Anda di halaman 1dari 8

COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting

Volume 3 Nomor 2, Juni 2020


e-ISSN : 2597-5234

PENERAPAN AZAS KEKELUARGAAN DAN KEADILAN


PADA PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PEMBIYAAN PERUMAHAN DI INDONESIA

IMPLEMENTATION OF FAMILY AND JUSTICE PRINCIPLES


IN CREDIT SETTLEMENT PROBLEM IN INDONESIA HOUSING FINANCE

Rosyidi Hamzah
Universitas Islam Riau
rosyidihamzah@law.uir.ac.id

ABSTRACT
The house is a basic need for everyone. To assess the suitability of life of a community
one indicator is the house. With a credit system for purchasing a house, most
Indonesians can own a house. When the community was unable to pay home loan
installments, the house will be scribbled by banks like this house in a bank escort. By
drafting the debtor's house for not being able to pay housing loans, provides social and
psychological sanctions to the debtor. Losses due to social and psychological sanctions
for the debtor are more severe compared to sanctions that are material. This practice is
not in accordance with the principle of kinship and the principle of justice which is an
inseparable part of the Pancasila economic system.

Keyword : Housing Finance, Family and Justice Principle

ABSTRAK
Rumah adalah kebutuhan dasar bagi setiap orang.Untuk menilai layak atau tidaknya
kehidupan dari suatu masyarakat salah satu indikatornya adalah rumah. Dengan sistim
kredit dalam pembelian sebuah rumah maka sebagian besar masyarakat Indonesia bisa
memiliki rumah. Pada saat masyarakat tadi tidak mampu membayar angsuran kredit
rumah maka rumah tersebut akan dicoret-coret oleh pihak bank seperti rumah ini dalam
pengawai bank. Dengan di coret-coretnya rumah debitur karena tidak mampu
membayar kredit perumahan, memberikan sanksi sosial dan psikologis kepada debitur.
Kerugian akibat dari sanksi sosial dan psikologis bagi debitur ini lebih berat
dibandingkan dengan sanksi yang bersifat materiil. Praktek ini tidak sesuai dengan azas
kekeluargaan dan prinsip keadilan yang merupakan bagian dari tidak terpisahkan dari
sistim ekonomi Pancasila.

Kata Kunci: Pembiayan Rumah, Prinsip Kekeluargaan dan Keadilan

PENDAHULUAN suatu masyarakat salah satu indikatornya


Rumah merupakan kebutuhan adalah rumah. Dari rumah pula sebuah
pokok bagi kehidupan. Rumah sebagai keluarga dijadikan tempat untuk
tempat berteduh, istirahat, dan tempat mengatur dan merencanakan kehidupan
domisili seseorang. Rumah adalah selanjutnya. Pada sisi yang lain rumah
kebutuhan dasar bagi setiap orang.Untuk juga merupakan sebuah bentuk cara
menilai layak atau tidaknya kehidupan dari

404
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

berinteraksi dengan masyarakat lainnya mendalam atas itikad baik dan


(Muhtar, 2017). kemampuan serta kesanggupan
Dalam stratifikasi sosial rumah nasabah debitur untuk melunasi
merupakan identitas sosial seseorang. utangnya sesuai dengan yang
Dari bentuk arsitektur dan interiornya diperjanjikan.
bisa terlihat seperti apa pola hidup Didalam prakteknya dalam
pemilik rumah, status sosialnya serta melakukan analisis yang mendalam
cara bermasyarakatnya. Begitu terhadap calon debitur dilakukan
pentingnya sebuah rumah bagi dengan melihat terhadapwatak calon
kehidupan seseorang, banyak orang debitur, kemampuan untuk membayar
membeli rumah dengan berbagai cara, utang, posisi modal, agunan dan
baik dibayar secara tunai atau kredit. prospek usaha calon debitur. Apabila
Untuk membangun rumah yang layak huni calon debitur telah mendapatkan
bagi masyarakat membutuhkan biaya yang fasilitas kredit berarti debitur tersebut
cukup besar oleh karena itu sebagian telah lulus dalam penilaian yang
masyarakat Indonesia yang masih dilakukan oleh kreditur dalam hal ini
berada dibawah garis kemiskinan, bank. Maka untuk memberikan
banyak membeli rumah dengan cara kepastian hukum dalam perjanjian
kredit (Rusmawati, 2015). kredit tersebut dibuatlah Perjanjian
Dengan sistim kredit dalam Kredit secara tertulis antara debitur dan
pembelian sebuah rumah maka kreditur.
sebagian besar masyarakat Indonesia Di dalam Perjanjian Kredit
bisa memiliki rumah. Dimana dengan tersebut tertuang semua kewajiban
sistim kredit cukup dengan membayar antara debitur dan kreditur. Salah satu
uang muka yang tidak terlalu besar klausul didalam perjanjian tersebut
maka seseorang bisa memiliki sebuah adalah klausul tentang adanya wan
rumah dengan syarat tetap harus prestasi (ingkar janji) yang dilakukan
membayar cicilan dalam jangka tertentu debitur seperti debitur tidak lagi
sebagaimana yang diperjanjikan membayar angsuran kredit sebagaimana
didalam akad perjanjian kredit yang telah diperjanjikan. Maka
(Purwanto, 2016). berdasarkan perjanjian kredit tersebut
Salah satu lembaga yang paling rumah tersebut dilelang kemudian hasil
banyak memberikan kredit dibidang penjualan lelang separuhnya dibagikan
perumahan adalah lembaga perbankan, kepada debitur dan separuhnya lagi
malahan ada sebuah bank yang fokus dikembalikan kepada kreditur
terhadap kredit perumahan seperti Bank berdasarkan jumlah hutang dan piutang,
Tabungan Negara (BTN). Didalam hal ini telah diamanatkan oleh Undang-
dunia perbankan sebelum memberikan Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
kredit kepada calon debitur maka Hak Tanggungan.
diwajibkan untuk membuat sebuah Rahmawan et al., (2017) dalam
perhitungan yang mendalam apakah penelitiannya menemukan bahwa dalam
calon debitur ini layak atau tidak untuk prakteknya apabila debitur wan prestasi
mendapatkan fasilitas kredit tersebut, maka rumah debitur akan dicoret-coret
ini merupakan amanat dari Undang- oleh pihak bank seperti rumah ini dalam
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang pengawan bank “X”.Secara tidak
Perbakan Pasal 8 Ayat (1) yang lansung ini merugikan debitur secara
berbunyi Bank wajib mempunyai sosial. Para tetangga akan melihat dan
keyakinan berdasarkan analisis yang menimbulkan citra negative bagi

405
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

debitur dan keluarga debitur. Tahun 1998 tentang Perbankan,


Bagaimana jika debitur memiliki anak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
dan anaknya memiliki teman-teman, tentang Hak Tanggungan, Undang-
tentu anak tersebut mendapatkan Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
dampak psikologis dihadapan teman- Perumahan dan peraturan perundang-
temannya jika diketahui oleh teman- undangan terkait lainnya. Adapun bahan
temannya. Sudahlah debitur mendapat hukum sekunder terdiri dari jurnal-
kerugian materi janganlah dibebankan jurnal, buku-buku dan pendapat para
juga debitur menderita kerugian sosial ahli yang berkenaan dengan moralitas,
dan psikologis. kredit dan perumahan.
Di tengah kondisi yang kian
sulit terkadang kita tidak bisa HASIL DAN PEMBAHASAN
memprediksi perekonomian, terkadang Undang-Undang Dasar Negara
naik dan terkadang turun. Jikalau Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal
debitur wan prestasi maka silahkan 28H ayat (1) menyebutkan, bahwa
lansung lelang saja rumah tersebut setiap orang berhak hidup sejahtera
tanpa mencoret-mencoret rumah. lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
Padahal coret-mencoret rumah tidak mendapatkan lingkungan hidup yang
diatur dalam peraturan perundang- baik dan sehat. Rumah mempunyai
undangan (Suarjaya et al., 2017). peranan yang sangat strategis dalam
Didalam Pasal 33 UUD 1945 pembentukan watak serta kepribadian
jelas menyatakan bahwa perekonomian bangsa sebagai salah satu upaya
disusun atas azas bersama dan membangun manusia Indonesia
kekeluargaan.Yang namanya keluarga seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan
memiliki ikatan batin yang kuat, saling produktif sehingga terpenuhinya
melindungi, saling membantu dan kebutuhan tempat tinggal merupakan
saling menutupi aib masing-masing kebutuhan dasar bagi setiap manusia,
anggota keluarganya. Praktek coret yang akan terus ada dan berkembang
mencoret apabila debitur tidak mampu sesuai dengan tahapan dan siklus
membayar angsuran kredit bukanlah kehidupan manusia.
bagian dari azas kekeluargaan. Budaya Negara bertanggung jawab
timur memiliki nilai saling harga- melindungi segenap bangsa Indonesia
menghargai dan hormat-menghormati melalui penyelenggaraan perumahan
satu sama lain, berbeda dengan budaya dan kawasan permukiman agar
barat yang jauh dari nilai kekeluargaan masyarakat mampu bertempat tinggal
seperti individualis dan liberalis. serta menghuni rumah yang layak dan
terjangkau didalam lingkungan yang
METODE PENELITIAN sehat, aman, harmonis dan
Metode Penelitian yang berkelanjutan di seluruh wilayah
digunakan adalah metode penelitian Indonesia. Sebagai salah satu kebutuhan
hukum normatif. Data yang digunakan dasar manusia, idealnya rumah harus
adalah data sekunder yang terdiri dari dimiliki oleh setiap keluarga, terutama
bahan hukum primer berupa peraturan bagi masyarakat yang berpenghasilan
perundang-undangan yang terkait rendah dan bagi masyarakat yang
pembahasan seperti Undang-Undang tinggal didaerah padat penduduk
Dasar 1945, TAP MPR RI Nomor diperkotaan. Negara juga bertanggung
VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan jawab dalam menyediakan dan
Berbangsa, Undang-Undang Nomor 10 memberikan kemudahan perolehan

