Anda di halaman 1dari 88

OLATHE PROJECT

1
OLATHE PROJECT

2
OLATHE PROJECT

3
OLATHE PROJECT

4
OLATHE PROJECT

5
OLATHE PROJECT

6
OLATHE PROJECT

Tags :

Harsh words, Mature, hyper-sex, public with


a stranger etc.

7
OLATHE PROJECT


"KAU sudah seperti orang gila Jeongguk,

jiwa hypersex-mu itu apa sama sekali tidak


bisa dikendalikan?"

"Maaf."

"Aku ini kakakmu, jika kau lupa."

"Iya, maaf."

"Pergilah dan sewa saja orang di luar


sana, jangan menggangguku."

"Uangku habis, Kak."

Jeongguk membuang napasnya sebelum


berjalan ke arah pintu dan memutuskan untuk
keluar meninggalkan kakak laki-lakinya yang
berada di dalam kamar mereka.

8
OLATHE PROJECT

Ini semua tidak sepenuhnya salah


Jeongguk, dirinya hanya kelepasan mencium
dan meraba sedikit tubuh kakaknya yang
sedang asyik bermain ponsel. Benar-benar
tidak sengaja, Jeongguk hanya terbawa
suasana. Sudah jelas jika kakaknya itu marah
—memukul pelan adiknya agar sadar atas
perilaku apa yang sedang dirinya lakukan,
kemudian memarahinya hingga Jeongguk
tunduk menyadari dan merasa bersalah.

Entah, Jeongguk sendiri juga tidak tahu


kenapa bisa dirinya memiliki prinsip hari
seperti there's not a day without cum atau bisa
dibilang bahwa tiada hari tanpa mendapatkan
pelepasan. Terdengar sedikit gila, tetapi hal ini
memang benar ada kenyataannya.

Jeon Jeongguk adalah seorang hyper-


sex.

9
OLATHE PROJECT

Dengan mencari kepuasan bermastur-


basi saja tidaklah cukup untuk seorang
Jeongguk. Tiap harinya, harus ada sesuatu
yang menusuk atau meremas kuat area intim
miliknya agar sebuah kenikmatan dunia ini
bisa Jeongguk rasakan dengan puas.

Itu sebabnya kini Jeongguk menjadi


seorang pria yang selalu membutuhkan uang
untuk memenuhi kebutuhan hariannya—
dengan menyewa jasa orang di luar sana,
bersedia melayani, dan berbagi kenikmatan
satu dengan lainnya.

Keluarga Jeongguk sendiri bukanlah


keluarga yang berkekurangan.

Jeongguk dan kakaknya tentu


berkehidupan sangat cukup dan layak sampai
detik ini dengan latar belakang orang tua
pekerja keras. Semua kebutuhannya terpenuhi

10
OLATHE PROJECT

dengan baik. Hanya karena kecanduan yang


dimilikinya, menjadikan Jeongguk seorang
yang sangat boros dengan harta—selalu
memakai uang yang diberikan orang tuanya
untuk menyewa para jalang di luar sana agar
kebutuhan lain dan nafsunya segera terpenuhi
dengan cepat. Jika tidak, dirinya akan terus
gelisah.

Beruntung Jeongguk bukanlah seorang


pria bejat yang berpikiran untuk memakai
wanita tidak bersalah lalu membuangnya asal
setelah selesai. Jeongguk tahu dirinya sakit,
maka dari itu Jeongguk tidak ingin membuat
orang lain menjadi sakit karena kelebihan
aneh yang dirinya punya.

Hanya kakaknya seorang yang tahu


tentang itu. Bahkan ibu dan ayahnya pun
tidak. Jeongguk memang paling terbuka
dengan kakak laki-lakinya. Seperti saat awal

11
OLATHE PROJECT

Jeongguk memberanikan diri untuk bercerita


tentang kecanduannya tersebut, kakaknya
yang bernama Jonghyun pun sempat hampir
tidak mempercayai. Terlalu terkejut sampai
saat di mana Jonghyun memergoki sendiri
adiknya yang selalu pergi ke tempat
penyewaan legal di tengah-tengah kota selama
berhari-hari—barulah kini ia mempercayai-
nya.

Sudah dilarang dan melarang tetapi


tetap sama, tidak ada perubahan.

Jonghyun sendiri hanya bisa berakhir


menghela napasnya berat. Membiarkan
karena dirinya tahu bahwa Jeongguk bukanlah
anak kecil lagi, mesti adiknya itu tau yang
manakah yang benar dan baik untuk dirinya
sendiri.

12
OLATHE PROJECT

Jeongguk mengetahui jika hal ini


tidaklah sehat untuk dirinya, sebisa mungkin
ia mulai mengontrol tubuh dan nafsunya
dengan perlahan. Terbukti sekarang—satu
minggu sudah ia lewatkan dan Jeongguk
berhasil. Ia telah melewatkan tujuh harinya itu
tanpa melakukan sex.

Senang kala dirinya berhasil tetapi di sisi


lain Jeongguk juga tengah menyesal. Ini
benar-benar menyiksa dirinya, dan sekarang
dirinya pun harus menanggung akibat dari
tantangan percobaan berat itu. Ketahuilah,
jika dari pukul tujuh pagi hingga sore hari
pukul sekitar pukul tiga—Jeongguk telah
menahan rasa horny yang dimilikinya —yang
entah berasal dari mana, juga menyebabkan
dirinya tertuntun tanpa sadar untuk
menyentuh tubuh kakaknya tadi.

13
OLATHE PROJECT

Tidak apa ‘kan jika dirinya melakukan


itu sekarang?

Lagipula ini sudah hampir lewat tujuh


hari. Anggap saja normal karena setiap
manusia pasti mempunyai sisi biologis yang
harus dipenuhi.

Rasanya ... Jeongguk ... ingin sekali


merasakan lubangnya itu penuh, dengan
sesuatu yang besar kemudian dihentak keras
dan cepat oleh seseorang dari arah belakang
sana. Ditarik rambut belakangnya itu untuk
menyalurkan rasa nikmat. Saling berteriak
dan melemparkan lirih desahan bersama.

Ah ... sudah cukup dirinya semakin


ingin. Jeongguk benar-benar menginginkan
sebuah sentuhan.

Jeongguk memakai hoodie hitam


sebelum memutuskan untuk keluar dari

14
OLATHE PROJECT

rumah dengan keadaan dirinya yang tegang.


Tidak tahu akan pergi ke mana. Kakinya
berjalan mengarah ke taman kota. Berakhir
sampai dan duduk pada bangku yang berada di
samping lampu taman itu.

Jika bisa, harusnya dirinya ini pergi


memuaskan diri ke dalam club seperti biasa.
Namun, bagaimana caranya untuk menyewa
para jalang jika dirinya sendiri sama sekali
tidak memegang uang? Jeongguk sangat
merasa frustasi dengan keadaan ini.

"Sial, nyiksa banget," lirih Jeongguk


dalam hatinya.

Kebetulan sekali taman ini terlihat


sangat sepi, bagus karena jujur saja Jeongguk
itu sedikit tidak suka dengan keramaian.
Hanya ada burung dan angin yang
menggoyang ranting-ranting pohon dengan

15
OLATHE PROJECT

pelan. Tubuh Jeongguk terasa semakin panas,


ia memilih menjernihkan pikirannya itu
dengan bermain game di ponsel. Membuka
aplikasi media sosial sekedar untuk melihat-
lihat apa yang terjadi pada dunia hari ini.
Mengganggu teman dekatnya yang bernama
Jimin dengan memberikan banyak pesan
semata-mata agar dirinya melupakan bagian
selatan milikinya yang berdiri meminta untuk
dituntaskan.

Selain Jonghyun, Jimin juga termasuk


orang terdekatnya Jeongguk. Jimin adalah
teman yang baik, pria itu selalu ada dan
bersedia saat jeongguk lelah juga
membutuhkan seseorang yang dapat
mendengarkan kisah terkait bagaimana
harinya berjalan. Juga karena faktor zonasi
alias tetangga dekat sejak kecil, Jeongguk
selalu mengganggu pria itu ketika dirinya

16
OLATHE PROJECT

merasa bosan, menjadikan Jimin satu-satunya


sosok pria asing yang tau tentang kisah
kehidupan Jeongguk selain kakak
kandungnya.

Beberapa menit terlewatkan dan


Jeongguk terlihat aman pada zonanya. Akan
tetapi, alih-alih berhasil, Jeongguk dengan
bodohnya malah tidak sengaja membuka
seutas tampilan yang menunjukkan video
adegan porno di dalamnya. Membuat dirinya
menyaksikan dengan jelas betapa panasnya
permainan pasangan yang ada pada video itu.

"Fuck."

Bukannya berhenti dan segera


meninggalkan tampilan, Jeongguk malah
terus-terusan menontonnya hingga selesai—
lantas kembali berulang-ulang mencari video
lain yang serupa, menontonnya dengan fokus

17
OLATHE PROJECT

tanpa mengedipkan mata hingga tak sadar jika


dirinya lupa membawa dan menggunakan
earphone yang membuat suara desahan
bintang porn pada ponselnya itu terdengar
keluar bebas menggema di taman ini.
Bodohnya lagi Jeongguk tidak menyadari jika
di bangku seberang sana telah terdapat
seorang pria yang memandangnya dengan
aneh setengah jijik dari awal ia datang sampai
sekarang.

"Dasar anak muda yang tidak tahu


tempat," gumam pria asing itu pelan, dan
Jeongguk tentu tidak mendengarnya.

Jeongguk masih tidak menyadari


keberadaan orang itu sampai ketika tubuhnya
sudah benar-benar terlampau kewalahan
menahan hasrat, dirinya memutuskan untuk
berhenti. Mematikan ponselnya lantas
bersandar bebas di bangku besi dengan

18
OLATHE PROJECT

keringat yang mengalir deras mengguyur


hampir seluruh tubuhnya. Napasnya tersengal
menarik dengan cepat.

Haruskah Jeongguk menuntaskan


semua ini sekarang, di tempat ini dengan cara
bermasturbasi?

Tidak yakin.

Detik terus berjalan, Jeongguk belum


juga tau jika ada seorang pria di seberang yang
diam-diam memperhatikan gerak-geriknya.
Mungkin karena posisi bangku Jeongguk yang
berada di ujung membuatnya tidak bisa
melihat karena terhalang oleh pohon yang
menutupi satu bangku di depan sana pada
posisinya.

Kepala Jeongguk mendongak ke atas


mengandalkan garis tinggi bangku besi
sebagai penopang sandaran, kakinya sengaja

19
OLATHE PROJECT

ia lebarkan bertumpu dengan tanah yang


membuat tonjolan besar di balik jeans yang
Jeongguk pakai kini tercetak dengan jelas.

Sakit, terasa sangat sesak dan penuh.

Jeongguk tidak tahu apa yang harus ia


lakukan sekarang. Tanpa sadar, satu
lengannya yang semula ikut bersandar pada
bangku pun bergerak dengan sendirinya—
terbawa menuntun lembut untuk menyapu
nipple di balik hoodie dengan jemarinya pelan,
membuat sentuhan-sentuhan kecil yang cukup
menggetarkan napasnya sendiri.

"Ssh—aah ...."

Tidak hanya pada bagian kanan, sebelah


kiri nipple Jeongguk pun ikut disentuh
sehingga menimbulkan sensasi menggelitik
yang semakin meningkatkan gairah.

20
OLATHE PROJECT

Seiring berjalannya waktu, perlahan tapi


pasti, Jeongguk mulai memberanikan diri
untuk memainkan nipple-nya dari dalam
tanpa penghalang—dengan menyelinap masuk
tangannya itu menyusuri bagian dadanya
atasnya sendiri.

Jungkook tahu ini tidak waras, tapi


masa bodoh, ia tidak peduli sekali pun tukang
bersih-bersih di taman ini nantinya akan
merekam aksinya dan menyebarkannya di
media sosial.

"Maaf, bisa tahu tempat tidak?"

"Anjing," umpat Jeongguk refleks ketika


mendengar suara pria yang menegurnya
dekat.

Jeongguk langsung membenarkan


hoodie dan posisinya cepat, menolehkan
wajahnya pada pria yang berdiri satu meter

21
OLATHE PROJECT

dari tempatnya duduk dengan pandangan


yang datar, "Maaf, Pak. Jika terganggu, anda
bisa meninggalkan tempat ini," kata Jeongguk
untuk merespon perkataan pria yang mungkin
saja menyaksikan aksinya tadi.

"Cih, lo ngapain? Kalo mau masturbasi


mending pulang, kalo kaya gitu ‘kan bisa bikin
orang yang lihat ngerasa terganggu. Untung
cuma ada gue di sini, gak tau tempat banget?"
balas sang lawan bicara penuh penekanan.

"Gak peduli, maksud lo?"

"Mau gue bantuin nggak?" Tekan pria


asing itu lagi.

Jeongguk menaikkan satu alisnya,


sedikit terkejut dengan tawaran pria itu.
Sebenarnya ia mengerti apa maksud ucapan
pria di hadapannya. Sangat jelas menuju ke
arah pembicaraan yang mana. Namun,

22
OLATHE PROJECT

sebelum itu dirinya ingin bermain dan


mengenal pria itu terlebih dahulu.
Memastikan jika yang dipikirkannya memang
hal yang dimaksud oleh orang asing tersebut.
"Duduk dulu sini, Kak." ucap Jeongguk
kemudian.

Pria yang menjadi lawannya


mengangguk mengambil posisi untuk duduk
pada bangku taman, di samping Jeongguk.
Atmosfer di antara mereka berdua pun
sebenarnya canggung tetapi Jeongguk
memberanikan diri untuk kembali bertanya
menjalankan tujuannya, "Siapa nama lo?"

"Kim Taehyung, mahasiswa hubungan


internasional semester enam."

Mendengar pernyataan itu membuat


Jeongguk menganggukkan kepalanya, lantas

23
OLATHE PROJECT

tersenyum tanpa maksud yang jelas, "Oke


santai jangan terlalu formal sama gue."

Terbayang ketika bibir pria itu


menyentuh bibirnya dan melumat serta
melakukan pertukaran saliva saja sudah
berhasil membuat Jeongguk menggila.
Bagaimana tidak? Pria dengan marga Kim ini
benar-benar terlihat sangat panas walau pun
seluruh tubuhnya ditutupi dengan pakaian
berbahan kain yang cukup tebal.

Maafkan Jeongguk jika langsung


berpikiran kotor pada pria yang bahkan baru
saja dikenalnya.

Juga jangan salahkan Jeongguk ketika


tadi sempat mengira bahwa pria itu adalah
seorang ahjussi tua sebab fashion yang
dikenakannya memanglah tidak modern
menggunakan trend pakaian kekinian. Akan

24
OLATHE PROJECT

tetapi, biar pun begitu, Taehyung tetaplah


terlihat berpenampilan modis.

"Oke, to the point aja, lo mau bantu gue


soal apa? Anyway lo bisa panggil gue
Jeongguk, kita seumuran." Jeongguk berkata
seperti orang bodoh, dirinya hanya berniat
mendapatkan kepastian dan jangan sampai ia
gagal mendapatkannya. Ketahuilah jika
tubuhnya semakin memanas tiap berjalannya
detik waktu.

"Percobaan bermasturbasi di bangku


taman setelah menonton video porno, kurang
jelas buat lo, Jeongguk?"

Ah tidak … suara pria itu terdengar


begitu berat ketika bicara, sangat rendah
ditambah visual yang begitu nyata.
Memungkinkan jika penis milik Taehyung
besarnya tidak main-main. Jungkook juga

25
OLATHE PROJECT

baru menyadari ketika melihat sesuatu yang


jelas terbentuk menegang di balik celana
bahan yang pria itu pakai.

Membayangkan lagi jika dirinya duduk


di pangkuan Taehyung dan bergerak begitu
lihai menaik turunkan tubuhnya agar bisa
menelan penis dengan sempurna, ditambah
sensasi gatal ketika ujung dua putingnya
dimainkan, diberi gigitan kecil, dan sentuhan
kecil menggunakan lidah. Jeongguk nyaris
gila.

"Sedang memikirkan apa, Jeongguk?"


tanya Taehyung memperhatikan Jeongguk
yang diam dengan tatapan kosongnya.

"I-iya? Oh, nggak!" Pipi Jeongguk pun


memerah.

