Nomor Anggota:
KEWAJIBAN DAN KODE ETIK
Buku saku ini berisi data pribadi sebagai tanggung jawab identitas anggota sebagai pilot yang
terdaftar dan disiplin; berisi kode etik anggota dan prosedur wajib pengoperasian SPUKTA yang
harus dilakukan dengan baik dan benar; dan berisi peraturan pemerintah sebagai acuan regulasi
yang mengatur pengoperasian SPUKTA.
PEMILIK buku saku ini wajib memperbaharui data pribadi, catatan pelatihan dan prestasi dan
harus divalidasi oleh pihak pemberi kerja / yang bertanggung jawab dan di bukukan oleh bagian
keanggotaan organisasi.
PEMILIK buku saku ini wajib memahami dan menjalankan kegiatan sesuai dengan visi dan misi
perkumpulan, prosedur wajib termasuk peraturan-peraturan yang mengatur pengoperasian
SPUKTA di Indonesia.
Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) sebagai organisasi yang berkedudukan di Pusat (Jakarta)
mendelegasikan wewenang kepada petugas yang ditunjuk untuk melakukan valisasi, pemeriksaan
dan pelaporan yang dianggap penting untuk ditindaklanjuti dengan tujuan keanggotaan.
/ ,
Yang membuat pernyataan, Validasi Pengurus / Regional,
------------------------------------------ -----------------------------------
IDENTITAS PILOT
Bagian 1: Data Pribadi
Nama Nama Nama
Depan Tengah Belakang
Jenis Tanggal Tempat
Kelamin lahir Lahir
Status (Jam Muda / Biasa / Penuh Regional / Tahun
terbang) 20JT <200JT >200JT Komunitas bergabung
Nomor KTP / Paspor
Bagian 2: Alamat
Alamat domisili
Kota Provinsi Kodepos:
Paraf / Stampel
Nama:
Paraf / Stampel
Nama:
Paraf / Stampel
Nama:
Paraf / Stampel
Nama:
Paraf / Stampel
Nama:
Paraf / Stampel
FLIGHT LOG BOOK
Bagian 8: Flight Log book
Penerbangan Lokasi Penerbangan / Waktu efektif
No Validasi
(latihan, pekerjaan, tugas, etc.) Instansi Penanggung jawab penerbangan
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
Akumulasi
(jam)
REGULASI DAN ATURAN
Regulasi yang berhubungan dengan pengendalian pengoperasian drone
(system pesawat udara tanpa awak)
Selain Kemenhub, TNI juga bisa memberikan sanksi apabila drone dioperasikan
di kawasan udara terlarang (prohibited area) dan kawasan udara terbatas
(restricted area). Kawasan terlarang tersebut antara lain Istana Kepresidenan,
kilang minyak, dan pangkalan udara TNI.
7
NOTAM adalah pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi
mengenai penetapan, kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur atau kondisi
berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan
PROSEDUR OPERASI STANDAR
• Membuat prosedur situasi normal
o Kondisi penerbangan sesuai dengan penilaian dan mitigasi resiko yang dibuat
o Mengenali kondisi normal untuk ditentukan sebagai patokan operasi.
o Melakukan identifikasi perubahan-perubahan yang ditentukan dari fungsi
control, kondisi sekitar dan gejala-gejala yang akan timbul dalam
penerbangan.
o Menentukan perhitungan misi dan kenali anomali dan tindakan yang
diperlukan, sesuai contoh berikut:
Anomali pada Batasan Normal Tindakan / antisipasi
Saat hovering test Kondisi normal dan Memeriksa semua kondisi telemetri
(setinggi pandangan mata) fungsi controller normal
Mengetahui Kecepatan Misi dilakukan dalam Observer melaporkan secara berkala;
angin kondisi kecepatan angin Membatalkan misi jika cruising speed
dibawah 6 m/s rencana tidak tercapai
Menyadari Perubahan Tidak ada notifikasi Mencatat posisi notifikasi motor
kecepatan/arah angin motor overload saat overload jika terjadinya dalam
cruising coarse upwind hitungan dibawah 10 detik;
atau crosswind. Membatalkan misi jika notifikasi motor
overload tidak berhenti (menerus).
Menyadari Perubahan VLOS selalu terjaga atau Sebelum terbang dilakukan observasi
gangguan awan/kabut indikasi telemetri aktif lokasi awan dan pergerakannya.
Melihat benda terbang Tidak muncul benda Antisipasi untuk batalkan misi atau
lain terbang/burung, dll. menekan fitur “pause”.
