Anda di halaman 1dari 27

DIA TIDAK PERNAH

BENAR-BENAR PERGI
Karya: Johannes R. Wijaya
DRAMATIC PERSONAE

1. KOOR= (kelompok pemain)


2. PRIA
3. WANITA
4. RAJA
5. IBU
TIRAI PANGGUNG TERBUKA DAN TIDAK ADA CAHAYA DI DALAMNYA NAMUN ADA
SUARA ANGIN DAN LANJUT DENGAN SUARA KOOR DI BELAKANG PANGGUNG.
SUARA ITU TERDENGAR RIANG.
1). KOOR : Maka jadilah terang.
LAMPU PANGGUNG MENYALA SATU PER SATU NAMUN MASIH TERLIHAT SAMAR
DAN KOOR KEMBALI BERNYANYI DAN MENARI SEPERTI MELAYANG-LAYANG
2). KOOR : Jadilah cakrawala
3). KOOR : Jadilah laut
4). KOOR : Jadilah darat
5). KOOR : Jadilah tunas
KOOR MASIH SEPERTI MENARI SAMBIL MEPERAGAKAN GERAKAN TUNAS. DAN
BEBERAPA YANG LAIN DARI KOOR MENGELILINGI PANGGUNG UNTUK MEMASTIKAN
KEBERADAAN WAKTU.
6). KOOR : Jadilah matahari
7). KOOR : Jadilah bulan
KOOR KEMBALI TAMPAK RIANG SAMBIL MENARI-NARI
8). KOOR : Jadilah ikan
9). KOOR : Jadilah burung
10). KOOR : Wah indah yaa!
11). KOOR : Lihat!
12). KOOR : Mana!
13). KOOR : Itu tuh!
14). KOOR : Apa itu?
15). KOOR : Burung garuda!
16). KOOR : Wah! Gagah ya!
17). KOOR : Hey! Sini! Sini! Lihat!
18). KOOR : Mana?
19). KOOR : Itu!
20). KOOR : Apa itu?
21). KOOR : Burung merak!
22). KOOR : Wah! Indah yaa!
23). KOOR : Hoy! Sini! Sini!
24). KOOR : Sini! Di sini! Lihat tuh!
25). KOOR : Apa itu!
26). KOOR : Burung!
27). KOOR : Iya! Burung apa?
28). KOOR : Burung perkutut!
29). KOOR : Tut… tut… tut!
30). KOOR : Tut…tut… tut!
31). KOOR : Bukan seperti itu suaranya! Itu suara kereta!
32). KOOR : Lalu? (menirukan suara ayam)
33). KOOR : (terjatuh) Hah!
34). KOOR : Hey! Lihat!
35). KOOR : Mana!
36). KOOR : Itu!
37). KOOR : Apa itu?
38). KOOR : Ikan
39). KOOR : Ikan apa?
40). KOOR : Iiiiikkaaan capek!
41). KOOR : Yah!
42). KOOR : Hey… Sini! Lihat itu! (menunjuk ke arah penonton)
43). KOOR : Mana?
44). KOOR : itu… tuh!
45). KOOR : Mana si!
46). KOOR : Itu loh! Ada Pak guru pengen buru-buru pulang!
KOOR TERJATUH DAN TERDENGAR SUARA ANGIN DARI KEJAUHAN LALU KOOR
MERASA KETAKUTAN SAMBIL MENARI KEMBALI 2 ORANG KOOR MEMISAHKAN DIRI
DARI KOOR UNTUK MENJADI LELAKI DAN PEREMPUAN.
47). LELAKI : Maka jadilah aku
48). PEREMPUAN : Jadilah kamu
49). KOOR : Jadilah kita!
50). KOOR : (menarik nafas panjang) lihatlah indah bukan?
51). KOOR : Tentu inilah karunia Tuhan, kita bisa nikmati segala yang kita mau di sini.
52). KOOR : Ya itu betul, hanya saja ada satu yang tidak boleh kita makan, yaitu buah
pengetahuan.
53). KOOR :Memangnya kenapa?
54). KOOR : Aku tidak tahu pastinya, yang pasti tanpa memakan buah itu, kita sudah bisa
memakan buah yang lain.
55). KOOR : Kamu tahu buah itu ada di mana?
56). KOOR : Untuk apa kamu tahu?
57). KOOR : Tentu agar aku tidak memakannya.
58). KOOR : Sudahlah kamu kan iseng.
59). KOOR : Aku janji tidak akan iseng.
60). KOOR : Tidak, aku bilang.
61). KOOR : Dasar pelit
62). KOOR : Jika kamu tidak memberi tahu. Aku akan mengajak yang lain untuk
memakan setiap buah yang ada di sini!
63). KOOR : Kamu mengancam?
64). KOOR : Tidak, aku hanya mau memastikan. Ayo teman-teman mari kita cari buah!
SETENGAH DARI KOOR YANG MEMILIKI RASA PENASARAN MEMAKAN SETIAP BUAH
YANG ADA DI TAMAN ITU. TIDAK SAMPAI HABIS LALU MEMBUANGNYA. SETENGAH
YANG LAIN BERDISKUSI.
65). KOOR : Ini berbahaya, kamu seharusnya memberi tahu saja, daripada mereka
memakan buah itu.
66) KOOR : Mereka akan menemukannya
67) KOOR : Tidak mungkin.
68) KOOR : Pasti mereka menemukannya.
69) KOOR : Lihat! Mereka sudah mendekati pohon itu.
70) KOOR : Sudah beritahukan saja mereka!
71) KOOR : Jangan terlalu khawatir
72) KOOR : Lihatlah!
SALAH SATU KOOR YANG BERTERIAK UNTUK MEMANCING KEKHAWATIRAN KOOR
YANG TAHU KEBERADAAN BUAH ITU.
73 KOOR : Aku menemukannya!
74 KOOR : Mari kita makan!
75 KOOR : Rasanya pasti nikmat!
76 KOOR : Aku mau!
77 KOOR : Aku juga!
78 KOOR : Coba kamu cium aromanya!
79 KOOR : Hhmmm. Harum ya!
80 KOOR : Aromanya seperti aku kenal
81 KOOR : (menghampiri koor yang tidak ikut serta dalam pencarian) aromannya
seperti aroma kekalahan (tertawa)
82 KOOR : Sudah tidak ada waktu, ayo kita makan!
83 KOOR : Tunggu! Ayo apakah kamu tidak mau?
84 KOOR : Tidak, aku tidak mau memakan itu
85 KOOR : Cepat!
86 KOOR : Ini kita akan kita bagi-bagi yaa
87 KOOR : Baik, satu… Apakah kamu tidak mau memakan buah ini!
88 KOOR : Tidak!
89 KOOR : Dua… Benar tidak ingin!
90 KOOR : Sungguh!
91 KOOR : Tiiiii….
92 KOOR : Tunggu!
93 KOOR : Tiga! Ah ini bukan buah itu.
94 KOOR : Sudah kubilang kamu tidak akan menemukannya!
95 KOOR : Aku akan menemukannya! Apakah kamu menantangku kembali?
96 KOOR : Tidak
97 KOOR : Jika tidak kamu beritahu kami di mana buah itu agar kami tidak
memakannya.
98 KOOR : Sudahlah bertahukan saja
99 KOOR : Baik! Itu lihat persis di atasmu! Ya sudah aku dengan yang lain ingin
menyiapkakan makanan untuk malam nanti!

BEBERAPA KOOR KELUAR PANGGUNG. DAN YANG LAIN TERLIHAT SANGAT TAKJUB
DENGAN BUAH ITU.

100 KOOR : Wah… terlihat sangat menawan ya!


101 KOOR : Ingat, kalian harus janji untuk tidak memakannya
102 KOOR : Iya!
103 KOOR : Rasanya pasti manis
104 KOOR : Aku bisa mencium aromannya
105 KOOR : Kulitnya berkilauan.
106 KOOR : Bagaimana jika kita menyentuhnya
107 KOOR : Kita sudah berjanji untuk tidak memakannya
108 KOOR : Kita hanya berjanji tidak memakannya bukan?
109 KOOR : Lantas?
110 KOOR : Jika memegamnya tentu boleh
111 KOOR : Iya dia benar!
112 KOOR : Jika kita ketahuan bagaimana?
113 KOOR : Ayolah kamu tidak boleh takut sama seperti dia, penuh dengan kekhawatiran
114 KOOR : Baiklah tapi kamu janji untuk tidak memakannya ya?
115 KOOR : Iya… Janji

MENAJABAT TANGAN DAN BERSEPAKAT. MEREKA MENGATUR STRATEGI UNTUK


MENGGAPAI BUAH ITU

116 KOOR : Ayo cepat jangan sampai ketahuan!


117 KOOR : Apa yang harus aku lakukan?
118 KOOR : Kamu lihat situasi keliling, kamu di sana… kamu di sana, dan kamu di sana!
119 KOOR : Siap!

BEBERAPA DARI KOOR MENGAWASI DEPAN DAN SUDUT-SUDUT PANGGUNG DAN KOOR
YANG LAIN MEMBANTU SALAH SEORANG KOOR UNTUK MENGAMBIL BUAT ITU

120 KOOR : Tahan ya!


121 KOOR : Cepat dong!
122 KOOR : Bagaimana tubuhku?
123 KOOR : Berat!
124 KOOR : Sabar ya
125 KOOR : Cepat!
126 KOOR : Aku tidak bisa menjangkaunya
127 KOOR : Lalu?
128 KOOR : Sebentar aku sedang berfikir
129 KOOR : Cepat aku sudah mulai khawatir
130 KOOR : Khawatir? Ssst! (memanggil koor yang sedang berjaga) bagaimana
keadaannya?
131 KOOR : Bukan itu maksudku
132 KOOR : Aku khawatir badanku tidak kuat
133 KOOR : Ya sudah tunggu sebentar
134 KOOR : (memotong) Di bagian sini aman!
135 KOOR ; Di bagian sini juga
136 KOOR : Bagaimana di bagian depan? Kenapa kamu diam saja!
137 KOOR : Aku bingung!
138 KOOR : Kenapa bingung?
139 KOOR : Bingung bagaimana menjawabnya?
140 KOOR : Sudah jawab saja, tubuhku sudah tidak kuat menopang dia!
141 KOOR : Iya cepat!
142 KOOR : Sesungguhnya di sini tidak aman!
143 KOOR : Kok bisa?
144 KOOR : Lihat! Banyak penonton!

KOOR TERJATUH LALU MEREKA BERKUMPUL UNTUK BERDISKUSI. LELAKI MASUK

145 LELAKI : Kenapa kalian ribut sekali?


146 KOOR : Tidak-tidak! Kami hanya sedang bermain!
147 LELAKI : Kalian sepertinya sedang merencanakan sesuatu
148 KOOR : Tidak kami hanya sedang bermain, sungguh
149 LELAKI : Apakah tempat ini tidak cukup luas untuk kalian bermain? apa yang sedang
kalian mainkan?
MEREKA MENJAWAB BERSAMA TETAPI JAWABANNYA BERBEDA-BEDA (GAME
ONLINE YANG GANDRUNG DIMAIKAN OLEH REMAJA)
150 LELAKI : Kalian pasti sedang berbohong!
151 KOOR : Tidak! Sungguh!
152 LELAKI : Aku tahu kalian ingin mengambil buah itu. Baiklah, aku akan beri tahu, itu
adalah buah pengetahuan. Kita dilarang Tuhan untuk memakan buah itu, dan barang siapa yang
memakan buah itu dia akan mengetahui kebaikan dan kejahatan dalam kehidupan ini. Tuhan sudah
memberikan segala hal yang baik untuk kita, jadi untuk apalagi kita melanggar perintahnya, jika
kita memakan buah itu, sama saja kita tidak taat akan Dia. Sekarang baiknya kita makan karena
hari sudah mulai gelap.

LAMPU PANGGUNG PERLAHAN MEREDUP DAN SUASANA MENANDAKAN


SEBENTAR LAGI MALAM. LELAKI, PEREMPUAN DAN KOOR MASUK DENGAN
MEMBAWA BUAH-BUAHAN. KOOR YANG TIDAK PENASARAN BERSAMA LELAKI
SEMENTARA KOOR YANG PENASARAN MENCOBA MERAYU PEREMPUAN UNTUK
MENGAMBIL BUAH ITU.

153 KOOR : Bukankah buah yang ada di taman ini boleh di makan, lalu kenapa buah itu
tidak boleh dimakan?
154 PEREMPUAN : Ya semua buah di taman ini boleh di makan kecuali itu karena itu perintah
Tuhan
155 KOOR : Lihatlah! Buah itu tampaknya segar, kulitnya berkilauan.
156 KOOR : Aromanya juga harum
157 KOOR ; Sepertinya manis
158 PEREMPUAN : Ya tetapi kita tidak boleh memakannya
159 KOOR : Jika memegangnya?
160 KOOR : Tentu boleh bukan?
161 KOOR : Ya asal tidak memegangnya
162 PEREMPUAN : kita akan mati jika kita memegangnya
163 KOOR : Buah pengetahuan, barangsiapa yang memakan buah itu matanya akan
terbuka, pasti nikmat sekali jika kitab isa melihat lebih luas. Tidak hanya ini.
164 PEREMPUAN : taman ini sudah indah untuk apa kita menginginkan sesuatu hal yang lebih
indah dari ini.
165 KOOR : Mungkin saja jika kitab isa memakan buah itu, kita akan tahu tempat yang
baru untuk bermain. Ayolah aku janji tidak akan memakannya. Hanya memegangnya saja
166 PEREMPUAN : (memandang buah itu) memang buah itu sangat berkilau dan aromanya juga
semerbak harum siapa yang melihatnya akan terlena tapi…
167 KOOR : Tapia pa? tidak boleh memakannya, kita hanya memegangnya saja.
Cobalah!
168 KOOR : Ayo!
169 KOOR : iya kita hanya memegangnya saja! Ayolah!
KOOR MEMBERI DORONGAN KEPADA PEREMPUAN UNTUK MENJANGKAU BUAH
PENGETAHUAN. SEHINGGA BUAH ITU DAPAT DIPEGANG OLEH PEREMPUAN
170 KOOR : Bagaimana?
171 PEREMPAUN : Lembut, sangat lembut!
172 KOOR : Aromanya?
173 PEREMPUAN : Semerbak harum, memenuhi rongga hidungku.
174 KOOR : Rasanya pasti manis!
175 PEREMPUAN : Pasti…
176 KOOR : Bagaimana? Apakah kamu mati?
177 PEREMPUAN : Tidak, aku merasa hidup lebih baik lagi.
178 KOOR : Cepat petik dan makan!
PEREMPUAN TERLENA DENGAN BUAH ITU DENGAN KULIT YANG BERKILAUAN
JUGA HARUM YANG SEMERBAK DIA MEMETIKNYA. LELAKI DAN KOOR YANG
LAIN DATANG
179 LELAKI : Jangan dimakan!
180 KOOR : Iya Jangan!
181 LELAKI : Allah melarang kita untuk memakannya.
PEREMUPUAN MEMAKAN BUAH PENGETAHUAN
182 PEREMPUAN : Aku merasakan segalanya
183 LELAKI : Tapi…Allah melarang kita untuk memakannya…
184 PEREMPUAN : Aku tahu tapi (menjulurkan buah itu kepada lelaki)
LELAKI MEMEKAN BUAH PENGETAHUAN DAN SUARA ANGIN BERTIUP KENCANG
LAMPU PANGGUNG MENYALA TIDAK TERATUR MENCUL ASAP DARI SUDUT-
SUDUT PANGGUNG.
185 : KOOR : Ada firman berbunyi “Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu
waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;
namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu. Lalu firman-Nya kepada
manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang
telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 3:18
semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang l
akan menjadi makananmu; dengan berpeluh m engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
SUARA ANGIN BERTIUP KENCANG SEPERTI BADAI. LELAKI DAN PEREMPUAN
TENGGELAM BERSAMAAN DENGAN LAMPU YANG KIAN MEREDUP.

