Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perencanaan tebal lapis perkerasan kaku menggunakan


metode Pd T-14-20003 dan metode MDP 2017 dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan hasil perhitungan survei LHR pada ruas Jalan raya Lubuk
Begalung – Indarung, Kota Padang diperoleh nilai LHR sebesar
13.518,889 smp/jam/1 arah.
2. Berdasarkan Pengujian yang dilakukan sebanyak 31 titik dengan jarak per
200 m maka didapatkan nilai CBR lapangan sebesar 5,33 %. Nilai CBR
dicari dengan 2 metoda yaitu metoda analitis dan metoda grafis. Metoda
analitis didapatkan CBR sebesar 5,33 % dan metoda grafis didapatkan
CBR sebesar 5,50 %, dari kedua metoda tersebut CBR paling kecil yang
akan digunakan untuk perencanaan tebal konstruksi perkerasan kaku.
3. Hasil perencanaan tebal konstruksi perkerasan kaku menggunakan metode
Pd T-14-20003 dan metode MDP 2017 adalah sebagai berikut :
a. Metode Pd T-14-20003

 Tebal pelat beton = 200 mm


 Lapis pondasi bawah = 150 mm
 Dowel
- Diameter dowel = 33 mm
- Panjang dowel = 450 mm
- Jarak antar dowel = 300 mm

 Tie bar
- Diameter tie bar = 16 mm
- Panjang tie bar = 700 mm
- Jarak antar tie bar = 750 mm

1
20 cm (pelat beton)

15 cm (lapis beton kurus)

Tanah dasar CBR 5 %


Gambar 5. 1 Detail Struktur Lapis Perkerasan Kaku metode Pd T-14-2003

b. Metode MDP 2017

 Tebal pelat beton = 305 mm


 Lapis beton kurus (LC) = 100 mm
 Lapis drainase = 150 mm
 Stabilisasi semen = 300 mm
 Dowel
- Diameter dowel = 38 mm
- Panjang dowel = 450 mm
- Jarak antar dowel = 300 mm

 Tie bar
- Diameter tie bar = 16 mm
- Panjang tie bar = 700 mm
- Jarak antar tie bar = 750 mm

30,5 cm (pelat beton)

10 cm (Lapis beton kurus )

15 cm (Lapis Drainase Agregat Kelas A)

30 cm (Stabilisasi Semen)

Tanah Dasar CBR 5%

Gambar 5. 2 Detail Struktur Lapis Perkerasan Kaku metode MDP 2017

4. Dari hasil perencanaan tebal lapis perkerasan kaku menggunakan kedua


metode diatas. Didapatkan metode MDP 2017 memiliki konstruksi yang
lebih kuat dikarenakan struktur perkerasannya lebih lengkap dibandingkan
2
dengan metode Pd T-14-2003. Dari metode MDP 2017 juga didapatkan
nilai tebal lapisan pondasi bawah, lapisan drainase, lapisan beton kurus,
hingga lapis perkerasan jalan, sedangkan pada metode Pd T-14-2003
hanya didapatkan nilai tebal dari lapis pondasi bawah dan lapis perkerasan
jalan saja. Dari perbandingan hasil perencanaan kedua metode tersebut
kami merekomendasikan untuk menggunakan metode MDP 2017 saja agar
mendapatkan hasil konstruksi yang lebih kuat.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil perencanaan tebal lapis perkerasan kaku menggunakan


metode Pd T-14-20003 dan metode MDP 2017 dapat diberikan beberapa saran
antara lain:

1. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir, diharapkan terlebih


dahulu mengetahui kondisi lapangan serta data-data pendukung yang akan
digunakan sebagai panduan Tugas Akhir, agar saat proses penyusunan
Tugas Akhir tidak susah untuk mencari data dan agar tidak terjadi
kesalahan dalam perhitungan perencanaan.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan Tugas Akhir, diharapkan terlebih
dahulu untuk mempelajari kembali ilmu–ilmu yang berkaitan dengan
perencanaan perekerasan jalan seperti yang terdapat pada mata kuliah
perkerasan jalan kaku serta pedoman spesifikasi yang digunakan agar
mahasiswa lebih mudah dalam proses penyusunan Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai