Anda di halaman 1dari 5

1.

Hipotesis yang bisa dibuat berdasarkan pernyataan Produsen Mobil Mercy adalah:

Hipotesis Nol (H0): Proporsi pengendara mobil Mercy yang merupakan warga lanjut usia sama
dengan 35%.
Hipotesis Alternatif (H1): Proporsi pengendara mobil Mercy yang merupakan warga lanjut usia tidak
sama dengan 35%.

Dalam statistik, H0 adalah asumsi yang diasumsikan benar sebelum ada bukti yang cukup untuk
menolaknya. Sementara H1 adalah kontra dari H0 dan biasanya merupakan fokus dari analisis
statistik untuk mencari bukti yang cukup guna menolak H0. Dalam hal ini, Produsen Mobil Mercy
menyatakan bahwa 35% pengendaranya adalah warga lanjut usia, sehingga H0 yang diajukan adalah
bahwa proporsi tersebut adalah 35%.

2. Untuk menguji kebenaran pendapat dari toko souvenir, kita dapat menggunakan uji hipotesis satu
sampel terkait rata-rata. Dalam hal ini:

Hipotesis Nol (H0): Rata-rata pendapatan penduduk Bogor adalah Rp 10.000.000/bulan.


Hipotesis Alternatif (H1): Rata-rata pendapatan penduduk Bogor tidak sama dengan Rp
10.000.000/bulan.

Kita akan menggunakan uji t-Student karena jumlah sampelnya kurang dari 30 dan nilai simpangan
baku populasi tidak diketahui.

Langkah selanjutnya adalah menghitung statistik uji t, yaitu:

t = x̄ - μ/s/√n

Di mana:
- x̄ adalah rata-rata sampel (Rp 9.000.000)
- μ adalah rata-rata populasi (Rp 10.000.000)
- s adalah simpangan baku sampel (Rp 1.500.000)
- n adalah jumlah sampel (20)

Setelah menghitung nilai t, bandingkan nilai tersebut dengan nilai kritis dari distribusi t dengan
derajat kebebasan n-1 pada tingkat signifikansi α = 0.05 . Jika nilai t yang dihitung lebih kecil dari
nilai kritis, maka tidak cukup bukti untuk menolak H0. Namun, jika nilai t yang dihitung lebih besar
dari nilai kritis, maka kita dapat menolak H0.

Baik, untuk melanjutkan perhitungan, mari kita hitung nilai t-Statistik terlebih dahulu dengan rumus:

t = x̄ - μ/s/√n

Di mana:
- x̄ adalah rata-rata sampel (Rp 9.000.000)
- μ adalah rata-rata populasi (Rp 10.000.000)
- s adalah simpangan baku sampel (Rp 1.500.000)
- n adalah jumlah sampel (20)

Substitusi nilai yang diberikan ke dalam rumus:


t = 9.000.000 - 10.000.000/1.500.000/√20

t = -1.000.000/1.500.000/4.472

t = -1.000.000/335.87

t ≈ -2.978

Selanjutnya, kita akan mencari nilai kritis t dengan derajat kebebasan n-1 (20-1 = 19) pada tingkat
signifikansi α = 0.05 dari tabel distribusi t. Dengan derajat kebebasan 19, nilai kritis t untuk satu ekor
pada tingkat signifikansi 0.05 adalah sekitar -2.093 (nilai negatif karena uji ini bersifat dua sisi).

Karena nilai t yang dihitung (-2.978) lebih kecil dari nilai kritis t (-2.093), maka dalam hal ini, kita
memiliki cukup bukti untuk menolak hipotesis nol.

Artinya, berdasarkan sampel yang diteliti, kita dapat menyimpulkan bahwa pendapatan rata-rata
penduduk di Bogor tidak sama dengan Rp 10.000.000/bulan sebagaimana yang dinyatakan oleh toko
souvenir.

3. Kendala yang Anda alami, yaitu mesin mobil sedan (X) tahun 2010 yang tidak bisa hidup saat
dicoba di starter meskipun aki dalam kondisi baik, bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
tipe kesalahan yang mungkin adalah masalah pada sistem starter atau masalah pada bagian lain yang
memengaruhi mesin untuk tidak bisa hidup.

Untuk memperkecil kesalahan tersebut, Anda bisa melakukan beberapa langkah:

1. Periksa Sistem Starter: Pastikan tidak ada masalah pada sistem starter seperti solenoid yang rusak
atau relay yang bermasalah. Ini bisa menjadi penyebab mesin tidak dapat dihidupkan saat mencoba
starter.

2. Periksa Sistem Bahan Bakar: Pastikan bahan bakar mencukupi dan ada aliran bahan bakar yang
baik ke mesin. Terkadang, masalah pada pompa bahan bakar atau penyumbatan saluran bahan bakar
dapat menyebabkan masalah saat menghidupkan mesin.

3. Periksa Sistem Pengapian: Pastikan sistem pengapian seperti busi, kabel busi, atau koil berfungsi
dengan baik. Kondisi busi yang buruk atau sistem pengapian yang tidak efisien dapat menghambat
mesin untuk dihidupkan.

4. Periksa Sistem Pembuangan: Kadang-kadang masalah pada sistem pembuangan seperti knalpot
tersumbat dapat membuat mesin sulit atau tidak dapat dihidupkan.

5. Periksa Sistem Elektrikal Lainnya: Sistem elektrikal lainnya seperti sensor-sensor yang mengatur
proses start juga perlu diperiksa. Sensor yang bermasalah bisa menghambat mesin untuk
dihidupkan.

Jika Anda tidak memiliki pengalaman dalam memperbaiki mobil, lebih baik untuk membawa mobil ke
bengkel terpercaya atau kepada mekanik yang ahli dalam bidang ini. Mereka akan dapat melakukan
pemeriksaan menyeluruh dan mengidentifikasi masalah dengan tepat serta melakukan perbaikan
yang diperlukan untuk memperbaiki masalah mesin yang tidak bisa dihidupkan tersebut.
4. Untuk menghitung perubahan harga kebutuhan pokok di pasar pada tahun 2021 dibandingkan
dengan tahun 2020, kita dapat menggunakan rumus persentase perubahan:

Perubahan Harga = Harga Tahun 2021 - Harga Tahun 2020/Harga Tahun 2020 x 100%

Mari kita hitung perubahan harga untuk masing-masing kebutuhan pokok:

1. Daging Ayam:

Perubahan Harga Daging Ayam = 35.000 - 30.000/30.000 x 100%

Perubahan Harga Daging Ayam = 5.000/30.000 x 100% = 16.67%

2. Telur Ayam:

Perubahan Harga Telur Ayam = 20.000 - 16.000/16.000 x 100%

Perubahan Harga Telur Ayam = 4.000/16.000 x 100% = 25%

3. Gula Pasir:

Perubahan Harga Gula Pasir = 16.000 - 14.000/14.000 x 100%

Perubahan Harga Gula Pasir = 2.000/14.000 x 100% = 14.29%

4. Beras:

Perubahan Harga Beras = 11.000 - 10.000/10.000 x 100%

Perubahan Harga Beras = 1.000/10.000 x 100% = 10%

5. Ikan Asin:

Perubahan Harga Ikan Asin = 17.000 - 15.000/15.000 x 100%

Perubahan Harga Ikan Asin = 2.000/15.000 x 100% = 13.33%


Jadi, perubahan harga kebutuhan pokok di pasar pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020
adalah sebagai berikut:
- Daging Ayam: 16.67%
- Telur Ayam: 25%
- Gula Pasir: 14.29%
- Beras: 10%
- Ikan Asin: 13.33%

5. Untuk menghitung perubahan harga menggunakan indeks Irving Fisher, kita dapat menggunakan
rumus:

Indeks Irving Fisher = ∑ (P_1 • Q_0)/∑ (P_0 • Q_0) x 100%

Di mana:
- P_0 adalah harga pada tahun 2020
- P_1 adalah harga pada tahun 2021
- Q_0 adalah kuantitas pada tahun 2020

Mari kita hitung indeks Irving Fisher untuk masing-masing kebutuhan pokok:

1. Daging Ayam:
Indeks Irving Fisher Daging Ayam = (35.000 x 75) + (30.000 x 80)/(30.000 x 75) + (30.000 x 80) x
100%
Indeks Irving Fisher Daging Ayam = 2.625.000 + 2.400.000/2.250.000 + 2.400.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Daging Ayam = 5.025.000/4.650.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Daging Ayam = 108.06%

2. Telur Ayam:
Indeks Irving Fisher Telur Ayam = (20.000 x 25) + (16.000 x 30)/(16.000 x 25) + (16.000 x 30) x 100%
Indeks Irving Fisher Telur Ayam = 500.000 + 480.000/400.000 + 480.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Telur Ayam = 980.000/880.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Telur Ayam = 111.36%

3. Gula Pasir:
Indeks Irving Fisher Gula Pasir = (16.000 x 10) + (14.000 x 11)/(14.000 x 10) + (14.000 x 11) x 100%
Indeks Irving Fisher Gula Pasir = 160.000 + 154.000/140.000 + 154.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Gula Pasir = 314.000/294.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Gula Pasir = 106.80%

4. Beras:
Indeks Irving Fisher Beras = (11.000 x 80) + (10.000 x 88)/(10.000 x 80) + (10.000 x 88) x 100%
Indeks Irving Fisher Beras = 880.000 + 880.000/800.000 + 880.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Beras = 1.760.000/1.680.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Beras = 104.76%

5. Ikan Asin:
Indeks Irving Fisher Ikan Asin = (17.000 x 8) + (15.000 x 9)/(15.000 x 8) + (15.000 x 9) x 100%
Indeks Irving Fisher Ikan Asin = 136.000 + 135.000/120.000 + 135.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Ikan Asin = 271.000/255.000 x 100%
Indeks Irving Fisher Ikan Asin = 106.27%

Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan indeks Irving Fisher, perubahan harga
kebutuhan pokok di pasar tersebut pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
- Daging Ayam: sekitar 8.06%
- Telur Ayam: sekitar 11.36%
- Gula Pasir: sekitar 6.80%
- Beras: sekitar 4.76%
- Ikan Asin: sekitar 6.27%

Anda mungkin juga menyukai