BABAK 2
PANGGUNG GELAP. TERDENGAR KETUKAN KAYU YANG BERBUNYI BERIRING DAN
BEBERAPA PEMAIN LALU-LALANG SAMBIL BERNYANYI MENGIKUTI KETUKAN
KAYU. BEBERAPA SAAT DARI SANA LAMPU PANGGUNG PERLAHAN MENYALA
MENUNJUKAN HARI YANG CERAH NAMUN KELABU. TERDAPAT SINGGAHSANA.
RAJA DAN BEBERAPA PENASEHAT SEDANG BERDISKUSI. DI SISI LAIN TERDAPAT
BEBERAPA PEKERJA SEDANG MEMBAWA PROPERTI JUGA SAMBIL BERNYANYI DAN
MEMBANGUN MENARA ATAU CANDI-CANDI YANG MEGAH.
186 KOOR :Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat lakukan dengan giat
Tuntaskan rencana, jangkaulah cita-cita.
Taati perintah raja, lakukan dengan cermat.
Masa depan kita kuat.
Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat… lakukan dengan giat
Mengahalau bahaya, melawan celaka
Karena negara yang hebat pondasinya harus kuat.
Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat… lakukan dengan giat…
Tuntaskan dengan giat… hari depan penuh berkat…
187 LELAKI : Lihatlah sebentar lagi menara itu akan menusuk langit, sebab siapapun yang
membunuh kakek moyangku, aku akan mengalahkannya, dan tidak akan adalagi banjir yang
menenggelamkan kita sebab menara itu sudah dekat dengan penguasan dunia.
PEREMPUAN KELUAR DARI SUDUT PANGGU SAMBIL MEMPERHATIKAN PARA
PEKERJA.
188 PEREMPUAN : Berapa lama lagi menara itu akan selesai?
189 LELAKI : Tidak lama lagi
190 PEREMPUAN : Haruskah kita percepat?
191 LELAKI : Tidak perlu, sebab aku sedang mempersiapkan diri untuk melawa Dia
192 PEREMPUAN : Dengan segala kemampuanmu, aku yakin kamu dapat mengalahkanNya.
193 LELAKI : Tentu, akulah si pemburu yang gagah dihadapNya. Tentu aku diperhitungkan
olehNya
194 PERENPUAN : Jika menara itu sudah selesai tentu kau dan aku akan menguasai penjuru bumi
ini
195 LELAKI : Pasti, tidak aka nada lagi yang bisa mengalahkan kita. Akulah si pemburu
yang mengalahkan bangsa-bangsa dan mereka tunduk kepadaku, siapa yang mampu menghentikan
rencanaku terhadap bumi. Sebab bumi dan segala isi sudah mampu kukalahkan.
196 PEREMPUAN `: Jika banjir bah itu datang lagi bagaimana?
197 LELAKI : Banjir bah? Lihatlah menara itu! Tinggi bukan? Sudah hampir menusuk
langit. Tidak ada seorang pun atau bahkan satu dewa pun yang mampu merobohkannya. Cakar-
cakarnya tertanam di bumi dan puncaknya akan menancap ke surga! (tertawa, berbicara kepada
koor) Wahai rakyatku! Tuntaskan dengan giat! Masa depan kita akan kuat!
198 KOOR : satu… dua… tigaa!
199 KOOR : satu… dua… tigaa!
200 KOOR : satu… dua… tigaa!
KOOR DENGAN KEMBALI MENANYIKAN LAGUNYA, MEREKA MENYUSUN PROPERTI
SEHINGGA MENARA ITU HAMPIR SELESAI. DARI KEJAUHAN TERDENGAR SUARA
ANGIN DAN LAMPU PANGGUNG MENJADI KELABU.
201 KOOR : Sebentar hari mau hujan
202 KOOR : Ya hari sepertinya mau hujan
203 KOOR : Apakah kita tetap menlanjutkan pembangunan ini?
204 LELAKI : Raja, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan deras, apakah kita harus tetap
melanjutkan pembangunan ini?
205 LELAKI : Tentu, kita harus segera menyelesaikan pembangunan ini!
206 KOOR : Tapi raja, sepertinya juga angin akan bertiup kencang, jika kita melanjutkan
pembangunan makan akan beresiko bagi para pekerja.
207 LELAKI : Aku tidak perduli, cepat selesaikan! (melangkah ke depan, dan berbicara
dengan koor) wahai para rakyatku. Lihat, apalagi yang harus kalian tunda? Bukankah menara itu
hampir selesai? Hujan badai tidak akan mampu merobohkan menara itu, Apalagi menggagalkan
rencana kita! Dengar, kita ini satu bangsa dan satu bahasa, tentu kita harus bersatu untuk melakukan
pembangunan ini. Dulu Tuhan pernah berkata “penuhilah segala penjuru bumi” tapi aku sudah
melawannya, aku sudah memberontak akan perintah Tuhan. Karena dia telah murka dengan moyang
kita! Sekarang aku akan balas dendam!
208 PEREMPUAN : Maka dari itu kita harus bersatu! Untuk menentangNya kita harus buktikan
bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah terkalahkan! Sebentar lagi, menara itu akan menancap
ke surga dari sana kita akan kembali ke asal kita! Taman itu!
209 KOOR : Tapi ratu!...
210 PEREMPUAN : Apakah kau juga tidak mau menaati perintah raja!
211 LELAKI : Siapa pun di antara kalian yang membelot akan disiksa! Sama seperti Tuhan
yang telah membuang kami, oleh sebab itu kita bangun menara itu sebagai sebuah tanda persatuan
212 PEREMPUAN : Cepat selesaikan!
SUARA ANGIN TERDENGAR SANGAN KENCANG TIDAK SEPERTI BIASANYA LAMPU
PANGGUNG PUN SEMAKIN MEREDUP
213 KOOR : satu… dua… tigaa!
214 KOOR : satu… dua… tigaa!
215 KOOR : satu… dua… tigaa!
SUARA ANGIN DISERTAI DENGAN KILATAN YANG TAMPAK DARI SISI KANAN-KIRI
PANGGUNG. SEKETIKA MEREKA MENGHITUNG DENGAN BAHASA YANG BERBEDA-
BEDA.
216 KOOR : satu… dua.. tiga!
217 KOOR : siji… loro… telu!
218 KOOR : hiji… dua… tilu!
PEKERJAAN YANG MEREKA LAKUKAN MENJADI BERANTAKAN DAN PERBEDAAN
BAHASA TERSEBUT MEMBUAT KOOR MENJADI BINGUN SATU SAMA LAINYA
SEHINGGA MEMUNCULKAN KONFLIK. DAN PERTENGKARAN DI ANTARA MEREKA
TIDAK DAPAT DIHINDARI! DENGAN BAHASA MEREKA MASING-MASING
219 KOOR : Mereka memaksa kita
220 KOOR : Kita tidak boleh diam
221 KOOR : Ayo cepat kitab alas perbuatannya
222 KOOR : Jangan mau kalah
223 KOOR : Mereka yang memulai mereka juga harus bertanggung jawab
224 KOOR : Serang!
MEREKA BERPERANG DENGAN MENGGUNAKAN TARIAN-TARIAN YANG PERANG
DISESUAIKAN DENGAN PILIHAN BUDAYA MASING-MASING DIIRING DENGAN
MUSIK TRASIONAL ANG DISESUAIKAN.
225 LELAKI : Apa yang terjadi dengan mereka
226 PEREMPUAN : Aku pun tidak mengerti
227 KOOR : ada yang janggan Raja, setelah angin kencang dan sambaran petir terjadi,
seketika cara berbicara mereka berbeda sehingga pembangunan menara tersebut menjadi kacau dan
mengakibatkan keributan.
228 KOOR : Betul adanya raja… kami yang belum berubah dalam cara bicara sudah
mencoba untuk melerai, tapia pa daya kami tidak sanggup. Karena mereka tidak mengerti apa yang
kami ucapkan.
229 PEREMPUAN : Lalu bagaiana kitab isa menghentikan keributan ini?
230 KOOR : Ratu, kami pun belum punya ide bagaimana cara mengatasinya.
231 PEREMPUAN : Bagaimana raja, nampaknya keadaan diluar sudah sangat genting. Dimohon
untuk mengambil tindakan
232 LELAKI : Benar, harus segera diselesaikan (berbicara dengan koor lainnya) wahai
rakyatku. Hentikan keributan ini, jalankan Kembali rencana yang sudah ada. Cepatlah kita
selesaikan apa yangsudah kita mulai….
SEMUA KOOR TERDIAM MENGAHAP KEARAH LELAKI DAN KOOR YANG MASIH
MENGERTI BAHASA RAJA MENGHENTIKAN PERTIKAIAN DAN YANG LAINNYA
KEMBALI MELANJUTKAN PERTIKAIAN. LELAKI MENGHAMPIRI KOOR YANG
BERTIKAI. DAN BERBICARA.
233 KOOR : Apa yang dikatakan raja?
234 KOOR : Aku pun tidak mengerti.
235 KOOR : Lihat raja turun tangan, apakah kita harus hentikan pertikaian ini?
236 KOOR : Jangan, raja mengajarkan kita untuk mampu membalas dendam agar musuh
kita tahu siapa mereka menghadapi siapa!
237 KOOR : Serang!
238 LELAKI : Hentikan!
239 KOOR : Lawan!
240 LELAKI : Apa yang kalian perbuat?
LELAKI MENGELUARKAN PEDANG DARI PAKAIANNYA. DAN SALAH SEORANG
KOOR YANG BERTIKAI TERTUSUK PEDANG LELAKI. SEMENTARA KOOR YANG
INGIN MELAWAN KOOR LAINNYA MENYERANG LELAKI. DAN LELAKI TERBUNUH
TERTANCAP PEDANGNYA SENDIRI

LAMPU PANGGUNG NAMPAK MEMBERIKAN SUASANA TEGANG DAN KELABU.


SALAH SEORANG KOOR MENCABUT PEDANG YANG TERTANAM DITUBUH LELAKI
LALU MEMPERHATIKAN PEDANG TERSEBUT SECARA MENDALAM. LALU
MENGAKAT PEDANG TERSEBUT KE ATAS LAMPU PANGGUNG MENYOROT KOOR.

241 KOOR : hutang mata ganti mata!


LAMPU PANGGUNG MEREDUP SECARA PERLAHAN.

BABAK 3
SAMAR-SAMAR DARI SISI KANAN DAN KIRI SUARA VIOLIN MASUK MENUNJUKAN
KESEDIHAN-KESENANGAN LELAKI DAN PEREMPUAN DENGAN KOSTUM YANG
BERBEDA DARI SEBELUMNYA MASUK DIIRINGI PEMAIN VIOLIN YANG JUGA
MENGANTAR MEREKA KE DUNIA YANG BARU ATAU BIASA KITA SEBUT MASA KINI.
DIIKUTI DENGAN MASUKNYA CAHAYA YANG DINGIN DAN SEPI LALU MEREDUP
BERIRINGAN DENGAN LELAKI DAN PEREMPUAN YANG BERJALAN SISI PANGGUNG.

LALU TERDENGAR SUARA TANGISAN ANAK BAYI DAN PERBINCANGAN SEORANG


BAPAK DAN IBU
242 BAPAK : Anak kita laki-laki bu! Semoga kelak kamu menjadi anak yang cerdik ya Nak,
pintar dan kuat, kamulah yang akan membuat kita semua bangga!
243 IBU : Iya Nak, kamu yang akan membebaskan kami dari jerat kemiskinan ini, kamu
adalah harapan bagi kami Nak, taklukanlah hidupmu sendiri, jangan sampai dunia ini
mengalahkanmu!
244 BAPAK : Lihat Bu, suaranya kuat seperti suaramu!
245 IBU : Genggaman tangannya juga kuat seperti tanganmu
246 BAPAK : Semoga dia diberkati ya Bu
247 IBU : Ya semoga dia terberkati.

SUARA TANGISAN BAYI TERDENGAR SANGAT KUAT DAN LAMPU PANGGUNG


MEREDUP

MUNCUL BEBERAPA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MENYAYIKAN LAGU SAMBIL


BERDANSA BERSAMA.

248 PENARI 1 : Waktunya sudah tiba aku kitaberangkat kerja!


249 PENARI 2 : Nanti saja bukannya hari ini kita libur?
250 PENARI 3 : Tidak ada tanggal merah untuk rakyat seperti kita!
251 PENARI 4 : Betul, tapi badan ini rasanya sudah sangat lelah, jika musim libur tiba kita
sebagai penari pasti sibuk, Semua orang butuh hiburan sementara kita? Siapa yang akan
menghibur kita?
252 PENARI 1 : Aku punya sesuatu untuk membuat badan kita tetap terjaga, dengan itu kita
mampu menghadapi segala bentuk musim, cuaca dan kesedihan, pokonya senag terus
253 PENARI 2: Apa itu?
254 PENARI 1 : Sesuatu yang sangat rahasia, ini diperuntukan bagi orang-orang yang
kesepian, yang selalu merasa sedih atau kelelahan.
255 PENARI 3 : Iya apa itu?
256 PENARI 1 : Aku akan beritahu, tapi kalian harus janji untuk tidak memberitahukan kepada
siapapun.
257 PENARI 2 : Oke. Oke kita semua janji
258 PENARI 1 : (mengeluarkan benda yang berbentuk obat yang ada dalam kantungnya) ini
dia!
259 PENARI 2 : Obat apa itu namanya?
260 PENARI 1 : Aku tidak mau memberi tahu apa Namanya,
261 PENARI 3 : Lalu aku bisa dapat obat itu di mana?
262 PENARI 1 : Cari aku! Baik, kali ini aku kasih gratis!

PENARI 1 MEMBERIKAN OBAT TERSEBUT DAN PENARI LAINNYA MERASAKAN EFEK


SAMPING YANG MEMBUAT MEREKA TAMPAK ANEH.

263 PENARI 1 : Bagaimana?


264 PENARI 2 : Semuanya terasa ringan
265 PENARI 3 : Ini cukup menyanangkan
266 PENARI 4 : Simpan satu untukku
267 PENARI 1 : Kamu kira ini gratis, ada rasa pasti ada harga!
268 PENARI 2 : Ya… ya saya tau kok, berapa harganya?
269 PENARI 1 : 100.000/ Butir
270 PENARI 3 : Mahal juga ya, bagaimana aku bisa mengonsusi obat itu seiao hari?
271 PENARI 1 : Pastinya kamu kerja dengan giat, kamu sudah tau efeknya bukan, itu akan
membuat pekerjaan terasa ringan.
272 PEANRI 2 : Betul, tolong siapkan untukku besok ya
273 PENARI 1 : Oke, tapi kalian juga rahasiakan masalah ini yaa.
274 BADUT 1 :Aku tahu siapa yang membuat mereka demikian, pasti kamu kan?
275 PENARI 1 : Tentu, kita mesti lihai memanfaatkan keadaan, jika tidak demikian kita tidak
mungkin mendapat kesempatan.
276 BADUT 1 : Bagus, kita bisa saja mengusai daerah ini jika kita pandai menghasut.
277 PENARI 1 : Lihat teman-temanmu, semuanya menyedihkan
278 BADUT 1 : Mereka sudah terjebak, punya sedikit langsung beli obat itu sampai-sampai
mereka sanggup untuk tidak makan demi membeli ini.
279 PENARI 1 : Jika konsumen kita banyak kita bisa saja menjadi kaya mendadak dan tidak
perlu kerja. Semuanya akan menjadi mudah untuk kita.
280 BADUT 1 : Oleh karena itu kita harus pengaruhi, mereka semua yang ada di sini.
281 BADUT 2 : Aku butuh obat itu, ada?
282 BADUT 1 : Sebentar aku akan ambilkan
283 BADUT 2 : Oke
284 BADUT 1 : Bagaimana harimu kawan?
285 BADUT 2 : Tidak cukup baik, tidak ada yang ulang tahun hari ini, tidak ada acara anak-
anak, sampai-sampai aku turun ke jalan, mengamen, menghadapi matahari yang terik,
menghasilakan uang yang tak seberapa itu.
286 BADUT 1 : Ini untuk hari-harimu yang lelah.
287 BADUT 2 : Kali ini aku akan merasakannya dengan pasti
288 BADUT 1 : Selamat menikmati!

