Luka bakar adalah rusaknya Penelitian ini bertujuan Penelitian dilakukan melalui Berdasarkan 5 Variabel yang digunakan bahwa sebagian jaringan tubuh yang untuk mengidentifikasi metode penelitian kuantitatif karakteristik luka bakar menunjukkan berbagai disebabkankarena perubahan karakteristik luka bakar melalui pendekatan studi macam penyebab diantaranya yaitu akibat tersiram minyak panas, air mendidih, dan suhu yang tinggi, sengatan Penelitian ini bertujuan deskriptif yang mengalami luka terkena knalpot. Untuk pemberian ekstrak listrik, ledakan, maupun bahan untuk derajat luka bakar dengan menggunakan lidah buaya hanya dilakukan pada pasien kimia atau radiasi. Menurut bakar lidah buaya sebagai obat dengan derajat luka I & II. Dari sampel yang DEPKES RI, 2015) Di Indonesia, Penelitian ini bertujuan tradisional. diambil bahwa untuk pemberian lidah buaya prevalensi luka bakar pada Populasi Masyarakat di Desa untuk mengidentifikasi pada pasien luka bakar didapatkan 18 orang tahun 2013 adalah sebesar 0.7%. Yosowilangun Lumajang, cukup tepat dan 12 orang sudah mampu pemberian ekstrak lidah Menurut Chasanah (2015) secara dengan sampel berjumlah 30 memberikan lidah buaya pada luka bakar buaya pada pasien luka umum di dalam tumbuhan orang yaitu Laki-laki : 12 orang dengan tepat. Fase penyembuhan luka bakar obat terdapat senyawa aktif bakar. dan Perempuan : 18 orang. pada 30 responden penyembuhan luka bakar seperti alkaloid, tripenoid, Penelitian bertujuan Variabel penelitian ini meliputi 5 berada fase proliferasi. Sedangkan, untuk fenolik, minyak atsiri, glikosida untuk mengidentifikasi subvariabel, yaitu karakteristik respon nyeri pada luka bakar sebelum diberi dan senyawa antioksidan fase penyembuhan luka luka bakar, derajat luka bakar, lidah buaya dengan skala nyeri 4-6 yaitu lainnya yang bersifat sebagai bakar. pemberian lidah buaya pada sebanyak 18 responden (60%) dan 12 responden antiviral, antibakteri serta Penelitian ini bertujuan luka bakar, respon nyeri dan fase (40%) mengalami respon nyeri pada luka bakar imunomodulator. untuk mengidentifikasi penyembuhan luka bakar dengan skala 7-9. Berdasarkan karakteristik responden dengan jenis kelamin yang respon nyeri pada mengalami luka bakar di dominasi oleh pasien luka bakar. perempuan dengan persentase 60% dan laki- laki 40%, hal ini disebabkan oleh karena perempuan lebih banyak melakukan kegiatan sehari-hari yaitu salah satinya memasak. Salah satu zat aktif yang berperan dalam proses penyembuhan luka yaitu kitosan yang berperan sebagai anti-inflamasi.
HASIL KESIMPULAN REFERENSI
Penelitian ini menunjukkan bahwa Aloe vera diberikan untuk mengobati pasien Hidayat, Noer, & Rizaliyana. (2013). Role of Topical Extract terdapat penurunan intensitas nyeri luka bakar derajat I dan II, bila dibandingkan Aloe Vera gel in Deep Burn Wound Healing in Rat. Media setelah pengaplikasian aloe vera pada dengan perawatan luka konvensional maka Jurnal Rekonstruksi & Estetik, Volume : 2 - No. 2 responden dengan luka bakar. Sebelum aloe vera lebih efektif untuk mempercepat pemberian aloe vera terdapat 18 proses penyembuhan dan epitelisasi Sjamsuhidajat, & Jong, W. d. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah, responden (60%) mengalami respon jaringan kulit. Penelitian ini diharapkan Edisi II. Jakarta: EGC. skala nyeri 4-6, dan 12 responden (40%) memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengalami respon nyeri pada luka yang mengalami luka bakar agar dapat bakar dengan skala nyeri 7-9. Setelah memanfaatkan aloe vera dalam mengobati aloe vera penurunan skala nyeri, yaitu lukanya. skala 4-6 sebanyak 6 responden (20%) dan 24 responden (80%) mengalami respon nyeri pada luka bakar dengan skala 1-3. Penelitian ini didapatkan gambaran efektivitas pemberian lidah buaya pada pasien luka bakar.