Jeongguk merasakan jika ujung


penisnya kini sudah mulai mengeluarkan

26
OLATHE PROJECT

precum yang mencetak basah celana jeans-


nya. Padahal alat kelamin itu sama sekali
belum Jeongguk sentuh.

"Emm, Taehyung?" Lirih Jeongguk


lanjut berucap, kali ini dengan nada suara
yang sedikit nakal.

"Ya?"

"Di sini?"

"Kenapa?"

Ingin mengumpat. Jeongguk sedikit


jengkel ketika mendengar balasan Taehyung
atas pertanyaannya.

Kenapa? Apakah pria itu tahu apa yang


akan mereka lakukan atau hanya sekadar
main-main saja?

Taehyung tertawa kecil melihat


perubahan wajah laki-laki muda di

27
OLATHE PROJECT

sampingnya. Memasukkan buku ke dalam tas


yang sebelumnya ia baca, juga melepas jaket
kulit yang dikenakan agar kemeja di baliknya
terekspos dengan jelas.

Dua kancing atas kemeja itu sengaja


Taehyung buka dengan bagian lengan yang
dirinya tarik menjadi sebatas siku. Jeongguk
memperhatikannya—melihat Taehyung men-
jilat bibir bawahnya dengan pandangan mata
penuh gairah.

Taehyung tidak sepolos itu. Taehyung


‘kan hanya bertanya, "Lo hampir bermastur-
basi di taman ini kalo lo lupa, Gguk."

"Iya, pengen sex tapi gak nemu partner.


Kebetulan banget ada lo, Taehyung," kata
Jeongguk berkata, "Main di taman juga pasti
bakal jadi pengalaman baru kita berdua 'kan?"

"Hm, ya."

28
OLATHE PROJECT

"Okay then, help me please." Jeongguk


berdiri dari posisi duduknya itu, lantas
mendaratkan bokongnya kembali di pangkuan
Taehyung tiba-tiba tanpa perintah. Taehyung
sedikit terkejut menyipitkan matanya
mengetahui hal jika ternyata seorang laki-laki
yang akan menjadi partner sex-nya di sini
begitu agresif dan memimpin.

"Fuck me till your dick can't get sperm


anymore."

Nakal.

Jujur Taehyung sangat menyukai pria


yang nakal. Terlihat cantik dan berbeda di
matanya. Hal itu juga semakin membangun-
kan gairah ketika penis miliknya berhasil
diduduki oleh Jeongguk—ditekan semakin
dalam dengan bongkahan empuk yang hangat.

"Who you?"

29
OLATHE PROJECT

"Me?"

"Yas, you. Naughty boy."

"No matter who I'm. I just wanna cum


and suck your dick, right now."


"TAE .…"
"Hm?"

"Nhh—"

"Jeongguk, diem! Jangan berisik …."


bisik Taehyung pada sisi telinga kanan
Jeongguk yang membuat sensasi menggelitik
tersendiri di dalamnya.

Mereka benar-benar akan memulainya


di taman ini, sex in public tanpa takut jika ada
seseorang yang melihat atau pun memergoki

30
OLATHE PROJECT

mereka berdua. Berbuat mesum di tempat


umum membutuhkan nyali yang benar-benar
besar. Ini taman, siapa pun bisa hadir ke
tempat ini kapan saja.

Jeongguk semakin menggerakkan arah


badannya tidak tenang mencoba menepis rasa
geli yang Taehyung berikan di sekitar leher
sampai dadanya, "Akh—K-kak, jangan digigit."

"Calm."

Taehyung mulai bermain mencicipi


tubuh Jeongguk dengan lembut, melakukan
banyak sentuhan di sisi tubuh Jeongguk
membuat pria itu jatuh kedalam lingkaran
kenikmatan. Menahan desahannya dengan
menggigit bibir, Jeongguk masih waras untuk
tidak berisik takut jika bisa saja seseorang
mendengar.

31
OLATHE PROJECT

Entah sejak kapan, yang semula berada


pada area leher kini berpindah tempat
menjadi sedikit turun ke bawah mencoba
untuk menjelajah sesuatu yang mengeras
kecil. Taehyung menyapu nipple Jeongguk
dengan lembut kembali membuat pria yang
dicicipinya itu mengeluarkan erangan ter-
tahan dengan vokal indah miliknya,

"Ngh—stop Taeh—"

Tidak munafik. Jeongguk mengalung-


kan kedua tangannya melingkar pada leher
jenjang Taehyung. Menarik rambutnya se-
kadar menyalurkan rasa yang ia dapat serta
terus menekan maju tubuhnya agar dapat
didesak oleh wajah pria yang lebih tua.

Suasana taman sore yang seharusnya


dingin penuh angin kencang ini pun berubah
menjadi begitu panas. Taehyung mengecup

32
OLATHE PROJECT

ranum Jeongguk dan dijilatnya pelan. Selang


waktu kemudian, kecupan itu pun berubah
menjadi ciuman panas yang penuh dengan
lumatan hebat.

Jeongguk sampai menyeimbangkan diri,


ternyata Taehyung itu sangat pandai dalam hal
berciuman setelah membuat tanda. Saliva
mereka berdua saling bertukaran tanda saling
menikmati pula. Lidah Taehyung semakin
masuk begitu dalam hingga sempat menyapa
rongga Jeongguk membuat pria itu tersedak
karena rasa geli yang Taehyung berikan di
langit-langit mulutnya, "Uhuk!"

Ciuman itu terlepas.

Jeongguk langsung menunduk padam


menghirup oksigen yang hilang dengan wajah
memerah blushing diikuti Taehyung yang
menyesuaikan napasnya.

33
OLATHE PROJECT

Karena hoodie yang dipakai Jeongguk


terangkat sangat tinggi hampir terlepas
membuka akses penuh. Jeongguk dapat
melihat dan sedikit terkejut membulatkan
mata ketika mendapati keadaan tubuhnya
yang penuh dengan bercak-bercak merah
berdempetan. Malu. Setelah sekian lama
akhirnya Jeongguk merasakan ini lagi saat
tubuhnya diberikan belaian serupa.

"Baru lidah aja udah batuk, gimana kalo


misalkan yang lo hisap penis gue, Jeongguk?"
Kata Taehyung di tengah-tengah atmosfer
canggung ini.

Jeongguk memberanikan diri untuk


mengangkat kepalanya menjadi bertatap
kembali dengan mata Taehyung. Dirinya
berkata jujur tentang ini adalah pertama kali
untuk seorang Jeongguk menghisap sesuatu
apalagi sampai mengenai tenggorokan.

34
OLATHE PROJECT

Bukan tidak pernah menjadi pihak


bawah, tetapi Jeongguk lebih domain bermain
sebagai pemberi belakangan ini.

"Oh. Tapi tadi lo bilang, wanna suck my


dick? Aren't you, Gguk?"

"Iya, mau nyoba," ungkap Jeongguk.


Digerakkannya jari tangan dengan sensual
mulai dari atas turun sampai di kancing
kemeja terakhir, Jeongguk sedikit menggeser
duduknya mundur pada pangkuan Taehyung
lantas mengelus pelan dari luar kejantanan
milik pria asing tersebut. "Mau ini di mulut,"
tutur Jeongguk kemudian.

Taehyung merenggangkan otot lehernya


dengan ekspresi wajah yang tenang sebelum
mengangguk dan mengijinkan Jeongguk
melakukan itu.

35
OLATHE PROJECT

Pria yang lebih muda menyambut


dengan antusias, wajah bersinar dengan
semangat menyingkirkan diri dari pangkuan—
turun dan berlutut, mencari posisi nyaman
siap untuk memainkan kepunyaan Taehyung
yang keras.

Belum pernah, tetapi karena Jeongguk


terlampau sering melihat secara live
bagaimana cara melakukan blow job atau
memberikan servis dengan baik maka dirinya
sama sekali tidak terlihat kesusahan. Dari
mulai membuka resleting celana Taehyung
perlahan sesudah diijinkan, kini kejantanan
milik pria itu juga berhasil Jeongguk
keluarkan dan ia genggam menggunakan
kedua tangannya.

Mengacung tinggi ke atas dan keras.


Sudah tidak peduli dengan keadaan sekitar,

36
OLATHE PROJECT

yang terpenting untuk mereka sekarang


adalah merasakan kepuasan.

Mata Jeongguk berbinar karena


merasakan penis yang digenggamnya itu
sangatlah besar dari ukuran rata-rata, bahkan
sangat jauh jika disandingkan dengan
miliknya sendiri yang pastinya akan membuat
dirinya merasa sangat sangat puas nanti.

Jeongguk melirik Taehyung dari bawah,


pria itu hanya mengangguk datar terlihat
mengambil sesuatu dari saku kemejanya yang
ternyata adalah sebungkus rokok. Jeongguk
yang melihat tidak masalah dengan hal itu,
malahan dirinya kagum karena Kim Taehyung
itu benar-benar terlihat keren di matanya.
Taehyung pun membakar ujung rokoknya
dengan korek api. Menghisap dan
mengembuskan asap pertamanya ke arah

37
OLATHE PROJECT

awan sebelum meminta Jeongguk untuk


segera memulai servis.

Paham.

Tidak menunggu waktu lama lagi


Jeongguk pun mulai memijat pelan batang
penis Taehyung yang besar dengan lihai
layaknya seorang profesional, membasahi
keseluruhan dengan liur agar semakin mudah
untuk digerakkan.

Tangan yang satunya digunakan untuk


bermain pelan pada testis, menyentuhnya
lembut berkali-kali membuat Taehyung mulai
memejamkan matanya. Taehyung merespon-
nya dengan mulut yang terbuka, sesekali
menggelengkan kepala terlihat lucu di mata
Jeongguk.

Selang beberapa menit, Jeongguk


akhirnya berani memasukan kejantanan

38
OLATHE PROJECT

Taehyung pada mulutnya walaupun tidak


berhasil penuh—mengulum ujung penis itu
menggunakan otot pipinya kuat.

"Ahh—Gguk?" Taehyung mengeluarkan


desahannya sangat kecil saat merasakan ujung
titik kejantanannya disengat rasa hangat,
melenguh lagi ketika Jeongguk menaruh
lidahnya pada garis kepala penisnya benar-
benar membuat pusing.

"More Gguk," perintahnya kemudian.

Tidak. Jeongguk menggelengkan


kepalanya, sepertinya sangat tidak memung-
kinkan jika Jeongguk melakukan deep throat
saat ini. Gerakannya masih kaku, takut
melukai penis Taehyung dan tenggorokannya
sendiri.

Jeongguk menghisapnya kuat, berhati-


hati agar tidak mengenai giginya terus

39
OLATHE PROJECT

menggerakkan kepalanya naik turun


semaksimal mungkin.

Keringatnya bercucuran jatuh. Selama


itu Taehyung hanya diam tidak memberi
respon terhadap Jeongguk, hanya memejam-
kan matanya layak orang tertidur tidak
merasakan apa-apa. Jeongguk menyerah
menatap wajah Taehyung dengan mata yang
berair, memohon ketika Taehyung malah
sengaja ikut mendorong penisnya lebih masuk
ke dalam mulut Jeongguk menggunakan satu
tangan.

"Kenapa, Gak bisa ya?" Sahut Taehyung


terdengar dengan nada yang seperti
meremehkan Jeongguk.

Asap rokoknya terus dikeluarkan, jujur


Jeongguk berhasil dibuat semakin kagum
dengan pria asing ini. Melihatnya begitu kokoh

40
OLATHE PROJECT

dari arah sudut pandang bawah. Tampan dan


berwibawa. Sangat tegas. Jeongguk takut
merasakan aura dominan pria itu apalagi
ketika berbicara memerintah dengan kalimat
yang singkat.

Sebelumnya Jeongguk belum pernah


merasa kehilangan total sikap dominannya.
Berada di samping Taehyung membuat
dirinya seakan akan tunduk dan takut. Tidak
tahu, Jeongguk hanya menyalurkan apa yang
dirinya rasakan sekarang.

"Cukup Gguk." Jeongguk berhenti


memaju mundurkan penis Taehyung ketika
pria itu menyuruhnya untuk berhenti.
Padahal, pun Jeongguk baru saja memulainya.
Apakah Taehyung kurang suka dengan cara
Jeongguk atau memang sengaja?

41
OLATHE PROJECT

"Kita langsung ke intinya aja," lanjut


Taehyung berucap. Sontak Jeongguk
mengeluarkan penis itu dari mulutnya dengan
sisa-sisa liur yang menetes, bertanya tanya
dalam hati kenapa Taehyung memintanya
berhenti sebelum pria itu mencapai klimaks.

"Good job. Permainan lo udah bagus


buat pemula. Tapi sorry, gue mau kita
langsung main ke inti aja," jelas Taehyung,
"Sebentar lagi gue ada keperluan buat urus
tugas kuliah."

"Oh, okay." angguk Jeongguk mengerti.


Cepat saat itu juga Jeongguk langsung
terbangun berdiri membersihkan celananya
yang sedikit terkena tanah. Jeongguk bertanya
sebelum benar-benar mempersiapkan dirinya
memulai permainan inti, "Gue yang di atas
‘kan?"

42
OLATHE PROJECT

"Hm, ya boleh. Ride me so fast," balas


Taehyung disertai smirk andalan. Matanya
seketika berubah menjadi sayu mengintimi-
dasi. Jeongguk melepas ikat pinggang besi
miliknya, membuka kaitan celana serta
menurunkan resleting hingga benar-benar
longgar.

Jeans-nya sudah turun, tanpa aba-aba


Jeongguk kembali beranjak ke pangkuan
Taehyung dengan jarak yang memisahkan
antara bokong dan penis.

Di balik boxer hitamnya, penis Jeongguk


yang setengah ukuran jika disandingkan
dengan penis milik Taehyung itu nampak
sangat keras menonjol disertai cetakan basah
yang disebabkan oleh cairan precum.

Ingin menggoda Taehyung sebentar,


Jeongguk sengaja menggesek-gesekan bokong

43
OLATHE PROJECT

sintalnya pada paha Taehyung dengan gerakan


sensual. Mengalungkan kedua tangannya
kembali untuk melingkari leher jenjang pria
yang memakai kacamatanya itu.

Semua orang pasti sama halnya dengan


Jeongguk yang memberikan first impression
pria nerd kepada pria itu karena
penampilannya. Tetapi hal itu dapat segera
disingkirkan ketika melihat Taehyung dalam
mode on yang seperti ini—begitu dekat dan
panas.

"Jangan main-main, Gguk." titah Tae-


hyung masih dengan sebatang rokok di
tangannya, kali ini yang kedua.

Malas meladeni dengan kata-kata,


Jeongguk mulai membuka lapisan terakhir
yang menjadi batas antara penyatuan kulit
mereka berdua. Menurunkan boxer yang

44
OLATHE PROJECT

dipakai dari arah belakang yang disambut


dengan satu tamparan keras ketika akses yang
dimiliki Jeongguk sudah terbuka luas. Siapa
lagi pelakunya kalau bukan Kim Taehyung?

"Akh!"

"Cukup besar."

"Brengsek." Meringis kala merasakan


perih yang cukup karena tamparan Taehyung
yang mendarat di bokongnya tadi. Jeongguk
tak bohong jika hal tersebut malah semakin
menaikan hasrat seksual yang dimilikinya
semakin menggebu.

"I'm sorry. Gue gak punya kondom sama


pelumas, langsung masuk aja gak masalah
‘kan Gguk? Keliatannya juga lubang lo udah
basah barengan sama penis lo yang ngeluarin
cairan terus," tanya Taehyung bicara dengan
nada yang serius, "Horny banget ya?"

45
OLATHE PROJECT

"Berisik lo," Jeongguk menajamkan


tatapannya. "Gue bantu ya, Gguk." balas
Taehyung dengan tawa kecilnya. Jeongguk
segera menaikan tubuh dan bokongnya ke atas
selagi Taehyung membawa kejantanannya
menuju masuk dengan perlahan—sama sekali
tidak menggunakan pelumas maupun oral
atau fingering.

Satu tangannya Jeongguk gunakan


untuk membuka lebar celah lubangnya agar
lebih mudah untuk dimasuki. Mengerang
pelan kala ujung penis Taehyung terasa sudah
menekan masuk ke dalam perlahan. Jeongguk
hampir berteriak saat keseluruhan penis milik
pria bernama Taehyung itu berhasil
menerobos masuk sangat dalam. Sampai-
sampai Jeongguk berpikir jika prostatnya
berhasil ditembus saat ini juga.