TIBA-TIBA DATANG BADUT BERLARI DAN ADA BERCAK DARAH PADA BAJUNYA

289 BADUT 3 : Tolong, tolong bantu aku, beberapa orang dari seberang jalan menikamku,
mereka mencari namamu.

BADUT-BADUT MENOPANG BADUT 3 DAN PARA PENARI YANG TAMPAK MABUK JUGA
MEMBANTU

290 BADUT 1 : Hey sadar, siapa yang mencari aku?


291 BADUT 3 : Saya tidak tahu, yang jelas di aitu pengamen yang sering terlihat di ujung jalan
sana!
292 BADUT 1 : Kurang ajar! Bagaimana ciri-cirinya?
293 BADUT 3 : (terbata-bata) tinggi eeee… (terngengah-engah)
294 BADUT 1 : (penasaran) lalu?
295 BADUT 3 : eeee
296 BADUT 1 : Lalu apa lagi?
297 BADUT 2 : Apakah berkulit gelap?
298 PENARI 2 : Bisa jadi
299 BADUT 2 : Berambut ikal?
300 PENARI 3 : Bisa jadi!
301 BADUT 2 : Bermata kecil?
302 PENARI 4 : Bisa jadi!
303 BADUT 2 : Bertubuh tinggi, berkulit gelap dan bermata kecil, (tertawa) Aneh!
304 BADUT 1&PENARI 1: MANA ADA!
305 PENARI 4 : Dia sudah mabuk (tertawa lunglai)
306 BADUT 2 : Siapa bilang tidak ada, jika Tuhan berkehendak apa yang tidak mungkin?
307 PENARI 2 : Sudah-sudah kamu itu sedang mabuk!
308 BADUT 1 : Lalu siapa yang mencari aku?!
309 PENARI 1 : Mungkin mereka para pengamen yang menjual obat yang sama seperti kita,
mungkin mereka merasa tersaingi.
310 BADUT 1 : Siapapun mereka aku tidak peduli, akan aku habisi! (membangunkan badut 3)
cepat jawab! Siapa yang mencari aku!
311 BADUT 3 : eee… (kesakitan)
312 PENARI 1 : Cepat jawab!
313 BADUT 3 : eee… Bertubuh tinggi…
314 BADUT 1 : Iya lalu apa lagi?
315 BADUT 2 : Kalau tadi berkulit gelap salah, sekarang berkulit terang?
316 PENARI 2 : Mungkin
317 BADUT 2 : Berambut lurus dan berkelok
318 PENARI 3 : (berjalan lunglai) Jalanmu sudah gontai kawan (tertawa) dasar pemabuk
(terjatuh)
319 BADUT 2 : Kamu lihatkan! Orang mabuk, meledek orang mabuk!
320 PENARI 4 : Kamu rasakan tidak?
321 BADUT 2 : Apa?
322 PENARI 2 : Orang mabuk, mencibir orang mabuk! Sudah tau dia mabuk, jadi diam saja,
tidak perlu berlebihan
323 PENARI 4 : (ke penonton) lihat! Pemabuk menasehati orang mabuk!
324 SEMUA : KAMU YANG MABUK!

KEADAAN KEMBALI SEPERTI SEMULA, BADUT 3 MENYEBUTKAN CIRI-CIRI ORANG


YANG MENCARI BADUT 1. PENARI DAN PEMABUK MENYUSUN RENCANA UNTUK
MENCARI SIAPA YANG MENUSUK BADUT 3

325 BADUT 3 : Dia bertubuh besar, tidak terlalu tinggi berkaca mata dan sering menggunakan
topi.
326 BADUT 1 : Lalu apa lagi?
327 BADUT 3 : Dia sering terlihat diujung jalan sana sambil menenteng gitar.
328 PENARI 1 : Barang siapa yang mampu menemukan dia, saya akan beri kalian obat secara
Cuma-cuma!
329 BADUT 1 : Jika kita berhasil mengalahkan dia, saya janji akan kasih kalian gratis secara
terus-menerus. Kita akan membuat komunitas
330 BADUT 2 : Saya baru tahu, pengguna obat-obatan terlarang membuat koomunitas
331 PENARI 2 : Stttt. Sudah jangan berisik! Kamu mabuk
332 BADUT 2 : Aku ingin tidak bicara tapi bagaimana? Mulutku tidak bisa dikendalikan
333 PENARI 3 : Makanya jangan mabuk!
334 PENARI 1 : Sudah jangan berdebat!
335 PENARI 4 : Santai aja, jangan terlalu serius.
336 PENARI 1 : Diam! Jadi apa rencananya?
337 BADUT 1 : Aku akan membuat masalah dan jika terjadi kerumunan dan jika dia ada di
sana, kalian bisa menikamnya tanpa ampun, kita balaskan dendam teman kita.
338 PENARI 1 : Kapan kamu akan memulai rencana ini?
339 BADUT 1 : Secepatnya, kalian hanya perlu siapkan semuannya, dan sekarang kalian
nikmatilah kebahagiaan kalian.

DISELA-SELA MEREKA BERDISKUSI AYAH. BADUT DAN PENARI KAGET DAN


LANGSUNG PURA-PURA SADAR KAIRENA ADA GURU MELEWATI JALAN ITU.

340 AYAH : Hallo, apa yang sedang kalian lakukan doi sini?
341 BADUT 1 : Ah tidak ada Bapa Guru, kami hanya sedang berdiskusi saja sedikit.
342 AYAH : Ah iya… bagus… bagus itu, berdiskusi bisa membuat pikiran kita
berkembangan, jangan mau terjebak dalam informasi yang kalian terima dari surat kabar,
itu semua akan mengerikan hanya menerimanya tanpa diolah dengan berdiskusi. Jadi ya
lanjutkan ya…
343 BADUT 1 : Ah baik Bapa guru
344 AYAH : (melihat ada sesuatu yang aneh) itu apa yang ditutup?
345 BADUT 1 : Ah bukan apa-apa Bapa guru
346 AYAH : Kok terlihat seperti darah ya?
347 PENARI 1 : Ah bukan apa-apa Pak guru, tadi kami main cat, untuk merias mereka karena
sebentar lagi kami ada job
348 AYAH: : Ah ya..ya bagus itu, lanjutkan
349 BADUT 3 : eeee… (merintih)
350 AYAH : Eh suara apa itu?
351 BADUT 2 : Ah bukan apa-apa, hanya seorang yang ditusuk karena.... (dibekap badut 1)
352 AYAH : Apa? Cepat tolong dia, kenapa kalian diamkan? Cepat! Luruskan kakinya

BADUT DAN PENARI MEMAPAH BADUT 3

353 PENARI 3 : Di sini saja.


354 PENARI 4 : Topang bahunya yang kuat!
355 BADUT 2 : Kamu juga sandarkan kepalanya
356 PENARI 3 : (menyandarkan kepala)
357 BADUT 2 : Bukan seperti itu bodoh!
358 PENARI 3 : Kamu yang bodoh! (melepaskan batuannya)
359 PENARI 2 : Kalian berdua yang bodoh!
360 BADUT 3 : (terjatuh)
361 BADUT 1 : Cepat!
362 AYAH : Ada apa ini ?
363 BADUT 1 : Ah bukan apa-apa Bapa guru
364 AYAH : Lalu kenapa bisa sseperti ini?
365 PENARI 1 : Dia mengamen di jalanan, tempat pengamen itu mengamen.
366 AYAH : Apa yang kamu jelaskana sangat mencurigakan, bukan kah kita sudah sepakat
untuk mengubah citra tempat ini. Bukan lagi tempat perjudian, sarang narkotika. Mau
sampai kapan kita seperti ini? Kita hanya akan mewarisi dendam untuk anak-anak kita.
367 BADUT 1 : Bukan seperti itu Bapa guru, kami tidak tahu apa-apa tetapi mereka menusuk
teman kita.
368 AYAH : Cepat selesaikan rawat dia dan saya tidak mau masalah ini meluas dan
memakan korban jiwa lagi.

PENARI DAN BADUT MENGANTAR BADUT 3 KE SALAH SATU GUBUK YANG ADA. AYAH
KEMBALI DAN MELIHAT ANAKNYA DATANG YANG TAMPAK SEPERTI MABUK.

369 AYAH : Kamu mabuk lagi?


370 ANAK : Tidak
371 AYAH : Jangan berbohong
372 ANAK : Tidak!
373 AYAH : Mulutmu bau alcohol
374 ANAK : Apapun maksudmu, aku tidak melakukannya. (pergi ke dalam rumah)
375 AYAH : Jangan dulu pergi, ini ayahmu sedang bicara
376 ANAK : Apa? Apa yang ingin kamu bicarakan? Apa?
377 AYAH : Jangan melawan!
378 ANAK : Baik, Apa?
379 AYAH : Dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang?
380 ANAK : Pergi main.
381 AYAH : Main apa sampai lupa waktu?
382 ANAK : Main ke rumah teman.
383 AYAH : Buang-buang waktu saja, seharusnya kamu istirahat di rumah, lalu lanjut
belajar
384 ANAK : Baik.
385 AYAH : Kerjakan, jangan hanya dimulutmu saja!
386 ANAK : Sudah? Ada lagi?
387 AYAH : Jaga ucapanmu!
388 ANAK : Dengan cara apa lagi saya harus menanggapi perkataanmu? Menjawab jujur
disalahkan menjawab bohong apalagi, mungkin akan dipukul
389 AYAH : Dengarkan, dan lakukan!
390 ANAK : Sampai kapan?
391 AYAH : Sukses
392 ANAK : Sukses itu apa? Banyak uang? Kerja dengan posisi yang tinggi? Dipandang
setiap orang atau apa? Tidak bisakah saya sukses dengan cara saya?
393 AYAH : Jangan ajari saya akan hal itu!
394 ANAK : Lalu lihat dirimu! Saya hanya pergi bermain gitar! Cukup? Apa? Apa lagi?

IBU KELUAR DAN MENCEGAH PERKELAHIAN ANTARA MEREKA!

395 IBU : Galih! Masuk! Masuk Ibu bilang!

ANAK MASUK

396 IBU : Cukup! Sudah cukup! Kamu terlalu keras dengannya.


397 AYAH : Saya hanya tidak mau dia gagal.
398 IBU : Apakah harus sekeras itu?
399 AYAH : Sekarang keadaannya sudah berbeda Bu… Sekalipun aku dibenci, tidak apa.
Aku tidak ingin dia gagal.
400 IBU : Biarkan dia bertumbuh sesuai dengan kemauannya.
401 AYAH : Tidak bisa.
402 IBU : Itu hidup dia, kamu tidak punya hak untuk mengambil pilihan dalam
hidupnya! Sekalipun alasanmu baik. Memilih dan menerima resiko atas apa yang dipilihnya.
Akan menjadi pelajaran berharga untuknya. Tugas kita hanya memastikan bahwa dia
bahagia dengan hidupnya.
403 AYAH : Bahagia? Apa jaminannya jika nanti dia tidak memilih jalan yang salah?
404 IBU : Percaya saja dengannya bahwa dia tidak memilih jalan yang salah.
405 AYAH : Lihat lingkungan kita! Aku tidak mau dia seperti manusia yang tidak ada
gunanya.
406 IBU : Bagaimana kamu tahu bahwa mereka semua tidak berguna? Apakah kamu tau
apa yang mereka kerjakan dan apa yang mereka hasilkan dari jerih-payahnya? Hilangkan
pikiran-pikiran itu. Jika kita sebagai orang tua tidak percaya dengan anak kita lantas
bagaimana anak kita mau percaya dengan kita. Apapun yang dia kerjakan selalu saja salah.
Anak kita bukanlah kepemilikan kita, dia punya hidupnya sendiri, yang kita perlukan adalah
mendoakannya agar tidak salah dalam mengambil pilihannya.
407 AYAH : Tapi dia belum cukup matang untuk mengambil keputusan besar dalam
hidupnya.
408 IBU : Kita bisa arahkan, dilihat dari potensi yang ada dalam dirinya.
409 AYAH : Apa kamu yakin itu akan membuatnya sukses?
410 IBU : Apa sukses menurutmu? Punya banyak uang? Atau berhasil dalam
kehidupan? Lalu apa itu keberhasilan menurutmu? Akan selalu banyak pertanyaan yang
perlu kamu jawab jika kamu memikirkannya. Apa yang menurutmu cukup untuk dirimu
selebihny biarkan Tuhan yang bekerja.
411 AYAH : Aku mau melihat anakku bahagia itu saja,
412 IBU : Jadi biarkan dia pilih jalan hidupnuya.
413 AYAH : Apakah aku sukses di matamu?
414 IBU : Apakah kamu memiliki penyelsalan dalam hidupmu? Memiliki istri sepertiku
atau anak yang seperti dia?
415 AYAH : Tidak
416 IBU : Berarti kamu sukses, sukses itu ketika kita tidak lagi menyesali jalan yang
sudah kita pilih.memang bukan tanpa tantangan, Ketika kamu berdoa meminta hujan, kamu
juga harus tahu bahwa kamu akan berhadapan dengan lumpur!
417 AYAH : Apa yang kamu ketahui tenatang dia, apakah dia? Apakah dia suka bercerita
denganmu?
418 IBU : Dia selalu pergi ke rumah temannya untuk bermain gitar, dia hanya ingin
bermain gitar sementara, kita menjauhkan dia dari hal yang kamu anggap tidak perlu untuk
masa depannya.
419 AYAH : Gitar? Karena gitar, saya banyak menghabiskan waktu. Saya pikir gitar juga
akan menghambatnya dalam hal apapun.
420 IBU : Kamu punya talenta dalam bermain gitar, tapi kamu tidak percaya pada
talentamu padahal banyak kok pemain gitar yang hidupnya sejahtera, cukup dengan bermain
di caffe, acara pernikahan dll. Pekerjaan tersebut mugkin yang paling biasa bagi musisi yang
tidak terkenal, namun kamu kan lain hal. Kamu dikenal banyak orang, ketika kamu sering
pelayanan di gereja banyak jemaat yang mengundangmu untuk mengisi acara dalam
pestanya, namun kamu tidak percaya dengan talentamu, kamu itu penuh kekhawatiran akan
masa depan akhirnya kamu bimbang dan memilih jalan yang aman. Lalu sekrang anakmu
memiliki talenta yang sama sepertimu. Coba bayangkan betapa kecewanya dia jika dia
menuruti perkataanmu dan dia tidak berhasil dalam menjalani hidupnya? Menerima resiko
dari apa yang tidak dipilihnya. Sangat menyedihkan.
421 AYAH : Tapi…
422 IBU : Mengingatkan itu perlu. Sudahlah coba sekali saja kamu dengar saranku.
Karena kamu tidak ingin anakmu mengenal gitar sampai-sampai kamu jual gitar itu, padahal
kamu terlihat sangat menawan jika kamu dengan gitarmu. Anakmu hanya perlu gitar agar
tidak pergi ke rumah temannya.
423 AYAH : Aku akan belikan dia gitar asal dia mendapat nilai bagus
424 IBU : Itu bukan pemberian Namanya tapi hutang budi. Jika kamu mau memberi ya
belikan saja tanpa syarat apapun. Dia akan marah sekali.
425 AYAH : Tapi saya tidak ingin jika nilai dia turun
426 IBU : Saya akan ajak bicara dengan dia nanti, tanpa embel-embel gitar.
427 AYAH : Akakan aku belikan dia, akhir bulan
428 IBU : Apakah cukup, pendapatanmu jika kamu belikan dia gitar bulan ini?
429 AYAH : Cukup, jika dicukupkan.
430 IBU : Ingat kita perlu menabung untuk dia kuliah dia kelak.
431 AYAH : Sudah biar itu jadi urusanku.

AYAH MASUK KE DALAM RUMAH DAN RANGGA KELUAR

432 IBU : Kenapa kamu?


433 ANAK : Tidak
434 IBU : Kamu tidak boleh begitu keras dengan ayahmu
435 ANAK : Sudahlah Bu, jangan ikut campur. Ibu nggak tau bagaimana perlakuan ayah
kepadaku, dia tidak pernah mau tau, apa yang aku lakukan untuk semua perintahnya. Hanya
karena aku ketahuan mabuk, kecurigaan dia semakin menjadi-jadi
436 IBU : Dia hanya khawatir. Mabuk itu tidak baik, dia hanya tidak ingin kamu
terjerumus ke hal-hal yang seperti itu. Dia membayangkan semua temanmu suka mabuk
oleh karena itu dia sangat marah.
437 ANAK : Tetap saja, apakah dia tahu apa yang saya lakukan setiap harinya untuk
mencapai taget-target yang sudah ditentukan oleh ayah. Sesekali untuk main tentu boleh kan
bu? Boleh kan?
438 IBU : Apa kamu juga tahu, apa yang dilakukan oleh ayah setiap harinya, untuk
memenuhi kebutuhan hidup kita? Apakah kamu tahu? Bahkan dia tidak pernah
mementingkan kesenangannya. Apa kamu pernah lihat dia pergi untuk bersenang-senang?
Pernah? Suatu pagi dia terbangun dan bersiap pergi ke sekolah walau hari itu hujan, dia akan
selalu berjalan untuk mengajar agar pendapatannya tidak berkurang dengan atau tanpa
alasan apapu dia akan berusaha keras untuk bekerja. Apapun.
439 ANAK : Tapi Bu.
440 IBU : Sudah, ibu sudah tau keinginanmu. Sekarang kamu minta maaf kepada
ayahmu, dan berlakulah baik dengannya.

IBU MASUK KE DALAM RUMAH DAN ANAK TERDIAM DIRI DI LUAR TIDAK LAMA AYAH
KELUAR DAN ANAK INGIN BERKATAN NAMUN DIURUNGKAN. AYAH KELUAR
PANGGUNG. TIDAK LAMA BADUT 1 MUNCUL DARI SISI PANGGUNG.
441 BADUT 1 : Hey… sudah, jangan bersedih. Sampai kau dewasa pun orang tua akan seperti
itu, kau tetap anak kecil di matanya.
442 ANAK : Mereka itu berlebihan.
443 BADUT 1 : Apa yang berlebihan?
444 ANAK : Semua hal yang aku lakukan selalu salah dikoreksi dan dibenarkan, jadi
selamanya aku tidak tau kesalahanku, lebih-lebih mereka selalu campur tangan dalam
urusanku. Mulai dari mengerjakan tugas dll. Sampai aku tidak mengerti siapa sebenarnya
yang sekolah. Kalau pun aku harus salah berkali-kali biarkan itu menjadi pelajaran bagiku,
aku ingin mendapatkan sesuatu yang murni hasil dari pikiranku sendiri, Cuma bermain gitar
saja, hanya itu yang membuatku merasa menjadi diri sendiri. Atau apalah akupun tidak
mengerti.
445 BADUT 1 : Bersyukurlah kamu, walaupun kamu sudah tujuh belas tahun kamu masih
diperhatikan. Lihatlah kami, bebas, sebebas-bebnasnya tidak ada yang memperhatikan
kami, kami merasa kosong. Sehingga kami tidak memiliki rasa empati, lihatlah banyak dari
yang menjadi seorang Kriminal, yak arena kami tidak mengerti lagi harus berbuat apa ada
juga dari kami saling berkhianat satu dengan yang lain, jadi kami memliki kecurigaan
masing-masing. Tidak ada oarng yang bisa dipercaya, tidak seorang pun yang dapat
mengerti kami. Kosong dan sepi, terkadang juga aku tidak mengerti apa itu menjadi diri
sendiri, Ketika aku menjadi diri sendiri di situ pula aku ragu terhadap diriku sendiri.
446 ANAK : Tapi kamu bisa berbuat sesuatu yang kamu ingin lakukan kan?
447 BADUT 1 : Iya memang, semuanya membuatku bertanya-tanya untuk apa aku melakukan
ini dan itu jika tidak ada yang mengapresiasi. Aku tidak tau bagaimana mengukur
kesalahanku. (tertawa) kita berdua ini aneh ya.
448 ANAK 1 : Terkadang kita ini tidak mengerti apa yang harus kita lakukan tapi berjalan
saja, semoga kita akan sampai pada apa yang kita tuju.
449 BADUT 1 : Semoga kamu tidak seperti kami, warga sini yang hampir rata-rata terjerumus
ke lembah hitam, karena bapa guru akan marah sekali kepadaku jika kamu terjerumus ke
dunia kami, iya saya tahu bapa guru tidak melarangmu untuk bergaul dengan siapapun tapi
dia hanya tidak mau kamu terpengaruh, makanmya sewaktu kamu ketahuan mabuk, aku
merasa tidak hati, aku khawatir kalau diberpikiran jika aku yang mengajarkanmu mabuk.
Padahal kamu tidak minum di sini.
450 ANAK : Maaf ya, ayah marah sekali waktu itu, tapi dia tidak menyalahkan siapa-siapa
dia menyalahkan dirinya sendiri. Tapi karena itu juga dia sangat berlebih kepadaku, aku
merasa terkekang.
451 BADUT 1 : Ya seperti itulah bapa guru…
TERDENGAR SUARA KERIBUTAN DI SISI PANGGUNG. DAN BEBERAPA ORANG
MEMANGGIL NAMA BADUT 1 DAN PENARI DAN BADUT MASUK MENGHAMPIRI ORANG
YANG MEMINTA TOLONG.

452 BADUT 1 : Ada apa ini?


453 ORANG 1 : Kampung kita diserang orang seberang, mereka mencarimu sambil membawa
senjata tajam.
454 PENARI 1 : Kita kalah cepat.
455 BADUT 1 : Panggil mereka untuk keluar (penari 1 memanggil semua) suruh mereka untuk
bersiap!
456 PENARI 1 : Cepat!

PARA BADUT DAN PENARI KELUAR MEMBAWA SENJATA TAJAM. DAN ANAK
KEBINGUNAN KARENA HAL TERSEBUT.

457 ANAK : Ada apa ini?


458 PENARI 1 : Kelompok seberang berbisnis sama dengan kami mau menyerang kami.
459 BADUT 1 : Cepat amankan rumahmu, kami takut jika mereka berbuat sesuatu yang tidak
bisa kita tangani.

ANAK KEMBALI KE RUMAH UNTUK MEMBERI TAHU IBU. DAN ORANG-ORANG


KEMBALI MEMBAWA ALAT-ALAT YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGHADANG
LAWAN

460 BADUT 1 : Teman-teman semua! Aku tidak ingin kehilangan hari ini.
461 BADUT 2 : Aku berharap hari ini menjadi hari yang menyenangkan!
462 PENARI 2 : Cepatlah… Cepat!

DARI KEJAUHAN TERDENGAR SUARA BISING ORANG-ORANG MEMAKI. SAMBIL


MEMANGGIL NAMA BADUT 1 DAN ADA JUGA TERDENGAR JERITAN WARGA. DI SISI
PANGGUNG.

463 PENGAMEN 1: Kamu tahu badut ada di mana?


464 WARGA : Kami tidak tahu
465 PENGAMEN 2: Jangan berbohong
466 PENGAMEN 3: Jangan berbohong atau aku bakar tempat ini!
467 WARGA 2 : Sungguh kami tidak tahu!
468 PENGAMEN 1: Cepat beri tahu!

BEBERAPA ORANG TERTAWA MELIHAT KEKERASAN. ADA WARGA MASUK DAN


MEMANGGIL NAMA BADUT 1 DENGAN TUBUH YANG BERSIMBAH DARAH
469 WARGA : Tolong kami, kami tidak tahu apa-apa!
470 BADUT 1 : Bersiap semua!
471 PENARI 3 : Apa kami perlu hampiri mereka?
472 BADUT 1 : Tidak perlu?
473 BADUT 2 : Kalau begitu, mereka semakin menjadi-jadi
474 PENARI 4 : Iya betul. Biar saya hampiri mereka dan bilang bahwa kamu ada di sini.

BADUT BERSIAP DAN ORANG-ORANG PUN BERSIAP DENGAN SAJAMNYA

475 PENARI 4 : (berteriak) kami ada di sini, jangan jadi pencundang melawan yang bukan
lawanmu. Sini! Cepat!
476 PENARI 1 : Bersiap semua!

PENGAMEN DENGAN ROMBONGANNYA TIBA

477 PENGAMEN 1: Tidak begitu sulit menemukanmu!


478 BADUT 1 : Mau apa kalian?
479 PENGAMEN 1: Kami hanya mau memastikan bahwa kamu, sehat-sehat saja badut tua!
480 BADUT 1 : kurang ajar!
481 PENGAMEN 2 : Sudahlah boss cepat kita habisi mereka
482 PENGAMEN 1 : Sebentar!
483 PENARI 1 : Cepatlah!
484 PENARI 2 : Apa kalian takut?
485 PENGAMEN 2 : Sedikitpun tidak
486 BADUT 2 : Ayo cepat!

SETELAH SALING MENCIBIR MEREKA PUN BERPERANG. ADA YANG TERTIKAM DAN
YANG MENIKAM. KEADAAN SEMAKIN KEOS. DI SELA-SELA PEPERANGAN GENGSTER
ADA SESEORANG YANG LEWAT DENGAN MEMBAWA GITAR DAN TERSAMBAR
SENJATA TAJAM.

487 BADUT 1 : Hey… itu ada yang mati


488 BADUT 2 : Siapa dia?
489 BADUT 3 : Aku yang menikamnya. Dia bukan kelompok kita!
490 PENGAMEN 1 : Dia juga bukan kelompokku
491 PENGAMEN 2 : Cepat! Kita pergi sebelum polisi datang ke sini
492 PENGAMEN 1 : Dengar para badut. Ini belum selesai.
493 PENARI 1 : Kami akan selalu menunggu! Bantu dia!
494 BADUT 2 : Jangan, nanti jejakmu ketahuan !
495 PENARI 1 : Sepertinya aku kenal
496 BADUT 1 : Siapa dia?
497 BADUT 2 : Seperti Bapa guru
498 BADUT 1 : Coba lihat lebih dekat!
499 BADUT 2 : Iya itu Bapa guru
500 BADUT 3 : Tidak… tidak… aku menikamnya! Tadi dia yang menyuruh kalian
membantuku, sekarang aku menikam dia. Tidak… tidaak! Bangun Bapa guru! Bangun!
Cepat panggil ambulan! Cepat! Tolong… Tolong!!! (ke sisi-sisi panggung) Tolooooong!

WARGA DATANG BERKERUMUN. ANAK DAN IBU DATANG.

501 IBU : (Nampak bergetar) Ayah… Ayahmu Nak! (ke ANAK)


502 ANAK : Tidak… tidak ini pasti mimpi, Ayah! (bergetar)
503 IBU : Cepat angkat dia Nak, cepat!
504 ANAK : Tidak mungkin, katakana padauk Bu, kalau ini pasti mimpi
505 IBU : Cepat angkat! Apa kamu tega melihat dia tersungkur di sana!
506 ANAK : Katakan ini hanya mimpi. Cepat!
507 IBU : Tidak! Itu ayahmu, ayahmu sudah berpulang!
508 ANAK : Aku belum meminta maafnya Bu.
509 IBU : (mengambil gitar yang tergeletak) ini, gitar ini pasti untukmu Nak! Ayahmu
pasti membelikannya untukmu Nak!
510 ANAK : Tidak… ini salahku, semua salahku.
511 IBU : Kita harus kuat Nak! Dia pasti tidak ingin kita bersedih.
512 ANAK : Bagaimana dia tau Bu?
513 IBU : Ibu tadi bicara tentang dengan dia, tapi dia dan mencoba untuk memahamimu,
sebenarnya dia tidak ingin kamu menyesal, dia menginkanmu berbahagia. Oleh karena itu,
dia begitu tegas.
514 ANAK : Tidak Bu, jangan teruskan itu!
515 IBU : Kamu harus mengerti Nak! Hanya ini yang tersisa (mengambil gitar)
516 ANAK : Bangun Yah… bangun Yah! Bangun! Aku belum sempat membuatnya
bangga Bu! Maafkan Aku Yah… Bangun Yah! Bangun! Ayah belum sempat melihatku
sukseskian? Ayah ingin aku sukseskan! Bangun! Cepat Ayah,
517 IBU : Sudah Nak, dia sudah pulang Tuhan lebih sayang dengan dia ketimbang kita!
518 ANAK : Jawab Yah! Jawab! Kelak jika aku berhasil aku akan wujudkan keinginan
Ayah untuk merubah tempat ini kan? Jawab Yah!
519 IBU : Sudah Nak! Ia akan selalu bersama kita!
520 ANAK : Bu… Tidak Bu! Tidak!
521 IBU : (mengambil gitar) dulu dia sangat senang sekali bermain gitar, melakukan
pelayanan dan setelah kamu lahir dan dia sadar bahwa harus mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan kita, dia merelakan gitarnya untuk dijual dan dia juga tidak ingin kalau kamu
akan sama seperti dia. Gitar yang dijualnya adalah pemberian kakekmu, Dia sangat terlihat
tampan jika sedang bermain gitar, tapi untuk kita dia merelakannya dan gitar itu tidak pernah
kembali. Sekarang ada ini Nak! Ini untukmu dari ayahmu lanjutkanlah mimpinya. Ini
milikmu, mungkin dia akan sangat kecewa jika kamu menyesali pilihanmu jadilah sukses
dengan pilihanmu! Dia akan selalu bersama kita! Pakailah gitar ini untuk keinginan dia dan
kamu.
522 ANAK : (mengambil gitar)
248 IBU : Lihatlah Yah, tangannya kuat seperti tanganmu! Nak, taklukanlah hidupmu
sendiri, jangan sampai dunia ini mengalahkanmu!
523 ANAK : Ayah sudah tiada Bu… dia tidak bangun lagi… Dia sudah pergi
524 IBU : Dia tidak pernah benar-benar pergi… dia ada di hatimu, di hati ibu…
525 ANAK : (menyanyikan hidup ini adalah kesempatan)

LAMPU PANGGUNG MEREDUP BERIRINGAN DENGAN HABISNYA LAGU TERSEBUT

SELESAI

*nama dari tokoh di atas ditentuksn oleh pemain

*dialog boleh diubah asalkan informasi tetap sama

*aka nada penyesuain tergatung kondisi yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai