bisa
berakting karena memang teman saya ini sudah beberapa kali tampil di
televisi, ada yang pinter masak, ada yang rajin dalam melakukan semua
seperti contoh bangun lebih pagi dan memulai mempersiapkan kegiatan
duluan tanpa menunggu yang lain, ada yang lucu yang bisa mencairkan
suasana dalam rapat jika ada perbedaan pendapat, ada yang bisa benar-benar
bagus dalam berbicara di depan umum, ada yang pandai mengatur keuangan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |115


seperti mengatur pemasukan dan pengeluaran kita selama KKN agar kita
hemat di sana, ada yang pandai mengajar kepada anak-anak, ada yang pandai
bermain bola dan mengajarkan sedikit-sedikit mengenai cara menendang
yang baik, ada yang bisa mengedit video dan bisa membuat film yang bagus
dari sudut pandang yang seperti apa. Walaupun kelompok ini memliki
beberapa kelebihan ada juga yang mempunya sifat dan kelakuan unik seperti
ada yang jika dia berbicara selalu dengan nada yang tinggi, ada yang jika
berbicara selalu membawa nama-nama hewan, ada yang tidur bisa di mana-
mana jika sudah menyender tembok maka sudah pulas tidurnya, ada yang
tiap sebentar merokok yang sampai sehari habis 4 bungkus, ada yang
pendiam, ada yang jika berbicara selalu memakai bahasa yang baku, ada yang
jika membawa motor lambat sekali, ada yang tiap harinya membeli es krim
terus menurus. Kurang lebih sepeti itulah keberagaman aset yang dimiliki
oleh kelompok saya, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai
keunggulannya masing-masing dan setiap keunggulannya itu kita tidak
boleh merendahkannya ataupun menjatuhkannya.
32 hari saya bersama-sama teman kelompok KKN saya sudah banyak
tawa canda yang dilewati, sudah banyak konflik-konflik yang dilewati tapi
saya tetap bangga menjadi salah satu kelompok KKN SIAP 86. Ada beberapa
kisah yang akan saya ceritakan yang menjadi pembelajaran buat hidup saya.
Pada hari itu saya dan teman-teman akan mengadakan penyuluhan narkoba,
saya dan teman-teman sudah mengajak warga Desa Rawa Kidang untuk
datang ke desa, saya juga sudah mengajak anak mudanya untuk datang ke
acara tersebut, kemudian respon anak mudanya ada yang menjawab “iya”
ada yang diam saja dan ada yang menjawab dengan pertayaan “itu ntar dites
ga?“ lalu saya jawab “engga ini kan cuma penyuluhan narkoba tidak ada tes
apapun” yang saya bingung adalah mengapa ketika saya mengajak
penyuluhan mengenai narkoba, suasana tempat mereka berkumpul menjadi
berbeda. Kemudian tibalah saat (waktu) untuk melaksanakan acara
tersebut, lalu yang hadir pada acara tersebut sangatlah dikit dan bisa
dihitung dengan jari. Akhirnya saya dan teman-teman kelompok saya
mengitari desa kembali untuk mengajak dan alhamdulillah yang datang ke
acara tersebut menjadi lebih banyak. Selesai acara tersebut saya mendengar
dari beberapa warga bahwasannya di desa ini jika tidak ada pemberian
uangnya maka akan sedikit sekali antusias warga desa. Pengalaman saya
yang lain adalah saya dan teman-teman mengadakan jalan sehat beserta

116| Cahaya di Langit Rawa Kidang


doorprize18 di sini warga sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan jalan sehat ini diikuti juga oleh kepala desa dan kepala desa
mengikuti jalan sehat sampai dengan selesai, dan saat pembagian doorprize
warga sangat antusias karena doorprize yang diberikan oleh kelompok kami
ada berupa kipas, dispenser dll. Bisa diambil pelajaran di sini bawasan uang
bukan segalanya, jika memang kegiatan itu bermanfaat maka ikutlah agar
mendapat pengetahuan dan pengalaman yang lebih. Di desa sini masih susah
untuk diberikan pengetahuan yang lebih karena jika tidak ada hadiah berupa
uang maka warga sangat sulit untuk diajak.
Kisah yang paling berkesan buat saya adalah disaat acara pentas seni
karena acara tersebut menampilkan beberapa kesenian yang dilakukan oleh
anak-anak Desa Rawa Kidang yang sudah kami latih. Perjuangan anak-anak
tersebut dalam latihan benar-benar bisa diapresiasi19. Sehabis anak-anak itu
pulang sekolah mereka langsung datang ketempat latihan pentas seni
hampir setiap hari, maka dari itu saya dan teman-teman membuat jadwal
agar mereka tidak datang tiap hari dan meganggu sekolah mereka. Dan
akhirnya sampai pada tanggal acara dimulai anak-anak sudah siap untuk
tampil dan penonton yang menonton pun lumayan banyak. Di penghujung
acara kami bernyanyi bersama dan mengucapkan banyak terima kasih
kepada warga karena sudah menerima kami, sudah menyambut kami di sini
dan ada beberapa anak kecil yang menangis yang makin membuat saya
bersedih.

Kebaikan Berbalas Kebaikan


Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.
Sungguh tidak ada kata-kata lain selain terima kasih sebanyak banyaknya
terutama kepada Bapak Rojali, Ibu Rumiyati, kakek dan nenek yang sudah
menerima saya dan teman-teman untuk tinggal di rumahnya selama satu
bulan. Pandangan saya mengenai desa yang pertama adalah mengenai
lingkungan, lingkungan di sini cukup meprihatinkan karena banyak sampah
yang dibuang ke sungai yang membuat sungai tersebut terhambat alirannya
yang saya bingung adalah didekat sungai ada tempat sampah besar tetapi
warga ada yang membuang sampah ke sungai dan tidak ada inisiatif20 warga

18 Hadiahutama
19Dihargai/diacungkan jempol
20 Kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang benar tana harus

diberitahu dan mampu menentukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |117


untuk membersihkannya. Yang kedua adalah mengenai sosial keagamaannya
di Desa Rawa Kidang ini di bilang cukup baik karena setiap harinya ada
pengajian bergilir setiap mushalla. Dan ada pesantren pula di samping tempat
yang saya tinggal. Akan tetapi di sini masih banyak anak muda yang
berpacaran malam-malam di tempat yang gelap. Yang ketiga adalah
sosialisasi dengan masyarakat, warga desa di sini sangat baik dan ramah,
saya dan teman-teman sering makan bersama warga di sini sambil membakar
ikan, memasak kerang dan ayam, benar-benar sambutan warga di sini tidak
ada duanya. Saya dan teman-teman juga sering ngeliwet bareng anak-anak
muda dan Bapak Rojali, Ibu Rumiyati.
Pengalaman saya yang berkesan di desa bersama warga adalah
21
ngeliwet bersama sehabis acara pentas seni. Seusai acara pentas seni kami
bersama dengan warga dan anak mudah membakar sayam tiga ekor untuk
dimakan bersama-sama diatas daun pisang yang sudah dibersihkan. Ini
adalah pengalaman yang paling mengesankan buat saya karena masih
menjujung pentingnya kebersamaan, saya dan teman makan bersama-
bersama sambil bercanda, dan berfoto bersama. Setelah makan bersama saya
dan teman-teman masih menyempatkan waktu untuk beres-beres bersama.
Adapun pengalaman yang berkesan adalah disaat upacara 17 Agustus di
kecamatan, seluruh desa mengikuti upacara ini. Dari Desa Rawa Kidang,
kepala desanya dibawa dengan menaiki kuda dan berjalan bersama-sama
warganya sampai ke kecamatan, sesampainya di lapangan kecamatan
ternyata desa sayalah yang paling terlihat totalitas dengan membawa kuda
yang ditumpangi oleh kepala desa yang memakai baju putih-putih. Mengapa
saya bilang ini upacara ini kegiatan yang berkesan karena melihat warga
yang bahu membahu untuk datang ke upacara tersebut seperti memakai baju
yang seragam dan berjalan bersama –sama untuk mengikuti upacara.

Terbanglah Rawa Kidang


Dilihat dari apa yang sudah saya rasakan setelah selama 32 hari
berada di Desa Rawa Kidang adalah desa yang sedikit lebih maju dari desa
lainnya di Kecamatan Sukadiri, akan tetapi meskipun begitu pandangan saya
terhadap Rawa Kidang masih banyak kekurangan seperti pendidikan,
pendidikan sangatlah penting seharusnya pola pikir anak muda di Desa

ada disekitar, berusaha untuk terus bergerak untuk melakukan beberapa hal walau dalam
keadaan sulit.
21 Sebutan untuk acara makan bersama menggunakan alas daun pisang, dalam bahasa Sunda.

118| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Rawa Kidang harus diganti karena di sini banyak yang sudah lulus SMA
(Sekolah Menegah Atas) tidak menjutkan pendidikannya lebih memilih
untuk bekerja di pabrik, jika memang permasalahnya di ekonomi sekarang
banyak universitas yang mengadakan jalur-jalur beasiswa. Jika memang saya
menjadi bagian dari penduduk desa saya akan terus mengali pendidikan jika
sudah sukses saya akan balik ke desa dan membagikan ilmu kepada warga
desa.
Selama 32 hari saya KKN di Desa Rawa Kidang, yang telah saya
lakukan untuk memberdayakan mereka adalah mengadakan penyuluhan
narkoba kepada para pemuda agar mereka tahu bahayanya narkoba, adapun
kegiatan lain yang saya berikan yaitu memberi les matematika kepada anak
SD dengan cara mengajarnya dan memberitahukan bahwa belajar
matematika itu tidak susah. Adapun kegiatan lainnya saya memberikan
sedikit ilmu-ilmu yang saya punya dalam bermian bola seperti passing bola,
shoot bola dan membawa bola dengan benar. Adapun secara fisik yang saya
dan teman-teman berikan yaitu berupa papan mushalla yang di mana ada
banyak sekali mushalla-mushalla yang tidak ada namanya. Dan juga
memberika alat-alat sablon dan cara memakai alat-alatnya.
“Bermimpilah setinggi langit jika gagal jatuhlah diantara Bintang-bintang”
TERUS MELANGKAH MENJADI YANG LEBIH BAIK DESA RAWA
KIDANG
Salam Mahasiswa!
Wassalamualaikum.wr.wb

Cahaya di Langit Rawa Kidang |119


B
“Judul untuk Rawa Kidang”
-Ahmad Misbahul Munir-

Seru juga nih !


Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) itulah lembaga yang
sangat penting dalam keberlangsungan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
kampusku. Sebab, jikalau tidak ada PPM yang membantu mahasiswa dalam
melaksanakan KKN, aku sebagai mahasiswa pasti tidak tahu langkah-
langkah apa saja yang harus dilakukan selama KKN dengan tepat. PPM juga
yang membuat aku mengetahui teman satu kelompok, mengenalnya dan
sayang dengan mereka. Terimakasih untuk PPM yang telah mempertemukan
aku dengan teman satu kelompok, tidak lupa pula terimakasih juga untuk
dosen pembibing yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Perkenalkan, aku Ahmad Misbahul Munir anak ketiga dari empat
bersaudara. Aku lahir di Ciputat namun merasa asing dengannya karena aku
berada di pondok pesantren saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Klarifikasi, aku tidak pernah SMP dan
SMA, melainkan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah
(MA).Kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
mengambil jurusan Teknik Informatika yang pada dasarnya aku tidak
memiliki keahlian di bidang itu. Aku mengetahui KKN saat semester 4, tidak
sengaja mendegarkan pembicaraan kakak-kakak yang semesternya sudah
lebih dari aku. Setelah selesai mendengarkan pembicaraan mereka aku
masuk ke kelas untuk belajar sebagaimana mahasiswa pada umumnya.
Berawal dari mengenal kata KKN aku pun mencoba mendatangi lokasi
KKN kakak-kakak yang semesternya lebih dari aku. Aku mencari lokasinya
dengan aplikasi Google Maps, menandainya dan mencari rute terdekat dari
rumahku. Perjalanan menuju lokasi KKN cukup aku nikmati karena bisa
menambah pengetahuanku dengan jalan-jalan yang baru aku lewati saat itu.
Sesampainya di desa tempat lokasi KKN diadakan, aku bingung mencari
lokasi tempat tinggalnya dari sebelum ashar sampai menjelang maghrib.
Beberapa orang sudah aku tanyai dan mereka menjawab tidak tahu, lalu aku
pergi ke warung dan istirahat sekaligus bertanya kepada penjaga warung,
alhamdulillah sang penjaga tahu dan mau menunjukan tempatnya.
Sampailah aku di lokasi tempat tinggal kakak-kakak yang semesternya
lebih dari aku, disana mereka sedang melakukan evaluasi kinerja program

120| Cahaya di Langit Rawa Kidang


mereka yang tela dilaksanakan pada hari itu dan tidak lupa mereka juga
melakukan persiapan untuk hari esok di malam itu agar keesokan harinya
program dapat berjalan tanpa kendala. Selesai evaluasi, aku baru dapat
ketemu dengan kakak-kakak yang semesternya diatas aku dan mengobrol,
saat ingin pulang aku ditahan agar tidak pulang malam itu dan pulang pada
siang hari saja karena daerah itu rawan kejahatan saat malam hari, ya sudah
aku menurut saja. Pagi harinya mereka sudah rapih dan siap mejalani hari
dengan program yang sudah direncanakan dengan baik, aku pun juga
bersiap-siap, bukan untuk menjalani program dengan mereka, namun untuk
pulang kerumah.
Saat jalan pulang aku berfikir, sepertinya seru juga KKN. Aku bisa
bertemu dengan teman yang berbeda-beda jurusan, sifat, perilaku dan
lainnya dengan tujuan yang sama. Mengenal lapisan masyarakat seperti staff
desa, orang tua, pemuda, bahkan sampai anak-anak disana. Banyak juga hal-
hal lainnya seperti hidup berkelompok mulai dari makan bersama, tidur
bersama, menjalankan program bersama yang membuat aku berkata dalam
hati “aku harus KKN”.

Bangun dari tidur


Selasa, 10 April 2018 dimana semua berawal. Pada hari itu grup WhatsApp
aku buat, aku mencari nama-nama orang satu kelompokku di Instagram lalu
aku DM (Direct Message), bertanya pada temanku yang satu jurusan dengan
mereka, dan membagikan tautan link grup KKN di grup yang lainnya.
Terkumpullah orang-orang dengan nama dan jurusan yang sama dengan apa
yang telah dibagikan oleh PPM. Setelah itu apa? Aku bingung, bagaimana
membuka percakapan grup yang baru aku buat. Akhir nya aku buka
percakapan grup dengan mengabsen anggota grup sampai lengkap dan
akhirnya pembicaraan di grup mulai mencair dan ada banyak bahasan
seperti ada kejadian apa saja disana yang saat itu melim lama terjadi, lokasi
desa yang terlalu desa atau masih dekat dengan keramaian, temu perdana
kelompok, dan menentukan nama kelompok KKN yang akhirnya disepakati
dengan nama berdasarkan nomor kelompok yaitu 86 dan sepertinya bingung
ingin menamai apa dan tercetuslah KKN SIAP86 yanag entah kepanjangan
dari SIAP86 sendiri belum dicari dan akhirnya didapatkan Smart Integrity
Action Productive.
Seperti pada umumnya, pertemuan perdana hanya sebagian yang datang
dan masih banyak orang yang menjadi misteri. Pertemuan selanjutnya
Cahaya di Langit Rawa Kidang |121
jumlah yang datang bertambah namun belum semua, dan akhirnya dengan
sering dilakukan pertemuan semua orang pernah datang meskipun hanya
sekali. Sifat-sifat mereka pun saat sebelum berangkat melakukan KKN
bermacam-macam, ada yang selalu muncul di grup dan sering datang, ada
yang sering membalas percakapan di grup namun jarang datang, ada yang
tidak sering muncul di grup namun sering datang ada juga yang jarang
muncul di grup dan jarang datang, ada satu kejadian saat aku dan teman
KKN SIAP86 lainnya berkumpul di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tepatnya di depan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Saat hari
keberangkatan menuju Desa tempat aku melaksanakan kegiatan KKN nanti,
aku baru mengetahui ada teman satu kelompok yang bernama Fadil. Entah
mengapa demikian, itulah kejadian yang sangat aku ingat saat sebelum
berangkat menuju tempat KKN.
Hari pertama dan malam pertama berada di tempat yang asing dengan
suasana yang berbeda dengan di rumah, tidak ada hal menarik yang terjadi.
Semua merasa lelah dengan perjalan yang diluar dugaan dari perencanaan di
awal sebelum keberangkatan. Hari yang lelah ditambah dengan menata
barang bawaan dan barang-barang lainnya yang akan digunakan untuk satu
bulan kedepan untuk program yang akan dijalankan, membuat aku dan
teman-teman kelompok tidak ingin melakukan kegiatan apa-apa lagi di hari
itu dan ingin langsung beristirahat.
Resmi, akhirnya KKN SIAP86 dibuka dengan resmi di Kantor Desa pada
tanggal 20 Juli 2018. Acara pembukaan berlangsung dengan baik dan itulah
awal dari program yang akan dilaksanakan dalam satu bulan kedepan
disana. Hari pertama aku piket, aku mencari sayuran bersama Atikah, Seli,
Farhan dan Amel yang mereka ini adalah teman seperjuanganku selama satu
bulan di dapur, bukan mencari sayuran dipasar, melainkan mencari sayuran
segar yang ditanam oleh warga desa sekaligus sosialisasi dengan warga desa
yang belum mengetahui bahwa ada KKN SIAP86 di desanya. Minggu-
minggu pertama masih mengutamakan sosialisai dengan warga, RT, RW,
staff desa dan tidak lupa dengan anak-anak disana. Selebihnya bersosialisasi
dengan teman satu kelompok.
Teman-teman SIAP86 yang berasal dari berbagai macam fakultas, daerah
asal, tempat tinggal, sifat, karakter dan lain-lain sangat menarik untuk
mengetahuinya lebih dalam agar satu sama lain dapat lebih mengerti dan
tahu dimana saat harus melakukan apa dengan tepat, dengan begitu dapat
menjaga kekompakan, kepedulian, kekeluargaann, kenyamanan dan

122| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kesempurnaan cinta dalam suatu kelompok. Meskipun selama satu bulan
dilewati, aku belum mengetahui semua sifat-sifat dari kelompok KKN
SIAP86. Misal, menurut aku perempuan yang menarik dan penuh teka-teki
di kelompok aku ialah Atikah, dia sangat cocok dan pas untuk menjadi
teman piket, bukan karena tanpa alasan, melainkan karena dia yang sangat
berbeda menurutku sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
memahaminya. Berbeda dengan Risma yang sudah aku kenal lebih dulu,
tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengannya agar bisa menjadi tim
yang baik, contohnya “itu”. Lanjut ke laki-laki yang sangat aku kagumi yaitu
Ucin, cara berbicara khas anak Ushuliddin lah yang aku kagumi darinya,
pemikirannyaa terbuka, penyampaian kata per kata tepat, tidak ada
pemborosan kata maupun ambiguitas dalam tiap perkataannya, terlebih lagi
tekad belajarnya disaat KKN, dia mempunyai tekad belajar yang tinggi
sampai hamper tiap malam dia belajar bermain PES2017 meski sering kalah,
dia tetap belajar dan terus berusaha mengerti apa itu fungsi R2+Kotak
sehingga akhirnya dia tidak selalu kalah dalam permainan. Adit, sosok
seorang bendahara yang rajin, selalu meminta uang kas apabila belum bayar,
parahnya selalu meminta untuk bermain PES2017 denganku karena dia
hampir tidak pernah menang melawan aku dalam permainann PES2017.
Hampir sama dengan Ucin dalam bermain PES2017 Fadil, iya Fadil, sosok
orang yang baru aku tahu disaat keberangkatan menuju desa KKN, dia orang
yang selalu iya bila diajak kemana-mana, entah karena dia sering bosan atau
apa, diluar itu dia orangnya asik, rugi rasanya baru mengenalnya disaat KKN,
dan dia adalah laki-laki satu-satunya orang yang bernama Fadil di kelompok
KKN SIAP86. Perempuan yang satu jurusan denganku bernama Handan, “ya
gitu orangnya” itu jawabanku untuk teman-teman kelompok yang bertanya
kepadaku bagaimana sih Handan itu, sebenarnya handan itu baik, tetapi dia
suka ngegas atau memakai nada tinggi tiap pembicaraan, hebatnya dia lagi
menurutku bisa mempersatukan suara para perempuan. Syarif manusia ikan,
lebih tepatnya paus. Dijuluki demikian oleh ketua kelompok yang namanya
disebutkan nanti saja karena pada malam pertama dia tidur menghalangi
pintu kamar dengan tubuhnya yang paling besar diantara yang lainnya
namun, jika tidak ada dia, KKN SIAP86 akan kehilangan orang yang terlalu
rajin dan humoris, tidak tahu humoris atau garing yang terlalu percaya diri.
Seli, mahasiswa dengan perawakan anak SMA yang lugu, santun, rajin dan
keguruan. Seli seperti siap jadi guru dalam kondisi apapun, saat ke pasar,
sosialisasi, rapat untuk evaluasi atau briefing tdak lepas dari memakai celana

Cahaya di Langit Rawa Kidang |123


bahan, berbeda dengan teman lainnya yang terkadang memakai celana jeans,
training, tidak memakai celana (memakai rok) dan mukena. Seli pengajar
yang sangat baik, dengan kata-kata dia yang singkat pun aku mudah
mengerti. Cila dan Rizki (ketua) memiliki kesamaan yaitu, mereka berada di
jurusan yang sama Ilmu Hukum, tetapi mereka sangat berbanding terbalik,
Cila perempuan dan Rizki laki-laki, hebatnya cila kelebihan dia tidak
dimiliki oleh Rizki, dan kehebatan Rizki, kehebatan Rizki dimana ya?, Rizki
hebat dalam banyak hal, seperti mengikat tali sepatu dengan benar, kick
starter (menyela motor) yang handal, itu semua hanya bercanda. Satu hal
yang aku respect kepada dia yaitu kesabarannya dalam memimpin. Dian ialah
bendahara bersama adit, dia orangnya sedikit berbicara tetapi teliti akan hal
apapun. Farhan mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah yang orangnya paling
tidak bisa diam, ada saja tingkah lakunya yang ada-ada saja namun, dia sosok
orang yang tegas, humoris, pengatur strategi yang baik, ini terbukti dari gaya
permainannya di PES2017. Nana, perempuan Jurusan Manajemen yang
seperti perempuan pada umumnya. Endah, perempuan yang tidak bisa aku
komentari karena dia orangnya cenderung pendiam di awal-awal KKN, dia
orang yang baik pada semuanya. Ika, perempuan yang sering mengucapkan
namanya sendiri dalam setiap pembicaraan meskipun dia jarang berbicara,
menurut aku dia akan lebih terbuka lagi dengan orang-orang yang sudah
akrab dengan dia. Kelebihan dia ada di tangannya yang sangat terampil
dalalm memijat, pernah suatu hari saat tangan kananku merasa sakit dan
dipijat olehnya, seakan-akan rasa sakit yang jahat itu tidak berani datang
karena kepolosan hatinya. Seorang mahasiswa yang dengan sengaja membeli
kamera saat dirinya ditunjuk sebagai divisi publikasi, ialah Aji si rambut ikal
yang hasil fotonya begitu menawan, selain di bidang fotografi dia juga orang
yang ahli mengajak teman-teman yang lain bermain PES2017 di waktu
kosong dengan menyeduhkan kopi sebagai pemantik dalam bermain
PES2017. Amel, mahasiswi Jurusan Sosiologi yang ‘ngontrak’ di Pesangrahan,
jarak antara tempat tinggal dan kampus lumayan malas untuk pejalan kaki
tetapi ia lakukan setiap hari. Amel asik untuk diajak ngobrol dengan suara
khasnya, dia juga asik untuk segala hal menurut aku.
Hal menarik pun terjadi padaku di suatu pagi, terjadi dua kali selama
KKN. Cila masuk ke rumah laki-laki dan membangunkanku yang masih
tertidur, kenapa harus cila? kenapa cila sendiri? kenapa tidak teman laki-laki
kelompok yang membangunkanku?, seperti itulah aku berfikir saat
dibangunkan oleh dia, tidak bisa tidak bangun aku dibuatnya karena teknik

124| Cahaya di Langit Rawa Kidang


membangunkannya yang ekstrim, membawa sebuah pengeras suara dan
diletakkan di dekat telingaku serta berteriak “muniiir.. muniiir, banguun”
keras sekali hingga hampir seharian telinga ku dibuat sakit. Pernah juga
sampai mendorongku hingga jatuh dari kasur dan tidak lupa dengan
teriakan yang membuat orang malas mendengarnya. Menurutku itu hal yang
tidak bisa dilupakan, karena sangat jarang ada spesies manusia yang seperti
Cila.
Dari semua yang aku ceritakan, ada satu hal kesamaan mereka semua
yang dimiliki yaitu, tanggung jawab akan ucapannya. Tidak jarang
kelompokku beradu argument, gagasan dan pikiran untuk menyukseskan
program yang telah dibuat. Tidak hanya untuk menyukseskan program,
bahkan kalimat “nanti gua yang cuci piringnya” sudah tidak asing terdengar
dan pasti dilaksanakan oleh orang yang mengucapkannya tidak hanya
gombal semata. Sederhana namun jika tidak dilaksanakan akan menghambat
dunia perdapuran keesokan harinya.

Rawa Kidang Riang


Rawa Kidang, pertama kali aku menginjakan kaki disana dan harus
berada selama satu bulan. Rasa takut akan tempat yang pertama kali
didatangi dan harus menetap selama satu bulan itu adalah hal yang sangat
wajar, karena manusia cenderung menjaga diri dengan sesuatu yang asing,
begitu juga dengan aku yang baru pertama kali kesana dan harus tinggal
selama satu bulan. Aku merasa takut karena disaat survey untuk melihat
desa aku cenderung diam dan tidak berkomunikasi dengan warga desa
disana. Sempat aku memiliki beberapa pikiran liar tentang Rawa Kidang
namun semua terpatahkan saat aku tahu kelompokku mendapat rumah
untuk tinggal selama satu bulan yang pemiliknya adalah salah satu orang
terpandang di desa itu. Sang pemilik rumah ialah mantan lurah Rawa Kidang
itu sendiri pada tahun 90an. Ia juga disebut-sebut sebagai jawara di desanya,
dengan begitu aku merasa lega mendapat tempat tinggal yang aman.
Ternyata apa yang aku takutkan di Rawa Kidang tidak benar, warga desa
menyambut dengan baik kehadiran kelompok SIAP86 di desanya, para
remaja yang ramah-ramah meskipun aku dan mereka tidak sering bertemu
dikarenakan rata-rata para remaja disana bekerja menjadi buruh dan hanya
ada waktu berkumpul malam hari dengan remaja lainnya atau pada hari
libur. Anak-anak yang ceria menjadi menjadi pemanis Rawa Kidang itu
sendiri, mereka sangat antusias dengan kedatangan KKN SIAP86 di desanya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |125


Hampir setiap hari mereka datang ke rumah dengan tujuan berbeda-beda,
ada yang datang untuk sekedar bermain dan ada juga yang datang untuk
meminta bantuan dengan mata pelajaran sekolahnya yang belum dimengerti
oleh mereka.
Di Rawa Kidang terdapat banyak sekali mushola, selain itu dasana juga
ada pondok pesantren yang letaknya disebelah tempat tinggal KKN SIAP86,
para warga meninggalkan aktifitasnya dikala waktu shalat hampir tiba guna
melaksanakan shalat berjamaah di mushola terdekat dari rumah warga.
Pengajian rutin pun dilaksanakan hampir tiap hari di mushola yang berbeda-
beda, missal hari senin di mushola A dan hari selasa di mushola B begitu
seterusnya selama seminggu dan terus berputar-putar. Senang rasanya
bertugas di tempat yang nilai keagamaannya tinggi.
Tingginya antusiasme warga memuncak saat peringatan 17 Agustus
karena pada momen itulah semua warga bisa berkumpul, dari staff desa,
petani, buruh, orang tua, remaja, ibu-ibu sampai anak-anak merayakan 17
Agustus dengan berbagai macam kegiatan. Berawal dari upacara bendera
lalu perlombaan yang dapat diikuti oleh semua golongan dan ditutup dengan
malam puncak yang biasanya disana ada pembagian hadiah lomba sekaligus
penutupan kegiatan KKN SIAP86 di Desa Rawa Kidang, mungkin itu satu
hal yang akan selalu teringat.

Tetap Menjadi Diri Sendiri


Rawa Kidang adalah desa yang sungguh riang, desa yang memiliki moral.
Warga yang sangat terbuka dengan kehadiran aku dan teman-teman. Anak-
anak yang dengan mudah menerima kelompok KKN SIAP86 sebagai kakak
mereka dalam bermain, belajar sampai teman cerita. Remaja yang memiliki
ide-ide unik dan kreatif membuat Rawa Kidang semakin hidup dan selalu
riang.
Dalam kegiatanku selama satu bulan dengan teman-teman, banyak hal
berbeda dengan tempat tinggal tetapku, seperti lebih tingginya rasa
kepedulian sesama warga, tingat solidaritas yang masih tinggi, belum
banyak tercemar hal-hal yang dapat berusak bangsa dan keindahan desanya
itu sendiri. Pertahankanlah perbedaan itu, dengan begitu Rawa Kidang tetap
menjadi Rawa Kidang dengan moralnya.
Terimakasih banyak Rawa Kidang, telah menerimaku dengan baik,
membatu melaksanakan kegiatan, menjadi teman, menjadi keluarga.
Sungguh bangga dapat mengabdi di desamu, tidak akan aku lupakan

126| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kenangan indah disana selama satu bulan ini, semoga dapat bertemu kembali
di lain waktu, semoga sehat selalu seluruh warga desamu. Maaf jika berbuat
salah, maaf bila kurang baik dalam perlakuan, maaf bila tidak dapat
membantu banyak untuk desa.

Aku bangga Rawa Kidang.


Untuk Ibu dan Bapak yang bersedia menerima Kelompokku selama satu
bulan tinggal dirumah, kalian luar biasa, maaf apabila berlaku salah dan
sehat selalu bu, pak.
Terimakasih Rawa Kidang dan Kelompok KKN SIAP86 akan
pengalaman yang sangat berharga ini, sungguh beruntungnya aku dalam
satu bulan bersama kalian, silaturahmi yang terjalin selama satu bulan ini
semoga tidak putus dan akan terus berlangsung selamanya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |127


C
“Dialog Rindu Untuk Rawa Kidang”
-Aji Fauzan Aulia-

Pengantar
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Aji Fauzan Aulia, teman-
teman biasa panggil saya dengan panggilan Aji. Saya mahasiswa Sejarah
Peradaban Islam dari Fakultas Adab dan Humaniora. Tidak terasa waktu
begitu cepat, usia semakin bertambah dan tanggung jawab semakin besar.
Sebagai mahasiswa kita perlu peka terhadap lingkungan dalam berbagai
aspek dan sudut pandang, membuat perubahan di sekitar kita dan
mewujudkannya dengan rasa ikhlas. Ya, kira-kira seperti itu gambaran
mahasiswa yang perlu kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Waktu
demi waktu, perkuliahan telah dilalui sampai sekarang ini (semester 7) itu
berarti ada tugas yang perlu di kerjakan di luar kelas atau ruang lingkup
kampus, yaitu KKN. Dari namanya KKN yaitu Kuliah Kerja Nyata,
mengandung arti bahwa sebagai mahasiswa kita perlu nyata dalam bekerja,
ada kontribusi atau efek dari apa yang kita lakukan itu bermanfaat.
Mahasiswa harus bergerak, karena pada dasarnya mimpi tidak akan bisa
tercapai bila hanya diam saja.
Sebagai mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam, saya perlu
menanamkan bahwa sejarah itu penting. Karena sejarah adalah ilmu yang
bisa masuk ke dalam cabang ilmu lain, sifatnya fleksibel. Sejarah selalu
berhubungan dengan ruang dan waktu, bukankah kita tidak bisa
menghindari dua aspek tersebut? akan tetapi dalam faktanya, banyak orang-
orang di sekitar kita merasa bahwa sejarah itu tidak terlalu penting, ya
mungkin mereka menganggap untuk apa hal yang berlalu dibahas kembali.
Ya itu adalah salah satu tujuan saya merubah persepsi orang mengenai
Sejarah.
Persepsi saya mengenai KKN adalah kegiatan yang akan menguras
tenaga, pikiran serta dalam segi ekonomi. Saya akan tinggal selama 1 bulan
dengan teman-teman baru dan lingkungan yang baru. Saya rasa tidak cukup
jika hanya 1 bulan untuk mengenal lebih dalam dari kedua aspek itu. Akan
tetapi kita adalah mahasiswa, saya ingat perkataan dosen saya 1 tahun yang
lalu, beliau mengatakan “Mahasiswa itu mencari masalah dan menjawab
masalah”, ya kita disini perlu menjawab permasalahan dengan
menggabungkan ide yang berbeda dari 19 anggota.

128| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Awalnya saya mengira bahwa kegiatan KKN ini akan membosankan,
hanya mempersingkat waktu liburan semester ku saja. Waktu untuk liburan
dan kumpul bersama orang-orang terdekat kita di kampung halaman
semakin sedikit, karena adanya kegiatan KKN ini. Tapi saya mencoba untuk
dewasa, saya anggap kegiatan KKN ini adalah liburan sambil kerja, ya kerja
nyata untuk membuat perubahan. Saya mulai menerima dan bersiap untuk
melakukan kegiatan ini selama 1 bulan dengan segala macam
konsekuensinya.
Kegiatan KKN ini tidak kami siapkan secara mendadak, ada tahap-
tahap yang telah dilalui. Mulai dari perkenalan anggota kelompok, saling
mengerti dan memahami satu sama lain, pembekalan calon peserta KKN,
survei lokasi, pembuatan program kerja dan proposal, pelepasan, sampai
dengan tahap pelaksanaan KKN. Hal ini kami persiapkan dengan matang,
agar apa yang kita lakukan berjalan sebagaimana mestinya.
Perasaan sedih meliputi saat hari pertama pelaksanaan KKN,
meninggalkan rumah dan orang-orang dekat kita. Akan tetapi orang tua
serta kerabat dekat saya mendukung untuk melakukan tugas ini. Karena
pada dasarnya kita akan beranjak dan pergi dari zona nyaman nya kita,
perlahan menjauh dan masuk dalam kehidupan yang sebenarnya, yaitu
berbaur dengan masyarakat. Ya kita harus terus berjalan dan mencari
pengalaman hidup, jalan tidak selalu lurus pasti ada kala berbelok atau
mundur yang paling penting adalah kita tetap mencoba dan mencoba akan
sesuatu hal yang baru. Pada akhirnya kita menemukan sesuatu yang
dinamakan pengalaman, ia merupakan guru yang paling berharga.
Pada hari itu memang semuanya merasa sedih, kehilangan dan mulai
meninggalkan hal-hal yang biasa mereka lakukan dengan keluarga atau pun
kerabat dekat mereka. Tapi di balik semua itu ada perasaan bahagia, bahwa
apa yang kita hadapi sekarang adalah suatu pembelajaran hidup yang
berharga yang akan berguna di kehidupan kita 5 atau 10 tahun yang akan
datang. Bertemu dengan teman-teman baru, berbaur dengan masyarakat
setempat merupakan suatu hal yang indah jika dilakukan dengan ikhlas.
Kami perlu bekerja sama untuk melakukan tugas ini, dan saya percaya akan
ada masa di mana kita akan rindu satu sama lain, mengenang perjuangan
yang telah kita lakukan bersama-sama.
Ingatlah Hari Ini Sahabat
Waktu seakan berjalan cepat, perlahan kami mulai sadar ada
beberapa tantangan hidup yang perlu di hadapi dengan bersama. Dalam

Cahaya di Langit Rawa Kidang |129


kegiatan KKN ini saya mendapatkan suatu pelajaran, bahwa hidup akan
terasa lebih mudah bila di jalani bersama. Memang bukan hal yang mudah
saling mengerti satu sama lain, bekerja sama, bertukar pikiran dan
merealisasikan secara bersama, apalagi dengan orang yang baru kenal. Itu
semua seakan-akan menjadi tantangan tersendiri untuk memadukan isi
kepala dari 8 pria dan 10 wanita.
Di sini saya dipercaya oleh rekan-rekan untuk menjalankan tugas
sebagai Pubdekdok. Jujur, ini adalah sebuah kehormatan untuk bisa
menjalankan tugas sebagai Pubdekdok, saya ingat perkataan Pak Ridwan
Kamil, pekerjaan paling menyenangkan di dunia ini adalah hobi yang
dibayar. Ya saya amat menyukai dunia fotografi, dengan ilmu yang saya
miliki dan pengalaman, saya bekerja dengan ikhlas untuk kelompok ini.
Tanpa adanya imbalan, ini adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan yang
harus dijaga.
Sejak pertama datang kami mulai untuk berbaur dengan masyarakat
disana, kami menjaga diri dan nama baik almamater. Sulit rasanya untuk
memulai sosialisasi dengan masyarakat disana, bahasa yang dipakai
menjadikan faktor utama kesulitan yang mereka hadapi. Saya merasa
beruntung hidup di daerah Pandeglang, yang setiap harinya memakai bahasa
daerah yaitu Sunda. Ternyata bahasa yang di pakai di Rawa Kidang pun
tidak beda jauh dengan bahasa yang dipakai di Daerah ku sendiri. Setiap hari
kami menjalin komunikasi dengan baik terhadap warga sekitar, untuk
mengerti dan memahami lebih dalam di Desa tersebut.
Program-program yang telah kita buat, dan kita aplikasikan di Desa
Rawa Kidang tidak selalu berjalan dengan lancar. Kami selalu mengevaluasi
dari setiap kegiatan, mencari sebuah solusi dengan menyesuaikan kondisi
disana. Sosialisasi menjadi jembatan paling penting untuk mendekatkan
kami dengan masyarakat. Kami melakukan kunjungan ke SD Rawa Kidang,
untuk memberikan informasi adanya kursus di tempat tinggal kami dan
saling bertukar pikiran dengan para pengajar disana.
Berselang beberapa hari, kami merealisasikan acara pertama yaitu
pelatihan pembuatan keset di kantor desa. Warga yang datang dalam acara
tersebut yaitu ibu-ibu PKK, jumlah nya bisa dihitung jari. Akan tetapi kami
lanjutkan acara tersebut dengan kondusif. Kami selalu mengevaluasi dari
setiap acara yang akan dijalankan. Mengajak warga datang ke sebuah acara
yang telah kami buat bukanlah suatu hal yang mudah, kami perlu kerja lebih
ekstra untuk mengajak mereka bergabung di acara kami.

130| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Berkaca pada acara yang lalu, setiap acara yang kami buat ada suatu
peningkatan. Dimana hal itu tidak luput dari bantuan Pak Gozali, Jaro Arif,
Sekdes yang telah memberikan kami tips untuk mengajak para warga untuk
datang di acara kami. Beberapa acara yang telah kami realisasiakan
diantaranya yaitu, Penyuluhan narkoba, pembuatan tanaman hias
(terrarium), pelatihan sablon, active learning, kursus, kerja bakti, pelatihan
pengelolaan keuangan keluarga, jalan sehat, pembuatan dan pemasangan
nama masjid dan musholla, lomba-lomba yang diselenggarakan di PAUD dan
halaman rumah serta penutupan yang dimeriahkan oleh penampilan adik-
adik dan mahasiswa.
Dari beberapa acara tersebut kami menjalankan dengan rasa ikhlas,
memberikan sesuatu yang terbaik untuk Desa Rawa Kidang. Karena saya
sangat berhutang budi terhadap kebaikan para warga yang telah diberikan
terhadap kami semua. Saya selalu menikmati hari demi hari, dari bangun
tidur sampai tertidur kembali. Saya selalu menyempatkan untuk sarapan
pagi, membeli nasi uduk yang keberadaannya dekat dengan tempat tinggal
kami. Saling mengobrol santai di pagi hari, dengan kakek dan nenek. Siang
nya kami selalu berada di depan teras, berdiskusi, mengajar para adik-adik
yang datang pada waktu pulang sekolah, bila tidak ada kegiatan hal itu akan
kami lakukan setiap harinya. Waktu malam nya kami menyempatkan untuk
melakukan pengajian di musholla, tahlilan di rumah warga dan bermain
futsal dengan pemuda-pemuda disana.
Saya sangat merasakan dan menikmati selama tinggal disana, seperti
hidup dalam rumah sendiri. Terkadang uang jajan kami terasa cukup, karena
hampir setiap hari ibu selalu menyuguhkan makanan dan minuman. Sempat
ibu juga membuatkan kami masakan yang porsinya melebihi 30 orang, kami
makan bersama-sama sampai akhirnya habis juga.
Selain tentang mengisi perut, kami juga selalu mengobrol santai
dengan pemuda-pemuda di belakang rumah. Secangkir kopi hangat, dan
tawa canda mereka masih terbayang jelas dipiranku. Hingga larut malam
baru pulang ke rumah, biasa lah anak cowok baru bisa tidur diatas jam 10-
an. Terkadang sampai rumah tidak langsung tidur, malah asik main game
dan dengerin musik, hiburan yang sederhana namun berkesan sampai saat
ini.
Sebenarnya kami merasa waktu 1 bulan ini tidak cukup untuk
memberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat terhadap desa ini, saya
menilai hanya beberapa persen saja. Akan tetapi saya berharap warga sekitar

Cahaya di Langit Rawa Kidang |131


memberikan ruang memori untuk apa yang telah kita lakukan disini,
menjadi sebuah hal positif bagi mereka. Saya berharap waktu tidak berlalu
begitu cepat, saya masih ingin memperbaiki kinerja kerja saya disini. Masih
ingin merencanakan sesuatu hal yang positif dan memberikan manfaat
untuk desa ini.
Bukan hanya sedih untuk meninggalkan tempat ini, saya pun sedih
harus berpisah dengan teman-teman yang telah bekerja sama dengan baik
dalam 1 bulan ini dengan membawa nama kebanggaan yaitu SIAP 86. Saya
akan merindukan sosok seseorang bernama Aditya Bestari (adit) dia adalah
seorang yang bertanggung jawab dalam tugasnya menjaga perekonomian
kelompok kami, selain itu dia adalah seorang musuh bebuyutan saat main
Game, dan satu pesan saya yaitu kalau mandi jangan lama-lama. Kasihan
yang lain nungguin! Kemudian ada M Furqan Haqqy (Ucin) dia seorang
pembicara yang baik, selalu mencairkan suasana dan selalu cermat dalam
memberikan solusi untuk kelompok ini. Dia juga tegas dalam tugasnya, tapi
tetap aja hatinya bisa luluh ketika pamit sama ibu, sampai nangis juga.
Selanjutnya Farhan Febrian (Arab) mukanya mirip orang arab, dia sosok
yang baik dan humoris, lawakan yang garing tapi bakal dirindukan di
kemudian hari. Selanjutnya Muhammad Nur Fadillah (Fadil) dia adalah
seorang yang pandai dalam dunia sastra. Dia adalah seorang pemain futsal
yang baik, dan pernah bikin goal indah.
Kemudian ada Muhammad Syarifudin (Syarif) wah kalau dia sih
sosok yang pekerja keras, tanpa disuruh pun dia sudah mengerjakan.
Orangnya sangat aktif dan suka mencari tantangan baru. Tapi kalau lagi
nyantai, entah itu di kursi, tempat tidur, ruang makan, ruang tamu, tunggu
lima menit dia pasti akan tertidur pulas. Ahmad Misbahul Muneer (Muneer)
dia adalah sosok yang ceria dan aktif, kebetulan saya satu divisi dengannya,
dia paham betul tentang teknologi dan sangat membantu tugas kami.
Kemudian yang terakhir adalah ketua kami, yaitu Rizky Darmawan (Kiki).
Sengaja di terakhir kan karena biasanya dia jadi yang paling pertama dalam
memimpin kami. Sosok yang baik namun perlu banyak belajar lagi untuk
menjadi seorang pemimpin yang baik.
Tidak lupa pula ada peran Wanita di sini, Arsyilla Destriana (Cilla)
adalah sosok yang baik, ceria dan memiliki ide-ide yang cemerlang. Dia juga
sering membantu saya mengambil video untuk kebutuhan dokumentasi.
Atikah Rahmah (Tika) adalah sosok yang baik, ceria dan sering berbaur
dengan anak-anak sekolah. Pintar dalam hal mengajar anak-anak kecil dan

132| Cahaya di Langit Rawa Kidang


berdiskusi. Amalia Wisa Sabila (Amel) adalah sosok yang baik, seorang
pekerja keras dan sering membantu dalam kegiatan di Kantor Desa. Dian
Nur Aini (Dian) adalah sosok seorang yang hemat, maka dari itu dia di pilih
sebagai Bendahara. Kadang pelit tapi untuk kebaikan agar keuangan
kelompok bisa terjaga sampai akhir bulan. Rizka Amalia (Ikha) adalah
seseorang yang pemalu tapi memiliki bakat yang terpendam, serta sering
berbaur dengan anak-anak sekolah. Ratna Sari (Nana) seorang yang sering
berbaur dengan anak cowok, ramah, sering jajan di warung sebelah rumah.
Selly Safariyah (Selly) seorang yang pendiam tapi di waktu tertentu dia
sosok yang aktif dan kreatif. Handan Siswaningrum (Handan) seorang yang
baik tapi kadang marah-marah mulu, dia seorang pekerja keras dan sering
membantu pekerjaan di Kantor Desa. Risma Ramjani (Risma) seseorang
yang memiliki jiwa tegas, memiliki kritik terhadap kelompok serta alasan
yang jelas, dia sering memecahkan suatu masalah dalam kelompok. Endah
Nuryana (Endah) seseorang yang pendiam, sulit untuk berbaur dengan anak
cowok. Dia seorang yang memiliki kemampuan dalam bidang akademik yang
baik. Sungguh tanpa pertolongan dari kalian ini semua tidak akan berjalan
dengan lancar. Saya berharap ini bukan sebagai ucapan terima kasih saya
yang terakhir untuk kalian atau pun sebaliknya, saya ingin kalian tidak
segan-segan untuk meminta tolong satu sama lain, karena kita adalah
keluarga.
Sampai tiba saatnya untuk pulang, perasaan haru menghiasi pada
hari itu. Langit pada saat itu memang cerah akan tetapi jiwa kami sedang
mendung. Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan, saya mengerti hal itu
pasti akan terjadi. Saya sangat berhutang budi atas jasa-jasa yang telah desa
ini berikan terhadap kami. Khususnya Pak Gozali dan Ibu Rumiyati yang
selalu memberikan kami support dan kasih saying selama kami disana. Pak
Jaro Raiz (kakek) dan Nenek yang selalu menemani dan menjaga kami
Selama disana. Jaro Arif dan Sekdes yang selalu memberikan dorongan atas
terselenggaranya sebuah acara.
Sebuah penghormatan terakhir kami, mencium tangan para tokoh-
tokoh masyarakat disana dan melambaikan tangan selamat tinggal. Kami
pamit untuk pulang, bukan untuk pergi selamanya. Berpisah untuk kembali.
Kembali melanjutkan perjuangan di depan mata yang semakin besar. Terima
kasih Rawa Kidang, kami akan merindukanmu.
Sesuatu di Rawa Kidang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |133


Rawa Kidang adalah suatu Desa, di Kecamatan Sukadiri, Kabupaten
Tangerang. Wow tangerang, udah pasti panas ya. Tapi tidak seburuk yang
kami pikirkan. Cuacanya memang panas, banyak debu tapi kita akan
dimanjakan dengan hamparan sawah yang luas di sepanjang jalan menuju
Rawakidang. Saya selalu senang dan merasa nyaman ketika melihat banyak
warna hijau disekitar saya, mulai dari sawah, kebun dan pohon-pohon yang
masih berjajar di sepanjang jalan. Kami bersyukur atas sesuatu yang kami
dapatkan di tempat ini, bukan hanya itu kami disambut dengan hangat oleh
warga sekitar. Kami amat sangat bersyukur mendapatkan tempat tinggal
yang sangat nyaman dan orang-orang rumah yang ramah dan baik terhadap
kami.
Mata pencaharian utama di Rawa Kidang adalah Petani. Sawahnya
luas, pemandangannya memanjakan mata. Kebetulan pada saat kami
berkunjung, sedang musim nandur (tanam bibit padi), alhasil sedang sibuk-
sibuknya untuk memulai menanam padi. Serta efek dari nandur tersebut,
warga sering pulang sampai sore hari menjelang maghrib dan berdampak
pada acara kami karena para warga tidak sempat datang. Akan tetapi ada
sebagian warga yang tinggal dirumah, dan adik-adik sekolah tingkat SD,
SMP, SMA yang bisa di ajak dalam acara kegiatan kami.
Akses untuk ke berbagai tempat, misalnya sekolah, kantor desa,
masjid, lapangan sangat lah dekat, memudahkan kami untuk melakukan
beberapa program. Kami sangat terbantu dengan bantuan Ibu Rumiyati dan
Bapak Gozali yang tinggal serumah bersama kami, mereka sangat baik
terhadap kami dari mulai pertama kami datang hingga kami pulang. Tidak
lupa pula, Jaro Raiz (kakek) dan nenek yang selalu memberikan kami
banyak pelajaran hidup selama disana, kami seperti dianggap keluarga
sendiri.
Program-program yang kami jalani, tidak luput dari bantuan Pak
Gozali selaku ketua LPM di Desa Rawa Kidang, yang selalu memberikan
kami pengarahan serta memudahkan akses kami terhadap warga sekitar.
Selain itu, ada peran Jaro Arif, Bang Fahmi sebagai Sekertaris Desa dan Pak
Lurah Tajudin yang memberikan kami kemudahan atas terselenggaranya
program-program kami di Rawa Kidang.
Kami sangat terbantu dengan sifat Sekertaris Desa yang selalu
memberikan kami ruang kebebasan untuk menggunakan fasilitas kantor
desa sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara. Bukan hanya itu

134| Cahaya di Langit Rawa Kidang


mereka tak segan-segan untuk meminjamkan fasilitas-fasilitas desa seperti,
proyektor, komputer terhadap kami.
Begitu terkesannya saya dengan desa Rawa Kidang, membuat saya
pribadi memberikan penilaian bahwa desa ini memiliki kualitas. Dari segi
lingkungan, masyarakat serta budaya yang terdapat disana. Hal yang
membuat saya sadar selama tinggal disana yaitu kurangnya rasa bersyukur
atas apa yang telah Allah berikan terhadap saya selama ini. Hidup ini bukan
tentang melihat ke atas saja dan tidak pula melihat ke bawah saja, akan
tetapi harus melihat ke depan agar seimbang. Kehidupan yang sederhana,
membukakan mata saya untuk lebih mensyukuri atas apa yang telah saya
miliki sekarang,
Desa ini telah memberikan saya pelajaran untuk lebih mengerti
kehidupan yang sebenarnya, mungkin hal ini tidak akan saya dapatkan pada
saat di kelas. Memang benar, bila kita ingin mengerti sesuatu hal kita harus
turun langsung merasakan hal tersebut. Kelak tempat ini akan selalu
menjadi sebuah kisah yang akan kami rindukan, saat kami mengulang cerita
indah saat bersama-sama berjuang menjalankan kehidupan yang
sebenarnya.
Harapan untuk Rawa Kidang
Harapan merupakan sebuah ungkapan dari hati yang diiringi dengan
doa agar semua hal positif itu terjadi. Semua yang saya harapkan terhadap
desa Rawa Kidang ini adalah bentuk kecintaan saya terhadap tempat ini.
Semoga apa yang ada sekarang dari sektor pertanian di jaga sebaik mungkin
untuk meningkatkan sistem perekonomian mereka. Tradisi serta budaya
disana yang merupakan keunikan dan ciri khas tersendiri agar dijaga rapih
serta tidak hilang eksistensinya. Kemudian saya berharap kepada adik-adik
disana agar meningkatkan kualitas belajar nya, menunjukan sesuatu hal yang
berbeda, membuat perubahan bagi desa nya dan membuat semua orang
bangga atas apa yang telah dikerjakan.
Untuk para pemuda-pemuda penerus bangsa, saya berharap mereka
lebih giat dalam melakukan hal-hal positif. Lebih berani untuk menerima
tantangan dan menghadapinya dengan sebuah solusi yang dapat
memecahkan tantangan tersebut. saya sangat salut atas solidaritas yang
mereka tunjukkan dan saya berharap solidaritas tersebut selalu dijaga dalam
hal positif. Sebenarnya harapan-harapan saya terhadap desa ini sederhana,
apabila tidak bisa menjadi yang terbaik jadilah yang berbeda.
Terima Kasih Rawa Kidang atas segalanya, kami akan merindukanmu.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |135


136| Cahaya di Langit Rawa Kidang
D
“Catatan Roda Kehidupan Rawa Kidang”
-Amalia Wisa Sabila-

Lebih dari sekedar tahu


Kuliah Kerja Nyata atau KKN sering kali terdengar di telinga saya
semenjak saya berstatus menjadi mahasiswa. Menurut para senior saya KKN
itu menyenangkan, terkadang sulit untuk meninggalkan suasana KKN yang
sangat banyak kenangannya. Namun ada pula yang beranggapan bahwa
KKN merupakan kegiatan yang hanya sekedar menjadikan mahasiswa
sebagai ‘babu’ karna merasa diperas tenaga, pikiran, dan juga materi yang
lumayan besar. Bagi saya, KKN merupakan kesempatan yang harus
dimanfaatkan untuk lebih mengasah kemampuan diri dan bagaimana
menjadi seorang mahasiswa harus mampu terjun langsung melihat
kehidupan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat kota. Oleh karena
itu, saya sejak menjadi mahasiswa penasaran bagaimana kegiatan KKN itu,
meskipun dalam benak saya juga enggan melaksanakan KKN karena saya
merasa takut bertemu orang-orang baru yang memiliki sejuta sifat dan
pemikiran yang berbeda-beda apalagi dari berbagai jurusan di UIN.
Selain untuk mendapatkan nilai mata kuliah, alasan dan tujuan saya
mengikuti KKN adalah saya sadar saya bahwa adalah seorang mahasiswa,
sebagaimana menjadi mahasiswa bukan hanya kuliah untuk lulus dan
mendapatkan pekerjaan, namun sebaik-baiknya mahasiswa perlu
memerhatikan lingkungan dan berguna bagi masyarakat, di samping itu saya
adalah mahasiswa jurusan Sosiologi yang bagi saya adalah wajib hukumnya
untuk mengabdi kepada masyarakat. Sosiologi memang fokus utamanya
adalah mengkaji masyarakat, selama enam semester saya kuliah saya
memang sering melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat, seringkali
saya melakukan penelitian lapangan mengenai berbagai kalangan
masyarakat desa maupun kota. Saya berpengalaman melakukan penelitian
mengenai masyarakat desa, dan tepatnya saya melakukan studi lapangan
tersebut di desa Gondang, kecamatan Wonogiri provinsi Jawa Tengah.
‘KKN seminggu’, begitulah saya dan teman-teman saya menganggap
penelitian itu. Berbeda dengan KKN, pada kegiatan tersebut saya hanya
melakukan penelitian dan melakukan beberapa kegiatan untuk anak-anak
di desa sana, namun KKN lebih dari itu, yang pasti harus tinggal selama
sebulan betah ataupun tidak betah harus menyesuaikan diri di kampung

Cahaya di Langit Rawa Kidang |137


orang, harus membuat program yang sesuai dengan keadaan desa, harus satu
misi dan visi dengan kelompok, harus bersosialisasi dan akrab dengan
warganya, dan banyak lagi. Sebelum melakukan KKN saya membayangkan
hal tersebut seakan berat namun saya penasaran dan ingin melakukan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat desa. Maka dari situ saya harus lebih
dari sekedar tahu tentang KKN.
Motivasi saya dalam mengikuti kegiatan KKN ini juga sebenarnya saya
tertarik tentang kegiatan bermasyarakat. Selama kurang lebih tiga tahun
saya bergabung dalam organisasi yang dimana saya menjadi bagian dari divisi
pengabdian masyarakat. Berbagai kegiatan sosial yang saya lakukan kepada
masyarakat. Hal itu juga merupakan modal saya mengikuti KKN ini. sebelum
KKN berlangsung saya berencana mengadakan penyuluhan sosial seperti
pemberdayaan perempuan dilihat dari sudut pandang gender dan
sebenarnya saya menginginkan mengadakan seminar pendidikan seksual
untuk anak-anak karena sedang marak sekali kasus pelecehan seksual
bahkan pemerkosaan yang terjadi pada anak. Namun semua itu tidak
terlaksana karna ada program yang lebih bagus sesuai kesepakatan
kelompok. Memang saat di desa kebetulan ada seminar dari Kepala Desa
mengenai penyuluhan tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),
saya sempat berpikir ini merupakan saat yang tepat untuk saya
mengeluarkan aspirasi saya dalam penyuluhan tersebut karena dalam
penyuluhan tersebut hanya menjelaskan penyebab dan cara agar tidak
terjadi KDRT, namun saya rasa materi yang disampaikan masih kurang dan
waktu pemateri menyampaikan hanya kurang lebih delapan menit saja, dan
lebih disayangkan lagi tidak ada Tanya jawab dan kesempatan bagi audiens
ataupun mahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya. Padahal saat itu
saya ingin sekali menyampaikan dari sudut pandang sosiologi dan relasi
gender.
Pada KKN ini saya banyak belajar dan saya bisa keluar dari zona nyaman
saya. Berbagai kegiatan saya lakukan dan bahkan tidak pernah saya lakukan
sebelumnya. Saya menantang diri saya untuk lebih berani dan melakukan
sesuatu yang memang tidak pernah saya lakukan, selagi KKN ini saya
manfaatkan untuk menggali potensi yang ada di diri saya sendiri. Contohnya
saat itu ketika melakukan pelatihan membuat keset untuk para ibu-ibu PKK
di kampung Jamblang, saya menjadi motivator atau pembicara pada acara
tersebut. kemudian saya mengajar di sekolah, pada acara formal yang
diadakan di kantor desa saya menjadi seorang dirijen, dan pada saat

138| Cahaya di Langit Rawa Kidang


penutupan KKN saya juga menjadi anggota padus, semua itu saya rasakan di
KKN ini.
Sungguh banyak pengalaman yang mengesankan ketika mengikuti
Kuliah Kerja Nyata ini dan banyak pelajaran yang dapat saya ambil selama
kurang lebih tiga bulan bersama.

SIAP dalam satu atap satu tujuan bersama


Delapan puluh enam. Itulah nomor kelompok dimana nama saya
terpampang pada daftar nama peserta KKN 2018. Setelah dilihat ternyata
dalam satu kelompok KKN tahun ini pesertanya lebih banyak dibandingkan
pada tahun-tahun sebelumnya dan tenyata saya adalah satu-satunya
mahasiswa dari fakultas ilmu sosial dan politik, padahal tahun sebelumnya
ada dua orang dari fakultas saya dalam satu kelompok, namun itu tidak
terlalu masalah bagi saya, yang saya permasalahkan adalah saya selalu
berpikir apakah kelompok ini dapat menerima saya, apakah saya bisa
membaur dengan orang-orang kelompok ini, apakah kita bisa bekerja sama
dengan baik, apakah kelompok ini. Begitulah ketakutan saya setelah cukup
lama tidak bertemu dengan orang-orang baru apalagi dalam kelompok ini
dari berbagai fakultas yang pastinya memiliki karakter, sifat dan latar
belakang yang berbeda.
Hari itu kami sepakat menamai kelompok kami SIAP 86, SIAP memiliki
singkatan dan filosofi yang bermakna dan 86 merupakan nomor kelompok
kami yang diberikan PPM. Kami berkumpul setiap satu kali dalam seminggu
untuk merumuskan program dan kegiatan yang nantinya akan kami jalani.
Komunikasi yang kurang efektif membuat kelompok saya sering terjadi
konflik kecil, di awal pembentukkan struktur pengurus saja sudah terjadi
masalah. Tidak hadirnya rapat ataupun jarang muncul di grup whatsapp
terkadang menimbulkan masalah juga. Namun semua itu dapat kami tangani
seiring berjalannya waktu dan sampai tibalah kami di Desa Rawa Kidang.
Kami tinggal terpisah antara laki-laki dan perempuan, namun tidak jauh
jarak rumahnya dan masih dimiliki oleh satu keluarga yang sangat baik pada
kami. Banyak hal yang saya rindukan saat saya tinggal bersama kelompok
ini, mulai dari ketika rapat dan eval, saat makan bersama, saat memasak, saat
mengajar, saat menjalankan tugas, saat bermain WereWolf, dan lain
sebagainya. Kelompok ini ternyata tidak terlalu buruk seperti apa yang ada
dipikiran saya sebelum mengenal mereka, mereka seru, asik, dan baik.
Menurut saya kelompok ini masih kurang dekat secara emosional, meskipun

Cahaya di Langit Rawa Kidang |139


kita sudah tebilang akrab namun saya belum merasakan kekompakan yang
sangat kuat pada kalompok ini dan masih memikirkan ego masing-masing.
Saya melihat bahwa ada kubu perempuan dan kubu laki-laki di keadaan
tertentu. Sedikit lucu, kelompok perempuan memiliki satu suara dan lelaki
pun begitu. Bahkan sampai pada hari KKN pun dua kubu ini masih berdebat
mengenai kendaraan yang akan kita gunakan untuk pulang. Mungkin karena
rumah kami yang pisah jadi kurang adanya konsolidasi, juga kurangnya
kebersamaan kami seperti berlibur sejenak bersama. Kemudian hal yang
cukup mengecewakan adalah setiap kali ada evaluasi kesalahan tentang
kinerja kita, kesalahan tersebut cenderung diulang kembali. Tapi secara
keseluruhan saya senang memiliki kelompok dengan mereka.
Setiap malam kami rapat dan breafing untuk kegiatan selanjutnya
kemudian terkadang kami bermain WereWolf, yang tadinya tidak bisa
bermain permainan itu jadi ketagihan main terus, atau sekedar berbincang-
bincang malam bercerita hantu atau merumpi. Apalagi para perempuan
ketika malam menjelang tidur kami selalu mengobrol terlebih dahulu, entah
itu membicarakan orang, curhat tentang kisah cintanya, atau keluh kesah
terhadap KKN ini beserta kelompoknya. Ada lagu yang selalu mengingatkan
saya pada KKN yaitu Ya Maulana dan athuna saya jadi hafal lagu islami karna
kami sering karaoke bersama, kemudian lagu gemu fa mi re yang mengingatkan
saya ketika senam tiap minggu yang selalu menggunakan lagu itu, kemudian
lagu in my feelings, Solo, Friends yang hampir setiap hari diputar dirumah. Saya
juga sangat ingat pengalaman yang lucu ketika kami ke rumah kepala desa
malam hari untuk rapat dang ngeliwet, kami berangkat dengan motor bak
yang dikendarai oleh sekretaris desa kami yang umurnya sama dengan kami,
sepanjang perjalanan saya selalu tertawa.
Setiap anggota kelompok memiliki potensi dan karakter tersendiri.
Risky, ketua KKN saya, menurut saya dia sedikit tempramen sifatnya, dia
memiliki keahlian pencak silat. Adit, dia merupakan bendahara kelompok
saya, kemana-mana selalu membawa tas kecil karena isinya asset berharga
kelompok kami, dia sosok yang supel, kocak, yang paling care dan mau
disuruh apapun, dia adalah cowo yang paling deket sama perempuan. Syarif,
sosok anggota yang mau melakukan apapun, tidak banyak omong tapi
langsung dikerjakan, problem solver bagi para perempuan, setiap pagi dia dan
adit yang selalu ketok pintu untuk membangunkan para perempuan. Fadil
dan Farhan, kedua anak ini seperti kaka beradik selalu bersamaan dan
wataknya lucu meskipun kadang garing tapi semua tertawa, apalagi kalau

140| Cahaya di Langit Rawa Kidang


bertemu anak-anak SD yang perempuan. Fadil memiliki kemampuan sastra
dan teater kalau tidak salah dan Farhan memiliki karakter lucu dan supel ,
pintar Bahasa arab, ceramah, dan masak. Aji dan Munir, kedua anak ini
sering dikatakan kembar karena kemiripan rambutnya yang megar dan ikal.
Aji memiliki karakter yang asik namun terkadang saya merasa bahwa Aji
sedikit sensitif hatinya. Dia memiliki keahlian dalam memotret. Munir
merupakan orang yang jahil namun royal dan asik. Entah kenapa dia kalau
sudah tidur sulit sekali untuk bangun bahkan saya dan teman saya pernah
membangunkan dia menggunakan toak dan tetap tidak bangun. Ketika dia
sudah bangun dia malah berkata bahwa dia bermimpi dibangunkan dengan
menggunakan toak. Furqon atau biasa dipanggil Ucin, memiliki kemampuan
di bidang bermusik dan nasyid, dia merupakan sosok yang konseptoris,
inisiatoris dan pemberi solusi dikala pemecahan masalah, ucin memiliki
karakter yang rendah hati dan selalu meminta maaf
Kemudian Endah dan Rizka kedua anak ini cenderung pendiam namun
mereka memiliki kemampuan di bidang agama dan baik hati. Rizka sering
memijat teman-teman yang sedang sakit, mereka sangat perhatian dan
sangat terlihat seperti ibu guru. Dian dan Andan, kedua makhluk ini
terkadang membuat saya terhibur akan tingkah lakunya, sering sekali
bertengkar untuk masalah sepele. Dian merupakan guru saya dan teman-
teman perempuan dalam urusan perawatan wajah, saya kira ketika di KKN
saya tidak akan pernah dan sempat dalam megurus muka, ternyata di KKN
ini saya lebih rajin merawat muka. Andan memiliki karakter yang lucu,
sering membuat kami tertawa dengan tingkah lakunya, dia mandiri dan
sedikit tomboy, pemikirannya susah ditebak karena dia suka berubah-ubah
kalau bicara, dia partner saya menjadi sekretaris yang kompeten dan
terkadang bingungan sama dengan saya. Atikah dan Selly, entah kenapa saya
melihat mereka berdua seperti kaka beradik karena sering bersama. Atikah,
memiliki karakter yang hampir sama dengan saya, entah bagaimana kami
berdua memiliki banyak kesamaan, ia merupakan teman terdekat saya
karena semua cerita yang aku punya sepertinya banyak yang aku bagi
dengannya, dan lucunya banyak cerita kita yang hampir sama. Atikah
memiliki kemampuan di bidang mengajar dan berbahasa inggris, ia sangat
penakut dan panik sama seperti saya namun sangat ramah dan dikenal
banyak anak-anak karena sering senyum. Dia pun sangat penurut dan easy
going.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |141


Selanjutnya Arsyila, dia anak yang mudah bergaul, royal karna kami
sering ditraktir oleh dia, dia juga orang yang berani dan tegas, sedikit judes,
ia merupakan primadona KKN SIAP karena sudah pasti ia memiliki wajah
yang cantik dan modis, dia juga seorang entertainer dan diidolai oleh banyak
anak-anak, dia seseorang yang multitalent. Ratna atau Nana, dia merupakan
teman yang lucu, tertawanya bisa menular, dia juga sama dengan dia sangat
peduli dengan perawatan muka, setiap hari maskeran. Yang terakhir, Risma,
dia seorang wanita yang mandiri, berani seperti ibunya, asik, memiliki
banyak organisasi, suka dengan lagu dangdut. Dia memiliki kemampuan di
bidang kimia dan memasak.
Begitulah kehidupan kami selama KKN berlangsung pastinya banyak
perdebatan dan kesalahpahaman yang kompleks, namun semua itu
membuat kami semakin mengerti dan saling memahami, bukankah
perbedaan itu indah jika saling melengkapi, dan inilah yang menjadi
kesempurnaan kelompok saya.

Definisi kenyamanan Rawa Kidang


Rawa kidung. Itulah nama desa yang tertera di daftar lokasi KKN
kelompok kami. Namun ketika di cari di maps ternyata namanya Rawa
Kidang, dan itu menjadi candaan kami mengingat nama desa ini. Terbesit
dipikiran saya bahwa Desa Rawa Kidang merupakan desa yang asri, identik
dengan persawahan, antusias terhadap hal baru, ramah dan sebagainya.
Survey pertama saya sudah bisa melihat bahwa desa ini mirip dengan rumah
saya di Kabupaten Bekasi, karena sama-sama memakan waktu 3 jam dari
Ciputat, sama-sama memiliki cuaca yang terbilang sangat panas, sama-sama
banyak hamparan sawah, dan tidak terlalu seperti desa, karena desa ini
sudah termasuk pinggiran kota. Namun yang masih bisa terasa suasana
desanya yaitu Bahasa yang digunakan masih Bahasa daerah, memiliki budaya
dan kebiassan yang masih sederhana, sikap solidaritas antar warganya masih
terlihat seperti rumah disamping kediaman kami sedang dibangun dan
dalam membangunnya dibantu oleh beberapa warga setempat. Saya sempat
terkejut ketika melihat suasana kegiatan sehari-hari di desa ini, banyak ibu-
ibu mencuci pakaian di sepanjang kali yang bisa di bilang kotor dan banyak
sampah. Anak-anak kecil juga berenang di kali tersebut. ternyata menurut
warga setempat memang itu sudah menjadi kebiasaan warga desa untuk
mencuci baju.

142| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Awalnya saya takut akan KKN di Rawa Kidang karena sebelum survey
saya berselancar di google mencari lokasi dan artikel atau berita mengenai
Desa Rawa Kidang, dan mengejutkan saya desa ini cukup mengerikan karena
banyak berita yang mengatakan banyaknya kasus kriminalitas seperti
pembacokan, begal, pemerkosaan, kemudian ditambah lagi sekretaris desa
ini memberikan berita yang masih hangat mengenai pembacokan yang
terjadi di desa itu. Tapi Alhamdulillah selama kami di sana kami selalu dalam
lindungan Allah swt dan dilindungi oleh orang-orang baik di Desa Rawa
Kidang.
Kondisi sosial disana bisa dikatakan semi kekotaan karena karakter
warga di sana ada yang indivual namun juga banyak warga yang masih peduli
dengan sekitarnya. Mental yang dimiliki desa ini pun masih bersifat
terbelakang meskipun tidak semua, mereka masih takut adanya hal-hal baru
dan kalau di kampung Jamblang masih percaya akan hal mistik. Warga desa
ini juga memiliki kebiasaan yang tertanam, yaitu cenderung malas. Ketia
mereka sudah bekerja mereka tidak mau mengikuti kegiatan yang kami
adakan dan tidak ada rasa ingin tahu, namun memang sifat dasar manusia
apabila ada keuntungan yang didapat pasti mereka berpartisipasi. Setiap
kegiatan saya dan teman saya selalu mendaangi dari rumah ke rumah untuk
mengajak mereka untuk mengikuti kegiatan kami. Tapi ketika kami
mengadakan gerak jalan dengan diberikan undian doorprize, acara ini cukup
ramai. Tapi, hari berganti hari warga desa mulai akrab dengan kami dan
turut serta memeriahkan acara kami. Pemuda di sana juga memiliki sifat
pemalas, padahal anak laki-laki kelompok saya sudah melakukan
pendekatan yang kontinu namun ketika diundang dalam kegiatan kami
mereka tidak juga datang.
Seluruh warga Desa Rawa Kidang memegang teguh agama Islam.
Kondisi keagaaman di desa ini cukup kental, karena sering adanya pengajian
disetiap mushola atau pesantren, kepercayaan mereka juga kuat banyak
pengajian dan sekolahan berbasis islam. Saya jadi terbiasa mengikuti
pengajian di sini, meskipun awalnya sedikit mengantuk namun ini hikmah
yang bisa saya ambil selama di sini. Saya juga membantu mengajar ngaji
anak-anak kecil di Pesantern. Meskipun saya belum mahir dalam membaca
Al-Quran, setidaknya saya bisa mengajarkan mengaji Iqra’. Ada satu cerita
saat itu yang membuat saya intropeksi diri dan malu, pada saat saya
mengajar mengaji, ada anak bernama Ika, ia duduk di kelas lima SD, ia
memintaku untuk memerhatikan dia membaca Al-Quran, keika dia mulai

Cahaya di Langit Rawa Kidang |143


membaca, subhanallah hati saya terenyuh takjub dan malu. Anak semuda Ika
bisa membaca Al-Quran seindah itu dengan makharijul huruf yang hampir
sempuna, sementara saya merasa untuk apa saya mengajari ia mengaji
seharusnya saya yang diajarkan mengaji olehnya. Itu merupakan salah satu
pembelajaran yang saya akan selalu ingan untuk evalusi diri.
Kemudian memori yang tidak saya lupakan dan selalu terkesan adalah
ketika tinggal di rumah ibu pemilik rumah yang kami tempati, Ibu, Bapak,
Nenek dan Kakek sangat baik terhadap kami, kami sering makan bersama
menggunakan gelaran daun pisang dengan lauk yang sangat enak, ketika
makan kami selalu disuruh nambah dan kata-kata yang selalu saya ingat
adalah “jangan malu-malu, kalo ngga malu di sini mau malu di mana lagi,
kalau malu mah ngga bakal kenyang”. Nasi Gonjreng adalah nasi yang
pertama kali kami dengar dan enak ternyata semacam nasi liwet. Ibu
orangnya banyak bicara namun sangat lembut hatinya jadi mudah menangis,
itu karena ia mengingat anaknya yang juga sedang tinggal di kampung orang.
Ketika perpisahan Ibu selalu menutupi kesedihannya namun tetap tak bisa
dibohongi, meneteslah air mata Ibu.

Secercah harapan Rawa Kidang


Desa Rawa Kidang sebenarnya memiliki asset yang memungkinkan jika
warganya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin. Sumber daya manusia
di desa ini menurut pandangan saya cukup berkualitas hanya saja banyak
para pemuda yang bekerja di pabrik dan tidak meneruskan pendidikan ke
perguruan tinggi, tidak masalah sebenarnya karna kesuksesan itu subjektif,
tidak hanya di dapatkan ketika seorang berpendidikan tinggi. Kemudian
sayangnya banyak anak kecil yang sering sekali menghabiskan waktu
dengan bermain gadget, bahkan banyak anak-anak datang ke kantor desa
hanya ingin mendapatkan wifi gratis untuk bermain gadget.
Saya apresiasi bahwa anak-anak kecil di desa ini memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi dan ingin belajar, ternyata anak-anak di desa ini memiliki banyak
prestasi. Inilah generasi yang di harapkan desa agar desa ini maju dan
berkembang. Saya berharap Desa Rawa Kidang ini menjadi desa yang
mandiri dan maju. Jangan sampai lagi ada permusuhan antar desa maupun
antar desa di dalam Rawa Kidang.
Jika saya menjadi warga Rawa Kidang sebenarnya saya bingung apa yang
akan saya kembangkan di sana supaya desa ini maju, cukup sulit
menciptakan sesuatu di desa tersebut dengan watak warga desa yang seperti

144| Cahaya di Langit Rawa Kidang


itu. Mungkin saya akan memotivasi penduduk untuk terbuka pikirannya,
berpendidikan yang tinggi untuk modal memajukan desa karna kesuksesan
bukan hanya terdapat di Kota yang identic dengan berdasi, perkantoran,dan
lain-lain, kesuksesan juga bisa di wujudkan di desa sendiri. Sukses itu tidak
selalu terdapat di kota sehingga desa hanya dijadikan tempat pulang
kampung saat lebaran semata saja. Contohnya membuka lapangan kerja
yang kreatif dan inovatif di desa. Sukses bukan tentang jabatan dan prestige
melainkan bagaimana dana apa dampak positif yang kita ciptakan untuk
lingkungan desa kita sendiri.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |145


E
“Senja di Rawa Kidang”
-Arsyilla Destriana-

Sekilas Bayangan Sebelum KKN


Dipenghujung semester 6, KKN menjadi perbincangan yang hangat.
KKN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah wajib yang memiliki
4 SKS di jurusan saya dan program ini harus diambil untuk syarat lulus.
Dimana program ini mewajibkan mahasiwa semester 7 dari semua jurusan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengabdi pada sebuah desa selama
satu bulan. Timbul banyak pertanyaan dan kritikan dalam benak saya
mengenai program kuliah ini. Apakah program KKN ini dapat menunjang
karir saya dikemudian hari? Apakah program ini efesien untuk jurusan yang
saya ambil? Apakah KKN dapat menambah ilmu yang relevan dengan
jurusan saya yaitu ilmu hukum? Mengapa tidak dilaksanakan saja program
magang seperti kampus lain yang benar-benar menunjang karir dan skill dari
setiap mahasiswa ketimbang mengabdi pada sebuah desa yang belum tentu
cocok pada jurusan-jurusan tertentu?
Sekilas bayangan mengenai KKN memenuhi pikiran saya, saya harus jauh
dari rumah dan keluarga selama satu bulan, tinggal di lingkungan baru dan
melakukan pendekatan serta adaptasi pada warga desa yang latar belakang
kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda, harus tinggal satu atap selama satu
bulan bersama 18 orang dari jurusan berbeda yang merupakan teman
kelompok KKN yang baru saja dikenal dari pengelompokan yang dilakukan
oleh pihak kampus. Kondisi keadaan desa yang khawatir akan susah
makanan, air, listrik, sinyal, panas, gersang dan kotor. Bayangan-bayangan
buruk lainya mengenai sifat teman kelompok KKN yang aneh atau ber-ego
tinggi, serta kekurangan teman kelompok seperti bau badan atau bau-bau
lainya, menjadi hal yang paling saya takuti dalam bayangan saya selama akan
menjalani KKN. Walaupun keadaan desa menjadi salah satu faktor nyaman
atau tidaknya saya dalam menjalankan KKN. Namun, nyaman atau tidaknya
teman satu kelompoklah yang menentukan surga dan nerakanya keadaan
saat KKN selama satu bulan kedepan.
Lokasi desa yang kelompok saya dapat yaitu di daerah Kabupaten
Tangerang, Kecamatan Sukadiri, Desa Rawa Kidang. Terbayang suasananya
yang sangat panas dan gersang, belum lagi dengan suku yang dikenal dengan
‘sunda kasar’ nya karena berada di Provinsi Banten. Dalam benak saya saat itu,

146| Cahaya di Langit Rawa Kidang


apakah saya bisa bertahan?. Setelah pembagian kelompok dan lokasi yang
dibagikan oleh PPM UIN, kami melakukan rapat-rapat program dan
merencanakan survei. Survei ini dilakukan untuk mempelajari keadaan desa,
seperti kondisi fisik desa, karakter masyarakatnya, kondisi ekonomi, serta
kekurangan dan kelebihan desa agar dapat menimbang program apa yang
cocok dan dapat diimplementasikan dikemudian hari. Visi yang
disampaikan oleh PPM UIN cukup jelas yaitu sebisa mungkin melakukan
pemberdayaan bukan pelayanan. Setelah melalui 4 kali survei, kami akhirnya
memutuskan beberapa program yang sekiranya dapat membantu
masyarakat desa dibidang sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya. Kami
dibantu oleh sekertaris desa dan pak RT/RW setempat dalam bersosialisasi
sekaligus mencarikan kami tempat tinggal selama kami melaksankan KKN.
Perasaan yang kami dapat saat melakukan survei dan mengadakan rapat
harian sebelum KKN yaitu senang dan tegang karena selama survei
Alhamdulillah berjalan lancar dan respon yang kami dapat juga baik dari
aparatur desa. Singkat cerita, KKN pun berlagsung di Desa Rawa Kidang.
Hari-hari berlalu dan tentu apa yang saya alami jauh berbeda dari sekilas
bayangan di pikiran saya. Program yang telah kami susun sedemikian rupa
ternyata ada yang tidak sesuai dengan kondisi desa saat kami terjun
langsung. Dari sinilah dimulailah perbedaan pendapat dan sikap. Satu
persatu anggota kelompok terlihat watak aslinya. Belom lagi sifat malas dari
setiap anggota yang membuat program menjadi terkadang terlambat dalam
pelaksanaanya, ada juga program yang tidak dilakukan briefing mendalam
mengenai acara, namun tiba-tiba besok sudah merupakan hari
terselnggaranya acara tersebut sehingga terkesan ‘menedadak’ dan tidak ada
persiapan, nano-nano bangetlah KKN rasanya. Namun kami bisa mengatasinya
dengan cepat. Setiap malam kami melakukan evaluasi kegiatan kami hari itu
agar meminimalisir kesalahan esok hari. Masalah terbesar yang dialami
selama KKN yaitu antuais warga dalam mengikuti setiap kegiatan. Yang
mengikuti program kami bisa dibilang ‘dia lagi dia lagi’. Aparatur desa bisa
dibilang mengumbar janji manis namun saat pelaksanaanya kami harus
bersosialisasi ekstra dan memulai lagi dari awal.

Menghargai Perbedaan
Mengenal orang baru dan memahami sifat dan karakter masing-masing
menjadi poin penting dalam menajalani KKN. Saya ingat pertama kali saya
bertemu dengan semua teman satu kelompok saya saat setelah pembekalan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |147


yang dilakukan oleh PPM UIN sebelum melaksanakan KKN. Mereka sangat
pasif, hanya bersuara jika ditanya, dan malu mengeluarkan pendapat.
Sebagai orang yang aktif dan banyak bicara, saya sedikit geram karena
ketidakinisiatifan mereka. Pada saat itu saya mewajari mungkin itu karena
faktor pertemuan pertama kami. Namun, setelah beberapa kali rapat dan
pertemuan sebagian masih saja diam dan tidak menyuarakan ide mereka.
Saat KKN berlangsung, kami melalui hari bersama-sama setiap harinya dan
membuat kami menjadi dekat satu sama lain. Tidur bersama, makan
bersama, masak bersama, bahkan ke kamar mandipun bersama (ini karena
efek takut haha). Saya tidur satu kamar bersama Handan dan Nana, setiap
pagi sayalah yang paling mendapatkan tempat paling sempit diatas kasur
saya sendiri. Mereka kalau tidur benar-benar makan tempat dan grasak
grusuk. Apalagi Handan, bikin saya kesempitan terus tiap pagi. Setiap hari
tiada kata tanpa jajan, khususnya bagi Nana, Dian, Rizka, dan Rysma yang
tidak absen untuk beli tea juice di warung dekat rumah, atau sekedar jajan
bakwan serta juice mangga yang banyak kulitnya seharga Rp. 3000 yang ada
di sebelah rumah. Awalnya saya terbayang akan sulit makan disana, ternyata
malah makan melulu. Belum lagi makan sehari bisa 3 kali. Karena disetiap
harinya terdapat tim piket untuk memasak makanan pada hari itu. Tim piket
saya paling berkesan menurut saya, karena kami benar-benar kompak dalam
memasak, apalagi urusan mecin, kalo mecinya gabanyak gabakal enak.
Pernah kami menuangkan hampir setengah dari satu bungkus mecin
kedalam sayur asem. Tapi rasanya top markotop! Dan itu menjadi rahasia
dapur kami ber 5. Ada juga teman saya Atikah dan Amel, selalu paling ‘mau-
an’ atau berinisiatif tinggi. Pokoknya mereka berdua adalah yang paling rajin
di kelompok kami. Karena kebaikan mereka, akhirnya sering menjadi
tumbal jika ada kegiatan desa. Watak asli mereka semua terungkap satu-
persatu seiring berjalanya waktu, begitupun saya. Perdebatan, pertengkaran,
obrolan dibelakang makin kian terjadi. Seakan malas untuk mengutarakan
sesuatu depan orang itu untuk menyelesaikan masalah. Karena dirasa orang
tersebut tidak akan mendengarkan nasihat atau masukan dari saya atau
teman lainya. Selalu terjadi perbedaan pendapat antara mahasiswa laki-laki
dan kami perempuan. Menurut kami, program menjadi tidak jelas tapi
menurut mereka kami yang tidak becus, perselisihan kecil itu sering terjadi.
Pada hari pelaksanaanya, kami bisa mengatasi perbedaan itu dan program
berjalan dengan sukses.

148| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Pernah terjadi konflik antara saya dan teman saya Endah. Endah
merupakan teman saya yang berada di divisi acara. Orangnya sangat baik
namun sangat pendiam. Sewaktu itu, kami sedang mengadakan kegiatan
Active Learning di SDN Rawa Kidang dan melibatkan pihak ke-3 sebagai
pemateri. Kami mengundang dosen dari UIN, dan malam sebelum acara
berlangsung kami sudah menetapkan Endah sebagai LO atau liassion officer
yang bertugas sebagai penyambung lidah dosen dan panitia, jika dosen
memiliki kebutuhan dan menemani selama sebelum dan sesudah acara. Pagi
itu, kami salah memperkirakan waktu sehingga dosen datang lebih awal dan
ruangan belum di dekor. Ketika itu saya yang baru datang menyusul
langsung kaget karena melihat hal tersebut, pemateri memang sudah
menunggu di ruang kepala sekolah, namun tidak ada yang menemani dan
sekedar mengajak ngobrol untuk menjelaskan keterlambatan acara pada
hari itu, bahkan Endah yang jelas-jelas bertugas sebagai LO tidak menemani
pemateri. Dan lebih parahnya adalah, sesampainya beliau di ruang kepala
sekolah dan menunggu, tidak ada penawaran kecil untuk suguhan seperti
minum atau camilan, memang terlihat sepele namun itu hal kecil yang
penting karena etika kami pasti akan dinilai oleh orang lain. Saat itu
pemateri yang mendatangi kami ke ruangan dan meminta ke saya air minum.
Saya benar-benar kehabisan kesabaran, sampai beliau sendiri yang
mendatangi panitia untuk meminta minuman. Melihat Endah yang berdiri
disamping saya, sontak saya langsung menegur dia disaat itu juga setelah
dosen pergi kembali ke ruang tunggu. Kurang lebih saya mengkritik cara
kerja Endah, mengenai etikanya, mengenai sifatnya yang pendiam, orangnya
yang pasif dan tidak mau ‘ngomomg’, menjelaskan lagi tugas dia sebagai LO,
saya mengatakan kepada Endah bahwa tidak semua orang dapat mengerti
dia, kami yang tinggal sebulan dapat mengerti sikapnya yang pendiam dan
memaklumi itu, namun di dunia kerja nanti tidak akan ada yang peduli anda
orang yang seperti apa. Orang hanya melihat kesalahan anda, anda tidak
beretika dan lain sebagainya. Saya melakukan itu karena maksud dan tujuan
saya baik, namun saya tidak berfikir panjang saat mengatakan hal-hal
tersebut. Tak lama Endah menangis, dan ia menjelaskan mengapa ia tidak
mau menemani dosen selama acara belum berlangsung. Sebelumnya dosen
bertanya kepada dia mengenai jumlah peserta yang hadir, kemudian Endah
menjawab bahwa dia tidak tau menau mengenai hal itu karena bukan dia
yang mengurus hal tersebut, namun teman kami yang lain pada hari itu
kebetulan sakit dan tidak dapat mengikuti kegiatan. Jika dilihat dari segi

Cahaya di Langit Rawa Kidang |149


profesionalitas tentu bukan jawaban yang benar, selanjutnya dosen tersebut
memberi nasihat kepada Endah dia tidak mau tau siapa yang memegang data
tersebut mustinya siapapun harus bisa menjawab karena ini tanggung jawab
kelompok. Maka dari itu Endah merasa tidak enak hati kepada dosen
tersebut. Saya akui itu merupakan miss komunikasi antar kelompok kami.
Saat Endah menangis saya baru terfikirkan sesuatu. Bahwa kita tidak dapat
memaksakan kehendak kita. Disini kami bekerja secara sukarela dan bukan
secara professional, kami tidak dibayar dan beberapa dari kelompok kami
mungkin tidak memiliki pengalaman bekerja di bidang acara seperti ini.
Saya terlalu membandingkan dengan pekerjaan yang sering saya lakukan
dahulu yaitu menjadi EO di sebuah acara. Tentu orang yang bekerja sama
dengan saya saat itu berbeda karena mereka memiliki latar belakang yang
berbeda dan melakukan hal tersebut memang karena pekerjaan. Saya benar-
benar merasa bersalah dan pada saat itu juga saya meminta maaf pada Endah.
Karena semustinya saya tidak boleh lansung menegur Endah dimuka umum
seperti itu karena itu kurang beretika. Jika saya ingin menegurnya, tegurlah
setelah acara berlangsung yaitu saat evaluasi. Dari sini saya banyak belajar
bagaimana saya bisa menghargai perbedaan. Bagaimana saya bisa memahami
kekurangan seseorang karena tidak semua orang berkompeten seperti yang
saya pikirkan.

Rumah di Rawa Kidang


Kami tinggal di 2 rumah warga, di rumah orang terpandang di desa
tersebut yaitu rumah mantan lurah dan mantan RW yang masih merupakan
keluarga. Para perempuan tinggal di rumah kakek dan nenek yang
merupakan mantan lurah serta laki-laki tinggal di rumah bapak dan ibu
mantan RW yang merupakan salah satu anak dari kakek. Kehidupan selama
disana tidaklah seburuk yang saya pikirkan. Keluarga ini benar-benar
menerima kami dengan tangan terbuka. Merekalah yang menolong kami di
setiap kegiatan dan program kami. Selain membantu pogram kami, tidak
jarang mereka mengundang kami dan menajmu kami dengan makanan.
Beliau menyiapakn makan pagi, atau makan siang bahkan terkadang makan
malam. Kami dapat tinggal di rumah beliau saja sudah sangat untung.
Kebaikan dari keluarga inilah membuat kami merasa nyaman tinggal di sana.
Setiap harinya banyak anak kecil yang main ke rumah kami, ada yang belajar,
ada yang bermain, atau bahkan hanya berkunjung. Diakhir acara, kami
mengadakan pensi (pentas seni) sekaligus penutupan perpisahan KKN.

150| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Dimana acara ini bermaksud untuk menggali potensi anak-anak desa
dibidang minat dan bakat, jadi tidak terfokus hanya dibidang akademik.
Dengan kemampuan yang saya miliki, yaitu seni peran. Saya mencoba
mengajarkan anak-anak ini untuk melakukan pertunjukan drama dalam
pensi tersebut. Hampir setiap hari kami melakukan latihan drama di teras
rumah nenek. Ada 9 anak luar biasa yang mengikuti pelatihan drama, ada
Dilla, Syifa, Rohmah, Desti, Hanum, Frida, Zahra, Dinda dan Nindy. Mereka
terdiri dari kelas 4-6 SD. Dan pelajaran yang saya dapat dalam mengajari
mereka yaitu bagaimana caranya sabar dalam menghadapi anak-anak. Sabar
disini harus ekstra sabar pula, karena watak mereka yang keras pengaruh
dari latar belakang budaya. Jika saya mengkoreksi maka mereka akan lebih
galak dari saya, sungguh pengalaman yang tidak bisa dibeli dimanapun.
Setiap hari bersama ke-9 membuat warna di KKN saya, walaupun kadang
saya iri dengan yang lain. Karena mereka tidak perlu capek-capek untuk
mengajari anak-anak ini berlatih drama. Namun, hasil akhir yang saya
dapatkan sungguh memuaskan dan membuat saya begitu bangga. Mereka
sangat pintar! Usaha saya dalam mengajari mereka membuahkan hasil.
Semua orang pun tertawa terhibur melihat pertunjukan itu. Saya pun
menjadi ikut bahagia.
Namun, hari perpisahan pun tiba. Tak terasa satu bulan saya telah
melewati KKN. Perpisahan menjadi sangat pedih untuk dilalui. Karena
terlalu banyak kenangan yang telah dilalui di Desa Rawa Kidang. Mulanya
saya tidak menyangka akan sesedih ini. Saya ingin KKN cepat berlalu,
namun ketika hari perpisahan tiba. Sungguh hati terasa tersayat, karena ada
sebagian dari keseharian tiba-tiba hilang begitu saja. Saya ingat betul rasa
sakit, pedih dan sedih nya perpisahan pada siang itu. Pertama saya pamit
sama ibu dan bapak dan saya memeluk mereka, mereka bagaikan ibu bapak
yang telah merawat kami selama KKN. Saya mengucapkan banyak terima
kasih telah menjadi pengganti orang tua saya selama satu bulan. Seraya itu
mereka juga menitikan air mata. Ah.. sungguh makin perih hati saya.
Selanjutnya saya memeluk nenek. Nenek yang setiap pagi saya ajak ngobrol
walaupun saya kurang paha. Bahasa nya karena beliau tidak bisa Bahasa
Indonesia, namun saat memeluk nenek lah hati saya semakin berat
meninggalkan Rawa Kidang. Nenek pun ikut menitikan air mata, tidak lupa
saya memberikan kenang-kenangan kepada nenek yaitu mukena dan
sejadah, semoga dapat dipakai saat naik haji ya Ni! Setiap kesempatan nenek
selalu bercerita mengenai bagaimana taun depan ia akan naik haji bersama

Cahaya di Langit Rawa Kidang |151


aki setelah bertahun tahun menunggu. Ia meminta doa kepada kami agar
tahun depan ibadah haji tersebut dapat terlaksanakan. Saya doakan semoga
nenek dan aki jadi berangkat dan tidak ada kendala yah! Aamiin Ya Rabb.
Dan terakhir, saya harus berpisah bersama ke-9 anak-anak pintar dan bandel
saya di Rawa Kidang, mereka semua menangis, mereka memeluk saya,
mereka memohon agar saya jangan pergi. Hati saya benar-benar pedih
melihat mereka. Ternyata saya menyadari, bukan saya saja yang merasa
kehilangan. Mereka pun juga merasa kehilangan atas kepergian saya,
kepergian kami. Saya berpesan kepada nak-anak saya, agar mereka dapat
belajar denga rajin dan jika rindu, jalan satu-satunya yaitu saling mendoakan.
Saya akan merindukan sekali orang-orang di Desa Rawa Kidang. Terutama
mereka yang sudah menajdi bagian dari memori saya. Setiap pertemuan pasti
ada perpisahan, dan hidup terus berlanjut. Namun, saya tidak pernah
menyangka bahwa perpisahan ini menjadi salah satu yang paling
menyakitkan dalam hidup saya.
Pesan yang dapat diambil dari cerita saya dari sebelum KKN hingga
berakhirnya KKN. Ternyata, ada sebagian pengalaman yang tidak dapat
ditukar dengan uang. Ada pengalaman yang tidak bisa didapatkan jika saya
mengikuti kegiatan magang. Ada pembelajaran yang pastinya bisa saya petik
dari teman, keluarga di Rawa Kidang, bahkan dari anak kecil sekaligus.
Pelajaran dapat kita temui dimana saja, tidak hanya di kampus atau sekolah.
Pembelajaran ini sering disebut dengan kehidupan.

Harapan
Saya sangat menyayangkan dengan tidak maksimalnya pengolahan SDA
yang ada di Desa Rawa Kidang, apalagi melihat potensi kekayaan alam yang
dimiliki. Mereka rata-rata lebih baik menunggu 3 bulan kedepan untuk
menunggu musim padi berikutnya. Harapan saya kedepanya pada
masyarakat yaitu agar mereka lebih mau membuka diri serta memperluas
pengetahuan dengan masuknya informasi-informasi baru. Karena selama
KKN yang saya rasakan adalah masyarakat desa Raawakidang merasa
nyaman dengan kehidupan yang dijalani mereka sekarang dan merasa tidak
perlu berkembang menjadi lebih baik lagi. Hidup tidak stagnan, hidup harus
selalu berkembang, dan jangan mudah puas. Jika saya menjadi salah satu
warga Desa Rawa Kidang dan berempati dengan keadaan desa. Saya akan
memperbaiki diri saya terlebih dahulu, ketika diri saya sudah baik dan bisa
jadi contoh atau panutan. Maka masyarakat pasti akan lebih menghargai

152| Cahaya di Langit Rawa Kidang


usaha saya dalam mengayomi masyarakat untuk menjadi masyarakat yang
lebih baik lagi dari sebelumnya. Saya akan menekankan budaya baru pada
anak muda dan anak-anak sebagai generasi penerus pentingnya
produktifitas di usia muda dengan cara membuka kajian terbuka,
menghidupkan karang taruna, dan melakukan kegiatan-kegiatan positif
yang lainya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |153


F
“1 Bulan Bersama Rawa Kidang”
-Atikah Rahmah-

Kenapa Harus KKN?


Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan nama yang popular di
kalangan mahasiswa semester 6 kemarin. Saya, yang merupakan mahasiswi
Fakultas Tarbiyah sangat terkejut dengan beredarnya informasi bahwa akan
diwajibkannya KKN bagi mahasiswa Tarbiyah. Sejujurnya, saya kurang
paham dengan KKN, bagaimana sistemnya, apa yang akan dilakukan selama
KKN, dan hal-hal lainnya. Saat itu, yang ada dalam benak saya hanyalah KKN
membutuhkan biaya yang cukup banyak. Selain biaya, KKN pun
memerlukan persiapan mental yang cukup besar karena harus pergi jauh dari
rumah selama 1 bulan, wah saat itu perasaan saya sudah mulai deg-degan
membayangkan KKN. Ternyata tidak hanya saya, saya menemukan bahwa
mayoritas teman saya sangat menentang KKN. Kebanyakan pendapat yang
mereka lontarkan tak jauh berbeda dengan saya. Namun, ada segelintir
teman saya yang juga sangat antusias dengan adanya KKN. Baru awal saja,
KKN sudah menciptakan drama di lingkungan saya dan teman lainnya. Saat
itu saya dan teman-teman terlambat mendaftar. Walaupun saya tidak
antusias dengan KKN, saya tetap ketakutan kalau saya tidak bisa ikut KKN
di tahun ini dan hal itu tentunya akan menunda waktu kelulusan saya. Pada
akhirnya, PPM memperpanjang waktu pendaftaran dan saya beserta teman-
teman lainnya terselamatkan.
Setelah saya menunggu dalam waktu yang cukup lama, akhirnya
pengumuman yang dinanti-nantikan itu tiba juga, yaitu pengumuman
kelompok. Saat itu pengumuman saya dapatkan melalui grup kelas. Hal
pertama yang saya lihat ialah nomor kelompok 86 dan jumlah anggota dalam
kelompok saya. Setelah itu, saya langsung melihat nama-nama teman
sekelompok beserta jurusan mereka. Saya cukup kaget karena terdapat 4
orang dari Fakultas Tarbiyah. Tak lama selang beberapa hari, grup-grup
tentang KKN mulai bermunculan disertai dengan kabar mengenai
pertemuan kelompok. Hari itu, di hari kamis tanggal 12 April, wilayah UIN
mulai dari Fakultas Tarbiyah hingga auditorium Harun Nasution bertebaran
berbagai kelompok KKN. Bertemunya dengan teman-teman baru, teman
yang akan menjadi teman hidup selama 1 bulan di desa membuat perasaan
saya tak karuan, mulai dari takut, malu, namun juga bersemangat. Seiring

154| Cahaya di Langit Rawa Kidang


berjalannya waktu, rapat mingguan selalu berjalan untuk menyusun
program selama di sana. Awalnya, saya mengira bahwa kami akan mengajar
di sekolah, mengadakan bimbingan belajar, dan kegiatan lainnya dalam hal
pendidikan karena latar belakang saya tarbiyah. Saya berpikir bahwa di sana
saya akan mengajar bahasa inggris dan mengajar ngaji, sekedar mengajar saja,
tak ada bayangan lain kegiatan apa yang akan saya lakukan di sana. Namun,
dengan berkumpulnya berbagai macam jurusan, memadupadankan ide-ide
dari beraneka ragam latar belakang membuat kelompok kami kaya akan
program. Saya menjadi terbuka dan memiliki bayangan tentang apa saja hal
yang dapat saya lakukan di sana. Barulah saya menyadari bahwa KKN ialah
kegiatan yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, beradaptasi di
lingkungan masyarakat yang memiliki nilai dan budaya tertentu, tidak hanya
berfokus pada lingkungan sekolah saja tetapi lebih luas yaitu masyarakat.
Tentunya KKN merupakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi. Sebagai
mahasiswa, KKN merupakan wadah untuk melatih diri agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan nyata, mengasah kemampuan untuk
bertahan diri, serta menyalurkan kemampuan yang dimiliki. KKN ini sangat
berguna bagi mahasiswa untuk persiapan diri menghadapi dunia kerja dan
beraneka ragam orang dalam masyarakat.

Tentang KKN SIAP 86


“86” pertama kali saya melihat angka itu, dalam benak saya seketika
muncul slogan “SIAP 86” yaitu slogan yang biasa digunakan oleh anggota
polisi. Betul saja, saat di pertemuan ketiga kami membahas nama kelompok
yang cocok untuk mempersatukan ke-19 orang ini, terbitlah nama KKN SIAP
86 yang merupakan singkatan dari smart, integrity, action, productive.22 Saya
pribadi berharap singkatan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bahwa
kelompok 86 memiliki jiwa dan sikap yang seperti itu. SIAP 86 ini sendiri
mengandung makna bahwa sebagai mahasiswa kami siap untuk mengabdi
pada masyarakat dan siap menyalurkan kemampuan serta tenaga untuk
memberdayakan masyarakat. Dengan tanggung jawab kebersamaan, kami
siap untuk menerima segala tantangan dan panggilan dari lingkungan
masyarakat dengan jawaban “SIAP 86!”
Pada awalnya saya ragu apakah kelompok ini dapat kompak
menyatukan tekad selama satu bulan penuh di desa, menjalankan beberapa

22
Cerdas, jujur, aksi, dan produktif

Cahaya di Langit Rawa Kidang |155


program, serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Sejujurnya, saya agak
takut dan mulai berpikir macam-macam. Saya mulai berpikir apakah saya
bisa dekat dengan mereka semua, apakah saya bisa terbuka dengan mereka,
dan apakah saya bisa betah tinggal bersama orang asing di tempat asing pula.
Berbagai pikiran negatif itu muncul karena di awal saja kelompok ini sudah
menciptakan cukup drama dalam pemilihan ketua dan BPH. Namun, seiring
berjalannya waktu kami mulai mengenal satu sama lain. Ditambah juga
dengan adanya kegiatan survei yang dilakukan selama 4 kali, membantu
proses pendekatan kami untuk menciptakan suasana yang hangat dan
menyenangkan. Menurut saya, survei yang sangat berkesan dengan
kelompok 86 terjadi saat survey ketiga. Saat itu kami hampir lengkap,
walaupun ada beberapa yang tidak ikut. Saat itu kami mulai fiksasi tempat
tinggal yang akan kami sewa. Kami berkenalan dengan keluarga Jaro Rais
yang sangat ramah dan menerima kami semua. Selain itu, kami juga bertemu
dengan Jaro Arif yang sangat membantu kami dalam proses pencarian
tempat tinggal. Kami sangat terkesan akan kebaikan warga desa
Rawakidang. Selama survei dan rapat mingguan, saya mulai melihat
beberapa orang yang kemungkinan saya anggap bisa dekat dengan saya.
Jujur saja, saya kurang percaya diri dengan kemampuan saya karena saya
bukan anak organisasi jadi saya kurang berani memberikan suara ketika
sedang berkumpul. Saat itu, saya pertama kali merasa nyaman dengan Adel.
Adel dan saya satu divisi yaitu divisi acara. Kedekatan saya dan Adel dimulai
sejak rapat mingguan, saya merasa nyaman berbincang dengan dia. Hingga
akhir survei dan rapat menjelang hari keberangkatanpun saya tetap merasa
asik dengannya. Suatu hari, kami mendapat kabar bahwa Adel
mengundurkan diri dari KKN tahun ini. Saya kaget dan cukup merasa
kehilangan, namun saya berpikir masih ada teman-teman lainnya yang akan
menjadi keluarga saya selama di sana dan saya menanamkan dalam diri
untuk bersikap terbuka.
Setelah rapat, survei, dan berbagai persiapanpun telah selesai kami
lakukan baik itu persiapan individu maupun kelompok. Akhirnya hari itu
tiba juga, hari kamis tanggal 19 Juli saya dan tim berangkat ke desa
Rawakidang. Sehari sebelum keberangkatanpun drama terjadi dalam
kelompok kami. Kami meributkan masalah kendaraan yang akan digunakan
untuk mengangkut barang. Akhirnya kami tetapkan untuk menggunakan
mobil bak. Beberapa anggota kami yang laki-laki naik motor dan tersisa 8
orang perempuan serta 2 laki-laki. Akhirnya kami memutuskan 10 orang ini

156| Cahaya di Langit Rawa Kidang


untuk naik kereta. Saat itu saya merasa agak kecewa karena melihat teman
saya dari kelompok lain berangkat menuju desa menggunakan mobil, motor
dan lainnya, sedangkan saya dan 9 orang lainnya harus naik kereta. Saya pun
mulai berpikir positif untuk kebaikan kelompok “yasudah lah gapapa”. Kami
mengobrol dan bercanda bersama selama perjalanan. Mulai dari naik
angkutan umum menuju stasiun pondok ranji sampai stasiun tangerang
kami lalui dengan canda, tawa, dan tak lupa tidur di kereta bersama karena
lelah. Saya merasa senang dan menyadari dibalik ini semua kami
mendaptakan waktu yang banyak untuk lebih mendekatkan diri dan
mencairkan suasana.
Berbagai kesan saya dapatkan dari 17 orang ini selama 1 bulan tinggal
bersama. Mereka adalah teman, keluarga, serta rekan. Tentunya, di dalam
sebuah keluarga terdiri dari beraneka ragam orang beserta sifat dan
karakteristiknya masing-masing. Setiap masing-masing 17 orang ini
memiliki kemampuan, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Dalam
kekurangan tersebut, kami saling melengkapi. Kesan yang saya dapatkan
saat pertama bertemu cukup berbeda dengan kesan yang saya dapatkan
setelah hidup bersama dengan mereka. Ternyata benar, tak kenal maka tak
sayang, jangan menilai orang dari penampilannya saja. Selain itu, beraneka ragam
perasaan, emosi, serta suasana kami lalui bersama, mulai dari gembira,
semangat, takut, kesal, marah, sedih, dan tak ketinggalan juga lelah. Tak
hanya itu, berbagai konflik kami temukan baik dalam internal maupun
eksternal. Konflik, berbeda pendapat, dan juga sentimen terhadap personal
tertentu mewarnai kehidupan kami. Hal tersebut merupakan bumbu-
bumbu untuk menyatukan kami agar lebih erat dan lebih kompak. Namun,
tak jarang pula kami menghabiskan waktu dengan kesenangan dan
kebersamaan. Menemukan keluarga baru dengan segala keunikan dan sifat
mereka merupakan hal yang sangat luar biasa. Baik, inilah cerita saya tentang
17 orang yang telah mengisi dan mewarnai hidup saya.
Kelompok kami terbagi menjadi 4 kelompok piket yang bertugas
untuk memasak. Setiap kelompok piket mempunyai cerita tersendiri akan
kesulitan, kesenangan, dan kelucuan saat memasak. Namun, saat ini saya
akan bercerita mengenai teman kelompok SIAP 86 satu persatu berdasarkan
urutan kelompok piket.
Kelompok 1 terdiri dari Ucin, Fadil, Endah, dan Rizka. Ucin, saat
mendengar nama itu saya langsung teringat akan postur tubuhnya yang
tinggi dan kurus serta bahasanya yang formal. Ucin dan saya satu divisi dan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |157


Ia merupakan koor divisi acara. Ucin adalah konseptor dan aktor yang
kompeten. Ia tidak hanya pandai menginisiatifkan suatu kegiatan, namun ia
juga cekatan untuk menggerakkan dirinya dan teman-teman lainnya jika ada
kegiatan. Saya teringat akan kata-katanya sebelum KKN ”udah sekarang kira-
kira aja waktunya, paling nanti di sana kegiatan cuma tidur” kata-kata tersebut
sering terlontar olehnya kala divisi acara sedang membuat rangkaian
susunan acara. Saat itu saya mengira Ucin adalah orang yang malas, namun
siapa sangka selama berada di desa Ia selalu cekatan untuk mensukseskan
acara. Hal unik yang saya temukan pada Ucin ialah sifat rendah hatinya, Ia
seringkali mengucapkan permintaan maaf kepada kami bahkan saat Ia tidak
membuat kesalahan “aduh, maaf nih yaa, gua kurang paham masalah kaya beginian”
“aduh, maaf yaaa”. Selain itu, kesukaannya pada musik sudah terlihat sejak
awal kami berkumpul. Karena kepandaiannya bermain gitar serta sifatnya
yang ramah terhadap anak-anak, Ia sering kali diminta anak-anak untuk
mengiringi mereka melantunkan sholawat dari Nissa Sabyan. Anak-anak
sangat menyukainya. Satu hal lain dari Ucin adalah Ia satu-satunya orang
yang kadang menyebut saya Emma karena Ia mengetahui bahwa saya
menyukai tokoh tersebut. Selain Ucin, terdapat satu laki-laki lain di
kelompok 1 yaitu Fadil. Kalau melihat Fadil dengan kacamata dan pecinya
saya teringat akan Pak Soekarno. Fadil juga salah satu anggota divisi acara.
Fadil tergolong orang dengan pemikiran yang rasional dan logis. Ia seringkali
mempunyai ide cemerlang saat kami sedang persiapan atau evaluasi. Fadil
sangat bagus dalam hal bahasa. Maka dari itu, ia seringkali diminta sebagai
pembawa acara di beberapa acara. Selain itu, Fadil memiliki suara yang
bagus saat mengaji. “Kochaak” merupakan kata yang sering terlontar olehnya.
Ia juga terlihat memiliki banyak pengalaman sehingga Ia cukup kompeten
untuk menyusun acara. Beralih ke perempuan, yaitu ada Rizka, Ika nama
panggilannya. Ika mempunyai suara yang merdu. Ia orang yang cukup
pemalu. Ia memiliki suara yang merdu dan tak heran Ia sering melatih anak-
anak untuk bernyanyi lagu sholawat. Selain itu, Ika pandai memijit. Banyak
teman-teman lain yang meminta bantuannya jika sedang kelelahan. Selain
Ika, ada Endah. Endah juga satu divisi dengan saya. Endah orang yang cukup
pemalu, namun semakin lama ia terlihat semakin terbuka. Ia pandai dalam
hal agama dan bahasa arab. Ia juga pandai mengajar, memasak, dan rajin.
Beralih ke kelompok 2 yang terdiri dari saya sendiri, Amel, Selly,
Farhan, dan Munir. Kelompok kami cukup kompak dalam hal memasak.
Pertama, saya akan menceritakan Farhan. Kebetulan Farhan adalah divisi
158| Cahaya di Langit Rawa Kidang
konsumsi, ia yang bertugas memberi uang untuk piket per hari. Divisi
tersebut sangat cocok dengannya karena ia suka makan dan jago masak.
Farhan sering kali membuat kelompok kami tertawa dengan tingkahnya
yang suka meniru orang lain serta lawakannya yang kurang lucu. Farhan
pandai dalam hal mengaji dan dakwah, namun sayang kepandaiannya itu
sering ia tutupi. Ia cenderung malas jika diminta untuk mengisi acara di
beberapa kegiatan. Ia memiliki banyak nama panggilan seperti bahlul, arab,
dan habib. Selain Farhan, kelompok 2 memiliki Munir. Munir adalah sosok
organisatoris, namun sayangnya ia terlihat cenderung acuh tak acuh dalam
KKN ini. Tetapi, jika ia memberikan pendapat, jiwa organisatoris dalam
dirinya terlihat. Ia baik dan tipe orang yang selalu mau untuk diminta apa
saja, ia mempunyai slogan “lah kuyy”. Munir sangat sulit bangun pagi dan
terkadang ia tidak mengikuti beberapa kegiatan karena tidur. Dalam
kelompok 2 ini saya melihat Amel lah yang paling jago memasak. Selain
cantik, Amel adalah tipe wanita ideal karena ia telaten dalam melakukan
berbagai macam hal, rajin, jiwa sosialnya tinggi dan memiliki banyak ide.
Amel dan saya memilki beberapa kesamaan yaitu kami orang yang penakut.
Amel adalah sekretaris yang kompeten menurut saya, maka dari itu tak
sedikit yang suka mengandalkan ia. Saya menyimpan beberapa kenangan
manis bersama Amel yang sulit untuk dilupakan yaitu kami seringkali
makan berdua, jajan bersama, serta bercerita bersama karena kebetulan kami
memiliki saudara laki-laki yang sifat dan perilakunya serupa. Kami juga suka
berbagi cerita dalam hal percintaan, bertukar pendapat dan lainnya. Dan
terkahir dalam kelompok kami ialah Selly. Selama satu divisi dengannya baik
sebelum dan selama KKN saya melihat bahwa Selly sosok yang kompeten
dalam menyelenggarakan program. Ia adalah konseptor dan penggerak
dalam beberapa kegiatan. Selly dan saya cukup dekat. Kami sering kali
menghabiskan waktu bersama seperti dalam hal mengajar. Hal yang saya
paling ingat darinya ialah ia suka makan dan jajan serta postur tubuhnya
yang sangat tinggi untuk ukuran perempuan. Kami memiliki kesukaan yang
sama yaitu menonton anime. Beberapa kali kami menghabiskan waktu
menonton bersama.
Selanjutnya yaitu kelompok 3 yang terdiri dari Arsyilla, Dian, Ratna,
Rizky, dan Aji. Arsyilla memiliki nama panggilan Cilla. Ia adalah seorang
model dan akrtis. Karena statusnya tersebut, saya mengira bahwa ia tipe
orang yang manja dan tidak suka kesusahan. Namun, hal tersebut tidak
benar sama sekali. Saya menemukan sosok penggerak dalam diri Cilla. Cilla

Cahaya di Langit Rawa Kidang |159


adalah orang yang tidak pernah kehabisan ide. Ia inisiator dan juga
konseptor yang baik. Selain itu, ia memiliki jiwa sosial yang tinggi dengan
warga sekitar dan tentunya dengan anak-anak. Kedekatannya dengan anak-
anak membuat mereka sulit untuk melupakannya. Selain Cilla, ada Dian. Hal
yang selalu saya ingat dari Dian ialah perawatan wajah. Tiada hari tanpa
perawatan wajah. Dian adalah perempuan yang lucu. Ia mudah sekali dibuat
tertawa bahkan untuk hal yang tidak lucu sekalipun. Ia orang yang baik dan
tidak mudah terbawa perasaan. Ia sangat pandai mengatur hal yang berbau
uang, maka jabatan sebagai bendahara cocok untuknya. Selain itu, Dian
memiliki sebutan tim jajan bersama Ika. Perempuan lainnya di kelompok 3
adalah Ratna. Kami biasa memanggilnya Nana. Nana adalah sosok
perempuan yang lucu. Jika ia tertawa kami ikut tertawa karena tawanya
yang lucu dan persuasif. Nana orang yang baik dan suka blak-blakan. Ia
pandai berbicara dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Nana cukup
penakut seperti saya. Selanjutnya, laki-laki di kelompok 3 adalah Rizky.
Rizky adalah ketua kelompok KKN kami. Rizky sosok yang sensitif untuk
beberapa hal. Menurut saya, ia kurang membaur dengan para perempuan
dalam kelompok. Selain itu, ia cenderung mengedepankan pendapatnya
sendiri. Terlepas dari itu, ia cukup baik untuk bersosialisasi dengan warga
dan anak-anak. Dan terakhir ialah Aji. Aji adalah orang yang mengikuti
perkembangan mode. Ia juga lucu, asik, dan suka bercerita. Aji cukup baik
membaur dengan perempuan dalam kelompok. Aji adalah orang yang
sensitif. Ia cukup ahli dalam mengambil foto dan saya sangat menyukai hasil-
hasil fotonya.
Beralih ke kelompok terakhir yaitu Adit, Risma, Syarif, dan Handan.
Adit adalah bendahara kelompok. Tak kalah dengan Dian, ia juga cukup
handal dalam mengatur keuangan. Kesan yang saya temukan saat pertama
bertemu dengannya sangat berbeda saat KKN. Dengan penampilannya yang
sangat menunjukkan bahwa ia adalah laki-laki sejati dan sikap nya yang
sombong membuat saya segan, namun itu semua terbantahkan saat saya
mengenalnya selama KKN. Adit adalah orang yang baik, mudah membaur,
dan cukup dekat dengan para perempuan. Selain itu, ia royal. Ia tak segan
mengeluarkan uangnya untuk mentraktir kami. Syarif, ia adalah laki-laki
multitalenta dalam kelompok kami. Ia memiliki beberapa julukan seperti
“suami idaman”, “mantu idaman” karena sifat dan kemampuannya yang bisa
melakukan apa saja. Syarif adalah sosok penengah dalam kelompok jika
terjadi perbedaan pendapat. Awalnya, Syarif cukup pendiam dan jarang

160| Cahaya di Langit Rawa Kidang


membaur dengan perempuan, namun seiring berjalannya waktu ia adalah
orang yang lucu dan suka melawak hal-hal yang tidak jelas. Ia sangat
kompeten sebagai konseptor, inisator, dan aktor. Mungkin kata-kata yang
sangat cocok bagi dirinya ialah lebih banyak bertindak, sedikit bicara.
Beralih ke perempuan yaitu Handan. Andan nama panggilannya. Ia adalah
sekretaris yang handal. Andan adalah sosok yang lucu dan mudah bergaul. Ia
suka bercerita apa saja. Ia jago memasak, terlebih lagi membuat sambal. Ia
suka memasak makanan yang kami jarang makan. Ia seringkali bertengkar
dengan Dian, dan kami semua menikmati pertengkaran mereka yang lucu.
Terakhir, kami memiliki Risma. Risma adalah sosok organisatoris yang
kompeten. Hal itu sudah terlihat sejak awal bahwa ia mampu mengatur
beberapa hal. Ia juga sosok perempuan yang berani mengeluarkan pendapat.
Ia pandai berbicara dan memiliki banyak pengalaman. Selain itu ia adalah
sosok yang baik dan dekat dengan anak-anak.
Berbagai pengalaman dan kesan saya dapatkan bersama mereka.
Kesenangan, kesusahan kami lewati bersama. Banyak sekali pengalaman
berkesan yang saya alami dalam kelompok ini. Namun, kali ini saya akan
menceritakan beberapa kenangan yang tak terlupakan bersama mereka.
Pertama, pengalaman saya dan beberapa teman lainnya saat naik mobil viar.
Itu adalah kali pertama bagi saya. Kala itu, di malam hari sekitar pukul 9
malam kami berangkat ke rumah pak lurah untuk rapat sekaligus makan
bersama. Selama perjalanan kami penuhi dengan canda tawa dan keseruan
menaiki kendaraan itu. Saat pulang pun tak kalah serunya, sekitar pukul 11
malam kami melewati area persawahan yang gelap gulita hanya ada sinar
bulan. Kami menikmati suasana seram tersebut dengan kebersamaan.
Ditemani dengan angin malam yang sejuk dan suasana yang mencekam
menambah keseruan kami. Selain itu, pengalaman kami saat diajak makan
bersama setiap hari minggu oleh ibu, istri dari Bapak Gozali. Saat itu, anak-
anak cowo memanjat pohon kelapa. Para perempuan mengupas kelapa dan
membuat es kelapa bersama-sama. Kami minum es kelapa sambil
menertawakan tingkah beberapa teman kami yang lucu. Hal tersebut juga
merupakan kali pertama bagi saya makan kelapa langsung memetik dari
pohonnya. Saat itu saya sangat terenyuh dengan kebersamaan kami dengan
keluarga nenek. Saya merasa mempunyai keluarga di Rawakidang. Hal
berkesan lain yang saya temukan bersama mereka adalah bermain werewolf23.

23
Serigala

Cahaya di Langit Rawa Kidang |161


Tiada hari tanpa bermain, setiap ada kesempatan waktu kosong kami main,
bahkan sebelum tidurpun kami sempatkan untuk bermain. Menurut saya,
permainan itu membawa kami menjadi lebih dekat dan mengenal satu sama
lain. Beberapa orang yang awalnya pendiam semakin lama semakin terbuka
dengan bermain permainan ini. Tak jarang kami pun dibuat kesal dengan
permainan ini karena mengharuskan kami untuk berpura-pura, namun
itulah kenikmatan yang tersimpan. Masih banyak lagi cerita kami yang tak
dapat saya ceritakan satu per satu. Tak hanya cerita kesenangan, namun juga
kesulitan, kelelahan yang telah menjadi cerita berkesan dan tak terlupakan
bagi saya bersama 17 orang ini.

Desa Penuh Cerita Rawakidang


Rawakidang merupakan desa yang saya dan kelompok tinggali selama
1 bulan penuh. Kami tinggal di rumah mantan Jaro yang dipanggil Jaro Rais,
atau kami biasa memanggilnya kakek dan nenek. Selain itu, anak laki-laki
tinggal di rumah Pak Gozali. Pak Gozali adalah anak dari kakek dan nenek.
Mereka adalah keluarga yang sangat ramah. Saya tidak tahu kata-kata apa
yang dapat menafsirkan kebaikan mereka kepada kelompok kami. Dengan
fasilitas tempat tinggal, dapur, dan air yang sangat mumpuni, mereka
mengizinkan kami menggunakan itu semua. Di hari minggu, kami selalu
diajak makan bersama dengan seluruh keluarga mereka. Kami sangat
tersanjung akan itu semua.
Dari segi lingkungan, desa Rawakidang merupakan desa yang
dipenuhi dengan persawahan dan kali, seperti desa-desa lain pada
umumnya. Persawahan disana memiliki kondisi yang cukup baik terawat.
Sebaliknya, kondisi kali di sana keruh dan penuh dengan sampah. Banyak
sekali warga desa khusunya ibu-ibu dan anak-anak yang menggunakan air
kali untuk keperluan mereka seperti mandi dan mencuci. Hal tersebut sudah
menjadi rutinitas bagi para ibu di sana serta telah menjadi pemandangan
yang biasa saat pagi dan sore hari. Untuk beberapa fasilitas umum seperti
jalanan dan tong sampah, tergolong cukup baik.
Dari segi sosial dan keagamaan, warga desa Rawakidang cukup
membaur antar warga. Mereka menerima pendatang baru dengan ramah.
Dalam bidang keagamaan, desa ini tergolong sangat agamis. Seluruh
masyarakat desa diketahui beragama islam. Faktanya, masyarakat desa ini
menggelar pengajian rutin hampir setiap hari di beberapa mushala dan
masjid secara bergantian. Pengajian ini gabungan antar bapak-bapak dan

162| Cahaya di Langit Rawa Kidang


ibu-ibu. Desa ini memiliki mushala dan masjid yang cukup banyak.
Sayangnya, masyarakat ini kurang menjaga kebersihan tempat ibadah di
sekitar mereka. Selain itu, desa ini terdapat pesantren yang bernama
Raudhatul Hasanah. Pesantren ini mengadakan pengajian untuk anak-anak
di pagi, siang, dan malam. Saya memiliki pengalaman unik saat pertama
datang ke persantren untuk mengajar ngaji, yaitu ada sedikit perbedaan cara
mereka saat melafalkan ayat-ayat. Mereka mengejanya terlebih dahulu dan
baru membacanya secara keseluruhan. Selain itu, saya sempat kaget saat
mendengar anak kecil di sana bahwa ia mengaji 3 kali sehari di tempat
pengajian yang berbeda, saat itu kata yang terlintas dalam benak saya ialah
“wah, agamis sekali yaa”.
Masyarakat desa ini mayoritas adalah petani. Selain petani, beberapa
masyrakat bekerja di pabrik. Pengalaman saya selama mengadakan kegiatan
di sana ialah masyarakat cenderung apatis terhadap kegiatan kami.
Walaupun mereka ramah, namun mereka kurang tertarik untuk ikut serta
pada kegiatan yang menurut mereka tidak memberikan keuntungan materi.
Mereka cenderung meminta kami untuk mengadakan kegiatan dengan
embel-embel hadiah. Selain itu, kami menemukan bahwa aparatur desa
kurang membaur dengan warga desa. Terlepas dari itu, desa ini dipenuhi
dengan anak-anak yang lucu. Mereka kerap kali membuat kami kelelahan
dengan kedatangan mereka ke rumah kami untuk belajar, bermain, dan
berbagi. Walaupun kelelahan, kami sangat menikmati waktu kami bersama
mereka. Selain itu, desa ini dipenuhi dengan warung dan tukang jajan. Selain
petani, ternyata masyarakat desa juga pandai dalam hal berwirausaha. Kami
seringkali menikmati waktu luang dengan jajan di warung-warung terdekat
sekaligus menambah keakraban kami.
Pelajaran yang dapat saya petik dari desa ini ialah saya menyadari
bahwa seiring dengan perkembagan zaman, citra masyarakat desa juga ikut
berubah. Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki niat dan tujuan
masing-masing dalam melakukan sesuatu. Sebagai manusia, kita
membuthkan motif untuk segala hal yang kita lakukan. Selain itu,
kekompakan sangat diperlukan untuk membangun sebuah desa yang
tenteram dan menyengankan. Itu semua tidak dapat berjalan jika hanya dari
satu pihak.

Harapan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |163


Segala pengalaman yang telah saya alami selama di sana, hal utama
yang saya harapkan ialah keaktifan warga desa agar ditingkatkan. Saya tidak
bisa menuntut itu semua, namun inilah harapan saya agar warga desa
semakin kompak untuk menjalin kebersamaan, dan ikut serta dengan
beberapa kegiatan yang diselenggarakan desa dengan atau tanpa embel-
embel hadiah. Selain itu, saya berharap agar pemuda-pemudi desa turut serta
memberdayakan desa mereka dengan suka cita. Partispasi dari mereka
sangat dibutuhkan.

164| Cahaya di Langit Rawa Kidang


G
“Sebuah Pengabdian di Desa Rawa Kidang”
-Dian Nur Aini-

Pengantar
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Dian saya mahasiswa
Perbandingan Mazhab fakultas Syariah dan Hukum, tidak terasa waktu
berlalu begitu cepat rasanya baru kemarin saya mengikuti OPAK dan
sekarang saya sudah menjadi mahasiswa semester tujuh, sebagai mahasiswa
semester 7 berarti ada salah satu kewajiban yang harus saya lakukan, yaitu
mengaplikasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian
Kepada Masyarakat. Dalam dunia perkuliahan pengabdian kepada
masyarakat ini disebut dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sebagai mahasiswa jurusan perbandingan mazhab, sebenarnya saya
agak ragu untuk mengikuti KKN, saya berpikir bukankah lebih baik
mengadakan kegiatan magang di sebuah instansi atau perusahaan yang
sesuai dengan jurusan kita? Yangmana ilmu yang kita dapat saat dikelas
dapat kita terapkan secara langsung di instansi atau tempat kita melakukan
magang agar kita mempunyai bayangan atau pengalaman bagaimana kita
akan bekerja nanti. Namun, karena KKN ini sudah menjadi ketentuan dari
Universitas jadi saya sebagai mahasiswa harus tetap mengikuti KKN sebagai
salah satu syarat kelulusan.
Persepsi saya mengenai KKN adalah kegiatan yang sangat melelahkan
yaitu kegiatan yang akan menguras tenaga dan pikiran. Dan juga saya harus
tinggal selama sebulan di tempat yang saya belum tahu dengan orang-orang
baru yang belum pernah saya kenal dan temui. Ini membuat saya cemas,
bingung, senang, dan semangat untuk mengikuti kegiatan KKN ini.
Semangat mengikuti karena ini kali pertama untuk saya tinggal secara
mandiri tanpa orang tua, saya diharuskan untuk bisa beradaptasi bersama
orang-orang baru baik itu anggota kelompok saya atau masyarakat di desa
tempat saya akan mengabdi.
Selain itu hal yang membuat saya cemas dan khawatir terhadap
pelaksanaan KKN ialah saya selaku mahasiswa datang ke suatu desa dengan
membawa amanah yang besar, visi dan sebuah harapan serta konstribusi
nyata kepada masayarakat desa untuk kehidupan mereka yang lebih baik.
Saya sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah juga harus menjaga nama
baik almamater selama saya menjalani KKN di desa orang, dengan latar

Cahaya di Langit Rawa Kidang |165


belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda saya harus bisa
berbaur dengan masyarakat desa setempat agar dapat memberikan citra
positif sebagai mahasiswa.
Kegiatan KKN ini tidak kami siapkan hanya dengan waktu semalam,
tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui, tahap-tahap ini memakan waktu
kurang lebih 5 bulan yaitu mulai dari pendaftaran, pembagian kelompok
oleh PPM, perkenalan dengan anggota kelompok, pembekalan calon peserta
KKN, survei lokasi, pembuatan proker dan proposal, pelepasan, sampai
dengan tahap pelaksanaan KKN. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan
karena niat baik kami untuk mengabdi kepada desa, semua yang sulit akan
menjadi mudah.
Setelah banyaknya persiapan yang saya dan anggota kelompok
persiapkan, sampailah pada saat-saat mendekati pelaksanaan KKN. Semua
persiapan proker yang akan diadakan sudah hampir selesai, tinggal eksekusi
kegiatan di desa nanti.
Perasaan sedih meliputi saya saat H-1 sebelum keberangkatan, sedih
karena harus berpisah dengan orang tua dan keluarga selama sebulan,
mengingat sebulan bukanlah waktu yang lama dan juga tidak singkat, tetapi
dengan dukungan orang tua, keluarga, dan sahabat terdekat yang
mendukung saya agar dapat mengikuti KKN ini dengan ikhlas dan lapang
hati saya mencoba untuk berfikir positif dengan kegiatan KKN ini bahwa
semua ilmu yang telah saya peroleh di dalam kelas dan lingkungan kampus
akan saya manfaatkan untuk bersosialisasi dan berkontribusi secara nyata
untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
Dibalik perasaan sedih tentu ada perasaan senang yang saya rasakan,
yaitu mendapat tujuh belas orang-orang baru yang akan menjadi teman suka
duka saya selama mengabdi di desa. Teman yang selama sebulan akan
menggantikan posisi orang tua dan keluarga saya, teman baru yang akan
memberikan banyak pelajaran berharga untuk kehidupan saya selepas KKN.
Dan saya pikir KKN akan memberikan cerita-cerita yang tidak akan saya
lupakan selama masa-masa kuliah.
Teman Rasa Keluarga
Setiap hal yang dilalui pasti memiliki banyak hal yang terkenang, baik
kenangan manis, pahit ataupun asam. Dan semua kenangan ini akan menjadi
satu sehingga menghasilkan kenangan yang penuh warna dan makna. Juga
setiap pertemuan yang terjadi bukanlah terjadi tanpa suatu alasan, karena
Allah memiliki alasannya sendiri kenapa saya dipertemukan dengan tujuh

166| Cahaya di Langit Rawa Kidang


belas orang-orang hebat ini. Yang memiliki kewajiban yang sama seperti saya
yaitu mengabdi dan memberikan kontribusi nyata untuk desa Rawa Kidang.
Awal mula pertemuan kami terjadi ketika panitia PPM resmi
membuka kegiatan pembekalan KKN di Auditorium Harun Nasution,
disitulah kami melakukan perkenalan sama dengan kelompok lain yang juga
melakukan perkenalan dengan kelompok mereka masing-masing. Awal
pertemuan dan perkenalan kami terasa penuh kegugupan dan kesunyian.
Masing-masing kami tidak banyak bicara tetapi lebih banyak diam dan
sibuk dengan gadget masing-masing. Melihat kelompok lain yang mulai akrab
dengan kelompoknya masing-masing membuat saya berpikir bahwa
kelompok saya akan menjadi kelompok yang tidak kompak. Namun salah
satu anggota mulai membukan forum dengan mulai mencoba memancing
kami untuk memperkenalkan diri.
Awal pertemuan kami memang tidak mudah, tapi untuk menjalin
kedekatan emosional antar anggota kami juga sering melakukan pertemuan-
pertemuan setiap seminggu sekali sebelum KKN terlaksana, anggota kami
ada 18 orang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 10 orang perempuan dan
mereka semua dari berbagai fakultas mulai dari fakultas Tarbiyah, fakultas
Syariah dan Hukum, fakultas Adab dan Humaniora, fakultas Ushuludin,
fakultas Ekonomi, fakultas Sosial dan Ilmu Politik, dan fakultas Sains dan
Teknologi. Kami semua berasal dari jurusan yang berbeda-beda dengan latar
belakang ilmu yang berbeda-berda juga.
Setelah sering mengadakan pertemuan kami mulai membuat nama
kelompok yaitu SIAP 86. SIAP 86 adalah akronim dari Smart, Integrity, Action
dan Productive 24 dan angka 86 sendiri adalah nomor urut kelompok kami.
Makna dari nama kami yaitu bahwa kami akan mengabdi kepada desa
dengan ilmu pengetahuan, integritas, lebih banyak aksi (gerakan) daripada
ucapan dan akan menjadi mahasiswa yang produktif , produktif dalam
kemajuan desa yang akan direalisasikan melalui program kerja yang kami
buat. Sesuai dengan misi kami yang akan memberikan pengabdian terbaik
untuk masyarakat desa Rawa Kidang.
20 Juli 2018 adalah langkah awal kami untuk memualai semua rencana
yang akan kami lakukan selama sebulan di desa Rawa Kidang.
Keberangkatan kami ke desa menurut saya sedikit berbeda dengan
kelompok lain yang banyaknya dari mereka naik tronton atau mobil pribadi

24
Pintar, integritas, tindakan, dan produktif
Cahaya di Langit Rawa Kidang |167
untuk menuju kedesa mereka masing-masing. Tapi tidak dengan kelompok
saya yang lebih memilih mobil pick up untuk mengangkut barang, dan
sebagian anggota kelompok naik motor dan sebagian anggota kelompok lain
menuju kesana dengan menggunakan KRL dan disambung dengan angkot
untuk bisa sampai ke desa Rawa Kidang, selama perjalanan yang saya lihat
masih banyaknya hamparan sawah di kiri dan kanan saya yang membuat
saya merasa nyaman dengan udara disana tapi tidak dengan cuacanya karena
di Tangerang bisa dibilang lebih panas dibandingkan di Jakarta yang
membuat saya harus menggunakan sunscreen lebih banyak untuk kegiatan
diluar ruangan.
Kami menempati dua rumah yang masing-masing rumah cukup besar,
satu rumah untuk perempuan dan satu rumah lagi untuk laki-laki. Rumah
kami tidak terlalu jauh dan cukup dekat dengan warung dan kantor desa
Rawa Kidang. Kemudian kami mengadakan pembukaan yang dibuka oleh
bapak Lurah Tajudin dan respon masyarakat juga cukup baik dengan
keberadaan kami.
Sebulan begitu tidak terasa untuk saya mengenal semua anggota KKN
ini, sikap dan tindakan mereka mulai bisa saya lihat selama sebulan hidup
bersama. Sebulan hidup dengan individu yang berbeda latar belakang dan
karakter membuat saya harus bisa saling menghargai setiap perbedaan
diantara kami dan setiap perbedaan itu membuat saya dapat memahami
akan seperti apa saya dalam menghadapi dan memperlakukan mereka.
Karena tujuh belas teman saya memiliki sikap yang berbeda dalam
menanggapi sebuah keadaan. Dan saya bisa melihat bahwa ternyata pikiran
saya tentang kelompok saya yang kurang kompak tidaklah benar karena
mereka adalah sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang menyenangkan
dan bisa diajak kerja sama.
Banyaknya hal yang terjadi diantara kami selama sebulan, tidak akan
pernah saya lupakan, karena dengan kegiatan KKN ini saya bisa merasakan
rasa kekeluargaan, persaudaraan dan kedekatan yang merupakan suatu hal
yang memberikan makna tersendiri dalam hidup saya karena saya tidak
yakin akan menemukan hal ini diluar sana. Yang membuat bahagia bukanlah
sebuah program kegiatan yang berjalan dengan sukses namun usaha, kerja
keras, rasa memiliki serta tanggung jawab dari setiap anggota yang membuat
setiap program kegiatan berjalan dengan baik.
Dari banyaknya program kegiatan yang kami lakukan untuk
pengembangan desa baik program kegiatan yang berbentuk penyuluhan dan

168| Cahaya di Langit Rawa Kidang


pelatihan serta program kegiatan fisik untuk kemajuan desa. dari banyaknya
program tersebut ada program yang sangat berkesan untuk saya yaitu
kegiatan perlombaan menyambut HUT RI dan juga pensi. Perlombaan yang
akan dilombakan untuk 17an benar-benar dipersiapkan dengan waktu yang
singkat hanya dengan waktu sehari, kerja sama kelompok benar-benar diuji
saat itu, rapat hingga larut malam, menyiapkan alat-alat perlombaan pada
hari yang sama saat kegiatan akan berlangsung, dengan kerja sama kelompok
yang baik kami dapat membuat acara dengan meriah dan dengan antusias
semangat warga untuk mengikuti semua macam perlombaan, keberhasilan
acara ini juga didukung oleh tokoh masyarakat yang turut membantu
mensosialiasikan kegiatan kami. Dan hal yang sama juga dengan kegiatan
pensi, kegiatan pensi diisi oleh anak-anak desa Rawa Kidang yaitu
penampilan marawis, nasyid, drama, pembacaan puisi dan pidato, juga
paduan suara oleh kami, dan yang paling berkesan adalah melihat senyum
dan tawa warga saat melihat setiap pertunjukan yang ditampilkan. Tidak
ada warga yang beranjak pergi selama pensi berlangsung, bahkan semakin
malam semakin ramai dan meriah. Acara pensi kami ditutup dengan
pemutaran film dokmenter dari kelompok kami, dari berangkat menuju
desa, semua kegiatan yang berlangsung, sampai dengan penutupan, bukan
hanya film dokementer, tapi juga video tentang opini-opini warga mengenai
kegiatan KKN kami yang sudah berjalan selama sebulan. Dan semua hal itu
bisa berhasil karena usaha, kerja keras keras dan rasa memiliki seperti
keluarga dan saudara yang sudah terjalin selama sebulan ini. Dengan melihat
senyuman warga membuat saya dan kelompok merasa bahagia. Mungkin
definisi bahagia disana memang sesimpel itu, bisa melihat orang lain
tersenyum dengan apa yang telah kita lakukan untuk mereka.
Satu keadaan yang membuat saya merasa bahwa teman-teman saya
adalah keluarga, ketika diantara kami ada yang sakit, termasuk saya juga
ikut sakit pada waktu itu. Teman-teman yang sehat dengan penuh perhatian
dan kasih sayang merawat kami yang sakit, dari menyiapkan kami obat
sampai membuatkan kami bubur. Saya benar-benar menyimpan semua
memori kehangatan, perhatian, kasih sayang, dan bentuk perlindungan yang
kelompok saya berikan. Ucapan terima kasih mungkin tidak akan pernah
bisa membalas kebaikan dan kerendahan hati teman-teman semua, karena
rasa memiliki seperti keluarga yang membuat kita bisa saling melengkapi
dan menyayangi. Berkat kalian saya mengerti apa itu kerja sama, berkat
kalian juga saya mengerti apa itu tanggung jawab, karena sebuah keluarga

Cahaya di Langit Rawa Kidang |169


tidak hanya ditemui saat kita dirumah, tapi kebersamaan dan rasa memiliki
yang menyatukan kita menjadi sebuah keluarga. Keluarga KKN SIAP 86.
Rawa Kidang, Desa dengan Segala Keramah Tamahannya
Kami mengadakan survey yang pertama dengan 8 orang anggota, kami
menggunakan sepeda motor untuk pergi kesana. Sebelumnya saya tidak
pernah tahu bahwa ada desa yang bernama Rawa Kidang di Tangerang, yang
saya tahu bahwa Tangerang adalah kota yang cukup besar serta banyak
bangunan dan perumahan disana. Dalam perjalanan saya membayangkan
seperti apakah keadaan desa dan warganya, apakah sesuai dengan apa yang
ada di bayangan saya atau justru sebaliknya.
Saat pertama kali sampai lokasi yang kami datangi adalah rumah
bapak lurah Tajudin karena kami hadir saat tanggal merah jadi kami tidak
bisa berkunjung ke kantor desa karena libur jadi kami memutuskan untuk
mendatangi rumah pak lurah Rawa Kidang. Disana kami disambut dengan
baik. Sebelum menuju kerumah pak lurah kami melihat-lihat bagaimana
keadaan sekitar desa Rawa Kidang, hal yang pertama saya lihat adalah
hamparan sawah di kiri dan kanan yang mulai menguning, anak-anak yang
sedang asyik mandi di kali, dan para ibu-ibu yang masih mencuci di pinggiran
kali. Udara di sini masih sangat sejuk dan angin yang sepoi-sepoi yang berarti
udara disini masih terjaga meskipun cuaca kala itu sangat menyengat.
Tempat tinggal kami bukanlah rumah kosong tanpa penghuni, untuk
anak perempuan kami tinggal dirumah Bapak Jaro Raiz dan Istrinya
sedangkan untuk laki-laki mereka tinggal di rumah Bapak Gozali selaku
ketua LPM di desa Rawa Kidang dan istrinya ibu Rumiyati. Kami benar-
benar diperlakukan seperti keluarga oleh mereka, kadang kami diajak makan
bersama kadang juga nenek (istri bapak jaro raiz) sering mengntarkan kami
makanan, mau itu lauk-pauk atau bahkan pisang dan nangka yang mereka
panen dari kebun mereka sendiri. Yang membuat saya terharu setiap hal
kecil yang mereka punya, mereka tidak pernah sungkan untuk berbagi.
Tidak hanya itu, warga sekitar tempat tinggal saya pun benar-benar orang
yang baik dan ramah, mereka selalu siap untuk membantu saat kami dalam
kesulitan. Benar-benar hal yang jarang saya jumpai saat tinggal di Jakarta.
Begitu terkesannya saya dengan desa Rawa Kidang, membuat saya
pribadi berat untuk meninggalkan desa ini, desa yang penuh dengan
kehangatan. Anak-anak desa yang sangat rajin mengaji dan warga sekitar
yang tidak pernah absen mengikuti pengajian setiap Selasa malam membuat
saya sadar bahwa hal-hal ini sudah jarang saya temui di perkotaan. Saya

170| Cahaya di Langit Rawa Kidang


terkesan dengan bakwan dan jus mangga di samping rumah yang menjadi
langganan kami saat tidak ada kegiatan, bakso Wonogiri yang murah dan
enak, ice cream cone di pasar malam, juga jajanan papeda yang murah meriah.
Saya terkesan dengan sambutan masyarkat kepada kami yang sangat baik
meskipun pada awalnya kami merasa canggung jika berinteraksi langsung
dengan warga.
Hal yang membuat saya sadar selama saya disana yaitu kurangnya rasa
syukur pada semua yang telah saya punya. Melihat masyarkat desa Rawa
Kidang yang hidup dengan sederhana namun tetap bisa bahagia membuat
saya merasa malu kepada diri saya sendiri. Hidup mereka yang sederhana
dan mensyukuri setiap apa yang Allah telah berikan memberikan
pembelajaran terpenting untuk saya selama saya tinggal disana. dengan
segala kekurangan mereka tapi tidak membuat mereka mengeluh dan tidak
sungkan untuk menolong sesama. Disana saya tidak hanya belajar prihal
kesederhanaan hidup pembelajaran lain yang saya dapatkan selama 30 hari
disana yaitu bersyukur. Bersyukur dengan keadaan saya yang mungkin jauh
lebih baik dari mereka, bersyukur dengan segala yang saya punyai saat ini.
Desa Rawa Kidang ialah desa yang dapat memberikan saya
pembelajaran hidup yang mungkin tidak akan saya terima ditempat lain,
dengan menyimpan sejuta kearifan, dan seribu misteri zaman dahulunya,
sawah dan berbagai jenis tanamannya yang subur, dan dengan
masyarakatnya yang ramah memberikan memori yang indah selama saya
berada disini.
Harapan dan Cita-Cita untuk Rawa Kidang
Menjadi warga Rawa Kidang selama sebulan membuat saya sedikit
mengerti mengenai permasalahan yang dialami oleh desa, apabila saya
menjadi masyarakat Rawa Kidang ada beberapa harapan yang ingin saya
lakukan untuk menjadikan desa Rawa Kidang menjadi desa yang lebih baik
lagi. Hal yang ingin saya lakukan yaitu melakukan pemberdayaan kepada
petani agar dapat menggunakan uang hasil panen dengan bijaksana karena
seringkali masyarakat disana mengadakan pesta untuk meryakan hasil
panennya sehingga mereka akan kehabisan modal untuk musim tandur
selanjutnya serta melakukan pemberdayaan mengenai usaha komunitas
untuk penanganan hasil panen dan pemasarannya.
Melihat keadaan masyarakat disana, yaitu masih adanya anak muda
dan remaja yang menggunakan narkoba maka saya dan kelompok saya juga
mengadakan penyuluhan bebas narkoba yang disampaikan langsung oleh

Cahaya di Langit Rawa Kidang |171


BNN harapan kami dengan adanya penyuluhan bebas narkoba ini yaitu agar
masyarakat terutama para remaja menjadi sadar bahwa tidak ada hal positif
yang bisa di dapat dari menggunakan narkoba. Tidak hanya itu kami juga
membuat pelatihan keset dari baju bekas dan terarium yang ditujukan
kepada ibu-ibu desa Rawa Kidang harapan kami dengan mengadakan
kegiatan tersebut yaitu agar ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan selain
mengurus rumah dapat mempraktekannya dirumah sehingga akan
menghasilkan lapangan usaha bagi mereka dan hal ini akan membuat
prekonomian keluarga mereka menjadi lebih baik lagi.

172| Cahaya di Langit Rawa Kidang


H
“Rawa Kidang Desa Santri”
-Endah Nuryana-

Kesan Awal
Puja dan puji syukur kehadirat Allah subhana wa Ta’ala yang telah
memberikan nikmat iman,islam dan ihsan.Shalawat dan salam atas baginda
Nabi Muhammad shallahu A’alaihi wassalam yang telah membawa kita dari
kegelapan menuju jalan terang benderang seperti saat ini.Terimakasih saya
ucapkan kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah yang telah bekerja keras
untuk berjalannya program ini.Dan kepada bapak dosen pembimbing, yang
telah bersedia membina, mengarahkan dan meluruskan kegiatan saya dan
teman-teman yang tergabung dalam kelompok pada kegiatan KKN SIAP 86
pada kegiatan KKN UIN 2018 di Desa Rawa Kidang. Beliau ialah bapak
Hidayatollah,MH dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.Serta warga Desa Rawa Kidang yang
telah menerima kami dengan baik untuk melaksankan program KKN 2018
di Desa Rawa Kidang. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
Bapak Tajudin beserta jajarannya di Desa Rawa Kidang yang telah
membantu kita dalam kelancaran program kami.
Pertama kali mendengar KKN di Tarbiyah terdengar agak asing
karena Senior sebelumnya tidak ada kegiatan KKN di Tarbiyah. Dengan
system baru yang di buat PPM pada akhirnya saya harus mengambil mata
kuliah ini sebagai syarat menyelasaikan kuliah. Akhirnya saya bertanya ke
senior bagaimana rasanya menjalani KKN (kuliah Kerja Nyata). Menarik
sekaligus menantang mendengar cerita-cerita mereka menjalani masa KKN.
Di fakultas tarbiyah lantai 3 ruangan 315 hasil pembagian kelompok telah
dibagikan melalui Gadget yang kita punya, saya yakin semua mahasiswa
fakultas yang mengikuti KKN serempak membuka Gadget mereka.Saya
berada di kelompok KKN 86 dan Desa Rawa Kidang menjadi tempat bagi
saya untuk menyelesaikan program KKN tahun ini.Penasaran teman seperti
apa yang akan saya temui nanti karena tidak ada satupun dari kelompok
KKN SIAP 86 yang saya kenal dengan berbagai karakter yang berbeda.
Menjadi tantangan bagi saya untuk mengenal, bersosialisasi dan
bekerjasama menjalankan program yang cocok di Desa Rawakidang.
Desa Rawakidang, nama yang asing bagi saya karena saya tidak pernah
mendengar atau mengetahui desa tersebut. Bayangan saya desa tersebut

Cahaya di Langit Rawa Kidang |173


terpencil, minim pendidikan, infrastuktur yang tidak memadai. Dan ini
menjadi tantangan bagi saya dan teman-teman saya untuk memberdayakan
Desa Rawa Kidang dengan dana yang minim karena anggaran dikurangi
setengahnya dari kelompok tahun sebelumnya dan berkurang salah satu
anggota kelompok Delia Pramitasari tidak mengikuti KKN karena
berhalangan ikut sehingga dana pun berkurang tapi kami optimis dengan
segala program yang akan kami laksanakan di Desa Rawa Kidang. Tapi
setelah beberapa kali kami survey ternyata tidak seperti ekspetasi saya
tentang Desa Rawa Kidang, infrastuktur dan rumah di desa ini sudah bagus,
anak-anak yang antusias belajar terbukti ada sebagian anak-anak SDN Rawa
Kidang yang tinggalnya di Jamblang yang tetap sekolah meskipun jarak yang
ditempuhnya sekitar 3 km dari rumah mereka.
Perjuangan di Desa Rawa Kidang
Liburan semester VI telah tiba, waktunya kami untuk memulai
perjuangan kami untuk menjalankan tugas KKN (kuliah kerja nyata) yang
kami beri nama KKN SIAP 86 (smart, integrity, action dan productive) yang
dimulai dari tanggal 19 juli- 20 Agustus 2018 di Desa Rawa Kidang. Dari
awal yang tidak kenal dan dipertemukan dalam bekerjasama menjalankan
tugas KKN. Tugas pertama bagi kami memahami setiap karakter dari 18
orang yang berbeda-beda agar kita bisa berkerjasama dalam menyatukan visi
dan misi karena dari 18 orang yang setiap orang mempunyai ide mereka
masing-masing terkait program yang akan kita jalankan.Karena saya adalah
orang yang introvert butuh waktu yang lama agar dapat beradaptasi dengan
orang yang baru dikenal dengan teman-teman dan warga di Desa Rawa
Kidang, tapi seiring berjalanya waktu saya mulai bisa beradaptasi dengan
mereka. Banyak kejadian yang kita alami: menyebalkan, membosankan,
menyenangkan, bersikap mengalah dari ego sendiri, dan banyak lagi yang
semua itu membentuk kenangan yang sangat berharga bagi saya.Banyak
konfilk yang kita alami baik internal maupun eksternal tapi kita bisa
selesaikan dalam forum evaluasi yang kita adakan setiap hari.
Disini saya akan menceritakan persepsi saya tentang teman- teman
KKN SIAP 86 yang aneh dan unik terkait karakter mereka. Ketua Rizky
Darmawan jurusan Ilmu Hukum ini dia mempunyai sifat baik, tegas,agak
emosional tapi dia ketua is the bestlah di kelompok KKN Sukadiri, Aditya
Bestari jurusan Perbandingan Mazhab cowok yang selalu digodain dengan
panggilan perawan, alasannya mandinya lama banget, tapi dia orang yang
paling care terhadap perempuan di kelompok. Bendahara. Dian Nur Aini

174| Cahaya di Langit Rawa Kidang


jurusan Perbandingan Mazhab adalah partnernya Adit divisi bendahara
orangnya baik, rame,suka jajan,yang ngajarin kita CSM dan suka banget
nonton drama korea sebelum tidur, tapi kalau masalah uang kelompok dia
paling kritis untuk pengeluaran. Handan Siswaningrum jurusan Tekhnik
Informatika (Sekretaris) orangnya baik, rame,ngak bisa diem, pokoknya ada
aja yang bikin kita ketawa kalau ngobrol sama dia, kalau ngomong suka
teriak padahal emang ciri khasnya dia, kalau di forum evaluasi banyak
ngasih ide tapi cepat berubah dan ngak bisa mempertahankan idenya.
Amelia Wisa jurusan Sosiologi (Sekteraris) cantik, tegas, baik, tipe orang
yang diam-diam menghanyutkan. Ratna Sari Jurusan Manajemen (Humas)
baik,rame, care sama orang, suka bercanda, mengaku mempunyai anak
angkat di desa Rawakidang namanya Rama, sosialnya tinggi. Muhammad
Syarifudin jurusan Kommunikasi dan Penyiaran Islam (Humas) baik, natural
dan kinerjanya keren banget, selalu kasih ide yang fresh buat program kita.
Risma Ramjani jurusan Kimia (Humas) suka bercanda,baik, supel.
M. Furgan Haqqy jurusan Studi Agama-Agama (Acara) di panggil bapak
Gozali dengan sebutan Ocin katanya pangilan kesayangan, baik, super sabar,
selalu kasih ide yang terbaiklah buat program kita,suka main gitar.
Muhammad Nur Fadillah jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(Acara) baik, bertanggung jawab, kalau piket masak langganan potong-
potong sayuran dan ngulek sambel, suka nonton bola. Selly Safariyah jurusan
Pendidikan Biologi (Acara) baik, suka kasih banyak ide dalam forum
evaluasi, disiplin, santai, pokonya perfect idaman kaum adam. Kesukannya
nonton anime, mendengar lagu Justin Bieber. Atikah Rahma jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris (Acara) baik,imut,suka menolong, rajin puasa
senin kamis, semangat kerja kalau ada program, banyak disukain anak-anak
Rawa Kidang karena keahliannya dalam mengajar, kesukaanya nonton
anime. Febrian Farhan jurusan Dirasat Islamiyah (Konsumsi) baik, tegas,
suka bercanda, pinter ngaji. Arsyilla Destriana jurusan Ilmu Hukum
(Pubdekdok) ini artis di KKN SIAP 86 cantik, baik supel,tegas, suka
bercanda, social tinggi, active di forum evaluasi dengan idenya yang fresh,
dan yang paling dekat dengan anak-anak Desa Rawa Kidang karena dia care
banget dengan anak-anaknya. Aji Fauzan jurusan Sejarah dan Kebudayaan
Islam (Pubdekdok) dia ini photographer yang professional di kelompok
KKN SIAP 86, baik, care,supel.Rizka Amalia jurusan Manajemen Pendidikan
(Pubdekdok) cantik,baik, suka jajan partnernya Dian, partner masak yang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |175


suka bingung mau masak apaan. Misbahul Munir Jususan Tekhnik
Informatika (Pubdekdok) baik, suka bercanda.
Terimakasih anggota kelompok KKN SIAP 86 kalian orang-orang
yang hebat, beruntung saya dapat bertemu,berkenalan,bahkan berkerjasam
dengan kalian.Di KKN saya belajar bersosialisasi dengan masyarakat yang
pada akhirnya kita juga akan kembali kepada masyarakat. Momen yang telah
kita lalui yakni makan bersama menggunakan kertas minyak disini saya
merasakan kekeluargaan, bermain werelofe bersama,kita merupakan
langganan jajan es jus,bakwan dan sosis, menjadi Panitia HUT RI
73,mengajari BIMBEL anak-anak Desa Rawa Kidang, mengajari PENSI,
mengadakan program active learning untuk para guru di SDN Rawa Kidang,
membersihkan musholla bersama-sama, makan bersama keluarga Bapak
Gozali dan ARBAGET, PENSI yang alhamdulillah sukses, pembuatan keset
dan terrarium bersama ibu-ibu PKK,penyuluhan Narkoba, pelatihan
pembuatan sablon, seminar pengelolaan keuangan keluarga,senam ceria
setiap minggu pagi, jalan sehat bersama, Upacara HUT RI di Kecamatan
Sukadiri, pengajian bersama warga Rawa kidang, mengajar di PONPES
Raudhatul Hasanah setelah magrib,bersama membaca yasin dengan
keluarga bapak Gozali, sosialisasi kesetiap rumah untuk memberi tahukan
program kita, menonton film edukasi untuk anak-anak Desa Rawakidang,
majelis taklim di PONPES Raudhatul Hasanah, senam ceria bersama warga
Desa Rawakidang, jalan sehat bersama warga desa Rawa Kidang dan masih
banyak lagi kenangan yang kami lalui yang tidak mungkin saya jabarkan satu
persatu.
Desa Rawa Kidang yang Agamis
Desa Rawakidang terletak di Kecamatan Sukadiri kota Tanggerang
Provinsi Banten, penduduk di Desa ini mayoritas berbahasa Sunda, dan
memiliki kondisi keagamaan Islam yang sangat kuat. Udara disini panas tapi
terkadang sejuk. Menurut cerita masyarakat sejarah nama Desa Rawa
Kidang, dahulu di desa ini banyak kerbau (kidang) maka desa ini diberi nama
Rawa Kidang dan juga dijuluki sebagai Desa awewe karena barang siapa yang
tinggal di Desa Rawa Kidang, maka akan merasa betah. Ketika menyusuri
jalan menuju Desa Rawa Kidang kita di suguhi pemandangan hamparan
sawah yang hijau sejauh mata memandang, sampai pada akhirnya kita
sampai di Desa Rawa Kidang kami berhenti di rumah bapak Jaro Raiz yang
akan kita tinggali, waktu kita survey kita sudah konfrimasi bahwa kita akan
bertempat tinggal di rumah beliau waktu kita sampai pertama kita datang,

176| Cahaya di Langit Rawa Kidang


beliau belum ada persiapan karena kurang komunikasi, tapi alhamdulillah
kita disambut hangat dan ramah oleh keluarga bapak Jaro Raiz yang biasa
kita panggil kakek dan nenek. Sementara anak cowok bertempat tinggal di
rumah bapak Gozali. Lokasi kami bersebelahan jadi mempermudah kita
untuk saling berkomunikasi dan berkerjasama, lokasi rumah yang kami
tinggali tidak begitu jauh dengan letak Balai Desa. Waktu pertama
pembukaan di Balai Desa disana kami sekaligus bersilaturahmi kepada
Bapak Muhammad Tajudin selaku Kepala Desa dan beberapa stafnya dan
mereka menyambut kami dengan baik.
Dari yang saya tangkap bahwa warga di Desa Rawa Kidang mereka
hangat dan ramah, tapi sewaktu kita mengadakan beberapa program warga
kurang antusias, jadi kita bersosialisasi ke setiap rumah warga desa untuk
memberitahukan program yang akan kita laksanakan. Karena di Desa Rawa
Kidang selalu menjadi tempat berlangganan Universitas KKN selain dari
UIN yakni UMT dan beberapa Universitas yang lainnya setiap tahun jadi
bukan hal yang tabu dengan diadakannya KKN di Desa Rawa Kidang.
Selama kita tinggal di Desa Rawa Kidang kami sangat nyaman dan merasa
tinggal di rumah sendiri bersama keluarga karena kakek dan nenek selalu
mengatakan kepada kami untuk tidak sungkan dan menggagap beliau
sebagai kakek dan neneknya sendiri, tapi saya agak kesusahan
berkomunikasi dengan nenek karena beliau hanya bisa berbahasa sunda,
tapi tidak mengalangi kami untuk berinteraksi dengan nenek. Dan bapak
Gozali juga sangat perhatian dengan kita semua.
Warga di Desa Rawa Kidang amatlah Religius pernah saya bertanya
kepada salah satu anak Desa Rawa Kidang “apakah cita-citanya”? Dia
menjawab ingin menjadi Ustdaz. Para warga di Desa Rawa Kidang sangat
agamis kegiatan rutin yang mereka lakukan pengajian disetaip Musholla
mulai dari anak kecil, bapak-bapak, ibu-ibu mereka gilir untuk diadakannya
pengajian biasanya dilaksanakan sehabis isya sampai dengan pukul 21.00
WIB dan ini berjalan secara konsisten.Para warga juga melaksanakan sholat
wajib berjamaah di Musholla, setiap habis magrib walaupun tidak banyak
tapi dilakukan secara konsisten.Tempat tinggal kami bersebelahan dengan
PONPES Raudhatul Hasanah setiap hari senin pukul 13.00 WIB diadakan
Majlis Taklim untuk para Ibu-ibu sampai dengan pukul 15.00 WIB. Karena
terlalu seringnya ada pengajian malam yang di diaadakan di Desa Rawa
Kidang, jadi kami sering melakukan evaluasi untuk program yang akan kita
laksanakan esok harinya setelah melakukan pengajian. Setelah magrib, saya

Cahaya di Langit Rawa Kidang |177


dan teman-teman membantu mengajar ngaji di PONPES Raudhatul
Hasanah, sebagian anak-anaknya adalah mereka yang melakukan BIMBEL
bersama kita di rumah. Yang saya kagumi hari kamis malam jumat maka kita
melalukan baca yasin bersama Bapak Gozali dan keluarganya. Kakek selalu
melaksanakan sholat wajib berjamaah di musholla dan nenek juga selalu
baca Al-Quran sehabis Sholat.Saya merasakan bahwa hidup di Desa Rawa
Kidang seperti hidup di Desa santri.Dari aspek ekonomi, mata pencaharian
warga Desa Rawa Kidang bervariasi dengan mayoritas bekerja di pertanian,
dikarenakan lahan pertanian yang sangat luas. Setiap kali kami berniteraksi
denga para warga Desa mereka sangat ramah terhadap kami, tapi ketika
kami melakukan program yang melibatkan warga mereka kurang antusias.
Inilah salah satu yang membuat kami merasa kecewa karena program yang
kami lakukan untuk kepentingan warga Desa sendiri, contohnya yakni
program kami terkait pelatihan pembuatan sablon, target kita adalah para
bapak-bapak maupun remaja karena ini bisa menjadikan lapangan pekerjaan
mereka dan bisa menghasilkan nilai jual akan tetapi hanya sedikit warga
yang datang itupun rata-rata adalah para anak-anak SD, maupun remaja
putri dan santri PONPES Raudhatul Hasanah yang hanya beberapa orang.
Sebelum hari terlaksananya program, kami sudah mensosialisasikan
kepada Para Ketua RT dan RW kami juga berkeliling setiap rumah untuk
memberitahukan program kami, memasang jadwal program yang akan kita
laksanakan di tempat rame seperti warung-warung, Balai Desa. Bahkan
bukan hanya program pelatihan sablon saja yang kurang diminati, hampir
setiap program yang kita laksanakan warga kurang antusias dalam
melaksanakannya.Mungkin warga Desa Rawa Kidang lebih memilih bekerja
dan karena setiap tahun Desa Rawa Kidang menjadi langganan untuk KKN
makanya bukan hal yang menarik bagi mereka kecuali apabila ketika dalam
kegiatan mereka diberikan imbalan door prize mereka akan mengikutinya
contohnya program kami yang jalan sehat di iming-iming dengan adanya door
prize mereka serentak mengikutinya mulai dari anak, remaja, bapak dan ibu-
ibu semua antusias dan sukses ketika pelaksanaannya. HUT RI merupakan
acara yang sangat istimewa bagi warga Desa Rawa Kidang karena
nasionalisme kita dengan perjuangan para pahlawan kemerdekaan. karena
kita di tugaskan oleh Bapak Tajudin di Rw 1 dan RW 3 ketika HUT RI 73
kami ingin menggabungkan RW 1 dan RW 3 dalam kegiatan menyambut
HUT RI 73 akan tetapi karena kendala biaya maka kamipun melaksanakan
HUT RI di RW 1 RT 2 banyak lomba yang telah kami laksanakan mulai dari

178| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kursi panas, makan kerupuk, lomba tarik tambang,lomba balap karung
memakai helm, goyang balon di punggung, memasukkan paku dalam botol,
semua warga pun sangat antusias.

Sayonara Desa Rawa Kidang


Ketika saya sudah hidup selama sebulan di Desa Rawa Kidang, saya
sudah merasa sebagai warga Desa Rawa Kidang banyak pelajaran hidup
yang saya dapatkan di Desa agamis ini. Tepat tanggal 20 Agustus 2018
tibalah waktu kita untuk berpisah dengan para warga karena ada pertemuan
pasti ada perpisahan namun ini tidak memutuskan silaturahmi kami dengan
warga Desa Rawa Kidang. Adaptasi dan bertemu berbagai orang di Desa
Rawa Kidang, belajar bahasa sunda, anak-anak dengan tingkah laku dengan
berbagai karakter mereka, banyak kejadian yang telah kita lalui bersama
dengan warga Desa Rawa kidang. Susah, duka dan senang menjadi kenangan
yang berharga. sebelum berangkat ke kecamatan Sukadiri untuk penutupan
KKN UIN Syarif Hidayatullah 2018 sekecamatan Sukadiri, ada kisah dimana
anak-anak, mereka datang kerumah kita untuk melakukan perpisahan,
mereka juga memberikan surat kepada kami yang isinya untuk tidak pulang
dan minta maaf dengan emoticon yang lucu, meminta nomor hanphone
kami. Ibu dan nenek sampai menangis waktu mengantar kita untuk pulang
ke Ciputat . yang awalnya saya ingin segera meninggalkan dan
menyelesaikan KKN langkah kamipun berat ketika harus berpisah.
Saya dan teman-teman KKN SIAP 86 telah berusaha melaksanakan
kegiatan KKN ini semaksimal mungkin dan memberikan seluruh jiwa raga
kami Untuk Desa Rawa Kidang, kontribusi yang kita berikan kepada para
warga Desa Rawa Kidang baik fisik,pikiran,program semoga bisa
bermanfaat bagi warga. Pemberian plan nama musholla, pemberian mukena,
alat-alat sablon semoga bisa di jaga dan dimanfaatkan dengan sebaiknya.
Dan dari program kami pembuatan terrarium dan keset bisa membuka
lapangan pekerjaan bagi warga dan menghasilkan nilai jual. Sementara
untuk SDN Rawa Kidang program kami yakni pelatihan active learning bagi
para guru bisa mempraktikkannya dalam KBM sehingga siswa menjadi
active, guru hanya sebagai fasilitator, dan pembelajaran pun menjadi
menyenangkan. Dan semua program yang telah kami adakan dapat
terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Saya atas nama pribadi dan kelompok KKN SIAP 86 ingin
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

Cahaya di Langit Rawa Kidang |179


berkontribusi dan juga ingin meminta maaf kepada warga Desa Rawa
Kidang jika ada perkataan atau perbuatan yang tidak berkenan di hati para
warga, terutama kepada kakek Raiz dan nenek yang rumahnya kami tinggali.
Dan teman-teman seperjuangan saya di KKN SIAP 86. Semoga apa yang telah
kami berikan bermanfaat dan berkesan di masyarakat dan semoga kita tetap
kompak setelah KKN ini selesai Aaminn.

180| Cahaya di Langit Rawa Kidang


I
“Rawa Kidang Bahagia Tapi Butuh Kebahagiaan”
-Farhan Febrian-

Pengantar
Segala puji bagi Allah S.W.T. Yang telah memberikan nikmat-Nya kepada
kita semua. Solawat serta salam selalu kita junjungkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W. Semua orang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi
/ Universitas untuk menatap masa depan yang lebih cerah,untuk
menyongsong kehidupan yang lebih sulit di masa yang akan datang, ketika
seseorang sudah memasuki Universitas mulai dari semester satu hingga
semester akhir banyak sekali tanggung jawab yang harus dipenuhi sebagi
seorang mahasiswa/mahasiswi, khususnya sebelum memasuki semester 7
(tujuh) para mahasiswa/mahasiswi diwajibkan mengikuti kegiatan
pengabdian kepada masyarakat atau lebih dikenal dengan Kuliah Kerja
Nyata (KKN), khususnya mahasiswa/mahasiswi Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dari sini alasan saya mengikuti KKN adalah untuk
menambah pengalaman dan wawasan saya dalam bermasyarakat khususnya
di desa-desa yang jauh dari perkotaan, di desa-desa terpencil, Dan ini
memotivasi saya untuk bisa berbaur dengan masyarakat Indonesia yang
bersuku-suku, untuk menyerap dan mengambil ilmu sebanyak-banyaknya.
Saya di tempatkan di suatu desa yaitu desa Rawa Kidang kecamatan
Sukadiri kabupaten Tanggerang untuk melaksanakan KKN selama satu
bulan penuh.

Aset Kelompok
Alhamdulillah dengan izin Allah saya diberikan teman-teman yang sangat baik
untuk menemani, bekerjasama, dalam melaksanakan program-program
KKN selama satu bulan di desa Rawa Kidang. banyak suka dan duka selama
saya menjalankan KKN di desa Rawa Kidang bersama dengan teman-teman.
Awalnya kelompok saya terdiri dari 19 mahasiswa dari bermacam macam
jurusan, mulai dari jurusan perbandingan Agama-Agama, perbandingan
Madzhab, Ilmu Hukum, Sejarah Kebudayaan Islam, Ekonomi, Pendidikan
Biologi, Ilmu Dakwah dan banyak lagi. tetapi sayang sekali ada satu teman
kelompok saya mengundurkan diri dari program KKN ini, dengan alasan
yang kami tidak ketahui, maka dari itu kelompok saya berkurang dan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |181


menjadi 18 orang, dari 18 orang ini semua teman-teman saya sangat
baik,pintar, dan banyak sekali ide-ide yang membuat kelompok saya menjadi
hidup dan berjalan dengan baik. Banyak sekali aset dari teman – teman saya,
berupa ide dan pemikirannya menjadi sumber daya kami untuk menjalani
program-program di desa Rawa Kidang.
Tapi semua otak itu berbeda, pemikiran pun berbeda beda, ada kalanya kami
berbeda pendapat mengenai teknis program yang akan kami jalani, atau hal
– hal yang menyangkut dengan program – program kami. dan pada akhirnya
kami sepakat dalam satu pemikiran. hanya beberapa saat saja saya dan
kawan-kawan berbeda pendapat, setelah itu kami kembali bercanda dan
berbahagia kembali.
Ketika saya tiba ditempat tinggal yang ingin saya tempati selama satu bulan,
teman-teman semua membantu, saling gotong royong, memindahkan koper
dari mobil pickup kedalam rumah singgah kami, saya melihat dari awal kami
tiba sudah ada kekompakan dari teman-teman, harapan saya kekompakan
ini terus terjaga hingga KKN usai, dan harapan saya itu benar kami dari awal
hingga akhir KKN selalu bersama dan kompak dalam segala hal, inilah
kebahagiaan saya. Tidak hanya itu saya selaku bagian konsumsi yang
mengatur makanan teman-teman selama satu bulan, tugas saya adalah
membuat jadwal masak untuk makan siang dan malam, dengan tujuan dari
adanya kelompok / jadwal piket masak membuat kebersamaan kami selama
satu bulan semakin harmonis, dan semakin kompak. Dari yang tidak bisa
memasak sampai bisa memasak, dari yang tidak pernah ke dapur jadi sering
ke dapur itulah kehidupan KKN mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya di kelompok saya, kelompok 86. Yang kami beri judul kelompok
SIAP 86!. Yang selalu SIAP 86 ketika dibutuhkan warga desa Rawa Kidang
dan selalu siap menumpahkan ilmunya di desa Rawa Kidang. Di dalam
pengalaman pasti selalu ada rasa sedih, ya Kesedihan pertama yang saya dan
teman-teman alami adalah udara yang sangat panas, bayangkan saja, selama
saya KKN di desa Rawa Kidang tidak pernah turun hujan, tidak perlu
dibayangkan lagi pastinya sangat panas sekali.
Teman-teman saya adalah orang-orang hebat dan calon penerus bangsa,
Berikut adalah nama-nama kelompok saya selama KKN yang memang
memiliki sifat yang berbeda-beda dan unik.
Selly Safariyah F. Teman saya ini dari jurusan Pendidikan Biologi, oarngnya
tinggi, agak pemalu tapi banyak sekali idenya untuk program-program KKN,

182| Cahaya di Langit Rawa Kidang


salah satu contoh asetnya adalah pembuatan terarium atau sejenis tanaman
hias di dalam botol kaca, dll.
M.Nur Fadillah. Teman saya ini adalah orang yang paling siap di ajak kemana
saja untuk kepentingan program, selalu sigap ketika dibutuhkan. Begitu juga
rajin membaca Al Quran, dan rajin mengingatkan untuk makan. Anehnya,
badannya kurus tapi makannya banyak.
Endah Nuryana. Teman saya ini dari jurusan Pendidikan Agama Islam, orang
ini sangat merendah dengan keilmuannya, padahal dia ini lulusan Pesantren
Gontor Putri yang sudah jelas menguasai dalam berbahasa Arab dan Inggris.
Akan tetapi ilmu bahasanya tetap dikeluarkan untuk warga Rawa Kidang
saat mengajar anak-anak SD, yaitu mengajari Bahasa Arab.
Atikah Rahmah. Teman saya ini dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
sudah jelas pandai berbahasa inggris, orangnya agak kecil, pendiam, jarang
ngobrol dengan laki-laki tetapi cekatan,rajin, dan orangnya irit kalau
masalah makan pokok kelompok, karena saya satu kelompok dengan dia. dia
ini suka mengelola makanan apa saja menjadi enak dimakan.
Rizka Amalia. Teman saya ini adalah manusia yang sejenis dengan Atikah.
Pendiam, apalagi diawal-awal kita KKN mungkin jarang sekali saya dengar
suaranya berbicara dengan teman laki-laki sekelompoknya, tapi diminggu
akhir dia sudah mulai bisa diajak bercanda.
Aji Fuzan Aulia. Teman saya ini adalah manusia yang paling suka ngajakin
anak-anak remaja Rawa Kidang main Futsal, badannya kecil tapi makannya
banyak, manusia ini paling suka memotret aib-aib atau kejelekan teman-
temannya ketika sedang menjalankan program, tapi manusia ini orangnya
rapih dan bersih. Beruntung punya teman KKN seperti dia, kamar selalu
menjadi bersih karenanya.
M.Furqan Haqqy. Teman saya ini adalah manusia yang baik,santai,tenang
dan paling teliti mengenai program-program kami, selama dia memimpin
rapat tidak akan selesai sebelum masalahnya tuntas, pemikirannya dan
idenya sangat berguna bagi kami, mungkin sama hal nya seperti anak laki-
laki lainnya makannya banyak tapi badannya kecil.
Aditya Bestari. Teman saya ini dari jurusan Perbandingan Madzhab adalah
manusia yang bisa dibilang tidak suka makan tetapi badannya gemuk. Orang
ini paling suka main ke rumah perempuan, dari 8 orang laki-laki dia ini yang
paling dekat dengan perempuan, mungkin karena wajahnya yang tampan.
Yang paling aneh dari manusia ini, mandi yang sangat lama mengalahkan
anak perempuan, untungnya rumah kami memiliki dua kamar mandi jadi

Cahaya di Langit Rawa Kidang |183


tidak begitu ngantri. Tapi saya salut karena dia paling mau di perintah untuk
keperluan program kami.
Dian Nur Aini. Teman saya ini adalah temen perempuan yang paling suka
jajan, jajanan SD, julukannya Ibu bendahara, karena dia sie.Bendahara,
manusia ini sangat teliti dengan BON atau tanda jadi belanja.
Rizki Darmawan. Ketua saya, yang tegas tapi suka marah-marah kalo lagi
rapat, mungkin dari semua anak laki yang suka makan, dia yang paling
banyak makannya, sesuai dengan postur badannya, manusia ini suka
pencitraan dengan anak-anak SD perempuan yang sering main kerumah
singgah kami.
Arsyilla Destriana. Teman saya adalah teman perempuan yang paling suka
berbicara, berkomentar, memberi kritik dan saran saat rapat program
berlangsung. Agak ribet manusia ini, tapi berkat ide dan sarannya yang baik
membuat program kami berjalan dengan baik. Kalau piket makan giliran dia,
sudah dipastikan lauknya enak-enak, tetapi uang belanja tidak balik lagi.
M.Syarifudin. Teman saya ini adalah manusia besar, gagah paling pinter
bersosialisai dengan warga, orang ini bisa apa saja, pintar,kreatif. Dan yang
paling saya kagumi dari dia, saat KKN pun dia masih menyempatkan untuk
puasa senin-kamis, masyaAllah.
Ratna Sari. Teman saya ini adalah manusia yang unik dan suka dengan anak
kecil yang berada di desa Rawa Kidang, hampir setiap anak kecil dia ajak
selfie.
A.Misbahul Munir. Teman saya ini adalah manusia yang hobinya tidur dan
susah di banguninnya. Orangnya ahli dalam bidang eletronik, bermanfaat
saat menjalankan program untuk urusan komputer. Hape temannya aja dia
yang betulkan.
Handan Siswaningrum. Wanita ini adalah sekretaris di kelompok saya,
orangnya asik,baik, tapi bawel kalau laporan individu ada yang belum
ngirim. Orang ini bisa dibilang kasian karena ban motor yang dia bawa dari
rumah selalu pecah, bahkan sampai 5x tambal. Tapi orang ini rajin.
Risma Ramjani. Teman saya ini adalah wanita yang baik, pintar, dan rajin
tapi selalu bawel masalah keuangan makan.
Amalia Wisa Sabila. Teman saya ini adalah perempuan kecil, yang pintar
membuat sambal, buatanya membuat nagih, jago masak, apik,bersih.
Mungin dia ini teman wanita dikelompok saya yang paling jago bikin
sambal.

184| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Dari kisah berbagai macam sifat manusia di atas membuat saya bersyukur
kepada Allah yang telah mempertemukan saya dengan mereka yang
bermacam-macam sifat dengan keunikannya.

Aset Desa
Desa Rawa Kidang, desa yang berada di Kecamatan Sukadiri, Kabupaten
Tanggerang. Desa Rawa Kidang ini adalah desa yang menurut saya tidak
terlalu terpencil, karena apa, karena sudah banyak warga yang memiliki
kendaraan berupa mobil, dan juga rumah mereka sudah tergolong rumah
yang sangat layak pakai. Jadi menurut saya warga Rawa Kidang sudah
bahagia tetapi masih perlu kebahagiaan, kebahagiaan yang berasal dari
pemerintah pusat. Warga disana masih sangat kental dengan solidaritasnya,
sosial antar tetangga sangat sangat erat, bahkan jika ada salah satu warganya
yang meninggal dunia, dengan sendirinya mereka berdatangan kerumah
duka tanpa di undang selama 7 hari dengan mendoakannya, tidak sampai
disitu, saat warganya ingin merenovasi rumahnya semua tetangga disekitar
rumah tersebut berdatangan dengan tujuan ingin membantu
merobohkan/membangun rumah tersebut. Tetapi sisi negatifnya dari
solidaritas yang sangat tinggi, ketika salah satu warganya sedang terkena
musibah dalam hal ini begal, maka pelaku tersebut dihakimi warga tersebut.
Kebahagiaan warga desa Rawa Kidang ini selalu terlihat walaupun
kebanyakan dari mereka berkerja sebagai petani, dan sebagian dari anak-
anak mudanya berkerja sebagi buruh di pabrik-pabrik sekitar tanggerang,
maka yang perlu membahagiakan adalah pemerintah yang harus selalu
melihat warganya yang berada di desa terpencil, sebagai wujud dari
kepedulian pemerintahaan Indonesia. ketika pertama saya tiba di desa ini,
saya melihat sudah banyak sekali aset yang dimiliki oleh desa ini, masih
begitu banyak sawah-sawah yang mereka miliki, ya, maka dari itu hampir
rata-rata pekerjaannya sebagai petani.
Alhamdulillah saya ditempatkan di desa yang 100% warganya beragama
islam, dan masih asli warga Rawa Kidang. Tidak begitu beda jauh dari
Jakarta, mereka pergi tahlil kalau ada warganya yang meninggal dunia,
mereka selalu mengaji setelah solat magrib, pengajian pembelajaran kitab-
kitab di setiap musholah, anak-anak kecil di kirim ke TPA untuk belajar
mengaji, dan yang saya kaget adalah, ketika saya mengajar di SDN Rawa
Kidang dan saya menanyakan kepada anak-anak tersebut cita-citanya, dan
masyaAllah jawaban mereka ingin menjadi Ustad dan Ustadzah sangat

Cahaya di Langit Rawa Kidang |185


agamis sekali warga desa Rawa Kidang ini. Untuk bapak-bapaknya solat 5
waktu di musholah, dikarenakan disana hampir setiap peninggalan
keturunannya mewakafkan tanahnya menjadi musholah, jadi tidak heran
banyak sekali musholah-musholah yang berdekatan. Contoh kecilnya
adalah kake dari tempat yang kami tinggali, beliau memiliki musholah wakaf
yang berada di depan rumahnya, tetapi efek dari banyaknya musholah-
musholah menjadikan jamaah solat menjadi sangat sedikit.
Rawa Kidang, desa Rawa Kidang terkenal dengan desa yang sangat ditakuti,
tetapi sesungguhnya warga Rawa Kidang itu sangat ramah, baik dan selalu
sopan terhadap kami semua yang menjalankan KKN di desanya. kami tinggal
satu rumah dengan pemilik rumah, yang laki-laki berada dirumah bapak
Gozali, beliau adalah tokoh masyarakat sekaligus ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan juga mantan Lurah Rawa Kidang.
Dan untuk perempuan tinggal dirumah mertuanya yaitu Jaro Rais, jadi kami
selama menjalankan KKN di desa Rawa Kidang menyewa 2 rumah. Syukur
Alhamdulillah bapak Gazali beserta istri selaku tuan rumah yang saya
tinggali sangat baik dan menganggap kami seperti anak sendiri, setiap beliau
memiliki waktu luang kami selalu diajak makan bersama dengan keluarga
mereka. Kondisi masyarakat di desa ini sangat welcome terhadap siapa saja
yang datang ke desa mereka, tetapi kedatangan kami bertepatan dengan
musim Nandur yang mengakibatkan warganya menjadi acuh tak acuh,
dengan datangnya kami ke desa mereka. Mereka justru hanya memanfaatkan
kami yang ada dengan meminta berbagai macam permintaan dana untuk
kemajuan desanya, padahal untuk dana pembangunan fisik di desa tersebut
seharusnya mereka meminta kepada Kepala Desa dengan menggunakan
anggaran dana desa .Sedikit terjadi kekecewaan yang saya alami ketika kami
bersosialisai tentang program-program kami, setelah kami menjabarkan
program-program, mereka hanya merespon dengan adanya dana atau barang
yang harus mereka dapati dari kami, padahal kami melaksanakan KKN
dengan dana yang terbatas. Khusunya program kami yaitu 17 Agustus, kami
mengumpulkan semua kejaroaan dan RT, untuk membahas acara 17 Agustus
tetapi lagi-lagi mereka menginginkan hadiah dan dana dari kami.
Masyarakat di sana juga terbagi menjadi berkubu-kubu. Mereka hanya
berkumpul berpaguyuban, seperti ada perbedaan yang besar yang
membatasi mereka untuk bersatu. Sesunggunya mereka sudah bahagia,
tetapi harus dibahagiakan oleh pemerintah.

186| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Jikalau saya menjadi penduduk desa Rawa Kidang.
Berimajinasi, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya
pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar
(lukisan, karangan, dan sebagainya) . dan saya akan membayangkan jika saya
menjadi warga desa Rawa Kidang.
Setiap anak muda memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, raga yang kuat,
seperti perkataan Bung Karno “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia”. Banyak sekali anak-anak muda di desa Rawa Kidang
ini, tetapi kepedulian mereka terhadap desanya sangatlah kurang, mereka
hanya mementingkan kehidupan mereka, dengan bekerja sebagai buruh
pabrik dan berkumpul bersama teman-temannya di hari libur. Kesadaran
akan kemajuan desa sangatlah diperlukan dari setiap masyarakat desa itu
sendiri, khususnya anak-anak remaja, dan pemimpin pun harus mampu
menjadi garda terdepan demi terlaksananya cita-cita bersama sebuah desa.
Para warga dan aparatur desa harus saling bersinergi agar terjalin kerukunan
dan keharmonisan dalam suatu desa teruama di Rawa Kidang. Pemimpin
harus selalu mendengar warganya begitupun sebaliknya. Andai saya menjadi
bagian dari desa Rawa Kidang ini, saya akan mengumpulkan semua anak-
anak muda untuk bersatu, bekerjasama untuk kemajuan desa yang didukung
oleh Kepala Desa, setalah adanya perkumpulan remaja desa Rawa Kidang
baru lah saya membuat program-program bersama demi kemajuan desa,
programnya ialah saya akan membuat program kebersihan sungai yang
berada disepanjang desa ini dan saya akan memberi tahu kepada masyarakat
di Desa Rawa Kidang dan mendatangi ke setiap keJaroan / RT untuk tidak
membuang sampah ke sungai lagi, karena sungai itu mereka gunakan untuk
mencuci baju, jikalau sungai itu kotor dan banyak sampah akan merugikan
lingkungannya sendiri, tidak bisa mencuci karena adanya sampah, dan bisa
membuat lingkungan ini banjir dan lingkungan menjadi tidak sehat lagi.
Program berikutnya ialah menjadikan nama desa Rawa Kidang terkenal
dengan menjual peroduk dari kita sendiri, dengan berkumpulnya semua
remaja desa Rawa Kidang akan memiliki banyak link untuk menyebarkan
potensi atau aset yang dimiliki oleh desa ini.
Pola pikir, jarang sekali warga desa yang menyelesaikan pendidikannya
hingga sarjana, bahkan tingkat menengah atas pun jarang, sehingga pola
pikiri mereka hanyalah sesuatu yang menghasilkan uang. Istilah yang teman-
teman saya katakana adalah, “tidak ada uang, tidak jalan” maksudnya adalah

Cahaya di Langit Rawa Kidang |187


mereka akan mau bergerak jika ada uang setelahnya atau upah. Maka dari
itu saya ingin mengubah pola pikir warga desa untuk selalu berkerjasama
demi kemajuan desa dan tidak memikirkan uang, tetapi dari hasil kerjasama
bias menghasilkan uang dengan aset desa yang dimiliki, dengan demikian
warga desa Rawa Kidang akan lebih bahagia dan tidak perlu dibahagiakan
lagi.
Pondok pesantren adalah tujuan saya jika saya menjadi bagian dari desa ini,
dengan kuatnya iman dan islam mereka sangat lah mendukung untuk
membuat pondok pesantren demi kemajuan anak-anak muda yang lebih
islami, lebih berpendidikan karena pesantren yang berada di desa ini,
Pesantren Raudotul Hasanah hanyalah untuk anak laki-laki saja dan itu pun
hanya sedikit santrinya. Allahu’alam.
Banyak kisah lain yang tidak bisa saya jelaskan satu persatu. Intinya saat
kami menjalankan tugas KKN ini telah memberikan seluruh jiwa raga kami
yang bias kami lakukan untuk Desa Rawa Kidang. Niat awal kami adalah
membantu masyarakat dalam kemajuan ekonomi. Harapannya, semoga Desa
Rawa Kidang tetap menjadi desa yang dirindukan, dan menjadi desa yang
selalu maju dengan segala asetnya.
Inilah sedikit kisah dari saya selama saya menjalankan Kuliah Kerja Nyata
(KKN), dari sini banyak sekali pengalaman yang bias saya ambil dalam
bermasyarakat. Mudah-mudahan kita semua yang telah menjalankan KKN
mendapatkan ilmu yang bermanfaat khususnya saya, semoga Allah S.W.T
selalu melindungi kita dan masyarakat Rawa Kidang. aamiin

188| Cahaya di Langit Rawa Kidang


J
“Ceritaku Bersamanya”
-Handan Siswaningrum-

Ceritaku dengan “Pengabdian”


Saya adalah mahasiswa semester 6 Fakultas Sains dan Teknologi
jurusan Teknik Informatika. Kuliah Kerja Nyata saat itu masih menjadi buah
bibir di kalangan mahasiswa semester 6. Mendengar fakta bahwa setelah
perkuliahan di semester 6 selesai, mahasiswa di semester tersebut akan
menjalankan tugas pengabdian yang diberikan Universitas selama kurun
waktu satu bulan. Sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa fakultas saya
untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata, maka tak jarang banyak sekali
senior yang menceritakan pengalaman mereka saat menjalani Kuliah Kerja
Nyata dan itu bisa menjadi bekal untuk saya sebagai mahasiswa yang akan
menjalani Kuliah Kerja Nyata nantinya.
Mendengar kata Kuliah Kerja Nyata atau KKN, yang terbenak di
pikiran saya adalah suatu pengabdian. Saya membayangkan bagaimana
kehidupan saya di sana selama sebulan. Banyak sekali pemikiran-pemikiran
aneh yang terlintas di otak saya. Sering sekali saya memikirkan harus
menyeberang sungai atau harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilo untuk
menuju ke desanya. Membayangkan susahnya mencari air bersih atau hal-
hal seperti mandi di sungai, dll. Saya membayangkan beratnya pengabdian
di suatu desa. Tetapi itu semua hanyalah bayangan yang ada di pemikiran
saya.
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu pencapaian yang
harus dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat
sebagai salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah kegiatan
akademik yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi seorang
mahasiswa untuk disalurkan kepada masyarakat demi menyejahterakan
kehidupan bangsa25. Sudah menjadi kewajiban sebagai saya seorang
mahasiswa mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata sebagai salah satu
program pengabdian kepada masyarakat yang diadakan Universitas Islam
Negeri Jakarta. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata bisa menjadi wadah untuk saya

25Pitri Yulianti, “Tri Dharma Perguruan Tinggi” Kompasiana Beyond Blogging (24 Juni 2015):
diakses pada 26 Januari 2019 dari :
https://www.kompasiana.com/pitriyulianti/54f8456aa33311191c8b55fc/tri-dharma-
perguruan-tinggi

Cahaya di Langit Rawa Kidang |189


mencari pengalaman. Melalui hal-hal yang telah saya pelajari selama saya
menjalani perkuliahan, saya bisa menyalurkan ilmu saya tersebut kepada
masyarakat secara langsung. Kuliah Kerja Nyata dilakukan bertujuan agar
mahasiswa dapat mengasah bakat dan kemampuannya untuk disalurkan
kepada masyarakat. Dalam hal ini, saya sebagai mahasiswa dituntut untuk
dapat bersosialisasi kepada masyarakat sehingga ke depannya saya
mengetahui seberapa besar batas kemampuan saya di dunia luar perkuliahan
seperti pekerjaan dan lain sebagainya.

Ceritaku dengan “Mereka”


Pertengahan semester 6, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
akhirnya mengumumkan kelompok dan tempat untuk Kuliah Kerja Nyata
dengan menyebarkannya melalui grup kelas dan angkatan, kemudian dari
situlah saya mengetahui siapa saja yang akan menjadi teman saya selama saya
KKN dan di mana tempat yang akan menjadi pengabdian kami selama
sebulan. Saya mendapat kelompok ke-86, bersyukur saya mendapat teman
sejurusan yang juga merupakan teman saya walaupun berbeda kelas tetapi
kami cukup akrab. Saya juga melihat nama mahasiswa-mahasiswa lain tapi,
hal pertama yang saya lihat adalah fakultas dan jurusan mereka. Terlintas di
pikiran saya, apakah saya bisa berteman dengan mereka, apakah saya mampu
beradaptasi dengan baik. Dengan segala macam perbedaan. Setelah
mengetahui nama-nama dan jurusan di kelompok yang saya dapatkan,
akhirnya saya dan teman saya berinisiatif untuk membuat grup kelompok,
bersyukur teman sejurusan saya mengetahui beberapa mahasiswa di
kelompok saya. Akhirnya grup kelompok pun terbentuk dan anggotanya
sebagian sudah memasuki grup tersebut. Awal perbincangan di grup ialah
perkenalan, saya sendiri kurang aktif melihat grup kelompok. Sampai
akhirnya, tak lama kelompok saya mengadakan pertemuan untuk pertama
kalinya untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua sementara dan job
desk dari masing-masing mahasiswa dikelompok saya. Pada saat itu, saya
tidak datang dikarenakan waktu yang bentrok dengan jadwal mata kuliah
saya. Di pertemuan pertama kelompok, saya diberi tahu oleh teman saya
bahwa saya menjadi sekretaris 1 dikelompok. Saya yang keadaannya pada
saat itu tidak datang, karna merasa sungkan dengan teman-teman lain,
akhirnya saya menyetujui hal tersebut dan saya dipasangkan dengan teman
sefakultas yang sama dengan saya tetapi kami berbeda jurusan. Akhirnya

190| Cahaya di Langit Rawa Kidang


setelah pertemuan pertama, pertemuan pun berlanjut menjadi pertemuan
yang kedua. Lagi-lagi saya tidak bisa datang dikarenakan saya sedang sakit.
Akhirnya, tak lama Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM)
mengadakan pembekalan untuk seluruh peserta Kuliah Kerja Nyata di hari
kamis tanggal 12 April 2018. Hari itu, para mahasiswa diberikan arahan
tentang apa itu Kuliah Kerja Nyata. Setelah acara pembekalan berakhir,
kelompok saya berinisiatif untuk berkumpul bersama dan di harapkan
semua anggota hadir. Akhirnya, kami pun berkumpul di lobby Fakultas
Tarbiyah. Pada saat itu hari sudah mulai menjelang sore. Pertama kalinya
bagi saya dapat melihat teman-teman satu kelompok saya secara langsung
setelah dua kali pertemuan saya tidak datang. Saya melihat wajah-wajah
yang asing bagi saya. Orang pertama yang saya ajak untuk berkenalan adalah
seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yaitu
Amalia Wisa Sabila atau biasa dipanggil dengan sebutan Amel. Setelah
bercakap-cakap, akhirnya salah satu mahasiswa membuka pembicaraan.
Kami berkumpul lalu berkenalan satu dengan lainnya. Masing-masing dari
kami memperkenalkan diri dan menyampaikan potensi yang dimiliki dari
masing-masing mahasiswa. Setelah berkenalan, akhirnya kami membahas
rencana ke depannya untuk program kerja selama KKN. Berbagai pendapat
disampaikan dari masing-masing orang, saya sendiri pada saat itu masih
belum terbayang tentang program apa yang harus saya buat di sana. Karena
saya adalah mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, terlintas bagi saya
untuk membuat sebuah program membuat website desa, tetapi saya kurang
memberanikan diri untuk menyampaikannya, hehe. Setelah pertemuan
pertama berakhir, pertemuan-pertemuan berikutnya rutin diadakan untuk
membahas persiapan selama satu bulan menjalani KKN. Mulai dari program
kerja, dana, tempat tinggal, dll.
Tugas saya menjadi seorang sekretaris 1 adalah mencatat kesimpulan
di setiap pertemuan. Pada saat itu saya mempunyai partner kerja. Dia adalah
seorang mahasiswa satu fakultas yang sama dengan saya yaitu Fakultas Sains
dan Teknologi tetapi berbeda jurusan yaitu Jurusan Kimia, namanya Risma
Ramjani atau biasa dipanggil Risma. Awal kami menjadi sekretaris kami
saling membantu di dalam tugas kami. Tetapi, di pertengahan ada sedikit
masalah dengan pembagian divisi yang sudah dibentuk. Banyak sekali
pergantian-pergantian job desk, dikarenakan beberapa mahasiswa enggan
mengambil tugas yang sudah dibagikan. Di suatu pertemuan kami
mendiskusikan ulang tentang pemilihan job desk pada masing-masing
Cahaya di Langit Rawa Kidang |191
mahasiswa. Dan pada akhirnya di suatu pertemuan kami diributkan dengan
pembentukan ketua kelompok. Setelah ketua kelompok terbentuk, lalu
membahas tentang posisi sekretaris. Saya pada saat itu yang tidak ingin
mengambil pusing suatu maslah, saya memilih untuk diam dan mencoba
ikhlas dengan tugas yang sudah diberikan. Saya adalah tipe orang yang jika
sudah diberikan maka jalani saja hal tersebut. Akhirnya, keputusan sudah
bulat, ketua sudah terbentuk, dan posisi sekretaris pun berubah. Saya yang
tetap menjadi posisi di sekretaris 1, akhirnya dipasangkan dengan sekretaris
baru yaitu teman pertama kali saya berkenalan, yap dia adalah Amel. Selama
kami menjadi sekretaris dari mulai kami menjabat hingga selama
pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berlangsung, sampai akhir
kami mengerjakan Laporan Akhir, jarang sekali kami berbeda pendapat,
kami saling bekerja sama, mengingatkan satu sama lain dan saling
membantu agar memberikan kemudahan bagi masing-masing dari kami.
Saya dan teman-teman melakukan berbagai macam perencanaan agar
pelaksanaan kegiatan KKN ini dapat berjalan dengan baik. Kami melakukan
survei ke desa selama 3 kali. Survei pertama, saya dan teman-teman mencari
lokasi Kantor Desar Rawa Kidang, dengan bermodalkan google maps, kami
berangkat ke lokasi dengan perjalanan sekitar 3-4 jam untuk sampai di
lokasi. Pada pertemuan pertama, saya dan teman-teman berkesempatan
bertemu dengan Kepala Desa Rawa Kidang yaitu Bapak Muhammad
Tajudin. Survei kedua, saya dan teman-teman melakukan observasi wilayah
untuk mengetahui apa saja yang ada di desa tersebut yang bisa dijadikan
acuan untuk program kami ke depannya. Survei ketiga adalah survei terakhir
kami, di survei terakhir saya dan teman-teman, kami mencoba untuk
mencari orang-orang di sekitar desa yang bisa kami ajak bekerja sama untuk
program kami nantinya.

Ceritaku dengan “Rawa Kidang”


Setelah pertemuan demi pertemuan kami jalani selama di kampus,
berbagai macam perencanaan telah kami susun, persiapan demi persiapan
telah kami lakukan. Akhirnya, hari itu pun tiba, tepatnya tanggal 19 Juli 2018,
saya dan teman-teman berangkat menuju ke tempat lokasi KKN.
Sebelumnya, pada saat kami survei, salah satu warga desa dan seorang
sekretaris desa menyarankan tempat tinggal untuk saya dan teman-teman
selama kami hidup di desa tersebut. Tanpa berpikir panjang saya dan teman-
teman menyetujui untuk menyewa rumah tersebut. Kami menyewa 2 rumah

192| Cahaya di Langit Rawa Kidang


berbeda untuk mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-lakinya dengan
jarak yang tidak terlalu jauh. Saya sebagai perempuan, saya tinggal bersama
sepasang nenek kakek yang mempunyai rumah tempat tinggal yang saya
tempati. Sedangkan mahasiswa laki-lakinya tinggal bersama anak dari
nenek dan kakek tersebut juga merupakan pasangan suami istri. Selama di
sana, saya dan teman-teman diperlakukan dengan sangat baik. Sering kali
saya beri makanan oleh nenek. Dan sering kali keluarga mereka mengajak
anak KKN untuk makan bersama.
Pembagian piket untuk memasak selama masa KKN, dibagi dengan
4 kelompok dengan jumlah masing-masing antara 4-5 orang. Alhamdulillah,
selama saya KKN, saya merasa hidup yang berkecukupan dengan banyak
pengalaman seperti akhirnya saya bisa memasak, hehe. Selama KKN,
dikarenakan ruangan kamar yang tidak cukup, sebagian mahasiswa
perempuan ada yang tidur di dalam dan di luar kamar. Saya termasuk salah
satu dari 3 orang yang tidur di kamar. Teman sekamar saya adalah Arsyilla
dari Jurusan Ilmu Hukum dan Nana dari Jurusan Ekonomi. Hari demi hari
saya jalani, saya semakin akrab dengan teman-teman. Kami sudah seperti
keluarga. Berbagai program saya jalani. Selama masa KKN, banyak anak-
anak yang penasaran dengan keberadaan kami. Sehari setelah acara
pembukaan di Balai Desa, saya dan teman-teman bersosialisasi ke Sekolah
Dasar di Desa Rawa Kidang sekaligus kami mahasiswa KKN ingin
berkenalan dengan anak-anak di Desa Rawa Kidang. Banyak sekali kegiatan
yang bukan saya lakukan sehari-hari dan itu menjadi pengalaman untuk
saya. Banyak anak-anak kecil maupun dewasa berdatangan ke kediaman
saya. Saya pun menyambut baik anak-anak tersebut.
Selama berjalannya waktu, berbagai program saya dan teman-teman
saya lakukan. Kami disibukkan dengan berbagai kegiatan. Di masing-masing
program kerja, respon yang diterima warga sangat berbeda-beda. Banyak
warga yang bedatangan di beberapa kegiatan dan banyak warga yang sulit
sekali diajak berpartisipasi dalam kegiatan. Pengalam bagi saya membuat
kegiatan di desa orang. Hari demi hari kami jalani. Saya dan teman-teman
menjalani aktifitas mengikuti alur yang ada di desa tersebut seperti
pengajian. Tak jarang saya dan teman-teman bangun pagi setelah shalat
subuh untuk hanya sekedar berjalan-jalan menyapa demi menjalin
silahturahmi kepada warga sekitar. Banyak sekali kenangan dan pengalaman
yang saya dapat. Yang membuat saya betah menjalani masa KKN.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |193


Ceritaku tentang “Harapan” untuk kalian
Semoga dengan adanya program pengabdian ini, bisa menjadi
kenangan yang tak terlupakan bagi siapapun yang menjalaninya.
Meskupiun banyak rintangan, meskipun hal yang dilakukan sangat berat,
jika kita ikhlas menjalaninya semua akan terasa baik-baik saja. Jangan
lupakan canda, tawa, dan obrolan yang selama ini kita lakukan. Awalnya
kita bukanlah siapa-siapa, hingga akhirnya kita bisa menjadi seseorang
yang bisa dijadikan bagian dari keluarga.
-SIAP 86-

194| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Cahaya di Langit Rawa Kidang |195
K
“Indahnya Program KKN 2018 Di Desa Rawa Kidang“
-M. Furqan Haqqy-

Percaya Diri
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ketika membahas tentang KKN, pertama
kali yang saya ketahui tentang KKN yaitu bermula dari cerita-cerita senior
saya di Fakultas Ushuluddin tentang bagaimana mereka bisa mengabdikan
diri mereka selaku mahasiswa kepada masyarakat. Mereka menceritakan
dengan berbagai ekspresi dan gaya bahasa tubuh terhadap pengalaman
program KKN mereka masing-masing. Suka dan duka, segala seluk beluk
selama mereka menjalani selama satu bulan mereka tumpahkan kepada saya
dalam kurun waktu yang lumayan lama. Mahasiswa, yang dimana kata
mahasiswa juga saya pahami adalah sebagai sebuah agen perubahan. Selain
itu, senior-senio saya pun juga bercerita bagaimana mereka bisa membangun
sebuah kekeluargaan kecil dari orang-orang yang belum pernah mereka
kenal sama sekali semasa kuliahnya.
Awalnya, saya sangat tidak berminat, tidak mempunyai tujuan yang
jelas, dan tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam mengikuti program
KKN ini. Sebab, saya seringkali mendengar berita-berita buruk dari senior-
senior saya di Fakultas Ushuluddin tentang program KKN. Senior-senior
saya menceritakan dari berbagai pengalaman dan sudut pandang mereka
selama mereka menjalani program KKN di desanya masing-masing. Mereka
bercerita bahwa selalu ada hal positif dan negative yang mereka alami semasa
program KKN berlangsung.
Positifnya adalah pengalaman dan pelajaran berharga yang hanya dapat
dirasakan kala mengikuti KKN. Contohnya belajar kepemimpinan,
sosialisasi, gotong royong, tolong menolong, belajar bersama warga desa
setempat, dan beberapa hal-hal menarik lainnya. Negatifnya adalah
seringkali terjadi kehilangan barang-barang elektronik atau barang-barang
berharga milik mahasiswa. Mulai dari sepeda motor, kamera, handphone,
uang, laptop, dompet, hingga pakaian milik mahasiswa yang hilang begitu
saja. Ya jelas sekali ini adalah momok yang menakutkan bagi saya sebagai
seorang mahasiswa. Karena begitu hal ini terjadi, pihak kampus pun tidak
mengganti barang-barang milik mahasiswa yang hilang selama mereka
mengikuti program KKN. Ditambah lagi dengan biaya KKN yang harus iuran

196| Cahaya di Langit Rawa Kidang


oleh mahasiswa. Saya sempat berpikir bahwa mengapa kampus tidak
memberikan dana yang besar kepada kelompok KKN?
Masih banyak lagi hal-hal yang membuat saya berpikir kembali untuk
mengikuti program KKN ini. Akan tetapi, dikarenakan ini merupakan
program wajib dari pihak kampus, maka saya mulai merubah mindset saya.
Cerita-cerita negatif tentang program KKN dari senior-senior saya di
Fakultas Ushuluddin perlahan mulai saya abaikan dan lupakan. Saya mulai
menanamkan ke dalam diri saya bahwa KKN adalah momentum untuk terus
belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Pada akhirnya saya bulatkan niat,
berdoa agar saya dapat mengikuti program KKN dengan hati yang mantap.
Yakin, optimis, dan selalu memandang positif dalam segala hal, niatkan
karena Allah SWT. Bismillah KKN 2018!
Setiap insan pasti mengalami proses belajar dalam hidupnya. Yang
membedakannya hanya wadah dan jalannya saja. Allah SWT menciptakan
manusia dalam bentuk ciptaan yang sebaik-baik ciptaannya. Alhamdulillah
saya diberikan potensi fisik yang tidak ada cacat. Tidak ada manusia yang
sempurna. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya
pun berkaca pada diri sendiri dan meyakini bahwa dengan perangkat tubuh,
potensi yang Allah SWT berikan kepada saya, saya optimis bahwa saya
memiliki kompetensi yang cukup untuk ikut serta dalam program KKN.
Memasuki jenjang semester 7, rasanya sudah punya pengalaman dan
pengetahuan yang cukup untuk menjadi bekal dalam program KKN.
Universitas memberikan kesempatan dan memberikan arahan kepada
mahasiswanya bahwa segala hal, segala sesuatu itu dapat dipelajari dimana
saja, kapan saja. Tidak melulu harus dalam ruang kelas yang nyaman dan ber
AC. Selain daripada mata kuliah yang ada di tiap-tiap Fakultas, justru terjun
ke masyarakat adalah hal realitas yang nantinya akan dihadapi oleh
mahasiswa sebagai agen perubahan. Suka tidak suka, mau tidak mau, mereka
harus bisa hidup bersama dalam masyarakat. Melalui jenjang dan tahapan
proses belajar inilah yang akan membentuk mahasiswa menjadi insan yang
bermanfaat kelak.
Seperti yang saya uraikan diatas, bahwa saya yakin saya cukup kompeten
untuk mengikuti program KKN ini. Saya bersyukur sampai detik ini, saya
diberikan otak yang juga tidak cacat sehingga dengan itu saya dapat berfikir
dan bertindak ke arah yang lebih baik. Saya memiliki kompetensi yaitu dapat
memainkan beberapa jenis alat musik, menciptakan sebuah lagu, berbicara
di depan umum, mampu bekerja sama dengan sebuah tim ataupun

Cahaya di Langit Rawa Kidang |197


kelompok, mengkonsep beberapa program-program kerja KKN, dan lain-
lain. Saya tanamkan bahwa ilmu itu harus diaplikasikan dan diajarkan
kepada orang lain tanpa mengharap imbalan.
Alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah atas segala karunia-Nya
sehingga saya dapat terus mengembangkan kompetensi yang saya miliki
tersebut, dan dapat saya aplikasikan di Desa Rawa Kidang dalam program
KKN ini. Semoga dengan uraian diatas semua ini dapat bermanfaat dan
menjadi motivasi yang baik untuk terus memberikan manfaat kepada orang
lain, dan terus mengembangkan potensi yang telah Allah SWT berikan
kepada kita.
Berdasarkan hasil survey lokasi KKN, saya merencanakan program-
program yang bersifat fisik dan pengetahuan atau wawasan. Saya lebih
menekankan pada program-program yang bersifat penyuluhan atau seminar
daripada program yang bersifat fisik. Dengan tujuan ingin membangun dan
memberikan pembangunan kualitas hidup, pikiran, dan mental masyarakat
desa. Dimana saya menekankan bahwa sangat amat penting merubah
mindset masyarakat desa untuk terus maju dalam segala hal.
Itulah maksud dan tujuan dari pembangunan kualitas hidup, pikiran,
dan mental masyarakat. Yang saya pahami tentang masyarakat desa adalah
mereka cenderung merasa kurang percaya diri, mereka menganggap lebih
rendah dibanding dengan masyarakat perkotaan. Beberapa tinjauan saya
dari factor ekonomi, pola kehidupan sosial dalam bermasyarakat, bahasa dan
percakapan mereka, itu lah yang membuat masyarakat desa merasa lebih
rendah dari masyarakat perkotaan.
Saya tidak terlalu menekankan program yang bersifat fisik dalam
program KKN ini. Karena anggaran yang sangat terbatas. Tentu program
pembangunan fisik juga sudah dimandatkan pada pemerintah daerah
dengan jumlah anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu, saya
merencanakan program-program yang lebih bersifat materi wawasan,
pengetahuan, keterampilan, dan mental masyarakat desa. Program fisik
memang memberikan bukti peninggalan yang sangat jelas bahwa mahasiswa
pernah mengabdi kepada masyarakat di desa tertentu.
Program fisik merupakan bukti konkrit, tanda bahwa mahasiswa pernah
menjalani program KKN. Akan tetapi, jika program non fisik terus
diterapkan dan dijalani oleh masyarakat desa, saya sangat yakin akan dapat
merubah pola hidup mereka kepada taraf yang lebih berkualitas dan lebih
baik. Sehingga dengan kecerdasan otak dan mental yang mereka miliki dapat

198| Cahaya di Langit Rawa Kidang


meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, maupun masyarakat di desa
tersebut. Menurut saya ini lebih jelas dan konkrit manfaatnya seumur hidup.
Walaupun program fisik juga pasti bermanfaat. Kedua program ini saya
rencanakan dan Alhamdulillah terlaksana dengan baik.
Melalui program-program seminar dan dialog interaktif kepada
masyarakat untuk membangun kehidupan tanpa adanya perbedaan sosial
dan keberanian dalam bermasyarakat bukan hanya lingkup desa mereka,
karena pada dasarnya manusia memiliki hak yang sama untuk hidup di
Indonesia dalam hal ini.
“Mahasiswa sebagai agen perubahan.” Menurut pandangan saya,
program KKN adalah hal yang tepat agar mahasiswa dapat mengaplikasikan
motto tersebut. KKN merupakan salah satu program belajar yang dapat
membantu mencetak mahasiswa menjadi agen perubahan nyata dalam
masyarakat. Dari kecil manusia terus belajar. Melewati tahapan-tahapan dan
proses yang terus konsisten dijalani, hingga jumpa waktunya untuk tiba
membantu dan memperbaiki masyarakat. Dalam konteks Kuliah Kerja
Nyata ini, saya rasa sudah waktunya untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
telah didapatkan selama belajar dari kecil untuk dituangkan dalam
masyarakat.
Dalam uraian awal saya diatas, saya menganggap buruk sekali tentang
program KKN itu. Karena banyaknya berita-berita dan fakta negatif tentang
KKN. Misalnya ialah kehilangan barang-barang elektronik seperti laptop,
smartphone, kamera, sepeda motor, dompet, uang, dan lain-lain yang jelas-
jelas hingga saat ini saya belum mendengar kabar baik dari mahasiswa yang
kehilangan barangnya. Apakah sudah diganti oleh pihak PPM atau kampus
tapi saya tidak mendengar kabar positifnya hingga detik ini. Menurut saya,
pihak kampus selaku pihak yang mengadakan program KKN harus siap
menerima konsekuensi dari mahasiswanya bila ada yang komplain
melaporkan dan mengeluh atas barang-barangnya yang hilang. Dalam artian,
mereka harus siap mengganti barang-barang mahasiswanya yang hilang
dilokasi tanpa disengaja.
Pihak kampus memberikan program belajar lapangan yang lokasinya
jauh dari kata keamanan. Menurut saya, sangat bahaya sekali ketika
kedatangan para mahasiswa dijadikan sebagai momentum hal-hal negatif
oleh warga sekitar. Misalnya dengan hadirnya mahasiswa KKN, masyarakat
langsung melihat bahwa ada barang-barang mahal dan uang dalam
kelompok mahasiswa tersebut. Ini bisa jadi alat pemancing untuk warga

Cahaya di Langit Rawa Kidang |199


melakukan kejahatan. Terbukti dari berita-berita kontrakan mahasiswa
yang dibobol oleh warga setempat yang mengambil barang-barang berharga
mereka. Logikanya, jika pihak kampus tidak mengadakan program KKN,
sudah pasti barang-barang mahasiswa tersebut tidak ada yang hilang karena
mereka tidak berada dalam lokasi KKN.
Jika program Kuliah Kerja Nyata tetap harus dijalankan, saya kira pihak
kampus harus siap untuk membantu jika hal-hal negatif terjadi selama
kegiatan KKN berlangsung. Karena tidak semua orang itu baik, tidak semua
orang itu berada dalam taraf ekonomi yang mapan. Oleh karena itu, saya
berharap kepada PPM, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
agar lebih peduli terkait hal-hal seperti ini. Semoga kedepannya lebih baik
lagi dan terkendali.
Saya sempat beranggapan bahwa KKN ialah juga seperti halnya dengan
program bakti sosial. Ternyata anggapan saya itu salah besar. Kuliah Kerja
Nyata lebih dari sekedar itu! Bahwa Kuliah Kerja Nyata ini adalah ajang
dimana ilmu yang saya dapat, ilmu yang saya miliki dapat tersalurkan kepada
masyarakat sekitar. Saya beranggapan bahwa disana saya akan memiliki tim
dengan tujuan yang sama untuk mendedikasikan ilmunya lewat paham-
paham dan pembangunan-pembangunan yang berbeda. Karena kita
dibentuk dari lingkungan yang berbeda, dan dari beberapa fakultas dan
jurusan yang memiliki latar belakang yang tidak sama.
Di akhir seusai KKN, ada beberapa anggapan yang salah dan sudah
disinggung diatas bahwa Kuliah kerja nyata bukan halnya seperti program-
program bakti sosial belaka, bukan hanya mengajarkan pula. Kuliah Kerja
Nyata adalah wadah belajar dalam konteks yang luas. Kuliah Kerja Nyata
mengajarkan arti sebuah kekeluargaan, rasa cinta dan saling kasih sayang
kepada sesama nya.
Setelah beberapa waktu berjalan nya KKN, kehangatan dengan
masyarakat sekitar mulai terbangun. Hingga pada tahap saya bukanlah
sebagai sosok mahasiswa yang asing bagi mereka. Bahkan lebih dari sekedar
itu saya berada pada posisi dimana saya termasuk anggota masyarakat di
desa tempat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. Bukan secara
kependudukan akan tetapi secara rasa emosional kepada masyarakat sekitar.
Justru saya banyak belajar di desa tempat saya mengabdikan diri. Banyak
sekali pelajaran dan hikmah yang bermanfaat bagi saya sewaktu mengabdi
di Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri.

200| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Warna-Warni Yang Menjadi Satu Anggota Tubuh
Dari sumber yang telah diberikan oleh pihak PPM, bahwa kelompok saya
berjumlah 19 (sembilan belas) orang mahasiswa. Dan saya pun tidak
menemukan teman sejurusan atau sefakuktas yang sama dengan saya. Semua
itu dimulai dari perjalanan awal saya yang sama sekali tidak saling kenal satu
sama lain, pertemuan demi pertemuan yang terus diagendakan dan pada saat
itu saya ingat bahwa banyak sekali yang malu-malu untuk berbicara
dihadapan teman-teman yang lainnya. Detik demi detik, hari demi hari
waktu pun berlalu hingga akhirnya saya dan teman-teman dapat berkumpul
full team. Sangat jarang sekali kita dapat berkumpul semuanya karena
masing-masing anggota yang punya berbagai aktivitas dan kegiatan yang
berbeda-beda.
Rapat demi rapat kita lalui bersama mulai dari perkenalan diri masing-
masing, hingga pada akhirnya membentruk struktur kepengurusan
kelompok KKN. Perkenalan menjadi moment awal yang penting dalam
Kuliah Kerja Nyata. Karena itu lah teman-teman yang nanti nya akan
menjadi keluarga saya dalam kurun waktu satu bulan kedepan. Setelah
struktur kepengurusan kelompok terbentuk, saya dan teman-teman
mengagendakan jadwal survey ke lokasi desa yang telah ditempatkan oleh
PPM.
Beberapa kali perjalanan saya survey ke lokasi KKN semakin menambah
rasa solidaritas yang tinggi, rasa percaya yang tinggi dalam diri saya bahwa
saya akan melaksanakan kegiatan KKN ini dengan baik bersama teman-
teman saya. Dari beberapa survey, saya dan teman-teman mulai saling
bertukar gagasan terkait program-program yang dijalankan selama satu
bulan kedepan. Perdebatan sengit pun kerap kali terjadi ketika saya dan
teman-teman sedang rapat program kerja. Dari hal ini sudah meunjukkan
bahwa semangat juang untuk mengabdi kepada masyarakat kian tumbuh
dalam diri saya, dan juga dalam diri teman-teman kelompok. Hingga
akhirnya saya dan teman-teman membuat proposal program kerja selama
satu bulan kedepan dan akan menghadap dosen pembimbing kelompok.
Konsultasi dan bimbingan saya dan teman-teman lakukan kepada dosen
pembimbing kelompok. Alhamdulillah saya mendapatkan seorang dosen
pembimbing yang baik, yang penuh pengertian kepada mahasiswanya.
Beliau dosen pembimbing di Fakultas Syariah dan Hukum. Semoga beliau
diberikan nikmat sehat dan dilluaskan pintu rezekinya. Aamiin.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |201


Beberapa hari sebelum pelepasan resmi oleh pihak kampus, saya terkejut
dan kaget mendengar kabar bahwa ada satu orang diantara anggota
kelompok yang tidak dapat mengikuti program KKN karena beberapa alasan
tertentu. Saya sedih mendengar kabar ini karena tim atau kelompok ini
diibaratkan sebagai satu kesatuan anggota tubuh, satu system yang saling
membantu sub-sistem lainnya agar dapat menjalankan aktivitas dengan
baik. Layaknya organ tubuh yang utuh, jika gigi mengalami sakit, atau pun
tangan, kaki, organ tubuh bagian dalam mengalami penyakit, tentu ini akan
menghambat aktivitas dan kegiatan hidup manusia. Sama hal nya juga
dengan jumlah anggota dalam sebuah tim. Ketika ada satu orang yang tidak
bisa ikut serta dalam KKN ini, tim akan kehilangan satu sosok yang akan
memberikan warna dan pengaruh dalam kelompok.
Hal ini sangat terasa ketika saya dan teman-teman membahas tentang
uang iuran patungan. Bahwa hilangnya seseorang dalam tim akan sangat
berpengaruh dan memiliki dampak dalam kinerja sebuah kelompok
layaknya seperti satu kesatuan organ tubuh yang telah saya paparkan diatas.
Kebetulan saya mendapatkan kelompok KKN dengan nomor urut 86
(delapan puluh enam). Kelompok ini diberi nama “SIAP.” Saya yang pada
akhirnya memberikan singkatan pada nama kelompok tersebut dengan
singkatan “Smart Integrity Action Productive.” Yang mana mempunyai arti
pintar, kesatuan, bertindak, dan produktif. Ini adalah singkatan yang
sekaligus juga memberikan pesan kepada saya bahwa kita ini orang yang
dapat diandalkan dalam sebuah tugas atau misi tertentu.
Saya ingin menshare kepada teman-teman kelompok bahwa kita ini
adalah insan yang pintar untuk menyalurkan ilmunya kepada masyarakat.
Lalu kesatuan dan keutuhan sebuah tim yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertenu juga sangat penting dalam kelompok. Ketika sudah
pintar dan menyatu, butuh tindakan yang konkrit agar suatu rencana dapat
berjalan dengan baik. Selanjutnya produktif ialah dimana saya dan teman-
teman dapat menggunakan waktu yang ada untuk kegiatan-kegiatan yang
positif dan bermanfaat.
Pembahasan tentang kelompok mengingatkan saya terhadap banyak hal.
Karena di kelompok inilah yang mengajarkan saya bahwa bersahabat,
bersaudara tidaklah harus memakan waktu yang lama, tidaklah harus
berasal dari darah daging yang sama. Dan saya sangat senang, sangat bangga,
bersyukur bisa tergabung dan menjadi warna didalam kelompok Kuliah
Kerja Nyata ini. Saya sudah menganggap teman-teman kelompok ini

202| Cahaya di Langit Rawa Kidang


merupakan bagian dari keluarga saya selama saya menjalani proses belajar
KKN.
Saya dan teman-teman kelompok SIAP 86 kebetulan ditempatkan di
Desa Rawa Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Seperti
yang sudah saya uraikan diatas, bahwa kelompok kami diberi nama dengan
SIAP agar benar-benar menjadi mindset dalam benak saya dan teman-teman
untuk tidak main-main dalam pelaksanaan program KKN. Saya dan 17
anggota lainnya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Perbedaan ini bukanlah menjadi faktor kesulitan bagi kelompok kami.
Justru karena perbedaan-perbedaan lah yang menjadikan warna-warni
bahagia dalam kehidupan saya sebulan di desa. Warna-warni itu lah yang
membuat kenangan dan memori indah dalam diri saya. Dan dengan warna-
warni latar belakang yang berbeda itu pula kami dapat menyukseskan
berbagai rangkaian program-program selama satu bulan. Perbedaan juga
memperkaya dan mepermudah kami dalam menjalankan program-program
KKN. Karena kemampuan-kemampuan dan latar belakang kita yang
berbeda bisa mengisi kekosongan agar hal-hal yang kami rencanakan bisa
berjalan dengan baik.
Lebih daripada itu, perbedaan mengajarkan saya tentang makna dan
saling menghargai terhadap sesame. Baik berupa sebuah pemahaman
ataupun pendapat. Persepsi saya terhadap kelompok adanaya kebersamaan,
kehanganatan, rasa saling tolong menolong yang kuat baik untuk
pengabdian ataupun terhadap kekeluargaan dalam kelompok. Seperti yang
sudah saya singgung diatas tentang perbedaan, bahwa kita dibentuk melalui
kondisi kehidupan di lingkungan yang berbeda-beda seperti lingkungan
agamis, sosiologis, yang membentuk sifat, sikap, dan karakter kepribadian
masing-masing, dan kita juga dilatarbelakangi di fakultas yang berbeda-beda
dengan budaya dan pendekakatannya masing-masing.
Dengan adanya hal berikut, kita dituntut untuk menyamakan persfektif
pandangan, pemahaman, dan pendapat. Setelah adanya kesamaan yang
terbentuk dari sikap saling menghargai, lalu muncul lah aset kelompok yang
membuat saya terkesan dan semakin bersemangat dalam tim, yaitu etos kerja
dan semangat juang yang tinggi sehingga terciptanya sebuah program-
program lagi dari apa yang sudah kita agendakan sebelum berangkat KKN.
Posisi saya di kelompok sebagai ketua divisi acara. Dimana ini
merupakan tanggungjawab dan amanah yang harus saya laksanakan secara
professional selama satu bulan. Saya juga dibantu oleh 4 orang teman dalam

Cahaya di Langit Rawa Kidang |203


pengaplikasiannya selama divisi acara berlangsung. Saya suka dengan divisi
ini, karena menurut saya ini merupakan tantangan untuk dapat membentuk
pribadi saya menjadi disiplin dalam situasi kondisi lingkungan yang berbeda.
Dan saya juga sebagai penjaga waktu (time keeper) dalam segala kegiatan
yang berlangsung selama satu bulan disana. Saya pun turut memimpin dalam
hal evaluasi dan briefing kelompok dalam mempersiapkan segala sesuatunya
dalam sebuah kegiatan.
Saya memiliki 17 (tujuh belas) teman yang tidak akan pernah saya
lupakan. Mereka semua adalah insan yang baik dan ramah. Yang pertama ada
Aditya Bestari, yang biasa dipanggil Adit. Anaknya lucu, baik, sportif,
memiliki kemampuan bermain bola dengan baik. Adit yang juga merupakan
bendahara kelompok ini sangat asyik sekali jika sedang bermain game
dengan saya. Sampai saat ini saya belum pernah menang melawannya jika
bermain game sepak bola. Lalu yang kedua ada Aji Fauzan, panggilannya Aji.
Dia adalah anak yang baik dengan gaya rambutnya yang keriting seperti
Singa Alex, film Madagascar. Aji menjabat sebagai pubdekdok karena sangat
terampil dan hobi fotografi. Terbukti ketika setiap acara, Aji lah yang selalu
siap siaga untuk mengabadikan momen-momen penting dalam
berlangsungnya program KKN. Aji juga sangat suka sekali bermain game
bola sepak.
Selanjutnya ada Amaliani Sabila, atau Amel. Dia merupakan sekretaris
dalam kelompok SIAP 86. Baik dan energik dalam kegiatan, dan sekali nya
berbicara dia mengutarakan hal-hal yang positif. Suka mengajar anak-anak
di desa. Lalu ada Handan Siswaningrum, panggilannya Andan. Merupakan
sekretaris kelompok yang terkadang suka plin-plan, labil, bingung, tapi lucu.
Ditambah dengan gaya bicaranya yang terkadang suka menaikkan volume
suaranya dengan keras secara tiba-tiba. Anaknya juga baik, suka menyetel
lagu Black Pink (girl band asal Korea). Selanjutnya anggota dalam divisi saya
yaitu Atikah Rahmah, atau si Tika. Imut-imut dengan alis tebal,
mengidolakan aktris Emma Watson, dan menurut saya dia juga mirip
dengan Emma Watson. Baik hati, pandai mengajar anak-anak di desa.
Arsyilla. Seorang aktris yang baik dan juga pintar. Dia sangat ingin
mengaplikasikan ilmunya kepada anak-anak di desa. Banyak anak-anak desa
yang merindukan sosok kaka ini karena keramahan dan ilmunya dalam
mengajarkan pentas seni drama kepada anak-anak desa. Selanjutnya ada
Dian Nur Aini, yang merupakan bendahara kelompok yang antusias dan
semangat terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Anak nya baik, suka

204| Cahaya di Langit Rawa Kidang


dengan hal-hal Korea. Kalau sedang evaluasi atau briefing, Dian paling sering
ditegur anak-anak karena suka bermain handphone ketika rapat sedang
berlangsung. Lalu ada Endah Nuriyana, yang merupakan anggota saya di
divisi acara. Pintar, baik dan selalu membantu saya ketika sedang piket
harian masak, jago dalam bahasa arab, suka mengajar anak-anak di desa.
Muhammad Nur Fadhillah. Pandai dan pintar dalam sastra. Fadil adalah
rival saya ketika bermain game sepak bola. Saya dan dia suka berdiskusi
dikala ada waktu senggang. Banyak sekali hal-hal yang saya bahas dengan
dia. Jago dalam bermain bola futsal, mengajarkan pidato, puisi dalam rangka
penampilan pentas seni bersama anak-anak desa. Fadil juga sebagai anggota
saya di divisi acara. Fadil juga satu kelompok piket masak dengan saya, jago
ngulek. Selanjutnya ada Farhan Febrian, yang kerab disapa Farhan atau
Arab. Orangnya asyik, baik, dan suka membuat lelucon-lelucon, serta
tertawa nya yang khas terbahak-bahak membuat kita semua menjadi santai
dan tertawa riang. Pandai dalam memimpin ngaji dan doa. Suka jajan ke
sekolah SD, biasanya beli papeda dan bubur. Farhan juga jago dalam bermain
bola, dan juga game sepak bola. Farhan juga jago dalam hal memasak. Farhan
menjabat di divisi konsumsi. Pada awal nya dia ingin diet dan kurus selama
KKN. Ternyata, setelah KKN dia justru semakin bertambah berat badan nya.
Rizky Darmawan. Saya memanggilnya Kiky, dia adalah ketua kelompok
SIAP 86. Awalnya dia terlalu tegas dalam memimpin, akan tetapi perlahan
mulai berubah menjadi lebih lembut dan baik. Kiky tidak pernah menang
jika bermain game sepak bola dengan saya selama satu bulan disana. Sebagai
ketua kelompok, Kiky sudah berusaha untuk memimpin seoptimal mungkin
hingga program-program kelompok dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya
ada Ahmad Misbahul Muneer, yang biasa kerab disapa Muneer. Dengan gaya
rambutnya yang khas keriting, membuat anak ini unik dan lucu. Menjabat
sebagai pubdekdok dan terampil dalam teknologi gadget. Jago dalam
bermain game sepak bola. Muneer juga satu-satu nya anak laki yang susah
untuk dibangunkan ketika sedang tidur. Sampai-sampai terkadang
perempuan lah yang harus membangunkan nya, dan memakai toa pula.
Selanjutnya ada Ratna Sari, yang biasa dipanggil Nana. Menjabat sebagai
humas, baik terhadap teman-teman nya, suka dengan Kucing. Suka jajan
papeda jika mampir ke sekolah SD. Lalu ada Risma Rafsanjani, panggilan nya
Risma, menjabat sebagai humas di kelompok, baik dan ramah, pemimpin
senam jika ada program senam sehat. Risma juga sebagai seorang teman baik
nya Muneer. Selanjutnya ada Rizka Amalia, yang sering dipanggil Ikaa. Ikaa

Cahaya di Langit Rawa Kidang |205


menjabat di divisi pubdekdok, baik dan ramah, sering membantu saya dalam
piket harian kelompok masak. Ikaa juga mengajarkan beberapa lagu
sholawat kepada anak-anak desa untuk penampilan pentas seni di desa.
Suka mengajar anak-anak, suka makan es krim.
Selanjutnya ada Selly Safariyah, biasa dipanggil Selly. Anaknya baik dan
pintar, banyak program-program di kelompok yang merupakan gagasan-
gagasan dari nya. Selly juga sebagai anggota saya di divisi acara. Suka
mengajar anak-anak. Terkadang ketika sedang evaluasi atau briefing, Selly
suka berbicara lalu dia juga yang tertawa sendiri. Hal ini lah yang membuat
kita semua menjadi tertawa, dan suasana rapat pun menjadi hangat. Yang
terakhir adalah Muhammad Syarifuddin, yang biasa dipanggil Syarif.
Menjabat di divisi humas, akan tetapi Syarif memiliki keterampilan dalam
beberapa hal. Ini lah yang membuat dia suka diminta bantuan oleh teman-
teman dikala ada kesulitan. Anaknya baik, semangat, pekerja keras. Suka beli
jus dengan saya sambil ngobrol-ngobrol santai. Semua teman-teman saya ini
adalah orang-orang yang baik. Sampai tulisan ini saya buat, saya tidak bisa
mendeskripsikan mereka melalui kata-kata. Saya sangat rindu kepada
mereka semua. Saya sangat bersyukur dan bangga dapat bekerja sama
dengan mereka selama satu bulan di desa.
Hari demi hari kita lalui bersama, program demi program pun telah
terlaksana dengan baik. Hingga pada minggu ke dua, mulai lah ada sebagian
anggota yang lelah dalam menjalani aktivitasnya. Bermula dari sini lah
beberapa konflik terjadi. Tapi tidak terjadi perdebatan atau sampai terjadi
konflik hebat. Hanya konflik ringan yang disebabkan oleh perbedaan
pendapat, perbedaan pemahaman, dan juga rasa ego yang tidak ingin kalah
satu sama lain. Sempat dalam beberapa hari beberapa anggota kelompok
mulai terlihat ada kecenderungan malas-malasan. Ini lah yang sering dibahas
ketika evaluasi dan briefing kelompok. Bahwa kita datang ke desa untuk
bekerja keras, bukan untuk bermalas-malasan. Kita datang ke desa dalam
rangka ingin membantu merubah keadaan menjadi lebih baik lagi.
Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama menurut saya. Teman-teman
cukup cepat dalam mengatasi persoalan ini. Dimulai dari bermain Ware
Wolf bersama-sama yang dapat mencairkan suasana, hingga kita kembali
bercengkrama dengan hangat. Dari semua hal-hal yang terjadi semasa
konflik menunjukkan bahwa perbedaan bukan lah penghalang untuk dapat
bergerak maju bersama mencapai tujuan. Justru dari perbedaan itu lah saya
dan teman-teman belajar untuk saling menghargai dan menyayangi satu

206| Cahaya di Langit Rawa Kidang


sama lain. Ketika konflik terjadi, saya pun sempat memberikan penjelasan
kepada mereka tentang analogi satu tubuh yang utuh. Dimana dalam tim
atau kelompok ini jangan sampai hal kecil menjadi besar. Hal kecil dibesar-
besarkan hingga terkesan seperti konflik. Semua persoalan konflik di
kelompok ini hanyalah persoalan sepele. Ini menunjukkan bahwa mengalah,
menurunkan ego atau keras kepala adalah hal yang tidak mudah.
Dari beberapa perdebatan atau konflik ini lah yang juga membuat saya
dan teman-teman semakin erat dan selalu bersama dalam menjalankan
program-program selama satu bulan. Banyak sekali pelajaran-pelajaran dan
hikmah yang bisa dipetik dari setiap kegiatan dan peristiwa selama disana.
Saya rasa tak cukup untuk dituangkan kedalam tulisan ini mengingat begitu
berharga nya hikmah dan pelajaran selama disana. Satu bulan tinggal dan
menetap dalam atap yang sama. Ini lah yang sangat membuat saya dan
teman-teman menjadi saling erat satu sama lain. Bagaimana tidak, saya dan
teman-teman disana memang sudah seperti keluarga. Makan bersama,
belajar bersama, susah senang bersama, perdebatan dan pembahasan yang
seru dan tidak kalah menarik lain nya. Dengan kebersamaan, mengajarkan
saya terhadap banyak hal. Dengan kebersamaan, mengajarkan segala sesuatu
akan menjadi jauh lebih mudah dilakukan jika bersama-sama. Dengan
kebersamaan, juga mengajarkan kepada saya tentang rasa saling kasih
sayang dan berkeluarga.
Coba renungkan sejenak kalimat-kalimat ini. “Kita tidak bisa memilih
akan lahir dari orang tua yang seperti apa, dan siapa orang tua kita. Kita tidak
bisa menentukan kapan, dan dimana kita akan lahir. Dan lagi, kita juga tidak
bisa memilih jenis kelamin, desain wajah, bahkan nama kita sendiri pada saat
kita akan lahir. Kita haya lahir, dan sekarang telah lahir. Akan tetapi, saya
sangat yakin ada alasan dan rencana mengapa Allah SWT mempertemukan
kita.” Aku sayang dengan teman-teman kelompok SIAP 86, dan aku akan
terus merindukan mereka selama-lamanya.

Aku Rindu Desa Rawa Kidang


“Sejauh mata memandang, hanya tanaman hijau lah yang terlihat.” Ya, itu
lah yang dapat saya deskripsikan tentang Desa Rawa Kidang, Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Saya dan teman-teman ditempatkan oleh
PPM di sebuah desa yang sejuk dipandang mata. Dari hasil survey saya dan
teman-teman sebelum KKN dimulai, kita sedikit khawatir melihat keadaan
desa tersebut. Sempat terpikir oleh saya dan teman-teman bahwa selama

Cahaya di Langit Rawa Kidang |207


kita berada di lokasi KKN, kita akan kesulitan dalam hal tempat tinggal,
makan, dan lain-lain. Ternyata dugaan pikiran itu salah besar. Saya dan
teman-teman sudah sedikit akrab dengan pak Kades (kepala desa) yang
menjabat di desa tersebut. Beliau orang baik, berperawakan tubuh besar,
yang juga ramah. Sewaktu akhir survey kelompok, beliau lah yang
merekomendasikan tempat tinggal saya dan teman-teman selama KKN
berlangsung. Beliau selalu terbuka kepada kita semua.
Saya dan teman-teman berangkat pada hari Kamis, 19 Juli 2018, dengan
keadaan hati yang campur aduk. Bagaimana tidak campur aduk karena saya
dan teman-teman akan merasakan susah senang bersama dalam satu bulan
kedepan disebuah desa yang asing. Ditambah lagi dengan anak-anak yang
harus berpisah dari rutinitasnya selama berada di Ciputat, berpisah dari
rumah dengan orang tua nya masing-masing. Saya dan teman-teman
menyewa mobil pick-up untuk mengangkut barang-barang. Saya dan
teman-teman sangat terkejut ketika melihat mobil pick-up itu dikarenakan
banyaknya barang-barang yang dibawa. Seolah-olah seperti ingin pindah
rumah atau sebagai korban bencana. Lalu perempuan berangkat menaiki
kereta api, dan yang lelaki membawa motor. Sesampainya disana kita sempat
mengalami sedikit masalah karena kesalahan komunikasi. Pihak yang
menyewakan rumah sangat kaget ketika menyambut kedatangan kami.
Mereka mengira bahwa kami akan datang pada bulan Agustus mendatang.
Lalu kita semua segera bergegas menata dan membereskan barang-
barang. Saya dan teman-teman saling lihat-melihat satu sama lain karena
begitu asing nya tempat yang akan kita tinggali selama satu bulan. Saya dan
teman-teman Alhamdulillah mendapatkan dua rumah dengan harga yang
murah. Perempuan berada di rumah kakek nenek, dan yang laki-laki berada
di rumah bapak ibu. Kakek, nenek, bapak, dan ibu adalah orang-orang yang
sangat amat baik menurut saya. Mereka suka mengajak ngobrol, diskusi
kepada kita selaku mahasiswa yang sedang KKN. Seperti yang saya katakan
diatas, bahwa disana itu sangat kental sekali suasana, pemandangan, dan
nuansa pedesaannya. Karaena kondisi geografis yang banyak ditumbuhi oleh
tanaman hijau, maka mayoritas mata pencaharian masyarakat di Desa Rawa
Kidang ialah bertani. Di Desa Rawa Kidang, terdapat tiga kampung, yaitu
Pabuaran, Rawa Kidang, dan Jamblang. Jakar antara tiga kampung tersebut
cukup jauh, dan hanya ada satu akses jalan utamanya. Jika siang hari sangat
terasa panas terik sekali disana.

208| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Jarak antara rumah dengan rumah warga yang lainnya pun sudah mulai
berdekatan, dengan suasana pemandangan sawah hijau yang teduh. Di Desa
Rawa Kidang terdapat satu sekolah SD, beberapa TK, beberapa pesantren,
dan juga beberapa PAUD. Terdapat juga kantor KUA, dan juga beberapa
bidan. Desa Rawa Kidang lah yang paling dekat dengan lokasi kantor
Kecamatan Sukadiri. Di Kecamatan Sukadiri, ada puskesmas dan juga
stadion mini. Suasana pedesaan seolah-olah menggambarkan sunyinya Rawa
Kidang. Padahal tidak, ternyata banyak juga masyarakatnya yang
beraktivitas disana. Kampung Pabuaran ialah dimana tempat pak Kades
tinggal. Kampung itu tidak terlalu besar tempatnya akan tetapi sangat sejuk
karena sekelilingnya merupakan sawah-sawah hijau. Disana terdapat satu
masjid beberapa TK, mushola dan PAUD.
Kampung kedua yaitu Rawa Kidang, tempat saya dan teman-teman
tinggal selama satu bulan. Agar mudah diingat, teman-teman saya
memberikan nama baru dengan sebutan “Rawakids” agar lebih akrab, unik,
keren, dan mudah diingat oleh kita semua. Ditempat tinggal saya dan teman-
teman lah yang dapat dikatakan sebagai lokasi yang strategis. Dekat dengan
kantor desa. Ya, itu adalah tempat utama dimana saya dan teman-teman
akan melakukan berbagai kegiatan selama satu bulan. Dekat dengan TK,
PAUD, dan juga sekolah SDN Rawa Kidang. Di kampung Rawa Kidang juga
terdapat dua masjid, dan beberapa mushola sebagai sarana tempat ibadah
masyarakat.
Kampung yang ketiga ialah kampung Jamblang. Ini adalah sebuah
kampung kecil yang hanya dihuni oleh beberapa rumah. Disana terdapat
satu masjid dan beberapa mushola. Aksesnya pun lumayan jauh jika dari
kampung Rawa Kidang menuju kampung Jamblang. Selama saya melihat
keadaan lingkungan disana, lumayan cukup bersih untuk sebuah desa. Tidak
terlalu banyak sampah-sampah yang berserakan disana. Masyarakat di Desa
Rawa Kidang kerap menggunakan air kali untuk mencuci pakaian mereka.
Dari ujung kampung Pabuaran, Rawa Kidang, hingga kampung Jamblang
selalu saja ada warga yang mencuci pakaian disana. Selama saya jalan-jalan
disana, saya juga sempat melihat dan melindas ular-ular sawah. Ada juga
ikan sapu-sapu di kali tempat warga mencuci baju. Nampaknya binatang-
binatang disana masih lengkap. Dan juga disana saya seringkali melihat
pesawat dengan dekat ketika pesawat itu sedang take off. Karena lokasi desa
yang tidak terlalu jauh dari bandara Soekarno Hatta.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |209


Jumlah masyarakat di Desa Rawa Kidang kurang lebih mencapai delapan
ribu orang. Diantara semua itu, mayoritasnya ialah bertani, dan juga
berdagang. Masyarakat disana juga orang-orang yang baik. Mulai dari anak-
anak, remaja, hingga orang dewasa, mereka kerap kali senyum dan menyapa
kita semua. Anak-anak kecil terbilang cukup secara kuantitas dalam
pendidikannya. Anak remaja disana masih ada beberapa yang menjadi
pengangguran, dan lebih mayoritas lelaki ketimbang perempuan. Selama
saya dan teman-teman mengadakan kegiatan disana, kita sempat mengalami
masalah yaitu sedikitnya audience yang hadir dalam suatu acara atau
kegiatan. Saya dan teman-teman lebih banyak mengadakan program yang
bersifat non fisik. Akan tetapi masyarakat disana sepertinya masih sulit
untuk diajak dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat penyuluhan atau pun
diskusi. Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Sosialisasi lebih
intens terhadap warga adalah solusinya, dan Alhamdulillah tidak ada
kendala yang berarti.
Dalam hal keagamaan, dari kampung Pabuaran hingga kampung
Jamblang, hampir setiap malam nya warga desa selalu mengadakan
pengajian ta’lim. Disana mayoritas nya beragama Islam. Saya belum
menemukan warga yang non muslim selama ini disana. Tidak hanya masjid,
atau mushola yang menjadi tempat pengajian. Di rumah-rumah warga pun
hampir tiap malam nya diadakan pengajian-pengajian rutin bersama.
Ternyata masyarakat di Desa Rawa Kidang sangat religius sekali. Selama
saya disana, hampir setiap malam saya dan teman-teman mengikuti agenda
pengajian rutin, dan juga tahlilan dan yasinan bersama. Di depan rumah
tempat kami tinggali terdapat satu mushola, dan dibelakang rumah juga
terdapat satu mushola. Mushola depan bernama Nurussalam, dan mushola
belakang bernama al-Awwabin. Setiap hari Selasa malam Rabu, mushola
Nurussalam rutin mengadakan kajian Asmaul Husna. Dipimpin oleh seorang
ustadz dari pesantren Raudhatul Hasanah, dan juga diikut sertakan para
santri-santri nya.
Saya juga ikut mengaji tahlilan rutin selama disana. Ada beberapa orang
yang meninggal secara berturut-turut. Saya dan teman-teman ikut tahlilan
ditemani dengan bapak pemilik rumah dan juga pak jaro. Setiap malamnya
saya dan teman-teman mendapatkan “berkat” tahlilan yang isinya snack-
snack. Dari situ lah yang kemudian menginspirasi teman-teman untuk
membeli makanan-makanan ringan, baik untuk konsumsi kegiatan atau pun
untuk persediaan kita di malam hari sebagai teman cemilan. Tahlilan pada

210| Cahaya di Langit Rawa Kidang


malam ke enam mendapatkan makanan nasi serta lauk pauk, hari ketujuh
hari terakhir mendapatkan amplop berisi uang. Tentu ini beda sekali budaya
tahlilan yang telah mengakar di Desa Rawa Kidang dengan tempat-tempat
tahlilan yang lainnya.
Masyarakat yang sangat religius dan baik membuat kita semakin
nyaman dan betah tinggal di Desa Rawa Kidang. Setiap hari Kamis malam
Jumat, saya dan teman-teman ikut mengaji yasinan bersama bapak ibu
pemilik rumah. Pengajian yasinan dipimpin oleh bapak, lalu dilanjutkan doa
dan tahlil oleh teman saya bernama Farhan, yang kerab disapa Arab. Setelah
mengaji selesai, saya dan teman-teman makan bersama bapak dan ibu
pemilik rumah. Dan itu terus menerus kita lakukan selama satu bulan disana.
Bapak dan ibu sangat amat baik sekali terhadap kita. Kita sudah dianggap
sebagai anak sendiri. Pengajian rutin setiap malam pun diikuti oleh seluruh
elemen masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setempat.
Pengajian rutin di pesantren Raudhatul Jannah juga kita ikuti setiap hari
Minggu malam Senin. Pengajian disana mendengarkan ustadz berceramah
hingga malam hari. Banyak sekali manfaatnya selama mengikuti kajian-
kajian disana.
Dalam keseharian pergaulannya, saya dan teman-teman sering diskusi
santai dengan para pemuda-pemuda setempat. Mereka memiliki saung
dengan julukan Arbaget, yaitu anak Rawa Kidang Bagian Tengah. Disini pula
lah tempat kita ngobrol dan ngopi bersama hingga larut malam. Tak hanya
ngobrol saja, kita pun sempat beberapa kali bermain bola futsal bersama.
Anak remaja disana ada yang pengangguran, ada yang bekerja, ada juga yang
sudah menikah. Ketika memasuki waktu sholat, warga berbondong-
bondong mengikuti sholat tepat waktu secara berjamaah. Disetiap mushola
dan masjid, semua nya seperti itu. Jika saya melihat anak-anak disana,
seolah-olah semua nya seperti santri dan santriwati. Begitu mendarah daging
tentang pentingnya agama sebagai pedoman hidup. Hal ini membuat saya
berpikir membandingkan dengan pola kehidupan masyarakat kota yang
mungkin tertinggal sedikit dalam urusan agama. Sungguh pemandangan
yang luar biasa indah ketika melihat anak-anak disana berjalan, berlari,
bersepeda menuju pengajian, pesantren, mushola, dan masjid dalam rangka
mengingat kepada Allah SWT. Saya dan teman-teman disana sangat
beruntung dan bersyukur mendapat tempat yang enak dan baik. Kalau kata
ibu pemilik rumah “rezeki anak soleh.” Ini dibuktikan dengan survey saya
dan teman-teman dikala waktu kosong bermain ke tempat kelompok KKN

Cahaya di Langit Rawa Kidang |211


lain. Ketika waktu kosong pun saya dan teman-teman mengisi waktu
dengan berburu jajanan. Beraneka ragam makanan minuman jajanan yang
menggoda dan akan menguras isi dompet dengan cepat. Ya, tapi kita suka
sekali melakukan hal-hal seperti itu. Saya dan teman-teman juga sangat
senang untuk berjalan-jalan ke sawah. Betapa enak bahwa tidak ada polusi,
klakson, dan kemacetan disana. Sejauh mata memandang, hanya
pemandangan hijau teduh yang menenangkan mata.
Kuliah Kerja Nyata sebagai momentum untuk terus belajar. Tidak hanya
saya dan teman-teman yang mencoba mengaplikasikan ilmu nya kepada
masyarakat desa, akan tetapi justru kita lah yang banyak sekali belajar dari
mereka. Saya dan teman-teman juga acap kali terbiasa menggunakan logat
Sunda ketika saling berkomunikasi disana. Seolah-olah kita sudah menjadi
bagian masyarakat Desa Rawa Kidang. Banyak sekali moment dari peristiwa
disana yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Mulai dari pembukaan
program KKN bersama pak Kades, lalu program-program penyuluhan,
seminar, kreatifitas, mengajar bimbel, mengajar di sekolah, pengajian rutin
pesantren, hingga puncaknya yaitu acara 17 Agustusan, penutupan KKN,
hingga pentas seni bersama, semuanya adalah moment penting dan moment
berharga untuk saaya.
Diantara moment penting yang tidak akan pernah bisa saya lupakan
adalah pemilik rumah yang sangat amat baik hati dan ramah kepada saya dan
juga teman-teman KKN. Anak perempuan menempati rumah kakek, dan
nenek di depan. Sedangkan anak laki-laki menempati rumah bapak, dan ibu
dibelakang. Selama saya berada disana, saya tidak merasakan pahit nya KKN.
Saya seperti sedang berlibur di kampung orang lain. Bagaimana tidak senang
banyak sekali hiburan yang disajikan kepada saya dan teman-teman di Desa
Rawa Kidang oleh pemilik rumah. Pelajaran yang dapat diambil adalah sikap
moral untuk menjadi orang yang baik, adalah pelajaran yang utama selama
saya menjalani KKN disana. Ibu dan bapak yang sangat baik hati, yang sering
sekali masak makanan hanya untuk kita. Dapat dibayangkan banyak sekali
nikmat yang betebaran di rumah tempat saya dan teman-teman tinggal.
Rasa kasih sayang dan kekeluargaan merupakan nikmat yang tiada tara
nya. Saya dan teman-teman sering makan bersama dengan ibu, dan bapak
dengan istilah ngeliwet atau ngegonjleng. Makan bersama-sama hanya
dengan beralaskan daun pisang yang lebar dan panjang. Dengan ikan bakar,
ayam bakar, serta sayur mayur dan juga buah-buahan semakin menunjukkan
sifat dan karakter masyarakat Desa Rawa Kidang. Tidak hanya sampai

212| Cahaya di Langit Rawa Kidang


disitu, saya dan teman-teman juga ikut nonton bola bersama. Kita bersama-
sama nonton bola dengan TV yang besar. Saya dan teman-teman tidak
pernah membayangkan akan sangat bahagia seperti ini sebelum nya. Bahkan
saya dan teman-teman pun sempat nonton bola bersama menggunakan
proyektor, yang juga dihadiri warga setempat. Mulai dari anak-anak, remaja,
hingga orang dewasa pun turut meramaikan rumah kami.
Pak jaro yang juga sangat baik terhadap kami. Beliau lah orang yang siap
untuk direpotkan dan kerja repot jika kami meminta bantuan. Mulai dari
pencarian rumah, membantu dan berpartisipasi aktif dalam program, hingga
penutupan program KKN dan juga acara pentas seni. Saya dan teman-teman
rasa nya sudah menjadi masyarakat Desa Rawa Kidang, dan juga sudah
menjadi bagian dari keluarga mereka. Bapak dan ibu pemilik rumah pun
tidak pernah mengeluh, cerewet terhadap kami. Padahal saya dan teman-
teman terkadang suka pualng ke rumah tengah malam yang dapat
membangunkan tidur mereka. Tetapi bapak ibu tidak pernah marah atau
berkata buruk sedikit pun tentang kami. Setiap malam ketika saya dan
teman-teman bermain games, nonton, atau pun menyetel musik dengan
suara keras, ibu dan bapak tidak pernah memarahi kami. Setiap malam kami
selalu melakukan refreshing dengan cara nya sendiri. Pun termasuk anak
perempuan mereka juga mempunyai hiburan-hiburan untuk dapat membuat
rileks otak mereka.
Bapak kepala desa pun juga tidak mau kalah baik hati. Waktu itu saya
dan teman-teman diundang untuk makan bersama dikediaman beliau, yaitu
di kampung Pabuaran dalam rangka membahas agenda 17 Agustus. Nampak
ramai sekali pemuda-pemuda kampung Pabuaran kala itu. Dan setelah
selesai rapat, saya dan teman-teman pun makan bersama (ngegonjleng)
dengan pak Kades. Saya dan teman-teman makan ikan bakar. Suasana dingin
pada malam itu semakin menambah hangat nya nuansa sebuah keluarga
baru. Ya, mereka sudah seperti orang tua kami disana. Ribuan kata tidak
cukup untuk menjelaskan kebaikan dan keikhlasan mereka. Masyarakat
Rawa Kidang memang orang-orang yang ramah dan juga baik hati. Saya dan
teman-teman senantiasa bersyukur dapat dipertemukan dengan orang-
orang baik seperti mereka. Saya sangat rindu Desa Rawa Kidang, saya sangat
rindu kakek, nenek, ibu, dan bapak atas kebaikan yang tiada tara kepada
kami. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan nya. Saya tidak akan
pernah lupa terhadap mereka.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |213


Aku Ingin KKN Lagi
Andai waktu dapat diulang kembali, saya ingin mengikuti KKN lagi.
Ribuan kata tak mampu untuk menjelaskan tentang semua ini. Hanya doa
lah yang terus menerus saya panjatkan kepada Yang Maha Kuasa untuk
mengatasi kesedihan dan kegundahan hati ini. Saya seolah sudah menjadi
warga masyarakat Desa Rawa Kidang. Tentu saya memiliki harapan-
harapan besar dalam benak saya terhadap Desa Rawa Kidang.
Harapan adalah sebuah ungkapan penuh makna terhadap sebuah hal.
Makna ini lah yang mewakili dari ribuan, bahkan jutaan untaian kata yang
berafiliasi untuk ada, nyata, dan terjadi. Dari beberapa kisah dan peristiwa
yang sudah berlangsung selama di Desa Rawa Kidang, membuat hati saya
luluh seolah saya adalah seorang lelaki yang cengeng. Hal ini dibuktikan
pada saat perpisahan, saya menangis. Saya benar-benar merasakan
kesedihan yang mendalam karena harus berpisah. Seolah jiwa raga ini tidak
mau beranjak pergi meninggalkan desa yang penuh kenangan ini. Ini terjadi
karena rasa saying saya terhadap desa yang selama satu bulan penuh saya
dan teman-teman mengabadikan diri. Tangisan saya membuktikan bahwa
saya sudah menjadi bagian dari struktur masyarakat desa.
Harapan pun mengalir lewat untaian kata tentu nya teruntuk Desa Rawa
Kidang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Dari banyaknya doa
yang saya panjatkan setidaknya ada harapan-harapan yang akan saya
tuangkan dalam tulisan ini. Pertama, saya berharahap agar religiusitas
masyarakat desa terus dapat dipertahankan, bahkan dikembangkan dengan
lebih baik agar dapat mengakar secara terus menerus oleh generasi selanjut
nya kelak. Kedua, semoga warga Desa Rawa Kidang lebih berani dalam
mengungkapkan hal-hal yang menjadi permasalahan hidup mereka. Dapat
bermusyawarah untuk penyelesaian secara bersama warga atau dalam
tingkat jaro, sampai kepala desa. Ketiga, dalam sektor pemuda saya berdoa
agar mereka bisa lebih berani lagi dalam bertindak. Baik dalam sebuah
gagasan, atau pergerakan demi memajukan Desa Rawa Kidang.
Keempat, untuk sektor ekonomi saya berharahap masyarakat dapat lebih
mandiri dalam mata pencaharian. Karena dunia ini cukup luas jika mereka
hanya meneruskan apa yang dimiliki oleh orang tua nya tanpa
mengembangkan atau keluar dari zona nya. Saya menekankan bahwa
kemandirian untuk berwirausaha harus ada dalam jiwa tiap-tiap anak
remaja di Desa Rawa Kidang. Kelima, semoga kondisi desa semakin
membaik dalam hal insfrastruktur dan pembangunan pelayanan masyarakat.

214| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Karena ini adalah salah satu faktor luar masyarakat guna menopang
perkembangan di Desa. Keenam, dalam sektor pendidikan anak dan remaja
Desa Rawa Kidang semoga semakin bertambah sekolah-sekolah baru nya
disana. Doa saya semoga pendidikan masyarakat setempat terus
berkembang dan jauh lebih baik lagi.
Ketujuh, keadaan sosial masyarakat yang teramat baik yang mana saya
melihat hal ini dari senyum ramah penghuni Desa Rawa Kidang, baik itu
anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Saya berdoa semoga hal ini terus
dapat dipertahankan hingga kapanpun bahkan bisa menjadi ciri khas
masyarakat desa. Kedelapan, semoga sawah-sawah di Desa Rawa Kidang
tetap bertahan dan menghasilkan yang baik. Tidak dibeli oleh China Taipan
atau pun dihabisi untuk lahan pembangunan industri atau pun untuk sektor
perumahan.
Kesembilan, harahapan saya agar pemuda-pemudi disana memiliki
lembaga sosial masyarakat yang keberadaannya cukup membantu
masyarakat sekitar. Pemuda-pemudi di Desa Rawa Kidang harus bisa
berinisiatif dan lebih berani mengemukakan gagasan-gagasan untuk
memajukan desa. Kesepuluh, para jajaran tokoh masyarakat, dan juga para
pejabat staf desa setempat terus mempertahankan kejujuran serta
keharmonisan nya. Saya terus berdoa untuk Desa Rawa Kidang agar
harapan-harapan saya diatas perlahan dapat terwujud dengan baik. Saya
yang sudah tidak lagi tinggal disana ingin sekali dapat tersenyum haru dan
gembira ketika saya suatu saat nanti mengunjungi kembali Desa Rawa
Kidang
Tergambar dari narasi saya tentang beberapa hal yang ada di Desa Rawa
Kidang, termasuk permasalahan-permasalahan yang ada. Hal yang saya telah
lakukan adalah mencoba membangun mental dan kreatifitas warga melalui
program seminar-seminar, penyuluhan, pembuatan kreatifitas untuk
membantu wirausaha ekonomi masyarakat. Selain seminar dan penyuluhan,
dalam hal kreatifitas dari kelompok, saya pribadi pun mencoba memberikan
pemahaman-pemahaman tentang pentingnya kreatifitas dalam nilai jual
ekonomi melalui pelatihan-pelatihan pembuatan keset, terarium di desa
melalui program yang cukup interaktif.
Karena memang durasi waktu yang diberikan hanya satu bulan lamanya,
maka program berjangka waktu panjang agak nya sulit untuk dilakukan.
Maka saya dan teman-teman hanya bisa membuat program yang sifatnya
non fisik, dan saya juga berharahp semoga masyarakat Desa Rawa Kidang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |215


paham tentang hal-hal yang telah kami berikan. Dan yang membuat saya
senang adalah saya dan teman-teman membantu menyukseskan rangkaian
program 17 Agustus. Saya dan teman-teman mengecat beberapa tembok,
pohon, hingga mendesain gambar unik untuk desa. Saya dan teman-teman
juga membuat program fisik, yaitu berupa papan nama masjid dan mushola.
Karena di Desa Rawa Kidang belum semua mushola dan masjid nya memiliki
nama di depan nya. Tak lupa juga dengan program bersih-bersih mushola.
Semoga kegiatan saya dan teman-teman mendapatkan ridho dari Allah
SWT, dan bermanfaat untuk warga Desa Rawa Kidang.
Ini lah narasi yang saya buat selain daripada ungkapan, dan doa dalam
narasi, tulisan inipun menjadi laporan Kuliah Kerja Nyata saya sebagai salah
satu kewajiban selaku mahasiswa kepada Universitas, khususnya kepada
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Jakarta. Mungkin hanya ini yang
dapat saya tuliskan dalam laporan kisah inspiratif saya selama Kuliah Kerja
Nyata dari sekian banyak nya cerita-cerita yang ada. Semoga pengalaman,
doa, dan lain-lainya dalam tulisan ini menjadi sebuah karya dari saya pribadi
yang cukup berguna khusus nya bagi saya sendiri, atau pun untuk orang lain.
Doa untuk saya semoga pribadi ini tidak berhenti untuk mengabdi kepada
masyarakat sesuai KKN, dan dapat terus membagikan ilmu dimanapun saya
berada.
Sekian dari saya, semoga dalam tulisan saya ini tidak ada yang merasa
dirugikan, dan juga dapat memberikan manfaat. Bila ada kesalahan dalam
pemilihan kata mohon dimaafkan. Karena kesalahan datang dari saya
pribadi, dan kebenaran hanya milik Allah SWT. Terimakasih.

216| Cahaya di Langit Rawa Kidang


L
“Goresan Kenangan di Rawa Kidang”
-Muhammad Nur Fadillah-

Tak Menyangka Harus KKN


Mendengar kata KKN bagi saya dan juga bagi mahasiswa dan
mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Imu
Tarbiyah dan Keguruan angkatan 2015 itu bagaikan tersambar petir di siang
hari. Saya dan teman-teman kaget harus mengikuti kegiatan KKN karena
sebelumnya di jurusan saya tidak pernah mengikuti program KKN. Jurusan
saya biasanya mengadakan kegiatan PPKT di semester 8 nanti. Saya dan
teman-teman jurusan merasa belum siap karena di semester sebelumnya
tenaga dan pikiran sudah terkuras dengan mata kuliah kajian drama yang
harus mementaskan drama. Saya berpikir akan istirahat setelah melewati
proses mata kuliah kajian drama. Namun itu semua berubah ketika
mendengar angkatan saya akan melaksanakan KKN. Saya harus sudah siap
untuk KKN.
Saya sebelumnya punya pengalaman di semester 4 pernah mengikuti
kegitan komunitas Gerakan Banten Mengajar selama 21 hari yang harus
tinggal di desa sana hanya dengan 4 orang saja dengan kegiatannya lebih
memprioritaskan untuk mengajar di sana. Bermodalkan pengalaman yang
pernah saya alami. Ketika saya di gerkan Banten Mengajar saya di sana lebih
banyak kegiatannya full mengajar yang akhirnya bisa di bilang menggantikan
guru yang ada di sana dan itu kurang sesuai sehingga guru-guru di sana jadi
tidak mengajar menyerahkan ke saya dan teman-teman. Seharusnya saya
waktu itu berkolaborasi dengan guru di sana untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, saling sering tentang mengajar agar peserta
didik tidak jenuh. Bukan saya malah menggantika posisi mereka mengajar
full yang akhirnya ketika saya pulang ke Jakarta peserta didik semangatnya
berkurang lagi.
Belajar dari pengalaman sebelumnya saya akhirnya dalam program
kerja saya tidak membuat program untuk mengajar full di kelas tapi saya
membuat program pelatihan Active Learning untuk guru-guru di sana dengan
tujuan bisa menjadi seorang guru yang menyenagkan di dalam kelas dan
peserta didik pun senang dalam mengikuti proses belajar mengajar. Saya juga
membuat program kerja yaitu les di rumah saya tinggal. Saya les untuk mata

Cahaya di Langit Rawa Kidang |217


pelajaran Bahasa Indonesia dan mengajkan mereka membaca puisi, pidato
dan drama.
Adapun ketika saya membayangkan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
kendala, terbesar yang harus bisa diatasi adalah bagaimana bisa
berkomunikasi dengan masyarakat dan mengajak kerjasama bersama
masyarakat untuk bisa menjalankan program-program yang saya buat
bersama teman-teman KKN lainnya. Karena menurut saya, suksesnya suatu
program kegiatan KKN bukan diukur dari seberapa berhasil atau sukses saya
dalam melaksanakan program tersebut, melainkan seberapa besar andil atau
keikutsertaan dan antusias masyarakat dalam setap program dari mahasiswa
KKN lakukan. Kendala yang kedua menyamakan visi dan misi 18 orang yang
mempunyai pemikiran berbeda dan menahan ego dari 18 orang.
Sebelum berlangsungnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini saya
berharap semoga saya dan teman-teman KKN bisa menjalankan semua
program dengan baik lancar tanpa kendala apapun. Bisa menjadi tim yang
solid dan saling melengkapi sehingga menjadi goresan kenanagan indah yang
tak akan terlupakan.
Bertemu Untuk Bersatu
Setelah pengumaman daftar kelompok yang diberikan pihak PPM,
saya langsung mencari nama saya ada di kelompok berapa. Mencari satu
demi satu akhirnya saya ada di kelompok 86. Tidak lama setelah daftar nama
kelompok di bagikan saya dimasukkan ke dalam grup WhatsApp salah satu
dari kelompok saya ada yang berinisiatif membuat grup. Grup WhatsApp pun
ramai saling memperkenalkan diri satu sama lain. Akhirnya semua
bersepakat untuk bertemu untuk membuat struktur organisasi kelompok.
Hasil rapat memutuskan Rizki Darmawan sebagai ketua kelompok. Pihak
PPM juga mewajibkan setiap kelompok untuk memberi nama kelompoknya.
Kelompok saya pun berdiskusi untuk penentuan nama kelompok dan
akhirnya nama kelompoknya adalah SIAP 86. Siap mempunyai kepanjangan
Smart, Integrity, Action, Productive dan angka 86 menunjukkan kelompok saya.
Kata SIAP 86 juga mudah diingat orang karena termasuk salah satu program
TV Net.
Sebelumnya saya akan memperkenalkan teman-teman kelompok
SIAP 86 dengan bermacam-macam cerita dan karakter dari sudut pandang
saya. Endah Nuryana dari Jurusan Pendidikan Agama Islam ini orangnya
pintar masak karena saya satu kelompok masak jadi tau banget kalau Endah
bisa masak meskipun kadang liat di google, Atikah Rahmah dari Jurusan

218| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Pendidikan Bahasa Inggris ini orangnya rajin kalau ada acaranya paling gerak
cepat, jago bahasa Inggris, Selly dari Jurusan Pendidikan Biologi orang yang
banyak kasih program buat kelompok dan juga jadi pemateri pelatihan
terarium dan pembuatan keset dari baju bekas, orangnya sangat pemikir,
Rizka Amalia Jurusan Manajemen Pendidikan orangnya pemalu dan takut
sama salah satu cowok dari kelompok SIAP 86, Aji Fauzan Jurusan Sejarah
dan Kebudayaan Islam salah satu pengambil gambar foto paling kece, satu-
satunya dari kelomopok SIAP 86 yang bisa bahasa sunda dan kalau udah
ngobrol sama Ibu Rojali lama karena dia doang yang ngerti bahasa Sunda, M.
Furqon atau nama panggungnya Ucin Jurusan Studi Agama Agama, bangun
tidur langsung sarapan nasi uduk 3000, orangnya pemikir dan analisis
banget, asik buat di ajak diskusi, Ucin juga kesayang dari bapak dan ibu
Rojali, Aditya Besari Jurusan Perbandingan Mahzab, anak cowok selalu
mengatakan perawan karena mandinya lama, adit cowok yang banyak fans
ceweknya, Dian Nur Aini Jurusan Perbandingan Mahzab salah satu
bendahara yang selalu mengurus uang bareng Adit, Dian kalau ke sekolah
tidak lupa beli jajan, Rizky Damawan Jurusan Ilmu Hukum, sering jadi
bahan bercandaan sama bapak, ibu Rojali, Arsyilla Destriana Jurusan Ilmu
Hukum salah satu artis yang ikut KKN, ada aja yang minta foto, orangnya
asik buat di ajak diskusi, Muhamad Syarifudin Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam nama panggung di kelompok SIAP 86 Syarief, kalau tidur
disampingnya siap-siap aja tidak bisa tidur, Farhan Febrian Jurusan Dirasat
Islamiyah. Saya dengan Farhan selalu bersama kalau kata teman-teman
lainnya seperti biji tidak bisa di pisah, Ratna Sari Jurusan Manajemen, sering
menjadi bahan ledekan di anak-anak cowok, Ahmad Misbahul Munir
Jurusan Teknik Informatika, yang menyediakan stick game sehingga selama
KKN ada hiburan, kalau tidur susah dibangunkan, Handan Siswaningrum
Jurusan Teknik Informatika, urusan surat menyurat ke Handan, orangnya
kalau ngomong selalu tidak santai, Risma Ramjani Jurusan Kimia, suka beli
papeda, salah satu penerima beasiswa kse, Amalia Wisa Sabila Jurusan
Sosiologi, orang yang gerak cepat kalau ada kegitan bareng sama Atikah,
pernah bilang kalau dia kelebihannya penyabar
Pada tanggal 17 Juli 2018 semua kelompok berkumpul di Auditorium
Nasution untuk pelepasan KKN 2018. Setelah pelepasan kelompok KKN
saya melakukan rapat untuk membahas teknis keberangkatan ke tempat
KKN. Akhirnya memutuskan untuk menyewa mobil untuk membawa

Cahaya di Langit Rawa Kidang |219


semua barang-barang. Tanggal 19 Juli kelompok SIAP 86 berangkat menuju
tempat lokasi KKN dengan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam.
Sebelumnya kelompok saya sudah melakukan beberapa kali survey,
salah satu survey yang dilakukan adalah penentuan tempat tinggal selama
KKN. Ketika saya survey saya bertemu dengan staf desa pak Jaro Arif dan
Sekretaris Desa kang Fahmi, saya menanyakan bagaimana untuk tempat
tinggal kelompok KKN saya. Pak Jaro akhirnya mencoba untuk mencari
tempat tinggal buat mahasiswa KKN. Sebelumnya ditawarkan untuk tinggal
di tempat pak RT yang sebelumnya sudah pernah rumahnya dijadikan untuk
tempat tinggal mahasiswa KKN namun teryata pak RT belum siap. Pak Jaro
Arif mencarikan lagi ada salah satu warga yang bersedia rumahnya
digunakan untuk tempat tinggal mahasiswa KKN yaitu pak Rojali beliau
adalah mantan lurah desa rawakidang. Kelompok saya diajak untuk melihat
kondisi rumahnya, tangggapan dari kelompok saya pun baik dan setuju.
Pihak desa mencoba mencarikan rumah 2, 1 untuk cowok dan 1 cewek,
karena apabila di campur takut ada omongan yang tidak baik dari
masyarakat. Rumah pak Rojali ada untuk perempuannya tinggal di rumah
orang tua dari pak Rojali dan cowok tinggal di rumah pak Rojali.
Tempat tinggal antara cowok dan cewek yang dipisah akhirnya
menimbulkan sedikit masalah pada kelompok. Saya anggap itu sebuah
kewajaran, masalah yang timbul dengan adanya tempat tinggal dipisah
adalah ketika kami melakukan kordinasi terkadang menjadi terhambat,
kadang ceweknya sudah siap cowoknya belum siap ataupun kebalikannya.
Akhirnya membuat prasangka-prasangka yang kurang baik pada setiap
individu dalam kelompok.
Pembelajaran yang bisa diambil dari permasalahan ini intinya bisa
saling terbuka dan tegur dengan cara yang baik tidak menyinggung hati yang
nantinya bakalan asik dan lancar dalam menjalankan kegiatan. Beberapa dari
kelompok saya ini dalam menjalankannya apapun di tempat KKN kurang
melakukannya dengan hati terkadang masih ingin yang mudah saja dalam
mengerjakan sesuatu. Apapun kalau dilakukan dengan hati yang tulus semua
pasti akan bahagia.
Rawakidang Selalu Abadi dalam Ingatan
Desa Rawakidang yang dikelilingi oleh hijaunya sawah disebut juga
sebagai desa dengan lumbung beras yang belum lama desa ini kedatangan
mentri untuk memberikan bibit padi untuk desa Rawakidang. Pertama kali
saya datang ke desa Rawakidang saya merasa desa ini sudah cukup maju

220| Cahaya di Langit Rawa Kidang


dengan fasilitas yang sudah ada di desa Rawakidang. Sinyal handphone sangat
bagus, rumah-rumahnya juga sudah cukup baik, airnya juga masih bersih.
Terlebih lagi saya mendapatkan tempat tinggal yang cukup baik kondisinya
dengan WC yang sangat baik, peralatan masak, tempat tidur juga sudah ada.
Apabila di bandingkan dengan desa-desa lain bisa dibilang tempat tinggal
kelompok SIAP 86 sangat baik, karena saya menyaksikan sendiri bagaimana
tempat tinggal teman-teman kelompok lain.
Desa Rawakidang juga terkenal dengan banyak jagonnya yang
awalnya membuat kelompok SIAP 86 menjadi waspada dengan kondisi desa
yang akan saya tinggali. Memang benar desa Rawakidang terkenal dengan
desa yang banyak jawaranya contohnya saja Si Pitung ternyata dia berasal
dari desa Rawakidang. Ketika saya tinggal di desa Rawakidang ternyata
yang punya rumah yang kelompok SIAP 86 tinggali ini dahulunya adalah
jawara yaitu bapak Rojali dan Jaro Arif. Bapak Rojali yang dulunya mantan
lurah itu wktu mudanya ditakuti banyak orang sama dengan Jaro Arif. Kalau
parkir motor saja di daerah sekitaran rumah bapak Rojali tidak pernah di
kunci stang dan rumahnya pun jarang di kunci. Bapak Rojali pernah bilang
kalau di daerah sekitaran sini alhamdulillah belum pernah kehilangan. Tapi
kalau selain RT pak Rojali tidak bisa menjamin bakalan aman atau tidak.
kalau untuk lingkungan Rt pak Rojali saya yakin aman. Mendengar seperti
itu saya bersyukur karena kelompok KKN SIAP 86 tinggal di rumah jawara
jadi tidak ada yang berani untuk mengganggu kelompok KKN SIAP 86
terlebih yang perempuannya.
Desa Rawakidang terbagi menjadi tiga kampung yaitu kampung
Buaran, Rawakidang, dan Jamblang yang mana jarak dari kampung ke
kampung lain cukup jauh yang akhirnya terkadang untuk mengadakan
suatu kegiatan se desa itu harus mengajak masyarakat dengan usaha yang
lebih. Saya untu mengadakan kegiatan yang tingkatya sedesa biasanya
mengundang bapak Rt untuk menyampaikan bahwa mahasiswa KKN akan
mengadakan kegiatan. Tapi sayangnya hal seperti itu juga belum bisa
mendatangkan masyarakat untuk hadir. Akhirnya kelompok KKN SIAP 86
keliling kampung untuk mengajak masyaraka ikut berpartisipasi dalam
kegiatan mahasiswa KKN. Partisipasi masyarakat lebih terlihat apabila
kegiatannya yang ada hadiahnya hal ini tampak sangat jelas ketika saya
mensosialisasikan kegiatan mahasiswa KKN beberapa masyarakat
mengatakan “nanti 17an ada doorprize lagi gak, seperti mahasiswa KKN tahun lalu”
sebagian masyarakat mengatakan hal yang sama mereka lebih menunggu

Cahaya di Langit Rawa Kidang |221


kegiatan yang ada hadiahnya tapi kegiatan yang biasa penyuluhan,
wirausaha, dll meraka antusiasnya kurang. Ketika kelompok KKN SIAP 86
mengadakan kegiatan berwirausaha dari sablon, pembuatan terarium dan
keset yang nantinya bisa jadi usaha untuk masyarakat di desa Rawakidang
namun antusiasnya sangat kurang mungkin masyarakatnya kalau pagi
mencuci, pergi ke sawah dan sore baru pulang. Namun ketika kelompok
KKN SIAP 86 mengadakan jalan sehat menyambut HUT RI 73 yang diakhir
dengan doorprize antusias masyarakatnya sangat besar karena ada motivasi
untuk mendapatkan hadiah.
Pada tanggal 17 Agustus kelompok KKN SIAP 86 pagi harinya
mengikuti upacara bendera di kecamatan Sukadiri bersama dengan teman-
teman KKN dari desa lain. Setelah selesai dari upacara saya dengan teman-
teman bersiap untuk mengadakan lomba-lomba karena bertepatan pada hari
Jumat maka lombanya diadakan setelah solat jumat. Lomba untuk anak kecil
sampai untuk remaja dewasa dan ibu-ibu. Setiap lomba mempunyai
keseruan yang sangat unik, lomba balap karung pake helm sangat
mengundang tawa dan keseruan yang saling teriak memberikan semangat.
Lomba tarik tambang untuk ibu, remaja dewasa dan anak kecil juga seru
karena hadiahnya berupa uang yang semakin membuat mereka semangat.
Lomba yang paling membuat heboh sekampung adalah lomba goyang kursi
panas yang dilombakan untuk ibu-ibu dengan cara mainnya bergoyang
mengeililingi kursi yang sudah disediakan musik berbunyi semua joget
mengelilingi kursi dan ketika mati maka semua rebutan untuk duduk di
kursi apabila tidak dapat kursi maka kalah semua di lakukan sampai
menyisakan satu orang sebagi juara. Semua penonton merasa terhibur denan
lomba ini para peserta juga sangat senang sampai mereka rela jatuh untuk
mendapatkan kursi.
Canda, tawa, sedih, marah sudah menjadi satu selama di tempat KKN
banyak hal yang sudah dilalui bersama terlebih dengan keluarga bapak
Rojali yang sudah saya anggap menjadi bapak dan ibu sendiri. Kalau mereka
berdua sudah cerita pengalaman itu sunguh sangat menyenangkan,
terkadang pagi hari sudah dibuatkan sarapan oleh ibu kalau ibu lagi libur
kerja. Setiap malam jumat anak cowok dan juga sebagian anak perempuan
ikut yasinan bareng dilanjutkan dengan makan bareng sungguh hal yang
sangat indah ketika semua dilakukan bersama-sama. Setiap hari minggu
ketika ibu libur selalu mengajak untuk ngeliwet bareng, sambil cerita
berbagai hal yang jarang dilakukan di kota. Kebersaman yang saya dapatkan

222| Cahaya di Langit Rawa Kidang


di daerah lingkungan rumah pak Rojali sangat luar biasa budaya saling sapa
sangat kental yang mungkin di kota Jakarta sudah tidak saling peduli satu
sama lain namun di desa Rawa kidang itu kebersamaan, gotong royongnya
masih sangat kuat contohnya saja ketika ada salah satu dari warganya ingin
merenovasi rumahnya warga disekitar rela tidak pergi ke sawah untuk
membantu merenovasi rumah dari salah satu warganya. Ini membuktikan
bahwa budaya gotong royongnya masih tetap lestari menjadi pelajran buat
diri saya sendiri untuk bisa peka terhadap lingkungan.
Desa Rawakidang masyarakatnya termasuk dalam segi agamanya
masih sangat kuat. Terlihat dengan banyaknya mushola yang jaraknya tidak
berjauhan dan alhamdulillah yang solat ke masjid juga cukup banyak. Anak
di sana setelah sekolah mereka pagi atau sorenya dilanjutkan untuk ngaji
Diniyah yang biasanya mereka ngaji di samping rumah saya tinggal karena
itu tempat pesantren. Kelompok KKN SIAP 86 setelah bada magib ikut
membantu mengajar ngaji karena santri cukup banyak. Ketika awal KKN di
desa Rawakidang saya setiap hari melakukan yasinan karena ada warga yang
baru saja meninggal. Jadi, setiap malam selalu yasinan di rumah warga yang
baru saja meninggal dan itu berlangsung kurang lebih selama dua minggu
karena yang meninggal ada beberapa. Ada hal unik ketika sudah di hari
ketujuh harian budaya di sana setelah tahlilan mereka memberikan amplop
dan nasi bungkus. Awalnya bingung kenapa di kasih amplop karena kalau
di Jakarta hanya diberikan nasi bungkus saja. Tapi kalau di desa Rawakidang
juga dikasih amplop yang berisi uang. Ada keunikan lain di desa Rawakidang
yaitu setiap mushola di desa Rawakidang itu tidak ada plang namanya hanya
mushola namun tidak ada plang nama yang menunjukkan bahwa itu
mushola. Pada akhirnya membuat kelompok KKN SIAP 86 terinspirasi
untuk membuat plang nama mushola. Alhamdulillah masyarakat senang
dengan program mebuat plang nama mushola dan masjid sehingga menjadi
penanda bahwa ada mushola serta mushola menjadi lebih terlihat bagus.

Kebahagian di Desa Rawakidang


Nyaman, bahagia dan asri, dua kata yang menggambarkan desa
Rawakidang. Setelah tiga puluh hari tinggal di desa Rawakidang saya
menemukan kenyamanan yang berbeda dengan di Jakarta dan asri desanya
setiap pagi dan sore disuguhi oleh hijaunya pemandangan sawah dihiasi oleh
matahari. Banyak kebahagian pun saya dapatkan selama di desa

Cahaya di Langit Rawa Kidang |223


Rawakidang. Setelah satu bulan saya di desa Rawakidang akhirnya waktu
harus memisahkan, setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Sedih dan
bahagia ketika saya dan teman-teman lain harus berpisah. Sebelum kembali
ke Jakarta saya dan teman-teman lain membuat pertunjukkan sekaligus
perpisahan dengan masyarakat di desa Rawakidang. Pertunjukkan itu
menampilkan beberapa kesenian yang telah saya dan teman-teman lain
ajarkan kepada anak-anak di desa Rawakidang. Selama satu bulan di sana
setiap pagi atau sore anak-anak selalu datang ke rumah untuk les dan juga
belajar kemampuan ekstrakulikuler lainnya seperti membaca puisi, pidato,
bernyanyi, dan bermain drama yang salah satu tujuannya supaya anka-anak
berani untuk tampil di depan banayak orang. Serta mereka bisa
menunjukkan bakat mereka dari bidang lainnya. Antusias mereka setiap hari
datang ke rumah tempat saya tinggal sungguh luar biasa terkadang capek
namun melihat mereka semangat dan bisa melakukan apa yang diajarkan itu
membuat saya bahagia. Pada malam perpisahan banyak masyarakat yang
hadir untuk menyakskan penampilan dari putra-putri desa Rawakidang.
Saya sangat bahagia sekali malam itu melihat mereka tampil dengan rawut
wajah yang bahagia. Perjuangan saya mengajar dan memberikan motivasi
kepada mereka sungguh dibayar dengan penampilan mereka yang sangat
menikmatinya. Bahagia dan sedih campur aduk malam itu. Bahagia melihat
mereka bisa tampil sedih kalau sebentar lagi akan meninggalkan mereka.
Kelompok KKN SIAP 86 juga memberikan alat sablon dan juga
pelatihan terarium dan pembuatan keset dari bahan baju yang sudah tidak
terpakai yang bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Dengan tujuan
agar perekonomian di desa Rawakidang bisa lebih kreatif lagi selain petani
juga bisa berwirausaha. Hal seperti bisa membuat perekonomian di desa
Rawakidang bisa meningkat. Kelompok KKN SIAP 86 juga membuat
pelatihan untuk guru-guru di sana tujuan juga supaya kualitas dari guru-
guru di desa Rawakidang meningkatkan sehingga anak-anak bisa semangat
untuk belajar dan sekolah sampai tingkat yang paling tinggi. Satu orang guru
bisa menciptakan banyak orang hebat maka kami memfasilitasi guru-guru di
desa Rawakidang kualitasnya meningkat. Saya berharap apa yang sudah
saya dan teman-teman KKN SIAP 86 berikan dapat bermanfaat bagi
masyarakat di desa Rawakidang. Mungkin itu yang bisa saya dan teman-
teman berikan semoga itu bisa bermanfaat kedepannya untu masyarakat di
desa Rawakidang.

224| Cahaya di Langit Rawa Kidang


M
“Pengabdian Nyata di Desa Rawa Kidang”
-Muhammad Syarifudin-

Tantangan Baru
Kuliah kerja nyata merupakan agenda rutin tahunan yang harus
dijalani oleh mahasiswa semester 6 sebagai implementasi ilmu yang mereka
dapat di perguruan tinggi, dalam kuliah kerja nyata mereka berperan aktif
dalam masyarakat tempat mereka melakukan pengabdian, karena KKN
merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan tinggi yakni pengabdian
pada masyarakat.
Sebelum melakukan Kuliah Kerja Nyata saya sudah pernah
melakukan kegiatan yang serupa pada tingkatan Fakultas yakni Bakti Sosial
yang sistemnya hampir sama dengan KKN, baik dalam segi lama pelaksanaan
dan juga program yang dibawa ketempat Bakti Sosial. Dalam pelaksanaanya
Bakti Sosial yang dilakukan menghasilkan dampak yang sangat besar bagi
para volunteer yang ikut, karena dapat mengerti kehidupan secara langsung
dan merasakan bagaimana kehidupan masyarakat sesungguhnya, oleh
karena itu saya sedikit berekspektasi bahwa KKN tidak jauh berbeda
dengan Bakti Sosial yang saya lakukan sebelumnya.
KKN sebenarnya menjadi ketakutan tersendiri untuk saya karena
cerita dari beberapa kaka tingkat yang mengatakan bahwa KKN tidak sama
dengan Bakti Sosial, yang dalam hal ini kita disatukan dengan berbagai
macam kepala dari berbagai fakultas yang ada di UIN yang sebelumnya kita
tidak kenal dan harus tinggal selama kurang lebih satu bulan di lokasi yang
sudah ditentukan, tentu hal ini jelas membuat saya berfikir apa bisa saya
tahan dengan orang-orang yang baru saya kenal dan harus berbagi dengan
mereka, namun ketakutan tersebut merupakan ketakutan yang tidak
beralasan karena itu merupakan sebuah ke egoisan saya sendiri dalam
berhadapan dengan orang baru.
Dengan semangat mengabdi kepada masyarakat lah saya
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata ini, selain dari kewajiban kampus
tentunya, dengan mengabdi kepada masyarakat saya bisa banyak belajar
tentang kehidupan sesungguhnya bila kelak nanti lulus dari perguruan
tinggi.
Saya memiliki sedikit kemampuan dalam bidang pengoperasian
kamera dan berkaitan dengan tehnik pembuatan video dan sedikit ilmu yang

Cahaya di Langit Rawa Kidang |225


ingin saya bagikan kepada anak-anak yang berada di desa tempat saya
mengabdi, agar anak-anak yang berada di sana dapat menggunakan gadget
atau Hp dengan baik dan benar dengan jalan kreatifitas, Saya juga dapat
membantu mengajar anak-anak disana Bahasa Inggris karena saya
mempunyai sedikit kemampuan berbahasa Inggris yang saya peroleh dari
kursus, dan saya dapat memberikan pengajaran kepada anak-anak disana
agar dapat lebih tahu dan bisa berbahasa Inggris.
Namun dalam hal ini PPM selaku koordinator dalam pelaksanaan
KKN ini menyarankan agar mahasiswa disana dapat menjadi pemecah
masalah masyarakat yang ada dan dapat berkontribusi dengan ilmunya
bukan hanya fisiknya, hal ini menurut saya akan susah Karena stigma dan
cerita dari kaka-kaka sebelumnya yang menjalani KKN, tidak jauh dari
mengajar dan menjadi pelayan masyarakat dalam artian menggantikan tugas
aparatur desa.
Semua kemampuan yang saya punya memaksa saya untuk dapat
menyeimbangkan dalam pengabdian berdasarkan ilmu dan juga fisik, namun
hal ini membuat saya merasa tertantang untuk dapat mengembangkan
kemampuan saya dan melakukannya dengan sepenuh hati dan juga
berlandaskan akan keikhlasan untuk berbagi ilmu yang saya punya.
Kuliah Kerja Nyata merupakan tantangan baru dalam hidup saya
yang merupakan mau tidak mau harus saya lewati karena memang sudah
menjadi kewajiban mahasiswa semester akhir untuk melakukannya, dalam
perjalanan sebelum KKN banyak kabar bahwa KKN tidak akan sama dengan
apa yang saya lakukan pada Bakti Sosial meskipun waktunya
pelaksanaannya sama, dan ditambah pula dengan sistem acak dalam
pemilihan anggota yang kemungkinan besar kita tidak akan tahu watak,
sifat dan tingkah laku teman kita selama KKN berlangsung.
Namun dari beribu alasan dan pandangan minor kenapa
diadakannya KKN terdapat pula beribu alasan untuk kita selalu bersyukur,
belajar memahami berbagai macam sifat orang, belajar bermasyarakat,
mengerti akan kehidupan bermasyarakat sesungguhnya yang sebelumnya
belum saya dapat dari bangku perkuliahan dan juga organisasi.

Awal Cerita Beribu Kenangan


Kelompok KKN kami merupakan kelompok yang bisa dibilang lucu
karena terbentuk dengan nama seperti pada acara di stasiun televisi swasta
yakni dengan nama SIAP 86 yang pada awalnya tercetus oleh seorang

226| Cahaya di Langit Rawa Kidang


anggota yang mengakomodir kami dalam pembuatan grup yakni saudara
Muner dengan keisengan dia muncullah nama SIAP 86 dengan alasan bahwa
menyesuaikan dengan nomor urut kelompok yang kebetulan Kelompok 86,
namun seiring berjalannya waktu nama kelompok tersebut memiliki arti
tersendiri dengan memberikan kepanjangan dari kata SIAP, yakni Smart,
Integrity, Action dan Productive. Dengan harapan bahwa kelompok kami sama
seperti arti dari kepanjangan SIAP tersebut.
Awal pertemuan dengan kawan-kawan KKN tidak semua bisa hadir
dalam pertemuan tersebut hanya dihadiri kurang lebih 9 anggota dari jumlah
19 anggota yang terdaftar dalam PPM, pada pembahasan pertama kami
perkenalan hanya sebatas formalitas agar dapat saling kenal terlebih dahulu,
dan langsung membicarakan apa yang paling penting dibutuhkan diawal
dalam kelompok, karena penghubung kelompok dengan informasi dari PPM
belum ada maka kelompok kami memutuskan untuk memilih seorang
Humas sebagai penyambung informasi dari PPM kepada kelompok.
Pada pertemuan pertama itu masih terlihat setiap anggota malu-malu
untuk berbicara dan acuh tak acuh dengan pertemuan tersebut karena
pertemuan atau bahasa kerennya rapat pertama itu berjalan dengan alot
dalam kata lain tidak ada yang ingin mengajukan diri untuk menjadi seorang
Humas maka saya mengajukan diri agar rapat pertama pada waktu itu cepat
selesai dan saya bisa melanjutkan urusan yang lain.
Dalam perjalanan pada Pra KKN ini terdapat berbagai macam
hambatan untuk pemilihan ketua beserta sekretaris dan bendahara karena
dalam pemilihan tersebut ada beberapa anggota yang tidak bisa hadir dan
baru terpilih sebagai ketua beserta sekretaris dan bendahara setelah
pembekalan KKN yang dilakukan oleh PPM Karena dalam menentukan
kepala kelompok yang dalam hal ini akan menjadi penanggung jawab selama
kami KKN di desa orang yang sebelumnya kita belum tahu haruslah dengan
sepengetahuan seluruh anggota kelompok dan mengetahui kompetensi
apakah dia layak menjadi ketua kelompok atau tidak, dan dalam pemilihan
tersebut terpilihlah ketua kelompok yakni saudara Rizky Darmawan
mahasiswa fakultas Syariah dan Hukum yang berpengalaman dalam dunia
organisasi intra maupun ekstra kampus lalu dilanjutkan dengan pemilihan
sekretaris dan bendahara yang diisi oleh 4 orang yang amat sangat
berdedikasi tinggi dalam kelompok karena tidak pernah mengeluh dengan
tanggung jawab yang diberikan dan selalu sigap jika dibutuhkan tenaganya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |227


Dalam kelompok SIAP 86 ini terdapat berbagai macam manusia
dengan karakteristik, sifat dan watak yang berbeda-beda yang memang
mustahil untuk dapat menyatukan banyak kepala dalam waktu singkat
namun dengan seiring berjalannya waktu kelompok ini dapat bergerak
dengan kompak, anggota-anggota dalam kelompok SIAP 86 dalam
pandangan saya memilki kemampuannya masing-masing yang menurut saya
mereka adalah orang-orang hebat dengan segala macam kekurangan yang
bisa saling ditutupi oleh anggota lain.
Setiap anggota memiliki sifat masing-masing yang menurut saya
punya karakteristik tersendiri seperti ketua kelompok kami yang
merupakan anak Fakultas Syariah dan Hukum yang memiliki cara bergaul
yang sedikit berbeda karena mungkin dilingkungannya dia seling
menambahkan kata-kata khiasan disetiap akhir katanya dengan kata yang
kurang enak didengar namun tetap dia sebagai ketua terus mencoba untuk
selalu dapat memberikan yang terbaik untuk anggotanya, bendahara 1 yakni
Aditya Bestari, orang yang seru dia berada satu fakultas dengan ketua
kelompok namun berbeda jurusan, sebagai bendahara sangat terbuka
dengan keuangan kelompok yang ada dan sudah mempersiapkan segala
sesuatunya dengan matang soal pengaturan keuangan, bendahara 2 yaitu
Dian, berasal juga dari Fakultas Syariah dan Hukum orangnya asik hanya
susah untuk diberikan job desk seperti jadi dirigjen atau MC pun tidak pernah
mau namun dia mempunyai alasan karena memang harus memanage
keuangan kelompok yang amat sangat susah, berlanjut ke Sekretaris 1 yakni
Handan, berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi, dia dipilih menjadi
sekretaris karena rekomendasi dari temannya satu fakultas dan satu
kelompok juga dengan kami Muner, menurutnya berkompeten dalam hal
surat menyurat, orangnya agak labil jika diminta pendapat terkadang tidak
sampai 5 detik sudah pendapatnya namun dalam surat menyurat dapat
diandalkan, dan yang terakhir sebagai badan pengurus harian sekretaris 2
yakni saudari Amel, dia mengajukan diri sebagai Sekretaris karena
menggantikan Sekretaris sebelumnya yang mengundurkan diri di karenakan
belum bisa menjadi sekretaris, Amel orang yang ramah, cekatan dan mudah
untuk bergaul.
Orang selanjutnya yang saya ceritakan yakni Furqon yang sering di
sapa Ucin, dia berasal dari Fakultas Ushuludin, orang yang bijaksana yang
dapat menggantikan peran ketua dalam kelompok, anak yang baik dan
mudah bergaul sosok yang dewasa dan selalu mempertimbangkan

228| Cahaya di Langit Rawa Kidang


keputusan dia orang yang mengatur berbagai macam acara di kelompok
kami, selanjutnya Fadil dia berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dia
orang yang pandai, seru dan memiliki keinginan yang kuat akan sesuatu dan
terus mencoba, anggota lainnya yaitu Farhan kami mempunyai julukan
untuk dia khusus yakni “Arab” julukan tersebut berasal bukan karena
mukanya seperti orang arab, ya sedikit mirip lah, entah keturuanan orang
araba tau bukan namun karena dia pernah belajar di timur tengah yang pasti
bukan di Arab mungkin awal julukan itu ada, dia anak Fakultas Dirasat
Islamiyah, dia orang yang mengatur anggaran juga namun dalam hal
konsumsi, Aji berasal dari fakultas paling jauh dari kampus 1 yakni di
Fakultas Adab dan Humaniora, dia bertanggung jawab dalam hal
dokumentasi setiap acara, orang yang selalu mengungkapkan apa yang di
suka dan tidak dan jika untuk urusan olahraga dalam hal ini adalah futsal dia
orang yang paling semangat, anggota lak-laki terakhir dalam kelompok kami
yakni Muner anak Fakultas Sains dan Teknologi yang jika diajak bekerja
selalu jawabannya “Kuy” yang selalu ayo dalam melakukan tugasnya orang
yang seru dan mudah bergaul.
Anggota perempuan selanjutnya yang selain Badan Pengurus Harian
yakni Endah, dia orang yang pendiam menurut saya namun bertanggung
jawab akan setiap tugas yang diberikan, selanjutnya adalah Atikah anak
paling rajin, seru dan baik, selanjutnya Selly calon guru yang selalu
melakukan kegiatan atau program yang dia jalani dengan penuh tanggung
jawab dan selalu sibuk dengan proram yang dia tawarkan dalam kelompok
dan meskipun guru keduanya adalah YouTube tapi dia tetap mecoba
mempraktekkan apa yang dia bisa dan ketahui, selanjutnya Rizka dia orang
yang cukup pendiam sama dengan Endah, orangnya baik jago mijit meskipun
saya belum pernah di pijit sama dia, Arsyilla merupakan anggota kelompok
yang bertugas di dokumentasi dan dekorasi acara, bisa dibilang anggota yang
waw karena dia artis iklan dan FTV juga ternyata, bakatnya acting di
tularkan ke anak-anak desa dalam acara pementasan drama dalam acara
penutupan yang berlangsung meriah dan berhasil, Ratna Sari atau biasa
dipanggil Nana merupakan anak Fakultas Ekonomi dan Bisnis dia berada di
Divisi Humas sama dengan saya dia orag yang baik, kami melakukan
pembagian tugas dalam tugas Humas, dan yang terakhir adalah Risma
menurut saya dia orang yang tegas dan berani.
Kehidupan kelompok KKN SIAP 86 tidak semulus kulit oppa oppa
korea, Karena bagaimana tidak kita di satukan dalam satu kelompok dengan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |229


waktu yang singkat kita mempersiapkan Kuliah Kerja Nyata dan harus
tinggal bersama selama kurang lebih satu bulan di tempat yang baru dan kita
belum tahu watak dan sifat warga sekitar dan tidak heran jika akan terjadi
konflik yang sangat mungkin menghancurkan keutuhan rumah tangga
kelompok yang masih seumur jagung ini.
Belum memulai kegiatan kita dio desa saja sudah terjadi konflik kecil
pertama yang pada dasarnya kurang komunikasi atau miss komunikasi yang
cukup fatal karena masalah akomodasi dan langsung diperbaiki dalam
perjalanan pulangnya agar tidak sama seperti perjalanan menuju lokasi
KKN, lalu pada seminggu awal terus terjadi konflik-konflik kecil yang
semakin lama semakin besar dan menjadi penyakit kelompok yang diawali
dengan pola komunikasi yang kurang baik dari mulai kordinasi antar
individu, ada yang berasal dari ketua kelompok sendiri yang saya bilang
diawal selalu menambahkan kata-kata bumbu yang kurang sedap didengar
dan setiap kordinasi dari ketua kepada anggota kesannya memaksakan
kehendak dari ketua agar selalu di iya kan dan ini yang membuat beberapa
anggota merasa resah, dan itu yang membuat kondisi kelompok menjadi
kurang kondusif dan pada akhirnya berimbas pada acuh tak acuhnya
sebagian anggota kelompok pada instruksi ketua, namun konflik tersebut
sudah mulai berkurang setelah ketua menerima masukan dari beberapa
anggota untuk merubah pola komunikasi yang sebelumnya terkesan
memaksakan dengan segala sesuatu dengan menggunakan 3 kata sakti
tolong, terima kasih, dan maaf yang brifing sebelum pembukaan KKN sudah
sempat saya sampaikan.
Semua konflik yang terjadi dalam kelomopok hanya konflik yang
sama dan terus berulang dan kebanyakan konflik kecil yang sebenarnya
simple dan mudah untuk diselesaikan namun rumit karena berbeda
pendapat berkepanjangan, dan penyelasaiannya berlangsung lama meski
tapi dalam waktu yang sama ketika penyelesaian masalah. Kebersamaan
yang tidak akan terlupakan dalam kegiatan KKN selama sebulan adalah
ketika makan bersama yang selalu satu tempat beralaskan kertas nasi yang
dijajarkan panjang dan semua berbaris makan secara bersama disitu kita
tahu bahwa siapa yang suka makan banyak siapa yang suka menghabiskan
makanan dan siapa yang menjadi predator dalam hal makan-makan, dan juga
bermain permainan yang ada di laptop ketika waktu senggang dan pada
malam hari yang mungkin tidak akan terulang untuk kedua kalinya, piket

230| Cahaya di Langit Rawa Kidang


masak yang selalu berganti dan terkadang tidak terasa bahwa akan piket
lagi.

Rawakidang Punya Cerita


Desa Rawakidang merupakan desa yang amat luas dalam segi
geografi karena desa ini memiliki kampung yang terdapat lumayan jauh dari
pusat desa dan di lewati oleh desa lain, dan lebih banyak persawahan antar
kampung dalam desa ini, letak kampungnya pun saling bejauhan meski
masih satu desa, persepsi awal pada desa Rawa Kidang adalah takut akan
lingkungannya yang keras dan memiliki track record yang kurang baik dalam
tindak kriminal karena ketika pada awal terbentuk kelompok dan mencari
informasi tentang desa yang muncul adalah berita kriminal yang kurang enak
di lihat, banyak anggota kelompok yang merasa takut terhadap lingkungan
desa yang kurang bersahabat, namun semua kekhawatiran tersebut
terpatahkan dengan kita berada disana selama kurang lebih satu bulan
semua berita yang ada diluar memang tidak salah namun setelah kita
mengetahui lingkungan masyarakat semuanya seakan tidak benar adanya
hal itu karena lingkungan desa Rawa Kidang yang sejuk dengan warga yang
ramah menerima anak-anak KKN selama kurang lebih sebulan disana, saya
cukup akrab dengan warga sekitar tempat tinggal karena memang saya pun
ingin lebih mengetahui kehidupan masyarakat sekitar sekaligus
mengakrabkan diri agar saya pun merasa nyaman tinggal selama KKN
berlangsung.
Dalam hal keagamaan pun tidak kalah dalam desa ini terdapat
banyak pondok pesantren seperti salah satunya berada disamping basecamp
saya tinggal terdapat pondok pesantren dan juga digabung dengan madrasah
untuk anak-anak muda smp sampai lulus untuk belajar di Pesantren dan
Madrasah untuk anak-anak belum sekolah sampai SD untuk belajar agama
selain mereka belajar pada sekolah formal untuk pelajaran umunya, bahkan
disetiap malam di setiap musholla diadakan pengajian rutin yang setiap
harinya berpindah-pindah musholla seperti pada musholla depan basecamp
pengajian yang diadakan setiap hari selasa malam ba’da isya dan untuk
pengajian ibu-ibu setiap hari jumat jam 1 di pondok Pesantren Raudhatul
Hasanah yang ada disamping basecamp.
Kesan yang tertinggal di desa Rawa Kidang adalah kebersamaan saat
dilingkungan basecamp yang sangat hangat dan juga ramah karena kami
tinggal di basecamp yang pemiliknya adalah mantan kepala desa Rawa Kidang
Cahaya di Langit Rawa Kidang |231
sebelumnya dan sangat terpandang di desa dan kami disambut hangat disana
bahkan kami sudah dianggap anak sendiri oleh pemilik rumah, karena anak
mereka pun sama sedang menuntut ilmu di luar daerah dan mereka meyakini
bahwa apa yang mereka lakukan kepada kami sambutan hangat
menganggap kami sebagai anak terjadi pada anak mereka dalam
perantauannya yang juga disambut hangat di daerahnya, anak muda di desa
Rawakidang pun sangat ramah, sangat menyambut hangat anak-anak KKN
yang datang bahkan ketika kami baru beberapa hari disana saya dan kawan
kawan kelompok yang pria langsung diajak untuk bermain futsal bersama
anak muda setempat, selain itu juga kami ikut untuk gabung dalam
tongkrongan itu juga merupakan cara kami untuk dapat akrab dengan
pemuda setempat.

Totalitas Pengabdian
Rawa Kidang memiliki lingkungan yang indah dan asri dengan
keramah tamahan masyarakat didalamnya dengan berbagai macam
kesibukan warganya yang selalu menyapa ditengah aktivitas mereka,
membuat desa ini sangat sulit dilupakan dan akan selalu menjadi bagian
dalam hidup saya dan tidak akan pernah hilang.
Bila saya menjadi bagian dari desa Rawa Kidang saya ingin sekali
mengabdi dan bermanfaat bagi warga sekitar dan memajukan pola pikir
dengan kemampuan diri yang ada karena sebenarnya desa Rawa Kidang
memiliki potensi pertanian yang sangat bagus dan bisa dibilang besar karena
mayoritas masyarakat di sana menjadi petani namun sayang sebagian dari
para pemilik sawah menjual tanahnya kepada pihak asing karena kebutuhan
yang memang cukup medesak.
Saya juga ingin mengembangkan desa Rawa Kidang sebagai desa santri
karena banyak nya pesantren yang ada di desa ini dan ingin menutup
stigma negatif yang beredar di luar sana, dengan begitu akan banyak orang
tua yang ingin membawa anaknya untuk beajar di pesantren yang ada di
desa Rawa Kidang.

232| Cahaya di Langit Rawa Kidang


N
“Warna Warni Kisah Desa Rawa Kidang”
-Ratna Sari-

Pengabdian untuk Rawa Kidang


Halo, saya Ratna Sari. Disini saya akan mendeskripsikan sepenggal
pengalaman saya selama Kuliah Kerja Nyata yang begitu berkesan. Rasanya
sudah tidak asing lagi mendengar istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam
dunia perkuliahan. Baik universitas negeri maupun swasta,rasanya tidak
lengkap jika tidak melakukan KKN,karena KKN merupakan salah satu dari
tri dharma perguruan tinggi. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah kewajiban,di tempat
ini saya menimba ilmu untuk menyelesaikan S1 saya sesuai jurusan yang saya
idam-idamkan sejak saya SMA yaitu jurusan manajemen. Tak terasa rasanya
baru kemarin saya menjadi mahasiswa baru,kini sudah memasuki semester
tujuh yang mana program KKN ini dilaksanakan. Program KKN merupakan
salah satu syarat kelulusan,dimana seluruh mahasiswa wajib mengikuti
program KKN ini. Dengan adanya program Kuliah Kerja Nyata,diharapkan
dapat memberdayakan masyarakat sesuai dengan ilmu yang sudah ditempuh
selama kurang lebih enam semester.
Mendengar kata KKN yang ada di pikiran saya pada saat itu adalah adanya
program wajib mengajar di desa yang telah di tentukan. Dalam benak saya,
KKN merupakan tugas terberat dalam menjalani perkuliahan karena
diwajibkan untuk membuat laporan dalam bentuk buku yang akan
didistribusikan ke berbagai perpustakaan. Saya juga sempat berpikir
mengenai perlukah KKN untuk anak ekonomi? Kenapa tidak magang saja?
tentunya magang dapat melatih kemampuan dan dapat mengaplikasikan
ilmu-ilmu yang sudah didapatkan setelah menempuh perkuliahan selama 6
semester.
Namun,tak dapat dihindari KKN merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah. Tiba saatnya
pendaftaran KKN melalui AIS (Academic Information System) dengan mengisi
form dan memilih KKN regular. Kelompok KKN ketentuannya masih sama
dengan tahun sebelumnya,yaitu ditentukan dari PPM UIN Syarif
Hidayatullah. Mulai dari kelompok sampai desa tempat mengabdi
ditentukan oleh PPM UIN Syarif Hidayatullah. Rasa penasaran saya disini
muncul, siapakah teman sekelompok saya nanti selama satu bulan?. Setelah
menunggu kurang lebih satu bulan, PPM UIN Syarif Hidayatullah
mengumumkan pembagian kelompok lengkap dengan desa dan kecamatan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |233


yang akan menjadi tempat untuk mengabdi selama satu bulan. Melihat
pengumuman pembagian kelompok saya berada dikelompok 86 dan di
tempatkan di Desa Rawa Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang
. Setelah pembagian kelompok,PPM UIN Syarif Hidayatullah memberikan
pembekalan kepada peserta KKN. Acara pembekalan KKN disampaikan
langsung oleh Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat (PPM)UIN Syarif
Jakarta yaitu Bapak Djaka Badranaya,ME. Beliau menyampaikan hal-hal
terkait dengan program yang akan dilaksanakan selama melakukan kegiatan
KKN di desa yang telah ditentukan. Beliau juga menyampaikan KKN 2018
perbanyak kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat,jangan berfokus
pada mengajar saja. Mengajar dalam program KKN bukanlah suatu
kewajiban,mengajar tetap ada tetapi bukan yang utama. Hal yang utama
yaitu bagaimana memberdayakan masyarakat desa serta diharapkan dapat
memperbaiki keadaan ekonomi di desa tempat KKN yang telah ditentukan.
Setelah mengikuti rangkaian pembekalan KKN oleh Kepala Pusat
Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Uin Syarif Hidayatullah,saya mulai
membayangkan mengenai apa saja yang akan dilakukan selama berada di
desa nanti. Khususnya yang dapat memberikan manfaat untuk desa dan
tentunya dapat memberikan kesan yang baik. Pada saat itu,saya berencana
akan membuat suatu program kerja yang dapat memperbaiki keadaan
ekonomi di desa,terutama untuk para ibu rumah tangga. Program kerja yang
saya rencanakan saat itu berupa kerajinan tangan dengan memanfaatkan
barang-barang yang sudah tidak terpakai tetapi masih mempunyai potensi
nilai jual,seperti memanfaatkan koran yang sudah tidak terpakai,pakaian
tidak terpakai dan sampah pelastik. Dengan memanfaatkan barang-barang
yang sudah tidak terpakai tentunya akan membuat seseorang menjadi
kreatif. Selain itu memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai juga
memiliki manfaat diantaranya adalah dapat menghemat energi, mengurangi
pencemaran lingkungan, dapat mengasah kreativitas dan
keterampilan,dapat menambah penghasilan serta dapat membuka lowongan
pekerjaan. Tentunya dalam menentukan program kerja yang nantinya akan
dilaksanakan di desa,saya masih harus mengetahui bagaimana potensi yang
ada serta masih harus memilah kembali mana program yang sekiranya bisa
dilaksanakan sesuai dengan potensi yang ada di desa.
Setelah menjalani KKN kurang lebih satu bulan ternyata banyak pelajaran
yang dapat diambil. Tentunya dalam hal merencanakan sesuatu dan
bagaimana menjalankannya. Belajar bagaimana adat istiadat yang ada di desa
dan tentunya menghargai suatu perbedaan pendapat. Dengan adanya
kegiatan KKN,saya di pertemukan dengan teman baru dengan segala

234| Cahaya di Langit Rawa Kidang


perbedaannya dan tentunya dapat menyatukan perbedaan itu menjadi
sesuatu yang istimewa. Selain itu saya juga dapat mengenal anak-anak yang
ada di desa,berbagi ilmu dengan anak-anak dan tentunya di Rawa Kidang ini
saya dapat mengetahui bagaimana hidup bermasyarakat serta dapat
bermanfaat bagi orang banyak.

Teman? Bukan. Kami keluarga SIAP 86


Setelah adanya pembekalan KKN oleh Pusat Pengabdian pada Masyarakat
(PPM),saya dan kelompok berkumpul untuk pertama kali lengkap
anggotanya. Sebelumnya,saya dan teman-teman sudah mengadakan kumpul
bareng untuk saling mengenal tapi tidak semuanya kumpul karena terhalang
oleh jadwal perkuliahan yang berbeda-beda. Pada hari itu saya melihat
wajah-wajah baru yang belum pernah saya temui sebelumnya. Saat
kumpul,saya dan teman-teman perkenalan dan menyebutkan asal
fakultasnya. Dalam kelompok ini saya bertemu teman dari berbagai
fakultas,mulai dari Fakultas Tarbiyah yaitu Selly, Atikah, Endah, Rizka dan
Fadil, Fakultas Syariah dan Hukum yaitu Rizky, Aditiya, Dian dan Arsyilla,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu Syarif, Fakultas Adab dan
Humaniora yaitu Aji, Fakultas Dirasat yaitu Farhan, Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik yaitu Amel, Fakultas Ushuludin yaitu Ucin, Fakultas Sains dan
Teknologi yaitu Handan, Munir dan Risma,serta Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yaitu saya sendiri. Dari pertemuan kali ini mulai lah adanya kehidupan
baru dengan berbagai macam perbedaan. Mulai dari perbedaan
sifat,perbedaan watak serta perbedaan pendapat. Mulai dari sini saya belajar
memahami sifat teman-teman baru saya yang nantinya akan hidup bersama
selama kurang lebih satu bulan. Saya juga belajar menghargai pendapat
teman-teman yang kadang berbeda dan menimbulkan perdebatan. Saat
pertemuan saya dan teman kelompok yang lainnya saling terbuka mengenai
sifat,kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota. Tujuannya
untuk saling mengetahui dan mengenal satu sama lain dan mengetahui
potensi yang ada dalam diri masing-masing anggota kelompok. Setelah
mengenal dan mengetahui potensi yang ada dalam anggota kelompok, saya
dan teman-teman merencanakan program kerja yang sekiranya dapat
dilakukan saat di desa nanti. Saat itu juga,saya dan teman-teman anggota
menyusun struktural organisasi mulai dari yang paling penting yaitu ketua
kelompok, sekretaris, bendahara, divisi acara, divisi humas, divisi publikasi
dan dokumentasi dan divisi konsumsi. Ketua kelompok Rizky, Sekretaris
diamanatkan kepada Handan dan Amel, Bendahara diamanatkan kepada
Dian dan Aditiya untuk mengurus keuangan selama kegiatan KKN

Cahaya di Langit Rawa Kidang |235


berlangsung. Selanjutnya, divisi acara yaitu Atikah,Selly,Endah,Fadil dan
Ucin. Saya diamanatkan berada di divisi humas bersama Syarif dan Risma.
Divisi potret memotret diamanatkan kepada Aji,Arsyilla,Rizka dan Munir
dan yang terakhir yaitu bertugas untuk mengkoordinasi konsumsi selama
satu bulan diamanatkan kepada Farhan. Setelah membentuk susunan
organisasi saya dan teman-teman membuat nama kelompok. Setelah
berunding,SIAP 86 menjadi nama kelompok saya.Bukan hanya sekedar kata
SIAP,tetapi SIAP disini mempunyai akronim yaitu Smart,Integrity,Action dan
Productive dan 86 merupakan angka kelompok saya. Setelah menentukan
nama kelompok,saya dan teman-teman membuat program kerja yang
sekiranya dapat dilaksanakan di Desa Rawa Kidang. Program kerja
sementara ini hanya gambaran kasar saja, setelah survey ke Desa Rawa
Kidang saya dan teman-teman memilah dan memilih kembali program yang
cocok untuk Desa Rawa Kidang. Setelah beberapa kali melakukan survey ke
Desa Rawa Kidang saya dan teman-teman berkumpul kembali untuk fiksasi
program kerja kegiatan KKN selama satu bulan.
Tepat tanggal 20 Juli 2018 Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM) mengadakan acara pelepasan peserta KKN. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah. Hari
itu pun tiba, hari dimana perjalanan menempuh hidup baru bersama teman-
teman yang baru saya kenal. Saya berangkat menggunakan mobil pick up
untuk mengangkut barang, sebagian ada yang mengendarai sepeda motor
dan naik commuter line. Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan saya dan teman-
teman tiba di Desa Rawa Kidang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang.
Tempat tinggal saya dan teman-teman yaitu rumah Bapak Rois untuk
perempuan dan rumah Bapak Ghozali untuk laki-laki. Rumah yang saya
tempati terbilang cukup luas untuk 10 orang perempuan. Jarak antara rumah
laki-laki dan perempuan tidak jauh. Hanya berbeda beberapa meter saja.
Tempat yang saya tinggali lokasinya cukup strategis,dekat dengan balai
desa,sekolah,pesantren,masjid dan mushola. Esok harinya saya dan teman-
teman mengadakan acara pembukaan yang di hadiri oleh Bapak Kepala Desa
Rawa Kidang yaitu Bapak Tajudin beserta para staf desa dan dihadiri juga
oleh dosen pembimbing yaitu Bapak Hidayatulloh.
Saya merasa saat jalan di sekitar tempat tinggal,ada beberapa warga yang
merasa asing dengan kedatangan saya dan teman-teman. Ya, kesalahan
pertama berada pada kurangnya sosialisasi kepada warga tempat saya
tinggal itulah sebab mengapa mereka merasa asing dengan kehadiran saya
dan teman-teman. Tapi setelah menjelaskan tujuan saya berada di desa ini
mereka menjadi ramah dan tidak menatap aneh lagi. Tak lupa saya dan

236| Cahaya di Langit Rawa Kidang


teman-teman bersosialisasi mengunjungi RT dan RW setempat untuk
meminta izin selama sebulan tinggal di Rawa Kidang dan kegiatan yang akan
dilakukan selama satu bulan.
Rasanya waktu sebulan waktu yang singkat untuk mengenal Rawa Kidang.
Mulai dari teman-teman yang unik dan berbeda karakter,anak-anak SDN
Rawa Kidang,anak-anak PAUD dan ibu-ibu PKK Desa Rawa Kidang tak
lupa juga jajanan khas dari Rawa Kidang yaitu papeda.
Minggu pertama,rasanya kekeluargaan mulai terasa dalam kelompok seperti
saling tunggu menunggu ketika waktunya makan, saling peduli ketika
teman ada yang jatuh sakit saling membantu dan masih banyak lagi.
Selama KKN berlangsung, tentunya ada pembagian kelompok untuk piket
masak yang di gilir bergantian setiap harinya. Bicara soal masak memasak,
saya mendapat jadwal piket bersama Dian, Arsyilla,Aji dan Rizky.
Dikelompok masak ini ada juru andalan dalam masak memasak yaitu Dian.
Ya, Dian memang saya akui jago masak dan mengetahui bumbu-bumbu
dapur. Rasa masakannya juga enak dan gurih. Soal gurih tentunya Saya,Dian
dan Arsyilla mempunyai rahasia khusus agar makan menjadi gurih,hehe.
Teman-teman sudah menjuluki kami sebagai genk mecin. Ya, berkat mecin
masakan kami menjadi enak dan gurih. Rasanya tidak lengkap makan tidak
pakai sambal, juru sambal dikelompok masak ini adalah Aji. Sambal buatan
Aji sangat di gemari oleh teman-teman karena sambalnya gurih dan tentu
pedasnya membuat keringat bercucuran.
Hal yang tidak dapat saya lupakan saat berada di Rawa Kidang yaitu saat
mengunjungi PAUD Salsabila. Saat itu saya ditugaskan untuk mengunjungi
Salsabila bersama Selly,Dian dan Aji. Awalnya saya merasa malas mengajar
anak kecil tapi setelah bertemu dengan anak kecil yang berusia 4 tahun
bernama Rama saya merasa terhibur. Rama merupakan anak kecil yang
tergolong cerdas dan aktif di kelasnya. Ia juga pandai dalam mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh ibu guru. Ada satu lagi anak kecil yang dapat
mencuri perhatian saya,yaitu Aulia. Ternyata Aulia adalah kakak dari
Rama,mukanya sangat mirip. Aulia gadis kecil yang pandai dan aktif di
kelasnya. Aulia juga pandai dalam belajar dan pelajaran yang diberikan oleh
ibu guru cepat di tangkap olehnya. Esok harinya saya tidak berkunjung ke
PAUD Salsabila lagi. Saya merasa sedih karena tidak dapat bertemu dengan
Rama dan Aulia. Tapi di lain kesempatan ternyata saya bertemu lagi dengan
Rama dan Aulia. Ternyata rumahnya dekat dengan Balai Desa Rawa Kidang
yang tidak jauh jugadari tempat saya tinggal. Mereka di asuh oleh
neneknya,sementara ibu dan bapaknya bekerja. Rasanya senang bisa
bertemu lagi dengan Rama dan Aulia.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |237


Pada saat perayaan Hari Kemerdekaan RI,masyarakat Rawa Kidang antusias
mengikuti kegiatan lomba yang saya dan teman-teman adakan. Kegiatan
lomba di adakan di halaman Bapak Ghozali. Mulai dari anak-anak, remaja,
ibu-ibu sampai bapak-bapak sangat antusias mengikuti berbagai macam
perlombaan. Mulai dari perlombaan untuk anak-anak yaitu lomba makan
kerupuk, balap karung, balap kelereng, lomba memasukkan paku ke dalam
botol dan lomba tarik tambang. Semua lomba untuk anak-anak berjalan
dengan lancar tanpa ada halangan sedikitpun. Perlombaan untuk ibu-ibu
dan remaja yaitu kursi panas dan joget balon dan lomba untuk bapak-bapak
yaitu tarik tambang. Warga Rawa Kidang begitu senang dengan adanya
perlombaan dalam perayaan HUT RI ke-73 karena setelah perlombaan
diakhir acara ada pembagian hadiah untuk para pemenangnya.
Inilah Rawa Kidang
Pertama kali saya menapaki Rawa Kidang,saya merasa akan banyak sekali
hal-hal baru yang nantinya akan saya dapat dan di jadikan pelajaran. Ya, desa
yang masih dikelilingi hantaran sawah yang luas serta warganya yang masih
terbilang sederhana. Mayoritas warga Rawa Kidang bekerja sebagai petani
dan ada juga yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Di sepanjang jalan desa
terdapat kali,sayangnya kali tersebut sudah dalam keadaan banyak sampah
dan tentunya menimbulkan bau. Sudah menjadi rutinitas warga Desa Rawa
Kidang untuk melakukan kegiatan harian di kali tersebut,seperti mencuci
pakaian,mandi dan ada juga yang membuang hajat di kali tersebut. Ya,begitu
terlihat menjijikan memang melihat kebiasaan masyarakat seperti itu. Selain
itu masyarakat desa juga masih acuh akan kebersihan lingkungan sekitar.
Padahal di pinggir jalan terdapat bak sampah yang disediakan,tetapi
masyarakat tetap membuang sampah sembarangan bahkan membuang
sampah di kali.
Pada minggu pertama di Desa Rawa Kidang,hal pertama yang dilakukan
saya dan teman-teman yaitu bersosialisasi kepada warga sekitar untuk
melakukan pendekatan dan agar saya mengetahui lebih jauh tentang Rawa
Kidang. Kesulitan saya yang mungkin juga di alami oleh teman-teman
lainnya yaitu sulitnya berkomunikasi,karena di Rawa Kidang berbahasa
Sunda. Tetapi hal itu tidak menjadi halangan untuk dapat dekat dengan
warga Rawa Kidang,karena ada beberapa warga yang bisa berbahasa
Indonesia walaupun masih bercampur dengan Bahasa Sunda. Pandangan
saya mengenai warga Desa Rawa Kidang secara keseluruhan ialah warga
yang ramah dan sangat baik. Namun,yang sangat di sayangkan ialah
kurangnya partisipasi pemuda untuk mengikuti acara-acara yang di

238| Cahaya di Langit Rawa Kidang


khususkan untuk anak remaja. Remaja di rawa Kidang,biasanya berkumpul
pada malam hari untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Selama berada di Desa Rawa Kidang,saya dan teman-teman juga menjadi
akrab dengan Ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Awal
kedekatan saat itu Ibu PKK mengadakan acara bina desa dan saya ikut
membantu dalam acara tersebut bersama teman-teman lainnya. Setelah itu
program kerja kerajinan tangan pembuatan keset yang melibatkan Ibu PKK
juga menambah kedekatan saya dan Ibu PKK dan yang terakhir yaitu
pembuatan terrarium yang bisa membuat Ibu PKK dapat mengasah
kreativitasnya dalam menghias kaktus di dalam jar. Tampak wajah yang
sangat ceria dari Ibu PKK yang telah menghias kaktus tersebut, tentunya
terrarium mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga dapat menambah
penghasilan untuk ibu rumah tangga.
Selama mengabdi di Rawa Kidang selama 30 hari,saya mendapatkan
pelajaran yang begitu banyak. Dari Rawa Kidang mengajarkan saya
menghargai perbedaan. Baik perbedaan pemikiran,kebudayaan dan
kebiasaan.
Singkat Namun Bermakna
Setelah berada di Desa Rawa Kidang selama satu bulan dan mendengarkan
cerita suka cita warga Rawa Kidang dan anak-anak ternyata mereka
menyimpan beribu harapan untuk Rawa Kidang kedepannya. Tentunya
menjadi desa yang lebih maju dalam bidang perekonomian saja dan tidak
hanya mengandalkan hasil sawah saja. selain itu harapan anak-anak desa
agar dapat menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mengingat antusias anak-anak desa yang sangat tinggi dalam menuntut
ilmu,tetapi karna terhalangnya biaya serta kurangnya fasilitas sekolah
khususnya tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas). Harapan saya untuk
Desa Rawa Kidang semoga ilmu yang saya dan teman-teman sampaikan
selama berada di desa dapat diterapkan khususnya dalam bidang
perekonomian. Sehingga dapat memperbaiki keadaan ekonomi keluarga dan
tidak lagi bergantung kepada orang lain. Pesan untuk anak-anak Rawa
Kidang,jangan pernah lelah untuk terus belajar,gapailah cita-citamu dan
terus berusaha agar cita-citamu tercapai.
Terimakasih saya ucapkan untuk Bapak Kepala Desa Rawa Kidang beserta
staffnya dan tidak lupa warga yang telah menerima kedatangan saya dan
teman-teman untuk menjadi bagian dari Rawa Kidang sehingga saya dan
teman-teman dapat menjalankan program kerja dengan lancar tanpa adanya
suatu hambatan apapun. Saya berharap semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat memotivasi warga Desa Rawa Kidang serta dapat

Cahaya di Langit Rawa Kidang |239


memperbaiki kehidupan di masa yang akan datang khususnya dalam bidang
perekonomian.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman KKN SIAP 86,Rizky,
Handan, Amel, Dian, Adit, Atikah, Selly, Endah, Ucin, Fadil, Risma, Syarif,
Aji,Munir,Arsyilla,Rizka dan Farhan yang telah melancarkan program kerja
KKN selama satu bulan dan tentunya meninggalkan kenangan yang tak
terlupakan. Semoga kita dapat dipertemukan dilain waktu lagi. Sukses
untuk kita semua.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada Bapak Rois dan Bapak Ghozali dan
Ibu Rumiyati yang telah mengizinkan kami tinggal selama sebulan dirumah
Bapak. Sebagai tamu,saya dan teman-teman merasa bersyukur sekali dapat
diterima dan sering disuguhi makanan. Setiap Hari Minggu,kegiatan kami
bersama Bapak dan Ibu yaitu ngeliwet dan minum es kelapa. Kelapa dipetik
langsung dari pohonnya. Selain makan-makan kami juga sering disuguhi
buah-buahan. Tentunya buah itu hasil dari kebun bapak sendiri. Saya sudah
menganggap Bapak dan Ibu sebagai orang tua sendiri. Saat perpisahan Bapak
Ghozali dan Ibu Rumiyati mengadakan acara bakar-bakar. Ya, malam itu
menjadi malam terakhir untuk bisa bercanda dan tertawa bersama beliau.
Semoga saya dan teman-teman dapat bertemu kembali bersama bapak dan
ibu di lain kesempatan dan dapat membalas semua kebaikan beliau.

240| Cahaya di Langit Rawa Kidang


O
“Kisah Klasik di Desa Rawa Kidang”
-Risma Ramjani-

HADIRNYA KKN
Sebelum saya menceritakan tentang hadirnya KKN, bahwasanya
Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Kepada Masyarakat, dalam
dunia perkuliahan pengabdian kepada masyarakat ini disebut dengan Kuliah
Kerja Nyata (KKN), jadi mau tidak mau, suka tidak suka kita semua akan
merasakan akan hadirnya KKN.
Terasa hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun saya telah
lewati di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan tak terasa diriku
bertemu dengan yang namanya program KKN, KKN merupakan sebuah
program yang sudah terdengar dan terbayangkan ketika diriku masih
menjadi mahasiswa baru dan juga saya mendengar KKN pada saat saudara
perempuan saya pun melaksanakan KKN yang dipimpin oleh
Universitasnya. Awal semester saya merasakan jurusan saya tidak perlu yang
namanya KKN, karena saya berasal dari jurusan KIMIA Murni yang hanya
memerlukan magang/PKL dibandingkan dengan KKN.
Presepsi saya mengenai KKN adalah sebuah program yang
mewajibkan mahasiswanya untuk terjun langsung untuk mengabdi dan
memperdayakan masyarakat selama satu bulan lamanya. Terbenak dipikiran
saya tentang KKN yaitu belajar di masyarakat untuk mengenal apa itu arti
hidup, adat, sosial, toleransi dan rasa membantu kepada sesama umat
manusia atas rasa kepedulian, melindungi harga diri seseorang, dan
membangun mental para masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
KKN itu penting karena KKNVmerupakan pembelajaran kehidupan
yang nantinya akan banyak belajar dan pembelajaran tentang ilmu-ilmu
kehidupan dan bermasyarakat yang tidak akan saya dapatkan di bangku
kuliah, adanya program KKN ini saya bisa belajar menjadi mahasiswa yang
memiliki kepekaan terhadap lingkungan masyarakat dan harus memiliki
jiwa sosial yang tinggi. Bagaimanapun sebagai seorang mahasiswa saya akan
kembali mengabdi kepada masyarakat dan di sanalah sebenarnya kehidupan
saya akan dimulai.
Seiring telah datangnya program KKN, diripun dipaksakan untuk
menerima dan menjalankannya karena kalau tidak dipaksa hidup ini akan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |241


selalu sama dalam kotak yang sama dan tidak akan pernah berubah. Daftar
nama peserta KKN mulai muncul, saya mulai mencari nama saya secara
perlahan hingga saya menemukanya bahwa nama saya berada di urutan
kelompok nomor 086. Tidak lamapun handphone saya berdering dan saya
melihat dichat whattaps adanya sebuah grup yang tertulis kelompok 086.
Setelah pembuatan grup untuk saling mengenal pada akhirnya
kelompok kami mengadakan sebuah awal pertemuan pertama kami yaitu
ajang untuk saling mengenal dan juga dibutuhkannya pembuatan struktur
anggota. Awal mula pertemuan saya dan kelompok secara lengkap terjadi
ketika kami menghadiri kegiatan pembekalan KKN di Auditorium Harun
Nasution, disitulah kami merperkenalan diri sendiri, kelemahan dan
kelebihan masing-masing, pembagian job desk, waktu untuk survei lokasi
KKN, dan hal yang paling istimewa dari hasil pertemuan itu adalah
tercetusnya nama kelompok kami yaitu SIAP 86. SIAP 86 adalah akronim
dari Smart, Integrity, Action dan Productive dan angka 86 sendiri adalah nomor
urut kelompok kami. Makna dari nama kelompok kami yaitu bahwa kami
akan mengabdi kepada desa tersebut dengan ilmu pengetahuan, integritas,
lebih banyak aksi (gerakan) daripada ucapan dan akan menjadi mahasiswa
yang produktif sesuai dengan misi kami yang akan memberikan pengabdian
terbaik untuk masyarakat desa Rawa Kidang.
Akhirnya tibalah waktu dimana diadakankan pembukaan dan
pelepasan para peserta KKN pada tanggal 17 juli 2018 di Auditorium Harun
Nasution. Pada hari yang sama dan dengan berkumpulnya kami di depan
Masjid SC UIN syarif Hidayatullah Jakarta, dengan rasa yang berbeda-beda
yang di miliki setiap orang di kelompok saya, kami dituntut bersama
menyamakan persepsi, pikiran dan memantapkan hati untuk menjalakan
program KKN yang ada di pundak kami.

SATU BULAN BERSAMANYA


Setelah pelepasan KKN pada tanggal 17 Juli 2018 saya dan kelompok
saya bersiap-siap untuk packing barang-barang atau perlengkapan yang
akan dibutuhkan di desa selama satu bulan. Saya dan kelompok saya
berkumpul di UIN untuk mengumpulkan perlengkapan yang akan dibawa
kedalam mobil pick up yang sudah disewa. Ternyata mobil yang kami sewa
hanya cukup untuk barang-barang kami saja, sedangkan beberapa orang
tidak tau harus naik apa. Akhirnya kelompok saya merencanakan beberapa
orang naik motor dan sisanya naik KRL (commuter line) menuju ke Desa Rawa

242| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Kidang menggunakan kereta sampai stasiun Tangerang dan disambung
dengan angkot untuk bisa sampai ke desa Rawa Kidang,. Awalnya saya
berfikir bahwa kelompok saya sangat egois, dimana kelompok KKN lainnya
menyewa mobil tronton, membawa mobil pribadi, tetapi dari situ kelompok
saya mengajarkan salah satu kemandirian dan pengabdian sesungguhnya.
Sesampainya saya dan kelompok saya di desa, kami mulai beristirahat untuk
melepaskan lelah kami, selanjutnya kami pun mulai membereskan
perlengkapan dan barang-barang yang kami bawa, dan kami pun
merapihkan tempat untuk tidur dan rehat kami selama satu bulan disana.
Hingga malam pun telah tiba dan waktunya untuk saya dan teman-temanku
untuk tidur dan untuk memulihkah tenaga yang sudah banyak terpakai
dalam waktu perjalanan karena tenaga kami besok akan dibutuhkan untuk
persiapan pembukaan KKN SIAP 86 di Desa Rawa Kidang.
Segala persiapan pun telah dilakukan dalam waktu beberapa hari
disana dan tibalah watunya untuk pembukaan KKN SIAP 86 di Desa Rawa
Kidang pada tanggal 20 Juli 2018 bertempat dibalai desa. Dengan rasa senang
dan bahagia akhirnya pembukaan KKN SIAP 86 pun sudah selesai dan
dengan dihadiri oleh Kepala Desa Rawa Kidang beserta aparat desa, ketua
RT maupun RW Desa Rawa Kidang dan juga tamu undangan. Setelah itu
kami pun mulai bersama-sama merapihkan balai desa yang telah kami
gunakan untuk pembukaan, kami pun kembali ke posko kami tinggal tetapi
kelompok saya lebih suka menyebutnya dengan rumah walaupun itu bukan
rumah kami sebenarnya, karena selama beberapa hari saya tinggal disana
rumah tersebut bukan hal yang asing bagi saya dan kelompok saya karena
saya merasa sedang berada dirumah sendiri dengan keluarga .
Walaupun di hari-hari pertama saya datang, saya masih malu-malu
untuk melakukan dan mengerjakan sesuatu disana seperti ingin mencuci,
membuat kopi dan ketika ingin membuat makanan dan cemilan lainnya
karena saya bingung membedakan mana yang barang makanan kelompok
dan barang makanan yang pemilik rumah tersebut, saya takut salah ambil
barang makanan tersebut yang nantinya akan berefek tiba-tiba barang
persediaan makanan pemilik rumah habis karena dimakan oleh anak-anak
KKN SIAP 86, tetapi untungnya divisi konsumsi selalu mengingatkan
kelompok kami tentang barang makanan milik kelompok, dan ia
memberitahu posisi tempat di taruhnya barang makanan tersebut, jadinya
tidak akan khilaf dan tertukar dalam barang makanan, sungguh pengingat
yang luar biasa divisi konsumsi kelompok SIAP 86 ini, dan memang untuk

Cahaya di Langit Rawa Kidang |243


makanan selama satu bulan ditempatkan dirumah anggota perempuan dan
masak pun disana biar tidak terpecah dua.
Awalnya saya hanya mengamati setiap individu dari kelompok saya
tentang sifat asli mereka, kelebihan mereka, kelemahan, agar nantinya tidak
ada salah atau baper-baperan didesa selama satu bulan. Kelompok saya
beranggotakan 18 orang dimana setiap individu dari 18 orang ini sangat
berbeda. Saya akan memperkenalkan teman kelompokku yang sudah seperti
keluarga juga. Anggota kelompok SIAP 86 ada saya sendiri yaitu Risma,
Handan, Amel, Ratna, Arsylla, Atikah, Selly, Dian, Rizka, Endah, Munir,
Adit, Farhan, Fadil, Aji, Ucin, Syarif dan Rizky. Kompetensi yang dimiliki
setiap anggot saya sangat berbeda, dari perbedaan ini akan menimbulkan
suatu yang saling melengkapi untuk melakukan misi di Desa Rawa Kidang.
Waktu sebulan begitu tidak terasa untuk saya bisa mengenal karakter
semua anggota KKN, sikap dan tindakan mereka mulai bisa saya amati
selama sebulan hidup bersama. Satu bulan tinggal bersama dengan individu
yang berbeda latar belakang dan karakter membuat saya harus bisa saling
menghargai setiap perbedaan diantara kami dan saya juga harus hati-hati
dan menetapkan diri dalam menghadapi dan memperlakukan mereka. Tapi
setelah setengah bulan saya bersama kelompok saya akhirnya saya
mengetahui bahwa kami adalah kelompok yang kompak dan bekerja sama
yang sangat baik.
Banyak sekali hal yang terjadi diantara kami selama sebulan, yang
tidak akan pernah saya lupakan. Kejadian yang dapat menimbulkan rasa
kasih sayang karena dengan kegiatan KKN ini saya bisa merasakan rasa
kekeluargaan, persaudaraan. Yang membuat bahagia, senang, tersenyum
bukan hanyalah sebuah kegiatan yang berjalan dengan mulus dan sukses
namun yang membuat saya bahagia adalah usaha, kerja keras, rasa memiliki
serta tanggung jawab dari setiap anggota dan saling percaya kepada
kelompok tersebut yang membuat setiap kegiatan berjalan dengan baik.
Banyak program yang akan saya dan kelompok saya terapkan di Desa
Rawa Kidang diantaranya adalah penyuluhan, pelatihan kerajinan,
mengajar, HUT RI dan pensi. Kegiatan yang berkesan bagi saya yaitu
kegiatan perlombaan HUT RI dan juga penutupan KKN kita yang
diadakannya PENSI (pentas seni). Sebelumnya saya sedikit kecewa dengan
kelompok saya yang mengentengkan acara tersebut, karena kami belum ada
persiapan dan briefing mengenai teknis Perlombaan yang akan dilombakan
untuk 17-an, tapi saya salut dengan keberhasilan acara dimana warga cukup

244| Cahaya di Langit Rawa Kidang


antusias menyambuat dan merayakannya. Kegiatan ini hanya dipersiapkan
dengan waktu yang singkat yaitu hanya sehari, disisi ini kerja sama
kelompok saya benar-benar diuji, akhirnya harus rapat hingga larut malam,
menyiapkan alat-alat dan hadiah perlombaan pada hari yang sama saat
kegiatan berlangsung, dengan kerja sama dan usaha serta ikhtiar kelompok
kami dapat membuat acara dengan meriah dan penuh makna.
Selain hal diatas yang tidak bisa dilupakan, masih ada satu kegiatan
yang menyentuh hati saya yaitu kegiatan pensi. Yang paling berkesan dalam
hal ini adalah melihat senyum dan tawa warga desa serta anak-anak Desa
Rawa Kidang saat melihat setiap pertunjukan yang ditampilkan. Acara ini
ditampilkan oleh anak-anak Desa Rawa Kidang yang sudah kami latih
sebelumnya, kelompok saya pun mempersembahkan penampilan menyanyi
bersama, pada saat kami bernyanyi hati ini merasa sedih karna tak lama lagi
saya dan kelompok saya akan meninggalkan Desa Rawa Kidang yang sudah
kami tinggali selama satu bulan lamanya. Kemudian acara terakhir kami
menutupnya dengan menampilkan film dokumenter selama kami di Desa
Rawa Kidang. Isi film ini bukan hanya kegiatan yang kami lakukan selama
sebulan di desa tapi juga tentang opini-opini warga mengenai kegiatan KKN
kami yang sudah berjalan selama sebulan. Terlintas secarik senyuman yang
menghiasi wajah warga desa membuat saya dan kelompok merasa bahagia,
senang, terharuh dan tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.

RAWA KIDANG YANG TAK TERLUPAKAN


Beberapa hari berikutnya kelompok saya melakukan survei dengan
menggunkan kendaraan motor yang seadanya dan dengan memantapkan
prasangka baik kami agar selamat dan motor kami tidak mogok dijalan
nantinya. Selama melakukan survei saya dan teman-teman kebingungan
mencari lokasi desa KKN yang ingin di tuju yaitu Desa Rawa Kidang. Dan
akhirnya saya dan kelompok saya menemukan kantor desa yang bertuliskan
Desa Rawa Kidang. Hal yang tidak akan asing saya lihat adalah hamparan
sawah di kiri dan kanan karena memang sebelum adanya kegiatan KKN saya
sudah mengetahui hal tersebut, dikarenakan saya memiliki teman yang
berasal dari wilayah Tangerang. Saya juga sudah tak asing melihat anak-anak
yang suka mandi di kali karena mereka sangat menikmati itu, tapi yang saya
tidak habis pikir bahwasanya masih banyak ibu-ibu yang masih mencuci di
pinggiran kali, padahal bisa dilihat sendiri air kali tersebut cukup kotor
untuk mencuci pakaian tersebut. Namun memang warga sana sudah

Cahaya di Langit Rawa Kidang |245


menetapkan sebagai adat istiadat dan tidak bisa dirubah, meskipun
kelompok saya sudah pernah bertanya dan memberitau itu semua.
Sesampainya kami di desa tersebut kami langsung ke balai Desa Rawa
Kidang, dan kedatangan kami di sana sangat disambut dengan baik dan
mendapatkan respon yang baik dari pihak pemerintahan desa. Orang yang
bisa pertama kami temui di balai desa tersebut adalah sekretaris desa, disana
saya dan kelompok saya mulai mengenalkan diri dan tujuan kelompok KKN
ini. Setelah itu sekretaris desa langsung mengajak kami untuk bertemu
Ketua Lurah Desa Rawa Kidang yaitu bapak Tajudin, dimana letak rumah
pak lurah tajudin lumayan jauh dengan kantor desa.
Sesampainya di rumah ketua lurah kami langsung di sambut dan di
jamu dengan ramah dan baik, tak terasa obrolan dan candaan saya dan
kelompok telah banyak dalam rumah ketua lurah tersebut, yang saya
pertama liat dan saya rasakan ketika bertemu dengan bapak lurah adalah
sosok seseorang yang pendiam, penurut dan tidak banyak bicara.. Kemudian
setelah berpamitan dengan pak lurah, bapak lurah menyuruh saya dan
kelompok untuk menemui seorang staff desa yang bernama Jaro Raiz. Beliau
bilang kelompok kami bisa meminta bantuan beliau untuk mencari tempat
tinggal untuk menginap di rumah milik seorang ketua LPM desa yang
bernama bapak Ghozali dan juga dirumah ibu dari bapak Ghozali.
Akhirnya pada hari berikutnya kami pun bergegas kembali ke balai
desa untuk menemui Pak Jaro Arif untuk mengkonfirmasi tentang ijin untuk
menginap dan bertempat tinggal selama satu bulan dalam keberlangusungan
kegiatan KKN di Desa Rawa Kidang dan juga ingin memberitahu informasi
kepada pak luruh, karang taruna dan Ibu PKK tentang program yang akan
kami laksanakan selama sebulan lamanya. Sampainya kembali di balai desa
akhirnya kami ke balai desa terlebih dahulu, kami bertemu dengan Pak Jaro
Arif dan kami mengenalkan siapa saya beserta kelompok saya dan mulai
berbincang-bincang untuk ijin menginap di rumah yang bisa kami tempati.
Pak Jaro Arif pun mengajak kelompok saya untuk datang kerumah
seseorang penduduk atau tokoh masyarakat yang katanya masih saudara
dengan beliau. Lalu disaat itu juga kami pergi dari kantor desa untuk melihat
kondidsi rumahnya, dimana rumah yang akan ditunjukan oleh Pak Jaro Arif
lokasinya tidak jauh dari kantor desa dan dekat sekali dengan Musholah
Nurissalam. Kami mulai melihat-lihat rumah tersebut dari luar, dalam dan
ke belakang rumah. Setelah kami melihat-lihat rumah tersebut dan akhirnya
saya dan kelompok masih akan didiskusikan karena pada saat itu belum

246| Cahaya di Langit Rawa Kidang


semua yang tau rumah itu dan masalah uang dari pihak rumah masih belum
menyampaikan.
Dan tidak terasa waktu pun sudah mulai sore menemani melakukan
survei kelompok saya, dan akhirnya saya dan kelompok saya berpamitan
untuk menyudahi survei dan berpamitan untuk pergi meniggalkan desa ke
balai desa. Pelajaran dan kesan dalam survei ini adalah berusaha memberikan
dan berbuatlah yang terbaik kepada orang lain walaupun orang tersebut
tidak kita kenal.
Rumah yang akan saya dan kelompok saya tempati bukanlah rumah
kosong melaikan masih ada penghuni yang akan tinggal bersama kami,
dimana rumah untuk anggota perempuan kami tinggal dirumah Bapak Jaro
Raiz dan Istrinya sedangkan untuk laki-laki mereka tinggal di rumah Bapak
Gozali selaku ketua LPM di desa Rawa Kidang dan istrinya ibu Rumiyati.
Saya dan kelompok saya merasa berntung dipertemukan oleh keluarga
tersebut, saya dan kelompok saya benar-benar diperlakukankan seperti
keluarga oleh mereka, setiap pecan/seminggu sekali kami diajak makan
bersama oleh pak Ghozali dan Ibu Rumiyati yang sudah kami anggap seperti
orang tua kami sendiri.
Mereka sangat baik, ramah dan suka berbagi , tetapi bukan hanya
keluarga kecil mereka namun warga sekitar tempat tinggal saya di Desa
Rawa Kidang pun benar-benar orang yang baik dan ramah, mereka selalu
siap untuk membantu kami. Bukan hanya warganya melainkan anak-anak
yang sering bermain bersama kami juga sangat ramah, menghormati kami
dan suka membuat kami tertawa dan senang. Ketika Hari terakhir saya dan
kelompok saya pulng dari Desa Rawa Kidang, saya merasa tidak kuat untuk
meninggalkan Desa tersebut. Sulit untuk mengatakan perpisahan dengan
Ibu, Bapak, Nenek, Kakek, anak-anak Desa Rawa Kidang sera seluruh warga
desa.
Tentang kereligiusan, warga desa Rawa Kidang tidak perlu diragukan
lagi akan ilmu-ilmu agama. Di sana hampir setiap minggu ada pengajian
umum secara rutin, Jum’at malam Sabtu di Masjid Ma’wal Ikhlas yang
diikuti ibu-ibu dan bapak-bapak, Senin siang ba’da dzuhur ngaji kuping
pengajian Ibu-Ibu dan masih banyak pengajian majlis ta’lim ibu-ibu lainnya
di majlis Al-Barkah dengan membaca burdah, yasiin dan tahlil. Lingkungan
di Desa Rawa Kidang mengajarkan banyak pengalaman baru dan tentu saja
pembelajaran yang tak terlupakan. Hal-hal yang di awal sudah saya jelaskan
bahwa di sini saya belajar tentang kehidupan yang tidak akan saya temukan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |247


di dalam kelas. Kesan yang tak terlupakan adalah bisa mengenal banyak
anak-anak Rawa Kidang yang memiliki antusias dan semangat belajar yang
tinggi. Keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana tidak sedikitpun
menyurutkan semangat mereka untuk belajar hal-hal baru.
Selama sebulan saya tinggal di Desa Rawa Kidang saya merasa sangat
banyak pelajaran hidup, pengalaman yang luar biasa, mengajarkan saya
untuk berani. Satu bulan yang tidak akan saya lupakan di Desa Rawa
Kidang. Rawa Kidang akan selalu ku kenang, terimakasih Rawa Kidang.

HARAPAN UNTUK RAWA KIDANG


Tak terasa waktu sudah terlewati sampailah kepada waktu yang
sudah ditentukan, tapi rasanya waktu satu bulan tidak cukup untuk
menjadikan Desa Rawa Kidang seperti yang direncanakan, karena masih
banyak hal untuk Desa Rawa Kidang. Saya dan teman-teman tidak mau
hanya sekedar memfasilitasi mereka, tapi kami berusaha mendorong mereka
untuk lebih maju lagi. Selama satu bulan saya menjadi warga Desa Rawa
Kidang membuat saya sedikit mengerti mengenai permasalahan yang
dialami oleh desa, selama satu bulan saya mengamati apa saja kekurangan/
kelemahan, kebiasaan jelek dari warga yang dapat memperburuk desa
mereka sendiri.
Jika saya menjadi masyarakat Desa Rawa Kidang ada beberapa
harapan yang ingin saya lakukan untuk menjadikan desa Rawa Kidang
menjadi desa yang lebih baik lagi. Sering kali saya melihat banyak anak kecil
yang masih mandi di Kali dan para ibu-ibu yang masih mencuci di kali.
Mungkin memang sudah adat istiadat mereka seperti itu, tapi jika dipikir
dari sudut pandang saya itu tidak baik, karena kali tersebut tidak bersih dan
tidak layak seperti di sungai yang airnya mengalir sedangkan kali airnya
tidak cepat mengalir. Banyak sekali bakteri-bakteri, dan yang saya takutkan
juga desa tersebut dekat sekali dengan pabrik-pabrik yang ditakutkan
membuang limbah sembarangan. Contohnya adalah kali item yang sudah
tercemar oleh limbah pabrik.
Saya ingin memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang
kesehatan, bagaimana cara menjaga kesehatan, makanan dan minuman yang
baik untuk kesehatan bagi penduduk di sana. Saya akan memberikan mereka
seminar tentang kesehatan seperti mencuci baju di kali. Masih banyak
masyarakat remaja menggunakan barang terlarang dan ditakutkan akan
terjerumus kepergaulan bebas. Saya dan kelompok saya mengadakan

248| Cahaya di Langit Rawa Kidang


penyuluhan bebas narkoba yang disampaikan langsung oleh BNN harapan
saya dengan adanya kegiatan ini, maka masyarakat terutama para remaja
menjadi sadar bahwa tidak ada hal positif yang bisa di dapat dari
menggunakan narkoba. Dan memang rata-rata dari remaja juga
pengangguran, seperti yang ditau bahwa kelompok saya pernah
mengadakan pelatihan sablon yang diharapkan bisa dilanjutkan oleh remaja
Desa Rawa Kidang.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |249


P
“CERITA ANAK PRIBUMI DESA RAWA KIDANG”
-Rizka Amalia-

Mengenal apa itu KKN?


Program Kuliah Kerja Nyata memang sejak dulu ditetapkan sebagai
program tahunan untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketika
saya kuliah disemester 1 saya sering sekali mendengar tentang KKN tetapi
tidak mengerti apa yang akan saya lakukan nanti ketika adanya KKN
tersebut, yang saya tau KKN itu sekelompok orang yang diutus oleh kampus
untuk membantu, memberdayakan, memajukan suatu desa tersebut. Dan
sepertinya KKN itu sesuatu yang mengasyikan, manantang, dan
menyenangkan, karna pada saat KKN tidak hanya saya bercengkrama
langsung dengan masyarakat, melainkan saya berusaha menyatukan 19 orang
dengan latar belakang dan karakter yang berbeda-beda menjadi satu
kesatuan satu kelompok yang kompak. Karena kekompakan sebuah tim
atau kelompok KKN akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan setiap
program yang akan dilaksanakan. Untuk adanya KKN tersebut yang
diadakan setiap tahun sekali di desa yang sering dikunjungi oleh KKN dari
berbagai kampus atau kampus UIN Jakarta juga pasti memiliki kemampuan
yang berbeda-beda ketika melakukan kegiatan di lapangaan, KKN itu
bertujuan bersama-sama untuk menjadikan desa tersebut menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya dan bagaimana saya dan teman-teman saya
menggunakan strategi yang bagus agar KKN yang dilakukan selama 1 bulan
ke depan itu berbeda dari KKN yang pernah singgah di Desa Rawa Kidang
tersebut. Karna di Desa yang saya dapat disini ini sudah sangat sering sekali
dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa yang ingin melakukan Kuliah Kerja
Nyata (KKN), makannya desa tersebut sudah tidak heran dan tidak asing
lagi mendengar apa itu istilah KKN.
Ketika terjun ke lapangan mengetahui permasalahan yang ada disana
dan mencari tahu bagaimana solusinya. Hal itulah yang menjadikan motivasi
untuk saya untuk mengikuti KKN. Dengan mengikuti program tersebut saya
dapat menambah wawasan, mendapat pengalaman baru, dan berinteraksi
langsung dengan masyarakat. Karna pada akhirnya saya akan menjadi bagian
dari masyarakat. Dan sebagai mahasiswa saya harus menjadi bagian penting
dalam masyarakat itu sendiri. Ketika pelaksanaan KKN itu dilakukan
awalnya saya mulai bingung walaupun saya sudah membuat program kerja

250| Cahaya di Langit Rawa Kidang


dan melakukan berbagai sosialisasi di desa tesebut, karna disetiap desa itu
mempunyai ciri khas yang berbeda-beda, mempunyai kebiasaan tradisi yang
berbeda-beda, dan karna mungkin desa disini dan di desa saya itu pasti
berbeda dan ketika turun di lapangan saya harus memikirkan bagaimana
membuat strategi yang bagus dengan warga, lingkungan, tradisi, yang
berbeda dari desa-desa lainnya. Karna disetiap desa itu pasti memiliki
kampung-kampung, dan saya sebagai mahasiswa yang hanya berjumlah 19
orang harus bisa bergaul, beradaptasi dengan warga Desa Rawa Kidang yang
mempunyai 3 kampung yang begitu luas. Dengan warga-warganya yang
pasti berbeda-beda pendapat atau pemikiran yang berbeda-beda. Dan saya
yang hanya berjumlah 19 orang berubah menjadi 18 orang karna salah satu
dari teman saya sedang berhalangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan KKN.
Mengenal Keluarga Baru KKN SIAP 86
Awal mula munculnya nama KKN SIAP 86 itu, ketika pengumuman
nama kelompok disebarkan saya mencari nama saya dikolam ke 86 yang
sudah tercantum nama-nama anggota KKN SIAP 86, sesudah menemukan
nama tiba-tiba saya sudah langsung dimasukkan oleh teman kelompok saya
yang sama sekali belum saya kenal ke dalam grup 86 waktu itu belum ada
nama grupnya hanya urutan kelompokknya saja, teman saya mendapatkan
nomor handphone saya dari teman sejurusan saya, setelah mencari-cari nomor
handphone dan telah terkumpul semua saya dan teman-teman langsung
mengadakan perkumpulan untuk mengetahui siapa saja anggota 86 itu,
ketika itu PPM mengadakan perkumpulan untuk semua kelompok di Audit
Harun Nasution untuk membahas tentang KKN secara mendalam, lalu
ketika sudah selesai saya berkumpul kembali, ketika itu masih sedikit yang
datang karna kesibukan yang berbeda-beda, ketika sudah berkumpul di lobi
timur tarbiyah awalnya berkumpul di samping audit, dan perkumpulan
selanjutnya di lobi timur tarbiyah untuk mengetahui siapa saja anggota dari
KKN 86, lalu saya berkenalan, menceritakan hobi saya, memeberitahu
kekurangan dan kelebihan yang saya miliki, dan ketika sudah selesai lanjut
untuk memilih ketua dan setelah ketua sudah dipilih barulah membuat
Divisi-divisi untuk menjalankan program KKN 86 tersebut.
Setelah sudah selesai membuat daftar struktur KKN 86 lanjut saya
bersama teman-teman saya mendiskusikan nama apa yang akan dipakai
untuk kelompok KKN 86 ini, awalnya saya dan teman-teman mendiskusikan
berbagai macam nama saya lupa salah satunya kemudian mengusulkan KKN
SIAP 86 dan itu sempat ditolak karna tidak memiliki arti dan ketika mencari

Cahaya di Langit Rawa Kidang |251


lagi ujung-ujungnya saya dan teman-teman yang lain sepakat kepada nama
KKN SIAP 86 dan dari kata Siap itu barulah saya dan teman-teman fikirkan
apa arti dari kata Siap tersebut dan setelah diskusi selesai nama Siap itu
adalah (smart, integrity, action, dan produktive). Itulah yang sudah saya dan
teman-teman sepakati bersama untuk nama kelompok KKN SIAP 86.
selanjutnya saya juga mendiskusikan tentang logo, logo yang memiliki arti
tentunya yang membuat adalah saudara Syarif yang memang Syarif ahli
dalam membuat desain-desain seperti itu dan desain itu pun berdasarkan hasil
dari rundingan anggota kelompok. Sesudah perkenalan selesai struktur
keanggotaan KKN SIAP 86 sudah jadi nama sudah ada, dan logo juga sudah
sepakat untuk disebarkan.
Dari nama KKN SIAP 86 itu menunjukkan misi KKN kelompok 86
yang semangat mengabdi kepada masyarakat, dengan perbedaan latar
belakang dan karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota KKN SIAP 86,
maka terdapat pula berbagai macam kompetensi yang dimiliki setiap
anggota kelompok. Seperti Rizki, Rizki adalah ketua kelompok SIAP 86,
yang merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Hukum yang berkompeten dalam
bidang Hukum, maupun Usaha, Rizki selalu memiliki ide-ide atau inovasi
baru untuk warga Desa Rawa Kidang untuk terus memanfaatkan setiap
peluang usaha yang ada, apapun itu misalnya tentang pemberdayaan lele,
bagaimana cara untuk memanfaatkan tanah kosong agar tidak dijual dengan
harga murah padahal masih banyak keuntungan yang akan diperoleh ketika
saya dan teman-teman saya memanfaatkan peluang yang ada. Rizki juga
selalu memberikan saran maupun arahan kepada saya dan teman-teman
ketika sedang melalukan evaluasi dimalam hari. Selain itu ada pula Endah
mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berkompeten dalam
mengajarkan Ilmu Agama kepada anak-anak, seperti mengajarkan pelajaran
Bahasa Arab, berlatih shalawat dan mengajarkan baca tulis Al-Quran. Selain
itu, Dian yang paling jago sekali masak, walaupaun kelompok saya tidak ada
divisi konsumsi karna semuanya masak tapi Dian ini yang selalu membuat
makanan yang paling enak, tidak membuat bosan selalu mempunyai kreasi
masakan baru ketika jadwalnya memasak, Dian juga yang selalu mengajak
saya jajan hampir setiap hari ada saja makanan yang saya beli ketika sedang
bersama Dian. Dan masih banyak lagi yang jago dalam halnya memasak
seperti Handan, yang tidak pernah kalah juga ketika jadwal masaknya tiba
Handan selalu memasak makanan yang enak, Handan juga yang membantu
saya ketika giliran saya telah tiba, dan handan selalu membawa mustofa

252| Cahaya di Langit Rawa Kidang


(kentang kering) ketika pulang dari rumah, ada juga Amel yang paling jago
dalam membuat sambel, kecil-kecil tapi sambal buatannya enak sekali
sampai membuat saya ketagihan. Dalam bidang keagamaan, masih banyak
lagi anggota kelompok yang sangat kompeten seperti: Fadil, Munir, Farhan,
Ucin, Syarif, Nana, Risma dan hampir seluruh anggota kelompok memiliki
kompetensi dalam mengajarkan Ilmu Agama, karna mahasiswa UIN yang
sangat dikenal sekali dengan keagamaannya.
Dalam bidang Pendidikan ada Seli yang merupakan mahasiswi
jurusan Pendidikan Biologi, Seli sangat kompeten dalam mengajarkan
Biologi kepada anak SMP, dan SMA. Seli juga yang mengajarkan Matematika
kepada anak-anak yang sering datang ke posko untuk belajar. Selain itu ada
Fadil mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, disini
Fadil mengajarkan anak-anak dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Fadil juga
yang mengajarkan Pidato, Puisi, pokoknya dalam hal ini Fadil yang sangat
bisa diandalkan dalam kegiatan ini. Dalam bahasa asing, salah satunya
adalah Bahasa Inggris, Atika dapat diandalkan dalam bidang ini, karna Atika
merupakan mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Sebenernya
masih banyak sekali dari jurusan selain jurusan keguruan yang mengajar
anak-anak di Desa Rawa Kidang, karna di sini saya dan teman-teman
membuat jadwal untuk mengajar, setiap anak-anak yang datang ke posko
datang untuk belajar bersama-sama, saya dan teman-teman saya bergantian
untuk mengajar anak-anak, karna semuanya memiliki kemampuan dalam
mengajar yang lebih sering saya dan teman-teman saya ajarkan adalah
pelajaran Matematika, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.
Dalam bidang dokumentasi, ada Aji yang sangat bisa diandalkan. Aji
adalah mahasiswa jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Aji sangat pandai
sekali dalam hal memfoto dan mengabadikan momen-momen indah ketika
saya dan teman-teman sedang melakukan kegiatan apapun itu di Desa Rawa
Kidang, makannya saya sering sekali meminta Aji untuk memfoto saya
maupun teman-teman saya. Selain itu ada Arsyilla, Munir, Syarif yang pandai
sekali dalam hal mengedit foto maupun vidio dengan semenarik mungkin
untuk diunggah ke media sosial. Arsyilla juga sangat pandai dalam hal
mendesain sertifikat, banner, untuk mensukseskan setiap acara. Selain itu
ada juga Adit, bendahara yang selalu memberi saya dan teman-teman uang
untuk membeli lauk makan, untuk kebutuhan kegiatan KKN, dan apapun
itu yang bersifat keuangan pokoknya dalam hal Memanage keuangan Adit
yang paling hebat.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |253


Dalam mengadakan setiap kegiatan, selalu diawali dengan sosialisasi
warga mengenai kegiatan yang akan saya dan teman-teman adakan. Hal ini
dilakukan demi kelancaran dan kesuksesan acara yang akan
diselenggarakan. Rizki, Syarif, dan Ucin selalu menjadi orang yang
membagikan undangan ke setiap pejabat di desa tersebut. Seperti ketua RT,
RW, Jaro, hingga ke Sekertaris Desa dan Kepala Desa. Hampir setiap acara
selalu mereka yang melakukan kegiatan itu sekalian bersosialisasi dengan
warga setempat. Selain Rizki, Syarif dan Ucin, ada juga Farhan, Munir, dan
Fadil yang melakukan sosilaisasi kepada tokoh Agama setempat. Dan
seluruh anggota kelompok yang selalu melakukan hal yang sama, dan tidak
menyerah untuk selalu bersosialisasi dengan warga disekitar Rawa Kidang.
Hal seperti ini sangat berpengaruh sekali terhadap dukungan warga
terhadap program yang akan saya dan teman-teman laksanakan nantinya.
Banyak sekali momen-momen yang tidak terlupakan yang telah terjadi selama
saya dan teman-teman KKN satu bulan penuh di Desa Rawa Kidang. Seperti
ketika saya dan teman-teman menyiapkan semua hal ketika saya ingin
mengadakan suatu acara, ketika melakukan rapat, brifieng, dan evaluasi yang
tidak jarang mengundang gelak tawa seluruh anggota kelompok. Dan setiap
malam ketika saya dan teman-teman sudah mulai bosan juga menyisihkan
waktu saya untuk menghibur diri dengan melakukan permain warewolf
bersama seluruh anggota yang membuat saya semakin tertawa dan tidak
kunjung tidur.
Selain itu masih banyak lagi momen-momen yang tidak terlupakan.
Ketika membantu mengajar di Sdn Rawa Kidang, Tk Salsabila, Pondok
Pesantren Raudhatul Hasanah, mengikuti pengajian malam di Mushalla,
ketika jam istirahat saya bersama Dian, Risma, Nana selalu membeli sosis,
papeda es tea jus dan tidak pernah absen tiap harinya. Dan ketika saya dan
teman-teman menemukan jajanan baru saya pun langsung untuk
membelinya.
Cahaya Harapan Masyarakat dan Kekeluargaan di Desa Rawakidang
Sesudahnya pelepasan KKN dilakukan, saya bersama kelompok saya
sebelum berangkat ke tempat KKN saya dan teman-teman terlebih dahulu
mendiskusikan siapa saja yang akan membawa alat-alat yang akan saya
pakai disana nantinya, setelah saya packing perlengkapan apa saja yang akan
saya butuhkan disana, perlengkapan individu, perlengkapan kelompok,
sudah saya siapkan semua, besok harinya saya beserta teman-teman saya
berkumpul disatu titik untuk berangkat menuju Desa Rawa Kidang
254| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang. Berangkatnya saya dan teman-
teman dari Uin Syarif Hidayatullah Jakarta itu saya pribadi menggunakan
kereta bersama teman-teman saya yang lainnya, barang-barang semua sudah
terkumpul dengan rapih menggunakan mobil pick up ada satu teman saya
juga disitu untuk memberitahukan jalan, anak cowo 4 motor dengan 8 orang
juga sudah siap berangkat, dan sisanya saya dan teman-teman saya
menggunakan kereta yang berhenti di pasar lama dan menyewa 1 angkot
untuk melanjutkan perjalanan menuju Desa Rawa Kidang, alhamdulillah
semuanya tiba dengan selamat sampai tujuan.
Lalu ketika saya dan teman-teman semua sudah sampai di rumah
utama, ternyata warga disini tidak memperbolehkan anak laki-laki dan
prempuannya tidur dalam satu rumah jadi anak perempuan tinggal dirumah
depan rumah utama bersama kakek dan nenek pemilik tempat tersebut, dan
anak laki-lakinya di rumah belakang dengan bapak dan ibu, tetapi
hitungannya saya dan teman-teman hanya membayar 1 rumah saja, dan dua
rumah ini masih satu keluarga jadi kakek dan nenek di rumah saya dan
teman-teman cewe tinggali sekarang ini merupakan ayah dan ibu dari bapak
dan ibu yang tinggal di tempat yang akan anak laki-laki tinggali nantinya.
Setelah selesai menurunkan barang-barang dari mobil saya dan teman-teman
langsung membersihkan rumah untuk saya dan teman-teman tempati
selama 1 bulan ke depan dan laki-laki juga pergi ke rumah belakang untuk
merapihkan barang-barangnya. Rumah yang saya dan teman-teman tempati
ini sangat strategis atau dekat dengan Balai Desa jadi ketika saya dan teman-
teman yang lain membutuhkan sesuatu apapun itu atau sedang menjalankan
suatu program kerja akan lebih mudah untuk melakukannya, tapi jika untuk
menuju rumah Kepala Desa itu jaraknya begitu jauh. Karna saya dan teman-
teman tiba di lokasi siang hari lalu kemudian beres-beres rumah sore
akhirnya saya hanya beristirahat dan besoknya saya dan teman-teman akan
melakukan pembukaan dari desa yang dihadiri oleh warga sekitar, RT, RW
Kepala Desa, Sekertaris Desa, dan Dosen Pembimbing.
Kenangan Manis Bersama Warga Desa Rawakidang
Minggu selanjutnya karna sudah dipenghujung acara atau sudah
mencapai finishnya diminggu ini saya dan teman-teman akan membuat
kenangan manis bersama warga Desa Rawa Kidang. Di minggu ini pertama
saya dan teman-teman mengadakan jalan sehat untuk Desa Rawa Kidang
yang dihadiri oleh Kepala Desa, Polisi, RT, RW pokoknya aparat yang
berkepentingan alhamdulillah telah hadir untuk memeriahkan jalan sehat

Cahaya di Langit Rawa Kidang |255


ini, jadi jalan sehat ini sebenernya program kerja senam ceria yang diadakan
setiap hari minggu tapi karna sudah diminggu akhir dan diminggu depan
saya dan teman-teman yang lain sudah pulang jadi minggu ini saya dan
teman-teman mengadakan jalan sehat, dan jalan sehat ini setelah selesai
dibuka oleh Kepala Desa saya dan teman-teman melakukan jalan sehat dari
Kantor Desa, sampai dengan Pabuaran jaraknya lumayan jauh dan juga
dijalan sehat ini ada dorprizenya juga agar warga desa juga termotivasi untuk
terus hidup sehat. Setelah di Pabuaran sampai, ada pembagian kupon di
depan rumah Kepala Desa karna yang sudah saya bilang rumah Kepala Desa
itu agak jauh dari Kantor Desa, setelah selesai dengan pembagian kupon, air
mineral dan lanjut lagi untuk melanjutkan perjalanan sampai finishnya itu di
Kantor Desa lagi, dan teman saya juga sudah stand by di sana, ketika semua
sudah selesai berkumpul langsung saya dan teman-teman perwakilan
membacakan siapa saja yang mendapatkan dorprize tersebut, di jalan sehat
ini karna Desa Rawa Kidang mempunyai 3 kampung dan semuanya hampir
hadir jadi banyak sekali partisipasi di jalan sehat kali ini, jadi dari panitia
juga membuat dorprize yang begitu banyak tentunya untuk warga Desa Rawa
Kidang, dari pagi jam 7 sampai selesai siang sekitar jam 11\ 11:30 alhamdulillah
acara berjalan sesuai yang diharapkan.
Pada hari Senin selasa dan rabu kami mengadakan pelatihan-
pelatihan untuk anak-anak tampil dipentas seni malam hari nanti,
pementasannya itu ada marawis dari Paud Salsabila, kemudian ada Nasyid 3
orang, Puisi, Pidato masing-masing 1 orang, Pementasan Drama berjumlah
sekitar 10 orang, dan nyanyi bersama panitia dan anak-anak Desa Rawa
Kidang. Di hari kamisnya saya dan teman-teman diundang oleh Kecamatan
Sukadiri untuk mengikuti jalan sehat bersama, sehari sebelum 17 Agustus di
Lapangan Kecamatan Sukadiri, jadi saya dan teman-teman pagi-pagi bersiap
untuk menuju Kantor Kecamatan Sukadiri untuk ikut jalan sehat, dan jalan
sehat ini karna semua Kecamatan Sukadiri, jadi KKN Uin Jakarta yang KKN
di Kecamatan Sukadiri juga ikut berkumpul, bertemu satu sama lain di
Kecamatan Sukadiri, jarak jalan sehat itu jauh sekali alhamdulillah saya
mengikuti dari awal sampai akhir, benar-benar jauh karna mungkin
dorprizenya juga lebih besar jadi jarak tempuhnya begitu jauh. Dari Kantor
Kecamatan, Pekayon, Pasar Jati, lewat jalan sepi saya tidak terlalu hafal jalan
disitu karna begitu jauh sekali dari tempat KKN saya dan finishnya kembali
lagi menuju Kantor Kecamatan dan pembagian kupon pun disitu di jembaan

256| Cahaya di Langit Rawa Kidang


dekat kantor. Karna acara ini besar jadi bakal lama dari pagi sampai sore atau
sampe malam karna dorprizenya diselingi oleh dangdut jadi agak lama, dan
saya tidak mengikuti sampai akhir karna masih harus melatih anak-anak
nasyid, jadi ketika sudah siang saya dan teman-teman pulang semuanya
istirahat dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya yaitu melatih latihan-
latihan untuk pentas seni.
Jumat 17 Agustus saya dan teman-teman berkumpul di Kantor Desa
untuk sama-sama menuju Lapangan Stadion Mini disamping Kantor
Kecamatan Sukadiri untuk sama-sama menghadiri apel/upacara Bendera
Merah Putih. Saya dan teman-teman berkumpul semua di Kantor
Kecamatan, ada Bapak RT, RW, Ibu Pkk, Komunitas Anak Pancasila,
Komunitas Para Remaja Rawa Kidang saya lupa namanya, masing-masing
dari semua mempunyai dress code atau seragam yang sama dengan didampingi
oleh Bapak Kepala Desa dengan seragam putihnya mnggunakan kuda, dan
Ibu Kepala Desa menggunakan baju merah seperti ibu-ibu pkk, dan saya dan
teman-teman dari anak Uin Jakarta menggunakan almamater Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kami mengiring Kepala Desa dari Kantor sampai
Lapangan Stadion Mini dan mengitari lapangan tersebut karna sudah begitu
banyak dari desa lain yang sudah hadir walau belum semuanya, saya
berkumpul berbaris dibarisan yang berbeda, karna ternyata saya dan teman-
teman KKN Kecamatan Sukadiri dibuat hanya satu barisan jadi saya baris
bergabung dengan kelompok lain. Ketika upacara telah dimulai dari pagi
sampai siang saya dan teman-teman langsung pulang ke rumah untuk
mengadakan perlombaan 17 Agustus di belakang rumah yang saya tinggali,
karna sebelumnya saya dan teman-teman sudah mendiskusikan ini jauh-jauh
hari setiap malam jadi sebelum perlombaannya dimulai pada jam 1 dan sudah
dibagi pertanggung jawabnya contoh seperti saya pertanggung jawab makan
krupuk, jadi sebelum acaranya sudah dimulai saya sudah mencari krupuk
dan tali kurnya terlebih dahulu, jadi panitia sudah mempunyai tugasnya
masing-masing jam 1 saya dan teman-teman berkumpul di belakang rumah
untuk mengadakan perlombaan. Ketika sudah jam 1 sudah memulai
perlombaan alhamdulillah warganya sangat mendukung sekali, seru sekali,
rame, seru banget, lucu banyak hal yang membuat saya dan teman-teman
semua tertawa acara yang dibuat sukses semua alhamdulillah.
Dan yang terakhir tgl 18 saya dan teman-teman mengadakan
penutupan di Kantor Desa bersama Dosen Pembimbing, Pak Gozali, dan Pak
Jaro Rais bersama dengan para panitia-panitia untuk melakukan closing KKN

Cahaya di Langit Rawa Kidang |257


SIAP 86. Dan malam harinya saya dan teman-teman membuat warga sedih
terharu dengan penampilan dan vidio-vidio yang saya dan teman-teman
tayangkan, vidio itu menceritakan jalan cerita dari awal datang sampai hari
terakhir di Desa Rawa Kidang dan semuanya sedih terharu karna tidak
terasa sudah satu bulan kita memiliki kenangan yang indah bersama warga
Desa Rawa Kidang dan saya berharap akan selalu dikenang dihati untuk
selamanya. Karna pesan Bapak Gozali “karna setiap pertemuan pasti ada
perpisahan tapi sesudah perpisahan itu pasti ada pertemuan lagi di saat atau
dalam keadaan yang berbeda”. Saya berharap walaupun saya dan teman-
teman yang lain berpisah jarak, tempat, tapi silaturahmi masih saya jaga
sampai kapan pun, karna orang yang memutuskan tali silaturahmi itu sangat
dibenci oleh Allah Subhanahu wata`ala.
Harapan
Harapan saya untuk warga Desa Rawa Kidang agar Pendidikan di Desa
Rawa Kidang lebih maju, lebih baik lagi, Tetapi lebih kepada sosialisasi
antar warga setempat saya berharap antara satu dan lain saling menghargai,
menghormati, mengayomi tidak ada sekutu atau perbedaann antara satu
sama lain agar Desa Rawa Kidang menjadi Desa yang damai, makmur,
berkah dan harmonis.

258| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Q
“Cerita Singkat di Rawa Kidang”
-Rizky Darmawan-

Kewajiban Mahasiswa dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi


Kuliah Kerja Nyata atau yang sering kali disebut dengan KKN
merupakan suatu program kegiatan pengabdian dari mahasiswa kepada
masyarakat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 Tentang Pendidikan Tinggi dalam pasal 1 poin 9 yang berbunyi
“Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban
perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.” Sedangkan yang dimaksud dengan Pengabdian Kepada Masyarakat
terdapat dalam poin 11 yang berbunyi “pengabdian kepada masyarakat adalah
kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program wajib bagi
mahasiswa semester 6 menuju semester 7 yang telah memenuhi syarat,
Kuliah Kerja Nyata juga merupakan salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa dibeberapa fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dan kebetulan Fakultas Syariah dan Hukum mewajibkan mahasiswa dan
mahasiswi nya mengambil matakuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai
salah satu syarat kelulusan, mau tidak mau dan suka tidak suka saya harus
mengikuti program wajib ini secara terpaksa. Mendengar sebutan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) saja saya sudah merasa resah dengan sebutan tersebut,
dikarenakan banyak cerita mengerikan dalam sebutan tersebut. Mendengar
banyak cerita keluhan dari orang-orang yang telah melaksanakan kegiatan
tersebut, membuat saya semakin merasa resah dalam melalukan program
wajib yang telah diatur oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. kegelisahan
hati saya pun muncul “apakah saat saya KKN nanti akan mendapatkan cerita yag
sama seperti mereka?”. Saya mencoba untuk memberanikan diri untuk
berpikiran positif dan menjadikan pengalaman mereka sebagai antisipasi
saat saya KKN nanti.
Dikarenakan KKN merupakan program wajib dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan PPM, rasa penasaran saya
pun muncul dan saya mulai menggali informasi tentang KKN kepada orang-
orang yang telah melaksanakan program ini terlebih dahulu. Menurut
informasi yang saya dapatkan, inti dari KKN adalah pengabdian mahasiswa

Cahaya di Langit Rawa Kidang |259


kepada masyarakat yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat dan menambah wawasan masyarakat disana. Tapi dalam
pikiran saya masih banyak pertanyaan saat pertama kali mendaftarkan diri
untuk mengikuti program KKN ini “Kenapa harus KKN? Kenapa tidak Magang
saja? Dan apakah program ini akan memberikan pengalaman yang saya butuhkan saat
saya bekerja nanti?” terlebih lagi saya harus mengikuti program ini hanya dalam
jangka waktu selama sebulan, yaitu pada tanggal 20 juli sampai dengan 20
agustus 2018.
Lambat laun berbagai macam pertanyaan yang ada di dalam pikiran
saya mulai terjawab satu persatu dan mulai merubah pola pikir saya bahwa
KKN itu tidak seperti apa yang saya pikirkan sebelumnya, dalam pikiran
saya KKN adalah suatu program dimana saya sebagai mahasiswa “Agent Of
Change” harus belajar untuk bermasyarakat, dan mengabdi kepada
masyarakat. Berbagai macam teori yang saya dapatkan selama di bangku
kuliahan harus saya terapkan di masyarakat. Ibaratkan “Teori tanpa Praktek
adalah lumpuh”, dan “Praktek tanpa Teori adalah buta”. Istilah Teori dan Praktek
ini menurut saya tidak dapat dipisahkan, dan apabila dipisahkan akan
menimbulkan kecacatan. Dari pribahasa ini lah yang membuat jiwa social
dan api semangat saya muncul untuk mengabdi kepada masyarakat dan
mensejahterakan masyarakat disana nanti. Sebagai mahasiswa saya pun
sadar, bahwa setelah lulus nanti saya akan kembali ke masyarakat untuk
mengabdi pada masyarakat. Dalam hal ini saya sebagai mahasiswa harus
mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi secara
nyata. Seperti yang khalayak ketahui selama ini bahwasannya mahasiswa
adalah “penyambung lidah rakyat dan Agent of Change”. Maka dari itu saya sebagai
mahasiswa harus peka terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di
masyarakat.
Prihal kompetensi yang saya miliki ada 2 macam yaitu, Akademik
dan Non akademik. Dalam bidang akademik saya memiliki keahlian yang
berhubungan dengan hukum, baik itu hukum positif (hukum pidana) dan
hukum privat (hukum perdata), tentang konflik social yang ada
dimasyarakat dan berbagai macam perjanjian-perjanjian formal ataupun
kontrak kerja. Dari keahlian saya diatas dapat disimpulkan bahwa saya
merupakan jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, sedangkan
keahlian saya dalam bidang non akademik saya merupakan pelatih pencak
silat disalah satu sekolah dasar yang berada di sekitar daerah Ciputat dan

260| Cahaya di Langit Rawa Kidang


juga saya memiliki keahlian dalam budidaya lele yang saya pelajari dari
berbagai macam buku dan video yang ada di youtube. Dari kompetensi yang
saya miliki diatas, saya berencana untuk membuat program budidaya lele
untuk para pemuda disana untuk menambah penghasilan mereka. Namun
program saya ini tidak dapat terlaksana dikarena kan masyarakat disana
tidak dapat mengelolanya denga baik.
Setelah pembekalan KKN selesai, PPM memberikan arahan kepada
kelompok KKN tahun 2018 bahwa, kelompok KKN dilarang keras untuk
mengajar dan diharapkan memiliki program kerja yang bermanfaat dalam
jangka waktu yang panjang untuk masyarakat. Program saya pun tidak akan
terlaksana dikarenakan masyarakat disana tidak dapat mengelolanya
dengan baik. Lalu saya dan teman kelompok saya mengadakan beberapa kali
pertemuan untuk membahas program kerja yang cocok untuk masyarakat
disana dan tidak membutuhkan persiapan yang rumit serta masih sesuai
dengan kemampuan saya dan teman kelompok saya sebagai mahasiswa dan
mahasiswi. Setelah berbagai macam perdebatan dan larangan yang diberikan
pihak PPM kelompok saya sampai pada keputusan akhir, dimana kelompok
saya membuat beberapa program kerja seperti penyuluhan Narkoba,
upgrading Ibu PKK tentang kerajinan tangan, Active Learning untuk Guru,
pelatihan sablon, penyuluhan pengelolaan keuangan keluarga, fun science,
dan pelatihan seni untuk anak-anak. Menurut saya program yang saya dan
teman kelompok saya buat ini sangat berguna untuk desa dan masyarakat,
serta bermanfaat dalam jangka waktu yang panjang untuk masyarakat dan
sesuai dengan keinginan PPM.
Awalnya itu saya kira KKN tidak penting untuk mahasiswa jurusan
Hukum seperti saya dikarenakan apa yang saya butuhkan ditempat kerja
nanti itu bukanlah memberdayakan masyarakat seperti program kerja yang
ada pada saat KKN, dan lebih memilih melakukan magang dari pada
melakukan program KKN yang mana nantinya saya berkeinginan akan
bekerja disebuah perusahaan bagian hukum sesuai dengan bidang saya. Tapi
setelah saya melaksanakan program KKN cara pandang saya mulai berubah
dan berbagai macam pertanyaan saya mulai terjawab, ternyata mahasiswa
itu merupakan ujung tombak bagi masyarakat. Yang mana saya sebagai
mahasiswa setelah lulus nanti saya akan kembali ke masyarakat untuk
mengabdi pada masyarakat yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |261


Perjuangku lebih mudah karena mengusir penjajah, Tapi Perjuangan mu akan lebih sulit
karena melawan Bangsamu Sendiri
~Ir Soekarno~.

A. Kenangan yang tidak akan terlupakan di Desa Rawakidang


SIAP 86, mungkin nama inilah yang dapat mempersatukan saya dan
teman-teman saya selama satu bulan dalam menjalankan berbagai macam
program kerja yang telah saya dan teman-teman saya buat selama menjalan
kan program KKN yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mungkin dari nama yang sangat sederhana tapi sangat bermakna
inilah yang telah memberikan saya pengalaman yang sangat menarik selama
saya mengabdi di desa orang selama sebulan, baik itu pengalaman yang
senang, sedih, dan kesal semua menjadi satu.
Awal cerita, pada tahun 2018 Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
atau yang biasanya di sebut sebagai (PPM) telah membagikan mahasiswa
dan mahasiswi secara acak kedalam beberapa kelompok untuk menjalankan
program KKN di Kabupaten Tangerang dan di Kabupaten Bogor. Dalam
pembagian kelopok, masing-masing kelopok terdiri dari 18 sampai 20
mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari berbagai macam fakultas dan
jurusan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya dan 17 orang teman kelompok saya diberikan wewenang dari
PPM untuk menjalankan program KKN di Kabupaten Tangerang.
sebelumnya saya belum pernah bekerjasama dengan orang yang belum saya
kenal. Bekerjasama dengan orang yang dikenal pun kadang-kadang saya
masih menemukan berbagai macam problem, apalagi bekerjasama dengan
orang yang belum saya kenal dan belum pernah saya temui sebelumnya. Di
awal pertemuan saya mencoba untuk berbaur dengan mereka setelah itu
saya dan teman-teman memperkenalkan diri masing-masing, setelah itu
mulailah pembuatan nama kelompok yang lumayan lama dan munculah
nama SIAP yang kepanjangan dari Smart, Integrity, Action, dan Productive.
Dari singkatan SIAP ini memberikan makna yang dalam menurut saya,
dimana saya harus siap berbaur dengan masyarakat, siap untuk menghadapi
segala resiko yang terjadi dan siap untuk mengambil segala peluang yang
ada.
Setelah segala sesuatu yang kami persiap kan telah selesai, akhirnya
kita melakukan survei kedesa, setiap survei saya selalu menggunakan
kendaraan roda dua untuk mempersingkat waktu. Saat pertama kali survei
saya dan teman-teman disambut dengan baik oleh bapak Kepala Desa untuk

262| Cahaya di Langit Rawa Kidang


meminta izin dan memberitahukan bahwa kelompok KKN SIAP 86 akan
melakukan Kuliah Kerja Nyata didesa ini, setelah itu saya dan teman-teman
diajak berkeliling desa oleh Sekertaris Desa. Lalu saya diajak kebalai desa
untuk menemui salah satu pegawai didesa untuk mencari tempat tinggal
kami selama sebulan nanti, singkat cerita saya telah menemukan tempat
tinggal yang cocok untuk tempat kami berteduh selama sebulan disana
namun harga yang ditawarkan berkisar Rp 2.000.000,- satu rumah selama
sebulan, sungguh harga yang lumayan banyak untuk kami dan bapak Kepala
Desa pun memerintahkan kami untuk menyewa dua rumah yang apabila di
jumlahkan bisa berkisar harga hingga Rp 4.000.000,- namun sekertaris desa
memberikan saran kepada saya, bagaimana jika dua rumah seharaga Rp
2.000.000.-? saya tetap tidak setuju dengan angka tersebut dikarenakan saya
dan teman-teman kesini untuk mengabdi dan bukan untuk liburan. Saya
pun menawar harga rumah yang akan kami tempati sebesar Rp 1.200.000.-
untuk dua rumah dan akhirnya kami sepakat untuk menempati rumah Jaro
Rais dan juga rumah Mantan lurah Bapak Gojali.
Kamis tanggal 19 Agustus 2018 saya dan seluruh kelompok KKN
SIAP 86 berangkat menuju tempat KKN untuk mempersiapkan pembukaan
di Balai Desa keesokan harinya. KKN dimulai cerita Kenangan yang tidak
akan terlupakan pun terukir. Sepenggal kisah tentang kelompok terbaik
yang pernah ku miliki, yaitu KKN SIAP 86.
Saya akan mulai dari Aditiya Bestari, satu Fakultas dengan saya tapi
berbeda jurusan dengan saya. Orang nya humoris, kadang suka ngeselin juga
orangnya dan orang pertama yang berhasil akrab dengan para wanita
dikelompok saya. Setiap ada kegiatan pun dia sangat membantu, tapi kalau
urusan mandi dia lah yang paling lama mandinya bahkan bisa sampai satu
jam di kamar mandi. Dikarenakan kehebatannya itu dia mendapatkan
julukan “perawan” di kelompok saya dan adit ini merupakan saingan Aji
dalam bermain PES (sejenis permainan bola).
Rizka, anak Manajemen pendidikan yang sangat takut dengan saya.
Saya tidak tahu apa yang dia takutkan dari saya, bahkan saat ingin meminta
izin ke saya untuk mengunjungi tempat KKN temannya dia sampai meminta
bantuan pada salah satu teman kelompok lain. Setiap ada kegiatan pun dia
selalu membantu divisi acara, walaupun sebenarnya dia bukan divisi acara
tapi divisi PDD. Doa dan saran dari saya untuk Rizka semoga kedepannya
apabila menemui orang yang ditakuti hadapilah, lawan rasa takutnya.
Munir anak Fakultas Sains dan Teknologi ini hobinya bermain
smartphone dan berkunjung ketempat KKN temannya. Orang ini
merupakan yang paling susah dibangunkan saat ada acara dan sekalinya

Cahaya di Langit Rawa Kidang |263


bangun pun dia hanya bangun lalu pindah posisi untuk tidur kembali, orang
ini juga sangat lihai saat mengambil foto lewat smartphonenya bahka foto
aib saya pun ada di smartphone nya.
Risma anak kimia yang sangat mandiri menurut saya, bahkan saat
KKN pun dia meminta izin kepada saya untuk memberikan beberapa berkas
penting ke fakultas. Saat kegiatan pun dia selalu aktif dan sangat membantu
disetiap kegiatan.
Aji divisi PDD, jurusan sejarah dan kebudayaan islam (SKI),
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Aji merupakan orang yang selalu
fokus dengan apa yang dia kerjakan baik itu dalam tugasnya sebagai PDD
maupun sedang bermain.
Handan dan Amel, dua wanita sekertaris ini merupakan yang sangat
membantu saya selama KKN soal surat menyurat dan mengedit tugas
mingguan individu. Yang satu cerewet dan yang satu tidak terlalu cerewet,
jadi menurut saya sekertaris merupakan divisi yang cocok untuk mereka.
Nana dan Dian merupakan wanita yang sangat suka jajan selama
KKN, bahkan saat selesai kegiatan maupun tidak ada kegiatan mereka suka
jalan-jalan sambil membeli jajanan. Padahal daya tahan tubuh nana selama
KKN sering menurun, tapi tetap saja jajan.
Endah, Atikah, dan Selly ketiga wanita ini merupakan anak Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, setiap anak-anak desa selesai pengajian
mereka selalu mampir ketempat tinggal kami untuk meminta les kepada
Endah, Atikah dan Selly.
Arsyilla Destriana merupakan teman satu jurusan dengan saya, divisi
PDD, selain keahliannya saat memegang kamera dia juga ahli dalam bidang
seni teater. Maka dari itu dia merupakan primadona yang selalu dicari anak-
anak desa untuk mengajarkan drama untuk acara pentas seni nanti.
Syarif anak jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), menurut
saya Syarif itu orangnya suka melakukan tugasnya tanpa butuh bantuan
orang lain, dan saat diminta pendapat tentang pandangannya dia selalu
menjelaskannya secara detail. Saat sosialisasi pun dia lebih suka sendiri.
Dibalik kinerjanya yang bagus ini dia memiliki kebiasaan yang aneh, saat dia
sudah menyenderkan badannya ke sebuah benda pasti dia akan langsung
tertidur. Maka dari itu dia mendapatkan julukan paus di tempat KKN.
Furqon atau yang biasa saya sebut Ucin ini merupakan mahasiswa
Fakultas Ushuluddin jurusan studi agama-agama yang kataya itu bukan lah
jurusan yang dia inginkan, saya juga sering bertukar pikiran dengan nya
empat mata dan dia memiliki sifat yang tegas, saat dia bilang huruf A maka

264| Cahaya di Langit Rawa Kidang


tidak akan ada huruf lainnya yang dia inginkan. Sukses terus dalam berkarya
kawan.
Yang terakhir adalah fadil dan Farhan, dua orang ini selama KKN
tidak dapat dipisahkan sama sekali baik itu dalam kegiatan maupun saat
tidak ada kegiatan. Mereka berdua selalu membuat yang lain tertawa ketika
mereka mengeluarkan lawakan-lawakan mereka, dan kadang-kadang
mereka bertingkah lucu sampai saya tidak bisa berhenti tertawa saat mereka
melihat dan bertemu wanita yang mereka sayangi.
Mereka semua adalah orang-orang hebat yang telah mengukir
kenangan yang tidak akan terlupakan selama saya KKN. Selama sebulan
bersama mereka saya mendapatkan beberapa pelajaran penting dalam
menghadapi konflik internal, yaitu sabar.
Senang dan sedih telah kita lalui bersama. Terima kasih kawan atas
30 harinya yang sangat berkesan. Dan mohon maaf apabila saya melakukan
hal-hal yang kurang berkenan baik itu disengaja ataupun tidak disengaja.
B. Desa yang indah dengan berbagai macam kisah nya
saya dan teman-teman kelompok KKN SIAP 86 mendapatkan tugas
dari Pusat pengembangan kepada Masyarakat (PPM) untuk
memberdayakan masyarakat yang ada di desa Rawakidang, Kecamatan
Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Di desa inilah berbagai
macam kisah bermula, tempat bersinggah saya dan teman-teman kelompok
SIAP 86 sementara untuk mencari pengalaman baru.
Desa Rawakidang merupakan desa yang dikelilingi lahan
persawahan yang sangat indah, sepanjang mata memandang hanya lahan
hijau inilah yang membuat mata saya terkagum-kagum melihat keasrian
sebuah desa yang sudah lama tidak saya lihat diperkotaan mungkin karena
Mayoritas mata pencarian warga desa Rawakidang adalah petani dan buruh
tani. Desa Rawakidang terbagi menjadi 3 kampung yaitu Pabuaran,
Rawakidang dan Jamblang.
Kalau soal infrastruktur menurut saya desa Rawakidang sudah
memiliki apa yang mereka butuhkan, seperti PAUD, TK, Pesantren, Balai
Desa, Puskesmas, Sekolah Dasar Negeri Rawakidang, dan KUA. Mungkin
yang kurang menurut saya hanya ada beberapa bangunan yang sudah usang
dan butuh pembaharuan dan kendaraan darurat kesehatan untuk warga.
Dari beberapa informasi yang pernah saya dengar, desa indah ini
memiliki berbagai macam kisah. Yang paling sering saya dengar adalah desa
ini merupakan Red Zone dan itu benar adanya dikarenakan saya menanyakan
langsung kepada pemuda yang ada disana. Menurut saya masa lalu biar lah

Cahaya di Langit Rawa Kidang |265


menjadi masa lalu dan saat nya kita untuk berubah menuju jalan yang lebih
baik dan berkah.
Ir Soekarno pernah berkata “Never Leave History!!” (Jangan Sekali-kali
Meninggalkan Sejarah)
bahkan selama saya KKN di desa Rawakidang saya tidak pernah
mendapatkan intimidasi dari warga maupun pemuda. Saya dan teman-
teman kelompok KKN SIAP 86 diterima dengan baik oleh warga sekitar,
kebetulan tempat yang kami tinggali itu merupakan orang yang dipandang
baik oleh masyarakat. Wanita di tempatkan dirumah Kakek (jaro Rais) dan
nenek, sedangkan laki-laki di tempatkan di rumah bapak (mantan lurah
bapak Gojali) dan ibu selama tinggal disana kami selalu diberikan masukan
dan arahan untuk bersosialisasi dengan warga. Soal keagamaan pun
kebetulan di sebelah tempat tinggal wanita terdapat sebuah pesantren dan
didepan nya pun terdapat musholla. Saat pagi, siang maupun malam banyak
sekali anak-anak mengaji beserta para santri dan saat malam pun di setiap
Musholla selalu mengadakan pengajian setiap malam harinya secara
bergantian.
Akan tetapi diawal kegiatan kami masyarakat disana masih sulit
diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat penyuluhan dan
pelatihan. Saya kira warga tidak bisa hadir mengikuti setiap kegiatan yang
saya adakan karena tidak mau, tenyata sebagian dari warga sedang menjadi
buruh tani disaat saya mengadakan kegiatan. Dan alhamdulilah ini bukan
masalah yang berarti untuk kelompok saya.
Kisah yang sangat berkesan bagi saya dan tidak akan pernah saya
lupakan adalah saat saya dan teman-teman disambut dengan hangat dan
ramah oleh kakek dan nenek, bapak dan ibu. Kami dianggap seperti keluarga
mereka selama disana, saya dan teman-teman pun sering dimasakan sesuatu
oleh ibu. Bagi saya ini tidak seperti KKN, rasanya seperti saya sedang liburan.
Dari mulai ngegonjleng (salah satu masakan khas daerah sana) bersama
ARBAGET (Anak Rawakidang Bagian Tengah) disaung, masak bersama ibu
dirumah dan nobar (nonton bareng) sepak bola bersama warga sekitar. Dari
kisah ini saya mendapatkan pembelajaran baru, yaitu tentang kebaikan yang
nantinya akan dibalas dengan kebaikan dan harus selalu rendah hati.
C. Beribu-ribu kata terima kasih untuk Rawakidang
Terima kasih Rawakidang telah memberikan banyak pelajaran baru
dalam hidup saya, ribuan kata terima kasih pun belum tentu dapat
menggambarkan rasa bahagia yang saya rasakan. Terima kasih pak kades
(kepala desa) yang telah menerima saya dan teman-teman untuk
menjalankan program ini dari awal sampai selesai dan terima kasih juga atas

266| Cahaya di Langit Rawa Kidang


saran dan masukan yang telah pak kades berikan kepada kami baik itu
sebelum dan sesudah KKN. Terima kasih juga saya ucapkan kepada bapak
jaro arif yang telah membantu saya mencari tempat tinggal selama KKN dan
juga orang yang sering kami repotkan selama disana. Terima kasih untuk
sekertaris desa (SEKDES) bang fahmi yang telah menjamu kami selama
didesa.
Dan juga banyak terima kasih saya ucapkan kepada kakek dan nenek
dan juga bapak Gojali beserta ibu yang telah menerima kami selama sebulan
dirumah, hanya doa yang dapat saya panjatkan untuk kalian “semoga saya
dan teman-teman dapat berkupul lagi bersama kalian di desa Rawakidang
dan disehatkan selalu badan nya” Aamiin ya Allah.
Harapan saya kedepannya adalah semoga para pemuda desa
Rawakidang dapat bangkit bersama untuk memajukan kesejahteraan desa,
baik itu dalam bidang ekonomi maupun social, saya juga berharap agar para
pemuda rawakidang lebih banyak melakukan kegiatan yang positif
dibanding hanya nongkrong, untuk pak kades lebih berdayakan dan
manfaatkan lah para pemuda yang ada di desa Rawakidang dalam sektor
perekonomian, dan yang terakhir adalah semoga infrastruktur dan
pelayanan masyarakat lebih baik lagi dari tahun ini.
Dan semoga desa Rawakidang kedepannya menjadi desa yang mandiri dan
sejahtera dalam memajukan masyarakatnya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |267


R
“Kunci Keikhlasan Dalam Pengabdian Yang Hakiki“
-Selly Safariyah Fatimah-

Awal dari Perjalanan Menuju Keikhlasan


Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu poin dari tri
dharma perguruan tinggi. Pengabdian masyarakat ini tertuang dalam
program kuliah kerja nyata atau bisa disingkat KKN. Kuliah Kerja Nyata
(KKN) menurut saya adalah suatu hal yang menakutkan, membosankan, dan
merepotkan. Hal tersebut dikarenakan selain melelahkan kita juga harus
mengeluarkan uang untuk keperluan KKN. Alasan saya mengikuti KKN
hanya untuk menuntaskan kewajiban saya sebagai mahasiswa dan sebagai
syarat untuk kelulusan. Begitulah pendapat saya sebelum merasakan
bagaimana KKN berlangsung. Seiring berjalannya waktu, pikiran saya
semakin terbuka. Banyak hal yang bisa saya lakukan selama KKN. Hal yang
selama ini belum pernah saya lakukan, maupun hal yang ingin saya lakukan,
kini dapat saya eksplor kemampuan diri saya secara lebih maksimal.
Dalam do’a saya selalu berharap dapat menjadi pribadi yang
membanggakan keluarga dan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat
sekitar namun hal itu hanya sebatas do’a. Dalam prakteknya sangat sulit
memikirkan apa yang harus saya lakukan. Bahkan dalam pikiran saya untuk
menjadi pribadi yang bermanfaat bagi desa adalah hal yang sedikit
kemungkinan dapat terjadi. Sangat sulit merubah kepribadian seseorang.
Begitupun merubah kepribadian diri sendiri. Hal yang ingin saya rubah yaitu
sikap apatis terhadap lingkungan sekitar.
Hari demi hari KKN saya lewatkan. Sedikit demi sedikit pikiran saya
yang sempit kini semakin luas. Dengan KKN mungkin saya bisa merubah
sifat apatis saya. Begitu pikir saya. Dan yaa.. sebenarnya tidak ada gunanya
jika nilai IPK kita tinggi, selalu aktif di kelas dan selalu mendapatkan nilai
tinggi tanpa pengaplikasian ilmu yang sudah diperoleh. Banyak pertanyaan-
pertanyaan yang mengganggu pikiran saya seperti bagaimana kelanjutan
nanti setelah saya mendapatkan materi yang dipelajari di kuliah? Apa yang
bisa saya lakukan dengan hapalan kata biologi yang rumit atau rumus-rumus
yang membuat frustasi? apa yang bisa saya lakukan dikehidupan
bermasyarakat? Apakah saya bisa membantu orang-orang di sekeliling saya
walaupun hanya sedikit?. Dan KKN lah jawabannya. Apa yang sudah
diperoleh selama di- bangku sekolah dan perkuliahan, kini saatnya untuk

268| Cahaya di Langit Rawa Kidang


pengujian ke lapangan melalui pengaplikasian secara langsung di kehidupan
bermasyarakat.
Saya membenci orang yang dengan santainya meremehkan tanggung
jawabnya dan tidak serius dalam bekerja atau dalam melakukan suatu hal.
Hal ini yang mendorong saya untuk berhenti bersikap egois mengenai cara
pandang saya mengenai KKN. Oleh karena itu ketika hari pertama
dimulainya KKN saya sudah membuladkan tekad untuk berpikir dan
bertindak lebih serius mengenai KKN. Saya siap memberikan pikiran dan
tenaga saya untuk memberdayakan masyarakat secara optimal. SIAP 86! Ya!
nama kelompok KKN saya ini memang sangat cocok menggambarkan tekad
saya untuk membantu masyarakat dan mengamalkan ilmu yang sudah saya
peroleh selama dua belas tahun duduk dibangku sekolah dan selama enam
semester duduk dibangku perkuliahan untuk mengembangkan potensi dan
menumbuhkan kreativitas warga Desa Rawa Kidang.
Satu bulan sudah saya lewati selama KKN. Hal yang memotivasi saya
untuk bertahan di desa orang lain atau di tempat orang lain adalah karena
apa yang saya lakukan selama KKN bisa dibilang menjadi suatu hal baru
yang seru. Walaupun melelahkan setiap hari harus memikirkan program
kerja, mempersiap alat dan bahan untuk acara selanjutnya, namun sangat
menyenangkan jika mengingat bahwa diri saya dapat bermanfaat
dikehidupan masyarakat dengan berbagi ilmu dan keterampilan. Saya
merasa kehidupan setiap hari yang sudah saya habiskan selama satu bulan
KKN setidaknya dapat dipertanggungjawabkan kelak.
Bukan maksud menjadi hero dalam sebuah kisah heroik. Tapi saya betul-
betul ingin membantu warga dengan apa yang bisa saya lakukan. Tidak
banyak memang kompetensi yang saya miliki untuk dapat memberdayakan
masyarakat, walaupun begitu sedikitnya kontribusi yang dapat saya berikan
itu diharapkan nantinya akan meninggalkan jejak untuk menjadi bekal
persiapan warga Desa Rawa Kidang menjadi masyarakat yang produktif dan
kreatif untuk menciptakan Desa Rawa Kidang yang maju dan mandiri.

Mengenali Aset Paling Berharga, Kawan-ku


Awalnya saya mengira bahwa anggota-anggota kelompok KKN saya
selalu berpikir dengan penuh pertimbangan namun justru diakhir manjadi
sebuah keterlambatan dalam bertindak. Contohnya saja dalam pembuatan
proposal, penyelesaian untuk menyusun program kerja dinilai lambat karena
sampai dekat ke hari H pengumpulan, program kerja masih belum tersusun

Cahaya di Langit Rawa Kidang |269


rapih. Padahal setiap minggu kita rapat. Saya sadar memang tidak mudah
mempersatukan delapan belas pemikiran dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Namun jika kita memikirkannya secara mendalam
keberagaman pemikiran dan latar belakang dapat kita jadikan keunggulan
tersendiri untuk menciptakan program kerja yang kreatif dan konseptual
tentunya dengan kebutuhan serta keadaan Desa Rawa Kidang.
Anggota kelompok saya terdiri dari delapan belas orang diantaranya
Muhammad Nur Fadillah, Endah Nuryana, Atikah Rahmah, Rizka Amalia,
Aji Fauzan Aulia, Delia Pramitasari, M. Furqan Haqqy, Aditiya Bestari, Dian
Nuraini, Rizky Darmawan, Arsyilla Destriana, Muhamad Syarifudin, Farhan
Febrian, Ratna Sari, Ahmad Misbahul Munir, Handan Siswaningrum, Risma
Ramjani, Amalia Wisa Sabila dan saya sendiri. Masing-masing anggota
memiliki kompetensi dan pengalaman yang berbeda. Diantaranya ada yang
lebih berpengalaman dalam berorganisasi sehingga lebih mahir menyusun
program acara ataupun bersosialisasi dengan orang lain. Ada juga yang
berpengalaman dalam dunia teater dan seni yang dapat dimanfaatkan untuk
memotivasi dan mengajar anak-anak yang berbakat didunia seni. Selain itu
ada juga yang lebih berpengalaman dalam mengajar dan bersosialisasi
dengan anak-anak. Kompetensi-kompetensi tersebut sangat berguna untuk
kesuksesan program-program kerja yang kami buat. Semakin banyak
kompetensi yang dimiliki maka semakin banyak pula ilmu yang dapat kita
bagikan dengan warga setempat.
Selain keberagaman kompetensi, terdapat pula keberagaman sifat dan
kepribadian. Dengan keberagaman tersebut tidak jarang sebuah konflik
terbentuk. Konflik antar anggota kelompok pasti tidak dapat dihindari
dengan mudah. Seberapa besar kita menahan emosi, bersikap sabar dan
tidak egois namun ada saatnya dimana kita tidak dapat menahan itu semua.
Sebuah konflik di dalam suatu kelompok merupakan hal yang wajar. KKN
ini akan terasa hambar jika tidak ada konflik. Konflik inilah yang membuat
kita menjadi lebih baik, lebih kuat, serta membentuk solidaritas kelompok
lebih tinggi.
Konflik ini terjadi diantara kubu wanita dan kubu laki-laki. Karena kita
tinggal di rumah yang berbeda menjadikan kurangnya komunikasi diantara
kita. Dari kubu laki-laki berpikir bahwa kubu perempuan lebih banyak
menghabiskan waktu di dalam kamar atau di dalam rumah dan tidak
melakukan apa-apa dibanding sosialisasi dengan warga. Pihak dari kubu
perempuan termasuk saya tidak terima dengan pendapat tersebut. Karena

270| Cahaya di Langit Rawa Kidang


saya merasa banyak pekerjaan yang kubu perempuan lakukan. Kami juga
bersosialisasi, kami bahkan mempersiapkan alat dan bahan untuk program
kerja ke depan seperti menyortir baju untuk disumbangkan, membungkus
hadiah, menggunting baju untuk persiapan program kerja keset dan lain
sebagainya. Kurangnya komunikasi yang baik yang menimbulkan salah
sangka diantara kita karena merasa ketidakadilan dalam pembagian kerja.
Kisah tersebut dapat diambil pembelajaran untuk saya bahwa kesabaran
dan saling mencoba untuk mengerti kepribadian setiap orang yang tinggal
seatap dan satu tim selama KKN sangat diperlukan. Walaupun konflik
sangat sulit untuk dihindari. Tapi dengan mencoba memahi satu sama lain
dan tidak egois merupakan salah satu langkah untuk menekan konflik yang
muncul di dalam kelompok.

Serba-Serbi Desa Rawa Kidang


Desa yang terletak di Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang ini
sangatlah asri lingkungannya. Mayoritas warga desa yang berprofesi menjadi
petani menyebabkan luasnya hamparan hijau persawahan disepanjang
pemandangan. Air sungai yang menjadi sumber air untuk irigasi terjaga
dengan lumayan baik walaupun masih ada saja sampah yang ikut terbawa
arus air. Sarana dan prasarana kebersihan Desa seperti ketersediaan tempat
sampah sudah terpenuhi. Namun pengelolaan sampah di Desa Rawa Kidang
sendiri masih kurang untuk dikatakan layak. Sampah yang sudah terkumpul
di tong sampah pada akhirnya akan dibakar tanpa diolah terlebih dahulu.
Berbagai kondisi Desa dari segi masyarakat, sosial, keagaaman, dan
lingkungan sangat dibutuhkan untuk menyingkronkan program kerja KKN.
Sangat sulit memang menyingkronkan hal tersebut walaupun kita sudah
survey berkali-kali jika kita tidak merasakannya sendiri untuk tinggal di
Desa.
Banyak dari Bapak ketua RT, RW, Staff Desa dan Bapak Lurah menerima
kami dengan terbuka ketika awal kedatangan kami. Namun sangat teringat
bagi saya bagaimana frustasinya saya ketika suatu acara dimulai. Hanya
sedikit warga yang semangat berpartisipasi dalam setiap program-program
yang kami adakan. Padahal sosialisasi ke warga sudah saya lakukan. Banyak
faktor yang memungkinkan tidak semangatnya warga untuk turut andil
dalam setiap acara. Diantaranya sibuknya warga dengan rutinitas sehari-
hari. Warga lebih memilih bekerja untuk mancari nafkah dibanding
mengikuti acara yang hanya mendapatkan ilmu semata. Berdasarkan

Cahaya di Langit Rawa Kidang |271


pengalaman, warga lebih bersemangat dan tertarik dengan acara yang
diiming-imingi hadiah dibandingkan acara yang hanya sekedar
mendapatkan ilmu tanpa hadiah di dalamnya. Hal tersebut sangat wajar
terjadi dan saya tidak bisa menyalahkan itu semua kepada warga. Kerena
bagaimanapun nafkah sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
sebuah keluarga.
Contohnya saja ketika itu saya mengadakan acara pembuatan keset
dengan memanfaatkan kain bekas. Program kerja ini dilatarbelakangi dari
keinginan saya untuk mengembangkan kreativitas warga khususnya Ibu-ibu
di Desa Rawa Kidang. Banyak dari Ibu rumah tangga di Desa Rawa Kidang
yang jika tidak ada pekerjaan selama siang dan sore hari setelah memasak
dan mengurus keluarga hanya menghabiskan waktunya dengan menjaga
anak-anaknya atau hanya sekedar bergosip. Dengan program ini diharapkan
Ibu-ibu dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk menghasilkan
sebuah produk yang bernilai ekonomi dengan bahan dan alat yang mudah di
dapat. Merubah benda yang sudah tidak bernilai menjadi lebih bernilai jual.
Namun dalam prakteknya hanya sedikit Ibu-ibu yang berkontribusi dalam
acara. Hal tersebut dikarenakan perhitungan sinkronisasi program dengan
kondisi masyarakat yang sedikit menyimpang. Ketika itu warga Desa Rawa
Kidang khususnya Ibu rumah tangga sedang sibuk dengan musim tandur
atau menanam padi di sawah. Saya tidak bisa memaksa kedatangan mereka.
Oleh karena itu saya berharap bukan kuantitas kedatangan Ibu-ibu tapi
lebih ke aplikasi dari apa yang sudah dituangkan dalam berbagai program
dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal oleh Ibu-ibu di
Desa Rawa Kidang.
Salah satu yang menjadi keunggulan Desa Rawa Kidang adalah kondisi
keagamaan Desa. Selama saya tinggal satu bulan KKN, saya mengamati
bahwa Desa Rawa Kidang ini termasuk ke dalam Desa yang sangat agamis.
Hal tersebut terbukti dengan selalu diadakannya pengajian di mushola-
mushola Desa hampir setiap hari secara bergiliran. Misalnya saja pengajian
yang sering diikuti adalah pengajian yang selalu diadakan di Mushola depan
rumah Nenek setiap malam rabu dan pengajian siang hari senin ba’da dzuhur
yang selalu diadakan di pesantren Raudatul Hasanah.
Berdirinya pesantren adalah salah satu faktor pendorong masyarakat di
Desa Rawa Kidang menjadi lebih agamis. Setiap hari pesantren selalu ramai
dengan pangajian entah itu pengajian Ibu-Ibu atau anak-anak, dan setiap
malam pesantren selalu ramai dengan mengajinya santri. Jika di desa saya,

272| Cahaya di Langit Rawa Kidang


anak-anak mengaji untuk belajar Al-Qur’an hanya dilakukan sekali selama
sehari. Berbeda di Desa Rawa Kidang, mengaji untuk belajar Al-Qur’an
dilakukan selama dua kali dalam sehari yaitu siang dan ba’da maghrib.
Ketika saya membantu mengajar ngaji, saya dapat merasakan bagaimana
semangatnya anak-anak untuk mengaji, hal tersebut terukir jelas diwajah
mereka tanpa lelah sedikitpun. Walaupun belajar mengaji dilakukan selama
dua kali dalam sehari, selalu terlihat dalam diri mereka keceriaan tanpa ada
tanda sedikitpun untuk komplain. Jika ditanya mengenai cita-cita, anak-
anak disana kebanyakan akan menjawab “Saya ingin menjadi Ustadz atau
Ustadzah jika sudah besar”. Oleh karena itu salah satu keunggulan ini harus
dapat dijaga dengan baik karena bukan hanya dari kalangan orangtua saja
yang agamis ternyata di Desa Rawa Kidang anak kecilnya juga tidak mau
kalah agamisnya dengan para orangtua.
Masyarakat Desa Rawa Kidang sangat baik dan ramah menyambut
kedatangan saya dan teman-teman KKN lainnya. Pertama kali saya survey ke
Desa, saya bertemu dengan Pak Jaro. Pak Jaro menuntun saya dan teman-
teman untuk mempersiapkan semua keperluan seperti tempat tinggal nanti
selama KKN. Sampai akhirnya saya bertemu dengan Nenek dan Kakek
beserta keluarganya. Sangat sering saya rasakan keluarga Nenek selalu
menawarkan saya dan teman-teman KKN makanan. Saya masih ingat
bagaimana tersentuhnya saya melihat keluarga Nenek memasak makanan
untuk kami. Selain itu kami juga ditawari minum air kelapa segar langsung
dari pohonnya. Sebuah kenangan yang berharga selama saya KKN yaitu
kehidupan sosial dan kekeluargaan yang sangat erat ketika itu.
Tidak hanya keluarga Kakek dan Nenek yang ramah, pemuda-pemudi di
Desa Rawa Kidang juga menyambut saya dan teman-teman dengan baik dan
ramah. Pernah satu waktu saya diajak untuk musyawarah bersama pak lurah
dan warganya sampai larut malam. Musyawarah yang diadakan yaitu
membahas mengenai persiapan lomba untuk menyambut 17 agustusan.
Selain musyawarah, malam itu juga dilakukan pembuatan pagar yang
merupakan salah satu program kerja Desa Rawa Kidang. Semangat
kekeluargaan dan gotong royong sangat terasa malam itu. Setelah selesai
diskusi kami disiapkan dengan makan bersama nasi khas daerah Desa Rawa
Kidang yaitu nasi gonjleng dan ikan bakar hasil dari masak bersama. Ketika
itu merupakan pengalaman pertama saya mengikuti musyawarah sampai
larut malam bersama pemuda dan Bapak-Bapak di Desa Rawa Kidang. Ini
merupakan pengalaman baru yang dapat saya jadikan pembelajaran untuk

Cahaya di Langit Rawa Kidang |273


terjun ke masyarakat lebih dalam kelak. seperti seekor semut yang kuat
dapat mengangkat beban hingga dua puluh kali lipat dari ukuran tubunya.
Tapi jika sendirian semut itu tidak akan kuat untuk mempertahan
kehidupannya. Oleh karena itu semut-semut hidup saling berkoloni untuk
saling diandalkan satu sama lain. Begitupun manusia belajar dari koloni
semut. Musyawarah adalah sebuah kegiatan untuk mempersatukan pikiran
dan pemahaman kita bersama. berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Begitulah indahnya kebersamaan dan gotong royong Desa Rawa Kidang.

Titik Perjuangan untuk Sebuah Harapan


Jurusan pendidikan biologi adalah juruan perkuliahan yang bersifat semi
sosial sains. Di dalam pendidikan biologi bukan semata-mata hanya belajar
bagaimana cara mengajar yang baik namun juga kita dituntut untuk belajar
sains. Sering saya lihat waga Desa masih banyak yang memanfaatkan air
sungai disana untuk keperluan mandi cuci kakus. Padahal air sungai disana
jika dilihat dari karakteristiknya tidak layak untuk digunakan. Air berwarna
cokelat keruh dan berbau amis. Saya amati terkadang aliran air yang
digunakan sumbernya adalah dari air persawahan. Yang menjadi
permasalahannya adalah air sungai yang digunakan warga juga dipakai
untuk irigasi sawah. Dikhawatirkan sisa pestisida yang terbawa air akan
terlarut ke dalamnya dan air ini yang nantinya warga gunakan untuk
keperluan sehari-hari. Selain ancaman pestisida yang mungkin terlarut
dalam air, disepanjang aliran sungai masih dapat ditemukannya jamban-
jamban. Hal tersebut dikhawatirkannya banyaknya bakteri E. coli di air yang
dapat menyebabkan warga terjangkit diare dan penyakit lainnya yang lebih
berbahaya. Salah satu program kerja saya sebagai calon guru yaitu
melakukan praktikum sebagai bahan pembelajaran yang menarik. Dengan
melihat kondisi lingkungan di atas, saya mencoba mendemonstrasikan
membuat penyaring air sederhana dari bahan-bahan yang mudah di dapat
dan ekonomis. Tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu saya ingin memotivasi
anak-anak disana sebagai penerus warga Desa Rawa Kidang untuk lebih
kreatif membuat dan mengembangkan alat penyaring air yang lebih aplikatif
dikehidupan masyarakat.
Salah satu program kerja yang sudah saya lakukan selain pelatihan
pembuatan keset dan menerapkan praktikum sebagai pembelajaran yang
menyenangkan diantaranya adalah diadakannya program pelatihan
pembelajaran active learning. Program kerja ini merupakan salah satu

274| Cahaya di Langit Rawa Kidang


kontribusi saya sebagai calon guru untuk membantu mengup-grade
kompetensi-kompetensi guru yang ada di Desa Rawa Kidang. Kurikulum
2013 yang banyak digunakan di sekolah-sekolah negeri mengharuskan
pembelajaran dalam dua arah. Artinya tidak hanya guru yang aktif di dalam
kelas tapi murid juga dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan diadakannya pelatihan pembelajaran active learning ini diharapkan
dapat dijadikan bekal untuk guru mengajar, mendidik serta membangun
kemampuan literasi dan metakognitif siswa.
Selain itu saya juga mengadakan program pembuatan terarium. Terarium
adalah sejenis kesenian dalam menghias tanaman. Melihat kondisi
lingkungan yang subur diarea Desa, program ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya mananam.
Memberikan arahan kepada warga bahwa dengan hobi menanam, kita dapat
mendatangkan keuntungan dalam segi ekonomi.
Jika saya adalah warga di Desa Rawa Kidang atau jika saya diberi
kesempatan untuk mengikuti pengabdian masyarakat lainnya di Desa Rawa
Kidang, saya ingin melaksanakan program kerja pengoptimalisasian hasil
pertanian, penyaringan air sungai manjadi layak konsumsi, dan merubah
mindset warga untuk tidak buang air besar di jamban lagi. Walaupun
membutuhkan waktu yang lama, program ini sangat cocok untuk
dikembangkan di Desa Rawa Kidang.
Banyak dari mahasiswa di luar sana termasuk saya sebelumnya berpikir
bahwa KKN adalah kegiatan yang dinilai kurang menarik untuk diikuti,
hanya menghabiskan uang, tenaga, waktu, dan pikiran. Ya! beberapa persen
dari kata-kata tadi memang ada benarnya namun selain itu masih banyak
kegiatan yang lebih positif dan menyenangkan dengan kita mengikuti
program KKN. Diantaranya dengan KKN kita bisa bertemu dengan teman
baru, mendapat keluarga baru, kenal dengan orang banyak, belajar bersosial,
mendapat bekal nanti untuk hidup di masyarakat kelak, menjadi orang yang
lebih berguna, melatih kedisiplinan, kesabaran, tanggung jawab, dan yang
paling berkesan tentunya dengan KKN kita bisa melatih keterampilan
memasak. Sebenarnya jika kita berpikir lebih dalam dan terbuka, tidak ada
salahnya ataupun rugi untuk kita mengikuti KKN. Oleh karena itu, Yuk!
Mari kita mulai menebar manfaat. kita tidak pernah tahu kebaikan yang
mana yang akan menolong kita disaat kesulitan. Mari kita optimalkan dan
aplikasikan kemampuan dan keterampilan kita untuk membantu
membangun Desa yang lebih baik. Let’s break the limited!.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |275


“Tidak aka nada jalan jika tidak ada kemauan dan usaha”
-Muhammad Syarifudin-

276| Cahaya di Langit Rawa Kidang


BAB VII
KESAN WARGA ATAS KEGIATAN KKN

A. Tokoh Masyarakat
Kelompok KKN SIAP 86 menerima beberapa kesan dari masyarakat
pasca dilaksanankannya KKN 20 Juli - 20 Agustus di Desa Rawa Kidang.
Kesan pertama dari sekretaris Desa Rawa Kidang menyamapaikan bahwa Ia
berterima kasih dengan seluruh anggota KKN atas partisipasinya membuat
beberapa program bagus untuk masyarakat. “Saya selaku sekretaris Desa
Rawa Kidang mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa
KKN SIAP 86 yang telah membawa pengaruh posititif di Desa Rawa Kidang
dari segi kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik. Kehadiran teman-
teman mahasiswa KKN SIAP 86 memberikan pelajaran baru kepada desa
kami dari penyuluhan bahaya narkoba, pembuatan terarium, pelatihan
sablon, pembuatan keset, pelatihan untuk guru-guru serta mengajarkan les
kepada anak-anak di Desa Rawa Kidang itu semua telah memberikan
inspirasi kepada kami. Semoga apa yang telah teman-teman berikan
mendapat balasan pahala berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa Ta’ala”. 26

B. Warga Desa Rawa Kidang


Selain itu kesan dari beberapa tokoh masyarakt seperti Bapak Gozali
selaku ketua LPM dan Bapak Arif selaku staf desa mengucapkan rasa terima
kasih dan mengucapkan bahwa kelompok 86 memiliki kelebihan dalam
menyatukan masyarakat. “Setiap manusia memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kita ambil positif nya saja. Kelebihan ialah bisa mengerahkan
masyarakat dan bias membaur dengan masyarakat disini.” “Saya
mengucapkan terima kasih dan bagus atas partisipasinya secara pendekatan
melalui RT, RW, dan peran masyarakat Desa Rawa Kidang”.27

C. Remaja Dan Anak-anak


Selain dari kalangan petinggi desa terdapat pula beberapa kesan dari
remaja dan anak-anak Desa Rawa Kidang. Elita, seorang remaja desa
mengucapkan rasa terima kasih atas ilmu dan kebersamaan yang telah kami
lewati. “Kesan untuk kelompok 86 ialah kakak mahasiswa itu hebat dapat
beradaptasi dengan baik ke masyarakat. Dapat mengjarkan banyak

26 Wawancara Sekretaris Desa tanggal 12 Agustus 2018


27 Wawancara Bapak Arif dan Bapak Gozali tanggal 12 Agustus 2018

277
pengetahuan dan hal-hal baru buat kita, dapat menciptakan suasana yang
hangat sehingga kita merasa sedih saat kelompok ini berpisah. Semua
mahasiswa sangat baik pada semua warga. Kelompok SIAP 86 berhasi
memberikan yang terbaik untuk desa. Pesan nya ialah agar mahasiswa
kelompok SIAP 86 tidak melupakan Desa Rawa Kidang. Semoga kakak
dapat mengamalkan ilmu yang telah dimiliki dan ilmunya dapat bermanfaat
untuk orang lain dan masyarakat sekitar”.28
Tak ketinggalan pula kesan dari anak-anak desa yang mengucapkan rasa
senang atas kedatangan kelompok 86. “ Kalau ada kakak-kakak bisa main
sama belajar. Senang terus. Ada kakak yang menyebalkan, tetapi tidak
dimasukkan ke dalam hati. Kakak-kakak mau pergi jadi sedih. Semoga
kakak mahasiswa bisa sehat selalu dan panjang umur”.29

28 Wawancara Elita (Remaja Rawa Kidang) tanggal 20 Agustus 2018


29 Wawancara Anak-anak Desa Rawa Kidang tanggal 12 Agustus 2018

278| Cahaya di Langit Rawa Kidang


DAFTAR PUSTAKA

Ali Alfatih, “Problem Solving dan Masalahnya” diakses pada tanggal 5 September
2018, pukul 18.00 WIB dari: Edi Suharto, Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat,

Hikmat, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Bandung: Humaniora


Utama, 2001

Koordinator Statistik Kecamatan Sukadiri. Statistik Daerah Kecamatan


Sukadiri Tahun 2017. Tigaraksa: BPS Kabupaten Tangerang, No.
Katalog 1102001. 3603. 020, 2017

Nadhifah, Imatun, dkk. Memoar Sang Juara Rawa Kidang. Ciputat: Psuat
Pengabdian kepada Mayarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017
Permana, Dian. Jurnal Analisis Pengelolaan Desa Pajabon Kecamatan Karyamulya
Kabupaten Kuningan sebagai Desa Ekowisata. ProBiology Education
Conference, Vol 13(1), 2016
Soehartono, Irawan. Metode Peneitian Sosial. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011

Pengertian Analisis SWOT dan Manfaatnya”, diakses pada tanggal 5


September 2018, pukul 18.40 WIB dari:
https://alialfatih.wordpress.com/materi-kuliah/problem-
solving/problem-solving-dan-masalahnya/
http://www.pengertianku.net/2018/09/pengertian-analisis-swot-dan-
manfaatnya.html

Diakses dari http://wikipedia.org/problem-solving.com pada hari Rabu,


tanggal 5 September 2018, pada pukul 16.00 WIB.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Jaro Arif pada tanggal 28 Juni 2018
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Rawa Kidang, Bapak Tajudin, 1 mei
2018.
Wawancara Sekretaris Desa tanggal 12 Agustus 2018
Wawancara Bapak Arif dan Bapak Gozali tanggal 12 Agustus 2018

279
Wawancara Elita (Remaja Rawa Kidang) tanggal 20 Agustus 2018
Wawancara Anak-anak Desa Rawa Kidang tanggal 12 Agustus 2018

280| Cahaya di Langit Rawa Kidang


SHORT BIO

Bapak Hidayatulloh, M.H.


Hidayatulloh lahir di Bogor, 30 Agustus
1987. Ia adalah alumni KMI Pondok
Modern Darussalam Gontor Ponorogo
2005 dan Pesantren Luhur Ilmu Hadis
Darussunnah Jakarta 2011. Gelar Sarjana
Hukum Islam diraih di Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011. Tahun 2014 ia meraih gelar
Magister Hukum dari Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. Ia pernah
mengikuti beberapa pelatihan profesi antara lain Ahli Syariah Pasar Modal
(ASPM) diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia dan Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia tahun 2016 serta Pendidikan Khusus
Profesi Advokat (PKPA) diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat
Indonesia (PERADI) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta tahun
2017. Sejak 2014, ia mengabdi di almamater sebagai dosen yang mengampu
mata kuliah bidang Hukum Bisnis. Selain mengajar, ia sering terlibat dalam
kegiatan penelitian, penulisan karya ilmiah dan pengabdian masyarakat.

Muhammad Nur Fadillah


Laki-laki berkacamata ini akrab dipanggil
Fadil, merupakan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN
Syarief Hidayatullah Jakarta. Fadil bercita-cita
menjadi seorang pengajar Bahasa Indonesia
diluar negeri. Hal ini karena Pelajaran Bahasa
Indonesia sudah ada di 30 Negara. Oleh karena
itu ia ingin menjadi pengajar Bahasa Indonesia
yang sesuai dengan keterampilanya.

281
Endah Nuryana
Endah Nuryana, nama panggilannya Endah. Ia lahir di
Sragen 28 februari 1994. merupakan mahasiswi Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam semester 6 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menempuh pendidikan di
SDN Gringging Sragen, mtsnya Pesantren Gontor Putri
3 Ngawi, dan SMAnya di Pesantren Al-Iman Ponorogo.
Orang yang hobi baca novel ini sekarang sedang
berjuang untuk menghafal Al-Quran.

Atikah Rahmah
Perempuan ini biasa dipanggil Atikah
atau Tikah. Atikah merupakan
mahasiswi jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Atikah
tinggal di Jakarta Selatan sejak lahir.
Ia lahir pada bulan November tanggal
6 tahun 1997. Ia ingin menjadi guru yang kreatif dalam mengajar. Perempuan
ini memiliki hobi menonton film dan membaca buku. Akhir-akhir ini, ia
menyukai buku sastra Indonesia. Ia sangat menyukai film bertema fantasi
dan film dengan alur yang sulit ditebak.
Selly Safariyah Fatimah
Anak sulung dari dua bersaudara ini pernah
mengenyam pendidikan di SMAN I
Jatiwangi. Sekarang Ia melanjutkan studi ke
perguruan tinggi sebagai mahasiswa
Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Perempuan yang akrab dipanggil
selly ini bercita-cita ingin menjadi seorang
dosen yang selalu menebar manfaat. Ia
memiliki motto hidup “take one step at a time! Bergegaslah, terus bergerak,
persiapkan semuanya dengan baik, disiplinkan diri, dan fokus.!!”

282| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Rizka Amalia
Rizka Amalia namanya ia lahir di Tangerang di
Jln. Kh Astari No.25 RT 007/ RW 003 Kecamatan
Kresek Kabupaten Tangerang. Ia menempuh
pendidikan Sekolah Dasar di MI AL-Khairiyah
angkatan 2003-2009, MTS AL-Khairiyah
angkatan 2009-2012, dan SMA di Pondok
Pesantren Daar El-Qolam angkatan 2012-2015,
saat ini masih menjadi mahasiswi Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Manajemen
Pendidikan.

Aji Fauzan Aulia


Aji Fauzan Aulia atau biasa dipanggil Aji oleh
orang-orang disekitarnya, Ia lahir di
Pandeglang pada tanggal 4 April 1997. Pertama
kali masuk sekolah pada tahun 2003 – 2009 di
SD Negeri Purwaraja 1. Kemudian setelah lulus
melanjutkan ke MTs Mathla’ul Anwar Pusat
Menes dari tahun 2009-2012. Kemudian
melanjutkan sekolah lagi ke SMA Negeri 4
Pandeglang. Setelah menggali ilmu di kota sendiri selama 12 tahun, akhirnya
ia memiliki kesempatan untuk belajar di luar kota, tempat kuliah nya
sekarang ialah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
mengambil prodi Sejarah Peradaban Islam. Anak muda berambut ikal ini
adalah seseorang yang memiliki hobi mengambil foto / video dan bermain
futsal. Tidah heran kalau dia ditunjuk sebagai anggota divisi Pubdekdok di
kelompok KKN. Dia juga sering mendengarkan lagu-lagu rock, tapi kalau
lagi galau dengerin lagu mellow juga sih. Dalam tugasnya selama KKN 1
bulan ini ia selalu bersemangat untuk mengambil setiap momen-momen
kegiatan. ”Setiap momen-momen yang terlihat di depan mata anda, perlu
diabadikan. Mungkin tidak begitu penting untuk sekarang, namun efeknya
akan terasa 5-10 tahun kemudian,” ujarnya.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |283


Muhammad Furqan Haqqy
Lelaki yang akrab dipanggil Ucin ini
merupakan mahasiswa Jurusan
Studi-Studi Agama Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ucin yang juga
anak Betawi asli ini merupakan anak
sulung dari 2 bersaudara. Ucin
menamatkan pendidikan menengah pertamanya di SMPN 178, kemudian
melanjutkan ke SMA 2 MEI Ciputat. Hobinya ialah mendengarkan lagu.

Aditiya Bestari
Laki-laki yang akrab dipanggil adit ini, merupakan
mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazhab dan
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
Laki-laki ini dilahirkan di tangerang pada tanggal 12
Desember 1996. Adit merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, adit mempunyai cita-cita untuk menjadi
pengusaha yang dilandaskan oleh ajaran ajaran agama, hal ini dikarenakan
orang tua adit seorang pengusaha dan adit tersbut mengambil jurusan yang
kuat akan agamanya. Adit juga mempunyai hobi berolaraga seperti futsal,
badminton, ia pun menyukai club barcelona.

Dian Nur Aini


Dian Nur Aini (21 tahun) adalah
Mahasiswi Jurusan Perbandingan
Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lahir di
Jakarta 3 Juni 1997. Pendidikan dari TK
hingga SMA ia habiskan di daerah tempat
tinggalnya dan ia memutuskan untuk
melanjutkan pendidikannya ke
Universitas Islam Negri, ia memilih
jurusan Perbandingan Mazhab
dikarenallan ketertarikannya dengan
bidang Ilmu Hukum dan Fiqih.

284| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Rizky Darmawan
Laki-laki yang akrab dipanggil Rizky ini,
merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Sekarang, ia sedang menempuh
pendidikan jenjang S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan
Hukum Jurusan Ilmu Hukum. Laki-laki ini,
dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret
1997. Rizky bercita-cita menjadi seorang
Notaris ternama dimasa mendatang, hal ini dikarenakan makin banyaknya
pengusaha-pengusaha yang membutuh kan jasa Notaris untuk membuat
Akta Otentik, perjanjian, kontrak dan lain-lain. Rizky juga merupakan
seorang pelatih silat disalah satu Sekolah Dasar disekitar Ciputat.

Arsyilla Destriana
Arsyilla, atau yang sering disapa Cilla
merupakan mahasiswa Ilmu hukum yang
aktif dalam berorganisasi. Minat Cilla
terhadap seni dan budaya sangat tinggi
terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dia
ikuti. Dia mendalami seni peran serta
belajar budaya dan melestarikan
kebudayaan tersebut dalam pertunjukan
seni peran. Sekarang, selain kuliah dia menjalani pekerjaan sebagai pekerja
seni di dunia hiburan.

Muhamad Syarifudin
Muhamad Syarifudin biasa dipanggil syarif
adalah mahasiswa semester tua jurusan
paling banyak mahasiswanya di UIN yaitu
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, lahir
di luar planet bumi yaitu Bekasi pada 17
Mei 1997 dengan selamat dan sehat
Alhamdulillah, pendidikan dari SD sampai
Madrasah Aliyah di Bekasi. Pengalaman

Cahaya di Langit Rawa Kidang |285


organisasi tidak banyak hanya sempat ikut Osis dan Paskibra sewaktu MTs
dan MA, lalu saat kuliah mengikuti HMJ, Komunitas dan DEMA-F.

Farhan Febrian
Namanya adalah Farhan Febrian, dia lahir di
Jakarta, 29 Februari 1996. Dia adalah anak
kedua dari empat bersaudara. Ayahnya
berprofesi sebagai guru agama dan telah
mengabdi dalam bidang pendidikan agama
sejak dia masih remaja. Sejak kecil dia selalu
di nasehati oleh ayahnya untuk selalu rajin
beribadah, jujur dan baik terhadap sesama.
Ketika berumur 6 tahun, ia memulai
pendidikan di SDN 01Pagi Pancoran, Jakarta Selatan, kemudian setelah lulus
dia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren As-syafiiyah Pulo air
Sukabumi hingga tamat SMA. Setelah tamat ia sempat melanjutkan
pendidikannya ke Luar Negeri di salah satu Universitas timur tengah yang
berada di negara Yaman, tetapi karena negara itu konflik ia harus kembali ke
Indonesia. Ia memiliki hobi berolahraga terutama jogging. Saat ini dia masih
berkuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta, jurusan Dirasat Islamiyyah
semester 7, setelah lulus nanti ia berencana untuk melanjutkan
pendidikannya di Negara Yaman.

Ratna Sari
Ratna yang akrab dipanggil Nana,lahir 9
September 1996. Perempuan ini adalah anak
pertama dari 3 bersaudara. Ia menempuh
pendidikan di MI Al Husna Tangerang,MtsN 32
Jakarta,SMAN 57 Jakarta dan sekarang ia
merupakan mahasiswa Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia pernah mengikuti
kreativitas daur ulang se-Jakarta Barat.

286| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Ahmad Misbahul Munir
Dia seorang yang ahli di bidang
informatika berambut kribo berbentuk
mangkok seperti pemain band Indonesia
yang terkenal pada masa nya yaitu “The
Changcuters”. Ia adalah Ahmad Misbahul
Munir usia 21 tahun lahir di Tangerang, 30
Mei 1997 anak ke-3 dari 4 bersaudara. Ia
lulusan dari Ponpes Miftahul Ulum dengan
basic bahasa arab yang dimilikinya
menjadikan point plus bagi Munir. Tak
hanya itu kemampuan di bidang informatika pun membawanya kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai mahasiswa
jurusan Teknik Informatika.
Handan Siswaningrum
Perempuan yang lahir di Bogor, 04 Juni 1997
ini adalah seorang anak dari 3 bersaudara. Dia
biasa dipanggil Andan atau Handan. Sangat
akrab dengan siapapun. Jiwanya yang ceria
berdampak baik bagi orang-orang sekitarnya.
Membuat orang tertawa adalah hobinya.
Handan mempunyai mainan kesayangan
yaitu Rubik, dia selalu membawanya dikala
dia lelah ataupun bosan. Handan lulusan
SMA Budi Utomo Jombang Jawa Timur, jadi
tak bisa dipungkiri bahwa dia bisa berbahasa jawa. Setelah lulus dia
mendapatkan kesempatan kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui jalur undangan dan mesuk ke jurusan Teknik
Informatika fakultas Sains dan Teknologi. Dan dari sinilah kisahnya bermula
sampai saat ini.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |287


Risma Ramjani
Risma merupakan anak kedua dari 4
bersaudara, ia sekarang sedang
menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan jurusan
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi.
Risma dilahirkan 20 tahun lalu di jakarta
tepat pada tanggal 31 Januari. Ia memulai
pendidikannya di RA At-Taqwa 10
dilanjutkan dengan MI At-Taqwa 20,
kemudian melanjutkan kejenjang
sekolah menengah pertama yaitu di
MTsN 15 Jakarta dan di sekolah
menengah atas yaitu MAN 5 Jakarta.
Risma sangat gemar tentang eksperiment, dimana ia sekarang sedang
berjuang bereksperiment untuk skripsinya disuatu lembaga kementrian
kelautan dan perikanan.

Amalia Wisa Sabila


Amalia Wisa Sabila.
Perempuan yang lahir di
Bekasi pada tanggal 30 Juni
1997, mengemban
pendidikan sejak sekolah
dasar hingga sekolah
menengah atas di tempat
tinggalnya yaitu di Bekasi.
Sekarang ia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan sosiologi. Cita-citanya
adalah menjadi peneliti social sesuai dengan jurusannya. Hingga kini, ia
masih aktif dalam satu organisasi intra kampus sebagai coordinator bidang
social kemasyarakatan. Hobinya menonton film dan mendengar lagu.

288| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Cahaya di Langit Rawa Kidang |289
“ Orang sukses ialah orang yang mempunyai banyak cara, orang bodoh ialah orang yang
mempunyai banyak alasan “
- Ratna Sari-

290| Cahaya di Langit Rawa Kidang


LAMPIRAN-LAMPIRAN

291
292| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Lampiran 1. Form Verifikasi Mandiri

FORM VERIFIKASI MANDIRI


BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2018
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

No Kel : 086 Nama Desa: Rawa Kidang


Nama Kel : SIAP 86 Nama Dospem: Hidayatulloh, M.H.
Judul : Cahaya di Langit Rawa Kidang

CATATAN VERIFIKATOR
No. Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan
1 Sampul Muka 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
2 Halaman Dalam 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
3 Tim Penyusun 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
4 LEMB. PENGESAHAN 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
5 KATA PENGANTAR 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
6 DAFTAR ISI 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
7 DAFTAR TABEL 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
8 DAFTAR GAMBAR 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
9 TABEL IDENTITAS 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
10 RING. EKSEKUTIF 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
11 CAT. EDITOR 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
12 LEMBAR BIDANG 1 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
13 BAB I 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
14 BAB II 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
15 BAB III 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
16 BAB IV 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
17 BAB V 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
18 LEMBAR BIDANG 2 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
19 BAB VI 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
20 BAB VII 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
21 DAFTAR PUSTAKA 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
22 BIOGRAFI SINGKAT 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
23 LEMBAR PEMISAH 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai

293
24 LAMPIRAN 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
25 Sampul Belakang 󠄀 ada 󠄀 tdk ada 󠄀 sesuai 󠄀 belum sesuai
Kesimpulan
DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU LAPORAN
HASIL KEGIATAN KKN-PpMM 2018 KELOMPOK 086 TELAH
DIVERIFIKASI DAN DINYATAKAN: SESUAI / TIDAK SESUAI*
DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK KESESUAIN ISI MAUPUN
TEKNIS PENULISAN.
*( Coret yang dianggap perlu

Ciputat, 21 Januari 2018

Verifikator Kesesuaian Konten


Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________

Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan


Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________

294| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________
Nama _______________________tanda tangan________________

Mengetahui, Catatan Dosen Pembimbing/ Editor:


Dosen Pembimbing

Hidayatulloh, M.H.
NIP. 19870830 201801 1 002

Cahaya di Langit Rawa Kidang |295


296
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Kami yang bertanda tangan di bawah ini,
NAMA NIM TANDA TANGAN
1. Muhammad Nur Fadillah 11150130000052
2. Endah Nuryana 11150110000127
3. Atikah Rahmah 11150140000076
4. Selly Safariyah F. 11150161000049
5. Rizka Amalia 11150182000069
6. Aji Fauzan Aulia 11150220000001

7. M. Furqan Haqqy 11150321000026


8. Aditiya Bestari 11150430000060
9. Dian Nur Aini 11150430000017
10. Rizky Darmawan 11150480000137
11. Arsyilla Destriana 11150480000041
12. Muhamad Syarifudin 11150510000153

13. Farhan Febrian 11150600000055


14. Ratna Sari 11150810000012
15. Ahmad Misbahul Munir 11150910000056
16. Handan Siswaningrum 11150910000014
17. Risma Ramjani 11150960000020
18. Amalia Wisa Sabila 11151110000041

Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku


Laporan Hasil Kegiatan PpMM 2018 Kelompok 086 adalah benar telah bebas
dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan pernyataan
ini terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi dengan
ketentuan yang berlaku.

Cahaya di Langit Rawa Kidang |297


Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Ciputat, … Januari 2018


Mengetahui Dosen Pembimbing

Hidayatulloh, M.H.
NIP. 19870830 201801 1 002

298| Cahaya di Langit Rawa Kidang


FORM BUKTI PENYERAHAN BUKU LAPORAN KKN-PpMM 2018

No. Kelompok : 086


Lokasi KKN PpMM : Desa Rawa Kidang
Dosen Pembimbing : Hidayatulloh, M.H.
Judul Buku Laporan : Cahaya Di Langit Rawa Kidang

No institusi Tanda Tangan/ Tgl


1 Dosen Pembimbing 1 eksp.:
2 PPM 1 eksp.:
3 Perpustakaan Umum 1 eksp.:
4 Desa/ Lokasi KKN 1 eksp.:
5 Kecamatan 1 eksp.:
6 BAPEDA Kab 1 eksp.:
7 LP2M UIN 1 eksp.:
8 Kasbampol Kab. 1 eksp.:
1 eksp.: sesuai dengan prodi/fak dari
9 Perpustakaan Fak.
dosen pembimbing
10 Perpusda Kab/ Kota 2 eksp.:
11 UIN Repository/ pdf file Lampiran bukti sudah terunggah
Setiap dvd yang diserahkan disertai
PPM/ dvd laporan format
12 kotak covernya sesuai dengan sampul
docx dan pdf file
buku
13 Film Dokumenter Lampiran bukti sudah terunggah
Dokumen Tabel Identitas
14 Lampiran bukti terkirim via email
Ringkas Eksekutif
15 Survey Kepuasan Laporan bukti pengisian survei

Ciputat, 18 Oktober 2018


Kepala PPM

Djaka Badranaya, ME
NIP. 19770530 2007011 008

Cahaya di Langit Rawa Kidang |299


“ Jangan iri dengan keberhasilan orang lain, karena kita tidak tau seberapa besa
pengorbanan mereka untuk bisa mengapai keberhasilannya. “
-Muhammad Nur Fadillah-

301
Lampiran 2. Sertifikat

303
304| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Cahaya di Langit Rawa Kidang |305
“Orang Sukses Ialah Orang Yang Punya Banyak Cara,Orang Bodoh Ialah
Orang Yang Punya Banyak Alasan”
- Ratna Sari-

306| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Lampiran 3. Banner

307
“ Hidup Berawal Dari “MIMPI” Tapi BUKAN Berarti Kita Hanya Menjadi
Seorang PEMIMPI, MELAINKAN Kita HARUS Mewujud Kan SEBUAH
MIMPI “
-Rizky Darmawan-

308| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Lampiran 4. Surat Menyurat

309
310| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Cahaya di Langit Rawa Kidang |311
312| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Cahaya di Langit Rawa Kidang |313
314| Cahaya di Langit Rawa Kidang
Lampiran 4. Dokumentasi

Pembukaan KKN SIAP 86

Sosialisasi SDN 01 Rawa Kidang

315
Pembuatan Keset bersama Ibu-ibu PKK

Penyuluhan Narkoba oleh BUMN

316| Cahaya di Langit Rawa Kidang


Pelatihan Pembuatan Terrarium

Pelatihan Sablon

Cahaya di Langit Rawa Kidang |317

Anda mungkin juga menyukai