406
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

rumah bagi masyarakat melalui satunya menciptakan keadilan dibidang


penyelenggaraan perumahan dan penyelesaian sengketa kredit perumahan.
kawasan permukiman serta Secara yuridis penyelesaian
keswadayaan masyarakat. Penyediaan sengketa perkreditan rumah yang
dan kemudahan perolehan rumah dijaminkan dengan hak tanggungan
tersebut merupakan satu kesatuan diatur didalam Undang-Undang Nomor
fungsional dalam wujud tata ruang, 4 Tahun 1996 tentang Hak
kehidupan ekonomi, dan sosial budaya Tanggungan.Didalam Pasal 6
yang mampu menjamin kelestarian disebutkan apabila debitur cidera janji
lingkungan hidup sejalan dengan maka jalan yang ditempuh adalah
semangat demokrasi, otonomi daerah dengan cara menjual lansung rumah
dan keterbukaan dalam tatanan tersebut dipelelangan umum.Kemudia
kehidupan bermasyarakat, berbangsa didalam Pasal 20 juga diberikan
dan bernegara (Ellsya & Kashadi, 2016). alternatif lainnya seperti bisa dijual di
Pancasila sebagai dasar filsafat luar pelelangan umum dengan syarat
negara Indonesia secara yuridis adanya kesepakatan antara debitur dan
tercantum dalam pembukaan Undang- kreditur untuk memperoleh harga yang
Undang 1945, alinea IV, yang tertinggi.Jalan yang terakhir ini lebih
berkedudukan sebagai tertib hukum baik ditempuh dari pada yang pertama
tertinggi dalam peraturan perundang- karena didalam penyelesaiannya
undangan negara Republik Indonesia. mempriorotaskan keuntungan bagi
Oleh karena itu, merupakan suatu kedua belah pihak.
sumber hukum dasar beserta hukum Dalam penyelesaian kredit
positif lainnya. Oleh karena itu macet dibidang perumahan di negara
Pancasila disebut sebagai Indonesia masih massif menggunakan
staatsfundamentalnorm atau norma cara-cara yang tidak sesuai dengan
dasar bagi derivasi peraturan hukum nilai-nilai Filosopi Pancasila yakni sila
positif lainnya di negara kesatuan kelima keadilan sosial bagi seluruh
Republik Indonesia. Konsekuensinya rakyat Indonesia. Dengan di coret-
secara yuridis Pancasila terletak pada coretnya rumah oleh pihak perbankan
kelansungan hidup negara Republik pada saat debitur cidera janji dalam
Indonesia, serta dalam hubungan melakukan pembayaran angsuran kredit,
dengan hukum positif Indonesia sebagai maka secara lansung bank memberikan
sumber tolak ukur serta arah bagi sanksi secara sosial dan psikologis
hukum positif Indonesia. terhadap debitur. Padahal perjanjian
Konsekuensi Pancasila sebagai kredit pembiayaan rumah adalah
staatsfundamentalnorm, nilai-nilai yang perjanjian kontraktual yang bersifat
terkandung didalam sila-sila Pancasila keperdataan, jika dalam pelaksanaan
harus membumi dan terealisasi bukan perjanjian mengalami cidera janji maka
hanya didalam aturan-aturan hukum, penyelesaiannya pun juga harus bersifat
namun juga didalam segala aktifitas keperdataan.
yang ada ditengah-tengah Sifat keperdataan dari
masyarakat.Salah satu sila didalam penyelesaian kredit perumahan yang
Pancasila yakni keadilan sosial bagi bermasalah ini dilaksanakan dengan
seluruh rakyat Indonesia.Sila ini menjual rumah tersebut baik melalui
memiliki nilai yang mendalam pelelangan umum maupun di bawah
bagaimana menciptakan keadilan dalam tangan berdasarkan kesepakatan kedua
setiap segi kehidupan masyarakat, salah belah pihak, hasil dari penjualan rumah

407
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

tersebut dibayarkan untuk membayar sangat jauh dari nilai-nilai keadilan


sisa hutang dan apabila bersisa sosial. Perekonomian disusun bukanlah
dikembalikan kepada debitur. Dari sifat secara individualistis namun disusun
keperdataan ini terlihatlah kedudukan untuk mewujudkan keadilan dan
yang seimbang antara hak dan kesejahteraan yang merata bagi semua
kewajiban debitur dan rakyat Indonesia. Keadilan dalam
kreditur.Sehingga tercerminlah filosopi hubungan ekonomi adalah senantiasa
keadilan seperti yang diamanatkan oleh memberikan kepada sesama apa yang
Pancasila.Hanya dengan keadilan, semestinya diterima sebagai haknya dan
peradaban bangsa kita dapat senantiasa membagi segala kenikmatan
berkembang. dan beban secara merata sesuai dengan
Dengan di coret-coretnya sifat dan kapasitasnya masing-masing.
rumah debitur karena tidak mampu Etika ekonomi dan bisnis
membayar kredit perumahan, dimaksudkan agar prinsip dan perilaku
memberikan sanksi sosial dan ekonomi dan bisnis baik oleh
psikologis kepada debitur. Kerugian perseorangan, institusi, maupun
akibat dari sanksi sosial dan psikologis pengambil keputusan dalam bidang
bagi debitur ini lebih berat ekonomi dapat melahirkan kondisi dan
dibandingkan dengan sanksi yang realitas ekonomi yang bercirikan
bersifat materiil. Sanksi sosial ini berkeadilan dan ekonomi yang berpihak
melahirkan stigma negatif di tengah kepada rakyat kecil melalui kebijakan
masyarakat terhadap debitur sehingga secara berkesinambungan. Etika ini
akan menyulitkan debitur untuk mencegah terjadinya praktek-praktek
melakukan kegiatan bisnis dikemudian dan perilaku-perilaku yang
hari, sebab dunia bisnis adalah dunia menghalalkan segala cara dalam
kepercayaan dan nama baik.Nama baik memperoleh keuntungan.
merupakan asset yang sangat berharga Dasar hukum dari mencoret-
dalam dunia bisnis.Dampak Psikologis coret rumah ini tidak terdapat didalam
bukan hanya dirasakan oleh debitur aturan perundang-undangan yang
termasuk juga anggota keluarga debitur berlaku. Bentuk mencoret-coret rumah
yang tinggal dirumah tersebut. ini dilakukan dengan menulis didinding
Didalam Alternatif depan rumah dengan tulisan “RUMAH
Penyelesaian Sengketa (APS) memiliki INI DIDALAM PENGAWASAN
semangat untuk menyelesaikan BANK” atau “RUMAH INI DISITA
sengketa bersifat tertutup untuk umum OLEH BANK” dengan cat yang
(close door session) serta kerahasiaan warnanya mencolok sehingga
para pihak terjamin (confidentiality). menimbulkan kesan malu bagi pemilik
Sehingga permasalahan hanya diketahui rumah. Bentuk lain coret-mencoret
oleh para pihak saja. Namun ini rumah ini adalah dengan membuat
bertolak belakang dengan proses coret plang di rumah tersebut dengan tulisan-
mencoret rumah ketika debitur tulisan seperti yang tertera di atas.
wanprestasi dalam membayar kredit Kedudukan bank (kreditur) dan nasabah
rumah, seolah-olah kreditur (debitur) adalah sederajat di dalam
mengumumkan kepada halayak ramai perjanjian utang piutang, namun dari
jika debitur telah melakukan segi ekonomi dan sosial kedudukan
wanprestasi. bank lebih tinggi daripada nasabah
Proses coret mencoret rumah karena bank mempunyai fasilitas yang
dalam penyelesaian kredit bermalasah dimanfaatkan oleh nasabah.

408
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

Dengan lahirnya Undang- antara debitur dengan kreditur dalam


Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang kredit perumahan bukan hanya sebatas
Hak Tanggungan memberikan kepastian kontraktual semata tetapi ada hubungan
hukum bagi bank sebagai kreditur. saling tolong-menolong dalam lingkup
Kedudukan bank sebagai pemegang hak sebuah keluarga. Konsep bisnis
tanggungan memiliki kedudukan yang kekeluargaan tidak menomor satukan
lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan. Bisnis yang baik (good
kreditur-kreditur lainnya (kreditur business) bukan saja bisnis yang
konkurent). menguntungkan namun bisnis yang baik
Sebagai kreditur preferent adalah bisnis yang baik secara moral.
pemegang hak tanggungan berhak Penyelesaian sengketa kredit
untuk didahulukan pembayaran perumahan yang bermasalah dengan
piutangnya dari hasil penjualan barang cara mencoret-coret rumah tidak
yang dibebani hak tanggungan. Selain menciptakan perasaan kekeluargaan
itu meskipun rumah yang dijadikan karena tidak mencerminkan adanya rasa
obyek jaminan hak tanggungan senasib sepenanggungan antara debitur
dipindahtangankan oleh pemiliknya dan kreditur. Dalam azas kekerluargaan
kepada orang lain maka pemindahan debitur dan kreditur adalah satu
hak milik tersebut tidak menghapuskan keluarga, sekali orang sudah menjadi
hak tanggungan. Hak tanggungan keluarga tidak mungkin ia membuka aib
mudah dan pasti pelaksanaan keluarganya untuk di umumkan kepada
eksekusinya sebab sertifikat Hak masyarakat luas.
Tanggungan memiliki kekuatan Sistim ekonomi Pancasila
eksekutorial sama dengan putusan mengandung nilai kekeluargaan. Nilai
pengadilan (Prabowo, 2019). kekeluargaan tersebut adalah jati diri
Oleh sebab itu dengan budaya bangsa. Semangat kekeluargaan
dilindunginya hak-hak bank selaku itu tidak bisa dipisahkan dari akar
kreditur oleh Undang-Undang Hak budaya dan nilai-nilai religius yang
Tanggungan maka proses coret- hidup dalam masyarakat. Dengan
mencoret rumah harus di hilangkan landasan berfikir demikian,
karena tidak sesuai dengan asas perekonomian hendak dibangun dalam
kekeluargaan sebagaimana terdapat suasana lingkungan kehidupan
didalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) simbiosis-mutualisme, yang saling
yang berbunyi Perekonomian disusun mendukung dan tidak saling
sebagai usaha bersama berdasar atas menegasikan.
asas kekeluargaan. Salah satu pertimbangan
Azas kekeluargaan adalah lahirnya Undang-Undang 10 Tahun
pedoman nasional yang telah ditetapkan 1998 tentang Perbankan adalah untuk
didalam Undang-Undang Dasar 1945 melakukan pembangunan yang
untuk mengatur perekonomian menuju berkesinambungan dalam rangka
masyarakat yang adil dan makmur mewujudkan masyarakat Indonesia
berdasarkan Pancasila. Semangat yang adil dan makmur berdasarkan
ekonomi yang berazaskan kekeluargaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
adalah semangat perekonomian yang 1945. Ini tertulis jelas didalam
saling tolong menolong. Puspitasari et konsideran huruf a. Maka tidak ada
al., (2018) dalam penelitiannya alasan bagi lembaga perbankan untuk
menyatakan apabila ditinjau dari tidak menerapkan skema kekeluargaan
perekonomian kekeluargaan hubungan

409
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

didalam penyelesaian kredit perumahan diharapkan kepada lembaga-lembaga


yang bermasalah (Sutanti, 2017). terkait yang melakukan pengawasan
Tujuan dari ekonomi Pancasila terhadap lembaga keuangan salah
adalah memuliakan manusia. Manusia satunya Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dilihat bukan hanya dari sisi materil bisa bertindak aktif untuk
namun di lihat juga dalam sisi sosial. menghilangkan praktek-praktek tersebut.
Prinsip berbagi rasa, untung sama
didapat dan rugi sama dibagi sudah DAFTAR PUSTAKA
menjadi tatanan luhur Bangsa Indonesia. Ellsya, A., & Kashadi, S. M. B. (2016).
Hal ini tergambar dari peribahasa Penyelesaian Kredit Macet
“berat sama di pikul, ringan sama di Kendaraan Bermotor dengan
jinjing, ke bukit sama mendaki ke lurah Jaminan Fidusia (Studi Kasus
sama menurun”. pada PT. Nusa Surya Ciptadana
Dengan adanya rasa Semarang). Diponegoro Law
kekeluargaan ini maka akan Journal, 5(2), 1-14.
meningkatkan rasa solidaritas yang kuat Muhtar, L. (2017). Penyelesaian Kredit
di bidang ekonomi di tengah-tengah Macet Pada Koperasi Serba
masyarakat, adanya saling bantu Usaha Surya Kabupaten Barru
membantu dan bahu membahu dalam Dikaitkan Dengan Pasal 1243
kegiatan perekonomian melahirkan KUHPerdata (Doctoral
kesejahteraan yang merata bagi seluruh dissertation, UIN Sunan Gunung
rakyat Indonesia sehingga Djati Bandung).
mengantarkan negara Indonesia menjadi Purwanto, R. H. (2016). Perjanjian
negara yang makmur. Kredit Pada Koperasi Wanita
(Kopwan)" Insan Sejahtera"
PENUTUP Oleh Debitur Yang
Kesimpulan Wanprestasi. Jurnal Pro
Skema penyelesaian kredit Hukum: Jurnal Penelitian
perumahan yang bermasalah dengan Bidang Hukum Universitas
cara mencoret-coret rumah tidak sesuai Gresik, 5(1).
dengan azas kekeluargaan dan keadilan. Puspitasari, D., Darsono, S. H., & Hum,
Efek dari coret-mencoret rumah tersebut M. (2018). Pelaksanaan
selain rugi dalam materil juga debitur Perjanjian Kredit Koperasi
mengalami kerugian secara sosial Pegawai Negeri Di Koperasi
karena tulisan di dinding rumah bisa Guru Bayat Klaten (Doctoral
dilihat banyak orang serta menimbulkan dissertation, Universitas
citra negatif kepada debitur. Dalam Muhammadiyah Surakarta).
sistim ekonomi Pancasila yang bercorak Prabowo, S. (2019). Penyelesaian
kekeluargaan kegiatan ekonomi bukan Kredit Macet Dalam Perjanjian
hanya dilihat dari sisi materil saja, Kredit Pemilikan Rumah
namun ada sisi lain berupa saling tolong (KPR). Diponegoro Private Law
menolong dan saling menghargai. Review, 4(1).
Rahmawan, F. R., Inayah, S. H., &
Saran Hum, M. (2017). Implementasi
Kedepannya skema penyelesaian Asas Kekeluargaan Dalam
kredit perumahan yang bermasalah Penanganan Pinjaman
dengan cara coret-mencoret dinding Bermasalah Di Koperasi
rumah debitur bisa hilangkan serta Pegawai Republik Indonesia

410
2020. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 3 (2): 404-411

Berdasarkan Undang-Undang
No. 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian (Studi Kasus Di
Koperasi Manunggaling Karso
Yuwana/Kpri. Makarya, Kec.
Jebres, Kota
Surakarta) (Doctoral
dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Rusmawati, D. E. (2015). Tinjauan
Yuridis Penyelamatan Dan
Penyelesaian Kredit Macet
(Studi Pada Koperasi Kredit
Mekar Sai Bandar
Lampung). Fiat Justisia, 6(1).
Suarjaya, I. N., Cipta, W., & Zukhri, A.
(2017). Analisis Penyelesaian
Kredit Macet Pada Koperasi
Pasar Srinadi Klungkung. Jurnal
Pendidikan Ekonomi
Undiksha, 5(1).
Sutanti, A. (2017). Perlindungan
Hukum Bagi Konsumen
Pemberi Anggunan Dalam
Transaksi Kredit Pada Lembaga
Keuangan Bank (Kajian
Terhadap Pembebanan Hak
Tanggungan) Pada PD BKK
Susukan Kabupaten
Semarang. Jurnal Akta, 4(4),
677-688.

411

Anda mungkin juga menyukai