Anda di halaman 1dari 197

SECURAH

PENGABDIAN untuk
KALONGSAWAH

Editor:
Dedy Nursamsi, S. H., M. Hum.

Tim Penulis:
Ilham Edlian, dkk.
TIM PENYUSUN

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH


Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Kalongsawah,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
©SECURAH2016_Kelompok KKN067
ISBN 978-602-6670-74-8
Tim Penyusun:
Editor Dedy Nursamsi, S.H., M. Hum.
Penyunting Muhammad Syarif, S. H. I.
Penulis Ilham Edlian
Layout Ilham Edlian
Desain Sampul Putri Suci Dwi Hita
Kontributor Adila Oktania, Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida, Ahmad Fauzi,
Ibtisamah Nur Roosyidah, M. Maftuh Rahmat, Evi Wulandari,
Ahmad Ari Pratama, Adam Suhada, Putri Suci Dwi Hita, Kholid
Suryadi Ahmad, Abah Aja, Bapak Jatnika, Abdu Roip

Diterbitkan atas kerja sama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat


(PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan Kelompok KKN SECURAH
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada


Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 067 di Desa
Kalongsawah yang berjudul: SECURAH PENGABDIAN untuk
KALONGSAWAH telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 19 Juni 2017.

Dosen Pembimbing Koord. Program KKN-PpMM

Dedy Nursamsi, S.H., M. Hum. Eva Nugraha, M. Ag.


NIP. 196111011993031002 NIP. 197102171998031002

Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Djaka Badranaya, ME.


NIP. 197705302007011008

iii
“Semoga SECURAH menjadi awal dari
curahan-curahan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di masa yang
akan datang.”
(Dedy Nursamsi, S. H., M. Hum.)

iv | Kelompok KKN SECURAH 2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,


karena rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan rangkaian
program dan kegiatan KKN-PpMM di Desa Kalongsawah sesuai dengan
rencana.
Laporan ini disusun untuk mendeskripsikan gambaran dan
karakteristik umum dari Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor. Selain itu, laporan ini juga memaparkan berbagai
program dan kegiatan KKN yang telah dilaksanakan dalam beberapa
bidang di Desa Kalongsawah.
Kami menyadari bahwa keberhasilan yang kami capai dalam
pelaksanaan serangkaian kegiatan KKN bukan semata-mata karena
kemampuan kami sendiri, melainkan karena tuntunan Tuhan dan bantuan
dari berbagai pihak, terutama dari masyarakat Desa Kalongsawah. Oleh
karena itu, melalui laporan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih
kami kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta karena telah merealisasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi melalui pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata.
2. Bapak Djaka Badranaya, ME., selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata yang sangat
bermanfaat bagi para mahasiswa.
3. Bapak Eva Nugraha, M.Ag., selaku Koordinator KKN-PpMM yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata sejak tahap pembekalan hingga penyusunan laporan ini.
4. Bapak Muhammad Syarif, S. H. I., selaku penyunting buku laporan
kegiatan KKN SECURAH yang telah memberikan arahan agar
penyusunan buku ini terstruktur dengan baik.
5. Bapak Dedy Nursamsi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing
KKN SECURAH yang telah mendukung kami selama kegiatan KKN
dan membantu kami dalam penyusunan buku ini.
6. Bapak Engkus Kusmana, selaku Kepala Desa Kalongsawah beserta
stafnya yang telah mengizinkan kami untuk melaksanakan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata di Desa Kalongsawah, dan telah mendukung
setiap kegiatan yang kami selenggarakan.

v
7. Bapak Darusman selaku Kepala Dusun II, Desa Kalongsawah, yang
selalu mendukung setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
8. Abah Aja selaku Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, yang selalu siap dalam membimbing, mendukung, dan
membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan di Kampung
Kalongdagul.
9. Seluruh pimpinan, guru-guru, kyai, ustaz, dan ustazah di SDN 01
Kalongsawah, SDN 03 Kalongsawah, PAUD Maulida, PAUD At-
Taufiq, serta seluruh pesantren dan majelis taklim di Kampung
Kalongdagul yang telah mengizinkan kami untuk turut berpartisipasi
dan terlibat dalam setiap kegiatan mereka.
10. Bapak Supiatna dan Ibu Hamimah selaku orang tua angkat bagi
mahasiswa-mahasiswi KKN SECURAH yang selama 32 hari
pelaksanaan KKN telah mengizinkan kami untuk tinggal di rumah
mereka, serta selalu bersedia membantu setiap kesulitan yang kami
hadapi.
11. Ketua RT 04 Kampung Kalongdagul Bapak Jatnika alias Bang Jablay
yang telah membantu dan mendukung setiap kegiatan yang kami
selenggarakan.
12. Seluruh pemuda Kampung Kalongdagul, terutama Bang
Hardimansyah (Ardi) yang selalu bersedia membantu dan
membimbing kami dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
13. Mamah Yeyeh beserta keluarga yang selalu bersedia kami repotkan
dengan kehadiran kami di rumah mereka, serta selalu bersedia
membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan.
14. Seluruh anak-anak Kampung Kalongdagul, yang dengan tawa mereka
selalu berhasil menghibur dan menghilangkan penat yang kami
rasakan selama penyelenggaraan kegiatan KKN di kampung mereka.
15. Serta seluruh masyarakat Desa Kalongsawah dan berbagai pihak yang
telah terlibat, membantu, dan mendukung seluruh kegiatan yang
kami selenggarakan, tanpa mengurangi rasa terima kasih dan hormat
kami, tidak disebutkan nama atau instansinya satu per satu. Semoga
amal kebaikan yang telah mereka berikan kepada kami, dibalas oleh
Tuhan dengan pahala yang berlipat ganda.
Selain itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami
yang mendalam kepada orang tua seluruh anggota Kelompok KKN
SECURAH. Tanpa adanya rasa kasih sayang, perhatian, dan dukungan

vi | Kelompok KKN SECURAH 2016


sepenuh hati dan tiada henti dari mereka, kami tidak mungkin bisa sampai
di titik ini.
Kami menyadari bahwa buku laporan KKN ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun, kami selalu berharap bahwa laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta berbagai pihak lainnya di masa yang
akan datang.

Jakarta, 1 September 2016

KKN SECURAH_067

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | vii


“Seseorang yang sukses itu tidak dilihat
dari seberapa banyak uang yang ia
miliki. Melainkan dari seberapa banyak
kehadirannya membawa manfaat bagi
orang lain.”
(Ilham Edlian)

viii | Kelompok KKN SECURAH 2016


DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ................................................................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK ................................................................ xv
RINGKASAN EKSEKUTIF...........................................................................xvii
PROLOG ............................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Dasar Pemikiran ................................................................................................. 1
B. Kondisi Umum Desa Kalongsawah .............................................................. 3
C. Permasalahan Utama Desa Kalongsawah ...................................................4
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 067 SECURAH ........................................4
E. Fokus atau Prioritas Program ......................................................................... 6
F. Sasaran dan Target............................................................................................. 7
G. Jadwal Pelaksanaan Program..........................................................................9
H. Pendanaan ......................................................................................................... 10
I. Sistematika Penyusunan ................................................................................ 10
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ........................................ 13
A. Metode Intervensi Sosial................................................................................ 13
B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 14
BAB III KONDISI WILAYAH DESA KALONGSAWAH ......................... 17
A. Sejarah Singkat Desa Kalongsawah ............................................................ 17
B. Letak Geografis ................................................................................................. 18
C. Struktur Penduduk .......................................................................................... 19
D. Sarana dan Prasarana ..................................................................................... 22
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DI
DESA KALONGSAWAH ................................................................................ 25
A. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................... 25
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat .....................33
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat ........... 43
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil .................................................................. 49
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 53
A. Kesimpulan ........................................................................................................53

ix
B. Rekomendasi .................................................................................................... 54
EPILOG ................................................................................................................ 57
A. Kesan dan Pesan Tokoh Masyarakat atas Pelaksanaan KKN ............. 57
B. Penggalan Kisah Inspiratif Mahasiswa KKN ..........................................58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 147
SHORT BIOGRAPHY..................................................................................... 149
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 155
A. Tabel Kegiatan Individu ............................................................................... 157
B. Surat dan Sertifikat ....................................................................................... 170
C. Foto-foto Kegiatan......................................................................................... 173

x | Kelompok KKN SECURAH 2016


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program .................................................................... 7


Tabel 1.2: Sasaran dan Target ....................................................................................... 7
Tabel 1.3: Pra-KKN PpMM 2016 .................................................................................9
Tabel 1.4: Pelaksanaan Program di Lokasi KKN ....................................................9
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program ............................................................... 10
Tabel 1.6: Pendanaan..................................................................................................... 10
Tabel 1.7: Sumbangan ................................................................................................... 10
Tabel 4.1: Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan .............................................. 26
Tabel 4.2: Matriks SWOT 02. Bidang Sosial ........................................................ 28
Tabel 4.3: Matriks SWOT 03. Bidang Lingkungan ............................................. 31
Tabel 4.4: Pelayanan (Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD) ............33
Tabel 4.5: Pelayanan (Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan) ... 34
Tabel 4.6: Pelayanan (Peringatan HUT RI 17 Agustus) .................................... 36
Tabel 4.7: Pelayanan (Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia) ......................37
Tabel 4.8: Pelayanan (Pembangunan Fasilitas MCK Umum)......................... 39
Tabel 4.9: Pelayanan (Pembangunan TPS) ........................................................... 40
Tabel 4.10: Pelayanan (Pengadaan Tiang Penerangan Jalan) ........................... 42
Tabel 4.11: Pemberdayaan (Kerja Bakti) ................................................................ 43
Tabel 4.12: Pemberdayaan (Kegiatan Beauty Class) ............................................. 45
Tabel 4.13: Pemberdayaan (Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak) 46
Tabel 4.14: Pemberdayaan (Lokakarya Ekonomi Kreatif) ................................ 47

xi
“Pada hakikatnya, seorang manusia
membutuhkan orang lain untuk bisa
hidup, untuk bisa berbagi tawa, berbagi
senyuman, berbagi suka dan duka, serta
berbagi rasa kekeluargaan satu sama
lain.”
(Adam Suhada)

xii | Kelompok KKN SECURAH 2016


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Lokasi Desa Kalongsawah ................................................................... 18


Gambar 3.2: Lokasi Pengabdian Desa Kalongsawah........................................... 18
Gambar 3.3: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ................... 19
Gambar 3.4: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Agama ............................... 20
Gambar 3.5: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........... 21
Gambar 3.6: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...... 22
Gambar 3.7: Sekolah Dasar Negeri Kalongsawah 03 .......................................... 23
Gambar 3.8: Prasarana Jalan di Desa Kalongsawah ............................................ 23
Gambar 3.9: Lahan Persawahan ............................................................................... 24
Gambar 3.10: Masjid di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah ............ 24
Gambar 3.11: Jembatan di atas Sungai Cidurian .................................................. 24
Gambar 4.1: Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD ................................ 34
Gambar 4.2: Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan ...................... 36
Gambar 4.3: Peringatan HUT RI 17 Agustus .........................................................37
Gambar 4.4: Cek Kesehatan Bagi Kaum Lanjut Usia ........................................ 39
Gambar 4.5 Pembangunan Fasilitas MCK Umum ............................................. 40
Gambar 4.6: Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ................. 41
Gambar 4.7: Pengadaan Tiang Penerangan Jalan ................................................ 43
Gambar 4.8: Kerja Bakti ............................................................................................. 44
Gambar 4.9: Kegiatan Beauty Class ........................................................................... 46
Gambar 4.10: Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak ............................ 47
Gambar 4.11: Lokakarya Ekonomi Kreatif ............................................................. 49

xiii
“Teruslah berusaha dengan mengalirkan
segenap kemampuan yang ada. Insya
Allah akan tumbuh usaha yang baru di
mana usaha itu akan mengalir lagi ke
usaha-usaha berikutnya.”
(Ahmad Ari Pratama)

xiv | Kelompok KKN SECURAH 2016


TABEL IDENTITAS KELOMPOK

Kode 1/Bogor/Jasinga/067
Kelurahan
Kelompok
Kalongsawah [3]
SECURAH 1.3.26.
Dana Rp16.700.000,-
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Kegiatan
11 Mahasiswa
11 Kegiatan 067
Jumlah 3 Pembangunan Fisik
Pembangunan -Pembangunan fasilitas MCK umum
Fisik -Pembangunan tempat pembuangan sampah
-Pengadaan tiang penerangan jalan

xv
“Kebersamaan ini menjadikan saya
lebih banyak mengetahui hal-hal baru,
dan menjadikan saya lebih bersyukur
dengan apa yang saya miliki. Serta
mengingatkan saya akan kekayaan alam
dan budaya Indonesia yang amat luar
biasa.”
(Kholid Suryadi Ahmad)

xvi | Kelompok KKN SECURAH 2016


RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa


Kalongsawah selama 32 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di
kelompok ini, yang berasal dari 7 Fakultas yang berbeda. Kami namai
kelompok ini dengan SECURAH, dengan nomor kelompok 067. Kami
dibimbing oleh Bapak Dedy Nursamsi, S.H. M.Hum., beliau adalah dosen di
Fakultas Syariah dan Hukum. Tidak kurang dari 11 kegiatan yang kami
lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan
kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan
fokus pada satu kampung, yaitu Kampung Kalongdagul, kegiatan-kegiatan
yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp16.700.000,-. Dana
tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar
Rp1.000.000,- per orang, dana penyertaan Program Pengabdian pada
Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rp5.000.000,-, dan dari hasil pengumpulan dana sebesar Rp700.000,-.
Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah
keberhasilan yang telah kami raih, yaitu:
1. Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan desa.
2. Bertambahnya motivasi peserta didik SD, SMP, untuk melanjutkan
kuliah.
3. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bertambahnya pembangunan fisik atau rehabilitasi bangunan, antara
lain: Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Umum,
Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), dan
Pengadaan Tiang Penerangan Jalan.
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah
kendala yang kami hadapi, antara lain:
1. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi
dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen
pembimbing, pihak sponsor, maupun aparatur desa.
2. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan rencana
kegiatan yang telah disusun.
3. Sejumlah masyarakat kurang merespons kegiatan kami karena antara
satu RT dan yang lainnya tidak kompak dan saling mendukung.

xvii
Namun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian
besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya tersebut
di antaranya:
1. Ketiadaan tempat pembuangan sementara untuk sampah warga desa
yang seharusnya diteruskan ke tempat pembuangan akhir.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat desa akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
3. Kurangnya fasilitas mandi, cuci, dan kakus yang memadai bagi
seluruh masyarakat desa.

xviii | Kelompok KKN SECURAH 2016


PROLOG

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu bentuk pengabdian


kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner,
institusional, dan kemitraan merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat. KKN juga merupakan salah satu kegiatan dalam
pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan Pasal 20 Ayat 2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan, “Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.”
Pasal 2 Ayat 1 Butir b, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional. Sasaran KKN di antaranya adalah masyarakat umum, sekolah,
lembaga/instansi, serta industri atau kelompok tertentu.
Sejalan dasar hukum di ataslah, KKN UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta disiapkan dan diwajibkan kepada setiap mahasiswa dalam rangka
mengembangkan kompetensi melalui pengalaman nyata di masyarakat.
Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan mendapatkan
kemampuan generatif berupa kecakapan hidup seperti kemampuan
berpikir dan kemampuan bernalar secara analitis, berdasarkan sumber
empiris dan realistis, agar dapat merancang dan melaksanakan program,
membantu mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan orang
lain, mengatur diri sendiri dan melatih keterampilan dalam bekerja. Dengan
demikian, mahasiswa mendapatkan wawasan, pengalaman dan
keterampilan dalam bermasyarakat sebagai nilai tambah selama menimba
ilmu di bangku kuliah.
Kelompok KKN SECURAH 067 merupakan satu dari curahan-
curahan kelompok KKN tahun sebelumnya dan semoga bisa terus
dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. Konsep KKN yang dicanangkan
adalah KKN yang berkelanjutan. Artinya, akan datang KKN dari kelompok
lain pada tahun-tahun mendatang, sehingga SECURAH menjadi curahan-
curahan kegiatan pemberdayaan masyarakat selanjutnya. Dengan demikian,

xix
kesejahteraan masyarakat desa semakin meningkat, sehingga masyarakat
akan selalu bersyukur akan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada tahun ini, kelompok KKN yang saya bimbing berlokasi di Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Secara geografis, desa
ini terletak cukup jauh dari Ibu Kota Jakarta. Bahkan dari pusat Kabupaten
yaitu di Cibinong, letak desa ini juga harus menempuh jarak 55 km. Dari
segi infrastruktur, dapat dilihat bahwa desa ini cukup tertinggal
dibandingkan dengan pusat kabupaten. Hal ini terbukti dari tingkat
pendidikan serta keadaan ekonomi rakyatnya. Bila dibandingkan dengan
lokasi KKN yang saya bimbing tahun lalu, lokasi KKN tahun ini secara
umum masih lebih rendah taraf hidup masyarakatnya.
Oleh karena itu, kelompok KKN yang saya bimbing tahun ini lebih
memfokuskan program kepada bantuan pembangunan sarana dan
prasarana infrastruktur di Desa Kalongsawah. Di antara kegiatan yang
telah diselenggarakan adalah pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan
kakus, serta pembangunan tempat pembuangan sampah sementara.
Sementara pada tahun lalu, kegiatan KKN lebih difokuskan kepada
keterampilan masyarakat, terutama dalam pemahaman dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
Selaku pembimbing KKN kelompok 067, saya mengucapkan selamat
keberhasilannya dalam melakukan kewajiban akademik ini. Semoga
kegiatan yang dilakukan memberi manfaat nyata kepada masyarakat dan
yang lebih penting lagi menjadi bekal yang tiada terlupakan sebagai sarjana.
Ketika masih mahasiswa, bila terjadi kesalahan di dalam masyarakat
ataupun kalangan akademik, pihak kampus masih bisa memaklumi. Akan
tetapi bila telah sarjana, masyarakat sulit memaafkan bila melakukan
kesalahan secara akademik apalagi pelanggaran norma sosial. Selama
sebulan penuh bekerja sama dan berada langsung di tengah-tengah
masyarakat, akan menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Sesungguhnya, kegiatan KKN ini tidak hanya bermanfaat bagi
mahasiswa dan masyarakat, pihak universitas pun juga akan mendapatkan
manfaatnya. Terutama sejalan dengan tujuan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengintegrasikan antara ilmu agama
dengan ilmu pengetahuan (sains) sehingga dapat memelihara dan
mengembangkan pemahaman dan amaliah keagamaan serta pengetahuan
masyarakat. Selain itu, KKN juga merupakan sarana sosialisasi UIN di

xx | Kelompok KKN SECURAH 2016


masyarakat guna mendapatkan mahasiswa yang berkualitas meskipun dari
pedesaan.
Oleh karena itu, saya selaku pembimbing mengucapkan terima kasih
atas kerja sama dalam pelaksanaan KKN ini, dan mohon maaf bila ada
kekurangan. Kata akhir adalah sebagaimana diungkapkan Paulo Coelho
penulis dari negara Brazil, “Securah keberkahan yang terabaikan akan
dapat berubah menjadi secabik kutukan.” Jadi, bersyukurlah kita dapat
melampaui KKN ini sebagai berkah untuk menjadi sarjana.

Ciputat, 10 April 2017

Dedy Nursamsi, S.H., M. Hum.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | xxi


“Hidup bersama dalam suka dan duka,
menerima perbedaan, serta saling
menyayangi membuat saya bangga telah
mengabdi untuk masyarakat.”
(Putri Suci Dwi Hita)

xxii | Kelompok KKN SECURAH 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dari pembangunan
sebuah bangsa. Masyarakat yang maju dapat memberdayakan dan
mengembangkan sumber daya yang ada untuk berkontribusi terhadap
kemajuan bangsanya. Begitu pula sebaliknya, bangsa yang maju dapat
memberdayakan masyarakatnya agar dapat berpikir kreatif dan inovatif,
sehingga dapat menghasilkan produk-produk baru yang dapat
berkontribusi serta mengangkat martabat bangsanya. Namun, melihat
kondisi bangsa Indonesia dewasa ini, hubungan ideal antara masyarakat
dan bangsa tersebut sepertinya masih jauh dari harapan. Buktinya, sebagian
masyarakat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan yang
membatasi mereka untuk mengembangkan diri dan berbuat sesuatu untuk
bangsanya.
Oleh karena itu, peran serta dari berbagai elemen sangat krusial
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Dengan logika
berpikir tersebut, kami mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki
tanggung jawab lebih untuk mengabdikan diri kami kepada masyarakat.
Dengan berasaskan kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa
dituntut untuk tidak hanya cerdas secara kognitif saja, namun juga
diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah
demi kemaslahatan masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa juga
diharapkan dapat menyalurkan ilmu, ide, serta gagasannya kepada
masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat terpacu untuk lebih
mandiri, dan berpikir kreatif serta inovatif. Sehingga, simbiosis mutualisme
antara masyarakat dan bangsa seperti yang telah diuraikan di atas dapat
berjalan sebagaimana semestinya.
Berbagai hal inilah yang melatarbelakangi program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang diselenggarakan untuk mengejawantahkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Melalui
program KKN ini, diharapkan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat menggali berbagai potensi di dalam diri masyarakat, untuk kemudian
dikembangkan serta diberdayakan. Sehingga, diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

1
Kami dari kelompok KKN SECURAH mendapatkan amanat untuk
melaksanakan KKN di Kampung Kalongdagul, Dusun II, Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor yang telah difasilitasi
oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Desa Kalongsawah
merupakan desa yang terletak di Kabupaten Bogor bagian barat. Lokasi
yang cukup jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, membuat
ketertinggalan pembangunan sangat nampak di desa ini. Hal ini dapat
dilihat dari infrastruktur desa masih kurang memadai. Selain itu, tingkat
pendidikan juga masih rendah di desa ini. Sebagian besar masyarakat Desa
Kalongsawah hanya lulusan sekolah dasar, sehingga membatasi mereka
untuk mendapatkan pekerjaan. Fakta lapangan seperti inilah yang
menggerakan kami sebagai mahasiswa untuk melakukan pengabdian di
desa ini. Pengabdian yang kami lakukan meliputi bantuan berupa
pengadaan fasilitas umum serta memotivasi masyarakat agar menyadari
bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Melalui
buku ini kami berusaha memaparkan hasil pengabdian kami sebagai
mahasiswa yang telah melaksanakan KKN di Desa Kalongsawah, dengan
memilih judul buku: SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH.
Tema yang diusung dalam pelaksanaan KKN kami adalah,
“Membangun Masyarakat yang Kreatif, Inovatif, Religius, serta Bermanfaat bagi
Sesama,” dengan tujuan:
1. Bagi Mahasiswa
a. Berkontribusi dalam memberdayakan dan meningkatkan kehidupan
masyarakat.
b. Menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman
intelektualnya ke dalam realitas kehidupan masyarakat.
c. Memperkenalkan mahasiswa kepada berbagai permasalahan yang
sedang dihadapi oleh masyarakat, untuk kemudian melatih diri
untuk mencarikan solusinya secara bijak.
2. Bagi Masyarakat
a. Membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
b. Menanamkan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan
dalam kehidupan.
c. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat.
d. Meningkatkan prasarana yang menunjang kehidupan masyarakat.

2 | Kelompok KKN SECURAH 2016


B. Kondisi Umum Desa Kalongsawah
Setelah sebulan melaksanakan KKN-PpMM di Desa Kalongsawah,
dapat disimpulkan bahwa Desa Kalongsawah adalah desa yang sedikit
terisolasi dari keramaian dan pusat pemerintahan. Sehingga, dari segi
infrastruktur terdapat kesenjangan yang nampak antara desa ini dengan
desa-desa lainnya di Kecamatan Jasinga. Bila dilihat dari segi infrastruktur
jalan, akses jalan untuk mencapai desa ini cukup sulit. Mungkin hal inilah
yang menjadi alasan mengapa sarana dan prasarana fisik di dalam Desa
Kalongsawah cukup tertinggal dari desa-desa lainnya.1
Desa Kalongsawah dahulunya merupakan desa agraris. Namun,
seiring perkembangan zaman dan perubahan motif ekonomi, sejak tahun
70-an, sebagian besar warga Desa Kalongsawah beralih profesi menjadi
sopir taksi dan tukang roti di Jakarta. Mereka merupakan pekerja-pekerja
urban yang datang ke Jakarta pada hari kerja, kemudian kembali lagi ke
desanya di akhir pekan. Sementara itu, mata pencaharian sebagai petani
mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar warga yang
memiliki lahan pertanian menjual tanahnya ke perusahaan-perusahaan
besar untuk dialihfungsikan menjadi industri. Sehingga, saat ini hanya
sebagian kecil dari warga Desa Kalongsawah saja yang berprofesi sebagai
petani, dan kalaupun ada, mereka hanyalah buruh tani dan bukan pemilik
tanahnya.2
Dari segi pendidikan, Desa Kalongsawah memiliki lima sekolah dasar
dan beberapa madrasah diniah. Justru lembaga pendidikan yang
berkembang di desa ini adalah pesantren. Desa Kalongsawah memiliki
banyak pesantren dengan gurunya masing-masing. Hal ini tentunya baik
untuk memperkuat dasar-dasar keimanan warga desa, terutama di tengah
arus globalisasi ini. Sementara itu, dari segi budaya, masyarakat
Kalongsawah masih memegang erat budaya Sunda. Dapat kami lihat dari
keseharian mereka, seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak hingga
lanjut usia menggunakan bahasa Sunda untuk percakapan sehari-hari.
Meskipun bagi kalangan yang sudah terdidik juga telah terbiasa berbahasa
Indonesia.3

1
Catatan Observasi Lapangan tanggal 8 Juni 2016.
2
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 25 Juli 2016.
3
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja, 25 Juli 2016.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 3


C. Permasalahan Utama Desa Kalongsawah
Masalah merupakan suatu hal yang janggal atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya, dan biasanya cenderung merugikan. Berdasarkan
data kondisi umum tempat KKN di atas, serta hasil survei kami di Desa
Kalongsawah, kami menemukan beberapa masalah di bidang pendidikan,
sosial, serta lingkungan.
1. Bidang Pendidikan
Dari segi pendidikan, permasalahan yang jamak terjadi adalah jenjang
pendidikan tertinggi masyarakat hanya mencapai sekolah dasar, yaitu
sejumlah 4.854 jiwa. Selain itu, kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan juga masih sangat kurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pendidikan di Desa Kalongsawah cukup tertinggal.
2. Bidang Sosial
Permasalahan utama Desa Kalongsawah dari bidang sosial adalah
mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai sopir taksi dan pedagang roti di
Jakarta. Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya dengan sumber daya
yang dimiliki, mereka dapat hidup mandiri dengan berwirausaha di
kampung halamannya.
3. Bidang Lingkungan
Bidang lingkungan juga harus mendapat perhatian khusus. Sebagian
besar masyarakat Desa Kalongsawah belum memiliki fasilitas MCK di
rumahnya. Selain itu, tidak tersedianya tempat pembuangan sampah
sementara juga menjadi biang masalah yang menyebabkan masyarakat
terbiasa membuang sampah ke sungai.

D. Profil Kelompok KKN-PpMM 067 SECURAH


Nama KKN SECURAH merupakan akronim dari berbagai kelebihan
yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelompok, yaitu simple, efficient,
care, unforgettable, responsive, action, dan helpful. Berlandaskan kepada sifat-sifat
baik ini, diharapkan kami mampu menjalankan amanat dengan baik dalam
pengabdian kami serta dapat bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat.
Pada logo KKN SECURAH terdapat gambar daun yang memiliki
bentuk seperti tangan yang sedang menengadah, untuk selanjutnya
dialirkan melalui tetesan air. Filosofi ini bermakna berbagai ilmu yang kami
dapatkan di bangku perkuliahan harus disalurkan ke dalam masyarakat.
Selain itu, kami juga harus menebar manfaat bagi masyarakat sekitar

4 | Kelompok KKN SECURAH 2016


layaknya daun-daun hijau yang menghasilkan oksigen yang bermanfaat
bagi seluruh makhluk hidup di bumi.

Gambar 1.1: Logo KKN SECURAH


Kelompok KKN SECURAH 067 terdiri dari 11 orang mahasiswa dari 7
fakultas yang berbeda. Di bawah ini adalah berbagai kompetensi anggota
KKN-PpMM kelompok 067:
Ilham Edlian adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Kompetensi akademik Ilham
adalah pengetahuan dan wawasan yang komprehensif tentang sejarah dan
kebudayaan Islam, khususnya di wilayah Timur Tengah. Sementara itu,
kompetensi keterampilannya adalah olah raga.
Adila Oktania adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Kompetensi akademik Adila adalah
pemahaman dan praktik yang baik tentang bahasa dan sastra Inggris.
Sementara itu, kompetensi keterampilannya adalah memasak dan tutorial
jilbab.
Evi Wulandari adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Manajemen. Kompetensi akademik Evi adalah kemampuan
manajerial atau mengelola keuangan secara terstruktur. Sementara itu,
kompetensi keterampilannya adalah memasak.
Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida adalah mahasiswi Fakultas Syariah
dan Hukum, Jurusan Hukum Keluarga. Kompetensi akademik Irma adalah
pemahaman yang menyeluruh tentang hukum keluarga. Sementara itu,
kompetensi keterampilannya adalah memasak.
Ahmad Fauzi adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum. Kompetensi akademik Fauzi

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 5


adalah pengetahuan tentang mazhab-mazhab dan hukum-hukum Islam
dari berbagai ulama beserta aspek-aspeknya. Sementara itu, kompetensi
keterampilannya adalah mengaji dan berceramah.
M. Maftuh Rahmat adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Tafsir Hadis. Kompetensi akademik Maftuh adalah pemahaman yang baik
akan proses penafsiran hadis dan berbagai aspek-aspeknya. Sementara itu,
kompetensi keterampilannya adalah Pramuka.
Ibtisamah Nur Roosyidah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Kompetensi akademik Ibtisamah adalah kemampuan tentang teori dan
praktik komunikasi beserta kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan
dalam penyiaran. Sementara itu, kompetensi keterampilannya adalah
memasak dan membuat film.
Ahmad Ari Pratama adalah mahasiswa yang berasal dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Kompetensi akademik Ari adalah
kemampuan manajerial atau mengelola keuangan secara terstruktur.
Sementara itu, kompetensi keterampilannya adalah menyanyi, bermain alat
musik, menciptakan lagu, dan membuat kerajinan tangan.
Adam Suhada adalah mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi,
Jurusan Agribisnis. Kompetensi akademik Adam adalah pengetahuan dan
wawasan tentang agribisnis, dan kompetensi keterampilannya adalah olah
raga dan bercocok tanam.
Putri Suci Dwi Hita adalah mahasiswi dari Fakultas Sains dan
Teknologi, Jurusan Sistem Informasi. Kompetensi akademik Suci adalah
kemampuan dan wawasan yang berhubungan dengan sistem informasi, dan
kompetensi keterampilannya adalah desain grafis serta menggambar.
Kholid Suryadi Ahmad adalah mahasiswa dari Jurusan Ilmu Politik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Kompetensi akademik Kholid adalah
pengetahuan, wawasan, serta praktik tentang ilmu politik. Sementara itu,
kompetensi keterampilan Kholid adalah berbahasa Arab dengan fasih.

E. Fokus atau Prioritas Program


Berdasarkan hasil pengamatan dan memperhitungkan kemampuan
yang dimiliki anggota kelompok KKN SECURAH, maka kami akan
memfokuskan kegiatan KKN selama 1 (satu) bulan ini pada bidang-bidang
berikut:

6 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Pendidikan Masyarakat Ingin Tahu
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD
 Peningkatan Sarana Pendidikan dan
Keagamaan
 Kegiatan Beauty Class
 Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak
 Lokakarya Ekonomi Kreatif
Bidang Sosial Kalongsawah Meriah
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia
Bidang Lingkungan Kalongsawah Lebih Baik
 Kerja Bakti
 Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci, dan
Kakus (MCK) Umum
 Pembangunan Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS)
 Pengadaan Tiang Penerangan Jalan

F. Sasaran dan Target


Selain menentukan fokus dan prioritas program, kami juga
merancang sasaran dan target yang akan kami tuju dalam pelaksanaan
KKN-PpMM kali ini. Sasaran dan target tersebut di antaranya:
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Sasaran Target
1 Kegiatan Belajar Guru-guru di 7 guru SDN Kalongsawah
Mengajar di SD SDN 03 dan 2 guru PAUD At-
dan PAUD Kalongsawah 03 Taufiq terbantu dalam
dan PAUD At- kegiatan belajar mengajar
Taufiq
2 Peningkatan PAUD dan 5 Pondok Pesantren dan 1
Sarana Pondok PAUD mendapatkan 15
Pendidikan dan Pesantren di buku cerita, 13 mushaf al-
Keagamaan Kampung Qur’an, 10 buku Iqro’, 5
Kalongdagul buku Yaasiin, dan 3 papan
tulis

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 7


3 Kegiatan Beauty Kaum ibu dan 20 orang ibu dan remaja
Class remaja putri di putri di Kampung
Kampung Kalongdagul
Kalongdagul mendapatkan informasi
tentang cara bersolek
yang modis
4 Pelatihan Anak-anak di 20 orang anak
Kerajinan Kampung mendapatkan pelatihan
Tangan bagi Kalongdagul keterampilan kerajinan
Anak-anak tingkat SD dan tangan
SMP
5 Lokakarya Kaum ibu dan 20 orang ibu dan remaja
Ekonomi Kreatif remaja putri di putri di Kampung
Kampung Kalongdagul
Kalongdagul mendapatkan pelatihan
tentang bagaimana
mendaur ulang barang
bekas menjadi barang
yang layak pakai
6 Peringatan HUT Warga Kampung 100 warga Kampung
RI 17 Agustus Kalongdagul Kalongdagul terbantu
dalam penyelenggaraan
peringatan HUT RI
7 Cek Kesehatan Kaum lanjut usia 20 orang kaum lanjut usia
bagi Kaum di Kampung di Kampung Kalongdagul
Lanjut Usia Kalongdagul mendapatkan pelayanan
cek kesehatan
8 Kerja Bakti Warga Kampung 50 orang warga Kampung
Kalongdagul Kalongdagul
berpartisipasi dalam kerja
bakti membersihkan
lingkungan
9 Pembangunan Fasilitas Mandi, 1 fasilitas Mandi, Cuci,
Fasilitas MCK Cuci, dan Kakus dan Kakus dibangun di
Umum (MCK) umum Kampung Kalongdagul
10 Pembangunan Tempat 1 TPS dibangun di

8 | Kelompok KKN SECURAH 2016


TPS Pembuangan Kampung Kalongdagul
Sampah
Sementara (TPS)
11 Pengadaan Tiang Jalan 10 lokasi di jalan
Penerangan Jalan penghubung penghubung antara
antara Kampung Kampung Kalongdagul
Kalongdagul dan dan Kampung Garisul
Kampung mendapatkan sarana
Garisul tiang penerangan jalan

G. Jadwal Pelaksanaan Program


Subbab ini terbagi menjadi 3 bagian, pertama: Pra-KKN PpMM,
kedua: Implementasi Program di Lokasi KKN, dan ketiga: Laporan dan
Evaluasi Program.
1. Pra-KKN PpMM 2016 (Mei-Juli 2016)
Tabel 1.3: Pra-KKN PpMM 2016
No. Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembentukan Kelompok 11 April 2016
2 Penyusunan Proposal 27 Mei 2016
3 Pembekalan 13 April 2016
4 Survei 14 Mei 2016
8 Juni 2016
5 Pelepasan 25 Juli 2016

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2016)


Tabel 1.4: Pelaksanaan Program di Lokasi KKN
No. Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di Desa Kalongsawah 28 Juli 2016
2 Silaturahmi dengan Mayarakat Desa 25 -31 Juli 2016
3 Implementasi Program 25 Juli-25 Agustus
2016
4 Penutupan 23 Agustus 2016
5 Kunjungan Dosen Pembimbing 28 Juli 2016
16 Agustus 2016
23 Agustus 2016

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 9


3. Laporan dan Evaluasi Program
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No. Uraian Kegiatan Waktu
1 Penyusunan buku laporan hasil KKN- 1 September-15
PpMM
2 Penyelesaian dan pengunggahan film 1 September-15
dokumenter Oktober 2016
3 Pengesahan dan penerbitan buku laporan Juni 2017
4 Pengiriman buku laporan hasil KKN- Juli 2017
PpMM

H. Pendanaan
Demi mendukung kelancaran program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, kami memperoleh dana dari PPM yang diberikan melalui
perantara dosen pembimbing KKN, kontribusi mahasiswa anggota KKN,
serta pengumpulan dana yang kami lakukan dengan cara berjualan selama
persiapan pra-KKN PpMM. Berikut ini rinciannya:
1. Pendanaan
Tabel 1.6: Pendanaan
No. Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa anggota Rp11.000.000,-
kelompok @Rp1.000.000,-
2 Dana Penyertaan Program Pengabdian Rp5.000.000,-
Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2016)
3 Hasil Pengumpulan Dana Rp700.000,-

2. Sumbangan
Tabel 1.7: Sumbangan
No. Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah
1 Donatur Rp100.000,-
2 YPI Ar-Rosikhin 13 mushaf al-Qur’an,
10 buku Iqro’, dan 5
buku Yaasiin

I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Bagian yang pertama adalah
Prolog. Prolog berisi refleksi dosen pembimbing selaku editor buku dalam
10 | Kelompok KKN SECURAH 2016
melihat pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016. Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan masukan bagi para pihak terkait agar program KKN
selanjutnya menjadi lebih baik.
Bagian berikutnya adalah Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi
gambaran umum tentang pelaksanaan KKN-PpMM. Bagian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kepada para pembaca tentang alasan mengapa
kelompok KKN SECURAH melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa
Kalongsawah. Bagian ini juga menjelaskan profil dan kompetensi yang
dimiliki anggota kelompok KKN SECURAH untuk melakukan pengabdian
di desa ini. Selain itu, bagian ini juga menguraikan jadwal pelaksanaan
program KKN-PpMM serta pendanaannya.
Bagian selanjutnya adala Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian
ini menjelaskan kerangka teoretis atas pelaksanaan KKN-PpMM di Desa
Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk menyajikan kepada para
pembaca tentang metode dan pendekatan yang digunakan kelompok KKN
SECURAH dalam melaksanakan pengabdian di Desa Kalongsawah.
Bagian selanjutnya adalah Bab III, Kondisi Wilayah Desa
Kalongsawah. Bagian ini memuat secara ringkas sejarah singkat, letak
geografis, struktur penduduk, serta sarana dan prasarana yang terdapat di
Desa Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada para pembaca tentang profil Desa Kalongsawah, mulai dari kondisi
geografis, struktur penduduk, hingga sarana dan prasarana yang ada di
Desa Kalongswah.
Bagian berikutnya adalah Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan
Pemberdayaan. Bagian ini memuat Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk
dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat, serta Bentuk dan Hasil
Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat. Bagian ini bertujuan untuk
memberikan argumentasi pemecahan masalah yang kami temui di Desa
Kalongsawah dalam bentuk matriks analisis SWOT. Selain itu, bagian ini
juga memberikan narasi tentang faktor pendorong serta penghambat
program dan kegiatan yang kami laksanakan di Desa Kalongsawah.
Bagian selanjutnya adalah Bab V, Penutup. Bagian ini terdiri dari
kesimpulan dan rekomendasi dari pelaksanaan KKN-PpMM di Desa
Kalongsawah. Bagian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang hasil usulan program pemecahan masalah yang dicantumkan di Bab
I, baik yang mengindikasikan keberhasilan atau ketidakberhasilan secara
umum pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Kalongsawah. Selain itu, bagian

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 11


ini juga memuat rekomendasi bagi pihak-pihak terkait demi tercapainya
kehidupan di Desa Kalongsawah yang lebih baik.
Bagian paling akhir dari buku laporan hasil KKN-PpMM ini adalah
Epilog. Epilog berisi kesan-kesan dari mahasiswa dan masyarakat desa
selaku objek sekaligus subjek dari pelaksanaan KKN di Desa Kalongsawah.
Bagian ini menyajikan kesan dan pesan dari Kepala Desa Kalongsawah,
Ketua RT 04 Kampung Kalongdagul, serta Ketua Pemuda Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Selain itu, bagian ini juga memuat
penggalan kisah inspiratif dari mahasiswa kelompok KKN 067 SECURAH
selama pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Kalongsawah. Berbagai kisah
yang dinarasikan pada bagian ini diharapkan dapat menginspirasi para
pembaca.

12 | Kelompok KKN SECURAH 2016


BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM

A. Metode Intervensi Sosial


Dalam pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), perlu
digunakannya suatu metode agar pelaksanaan KKN dapat berjalan secara
sistematis dan hasilnya pun tepat sasaran. Di dalam pelaksanaannya, kami
menggunakan metode intervensi sosial, yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk membuat suatu
perubahan.4 Definisi mengenai intervensi sosial juga dijelaskan secara lebih
rinci oleh Teater yang menyatakan bahwa intervensi sosial adalah tata cara
yang digunakan untuk menilai sebuah masyarakat untuk dilakukan
perubahan ke arah yang lebih positif.5
Tujuan dari intervensi sosial adalah untuk mencegah penurunan
fungsi dan kondisi sosial, serta untuk mengelola keadaan dari berbagai
ancaman. Selain itu, intervensi sosial juga dilakukan untuk meningkatkan
fungsi serta kondisi sosial masyarakat.6 Berdasarkan fungsi dari intervensi
sosial ini, maka KKN SECURAH melakukan intervensi dengan
mengidentifikasi permasalahan yang ada di Desa Kalongsawah. Intervensi
ini kami lakukan melalui koordinasi dengan aparatur desa, dan meminta
data keadaan pendidikan, sosial, dan ekonomi masyarakat desa. Selain itu,
kami juga melakukan observasi langsung ke dalam masyarakat, sekaligus
melakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa.
Selain itu, untuk melakukan tahapan-tahapan intervensi sosial, KKN
SECURAH menggunakan metode yang diajukan oleh LeGault yang dikutip
oleh Bruhn dan Rebach, tahapan-tahapan tersebut di antarannya:
1. Penilaian Awal
2. Perencanaan Program
3. Implementasi Program
4. Evaluasi Program

4
Mark W. Fraser, “Intervention Research in Social Work: Recent Advances and
Continuing Challenges,” Research on Social Work Practice, no. 3, vol. 14 (2004): h. 210.
5
Barbra Teater, An Introduction to Applying Social Work Theories and Methods (Berkshire:
Mc Graw-Hill Education, 2014), h. 20.
6
Brian Sheldon dan Geraldine Macdonald, A Textbook of Social Work (London dan
New York: Routledge, 2009), h. 58.

13
5. Tindak Lanjut Program7

B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pendekatan yang digunakan oleh kelompok KKN SECURAH dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Kalongsawah ini adalah Problem
Based Approach atau pendekatan berdasarkan masalah yang dihadapi untuk
kemudian diselesaikan atau dicari jalan keluarnya. Menurut Wood, problem
solving juga dapat diartikan sebagai tahap-tahap yang dilakukan untuk
menemukan solusi terhadap suatu permasalahan.8 Sementara itu, Kaiser
menyatakan bahwa terdapat empat langkah sederhana dalam melakukan
metode problem solving, yaitu:
1. Menemukan masalah
2. Membuat beberapa solusi alternatif
3. Mengevaluasi dan memilih solusi
4. Menerapkan solusi9
Selain itu, terdapat enam pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memecahkan suatu atau seperangkat permasalahan di masyarakat. Namun,
dalam pelaksanaan KKN di Desa Kalongsawah, kelompok KKN
SECURAH hanya menggunakan empat pendekatan masalah saja, di
antaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan Ekologi Manusia
2. Pendekatan Klinis
3. Pendekatan Norma Sosial
4. Pendekatan Berbasis Komunitas10
Melalui metode dan pendekatan problem solving inilah, KKN
SECURAH mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di Desa
Kalongsawah melalui data desa serta observasi secara langsung yang kami
lakukan di desa tersebut. Kemudian, permasalahan-permasalahan tersebut
kami kategorikan menjadi tiga bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang
sosial, serta bidang lingkungan. Berdasarkan masalah yang telah

7
John G. Bruhn dan Howard M. Rebach, Sociological Practice: Intervention and Social
Change (New York: Springer, 2007), h. 23.
8
David Wood, “What are Problem Solving Methods?” artikel diakses pada 28 Mei
2017 dari http://study.com/academy/lesson/problem-solving-methods-definition-
types.html.
9
Henry Kaiser, “What is Problem Solving?” artikel diakses pada 28 Mei 2017 dari
https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_00.htm.
10
Bruhn dan Rebach, Sociological Practice: Intervention and Social Change, h. 28.

