Anda di halaman 1dari 13

Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

BAB 2.
MEMBUAT GARIS LURUS DAN MENGUKUR
JARAK DI LAPANGAN

Membuat Garis Lurus di Lapangan

Untuk membuat garis lurus harus diketahui kedua


titik ujungnya.
a. Antara dua titik P dan Q harus dibuat garis lurus
dengan menentukan titik-titik a, b, c dan selanjut-
nya diletakkan sedemikian rupa sehingga titik-
titik itu terletak di garis lurus PQ.

P Q
a b c d
Gambar 2.1
b. Memperpanjang garis lurus PQ yang dilakukan
oleh satu orang.

P Q
a b
Gambar 2.2

Syalon ditempatkan di titik a, sehingga syalon a,


Q dan P kelihatan satu karena syalon P, syalon Q dan
syalon a berimpit. Demikian pula dikerjakan dengan
syalon b.

1
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

a. Bila titik-titik P dan Q dalam keadaan sedemikian,


hingga orang tidak dapat berdiri di belakangnya
untuk dapat melihat ke titik lainnya. Misal titik P
dan Q berimpit dengan gedung.
b1

a1
a2 b2
P Q

Gambar 2.3

b. Keadaan lain yang menyulitkan pembuatan garis


lurus di lapangan, yaitu bila antara titk-titik ujung
P dan Q didapat suatu bangunan/rumah/taman,
sehingga satu titik ujung tidak dapat kelihatan dari
titik ujung lainnya.

P a′ b′ c′ d′ Q

p p p p p p

A a b c d B

Gambar 2.4

2
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

c. Rintangan yang dapat dihindari dgn memindahkan


garis ukur.

y x
C kolam A

Gambar 2.5

Pada Gambar 2.5 terlihat sebuah kolam yang terletak


pada arah garis ukur XY. Dalam hal ini ada bagian
garis ukur yang tidak mungkin dapat diukur
langsung. Pada tititk A dekat kolam dibuat garis AB
tegak lurus XY. Jarak AB diukur, jarak BC diukur
pula. Dengan menggunakan dalil Pythagoras, jarak
AC dapat dihitung dari persamaan:

AC  BC 2  AB2

Pada Gambar 2.6 diperlihatkan cara lain pengu-


kuran jarak yang melalui kolam seperti pada gambar
2.5. Pada titik A dan D dibuat garis AB dan DC
masing-masing tegak lurus garis X-Y sehingga

3
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

terbentuk empat persegi panjang ABCD, dimana BC


dapat diukur langsung dan AB = BC.

C B

y x
D A
kolam

Gambar 2.6

d. Rintangan yg tidak dpt dihindari dengan memin-


dahkan garis ukur.

Rintangan semacam ini sering dijumpai pada


pengukuran yang melalui sungai-sungai yang besar,
galian jalan kereta dll. Yang mempunyai lebar lebih
dari panjang pita ukur itu sendiri.
Pada Gambar 2.7 terlihat suatu garis ukur XY
yang memotong galian jalan kereta api. Pada titik A
dibuat garis AB tegak lurus XY dan kemudian dibagi
dua pada titik C.
Pada titik B dibuat garis BD tegak lurus AB
sehingga terdapat dua buah segitiga yang sebangun,
yaitu ∆ BDC ~ ∆ AEC. Dengan demikian jarak AE
dapat dihitung dgn perbandingan sisi-sisi pd kedua
segitiga siku-siku tersebut.

4
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

B D

Y E A X

Gambar 2.7

Kemungkinan cara pengukuran yang lain seperti


pada Gambar 2.8. Pada titik A dibuat garis AB yang
tegak lurus XY dan pada garis BC dibuat garis BD
yang tegak lurus BC dimana D terletak pada garis
XY (sudut CBD siku-siku) dan jarak AD dapat
diukur.

C A D
Y X

Gambar 2.8

Sekarang terdapat dua buah segitiga yang


sebangun yaitu ∆ ABD ~ ∆ CBD, karena masing-
masing mempunyai sudut siku-siku di A dan B dan
sudut yang berimpit di titik D, maka sudut ketiganya
juga sama.

5
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

CD BD

BD AD

BD 2
CD 
AD
BD 2
CA  AD 
AD
CD = CA + AD

BD 2
jadi CA   AD
AD

e. Rintangan yg dihindari dgn pembuatan garis lurus

F E D C

*
* * *
y H G * * * * * * B A x
* * * * * *

Gambar 2.9

6
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

Membuat Sudut Siku-siku di Lapangan


Membuat sudut siku-siku di lapangan dapat dila-
kukan dengan bantuan pita ukur, segitiga siku-siku,
cermin sudut, dan prisma.

a. Cara Yang Paling Sederhana


Z

A X Y C

Gambar 2.10
Dengan menggunakan prinsip Pythagoras. Dimana
hubungan dasar (perbandingan ketiga sisinya) adalah
(2n + 1) : 2n (n + 1) : 2n (n + 1) + 1. Bila n = 1 maka
didapat perbandingan 3 : 4 : 5, lihat Gambar 2.11.
D

8m 10 m

6m
B C A
Gambar 2.11

7
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

Pada Gambar 2.12 x adalah titik yang berada di


luar garis AB, sedangkan AB adalah garis lurus yang
diukur.
Ikat ujung pita ukur di titik X, dengan panjang
sembarang, tarik pita ukur sehingga memotong garis
AB, misalnya di titik C dan D (panjang XD = XC).
Garis CD dibagi dua sama panjang dengan titik
tengah E. Bila titik X dan E dihubungkan maka XE
tegak lurus AB.

A C E D

Gambar 2.12

8
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

2.3. Pengukuran siku-siku atau empat persegi


panjang

Pengukuran siku-siku atau empat persegi panjang


ini adalah suatu cara pengukuran obyek empat
persegi panjang yang diproyeksikan tegak lurus
kepada suatu garis ukur. Dengan mempergunakan
prisma sudut siku-siku bisa ditentukan sudut siku
dengan teliti, ketelitian kurang lebih 1 menit. Dengan
jarak 100 meter maka ketidak telitiannya kurang
lebih 3 cm. Tetapi jika digunakan untuk pengukuran-
pengukuran kecil untuk maksud-maksud sederhana
cukup dengan hanya mempunyai prisma sudut siku-
siku, pita ukur dan beberapa jalon.

Gambar 2.3.1

9
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

Tempatkan jalon tegak lurus di A dan B dan


kurang lebih dua jalon di antaranya, kemudian
tentukan semua detail dari obyek empat persegi
panjang pada garis ukur dari A ke B dan lakukan
pengukuran-pengukurannya.
Biasanya pengukuran-pengukuran ditulis tegak
lurus terhadap garis ukur pada titik proyeksi dari
detail tersebut. Jumlah jarak dari A sampai B ditulis
di dalam kurung.

Contoh 1.
Suatu luas ABCD dengan sudut siku-siku pada titik
A dan B dan gedung-gedung di dalamnya harus
ditentukan (Gambar 2.3.2). Di sini sudut siku-siku
pada titik A dan B sudah ditentukan dengan teliti.
Gedung-gedung harus dikur kepada 4 garis ukur.
Luas ABCD adalah:

48,34 m  27,75 m
F  8,34 m  107,59 m 2
2

B 48,34m C

8,34m

A 27,75m D

Gambar 2.3.2
10
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

Pembuatan sudut siku di lapangan bermanfaat


untuk melakukan pengukuran luas lahan di lapangan
yang hasilnya ditentukan langsung saat itu dengan
menggunakan peralatan sederhana. Peralatan
tersebut yaitu pita ukur, tali, dan yalon. Pengukuran
seperti ini dilakukan misalnya pada waktu
pemecahan persil lahan seperti pembagian waris
atau jual beli tanah.

Gambar 3. Petak sawah


Pada Gambar 3 terdapat petak sawah yang akan
dilakukan pengukuran luas secara langsung di lahan.
Kita tahu bentuk petak tidak beraturan, bagaimana
caranya?

11
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

a 1
b A
2

3 B
c

4 C Garis ukur 1
d

Gambar 4. Ilustrasi pembuatan garis ukur di lapangan

Pada Gambar 4, terlihat garis (maya) yang dibuat di


lapangan. Bila pita ukur/tali yang kita bawa tidak
cukup untuk membuat garis ukur satu, maka garis
ukur dibuat menggunakan yalon dan dibagi dalam
beberap seksi sesuai dengan panjang pita ukur yang

12
Ilmu Ukur Tanah – 1. PSL. 2011.

ada. Garis a, b, c, d, dibuat tegak lurus terhadap garis


ukur sehingga sudut A, B, C, D, merupakan sudut
siku (tegak lurus). Petak terbagi tiga bidang yaitu 1
(segi tiga siku), 2, 3 & 4 segi empat persegi panjang
dengan dua sudut siku. Dengan bangun seperti itu
maka memudahkan dalam perhitungan luasnya.

13

Anda mungkin juga menyukai