BENAR-BENAR PERGI
Karya: Johannes R. Wijaya
DRAMATIC PERSONAE
BEBERAPA KOOR KELUAR PANGGUNG. DAN YANG LAIN TERLIHAT SANGAT TAKJUB
DENGAN BUAH ITU.
BEBERAPA DARI KOOR MENGAWASI DEPAN DAN SUDUT-SUDUT PANGGUNG DAN KOOR
YANG LAIN MEMBANTU SALAH SEORANG KOOR UNTUK MENGAMBIL BUAT ITU
153 KOOR : Bukankah buah yang ada di taman ini boleh di makan, lalu kenapa buah itu
tidak boleh dimakan?
154 PEREMPUAN : Ya semua buah di taman ini boleh di makan kecuali itu karena itu perintah
Tuhan
155 KOOR : Lihatlah! Buah itu tampaknya segar, kulitnya berkilauan.
156 KOOR : Aromanya juga harum
157 KOOR ; Sepertinya manis
158 PEREMPUAN : Ya tetapi kita tidak boleh memakannya
159 KOOR : Jika memegangnya?
160 KOOR : Tentu boleh bukan?
161 KOOR : Ya asal tidak memegangnya
162 PEREMPUAN : kita akan mati jika kita memegangnya
163 KOOR : Buah pengetahuan, barangsiapa yang memakan buah itu matanya akan
terbuka, pasti nikmat sekali jika kitab isa melihat lebih luas. Tidak hanya ini.
164 PEREMPUAN : taman ini sudah indah untuk apa kita menginginkan sesuatu hal yang lebih
indah dari ini.
165 KOOR : Mungkin saja jika kitab isa memakan buah itu, kita akan tahu tempat yang
baru untuk bermain. Ayolah aku janji tidak akan memakannya. Hanya memegangnya saja
166 PEREMPUAN : (memandang buah itu) memang buah itu sangat berkilau dan aromanya juga
semerbak harum siapa yang melihatnya akan terlena tapi…
167 KOOR : Tapia pa? tidak boleh memakannya, kita hanya memegangnya saja.
Cobalah!
168 KOOR : Ayo!
169 KOOR : iya kita hanya memegangnya saja! Ayolah!
KOOR MEMBERI DORONGAN KEPADA PEREMPUAN UNTUK MENJANGKAU BUAH
PENGETAHUAN. SEHINGGA BUAH ITU DAPAT DIPEGANG OLEH PEREMPUAN
170 KOOR : Bagaimana?
171 PEREMPAUN : Lembut, sangat lembut!
172 KOOR : Aromanya?
173 PEREMPUAN : Semerbak harum, memenuhi rongga hidungku.
174 KOOR : Rasanya pasti manis!
175 PEREMPUAN : Pasti…
176 KOOR : Bagaimana? Apakah kamu mati?
177 PEREMPUAN : Tidak, aku merasa hidup lebih baik lagi.
178 KOOR : Cepat petik dan makan!
PEREMPUAN TERLENA DENGAN BUAH ITU DENGAN KULIT YANG BERKILAUAN
JUGA HARUM YANG SEMERBAK DIA MEMETIKNYA. LELAKI DAN KOOR YANG
LAIN DATANG
179 LELAKI : Jangan dimakan!
180 KOOR : Iya Jangan!
181 LELAKI : Allah melarang kita untuk memakannya.
PEREMUPUAN MEMAKAN BUAH PENGETAHUAN
182 PEREMPUAN : Aku merasakan segalanya
183 LELAKI : Tapi…Allah melarang kita untuk memakannya…
184 PEREMPUAN : Aku tahu tapi (menjulurkan buah itu kepada lelaki)
LELAKI MEMEKAN BUAH PENGETAHUAN DAN SUARA ANGIN BERTIUP KENCANG
LAMPU PANGGUNG MENYALA TIDAK TERATUR MENCUL ASAP DARI SUDUT-
SUDUT PANGGUNG.
185 : KOOR : Ada firman berbunyi “Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu
waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;
namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu. Lalu firman-Nya kepada
manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang
telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena
engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 3:18
semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang l
akan menjadi makananmu; dengan berpeluh m engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
SUARA ANGIN BERTIUP KENCANG SEPERTI BADAI. LELAKI DAN PEREMPUAN
TENGGELAM BERSAMAAN DENGAN LAMPU YANG KIAN MEREDUP.
BABAK 2
PANGGUNG GELAP. TERDENGAR KETUKAN KAYU YANG BERBUNYI BERIRING DAN
BEBERAPA PEMAIN LALU-LALANG SAMBIL BERNYANYI MENGIKUTI KETUKAN
KAYU. BEBERAPA SAAT DARI SANA LAMPU PANGGUNG PERLAHAN MENYALA
MENUNJUKAN HARI YANG CERAH NAMUN KELABU. TERDAPAT SINGGAHSANA.
RAJA DAN BEBERAPA PENASEHAT SEDANG BERDISKUSI. DI SISI LAIN TERDAPAT
BEBERAPA PEKERJA SEDANG MEMBAWA PROPERTI JUGA SAMBIL BERNYANYI DAN
MEMBANGUN MENARA ATAU CANDI-CANDI YANG MEGAH.
186 KOOR :Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat lakukan dengan giat
Tuntaskan rencana, jangkaulah cita-cita.
Taati perintah raja, lakukan dengan cermat.
Masa depan kita kuat.
Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat… lakukan dengan giat
Mengahalau bahaya, melawan celaka
Karena negara yang hebat pondasinya harus kuat.
Bekerja… bekerja… berkerjaaa… bangun semua yang ada
Semangat… semangat… semangat… lakukan dengan giat…
Tuntaskan dengan giat… hari depan penuh berkat…
187 LELAKI : Lihatlah sebentar lagi menara itu akan menusuk langit, sebab siapapun yang
membunuh kakek moyangku, aku akan mengalahkannya, dan tidak akan adalagi banjir yang
menenggelamkan kita sebab menara itu sudah dekat dengan penguasan dunia.
PEREMPUAN KELUAR DARI SUDUT PANGGU SAMBIL MEMPERHATIKAN PARA
PEKERJA.
188 PEREMPUAN : Berapa lama lagi menara itu akan selesai?
189 LELAKI : Tidak lama lagi
190 PEREMPUAN : Haruskah kita percepat?
191 LELAKI : Tidak perlu, sebab aku sedang mempersiapkan diri untuk melawa Dia
192 PEREMPUAN : Dengan segala kemampuanmu, aku yakin kamu dapat mengalahkanNya.
193 LELAKI : Tentu, akulah si pemburu yang gagah dihadapNya. Tentu aku diperhitungkan
olehNya
194 PERENPUAN : Jika menara itu sudah selesai tentu kau dan aku akan menguasai penjuru bumi
ini
195 LELAKI : Pasti, tidak aka nada lagi yang bisa mengalahkan kita. Akulah si pemburu
yang mengalahkan bangsa-bangsa dan mereka tunduk kepadaku, siapa yang mampu menghentikan
rencanaku terhadap bumi. Sebab bumi dan segala isi sudah mampu kukalahkan.
196 PEREMPUAN `: Jika banjir bah itu datang lagi bagaimana?
197 LELAKI : Banjir bah? Lihatlah menara itu! Tinggi bukan? Sudah hampir menusuk
langit. Tidak ada seorang pun atau bahkan satu dewa pun yang mampu merobohkannya. Cakar-
cakarnya tertanam di bumi dan puncaknya akan menancap ke surga! (tertawa, berbicara kepada
koor) Wahai rakyatku! Tuntaskan dengan giat! Masa depan kita akan kuat!
198 KOOR : satu… dua… tigaa!
199 KOOR : satu… dua… tigaa!
200 KOOR : satu… dua… tigaa!
KOOR DENGAN KEMBALI MENANYIKAN LAGUNYA, MEREKA MENYUSUN PROPERTI
SEHINGGA MENARA ITU HAMPIR SELESAI. DARI KEJAUHAN TERDENGAR SUARA
ANGIN DAN LAMPU PANGGUNG MENJADI KELABU.
201 KOOR : Sebentar hari mau hujan
202 KOOR : Ya hari sepertinya mau hujan
203 KOOR : Apakah kita tetap menlanjutkan pembangunan ini?
204 LELAKI : Raja, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan deras, apakah kita harus tetap
melanjutkan pembangunan ini?
205 LELAKI : Tentu, kita harus segera menyelesaikan pembangunan ini!
206 KOOR : Tapi raja, sepertinya juga angin akan bertiup kencang, jika kita melanjutkan
pembangunan makan akan beresiko bagi para pekerja.
207 LELAKI : Aku tidak perduli, cepat selesaikan! (melangkah ke depan, dan berbicara
dengan koor) wahai para rakyatku. Lihat, apalagi yang harus kalian tunda? Bukankah menara itu
hampir selesai? Hujan badai tidak akan mampu merobohkan menara itu, Apalagi menggagalkan
rencana kita! Dengar, kita ini satu bangsa dan satu bahasa, tentu kita harus bersatu untuk melakukan
pembangunan ini. Dulu Tuhan pernah berkata “penuhilah segala penjuru bumi” tapi aku sudah
melawannya, aku sudah memberontak akan perintah Tuhan. Karena dia telah murka dengan moyang
kita! Sekarang aku akan balas dendam!
208 PEREMPUAN : Maka dari itu kita harus bersatu! Untuk menentangNya kita harus buktikan
bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah terkalahkan! Sebentar lagi, menara itu akan menancap
ke surga dari sana kita akan kembali ke asal kita! Taman itu!
209 KOOR : Tapi ratu!...
210 PEREMPUAN : Apakah kau juga tidak mau menaati perintah raja!
211 LELAKI : Siapa pun di antara kalian yang membelot akan disiksa! Sama seperti Tuhan
yang telah membuang kami, oleh sebab itu kita bangun menara itu sebagai sebuah tanda persatuan
212 PEREMPUAN : Cepat selesaikan!
SUARA ANGIN TERDENGAR SANGAN KENCANG TIDAK SEPERTI BIASANYA LAMPU
PANGGUNG PUN SEMAKIN MEREDUP
213 KOOR : satu… dua… tigaa!
214 KOOR : satu… dua… tigaa!
215 KOOR : satu… dua… tigaa!
SUARA ANGIN DISERTAI DENGAN KILATAN YANG TAMPAK DARI SISI KANAN-KIRI
PANGGUNG. SEKETIKA MEREKA MENGHITUNG DENGAN BAHASA YANG BERBEDA-
BEDA.
216 KOOR : satu… dua.. tiga!
217 KOOR : siji… loro… telu!
218 KOOR : hiji… dua… tilu!
PEKERJAAN YANG MEREKA LAKUKAN MENJADI BERANTAKAN DAN PERBEDAAN
BAHASA TERSEBUT MEMBUAT KOOR MENJADI BINGUN SATU SAMA LAINYA
SEHINGGA MEMUNCULKAN KONFLIK. DAN PERTENGKARAN DI ANTARA MEREKA
TIDAK DAPAT DIHINDARI! DENGAN BAHASA MEREKA MASING-MASING
219 KOOR : Mereka memaksa kita
220 KOOR : Kita tidak boleh diam
221 KOOR : Ayo cepat kitab alas perbuatannya
222 KOOR : Jangan mau kalah
223 KOOR : Mereka yang memulai mereka juga harus bertanggung jawab
224 KOOR : Serang!
MEREKA BERPERANG DENGAN MENGGUNAKAN TARIAN-TARIAN YANG PERANG
DISESUAIKAN DENGAN PILIHAN BUDAYA MASING-MASING DIIRING DENGAN
MUSIK TRASIONAL ANG DISESUAIKAN.
225 LELAKI : Apa yang terjadi dengan mereka
226 PEREMPUAN : Aku pun tidak mengerti
227 KOOR : ada yang janggan Raja, setelah angin kencang dan sambaran petir terjadi,
seketika cara berbicara mereka berbeda sehingga pembangunan menara tersebut menjadi kacau dan
mengakibatkan keributan.
228 KOOR : Betul adanya raja… kami yang belum berubah dalam cara bicara sudah
mencoba untuk melerai, tapia pa daya kami tidak sanggup. Karena mereka tidak mengerti apa yang
kami ucapkan.
229 PEREMPUAN : Lalu bagaiana kitab isa menghentikan keributan ini?
230 KOOR : Ratu, kami pun belum punya ide bagaimana cara mengatasinya.
231 PEREMPUAN : Bagaimana raja, nampaknya keadaan diluar sudah sangat genting. Dimohon
untuk mengambil tindakan
232 LELAKI : Benar, harus segera diselesaikan (berbicara dengan koor lainnya) wahai
rakyatku. Hentikan keributan ini, jalankan Kembali rencana yang sudah ada. Cepatlah kita
selesaikan apa yangsudah kita mulai….
SEMUA KOOR TERDIAM MENGAHAP KEARAH LELAKI DAN KOOR YANG MASIH
MENGERTI BAHASA RAJA MENGHENTIKAN PERTIKAIAN DAN YANG LAINNYA
KEMBALI MELANJUTKAN PERTIKAIAN. LELAKI MENGHAMPIRI KOOR YANG
BERTIKAI. DAN BERBICARA.
233 KOOR : Apa yang dikatakan raja?
234 KOOR : Aku pun tidak mengerti.
235 KOOR : Lihat raja turun tangan, apakah kita harus hentikan pertikaian ini?
236 KOOR : Jangan, raja mengajarkan kita untuk mampu membalas dendam agar musuh
kita tahu siapa mereka menghadapi siapa!
237 KOOR : Serang!
238 LELAKI : Hentikan!
239 KOOR : Lawan!
240 LELAKI : Apa yang kalian perbuat?
LELAKI MENGELUARKAN PEDANG DARI PAKAIANNYA. DAN SALAH SEORANG
KOOR YANG BERTIKAI TERTUSUK PEDANG LELAKI. SEMENTARA KOOR YANG
INGIN MELAWAN KOOR LAINNYA MENYERANG LELAKI. DAN LELAKI TERBUNUH
TERTANCAP PEDANGNYA SENDIRI
BABAK 3
SAMAR-SAMAR DARI SISI KANAN DAN KIRI SUARA VIOLIN MASUK MENUNJUKAN
KESEDIHAN-KESENANGAN LELAKI DAN PEREMPUAN DENGAN KOSTUM YANG
BERBEDA DARI SEBELUMNYA MASUK DIIRINGI PEMAIN VIOLIN YANG JUGA
MENGANTAR MEREKA KE DUNIA YANG BARU ATAU BIASA KITA SEBUT MASA KINI.
DIIKUTI DENGAN MASUKNYA CAHAYA YANG DINGIN DAN SEPI LALU MEREDUP
BERIRINGAN DENGAN LELAKI DAN PEREMPUAN YANG BERJALAN SISI PANGGUNG.
TIBA-TIBA DATANG BADUT BERLARI DAN ADA BERCAK DARAH PADA BAJUNYA
289 BADUT 3 : Tolong, tolong bantu aku, beberapa orang dari seberang jalan menikamku,
mereka mencari namamu.
BADUT-BADUT MENOPANG BADUT 3 DAN PARA PENARI YANG TAMPAK MABUK JUGA
MEMBANTU
325 BADUT 3 : Dia bertubuh besar, tidak terlalu tinggi berkaca mata dan sering menggunakan
topi.
326 BADUT 1 : Lalu apa lagi?
327 BADUT 3 : Dia sering terlihat diujung jalan sana sambil menenteng gitar.
328 PENARI 1 : Barang siapa yang mampu menemukan dia, saya akan beri kalian obat secara
Cuma-cuma!
329 BADUT 1 : Jika kita berhasil mengalahkan dia, saya janji akan kasih kalian gratis secara
terus-menerus. Kita akan membuat komunitas
330 BADUT 2 : Saya baru tahu, pengguna obat-obatan terlarang membuat koomunitas
331 PENARI 2 : Stttt. Sudah jangan berisik! Kamu mabuk
332 BADUT 2 : Aku ingin tidak bicara tapi bagaimana? Mulutku tidak bisa dikendalikan
333 PENARI 3 : Makanya jangan mabuk!
334 PENARI 1 : Sudah jangan berdebat!
335 PENARI 4 : Santai aja, jangan terlalu serius.
336 PENARI 1 : Diam! Jadi apa rencananya?
337 BADUT 1 : Aku akan membuat masalah dan jika terjadi kerumunan dan jika dia ada di
sana, kalian bisa menikamnya tanpa ampun, kita balaskan dendam teman kita.
338 PENARI 1 : Kapan kamu akan memulai rencana ini?
339 BADUT 1 : Secepatnya, kalian hanya perlu siapkan semuannya, dan sekarang kalian
nikmatilah kebahagiaan kalian.
340 AYAH : Hallo, apa yang sedang kalian lakukan doi sini?
341 BADUT 1 : Ah tidak ada Bapa Guru, kami hanya sedang berdiskusi saja sedikit.
342 AYAH : Ah iya… bagus… bagus itu, berdiskusi bisa membuat pikiran kita
berkembangan, jangan mau terjebak dalam informasi yang kalian terima dari surat kabar,
itu semua akan mengerikan hanya menerimanya tanpa diolah dengan berdiskusi. Jadi ya
lanjutkan ya…
343 BADUT 1 : Ah baik Bapa guru
344 AYAH : (melihat ada sesuatu yang aneh) itu apa yang ditutup?
345 BADUT 1 : Ah bukan apa-apa Bapa guru
346 AYAH : Kok terlihat seperti darah ya?
347 PENARI 1 : Ah bukan apa-apa Pak guru, tadi kami main cat, untuk merias mereka karena
sebentar lagi kami ada job
348 AYAH: : Ah ya..ya bagus itu, lanjutkan
349 BADUT 3 : eeee… (merintih)
350 AYAH : Eh suara apa itu?
351 BADUT 2 : Ah bukan apa-apa, hanya seorang yang ditusuk karena.... (dibekap badut 1)
352 AYAH : Apa? Cepat tolong dia, kenapa kalian diamkan? Cepat! Luruskan kakinya
PENARI DAN BADUT MENGANTAR BADUT 3 KE SALAH SATU GUBUK YANG ADA. AYAH
KEMBALI DAN MELIHAT ANAKNYA DATANG YANG TAMPAK SEPERTI MABUK.
ANAK MASUK
IBU MASUK KE DALAM RUMAH DAN ANAK TERDIAM DIRI DI LUAR TIDAK LAMA AYAH
KELUAR DAN ANAK INGIN BERKATAN NAMUN DIURUNGKAN. AYAH KELUAR
PANGGUNG. TIDAK LAMA BADUT 1 MUNCUL DARI SISI PANGGUNG.
441 BADUT 1 : Hey… sudah, jangan bersedih. Sampai kau dewasa pun orang tua akan seperti
itu, kau tetap anak kecil di matanya.
442 ANAK : Mereka itu berlebihan.
443 BADUT 1 : Apa yang berlebihan?
444 ANAK : Semua hal yang aku lakukan selalu salah dikoreksi dan dibenarkan, jadi
selamanya aku tidak tau kesalahanku, lebih-lebih mereka selalu campur tangan dalam
urusanku. Mulai dari mengerjakan tugas dll. Sampai aku tidak mengerti siapa sebenarnya
yang sekolah. Kalau pun aku harus salah berkali-kali biarkan itu menjadi pelajaran bagiku,
aku ingin mendapatkan sesuatu yang murni hasil dari pikiranku sendiri, Cuma bermain gitar
saja, hanya itu yang membuatku merasa menjadi diri sendiri. Atau apalah akupun tidak
mengerti.
445 BADUT 1 : Bersyukurlah kamu, walaupun kamu sudah tujuh belas tahun kamu masih
diperhatikan. Lihatlah kami, bebas, sebebas-bebnasnya tidak ada yang memperhatikan
kami, kami merasa kosong. Sehingga kami tidak memiliki rasa empati, lihatlah banyak dari
yang menjadi seorang Kriminal, yak arena kami tidak mengerti lagi harus berbuat apa ada
juga dari kami saling berkhianat satu dengan yang lain, jadi kami memliki kecurigaan
masing-masing. Tidak ada oarng yang bisa dipercaya, tidak seorang pun yang dapat
mengerti kami. Kosong dan sepi, terkadang juga aku tidak mengerti apa itu menjadi diri
sendiri, Ketika aku menjadi diri sendiri di situ pula aku ragu terhadap diriku sendiri.
446 ANAK : Tapi kamu bisa berbuat sesuatu yang kamu ingin lakukan kan?
447 BADUT 1 : Iya memang, semuanya membuatku bertanya-tanya untuk apa aku melakukan
ini dan itu jika tidak ada yang mengapresiasi. Aku tidak tau bagaimana mengukur
kesalahanku. (tertawa) kita berdua ini aneh ya.
448 ANAK 1 : Terkadang kita ini tidak mengerti apa yang harus kita lakukan tapi berjalan
saja, semoga kita akan sampai pada apa yang kita tuju.
449 BADUT 1 : Semoga kamu tidak seperti kami, warga sini yang hampir rata-rata terjerumus
ke lembah hitam, karena bapa guru akan marah sekali kepadaku jika kamu terjerumus ke
dunia kami, iya saya tahu bapa guru tidak melarangmu untuk bergaul dengan siapapun tapi
dia hanya tidak mau kamu terpengaruh, makanmya sewaktu kamu ketahuan mabuk, aku
merasa tidak hati, aku khawatir kalau diberpikiran jika aku yang mengajarkanmu mabuk.
Padahal kamu tidak minum di sini.
450 ANAK : Maaf ya, ayah marah sekali waktu itu, tapi dia tidak menyalahkan siapa-siapa
dia menyalahkan dirinya sendiri. Tapi karena itu juga dia sangat berlebih kepadaku, aku
merasa terkekang.
451 BADUT 1 : Ya seperti itulah bapa guru…
TERDENGAR SUARA KERIBUTAN DI SISI PANGGUNG. DAN BEBERAPA ORANG
MEMANGGIL NAMA BADUT 1 DAN PENARI DAN BADUT MASUK MENGHAMPIRI ORANG
YANG MEMINTA TOLONG.
PARA BADUT DAN PENARI KELUAR MEMBAWA SENJATA TAJAM. DAN ANAK
KEBINGUNAN KARENA HAL TERSEBUT.
460 BADUT 1 : Teman-teman semua! Aku tidak ingin kehilangan hari ini.
461 BADUT 2 : Aku berharap hari ini menjadi hari yang menyenangkan!
462 PENARI 2 : Cepatlah… Cepat!
475 PENARI 4 : (berteriak) kami ada di sini, jangan jadi pencundang melawan yang bukan
lawanmu. Sini! Cepat!
476 PENARI 1 : Bersiap semua!
SETELAH SALING MENCIBIR MEREKA PUN BERPERANG. ADA YANG TERTIKAM DAN
YANG MENIKAM. KEADAAN SEMAKIN KEOS. DI SELA-SELA PEPERANGAN GENGSTER
ADA SESEORANG YANG LEWAT DENGAN MEMBAWA GITAR DAN TERSAMBAR
SENJATA TAJAM.
SELESAI