14 | Kelompok KKN SECURAH 2016


dikategorikan tersebut, kami merancang program dan kegiatan yang kami
anggap dapat mengurangi dampak dari permasalahan yang ada.
Pada praktiknya, KKN SECURAH menemukan permasalahan melalui
pendekatan ekologi manusia, di mana masyarakat Desa Kalongsawah masih
terbiasa membuang sampah ke sungai. Permasalahan ini sangat krusial,
karena sungai yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat, dapat
tercemar jika masyarakat terus-menerus membuang sampah ke dalamnya.
Oleh karena itu, kami memberikan solusi dalam bentuk kegiatan
pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, yang setidaknya
dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke sungai.
Selain itu, melalui pendekatan klinis, kami mendapati bahwa
sebagian besar masyarakat Desa Kalongsawah melakukan aktivitas mandi,
cuci, dan kakus secara bersamaan di sungai. Hal ini tentunya sangat
berbahaya dari segi kesehatan, karena sangat berisiko untuk terjadi
kontaminasi silang di dalam kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, kami
menawarkan solusi dalam bentuk kegiatan pembangunan fasilitas mandi,
cuci, dan kakus umum. Kami harapkan fasilitas ini dapat mengurangi
dampak dari permasalahan sanitasi tersebut.
Dengan menggunakan metode pendekatan dalam pemberdayaan
masyarakat yang telah kami uraikan di atas, kami telah menemukan
berbagai permasalahan yang ada di Desa Kalongsawah. Kami juga telah
memberikan solusi yang dimanifestasikan dalam bentuk program dan
kegiatan yang kami anggap dapat menyelesaikan atau setidaknya dapat
mengurangi dampak dari permasalahan tersebut. Program dan kegiatan
tersebut akan dideskripsikan secara lebih rinci pada bab selanjutnya.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 15


“Kami dengan senang hati menjalani
tugas mulia yang sangat mengesankan
dan menyenangkan ini.”
(Ahmad Fauzi)

16 | Kelompok KKN SECURAH 2016


BAB III
KONDISI WILAYAH DESA KALONGSAWAH

A. Sejarah Singkat Desa Kalongsawah


Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor adalah
sebuah desa yang jaraknya kurang lebih 60 km dari Ibu Kota Jakarta. Akan
tetapi, tidak terdapat dokumen tertulis mengenai asal-usul sejarah nama
Desa Kalongsawah. Namun, menurut cerita turun-temurun yang dipercaya
oleh masyarakat desa, nama Kalongsawah berasal dari dua kata, yaitu
kalong dan sawah. Memang topografi Desa Kalongsawah mayoritasnya
merupakan lahan persawahan. Sementara itu, kalong atau kelelawar itu
memang jumlahnya banyak sekali di Desa Kalongsawah.11
Namun demikian, terdapat beberapa situs bersejarah yang terdapat di
Desa Kalongsawah, salah satunya adalah Makam Raja Garisul. Situs ini
berada di tepi Sungai Cidurian, Kampung Garisul. Untuk mencapai tempat
ini, kita harus berjalan sekitar 500 meter dari tepi Jalan Raya Jasinga,
menuju ke arah Kampung Kalongdagul. Menurut situs resmi Kabupaten
Bogor, diperkirakan bahwa peninggalan bersejarah ini dibangun pada
sekitar abad 15 hingga 16 Masehi, yang memang pada masa itu merupakan
masa kejayaan peradaban Islam di Nusantara.12
Terdapat sembilan makam utama di situs tersebut, di antara nama-
nama yang tertulis di situs ini adalah Syekh Ishak serta Sultan Hasanudin
Banten dan para istrinya. Selain itu, juga terdapat makam seorang Putri
Raja dari Kerajaan Kediri.13 Hal ini membuktikan bahwa pada masa itu,
antara Kerajaan Islam satu dengan yang lainnya di Nusantara telah
melakukan kontak dan interaksi yang baik dan intens.
Bila dilihat dari realitas sosial dan religius masyarakat Desa
Kalongsawah pada saat ini, dapat dipahami bahwa eksistensi Kerajaan
Islam di Nusantara pada sekitar abad 15 hingga 16 Masehi telah
berkontribusi besar dalam menyebarkan agama Islam di Desa
Kalongsawah, dan bahkan di Kecamatan Jasinga pada umumnya.

11
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 25 Agustus 2016.
12
Situs Garisul, artikel diakses pada 8 Februari 2017 dari
http://www.bogorkab.go.id/2012/10/17/situs-garisul/.
13
Situs Garisul, http://www.bogorkab.go.id/2012/10/17/situs-garisul/.

17
B. Letak Geografis
Secara geografis, Desa Kalongsawah berada di Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jika memulai perjalanan dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, perlu menempuh jarak kurang lebih 56
kilometer untuk sampai ke Desa Kalongsawah. Di sebelah utara, desa ini
berbatasan dengan Desa Sipak, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Bunar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mekarjaya, serta di sebelah
barat berbatasan dengan Desa Pangradin.
Jarak Desa Kalongsawah dari Ibu Kota Kecamatan Jasinga adalah 4
km. Bila ditempuh dari Ibu Kota Kabupaten, yaitu Cibinong,
membutuhkan jarak sekitar 55 km. Sementara itu, bila ditempuh dari Ibu
Kota Jakarta, perlu menempuh jarak sekitar 90 km untuk mencapai desa
ini.

Gambar 3.1: Lokasi Desa Kalongsawah 14

Gambar 3.2: Lokasi Pengabdian Desa Kalongsawah

14
“Peta Kalongsawah, Jasinga, Bogor” diakses pada 18 Oktober 2016 dari
https://goo.gl/maps/nc8ZEpgAHRS2.

18 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Keterangan:
Lingkaran : Posko Kelompok KKN SECURAH 067
Kotak : Masjid
Segitiga : SDN Kalongsawah 03
Bintang : Kantor Desa Kalongsawah

C. Struktur Penduduk15
Suatu pemerintahan membutuhkan sebuah aparatur sebagai
pelaksana dari pemerintahan daerah tersebut. Begitu pula dengan Desa
Kalongsawah, desa ini memiliki jajaran aparat desa yang terdiri dari
seorang kepala desa, seorang sekretaris desa, tiga orang kepala dusun, serta
empat orang staf desa. Sementara itu, keadaan penduduk Desa
Kalongsawah dapat dideskripsikan oleh data berikut ini:
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk adalah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal
menetap di wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut
undang-undang. Di samping sebagai objek pembangunan, penduduk juga
merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Menurut data yang kami
peroleh, jumlah penduduk Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga sampai
pada awal tahun 2015 berjumlah 10.891 jiwa. Dengan 5.822 penduduk laki-
laki dan 5.069 penduduk perempuan.16 Bila dilihat dari data ini, dapat
dikatakan bahwa persentase penduduk laki-laki dan perempuan di Desa
Kalongsawah cukup berimbang. Berikut adalah grafik jumlah penduduk
menurut jenis kelamin:
Keadaan Penduduk Menurut Jenis
Kelamin
6000 5822

5500
5069
5000

4500
Perempuan Laki-laki

Gambar 3.3: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

15
Profil Desa Kalongsawah tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan.
16
Website Resmi Kecamatan Jasinga, data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/345.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 19


2. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Sebanyak 10.020 penduduk Desa Kalongsawah beragama Islam, dan
871 penduduk beragama Kristen. Hal ini bisa dilihat dari hanya terdapatnya
tempat ibadah masjid dan musala di sana. Selain itu, juga terdapat banyak
pesantren dan majelis taklim di Desa Kalongsawah.17 Kegiatan pengajian
untuk kaum bapak, ibu, dan anak-anak diselenggarakan secara bergilir
setiap harinya. Antusiasme masyarakat juga sangat tinggi untuk belajar
ilmu agama, hal ini terlihat dari ramainya madrasah dan pengajian setiap
harinya.
Selain itu, di Desa Kalongsawah juga terdapat banyak sekali
pesantren atau masyarakat setempat biasa menyebutnya kobong.
Keberadaan pesantren ini juga membuktikan berkembangnya agama Islam
dengan baik di desa ini. Islam menjadi agama terbesar yang dianut oleh
masyarakat Desa Kalongsawah. Sehingga, ketika kita berada di desa ini,
suasana religius yang kental dengan nuansa pedesaan yang ramah sangat
terasa. Berikut adalah persentase penduduk menurut agama di Desa
Kalongsawah:
Keadaan Penduduk Menurut Agama
Islam Kristen

8%

92%

Gambar 3.4: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Agama


3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Desa Kalongsawah mayoritas berprofesi sebagai karyawan
swasta yang bekeja sebagai sopir taksi di Jakarta. Keadaan ini sudah
berlangsung dari sekitar awal tahun 1970-an, di mana kebanyakan warga
yang saat itu berprofesi sebagai petani mulai beralih mata pencaharian.
Mereka bekerja pada hari kerja di Jakarta, untuk kemudian pada akhir
pekan kembali lagi ke desa mereka. Namun, data yang sangat mengejutkan

17
Catatan Observasi Lapangan tanggal 8 Juni 2016.

20 | Kelompok KKN SECURAH 2016


adalah terdapat 2.009 penduduk yang belum bekerja. Hal ini terjadi karena
setelah mereka lulus sekolah dan telah mencapai usia kerja, mereka tidak
kunjung mendapatkan pekerjaan karena kurangnya lapangan pekerjaan.
Mirisnya, hanya segelintir warga yang masih berprofesi sebagai petani,
yaitu sejumlah 55 penduduk saja. Hal ini terjadi karena mayoritas lahan
pertanian kini sudah dimiliki oleh pihak swasta. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Keadaan Penduduk Menurut Mata
Pencaharian
1400 1216
1200
1000
800
600 315
400 81
200 55 32 57
0

Gambar 3.5: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian


4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Suatu wilayah dapat dikatakan maju atau berhasil ketika seluruh
lapisan masyarakatnya mendapatkan akses pendidikan. Pendidikan
merupakan hal yang sangat esensial sebagai tonggak pembangunan suatu
daerah agar bisa lebih maju. Dengan pendidikan, maka akan diperoleh ilmu
dan wawasan yang lebih luas yang akan bermanfaat bagi pembangunan
suatu daerah. Namun di desa ini, para orang tua masih sangat kurang
kesadarannya untuk menyekolahkan putra-putrinya hingga ke jenjang
tertinggi. Hal ini sangat beralasan karena kondisi sosial-ekonomi penduduk
Desa Kalongsawah yang masih kurang. Sehingga, kemampuan untuk
menyekolahkan anak mereka ke jenjang berikutnya sangat terbatas.
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kalongsawah bisa dibilang masih
rendah. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh grafik, sebagian besar
penduduk desa hanya mencapai tingkat SD dalam pendidikannya, yaitu
sejumlah 4.854 penduduk. Sedangkan, hanya sebanyak 2.302 penduduk

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 21


yang mengecap pendidikan hingga tingkat SMA.18 Untuk lebih jelas dan
lengkapnya, dapat dilihat pada grafik berikut:
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
6000 4854
5000
4000
3000 2302
2000
1000 103 125 64 11
0

Gambar 3.6: Grafik Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

D. Sarana dan Prasarana


Fasilitas untuk sarana dan prasarana di Desa Kalongsawah bisa
dibilang masih kurang. Hal ini dapat dilihat karena masih terbatasnya
jumlah SMP dan SMA di desa ini. Sehingga sebagian besar anak-anak Desa
Kalongsawah yang ingin melanjutkan ke tingkat SMP atau SMA, harus
menempuh jarak lebih jauh ke sekolah terdekat, yaitu di Kecamatan
Cigudeg.19 Sementara itu, untuk jumlah SD bisa dibilang sudah cukup
memadai. Permasalahan di atas, membuat sebagian besar penduduk
Kalongsawah hanya mengecap pendidikan hingga SD saja. Selain itu,
terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan juga menjadi masalah. Jauhnya akses
menuju pusat pelayanan kesehatan terdekat dan ketidakmampuan warga
untuk menjangkau fasilitas kesehatan masih menjadi masalah yang pelik.
Sarana dan prasarana di Desa Kalongsawah dapat dilihat dari data di
bawah ini:
1. Prasarana Pendidikan
a. Sekolah PAUD : 5 PAUD
b. Sekolah Dasar : 7 SD

18
Website Resmi Kecamatan Jasinga, data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/345.
19
Wawancara Pribadi dengan pemuda Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah,
Abdu Roip, 16 Agustus 2016.

22 | Kelompok KKN SECURAH 2016


c. Sekolah Menengah Pertama : Tidak Ada
d. Sekolah Menengah Atas : Tidak Ada
2. Prasarana Kesehatan
a. Puskesmas : Tidak Ada
b. Posyandu : 3 Unit
3. Prasarana Ibadah
Masjid : 6 Unit
4. Prasarana Umum
a. Kantor Desa : Ada
b. Jalan dan Gang : Ada
c. Persawahan : Ada
d. Sungai : Ada
e. Jembatan : Ada

Gambar 3.7: Sekolah Dasar Negeri Kalongsawah 03

Gambar 3.8: Prasarana Jalan di Desa Kalongsawah

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 23


Gambar 3.9: Lahan Persawahan

Gambar 3.10: Masjid di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah

Gambar 3.11: Jembatan di atas Sungai Cidurian

24 | Kelompok KKN SECURAH 2016


BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DI DESA
KALONGSAWAH

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai
salah satu mata kuliah dan program rutin yang diselenggarakan oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, kami melewati serangkaian tahapan persiapan
yang cukup panjang. Tahap yang paling awal, kami melakukan pendaftaran
secara online di Academic Information System. Setelah kami terdaftar, kemudian
PPM melakukan pembagian kelompok dan pembagian lokasi KKN kepada
seluruh peserta KKN. Kami mendapatkan lokasi KKN di Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Kemudian, pihak
PPM melakukan pembekalan untuk seluruh peserta KKN agar pelaksanaan
KKN berjalan dengan terstruktur, sistematis, dan dapat memberikan
manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Setelah mendapatkan pembekalan, kami pun melakukan survei di
desa yang akan menjadi lokasi pengabdian kami, yaitu Desa Kalongsawah.
Survei ini tentunya sangat berguna untuk memetakan permasalahan di
Desa Kalongsawah, untuk kemudian dijadikan dasar dalam penyusunan
proposal kegiatan. Pada survei pertama, kami melakukan pengambilan
informasi secara umum tentang masyarakat Desa Kalongsawah. Informasi-
informasi tersebut meliputi jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan, serta
kehidupan sosial dan keagamaan di Desa Kalongsawah. Namun, karena
luasnya cakupan wilayah Desa Kalongsawah, maka kami memutuskan
untuk memfokuskan pengabdian kami pada salah satu kampung di desa
ini, yaitu Kampung Kalongdagul. Kemudian pada survei kedua, kami
melakukan pengamatan secara mikro dan lebih mendalam terhadap
permasalahan di Kampung Kalongdagul. Kami mendapati bahwa masalah
kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang mendesak untuk segera
dibenahi. Selain itu, dari segi sarana dan prasarana, belum terdapat fasilitas
penerangan yang memadai di jalan penghubung antara Kampung
Kalongdagul dan Kampung Garisul. Tentunya masalah ini sangat
mengganggu mobilitas dan keamanan masyarakat yang hendak beraktivitas
pada malam hari.
Selain itu, mayoritas masyarakat Kampung Kalongdagul juga belum
memiliki fasilitas mandi, cuci, dan kakus pribadi di rumahnya. Sehingga

25
mereka terbiasa memanfaatkan sungai untuk melakukan aktivitas tersebut.
Tentunya dari segi kesehatan sanitasi, hal ini sangat berisiko bagi
kesehatan. Dari segi pendidikan, mayoritas masyarakat Kampung
Kalongdagul hanya lulusan sekolah dasar. Fakta ini tentunya berdampak
pada terbatasnya lapangan pekerjaan yang dapat diisi oleh masyarakat.
Kaum laki-laki di Kampung Kalongdagul mayoritas merupakan pedagang
roti dan sopir taksi di Jakarta. Sementara itu, kaum ibu yang membuka
toko kelontong di rumahnya jamak ditemui.
Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan yang telah kami
kemukakan di atas, maka kami memfokuskan permasalahan di Desa
Kalongsawah menjadi tiga bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang sosial,
dan bidang lingkungan. Pada bidang pendidikan, kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan yang kami selenggarakan di antaranya, kegiatan belajar
mengajar di SD dan PAUD, peningkatan sarana pendidikan dan keagamaan,
beauty class, pelatihan kerajinan tangan bagi anak-anak, dan lokakarya
ekonomi kreatif. Selanjutnya, yang menjadi prioritas kami adalah bidang
sosial, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan di bidang ini antara lain
peringatan HUT RI pada tanggal 17 Agustus serta cek kesehatan bagi kaum
lanjut usia. Sementara itu pada bidang lingkungan, kami memprioritaskan
kegiatan pelayanan dan pemberdayaan pada pembangunan infrastruktur.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pembangunan fasilitas MCK,
pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, serta pengadaan
tiang penerangan jalan. Kami juga melaksanakan kegiatan kerja bakti
bersama warga untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya kami lakukan
untuk melayani dan memberdayakan, serta meningkatkan taraf hidup
masyarakat Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah.
Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam pembekalan KKN-PpMM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, perlu dilakukannya metode analisis
SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats) untuk mempermudah
analisis terhadap setiap permasalahan yang ada di Desa Kalongsawah.

Tabel 4.1: Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan

Matriks SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN

Internal STRENGTHS (s) WEAKNESS (w)


 Sarana dan  Jumlah ruang

26 | Kelompok KKN SECURAH 2016


prasarana sekolah kelas yang masih
yang cukup kurang.
memadai.  Jumlah guru yang
 Semangat yang masih kurang.
tinggi dari anak-  Kurangnya rasa
anak Desa percaya diri
Kalongsawah untuk dengan bakat dan
belajar. kemampuan yang
 Banyaknya dimiliki.
masyarakat Desa  Kurangnya sarana
Kalongsawah yang buku bacaan
berwirausaha untuk mendorong
dengan membuka minat baca.
toko kelontong di  Kurangnya
rumahnya. kesadaran
 Potensi sumber masyarakat akan
daya manusia yang pentingnya
banyak sehingga pendidikan.
perlu diberdayakan  Kurangnya
dengan maksimal. diversifikasi jenis
dagangan yang
dijual oleh
Eksternal
masyarakat.
OPPORTUNITIES
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(o)
 Hadirnya Berdasarkan pada Berdasarkan pada
mahasiswa KKN faktor kekuatan dan faktor kelemahan dan
yang terdiri dari peluang yang dimiliki peluang yang dimiliki
beberapa fakultas oleh Desa Desa Kalongsawah,
sehingga dapat Kalongsawah, maka maka strategi yang
memberikan strategi yang kami kami buat adalah
berbagai ilmu buat adalah dengan dengan membantu
pengetahuan melaksanakan para guru melakukan
yang berguna kegiatan-kegiatan di kegiatan belajar
bagi masyarakat. bidang pendidikan dan mengajar. Serta
 Adanya pelatihan dalam dengan membantu

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 27


Peraturan berwirausaha. meningkatkan sarana
Pemerintah RI pendidikan.
No. 41 Tahun
2011 tentang
Pengembangan
Kewirausahaan.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Pengaruh Berdasarkan pada Berdasarkan pada
kemajuan faktor ancaman yang faktor ancaman yang
teknologi dimiliki oleh Desa dimiliki oleh Desa
informasi dan Kalongsawah, maka Kalongsawah, maka
komunikasi serta strategi yang kami strategi yang kami
globalisasi yang susun untuk susun untuk
berdampak pada mengubah ancaman meminimalisasi
degradasi moral. menjadi kekuatan ancaman yang datang
 Adanya yakni, kegiatan belajar
dari luar yakni
Peraturan mengajar dengan dengan memberikan
Pemerintah metode yang pemahaman kepada
Nomor 47 Tahun menyenangkan. masyarakat bahwa
2008 tentang pendidikan
Wajib Belajar 12 merupakan hal yang
Tahun. penting dalam
kehidupan.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD
 Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan
 Kegiatan Beauty Class
 Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak
 Lokakarya Ekonomi Kreatif.

Tabel 4.2: Matriks SWOT 02. Bidang Sosial


Matriks SWOT 02. BIDANG SOSIAL
Internal STRENGTHS (s) WEAKNESS (w)
 Adanya fasilitas  Masih terdapat
lapangan yang beberapa

28 | Kelompok KKN SECURAH 2016


memungkinkan masyarakat yang
diselenggarakannya tidak kompak
aktivitas yang dengan
melibatkan masyarakat
masyarakat. lainnya.
 Sumber daya alam  Rendahnya taraf
yang sangat ekonomi
memadai di Desa mayoritas
Kalongsawah. masyarakat Desa
 Kebersamaan dan Kalongsawah.
kerukunan  Jarak yang cukup
antarwarga yang jauh bagi
berjalan dengan masyarakat untuk
baik. mendapatkan
 Sumber daya akses pelayanan
manusia yang kesehatan.
banyak sehingga  Masyarakat masih
harus diberdayakan belum menyadari
secara maksimal. akan pentingnya
 Jumlah kaum lanjut menjaga
usia yang cukup kesehatan.
banyak di Desa
Eksternal Kalongsawah
OPPORTUNITIES
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(o)
 Hadirnya Berdasarkan pada Berdasarkan pada
mahasiswa KKN faktor kekuatan dan faktor kelemahan dan
yang terdiri dari peluang yang dimiliki peluang yang dimiliki
beberapa fakultas oleh Desa Desa Kalongsawah,
sehingga dapat Kalongsawah, maka maka strategi yang
memberikan strategi yang kami buat kami buat adalah
pelayanan sosial adalah dengan dengan melakukan
yang maksimal berkoordinasi dengan koordinasi dan
bagi masyarakat. pihak Puskesmas komunikasi lebih
 Kehadiran Jasinga untuk awal dengan
mahasiswa KKN menyelenggarakan masyarakat bahwa

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 29


yang bertepatan pelayanan cek kami akan
dengan bulan kesehatan di Desa menyelenggarakan
kemerdekaan Kalongsawah. acara peringatan
Republik HUT RI.
Indonesia.
 Dukungan dan
bantuan dari
Puskesmas
Kecamatan Jasinga
untuk
menyelenggarakan
pelayanan cek
kesehatan.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Pengaruh Berdasarkan pada Berdasarkan pada
globalisasi yang faktor ancaman yang faktor ancaman yang
lambat laun dimiliki oleh Desa dimiliki oleh Desa
membuat Kalongsawah, maka Kalongsawah, maka
masyarakat desa strategi yang kami strategi yang kami
semakin susun untuk mengubah susun untuk
individualis. ancaman menjadi meminimalisasi
 Kurangnya kekuatan yakni dengan ancaman yang datang
perhatian dari cara dari luar yakni
pemerintah daerah mengkoordinasikan dengan membantu
setempat akan masyarakat untuk memberikan
fasilitas kesehatan mempersiapkan pemahaman kepada
di pedesaan. bersama-sama berbagai masyarakat akan
kebutuhan untuk pentingnya menjaga
perlombaan, sehingga kesehatan. Selain itu,
rasa kebersamaan akan kami juga
tetap terjaga. berkoordinasi dengan
Puskesmas
Kecamatan Jasinga
untuk
menyelenggarakan
pelayanan cek

30 | Kelompok KKN SECURAH 2016


kesehatan di Desa
Kalongsawah.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia.

Tabel 4.3: Matriks SWOT 03. Bidang Lingkungan


Matriks SWOT 03. BIDANG LINGKUNGAN
Internal STRENGTHS (s) WEAKNESS (w)
 Budaya gotong  Kebiasaan
royong yang masih masyarakat yang
cukup terjaga di masih abai dengan
dalam masyarakat. kebersihan
 Adanya tanah lingkungan.
wakaf warga yang  Mayoritas
dapat masyarakat Desa
dimanfaatkan Kalongsawah
untuk fasilitas belum memiliki
umum. fasilitas MCK
 Adanya Sungai pribadi di
Cidurian yang rumahnya.
membelah Desa  Rendahnya taraf
Kalongsawah ekonomi mayoritas
sehingga masyarakat Desa
masyarakat dapat Kalongsawah
dengan mudah sehingga tidak
mengakses sumber mampu untuk
air. memfasilitasi
 Adanya fasilitas keluarga mereka
penerangan umum dengan sanitasi
pada sebagian yang baik.
Eksternal jalan.
OPPORTUNITIES
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
(o)
 Hadirnya Berdasarkan pada Berdasarkan pada

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 31


mahasiswa KKN faktor kekuatan dan faktor kelemahan dan
yang terdiri dari peluang yang dimiliki peluang yang dimiliki
beberapa fakultas oleh Desa Desa Kalongsawah,
sehingga dapat Kalongsawah, maka maka strategi yang
membantu strategi yang kami kami buat adalah
pelayanan buat adalah dengan dengan mengajak
lingkungan berkoordinasi dengan warga melakukan
terhadap Ketua Pemuda kerja bakti sambil
masyarakat Desa setempat bahwa kami memberikan
Kalongsawah. akan menggunakan pengertian pada
 Adanya dana tanah wakaf warga masyarakat akan
PpMD yang untuk dimanfaatkan pentingnya menjaga
memadai untuk sebagai tempat lingkungan.
melakukan pembangunan MCK
pembangunan di umum dan TPS.
bidang
lingkungan.
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Adanya Peraturan Berdasarkan pada Berdasarkan pada
Pemerintah faktor ancaman yangfaktor ancaman yang
Republik dimiliki oleh Desa dimiliki oleh Desa
Indonesia No. 81 Kalongsawah, maka Kalongsawah, maka
Tahun 2012 strategi yang kami strategi yang kami
tentang susun untuk susun untuk
pengelolaan mengubah ancaman meminimalisasi
sampah rumah menjadi kekuatan ancaman yang datang
tangga dan yakni dengan cara dari luar yakni dengan
sampah sejenis melibatkan cara membangun
sampah rumah masyarakat dalam fasilitas TPS yang
tangga. pembangunan TPS. dapat menampung
sampah rumah tangga
dengan jumlah yang
lebih banyak.
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
 Kerja Bakti

32 | Kelompok KKN SECURAH 2016


 Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) Umum
 Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
 Pengadaan Tiang Penerangan Jalan.

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat


Program kerja yang merupakan kegiatan pelayanan pada masyarakat
di antaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD
Tabel 4.4: Pelayanan (Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD)
Bidang Pendidikan
Program Masyarakat Ingin Tahu
Nomor Kegiatan 01
Nama Kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD
Tempat, tgl. SDN Kalongsawah 03 dan PAUD At-Taufiq pada
tanggal 1 Agustus s.d. 23 Agustus 2016
Lama Empat minggu
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Irma Zhafira,
namun melibatkan 11 anggota KKN SECURAH
dengan membagi jadwal mengajar di SDN
Kalongsawah 03 dan PAUD At-Taufiq
Tujuan Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
Sasaran Guru-guru di SDN Kalongsawah 03 dan PAUD At-
Taufiq
Target 7 guru SDN Kalongsawah 03 dan 2 guru PAUD At-
Taufiq terbantu dalam kegiatan belajar mengajar
Deskripsi Sebelum melaksanakan kegiatan ini, kami terlebih
Kegiatan dahulu berkunjung ke SDN Kalongsawah 03 dan
PAUD At-Taufiq untuk berkenalan dengan kepala
sekolah, guru-guru, serta karyawan yang ada di
sekolah-sekolah tersebut. Kami menjelaskan
tentang keinginan kami untuk ikut berkontribusi
dan berbagi sedikit ilmu kami selama pelaksanaan
KKN ini. Secara kebetulan, pada saat itu
bertepatan dengan bulan Agustus di mana guru-
guru cukup sibuk dengan kegiatan yang

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 33


diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kecamatan
Jasinga. Sehingga, mereka akan cukup sering
meninggalkan murid-muridnya di kelas. Oleh
karena itu, kami membuat perjanjian dengan guru-
guru jika kami akan mengisi kegiatan belajar
mengajar setiap hari Senin dan Selasa. Kami pun
membagi tugas untuk setiap anggota kelompok
untuk terlibat dalam beberapa mata pelajaran
seperti Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA,
IPS, serta Olah Raga.
Hasil Pelayanan 7 guru SDN Kalongsawah 03 dan 2 guru PAUD At-
Taufiq terbantu dalam kegiatan belajar mengajar
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.1: Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan PAUD

2. Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan


Tabel 4.5: Pelayanan (Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan)
Bidang Pendidikan
Program Masyarakat Ingin Tahu
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan
Tempat, tgl. Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah,
Kecamatan Jasinga. Rabu, 24 Agustus 2016
Lama Satu hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Ahmad Fauzi dengan dibantu anggota kelompok
KKN SECURAH lainnya
Tujuan Memberikan sarana pendidikan dan keagamaan

34 | Kelompok KKN SECURAH 2016


berupa buku cerita, mushaf al-Qur’an, buku Iqro’,
buku Yaasiin, dan papan tulis
Sasaran PAUD dan Pondok Pesantren di Kampung
Kalongdagul
Target 5 Pondok Pesantren dan 1 PAUD mendapatkan 15
buku cerita, 13 mushaf al-Qur’an, 10 buku Iqro’, 5
buku Yaasiin, dan 3 papan tulis
Deskripsi Pengadaan buku di PAUD At-Taufiq ini
Kegiatan dilaksanakan pada malam hari bersamaan dengan
pemberian media pembelajaran seperti mushaf al-
Qur’an dan papan tulis untuk menunjang proses
belajar mengajar di sejumlah pesantren dan
madrasah yang berada di Kampung Kalongdagul.
Selain itu, kami juga berpamitan kepada para kyai
dan kepala madrasah di sana karena masa KKN
kami telah usai. Selama pelaksanaan KKN di
Kampung Kalongdagul kami membantu menjadi
tenaga pengajar di PAUD At-Taufiq tersebut.
Selama itu pula kami menilai bahwa pemberian
buku cerita yang mengandung nilai edukasi sangat
baik diadakan karena anak-anak PAUD ini terlihat
sangat antusias melihat gambar dan mendengar
cerita. Oleh karena itu, pemberian buku ini
diharapkan bisa menambah wawasan mereka. Buku-
buku yang kami berikan sangat bervariasi, di
antaranya adalah buku matematika yang dikemas
dengan sebuah narasi cerita yang sangat menarik,
terdapat juga buku mewarnai, buku cerita rakyat
dan cerita-cerita anak lainnya.
Hasil Pelayanan 5 Pondok Pesantren dan 1 PAUD mendapatkan 15
buku cerita, 13 mushaf al-Qur’an, 10 buku Iqro’, 5
buku Yaasiin, dan 3 papan tulis
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 35


Gambar 4.2: Peningkatan Sarana Pendidikan dan Keagamaan

3. Peringatan HUT RI 17 Agustus


Tabel 4.6: Pelayanan (Peringatan HUT RI 17 Agustus)
Bidang Sosial
Program Kalongsawah Meriah
Nomor Kegiatan 06
Nama Kegiatan Peringatan HUT RI 17 Agustus
Tempat, tgl. Lapangan di pinggir sawah Kampung Kalongdagul,
Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga. Sabtu s.d.
Minggu, 20 s.d. 21 Agustus 2016
Lama Dua hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Kholid Suryadi Ahmad sebagai koordinator dengan
dibantu seluruh anggota kelompok KKN
SECURAH
Tujuan Membantu warga Kampung Kalongdagul dalam
penyelenggaraan Peringatan HUT RI
Sasaran Warga Kampung Kalongdagul
Target 100 warga Kampung Kalongdagul terbantu dalam
penyelenggaraan Peringatan HUT RI
Deskripsi Acara ini diinisiasi oleh anggota KKN SECURAH
Kegiatan yang kemudian berjalan atas kerja sama antara
peserta KKN dibantu dengan para pemuda setempat
atas izin RT, RW dan Kepala Dusun. Acara ini
dilaksanakan dengan menggunakan dana KKN dan
dibantu oleh hasil swadaya masyarakat. Hari
pertama, dibuka dengan acara doa bersama
dilanjutkan dengan macam-macam perlombaan.

36 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Perlombaan tersebut di antaranya adalah lomba
balap karung, lomba balap kelereng, lomba
memasukan paku ke dalam botol, lomba tarik
tambang, lomba joget bangku, lomba sepak bola,
serta lomba pukul air. Perlombaan ini diikuti oleh
anak-anak dan ibu-ibu. Hari kedua, diisi dengan
karnaval bersama dengan anak-anak dan orang tua
mengelilingi kampung yang kemudian dilanjutkan
dengan perlombaan panjat pinang untuk pemuda
dan bapak-bapak. Pada akhirnya ditutup dengan
doa bersama dan pembagian hadiah bagi para juara.
Hasil Pelayanan 100 warga Kampung Kalongdagul terbantu dan
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Peringatan
HUT RI
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.3: Peringatan HUT RI 17 Agustus

4. Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia


Tabel 4.7: Pelayanan (Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia)
Bidang Sosial
Program Kalongsawah Meriah
Nomor Kegiatan 07
Nama Kegiatan Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia
Tempat, tgl. Bertempat di PAUD Maulida, pada hari Sabtu
tanggal 13 Agustus 2016
Lama Satu hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Ibtisamah Nur Roosyidah sebagai koordinator

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 37


dengan dibantu oleh Adila, Evi, Irma, dan Suci
Tujuan Memberikan masyarakat lanjut usia pelayanan cek
kesehatan
Sasaran Kaum lanjut usia di Kampung Kalongdagul
Target 20 orang kaum lanjut usia di Kampung
Kalongdagul mendapatkan pelayanan cek
kesehatan
Deskripsi Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan dengan
Kegiatan pendaftaran warga sekitar yang datang untuk
mengikuti penyuluhan kesehatan. Mahasiswa
KKN bertugas untuk mencatat dan mengatur
proses registrasi warga yang datang untuk
mengikuti penyuluhan kesehatan dan cek
kesehatan. Proses cek kesehatan seluruhnya
dilakukan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas
Jasinga yang dikhususkan untu pembinaan
kesehatan lansia. Cek kesehatan yang dilakukan
meliputi pengukuran tekanan darah, konsultasi
kesehatan serta pemberian obat. Bagi warga yang
mengikuti cek kesehatan dibebani biaya Rp5.000,-
per orang dan gratis bagi yang memiliki kartu
BPJS. Dalam penyuluhannya pula, Ibu Ina, salah
seorang petugas cek kesehatan, berharap bahwa
penyuluhan kesehatan ini dapat terus dilakukan
setiap bulannya agar dapat saling memberikan
informasi mengenai kesehatan satu sama lain.
Adanya penyuluhan kesehatan ini juga sebagai
media sharing tentang kesehatan. Ia pun berharap
agar warga berusia lanjut selalu rajin untuk
memeriksakan kesehatannya secara rutin.
Hasil Pelayanan 20 orang kaum lanjut usia di Kampung
Kalongdagul mendapatkan pelayanan cek
kesehatan
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

38 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Gambar 4.4: Cek Kesehatan Bagi Kaum Lanjut Usia

5. Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) Umum


Tabel 4.8: Pelayanan (Pembangunan Fasilitas MCK Umum)
Bidang Lingkungan
Program Kalongsawah Lebih Baik
Nomor Kegiatan 09
Nama Kegiatan Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus
(MCK) Umum
Tempat, tgl. Di Pinggir anak Sungai Cidurian RT 04, Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, Kecamatan
Jasinga. Selasa s.d. Sabtu, 9 s.d. 13 Agustus 2016
Lama Lima hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Ilham Edlian sebagai koordinator dengan dibantu
seluruh anggota kelompok KKN SECURAH
Tujuan Membangun fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus untuk
masyarakat Kampung Kalongdagul
Sasaran Fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) Umum
Target 1 fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus dibangun di
Kampung Kalongdagul
Deskripsi Sebelum dimulainya pembangunan, kami terlebih
Kegiatan dahulu berkoordinasi dengan Kepala Desa dan
Ketua Pemuda setempat tentang rencana program
kami ini. Pada hari pertama pembangunan, kegiatan
yang dilakukan adalah peresmian kegiatan ini oleh
Kepala Desa Kalongsawah, yaitu Bapak Engkus
Kusmana. Kemudian, juga diteruskan dengan
peletakkan batu pertama oleh beliau. Setelah itu,

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 39


proses pembangunan segera dimulai dengan
membuat pondasi, membuat saluran pembuangan
ke kali, dan pemasangan batako. Pada hari kedua
pembangunan, pekerjaan yang dilakukan masih
sama, yaitu meneruskan pemasangan batako yang
belum selesai pada hari sebelumnya. Kemudian
diteruskan dengan pemasangan WC dan
pemasangan pintu. Pada hari terakhir kegiatan,
pekerjaan yang dilakukan adalah memasang asbes
untuk atap. Tahap terakhir dari proses ini adalah
pengadaan ember dan gayung untuk digunakan di
dalam MCK.
Hasil Pelayanan 1 fasilitas Mandi, Cuci, dan Kakus dibangun di
Kampung Kalongdagul
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.5 Pembangunan Fasilitas MCK Umum

6. Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)


Tabel 4.9: Pelayanan (Pembangunan TPS)
Bidang Lingkungan
Program Kalongsawah Lebih Baik
Nomor Kegiatan 10
Nama Kegiatan Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS)
Tempat, tgl. Di Pinggir anak Sungai Cidurian RT 04, Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, Kecamatan
Jasinga. Selasa s.d. Sabtu, 9 s.d. 13 Agustus 2016
Lama Lima hari

40 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Pelaksanaan
Tim Pelaksana Kegiatan ini dikoordinasikan oleh M. Maftuh
Rahmat dengan dibantu oleh anggota kelompok
SECURAH lainnya
Tujuan Membangun TPS di Kampung Kalongdagul
Sasaran Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
Target 1 TPS dibangun di Kampung Kalongdagul
Deskripsi Sehari sebelum dimulainya pekerjaan di lapangan,
Kegiatan kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kepala
Desa Kalongsawah dan Ketua Pemuda Kampung
Kampung Kalongdagul. Kami menyatakan maksud
kami bahwa akan membantu untuk melakukan
program pembangunan tempat pembuangan
sampah sementara di kampung mereka. Pada esok
harinya, kami berbelanja bahan-bahan bangunan di
toko terdekat yang tentunya akan digunakan untuk
pembangunan TPS. Pada hari pengerjaan, Kepala
Desa membuka sekaligus meresmikan kegiatan kami
dengan melakukan peletakkan batu pertama. Hanya
membutuhkan waktu sehari untuk menyelesaikan
proses pembangunan TPS. Pemasangan batako dan
pemlesteran pun dilakukan dan diselesaikan pada
hari yang sama. Sehingga keesokan harinya warga
sudah bisa memanfaatkan fasilitas tersebut.
Hasil Pelayanan 1 TPS dibangun di Kampung Kalongdagul
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.6: Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 41


7. Pengadaan Tiang Penerangan Jalan
Tabel 4.10: Pelayanan (Pengadaan Tiang Penerangan Jalan)
Bidang Lingkungan
Program Kalongsawah Lebih Baik
Nomor Kegiatan 11
Nama Kegiatan Pengadaan Tiang Penerangan Jalan
Tempat, tgl. Jalan penghubung antara Kampung Kalongdagul
dan Kampung Garisul, Desa Kalongsawah,
Kecamatan Jasinga. Senin s.d. Selasa, 22 s.d. 23
Agustus 2016
Lama Dua hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Adam Suhada dan
Bapak Adi selaku Ketua Panitia Pengadaan
Penerangan Jalan
Tujuan Memberikan sarana tiang penerangan jalan
Sasaran Jalan penghubung antara Kampung Kalongdagul
dan Kampung Garisul
Target 10 lokasi di jalan penghubung antara Kampung
Kalongdagul dan Kampung Garisul mendapatkan
sarana tiang penerangan jalan
Deskripsi Sehari sebelum pelaksanaan, kami melakukan
Kegiatan koordinasi dengan Ketua Pemuda dan Ketua Panitia
Penerangan Jalan. Dari mereka kami mengetahui
bahwa jalan penghubung antara Kampung
Kalongdagul dan Kampung Garisul sangat
kekurangan infrastruktur dalam hal penerangan
jalan. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk
membantu mereka dalam memfasilitasi penerangan
jalan tersebut. Sepanjang pengalaman kami berada
di desa mereka, memang kami merasakan bahwa
jalan itu sangat gelap saat malam hari. Hal ini
berbahaya bagi warga yang hendak melewati jalan
tersebut pada malam hari, bila ditinjau dari segi
keamanan dan kenyamanannya. Pada keesokan
harinya, kami dengan ditemani salah seorang panitia

42 | Kelompok KKN SECURAH 2016


penerangan jalan, datang ke toko besi untuk
membeli sepuluh unit tiang. Tiang-tiang tersebut
langsung dipasang pada hari itu juga. Sementara itu,
untuk bola lampunya diperoleh dari warga yang
secara sukarela menyumbang untuk program ini.
Hasil Pelayanan 10 lokasi di jalan penghubung antara Kampung
Kalongdagul dan Kampung Garisul mendapatkan
sarana tiang penerangan jalan
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.7: Pengadaan Tiang Penerangan Jalan

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat


Program kerja yang merupakan kegiatan pemberdayaan pada
masyarakat di antaranya sebagai berikut:
1. Kerja Bakti
Tabel 4.11: Pemberdayaan (Kerja Bakti)
Bidang Lingkungan
Program Kalongsawah Lebih Baik
Nomor Kegiatan 08
Nama Kegiatan Kerja Bakti
Tempat, tgl. Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah.
Minggu, 7 Agustus 2016
Lama Satu hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Putri Suci Dwi
Hita dengan dibantu oleh seluruh anggota
kelompok KKN SECURAH
Tujuan Mengajak warga kampung untuk kerja bakti

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 43


membersihkan lingkungan
Sasaran Warga Kampung Kalongdagul
Target 50 orang warga Kampung Kalongdagul
berpartisipasi dalam kerja bakti membersihkan
lingkungan
Deskripsi Kegiatan ini kami inisiasi karena melihat kenyataan
Kegiatan di lapangan bahwa banyak sampah yang tidak di
buang pada tempatnya, bahkan juga di buang ke
sungai. Oleh karena itu, diperlukan kekompakan
seluruh warga untuk menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat. Kami berkoordinasi dengan
Ketua Pemuda dan juga masing-masing ketua RT
bahwa kami akan menyelenggarakan kegiatan kerja
bakti. Keesokan hari pun tiba, seluruh anggota
KKN SECURAH dengan seluruh masyarakat
Kampung Kalongdagul bekerja bakti
membersihkan lingkungan. Tempat-tempat yang
menjadi sasaran utama kerja bakti kami antara lain
adalah selokan-selokan serta sungai-sungai kecil
yang mengelilingi Kampung Kalongdagul. Kami
juga mencabut rumput liar serta tidak lupa untuk
menyapu jalanan sehingga bersih dan nyaman
untuk dilewati.
Hasil Pelayanan 45 orang warga Kampung Kalongdagul
berpartisipasi dalam kerja bakti membersihkan
lingkungan
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.8: Kerja Bakti

44 | Kelompok KKN SECURAH 2016


2. Kegiatan Beauty Class
Tabel 4.12: Pemberdayaan (Kegiatan Beauty Class)
Bidang Pendidikan
Program Masyarakat Ingin Tahu
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Kegiatan Beauty Class
Tempat, tgl. Posko kelompok KKN SECURAH, Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Rabu, 24 Agustus
2016.
Lama Satu hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Adila Oktania sebagai koordinator dengan dibantu
oleh Irma, Evi, Suci, dan Ibtisamah
Tujuan Memberikan informasi tentang cara bersolek yang
modis kepada kaum ibu dan remaja putri
Sasaran Kaum ibu dan remaja putri di Kampung
Kalongdagul
Target 20 orang ibu dan remaja putri di Kampung
Kalongdagul mendapatkan informasi tentang cara
bersolek yang modis
Deskripsi Kegiatan ini diinisiasi oleh Adila Oktania yang
Kegiatan memiliki passion di dalam bidang make-up dan fashion.
Kegiatan ini dimaksudkan agar kaum ibu dan remaja
putri memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
baik dalam berdandan. Satu hari sebelum
pelaksanaan kegiatan, kami melakukan sosialisasi
kepada ibu-ibu dan remaja putri melalui pengajian
yang kami ikuti. Pada hari pelaksanaannya, sekitar
20 orang peserta menghadiri workshop atau pelatihan
kami ini. Adila sebagai tutor mempraktikkan cara
berdandan yang baik kepada Suci yang bertindak
sebagai peraga. Suasana di dalam acara ini pun
terasa sangat hangat dan terbuka. Terbukti dengan
antusiasme para peserta yang aktif mengajukan
pertanyaan kepada tutor. Menurut para peserta,
kegiatan ini sangat menambah wawasan mereka

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 45


tentang make-up dan fashion mengingat letak
kampung mereka yang jauh dari kota.
Hasil Pelayanan 20 orang ibu dan remaja putri di Kampung
Kalongdagul mendapatkan informasi tentang cara
bersolek yang modis
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.9: Kegiatan Beauty Class

3. Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak


Tabel 4.13: Pemberdayaan (Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak)
Bidang Pendidikan
Program Masyarakat Ingin Tahu
Nomor Kegiatan 04
Nama Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak
Tempat, tgl. Posko kelompok KKN SECURAH, Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Sabtu s.d. Selasa,
20 s.d. 23 Agustus 2016
Lama Empat hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Ahmad Ari Pratama
Tujuan Memberikan pelatihan keterampilan kerajinan
tangan
Sasaran Anak-anak di Kampung Kalongdagul tingkat SD
dan SMP
Target 20 orang anak mendapatkan pelatihan
keterampilan kerajinan tangan
Deskripsi Sebelum dimulainya kegiatan kerajinan tangan ini,

46 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Kegiatan terlebih dahulu kami informasikan kepada anak-
anak di SDN Kalongsawah 03 untuk mengikuti
pelatihan kerajinan tangan yang akan kami
selenggarakan. Pada hari pertama acara kegiatan
kerajinan tangan ini, datang 12 orang anak dari
tingkat SD, serta dari tingkat SMP sebanyak 12
orang. Mereka yang berhasil membuat boneka
sebanyak 11 orang dengan jumlah boneka sebanyak
13 boneka. Saya memberikan contoh beberapa
aneka produk gantungan kunci dan mengajarkan
setiap ukuran yang harus digunting, ataupun
ditempel pada boneka gantungan kunci. Pada hari
kedua acara kegiatan kerajinan tangan ini, datang
17 orang anak-anak dari tingkat SD hingga SMP.
Mereka yang berhasil membuat boneka sampai
tuntas sebanyak 6 orang dengan hasil 8 boneka.
Pelatih hanya melanjutkan pengajaran hari
sebelumnya dan ditambahkan dengan cara
menjahit yang benar.
Hasil Pelayanan 15 orang anak mendapatkan pelatihan
keterampilan kerajinan tangan
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.10: Pelatihan Kerajinan Tangan bagi Anak-anak

4. Lokakarya Ekonomi Kreatif


Tabel 4.14: Pemberdayaan (Lokakarya Ekonomi Kreatif)
Bidang Pendidikan
Program Masyarakat Ingin Tahu

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 47


Nomor Kegiatan 05
Nama Kegiatan Lokakarya Ekonomi Kreatif
Tempat, tgl. Posko kelompok KKN SECURAH, Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Selasa, 23 Agustus
2016
Lama Satu hari
Pelaksanaan
Tim Pelaksana Evi Wulandari dibantu oleh seluruh anggota
mahasiswi KKN SECURAH
Tujuan Memberikan pelatihan tentang bagaimana mendaur
ulang barang bekas menjadi barang yang layak pakai
Sasaran Kaum ibu dan remaja putri di Kampung Kalongdagul
Target 20 orang ibu dan remaja putri di Kampung
Kalongdagul mendapatkan pelatihan tentang
bagaimana mendaur ulang barang bekas menjadi
barang yang layak pakai
Deskripsi Sehari sebelum kegiatan kami melakukan sosialisasi
Kegiatan kepada kaum ibu dan remaja putri di Kampung
Kalongdagul bahwa keesokan harinya akan
diselenggarakan lokakarya ekonomi kreatif yang
bertempat di sekretariat kami. Melalui Ketua RT
yang berjumlah lima di Kampung ini, juga melalui
pengurus PAUD, kami mensosialisasikan kegiatan
kami dan meminta mereka untuk mengirimkan
wakilnya untuk mengikuti lokakarya ekonomi
kreatif di sekretariat kami. Kami meminta mereka
untuk membawa kain-kain bekas yang sudah tidak
terpakai jika mereka datang ke lokakarya yang kami
selenggarakan. Keesokan paginya, kami berbelanja
kebutuhan untuk daur ulang seperti benang, jarum,
dan resleting. Ketika sore hari, ibu-ibu dan remaja
putri datang ke tempat kami. Kemudian kami
memberikan mereka penyuluhan serta pelatihan
bagaimana cara mendaur ulang barang bekas
menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai
ekonomis. Seperti membuat tas, dompet, dan sarung

48 | Kelompok KKN SECURAH 2016


bantal dari kain bekas.
Hasil Pelayanan 15 orang ibu dan remaja putri mendapatkan
pelatihan tentang bagaimana mendaur ulang barang
bekas menjadi barang yang layak pakai
Keberlanjutan Tidak berlanjut
Program

Gambar 4.11: Lokakarya Ekonomi Kreatif

D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil


Terdapat beberapa faktor yang mendorong maupun menghambat
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah kami selenggarakan, faktor-
faktor tersebut di antaranya:
1. Faktor Pendorong
Faktor pendorong yang kami rasa sangat krusial dalam pelaksanaan
seluruh program dan kegiatan kami tentunya perencanaan dan persiapan
pra-KKN. Dalam hal ini, kami telah melakukan dua kali survei ke Desa
Kalongsawah untuk melihat kondisi dan permasalahan yang ada di desa ini.
Hasil survei berupa observasi dan wawancara langsung dengan penduduk
desa sangat bermanfaat dalam menyusun program dan kegiatan kami
sehingga pelaksanaan KKN kami tepat sasaran.
Pada survei pertama, kami menemui Sekretaris Desa Kalongsawah
untuk mengetahui secara garis besar kondisi penduduk Desa Kalongsawah.
Berbagai data pun kami peroleh melalui dokumen-dokumen desa maupun
dari wawancara langsung dengan penduduk desa. Kemudian di survei
kedua, kami menyusuri bagian-bagian desa yang belum kami jamah
sebelumnya untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam permasalahan-
permasalahan di desa tersebut. Data-data yang kami dapatkan ini
kemudian kami jadikan dasar dalam penyusunan proposal kegiatan kami.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 49


Koordinasi dan komunikasi baik internal di dalam kelompok kami
maupun dengan penduduk Desa Kalongsawah juga menjadi faktor
pendorong berhasilnya kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan. Dalam
pelaksanaannya, kami selalu mengawali kegiatan yang akan
diselenggarakan dengan rapat internal kelompok kami untuk kemudian
dikoordinasikan dengan penduduk desa yang senantiasa siap membantu
setiap kegiatan kami.
Kami juga berhutang kepada seluruh masyarakat Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah karena telah banyak membantu dalam
pelaksanaan program dan kegiatan KKN kami. Hal ini terlihat dari
ramainya warga yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan kami dari
persiapan hingga penutupan. Masyarakat Desa Kalongsawah secara
sukarela meluangkan waktu dan tenaganya demi suksesnya program dan
kegiatan yang kami selenggarakan.
Selain itu, faktor yang sangat menunjang keberhasilan seluruh
program dan kegiatan kami adalah ketersediaan dana PpMD oleh PPM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dosen pembimbing KKN. Dengan
dana ini kami bisa menyelenggarakan program yang sifatnya membangun
infrastruktur desa. Dengan meningkatnya infrastruktur desa, kami
harapkan kualitas hidup masyarakat Desa Kalongsawah dapat lebih
membaik.
2. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan kami di Desa Kalongsawah,
tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor yang menghambat pelaksanaan
program dan kegiatan kami. Di antara faktor-faktor yang menghambat
kegiatan kami adalah sulitnya mencari sponsor dalam pelaksanaan KKN ini
serta terlambatnya dana PpMD yang cair dari pihak PPM.
Mengenai sulitnya mencari dana sponsor, kami menyiasatinya dengan
melakukan pengumpulan dana dari setiap individu anggota kelompok.
Selain itu, kami juga melaksanakan pengumpulan dana dengan cara
berjualan selama proses persiapan pra-KKN. Kami juga terpaksa
membatalkan beberapa program dan kegiatan yang telah kami rencanakan
sebelumnya dikarenakan kekurangan dana.
Dalam hal keterlambatan turunnya dana PpMD, kami harapkan PPM
lebih jelas dan transparan lagi dalam hal jumlah dan waktu pencairan dana
PpMD. Ketidakjelasan pencairan dana KKN ini berakibat pada

50 | Kelompok KKN SECURAH 2016


terhambatnya pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang telah
direncanakan.
Selain faktor finansial, kami juga menghadapi hambatan dalam hal
respons sebagian masyarakat Desa Kalongsawah atas kehadiran kami.
Terdapat sebagian warga yang kurang merespons keberadaan mahasiswa
KKN di desa mereka. Sehingga kami tidak bisa melakukan pengabdian
melalui program dan kegiatan kami secara merata terhadap seluruh lapisan
masyarakat di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 51


“Semakin bermacam-macam karakter
orang yang kita temui, semakin mudah
kita memahami berbagai macam
perbedaan.”
(Ibtisamah Nur Roosyidah)

52 | Kelompok KKN SECURAH 2016


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berangkat dari permasalahan utama yang telah kami jabarkan pada
bab pertama, maka kami telah melaksanakan program dan kegiatan untuk
membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut
tiap bidangnya dapat disimpulkan sebagaimana berikut:
1. Bidang Pendidikan
Sebagai upaya kami dalam mengatasi permasalahan di bidang
pendidikan, kami telah menyelenggarakan berbagai kegiatan baik dalam
bentuk pelayanan maupun pemberdayaan. Kegiatan-kegiatan tersebut
kami laksanakan dalam bentuk formal, seperti kegiatan belajar mengajar di
SD dan PAUD serta peningkatan sarana pendidikan dan keagamaan. Selain
itu, kami juga bergerak dalam kegiatan pendidikan informal dengan tujuan
peningkatan kreativitas dan kemandirian masyarakat. Tujuan tersebut
kami wujudkan dalam kegiatan beauty class, pelatihan kerajinan tangan bagi
anak-anak, serta lokakarya ekonomi kreatif.
2. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, kami melaksanakan kegiatan peringatan HUT
RI di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Kegiatan tersebut berisi
berbagai perlombaan untuk memeriahkan acara yang berlangsung setahun
sekali tesebut. Selain itu, kami bersama Puskesmas Kecamatan Jasinga juga
menyelenggarakan cek kesehatan bagi warga yang berusia lanjut. Kegiatan
ini sangat penting agar masyarakat dapat mendeteksi dini berbagai
penyakit yang mungkin saja menjangkiti mereka.
3. Bidang Lingkungan
Berdasarkan permasalahan di bidang lingkungan, kami melaksanakan
kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Selain itu, infrastruktur di kampung ini
juga dapat dikatakan masih kurang memadai. Oleh karena itu, kami
melakukan kegiatan pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan kakus umum,
pembangunan tempat pembuangan sampah sementara, serta pengadaan
tiang penerangan jalan. Semua kegiatan ini kami harapkan setidaknya
dapat memudahkan akses sanitasi yang baik bagi masyarakat Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah.

53
B. Rekomendasi
Terdapat beberapa hal yang menjadi konsentrasi kelompok KKN
SECURAH dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) agar menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kami membuat
rekomendasi yang ditujukan di antaranya kepada:
1. Pemerintah Setempat
a. Membuat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS),
kebutuhan ini sangat mendesak karena di wilayah Desa
Kalongsawah tidak terdapat TPS yang menyebabkan masyarakat
desa membuang sampah ke sembarang tempat.
b. Peningkatan jumlah sekolah menengah di Desa Kalongsawah.
Mayoritas taraf pendidikan warga desa Kalongsawah hanya lulusan
sekolah dasar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan taraf
pendidikan warga, dibutuhkan fasilitas pendidikan yang lebih lagi
untuk desa ini.
2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta
a. Perlu adanya sosialisasi lebih awal lagi mengenai penyelenggaraan
KKN-PpMM, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri lebih
baik lagi.
b. Pihak PPM harus mempersiapkan diri lebih awal lagi, dengan
membagikan terlebih dahulu buku panduan berbagai macam jenis
laporan sebelum KKN dimulai, sehingga mahasiswa dapat
mengerjakan dengan maksimal dan tidak terburu-buru.
c. Perlu adanya kejelasan kapan dan berapa dana yang akan turun dari
PPM, sehingga mahasiswa peserta KKN dapat lebih siap dalam
merancang program di lokasi KKN.
3. Pemangku Kebijakan Tingkat Kecamatan/Kabupaten
a. Bagi pemangku jabatan baik dari tingkat Kecamatan Jasinga
maupun Kabupaten Bogor harus saling bersinergi dan berkoordinasi
untuk menyejahterakan masyarakat Jasinga.
b. Perlu diselenggarakannya birokrasi yang mudah dan terjangkau bagi
masyarakat Jasinga sehingga tidak perlu melakukan perjalanan
hampir dua jam ke pusat Kabupaten di Cibinong untuk mengajukan
atau mengurus dokumen-dokumen yang sifatnya administratif.
c. Perlu dilakukan pembenahan yang komprehensif dari berbagai
bidang terutama seperti pendidikan, lapangan kerja, kesehatan,
lingkungan, serta berbagai bidang strategis lainnya. Menurut kami

54 | Kelompok KKN SECURAH 2016


hal ini sangat mendesak, karena kecamatan-kecamatan di kawasan
Bogor bagian barat dapat dikatakan sangat tertinggal dibanding
wilayah Kabupaten Bogor lainnya.
4. Tim KKN-PpMM yang akan melaksanakan KKN-PpMM di lokasi
tersebut
a. Diharapkan bagi tim KKN-PpMM selanjutnya untuk melakukan
sosialisasi secara lebih merata lagi di Desa Kalongsawah. Dengan
harapan seluruh masyarakat desa dapat merasakan manfaat dari
pelaksanaan KKN-PpMM.
b. Disarankan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan dalam aspek sanitasi lingkungan. Kegiatan tersebut
dapat berupa penyuluhan tata cara hidup bersih dan sehat serta
dengan membuat bank sampah, sehingga masyarakat dapat
mengelola sampahnya dengan baik.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 55


“Kenangan-kenangan baik, serta suka
dan duka sudah saya rasakan bersama
teman-teman.”
(Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida)

56 | Kelompok KKN SECURAH 2016


EPILOG

A. Kesan dan Pesan Tokoh Masyarakat atas Pelaksanaan KKN


Setelah melakukan berbagai program dan kegiatan di Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, kami mendapatkan beberapa kesan dan
pesan dari berbagai lapisan masyarakat. Kesan dan pesan tersebut antara
lain:
1. Bapak Engkus Kusmana, Kepala Desa Kalongsawah
“Alhamdulillah mahasiswa dan mahasiswi KKN UIN yang ada di sini,
saya dari perwakilan masyarakat Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah merasa terbantu dan terhibur dengan adanya adik-adik di
sini, dan alhamdulillah malahan adik-adik ini bisa membantu dan
membangun masyarakat. Apalagi adik-adik telah ngasih manfaat ke kita,
khususnya Kampung Kalongdagul, yaitu MCK yang alhamdulillah udah
rampung, tinggal dipake aja ama masyarakat.”20
2. Bapak Jatnika, Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah
“Maafkan masyarakat di sini kalo kurang mengerti dan kurang hormat
kepada adik-adik. Maklum masyarakat di sini ya namanya orang Sunda,
kadang-kadang bahasa Sunda dan bahasa Jakarta itu jauh berbeda, antara
kata-kata kasar dan halus, orang di sini tidak begitu mengerti. Begitu aja,
saya merasa bangga dan merasa terharu dengan adanya adik-adik UIN di
sini.”21
3. Abah Aja, Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah
“Pesannya kalo toh misalnya ada anak-anak UIN dikirim ke sini lagi,
Insya Allah saya dan semua masyarakat Kampung Kalongdagul, perwakilan
sebagai Ketua Pemuda, menerima dengan lapang dada, dikarenakan udah
ada contoh yang sekarang itu. Adik-adik UIN yang KKN di sini memberi
manfaat bener-bener kepada masyarakat, khususnya Kampung Kalongdagul,
Desa Kalongsawah.”22

20
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Kalongsawah, Bapak Engkus Kusmana,
23 Agustus 2016.
21
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika, 23 Agustus 2016.
22
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja, 23 Agustus 2016.

57
B. Penggalan Kisah Inspiratif Mahasiswa KKN

1
AKHIRNYA KUTEMUKAN KAMPUNGKU!
Ilham Edlian

Tantangan dan Pengalaman Baru


Sebelum saya mendapatkan kelompok yang telah ditentukan oleh
pihak Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), sebenarnya saya sudah
tergabung dengan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dibuat oleh
saya dan teman-teman sesama asal Depok yang berkuliah di UIN Syarif
Hidayatullah. Bahkan, sejak beberapa bulan sebelum pelaksanaan KKN,
kami telah membuat grup di media sosial WhatsApp untuk mengumpulkan
dan mengoordinasi persiapan sebelum KKN. Namun, kira-kira pada bulan
April tahun 2016, saya dan kawan-kawan mahasiswa semester 6 lainnya
mendengar isu bahwa penentuan kelompok serta desa lokasi KKN pada
pelaksanaannya tahun ini akan diambil alih oleh pihak PPM. Alhasil,
kelompok KKN yang telah saya dan teman-teman saya buat sebelumnya
menguap begitu saja. Satu per satu anggota grup WhatsApp kami pun mulai
keluar dari grup tersebut.
Kemudian, pada bulan yang sama, kami mendengar kabar dari pihak
PPM bahwa penyelenggaraan KKN tahun ini memang berbeda dari tahun-
tahun sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya penentuan
kelompok dan desa lokasi KKN diserahkan pada mahasiswa peserta KKN,
pada tahun ini kebijakan tersebut merupakan hak sepenuhnya pihak PPM.
Lebih dari 200 kelompok beserta nama mahasiswa, nomor kelompok, serta
desa lokasi KKN pun telah dirilis oleh pihak PPM. Daftar nama-nama
tersebut diwajibkan untuk mengikuti tahap pembekalan pra-KKN. Nama
saya pun termasuk dalam daftar tersebut, yang mana saya berada di
kelompok 067 bersama dengan beberapa nama mahasiswa lainnya dari
berbagai fakultas.
Hari pembekalan KKN yang dinanti-nanti pun tiba, pada hari Rabu
tanggal 13 April 2016 seluruh mahasiswa yang telah mendaftar KKN
berkumpul di Auditorium Harun Nasution Kampus I UIN Syarif
Hidayatullah. Dengan dibekali secarik kertas yang bertuliskan nomor
kelompok di pintu masuk, saya pun memasuki ruang auditorium dengan
penuh rasa penasaran, “Akankah saya akan mendapatkan teman-teman

58 | Kelompok KKN SECURAH 2016


KKN yang asik? Atau justru saya akan mendapatkan teman-teman yang
aneh?” tanya saya dalam hati. Kemudian setelah mendengar pembekalan
dan pengarahan dari Bapak Djaka Badranaya dan Bapak Eva Nugraha, para
mahasiswa peserta KKN pun dipersilakan untuk berkumpul dengan
teman-teman barunya. Saya pun berkumpul dengan teman-teman
sekelompok yang terdaftar dengan nomor 067, yang ternyata merupakan
nomor kelompok kami.

Nama Baru Pelengkap Makna Hidup


Canggung dan kaku, itulah kondisi dan suasana yang dapat
digambarkan dari pertemuan pertama kami itu. Maklum, kami datang dari
7 fakultas berbeda dan belum mengenal satu sama lain. Teman-teman baru
saya tersebut di antaranya ialah: Adila Oktania dari Jurusan Bahasa dan
Sastra Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora, ia biasa dipanggil Tania.
Menurut saya, pada masa persiapan pra-KKN, Tania adalah orang yang
paling mau repot dalam segala halnya. Ialah yang membuat grup WhatsApp
kelompok KKN kami. Bahkan ia rela untuk berjualan sosis, bakso, dan
chicken nuggets bakar sebagai tambahan biaya untuk pelaksanaan KKN. Tania
membagi jadwal jualan kepada masing-masing anggota kelompok untuk
berjualan di tiap-tiap fakultas. Sayangnya, selalu saja ada anggota
kelompok kami yang dengan berbagai alasannya tidak bisa berjualan ketika
gilirannya sudah tiba. Sontak saja hal ini membuat Tania sedikit kesal.
Namun, permasalahan tersebut lambat laun dapat diselesaikan dan
dilupakan.
Teman saya selanjutnya datang dari Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, namanya Ahmad Fauzi. Ia
merupakan anak Betawi asli, hal ini dapat dikenali dari gaya bicaranya yang
ceplas-ceplos. Pada masa persiapan pra-KKN, Fauzi terkenal selalu datang
terlambat untuk rapat. Namun, pada pelaksanaan KKN ia adalah orang
yang sangat aktif melakukan komunikasi dan berbaur dengan masyarakat
desa. Hal ini tentunya sangat memudahkan kami dalam pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah direncanakan. Teman saya selanjutnya,
masih dari fakultas yang sama dengan Fauzi, namun dari Jurusan Hukum
Keluarga. Namanya adalah Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida, anggota
dengan nama terpanjang di kelompok kami. Irma atau biasa dipanggil Iim
ini, pada awalnya saya kira orang yang pendiam. Namun, setelah sebulan
mengenalnya, ternyata Iim anaknya rame juga. Ia sering nyanyi lagu-lagu
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 59
barat tiap pagi, untung suaranya ya lumayanlah, jadi tidak menimbulkan
polusi suara. Iim juga menurut pengamatan saya di media sosial Instagram-
nya, adalah seorang pecinta kucing. Melalui media tersebut saya sering
melihat ia mengunggah foto ataupun video kucing miliknya.
Selanjutnya dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, namanya ialah Ibtisamah Nur
Roosyidah, atau biasa dipanggil Ama. Menurut saya Ama adalah anak yang
asik, tapi juga kadang suka gak jelas. Namun, satu hal yang paling saya suka
dari Ama adalah pijatannya. Di posko KKN kami, jika sedang tidak ada
kegiatan, saya sering meminta tolong kepada Ama untuk memijat
punggung saya yang pegal-pegal. Selanjutnya teman saya dari Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis yaitu M. Maftuh Rahmat. Maftuh adalah
anak asli Rangkasbitung, sehingga skill bahasa Sundanya tidak perlu
diragukan lagi. Kemampuan ini juga yang membuat Maftuh dapat dengan
mudah berbaur dan berkomunikasi di Kampung Kalongdagul. Maftuh
merupakan mahasiswa yang aktif di UKM Pramuka, hal ini membuat ia
sering telat datang pada saat rapat pra-KKN diadakan. Namun, Maftuh
terkadang memiliki ide-ide yang cukup brilian.
Kemudian sepasang nama dari Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis ialah Ahmad Ari Pratama dan Evi Wulandari. Bahkan
Ari dan Evi juga berasal dari kelas yang sama, sehingga chemistry di antara
mereka berdua sangat kentara. Ari adalah anggota di kelompok KKN kami
yang paling rajin datang mengajar ke sekolah maupun madrasah. Meskipun
sering gagal saat memasak nasi di posko KKN kami, namun kontribusi
besar Ari di dalam kelompok kami tidak perlu diragukan lagi. Selain itu,
karena ketampanan dan keramahannya, Ari juga menjadi idola bersama
bagi ibu-ibu di Kampung Kalongdagul. Sementara itu, Evi adalah seorang
yang sangat sangat teliti, sehingga kami memilihnya menjadi bendahara
kelompok. Selain itu, Evi juga rajin datang mengajar di Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) At-Taufiq dan Maulida.
Nama selanjutnya ialah Adam Suhada dari Jurusan Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi. Adam adalah putra daerah asli Ciputat,
tempat tinggalnya pun tidak jauh dari kampus UIN Syarif Hidayatullah,
tinggal lempeng aja ke arah Pasar Ciputat dan tepat berada di bawah fly over
Ciputat, di sanalah rumah Adam. Menurut saya pribadi, seharusnya yang
sangat layak untuk menjadi Ketua Kelompok KKN kami adalah Adam. Ia
memiliki kebijaksanaan dan ketenangan dalam berpikir dan mengambil
60 | Kelompok KKN SECURAH 2016
keputusan. Selain itu, dengan pengalamannya di berbagai organisasi, Adam
juga lihai dalam beretorika di depan publik. Namun, ada satu hal yang
menurut saya menjadi kekurangan bagi Adam, yaitu jika ia tidur ia tidak
pernah ketinggalan untuk mengeluarkan mata air dari mulutmya. Kelakuannya
ini, membuat seluruh sisi bantal tidak bisa digunakan lagi, karena bau tidak
sedap yang ditimbulkan oleh cairan tersebut.
Putri Suci Dwi Hita adalah nama selanjutnya dari Jurusan Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi. Suci adalah sosok yang paling
pendiam di kelompok kami. Selama 32 hari kami tinggal bersama di posko
KKN, mungkin kata-kata yang dikeluarkan oleh Suci jumlahnya masih bisa
dihitung dengan jari. Namun, satu yang saya suka dari Suci adalah ia tidak
pernah menyisakan satu butir nasi pun di piringnya. Dengan kata lain, ia
selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Selain itu, skill Suci dalam
desain grafis juga sangat bermanfaat bagi kelompok kami. Desain yang
menghiasi proposal kegiatan, spanduk, dan cover buku laporan KKN ini
adalah di antara hasil karya dan kontribusinya bagi kelompok KKN kami.
Nama terakhir adalah Kholid Suryadi Ahmad dari Jurusan Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. For your information, Kholid ini
tumbuh besar dan menghabiskan pendidikan menengahnya di Jeddah, Arab
Saudi, sehingga tentunya ia sangat mahir berbahasa Arab. Hal inilah yang
membuat dirinya dipanggil dengan sebutan akhi oleh anggota kelompok
kami yang perempuan. Ketika Kholid pulang sementara dari posko KKN
kami, Kholid juga sempat membawakan oleh-oleh khas Arab Saudi kepada
kami. Pada saat rapat persiapan pra-KKN, Kholid adalah makhluk yang
hampir tidak pernah hadir. Namun saya dapat memakluminya, karena pada
saat itu Kholid masih menjabat sebagai Presiden Jurusan Ilmu Politik,
sehingga waktunya banyak tersita untuk kegiatan-kegiatan jurusannya
tersebut. Di kelompok kami, Kholid juga terkenal dengan porsi makannya
yang besar. Ia juga tidak pernah mubazir dengan makanan yang tersedia.
Dari hasil pertemuan kami yang pertama ini, kami menunjuk seorang
ketua, sekretaris, dan dua orang bendahara. Saya sendiri terpilih sebagai
ketua. Sebenarnya saya tidak siap untuk menjadi Ketua Kelompok KKN ini,
namun saya tetap menerima amanat ini karena saya menganggapnya
sebagai sebuah tantangan dan pengalaman yang akan membawa banyak
pembelajaran bagi saya pribadi. Sementara itu, Tania terpilih sebagai
sekretaris kelompok ini. Kemudian Evi dan Iim sebagai bendahara I dan II.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 61


Selama proses persiapan pra-KKN, kami hampir tiap pekannya
melakukan pertemuan untuk perencanaan pelaksanaan KKN kelompok
kami di Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Dari
hasil beberapa kali pertemuan yang telah dilakukan, kami memutuskan
untuk menamai kelompok KKN 067 ini dengan SECURAH, yang arti
filosofisnya telah dijabarkan pada bab pertama buku ini. Selain itu, kami
juga melakukan dua kali survei ke Desa Kalongsawah. Pada suvei pertama,
hanya beberapa anggota kelompok saja yang bisa ikut. Walaupun
demikian, survei harus tetap berjalan agar kami dapat mengetahui dan
memiliki gambaran umum tentang Desa Kalongsawah. Kesan pertama yang
saya rasakan dari survei ke Desa Kalongsawah adalah jauhnya jarak yang
harus ditempuh dari Ciputat. Wajar saja, jarak dari Ciputat ke Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga kurang lebih 60 km. Kecamatan Jasinga
berada di Kabupaten Bogor bagian barat. Menurut saya, cuaca di sana
sangat panas, padahal kondisi geografis Kecamatan Jasinga terletak di
dataran yang cukup tinggi. Namun demikian, saya menyukai lukisan
alamnya yang indah, di mana bukit, gunung, dan sungai saling
bersandingan dengan elok.
Pada survei kedua, dengan personel yang seperti biasa tidak pernah
lengkap, kami melaksanakannya dengan lebih menantang. Mengapa
menantang? Karena kami melakukannya pada bulan Ramadan. Dengan
cuaca Jasinga yang panas, tentunya bukanlah hal yang mudah untuk
menahan lapar dan dahaga di siang hari. Ditambah lagi, kami harus berjalan
kaki menyusuri pematang sawah di yang membelah Desa Kalongsawah.
Namun, alhamdulillah kami berhasil melalui tantangan itu semua, tentunya
dengan meluruskan niat dan mengikhlaskan hati bahwa kami akan
melakukan pengabdian di desa ini. Hasil yang kami dapatkan dari kedua
survei tersebut di antaranya kelompok KKN kami akan mengkhususkan
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan KKN di Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Kami juga telah mengontrak dua kamar di
rumah Bapak Supiatna dan Ibu Hamimah dengan nilai kontrak sebesar 700
ribu rupiah.

Keramahan, Keakraban, dan Kekeluargaan


Setelah proses persiapan pra-KKN yang cukup panjang, kira-kira dari
bulan April hingga Juli 2016, akhirnya hari pelepasan dan pemberangkatan
mahasiswa peserta KKN pun tiba. Pada hari Senin, 25 Juli 2016, dibukalah

62 | Kelompok KKN SECURAH 2016


penyelenggaraan KKN 2016 oleh pihak universitas dan PPM dengan
meriah, melepas keberangkatan seluruh mahasiswa peserta KKN untuk
mengabdi di desa masing-masing. Setelah pembukaan dan pelepasan di
kampus, dengan membawa barang bawaan yang cukup banyak, kami
segera berangkat ke Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga pada hari itu
juga. Sesampainya di Desa Kalongsawah, kegiatan pertama yang kami
lakukan adalah pembukaan KKN di kantor Desa Kalongsawah. Pembukaan
ini diselenggarakan oleh kelompok KKN 065, 066, dan 067 yang memang
ketiganya ditugaskan untuk mengabdi di desa ini. Acara ini juga dihadiri
oleh Kepala Desa Kalongsawah, Bapak Engkus Kusmana, beserta seluruh
aparatur desa, serta seluruh jajaran perwakilan tokoh masyarakat.
Tentunya pembukaan ini juga dihadiri oleh dosen pembimbing kami yaitu
Bapak Dedy Nursamsi.
Pada minggu pertama pelaksanaan KKN di Kampung Kalongdagul,
kami hanya melakukan sosialisasi, koordinasi, dan konsolidasi saja dengan
seluruh lapisan masyarakat. Kami mengunjungi Ketua Dusun II, Bapak
Darusman, Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Abah Aja, serta seluruh
Ketua RT yang ada di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Kami
juga berkenalan dan akrab dengan pemuda yang tinggal di sebelah rumah
kontrakan kami, Hardimansyah namanya, atau biasa dipanggil Bang Ardi.
Selain Bang Ardi, kami juga akrab dengan Ketua RT 04, yang ternyata
masih muda dan sangat gaul, namanya Bapak Jatnika, atau biasa dipanggil
Bang Jablay. Kami juga sering ikut mereka dan para pemuda Kampung
Kalongdagul lainnya untuk bermain sepak bola di pinggir sawah,
bergadang hingga larut malam sambil ngeliwet, main playstation bareng dan
bagi yang kalah akan mendapat hukuman untuk memakai helm, sarung,
dan sambil berjongkok, ditemani dengan camilan khas Jasinga yang dibuat
oleh mereka sendiri. Memang masyarakat di Kalongdagul ini bisa dibilang
sangat multitalenta, tua maupun muda, baik laki-laki ataupun perempuan,
memiliki kemampuan yang sama dalam urusan masak-memasak.
Kedekatan kami dengan para pemuda Kampung Kalongdagul ini juga
sangat membantu dalam kegiatan KKN kami di kampung mereka. Selain
karena sama-sama memiliki jiwa muda, keberadaan kami di kampung
mereka juga disambut dengan sangat ramah. Meskipun saya baru saja
mengenal mereka, tetapi rasanya kami sudah sangat akrab satu sama lain.
Sosok lain yang sangat berjasa dalam pelaksanaan KKN kami ialah
Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul yaitu Abah Aja. Abah Aja adalah

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 63


seorang tokoh masyarakat yang sangat mengayomi masyarakat Kampung
Kalongdagul. Bahkan, meskipun beliau adalah seorang ketua pemuda,
namun pengaruhnya bisa lebih kuat dibandingkan ketua RT ataupun ketua
RW. Abah Aja juga sangat mendukung dan membantu setiap program dan
kegiatan yang kami selenggarakan di Kampung Kalongdagul. Abah sangat
berperan dalam menjembatani komunikasi kami baik dengan masyarakat,
maupun dengan Bapak Engkus Kusmana, selaku Kepala Desa
Kalongsawah.
Kami juga sangat dekat dengan keluarga Mamah Yeyeh, yang mana
masih bersaudara dengan mantan Kepala Desa Kalongsawah yang
sebelumnya. Kami sering diajak main ke rumah beliau untuk sekadar
ngobrol ataupun ngeliwet. Di rumah beliau juga sering ada anak-anak muda
yang nongkrong, karena rumahnya juga memang cukup luas dan sangat
representatif untuk dijadikan tempat berkumpul. Mamah Yeyeh memiliki
tiga orang anak laki-laki, yang mana anak pertama mereka yang bernama
Riki, berulang tahun pada 13 Agustus, sehari setelah ulang tahun saya.
Kurang lebih satu minggu setelah ulang tahun saya dan Riki, saya
mendapatkan surprise dari Mamah Yeyeh dan teman-teman sekelompok
saya. Entah memang sudah direncanakan sebelumnya atau hanya
spontanitas saja, sejak hari ulang tahun saya handphone saya hilang. Saya
menduga bahwa handphone tersebut memang telah diambil seseorang tapi
saya santai saja dan telah mengikhlaskannya. Namun, pada hari
pengeksekusiannya, saya dan teman-teman lainnya diajak untuk ngeliwet
bersama di rumah Mamah Yeyeh. Setelah acara makan-makan selesai, tiba-
tiba Ama yang keluar dari dapur memecahkan telur di kepala saya. Sejurus
kemudian, Riki juga mendapatkan hal yang sama di kepalanya oleh salah
seorang teman, perang telur dan juga tepung terigu pun sudah tidak
terelakkan lagi. Tidak hanya sampai di situ, saya dan Riki juga diceburkan
ke dalam kolam ikan yang berada di halaman rumah Mamah Yeyeh.
Akhirnya, setelah telur dan tepung terigunya habis, usailah peperangan
yang melelahkan itu. Dengan tubuh yang basah sekaligus berlumur telur
dan tepung terigu, saya pun kembali ke posko KKN saya. Dan ternyata,
setelah dua minggu di dalam persembunyian, handphone saya pun
dikembalikan oleh teman-teman KKN saya. Saya sungguh tidak menduga
bahwa mereka adalah tersangka di balik semua kejadian ini.

64 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Di posko KKN kami, setiap harinya selalu ramai anak-anak Kampung
Kalongdagul usia SD untuk sekadar bermain ataupun belajar dengan kami.
Oleh karena itu, kami memfasilitasi antusiasme mereka itu dengan
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif yang dapat mengasah
kreativitas juga meningkatkan motivasi mereka. Bahkan, terkadang kami
dibuat kelelahan dengan mereka yang terus menerus mengajak kami
bermain sepanjang hari. Tapi tidak apa, keberadaan kami yang hanya
sebulan di kampung mereka, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk
mengabdi dan mendekatkan diri dengan masyarakat. Di antara anak-anak
yang saya ingat adalah Iqbal, Topan, Sulton, Kholiq, dan masih banyak yang
lainnya. Maaf saya tidak bisa mengingat namanya satu per satu, karena
jumlah mereka banyak sekali. Tetapi yang jelas memori akan keceriaan dan
canda tawa mereka akan selalu ada di benak saya.
Di posko KKN kami, saya juga terkadang ikut membantu, atau lebih
tepatnya merepotkan pekerjaan Bapak Supiatna di kebun miliknya. Beliau
memiliki beberapa jenis tanaman di pekarangan rumahnya, seperti pohon
singkong, pohon kelapa, serta beberapa jenis sayuran dan rempah-rempah.
Bahkan kami sempat menikmati hasil panen singkong dan kelapa hasil
kebun Bapak. Sementara itu, istri Bapak Supiatna, Ibu Hamimah dengan
senang hati meminjamkan kami alat-alat masaknya. Bahkan, tidak jarang
pula beliau memberikan hasil masakannnya kepada kami. Kami sungguh
diperlakukan sebagaimana anak kandung mereka berdua.

Asa untuk Kalongsawah


Jika saya menjadi warga Desa Kalongsawah dan hidup bertetangga
dengan mereka, saya akan berusaha untuk memaksimalkan berbagai
potensi yang ada di desa mereka. Saya akan mengajukan dan
mengembangkan Desa Kalongsawah sebagai destinasi wisata sejarah dan
wisata alam yang baru dan berbeda dari yang lainnya. Doakan saja semoga
saya suatu saat dapat melakukan hal yang besar manfaatnya bagi Desa
Kalongsawah. Menurut saya, manusia yang paling sukses di dunia ini
bukanlah yang paling banyak uangnya. Manusia yang paling sukses adalah
manusia yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 65


2
KELUARGA KEDUA DI DESA KKN
Adam Suhada

Berbeda dengan KKN Sebelumnya


Sebelum mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2016, saya
mengira KKN ini sama persis seperti KKN sebelumnya. Ternyata cukup
banyak perbedaan yang saya rasakan. Karena sebelumnya saya sempat main
ke rumah KKN kakak kelas pada KKN beberapa tahun terakhir, jika
dibandingkan KKN saat ini cukup signifikan perbedaannya. Di antara
perbedaannya seperti penentuan anggota kelompok yang sekarang diatur
oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) sehingga tidak terlihat lagi
kawan-kawan yang promosi mencari teman KKN yang biasa menggunakan
kertas tempel di majalah dinding maupun di tempat parkir. Bahkan saya
sejak bulan November sudah diundang teman-teman untuk bikin grup KKN
tapi saya memilih keluar karena mendengar ada isu kelompok KKN
ditentukan PPM bukan oleh kita. Jumlah anggota kelompoknya dahulu 16
sekarang 11 orang, tapi mirip juga jumlah fakultasnya kira-kira 6 fakultas
tiap kelompok. Kemudian jika sebelumnya pemilihan lokasi dengan sistem
lelang, kali ini sudah ditentukan PPM. Bahkan kali ini satu desa diisi oleh
tiga kelompok, lain dengan yang sebelumnya satu desa satu kelompok.
Kemudian, anggaran dana yang didapatkan dipotong setengahnya
dibandingkan tahun lalu. “Wah cukup berat yah KKN kali ini,” dalam
pikiran saya. “Pokoknya harus sekreatif mungkin, seinisiatif mungkin kami
melaksanakan KKN ini dengan dana minimal dan jumlah anggota yang
sekadarnya,” imbuh saya.
Sebelum akhirnya meluncur ke lokasi KKN, terdapat beberapa hal
yang menjadi kendala bagi saya. Setiap anggota kelompok diwajibkan
untuk berpatungan 1 juta rupiah per orang. Tujuannya untuk biaya hidup
di rumah KKN dan pengerjaan program KKN yang kita susun. Walaupun
untuk biaya hidup sendiri, tetap saja nominalnya cukup besar sehingga
agak memberatkan. Terlebih, anggaran PpMD untuk tiap kelompok kali ini
hanya 5 juta rupiah per kelompok sehingga harus diatur seminimal
mungkin pengeluaran kelompok untuk program kerjanya. Selain itu, pasti
uang yang dipakai wajib dilaporkan sebagai laporan pertanggungjawaban.
Karena itu merupakan uang negara yang pasti nantinya dicek
penggunaannya. Jangan sampai saya sudah jujur memakai uangnya untuk

66 | Kelompok KKN SECURAH 2016


keperluan KKN, tapi karena tidak mampu membuat laporan
pertanggungjawaban, sehingga saya yang kena imbasnya. Selain itu, yang
jadi kendala lain lokasi KKN saya yang cukup jauh yaitu di Kecamatan
Jasinga, yang secara geografis merupakan ujung baratnya Kabupaten Bogor,
berbatasan langsung dengan Rangkasbitung, Provinsi Banten. Bila melihat
ada sebagian kelompok yang jaraknya lebih dekat seperti Muncul,
Tangerang Selatan, kemudian di Kabupaten Tangerang, atau di Leuwiliang,
jadi mesti disesuaikan jalurnya saat membawa barang-barang KKN. Tetapi
demi tujuan mengabdi, maka yang ada di pikiran kami hanyalah
memberikan sesuatu baik tenaga, pikiran, maupun materi bagi masyarakat
desa, dan semuanya dapat teratasi dengan baik sehingga kita dapat
meluncur ke lokasi KKN dengan aman.

Sebulan Seatap Sepenanggungan


Pada awalnya, saya tidak mengenal sama sekali rekan sekelompok
saya. Sehingga saat tiba di lokasi KKN, kami saling menerka-nerka apa saja
kelebihan dan kekurangan dari rekan sekelompok kita. Jadi, dari situ saya
mencoba untuk mengerjakan sesuatu yang saya bisa bagi diri saya sendiri
maupun bagi kelompok. Ternyata memang benar apabila belum saling
mengenal maka belum bisa saling akrab. Tinggal satu atap selama satu
bulan membuat kita benar-benar hidup bersama dari pagi ketemu pagi lagi.
Banyak hal yang kita lakukan bareng-bareng, seperti saat makan di rumah
pasti selalu bareng-bareng, biasanya pakai satu nampan untuk laki-laki dan
satu nampan lagi untuk perempuan, sesekali liwetan pakai alas daun pisang.
Kami memasak secara bergantian tergantung jadwal piket, belanja
kebutuhan masak yang ada di pasar ataupun di tempat ibu-ibu yang
berjualan sayur yang tidak jauh dari rumah. Selain itu, tidak lupa mengisi
galon air ketika habis.
Selain itu, terdapat kegiatan mengajar SD yang pertama kali
dilakukan bareng-bareng. Setelah itu, kami mulai membagi tugas mengajar.
Ada yang mengajar di SD, ada yang di PAUD, ada juga yang di madrasah
diniah, lalu pada waktu magrib mengajar ngaji ke beberapa pesantren yang
ada di sana. Kemudian kami juga bekerja bakti untuk membersihkan
selokan yang tersumbat. Job desc untuk saya misalnya, sudah diatur untuk
mengajar di SDN 03 Kalongsawah setiap hari Selasa, kemudian di SDN 01
Kalongsawah pada hari Kamis. Kemudian, untuk mengajar di madrasah

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 67


diniah dan pesantren itu relatif situasional saja, siapa yang memiliki waktu
senggang segera berangkat mengajar.
Selama di rumah KKN memang selalu ada saja berbagai perbedaan
pendapat dari masing-masing individu. Tetapi saya melihat itu semua
bukan sebagai suatu persoalan. Wajar saja, sebelumnya kita belum saling
mengenal, latar belakang keilmuan dari kuliah kita berbeda-beda,
kebutuhan maupun kemauan tiap orang pun tidak sama. Kemampuan kita
pun berbeda juga jadinya saya tidak kaget saat dilakukan evaluasi di malam
hari ada masukan-masukan yang sifatnya menyindir, sangat disayangkan
sesuatu hal yang dilakukan oleh seorang rekan kita. Tetapi semuanya hanya
menjadi bumbu pelengkap saja karena keputusan yang diambil kegiatan
esok harinya diputuskan bersama-sama. Dan semuanya pun legowo,
sehingga tidak ada masalah atau bahkan sampai musuhan. Dalam sebulan
selalu komunikasi langsung, cerita berbagai hal yang tidak bisa
disampaikan bila komunikasi jarak jauh melalui grup-grup chatting,
sehingga keakrabannya begitu terasa bagi saya.
Program kerja yang sifatnya pribadi pun saya bantu agar lebih mudah
dikerjakan. Di rumah KKN saya memang kadang-kadang ada yang
senangnya bergadang. Jadinya jika diperlukan pada pagi hari sulit untuk
dibangunkan. Ada juga yang sangat pendiam namun sekalinya ngomong
bahasanya tajam. Ada juga yang masalah kecil dibesar-besarkan sehingga
berujung konflik antara beberapa orang, tetapi biasanya tidak berlangsung
lama. Terkadang bila sedang tidak mengerjakan sesuatu, sehari bisa terasa
cepat sekali, sehingga tidak sadar bahwa KKN akan selesai sebentar lagi.
Oleh karena itu, saya mengebut suatu pekerjaan yang biasanya jarang
sempat saya kerjakan. Ketua kelompok saya juga punya arahan yang bagus,
kadang klemar-klemer, tapi saya yang menjadi anggotanya merasakan
manfaat berkelompok dengan sang ketua.
Terkadang ada saja kelakuan kita yang suka usil, jahil, bikin kesel,
tetapi membuat semakin terasa kebersamaannya. Saya paling sering
diminta tolong tethering dari handphone supaya mereka bisa mengerjakan
tugas yang diminta oleh PPM. Tapi tentunya tidak lama-lama karena saya
juga fakir kuota seperti mereka.
Mungkin yang tidak dimiliki kelompok lain yaitu kami datang
tanggal 25 Juli, kemudian pulang tanggal 25 Agustus, karena kebanyakan
kelompok lain sudah pulang lebih dahulu sebelum waktunya. Sementara

68 | Kelompok KKN SECURAH 2016


itu,walaupun kami sudah selesai program kerjanya, tetapi ada saja yang
kami kerjakan di sini. Kami tinggal bersama pemilik rumah, sepasang suami
istri, aslinya orang Jakarta tetapi tinggal di Jasinga karena adik dari ibu
pemilik rumah ini tinggal di sana. Saya sering bicara banyak hal bersama
bapak dan ibu pemilik rumah. Terkadang juga saya ikut membantu bapak
mengelola ladang singkongnya di pinggir rumah. Pokoknya mereka hadir
sebagai orang tua angkat kami selama KKN. Saya juga mengenal salah
seorang tetangga yang sering main bareng dengan kami. Bahkan, jika hendak
main sudah layaknya keluarga, jadi langsung masuk saja, tidak perlu
mengetuk pintu terlebih dahulu. Pernah juga nyanyi-nyanyi bareng, foto-foto
bareng, makan bareng, seru-seruan bareng juga. Main game sepak bola dari
malam sampai ketemu pagi, yang kebobolan hukumannya memakai helm,
kebobolan lagi jongkok, kebobolan lagi pakai sarung, sampai kebobolan
lagi hukumannya membuka baju dan lain-lain. Mainnya sambil bikin kopi
dan camilan unik khas orang Jasinga yang enak dan renyah. Camilan
tersebut hasil masakan kami sendiri, membuat saya ingin nyobain lagi.
Selain itu, banyak juga teman-teman yang doyan jajanan papeda yang terbuat
dari adonan sagu yang digulung dengan sebatang bambu. Ada juga mi
instan yang dikremes-kremes dan dituang dengan air mendidih. Harga
jajanan-jajanan tersebut mulai dari seribu rupiah, dua ribu rupiah, sampai
tiga ribu rupiah. Beli nasi uduk juga murah hanya dua ribu rupiah dan
gorengan dua ribu rupiah dapat tiga. Mi ayam juga murah di sana, harganya
hanya enam ribu rupiah. Tetapi di sana beli pulsa yang mahal, apalagi XL.

Kampung yang Dekat Keakrabannya


Lingkungan kampung yang saya tempati sangat terasa kedekatannya.
Lingkungannya padat penduduk, namun di balik itu terdapat hamparan
sawah yang luas serta kali besar yang airnya sangat bening dan arusnya
lumayan deras. Saya sering berinteraksi dengan bapak-bapak maupun ibu-
ibunya untuk sekadar mengobrol, bertanya segala hal tentang kampung
yang kami tempati. Saya juga mengikuti kegiatan yang sering diadakan di
kampung, seperti sholawatan bagi bapak-bapak tiap malam Minggu dan
sholawatan di pesantren tiap malam Jumat sambil disuguhi makanan yang
sangat banyak. Pengajian ibu-ibu yang diikuti rekan-rekan yang perempuan
diadakan pada sore hari. Banyak warga di sana yang merupakan pedagang
roti dan sopir taksi di Jakarta, sehingga saat akhir pekan mereka pulang ke

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 69


kampung dan diadakannya sholawatan malam Minggu itu bagian dari cara
mereka untuk bersilaturahmi dengan sesama warga yang jarang bertemu
tiap harinya. Saya kenal dekat dengan ketua pemuda di sana, dia sering
memberikan saran, membantu kegiatan kami, dan dia memang dihormati
oleh warga-warga lainnya. Sehingga apa saja yang kami kerjakan, kami
pasti diskusi terlebih dahulu dengan beliau agar manfaat yang kami
kerjakan semakin terasa bagi masyarakat. Saya juga kenal dekat dengan
pemuda-pemuda di sini, mereka punya kelompok yang dinamakan
Rumpun Pemuda Kalongdagul. Kegiatan-kegiatan kami yang sifatnya
melibatkan bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda dan anak kecil di sini juga
melibatkan mereka sebagai sumber saran-saran yang tepat agar pendekatan
kami kepada masyarakat diterima dengan baik. Pemuda di sana memang
solid, kebersamaannya tinggi, satu sama lain sering mengadakan kegiatan
bersama. Saya pun sering mengikuti kegiatan mereka, misalnya main futsal
bareng, ngaji bareng, liwetan bareng, Agustusan bareng, merayakan ulang tahun
dari anak KKN kita maupun anak-anak dari warga di sana, jalan-jalan
bareng ke tempat-tempat yang bagus di sana, membantu kegiatan yang kita
kerjakan, pokoknya semua dilakukan bersama-sama.
Lingkungannya tidak begitu luas, sehingga saya bisa akses ke
berbagai tempat yang ada di sana untuk sekadar belanja, ngobrol-ngobrol
santai dengan siapa saja di sana sangat welcome kepada kami. Kami juga
kenal dekat dengan aparatur desanya, seperti Bapak Kepala Desa
Kalongsawah serta Sekretaris Desa Kalongsawah. Ketua RT dan RW
bercerita bahwa kondisi pembangunan di Desa Kalongsawah memang
cukup tertinggal bila dibandingkan dengan daerah yang lain. Tetapi mereka
tidak serta merta sedih karena semuanya saling bahu-membahu bagi
kelangsungan perbaikan desa. Saya juga pernah menginap di rumah Bapak
RT sambil ngobrol dan diskusi. Kemudian, saat kami membuat MCK umum
banyak sekali warga yang membantu membawa semen ke tempat
pembuatan MCK. Semua membantu dengan ikhlas dengan arahan ketua
pemuda di sana. Anak-anak kecil di sana juga sangat antusias dengan
keberadaan kami. Mereka membantu memasukkan bendera plastik ke
benang, membuat hiasan es mambo untuk Agustusan, nonton bareng film
edukatif, main kuis, mengaji dan sholawatan bareng, sambil meramaikan
rumah KKN kami dari sore sampai malam. Saya juga sering main bola
bersama mereka di sawah yang belum mulai diproduksi lagi, biasanya

70 | Kelompok KKN SECURAH 2016


dimulai pukul 16.00 dan selesai saat memasuki waktu magrib. Terkadang,
untuk membersihkan badan, saya mandi bareng di kali dengan mereka
sambil berkata dalam hati, “Oh seperti ini suasana di kampung yang anak-
anaknya jauh dari gadget, aktif bermain ke sana dan ke sini, dan senang
ngobrol dengan yang lain,” sehingga saya rasa perkembangan otak anak-anak
di sana jauh lebih baik dibandingkan anak-anak yang tinggal di perkotaan.
Setelah salat Magrib mereka langsung menghampiri saya untuk mengajak
main, nonton film di handphone, pokoknya mereka senang dengan keberadaan
kami di sana. Anak-anaknya ada juga yang kurang bagus perkembangannya
karena ada suatu kekurangan, tapi yang lain sih baik-baik saja. Saat pagi
hari, kami diajak untuk mengajar di kelas mereka, sedangkan di siang hari
kami diajak untuk mengaji di madrasah diniah. Saat sore hari, kami diajak
bermain bola di sawah, lalu pada malamnya mereka datang ke posko kami
untuk main dengan kami.
Saya juga sering melihat kerbau yang dilepas begitu saja oleh
pemiliknya di sawah, sehingga anak-anak kecil yang ada di sana banyak
yang gemas melihat kerbau-kerbau itu untuk diajak bermain. Jika anak-
anak sudah ada di sawah, apa saja pasti mereka mainkan, seperti bermain
layang-layang, bermain becekan, bermain bola plastik, bermain benteng,
bermain sembur naga, bermain kotak pos versi Sunda, bermain umpet ayam,
bermain tebak-tebakan gambar, bermain tampol-tampolan sampai tangannya
memerah, bermain batu gunting kertas, bermain lompat karet, hingga
bermain adu keras menyebutkan surat ayat suci. Kadang ada juga yang
berkelahi karena permainan-permainan tersebut, tapi dengan segera
mereka kembali berbaikan. Ada banyak lagi permainan unik yang mungkin
di kota tidak ada yang seperti itu, kebanyakan anak di kota permainannya
pokemon go, main bigo, atau bermain apapun yang menggunakan smartphone
yang dapat mengganggu perkembangan otak anak.
Saya begitu miris melihat kebiasaan warga di sana yang masih
membuang air di kali, akibat sulitnya akses terhadap tempat buang air
secara sehat. Tidak peduli pagi, siang, dan sore mereka merasa cuek saja
membuang air di kali. Akibatnya, kali-kali yang ada di sana menjadi keruh,
bau, jorok, dan tidak nyaman. Padahal, akses air bersih ternyata mudah
didapatkan oleh mereka karena ada pemberian air bersih dari salah satu
perusahaan swasta sebagai ganti rugi akibat membuang limbah ke daerah
kampung mereka. Oleh karena itu, saya selaku peserta Kuliah Kerja Nyata

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 71


menginisiasi ide untuk membangun WC umum di sekitar akses air bersih
tersebut. Alhamdulillah dalam waktu yang singkat dan dengan biaya
seadanya, MCK umum yang kita harapkan dapat terwujud dan sudah bisa
dimanfaatkan oleh warga sekitar, sehingga buang air tidak sembarangan
lagi. Saya berharap agar MCK umum tersebut selalu dimanfaatkan dan
dijaga kebersihannya agar dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Pada kesempatan yang lain, saya juga sedih melihat kebiasaan mereka
membuang sampah sembarangan, baik ke kali, ke pinggir rumah, serta ke
jalan. Kebiasaan ini membuat lingkungan berbau tidak sedap,
pemandangan menjadi tidak indah, serta suasana menjadi keruh.
Berdasarkan cerita mereka, yang membuat mereka membuang sampah
sembarangan adalah karena tidak adanya mobil pengangkut sampah yang
dapat masuk ke daerah kampung mereka, terlebih produksi sampah yang
dihasilkan rumah tangga cukup tinggi. Bayangkan saja, satu rumah tangga
dalam sehari saja bisa memproduksi 2 kg sampah. Apalagi jika dikalikan
jumlah rumah tangga di sana, hasilnya tentu sangat banyak. Atas
permasalahan itulah, saya bersama teman-teman berinisiatif untuk
membuat tempat pembuangan sampah sementara yang letaknya tidak
berjauhan dengan MCK umum. Hasilnya cukup baik, warga-warga di sana
jadi semakin sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan
buang sampah menjadi budaya yang baik bagi generasi penerus kampung.
Sampai saat ini, memang masih ada saja yang membuang sampah
sembarangan, tetapi jumlahnya sudah semakin sedikit, hanya orang-orang
yang nakal saja.
Akses jalan menuju ke Kampung Kalongdagul cukup sulit. Apabila
dari Jasinga, hanya ada jembatan goyang yang harus dilalui untuk mencapai
ke sana. Akan lebih sulit lagi jika menggunakan kendaran roda empat. Jadi,
mau tidak mau kita harus mengendarai motor. Selain itu, akan sangat sulit
jika malam tiba, karena tidak ada lampu penerangan jalan. Oleh karena itu,
saya ikut membantu pengadaan penerangan jalan dengan membantu
sumbangsih pengadaan tiang penerangan jalan. Jika tidak ada penerangan
jalan, biasanya jalan tersebut ditutup pada pukul 20.00, karena jika tidak
warga mengkhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saya
mendengar cerita bahwa jika sudah larut malam dan gelap gulita, ada saja
sepasang muda-mudi yang memanfaatkan tempat gelap untuk berbuat
mesum. Tempatnya jauh dari permukiman warga, namun letaknya di
persawahan jadi saya agak jijik jika membayangkannya. Semoga saja

72 | Kelompok KKN SECURAH 2016


dengan keberadaan lampu penerangan jalan ini tidak ada lagi kegiatan yang
meresahkan warga seperti itu. Lampu penerangan jalan ini sendiri sudah
ditandai oleh kami dengan menggunakan cat semprot dengan nama KKN
kami, KKN SECURAH.

Harapan Masih Ada


Program Kuliah Kerja Nyata ini sangat membuka cakrawala dan
pandangan saya dalam melihat dunia ini. Ternyata dari sekian banyak
kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan di kota, ternyata banyak juga
orang-orang desa yang belum bisa merasakannya. Maka beruntunglah kita
yang dapat melakukan segala sesuatunya dengan mudah. Namun jangan
lupakan kebersamaan manusia sebagai makhluk sosial karena kita semua
bersaudara. Saling salam, saling sapa, saling senyum dengan sesama
manusia tanpa melihat pangkat, harta dan jabatan seseorang. Pada
hakikatnya seorang manusia membutuhkan orang lain untuk bisa hidup,
untuk bisa berbagi tawa, berbagi senyuman, berbagi suka dan duka, serta
berbagi rasa kekeluargaan satu sama lain.
Jika saya menjadi warga Desa Kalongsawah, saya akan
memaksimalkan potensi-potensi pertanian yang sebenarnya sangat besar.
Dengan kesuburan tanahnya, seharusnya warga Desa Kalongsawah dapat
mandiri tanpa harus keluar dari desanya untuk mencari pekerjaan. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan keterampilan kepada warga desa
untuk mengelola pertanian dan diberikan modal untuk memulai bisnisnya.
Dengan demikian, warga Desa Kalongsawah dapat sejahtera di
kampungnya sendiri.
Waktu satu bulan bukanlah waktu yang sebentar, ada banyak proses
yang saya lalui bersama teman-teman di rumah. Mulai dari hal yang kecil
yang sifatnya remeh, hingga urusan-urusan yang cukup rumit. Namun, dari
hal yang kecil itu dapat memupuk tali persaudaraan yang kuat sehingga
harapannya sampai ke depan rekan-rekan KKN semuanya tetap menjadi
keluarga kedua setelah keluarga masing-masing yang ada di rumah. Semoga
kami masih bisa sesekali berbagi kabar, berbagi cerita, dan berbagi kesan
setelah melewati KKN ini. Saya juga berharap untuk warga Kampung
Kalongdagul agar sehat selalu, terima kasih untuk cerita-ceritanya yang
menyenangkan selama KKN. Jangan lupakan kesan positif yang kami
bagikan, mudah-mudahan bisa bertemu lagi di kesempatan yang lain.
Aamiin

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 73


3
MEMORI KALONGDAGUL
Ahmad Ari Pratama

Bismillah, Siap KKN!


Persepsi saya sebelum datang ke lokasi tempat KKN, saya bersama
kelompok saya yang tinggal di rumah yang kami kontrak di Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah. Sampai di sana, saya merasa bahwa saya
masih belum siap akan hal yang akan terjadi nantinya dikarenakan program
kerja yang masih belum jelas. Hal ini akan berakibat citra yang buruk
terkhusus dari diri saya sendiri di samping dana yang terbatas. Kendala
terbesar yang saya bayangkan adalah menyatukan visi dan misi atau tujuan
dari kelompok KKN ini. Kelompok ini terdiri dari berbagai latar belakang
maupun karakter yang berbeda-beda, yang harus dipikirkan dalam-dalam,
bila salah ucapan atau tindakan akan berakibat konflik selama di tempat
KKN.
Persepsi saya kepada kelompok KKN saya selama sebulan, sejak saya
mulai berkenalan lebih mendalam dengan mereka saya merasa masih
canggung dikarenakan hanya pertemuan yang komplit hanyalah pertemuan
pertama dan di saat KKN. Pada minggu pertama mulai KKN saya masih
terlihat diam terhadap kelompok KKN saya seperti saya hanya menjadi
pendengar bukan pembicara karena saya ingin melihat bagaimana seni
mereka mengolah kata dan perbuatan. Apalagi saya mempunyai konflik di
kelompok saya karena di saat menjual barang dagangan untuk
penggalangan dana yang seharusnya saya menjual tetapi saya tidak menjual.
Singkat cerita solusi saya agar dapat berteman baik lagi kepadanya yaitu
dengan berempati kepadanya seperti mengunjunginya di saat ia sakit, dan
menanyakan kabar, cukup sederhana bukan? Konflik saya terhadap
kelompok saya terkhusus kepada teman laki-laki saya seperti saya suka
disuruh-suruh tanpa kata tolong, serta saya pernah direndahkan. Dari situ
saya melihat bahwa saya harus berinisiatif lebih, memberanikan diri untuk
mengerjakan sesuatu dan mengatakan yang saya lakukan adalah yang
terbaik untuk kelompok yang didasarkan atas kesepakatan bersama. Dari
hal itu, perkataan saya dapat didengar oleh kelompok terlebih saya suka
beraktivitas lebih di siang dan malam hari seperti mengajar madrasah dan
pengajian. Dan saya suka bercanda seperti orang yang suka kelaparan
untuk membuat mereka perhatian dan menjadikan suasana hangat di dalam

74 | Kelompok KKN SECURAH 2016


maupun di luar posko KKN, walaupun saya terlihat seperti orang yang
jarang berbicara. Hal itulah yang dapat saya lakukan untuk mengisi
kebersamaan di kelompok saya.

Menjadi Warga Kalongdagul


Jika saya menjadi warga Kampung Kalongdagul, saya akan mengajak
warga kampung untuk selalu meningkatkan keimanan dengan cara selalu
menjaga ibadah menurut ajaran Islam. Persepsi saya mengenai tempat KKN
yang saya tinggali baik dari segi lingkungan maupun masyarakatnya cukup
mengesankan. Dari segi lingkungannya dalam hal agama mereka masih
terjaga dikarenakan di Kalongdagul saja sudah ada 7 madrasah atau
pengajian yang rutin dilakukan setiap hari. Terbukti dengan anak-anak
sekolah atau remaja yang mencari ilmu agama di madrasah pada siang hari
selepas sekolah sampai sore dan dilanjutkan pada malam hari dengan
pengajian yang ada sampai waktu Isya. Warga di sana juga menerima saya
dengan ramah dan santun. Seperti saya dipersilahkan masuk ke dalam
rumah warga, berbicara terbuka tentang kehidupan sehari-hari di
Kalongsawah. Di sana juga sudah tertata rapi pengurus desanya seperti
adanya ketua pemuda yang dapat mendelegasikan wewenangnya kepada
pemuda yang lain untuk menjalankan pengajian, maupun program lain
yang ada di desa. Pembelajaran saya agar mendapat simpati dari warga
adalah dengan berani memulai berbicara baik kepada orang tua maupun
yang muda karena dengan hal itu pengalaman dan pengetahuan yang
tersimpan darinya tersampaikan ke saya yang dapat menjadi pembelajaran
ke depan juga bagi saya. Selain itu, bertamu kepada warga dan berbagi
pengalaman hidup ketika bertamu juga hal yang membuat simpati dan
empati dari warga dan menjadi ikut serta dalam program-program KKN
yang dijalankan. Pada akhirnya, saya merasakan seperti menjadi warga di
desa tersebut.
Hal yang sudah saya lakukan untuk memberdayakan masyarakat
sekitar Kalongdagul ataupun Garisul cukup kompleks. Hal pertama adalah
dengan mensosialisasikan keberadaaan kelompok KKN saya kepada tokoh
masyarakat sekitar Kalongdagul dan Garisul yang totalnya 5 RT dari
masing-masing dusun. Alasan saya melakukan hal tersebut adalah agar
lingkungan sekitar mengenal kelompok saya dan mendapatkan dukungan
dari warga setempat. Saya membutuhkan waktu dua hari untuk sosialisasi
ini. Saya juga mengenalkan program-program kerja di kelompok saya dan

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 75


meminta saran apabila ada masukan dari pejabat RT setempat. Terutama
saya meminta informasi dari tokoh masyarakat sekitar dan meminta
bantuan mereka untuk menemani terutama tetangga kami yang bernama
Bang Hardimansyah yang merupakan tokoh yang menemani KKN
kelompok saya dari awal sampai akhir. Dari keliling RT saya merasakan
suasana hati berbeda terutama di RT 04 Kalongdagul yang bernama Pak
Jatnika karena beliau masih muda dan belum berkeluarga yang membuat
suasana KKN di kelompok saya begitu semangat dan ceria. Apalagi saya
dan kelompok saya ditemani juga mengunjungi RT lain dan madrasah oleh
beliau. Tetangga saya itu ternyata sahabat sejatinya Bapak Jatnika di
Kalongdagul. Di lain tempat, saat saya sosialisasi di Kampung Garisul
dengan bertemu RT setempat, penjelasan mengenai Kampung Garisul
ternyata sudah baik tata kelola kebersihannya, agamannya, maupun
pendidikannya. Sehingga kelompok saya memutuskan untuk mengabdi di
Kampung Garisul melalui pendidikan dasarnya saja. Sementara itu,
Kampung Kalongdagul merupakan fokus program kerja kelompok saya
baik dari segi pendidikannya, kebersihannya, maupun kegiatan desa sehari-
hari.

Keramahan Kalongdagul
Sebelum memulai kegiatan dan agar program-program kerja KKN
berjalan, saya bersama kelompok saya mengadakan pembukaan KKN
dengan kelompok 065 dan 066 di Kantor Desa Kalongsawah. Pembukaan
diwakilkan dari sambutan dosen pembimbing kelompok saya yaitu
kelompok 067. Di sana kelompok saya mempersiapkan untuk mengisi
acara, dan saya menyiapkan konsumsi untuk pembukaan KKN selama tiga
hari. Alasan saya mengadakan pembukaan ini agar dapat mengenalkan
kelompok KKN kepada aparatur desa agar diberikan izin untuk
merealisasikan program-program KKN.
Setiap harinya di tempat KKN, saya mengikuti program-program
kelompok yang sudah disepakati setelah sosialisasi dengan tokoh
masyarakat setempat pada saat minggu kedua. Pada pagi hari mulai dari
pukul 10.00 saya mengajar ke sekolah, baik SDN 01 Kalongsawah maupun
di SDN 03 Kalongsawah hingga pukul 12.00 siang. Setelah itu, saya
mengajar di madrasah mulai dari pukul 14.00 siang sampai pukul 16.00 sore
yang diasuh oleh Akang Alid selaku pengajar kelas 4 madrasah atau kelas 6
SD. Setelah itu, saya bersilaturahmi ke warga ataupun bermain bersama

76 | Kelompok KKN SECURAH 2016


pemuda dan tokoh masyarakat. Setelah magrib, saya mengajarkan membaca
mushaf al-Qur’an kepada adik-adik di pengajian dan pengajian warga. Hal
itulah yang saya lakukan untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat,
dan semoga dapat dikenang oleh warga sekitar.
Saya memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah pada minggu
kedua. Saya mengajar di sekolah dasar yang bertempat di SDN 01
Kalongsawah dan SDN 03 Kalongsawah, yang pada akhirnya ditetapkan
pada minggu ketiga setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul 10.00. Di
sana saya bertugas pada hari Rabu dan Kamis karena pada minggu ketiga
kami fokus mengerjakan program kerja kelompok. Di sana saya
mengajarkan pelajaran Agama Islam, IPS, dan Seni Budaya. Di samping
mengajarkan pelajaran, saya menyelipkan pengajaran seputar akhlak atau
etika. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam saya mengajarkan materi
Pendidikan Agama Islam di SDN 03 Kalongsawah kelas 4 tentang materi
rukun iman, rukun Islam, surat al-Falaq dan amal jariyah beserta artinya,
kandungannya, serta belajar berperilaku sesuai dengan surat al-Falaq yang
targetnya dapat memahami kandungan surat al-Falaq dan cara
berperilakunya. Kedua, saya mengajarkan kandungan surat at-Tin terutama
ayat ke-5 hingga ke-8 di SDN 03 Kalongsawah 03 kelas 5 tentang sikap dan
perilaku keseharian. Seperti cara berpakaian (kewajiban menutup aurat),
bergaul dan bertata krama kepada orang tua maupun teman, maupun
bertutur kata yang sopan, serta berperilaku ihsan yang targetnya mampu
memahami arti, maupun kandungan surat at-Tin dari ayat ke-5 hingga ke-
8. Diharapkan juga murid dapat mengimplementasikannya dengan aturan
maupun ancaman ayat maupun hadis tentang cara berpakaian, bergaul dan
bertata krama kepada orang tua dan teman, maupun bertutur kata yang
sopan, serta berprilaku ihsan.
Dalam pelajaran IPS, saya mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan
Sosial di SDN 01 Kalongsawah kelas 6 tentang materi keadaan sejarah dari
Orde Lama hingga Reformasi di Indonesia dan cara menyikapinya.
Targetnya adalah agar siswa dapat memahami masalah pemuda dan
masyarakat Indonesia serta dapat memahami bagaimana seharusnya
karakter pemuda Indonesia. Kedua, saya membuat permainan kejujuran di
SDN Kalongsawah 01 kelas 06 dengan aturan jika saat berjalanya
permainan ada siswa yang menyimpang dari permainan maka maju ke
depan kelas. Dengan prinsip jika salah maka harus berani mengakuinya,
yang targetnya menanamkan kepribadian yang jujur. Ketiga saya

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 77


mengajarkan pengembangan sumber daya manusia yaitu knowledge, skill, dan
attitude. Serta manajemen pengetahuan tentang 4 macam manusia tahu-
tahu (bijak), tahu-tidak tahu (kurang ilmu), tidak tahu-tahu (fasiq), serta
tidak tahu-tidak tahu (bodoh). Dengan memahami karakteristik manusia
tersebut, diharapkan siswa dapat memahami tantangan atau tuntutan
sumber daya manusia ke depannya. Serta siswa dapat bersikap dengan
bijak kepada diri sendiri maupun orang lain. Dalam pelajaran Seni Budaya,
saya mengisi kelas satu kali untuk memberikan keterampilan menyanyikan
lagu wajib nasional beserta not tangga nada yang diikuti dengan ritmenya
di. Alasan saya memberikan keterampilan menyanyi ini karena sekolah
tidak memberikan keterampilan menyanyi disertai dengan nada. Targetnya
adalah agar siswa kelas 5 paham dan hafal not tangga nada beserta
ritmenya.
Adapun pengajaran di madrasah, saya memilih kelas 4 madrasah atau
yang bisa disamakan dengan kelas 6 SD. Saya di sini merencanakan untuk
mengajar tentang Tauhid, Akidah-Akhlak, dan Kaligrafi. Pada hari pertama,
saya memperkenalkan diri pada anak-anak madrasah di kelas paling awal
atau kelas 1 madrasah dengan mengajarkan membaca buku Iqro’, maupun
al-Qur’an dan juga menanyakan lagi kepada kepala sekolah maupun guru-
guru di madarasah mengenai metode pengajaran, materi pengajaran setiap
harinya, dan tata tertib madrasah. Hari kedua, saya mengajarkan arti,
kandungan asma’ul husna dan menulis kaligrafi ar-Rahman (Yang Maha
Pengasih). ar-Rahim (Yang Maha Penyayang), al-Malik (Yang Maha Merajai),
al-Quddus (Yang Maha Suci), as-Salaam (Yang Maha Sejahtera), al-Mu’min
(Yang Maha Terpercaya), al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara), al-Aziz
(Yang Maha Perkasa), al-Jabbar (Yang Maha Kuasa) di madrasah diniah
milik Bapak H. Aan kelas 4 (Kelas 6 SD) yang targetnya adalah agar siswa
madrasah mampu menghafal dan memahami arti, kandungan asmaul husna
ar-Rahman. ar-Rahim, al-Malik, al-Quddus, as-Salaam, al-Mu’min, al-Muhaimin, al-
Aziz.
Pada hari ketiga, saya mengajarkan Akidah-Akhlak di madrasah
diniah tentang akhlak terpuji (tanggung jawab, adil, dan bijaksana), dan
akhlak tercela (marah, fasiq, dan murtad) beserta implementasi dan
solusinya. Alasan saya mengambil topik ini adalah karena pemuda bahkan
orang dewasa masih belum menerapkan akhlak terpuji ini yang padahal
sebenarnya ia tahu. Dengan cara memberi pengajaran lebih dini seperti ini,

78 | Kelompok KKN SECURAH 2016


anak-anak dapat mengetahui dan tahu konsekuensi apabila melakukan
akhlak terpuji ini. Targetnya adalah agar siswa madrasah mampu
memahami arti, ciri, ayat dan hadis yang berkenaan dengan akhlak terpuji
(tanggung jawab, adil, bijaksana), dan akhlak tercela (marah, fasiq, dan
murtad) di kelas 4 madrasah atau kelas 6 SD.
Pada sore hari dan malam hari, agar pemuda responsif terhadap
kelompok KKN SECURAH, saya berbaur dengan kebiasaan pemuda dan
tokoh masyarakat seperti bermain bola bersama dan bertamu ke rumah
warga. Saya berkunjung ke ketua pemuda, ketua pengajian pemuda, Abang
Hardimansyah yang merupakan pembimbing kelompok saya di Kampung
Kalongdagul dan juga Bapak RT 04 atau Bapak Jatnika. Pada malam hari
saya mengajarkan membaca buku Iqro’ dan mushaf al-Qur’an di tempat
pengajian Akang Iif, Akang Kinong, dan Akang Alid. Saya juga ikut mengaji
kitab di Akang Itoh dan Akang Iif dan juga pengajian tahlilan yang
diselenggarakan setiap malam Minggu. Pembahasan pengajian ini di
antaranya adalah tentang ibadah, akhlak, fikih, hingga ziarah kubur.
Selain kegiatan sehari-hari, saya bersama kelompok saya pada hari
Minggu pekan kedua, mengadakan kerja bakti bersama warga Kalongdagul
bersama anak-anak, pemuda dan masyarakat. Saya membersihkan
sepanjang jalan, serta selokan. Kegiatan ini dilakukan untuk menyadarkan
masyarakat agar peduli dengan lingkungan, dan juga memberikan contoh
kepada anak-anak agar peduli dengan lingkungan, sehingga terhindar dari
penyakit, serta mendidik karakter anak-anak dan masyarakat agar terbiasa
tidak membuang sampah sembarangan. Targetnya adalah untuk
menanamkan jiwa kebersamaan dan bertanggung jawab dalam
melestarikan lingkungan.
Pada awal minggu ketiga sampai akhir minggu ketiga, saya bersama
kelompok saya membangun MCK umum dan tempat pembuangan sampah
sementara. Saya dan teman kelompok KKN, beserta seluruh warga saling
gotong royong dalam proses pembangunan, seperti mengangkat batako,
asbes dan bahan bangunan lainnya. Di sana saya mengaduk pasir dan
semen, membuat saluran pipa untuk pembuangan air dan saluran kali agar
mengalir dengan baik. Saya melakukannya dengan cara menyingkirkan
tanah dan sampah di kali. Biaya untuk pembangunan infrastruktur ini
kurang lebih 2 juta rupiah. Target dari kegiatan kelompok saya ini agar
masyarakat dapat melakukan aktivitas mandi, cuci, dan kakus di tempat

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 79


yang layak serta dapat menggerakkan seluruh masyarakat agar sadar
menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Pada minggu keempat, kami menyelenggarakan kegiatan peringatan
Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus. Program kerja individu saya
adalah dengan memberikan keterampilan untuk anak-anak dan pemuda,
pemberian kenangan fisik, dan penutupan untuk Desa Kalongsawah,
khususnya Kampung Kalongdagul. Pada peringatan 17 Agustus, agar dapat
berjalan dengan baik, saya bersama kelompok saya mempersiapkan dan
mengorganisasi kegiatan 17 Agustus untuk ibu-ibu dan anak-anak, baik
persiapan perlengkapan dan peralatan untuk perlombaan dan hadiah. Serta
perlombaan panjat pinang untuk remaja dan bapak-bapak. Saya di sana
memasang bendera, menetapkan dan membungkus hadiah, mencari pohon
bambu untuk memasang hadiah pinang, dan membersihkan batang pinang
yang biayanya kurang lebih sekitar 650 ribu rupiah, dengan target untuk
mengawasi jalannya kegiatan 17 Agustus baik dari segi acara maupun
keuangannya. Kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, dibagi
menjadi dua hari. Hari pertama tanggal 20 Agustus untuk anak-anak, ibu-
ibu dan bapak-bapak yang dibagi per-RT. Ada lomba memasukkan paku ke
dalam botol, makan kerupuk, joget balon, joget kursi, balap karung, serta
tarik tambang. Di sini saya bertanggung jawab pada lomba makan kerupuk,
joget kursi, balap karung, dan tarik tambang. Peringatan HUT RI ini
adalah yang pertama kalinya yang melibatkan dua RT, yaitu RT 04 dan RT
05. Targetnya adalah untuk anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak di tiap
RT ikut memeriahkan HUT RI 17 Agustus. Kemudian, saat perlombaan hari
kedua tanggal 21 Agustus sasarannya adalah anak-anak, remaja, dan
dewasa. Saya diamanatkan kelompok sebagai penanggung jawab lomba
panjat pinang untuk semua warga RT.
Di minggu keempat saya juga memberikan keterampilan untuk anak-
anak dan pemuda. Seperti dengan membuat boneka gantungan kunci dari
kain flanel. Kegiatan individu saya ini memerlukan biaya sekitar 50 ribu
rupiah untuk membeli perlengkapan lem, benang, dan jarum. Kain flanel
yang saya gunakan ini adalah kain flanel bekas, dan busa bekas, serta
tambahan gunting sebagai perlengkapannya. Kegiatan ini berjalan selama
dua hari di posko KKN. Targetnya adalah agar anak-anak dan pemuda
memahami cara menjahit yang benar dan mahir membuat boneka
gantungan kunci. Ada yang membuat gantungan kunci Doraemon, Hello
Kitty, Angry Bird, Teddy Bear, ekspresi wajah, pisang, angka, nama, huruf,

80 | Kelompok KKN SECURAH 2016


dan sebagainya. Saya juga mengajak menyanyikan lagu Indonesia Raya
beserta not tangga nada diikuti dengan ritmenya di SDN 03 Kalongsawah
kelas 5 yang saya sudah jelaskan sebelumnya.

Hikmah di Kalongsawah
Pada penutupan di Kampung Kalongdagul, ketua pemuda
mengapresiasi kelompok KKN SECURAH 2016 karena sudah membangun
MCK bagi masyarakat sekitar dan lampu penerangan jalan untuk
perjalanan dari Kalongdagul sampai Garisul. Apresiasi juga datang dari ibu-
ibu pengajian serta anak-anak yang setia meramaikan kelompok saya. Pada
akhir acara, ada pembagian hadiah serta permainan tebak-tebakan bagi anak-
anak. Selain itu, ibu-ibu pun turut memperebutkan hadiah dari kami. Acara
ini diakhiri dengan penutupan. Kami memberikan piagam penghargaan
kepada tokoh masyarakat sebagai rasa terima kasih telah menerima kami.
Pada detik-detik menjelang kepulangan, saya bertanggung jawab
untuk membuat cetakan tiang lampu penerangan jalan bertuliskan UIN
Jakarta dan KKN SECURAH 2016. Saya juga membuat desain foto dengan
bingkai untuk kenangan lima tokoh masyarakat, serta fotokopi kitab
kuning untuk madrasah dan pengajian. Saya juga juga berperan sebagai
penanggung jawab sertifikat untuk SDN 03 Kalongsawah, SDN 01
Kalongsawah, dan dua PAUD. Pada malam harinya, saya bersama
kelompok saya memberikan kenangan fisik untuk sekolah SD dan PAUD
dengan piagam penghargaan serta untuk madrasah dan pengajian berupa
papan tulis putih, spidol, kitab kuning, mushaf al-Qur’an, buku Iqro’, serta
mukena. Kami pun memberi kenangan untuk 5 tokoh masyarakat seperti
Abah Aja selaku Ketua Pemuda Kalongdagul, Bapak Yayat dan Ibu Mimah
selaku pemilik rumah tempat kami tinggal, Bang Ardi selaku orang yang
berpengaruh membantu program KKN, Ibu Rum selaku pengajar PAUD,
serta Bapak Jatnika selaku Ketua RT 04.
Banyak hikmah yang saya cerna dan terima serta telah saya paparkan
di awal-awal paragraf. Mungkin hanya sepatah kalimat yang menurut saya
berkelas kepada kelompok saya, yaitu, “Teruslah berusaha dengan
mengalirkan segenap kemampuan yang ada, insyaallah akan tumbuh usaha
yang baru di mana usaha itu akan mengalir lagi ke usaha-usaha berikutnya.”

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 81


4
KEDATANGAN YANG TAK DIHARAPKAN, NAMUN
KEPERGIANNYA DISESALI
Evi Wulandari

Awal Pertama Jumpa Wajah Teman Baru


Mengenai persepsi awal pertama saat pembukaan KKN di kampus
tepatnya tanggal 25 Juli adalah awal keberangkatan KKN kami yang
bernama SECURAH. Sungguh ada perasaan senang dan juga sedih. Saya
merasa bahagia ketika tidak disangka sudah semester 7 dan akhirnya bisa
merasakan apa itu KKN seperti yang sudah diceritakan oleh senior-senior
yang menceritakan pengalamannya kepada saya. Namun di samping itu ada
perasaan sedih yang menyelimuti, di mana sebelum berangkat ke kampus
begitu banyak kebutuhan KKN seperti menyiapkan dan membeli
perlengkapan yang belum saya miliki. Pengorbanan orang tua yang sangat
nyata saya rasakan mulai dari mengantarkan saya membeli kebutuhan
untuk KKN, sampai bahu membahu menyiapkan baju yang harus
dimasukkan kedalam koper, serta menyiapkan barang-barang yang akan
dibawa keesokkan paginya. Kedua orang tua saya memberikan nasihat dan
motivasi untuk terus tetap semangat. Di mana ibu saya selalu
mengingatkan saya untuk tetap berhati-hati di kampung orang lain dan
juga ayah saya yang tetap memberikan semangatnya. Semangat
mengantarkan anaknya berangkat KKN sampai rela cuti satu hari hanya
untuk mengantarkan saya.
Bagi kedua orang tua saya, satu bulan bukan waktu yang singkat
karena saya yang tidak pernah jauh dari orang tua. Terlihat jelas dari wajah
mereka rasa khawatir itu. Kendala terbesar saya adalah bagaimana jika saya
tidak nyaman berada di kampung orang. Karena saya merasa apakah saya
bisa melewati hari-hari tersebut. Kemudian, bagaimana jika saya terus
mengatakan saya ingin pulang ke rumah dan kapan KKN ini segera
berakhir.
Setibanya di tempat KKN yang sudah dibagikan oleh PPM, awalnya
kami merasa terasingkan, karena jauh sebelum akhirnya menetap. Kami
sudah melakukan survei lapangan terlihat hanya beberapa penduduk yang
menanggapi pembicaraan kami saat sedang melakukan sosialisasi. Namun
seiring berjalannya waktu kami bisa mengambil hati warga Desa
Kalongsawah.

82 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Perbedaan Karakter yang Saling Melengkapi Satu Sama Lain
Ketika pertama kali bertemu dan bertatap muka dengan mereka
rekan satu kelompok saya, kami saling mengenalkan diri masing-masing-
masing. Persepsi saya mengenai mereka adalah mahasiswa yang yang
sangat sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Bahkan untuk
menciptakan kekompakan dalam tim, menurut saya itu sangat tidak
mungkin. Karena sering beberapa kali di antara mereka tidak mengikuti
kegiatan rapat untuk membahas permasalahan KKN yang nanti akan kami
hadapi. Namun pada kenyataannya mereka sangat menyempatkan diri dan
berkontribusi untuk bisa berkumpul dan ikut membahas serta memberi
solusi dan juga saran. Saat pertama kali mengadakan rapat KKN di depan
ruang auditorium, awal pemilihan ketua, sampai akhirnya kami memilih
ketua dari Fakultas Adab dan Humaniora yang bernama Ilham Edlian.
Saya mempunyai kelompok KKN yang sangat bahagia sangat terlihat
dari awal kita bertemu tidak ada kekakuan di antara kita. Setelah
melakukan rapat sebanyak kurang lebih 10 kali saya mulai mengenali
karakter temen-teman KKN saya. Pengalaman saya tinggal selama sebulan
bersama meraka adalah sangat absurd. Berbeda dengan sebelumnya ketika
kita belum tinggal bersama dalam satu rumah. Pada tanggal 25 Juli,
setibanya saya dan teman-teman sampai di kontrakan Ibu Hamimah yang
menjadi tempat tinggal kami selama satu bulan ke depan, kami langsung
membersihkan rumah. Setelah itu, saya sosialisasi dengan masyarakat
kemudian ikut berbaur dengan ibu-ibu bersama teman-teman perempuan
lainnya. Kemudian sore harinya, saya dan teman-teman saya yang
perempuan diajak oleh salah seorang ibu untuk ikut pengajian. Kemudian
kami diperkenalkan dengan ustaz yang memimpin pengajian dan saya
memperkenalkan diri bahwa kedatangan kami di sana untuk meminta izin
untuk tinggal di kampung mereka.
Setelah selesai pengajian kami memutuskan untuk istirahat. Dari
sinilah, mulai terlihat sifat asli dari teman-teman KKN saya. Sebagian dari
kami, ada yang masih belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan
kontrakan, Contohnya tidur dengan keadaan gerah dan berdesakan. Mulai
banyak yang mengeluh, salah satunya teman saya yang bernama Tania yang
tidak bisa tidur dalam keadaan gerah. Tania pun meminta untuk
dipinjamkan kipas angin. Sampai pada akhirnya salah satu teman laki-laki
kami meminjamkan kipas angin ke salah satu warga atau pemuda yang
biasa sering nongkrong dengan teman-teman laki-laki di kala malam tiba.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 83


Lalu, teman saya yang bernama Ama adalah salah satu di antara kami yang
suka menyikat kamar mandi, kemudian berbagi tugasnya dengan saya yang
membereskan tempat tidur. Kemudian Irma adalah teman saya yang hobi
rebutan kamar mandi dengan saya sebelum mengajar ke PAUD. Kami sering
berdebat siapa yang layak untuk mandi paling pertama. Selanjutnya ada
Suci yang hobi banget masak karena dia tidak biasa telat makan. Dia adalah
salah satu di antara kami yang perempuan yang makannya paling on time.
Sementara itu, teman laki-lakinya yaitu Ilham, Fauzi, Kholid, Maftuh,
Ari, dan Adam. Mereka semua mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Yang pertama adalah Ilham, Ilham ini adalah tipe orang yang tidak
konsisten, karena apa yang dia bilang hari ini terkadang beda dengan satu
jam kemudian dan mudah berubah pikiran. Namun di samping itu, Ilham
adalah ketua yang sangat adil dan paling bisa diandalkan. Kedua adalah
Fauzi, dia adalah orang yang paling sering bilang kalau anak perempuan
jarang beres-beres, anaknya keras kepala kalau diberi tahu. Tetapi di sisi lain
dia orang yang sangat asik diajak ngobrol dan sering meng-handle anak-anak
Kampung Kalongdagul yang setiap harinya belajar di kontrakan ketika kita
sudah lelah setelah beraktivitas seharian, dan bisa dikatakan ia sangat
pengertian di antara yang lain. Ketiga adalah Kholid yang suka bangun
siang dan porsi makannya beda dari yang lain, agak lebih banyak dan selalu
menghabiskan makanannya. Ia juga sering meninggalkan rapat jika
pembahasannya sudah di luar konteks. Di sisi lain Kholid adalah
penyemangat ketika saya tidak nafsu makan. Karena melihat cara
makannya yang semangat, menjadi termotivasi buat para anggota
perempuan untuk menghabiskan makanannya. Keempat adalah Maftuh,
dia adalah orang yang paling sering memanggil saya ketika butuh sesuatu
yang berhubungan dengan uang dengan nada suara khasnya.
Teman saya yang laki-laki lainnya adalah Ari. Ia adalah anak yang
paling sering ke musala dan ikut pengajian bapak-bapak sampai dikenal
warga Kampung Kalongdagul. Namun, karena terlalu lama di musala ketika
kami melakukan briefing dia selalu datang telat. Selanjutnya adalah Adam,
dia orang yang bisa jadi penengah dan bersikap tenang mempunyai
tanggung jawab yang tinggi. Tetapi, di sisi lain ia orang yang agak kurang
memperhatikan kebersihan. Sebulan hidup bersama mereka mengajarkan
saya untuk hidup lebih mandiri. Apalagi awalnya adalah tidak mudah bagi
saya yang belum terbiasa jauh dari orang tua.

84 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Berkenalan dengan teman-teman baru yang berasal dari berbagai
daerah dan berbeda fakultas kemudian tinggal satu rumah selama satu
bulan bagi saya seperti memiliki keluarga baru, yang bermacam-macam
sifatnya, dan seperti berada di rumah sendiri. Kami berbaur makan bersama
di lantai menggunakan kertas nasi yang disusun memanjang, semakin hari
semakin mengajarkan saya betapa kebersamaan itu begitu indah. Kadang
sifat egois muncul dari saya atau dari kawan-kawan lain, tapi mungkin itu
hanya wujud dari sebuah kebosanan. Tapi pada akhirnya kami bisa
mengatasi itu karena kami tidak hidup sendiri saat KKN. Semoga
kebersamaan dengan kawan-kawan anggota KKN 067 tidak berakhir hanya
sampai selesai KKN saja. Semoga kami ke depannya masih saling menjaga
silaturahmi dengan baik. Begitu juga dengan Kampung Kalongdagul,
semoga di lain kesempatan saya dengan kawan-kawan anggota KKN 067
bisa berkunjung lagi ke sana untuk sekadar mempererat tali bersilaturahmi.
Rasa terima kasih saya atas kerja sama kita selama di KKN SECURAH 067
ini, saya sampaikan kepada teman-teman semua, Ilham, Fauzi, Kholid,
Maftuh, Ari, Adam, Tania, Irma, Suci, dan Ama.
KKN kami di Kampung Kalongdagul penuh akan memori dan cerita.
Walaupun hanya satu bulan, tetapi ini adalah momen paling berharga
dalam perjalanan hidup saya. Terima kasih kepada Kepala Desa, Sekretaris
Desa beserta warga Desa Kalongsawah atas kebaikan menerima kami di
Desa Kalongsawah. Serta tidak lupa kepada siswa-siswi SDN 03
Kalongsawah, SDN 01 Kalongsawah atas antusias adik-adik sekalian
karena telah menerima kami dengan baik.
Namun demikian, kebersamaan kami selama sebulan tersebut tidak
lepas dari konflik di dalam kelompok sendiri sesama teman KKN. Konflik
itu muncul karena adanya kesalahpahaman di antara teman saya, sebab
konflik itu muncul karena memuncaknya emosi di antara kami. Sampai
terdengar oleh teman-teman yang belum bangun tidur pada saat itu. Akibat
keegoisan salah satu diantara kami, itu terjadi karena teman saya
berpendapat bahwa saya perhitungan dalam berkontribusi di kelompok ini.
Padahal pada kenyataannya ia yang membalikkan fakta. Terbukti dari
ucapannya yang menyebutkan hal apa saja yang dia sudah kerjakan pagi
itu. Kemudian saya tidak terlalu serius menggapi semua itu yang terpenting
adalah saling koreksi diri masing-masing. Masalah itu tidak sampai lama
karena saya sudah memaafkan semua itu.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 85


Desa Asri yang Ramah
Terima kasih atas sambutan yang baik dari Desa Kalongsawah,
khususnya Kampung Kalongdagul atas antusiasmenya yang sangat baik
pada kelompok KKN kami. Kami sangat berterima kasih kepada bapak dan
ibu guru SD serta guru-guru PAUD Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah yang sudah memberikan kesempatannya untuk saya
mengajar di sekolah yang mereka pimpin. Saat pertama kali saya mengajar
di PAUD, yaitu PAUD at-Taufiq, antusiasme anak-anak murid di PAUD
kepada kami begitu tinggi, sehingga saya merasa dihargai dan diterima
dengan baik. Kemudian orang tua murid yang sangat sopan kepada saya
saat kami sedang mengajar. Kemudian sama halnya ketika hari pertama
kami mengajar di SDN 01 Kalongsawah dan SDN 03 Kalongsawah.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengurangi sampah dari limbah
tersebut. Kemudian, saat saya pertama datang saya melihat gadis remaja
dan juga ibu-ibu sedang mandi di kali dan sebagaian besar dari mereka juga
masih membiasakan buang hajat di kali. Sehingga kali yang awalnya bersih
makin hari makin tercemar, dan akhirnya kami membuat kegiatan
Pembangunan MCK Umum untuk keperluan masyarakat agar tidak
membiasakan diri buang hajat di kali. Lalu, saya melihat lampu penerangan
desa di jalan yang mengarah ke sawah sangatlah minim. Sehingga kami
membuatkan lampu penerangan jalan sebanyak 10 lampu penerangan jalan
sepanjang persawahan tersebut. Dengan harapan, agar masyarakat tidak
merasa takut ketika sedang berjalan pada di malam hari. Kemudian
sebagian besar penduduk desa mengikuti pesantren, sehingga kami
memberikan kitab ke pesantren-pesantren agar para santri lebih giat dalam
belajar dan menghafal. Terima kasih kepada seluruh masyarakat desa yang
sudah menerima kami dengan baik.
Banyak kegiatan yang kami lakukan di Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah. Selain mengajar, saya dan teman perempuan lainnya
mengadakan cek kesehatan. Kami membantu pihak Puskesmas Kecamatan
Jasinga untuk mendata dan membantu warga untuk cek kesehatan atau
konsultasi kesehatan. Cek kesehatan ini dikhususkan untuk warga lanjut
usia. Saya dan teman-teman pada saat itu membantu ibu-ibu dan bapak-
bapak lansia yang ingin mengecek kesehatannya. Sebagian besar dari
mereka, sudah sangat renta dan harus dituntun dengan pelan dan sangat
hati-hati. Kami saling bahu membahu membantu petugas Puskesmas dalam
melakukan pelayanannya.

86 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Pada saat itu, saya membantu ibu petugas Pukesmas mendata nama
ibu-ibu lansia. Selain itu, saya juga membantu menimbang berat badan
mereka. Sedangkan teman-teman saya yang lain, membantu menjelaskan
keterangan obat yang kurang dipahami para lansia. Karena jika dilihat dari
keadaannya, Kampung Kalongdagul sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan. Kemudian kami juga melakukan kerja bakti bersama warga
Kampung Kalongdagul, sebagian besar dari mereka ikut berpartisipasi
dalam acara yang dilakukan secara bersama-sama ini, dan saling bahu
membahu untuk membersihkan sampah yang membuat saluran air yang
tersumbat. Semua anak-anak bahkan ikut membantu membersihkan
kampungnya. Lalu kami juga melaksanakan progran pembuatan MCK.
Pembuatan MCK dilakukan selama dua hari, dibantu dengan Ketua
Pemuda Kampung Kalongdagul, Abah Aja yang ikut turun langsung dalam
pembuatan MCK. Proses pembangunan MCK ini dilakukan dengan
bergotong royong yang melibatkan seluruh masyarakat Kampung
Kalongdagul. Selain itu, kami juga membuat tempat pembuangan sampah
sementara. Proses pembangunan MCK dan tempat pembuangan sampah
dilakukan secara bersamaan. Kemudian, kami juga melakukan pengadaan
penerangan lampu jalan. Tepatnya di jalan penghubung antara Kampung
Kalongdagul dan Kampung Garisul. Kondisi jalan tersebut amat sangat
gelap dan sangat minim penerangan. Kemudian kami membuatkan lampu
penerangan jalan sebanyak 10 buah yang dibantu oleh sebagaian besar
warga dalam proses pembuatan dan pelaksanaan pengadaan lampu
penerangan jalan.
Sebagian besar masyarakat penduduk Desa Kalongsawah rata-rata
bekerja sebagai tukang roti, sehingga saya berpikir untuk membuat
program kerja lokakarya ekonomi kreatif di mana kegiatan ini ditujukan
agar masyarakat dapat terbuka jalan pemikirannya untuk hidup sebagai
masyarakat yang kreatif dan tidak mengandalkan pendapatan yang tidak
pasti. Saya mengisi workshop lokakarya ekonomi kreatif khusus untuk usia
remaja dan ibu-ibu Kampung Kalongdagul. Saya membina masyarakat
untuk memanfaatkan limbah barang-barang bekas yang ada di sekitar
mereka untuk dijadikan uang dibandingkan limbah barang-barang bekas
yang hanya menjadi sampah. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, saya
mengira hanya beberapa kepala keluarga saja yang akan datang. Namun
pada kenyataannya di luar ekspektasi saya. Sangat senang rasanya ketika
mereka datang ke rumah dan membawa perlengkapan yang sudah saya

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 87


informasikan sebelumnya. Saat workshop dimulai, ibu-ibu langsung
mengikuti tutorial yang saya jelaskan untuk mengubah limbah barang
bekas menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Salah satunya celana
berbahan denim bekas yang bisa dimanfaatkan untuk membuat tas dan
kotak pensil untuk anak-anak sekolah. Selain itu, saya membuat workshop
ekonomi kreatif, di mana saya memandu masyarakat desa untuk
memanfaatkan barang-barang bekas sebagai barang daur ulang yang
mempunyai nilai jual, atau hanya sekadar ilmu pengetahuan untuk
memanfaat barang yang ada. Timbal baliknya untuk masyarakat desa, yaitu
agar masyarakat bisa mengasah kreativitasnya dan tidak menyia-nyiakan
barang yang dianggap tidak berguna. Kemudian setelah selesai workshop
ekonomi kreatif, saya dan teman saya membuat workshop beauty class, di
mana saya membantu teman saya sebagai pengisi acara dan saya sebagai
pendamping acara. Antusiasme warga terhadap workshop yang kami
selenggarakan sungguh di luar dugaan kami. Banyak sekali ibu-ibu yang
datang untuk menghadiri acara yang sudah kami siapkan.
Kemudian juga untuk menyambut peringatan 17 Agustus, kami
mengadakan karnaval dengan masyarakat Kampung Kalongdagul. Mereka
diharuskan memakai kostum yang unik guna menyambut acara 17 Agustus.
Kemudian, kami mengadakan acara perlombaan untuk memperingati Hari
Kemerdekaan RI 17 Agustus. Acara tersebut sangat ramai dihadiri oleh
warga desa. Selanjutnya juga ada pengadaan mushaf al-Qur'an yang
dibagikan ke seluruh pesantren yang ada di Kampung Kalongdagul. Semoga
atas apa yang sudah kami berikan untuk Kampung Kalongdagul dijaga
sebaik-baiknya oleh masyarakat desa. Setelah semua program dan kegiatan
selesai, saya dan teman-teman lainnya mengadakan liwetan bersama anak-
anak PAUD. Kami juga memberikan buku cerita kepada PAUD At-Taufiq
dan PAUD Maulida, dengan harapan semangat belajar adik-adik tidak
pernah luntur. Kemudian kami memberikan kenang-kenangan berupa
piagam ke SD. Lalu kami ngeliwet bareng warga desa dan Abah Aja yang
merupakan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul.

Untukmu Kalongsawah
Selanjutnya penutupan di Desa Kalongsawah bersama Bapak Engkus
Kusmana, selaku Kepala Desa beserta jajarannya. Setelah melakukan
penutupan di kantor desa, esok harinya saya dan teman-teman KKN

88 | Kelompok KKN SECURAH 2016


melakukan pelepasan bersama pemuda Kampung Kalongdagul. Kami pergi
jalan-jalan bersama sebagai tanda perpisahan. Setibanya kita di tempat
tujuan, saya dan teman-teman menikmati pemandangan dan sekadar foto
bersama dengan para pemuda Kampung Kalongdagul. Setelah pulang dari
tempat tersebut, kami dan para pemuda mampir ke salah satu tempat
makan. Mengingat keesokan harinya saya dan teman-teman sudah harus
kembali ke Ciputat, kami harus segera pulang untuk menjalankan rutinitas
seperti biasanya. Sehari sebelum kita berangkat pulang ke rumah masing-
masing, saya dan teman-teman memutuskan untuk menghabiskan waktu
bersama mereka agar kita meninggalkan kenangan yang indah dengan para
pemuda Kampung Kalongdagul yang sudah banyak ikut berpartisipasi
dalam serangkaian kegiatan KKN yang kami laksanakan. Sebagian
masyarakat kemudian makan bersama pemuda-pemuda lainnya.
Kemudian ketika hari keberangkatan pulang, kami beserta semua
warga berkumpul di lapangan. Saya dan teman-teman berpamitan kepada
seluruh masyarakat desa. Isak tangis menyelimuti kepergian kelompok
KKN saya. Begitu banyak pelajaran yang bisa saya petik selama tinggal di
Kampung Kalongdagul. Terima kasih atas pengalaman yang sudah
diberikan kepada saya selama 32 hari bersama masyarakat Kampung
Kalongdagul. Saya bangga pernah ikut menjadi bagian dalam hidup mereka
selama saya tinggal di kampung tersebut.
Pengalaman yang begitu berharga yang belum pernah saya dapatkan,
juga rasa kekeluargaan yang sangat tinggi. Saya seperti merasa punya
kampung sendiri saat kembali ke desa tersebut karena keramahan
penduduknya. Saya sangat bahagia mempunyai keluarga baru yang sangat
menerima keberadaan saya yang hanya orang baru di desa mereka. Saat ini
saya rindu canda tawa mereka ketika saya masih berada di desa tersebut.
Jika saya menjadi warga Desa Kalongsawah, saya akan mengajak
kaum ibu dan remaja putri untuk berani berwirausaha agar dapat hidup
lebih mandiri. Dengan demikian, kaum wanita di desa ini dapat berdiri di
atas kaki sendiri dan bahkan dapat membantu orang lain karena telah
membuka lapangan pekerjaan.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 89


5
KKN DI KAMPUNG KALONGDAGUL
Putri Suci Dwi Hita

Aku Harus KKN


Pada tanggal 25 Juli sampai dengan tanggal 25 Agustus 2016 kemarin
kami telah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung
Kalogdagul, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Pada program KKN tersebut, kami merealisasikan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari
pelaksanaan program ini yaitu diharapkan mahasiswa memperoleh
pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam masyakarat secara langsung.
Serta dapat menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi
permasalahan yang berada di lapangan. Adapun khalayak sasaran dari
pemberdayaan masyarakat yang kami lakukan yaitu adalah siswa-siswi
sekolah yang ada di kampung tersebut meliputi PAUD, sekolah dasar,
madrasah diniah, dan juga pesantren.
Dalam kurun waktu sebelum penerjunan, kami sering mengadakan
kumpul bersama dengan teman KKN yang satu universitas untuk
membahas tentang perencanaan program kerja yang nanti bisa
dilaksanakan di lokasi KKN. Kami juga melakukan searching di internet
tentang potensi yang ada di Desa Kalongsawah. Saya mendapatkan lokasi
KKN di Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Saya
melakukannya bersama-sama dengan teman kelompok 067 yang berjumlah
11 mahasiswa. Kelompok ini kami beri nama SECURAH yang memiliki arti
secure, efficient, care, unforgettable, responsive, action, dan helpful.
Pertemuan kelompok biasanya membahas rencana program dan
kegiatan yang akan kami laksanakan di Desa Kalongsawah. Kesan pertama
selama proses pembahasan tersebut adalah kami masih merasa kaku karena
kami berbicara dengan orang yang belum lama kami kenal. Tapi, diskusi
tersebut berjalan dengan baik dan kami bisa selesai merencanakan program
kerja yang nanti akan kami laksanakan di Desa Kalongsawah. Pembahasan
diskusi tersebut tetap mengacu pada pembekalan yang sudah kami terima
oleh pihak Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM).
Dalam proses pencarian informasi yang telah kami lakukan di
internet, saya cukup banyak mendapatkan informasi tentang Desa
Kalongsawah, karena ada blog yang menyampaikan informasi lumayan

90 | Kelompok KKN SECURAH 2016


detail tentang Desa Kalongsawah. Kami pun sudah mempersiapkan
rancangan dan rencana program yang akan kami jalankan di Desa
Kalongsawah.

Pengalaman Hidup Bersama Kuliah Kerja Nyata


Selama KKN perasaan yang saya rasakan adalah perasaan senang
sekali berkumpul dengan teman-teman baru yang belum saya kenal
sebelumnya. Tinggal selama sebulan bersama-sama merupakan pengalaman
yang tidak akan terlupakan seumur hidup saya, karena ini merupakan
pengalaman pertama saya berpartisipasi dalam sebuah pengabdian kepada
masyarakat. Selama KKN, saya merasakan suka dan duka bersama,
merasakan sulitnya masa-masa KKN bersama dengan teman-teman satu
kelompok.
Sesampainya kami di Desa Kalongsawah, kami diantarkan ke Kantor
Desa Kalongsawah. Di sana, kami diterima dengan baik oleh Bapak Engkus
Kusmana, Kepala Desa Kalongsawah beserta jajarannya. Saya dan teman
sekelompok yang tinggal di kontrakan yang sebelumnya sudah kami sewa
terlebih dahulu saat survei. Pada hari pertama tinggal di kontrakan, saya
masih belum terbiasa dengan suasana yang baru. Seperti saat malam
pertama menginap di kontrakan, saya masih sulit tidur karena masih dalam
masa adaptasi. Ketika larut malam, masih banyak warga yang masih asyik
mengobrol dan masih tertawa karena melihat teman yang sudah tidur.
Kemudian, ketika pukul 03.00 dini hari, sudah ada yang antre untuk ke
kamar mandi, kami pun mandi ataupun melakukan kegiatan di kamar
mandi lainnya. Setelah mandi, kami masih sempat tidur lagi. Begitu banyak
cara yang unik untuk menemukan sifat-sifat teman sekelompok yang baru
saya kenal. Di antaranya, dengan melambaikan tangan, menanyakan warna
jilbab, bahkan dengan melambaikan bantal leher yang dimiliki. Semua itu
dilakukan untuk bisa mengetahui siapa yang akan menjadi teman
sekelompok KKN saya untuk satu bulan.
Teman-teman KKN SECURAH yang menemani saya selama satu
bulan, yaitu Ilham Edlian dari Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan
Sejarah dan Kebudayaan Islam, Adila Oktania dari Fakultas Adab dan
Humaniora, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Ibtisamah Nur Roosyidah
dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Evi Wulandari dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen, Ahmad Ari Pratama dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 91


Manajemen, Kholid Suryadi Ahmad dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Ahmad Fauzi dari Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan
Perbandingan Mazhab dan Hukum, Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida dari
Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Keluarga, serta Adam
Suhada dari Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Agribisnis. Dan saya
sendiri Putri Suci Dwi Hita dari Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan
Sistem Informasi. Kami semua dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sedikit saya akan bercerita tentang karakter kesepuluh teman saya
tersebut. Sang ketua kelompok, Ilham Edlian, adalah anak yang cerdas,
pintar, bijaksana, tidak sombong, rajin menabung, dan sangat tampan.
Sementara itu, Evi sang bendahara kelompok, adalah seseorang yang sangat
pelit untuk mengeluarkan dana KKN. Tetapi tentunya kepelitan Evi itu
beralasan, ia menginginkan agar pengeluaran dari kelompok ini tepat
sasaran dan tidak sia-sia. Selain itu, Adila Oktania, atau yang biasa
dipanggil Tania, adalah orang yang cantik, tidak sombong, rajin, tetapi ia
orangnya sangat ribet. Ada lagi Kholid, ia sangat mahir berbahasa Arab,
karena ia lahir dan dibesarkan di Jeddah, Arab Saudi. Kholid ini adalah
rekan saya dalam menghabiskan makanan yang tersisa. Selain itu, Adam
Suhada, adalah orang yang sangat pintar, bijaksana, dan dapat menjadi
penengah saat terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok
yang lain. Ada juga Ahmad Fauzi, ia sangat pandai bersosialisasi dengan
masyarakat, kelebihannya ini sangat bermanfaat bagi kelompok kami,
karena kami dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat, serta setiap
kegiatan kami mendapat bantuan dari masyarakat.
Saya merasa sangat bersyukur dapat mengikuti pelaksanaan KKN ini
dengan baik. Selama proses KKN, begitu banyak pengalaman berharga yang
saya dapat. Saya mendapatkan keluarga baru dari warga Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, dan juga dari teman-teman kelompok 067
SECURAH. Teman-teman yang berasal dari berbagai fakultas, semuanya
dapat akur dan dapat menyatukan pikiran, meskipun terkadang memiliki
pendapat yang berbeda-beda. Hidup bersama dalam suka dan duka,
menerima perbedaan, dan saling menyayangi adalah ciri khas dari
kelompok 067 SECURAH yang saya banggakan.
Saya mendapatkan sosok keluarga yang saling merangkul dalam
senang maupun susah. Dalam perjalanan KKN kami, salah satu anggota
kelompok KKN 067 SECURAH, Adila Oktania tanpa diduga mengalami

92 | Kelompok KKN SECURAH 2016


kecelakaan, sehingga Tania selama beberapa waktu tidak dapat berkumpul
bersama dengan kami. Kami semua sangat sedih selama Tania tidak ada
bersama kami. Kami seperti kehilangan separuh dari nyawa kelompok kami
karena kurangnya personel. Tania adalah salah satu sosok sahabat yang
begitu saya sayangi, karena bersama sering berbagi canda dan tawa, juga
siap saling membantu jika dibutuhkan. Saya dan teman lainnya merasa
kehilangan sosok sahabat kami. Sampai akhirnya, dia kembali pulih dan
bisa kembali berkumpul bersama kami di kontrakan yang sederhana tapi
penuh kehangatan ini.

Kehangatan Bersama Keluarga Baru di Kalongdagul


Kalongdagul merupakan salah satu kampung yang berada di Dusun
II, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Desa ini
ditinggali oleh orang-orang yang sungguh hangat dan memiliki rasa
kekeluargaan yang sangat tinggi. Sejak kami baru datang, bahkan terasa
sekali sambutan hangat dari warga sekitar atas kedatangan kami. Hal ini
sungguh membuat kami merasa berada di rumah sendiri. Selama 32 hari
kami tinggal di Kampung Kalongdagul, kami mendapat banyak rasa dan
banyak teman baru serta kelarga baru yang sangat menyayangi kami,
sungguh desa yang sangat ramah.
Di Kampung Kalongdagul ini, sangat kental dengan unsur agama.
Setiap hari di sini warga mengadakan pengajian untuk ibu-ibu di waktu
pagi dan sore hari, serta pengajian bapak-bapak di hari Sabtu dan Minggu.
Pengajian bapak-bapak diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu
karena bapak-bapak di Kampung Kalongdagul rata-rata memiliki pekerjaan
sebagai sopir yang mengharuskan mereka tinggal jauh dari keluarga
mereka. Tetapi hal tersebut tidak melunturkan mereka untuk tetap
mndekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dari itu mereka
mengadakan pengajian pada hari Sabtu dan Minggu. Selain untuk
mendekatkan diri kepada Allah, pengajian yang diadakan juga agar tali
silaturahmi antara warga tetap terjalin dengan baik walaupaun jarang
bertemu antara satu dengan yang lainnya, serta antara keluarga satu dengan
keluarga lainnya.
Selama di desa ini, banyak sekali kegiatan yang saya lakukan bersama
warga sekitar. Salah satunya adalah lomba peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus untuk merayakan
kemerdekaan bangsa ini dan juga meramaikannnya. Dalam

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 93


penyelenggaraan perayaan 17 Agustus ini, saya dan teman-teman
mempersiapkannya bersama dengan pemuda-pemuda di Kampung
Kalongdagul. Selama persiapan, terdapat banyak rintangan yang kami
hadapi. Namun demikian, persiapan demi persiapan tetap kami jalankan.
Kami mengadakan banyak sekali perlombaan dalam acara 17 Agustus ini.
Acara-acara yang kami laksanakan antara lain adalah lomba mengambil
koin dalam tepung, lomba balap karung untuk dewasa dan anak-anak,
lomba balap kelereng, lomba makan kerupuk untuk remaja dan anak-anak,
lomba joget balon untuk ibu-ibu dan anak-anak, dan yang paling seru
adalah lomba panjat pinang. Lomba yang penuh tantangan ini dibuat oleh
para pemuda dan bapak-bapak yang ikut bermain hingga berlumuran oli
dan lumpur. Sungguh seru acara 17 Agustus ini, sampai-sampai tak terasa
waktu sudah malam dan acara perlombaan pun selesai.
Selain acara 17 Agustus, kami juga membantu Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) yang ada di Kampung Kalongdagul. Kami membantu guru-
guru PAUD di sana dengan mengajar di PAUD At-Taufiq dan PAUD
Maulida. Hal ini adalah pengalaman yang sangat mengesankan untuk saya.
Kehangatan dari Ibu Nani sebagai pengelola PAUD yang terasa sepeti ibu
bagi saya. Ibu Nani sangat baik, dari mulai kedatangan kami sambutan
yang hangat diberikan beliau dengan sangat ikhlas semua itu terpancarkan
dari wajahnya yang dengan senang hati menerima kami untuk turut
membantu di PAUD At-Taufiq. Pengalaman yang mengesankan serta
mengasyikkan diberikan oleh anak-anak PAUD yang selalu ceria dan
dengan gembira menyambut kedatangan saya setiap kali mengajar di sana.
Sungguh menyenangkan serta membuat hati ini rindu dengan candaan
mereka. Canda tawa mereka, senyuman mereka, sapaan mereka, serta
tingkah laku mereka yang lucu dan menggemaskan.
Selain membantu mengajar PAUD, saya juga membantu mengajar
sekolah dasar di sana. Kesan pertama kali mengajar di sekolah dasar agak
canggung, karena saya belum pernah mengajar sebelumnya. Tapi setelah
saya mencoba mengajar di kelas yang dipenuhi murid yang sangat antusias
dan bersemangat, membuat saya juga bersemangat mengajar di sana.
Mengajar adalah pengalaman hebat dan menakjubkan. Selain memberikan
ilmu yang saya miliki, ilmu saya pun bertambah karena saya harus belajar
terlebih dahulu materi yang akan saya ajarkan. Menurut saya, hal ini adalah
bagian yang paling menyenangkan dari mengajar.

94 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Kami melakukan kegiatan pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan
kakus umum juga di weslik (sebutan warga Kampung Kalongdagul untuk
pusat air bersih) yang berada di Kampung Kalongdagul. Selain itu, juga
diselenggarakan pembuatan tempat pembuangan sampah sementara.
Kegiatan ini dilakukan agar warga memiliki tempat untuk membakar
sampah-sampah mereka. Kegiatan ini kami lakukan karena selama ini
warga tidak memiliki tempat pembuangan sementara yang membuat
mereka membuang sampah sembarangan yang dapat mengurangi
keindahan Kampung Kalongdagul.
Selain itu, makna Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang saya dan sama-
sama kita ketahui merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa adalah
melalui berbagai kegiatan langsung di tengah-tengah masyarakat, dan
mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat serta secara
aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang terjadi di masyarakat.
Keterlibatan mahasiswa bukan saja menjadi kesempatan mahasiswa belajar
dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh positif dan aktif terhadap
pengembangan masyarakat. Sehingga memberi warna baru dalam
pembangunan masyarakat. Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi
sebagai upaya menerapkan ilmu yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian
di ilmu pengetahuan dari berbagai bidang untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat.
KKN sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan
kemitraan merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada
masyarakat. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut
dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu
dengan harapan agar kelak para lulusan perguruan tinggi dapat menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan yang memadai dalam bidang masing-
masing. Serta mampu melakukan penelitian dan bersedia mengabdikan diri
demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya dalam masyarakat
Indonesia pada khususnya. Sasaran KKN di antaranya adalah masyarakat
umum, sekolah, lembaga atau instansi, serta industri atau kelompok
tertentu.
KKN merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang
diselenggarakan berdasarkan undang-undang. Dalam undang-undang

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 95


dijelaskan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Disebutkan juga
bahwa perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian
ilmiah, dan pengabdian masyarakat. Pasal lainnya juga menyebutkan
bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mengupayakan pengunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat, dan memperkaya kebudayaan nasional.
Selanjutnya pasal 3 ayat 4 menyatakan bahwa pengabdian kepada
masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan
dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pasal 2
ayat 1, Keputusan Kementerian Nasional RI tentang tujuan dan arah
pedidikan tinggi menyebutkan bahwa pendidikan akademik bertujuan
menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kesenian serta
menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Berdasarkan dasar hukum itulah, mata kuliah KKN disiapkan dalam
rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman nyata
di dalam masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan
mendapatkan kemampuan generatif berupa kecakapan hidup seperti
kemampuan berpikir dan kemampuan bernalar secara analitis, berdasarkan
sumber empiris dan realistis. Dengan harapan kami dapat merancang dan
melaksanakan program, membantu mengatasi permasalahan yang ada,
bekerja sama dengan orang lain, mengatur diri sendiri dan melatih
keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian, mahasiswa akan
mendapatkan wawasan, pengalaman, dan keterampilan dalam
bermasyarakat sebagai nilai tambah selama menimba ilmu di bangku
kuliah.
Seperti itulah KKN menurut kebanyakan orang, dan KKN pada
umumnya. Tapi yang saya bayangkan sebelum melaksanakan KKN adalah
melakukan hal-hal seru di tempat yang belum pernah saya datangi dan
bahkan belum saya ketahui. Di sana saya akan berbaur dengan masyarakat
sekitar, membantu menyelesaikan masalah-masalah yang mereka rasakan

96 | Kelompok KKN SECURAH 2016


semampu yang saya bisa, dan membagi ilmu pengetahuan yang saya ketahui
kepada masyarakat sekitar yang mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Pengabdianku Sebagai Warga Kalongsawah


Kesimpulannya adalah, banyak program dan kegiatan yang saya dan
teman-teman laksanakan di Kampung Kalongdagul tersebut. Namun, jika
saya menjadi warga Desa Kalongsawah saya akan mengajak masyarakat
agar lebih memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan dan
mengembangkan minat dan bakat mereka. Dengan demikian, anak-anak
dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, namun tetap di bawah
pengawasan orang tua. Program dan kegiatan yang insyaallah baik dan
bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kampung Kalongdagul. Program dan
kegiatan tersebut meliputi kegiatan belajar mengajar di sekolah,
keterampilan masyarakat, lomba 17 Agustus, tutorial jilbab, tutorial makeup,
pengadaan mushaf al-Qur’an untuk di pesantren-pesantren dan masjid,
pengadaan alat tulis, sosialisasi kampus UIN, kegiatan belajar mengajar
tambahan di rumah, pemeliharaan musala, serta perpisahan di Kampung
Kalongdagul dan perpisahan di Desa Kalongsawah. Selama kurang lebih
satu bulan, program dan kegiatan tersebut alhamdulillah dapat terlaksana
dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat.
Sungguh tak terasa 32 hari telah saya lewati di sana. Sangat membuat
rindu dan ingin datang lagi ke Kampung Kalongdagul. Kehangatan serta
keramah-tamahan warga terhadap mahasiswa KKN sungguh saya
rindukan. Kehangantan Ibu Rum, Ibu Nani, Ibu Hamimah, dan ibu-ibu
lainnya yang sangat memerhatikan kami seperti halnya anak mereka
sendiri, membuat kami betah dan seolah tak mau pulang. Tapi apa boleh
buat, kami harus pulang karena tugas kami sudah selesai, dan di Ciputat, di
rumahku ada keluargaku yang menunggu kepulanganku. Aku memang
betah di sini tapi ada keluarga yang juga kurindukan dan yang tak sabar
menunggu kepulanganku. Terima kasih Kampung Kalongdagul, terima
kasih warga-warga Kalongdagul, terima kasih Abah Aja, terima kasih Ibu
Rum, terima kasih Ibu Nani, terima kasih Mamah Mimah, terima kasih
Mamah Yeyeh, dan ucapan terima kasih lainnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu. Pengalaman yang berharga serta menyenangkan
saya dapatkan di sini, pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur
hidup saya.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 97


6
MENGABDI UNTUK MASYARAKAT KALONGSAWAH
Ahmad Fauzi

Apa itu KKN?


KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan ajang kegiatan yang dilakukan
oleh setiap mahasiswa perguruan tinggi sebagai wujud pengabdian
terhadap masyarakat luas dengan cara mengaplikasikan serta
mempraktikkan ilmu-ilmu dan teori-teori yang diperoleh selama
perkulihan di dalam masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara
terstruktural dalam waktu tertentu, tempat tertentu serta kegiatan
tertentu yang sudah disusun sedemikian rupa sebelum keberangkatan
dengan bimbingan dari orang-orang hebat yang telah disiapkan oleh pihak
PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah
kampus tercinta.
Jujur saja, awal pertama kali saya mendengar istilah KKN ketika
masuk kampus terdengar sangat menakutkan dan sulit. Selama saya belajar
di sekolah selama kurun waktu 12 tahun, saya tidak pernah mendapat
penjelasan terlebih tentang pelaksanaan kegiatan ini. Namun, setelah
memasuki dunia perkuliahan KKN terdengar begitu familiar. Tetapi, pada
saat itu saya belum mengalami prosesnya, jadi hanya mendengarkan cerita-
cerita dari para senior di kampus. Mereka menceritakan huru-hara yang
mereka alami selama kegiatan KKN. Ada yang memberikan cerita melalui
kesan-kesan yang baik yang mereka alami, namun ada pula mereka yang
menceritakan masalah-masalah yang mereka alami selama KKN tersebut.
Memang masih terdengar begitu absurd kalau hanya mendengar cerita-
cerita dari pengalaman orang-orang saja tanpa pernah mengalaminya. Hal
ini wajar saja, karena setiap orang memiliki kisahnya masing-masing yang
tidak mungkin bisa disamakan.
Namun setelah saya mengalami tahapan awal melangkah ke jalan
pengabdian, saya beserta teman-teman mendapatkan bimbingan serta
pengenalan terhadap kegiatan KKN secara spesifik oleh pihak PPM UIN,
sehingga sedikit banyak saya memperoleh gambaran tentang kegiatan ini.
Setelah mendapatkan bimbingan, kami dibentuk menjadi kelompok-
kelompok yang terdiri dari sebelas orang mahasiswa dan mahasiswi dengan
latar belakang dari fakultas yang berbeda-beda. Kebetulan kelompok saya
terdiri dari 2 mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, 2 orang dari

98 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Fakultas Sains dan Teknologi, 2 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 1
orang dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 1 orang dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta 2 orang dari Fakultas Syariah
dan Hukum. Mereka semua beserta saya akan melaksanakan kegiatan ini
selama sebulan ke depan dengan didampingi oleh satu orang dosen
pembimbing yang sangat kami cintai yaitu Bapak Dedy Nursamsi, S.H., M.
Hum.
Dalam suatu proses tentu seseorang memiliki bayangan terhadap
kendala-kendala atau risiko-risiko yang sudah terbayang dari awal tanpa
terkecuali. Dalam hal kegiatan KKN yang akan saya laksanakan, pada
awalnya saya terbayang bagaimana caranya kami dapat diterima dengan
baik oleh masyarakat di lokasi KKN kami. Kemudian, bagaimana kami
dapat berbaur atau bersosialisasi kepada masyarakat dengan latar belakang
adat dan istiadat yang berbeda serta kebiasaan dan bahasa yang berbeda.
Serta bagaimana cara kami merealisasikan kegiatan yang telah kami
siapkan serta kaji di forum-forum perkumpulan KKN bersama dengan
teman-teman yang lain, serta sudah disetujui oleh pihak PPM melalui
proposal yang kami ajukan.
Bukan hanya kendala-kendala dari faktor eksternal saja, kendala-
kendala internal pun dari awal sudah mulai terpikir di dalam benak saya.
Berhubung teman-teman satu kelompok saya pun kami belum terlalu saling
mengenal satu sama lain sebelum kegiatan KKN ini, pasti akan banyak
terjadi konflik-konflik kecil yang disebabkan oleh pemikiran, cara pandang,
gaya hidup, serta latar belakang kami yang beragam. Namun seiring dengan
jalannya waktu pelaksanaan, kekhawatiran-kekhawatiran itu pun perlahan
terjawab dan terobati. Beranjak dari internal kelompok, perlahan kami
saling mengenal dan akrab satu sama lain, serta lebih mengedepankan sikap
toleransi antara anggota KKN dari pada sikap arogansi perseorangan.
Sehingga alhamdulillah, kegiatan KKN kami dapat terselesaikan secara baik
dan menyenangkan. Mengenai kendala-kendala eksternal perlahan mulai
terjawab melaluai sambutan para warga yang begitu hangat dan antusias
terhadap kami. Bahkan mereka siap membantu kegiatan-kegiatan dan
program-program yang kami selenggarakan. Oleh karena itu, saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua anggota KKN 067
SECURAH dan pada seluruh warga Kampung Garisul dan Kalongdagul,
Desa Kalongsawah.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 99


Kesolidan Tim KKN 067
Sebagai sesama mahasiswa UIN Jakarta, dengan beragam latar
belakang program studi, tentu pihak PPM menaruh harapan besar agar
terwujudnya kolaborasi konsentrasi keilmuan dan pengalaman yang
berbeda dari setiap peserta kelompok KKN. Tujuannya adalah agar kami
bisa bergerak lebih komprehensif dan bisa memasuki banyak lini
permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari
permasalahan agama, ekonomi, pemberdayaan manusia, sosial dan politik,
serta berbagai aspek yang lebih bersifat parsial.
Harapan besar pihak kampus bersama pihak PPM ini tentu tidak
mungkin dapat terwujud tanpa adanya hubungan dan kerja sama yang
harmonis antara peserta KKN. Dalam kurun waktu sebulan tinggal di
bawah atap dan bumi yang sama, kami dipaksa melawan sifat arogansi diri
sendiri untuk lebih mengedepankan toleransi dan saling memahami satu
sama lain, tentu bukan merupakan suatu hal yang mudah. Namun, hal ini
amat perlu diterapkan agar tidak terjadi perpecahan internal di antara
peserta kelompok KKN, supaya tetap terjalin keharmonisan demi
tercapainya kerja kelompok yang solid dan saling bahu-membahu.
Amat bohong nampaknya jika tidak kami sampaikan di tulisan ini
bahwa tidak ada konflik di antara saya dan teman-teman KKN lain.
Konflik-konflik semacam ini memang terjadi, namun alhamdulillah kami
dapat redakan bersama melalui forum evaluasi harian untuk mencari titik
persamaan antara perbedaan persepsi dan penilaian kami mengenai suatu
masalah. Lagi-lagi melalui forum evaluasi musyawarah untuk mencapai
mufakat, keharmonisan dapat terjalin kembali seperti sedia kala tanpa ada
dendam di antara kami.
Bukan hanya merupakan ajang mencari titik persamaan di dalam
forum evaluasi yang kami lakukan hampir setiap malam itu, tapi saya juga
belajar bicara jujur mengenai perasaan yang terbenam di dalam hati.
Bahkan tak jarang guyonan pun terjadi di tengah-tengah evaluasi yang pada
akhirnya memecah rasa ketegangan diantara sesama. Inilah hal yang sangat
kami rindukan dan akan kami kenang dalam hati kami.

Kalongsawah Harus Berubah


Jika saya menjadi penduduk Desa Kalongsawah, saya akan membuat
organisasi kepemudaan yang dapat menampung segala aspirasi dan
kegiatan para pemuda. Hal ini saya lakukan karena dengan adanya pemuda

100 | Kelompok KKN SECURAH 2016


yang terorganisasi dengan baik, maka para pemuda ini dapat menjadi agen
perubahan Desa Kalongsawah dari berbagai aspek. Berbagi pengalaman
tentang lingkungan yang saya tinggali selama kegiatan KKN, daerah yang
saya tinggali bersama teman-teman amat asri dan kondusif karena berada
ditengah-tengah kampung di antara bukit-bukit dan perkebunan sawit,
sehingga jauh dari kebisingan kota dan jalan raya. Akses jalan-jalan utama
setiap gang pun alhamdulillah sudah diaspal oleh pemerintah kabupaten.
Bukan hanya itu, sawah-sawah pun masih terbentang luas di desa yang
kami tinggali, sehingga sebagian besar masyarakat desa tidak perlu repot
untuk membeli beras ke pasar. Selain itu, aliran kali yang mengelilingi desa
ini pun masih mengalir deras dengan air yang cukup bersih, sehingga
masyarakat dapat menggunakannya untuk kepentingan mandi, mencuci,
serta buang air bahkan untuk dimasak dan untuk diminum.
Namun cukup disayangkan, keindahan alam yang tersaji di desa
tempat kami bertugas tidak dilengkapi oleh sarana dan prasarana umum
yang disediakan seperti fasilitas mandi, cuci, dan kakus yang memadai,
serta tempat penampungan sampah sementara sehingga masih banyak
warga yang menggunakan aliran air kali sebagai tempat utama mengerjakan
semua kegiatan mandi, cuci serta kakus tanpa ada tempat yang lebih layak
lagi. Selain itu, hampir sebagian besar warga masih banyak yang membuang
sampah sembarangan, seperti di jalan-jalan, di kebun-kebun, serta di aliran
air sungai yang sehari-hari mereka gunakan untuk kegiatan mandi, cuci,
dan kakus. Bukan hanya itu, minimnya penyuluhan dari pihak pemerintah
juga menjadi salah satu alasan mengapa masih sangat lemahnya kesadaran
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Selain hal di atas, penerangan jalan juga masih sangat minim sehingga
masyarakat tidak banyak melakukan aktivitas di malam hari. Bahkan bisa
saya simpulkan bahwa pukul 21.00 masyarakat sudah sangat jarang yang
berlalu lalang di jalan utama, dikarenakan sangat kurangannya penerangan
jalan. Bukan hanya berdampak pada itu saja, menurut saya juga hal ini
justru membuat rentannya terjadi kejahatan pada malam hari terutama bagi
para pengguna jalan. Hal ini bisa saja terjadi karena penjahat bisa dengan
leluasa melancarkan aksinya tanpa takut diketahui oleh masyarakat,
ditambah lagi dengan minimnya penerangan jalan. Keadaan ini tentunya
menimbulkan perasaan cemas dalam melakukan kegiatan atau sekadar
berlalu-lalang di jalan utama. Hal ini yang saya harapkan mendapatkan
perhatian dari pemerintah supaya dapat meminimalisasi tindakan kriminal

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 101


yang menjadi kekhawatiran masyarakat Kampung Kalongdagul dan
Kampung Garisul, Desa Kalongsawah.
Setelah membeberkan sekilas tentang letak geografis dan keadaan
desa yang kami singgahi selama kegiatan KKN, sangat kurang rasanya
kalau saya tidak menceritakan sekilas tentang profil masyarakat yang
tinggal di sana. Gemah ripah repeh rapih yang menjadi slogan bagi Provinsi
Jawa Barat, menurut saya sangat terealisasi di Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Mulai dari aparatur pemerintah desa yang saya jumpai sampai pemulung
pun, mereka sangat ramah dan santun satu sama lain, terutama terhadap
kami. Kegiatan yang selalu dikerjakan secara gotong royong, pengajian
rutin, serta tradisi-tradisi yang berada di sana masih terjalin dengan hangat,
dan sikap antusiasme yang tinggi oleh masyarakat desa.
Setiap orang yang kami temui, hampir setiap berpapasan dengan
setiap masyarakat, mulai dari anak-anak sampai lansia, bahkan tak jarang
dibarengi dengan mencium tangan saya yang dilakukan oleh anak-anak.
Mereka juga menanyakan sesuatu yang dilakukan oleh pemuda sebaya
kami, menawari singgah ke rumahnya untuk sekadar meminum kopi dan
camilan, atau makanan lainnya yang disajikan oleh orang tua di sana. Saya
sangat merasakan atmosfer yang jauh berbeda dengan apa yang saya temui
di tengah masyarakat kota yang lebih bersikap arogan dan acuh tak acuh,
meskipun tidak semua orang kota bersikap seperti itu. Bukan hanya
masyarakat saja, bahkan para aparatur pemerintahan desa seperti ketua
RT, ketua RW, kepala dusun, serta kepala desa pun memperlakukan kami
dengan sangat baik.
Sedikit kegiatan rutin masyarakat Kampung Kalongdagul yang dapat
saya jelaskan di antaranya, setiap pagi hari, anak-anak pergi belajar ke
sekolah, bapak-bapak bekerja, dan kaum ibu mengurus pekerjaan rumah
tangga. Kemudian, pada siang harinya, anak-anak berangkat ke madrasah
diniah. Pada sore harinya, mereka bermain sepak bola di lapangan, serta
dan ada juga yang sekadar bermain layang-layang. Sedangkan kaum bapak
pada waktu yang sama baru saja pulang bekerja atau bertani dari sawah
atau kebun. Setelah salat Magrib, anak-anak biasa melakukan pengajian
rutin di majelis taklim yang banyak tersebar di sekitar kampung. Saya pun
terkadang turut membantu guru-guru yang mengajar di sana, untuk
menangani anak-anak sampai azan Isya berkumandang. Setelah itu, anak-
anak biasa berkunjung dan bermain ke tempat kami tinggal. Bukan hanya

102 | Kelompok KKN SECURAH 2016


satu atau dua orang, jumlah mereka mencapai puluhan. Mereka datang
untuk sekadar mengerjakan pekerjaan rumah, mendengarkan cerita atau
dongeng, membuat kerajinan tangan, ataupun menonton film edukatif yang
tentunya dibarengi dengan canda dan tawa. Kegiatan ini sungguh membuat
suasana semakin nyaman dan menyenangkan. Mereka baru kembali ke
rumahnya masing-masing pada pukul 21.00 malam. Sedangkan para bapak
dan para pemuda, setelah selesai salat Isya, mereka mengadakan pengajian
rutin setiap malam Minggu dan malam Kamis yang tidak jarang kami pun
turut serta.
Ironisnya, perkembangan kehidupan sosial budaya mereka yang
menurut saya masih sangat kuat dan solid tidak dibarengi dengan
pertumbuhan di bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan minimnya lapangan
pekerjaan di sana, juga karena lemahnya sumber daya manusia dan
pendidikan mereka. Kalau orang tuanya biasa mengenyam pendidikan
sampai SD saja, anak-anaknya hanya sampai SMA/sederajat saja. Masih
sangat jarang yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Masih banyak
para orang tua yang hanya mengandalkan kehidupan kesehariannya dengan
sekadar membajak sawah atau mencari ikan di sungai. Sementara itu, anak
muda hanya menjadi sopir taksi atau tukang roti di kota. Mereka juga bisa
dipastikan hanya pulang seminggu sekali saja. Bahkan masih banyak juga di
antara mereka yang belum dapat pekerjaan tetap atau kasarnya disebut
dengan pengangguran. Hal ini yang kami harapkan ke depannya agar dapat
perhatian yang serius oleh pemerintah pusat maupun kabupaten agar
meminimalisasi permasalahan ini, agar perekonomian di sana dapat stabil.
Sehingga dampak tidak langsungnya adalah dapat meminimalisasi tindakan
kriminal di sana.
Sementara itu, dari sisi keagamaan, saya sangat bersyukur tingkat
kesadaran keagamaan yang dilakukan melalui pengajian dan ajaran yang di
sana masih sangat baik. Hal ini didukung oleh banyaknya pesantren-
pesantren salafi yang terletak di sana. Bahkan, setelah saya hitung ada
sekitar 7 pesantren yang terletak di Kampung Kalongdagul, khususnya
dengan jumlah santri yang sangat variatif. Peran pesantren dalam hal
diwakili oleh beberapa tokoh, di antaranya adalah para kyai dan santri
sangat berperan dalam penegakan dan penjagaan ajaran serta pengamalan
agama Islam di sana. Hal ini juga didorong oleh kesadaran masyarakat yang
masih tinggi dalam mengkaji dan mengamalkan perintah-perintah Tuhan.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 103


Pertama, sama seperti hal yang pernah saya sampaikan di atas, yakni
belajar bersosialisasi secara langsung ke tengah masyarakat dengan cara
bekerja sama dengan 11 anak muda yang belum pernah saya kenal
sebelumnya. Tentu ini merupakan pembelajaran dan kesan terbaik yang
saya dapatkan. Kedua, mendapatkan banyak nasihat serta masukan dari
orang-orang yang saling bersentuhan pada saat kegiatan KKN berlangsung.
Ketiga, saya diajarkan hidup mandiri dengan melakukan segala aktivitas
tanpa mengandalkan orang tua karena jauh dari mereka. Keempat, belajar
membantu orang lain tanpa ada rasa pamrih ataupun berharap
mendapatkan imbalan atau dalam bahasa agama disebut lillahi ta’ala. Hal-
hal di atas adalah bagian yang amat penting menurut saya karena selama ini
yang terpikir di dalam pikiran kami mungkin jika kami membantu orang
lain, mungkin kita mempertimbangkan imbalan apa yang akan kami
dapatkan. Tapi KKN telah berhasil merubah mindset kami tersebut. Kelima,
bertambahnya tali persaudaraan atau ukhuwah wathaniyah sesama warga
Indonesia dan ukhuwah islamiyah sesama umat Islam antara sesama anggota
dan kepada masyarakat yang kami singgahi. Tentu lima hal ini bukan
menjadi batasan atas pelajaran serta kesan apa yang kami dapatkan selama
kegiatan KKN. Terima kasih banyak PPM UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
kampus tercinta.

Kegiatan-kegiatan Positif Selama KKN


Berkenaan dengan hal apa atau sumbangsih apa yang telah saya
berikan kepada masyarakat, agaknya saya merasa sangat sedikit. Bahkan
sebaliknya, masyarakat Desa Kalongsawah yang justru banyak memberikan
sumbangsih kepada saya, mengajarkan saya tentang edukasi,
mencontohkan kepada saya persaudaraan yang sebenarnya, serta
memberikan kesan dan pelajaran berharga. Namun berkenaan dengan hal
ini, patut disampaikan sebagai laporan hasil kegiatan saya bersama teman-
teman selama kegiatan KKN. Saya akan mencoba memaparkan hal apa saja
yang sudah kami lakukan selama KKN.
Pertama, alhamdulillah langkah pertama yang kami lakukan adalah
membantu dalam mendukung moral dan materal terhadap pendidikan anak
di Kampung Kalongdagul. Khususnya dengan cara membuka pintu tempat
kami tinggal, sebagai wadah kami dalam membimbing belajar setiap
harinya sesudah salat Isya. Sementara itu, kegiatan-kegiatan positif lainnya
bagi anak-anak di antaranya dengan menyuguhkan tontonan-tontonan
104 | Kelompok KKN SECURAH 2016
yang inspiratif. Selain itu, kami juga membantu mereka menyelesaikan
tugas sekolah, mengaji, serta mengajarkan kerajinan tangan dengan
membuat boneka-boneka mini dari bahan yang sudah kami sediakan.
Kedua, sharing kepada para pemuda setempat tentang dunia luar yang lebih
luas serta dunia pendidikan dan kampus tempat kami belajar. Ketiga,
membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar, sekolah diniyyah,
PAUD, serta pendidikan nonformal di majelis taklim. Keempat,
mengkoordinasi para warga untuk melakukan senam pagi dan kerja bakti
membersihkan desa. Kami membersihkan jalan utama, jalan setapak,
pekarangan rumah, kebun, aliran sungai, serta masjid-masjid.
Kelima, mendirikan tempat pembuangan sampah sementara dan
fasilitas mandi, cuci, dan kakus di titik yang cukup strategis untuk
memenuhi kebutuhan warga sehari-hari. Kami juga mendirikan tiang-tiang
penerangan jalan di jalan penghubung antara dua kampung yang memang
belum mendapatkan asupan dana dari pemerintah. Keenam, berhubungan
waktu bertugas kegiataan KKN kami bersamaan dengan Hari
Kemerdekaan Indonesia, negara kami tercinta, saya bersama peserta KKN
dibantu dengan para pemuda sekitar, mengadakan perlombaan-perlombaan
untuk semua kalangan, seperti yang dilakukan oleh seluruh warga
Indonesia pada umumnya. Sebagai wujud syukur serta bahagia kami
terhadap kemerdekaan Indonesia.
Ketujuh, dengan bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Jasinga,
kami melakukan penyuluhan kesehatan bagi para balita dan lansia untuk
warga sekitar. Kedelapan, melakukan pelatihan ekonomi kreatif kepada
para ibu dengan cara memanfaatkan sampah rumah tangga untuk dikelola
menjadi tas serta berbagai alat-alat yang bermanfaat lainnya. Sehingga
sampah-sampah yang biasanya mereka buang sia-sia bisa dimanfaatkan
sebagai benda-benda alat rumah tangga atau bahkan nanti bisa
menghasilkan rupiah dengan cara mereka produksi.
Semua kegiatan di atas tidak akan pernah terlaksana tanpa adanya
kerja sama antara anggota kelompok yang baik, bantuan moral dan material
dari dosen pembimbing dan PPM, serta respons yang baik dan antusias dari
masyarakat. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih untuk
semua pihak terkait yang telah membantu kami. Kami dengan senang hati
menjalani tugas mulia yang sangat mengesankan dan menyenangkan ini.
Semoga ini semua dicatat sebagai amalan baik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
tanpa kurang sedikit apapun. Terima kasih.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 105


7
KEKELUARGAAN YANG HANGAT DI DESA KALONGSAWAH
Adila Oktania

Kesan Awal Tentang KKN


Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sesuatu hal yang sangat
mengerikan di dalam otak saya, karena saya akan tinggal sebulan di desa
yang jauh dari pusat kota. Selama di Jakarta, saya akan dengan mudah pergi
ke supermarket untuk membeli semua kebutuhan. Sedangkan apabila di
desa terpencil maka dipikiran saya akan sangat menyulitkan. Belum lagi
harus tinggal bersebelas dengan teman-teman yang saya belum dekat
sekali. Jadi, KKN di dalam pikiran saya akan sangat menyusahkan.
Terlebih, saya dengar dari teman-teman saya yang tinggal di Bogor, katanya
kalau di Jasinga itu airnya kotor. Karena air merupakan hal yang amat
penting dalam kehidupan, jadi saya sangat resah memikirkan hal tersebut.
Yang saya pikirkan kami akan menimba air di sumur atau mandi di kali
yang akan sangat menyusahkan bagi kaum perempuan. Kehidupan di desa
yang primitif pun sangat menghantui otak dan pikiran saya.
Kendala terbesar yang saya pikirkan bagaimana kalau warga desa
tidak bisa menerima kami, dan KKN kami akan sia-sia dan tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berharga yang dapat bermanfaat untuk
selanjutnya. Namun, saya banyak berkonsultasi dengan ayah saya yang
dahulu juga pernah merasakan KKN. Beliau meyakinkan saya bahwa KKN
akan sangat menyenangkan. Ayah saya juga berkata jika KKN adalah
bagian terpenting dari kuliah bagaimana kita memberikan manfaat untuk
orang-orang yang hidupnya kurang seberuntung kita. Karena dinasehati
oleh ayah saya, saya agak sedikit tenang menghadapi KKN ini. Saya hanya
menyiapkan mental agar bisa melaksanakan tugas KKN ini dengan baik, itu
yang saya pikirkan.
Selain itu, sebulan pelaksanaan KKN akan sangat lama dalam pikiran
saya menjalani hidup di desa. Saya pikir KKN akan sangat melelahkan
karna kita akan selama satu bulan penuh mengabdi kepada warga desa dan
membantu desa tersebut agar lebih maju lagi. Saya juga bingung program
apa yang sesuai dengan desa ini dari perspektif jurusan saya yaitu Bahasa
dan Sastra Inggris. Saya pikir KKN itu kita harus memiliki program bagi
masing-masing anggota kelompoknya. Lebih menyusahkan lagi, apabila ada
konflik di antara kami personel anggota KKN. Karena saya berpikir bahwa

106 | Kelompok KKN SECURAH 2016


tidak mungkin tidak ada konflik bila 11 kepala tinggal di dalam 1 rumah.
Ketakutan terbesar saya adalah saya tidak bisa menjalankan KKN dengan
baik dan benar.

Cerita Tentang Kelompok KKN 067 SECURAH


Selama persiapan untuk KKN kami, kelompok 067 selalu
mengadakan kumpul untuk menyiapkan kegiatan apa yang akan kami
laksanakan sembari mengenal karakter satu sama lain. Selama dua bulan
lebih kami tiap minggu mengadakan pertemuan. Namun yang datang tidak
pernah lengkap, dan ada saja dengan alasan yang beragam tidak dapat
hadir. Dalam pikiran saya kalau dari kumpul saja sudah tidak dapat solid,
maka ke depannya juga tidak akan solid. Kita mengadakan dua kali survei,
namun yang pergi tidak pernah lebih dari enam orang paling banyak. Hal
itu membuat hati saya agak ragu dengan kelompok ini.
Selain itu, untuk menambah uang KKN, kami juga menjual makanan
selama sebulan. Setiap hari kami bergantian berjualan di kelas masing-
masing. Sehingga pada suatu hari, ada konflik terjadi. Salah satu dari kami
bertugas untuk berjualan. Seperti biasa, makanan yang akan kami jual itu
kami ambil di bilik PSM. Biasanya, teman-teman yang lain apabila tidak
bisa berjualan, pasti mengabari dan minta digantikan. Namun, salah
seorang teman saya itu malah diam saja dan pura-pura tidak tahu. Padahal
ia pasti mengetahui bahwa pada hari itu giliran ia berjualan, karena kami
telah mengatur jadwal berjualan sebelumnya. Alhasil, makanan yang
seharusnya kami jual hari itu tidak diambil dan tidak dijual. Padahal tiap
harinya kami harus mengembalikan kotak makanan sekaligus menyetor
uang modal kepada penjual. Maka mau tidak mau kami nombok pada hari
itu dengan jumlah uang yang sangat besar. Karena yang menjual makanan
tersebut adalah teman sekelas saya, jadi saya merasa tidak enak dengan
teman saya itu. Saya juga merasa kecewa sekali dnegan teman KKN saya itu
yang tidak mempunyai tanggung jawab. Pada akhirnya, saya seperti perang
dingin dengan teman KKN saya itu.
Tangal 25 Juli 2016 pun tiba, saya dan mahasiswa-mahasiswi lain
yang akan melaksanakan KKN pun harus berangkat ke desa tujuan kami
mengabdi. Saya memang orangnya tidak terlalu memikirkan masalah, jadi
masalah yang ada kemarin itu sudah saya lupakan dan saya bersikap seperti
tidak pernah ada masalah. Setibanya kami di Desa Kalongsawah, kami
langsung ke rumah Ibu Hamimah, yaitu rumah yang selama sebulan sudah

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 107


kami sewa untuk tinggal di sana. Sambutan yang diberikan oleh Ibu
Hamimah sangatlah hangat, anak-anak dan warga desa pun sangat
bersahabat dengan kami. Hari pertama kami habiskan dengan bersosialisasi
dan berkenalan dengan warga.
Di rumah kami membagi tugas piket tiap harinya agar ada yang
memasak, menyapu, dan mencuci piring bergantian. Hari pertama giliran
saya, Suci, Ilham dan Adam yang bertugas piket hari itu. Adam dan Ilham
membantu kami menyapu rumah dan mencuci piring, sedangkan saya dan
Suci memasak. Setelah selesai memasak, kami makan bersama dengan
posisi seperti ngeliwet untuk menghemat piring. Setelah makan, kami
melakukan briefing untuk menyusun rencana apa saja yang akan kami
lakukan selanjutnya. Kami pun pada malam itu memutuskan bahwa kami
akan menghabiskan satu minggu pertama ini untuk berkenalan dan
bersosialisasi terlebih dahulu dengan warga maupun dengan berbagai
lembaga di Kampung Kalongdagul ini. Keesokan harinya, kami pun
berpencar untuk bersosialisasi. Saya dan teman-teman perempuan lainnya
memutuskan untuk melihat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
sekolah dasar yang ada di sana. Hingga akhirnya, hari itu kami
memutuskan untuk membantu mengajar di PAUD At-Taufiq. Kami
berlima, memberikan pengajaran seperti nama-nama nabi dan mengajar
mereka mengaji.
Setelah selesai mengajar, kami pulang dan menyiapkan makanan
untuk makan siang dan malam, karena biasanya setiap pagi kami hanya
membeli nasi uduk saja dan tidak memasak. Pada hari itu, yang bertugas
piket adalah Irma dan Evi. Sedangkan saya, Suci, dan Ama tidur siang
karena kelelahan. Setelah mereka selesai memasak dan mereka masuk
kamar di sore hari, ritual yang dilakukan oleh kami biasanya adalah mandi
sore. Cerita yang paling seru untuk diceritakan adalah bagian berebut
untuk ke kamar mandi. Kami, khususnya yang perempuan, sering berebut
untuk masuk ke kamar mandi terlebih dahulu. Terlebih lagi, saya yang
kalau mandi bisa sampai satu jam lamanya. Biasanya yang sering ke kamar
mandi terlebih dahulu adalah saya. Setelah itu, barulah Evi dan Irma, yang
terkadang mereka harus berebut juga untuk menentukan siapa yang akan
terlebih dahulu ke kamar mandi. Sementara itu, Suci dan Ama biasanya
hanya tertawa dan mengalah urutan mandinya. Di dalam kamar perempuan
untungnya ada kamar mandi tersendiri di dalam, jadi kami tidak perlu
berebut kamar mandi dengan kamar mandi yang ada di ruang tengah.

108 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Ada lagi satu hal yang paling membekas di ingatan saya, yaitu kue
pagi Ibu Santi. Mengapa saya mengatakannya sebagai kue pagi? Karena kue
inilah yang membuat kami bangun pagi. Setiap pagi, Ibu Santi memanggil
dan menawarkan kuenya yang enak sekali itu. Dan biasanya kami berlima
perempuan selalu membeli kue itu. Dan tidak bohong kalau sampai
sekarang pun saya rindu kue pagi Ibu Santi. Setiap harinya kami bergantian
untuk mengajar di 2 PAUD dan 2 Sekolah Dasar yang ada di Kampung
Kalongdagul dan Garisul. Tapi biasanya yang mengajar di PAUD hanya
yang anggot kelompok yang perempuan saja. Ada lagi hal yang sangat lucu
untuk ditertawakan apabila Evi dan Fauzi bertengkar hanya karna urusan
cuci piring, Ama dan Maftuh yang berantem hanya karena perbedaan
persepsi pada saat memasak. Belum lagi si rajin Ilham yang di antara
anggota kelompok laki-laki, ialah yang paling sering mencuci baju.
Pernah suatu ketika, ketika kami sedang tidur siang, kami diintip dan
difoto oleh anak-anak kecil. Hal itu adalah hal yang sangat tidak terduga.
Namun, anak-anak itu bilang bahwa walaupun kami sedang tidur tapi
kami tetap cantik. Saya sangat tidak bisa lupa ketika kami jogging pagi ke
atas gunung yang sangat melelahkan. Kemudian, ada beberapa teman saya
yang laki-laki yang saya dan teman-teman perempuan gelari dengan “Bang
Toyib,” karena ketika ia mendapat giliran piket, pastilah tidak pernah di
rumah, orang itu adalah Kholid. Ada banyak hal yang saya rindukan dari
KKN ini, belum lagi ember besar yang kami punya hanya satu, jadi harus
dipakai gantian untuk mencuci baju. Selain itu ada pula konflik hanger baju
yang selalu hilang membuat kami sepertinya setiap hari hanya mencari
hanger yang hilang.
Kalau untuk masalah makan, kami tidak terlalu susah karena apapun
yang dimasak pasti dimakan. Walaupun rasanya terkadang ada yang
keasinan, kadang juga hambar, begitulah demi menghemat uang konsumsi.
Hanya itulah rintangan yang saya rasa selama tinggal bersama dengan
kelompok KKN SECURAH. Selebihnya kami tidak pernah sekalipun
bertengkar atau berselisih paham. Hal yang saya sangat tidak bisa lupakan
adalah saat kami bersama-sama bergotong royong untuk melaksanakan
acara peringatan 17 Agustus, dan itu sangat terasa kebersamaannya dengan
warga maupun kebersamaan di kelompok KKN saya. Apalagi waktu di
akhir acara 17-an itu kami satu persatu dilempar dengan lumpur oleh warga.
Pada saat itu, saya sangat merasakan kehangatan yang ditunjukan oleh
warga desa kepada kami, kebersamaan yang tidak akan saya lupakan.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 109


Belum lagi candaan sebelum tidur yang selalu kami lakukan sebelum tidur.
Seingat saya, kebiasaan kami hanya tertawa saja tanpa ada pernah terlintas
rasa kesal di perasaan kami satu sama lain. Hal itulah yang membuat saya
sangat rindu untuk melaksanakan KKN dan tinggal dengan teman-teman
KKN saya.
Bermacam-macam sifat teman saya yang terkadang membuat saya
terhibur bahagia. Dari yang saling minta tethering internet, terus berebut
gorengan untuk makan nasi uduk, dan juga makan seblak bersama, yang
masaknya lama tapi menghabiskannya tidak sampai 5 menit. Tapi jujur,
saya selama di sana tidak pernah makan nasi uduk yang dibelikan untuk
sarapan pagi, dan setiap saya lihat pasti nasi uduknya sudah tidak ada.
Ternyata ada salah satu teman saya yang memakan jatah nasi uduk saya itu,
dan waktu saya tanya, ia hanya tertawa saja. Belum lagi asyiknya saat kami
bergotong royong membersihkan kampung bersama warga, tidak satu pun
warga yang hanya diam di rumah. Mereka sangat antusias dengan kegiatan
yang kami adakan. Terkadang kami bertukar tugas, yang laki-laki
memasak, sementara kami yang perempuan membersihkan rumah. Ketika
laki-laki masak itu, sebenarnya ada saja yang aneh mungkin kurang garam
atau bahkan sambalnya ditambahkan jeruk nipis.
Ketika kami ingin pulang, kami sempat jalan-jalan ke kebun teh. Saat
sedang berfoto, Ari lari dan kemudian terbentur ke besi besar hingga jatuh
terjengkang. Kemudian ketika kami memastikan di dahinya terdapat benjol
sebesar telur puyuh dan itu berwarna merah. Seketika itu, kami
menertawai Ari yang sangat kekanak-kanakan sifatnya yang lari-lari
sampai terbentur kepalanya. Hal yang paling menyenangkan ketika turun
dari kebun teh, saya dibonceng oleh Maftuh dan dia mematikan mesin jadi
dalam keadaan mati kami meluncur seperti naik sepeda turun dari atas
gunung. Entah mengapa hati saya sangat bahagia ketika berperilaku seperti
anak-anak ini. Namun hari terakhir itu merupakan hari yang sangat
menyenangkan dan tidak bisa saya lupakan dari KKN ini.

Tentang Kampung Kalongdagul


Sebenarnya untuk menceritakan tentang Kampung Garisul saya
tidak begitu mengenal. Mungkin karena kami tinggal di Kampung
Kalongdagul, jadi lingkungan sosialisasi kami kebanyakan di Kalongdagul.
Di Kampung Garisul kami hanya mengajar di SDN 01 Kalongsawah dan
sempat ke para Ketua RT yang ada di sana. Namun beda halnya dengan

110 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Kampung Kalongdagul. Saya sangat terkesan dengan kampung ini. Baik
dengan lingkungan maupun warganya. Di kampung ini, semua warganya
sangat ramah dan anak-anaknya pun mudah akrab dengan kami.
Malam kedua saya di sana, ada sekelompok anak-anak yang datang
ke rumah kami untuk mengajak bermain. Kami pun menyambut mereka
dengan senang hati, bahkan di dalam permainan kami selipkan ajaran
agama Islam dengan cara cerdas cermat tanya jawab seputar agama Islam.
Setiap malam pasti anak-anak datang untuk bercanda, bermain, dan juga
membaca buku di rumah kami. Begitu juga dengan warga desa, kami sering
kali diajak ngeliwet dengan ibu-ibu di sana. Setiap kali pulang mengajar,
kami terkadang diminta untuk mampir dan pasti diberi makanan untuk di
bawa kerumah. Belum lagi Kepala Desa Kalongsawah yang sangat hangat
dan terbuka dengan kedatangan kami. Bapak Engkus, Kepala Desa
Kalongsawah pernah mendatangi kami untuk melihat kondisi kami di
Kampung Kalongdagul.
Setiap harinya, selalu ada pengajian yang diadakan oleh ibu-ibu. Saya
beserta teman KKN yang perempuan selalu mengikuti pengajian sore atau
setelah salat Magrib. Kalau sore, biasanya pengajian dan ceramah bersama
ustaz. Bila malam tiba, biasanya di pondok pesantren itu ada manaqiban dan
zikir. Pada saat proses pembangunan MCK juga warga saling tolong
menolong dan membantu kami untuk menyelesaikan program kami.
Bahkan pada program penerangan jalan, kami sepenuhnya dibantu oleh
pemuda desa. Pada saat 17an, itu adalah momen yang paling mengasyikan.
Semua warga ikut berpartisipasi dalam lomba yang kami adakan. Di antara
lomba tersebut adalah lomba panjat pinang dan bermacam-macam lomba
yang biasa diadakan pada 17an. Lomba-lomba tersebut diselenggarakan
untuk anak-anak dan ibu-ibu, antusiasme mereka pun sangatlah meriah.
Bahkan ada ibu-ibu yang berkata apabila tidak ada kami mungkin acara
17an hanya seperti hari biasa saja.

Jika Aku Menjadi Warga Kalongdagul


Saya pun bersyukur dapat memberikan sedikit manfaat di Kampung
Kalongdagul, khususnya untuk ibu-ibu. Karena saya memberikan beauty
class dan dilanjutkan lokakarya kerajinan tangan yang diberikan oleh Evi
dan Suci. Pada saat beauty class, respons dari ibu-ibu dan remaja perempuan
di sana sangatlah antusias. Terlihat dari raut wajah mereka sangat senang

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 111


mendapatkan pelajaran seperti itu. Bagian yang sangat berkesan di dalam
hati saya adalah ketika mandi di kali bersama anak-anak setelah kami
dilempar lumpur. Anak-anak di sana membantu saya membersihkan
pakaian saya, dan mereka menuntun saya pada saat turun ke kali. Saya
merasakan kehangatan yang sangat di antara kami dan warga. Warga pun
setiap kali bertemu kami ketika ingin pergi mengajar atau ke mana pun
kami pergi, pastilah menyapa dengan hangat. Saya merasa seperti di
kampung kami sendiri.
Hal yang bisa saya dapatkan di Kampung Kalongdagul ini adalah
sopan, ramah, dan kehangatan warga desa dalam menyambut warga baru
seperti kami. Tidak pernah satu warga pun ketika bertemu saya dan teman-
teman terlihat sinis atau sombong. Pastilah mereka terlebih dahulu yang
menyapa saya dan teman-teman. Anak-anaknya pun ketika kami lewat
pasti langsung mengucapkan salam dan mencium tangan kami. Yang paling
mengasyikan adalah ketika kegiatan lomba 17-an. Pada saat panjat pinang,
saya sudah lama tidak melihat panjat pinang. Kemudian lomba balap
karung ibu-ibu yang diwarnai dengan canda dan tawa karena lucu sekali
melihat ibu-ibu melompat. Kemudian lebih lucu lagi ketika lomba joget
kursi ibu-ibu, mereka sangat kompetitif sekali dalam mengikuti lomba ini
sehingga sampai ada yang terjatuh. Dan banyak lagi lomba-lomba yang
kami adakan hingga dua hari, karena tidak selesai dalam waktu satu hari.
Kemudian ketika saya dan teman-teman akan pulang, ini adalah
bagian yang paling mengharukan. Ketika kami sedang membereskan
barang, seketika itu pula ibu-ibu dan anak-anak berlomba untuk
membantu kami, seketika air mata saya jatuh terharu. Saya berpikir betapa
beda sekali kehidupan di kampung dan di kota. Di kota sudah tidak ada
lagi yang namanya gotong royong dan saling membantu seperti di
kampung. Anak-anak juga banyak yang menangis ketika saya akan pulang.
Belum lagi kata-kata mereka seperti, “Jangan lupain kita ya kak!” Hal itu
sangat membuat saya terharu. Saat saya akan pulang, ada anak-anak yang
memberi saya hadiah, memang bukan hadiah yang mahal namun sangat
berarti bagi saya karena itu artinya saya sangat berarti untuk mereka.
Warga Kampung Kalongdagul memang sedikit tertinggal namun mereka
tidak kuno dengan menolak globalisasi. Bahkan mereka sangat terbuka
dengan apa yang kami ajarkan atau kami beri informasi tentang kemajuan
teknologi maupun pendidikan.

112 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Apabila saya bisa tinggal di sana dan bisa memberikan manfaat yang
lebih untuk kampung itu, saya akan melakukan pelatihan kerajinan tangan
untuk ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian keluarga mereka.
Menurut pengamatan saya, ibu-ibu di sana rata-rata ibu rumah tangga dan
suami mereka bekerja namun gajinya pun hanya sekadarnya. Jadi ekonomi
mereka itu berada di menengah ke bawah. Saya juga bersyukur saya sudah
bisa memberikan sedikit manfaat kepada ibu-ibu di sana dengan
mengadakan beauty class yang sangatlah dianggap berarti bagi mereka. Saya
ingin ibu-ibu di sana lebih memberdayakan waktu untuk mengisi luang
waktu. Dan saya ingin anak-anak di sana agar bisa sekolah hingga ke
universitas tidak cuma sampai SMA. Juga tentang kebersihan dan sampah
di Kampung Kalongdagul yang masih sangat kotor karena sampah
berserakan di mana-mana. Apabila saya tinggal di sana, saya akan mengajak
para warga untuk gotong royong kerja bakti setiap minggunya untuk
menjaga lingkungan tetap bersih, dan agar terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh sampah. Juga peningkatan jumlah kamar mandi untuk
perempuan agar tidak ada lagi perempuan yang mandi di kali karena hanya
akan mengumbar aurat.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 113


8
SEJUTA CERITA KULIAH KERJA NYATA
Ibtisamah Nur Roosyidah

Mengabdi untuk Bumi Pertiwi


Kuliah Kerja Nyata (KKN) kali ini memang berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, kelompok dan tempat KKN
ditentukan oleh masing-masing individu atau kelompok. Namun, kali ini
kelompok maupun tempat KKN ditentukan oleh PPM (Pusat Pengabdian
kepada Mayarakat) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jujur saja, dengan
adanya kebijakan baru ini, saya malah merasa lebih senang karena pasti
pembagian kelompok akan lebih rata dan adil, karena pada tahun-tahun
sebelumnya saya agak kasihan melihat kakak-kakak kelas saya yang masih
mencari-cari tambahan anggota kelompoknya melalui jejaring sosial media
ataupun selebaran kertas yang disebar di berbagai sudut kampus.
Setelah pembagian nomor dan nama-nama anggota kelompok,
seluruh mahasiswa peserta KKN pun dikumpulkan di dalam auditorium
untuk pembekalan sebelum pelaksanaan KKN. Setelah itu, barulah kami
dipertemukan dengan masing-masing kelompok. Saya merasa agak sedikit
gugup karna belum mengenal pribadi mereka secara langsung. Tetapi, saya
sebagai anak komunikasi sebisa mungkin harus dapat berbaur dan
menempatkan diri dengan baik agar kami bisa menjadi sebuah tim yang
solid, itulah yang menjadi tekad saya.
Saat pembekalan KKN saya sangat ingat betul sebuah kalimat yang
disampaikan oleh Ketua PPM, Bapak Djaka Badranaya, beliau mengatakan
bahwa, “Kita sebagai mahasiswa jiwa kita tidak hanya melangit tapi juga
harus membumi.” Kalimat tersebut mendeskripsikan bahwa kita tidak
hanya pintar duduk di bangku kuliah, tidak hanya dicetak menjadi orang
yang besar, tetapi kita juga harus terjun ke masyarakat dan mengabdi
untuk masyarakat. Itulah kata kata yang masih terpatri dalam ingatan saya
dan membuat saya terpacu untuk menjadi orang yang berdaya bagi orang
lain. Jadi, saya berpikir bahwa besar harapan kampus mengirimkan kita
untuk dapat memajukan masyarakat di daerah-daerah yang telah
ditentukan.
Saya adalah mahasiswi dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI). Jadi, saya mengajukan program kerja yang sesuai dengan bidang
keilmuan saya di kampus, yaitu saya mengajukan untuk mengisi materi

114 | Kelompok KKN SECURAH 2016


yang disebut dengan “Literasi Media.” Saya mengajukan program kerja
tersebut karena saya mengharapkan anak-anak di kampung tempat saya
mengabdi untuk KKN tersebut tidak candu terhadap media elektronik,
seperti telepon pintar dan televisi. Saya menginginkan agar anak-anak
tumbuh sesuai dengan usianya yang selalu bermain dan berinteraksi
dengan teman-teman dan lingkungannya. Saya sangat mendukung
keputusan kampus untuk menentukan teman KKN pada periode ini,
karena di situ saya tertantang untuk mudah berbaur dan bekerja sama
dengan orang-orang yang sebelumnya tidak kenal sama sekali. Pada
akhirnya saya bersyukur telah diberikan sebuah tim yang seru dan solid.
Sebelum pelaksanaan KKN dimulai, saya dan teman-teman kelompok
sering mengadakan rapat mingguan setiap hari Selasa yang bertempat di
landmark UIN. Dari hasil rapat yang dilaksanakan setiap seminggu sekali,
kami merencanakan program dan kegiatan yang akan direalisasikan saat
KKN. Dari hasil pertemuan itu, sebenarnya kami tidak sekadar rapat untuk
merumuskan perencanaan kegiatan KKN, namun kami juga sebagai ajang
pengenalan diri dan saling memahami berbagai karakter teman sekelompok
saya sebelum dilaksanakannya KKN.

Belajar dari Sebuah Tim


Saya merasa sangat bersyukur mendapatkan kelompok KKN yang
sangat solid dan saling pengertian satu sama lain. Di dalam kelompok KKN
ini, saya tidak hanya belajar bagaimana membangun sebuah kampung
untuk lebih maju dan lebih baik lagi, tetapi juga belajar tentang bagaimana
mengelola diri sendiri dan itu adalah hal terpenting yang saya rasakan
secara tidak langsung. Kami yang dipertemukan dari lintas jurusan dengan
karakter yang berbeda-beda, serta bidang keilmuan yang berbeda-beda,
membuat kami sering kali bertukar pikiran, cerita, dan berbagi pengalaman
yang menarik. Saya merupakan tipikal orang yang keras kepala dan
terorganisasi, tapi di dalam kelompok ini saya dipertemukan dengan orang
yang bertentangan karakter dengan saya. Tetapi saya menyadari bahwa
semakin dewasa dan semakin bermacam-macam karakter orang yang kita
temui, apalagi sampai sebulan tinggal bersama dan melakukan kegiatan
KKN bersama, membuat kita saling mengerti dan memahami karakter
masing-masing, dan berusaha untuk mengimbangi dengan tidak
menonjolkan ego sendiri. Saya sering kali merasakan adanya sikap dan
pikiran yang bertentangan antara kubu perempuan dan laki-laki di

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 115


kelompok 067. Tetapi, karena semakin dewasanya pemikiran kita, maka
konflik itu lambat laun akan kembali mereda. Karena kita sadar bahwa kita
satu tim, maka tidak akan nyaman jika di antara individu masih terbersit
rasa ingin menang sendiri.
Pada pertemuan pertama saya dengan teman-teman sekelompok, saya
sudah sedikit mengerti karakter masing-masing, karena mereka juga tidak
menutup diri dan tidak menjaga image. Berbeda dengan kelompok lainnya
yang saya lihat dan saya dengar dari cerita beberapa teman saya, kelompok
saya merupakan yang paling sering dan paling lama kalau sudah kumpul
bersama. Padahal saat kumpul bersama itulah, kami bukan hanya sekadar
membahas rencana kegiatan KKN, tetapi juga sebagai ajang saling
mengenal lebih dalam sebelum akhirnya akan menjadi sebuah tim untuk
sebulan ke depan dalam pelaksanaan KKN. Kelompok KKN saya terdiri
dari sebelas orang, 5 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Kami memilih
Ilham Edlian teman kami dari Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Fakultas Adab dan Humaniora, sebagai Ketua Kelompok KKN kami. Dari
kebersamaan kita selama sebulan, saya semakin mengenal dan membaur
dengan karakter masing-masing teman kelompok saya.
Kebiasaan kami di pagi hari yaitu membeli kue Mama Topan yang
tidak pernah absen mendatangi rumah kami di pagi hari, sekaligus
membangunkan kami dari lelapnya tidur. Kami juga membagi tiga
kelompok piket yang tugasnya membersihkan rumah, memasak, dan
mencuci piring. Tidak jarang saya selalu menelepon ibu saya di rumah
untuk menanyakan tentang resep masakan yang akan saya masak ketika
saya piket. Padahal ketika di rumah, saya hanya manjadi asisten koki di
dapur. Tetapi di KKN ini, saya benar-benar belajar mengolah makanan dari
proses awal sampai tersaji di atas piring. Saya juga sangat bersyukur
dikelompokkan dengan teman KKN laki-laki yang rajin-rajin. Terkadang,
ketika yang perempuan kelelahan dan masih di kamar, merekalah yang
membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa pamrih. Tidak harus selalu
mengandalkan yang piket karena kami sudah sepakat untuk tidak
mengandalkan satu sama lain. Tidak jarang pula kami juga selalu salat
berjamaah dan mengaji surat Yaasiin bersama di tempat KKN.
Ilham sang Ketua Kelompok dari Fakultas Adab dan Humaniora
Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, ia merupakan tipe orang yag sangat
santai namun perhatian. Ia terkadang sering menyepelekan dan
menganggap mudah segala sesuatu karena dia berpikir biarlah semua

116 | Kelompok KKN SECURAH 2016


mengalir dengan sendirinya. Sebenarnya hal itu sangat bertentangan
dengan sifat saya yang sangat terorganisasi. Maka tidak jarang saya
mengingatkan Ilham untuk tidak berlarut-larut terus dalam zona nyaman.
Namun dari situ saya juga belajar untuk tidak menjadi orang yang mudah
panik juga keras kepala. Ilham juga sangat pengertian, contohnya ia selalu
memasak nasi dengan kadar air yang banyak karena ia tahu kalau saya
tidak bisa makan nasi yang keras. Ia juga sering membantu saya dalam
urusan dapur padahal saat itu bukanlah jadwal piketnya. Kemudian Adam,
ia dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis. Ia orang yang
rendah hati dan cerdas. Wajar saja, saat ini ia menjabat sebagai ketua Senat
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam mengelola kerja tim, saya
menilai ia sangat baik, ia juga bisa menjadi penengah dan bisa mencairkan
suasana. Kemudian Ari dari Fakultas Ekonomi Bisnis Jurusan Manajemen.
Menurut saya ia adalah tipikal orang yang sensitif, ia terlalu terbawa
perasaan apabila kita ajak bercanda karena teman-teman yang lain sangat
senang mengganggunya. Tetapi di sisi lain, ia adalah orang yang sangat
religius, buktinya ia adalah anggota laki-laki di kelompok kami yang paling
sering ke masjid ketika azan berkumandang. Kemudian Fauzi dari Fakultas
Syariah dan Hukum Jurusan Perbandingan Mazhab. Ia agak temperamental
namun ia sangat rajin. Fauzi juga termasuk orang yang rajin dan mudah
berbaur dengan lingkungan baru. Terkadang saat anggota laki-laki
kelompok kami belum satu pun ada yang bangun, ialah yang membersihkan
rumah dan menyapukan halaman. Kemudian Maftuh dari Fakultas
Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis, ia adalah orang yang usil namun
memiliki banyak ide, ia juga merupakan salah satu teman piket saya.
Sebagai anak Pramuka, ia lumayan handal dalam urusan masak-memasak.
Selain itu, Maftuh tak jarang memberikan banyak saran ketika rapat
kelompok. Anggota kelompok yang laki-laki terakhir adalah Kholid, dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Politik. Menurut saya,
ia tipikal orang yang juga sangat santai, nyentrik, dan cerdas. Dengan
gayanya yang nyentrik itu, orang lain tidak akan menyangka kalau ia sangat
fasih berbahasa Arab. Saya dan teman-teman lain sering mendengar saat ia
sedang menelepon keluarganya dengan berbahasa Arab, yang membuat
saya seperti sedang listening tes TOAFL. Kholid juga banyak meraih
penghargaan di bidang akademik.
Kemudian Evi dari Fakutas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen
ia juga sekelas dengan Ari. Bagi saya, ia adalah orang yang sering teledor

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 117


dan unik. Ia menjabat sebagai bendahara di kelompok kami dan sering kali
kami mengerjainya dengan menyembunyikan dompet uang kas KKN
karena ia meletakkannya sembarangan. Alhasil, ia sangat panik dan
membuat kita tertawa. Kemudian Irma dari Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Keluarga, adalah tipikal orang yang rajin dan pintar.
Selama di tempat KKN, ia tidak pernah luput untuk membuka AIS dan
melihat indeks prestasinya. Ia juga teman sholawatan saya ketika KKN dan
ia saya anggap sebagai biduan di kelompok kami karena suaranya yang
merdu. Kemudian ada Tania dari Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris, adalah teman KKN yang sangat feminin dan
sangat memperhatikan penampilannya. Ia juga sangat senang berbagi cerita
dengan kami, dan kalau ia sudah memulai ceritanya maka tidak akan ada
habisnya. Nama terakhir adalah Suci dari Fakultas Sains dan Tekonologi
Jurusan Sistem Informasi, dia adalah orang yang paling pendiam di antara
kita tapi paling banyak karyanya.
Alhamdulillah, selama pelaksanaan kegiatan KKN, program dan
kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Masyarakat
di sana juga sangat antusias dan mendukung kegiatan kami. Tak jarang
pula mereka turut membantu dan ambil bagian dalam program kami.
Sehingga kami merasa layaknya di kampung sendiri dan kami telah
menganggap mereka sebagai saudara kami. Saat salah satu dari teman kami
ada yang sakit, tidak sedikit ibu-ibu di sana juga yang turut menjenguk dan
mendoakan kesembuhannya.
Cerita yang paling berkesan bagi saya adalah ketika hari terakhir
perlombaan 17 Agustus di Kampung Kalongdagul. Di hampir penghujung
acara perlombaan, tiba-tiba kami dilempari lumpur bersama anak-anak dan
pemuda-pemudi kampung. Tetapi entah kenapa, walaupun kami kotor-
kotoran dan agak ribet membersihkannya, tapi kami sangat menikmatinya.
Lalu kami mengabadikannya dengan berfoto-foto, yang pasti masih dengan
badan dan muka yang kotor karena terlumuri lumpur. Setelah itu, kami
bersama anak-anak kampung di sana membersihkan diri bersama di kali
besar. Itu adalah pengalaman pertama mandi di kali karena sebelumnya
walaupun sering ke kali besar namun kami hanya berfoto-foto saja di sana.
Pengalaman tersebut merupakan hal yang seru dan tidak akan terlupakan.

118 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Kalongdagul dan Sejuta Ceritanya
Kami ditempatkan di Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Pemandangan alam yang indah
seperti sungai besar yang sangat deras dan jernih airnya, banyak kebun
kelapa sawit, dan tempat wisata yang terjangkau dan bagus. Akses ke mana
pun yang mudah, membuat kami betah di sana. Terbukti saat pelaksanaan
KKN berakhir, dan teman-teman kami di kelompok lain telah pulang ke
rumah saat program-program KKN-nya sudah terealisasi semua, kami tetap
memilih tinggal dan jalan-jalan bersama pemuda di sana sampai sore
tanggal 25 Agustus. Namun, keindahan alam tersebut kurang diimbangi
dengan kesadaran warga dalam hal pengelolaan sampah. Selain itu, lampu
penerangan jalan yang minim juga menjadi kendala apabila melakukan
perjalanan di malam hari.
Awal kedatangan kami sebagai tamu baru di Kampung Kalongdagul
dan Kampung Garisul, tentulah kami harus bisa mengetahui dan mengenal
karakter geografis kampung dan karakter para warganya juga. Apalagi kami
akan tinggal sebulan dan mengadakan program bagi kampung tersebut.
Maka, di hari pertama Ilham sang Ketua Kelompok mengajak kami
menyambangi satu per satu pemuka-pemuka kampung di sana. Seperti
Ketua RT, RW, para ustaz, dan kyai. Tidak jarang pula kami ikut
berkumpul bersama para pemuda-pemudi di sana, seperti mengikuti
pengajian dan aktivitas lainnya, sehingga terjalin keakraban antara
mahasiswa KKN dan warga di sana. Tujuannya juga untuk
mensosialisasikan tujuan dan program KKN kita untuk sebulan ke depan di
kampung mereka. Dan alhamdulillah seluruh warga menyambut dan
mendukung baik keberadaan kami dan apa yang kami kerjakan di sana.
Desa ini mayoritas bermata pencaharian sebagai tukang roti dan sopir
taksi di Jakarta. Awal saya menginjakan kaki di Kampung Kalongdagul,
dapat terlihat bahwa sebenarnya penghasilan mereka tidaklah banyak atau
mugkin termasuk tingkat ekonominya rendah. Namun, yang saya
perhatikan hidup mereka selalu diliputi dengan keceriaan dan kerukunan.
Saya dapat mengambil sedikit kesimpulan tersebut karena ternyata mereka
sangat aktif dalam kegiatan-kegiatann keagamaan. Kegiatan pengajian
sangat sering dilakukan di sana, bahkan setiap hari ada pengajian pagi dan
sore. Saya dan teman-teman rutin ikut pengajian walaupun hanya seminggu
sekali. Pengajian yang kami sering ikuti yaitu manaqiban dan marhabanan.
Biasanya setiap malam Jumat kami pergi ke pondok pesantren yang ada di

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 119


kampung untuk ikut kegiatan manaqiban dan marhabanan tersebut. Selain
kami senang dengan shalawatannya, kami juga menunggu-nunggu sajian
makanan sesudahnya. Pada minggu awal pelaksanaan KKN, jujur saja saya
tidak pernah nafsu makan.Tetapi setelah ikut manaqiban biasanya akan ada
makan bersama dengan menggunakan nampan bersama para santri yang
entah kenapa saya rasakan sangat berbeda, padahal makanannya juga
sangat sederhana, namun saya berpikir bahwa ini adalah berkah. Lalu di
Jumat sorenya, kami para perempuan biasa ikut pengajian di tempat lain,
yaitu shalawat sebanyak 500 kali. Saya dan teman-teman sangat menikmati
sekali, kami merasakan kehidupan yang lebih positif dan lebih bermakna di
tengah kegiatan KKN ini.
Saya rasa warga di Kampung Kalongdagul ini sudah hampir maju.
Mereka banyak yang berpendidikan tinggi, tidak buta huruf, dan tidak
buta teknologi. Hanya saja pengelolaan sampah di sana masih sangat
kurang disiplin. Masyarakat di sana sering membuang sampah rumah
tangga ke kali, hal itu yang menyebabkan kali menjadi tercemar dan kotor
oleh sampah-sampah tersebut. Apalagi tidak sedikit warga di sana yang
menggunakan kali untuk kegiatan bersih-bersih, seperti mencuci baju,
piring, dan mandi. Di kampung tempat saya KKN, ada sebuah sungai besar
yang jernih dan deras aliran airnya, sehingga anak-anak dan warga di sana
sering kali memilih untuk mandi di kali besar, walaupun sebenarnya di
rumah mereka juga terdapat kamar mandi dan air yang mencukupi. Setiap
sore saya dan kawan-kawan sering diajak main ke kali besar oleh anak-
anak kampung, mereka sangat senang mengajak kami bermain. Mereka
juga sangat mandiri, banyak dari mereka yang masih kecil, mungkin sekitar
umur 4-6 tahun, tapi sudah berani turun ke kali dengan lihai. Padahal
untuk turun ke kali kita harus melewati jalan menurun yang terjal dan
berbatu. Anak-anak di sana juga sangat berbaur bebas dengan alam dan
lingkungannya.
Masyarakat di sana tergolong sangat ramah dan bersahabat. Mereka
termasuk orang yang sangat menerima kedatangan orang baru di
lingkunganya. Sehingga tidak sulit bagi kami untuk berbaur dan mengenal
lebih dekat dengan warga. Kami juga sering kali makan besar bersama
warga kampung atau biasa disebut ngeliwet. Sebagian besar dari mereka
berprofesi sebagai tukang roti dan penjual-penjual makanan. Sudah
menjadi rutinitas kami setiap pagi untuk membeli kue kering sebagai
camilan di pagi hari, adalah Mama Topan penjual roti yang tidak pernah
120 | Kelompok KKN SECURAH 2016
absen membangunkan kami setiap pagi untuk membeli kuenya. Kalau
sudah begitu, kami segera keluar untuk membeli sekadar pengganjal perut
di pagi hari. Setelah matahari naik, barulah kami membeli sarapan nasi
uduk di dekat rumah. Uniknya nasi uduk di sana tidak seperti di rumah
kami pada umumnya, nasi uduk di sana porsinya lebih sedikit seperti nasi
kucing. Banyak jajanan khas yang kami dapatkan di Kampung Kalongdagul,
seperti lutut ayam goreng, gorengan tempe khas Kampung Kalongdagul,
papeda yang lezat adalah salah satu jajanan favorit kami.

Bila Saya Menjadi Warga Kampung Kalongdagul


Hal yang akan saya lakukan jika saya menjadi penduduk desa yang
saya tempati untuk KKN adalah saya akan mendorong lebih aktif para
pemuda-pemudi kampung untuk bersinergi dalam ikatan Karang Taruna
Kampung Kalongdagul. Sehingga perkumpulan muda-mudi di sana
terorganisasi dengan jelas. Kalau sudah begitu, maka tidak akan sulit untuk
menggerakan warga dalam berbagai kegiatan kampung.
Dari semua yang saya amati selama KKN ini, masalah terbesar di
kampung tersebut ialah mengenai pengelolaan sampah yang belum disiplin.
Maka saya berinisiatif mengajak warga untuk gotong royong setiap
minggunya. Karena saat kami tanyakan kepada warga di sana tentang
kegiatan kerja bakti, mereka menjawab bahwa tidak pernah dilaksanakan
kerja bakti. Maka dari itu saya ingin lebih aktif mengajak warga gotong
royong, terutama untuk membersihkan selokan dan saluran air yang
terdapat di sana. Karena saya perhatikan warga di sana kurang
memperhatikan kebersihan dan sembarangan membuang sampah rumah
tangga ke kali-kali kecil dan selokan, sehingga air kali tercemar dan saluran
air tersumbat. Lalu saya sebagai pemudi saya ingin menggerakan pemuda-
pemudi di sana untuk turut aktif dalam mengelola sampah. Jadi, seandainya
saya merupakan warga di sana, saya dan pemuda lainnya akan bekerja sama
dengan petinggi desa untuk mengadakan iuran sampah untuk pengolahan
sampah yang bisa diolah menjadi kerajinan tangan atau sampah yang sudah
tidak layak untuk membayar pemungut sampah dari rumah-rumah ke
tempat pembuangan akhir. Lalu karena saya lihat penerangan jalan di sana
sangatlah minim. Saya berpikir untuk bekerja sama dengan pemuda-
pemudi kampung untuk membuat lampu jalan yang sederhana, dan
setidaknya memberikan maslahat pada penduduk kampung.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 121


9
LEMBAR-LEMBAR PENGABDIAN
Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida

Pengabdian Kedua
Sebelumnya saya pernah memiliki pengalaman kegiatan pengabdian
di masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan Praktik Pengabdian
Masyarakat, dan pada saat itu saya masih duduk di bangku madrasah aliah
ketika di pesantren dahulu. Bagi saya, praktik pengabdian masyarakat
ketika dahulu dan sekarang berbeda. Ketika masih di pesantren dahulu,
praktik pengabdian yang saya lakukan bersama dengan teman-teman saya
hanya dalam kurun waktu dua minggu saja. Selain itu, serta segala
persiapan seperti tempat tinggal dan transportasi, sudah disiapkan oleh
panitia. Namun pada Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan di universitas
kali ini, nyatanya sangatlah berbeda dengan apa yang pernah saya jalani
sebelumnya. Segala urusan tempat tinggal, transportasi, bahkan konsumsi
pun harus kami urus sendiri. Saya merasa bahwa ini merupakan tantangan
tersendiri yang mengharuskan saya hidup mandiri bersama dengan teman-
teman kelompok KKN lain.
Awalnya sistem pembentukan kelompok KKN disusun sendiri oleh
mahasiswa. Namun nampaknya pada tahun ini pembentukan kelompok
KKN dipilih langsung dari panitia Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM). Sebenarny,a saya merasa khawatir karena tidak bisa merasa klop
dengan para anggota KKN yang lain, karena memang sebelumnya saya
belum mengenal mereka apalagi berada di fakultas yang berbeda-beda.
Tetapi saya yakin, saya bisa bekerja sama dengan baik dengan para anggota
KKN walaupun kami berasal dari jurusan yang berbeda. Dari situlah saya
berpikir bagaimana saya bisa mewakili dari jurusan saya di kelompok KKN,
agar dapat membantu dalam program kegiatan kerja KKN nantinya.
Sebelum melakukan kegiatan KKN, tentu ada kegiatan survei yang
diadakan di setiap kelompok. Kelompok KKN SECURAH melakukan dua
kali survei. Pada saat survei pertama saya, sempatkan untuk pergi, namun
ternyata teman-teman lain menginginkan pergi lebih pagi. Sedangkan saya
sedang ada tugas presentasi yang tidak bisa ditinggalkan. Maka pada survei
pertama saya batal ikut ke lokasi KKN di Jasinga. Pada survei kedua pun
saya juga berhalangan hadir sebab ada urusan keluarga mendadak. Jadi saya
hanya melihat lokasi KKN melalui foto-foto yang diberikan teman saya

122 | Kelompok KKN SECURAH 2016


melalui media sosial. Dari situ saya memiliki bayangan bahwa ternyata
lokasi KKN ternyata sangat luas dan juga banyak sekali masyarakatnya.
Tidak seperti lokasi pengabdian saya saat masa aliah. Karena memang
belum mengetahui seluk-beluk kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Maka saya hanya mempunyai gambaran umum tentang kegiatan KKN dari
cerita-cerita KKN sebelumnya.
Terbayang di benak saya berbagai kendala yang saya hadapi.
Khawatir ada kendala kurangnya perhatian dari masayarakat sana terhadap
kegiatan KKN yang akan kami selenggarakan. Selain itu, terbayang pula
kendala kurangnya komunikasi antara mahasiswa anggota KKN karena
kami baru berkenalan beberapa bulan yang lalu. Namun kenyataannya
tidak seperti yang dibayangkan, respons masyarakat sangat positif
walaupun untuk berbaur dengan masyarakat butuh waktu yang tidak
sebentar serta komunikasi antara anggota KKN juga berjalan lancar.

Satu Purnama Bersama


Waktu sebulan bukanlah waktu yang sebentar. Namun seiring
berjalannya waktu, yang dipenuhi dengan banyaknya momen-momen
bersama teman-teman kelompok KKN, waktu sebulan menjadi terasa lebih
cepat. Terkadang banyak sekali perkataan, "Cepet banget yah, KKN udah selesai
aja, perasaan baru kemarin kita kenalan di audit." Pada awal perkumpulan
kelompok KKN, saya belum merasa klop dengan anggota KKN yang lain.
Seiring waktu berlalu, saya mulai mengenal karakter masing-masing
anggota kelompok. Lama kelamaan kami membaur seperti sudah
berkenalan sejak lama. Bahkan warga sekitar pun mengira bahwa kami
sudah lama saling kenal satu sama lain, sampai pernah saya jelaskan bahwa
para anggota KKN baru saling mengenal pada bulan April yang lalu.
Pertama kali bertemu dengan anggota kelompok KKN di auditorium,
saya belum pernah mengenal atau pun bertemu satu sama lain sebelumnya.
Kemudian saya pun memperkenalkan diri, begitu pula dengan yang lainnya.
Ketika pertama kali dengan bertemu kenalan baru, saya memang agak
pendiam, tidak bisa langsung berbaur dengan mereka. Bahkan pada
pertemuan kelompok selanjutnya saya masih belum bisa mengenal nama
dan wajahnya masing-masing. Namun, seiring waktu berjalan, saya dapat
mengenal mereka, walaupun belum mengenal wataknya secara mendalam.
Kami sering melakukan perkumpulan, kurang lebih sekitar 10 kali
pertemuan, untuk membahas segala persiapan dan program kerja untuk

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 123


KKN nanti. Walaupun saya sebenarnya tidak selalu datang pada setiap
pertemuan. Apalagi saat liburan, saya yang rumahnya berada di Batam
tidak bisa mengikuti pertemuan dengan teman-teman dan hanya
mengetahui kabar lewat WhatsApp. Saya akui saya masih agak kaku dengan
teman-teman saat sebelum KKN, sehingga memang belum mengenal dekat
dengan teman-teman.
Kelompok KKN kami namai KKN SECURAH, beranggotakan Ilham
Edlian dan Adila Oktania dari Fakultas Adab dan Humaniora, Evi
Wulandari dan Ahmad Ari Pratama dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Adam Suhada dan Putri Suci dari Fakultas Sains dan Teknologi, Ibtisamah
Nur Roosyidah dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, M.
Maftuh Rahmat dari Fakultas Ushuluddin, Kholid Suryadi Ahmad dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Ahmad Fauzi dan saya sendiri
dari Fakultas Syariah dan Hukum. Seperti yang sudah dijadwalkan, kami
pun berangkat dari Ciputat menuju lokasi KKN di Jasinga, Bogor. Saya kira
kendala kurangnya komunikasi akan menjadi hambatan dalam kegiatan
KKN. Namun apa yang perkirakan ternyata keliru, saya mulai mengenal
sifat-sifat mereka yang ternyata lebih dari yang dibayangkan. Padahal
perkiraan saya sebelum dilaksanakannya kegiatan KKN, saya khawatir
tidak nyambung dengan anggota kelompok saya. Nyatanya tidak, kalau saya
katakan kelompok KKN SECURAH memang benar-benar yang terbaik.
Memiliki teman-teman KKN menjadi kenangan tersendiri dalam
bagian kehidupan saya. Momen-momen dalam waktu sebulan tersebut
masih teringat dalam pikiran saya. Teringat ketika acara 17-an bersama
masyarakat pada hari Minggu. Pada hari itu diadakan lomba panjat pinang.
Saya melihat dari kejauhan sangat ramai sekali warga yang menonton
lomba panjat pinang tersebut. Apalagi setiap peserta lomba panjat pinang
sudah kotor berlumur lumpur. Wajar saja, para peserta tersebut mulai
mengusili kami para anggota KKN dengan menyiramkan lumpur satu per
satu. Tak mau terkena lumpur sendiri, teman-teman saya mulai
melumurkan teman lainnya dengan lumpur. Saya berusaha menghindari
dari siraman lumpur tapi akhirnya saya terkena juga siraman lumpur
tersebut. Pada saat itu terasa sekali kebersamaan antara anggota KKN
dengan para pemuda di sana. Kami sudah seperti dianggap seolah-olah
warga kampung sana.
Konflik memang tidak dapat dihindari dalam setiap kerjasama antar
orang. Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Sifat-sifat ego

124 | Kelompok KKN SECURAH 2016


ataupun ingin dianggap benar pasti ada di dalam setiap individu. Begitu
pula yang saya rasakan dalam kelompok KKN ini. Pernah ada memang
konflik yang terjadi antar satu orang dengan yang lainnya. Saya pun juga
pernah merasakan itu. Tapi konflik dalam kelompok KKN kami tidaklah
berkepanjangan. Apa yang saya rasakan dan saya amati kelompok KKN ini
tidak menganggap konflik yang ada menjadi suatu masalah yang besar.
Pada akhirnya, kami terus melaksanakan kegiatan KKN dengan mengejar
program kerja yang harus kami laksanakan.
Suka dan duka menjadi bumbu pelengkap dalam kelompok KKN ini.
Kebersamaan menjadi sesuatu yang tak ternilai yang tak akan mudah untuk
diulangi kembali. Meskipun kami memiliki sifat yang berbeda-beda, tapi
disitulah hal yang mana akan melengkapi satu sama lain. Ketika saya sakit
dan tidak enak badan, teman-teman lain bahkan mau memaklumi dan
membantu saya saat sakit. Saya, Ama, Tania, Evi dan Suci bahkan rela
berhimpitan tidur satu ranjang berlima. Kami juga mengadakan jadwal
piket, yang setiap hari sudah ditentukan petugas piketnya. Tak jarang ada
yang tidak melaksanakan piket karena berhalangan, termasuk saya. Bahkan
kadang suka ada keributan kecil ketika memasak karena berbeda-beda cara
memasaknya, ada yang tidak suka sayur, ada yang tidak suka pedas, ada
yang tidak suka ini, tidak suka itu, tapi tetap makanan yang sudah dimasak
pada akhirnya habis tak berbekas, dan masih banyak hal lainnya yang
panjang sekali untuk diceritakan. Hal-hal seperti itulah yang membuat rasa
kebersamaan itu ada dan dapat saling memahami sifatnya satu sama lain.
Saya juga sangat bersyukur sekali mendapat teman KKN seperti mereka.
Ada banyak hal positif yang saya dapatkan ketika anggota KKN berasal
dari setiap jurusan yang berbeda, yang belum pernah mengenal sebelumnya
dan ditugaskan untuk mengabdi pada masyarakat sampai pada penghujung
waktunya.

Solidaritas Tak Terbatas


Saat minggu pertama melakukan sosialisasi ke masyarakat, banyak
dari warga menceritakan tentang keseruan KKN sebelumnya dari
Universitas Pakuan. Setiap kami bertandang ke rumah warga, cerita
tentang KKN dari mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Pakuan
selalu disebutkan. Bagi warga KKN mereka sangatlah berkesan dengan
banyaknya program kerja serta waktunya yang lumayan panjang. Entah
mengapa dari situ saya termotivasi untuk bisa memberikan kesan yang baik

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 125


pada masyarakat Kampung Kalongdagul walaupun jangka waktu kegiatan
KKN ini hanya sebulan.
Banyak sekali kesan yang saya dapatkan selama melakukan
pengabdian di Desa Kalongsawah. Desa Kalongsawah yang dikelilingi oleh
luasnya sawah menambah keindahan desa ini. Kebetulan rumah yang saya
tinggali berada di paling ujung dekat sawah. Juga dilewati aliran kali juga
menambah kekaguman saya terhadap desa ini. Sewaktu masih awal
kedatangan kami, banyak warga termasuk anak-anak kecil menyarankan
kami untuk datang dan melihat-lihat ke kali besar. Saya dan teman saya,
Ama, saat itu penasaran bagaimana keadaan kali besar yang ada di sana.
Ketika kami bertanya kepada anak-anak kampung sana, mereka sangat
excited sekali untuk menunjukkan kali besar. Perjalanan ke sana tidak
terlalu jauh. Untuk sampai ke kali besar, saya diharuskan untuk melewati
kali kecil. Setelah melewati kali kecil, saya melewati hamparan luas sawah
yang sangat indah. Ketika sampai di sana ternyata tidak sedikit warga yang
memanfaatkan kali itu. Bahkan pada sore hari, saya lihat banyak warga
yang pergi ke kali untuk sekadar mencuci baju dan mandi di kali sana. Saya
sempat takjub dengan kemandirian warga. Mereka rela berjalan jauh dari
rumahnya untuk sekadar mencuci baju. Namun yang sangat disayangkan,
di samping keindahan Desa Kalongsawah adalah, banyaknya sampah-
sampah berserakan di pinggir jalan. Sering kali saya temukan anak-anak
membuang sampah sembarangan ketika mereka jajan. Hal itu pula yang
kemudian mendorong tim KKN untuk melakukan kegiatan kerja bakti di
Desa Kalongsawah.
Masyarakat di sana pun sangat ramah-ramah sekali. Setiap saya dan
teman-teman berjalan di sekitar desa, banyak sekali anak-anak yang
menghampiri kami hanya sekadar untuk bersalaman. Begitu pula dengan
ibu-ibu dan bapak-bapaknya juga ramah dan mau membantu dalam setiap
kegiatan. Seperti dalam kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 07 Agustus 2016, setiap orang memegang lokasi
pembersihan masing-masing. Saya dan teman saya, Suci, menyapu area
sekitar jalan dekat warung yang memang biasa tempat berkumpulnya ibu-
ibu di pagi hari untuk sekadar belanja sarapan dan sayur-mayur. Ibu-ibu
yang memiliki rumah di sekitar area tersebut juga ikut membersihkan
pekarangan rumahnya dan turut serta membuang sampah pada plastik
yang saya berikan.
Pada saat pertama kali mengajar di PAUD juga para staf pengajar,

126 | Kelompok KKN SECURAH 2016


murid-murid dan wali murid sangat antusias. Saya dan teman-teman saya
diberikan kesempatan untuk mengajar mengaji murid-murid PAUD.
Bahkan orang tua mereka pun antusias sekali untuk menyemangati anak-
anaknya belajar mengaji dengan kami. Anak-anak PAUD pun juga sangat
senang ketika saya dan teman-teman datang mengajar. Mereka
bergerombolan langsung menyalami dan semangat sekali ketika diajar oleh
kami.
Begitu pula ketika mengajar di SDN 01 Kalongsawah, ketika saya,
Suci dan Tania datang untuk mengajar sangat senang sekali. Pada jam
pertama saat itu, kami bertiga dipersilakan untuk mengajar di kelas 4. Saya
mengajarkan lagu bahasa Inggris "Head, Shoulders, Knees and Toes" dengan
gerakan. Lalu pada jam kedua kami dipisah masing-masing memegang satu
kelas. Saya mengajar kelas 5 yaitu mata pelajaran Agama Islam. Kemudian
saya ajak mereka untuk belajar berbahasa Arab lewat nyanyian juga.
Mereka sangat antusias sekali dan senang dengan apa yang saya ajarkan.
Ketika saya kembali mengajar ke SD 01 pun mereka masih ingat lagu
tersebut.
Saya dan teman-teman sangat senang sekali ketika berkumpul
dengan para warga. Salah satunya adalah dengan mengikuti pengajian rutin
yang diadakan para ibu di sana. Ada pengajian yang mana diisi ceramah
oleh seorang ustaz. Walaupun saat ustaz tersebut ceramah menggunakan
bahasa Sunda, tapi saya dan juga teman-teman tetap memperhatikan dan
mengangguk seolah-olah paham padahal sebenarnya saya sendiri memang
tidak terlalu paham apa yang dibicarakan. Dari situ pula saya mengenal
warga lebih dekat. Dalam seminggu, biasanya saya mengikuti 2-3 kali
pengajian. Juga pada malam Jumat pun biasanya diadakan manaqib di salah
satu pesantren. Santri-santri pun juga senang dan mau berinteraksi dengan
bergabungnya kami di setiap kegiatan tersebut.
Salah satu acara yang sangat terkenang adalah kegiatan HUT RI yang
diadakan di kampung. Saya dan seluruh teman-teman anggota KKN
berpartisipasi dan terjun langsung mengkoordinasi acara tersebut. Sangat
meriah sekali, bahkan warga yang tadinya tidak mau ikut lomba dibujuk
dan mau memeriahkan acara 17 Agustus. Acara tersebut sangat meriah
sekali, bahkan sebelum dimulai pun anak-anak berbondong-bondong
mendatangi sekretariat KKN SECURAH dan menanyakan kapan acara
akan dimulai. Kami juga dibantu oleh para pemuda di sana untuk
melangsungkan acara ini dengan baik. Anak-anak yang jumlahnya tak

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 127


terhitung pun berbondong-bondong mendaftar untuk ikut perlombaan.
Acara 17 Agustus diadakan 2 hari, yaitu hari Sabtu dan Minggu. Karena
pada hari itu dinilai hari yang tepat agar para warga mau berpartisipasi
dalam memeriahkan acara tersebut.
Ketika mengajar di PAUD saya dan teman-teman saya yang
perempuan (Ama, Suci, Evi dan Tania) tidak hanya terfokus pada murid-
murid PAUD saja, melainkan juga dengan wali muridnya. Tidak hanya
mengenal nama-nama siswa juga orang tuanya. Saya dan teman-teman
bahkan menjadi dekat sekali dengan salah satu wali murid di sana. Kami
dianggapnya sebagai anaknya sendiri. Saya memanggilnya Ibu Rum. Setelah
pulang mengajar, biasanya saya dan teman-teman singgah ke warung Ibu
Rum, lalu mampir ke rumahnya. Ibu Rum setiap hari sepulangnya kami
mengajar selalu menyuruh kami datang ke rumahnya. Juga pada saat saya
sakit, Ibu Hamimah (pemilik rumah tempat kami tinggal) bahkan sangat
perhatian sekali. Sampai saya dikerok oleh beliau dan diantarkan ke dokter
bersama kedua teman saya, Fauzi dan Adam. Pemandangan seperti ini
jarang sekali saya dapatkan ketika tinggal di perkotaan. Seseorang yang
baru saling mengenal beberapa hari bahkan sudah menjadi dekat sekali
sampai menganggap seperti keluarga sendiri. Hal ini menunjukkan saya
betapa ramahnya warga-warga desa dan tidak memandang sinis kami
dengan apa yang kami lakukan di desa ini. Bahkan sangat senang sekali
dengan kehadiran kami di kampung ini. Tidak pernah sehari pun setiap
saya berjalan tidak disapa oleh warga sekitar. Bahkan sampai ada yang
memberikan kami makanan-makanan ringan ke rumah. Saya sangat
tersentuh sekali dengan sikap masyarakat perkampungan. Meskipun tidak
banyak yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, namun solidaritas
dan rasa peduli mereka terhadap satu sama lain sangatlah tinggi.

Satu Bulan Tak Akan Pernah Cukup


Dengan solidaritas warga yang sangat tinggi, saya yakin apabila ingin
diadakan perubahan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, para warga
akan turut langsung dalam mengadakan perubahan yang baik tersebut.
Yang ingin saya lakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Menurut pengamatan saya
kesadaran masyarakat tentang kebersihan masih kurang, khususnya bagi
anak-anak. Dengan program kerja kelompok KKN SECURAH yang juga
menilik pada program kebersihan, menurut saya akan lebih bagus lagi

128 | Kelompok KKN SECURAH 2016


apabila dikembangkan. Sehingga dapat memberikan manfaat yang sangat
luar biasa. Dampaknya tidak hanya kepada masyarakat melainkan juga
pada alam sekitar. Sehingga manfaat yang timbul tidak hanya bagi warga
sekitar lingkungan saja.
Juga yang ingin saya lakukan adalah meningkatkan mutu pendidikan.
Kebanyakan pemuda banyak sekali yang melangsungkan nikah muda.
Memang tidak terlalu berdampak banyak namun setidaknya dapat
menumbuhkan bibit-bibit kembang tumbuhnya mutu pendidikan yang
baik. Saya melihat banyak sekali anak-anak yang memiliki keinginan
belajar yang kuat. Maka untuk memfasilitasi hal tersebut alangkah baiknya
agar dapat dibuka kelompok-kelompok kecil untuk belajar. Dari sana,
setiap orang yang berminat akan tertarik untuk bergabung. Kelompok
belajar ini pun juga harus berkelanjutan agar tidak terputus dan dapat terus
mengembangkan mutu pendidikan di kampung tersebut.
Cerita dari KKN tidak akan pernah selesai untuk diceritakan.
Kenangan-kenangan baik serta suka dan duka telah saya rasakan bersama
teman-teman. Saat kami berpamitan kepada seluruh warga, termasuk
kepada pengurus pesantren dan madrasah, mereka mendoakan kami agar
sukses dalam segala urusan, khususnya dalam menuntut ilmu di bangku
perkuliahan. Ada rasa berat hati ketika meninggalkan kampung yang sudah
saya tinggali selama sebulan. Saat itu saya merasa sedang betah-betahnya di
kampung. Namun waktu yang sudah ditentukan memaksa kami untuk
kembali karena masih ada urusan yang harus dilanjutkan. Saya berharap
apa yang sudah saya dan kawan-kawan lakukan bermanfaat bagi
masyarakat, walaupun tidak dirasakan seluruh warga tapi setidaknya
dapat menumbuhkan bibit-bibit kesuksesan di daerah tersebut. Sekian apa
yang dapat saya sampaikan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata tahun 2016.
Semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pembacanya. Aamiin ya
Rabbal 'aalamiin.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 129


10
CERITA TENTANG KULIAH KERJA NYATA
M. Maftuh Rahmat

Mengabdi
Pengabdian artinya adalah hal mengabdi atau mengabdikan. Seorang
warga negara yang mengabdi kepada negaranya biasanya memiliki
pedoman hidup. Pedoman tersebut adalah berjuang bagi negara tanpa
mengharapkan imbalan apa-apa. Dan pengabdian bukan perbudakan, sebab
perbudakan selalu disertai dengan paksaan dan ketakutan yang akhirnya
menimbulkan pemberontakan. Maka saya sebagai mahasiswa yang
disiapkan untuk generasi yang akan datang, perlu mempersiapkan untuk
membangun jiwa sosial, jiwa berbakti, dan jiwa mandiri dalam kepribadian
generasi saat ini. Tujuan dari pengabdian ini adalah demi membangun masa
depan yang sukses dan baik tanpa mengotori perjuangan itu dengan jalan
yang kotor, dan ikut serta dalam membangun masyarakat untuk kemajuan
setiap daerah di Indonesia, hingga mempunyai individu yang berkualitas.
Menciptakan masyarakat yang siap mempertahankan dan memajukan
tanah air Indonesia. Tanpa ilmu dalam diri setiap masyarakat, akan sulit
untuk mempertahankan dan memajukan tanah air Indonesia. Tugas saya
dan para mahasiswa yang lain adalah ikut andil dalam membangun
masyarakat yang mandiri, mempunyai akhlak mulia, intelektual, dan cinta
tanah air. Maka, persiapan itu bukan hanya saja duduk di kursi kuliah dan
membaca buku, tapi saya perlu terjun dan membaktikan diri langsung ke
dalam masyarakat dan lingkungan sosial.
Pada tahun ini, saya mempunyai kesempatan untuk membaktikan
diri bersama masyarakat di daerah. Pada kesempatan dan momen ini, saya
memiliki kesempatan untuk belajar dan memahami karakter yang tertanam
di dalam tradisi masyarakat yang sebenarnya, yang mana setiap masyarakat
dan daerah pasti akan mampunyai tradisi yang berbeda pula. Perbedaan itu
akan menjadi suatu pelajaran untuk bagi saya dalam membangun
masyarakat dan daerah dengan lebih baik. Setidaknya saya dapat
membantu dalam pemahaman bidang agama, membantu dalam bidang
ekonomi, meningkatkan infrastruktur masyarakat. Karena banyak
perbedaan yang menjadi suatu kecemburuan sosial dalam masyarakat
daerah dan masyarakat kota. Masyarakat kota yang mana dimanjakan
dengan kebutuhan yang serba mudah, berbeda dengan masyarakat daerah

130 | Kelompok KKN SECURAH 2016


yang bertolak belakang dengan kehidupan masyarakat kota. Di mana saya
saat ini merasakan dan menjalankan keseharian saya di daerah kota, sangat
jauh perbedaannya. Setiap orang menginginkan suatu perubahan yang lebih
baik. Beban moral yang ada dalam pundak pribadi saya selaku mahasiswa
yang diajarkan berbagai ilmu salah satunya untuk mengabdi pada
masyarakat.
Pada semester ini saya dan teman-teman mendapatkan kesempatan
untuk bertugas dan mengabdikan diri pada masyarakat, yang dinamakan
KKN (Kuliah Kerja Nyata). Sebelum mulainya kegiatan KKN saya berpikir
KKN sebagai ajang mengabdi kepada masyarakat. Saat pembekalan KKN
saya ingat sebuah kalimat yang disampaikan saat pembekalan KKN yaitu,
“Kita sebagai mahasiswa jiwa kita tidak hanya melangit tapi juga harus
membumi,” kalimat tersebut mendeskripsikan bahwa kita tidak hanya
pintar duduk di bangku kuliah, tidak hanya dicetak menjadi orang yang
besar, tapi kita juga harus terjun ke masyarakat dan mengabdi untuk
masyarakat. Itulah kata kata yang masih terpatri dalam ingatan saya yang
membuat saya terpacu untuk menjadi manusia yang berguna dan
bermanfaat bagi seluruh masyarakat, terlebih khususnya kepada kedua
orang tua kita. Jadi saya berpikir bahwa besar harapan kampus
mengirimkan kita untuk dapat memajukan masyarakat di daerah-daerah
yang ditentukan tersebut. Saya sebagai mahasiswa dari Fakultas
Ushuluddin dengan Jurusan Tafsir Hadis, yang mana saya diajarakan
banyak hal tentang problem yang sering terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat.

KKN dan Teman-teman Baru


Sistem yang dilakukan oleh kampus dalam membentuk suatu
kelompok untuk mengabdi pada masyarakat sangatlah menantang. Di
mana saya disatukan dengan mahasiswa yang tidak pernah ketemu apalagi
kenal. Dari situ menjadi tantangan bagi saya untuk bersosialisasi dan
membangun kerja sama dalam melaksanakan tugas kampus yaitu mengabdi
kepada masyarakat. Dari awal saya mendapatkan pelajaran bahwa setiap
manusia harus saling menghargai dan menjalin komunikasi dengan baik
sesama teman kelompok, karena komunikasi adalah kunci untuk suksesnya
menjalankan suatu acara yang terorganisasi dengan baik dan sukses.
Setelah saya bertemu kelompok KKN, pertama kali saya dan teman-
teman kelompok berkenalan dan membuat suatu panitia pelaksanan.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 131


Setelah itu saya dan teman-teman sering mengadakan rapat mingguan
setiap hari Selasa yang bertepatan di belakang landmark UIN. Dari hasil
rapat mingguan, kami rencanakan program dan kegiatan yang akan
direalisasikan saat KKN, nama kelompok, dan sebagainya. Sebenarnya, dari
hasil kumpul mingguan itu, saya rasakan kami tidak hanya sekadar rapat
untuk merumuskan apa saja keperluan dan rencana Kuliah Kerja Nyata kita
nanti, tetapi juga sebagai ajang pengenalan diri dan memahami berbagai
karakter teman kelompok sebelum melaksanakan KKN. Sebelum
dipertemukan dengan teman-teman kelompok KKN, saya bertekad untuk
tidak menutup diri dan aktif dalam kelompok. Momen KKN ini menjadi
pembelajaran kita untuk mandiri dan memahami sebuah kerja sama dengan
baik. Kemudian meninggalkan kebiasan dalam kehidupan yang ada dalam
tradisi anak muda yang sering disalahgunakan, seperti bermain atau
nongkrong. KKN ini akan memberikan pelajaran bagaimana kita bisa disiplin
waktu, disiplin berpola hidup, dan disiplin dengan apa yang sudah
direncanakan untuk kegiatan pada KKN. Kita akan belajar bagaimana
kerjasama bersama teman dengan baik, dan belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, dan belajar berinteraksi dengan baik, dan
belajar bekerja dengan cara tim atau kelompok.
Saya merasa sangat bersyukur mendapatkan kelompok KKN yang
sangat solid dan saling pengertian satu sama lain. Dalam KKN ini, saya
tidak hanya belajar bagaimana membangun sebuah kampung untuk lebih
maju dan lebih baik lagi, tetapi juga saya belajar tentang bagaimana
memanajemen diri sendiri dan itu adalah hal terpenting yang saya rasakan
secara tidak langsung. Dalam KKN, kami dipertemukan dan disatukan
dengan orang-orang yang awalnya tidak kami kenal sama sekali, karena
KKN kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami yang
dipertemukan dari lintas jurusan dengan karakter yang berbeda-beda. Saya
sering kali merasakan adanya sikap dan pikiran yang bertentangan antara
kubu putra dan putri di kelompok 067. Saya rasa pertentangan antara kami
itu maklum karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda dan
ideologi yang berbeda. Di sana saya akan belajar utnuk menerima dan
mengalah di saat berlarut dalam pertentangn itu. Karena hanya dengan
merendah hati dan mengalah akan selesai pertentang antara kami. Kejadian
itu juga akan semakin menjadikan lebih dewasanya pemikiran kita maka
konflik itu lama-lama meredam juga. Karena kita sadar bahwa kita satu tim
maka akan tidak enak kalau terjadi rasa saling menjatuhkan dan mau

132 | Kelompok KKN SECURAH 2016


menang sendiri. Selama menjalankan KKN, saya merasa dipertemukan
dengan teman-teman yang baik, mereka yang suka bercanda, dan tidak
terlalu kaku apalagi monoton. Awal pertemuan saya pun sudah bisa
melihat karakter masing-masing karena mereka juga tidak menutup diri
dan tidak menjaga image.
Kelompok KKN saya terdiri dari sebelas orang, 5 putri dan 6 putra.
Kami memilih Ilham Edlian teman kami dari Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora sebagai Ketua Kelompok
KKN kami. Dari kebersamaan kita selama sebulan, saya makin mengenal
dan membaur dengan karakter masing-masing teman kelompok saya.
Kebiasaan kami di pagi hari yaitu melakukan piket yang sudah dijadwalkan
oleh ketua untuk membersihkan rumah, membeli bahan untuk dimasak
dan mempersiapkan diri untuk mengabdi pada sekolah yang berada di
daerah tampat KKN kami. Selain itu, kami memiliki kebiasan yang lainnya
yaitu membeli dan menyantap kue Mama Topan yang tidak pernah absen
mendatangi rumah yang ditempati kami.
Kami dibagi dalam 2 kelompok piket untuk mengabdi dan mengajar
ke sekolah yang ada di daerah yang kami tempati. Kemudian kami dibagi
menjadi tiga kelompok piket, kebetulan saya mendapatkan teman piket
yang mempunyai karakter yang berbeda, yang terdiri dari 2 putra dan 1
putri. Satu hal yang saya akan ingat dengan kejadian yang amat menjadi
pelajaran bagi saya sendiri, yaitu di saat teman perempuan yang satu ini, ia
beranggapan buruk terhadap saya di saat ia tau bahwa ia sekelompok
dengan saya. Ia beranggapan saya itu tidak bisa kerja untuk mengerjakan
selayaknya pekerjaan piket yang sudah diberikan tugas dan kelompok. Di
sana saya mengambil pelajaran bahwa tidak baik memandang dan menilai
seseorang itu hanya dari penampilan luarnya saja, tapi belajarlah menilai
seseorang dengan bijaksana dan rendah hati, lihatlah dari semua sisi, bukan
hanya melihat dari satu sisi saja. Karena apabila kita menilai seseorang
hanya dengan satu sisi, kemudian diungkapkan dengan yang bersangkutan,
itu akan menimbulkan rasa kecewa, sakit dan tidak objektif di saat
penilaiannya itu. Berbeda dengan apa yang realitas dan dilakukan oleh
orang yang menilai dan yang dinilai itu berbeda dengan yang dinilai.
Pengalaman seru saat KKN adalah ketika ngerjain Ketua Kelompok
kami Ilham, yang saat itu sedang berulang tahun. Saat itu, saya, Ibtisamah,
dan Evi, sedang main ke rumah Mamah Yeyeh, salah satu warga kampung
di sana yang sudah kami anggap seperti ibu sendiri. Kebetulan ulang tahun

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 133


anaknya sehari setelah ulang tahun Ilham. Lalu saya, Ibtisamah, Evi, dan
Mamah Yeyeh membuat rencana untuk mengerjai mereka berdua. Saya,
Ibtisamah dan Evi ditugaskan untuk mengamankan telepon gengam Ilham,
karena kami berniat akan menyeburkannya ke kolam ikan. Kami
mengamankan telepon genggamnya secara diam-diam tanpa diketahui oleh
Ilham, dan ia mengira bahwa telepon genggamnya hilang. Pada malam hari
itu, kami bersama Mamah Yeyeh, teman-teman KKN, dan para pemuda
Kampung Kalongdagul, mengadakan makan bersama beralaskan daun
pisang atau yang biasa disebut oleh warga sana dengan sebutan ngeliwet.
Selesai ngeliwet, kami kumpul dan ngobrol-ngobrol bersama, dan saat itulah
kami ngerjain kedua orang yang sedang berulang tahun tersebut dengan
diceplokin telur dan kami siram dengan air kolam. Niat kami yang hanya
ingin membuat kejutan untuk yang berulang tahun, tapi akhirnya kami kena
semua imbasnya, tapi itu menjadi hal yang seru dan kenangan juga bagi
kami dan warga. Tiga hari setelah memberi kejutan pada Ketua Kelompok
kami Ilham, Evi mempunyai ide untuk memberikan kado Ilham tapi isinya
berupa telepon genggamnya yang saya amankan sebelumnya. Pada saat itu,
saya dan teman-taman memberikannya di saat kami evaluasi dan briefing
untuk kegiatan esok hari.
Cerita yang paling berkesan bagi saya selanjutnya adalah saat
mendirikan pohon pinang untuk lomba panjat pinang. Saya dan teman laki-
laki, dibantu oleh pemuda kampung untuk mendirikan pohon pinang
tersebut. Betapa berartinya kerja sama yang kami bangun demi
memperingati 17 Agustus. Tanpa ada kesenjangan antara mahasiswa
dengan pemuda, saya merasakan seperti berada di dalam lingkungan
keluarga yang dijaga dan dirawat dengan harmonis, saling melangkapi, dan
saling peduli sesama masyarakat. Saya sebagai pendatang merasakan sudah
dianggap keluarga oleh masyarakat setempat. Hingga saya dekat dengan
seorang warga ibu rumah tangga yang setiap jam makan saya dipanggil dan
disuruh makan di rumahnya, hampir setiap hari saya dipanggil, dan ketika
hari terakhir perlombaan 17 Agustus di Kampung Kalongdagul. Ketika
perlombaan hampir usai, tiba-tiba saya dan teman-teman disiram lumpur
bersama anak-anak dan pemuda-pemudi kampung. Lalu saya dan teman-
teman berfoto-foto dengan badan yang kotor dan wajah yang cemong.
Setelah itu, kami membersihkan diri bersama di kali besar bersama anak-
anak. Itu adalah pengalaman pertama mandi di kali karena sebelumnya

134 | Kelompok KKN SECURAH 2016


walaupun pernah ke kali besar, kami hanya berfoto saja. Itu merupakan hal
yang seru dan tidak akan terlupakan.

Kalongdagul dan Pengalaman Baru


Kami ditempatkan di Desa Kalongsawah, Kampung Kalongdagul,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Di desa yang saya tempati mayoritas
bermata pencaharian sebagai tukang roti dan sopir taksi. Awal saya
menginjakan kaki di Kampung Kalongdagul tersebut, dapat dilihat bahwa
sebenarnya penghasilan mereka tidaklah banyak atau mungkin termasuk
tingkat ekonominya rendah. Namun, yang saya perhatikan kenapa mereka
terlihat seperti tidak ada beban dalam hidupnya. Lalu saya mengobservasi
dan mengambil kesimpulan mungkin salah satunya karena mereka adalah
orang-orang yang tidak mementingkan kemewahan di dunia. Bisa dilihat
juga karena keaktifan kampung ini dalam kegiatan pengajian. Mereka
sebagian besar merupakan muslim yang taat. Kegiatan pengajian sangat
sering dilakukan di sana, bahkan setiap hari ada pengajian pagi dan sore.
Saya dan teman-teman rutin ikut pengajian walaupun hanya seminggu
sekali. Pengajian yang kami suka yaitu manaqiban dan marhabanan. Biasanya
setiap malam Jumat, kami pergi ke pondok pesantren yang ada di kampung
untuk ikut kegiatan manaqib dan marhabanan tersebut. Di samping kami
senang shalawatannya, kami juga menunggu-nunggu makanan sesudahnya.

Menjadi Bagian dari Kalongdagul


Jika saya tinggal di Kampung Kalongdagul, saya akan melakukan
langkah-langkah untuk memperbaiki mental warga tentang pentingnya
menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan, maka seluruh warga
dapat hidup sehat dan dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Saya
rasa warga di Kampung Kalongdagul ini sudah hampir maju, mereka
banyak yang berpendidikan tinggi, tidak buta huruf, dan tidak buta
teknologi. Hanya saja pengelolaan sampah di sana masih sangat kurang
disiplin. Masyarakat di sana sering membuang sampah rumah tangga ke
kali. Hal itu menyebabkan kali menjadi tercemar dan kotor oleh sampah-
sampah tersebut. Apalagi tidak sedikit warga di sana menggunakan kali
untuk kegiatan bersih-bersih, seperti mencuci baju, piring, dan mandi. Dari
sana, kami berinisiatif untuk membangun kamar mandi dan pusat buang
tempat sampah. Kemudian kami berkoordinasi dengan pemerintah
setempat, dan akhirnya kami mendapatkan tempat untuk membangun

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 135


MCK dan TPS. Setelah itu, kami meminta tolong untuk diantar mencari
tukang untuk membangun kamar mandi dan tempat sampah. Setelah
menemukannya, kami membeli bahan yang dibutuhkan dengan meminta
tolong diantar oleh ketua pemuda. Ketika proses pembuatan saya dan
teman-teman membantu dalam proses dalam pembuatan itu. Satu hal yang
menjadi pelajaran bagi saya yaitu, pertama kali mengaduk semen dan pasir,
namun akhirnya menurut bapak tukangnya adukan itu terlalu encer.
Setelah itu, saya diminta tolong untuk menyemen pembatas yang rusak.
Saya mencoba dengan cara yang sering dipraktikkan oleh tukang. Dan
hasilnya menurut saya cukup baik dan ada beberapa yang bilang kalau
hasilnya bagus. Saya sangat senang karena itu pertama kalinya saya
mencoba dan hasilnya cukup memuaskan.
Di kampung tempat saya KKN, ada sebuah sungai besar yang jernih
dan deras aliran airnya. Sehingga anak-anak dan warga di sana, sering kali
memilih untuk mandi di kali besar walaupun sebenarnya di rumah mereka
juga terdapat kamar mandi dan air yang mencukupi. Anak-anak di sana
juga sangat berbaur bebas dengan alam dan lingkungannya, mereka juga
tidak rewel dan tidak cengeng. Pernah satu ketika saat hendak ke kali saya
melihat anak kecil usia 4 tahun yang terperosok ke tanah, karena pada saat
itu jalanan sangat licin setelah hujan, namun apa yang saya dapatkan malah
ia tidak menangis melainkan melanjutkan bermain lagi dengan teman-
temannya dan bermain kejar-kejaran lagi. Sungguh kehidupan di kampung
ini membuat jiwa seorang anak itu menjadi kuat dan tidak cengeng. Anak-
anak di Kampung Kalongdagul juga sangat pintar dan kreatif sekali.
Mereka bisa membuat mainan seadanya sendiri. Memang bukan mainan
yang canggih, tetapi setidaknya hal itu bisa membuat mereka bahagia.
Mereka juga merupakan anak-anak yang aktif. Dalam sehari mereka
beraktivitas dengan tiada lelahnya sepanjang hari. Dimulai dari pagi hari
mereka bersekolah, siang hari mereka bermain hingga sore hari, kemudian
setelah Magrib sampai Isya mereka mengikuti pengajian dengan ustaz atau
kyai yang banyak tersebar di Kampung Kalongdagul.
Masyarakat di sana tergolong sangat ramah dan bersahabat. Mereka
termasuk orang yang sangat menerima kedatangan orang baru di
lingkunganya, sehingga tidak sulit bagi kami untuk berbaur dan mengenal
lebih dekat dengan warga. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai
tukang roti dan penjual-penjual makanan. Sudah menjadi rutinitas kami
setiap pagi untuk membeli kue kering sebagai camilan di pagi hari. Mama

136 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Topan adalah penjual roti yang tidak pernah absen membangunkan kami
setiap pagi untuk membeli kuenya. Kalau sudah begitu, langsunglah kami
keluar untuk membeli sekadar pengganjal perut di pagi hari. Ada kisah
unik di balik ramahnya penduduk Kampung Kalongdagul, saat pertama
kami menjajakan kaki di sana, kami dibuat terheran-heran dengan salah
satu jajanan di sana yaitu lutut ayam goreng. Makanan itu adalah semacam
tulang ayam yang dibalut dengan terigu. Saya dan teman-teman pada
awalnya mengira bahwa lutut goreng itu sama halnya seperti paha ayam
goreng, namun saat kami mencoba ternyata tidak ada dagingnya sama
sekali jadi hanya paha ayam yang dibalut dengan terigu. Sontak kami
terheran karena berbeda dengan ekspektasi kami sebelumnya. Tidak ada
bedanya dengan di tempat kami tinggal, di sana juga ada yang berjualan
gorengan. Tapi gorengan di sana ada yang unik yaitu tempe goreng, yang
biasanya di tempat rumah kami tempe goreng dipotong tipis dan melebar
lalu dicelupkan ke dalam terigu, namun di sana berbeda, tempe goreng di
tempat kami KKN tempenya diiris seukuran kurang lebih 3 sampai 4 cm,
namun terigunya selebar loyang. Entahlah, mungkin itu memang siasat
mereka dengan menerapkan sebuah hukum ekonomi, “Pemasukan sebesar-
besarnya dan pengeluaran sekecil-kecilnya.”

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 137


11
DI BALIK KALONGDAGUL TERSAYANG
Kholid Suryadi Ahmad

Pandangan Pertama
Kembali mengingat di mana kita semua dipertemukan di gedung yang
saya harapkan dapat menggunakan toga di penghujung dunia
perkuliahanku ini yaitu Auditorium Harun Nasution. Sebelas orang dari
latar belakang fakultas dan jurusan yang berbeda diharuskan menjadi
keluarga kecil yang kompak dan solid dalam menjalankan KKN (Kuliah
Kerja Nyata) di Desa Kalongsawah. Sebelum keberangkatan, kami
berinisiatif untuk berjualan sebagai dana usaha agar dapat modal awal
untuk keperluan KKN. Di samping danus, kami juga sering mengadakan
rapat pra-keberangkatan di hari-hari tertentu yang disepakati melalui grup
sosial media WhatsApp. Kami mendapatkan tempat KKN di Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Desa ini mempunyai tiga dusun, yaitu dusun I, II, dan III. Tepatnya
kelompok saya di dusun 2 yang mencakup dua kampung, yaitu
Kalongdagul dan Garisul.
Berawal dari survei di bulan Ramadan kemarin, saya dan beberapa
teman-teman melakukan survei untuk mengetahui lokasi tempat yang akan
kita tinggali selama sebulan nanti. Awal perjumpaan dengan warga di sana
kami merasa senang karena respons positif yang sangat kami apresiasi dan
sangat kami rasakan dari warga setempat. Namun kami sempat pesimis
karena tidak ada rumah yang bisa kami konfirmasi untuk disewa selama
KKN berlangsung nanti. Tepat pukul 13.15 WIB, di mana kita semua
bersiap-siap untuk kembali ke Ciputat dengan wajah lesu dan kecewa
tidak mendapatkan kontrakan, tak lama ingin beranjak pulang ada warga
yang memanggil kami yaitu Bang Anwar yang pada saat itu juga langsung
menunjukkan rumah yang bisa dikontrakkan dan alhamdulillah rumah itu
sangat pas untuk jumlah kita yaitu 11 orang. Bang Anwar adalah warga asli
Kampung Kalongdagul yang bekerja di Kantor Desa Kalongsawah. Ibu dan
Bapak pemilik kontrakannya pun sangat bersahabat. Bapak Supiatna sang
pemilik rumah, sangat banyak pengalamannya. Beliau adalah pensiunan
pekerja alat berat 5 tahun lalu, beliau juga sempat membangun gedung di
Pondok Pinang, membangun rumah di Lebak Bulus, bekerja di PT. Freeport
Papua, sampai pernah menggali kilang minyak di kota Baghdad Irak.

138 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Setelah ia pensiun 5 tahun lalu, beliau kegiatannya selama kita KKN rajin
berkebun di halaman rumah seperti menanam pohon cabe, singkong,
pepaya, jagung, kacang, dan lain-lain. Dari mulai pagi sampai sore
menjelang magrib baru berhenti berkebun Ketika malam hari, kegiatannya
ia dilanjutkan dengan duduk sambil ngobrol santai bersama segelas kopi
sampai larut malam. Sedangkan Ibu kontrakan hanya sebagai ibu rumah
tangga yang terkadang jualan roti dan makanan lainnya di depan jalan
utama kampung tersebut. Di hari pertama ketika kita sampai di
kontarakan, tak lupa kita soan ke tokoh masyarakat seperti Ketua Pemuda
(Abah Aja), kyai dari beberapa pesantren, Ketua RT dan RW, serta warga
lainnya. Sampai pada hari ke 3 kita mengadakan pembukaan KKN Desa
Kalongsawah di kantor desa dengan 2 kelompok lainnya yang berlokasi di
dusun I dan III.

Kalongsawahku Sayang
Setelah pembukaan KKN, tidak lama kemudian kita langsung juga
soan ke beberapa sekolah, yaitu SDN 01 Kalongsawah, SDN 03
Kalongsawah, PAUD, dan beberapa pesantren untuk meminta izin ingin
berkontribusi di sana. Sekadar informasi, di dusun kami tidak terdapat
SMP apalagi SMA. Lalu di minggu kedua, kita semua mulai ikut mengajar
di berbagai instansi pendidikan tersebut yang dibagi dua orang setiap
instansinya. Rutinitas ini berjalan sampai di mana mendekati hari kita
selesai KKN. Saya mempunyai Ketua Ilham Edlian yang sangat bersahabat
dan setidaknya mampu menyelesaikan permasalahan yang muncul selama
KKN berlangsung, walau kadang suka enggak jelas. Saya juga punya
sekretaris yang baik, cantik, dan teliti, walau kadang sering kumat yang
memang sudah bawaan dari lahir. Saya juga punya bendahara terpelit di
Desa Kalongsawah yang piawai untuk memegang uang bersama. Walaupun
pelit tapi tujuannya tidak lain untuk mengatur keuangan kita selama di
sana agar tercukupi. Dan saya sendiri ditugaskan sebagai hubungan
masyarakat dengan Fauzi yang mudah berbaur dengan warga di sana. Suka
dan duka bermunculan, namun kami bersyukur setiap individu bisa
menurunkan ego masing-masing untuk satu keputusan yang maslahat.
Setiap, harinya kami makan bersama, dengan tugas absen yang mulai
dibentuk minggu kedua karena di minggu awal selalu perempuan yang
masak. Akhirnya dibentuk absen piket merangkap masak dan cuci piring.
Kami baru makan ayam pada minggu ketiga di kontrakan, sebelumnya
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 139
kami makan dengan menu tempe, tahu, teri, dan sayur-mayur saja. Tapi
alhamdulillah dengan menu apapun kami masih bisa makan setiap hari.
Saya sangat merasakan kedekatan emosional yang begitu akrab, dari
mulai warga sampai situasi kampungnya. Sampai merasa kampung ini
adalah kampung halaman sendiri, walaupun sebenarnya adalah kampung
orang. Setiap harinya aktivitas menjadi mudah karena sudah banyaknya
kenalan di mana-mana. Alhamdulillah kelompok kami mendapatkan rumah
yang begitu mencukupi dari mulai luasnya, airnya, dan makanannya. Setiap
paginya kami tidak perlu pusing-pusing untuk membuat sarapan karena
ketika kami bangun tidur sudah ada sarapan roti, nasi uduk, dan lain-
lainnya. Kebetulannya warga di Kampung Kalongdagul ini kebanyakan
profesinya adalah tukang roti dan sopir taksi. Akhirnya saya pun
menemukan jawaban pekerja roti yang kita kenal bermerek Lauw dengan
gerobaknya yang berkeliaran di JABODETABEK. Mayoritas dari mereka
adalah penjual yang berasal kampung ini. Tidak menutup kemungkinan
sebenarnya dalam hati kecil ingin sekali mencoba memajukan produksi roti
ini sampai pada tingkat yang lebih baik.
Melihat secara garis besar, warga di Kampung Kalongdagul ini
mayoritas ekonominya menengah ke bawah. Susahnya warga untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosial sangat terasa, di mana ada momen kita
berinisiatif setidaknya untuk mencoba meminta sumbangan serumah 2 ribu
rupiah saja susahnya bukan main. Padahal uang yang terkumpul tujuannya
untuk memeriahkan acara kegiatan bersama yaitu peringatan 17 Agustus.
Wajar dan tidak heran kenapa sampai sesusah itu meminta bantuan
seikhlasnya untuk memeriahkan 17-an karena memang kondisi yang terlihat
masih banyak yang bingung untuk berpenghasilan lebih.
Di minggu ketiga kita mulai membangun fasilitas mandi, cuci, dan
kakus atau toilet umum yang berada di RT 04, tepatnya di tempat
persediaan air bersih. Kami juga menyumbang setidaknya meringankan
pengelolaan penerangan jalan antara Kampung Kalongdagul dan Garisul
karena masih sangat gelap ketika malam hari. Setiap pagi, kita selalu
berkumpul di satu titik yaitu tempat di mana MCK sedang dibangun.
Tidak jauh dari MCK tersebut, kami juga membangun tempat pembuangan
sampah sementara yang setidaknya awal dari pada solusi pembuangan
sampah di kampung tersebut. Warga pun antusias merespons
pembangunan tersebut. Walau tidak seberapa bentuknya, namun saya
yakin betul akan ada manfaatnya.

140 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Pada tanggal 15 Agustus 2016 kami mulai bersiap-siap untuk
memeriahkan 17-an dengan mempersembahkan berbagai lomba di
dalamnya. Namun ada cerita yang sangat menarik yaitu ketika kami
menebang pohon pinang dan juga pohon bambu. Ini adalah pengalaman
pertama saya memotong pohon bambu milik warga di sana. Momen yang
tak terlupakan yaitu ketika penebangan pohon pinang yang tingginya
sekitar 11 meter jatuh ke perairan kali dengan suara yang sangat keras. Ini
pun pengalaman pertama saya, dan saya baru tahu ternyata pohon pinang
beratnya bukan main. Dengan tenaga yang pas-pasan kami berenam
menggeser pohon tersebut dengan aba-aba yang dipimpin oleh Bang Ardi
(Pemuda yang selalu menemani aktivitas kami). Dengan aba-aba dari Bang
Ardi, “Satu, dua, tiga!” pohon pinangnya pun hanya tergeser sedikit, mugkin
hanya 15 cm setiap pergeseran. Tidak kunjung usai dengan pohon pinang
ini, akhirnya kami pun beristirahat untuk meminum secangkir teh juga
gorengan ala kadarnya. Setelah istirahat, kami pun melanjutkan
pengangkatan pohon pinang ini sampai ke atas weslik (tempat pusat air
bersih). Di weslik ini, kami mulai memarut dan mengamplas batang pohon
pinangini sampai benar-benar halus dan tidak berbahaya ketika dipasang
nanti. Adapun pengalaman yang banyak saya dapatkan dan itu pertama kali
seumur hidup saya, yaitu mencabut pohon singkong milik Bapak Supiatna.
Terdapat rasa kebahagiaan tersendiri ketika sukses mencabut pohon
singkong tersebut. Kami juga tak lupa menikmati air kelapa asli karena
buah tersebut nganggur di atas pohon sana, kami pun menikmati air kelapa
tersebut beramai-ramai. Dalam setiap kegiatan kami, anak-anak SD dan
SMP Kampung Kalongdagul ini tak pernah absen menemani keseruan yang
kita lewati. Mereka pun sangat senang dengan kehadiran kami di sana.

Teman-temanku Sayang
Saya mempunyai teman di kelompok saya dengan berbagai macam
kepribadian yang unik, lucu, ngeselin, garing pake banget, serius, tegas, ngeyel,
bengal, enggak peka, itung-itungan, dan sebagainya. Namun semua itu masih
sifat manusiawi semua. Pertama Ilham Edlian sebagai Ketua Kelompok
KKN kami dari Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI), ia sangat
cerewet, hiperaktif, dan responsif. Ia sangat bersahabat untuk mencoba
mengerti keluhan dari setiap anggota kelompok yang dipimpinnya. Kedua
adalah Adila Oktania sebagai sekretaris kelompok KKN kami dari Jurusan
Bahasa dan Sastra Inggris, cukup aktif di pra-keberangkatan dan ia baik
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 141
tapi ngeselin. Terkadang ada hal-hal konyol yang ia buat dan itu di luar
logika saya. Ia juga berisiknya enggak ketulungan, cerewet, enggak tau tempat
kalo berisik, tapi tetap sebenarnya ia adalah orang yang baik. Ketiga adalah
Evi Wulandari sebagai bendahara kami dari Jurusan Manajemen yang
cantik, songong, pelit, baik, pengertian, dan panikan. Ia seperti emak-emak
yang memiliki 10 orang anak dan harus mengeluarkan banyak uang untuk
mengisi perut anak-anaknya yang kelaparan. Keempat adalah Putri Suci
Dwi Hita, dari Jurusan Sistem Informasi yang pendiam, rumasa, pengertian,
klemar-klemer, sering memberi solusi, baik, dan enggak suka mubazir. Kelima
adalah Ibtisamah atau biasa dipanggil Ama dari Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, ia cerewet banget, berisik banget, stalker banget, sering
memberi solusi, baik, pengertian, ketawa mulu, dan ia sempat jadi kembang
desa yang ditaksir oleh Bapak Jatnika, Ketua RT paling muda di Kampung
Kalongdagul. Keenam adalah Irma Shabrina dari Jurusan Hukum Keluarga,
pertama kali dilihat ia sangat pendiam, tapi lama-kelamaan ternyata ia
berisik bukan main, cerewet, asal berbicara, baik, suka memunculkan opsi
yang sudah menjadi opsi, tidak mau repot, dan ia memiliki koper yang
paling besar di antara yang lain, sepertinya isi satu lemari dibawa semua
kayak mau pindah kos. Ketujuh adalah Ahmad Ari Pratama dari Jurusan
Manajemen, ia sangat baik, badannya kecil namun makannya paling
banyak, pandangannya bikin cewe-cewe kampung meleleh, kurang
pengertian, tidak mau repot, pengennya instan, ngeselin, manis, sering
menghibur dengan caranya berbicara, dan sering menjadi bahan candaan
satu kampung dari mulai pemuda sampai ibu-ibu.
Kedelapan adalah M. Maftuh Rahmat dari Jurusan Tafsir Hadis, ia
baik, pengertian, rumasa, aktif, cukup dekat dengan warga kampung karena
bahasa Sundanya, dan ternyata ia memiliki saudara di Kampung
Kalongdagul. Ia juga sering memberikan solusi, sering memberikan banyak
opsi, ganteng, ditaksir banyak gadis-gadis Kalongdagul, bersahabat dengan
alam karena ia adalah anak Pramuka, bukan hanya anak Pramuka tapi ia
juga adalah senior Pramuka di kampus. Kesembilan adalah Adam Levine,
maaf, maksud saya, Adam Suhada dari Jurusan Agribisnis. Ia sangat
bersahabat, cukup tegas, sering memberikan solusi, terlihat dewasa,
pengertian, vokal, suaranya ngeri ngebass bukan main, dan ia sangat pandai
berdialektika. Kebetulan ia memiliki ayah yang asli orang Jasinga, sehingga
ia sedikit banyak tahu daerah Jasinga. Kesepuluh adalah Fauzi dari Jurusan

142 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Perbandingan Mazhab dan Hukum, ia asli Betawi, santri sampai mati, kalau
ngomong mencla-mencle, ia juga serius, tetapi kadang bercanda. Ia juga pintar
berhubungan sosial, pengertian, mudah berkenalan dengan orang baru,
baik, sering memberikan solusi, dan kebetulan ia bersama saya berada di
Divisi Hubungan Masyarakat.
Selama 30 hari di sana, kami tidak hanya berdiam di satu desa, namun
kita juga sempat mampir ke tempat teman-teman KKN UIN juga di
berbagai desa seperti Desa Curug arah Cipanas, Desa Neglasari, Desa
Cikopomayak, Desa Parung Sapi, Desa Jasinga, dan Desa Pangrangu. Ketika
saya membandingkan tempat teman-teman kolompok lain dengan lokasi di
mana saya tinggal sangatlah berbeda, saya bersyukur dengan tempat tinggal
kami yang sangat nyaman, dikelilingi sawah, dan dekat dengan kali besar.
Di hari lomba 17-an menjelang sore hujan deras pun tiba sampai kita
berkotor-kotor seperti mencoba bersahabat dengan alam dan tanah. Setelah
itu, kami bareng-bareng mandi di Sungai Cidurian. Anak-anak kecil di sana
tak pernah lelah mengajak kita untuk bermain dan bermain. Sampai ada
yang bernama Faishol dengan kulit hitamnya, menantang saya untuk
lompat salto ke arah kali besar dari ketinggian sekitar 5 sampai 7 meter.
Saya melihat mereka semua sangat senang bisa bermain lompat di kali
besar ini bersama-sama. Akhirnya saya membulatkan tekad untuk mencoba
melompat salto ke arah kali besar seperti anak-anak kecil itu. Akhirnya
saya merasa lega karena bisa lompat salto dengan bebas seperti mereka, dan
rasanya puas bukan main. Anak-anak Kampung Kalongdagul ini cukup
sederhana untuk mendapatkan kebahagiaan, cukup dengan bola saja
mereka berbondong-bondong berlarian untuk bermain bola di sawah milik
Bang Ardi. Kami pun tak bosan melihat mereka bermain bola yang tak
kenal hujan dan tak kenal lelah. Kebetulan juga lapangan sawah yang
mereka pakai untuk bermain bola letaknya persis di depan kontrakan kami.
Bang Ardi juga sebagai pemuda di Kampung Kalongdagul yang rumahnya
persis di samping kami, mampu menjaga pergaulan anak-anak kecil ini
untuk tidak liar dalam bergaul, artinya tetap diberikan ruang untuk
bermain dengan pengawasan.
Kekompakan anak muda di sana tidak bisa diragukan lagi, mereka
sangat senang bersosialisasi. Mereka masih sering bergotong royong,
merasakan lelah bersama, makan bersama, ditambah lagi dengan ngeliwet
bareng dengan membeli lauk-pauk sendiri, serta dengan memasak sendiri
dengan menggunakan kayu bakar di depan kontrakan. Kami pun berbagi
SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 143
tugas, salah seorang bertugas mencari kayu, seorang lagi bertugas mencari
peralatan masak, dan salah seorang lagi bertugas untuk mencari lauk-pauk
dan sayur-mayur. Rasa masakan mereka sudah pasti enak karena
bumbunya adalah kebersamaan. Mereka menjadi contoh bagi kehidupan di
kota besar. Mereka menunjukkan rasa kebersamaan itu secara alamiah
dengan ngeliwet atau makan bersama di atas daun pisang yang didapat dari
memotong di belakang kontrakan. Semua itu kami nikmati dengan angin
sawah yang sepoi-sepoi, suara ayam yang bersahutan, serta suara anak-
anak yang ingin ikut makan bersama.
Pada minggu keempat kegiatan KKN, di mana kita tidak lama lagi
akan pergi dari Kampung Kalongdagul untuk kembali ke rutinitas sebagai
mahasiswa, kami juga tak lupa untuk menyumbang beberapa buku anak-
anak yang dapat membantu daya kritis anak-anak di sana akan kehidupan
yang sangat luas. Kami hanya membantu sekadarnya apa yang bisa kami
bantu, dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anak-anak. Tujuan
kami tidak lain adalah agar anak-anak di sana sedikit terbuka
pemikirannya akan dunia luar, serta tidak berkutat dengan aktivitas di
kampung saja. Pada dasarnya, mereka semua adalah anak-anak bangsa yang
akan memimpin negeri ini dari berbagai aspek. Faishol si kulit hitam yang
selalu ingin terlihat lebih hebat di depan teman-temannya, Dani yang malu-
malu tapi cerdas dalam menjawab pertanyaan cerdas cermat, Robi yang
sangat percaya diri, cerdas, dan mempunyai pengetahuan lebih dari teman-
teman lainnya, Sulton dengan badan kecilnya namun tak takut dengan
siapa pun di perkumpulannya serta dengan layang-layang kebanggaannya
yang selalu ia terbangkan ke udara, dan masih banyak lagi mereka yang
sangat menginginkan kemajuan di kampung di mana mereka tinggal.
Mereka juga menginginkan fasilitas pendidikan yang maju seperti di kota.
Mereka mengajarkan saya untuk berproses dan berproses lagi untuk
membagi ilmu walaupun itu sedikit tetapi dapat menjadi manfaat bagi
orang lain.
Banyak sekali sebenarnya yang ingin saya ceritakan di sini, rasanya
tangan ini tidak ingin berhenti untuk bercerita kejadian-kejadian unik
selama KKN berlangsung. Momen yang paling mengesankan adalah di
mana setelah perlombaan 17-an itu semua harus kotor, semua harus sama,
dan semua harus merasakan bagaimana tanah menari-nari di atas
permukaan kulit kita, serta disiram dengan air yang entah dari mana
asalnya. Ketika Ilham dan Adila tidak ingin ikut berkotor-kotoran, kami

144 | Kelompok KKN SECURAH 2016


tak gentar untuk menarik mereka keluar dari persembunyiannya di dalam
rumah agar semua merasakan kotornya tanah rasa Kalongdagul. Bapak
Supiatna pun sempat menyindir sambil berkebun di samping teras, beliau
berkata, "Tania enggak boleh gitu, itu temen- temennya udah pada kotor, harus
solid dong, curang kamu kalo enggak gabung ikut kotor.” Sampai akhirnya
Tania pun keluar dengan wajah lelahnya dan pasrah saat keluar dari rumah
dan berteriak, “Oke, oke, oke!” Saya pun orang yang paling semangat untuk
mengotori pakaiannya yang masih bersih itu.

Menjadi Kalongdagul dan Bersyukur


Jika saya menjadi bagian dari Kampung Kalongdagul, saya akan
memberikan pemahaman kepada seluruh warga desa bahwa walaupun
mereka tinggal di kampung, tetapi mereka harus sadar bahwa mereka juga
bagian dari warga Indonesia. Dengan demikian, warga kampung akan
bersemangat dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang
terbaik bagi desanya. Namun demikian, kesadaran ini tentunya juga harus
didukung oleh pemerintah dengan cara memberikan mereka pendidikan
dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi tantangan global.
Mungkin momen KKN ini tidak akan terulang lagi, namun
pertemanan singkat ini jangan pernah putus sampai di sini kawan. Tidak
hanya satu bulan, tetapi esok, esok, dan esok kita pasti akan bertemu lagi
entah di mana. Momen ini saya jadikan sebagai cerita hidup saya yang tak
pernah terlupakan. Bahkan alhamdulillah hubungan kami dengan pemuda-
pemuda Kampung Kalongdagul tidak terputus karena kita berteman
melalui media sosial yang ada seperti Facebook, LINE, dan lain sebagainya.
Kebetulan juga, kemarin kami mendapatkan undangan untuk hadir di acara
pernikahan salah seorang pemuda di sana. Kebersamaan selama 30 hari
menjadikan saya lebih banyak mengetahui hal-hal baru, menjadikan saya
lebih bersyukur dengan apa yang saya miliki, memberikan saya wawasan
baru akan kehidupan dan budaya yang baru, serta mengingatkan saya akan
kekayaan alam Indonesia dengan berbagai macam budaya di dalamnya.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 145


“Belajarlah menilai seseorang dengan
bijaksana dan rendah hati.”
(M. Maftuh Rahmat)

146 | Kelompok KKN SECURAH 2016


DAFTAR PUSTAKA

Bruhn, John G. dan Rebach, Howard M. Sociological Practice: Intervention and


Social Change. New York: Springer, 2007.
Catatan Observasi Lapangan tanggal 8 Juni 2016.
Fraser, Mark W. “Intervention Research in Social Work: Recent Advances
and Continuing Challenges.” Research on Social Work Practice, no. 3, vol.
14 (Mei 2004): h. 210-222.
Kaiser, Henry. “What is Problem Solving?” Artikel diakses pada 28 Mei
2017 dari
https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_00.htm.
Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016.
Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) LP2M UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Peta Kalongsawah, Jasinga, Bogor. Gambar diakses pada 13 Juni 2017 dari
https://goo.gl/maps/nc8ZEpgAHRS2.
Profil Desa Kalongsawah tahun 2014. Dokumen tidak dipublikasikan.
Sheldon, Brian dan Macdonald, Geraldine. A Textbook of Social Work. London
dan New York: Routledge, 2009.
Situs Garisul. Artikel diakses pada 8 Februari 2017 dari
http://www.bogorkab.go.id/2012/10/17/situs-garisul/.
Teater, Barbra. An Introduction to Applying Social Work Theories and Methods.
Berkshire: Mc Graw-Hill Education, 2014.
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Kalongsawah, Bapak Engkus
Kusmana. Jasinga, 23 Agustus 2016.
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja. Jasinga, 23 Agustus 2016.
Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abah Aja. Jasinga, 25 Juli 2016.
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika. Jasinga, 23 Agustus 2016.

147
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 04, Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Bapak Jatnika. Jasinga, 25 Juli 2016.
Wawancara Pribadi dengan Pemuda Kampung Kalongdagul, Desa
Kalongsawah, Abdu Roip. Jasinga, 16 Agustus 2016.
Website Resmi Kecamatan Jasinga. Data diakses pada 18 Oktober 2016 dari
http://kecamatanjasinga.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_d
esa/345.
Wood, David. “What are Problem Solving Methods?” Artikel diakses pada
28 Mei 2017 dari http://study.com/academy/lesson/problem-solving-
methods-definition-types.html.

148 | Kelompok KKN SECURAH 2016


SHORT BIOGRAPHY

Dedy Nursamsi, S.H., M. Hum.


merupakan dosen Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikan
sarjananya di Universitas Islam
Indonesia di Yogyakarta pada tahun
1988. Kemudian ia menamatkan
pendidikan magisternya pada tahun 1997
di universitas yang sama. Ia merupakan
dosen ilmu hukum dengan keahlian pada
hukum pidana dan hukum tata negara.
Selain sebagai dosen tetap di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, ia juga aktif
mengajar di beberapa kampus swasta di
Jakarta.

Adam Suhada (21 tahun) lahir di


Jakarta, 2 Mei 1995, tinggal dan besar
sebagai warga Ciputat. Ia memiliki hobi
bermain futsal dan jalan-jalan. Ia
berkuliah di UIN Jakarta dan memilih
Jurusan Agribisnis. Hal yang membuat
ia memilih kuliah di jurusan tersebut
adalah agar ia bisa mengembangkan
pembangunan pertanian di desa dan
menggali lebih dalam lagi potensi-
potensi ekonomi pertanian di desa yang
bisa dimaksimalkan.

149
Adila Oktania (21 tahun) adalah
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikan menengahnya ia tempuh di
SMAN 2 Kota Bengkulu. Adila juga
sempat menjabat sebagai Sekretaris
Jendral di HMJ Bahasa dan Sastra
Inggris pada angkatan 2013.

Ahmad Ari Pratama (21 Tahun) adalah


mahasiswa Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan
menengahnya, ia habiskan di SMAN 32
Jakarta. Saat ini, di luar kegiatannya
sebagai mahasiswa, Ari menjabat
sebagai Wakil Ketua Madrasah
Relawan Kemanusiaan LAZIZ Dewan
Dakwah, Koordinator Divisi Tanggap
Bencana Pos Solidaritas Umat LDK
Syahid UIN Jakarta, dan menjadi
anggota Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia PT UIN Jakarta periode 2017-
2018. Pada tahun 2012, ia pernah
menjuarai lomba band tingkat SMA di
SMAN 32 Jakarta.

150 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Ahmad Fauzi (21 tahun) adalah
mahasiswa Jurusan Perbandingan
Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pendidikan aliahnya, ia
selesaikan di MA Pondok Pesantren Al-
Itqon, Cengkareng, Jakarta Barat. Di luar
kegiatannya sebagai mahasiswa, ia aktif
mengikuti pendidikan dasar ulama yang
diselenggarakan oleh MUI (Majelis
Ulama Indonesia). Ia juga aktif sebagai
pengurus kegiatan ekstra maupun intra
yang berada di kampus. Selain itu, ia juga
aktif sebagai salah satu pengurus Forum
kajian JIBRIL (Jiwa Berandal Ingat
Illahi).

Evi Wulandari adalah anak pertama


dari empat bersaudara yang lahir di
Tangerang, 26 juni 1995. Ia pertama kali
mengenal dunia sekolah, di Taman
Kanak-kanak Miftahul Huda dan TPA
Miftahul Huda. Kemudian ia
melanjutkan ke MI Jamiatul Gulami dan
SMP 18 Tangerang. Setelah itu, ia
meneruskan pendidikannya di MAN 2
Tangerang. Tidak sampai di sana, ia pun
melanjutkan ke jenjang universitas yang
alhamdulillah diterima di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Jurusan Manajemen.

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 151


Ibtisamah Nur Roosyidah (21 tahun)
adalah mahasiswi Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikan menengahnya, ia habiskan
di MA Pesantren Daar El-Huda Curug,
Tangerang. Di luar kegiatannya sebagai
mahasiswa, ia menjabat sebagai
Sekretaris Ikatan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Indonesia (IMIKI) UIN
Jakarta, Sekretaris Bidang Kesenian
dan Olah Raga di IRMAFA (Ikatan
Remaja Masjid Fathullah). Pada tahun
2014, ia pernah menjadi salah satu
utusan pada Forum Pemantapan
Wawasan Kebangsaan melalui Jelajah
Nusantara KEMENDAGRI.

Ilham Edlian, merupakan mahasiswa


Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Pria kelahiran 12 Agustus 1995 ini,
menghabiskan pendidikan dasar dan
menengahnya di SDN Sukatani 4,
SMPN 11 Depok, serta SMAN 4 Depok.
Ia tidak begitu aktif di organisasi
intrakampus, karena menurutnya
organisasi-organisasi yang ada saat ini
terlalu bernuansa politis, alih-alih
berorientasi pada karya dan keilmuan.
Namun, Ilham memiliki passion yang
tinggi terhadap sepak bola. Bahkan
salah satu tulisannya, sempat
diterbitkan oleh Pandit Football, salah
satu portal berita sepak bola online
terkemuka.

152 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Irma Zhafira Nur Shabrina Hajida,
kelahiran Samarinda, 29 Maret 1996. Ia
memulai pendidikan di TK Al-Hidayah
Samarinda, kemudian melanjutkan ke
tingkat Sekolah Dasar di SDIT
CORDOVA Samarinda. Setelah lulus
SD, ia mulai merantau pada tahun 2007
dan melanjutkan pendidikan tingkat
sanawiah dan aliah di Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta selama 6
tahun. Hingga kini, ia melanjutkan
pendidikannya di bangku kuliah
Jurusan Hukum Keluarga dan Hukum
Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kholid Suryadi Ahmad (21 tahun)


adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik,
FISIP, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pendidikannya dari SD hingga
SMA ia habiskan di Sekolah Indonesia
Jeddah, Arab Saudi. Saat ini, Kholid
menjabat sebagai Ketua HIMAPOL
(Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik).
Pada tahun 2014, ia juga menjabat
sebagai anggota biro LSO di PMII
KOMFISIP. Pada tahun 2016, ia juga
menjabat sebagai Bendahara Umum
PMII KOMFISIP. Selain itu, ia juga
sempat menjabat sebagai ketua
FUBAR (FISIP Under Blessing Air
Radio).

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 153


M. Maftuh Rahmat (21 tahun), adalah
mahasiswa Jurusam Tafsir Hadis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan
menengahnya, ia habiskan di Pesantren
Al-Hidayah Rangkasbitung. Di luar
kegiatannya sebagai mahasiswa, ia juga
aktif di Pramuka UIN Jakarta dan
menjabat sebagai Pemangku Adat
Racana Fatahillah Nyi-Mas Gandasari.
Pada tahun 2016, ia sempat mewakili
Pasukan Khusus Pramuka UIN Jakarta
untuk berpartisipasi dalam PWN
(Perkemahan Wirakarya Nasional) yang
diselenggarakan oleh Kementerian
Agama RI yang bertempat di Kendari,
Sulawesi Tenggara.

Putri Suci Dwi Hita ( 21 tahun) adalah


mahasiswa Jurusan Sistem Informasi,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikannya dari SD hingga bangku
kuliah, ia habiskan di daerah sekitar
Ciputat saja. Saat ini, ia menjabat
sebagai Kepala Divisi Desain di
Organisasi Peminatan dan Keilmuan
Dapur Seni, Fakultas Sains dan
Teknologi. Pada tahun pertama kuliah,
ia sempat menjuarai perlombaan ICT
Fest di UI, yaitu perlombaan membuat
aplikasi dan games yang diberi nama
Hijaiyah Hero.

154 | Kelompok KKN SECURAH 2016


LAMPIRAN-LAMPIRAN

155
156 | Kelompok KKN SECURAH 2016
A. Tabel Kegiatan Individu
Irma Zhafira Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Nur Shabrina H. M. Hum.
NIM 1113044000003 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 7 guru SDN
Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan Kalongsawah 03
PAUD dan 2 guru PAUD
At-Taufiq terbantu
Kegiatan ini saya laksanakan karena ingin dalam kegiatan
membantu proses belajar mengajar di SD belajar mengajar.
dan PAUD di Desa Kalongsawah. Kegiatan
diawali dengan sosialisasi ke sekolah- Hasil: 7 guru SDN
sekolah terdekat bahwa kami akan Kalongsawah 03
melakukan kegiatan ini. Kemudian saya dan 2 guru PAUD
mengatur jadwal mengajar kepada anggota At-Taufiq terbantu
kelompok lainnya, sesuai dengan dalam kegiatan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. belajar mengajar.
Berikut adalah susunan pengajarnya:
 Ahmad Ari Pratama: Agama Islam
 Adam Suhada: PKn dan IPA
 Ilham Edlian: Bahasa Indonesia
 Ahmad Fauzi: Agama Islam
 M. Maftuh Rahmat: IPS dan
Penjaskes
 Ibtisamah Nur Roosyidah: PAUD
 Adila Oktania: PAUD
 Putri Suci Dwi Hita: PAUD
 Evi Wulandari: PAUD
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat
minggu sejak tanggal 1 Agustus 2016 hingga
tanggal 23 Agustus 2016.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan belajar mengajar, saya juga anggota kelompok

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 157


turut membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Kegiatan Beauty Class (Kegiatan Adila
Oktania)
 Lokakarya Ekonomi Kreatif
(Kegiatan Evi Wulandari)
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut
Usia (Kegiatan Ibtisamah Nur R.)

158 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Ahmad Fauzi Nama Dosen
M. Hum.
NIM 1113043000044 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 5 Pondok
Peningkatan Sarana Pendidikan dan Pesantren dan 1
Keagamaan PAUD
mendapatkan 15
Kegiatan ini saya lakukan karena ingin buku cerita, 13
membantu meningkatkan saran pendidikan mushaf al-Qur’an,
dan keagamaan berupa mushaf al-Qur’an, 10 buku Iqro’, 5
buku cerita, buku Iqro’, buku Yaasiin, serta buku Yaasiin, dan 3
papan tulis. Pemberian buku ini ditujukan papan tulis.
untuk PAUD dan Pondok Pesantren yang
ada di Kampung Kalongdagul, Desa Hasil: 5 Pondok
Kalongsawah. Saya harapkan Pesantren dan 1
bisa
menambah wawasan dan pengetahuan PAUD
mereka. mendapatkan 15
buku cerita, 13
mushaf al-Qur’an,
10 buku Iqro’, 5
buku Yaasiin, dan 3
papan tulis.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan peningkatan sarana anggota kelompok
pendidikan dan keagamaan, saya juga turut lainnya terbantu.
membantu kegiatan anggota kelompok
lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 159


 Pembangunan Fasilitas MCK Umum
(Kegiatan Ilham Edlian)
 Pembangunan Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (Kegiatan M.
Maftuh Rahmat)

160 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Kholid Suryadi Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Ahmad M. Hum.
NIM 1113112000047 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 100 warga
Peringatan HUT RI 17 Agustus Kampung
Kalongdagul
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk terbantu dalam
memeriahkan peringatan HUT RI di penyelenggaraan
Kampung Kalongdagul, Desa Kalongsawah. peringatan HUT RI.
Kegiatan ini berisi berbagai lomba yang
berlangsung selama dua hari, yaitu pada Hasil: 100 warga
tanggal 20 hingga 21 Agustus 2016. Para Kampung
pemenang lomba juga mendapatkan hadiah Kalongdagul
yang sudah kami siapkan. terbantu dan
berpartisipasi dalam
penyelenggaraan
peringatan HUT RI.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan peringatan HUT RI 17 anggota kelompok
Agustus, saya juga turut membantu kegiatan lainnya terbantu.
anggota kelompok lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci)
 Pembangunan Fasilitas MCK Umum
(Kegiatan Ilham Edlian)
 Pembangunan Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (Kegiatan M.
Maftuh Rahmat)
 Peningkatan Sarana Pendidikan dan
Keagamaan (Kegiatan Ahmad Fauzi)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 161


Ibtisamah Nur Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Roosyidah M. Hum.
NIM 1113051000209 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 20 orang
Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut Usia kaum lanjut usia di
Kampung
Kegiatan ini saya selenggarakan dengan Kalongdagul
tujuan membantu masyarakat yang telah mendapatkan
berusia lanjut untuk mendapatkan pelayanan cek
pelayanan kesehatan. Kami bekerja sama kesehatan.
dengan Puskesmas Kecamatan Jasinga
melakukan pemeriksaan kesehatan berupa Hasil: 20 orang
pengukuran tekanan darah, konsultasi kaum lanjut usia di
kesehatan, serta pemberian obat. Kampung
Kalongdagul
mendapatkan
pelayanan cek
kesehatan.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan cek kesehatan, saya juga anggota kelompok
turut membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Peningkatan Sarana Pendidikan dan
Keagamaan (Kegiatan Ahmad Fauzi)
 Kegiatan Beauty Class (Kegiatan Adila
Oktania)
 Lokakarya Ekonomi Kreatif
(Kegiatan Evi Wulandari)
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)

162 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Ilham Edlian Nama Dosen
M. Hum.
NIM 1113022000029 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 1 fasilitas
Pembangunan Fasilitas Mandi, Cuci, dan Mandi, Cuci, dan
Kakus (MCK) Umum Kakus dibangun di
Kampung
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk Kalongdagul.
membantu masyarakat Kampung
Kalongdagul Desa Kalongsawah dalam Hasil: 1 fasilitas
pemenuhan kebutuhan sanitasi yang lebih Mandi, Cuci, dan
baik. Pembangunan MCK umum ini Kakus dibangun di
dilakukan selama lima hari, sejak tanggal 9 Kampung
hingga 13 Agustus 2016. Dalam Kalongdagul.
pelaksanaannya, kami berkoordinasi dengan
Ketua RT 04, Ketua Pemuda Kalongdagul,
serta Kepala Desa Kalongsawah dalam
proses sebelum hingga setelah pembangunan
fasilitas ini.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan pembangunan MCK umum, anggota kelompok
saya juga turut membantu kegiatan anggota lainnya terbantu.
kelompok lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Pengadaan Tiang Penerangan Jalan
(Kegiatan Adam Suhada)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 163


M. Maftuh Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Rahmat M. Hum.
NIM 1113034000074 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 1 TPS
Pembangunan Tempat Pembuangan dibangun di
Sampah Sementara (TPS) Kampung
Kalongdagul.
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk
membantu masyarakat Kampung Hasil: 1 TPS
Kalongdagul Desa Kalongsawah dalam dibangun di
pengadaan tempat pembuangan sampah Kampung
yang memadai. Hal ini saya lakukan setelah Kalongdagul.
melihat bahwa masyarakat Kampung
Kalongdagul, Desa Kalongsawah masih
terbiasa membuang sampah sembarangan,
baik itu di jalan maupun di sungai. Proses
pembangunan dilakukan selama lima hari
yaitu sejak tanggal 9 hingga 13 Agustus 2016.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan pembangunan TPS, saya juga anggota kelompok
turut membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Pembangunan Fasilitas MCK Umum
(Kegiatan Ilham Edlian)
 Pengadaan Tiang Penerangan Jalan
(Kegiatan Adam Suhada)

164 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Adam Suhada Nama Dosen
M. Hum.
NIM 113092000041 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 10 lokasi di
Pengadaan Tiang Penerangan Jalan jalan penghubung
antara Kampung
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk Kalongdagul dan
membantu masyarakat Desa Kalongsawah Kampung Garisul
mendapatkan fasilitas penunjang mendapatkan
penerangan jalan. Hal ini saya lakukan sarana tiang
setelah melihat bahwa jalan penghubung penerangan jalan.
antara Kampung Kalongdagul dan Kampung
Garisul tidak memiliki penerangan yang Hasil: 10 lokasi di
cukup pada malam hari. Kegiatan ini saya jalan penghubung
lakukan dengan berkoordinasi dengan antara Kampung
Bapak Adi selaku Ketua Panitia Pengadaan Kalongdagul dan
Penerangan Jalan yang memang sudah ada Kampung Garisul
sebelumnya. Kekurangan bola lampunya mendapatkan
akan dilengkapi oleh panitia tersebut. sarana tiang
penerangan jalan.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan pembangunan TPS, saya juga anggota kelompok
turut membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci Dwi
Hita)
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Pembangunan Fasilitas MCK Umum
(Kegiatan Ilham Edlian)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 165


Putri Suci Dwi Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Hita M. Hum.
NIM 1113093000072 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 50 orang
Kerja Bakti warga Kampung
Kalongdagul
Kegiatan ini saya selenggarakan bersama berpartisipasi dalam
dengan seluruh anggota kelompok KKN kerja bakti
Securah dan masyarakat Kampung membersihkan
Kalongdagul, Desa Kalongsawah untuk lingkungan.
bekerja sama membersihkan lingkungan.
Kami membersihkan setiap sudut kampung Hasil: 45 orang
dan juga membersihkan setiap selokan serta warga Kampung
sungai. Dengan lingkungan yang bersih, Kalongdagul
diharapkan masyarakat dapat hidup lebih berpartisipasi dalam
sehat lagi. Kegiatan ini dilaksanakan pada kerja bakti
hari Minggu. 7 Agustus 2016. membersihkan
lingkungan.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan kerja bakti, saya juga turut anggota kelompok
membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Kegiatan Beauty Class (Kegiatan Adila
Oktania)
 Lokakarya Ekonomi Kreatif
(Kegiatan Evi Wulandari)
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut
Usia (Kegiatan Ibtisamah Nur R.)

166 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Adila Oktania Nama Dosen
M. Hum.
NIM 1113026000014 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 20 orang ibu
Kegiatan Beauty Class dan remaja putri di
Kampung
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk Kalongdagul
memberikan edukasi kepada kaum ibu dan mendapatkan
remaja putri di Kampung Kalongdagul, Desa informasi tentang
Kalongsawah bagaimana cara bersolek dan cara bersolek yang
berpakaian yang modis dan sesuai. modis.
Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi
kaum hawa untuk membuka wirausaha di Hasil: 20 orang ibu
bidang kecantikan. Kegiatan ini dilakukan dan remaja putri di
pada hari Rabu, 24 Agustus 2016 dengan Kampung
melakukan tutorial oleh saya sendiri dan Kalongdagul
dengan model Putri Suci Dwi Hita. mendapatkan
informasi tentang
cara bersolek yang
modis.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan beauty class, saya juga turut anggota kelompok
membantu kegiatan anggota kelompok lainnya terbantu.
lainnya, meliputi:
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Lokakarya Ekonomi Kreatif
(Kegiatan Evi Wulandari)
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut
Usia (Kegiatan Ibtisamah Nur R.)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 167


Ahmad Ari Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Nama Dosen
Pratama M. Hum.
NIM 1113081000001 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 20 orang
Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan bagi anak mendapatkan
Anak-anak pelatihan
keterampilan
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk kerajinan tangan.
melatih anak-anak Kampung Kalongdagul,
Desa Kalongsawah dalam berkreasi Hasil: 15 orang anak
membuat boneka dari kain flanel dan mendapatkan
dakron. Pada tanggal 20 hingga 23 Agustus pelatihan
2016, saya mengumpulkan anak-anak di keterampilan
posko KKN kami. Mereka sangat antusias kerajinan tangan.
ketika mengerjakannya, sehingga saya hanya
membimbing mereka bagaimana cara
menjahit hasil karya mereka dengan rapi.
Mereka dapat menghasilkan 8 boneka dari
pelatihan ini.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan pelatihan kerajinan tangan, anggota kelompok
saya juga turut membantu kegiatan anggota lainnya terbantu.
kelompok lainnya, meliputi:
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci)
 Pembangunan Fasilitas MCK Umum
(Kegiatan Ilham Edlian)
 Pembangunan TPS (Kegiatan M.
Maftuh Rahmat)

168 | Kelompok KKN SECURAH 2016


Dedy Nursamsi, S.H.,
Nama Evi Wulandari Nama Dosen
M. Hum.
NIM 1113081000009 Desa/Kel. Kalongsawah
No. Kel. 067 Nama Kel. SECURAH

No Uraian Kegiatan Target dan Hasil


1. Kegiatan Individu: Target: 20 orang ibu
Kegiatan Lokakarya Ekonomi Kreatif dan remaja putri di
Kampung
Kegiatan ini saya selenggarakan untuk Kalongdagul
memberikan pelatihan kepada kaum ibu dan mendapatkan
remaja putri bagaimana mendaur ulang pelatihan tentang
sampah rumah tangga menjadi barang yang bagaimana mendaur
layak pakai. Kegiatan ini dilakukan pada ulang barang bekas
hari Selasa, 23 Agustus 2016. Sehari menjadi barang
sebelumnya, kami melakukan sosialisasi yang layak pakai.
terlebih dahulu melalui pengajian ibu-ibu
yang ada di Kampung Kalongdagul. Hasil: 15 orang ibu
Kemudian pada saat pelaksanaan, kami dan remaja putri
memberikan pelatihan cara membuat tas, mendapatkan
dompet, dan sarung bantal dari kain bekas. pelatihan tentang
Semua kegiatan tersebut diselenggarakan di bagaimana mendaur
posko kelompok KKN kami. ulang barang bekas
menjadi barang
yang layak pakai.
2. Kegiatan Kelompok: Kegiatan individu
Selain kegiatan lokakarya ekonomi kreatif, anggota kelompok
saya juga turut membantu kegiatan anggota lainnya terbantu.
kelompok lainnya, meliputi:
 Kegiatan Belajar Mengajar di SD dan
PAUD (Kegiatan Irma Zhafira)
 Peringatan HUT RI 17 Agustus
(Kegiatan Kholid Suryadi Ahmad)
 Cek Kesehatan bagi Kaum Lanjut
Usia (Kegiatan Ibtisamah Nur R.)
 Kerja Bakti (Kegiatan Putri Suci)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 169


B. Surat dan Sertifikat
1. Surat Permohonan untuk YPI Ar-Rosikhin (1)

170 | Kelompok KKN SECURAH 2016


2. Surat Permohonan untuk YPI Ar-Rosikhin (2)

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 171


3. Surat Permohonan untuk Puskesmas Kecamatan Jasinga

172 | Kelompok KKN SECURAH 2016


C. Foto-foto Kegiatan

SECURAH PENGABDIAN untuk KALONGSAWAH | 173


174 | Kelompok KKN SECURAH 2016

Anda mungkin juga menyukai