Anda di halaman 1dari 10

SISTEM INFORMASI KEUANGAN RUMAH SAKIT

Pada era globalisasi seperti saat ini menyebabkan perkembangan di berbagai


bidang, salah satunya yaitu bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi pada saat ini
semakin berkembang pesat. Teknologi dibutuhkan dalam mengelola informasi dan
mempermudah kegiatan, sehingga diharapkan dapat membuat pekerjaan lebih efisien,
mudah, dan maksimal. Penggunaan tekonologi informasi, seperti Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dapat meningkatan efektivitas kualitas kerja, mutu pelayanan,
ketepatan data, dan informasi yang didapatkan lebih cepat, tepat, dan akurat
(Indrawati, 2023). Oleh karena itu, banyak institusi yang menggunakan dan
memanfaatkan tekonologi informasi dan salah satunya yaitu institusi pelayanan
kesehatan seperti Rumah Sakit (RS).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pasal 1, rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit harus dapat memanfaatkan teknologi informasi yang
terintegrasi dan komprehensif dalam pengelolaan data pasien, jadwal dokter, stok
obat, administrasi keuangan, dan berbagai aspek operasional lainnya agar pelayanan
lebih efektif dan efisien. Teknologi informasi yang dapat digunakan oleh rumah sakit,
yaitu dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pasal 2, pengaturan SIMRS bertujuan
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan
pelayanan Rumah Sakit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pasal 1, SIMRS adalah
suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan
seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Salah satu sistem
informasi manajemen yang digunakan rumah sakit yaitu sistem informasi manajemen
keuangan (Sembiring, et al., 2022).
Sistem informasi manajemen keuangan rumah sakit menerapkan pola tarif rumah
sakit yang dapat disesuaikan berdasarkan pada pedoman nasional dengan mengisi
data master dibagian keuangan dan dapat membuat rancangan yang memudahkan
bagi petugas keuangan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Tujuan perancangan
SIM keuangan RS yaitu mempermudah, mempercepat, meringankan beban kerja
pelayanan, menghemat kertas dalam pencetakan laporan akhir periode (Hardiwinata,
Buana, & Wirdiani, 2015). Penggunaan SIM keuangan dapat menciptakan arus
keuangan yang efektif dan efisien, sehingga akan sangat membantu manajemen
dalam pengambilan keputusan manajerial (Isfahani & Rizi, 2020).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) keuangan merupakan suatu sistem yang akan
menganalisa data keuangan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan bagi manajemen rumah sakit secara tepat (Isfahani & Rizi,
2020). Sistem Informasi Manajemen (SIM) Keuangan Rumah Sakit ini yaitu sistem
informasi keuangan yang dapat memberikan kepuasan terhadap pegawai keuangan
dalam mengelola keuangan rumah sakit dan dapat mendukung pegawai keuangan
tersebut dalam membuat laporan keuangan yang cepat, tepat, akurat, kredibel, dan
auditabel, sehingga memenuhi tujuan dan sasaran secara tepat dan efisien (Indrawati,
2023).
Sistem informasi manajemen keuangan rumah sakit memiliki dua cara dalam
pembuatan laporan keuangan rumah sakit, yaitu secara manual atau konvensional dan
berbasis komputer atau elektronik (Sembiring, et al., 2022). Pencatatan transaksi
secara manual sering terjadi kesalahan pencatatan ataupun perhitungan dan kesulitan
koreksi kesalahan karena tidak ada bukti yang mendukung. Selain itu, pencatatan
transaksi ssecara manual rentan menjadi penyebab terjadinya kecurangan dalam
proses pelaporan keuangan seperti tidak tercatatnya transaksi dan nota yang hilang
atau rusak, sehingga laporan keuangan menjadi tidak akurat (Bobihu & Nurdin,
2016). Pada sistem keuangan secara konvensional, pencatatan biaya perawatan di
bagian keuangan dikumpulkan secara bertingkat dari bangsal, bangsal melakukan
perhitungan biaya setelah informasi harga obat yang diberikan dari apotik dan
laboratorium. Selain itu, jika terdapat jaminan uang yang dibayarkan ke kasir, maka
harus menunggu data tersebut terverifikasi, demikian seterusnya sehingga pasien
yang hendak melakukan pembayaran di akhir perawatan harus menunggu lama
(Modul Pertemuan Ke-10: Sistem Keuangan Rumah Sakit, 2018).
Sistem informasi keuangan rumah sakit bila dikelola secara konvensional dapat
mengakibatkan hal berikut, yaitu redudansi data, unintegrated data, out of date
information, dan human error. Redudansi data merupakan pencatatan data medis
yang sama dan berulang-ulang sehingga mengakibatkan duplikasi data,
membengkaknya kapasitas penyimpanan data dan menyebabkan pelayanan menjadi
lebih lambat akibat banyaknya tumpukan berkas. Unintegrated data yaitu
penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak terintegrasi, sehingga mengakibatkan
data tidak sinkron dan informasi pada bagian masing-masing memiliki asumsi yang
berbeda-beda. Out of date information adalah keterlambatan dalam penyajian
informasi dan kurang dapat dipercaya kebenarannya. Human error merupakan
kesalahan manusia karena kelelahan, kurangnya ketelitian yang mengakibatkan
terjadinya kesalahan dalam proses pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan
secara manual. Pemasukan data yang tidak sinkron untuk pasien, barang atau jasa
akan membuat pengolahan data menjadi sulit dan mengakibatkan kerugian materi
yang tidak sedikit bagi rumah sakit (Handiwidjojo, 2009; Modul Pertemuan Ke-10:
Sistem Keuangan Rumah Sakit, 2018). Dengan adanya sistem informasi keuangan
rumah sakit berbasis komputer, maka kelemahan diatas dapat dikurangi bahkan
dihindari.
Sistem informasi keuangan rumah sakit berbasis komputer yaitu suatu sistem
dimana hampir seluruh proses bisnis dan hubungan dengan pelanggan, pemasok,
mitra kerja dan pihak internal perusahaan, serta pengelolaan aset-aset perusahaan
yang meliputi properti intelektual, kompetensi utama, keuangan dan Sumber Daya
Manusia (SDM) dilakukan secara digital. Pembentukan sistem informasi ini bertujuan
untuk memperbaharui, menata, dan menciptakan aliran data yang lebih efisien. Selain
itu, menentukan model penyajian yang informatif dan standar, mendistribusikan
informasi secara efektif, dan menetapkan prosedur pengolahan data secara tepat,
sistematis, dan sederhana. Sistem informasi manajemen keuangan ini membuat fungsi
penagihan dilakukan oleh keuangan dan pemberian potongan menjadi wewenang
direksi. Selain itu dengan adanya SIM keuangan RS, diharapkan dapat mengurangi
beban kerja bagian keuangan, mengurangi pemakaian kertas (paperless), mendukung
pengambilan keputusan bagi para direktur dan manajer rumah sakit karena sistem
mampu menyediakan informasi yang cepat, akurat, dan akuntabel (Handiwidjojo,
2009; Modul Pertemuan Ke-10: Sistem Keuangan Rumah Sakit, 2018). Sistem
informasi manajemen keuangan RS memiliki fungsi membantu manajemen dalam
pembuat keputusan, dalam fungsi perencanaan, dalam menjawab masalah organisasi,
dalam fungsi pengendalian dan pelaksanaan sistem kegiatan manajemen (Prianthara,
2022).
Sistem informasi manajemen keuangan secara umum memiliki sistem pemasukan
yang terdiri dari subsistem data processing didukung oleh internal audit subsistem
yang menyediakan data dan informasi internal. Untuk rumah sakit biasanya memiliki
staff internal auditors yang bertanggungjawab terhadap perawatan integritas sistem
keuangan instasi (Bobihu & Nurdin, 2016). Sistem informasi keuangan rumah sakit
memerlukan beberapa elemen agar sistem dapat berjalan dengan benar dan baik.
Elemen-elemen dalam SIM keuangan RS, diantaranya yaitu:
1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih;
2. Mengerti dan memahami bisnis proses akuntansi dan keuangan secara umum;
3. Menjalankan setiap prosedur keuangan;
4. Mencatat seluruh aktivitas keuangan seperti transaksi kas, persediaan, piutang,
penjualan, dan biaya;
5. Tersedianya hardware berupa seperangkat komputer yang sudah terhubung
dengan jaringan dan berbagai pelengkap pendukung lainnya (Marwati,
Umam, & Ruliyandari, 2022).
6. Tersedianya software yang digunakan untuk memproses data keuangan rumah
sakit (Marpaung, 2020).
Informasi keuangan merupakan suatu sistem dalam kegiatan manajemen
keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan menyimpulkan
suatu transaksi dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan keuangan, sehingga
didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan di rumah sakit memiliki empat jenis hasil akhir, yaitu neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Neraca merupakan
laporan yang menyajikan posisi keuangan rumah sakit pada periode waktu tertentu
dan disebut juga balance sheet atau laporan posisi keuangan atau laporan kondisi
keuangan (Marwati, Umam, & Ruliyandari, 2022). Neraca memiliki manfaat untuk
mengetahui laporan sisa hasil usaha rumah sakit, kemampuan melunasi kewajiban
jangka pendek, jumlah total harta dan susunannya, serta jumlah akumulasi modal dan
sebagainya (Modul Pertemuan Ke-10: Sistem Keuangan Rumah Sakit, 2018).
Laporan laba rugi disebut juga dengan statement of operations (laporan operasional),
income statement (laporan pemasukan), the statement of revenues and expenses
(laporan pendapatan dan biaya), the profit andlost statement, atau operating
statement. Laporan laba rugi merupakan laporan yang menampilkan hasil operasional
RS pada periode waktu tertentu (Marwati, Umam, & Ruliyandari, 2022).
Penggunaan SIM keuangan rumah sakit memiliki beberapa hambatan, diantaranya
yaitu:
1. Hambatan pengguna yang berkaitan dengan kepercayaan, perilaku, dan sikap
dalam penggunaan sistem tersebut;
2. Hambatan finansial atau keuangan yang berkaitan dengan pendanaan
implementasi dan operasional sistem;
3. Hambatan hukum dan regulasi kebijakan berkaitan dengan peraturan dan
undang-undang serta kebijakan di masing-masing rumah sakit;
4. Hambatan teknis berhubungan dengan komputer dan sistem teknologi
informasi (Fadilla & Setyonugroho, 2021).
Namun, berbagai hambatan tersebut dapat diatasi jika SIM keuangan RS dapat
diaplikasikan dengan baik. Hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya
pengembangan master plan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal
hingga implementasi, adanya integrasi antar bagian yang akan membuat sistem
berjalan dengan efisien dan efektif, perubahan budaya kerja dari manual ke otomasi
atau digital, serta tim yang membangun SIM keuangan RS harus ahli dan
berpengalaman. Selain itu, ketepatan memilih teknologi informasi dengan
mempertimbangkan harga, performance, flexibility, survivability (Handiwidjojo,
2009; Modul Pertemuan Ke-10: Sistem Keuangan Rumah Sakit, 2018). Penggunaan
SIMRS yang efektif dan efisien disertai pemahamam SDM akan penerapannya
meningkatkan kualitas laporan keuangan sesuai standar yang berlaku (Wibowo &
Rifandi, 2023).
Sistem informasi manajemen keuangan RS juga memiliki risiko dan ancaman.
Semua resiko dan ancaman harus diminimalkan bahkan ditiadakan karena akan
berpengaruh terhadap sistem yang sudah dibuat, sehingga akan menganggu jalannya
sistem informasi yang dimiliki. Risiko dan ancaman dapat karena perbuatan
disengaja, perbuatan tidak disengaja, akibat bencana alam, risiko kesalahan pada
software, dan tidak berfungsinya peralatan. Rumah sakit dalam usaha untuk
meminimalkan risiko dan ancaman dapat melakukan pengendalian internal.
Pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang tertuang
dalam kebijakan dan prosedur dengan tujuan melindungi aset, memelihara keakuratan
informasi, mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem, memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Pengendalian internal dibagi menjadi tiga fungsi, yaitu pengendalian untuk
pencegahan, pengendalian untuk pemeriksaan, dan pengendalian korektif.
Pengendalian untuk pencegahan berfungsi untuk mencegah timbulnya masalah yang
akan terjadi di rumah sakit dengan mempekerjakan akuntan yang berkualitas, adanya
pemisahan tugas, pegawai yang memadai, adanya pengendalian yang efektif atas
akses fisik asset, fasilitas, dan informasi. Pengendalian untuk pemeriksaan memiliki
manfaat untuk mencari solusi atas masalah yang timbul dengan pemeriksaan atas
salinan perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi dan neraca saldo setiap bulan.
Pengendalian korektif berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang timbul meliputi
prosedur untuk mengidentifikasi masalah, memperbaiki kesalahan yang timbul, dan
mengubah sistem untuk meminimalkan masalah di masa akan datang. Menurut
COSO (Committee of Sponsoring Organizations), pengendalian internal terdiri dari
lima komponen utama, yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian,
penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, serta pengawasan (Marpaung, 2020).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sudah saatnya
pengelola rumah sakit menyadari pentingnya SIM keuangan RS untuk dapat
diaplikasikan di rumah sakit mereka. Dalam era globalisasi ini, dengan adanya
persaingan bisnis yang semakin ketat, kompetitif dan global, rumah sakit harus
mampu berdapatasi agar dapat terus mempertahankan keberadaan rumah sakit
tersebut. Rumah sakit harus mampu memberikan layanan yang cepat, nyaman, dan
berkualitas dengan meningkatkan pengelolaan rumah sakit menggunakan SIM
keuangan RS. Sistem ini mendukung terjadinya pengelolaan keuangan rumah sakit
yang cepat, tepat, akurat, kredibel, dan auditabel, sehingga memenuhi tujuan dan
sasaran secara tepat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Bobihu, Y., & Nurdin, R. R. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Keuangan Rumah Sakit Berbasis Web (Studi Kasus Pada Rumah
Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan).
Jurnal Teknosains, 10(2), 149-164.

Fadilla, N. M., & Setyonugroho, W. (2021). Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit Dalam Meningkatkan Efisiensi: Mini Literature Review. Jurnal Teknik
Informatika dan Sistem Informasi, 8(1), 357-374.

Handiwidjojo, W. (2009, November). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.


Jurnal Eksplorasi Karya Sistem Informasi & Sains, 2(2), 32-38.

Hardiwinata, T., Buana, P. W., & Wirdiani, N. A. (2015). Perancangan Sistem


Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Akuntansi Dan Keuangan. Jurnal
Ilmiah Teknologi Informasi Universitas Udayana, 138-149.

Indrawati, R. (2023). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Sistem


Informasi Keuangan Terhadap Kualitas Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit
Dr. Tadjuddin Chalid Di Makassar. Economics and Digital Business Review,
4(1), 681 - 692.
Isfahani, S. S., & Rizi, S. N. (2020). Assessment of success of financial information
system in educational, health, and medical centers affiliated to Isfahan
University of Medical Sciences. Journal of Education and Health Promotion,
9, 1-5.

Marpaung, R. (2020). Analisis Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam


Meningkatkan Pengendalian Internal pada Rumah Sakit Bhayangkara Anton
Soejarwo. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widya
Dharma Pontianak, 11(2), 125-136

Marwati, T. A., Umam, R., & Ruliyandari, R. (2022). Manajemen Keuangan Rumah
Sakit. Malang: Penerbit Baskara Media.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Retrieved November 11, 2023, from
https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn87-2014.pdf

Modul Pertemuan Ke-10: Sistem Keuangan Rumah Sakit. (2018). Jakarta: Universitas
Esa Unggul.

Prianthara, I. B. (2022). Sistem Akuntansi Rumah Sakit. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Sembiring, D. A., Tristurisno, I., Cahyono, E. H., Izza, N. C., Mahlia, A.,
Nurlindawati, . . . Hidayati, S. A. (2022). Pentingnya Administrasi Rumah
Sakit yang Tertata dengan Baik: Panduan Lengkap untuk Mengelola Rumah
Sakit. Padang: Get Press Indonesia.

Wibowo, A. T., & Rifandi, M. (2023, Juli). Penerapan Sistem Informasi


ManajemenRumah Sakit (SIMRS) dan Pemahaman Sumber Daya Manusia
(SDM) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Rumah Sakit: Studi Kasus Pada
RSKIA SADEWA. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(8), 3424-3433.

Anda mungkin juga menyukai