"Akh, y-ya!"

46
OLATHE PROJECT

Rasanya aneh, nikmat yang bercampur


perih serta gatal di dalam sana. Setelah sekian
lama, lubang miliknya ini akhirnya terisi
kembali. Gila. Jeongguk gila.

Ada perasaan asing yang juga membuat


tubuhnya sedikit bergetar, belum berani
bergerak karena masih menyesuaikan diri
lebih nyaman lagi.

"Lo sempit banget ya ternyata," celetuk


Taehyung menggunakan vokalnya yang berat,
"Ayo gerak, Gguk." perintahnya kemudian.

"Sabar anjing, Kak."

Jeongguk mulai dengan perlahan


mengangkat kembali tubuhnya lalu
menurunkannya lagi pelan. Hal tersebut terus
ia lakukan secara berulang dari ritme yang
lambat menjadi sedikit cepat.

"Kasar. Lebih cepat, Jeongguk."

47
OLATHE PROJECT

Menurutnya hal ini sedikit curang


karena Taehyung sendiri sama sekali tidak
melakukan apa-apa termasuk membantunya
menyeimbangkan diri. Di sisi lain Jeongguk
bersyukur karena diberikan bantuan secara
cuma-cuma dengan pria ini. Tidak merugi,
menurut Jeongguk hal yang dilakukannya
sekarang adalah salah satu contoh mutualisme
di mana mereka berdua sama-sama diuntung-
kan.

Jeongguk tersenyum puas ketika


mendengar Taehyung mulai mengeram
menahan suara dari dalam beberapa kali
karena gerakan yang dibuatnya. "Ah—T-tae,
penuh," ujar Jeongguk di sela-sela gerakan
yang ia buat.

Taehyung membuang puntung


rokoknya di sembarangan arah hanya karena
ingin mencicipi lagi bibir tipis kepunyaan

48
OLATHE PROJECT

Jeongguk, menggunakan satu tangan untuk


menekan kepala pria manis itu, dan langsung
melahap habis bibirnya.

"Mmh—a-ah."

Cigarettes. ciuman ini telah didominasi


dengan rasa rokok yang sangat menyengat.
Jeongguk sudah bilang ‘kan tadi kalau dirinya
sama sekali tidak terganggu? Malah begitu
senang mendapatkan rasa dan sensasi ber-
ciuman barunya.

"Jeongguk jangan berisik, ya?" Ciuman


itu pun terlepas kembali begitu saja. Karena
bosan jika hanya diam menunggu klimaksnya
datang Taehyung memutuskan untuk bermain
dengan dua nipple Jeongguk lagi. Mencubit
dan menarik gemas. Leher jenjang Jeongguk
juga kembali dijelajahi guna menambah
panasnya sensasi bercinta mereka.

49
OLATHE PROJECT

Angin kencang berembus menyentuh


dingin kulit mereka karena bersentuhan
dengan tubuh yang basah oleh keringat yang
bercucuran. Tiba-tiba saja cuaca menjadi
mendung, disertai awan sedikit gelap—
membuat Jeongguk semakin bersemangat
menggerakkan tubuhnya naik dan turun,
mengetatkan rektumnya sengaja agar batang
penis Taehyung ikut merasakan nikmatnya
bercinta.

"Mmh—ahh—Tae—," desah Jeongguk


yang tertahan. Bibir bawahnya sengaja ia gigit
menahan suara desahannya mati-matian
supaya tidak ada yang bisa mendengar.
Sedangkan Taehyung tengah mengarahkan
wajah ke arah awan sambil memejamkan
matanya sesekali juga mengeluarkan suara
erangan yang berat.

50
OLATHE PROJECT

Jeongguk tahu dirinya salah. Sebelum-


nya, Jeongguk tidak pernah merasakan hal
sepuas ini ketika bercinta, tapi kali ini rasanya
sungguh berbeda.

Taehyung membuka pandangannya


jenuh, Mata mereka pun kini saling bertatap
fokus di tengah-tengah kegiatan. Jeongguk
rasa dunia seperti telah berhenti ketika dirinya
melihat mata sayu itu.

"Ah—please T-ttaehyung," lirih Jeong-


guk berkata seperti sedang berbisik.

"Apa?" Taehyung membalasnya.

"P-penuh! B-besar banget p-punya lo!"

"Iya tau, suka gak?"

"I-i love i-it ah! Taehyung!"

"Kenapa, Jeongguk?"

51
OLATHE PROJECT

"T-terlalu d-dalem! U-ddah gak muat l-


lagi!"

"Apanya?"

"P-penis lo—ah!"

Jeongguk aneh, berteriak ketika


bokongnya turun dan berbicara terbata ketika
tubuhnya naik. Mengumpat memprotes frus-
tasi atas kenikmatan yang dirinya rasakan.
Mengulanginya terus bersahutan bersama
Taehyung dengan tatapan mata yang tidak
sama sekali terputus.

"Lo yang gerak, lo sendiri yang frustasi."

"T-taehyung anjing! N-nembus!"

"Sampai habis, Gguk."

Mereka berdua menggila bersama.


Tidak tega membiarkan Jeongguk bergerak
sendirian, kini Taehyung juga ikut membantu-

52
OLATHE PROJECT

nya dengan menuntun bokong Jeongguk


untuk terus bergerak serta menghentaknya
keras berlawanan arah. Menit dan detik terus
berjalan. Awan dan langit pun menyaksikan
mereka berdua.

"Gue sampe."

Jeongguk mendengarnya, dengan jelas


saat akhirnya Taehyung mengeluarkan um-
patan kasar untuk menyambut pelepasan.

Seketika semua terasa sangat lamban,


mereka berdua berhasil mencapai klimaks
bersama. Jeongguk dapat merasa ketika
bagian dalam perut bawahnya terasa hangat
terisi cairan. Dirinya pun sama, berhasil
membuang sesuatu yang mengganjal dari pagi
ini dengan begitu hebatnya, menembak
mengotori pakaian Taehyung terlampau
banyaknya.

53
OLATHE PROJECT

Keduanya larut dalam diam dan tarikan


napas yang tergesa. Jeongguk jatuh terduduk
lemas bersandar di dada bidang Taehyung.

Permainan ini berjalan sebentar, tetapi


Jeongguk bisa merasakannya sangat lama
berjalan bagai empat puluh lima menit pun
padahal kenyataannya hanya berlangsung
selama lima belas menit saja.

Dengan tiba-tiba gerimis mulai


berjatuhan pelan membasahi. Jeongguk lelah,
maka dari itu ia hanya pasrah ketika tubuhnya
terasa diangkat dan dibawa pergi entah
kemana setelah pakaiannya dibenarkan
kembali.

Rasa tadi sangatlah hebat. Hujan deras


pun mulai terdengar kencang pada indra
pendengaran Jeongguk, tetapi masa bodoh,
dirinya sudah hangat dalam gendongan pria

54
OLATHE PROJECT

asing ini. Jantungnya berdetak kencang sama


seperti jantung pria yang ia dengar di balik
kemeja coklatnya.

Jeongguk rasa dirinya telah jatuh.

Pertama kali juga dirinya merasa puas


hanya dengan sekali pelepasan. Baru kali ini.
Dengan seorang pria asing. Tanpa uang, hotel,
maupun minuman-minuman keras yang
mahal.

Lain kali jika bisa Jeongguk akan


memintanya lagi, bercinta dengan kim
Taehyung di tempat yang lebih layak dan lebih
lama, ingatkan Jeongguk untuk memintanya
nanti. Dan semoga saja kelebihan Jeongguk
ini bisa segera hilang.

55
OLATHE PROJECT

56
OLATHE PROJECT

57
OLATHE PROJECT


TAHU apa seorang Kim Taehyung soal

cinta?

Begitu payah.

Memang pecundang.

Tahu apa dia soal cara memperlakukan


orang lain dengan baik sedangkan dirinya saja,
punya urusan kuliah sebanyak itu, tak sedikit
pun pernah dijamah dan diurusi lagi.

Begitu yang selalu dinyatakan oleh Kim


Seokjin tiap kali Taehyung mendengus soal
kegagalannya mendekati si pujaan hati.

Adik tingkat semester empat yang satu


program studi dengan dirinya. Begitu menarik
perhatiannya kala perjumpaan mereka yang
pertama.

58
OLATHE PROJECT

Satu unit kegiatan mahasiswa pada awal


perkenalannya.

Berorganisasi memang sangatlah


untung tak untung bagi hidup kehidupan
mahasiswa yang memiliki sejuta dalih untuk
mencari pengalaman hidup.

Tak untungnya adalah menyita waktu


dan untungnya adalah membuat Taehyung
berkesempatan lebih banyak untuk berlama-
lama bersama si adik manis.

Maka, sekali lagi, Seokjin nyatakan


Taehyung kelewat gila padahal skripsinya juga
sudah mencapai bab tiga.

Pagi ini anak itu sudah hilang dari ruang


utama unit kegiatan mahasiswa. Padahal,
sudah dua hari lamanya ia menginap dan
hanya berpindah ketika ada kelas atau pun ke
kamar mandi saja.

59
OLATHE PROJECT

Lagi pula, apa sih yang bisa diharapkan


dari seorang mahasiswa abadi sepertinya?

Menghabiskan sisa-sisa semester hanya


untuk memenuhi SKS-nya yang tidak kunjung
penuh dan mengejar dosen pembimbing yang
tak segera memberi kepastian untuk
menandatangani tumpukan hasil cetak dari
skripsi sebagai tugas finalnya.

Malah-malah sekarang si manusia


bermarga Kim satu itu justru menghabiskan
waktu dengan menggilai si adik tingkat yang
jelas-jelas jagoan jurusan.

Siapa yang tak mengenal Jeon


Jungkook? Pemuda super atraktif yang sering
ikut berbagai kejuaraan intelegensi mahasiswa
di samping kesibukannya yang lain di kampus.
Pun sudah bekerja dan ikatan resmi di kantor
besar. Berwajah tampan dan memiliki suara

60
OLATHE PROJECT

luar biasa merdu. Tak ada yang tak terpikat.


Satu pun tak ada yang tak terjerat.

Taehyung selalu menggunakan alasan


tersebut untuk mengais validasi ke sana
kemari. Soal wajar tidaknya jika sampai
sesinting ini ia mencintai si pemuda Jeon yang
kali ini sedang membuat laporan di seberang
bangkunya.

Dari jauh pun lentik bulu matanya tetap


terlihat cantik. Pipinya sedikit tembam dengan
rona kemerahan yang samar-samar. Bibirnya
sedikit memerah dan mengkilap akibat poles-
an lip-balm varian semangka yang selalu
dibawa ke mana-mana.

Taehyung sudah menghafalnya, benar-


benar sudah di luar kepala.

Bukan, bukan soal Taehyung mendapat


penolakan atau semacamnya. Tapi si Jung-

61
OLATHE PROJECT

kook manis satu itu selalu berdalih takut tak


bisa membagi waktu jika menyempatkan diri
untuk mengurus kehidupan percintaan ketika
ia memberi pernyataan atau ajakan untuk
menjadi kekasih.

Yang benar saja?

Tidak bisa membagi waktu apanya?

Jungkook bisa dikatakan orang paling


ahli dan lihai di organisasi. Public speaking-
nya kuat dan selalu paling mumpuni. Tidak
ada yang meragukannya termasuk Taehyung
sehingga ia terus menyatakan, “Bukankah kau
yang paling ahli membagi waktu?”

Tapi Jungkook malah menertawa-


kannya, mengiyakan opininya sebelum
menyadari satu hal penting yang lainnya,
“Benar, aku memang paling pandai bagi
waktu, Kak. Banyak juga yang tahu soal itu.

62
OLATHE PROJECT

Lalu bagaimana denganmu? Apa hanya aku


yang satu-satunya harus bisa bagi waktu? Apa
hanya aku yang satu-satunya harus paham
soal skala prioritasku?”

Maka Seokjin mengejeknya habis-


habisan selama dua minggu lamanya. Memang
fakta bahwasanya perlu seseorang untuk
menamparnya barang sesekali agar ia sadar
untuk segera hengkang dari kampus setelah
memperoleh gelar sarjana.

Taehyung begitu emosi sehingga, kala ia


membuat satu revolusi besar dalam hidup—
lagi-lagi Seokjin menjadi oknum yag
menganga paling lebar mana kala
menyaksikan Taehyung kembali bergulat di
kampus atau ruang unit mahasiswa dengan
setumpuk buku referensi di tangannya.

63
OLATHE PROJECT

Laptop beserta charger disusun


sedemikian rupa sebelum kacamatanya di-
pasang apik bertengger di atas tulang hidung.
Gila, benar-benar bocah gila.

Taehyung hanya bersemangat jika


sudah mendapat sindiran dan biasanya juga
hanya bertahan seminggu yang paling lama.
Tekatnya sama kuat dengan lesunya yang
merajalela.

Terkadang isi kepalanya suka berangan-


angan soal kehidupan sebelumnya yang
pernah diarunginya soal di sana ia menjadi
apa?

Kungkangkah?

Kura-kurakah?

Atau malah hewan-hewan lamban lain


yang mungkin akan membuatnya muak lebih
banyak dari yang sudah ia alami sekarang.

64
OLATHE PROJECT

Lagi-lagi dua bilah bibirnya terbuka


hanya untuk menghela napas panjang seusai
mengetik satu baris panjangnya kata.

Demi Tuhan, tak bohong Taehyung


ketika berkata bahwa musuh terbesarnya
adalah refleksinya sendiri.

Tak bohong bahwasanya ia jadi sering


membenci diri sendiri ketika menyadari
dirinya begitu pemalas dan itulah yang selalu
menjadi penghadang bagi pintu kesuksesan-
nya. kegagalan seolah siap menantinya kapan
saja dan ia tak memiliki cara untuk
mengantisipasi.

Namun, kala Jungkook tiba-tiba masuk


ke dalam ruangan unit mahasiswa yang
kebetulan sekali hanya menyisakan Taehyung
yang duduk sendiri. Taehyung tahu, mungkin
Jungkook kali ini, untuk pertama kalinya juga,

65
OLATHE PROJECT

akan sungguh-sungguh hendak mengajaknya


bicara serius. Ia begitu yakin lebih-lebih saat
mendapati pemuda satu itu malah menutup
pintu dari dalam dengan rapat sebelum duduk
manis di sebelahnya.

Bumi pasti berdamai dengannya ketika


ia mau berusaha, ia yakin walau banyak hal
yang tidak mungkin terus-terusan
menghantuinya,

“Selesaikan kuliahmu, Kak. Kalau sudah


semuanya—ayo jadi kekasihku dan tinggal
berdua bersamaku.”


TAEHYUNG merasa antusias. Atau

malah, sungguhan luar biasa kelewat antusias.

66
OLATHE PROJECT

Bahkan dosen pembimbingnya ikut


bingung ketika sudah memberi tenggat waktu
sepanjang lima hari namun Taehyung malah
mengirim pesan pemberitahuan bahwa
revisinya sudah selesai hanya dalam jangka
waktu dua hari saja.

Siapa sangka, laki-laki berkepala batu


sepertinya, pada akhirnya malah luluh hanya
karena sesepele soal percintaan saja.

Gila, Jungkook tidak berhenti ter-


senyum mana kala memasuki ruang unit
mahasiswa dan mendapati Taehyung tertidur
di atas laptop-nya yang masih menyala.

Dengan segera ia duduk dan membantu


membereskan perkakas di atas meja. Perlahan
memindahkan kepala si senior itu agar bisa
tidur dengan posisi lebih baik dan normal
dibanding sebelumnya.

67
OLATHE PROJECT

Bohong jika Jungkook menyatakan


bahwa ia tak tertarik. Taehyung meski
digadang-gadang sebagai mahasiswa abadi
super pemalas begitu—namun baginya,
Taehyung masih punya daya tarik luar biasa
besar.

Mungkin, Taehyung tidak bekerja di


kantor besar sepertinya. Hanya usaha alat tulis
dan jasa ketik kecil-kecilan yang punya kios di
ujung jalan dekat dengan gedung kampus tiga.
Tapi Jungkook tahu, Taehyung adalah
seseorang yang pekerja keras. Hatinya lembut
dan juga kelewat sabar.

Tempo hari ia secara tak sengaja


menjumpai Taehyung di daerah pasar buku
yang berlokasi tak jauh dari area kampus.
Taehyung nampak sedang berbicara dengan
anak-anak jalanan dan terlihat ia sedang
membagikan beberapa bungkus snack kepada

68
OLATHE PROJECT

mereka di sana. Taehyung pendengar yang


baik. Bahkan ia tak serta merta pergi seusai
memberikan anak-anak jalanan itu dengan
hadiah kecil. Selalu saja menyempatkan diri
untuk duduk dan mendengarkan mereka
bercerita. Menyempatkan diri untuk bertanya
soal bagaimana hari-hari mereka berjalan
walau langit sedang terik dan panas membakar
pucuk kepala mereka masing-masing.

Belum lagi saat menyaksikan Taehyung


selalu membawa botol kecil berisi makanan
kucing. Ia selalu reflek berjongkok dan
mengeluarkan isi tasnya tiap berpapasan
dengan hewan berbulu nan menggemaskan
satu itu. Tangannya mengelus pucuk kepala
tak lupa memberi pujian-pujian soal anak baik
tiap kucing-kucing yang diberi makan berhasil
menghabiskan apa yang sudah ia berikan.

69
OLATHE PROJECT

Demi Tuhan, Jungkook tak butuh uang


dan segalanya. Terdengar munafik namun ia
bersungguh-sungguh. Ia sudah jatuh dengan
Taehyung sejak semester awal mereka saling
mengenal. Bukan jual mahal, tapi Jungkook
ingin Taehyung lebih memahami soal apa yang
lebih penting di atas segala-galanya terlebih
untuk masa yang sekarang.

Taehyung ini sudah masuk ke semester


sepuluh dan sudah sepantasnya ia segera
hengkang. Tangannya begitu terampil
melepaskan jaketnya sendiri sebelum
menyelimutkannya di atas tubuh si senior.
Dengkuran halusnya terdengar menggemas-
kan sehingga Jungkook memilih untuk
mengambil beberapa buku yang Taehyung
susun di dekat kepalanya. Mungkin referensi,
mungkin juga diniatkan sebagai bantal tidur,

70
OLATHE PROJECT

tapi Jungkook benar-benar berminat


membacanya.

Jemarinya teliti membuka halaman


demi halaman untuk membaca isinya. Terlalu
banyak coretan di sana sini yang Jungkook
pastikan—Taehyung juga sudah berusaha
keras untuk memahami isi dan banyak-banyak
menandai pada tiap-tiap yang dianggap
penting olehnya.

Hingga saat tangannya membuka


halaman ke empat puluh enam—rahang
Jungkook terasa seolah terlepas. Ia tak pernah
tahu Taehyung pandai menggambar atau
mungkin memang ia saja yang tak pernah
memperhatikan hal itu sebelumnya.

Tapi Jungkook yakin, sungguh-sungguh


yakin— bahwa gambar pria tanpa helai

71
OLATHE PROJECT

pakaian yang menghias lembar keempat puluh


enam—itu dirinya, benar-benar dirinya.


“JUNGKOOK! Ya Tuhan!”
Taehyung berusaha mengejar Jungkook
dan berakhir mendapat tamparan pada pipi
kirinya. Mereka berdua kini berada di Lorong
lantai tiga di Gedung G. Jungkook nampak
mati-matian menahan emosinya yang sudah
meluap-luap ditambah air matanya yang
sekali saja ia berkedip sudah pasti luruh
membasahi wajahnya. “Sungguhan, maafkan
aku yang kurang ajar padamu.”

“Aku tidak mau!”

“Iya, aku tahu. Kau pasti tidak akan


pernah memaafkanku selamanya karena aku

72
OLATHE PROJECT

yang bodoh. Iya Jungkook, aku akui aku


memang bodoh. Menjadikanmu sebagai objek
dari fantasi liarku tapi sungguh—dengarkan
aku terlebih dahulu, lalu, setelah ini—kau
bebas tidak mau bicara denganku selamanya
juga tidak masalah.”

Jungkook hanya diam dan itu membuat


Taehyung cepat-cepat menunduk rapat.
“Aku—aku, Jungkook sepertinya aku tidak
bisa menyangkal apa pun. Aku minta maaf,
rasa-rasanya aku kehabisan alasan dan aku
tidak mau menahanmu.”

“Kenapa begitu?”

“Huh?”

“Kenapa tidak menahanku?”

Taehyung membulatkan mulut dan


membelalakkan mata. Seperti ada yang salah
dari apa yang ia dengar sehingga ia hanya

73
OLATHE PROJECT

berakhir terkejut setengah mati saat Jungkook


mendorongnya hingga menempel pada
dinding dan mencium bibirnya tanpa banyak
bersuara.


SALAHKAN Jungkook jika mereka

berdua malah berakhir tidur bersama di


indekost milik yang lebih muda.

Hanya benar-benar tidur bersisihan


setelah menghabiskan dua botol soju dan
Jungkook muntah di jaketnya.

Ya Tuhan, mau tak mau Taehyung


terpaksa mengenakan pakaian Jungkook dan
tak bisa pulang sebab anak itu semalaman
menangis pun merengek soal maunya yang

74
OLATHE PROJECT

hanya ingin tidur jika dipeluk oleh Taehyung


sepanjang malam berjalan.

Maka, Taehyung sekarang berada di


sini. Membiarkan lengannya menjadi bantalan
sementara Jungkook begitu pulas dalam
naungannya. Bahkan seusai muntah pun anak
ini masih terus mabuk. Merengek ingin diberi
hujan kecupan pada dahi sehingga mau tak
mau—ia terpaksa memberi walau dalam hati
kecilnya pun tak menampik bahwa dirinya
juga menikmati.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul


tujuh dan terpantau ia sama sekali tak bisa
tidur.

Bagaimana bisa Taehyung tidur jika


dalam posisi seperti ini? Jantungnya berdebar
hebat dan matanya terpejam erat. Gila-gila,
harusnya tidak begini.

75
OLATHE PROJECT

Ponsel yang ia letakkan di atas nakas


mendadak bergetar tanda ada panggilan
masuk. Nama Kim Seokjin memenuhi layar
dan itu membuatnya mendengus kesal.

Bagaimana tidak? Seokjin itu memang


teman satu angkatannya. Tapi anak itu
sekarang sudah menjadi asisten dosen selama
dua tahun lamanya pun masih sering mengisi
materi di kelasnya jika dosen utama ber-
halangan hadir. Seolah begitu sombong
menyandingkan hidupnya yang terus-terusan
sempurna dengan dirinya yang berantakan
seperti kapal pecah. “Ada apa?”

“Kau di mana?”

Bola matanya berputar malas. Kalau saja


ia tak sedang memeluk Jungkook, ia tak
berbohong akan berteriak dan mengumpati
Seokjin saat itu juga. “Kenapa?”

76
OLATHE PROJECT

“Skripsimu, sudah final, selesai semua


dan sudah kudapatkan jadwal sidang.
Berengsek. Kau ini teman macam apa yang tak
tahu diuntung begitu?”

Taehyung reflek terbangun dan


membuat Jungkook mengaduh keras sebab
tak sengaja kepalanya terbentur pada kepala
ranjang setelahnya. Ia membulatkan bibir
sambil masih terus mengangkat panggilan.
Menarik perpotongan leher yang lebih muda
untuk didekap kembali sehingga Jungkook
jadi kebingungan sendiri.

Mengapa Taehyung bersama dengannya


di sini?

Dalam konteks yang seperti apa yang


menyebabkan mereka berpelukan berdua
seintim ini?

77
OLATHE PROJECT

Taehyung mematikan panggilan pada


ponselnya dengan lekas. Bola matanya
berbinar-binar dan Jungkook masih tidak
memahami situasi. Kepalanya sakit agak
berkunang-kunang dari sisa mabuk yang tadi
ditambah benturan yang barusan. Begitu
terkejut ketika seniornya satu itu tiba-tiba
mendaratkan ciuman panjang pada ujung
bibirnya. Bukan lumat, hanya sekadar
menempel hingga pada akhirnya Jungkook
sadar bahwa Taehyung menangis sembari
menciumnya.

“Terima kasih, ya, Jungkook Sayang.”

“K-kenapa?”

“Berkatmu aku jadi semangat tahu.”

Jungkook berkedip cepat sebab tidak


paham. Bibirnya dikecup sebanyak empat kali
sebelum Taehyung menyembunyikan wajah-

78
OLATHE PROJECT

nya pada perpotongan leher. “Aku sidang,


tahu. Sebentar lagi, aku sudah sidang.”

Jungkook melebarkan pandangnya


sehingga yang lebih tua merasa gemas. Tentu
saja, anak ini baru bangun setelah mabuk.
Pipinya masih merona merah dan matanya
berkaca-kaca. Bulat sekali, pipinya penuh dan
itu mengundang hasratnya untuk mencium
buntalan lemak satu itu sekali lagi. “Terima
kasih ya, calon pacarku.”

Taehyung gelagapan ketika Jungkook


mendadak balik menindihnya dan memagut
bibirnya kuat-kuat. Ia tak siap, isi kepalanya
bahkan tak sempat mengekspektasikan apa
pun sehingga saat pergerakan yang lebih
mudah semakin gencar—ia nyaris kuwalahan
mengejar tempo.

79
OLATHE PROJECT

Jungkook memejamkan matanya erat-


erat. Begitu sengaja menggesekkan bagian
selatan keduanya hingga erangan yang
didengarnya dari bibir Taehyung yang tak
mampu menahan diri berhasil mengundang
tawanya hingga puas.

Ya Tuhan, kalau memang sekarang


Taehyung sedang berada di alam mimpi, ia
akan dengan penuh ikhlas hidup dalam fana
selamanya.

Tangannya reflek memeluk entitas Jeon


dalam peluknya. Pergerakannya ragu sebab
tidak bisa membedakan mana fakta dan
fatamorgana. Tangannya seperti melayang
karena berkali-kali mengurungkan niatnya.

Jungkook tahu, Jungkook melihat,


Jungkook sadar semuanya.

80
OLATHE PROJECT

Ia menuntun seniornya untuk meremas


pantatnya sendiri. Matanya tak bisa
mengalihkan pandang ketika menyaksikan
seniornya yang selama ini selalu agresif
terhadapnya mendadak mati kutu ketika
dirinya sudah benar-benar mengizinkan.
“Bukankah ini yang kau ingin dan kau kejar,
Kak?”

“M-maksudnya?”

Jungkook mengerucutkan bibirnya


sedikit dan melirihkan suaranya. “Bersamaku?
Mau jadi kekasihku?”

Taehyung nyaris tertawa akibat


kebingungan. Tangannya reflek lepas sebab ia
merasa bukan ini. “Iya, mau jadi kekasihmu
tapi—”

“Seks? Sekarang? Kakak mau?”

81
OLATHE PROJECT

Taehyung bukannya acuh, melainkan


Jungkook terlalu malas menunggu. Anak itu
langsung mendaratkan dirinya lagi di atas
tubuh dan memagut bilah bibirnya bergantian.

Mendominasi.

Taehyung tidak pernah membayangkan


hal ini sebelumnya. Dalam fantasi kotor yang
selalu menghantuinya kala tertidur sekali
pun—Jungkook nampak selalu begitu patuh
dan tak membuatnya mati gaya seperti ini.
Anak ini bahkan sudah menarik lengannya
guna diletakkan di antara pahanya.

Demi apa pun, Taehyung sungguhan


hampir menjerit ketika tahu Jungkook akan
melakukan humping di atas tangannya. Mata-
nya terpejam erat dan keringat mulai
membasahi area ubun-ubunnya. Jungkook
kalap, anak ini sungguh-sungguh melewati

82
OLATHE PROJECT

batasannya sendiri hingga Taehyung susah


memahami sisi mana yang hendak Jungkook
berikan sebagai kado untuknya.

“Kid, kau butuh?”

“Huh?”

Napasnya terengah-engah kala Tae-


hyung menahan pinggulnya rapat-rapat.
Lengan kiri yang sebelumnya ia gunakan
sebagai alasnya melakukan humping juga
ditarik sehingga Jungkook merasakan sempit
dan gatal di antara dua kakinya.

“Aku mau menjadikanmu kekasih untuk


menjagamu, Jungkook. Bukan agar bisa
terburu-buru melakukan ini bersamamu
walau aku juga tidak munafik mengingin-
kanmu. Tapi aku sungguhan bertanya, kau
sekarang sedang butuh? Sungguh-sungguh
sangat butuh?”

83
OLATHE PROJECT

Jungkook langsung menjatuhkan kepa-


lanya sambil menahan tangis. Gila—malunya
luar biasa. Taehyung memeluknya erat sebe-
lum menyadari bahwa si juniornya satu itu
benar-benar sudah kepalang tegak. Ia juga
harus bertanggung jawab setelah ini. Ia harus
bertingkah dewasa dan tidak sumbu pendek
meskipun gejolak nafsunya juga sudah
merangkak naik.

“Iya, menangis dulu. Aku tidak memper-


malukanmu, sungguh. Jungkook pernah seks
apa belum sebelum ini?”

Mudanya menggeleng sehingga Tae-


hyung mencium pelipisnya penuh sayang.

“Kalau belum pernah maka tidak


bermain dengan anal dulu ya? Aku juga tidak
punya persiapan apa pun. Kondom, lubrikan,
semuanya tidak ada.”

84
OLATHE PROJECT

Jungkook mendongak sedikit. Kalau


dipikir-pikir, posisi mereka lucu sekali.
Taehyung sedang berbaring dan Jungkook
setengah bersujud sebab sedang sibuk
menangis di bahunya. “Memangnya kalau
tidak pakai itu tidak bisa?”

Taehyung mengangguk dan tersenyum


sembari menyisir anak rambut mudanya
dengan jemarinya. “Bisa, Sayang. Bisa. Tapi
sakit, nanti perih, nanti luka kalau tidak ada
lubrikan. Jungkook jangan luka.”

Yang lebih muda kembali menunduk


dan memberi ungkapan kecewa melalui
ekspresi wajahnya. Tangannya meremat erat
kaus miliknya sendiri yang tengah dikenakan
si senior. “Tapi mau beri hadiah,”

85
OLATHE PROJECT

Taehyung mengangguk sebelum


memeluk Jungkook erat-erat. Ia tertawa sebab
Jungkook kelewat menggemaskan.

Lagi pula, apa-apaan? Ia hanya


menerima kabar akan sidang dan anak ini
sudah kelewat bersemangat. Tangannya
mengusap lembut punggung sebelum kembali
menyadari dan mengingat bahwa Jungkook
sedang benar-benar tegang di balik celananya.

“Bagaimana jika hand job? Jungkook


mau begitu saja?”

“Kok jadi aku yang dapat hadiah …?”

“Ya tidak apa-apa, kan besok kalau


sudah sidang—setelahnya, kau juga jadi pacar.
Sehabis jadi pacar nanti bisa bekerja, lalu cari
uang yang banyak, menikahimu. Semuanya,
jadi tanggung jawabku.”

86
OLATHE PROJECT

Maka, ketika Jungkook merengek


sebelum membiarkannya meloloskan katun
yang membalut tungkai. Taehyung tahu,
bahwa perspektif gila yang Seokjin berikan
kepadanya memang benar adanya.

Taehyung memang gila, namun ia


mendapatkan apa yang ia butuh dan inginkan
tanpa mengesampingkan lagi soal apa yang
perlu diprioritaskan.

Jungkook pacarnya, besoknya, menikah,


dan merealisasikan seks pertama di hari
pertama resminya.

Taehyung percaya, ia bisa menjaga


Jungkook sepenuh ia menjaga janji dan ambisi
yang sangat ia damba-damba.

87
OLATHE PROJECT

AUTHOR NOTES

Hallo! Dengan Kiko dan Jea di sini.


Sebelumnya, terima kasih banyak sudah mengikuti
klaim PDF gratis yang kami adakan. Mohon jaga
baik-baik, ya!

Untuk PDF pertama kolaborasi kami ini, jika


ditemukan ada kesalahan dalam pengerjaan sampai
pengiriman, kami berdua mohon maaf sebesar-
besarnya.

If you don’t mind—jangan lupa memberi


review. Boleh melalui post, rep, DM, CC/SC juga!
Kritik dan saran dari kalian sangat kami nantikan!

Coming Soon ; another free PDF on May 4th

88

Anda mungkin juga menyukai