Meyakinkan tidak adanya benda
terbang sebelum misi dimulai
Menyadari perubahan Slider indicator battery Kalkulasi berkala dalam penghitungan
battery sesuai dengan sisa battery sebelum selesai atau
penghitungan count penggantian battery.
down. Meyakinkan Tegangan battery diatas
3,6A dan kondisi setara untuk masing2
sel.
Fungsi Controller Tidak ada indikasi Meyakinkan sebelum terbang, saat
gangguan, bunyi alarm, take off, cruising dan approach landing
notifikasi warna kuning / berfungsi baik.
merah,
Pilot / Observer Bekerja tidak lebih Melakukan istirahan selama 60 menit
selama 200 menit
secara terus menerus
• Membuat prosedur situasi ab-normal
o Menentukan batasan antara kondisi normal dan situasi perubahan menjadi ab-
normal, sehingga bisa dijadikan panduan dimana tindakan sudah terencana
dan sesuai dengan kapabilitas sistim pesawat.
o Menentukan teknik pengendalian untuk mengembalikan situasi ab-normal
menjadi normal.
o Setelah kondisi anomaly (indikasi terjadinya kondisi ab-normal) ditentukan
buat tindakan yang diperlukan, sesuai contoh berikut:
Anomali pada Batasan Abnormal Tindakan / antisipasi
Saat hovering test Kondisi tidak normal dan Melakukan langkah yang diminta
(setinggi pandangan mata) ada gangguan fungsi system controller dan mencari
controller. penyebab hingga teratasi.
Terdengar bunyi alarm
dan notifikasi firmware
update, IMU dan
kompas berwarna
kuning/merah.
Mengetahui Kecepatan Diatas 6 m/s Membatalkan misi, dan mencatat
angin dalam laporan
Menyadari Perubahan Adanya notifikasi “motor Mencatat posisi dan time stamp
kecepatan/arah angin overload” atau alarm Segera membatalkan misi
Menyadari Perubahan VLOS tidak terjaga dan Segera membatalkan misi
gangguan awan/kabut telemetri terputus
Melihat benda terbang Muncul benda terbang/ Segera membatalkan misi dan dimulai
lain burung, dll. Dengan jika kondisi normal (tidak ada
kondisi memungkinkan gangguan)
terjadi collission
Menyadari perubahan Slider indicator turun Segera membatalkan misi untuk
battery secara drastic dan menggantu unit battery dan mencatat
kondisi salah satu sel nomor battery.
battery dibawah 3,4volt
Fungsi Controller Adanya perubahan Segera membatalkan misi (landing)
indikasi gangguan, bunyi mencari penyebab hingga mengetahui
alarm, notifikasi warna sumber masalah.
kuning / merah,
• Membuat prosedur darurat
o Merupakan kewajiban setiap penerbangan berijin menentukan prosedur
darurat yang ditentukan dari kedaruratan penerbangan yang direncanakan dan
kedaruratan yang disebabkan oleh pihak lain, sesuai contoh berikut;
Kegagalan Kondisi Darurat Tindakan / antisipasi
Komunikasi Kondisi fail-safe akan Otomatis Return-to-home
aktif Mencatat dan lakukan pelaporan
Komunikasi (intermitten) Kondisi fail-safe belum Take over untuk manual landing
aktivasi Mencatat dan lakukan pelaporan
Battery drop Tegangan battery dan Mengarahkan secara manual kearah
indikasi daya tidak landing pad atau laternatif landing
normal untuk yang lebih dekat.
melanjutkan misi Mencatat dan lakukan pelaporan
Gangguan benda lain Tidak dapat dicegah Mengarahkan secara manual kearah
landing pad atau laternatif landing
yang lebih dekat.
Mencatat dan lakukan pelaporan
Karena pihak lain Kondisi darurat Kawasan Mengarahkan secara manual kearah
kerja, diperintahkan landing pad atau laternatif landing
untuk hentikan semua yang lebih dekat.
aktifitas Mencatat dan lakukan pelaporan
Salah satu Pilot / Observer Salah satu dari Pilot / Pilot / Observer secara manual kearah
Observer dalam bahaya landing pad atau laternatif landing
/ sakit yang lebih dekat.
Meyakinkan Pilot/Observer dalam
kondisi fit sebelum mulai misi.
Terjadi Crash Pelaporan posisi terakhir Jika terjadi crash pelaporan dilakukan
dan melakukan secara langsung kepada pihak ATS dan
koordinasi kepada pihak pihak penanggung pekerjaan; dan
terkait dengan penuh dilakukan pencarian bersama tim
rasa tanggung jawab keamanan dan pihak yang
berwewenang atas dampak yang
timbul.
Sebagai panduan pengoperasian ditentukan dari referensi ICAO mengenai RPAS Manual
khususnya petunjuk peraturan mengenai CASR 107 (mengenai Civil Aviation Safety
Regulation) untuk Pesawat Terbang Tanpa Awak; juga merujuk pada guideline JARUS
mengenai SORA (Specific Operation Risk Assessment) dimana setiap skenario penerbangan
mempunya resiko berbeda sehingga setiap penerbangan perlu diuji penilaian resikonya
berdasarkan lokasi/wilayah udara, waktu penerbangan, Pesawat yang dipakai serta
kompetensi pilot yang layak mendukung operasi yang direncanakan.
Dalam prinsip operasi hal ini APDI sebagai organisasi mempunyai visi dan misi yang
menjadikan Safety Culture untuk penerbangan yang mengedepankan Aspek Keselamatan
dan keamanan, kegiatan yang beranggung-jawab dan bermartabat.
Berikut ini pokok-pokok materi yang perlu diperhatikan sebagai acuan dasar pengoperasian
pesawat terbang tanpa awak, yaitu komponen hardware (perangkat keras) dan software
(perangkat lunak), environment (lingkungan sekitar), Live-ware (meliputi operator dan
perangkat lain serta serta kondisi abstrak yang menyertai).
Hukum Udara, Peraturan dan Regulasi
Pengetahuan mengenai Hukum udara ditekankan untuk pilot komersial yang harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawab dalam pengajuan perijinan, implementasi
aturan penerbangan dan pelaporan.
Dalam aturan penerbangan terutama untuk PUTA difokuskan dalam pengajuan operasi
drone kecil dibawah 25kg kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, untuk
mendapatkan otorisasi dalam batasan-batasan dan prosedur koordinasi dengan unit
pelayanan informasi aeronautika setempat. Dan untuk penerbangan rekresi, hobi dan latihan
suatu organisasi/komunitas harus melaksanakan kegiatan komunitasnya pada ruang udara
un-controlled airspace atau organisasi/komunitas mengajukan reserve area untuk kegiatan
komunitas dengan batasan-batasan pengoperasian yang aman dan terawasi.
LAKUKAN PENERBANGAN DENGAN IJIN DAN KOORDINASI, KESELAMATAN MERUPAKAN IJIN
UTAMA SEBELUM TERBANG
Petunjuk Landing
Multirotor.
• Pendaratan dilakukan secara aman dengan menerbangkan pesawat lebih tinggi
dari bangunan tertinggi dan mengarahkan drone tetap diatas landing-pad dan
kemudian turu perlahan hingga touch-down dan dis-arming remote controller.
Disarankan setiap pendaratan orientasi pesawat TIDAK nose-in
Fixed-wing.
• Saat pendaratan dimulai (baik secara manual atau otomatis setelah 2 menit
berputar-putar di sekitar waypoint awal), motor pesawat akan mati dan meluncur
turun ke tanah dengan mengitari waypoint awal. Setelah touch-down, pesawat
akan secara otomatis kembali pada mode idle setelah mati beberapa detik
kemudian.
Fasilitas
Tidak berfungsinya alat komunikasi 2 E
Komunikasi
• kacamata, tabir surya, topi pelindung matahari, mengenakan pakaian dan sepatu
yang sesuai untuk kerja lapangan, menggunakan sepatu yang sesuai
• Tidak beroperasi saat kecepatan angin melebihi 7m/detik.
• Tetap waspada terhadap pesawat lain yang masuk ke area penerbangan dan
orang-orang yang pindah ke area pendaratan selama penerbangan. Berhati-hati
memilih area lepas landas dan pendaratan yang sesuai. Menjaga jarak sejauh
30m dari selain anggota awak atau pengamat. Senantiasa menjaga garis
pandangan.
• Periksa kelaikan terbang PUTA dan level baterai.
• Tentukan tempat untuk mengalihkan PUTA saat darurat
• Berkoordinasi dengan pihak yang berhubungan dengan aktifitas sekitar (lalulintas,
jalur pejalan kaki dan pihak lain yang terdmpak)
• Penyediaan back-up (alternative) radio komunikasi point to point
• Penyediaan alat P3K, koordinasi dengan klinik terdekat dan alat penanggulangan
tumpahan bahan bakar yang memadai
Dengan tindakan pengendalian yang tertera di atas, faktor risiko dikurangi dari A3 ke
A1