PENGABDIAN untuk
KALONGSAWAH
Editor:
Dedy Nursamsi, S. H., M. Hum.
Tim Penulis:
Ilham Edlian, dkk.
TIM PENYUSUN
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
“Semoga SECURAH menjadi awal dari
curahan-curahan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di masa yang
akan datang.”
(Dedy Nursamsi, S. H., M. Hum.)
v
7. Bapak Darusman selaku Kepala Dusun II, Desa Kalongsawah, yang
selalu mendukung setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
8. Abah Aja selaku Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, yang selalu siap dalam membimbing, mendukung, dan
membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan di Kampung
Kalongdagul.
9. Seluruh pimpinan, guru-guru, kyai, ustaz, dan ustazah di SDN 01
Kalongsawah, SDN 03 Kalongsawah, PAUD Maulida, PAUD At-
Taufiq, serta seluruh pesantren dan majelis taklim di Kampung
Kalongdagul yang telah mengizinkan kami untuk turut berpartisipasi
dan terlibat dalam setiap kegiatan mereka.
10. Bapak Supiatna dan Ibu Hamimah selaku orang tua angkat bagi
mahasiswa-mahasiswi KKN SECURAH yang selama 32 hari
pelaksanaan KKN telah mengizinkan kami untuk tinggal di rumah
mereka, serta selalu bersedia membantu setiap kesulitan yang kami
hadapi.
11. Ketua RT 04 Kampung Kalongdagul Bapak Jatnika alias Bang Jablay
yang telah membantu dan mendukung setiap kegiatan yang kami
selenggarakan.
12. Seluruh pemuda Kampung Kalongdagul, terutama Bang
Hardimansyah (Ardi) yang selalu bersedia membantu dan
membimbing kami dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
13. Mamah Yeyeh beserta keluarga yang selalu bersedia kami repotkan
dengan kehadiran kami di rumah mereka, serta selalu bersedia
membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
14. Seluruh anak-anak Kampung Kalongdagul, yang dengan tawa mereka
selalu berhasil menghibur dan menghilangkan penat yang kami
rasakan selama penyelenggaraan kegiatan KKN di kampung mereka.
15. Serta seluruh masyarakat Desa Kalongsawah dan berbagai pihak yang
telah terlibat, membantu, dan mendukung seluruh kegiatan yang
kami selenggarakan, tanpa mengurangi rasa terima kasih dan hormat
kami, tidak disebutkan nama atau instansinya satu per satu. Semoga
amal kebaikan yang telah mereka berikan kepada kami, dibalas oleh
Tuhan dengan pahala yang berlipat ganda.
Selain itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami
yang mendalam kepada orang tua seluruh anggota Kelompok KKN
SECURAH. Tanpa adanya rasa kasih sayang, perhatian, dan dukungan
KKN SECURAH_067
ix
B. Rekomendasi .................................................................................................... 54
EPILOG ................................................................................................................ 57
A. Kesan dan Pesan Tokoh Masyarakat atas Pelaksanaan KKN ............. 57
B. Penggalan Kisah Inspiratif Mahasiswa KKN ..........................................58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 147
SHORT BIOGRAPHY..................................................................................... 149
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 155
A. Tabel Kegiatan Individu ............................................................................... 157
B. Surat dan Sertifikat ....................................................................................... 170
C. Foto-foto Kegiatan......................................................................................... 173
xi
“Pada hakikatnya, seorang manusia
membutuhkan orang lain untuk bisa
hidup, untuk bisa berbagi tawa, berbagi
senyuman, berbagi suka dan duka, serta
berbagi rasa kekeluargaan satu sama
lain.”
(Adam Suhada)
xiii
“Teruslah berusaha dengan mengalirkan
segenap kemampuan yang ada. Insya
Allah akan tumbuh usaha yang baru di
mana usaha itu akan mengalir lagi ke
usaha-usaha berikutnya.”
(Ahmad Ari Pratama)
Kode 1/Bogor/Jasinga/067
Kelurahan
Kelompok
Kalongsawah [3]
SECURAH 1.3.26.
Dana Rp16.700.000,-
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Kegiatan
11 Mahasiswa
11 Kegiatan 067
Jumlah 3 Pembangunan Fisik
Pembangunan -Pembangunan fasilitas MCK umum
Fisik -Pembangunan tempat pembuangan sampah
-Pengadaan tiang penerangan jalan
xv
“Kebersamaan ini menjadikan saya
lebih banyak mengetahui hal-hal baru,
dan menjadikan saya lebih bersyukur
dengan apa yang saya miliki. Serta
mengingatkan saya akan kekayaan alam
dan budaya Indonesia yang amat luar
biasa.”
(Kholid Suryadi Ahmad)
xvii
Namun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian
besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya tersebut
di antaranya:
1. Ketiadaan tempat pembuangan sementara untuk sampah warga desa
yang seharusnya diteruskan ke tempat pembuangan akhir.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat desa akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Kurangnya fasilitas mandi, cuci, dan kakus yang memadai bagi
seluruh masyarakat desa.
xix
kesejahteraan masyarakat desa semakin meningkat, sehingga masyarakat
akan selalu bersyukur akan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada tahun ini, kelompok KKN yang saya bimbing berlokasi di Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Secara geografis, desa
ini terletak cukup jauh dari Ibu Kota Jakarta. Bahkan dari pusat Kabupaten
yaitu di Cibinong, letak desa ini juga harus menempuh jarak 55 km. Dari
segi infrastruktur, dapat dilihat bahwa desa ini cukup tertinggal
dibandingkan dengan pusat kabupaten. Hal ini terbukti dari tingkat
pendidikan serta keadaan ekonomi rakyatnya. Bila dibandingkan dengan
lokasi KKN yang saya bimbing tahun lalu, lokasi KKN tahun ini secara
umum masih lebih rendah taraf hidup masyarakatnya.
Oleh karena itu, kelompok KKN yang saya bimbing tahun ini lebih
memfokuskan program kepada bantuan pembangunan sarana dan
prasarana infrastruktur di Desa Kalongsawah. Di antara kegiatan yang
telah diselenggarakan adalah pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan
kakus, serta pembangunan tempat pembuangan sampah sementara.
Sementara pada tahun lalu, kegiatan KKN lebih difokuskan kepada
keterampilan masyarakat, terutama dalam pemahaman dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
Selaku pembimbing KKN kelompok 067, saya mengucapkan selamat
keberhasilannya dalam melakukan kewajiban akademik ini. Semoga
kegiatan yang dilakukan memberi manfaat nyata kepada masyarakat dan
yang lebih penting lagi menjadi bekal yang tiada terlupakan sebagai sarjana.
Ketika masih mahasiswa, bila terjadi kesalahan di dalam masyarakat
ataupun kalangan akademik, pihak kampus masih bisa memaklumi. Akan
tetapi bila telah sarjana, masyarakat sulit memaafkan bila melakukan
kesalahan secara akademik apalagi pelanggaran norma sosial. Selama
sebulan penuh bekerja sama dan berada langsung di tengah-tengah
masyarakat, akan menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Sesungguhnya, kegiatan KKN ini tidak hanya bermanfaat bagi
mahasiswa dan masyarakat, pihak universitas pun juga akan mendapatkan
manfaatnya. Terutama sejalan dengan tujuan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengintegrasikan antara ilmu agama
dengan ilmu pengetahuan (sains) sehingga dapat memelihara dan
mengembangkan pemahaman dan amaliah keagamaan serta pengetahuan
masyarakat. Selain itu, KKN juga merupakan sarana sosialisasi UIN di
A. Dasar Pemikiran
Masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dari pembangunan
sebuah bangsa. Masyarakat yang maju dapat memberdayakan dan
mengembangkan sumber daya yang ada untuk berkontribusi terhadap
kemajuan bangsanya. Begitu pula sebaliknya, bangsa yang maju dapat
memberdayakan masyarakatnya agar dapat berpikir kreatif dan inovatif,
sehingga dapat menghasilkan produk-produk baru yang dapat
berkontribusi serta mengangkat martabat bangsanya. Namun, melihat
kondisi bangsa Indonesia dewasa ini, hubungan ideal antara masyarakat
dan bangsa tersebut sepertinya masih jauh dari harapan. Buktinya, sebagian
masyarakat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan yang
membatasi mereka untuk mengembangkan diri dan berbuat sesuatu untuk
bangsanya.
Oleh karena itu, peran serta dari berbagai elemen sangat krusial
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Dengan logika
berpikir tersebut, kami mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki
tanggung jawab lebih untuk mengabdikan diri kami kepada masyarakat.
Dengan berasaskan kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa
dituntut untuk tidak hanya cerdas secara kognitif saja, namun juga
diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah
demi kemaslahatan masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa juga
diharapkan dapat menyalurkan ilmu, ide, serta gagasannya kepada
masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat terpacu untuk lebih
mandiri, dan berpikir kreatif serta inovatif. Sehingga, simbiosis mutualisme
antara masyarakat dan bangsa seperti yang telah diuraikan di atas dapat
berjalan sebagaimana semestinya.
Berbagai hal inilah yang melatarbelakangi program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang diselenggarakan untuk mengejawantahkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Melalui
program KKN ini, diharapkan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat menggali berbagai potensi di dalam diri masyarakat, untuk kemudian
dikembangkan serta diberdayakan. Sehingga, diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
1
Kami dari kelompok KKN SECURAH mendapatkan amanat untuk
melaksanakan KKN di Kampung Kalongdagul, Dusun II, Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor yang telah difasilitasi
oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Desa Kalongsawah
merupakan desa yang terletak di Kabupaten Bogor bagian barat. Lokasi
yang cukup jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, membuat
ketertinggalan pembangunan sangat nampak di desa ini. Hal ini dapat
dilihat dari infrastruktur desa masih kurang memadai. Selain itu, tingkat
pendidikan juga masih rendah di desa ini. Sebagian besar masyarakat Desa
Kalongsawah hanya lulusan sekolah dasar, sehingga membatasi mereka
untuk mendapatkan pekerjaan. Fakta lapangan seperti inilah yang
menggerakan kami sebagai mahasiswa untuk melakukan pengabdian di
desa ini. Pengabdian yang kami lakukan meliputi bantuan berupa
pengadaan fasilitas umum serta memotivasi masyarakat agar menyadari
bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Melalui
buku ini kami berusaha memaparkan hasil pengabdian kami sebagai
mahasiswa yang telah melaksanakan KKN di Desa Kalongsawah, dengan
memilih judul buku: SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH.
Tema yang diusung dalam pelaksanaan KKN kami adalah,
“Membangun Masyarakat yang Kreatif, Inovatif, Religius, serta Bermanfaat bagi
Sesama,” dengan tujuan:
1. Bagi Mahasiswa
a. Berkontribusi dalam memberdayakan dan meningkatkan kehidupan
masyarakat.
b. Menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman
intelektualnya ke dalam realitas kehidupan masyarakat.
c. Memperkenalkan mahasiswa kepada berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh masyarakat, untuk kemudian melatih diri
untuk mencarikan solusinya secara bijak.
2. Bagi Masyarakat
a. Membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
b. Menanamkan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan
dalam kehidupan.
c. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat.
d. Meningkatkan prasarana yang menunjang kehidupan masyarakat.
1
Catatan Observasi Lapangan tanggal 8 Juni 2016.
2
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 25 Juli 2016.
3
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja, 25 Juli 2016.
H. Pendanaan
Demi mendukung kelancaran program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, kami memperoleh dana dari PPM yang diberikan melalui
perantara dosen pembimbing KKN, kontribusi mahasiswa anggota KKN,
serta pengumpulan dana yang kami lakukan dengan cara berjualan selama
persiapan pra-KKN PpMM. Berikut ini rinciannya:
1. Pendanaan
Tabel 1.6: Pendanaan
No. Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa anggota Rp11.000.000,-
kelompok @Rp1.000.000,-
2 Dana Penyertaan Program Pengabdian Rp5.000.000,-
Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2016)
3 Hasil Pengumpulan Dana Rp700.000,-
2. Sumbangan
Tabel 1.7: Sumbangan
No. Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah
1 Donatur Rp100.000,-
2 YPI Ar-Rosikhin 13 mushaf al-Qur’an,
10 buku Iqro’, dan 5
buku Yaasiin
I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Bagian yang pertama adalah
Prolog. Prolog berisi refleksi dosen pembimbing selaku editor buku dalam
10 | Kelompok KKN SECURAH 2016
melihat pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016. Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan masukan bagi para pihak terkait agar program KKN
selanjutnya menjadi lebih baik.
Bagian berikutnya adalah Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi
gambaran umum tentang pelaksanaan KKN-PpMM. Bagian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kepada para pembaca tentang alasan mengapa
kelompok KKN SECURAH melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa
Kalongsawah. Bagian ini juga menjelaskan profil dan kompetensi yang
dimiliki anggota kelompok KKN SECURAH untuk melakukan pengabdian
di desa ini. Selain itu, bagian ini juga menguraikan jadwal pelaksanaan
program KKN-PpMM serta pendanaannya.
Bagian selanjutnya adala Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian
ini menjelaskan kerangka teoretis atas pelaksanaan KKN-PpMM di Desa
Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk menyajikan kepada para
pembaca tentang metode dan pendekatan yang digunakan kelompok KKN
SECURAH dalam melaksanakan pengabdian di Desa Kalongsawah.
Bagian selanjutnya adalah Bab III, Kondisi Wilayah Desa
Kalongsawah. Bagian ini memuat secara ringkas sejarah singkat, letak
geografis, struktur penduduk, serta sarana dan prasarana yang terdapat di
Desa Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada para pembaca tentang profil Desa Kalongsawah, mulai dari kondisi
geografis, struktur penduduk, hingga sarana dan prasarana yang ada di
Desa Kalongswah.
Bagian berikutnya adalah Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan
Pemberdayaan. Bagian ini memuat Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk
dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat, serta Bentuk dan Hasil
Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat. Bagian ini bertujuan untuk
memberikan argumentasi pemecahan masalah yang kami temui di Desa
Kalongsawah dalam bentuk matriks analisis SWOT. Selain itu, bagian ini
juga memberikan narasi tentang faktor pendorong serta penghambat
program dan kegiatan yang kami laksanakan di Desa Kalongsawah.
Bagian selanjutnya adalah Bab V, Penutup. Bagian ini terdiri dari
kesimpulan dan rekomendasi dari pelaksanaan KKN-PpMM di Desa
Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang hasil usulan program pemecahan masalah yang dicantumkan di Bab
I, baik yang mengindikasikan keberhasilan atau ketidakberhasilan secara
umum pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Kalongsawah. Selain itu, bagian
4
Mark W. Fraser, “Intervention Research in Social Work: Recent Advances and
Continuing Challenges,” Research on Social Work Practice, no. 3, vol. 14 (2004): h. 210.
5
Barbra Teater, An Introduction to Applying Social Work Theories and Methods (Berkshire:
Mc Graw-Hill Education, 2014), h. 20.
6
Brian Sheldon dan Geraldine Macdonald, A Textbook of Social Work (London dan
New York: Routledge, 2009), h. 58.
13
5. Tindak Lanjut Program7
7
John G. Bruhn dan Howard M. Rebach, Sociological Practice: Intervention and Social
Change (New York: Springer, 2007), h. 23.
8
David Wood, “What are Problem Solving Methods?” artikel diakses pada 28 Mei
2017 dari http://study.com/academy/lesson/problem-solving-methods-definition-
types.html.
9
Henry Kaiser, “What is Problem Solving?” artikel diakses pada 28 Mei 2017 dari
https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_00.htm.
10
Bruhn dan Rebach, Sociological Practice: Intervention and Social Change, h. 28.
11
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 25 Agustus 2016.
12
Situs Garisul, artikel diakses pada 8 Februari 2017 dari
http://www.bogorkab.go.id/2012/10/17/situs-garisul/.
13
Situs Garisul, http://www.bogorkab.go.id/2012/10/17/situs-garisul/.
17
B. Letak Geografis
Secara geografis, Desa Kalongsawah berada di Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jika memulai perjalanan dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, perlu menempuh jarak kurang lebih 56
kilometer untuk sampai ke Desa Kalongsawah. Di sebelah utara, desa ini
berbatasan dengan Desa Sipak, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Bunar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mekarjaya, serta di sebelah
barat berbatasan dengan Desa Pangradin.
Jarak Desa Kalongsawah dari Ibu Kota Kecamatan Jasinga adalah 4
km. Bila ditempuh dari Ibu Kota Kabupaten, yaitu Cibinong,
membutuhkan jarak sekitar 55 km. Sementara itu, bila ditempuh dari Ibu
Kota Jakarta, perlu menempuh jarak sekitar 90 km untuk mencapai desa
ini.
14
“Peta Kalongsawah, Jasinga, Bogor” diakses pada 18 Oktober 2016 dari
https://goo.gl/maps/nc8ZEpgAHRS2.
C. Struktur Penduduk15
Suatu pemerintahan membutuhkan sebuah aparatur sebagai
pelaksana dari pemerintahan daerah tersebut. Begitu pula dengan Desa
Kalongsawah, desa ini memiliki jajaran aparat desa yang terdiri dari
seorang kepala desa, seorang sekretaris desa, tiga orang kepala dusun, serta
empat orang staf desa. Sementara itu, keadaan penduduk Desa
Kalongsawah dapat dideskripsikan oleh data berikut ini:
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk adalah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal
menetap di wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut
undang-undang. Di samping sebagai objek pembangunan, penduduk juga
merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Menurut data yang kami
peroleh, jumlah penduduk Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga sampai
pada awal tahun 2015 berjumlah 10.891 jiwa. Dengan 5.822 penduduk laki-
laki dan 5.069 penduduk perempuan.16 Bila dilihat dari data ini, dapat
dikatakan bahwa persentase penduduk laki-laki dan perempuan di Desa
Kalongsawah cukup berimbang. Berikut adalah grafik jumlah penduduk
menurut jenis kelamin:
Keadaan Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
6000 5822
5500
5069
5000
4500
Perempuan Laki-laki
15
Profil Desa Kalongsawah tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan.
16
Website Resmi Kecamatan Jasinga, data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/345.
8%
92%
17
Catatan Observasi Lapangan tanggal 8 Juni 2016.
18
Website Resmi Kecamatan Jasinga, data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/345.
19
Wawancara Pribadi dengan pemuda Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah,
Abdu Roip, 16 Agustus 2016.
25
mereka terbiasa memanfaatkan sungai untuk melakukan aktivitas tersebut.
Tentunya dari segi kesehatan sanitasi, hal ini sangat berisiko bagi
kesehatan. Dari segi pendidikan, mayoritas masyarakat Kampung
Kalongdagul hanya lulusan sekolah dasar. Fakta ini tentunya berdampak
pada terbatasnya lapangan pekerjaan yang dapat diisi oleh masyarakat.
Kaum laki-laki di Kampung Kalongdagul mayoritas merupakan pedagang
roti dan sopir taksi di Jakarta. Sementara itu, kaum ibu yang membuka
toko kelontong di rumahnya jamak ditemui.
Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan yang telah kami
kemukakan di atas, maka kami memfokuskan permasalahan di Desa
Kalongsawah menjadi tiga bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang sosial,
dan bidang lingkungan. Pada bidang pendidikan, kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan yang kami selenggarakan di antaranya, kegiatan belajar
mengajar di SD dan PAUD, peningkatan sarana pendidikan dan keagamaan,
beauty class, pelatihan kerajinan tangan bagi anak-anak, dan lokakarya
ekonomi kreatif. Selanjutnya, yang menjadi prioritas kami adalah bidang
sosial, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan di bidang ini antara lain
peringatan HUT RI pada tanggal 17 Agustus serta cek kesehatan bagi kaum
lanjut usia. Sementara itu pada bidang lingkungan, kami memprioritaskan
kegiatan pelayanan dan pemberdayaan pada pembangunan infrastruktur.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pembangunan fasilitas MCK,
pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, serta pengadaan
tiang penerangan jalan. Kami juga melaksanakan kegiatan kerja bakti
bersama warga untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya kami lakukan
untuk melayani dan memberdayakan, serta meningkatkan taraf hidup
masyarakat Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah.
Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam pembekalan KKN-PpMM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, perlu dilakukannya metode analisis
SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats) untuk mempermudah
analisis terhadap setiap permasalahan yang ada di Desa Kalongsawah.
A. Kesimpulan
Berangkat dari permasalahan utama yang telah kami jabarkan pada
bab pertama, maka kami telah melaksanakan program dan kegiatan untuk
membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut
tiap bidangnya dapat disimpulkan sebagaimana berikut:
1. Bidang Pendidikan
Sebagai upaya kami dalam mengatasi permasalahan di bidang
pendidikan, kami telah menyelenggarakan berbagai kegiatan baik dalam
bentuk pelayanan maupun pemberdayaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
kami laksanakan dalam bentuk formal, seperti kegiatan belajar mengajar di
SD dan PAUD serta peningkatan sarana pendidikan dan keagamaan. Selain
itu, kami juga bergerak dalam kegiatan pendidikan informal dengan tujuan
peningkatan kreativitas dan kemandirian masyarakat. Tujuan tersebut
kami wujudkan dalam kegiatan beauty class, pelatihan kerajinan tangan bagi
anak-anak, serta lokakarya ekonomi kreatif.
2. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, kami melaksanakan kegiatan peringatan HUT
RI di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Kegiatan tersebut berisi
berbagai perlombaan untuk memeriahkan acara yang berlangsung setahun
sekali tesebut. Selain itu, kami bersama Puskesmas Kecamatan Jasinga juga
menyelenggarakan cek kesehatan bagi warga yang berusia lanjut. Kegiatan
ini sangat penting agar masyarakat dapat mendeteksi dini berbagai
penyakit yang mungkin saja menjangkiti mereka.
3. Bidang Lingkungan
Berdasarkan permasalahan di bidang lingkungan, kami melaksanakan
kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Selain itu, infrastruktur di kampung ini
juga dapat dikatakan masih kurang memadai. Oleh karena itu, kami
melakukan kegiatan pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan kakus umum,
pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, serta pengadaan
tiang penerangan jalan. Semua kegiatan ini kami harapkan setidaknya
dapat memudahkan akses sanitasi yang baik bagi masyarakat Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah.
53
B. Rekomendasi
Terdapat beberapa hal yang menjadi konsentrasi kelompok KKN
SECURAH dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) agar menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kami membuat
rekomendasi yang ditujukan di antaranya kepada:
1. Pemerintah Setempat
a. Membuat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS),
kebutuhan ini sangat mendesak karena di wilayah Desa
Kalongsawah tidak terdapat TPS yang menyebabkan masyarakat
desa membuang sampah ke sembarang tempat.
b. Peningkatan jumlah sekolah menengah di Desa Kalongsawah.
Mayoritas taraf pendidikan warga desa Kalongsawah hanya lulusan
sekolah dasar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan taraf
pendidikan warga, dibutuhkan fasilitas pendidikan yang lebih lagi
untuk desa ini.
2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta
a. Perlu adanya sosialisasi lebih awal lagi mengenai penyelenggaraan
KKN-PpMM, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri lebih
baik lagi.
b. Pihak PPM harus mempersiapkan diri lebih awal lagi, dengan
membagikan terlebih dahulu buku panduan berbagai macam jenis
laporan sebelum KKN dimulai, sehingga mahasiswa dapat
mengerjakan dengan maksimal dan tidak terburu-buru.
c. Perlu adanya kejelasan kapan dan berapa dana yang akan turun dari
PPM, sehingga mahasiswa peserta KKN dapat lebih siap dalam
merancang program di lokasi KKN.
3. Pemangku Kebijakan Tingkat Kecamatan/Kabupaten
a. Bagi pemangku jabatan baik dari tingkat Kecamatan Jasinga
maupun Kabupaten Bogor harus saling bersinergi dan berkoordinasi
untuk menyejahterakan masyarakat Jasinga.
b. Perlu diselenggarakannya birokrasi yang mudah dan terjangkau bagi
masyarakat Jasinga sehingga tidak perlu melakukan perjalanan
hampir dua jam ke pusat Kabupaten di Cibinong untuk mengajukan
atau mengurus dokumen-dokumen yang sifatnya administratif.
c. Perlu dilakukan pembenahan yang komprehensif dari berbagai
bidang terutama seperti pendidikan, lapangan kerja, kesehatan,
lingkungan, serta berbagai bidang strategis lainnya. Menurut kami
20
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Kalongsawah, Bapak Engkus Kusmana,
23 Agustus 2016.
21
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 23 Agustus 2016.
22
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja, 23 Agustus 2016.
57
B. Penggalan Kisah Inspiratif Mahasiswa KKN
1
AKHIRNYA KUTEMUKAN KAMPUNGKU!
Ilham Edlian
Keramahan Kalongdagul
Sebelum memulai kegiatan dan agar program-program kerja KKN
berjalan, saya bersama kelompok saya mengadakan pembukaan KKN
dengan kelompok 065 dan 066 di Kantor Desa Kalongsawah. Pembukaan
diwakilkan dari sambutan dosen pembimbing kelompok saya yaitu
kelompok 067. Di sana kelompok saya mempersiapkan untuk mengisi
acara, dan saya menyiapkan konsumsi untuk pembukaan KKN selama tiga
hari. Alasan saya mengadakan pembukaan ini agar dapat mengenalkan
kelompok KKN kepada aparatur desa agar diberikan izin untuk
merealisasikan program-program KKN.
Setiap harinya di tempat KKN, saya mengikuti program-program
kelompok yang sudah disepakati setelah sosialisasi dengan tokoh
masyarakat setempat pada saat minggu kedua. Pada pagi hari mulai dari
pukul 10.00 saya mengajar ke sekolah, baik SDN 01 Kalongsawah maupun
di SDN 03 Kalongsawah hingga pukul 12.00 siang. Setelah itu, saya
mengajar di madrasah mulai dari pukul 14.00 siang sampai pukul 16.00 sore
yang diasuh oleh Akang Alid selaku pengajar kelas 4 madrasah atau kelas 6
SD. Setelah itu, saya bersilaturahmi ke warga ataupun bermain bersama
Hikmah di Kalongsawah
Pada penutupan di Kampung Kalongdagul, ketua pemuda
mengapresiasi kelompok KKN SECURAH 2016 karena sudah membangun
MCK bagi masyarakat sekitar dan lampu penerangan jalan untuk
perjalanan dari Kalongdagul sampai Garisul. Apresiasi juga datang dari ibu-
ibu pengajian serta anak-anak yang setia meramaikan kelompok saya. Pada
akhir acara, ada pembagian hadiah serta permainan tebak-tebakan bagi anak-
anak. Selain itu, ibu-ibu pun turut memperebutkan hadiah dari kami. Acara
ini diakhiri dengan penutupan. Kami memberikan piagam penghargaan
kepada tokoh masyarakat sebagai rasa terima kasih telah menerima kami.
Pada detik-detik menjelang kepulangan, saya bertanggung jawab
untuk membuat cetakan tiang lampu penerangan jalan bertuliskan UIN
Jakarta dan KKN SECURAH 2016. Saya juga membuat desain foto dengan
bingkai untuk kenangan lima tokoh masyarakat, serta fotokopi kitab
kuning untuk madrasah dan pengajian. Saya juga juga berperan sebagai
penanggung jawab sertifikat untuk SDN 03 Kalongsawah, SDN 01
Kalongsawah, dan dua PAUD. Pada malam harinya, saya bersama
kelompok saya memberikan kenangan fisik untuk sekolah SD dan PAUD
dengan piagam penghargaan serta untuk madrasah dan pengajian berupa
papan tulis putih, spidol, kitab kuning, mushaf al-Qur’an, buku Iqro’, serta
mukena. Kami pun memberi kenangan untuk 5 tokoh masyarakat seperti
Abah Aja selaku Ketua Pemuda Kalongdagul, Bapak Yayat dan Ibu Mimah
selaku pemilik rumah tempat kami tinggal, Bang Ardi selaku orang yang
berpengaruh membantu program KKN, Ibu Rum selaku pengajar PAUD,
serta Bapak Jatnika selaku Ketua RT 04.
Banyak hikmah yang saya cerna dan terima serta telah saya paparkan
di awal-awal paragraf. Mungkin hanya sepatah kalimat yang menurut saya
berkelas kepada kelompok saya, yaitu, “Teruslah berusaha dengan
mengalirkan segenap kemampuan yang ada, insyaallah akan tumbuh usaha
yang baru di mana usaha itu akan mengalir lagi ke usaha-usaha berikutnya.”
Untukmu Kalongsawah
Selanjutnya penutupan di Desa Kalongsawah bersama Bapak Engkus
Kusmana, selaku Kepala Desa beserta jajarannya. Setelah melakukan
penutupan di kantor desa, esok harinya saya dan teman-teman KKN
Pengabdian Kedua
Sebelumnya saya pernah memiliki pengalaman kegiatan pengabdian
di masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan Praktik Pengabdian
Masyarakat, dan pada saat itu saya masih duduk di bangku madrasah aliah
ketika di pesantren dahulu. Bagi saya, praktik pengabdian masyarakat
ketika dahulu dan sekarang berbeda. Ketika masih di pesantren dahulu,
praktik pengabdian yang saya lakukan bersama dengan teman-teman saya
hanya dalam kurun waktu dua minggu saja. Selain itu, serta segala
persiapan seperti tempat tinggal dan transportasi, sudah disiapkan oleh
panitia. Namun pada Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan di universitas
kali ini, nyatanya sangatlah berbeda dengan apa yang pernah saya jalani
sebelumnya. Segala urusan tempat tinggal, transportasi, bahkan konsumsi
pun harus kami urus sendiri. Saya merasa bahwa ini merupakan tantangan
tersendiri yang mengharuskan saya hidup mandiri bersama dengan teman-
teman kelompok KKN lain.
Awalnya sistem pembentukan kelompok KKN disusun sendiri oleh
mahasiswa. Namun nampaknya pada tahun ini pembentukan kelompok
KKN dipilih langsung dari panitia Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM). Sebenarny,a saya merasa khawatir karena tidak bisa merasa klop
dengan para anggota KKN yang lain, karena memang sebelumnya saya
belum mengenal mereka apalagi berada di fakultas yang berbeda-beda.
Tetapi saya yakin, saya bisa bekerja sama dengan baik dengan para anggota
KKN walaupun kami berasal dari jurusan yang berbeda. Dari situlah saya
berpikir bagaimana saya bisa mewakili dari jurusan saya di kelompok KKN,
agar dapat membantu dalam program kegiatan kerja KKN nantinya.
Sebelum melakukan kegiatan KKN, tentu ada kegiatan survei yang
diadakan di setiap kelompok. Kelompok KKN SECURAH melakukan dua
kali survei. Pada saat survei pertama saya, sempatkan untuk pergi, namun
ternyata teman-teman lain menginginkan pergi lebih pagi. Sedangkan saya
sedang ada tugas presentasi yang tidak bisa ditinggalkan. Maka pada survei
pertama saya batal ikut ke lokasi KKN di Jasinga. Pada survei kedua pun
saya juga berhalangan hadir sebab ada urusan keluarga mendadak. Jadi saya
hanya melihat lokasi KKN melalui foto-foto yang diberikan teman saya
Mengabdi
Pengabdian artinya adalah hal mengabdi atau mengabdikan. Seorang
warga negara yang mengabdi kepada negaranya biasanya memiliki
pedoman hidup. Pedoman tersebut adalah berjuang bagi negara tanpa
mengharapkan imbalan apa-apa. Dan pengabdian bukan perbudakan, sebab
perbudakan selalu disertai dengan paksaan dan ketakutan yang akhirnya
menimbulkan pemberontakan. Maka saya sebagai mahasiswa yang
disiapkan untuk generasi yang akan datang, perlu mempersiapkan untuk
membangun jiwa sosial, jiwa berbakti, dan jiwa mandiri dalam kepribadian
generasi saat ini. Tujuan dari pengabdian ini adalah demi membangun masa
depan yang sukses dan baik tanpa mengotori perjuangan itu dengan jalan
yang kotor, dan ikut serta dalam membangun masyarakat untuk kemajuan
setiap daerah di Indonesia, hingga mempunyai individu yang berkualitas.
Menciptakan masyarakat yang siap mempertahankan dan memajukan
tanah air Indonesia. Tanpa ilmu dalam diri setiap masyarakat, akan sulit
untuk mempertahankan dan memajukan tanah air Indonesia. Tugas saya
dan para mahasiswa yang lain adalah ikut andil dalam membangun
masyarakat yang mandiri, mempunyai akhlak mulia, intelektual, dan cinta
tanah air. Maka, persiapan itu bukan hanya saja duduk di kursi kuliah dan
membaca buku, tapi saya perlu terjun dan membaktikan diri langsung ke
dalam masyarakat dan lingkungan sosial.
Pada tahun ini, saya mempunyai kesempatan untuk membaktikan
diri bersama masyarakat di daerah. Pada kesempatan dan momen ini, saya
memiliki kesempatan untuk belajar dan memahami karakter yang tertanam
di dalam tradisi masyarakat yang sebenarnya, yang mana setiap masyarakat
dan daerah pasti akan mampunyai tradisi yang berbeda pula. Perbedaan itu
akan menjadi suatu pelajaran untuk bagi saya dalam membangun
masyarakat dan daerah dengan lebih baik. Setidaknya saya dapat
membantu dalam pemahaman bidang agama, membantu dalam bidang
ekonomi, meningkatkan infrastruktur masyarakat. Karena banyak
perbedaan yang menjadi suatu kecemburuan sosial dalam masyarakat
daerah dan masyarakat kota. Masyarakat kota yang mana dimanjakan
dengan kebutuhan yang serba mudah, berbeda dengan masyarakat daerah
Pandangan Pertama
Kembali mengingat di mana kita semua dipertemukan di gedung yang
saya harapkan dapat menggunakan toga di penghujung dunia
perkuliahanku ini yaitu Auditorium Harun Nasution. Sebelas orang dari
latar belakang fakultas dan jurusan yang berbeda diharuskan menjadi
keluarga kecil yang kompak dan solid dalam menjalankan KKN (Kuliah
Kerja Nyata) di Desa Kalongsawah. Sebelum keberangkatan, kami
berinisiatif untuk berjualan sebagai dana usaha agar dapat modal awal
untuk keperluan KKN. Di samping danus, kami juga sering mengadakan
rapat pra-keberangkatan di hari-hari tertentu yang disepakati melalui grup
sosial media WhatsApp. Kami mendapatkan tempat KKN di Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Desa ini mempunyai tiga dusun, yaitu dusun I, II, dan III. Tepatnya
kelompok saya di dusun 2 yang mencakup dua kampung, yaitu
Kalongdagul dan Garisul.
Berawal dari survei di bulan Ramadan kemarin, saya dan beberapa
teman-teman melakukan survei untuk mengetahui lokasi tempat yang akan
kita tinggali selama sebulan nanti. Awal perjumpaan dengan warga di sana
kami merasa senang karena respons positif yang sangat kami apresiasi dan
sangat kami rasakan dari warga setempat. Namun kami sempat pesimis
karena tidak ada rumah yang bisa kami konfirmasi untuk disewa selama
KKN berlangsung nanti. Tepat pukul 13.15 WIB, di mana kita semua
bersiap-siap untuk kembali ke Ciputat dengan wajah lesu dan kecewa
tidak mendapatkan kontrakan, tak lama ingin beranjak pulang ada warga
yang memanggil kami yaitu Bang Anwar yang pada saat itu juga langsung
menunjukkan rumah yang bisa dikontrakkan dan alhamdulillah rumah itu
sangat pas untuk jumlah kita yaitu 11 orang. Bang Anwar adalah warga asli
Kampung Kalongdagul yang bekerja di Kantor Desa Kalongsawah. Ibu dan
Bapak pemilik kontrakannya pun sangat bersahabat. Bapak Supiatna sang
pemilik rumah, sangat banyak pengalamannya. Beliau adalah pensiunan
pekerja alat berat 5 tahun lalu, beliau juga sempat membangun gedung di
Pondok Pinang, membangun rumah di Lebak Bulus, bekerja di PT. Freeport
Papua, sampai pernah menggali kilang minyak di kota Baghdad Irak.
Kalongsawahku Sayang
Setelah pembukaan KKN, tidak lama kemudian kita langsung juga
soan ke beberapa sekolah, yaitu SDN 01 Kalongsawah, SDN 03
Kalongsawah, PAUD, dan beberapa pesantren untuk meminta izin ingin
berkontribusi di sana. Sekadar informasi, di dusun kami tidak terdapat
SMP apalagi SMA. Lalu di minggu kedua, kita semua mulai ikut mengajar
di berbagai instansi pendidikan tersebut yang dibagi dua orang setiap
instansinya. Rutinitas ini berjalan sampai di mana mendekati hari kita
selesai KKN. Saya mempunyai Ketua Ilham Edlian yang sangat bersahabat
dan setidaknya mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul selama
KKN berlangsung, walau kadang suka enggak jelas. Saya juga punya
sekretaris yang baik, cantik, dan teliti, walau kadang sering kumat yang
memang sudah bawaan dari lahir. Saya juga punya bendahara terpelit di
Desa Kalongsawah yang piawai untuk memegang uang bersama. Walaupun
pelit tapi tujuannya tidak lain untuk mengatur keuangan kita selama di
sana agar tercukupi. Dan saya sendiri ditugaskan sebagai hubungan
masyarakat dengan Fauzi yang mudah berbaur dengan warga di sana. Suka
dan duka bermunculan, namun kami bersyukur setiap individu bisa
menurunkan ego masing-masing untuk satu keputusan yang maslahat.
Setiap, harinya kami makan bersama, dengan tugas absen yang mulai
dibentuk minggu kedua karena di minggu awal selalu perempuan yang
masak. Akhirnya dibentuk absen piket merangkap masak dan cuci piring.
Kami baru makan ayam pada minggu ketiga di kontrakan, sebelumnya
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 139
kami makan dengan menu tempe, tahu, teri, dan sayur-mayur saja. Tapi
alhamdulillah dengan menu apapun kami masih bisa makan setiap hari.
Saya sangat merasakan kedekatan emosional yang begitu akrab, dari
mulai warga sampai situasi kampungnya. Sampai merasa kampung ini
adalah kampung halaman sendiri, walaupun sebenarnya adalah kampung
orang. Setiap harinya aktivitas menjadi mudah karena sudah banyaknya
kenalan di mana-mana. Alhamdulillah kelompok kami mendapatkan rumah
yang begitu mencukupi dari mulai luasnya, airnya, dan makanannya. Setiap
paginya kami tidak perlu pusing-pusing untuk membuat sarapan karena
ketika kami bangun tidur sudah ada sarapan roti, nasi uduk, dan lain-
lainnya. Kebetulannya warga di Kampung Kalongdagul ini kebanyakan
profesinya adalah tukang roti dan sopir taksi. Akhirnya saya pun
menemukan jawaban pekerja roti yang kita kenal bermerek Lauw dengan
gerobaknya yang berkeliaran di JABODETABEK. Mayoritas dari mereka
adalah penjual yang berasal kampung ini. Tidak menutup kemungkinan
sebenarnya dalam hati kecil ingin sekali mencoba memajukan produksi roti
ini sampai pada tingkat yang lebih baik.
Melihat secara garis besar, warga di Kampung Kalongdagul ini
mayoritas ekonominya menengah ke bawah. Susahnya warga untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosial sangat terasa, di mana ada momen kita
berinisiatif setidaknya untuk mencoba meminta sumbangan serumah 2 ribu
rupiah saja susahnya bukan main. Padahal uang yang terkumpul tujuannya
untuk memeriahkan acara kegiatan bersama yaitu peringatan 17 Agustus.
Wajar dan tidak heran kenapa sampai sesusah itu meminta bantuan
seikhlasnya untuk memeriahkan 17-an karena memang kondisi yang terlihat
masih banyak yang bingung untuk berpenghasilan lebih.
Di minggu ketiga kita mulai membangun fasilitas mandi, cuci, dan
kakus atau toilet umum yang berada di RT 04, tepatnya di tempat
persediaan air bersih. Kami juga menyumbang setidaknya meringankan
pengelolaan penerangan jalan antara Kampung Kalongdagul dan Garisul
karena masih sangat gelap ketika malam hari. Setiap pagi, kita selalu
berkumpul di satu titik yaitu tempat di mana MCK sedang dibangun.
Tidak jauh dari MCK tersebut, kami juga membangun tempat pembuangan
sampah sementara yang setidaknya awal dari pada solusi pembuangan
sampah di kampung tersebut. Warga pun antusias merespons
pembangunan tersebut. Walau tidak seberapa bentuknya, namun saya
yakin betul akan ada manfaatnya.
Teman-temanku Sayang
Saya mempunyai teman di kelompok saya dengan berbagai macam
kepribadian yang unik, lucu, ngeselin, garing pake banget, serius, tegas, ngeyel,
bengal, enggak peka, itung-itungan, dan sebagainya. Namun semua itu masih
sifat manusiawi semua. Pertama Ilham Edlian sebagai Ketua Kelompok
KKN kami dari Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI), ia sangat
cerewet, hiperaktif, dan responsif. Ia sangat bersahabat untuk mencoba
mengerti keluhan dari setiap anggota kelompok yang dipimpinnya. Kedua
adalah Adila Oktania sebagai sekretaris kelompok KKN kami dari Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris, cukup aktif di pra-keberangkatan dan ia baik
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 141
tapi ngeselin. Terkadang ada hal-hal konyol yang ia buat dan itu di luar
logika saya. Ia juga berisiknya enggak ketulungan, cerewet, enggak tau tempat
kalo berisik, tapi tetap sebenarnya ia adalah orang yang baik. Ketiga adalah
Evi Wulandari sebagai bendahara kami dari Jurusan Manajemen yang
cantik, songong, pelit, baik, pengertian, dan panikan. Ia seperti emak-emak
yang memiliki 10 orang anak dan harus mengeluarkan banyak uang untuk
mengisi perut anak-anaknya yang kelaparan. Keempat adalah Putri Suci
Dwi Hita, dari Jurusan Sistem Informasi yang pendiam, rumasa, pengertian,
klemar-klemer, sering memberi solusi, baik, dan enggak suka mubazir. Kelima
adalah Ibtisamah atau biasa dipanggil Ama dari Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, ia cerewet banget, berisik banget, stalker banget, sering
memberi solusi, baik, pengertian, ketawa mulu, dan ia sempat jadi kembang
desa yang ditaksir oleh Bapak Jatnika, Ketua RT paling muda di Kampung
Kalongdagul. Keenam adalah Irma Shabrina dari Jurusan Hukum Keluarga,
pertama kali dilihat ia sangat pendiam, tapi lama-kelamaan ternyata ia
berisik bukan main, cerewet, asal berbicara, baik, suka memunculkan opsi
yang sudah menjadi opsi, tidak mau repot, dan ia memiliki koper yang
paling besar di antara yang lain, sepertinya isi satu lemari dibawa semua
kayak mau pindah kos. Ketujuh adalah Ahmad Ari Pratama dari Jurusan
Manajemen, ia sangat baik, badannya kecil namun makannya paling
banyak, pandangannya bikin cewe-cewe kampung meleleh, kurang
pengertian, tidak mau repot, pengennya instan, ngeselin, manis, sering
menghibur dengan caranya berbicara, dan sering menjadi bahan candaan
satu kampung dari mulai pemuda sampai ibu-ibu.
Kedelapan adalah M. Maftuh Rahmat dari Jurusan Tafsir Hadis, ia
baik, pengertian, rumasa, aktif, cukup dekat dengan warga kampung karena
bahasa Sundanya, dan ternyata ia memiliki saudara di Kampung
Kalongdagul. Ia juga sering memberikan solusi, sering memberikan banyak
opsi, ganteng, ditaksir banyak gadis-gadis Kalongdagul, bersahabat dengan
alam karena ia adalah anak Pramuka, bukan hanya anak Pramuka tapi ia
juga adalah senior Pramuka di kampus. Kesembilan adalah Adam Levine,
maaf, maksud saya, Adam Suhada dari Jurusan Agribisnis. Ia sangat
bersahabat, cukup tegas, sering memberikan solusi, terlihat dewasa,
pengertian, vokal, suaranya ngeri ngebass bukan main, dan ia sangat pandai
berdialektika. Kebetulan ia memiliki ayah yang asli orang Jasinga, sehingga
ia sedikit banyak tahu daerah Jasinga. Kesepuluh adalah Fauzi dari Jurusan
147
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika. Jasinga, 25 Juli 2016.
Wawancara Pribadi dengan Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abdu Roip. Jasinga, 16 Agustus 2016.
Website Resmi Kecamatan Jasinga. Data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_d
esa/345.
Wood, David. “What are Problem Solving Methods?” Artikel diakses pada
28 Mei 2017 dari http://study.com/academy/lesson/problem-solving-
methods-definition-types.html.
149
Adila Oktania (21 tahun) adalah
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikan menengahnya ia tempuh di
SMAN 2 Kota Bengkulu. Adila juga
sempat menjabat sebagai Sekretaris
Jendral di HMJ Bahasa dan Sastra
Inggris pada angkatan 2013.
155
156 | Kelompok KKN SECURAH 2016
A. Tabel Kegiatan Individu
Irma Zhafira Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Nur Shabrina H. M. Hum.
NIM 1113044000003 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH